BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan - Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Metode Goal Programming di PT. Jakarana Tama

  BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan Perkembangan industri mie instan di Indonesia dimulai dari tahun 1970.

  Dalam jangka waktu 10 tahun mie instan di Indonesia hanya diproduksi oleh satu atau dua perusahaan saja. Seiring dengan semakin majunya perekonomian di Indonesia menyebabkan pertumbuhan industri mie instan semakin pesat sehingga mendukung adanya pengembangan produk mie instan tersebut.

  Karena alasan di atas dan penguasaan manajemen serta pengalaman marketing selama 27 tahun menjadikan dan memutuskan pemilik-pemilik saham PT. Wicaksana Overseas Internasional terjun ke industri mie instan. Pada tahun 1992 PT. Jakarana Tama didirikan.

  Setelah mendapat izin dari pemerintah untuk mendirikan sebuah perusahaan baru yang bergerak dibidang produksi Mie Instan maka didirikanlah perusahaan tersebut dengan nama PT. Jakarana Tama.

  Pendirian pabrik pertama PT. Jakarana Tama dilakukan di Ciawi, Bogor. Perusahaan ini kemudian melihat perkembangan yang pesat terhadap produknya, dimana banyak permintaan terhadap produk tersebut yang datangnya dari luar pulau Jawa yang seringkali tidak dapat dipenuhi, baik dalam jumlah maupun dari segi waktu. Untuk memenuhi permintaan yang datangnya dari luar Pulau Jawa tersebut, khususnya dari Pulau Sumatera maka didirikan pabrik yang berlokasi di Medan, yang mulai dibangun pada bulan November tahun 1992. Produksi perdana dimulai 7 Juni 1993 yang sekaligus menjadi peresmian berdirinya PT. Jakarana Tama, sedangkan produksi komersial PT. Jakarana Tama dimulai pada bulan Juli 1993.

  Pemilihan usaha dalam bidang industri makanan ini juga dapat dikaitkan dengan himbauan dan usaha pemerintah pada saat itu, yakni pengadaan makanan yang bergizi dan non beras.

  Dengan semakin meningkatkan permintaan konsumen menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan baru yang menanamkan modalnya untuk mengembangkan industri mie instan.

  Dalam perjalanan perusahaan ini, dapat dilihat bahwa disamping mencapai tujuan-tujuan bagi pihak perusahaan sendiri, terdapat pula tugas dan tanggung jawab yang senantiasa dilaksanakan, yakni : 1. Membantu pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat.

  2. Membantu mengembangkan produksi makanan yang bergizi.

  3. Memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar pabrik.

  Dalam memasarkan produknya PT. Jakarana Tama bekerja sama dengan PT. Wicaksana Overseas Internasional sebagai distributor.

2.2.Ruang Lingkup Usaha

  Perusahaan PT. Jakarana Tama Cabang Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan instan dengan produk akhir berupa mie instan.

  Adapun produk mie instan yang telah diluncurkan oleh PT. Jakarana Tama di pasar domestik pada saat ini adalah mie instan dengan merek Gaga Mie 100 dan Gaga Mie 1000.

  Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi mie instan adalah tepung terigu, tepung tapioka, minyak goreng, bumbu, kemasan dan karton. PT. Jakarana Tama Cabang Medan pada saat ini hanya memproduksi mie saja. Sedangkan bumbu sebagai salah satu bahan baku di datangkan dari Ciawi Bogor yang juga diproduksi oleh PT. Jakarana Tama Bogor, mengingat besarnya biaya peralatan yang dikeluarkan apabila memproduksi bumbu sendiri dibandingkan dengan mendatangkan dari Ciawi, yang mampu memproduksi sebanyak yang dibutuhkan.

  PT. Jakarana Tama Cabang Medan menitik beratkan produksinya pada produk mie instan, dengan memproduksi berbagai jenis mie instan yaitu :

  1. Gaga mie 100 Ayam Bawang

  2. Gaga mie 100 Soto Mi

  3. Gaga mie 100 Kaldu Ayam

  4. Gaga mie 100 Goreng Spesial

  5. Gaga mie 100 Soto Cabe Rawit

  6. Gaga mie 1000 Ayam Bawang

  7. Gaga mie 1000 Rasa Soto

  8. Gaga mie 100 Goreng Spesial

  9. Gaga mie 100 Kaldu Ayam Pada dasarnya efisiensi bahan dalam proses produksi mie ini sangat tinggi, dimana bahan yang terbuang masih dapat dimanfaatkan kembali. Misalnya makanan ringan. Krip-krip adalah merupakan pecahan-pecahan mie (remah- remah) yang diperoleh dari lintasan produksi yang masih steril yang kemudian diolah kembali menjadi makanan ringan.

  2.3.Daerah Pemasaran

  PT. Jakarana Tama Cabang Medan memasarkan produknya untuk wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Aceh, dan Sumatera Selatan. Masing- masing daerah pemasaran ini berusaha untuk dapat memasarkan produk sebaik- baiknya untuk meningkatkan jumlah penjualan.

  2.4. Struktur Organisasi Perusahaan

  Pengertian organisasi secara umum adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan diantara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan tersebut. Metode pembagian tugas memunculkan empat jenis hubungan kerja dalam organisasi yaitu hubungan garis (hubungan lini atau komando), hubungan garis, fungsional, garis dan staf, organisasi staf dan fungsional.

  Manajemen merupakan seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan yang terdiri dari beberapa bagian aktifitas yang berbeda-beda harus dikordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target dan sasaran perusahaan. Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

  Suatu struktur yang diperoleh dari mengelompokkan orang-orang sehingga mereka dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan bersama disebut organisasi, atau kata lain organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari kelompok individu yang saling berinteraksi dengan pola tertentu sehingga setiap anggota mempunyai tugas tertentu, dan sebagai satu kesatuan yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan struktur organisasi adalah merupakan gambaran secara skematis tentang hubungan atau kerja sama dari orang-orang yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

  Untuk menjalankan suatu perusahaan secara efektif dan efesien diperlukan adanya suatu keraturan baik intern maupun ekstern perusahaan tersebut. Struktur organisasi turut menunjang keberhasilan dari manajemen. Tanpa organisasi kita akan menghadapi kesimpang siuran di tempat kerja. Nilai yang sangat besar dari sebuah organisasi adalah kemampuannya memanfaatkan berbagai sumber daya manusia secara lebih efektif. Para karyawan yang bekerja secara invidual dengan tujuan berbeda-berbeda memerlukan koordinasi dan pengarahan yang dapat dilakukan melalui organisasi.

  Organisasi dan manajemen yang baik akan memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang seimbang. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap keberhasilan perusahaan, karena untuk melakukan usaha yang ada, setiap personil mengetahui wewenang dan tanggung jawabnya masing- masing. Jika setiap personil ahli dalam bidangnya dan melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya maka organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien, sistematik dan terkoordinir.

  Struktur Organisasi yang diterapkan pada PT. Jakarana Tama Cabang Medan adalah jenis struktur organisasi lini dan fungsional, dimana pempinan tertinggi dipegang oleh Factory Manager. Disebut berbentuk organisasi lini dan fungsional adalah organisasi yang wewenangnya dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap kerja berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya.

  Untuk lebih jelasnyan Struktur Organisasi PT. Jakarana Tama dapat dilihat pada Gambar 2.1.

  Sumber : PT Jakarana Tama Food Industry

  Factory Manager WARE TEKNIK SPV PRODUKSI SPV QC SPV PPIC KEPALA PERSONALIA HOUSE SENIOR SENIOR

  SPV (HRD) UTILITY KASEK. SPV. PROD SPV . PROD SPV SHIFT B SHIFT A WORK SHOP Opr. Gudang Opr. Gudang bahan baku bahan jadi SPV Teknik Pay GA Security Administrasi Field Roll Opr. Opr. Bubut Scrap Mixer Press Fryer Packing Telepon Medis Analis racikan Field Material Opr. Opr. Opr. Opr. Opr. Opr. Opr. Opr. Tim Opr. QC Pe- QC QC Raw KOORD. PROD SHIFT B Sanitasi Keterangan : Hubungan Fungsional

  : Hubungan Lini

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa Universitas Sumatera Utara

  2.5.Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

  Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang memegang tanggung jawab tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing melaksakan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan jabatannya. Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada lampiran 1.

  2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.6.1.Jumlah Tenaga Kerja

  PT. Jakarana Tama Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja/karyawan yang ditempatkan langsung pada bagian proses pembuatan/pengolahan produk, yaitu pekerja yang ada di bagian pengolahan (pabrik), sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah karyawan/tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan pembentukan produk atau yang tidak langsung bekerja di pabrik, yaitu yang ditempatkan pada bagian kantor, baik kantor manajer, maupun kantor-kantor pada setiap departemen.

  Khusus bagi penerimaan tenaga kerja yang baru, sama seperti perusahaan lainnya, dilakukan test pengetahuan umum, kesehatan, wawancara dan juga test keahlian khusus. Sesudah melewati tahap tersebut, diadakan penyaringan data yang lulus dalam penyaringan ini kemudian diterima bekerja, dan kemudian diadakan trainning dan pelatihan pekerja.

  V-30 Latihan dan pendidikan tenaga kerja langsung dilakukan dalam pabrik melalui latihan oleh pekerja yang terlatih. Untuk tenaga kerja langsung terlebih dahulu diberikan masa percobaan selama 3 (tiga) bulan sesuai dengan peraturan dan persyaratan bagi karyawan baru. Dan dalam masa percobaan harus bersedia lembur dan patuh terhadap peraturan. Perincian alokasi jumlah tenaga kerja pada PT. Jakarana Tama dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja Pada PT Jarakana Tama Medan No Bagian

  4

  7 Gudang Bahan Baku

  11

  1

  12

  8 Produksi 77 179 256

  9 Anodle

  6

  10

  1

  10 Teknik

  13

  1

  14

  11 PPIC 1 -

  1 Jumlah Karyawan 161 200 361

  Jam kerja pada perusahaan ini secara umum dibagi atas 2 shift. dengan perincian sebagai berikut :

  1. Kantor Sumber : PT Jakarana Tama Food Industry

  13

  12

  Jenis Kelamin Jumlah Pria Wanita

  3. Sales/Marketing

  1. HRD

  21

  4

  24

  2. Accounting

  2

  2

  4

  10

  6 Gudang Bahan Jadi

  2

  12

  4. Purchasing 1 -

  1

  5 Quality Control

  7

  6

  12

2.6.2. Jam Kerja

  Hari kerja Senin sampai Jumat Pukul 08.00 – 12.00 WIB ( Bekerja) Pukul 12.00 – 13.00 WIB (Istirahat) Pukul 13.00 – 16.00 WIB (Bekerja) Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur

  2. Pabrik Senin sampai Sabtu diatur dalam 2 shift sebagai berikut:

  • Shift I bertugas mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB
  • Shift II bertugas mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB

  3. Khusus karyawan keamanan dibagi dalam satu kelompok 4 orang. Untuk setiap kelompok dilakukan pergantian tiap 12 jam dari hari Senin sampai Minggu

2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Pendukung

2.7.1. Sistem Pengupahan

  Besarnya gaji/upah untuk setiap karyawan ditentukan menurut tingkat golongannya. Perusahaan ini menerapkan ketentuan pemerintah tentang Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku bagi seluruh karyawan. Dalam hal upah atau gaji karyawan PT. Jakarana Tama melakukan pembayaran sekali setiap bulan. Besar upah atau gaji yang dibayarkan perusahaan sesuai dengan ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja yaitu sebesar Rp.1.197.000,- setiap bulannya dan tentunya didasarkan pada data masing-masing pekerja ada kerja lembur atau tidak.

  Disamping upah tersebut perusahaan juga memberikan subsidi konsumsi karyawannya satu kali setiap hari kerja untuk masing-masing shift, sebanyak Rp.5500,- per orang dan uang transportasi Rp.3000,- per orang. Perusahaan juga memberi tambahan gaji kepada karyawan intensif yang besarnya ditentukan berdasarkan prestasi dan lamanya kerja. Untuk masa kerja mulai dari 0-3 tahun sebesar Rp.0,- per bulan. Untuk 3-5 tahun sebesar Rp.10.000 per bulan sedangkan Untuk 5 > tahun sebesar Rp.20.000 per bulan.

2.7.2. Jaminan Sosial

  Untuk menolong karyawannya agar bekerja lebih giat dalam meningkatkan prestasinya, perusahaan memberikan jaminan social dalam tunjangan antara lain:

  1. Asuransi

  a. Asuransi Tenaga Kerja

  • Jaminan Hari Tua - Dana Pensiun - Santunan Hari Tua - Asuransi Kecelakaan Kerja - Asuransi Kematian

  b. Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) kepada semua karyawan berupa jaminan kecelakaan, kematian, dan hari tua.

  2. Tunjangan

  a. Tunjangan Hari Besar Agama Setiap tahunnya karyawan juga mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) dan paket Hari Raya yang beragama Islam dan paket Tahun Baru bagi yang beragama Kristen.

  b. Tunjangan jabatan/fungsional

  c. Tunjangan Hari Tua

  d. Tunjangan Sosial dalam kemalangan maupun sukacita

  e. Tunjangan kesehatan Karyawan dan Keluarga, yaitu:

  • Berobat ke dokter yang ditunjuk perusahaan
  • Rawat inap
  • Perawatan gigi

2.7.3. Fasilitas Pendukung

  Perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung produjtivitas dan efektifitas karyawan berupa pelayanan kesejahteraan bagi karyawan seperti:

  1. Sarana Kesehatan Berupa poliklinik yang ada dipabrik, dimana karyawan dapat memperoleh perobatan secra cuma – cuma.

  2. Perlengkapan Kerja Perusahaan Fasilitas kerja, berupa pakaian kerja, sarung tangan, topi serta masker

  3. Koperasi dan Toko Koperasi Perusahaan menyediakan koperasi karyawan berupa koperasi simpan pinjam dan toko koperasi yang dikelolah karyawan di bawah pengawasan perusahaan.

  4. Sarana ibadah/Musollah

  5. Keanggotaan SPSI

  6. Transportasi Perusahaan menyediakan bus angkutan untuk antar jemput pekerja dan mobil untuk antar jemput karyawan kantor.

  7. Kamar mandi dan kamar ganti pakaian

  8. Fasilitas trainning dan pelatihan

  9. Cuti yang meliputi:

  • Cuti tahunan selama 12 hari kerja
  • Cuti melahirkan selama 1,5 bulan sebelum dan sesudah melahirkan
  • Cuti perkawinan selama 3 hari

2.9. Proses Produksi

2.9.1. Standard Mutu Bahan/Produk

  PT. Jakarana Tama, Tanjung Morawa adalah sebuah pabrik makanan yang menghasilkan produk mie instan yang selalu berusaha memberikan kepuasan pada konsumen. Perusahaan selalu berusaha untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan market share yang tinggi dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan menjaga mutu mie instan agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

  Untuk menjaga nilai rasa dalam pembuatan mie maka perlu adanya standar mutu bahan produk yang dilakukan agar kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk tetap terjaga sehingga dapat meningkatkan daya beli mie Instan terhadap konsumen dan dapat bersaing dengan produk lain.

  Adapun standar mutu yang telah di tentukan oleh perusahaan PT. Jakarana Tama dalam menjaga mutu produk dengan memperhatikan Standar Mutu Produksi dan Standar Mutu Pengemasan adalah sebagai berikut.

1. Standard Mutu Produksi

  Standar Mutu Produksi yang dilakukan untuk menjaga kualitas produk adalah sebagai berikut a. Pemeriksaan Kandungan Mie

  Analisis pemeriksaan kandungan Mie dilakukan di dalam laboratorium yaitu dengan mengambil sampel mie yang berada dalam mesin produksi di setiap stasiun pengolahan secara random setiap 15 menit sekali. Standar mutu mie kering dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Standar Mutu Mie Kering Jenis Pemeriksaan Standar

  Tekstur Normal dan dapat diterima

Tabel 2.2. Standar Mutu Mie Kering (Lanjutan) Jenis Pemeriksaan Standar

  Kadar Free Fatty Acid (FFA) mie Maksimal 0,25 % Kadar Peroksida Maksimal 3,00 mg/100 gr Kadar Air Mie Maksimal 17-19 % Kadar Lemak Maksimal 17-19 %

  Bila hasil pemeriksaan tidak sesuai standar maka dilakukan proses pengolahan ulang.

  b. Pengontrolan Berat Mie Pemeriksaan berat mie dilakukan di mesin packing setiap 0,5 menit setiap jalur. Adapun pengontrolan berat jenis pada setiap mie instan adalah sebagai berikut:

  1. Gaga 100 Ayam Bawang = 65 gr

  2. Gaga 100 Soto Mi = 65 gr

  3. Gaga 100 Kaldu Ayam = 65 gr

  4. Gaga 100 Goreng Extra Pedas = 88 gr

  5. Gaga 100 Soto Cabe Rawit = 65 gr

  6. Gaga 1000 Ayam Bawang = 75 gr

  7. Gaga 1000 Rasa Soto = 75 gr

  8. Gaga 1000 Goreng Spsesial = 88 gr

  9. Gaga 1000 Kaldu Ayam = 75 gr Sumber : PT Jakarana Tama Food Industry Keutuhan dari kepingan mie juga diperhatikan yaitu minimal 96%. Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka mie tersebut tidak dapat dibungkus/dikemas.

2. Standar Mutu Pengemasan

  Mie yang akan dikemas harus berbentuk rapi, tidak panas, tidak pecah, juga tidak ada kontaminasi. Kemasan yang digunakan harus bersih. Etiket yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

  a. Kondisi bagian belakang dan daerah penutup Kondisi yang masih diterima pada bagian ini adalah bagian penutup harus kuat, berwarna kontras dan berwarna dasar berwarna biru sebagai latar belakang.

  b. Kondisi tulisan Tulisan harus jelas dan dapat dibaca.

  c. Pengkodean Etiket harus dilengkapi dengan kode produksi dan batas pemakaiannya (batas kadaluarsa)

  Standar pengemasan kepingan mie instan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Berikut ini

Tabel 2.3. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instan

  No Jenis Pemeriksaan Standar

  1 Berat netto kepingan mie 65 gr, (mie 100), 75 gr, (mie 1.000), 88 gr (mie goreng 100 dan mie goreng 100)

Tabel 2.3. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instan (Lanjutan)

  No Jenis Pemeriksaan Standar

  2 Kode

  • Etiket - ada dan sesuai
  • karton - ada dan sesuai

  3 Mutu Sealing Tidak bocor dan tidak berlipat

  4 Mutu Etiket Baik dan gambarnya jelas

  5 Kelengkapan bumbu ada dan sesuai

  6 Isi tiap karton 40 cs Sumber : PT Jakarana Tama Food Industry

2.9.2. Bahan yang Digunakan

  Produk yang dihasilkan oleh PT. Jakarana Tama adalah mie instan. Produk ini diproduksi dengan berbagai rasa.

  Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mie instan adalah sebagai berikut :

1. Bahan Baku

  Bahan baku adalah bahan yang paling penting digunakan dalam pembuatan suatu produk dimana keberadaan bahan tersebut mempengaruhi nilai produk.

  Dengan kata lain, bahan baku adalah bahan utama dalam pembuatan produk.

  a. Tepung Terigu Tepung terigu merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan mie instan sehingga mie dapat dihasilkan sebagai bahan makanan. Dalam membuat satu adonan atau satu adukan dibutuhkan 225 kg ( 9 sak @ 25 kg ) tepung terigu.. yang di datangkan dari Surabaya (PT. Bogasari) dengan frekueni kedatangan satu kali seminggu. b. Tepung Tapioka Tepung tapioka merupakan zat berbentuk bubuk berwarna putih. berfungsi sebagai bahan baku yang ditambahkan pada tepung terigu yang dapat membuat adonan menjadi kenyal pada setiap keping mie blok. Dalam membuat satu adonan dibutuhkan 10 kg tepung tapioka dalam satu kali proses pembuatan mie yang di impor dari brazil.

  c. Larutan Konsui Larutan alkali atau larutan konsui adalah campuran formula-formula tertentu dengan air dengan komposisi formula dan air adalah 1:3, formula-formula yang dimaksud adalah komposisi dari sodium polipospat, sodium karbonat, garam,

  , selulosa, tetrazine yang berfungsi untuk memberi warna,

  karboksimentil mengatur keasaman, mengentalkan dan member rasa dari mie yang dibuat.

  Dikatakan larutan alkali karena bersifat basa dengan pH 9-10.

  d. Minyak goreng Minyak goreng berfungsi untuk menggoreng mie yang sudah diadon dan dibentuk dalam mangkok-mangkok penggorengan. Minyak goreng yang dipakai harus mempunyai titik didih yang tinggi dan mengandung lemak rendah, sehingga hasil produksi tidak berbau tengik dan dapat bertahan lama. Minyak goreng didatangkan dari PT. Asianagro Tanjung Balai.

2. Bahan Tambahan

  Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya sebagai bahan pelengkap dan merupakan bagian dari produk akhir. Dengan kata lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk sama-sama membentuk barang jadi, dimana komponen bahan tambahan ini biasanya tidak dapat dibedakan secara jelas pada barang jadi tersebut.

  Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan adalah sebagai berikut :

  1. Etiket atau pembungkus Etiket atau pembungkus terbuat dari plastik yang telah diberi merek berbagai jenis dan rasa mie yang hendak dibungkus. Etiket atau pembungkus adalah plastik kedap udara agar kualitas mie terjaga. Etiket ini dibuat berbentuk roll gulungan yang telah disesuaikan dengan keadaan mesin pembungkus. Pembungkus di peroleh dari PT. Indomas Belawan.

  2. Kotak karton Kotak karton digunakan untuk mengepak mie yang telah dibungkus pada masing-masing etiket yang memuat 40 bungkus. Kotak karton ini juga telah diberi label berdasarkan jenis dan rasa mie yang akan dikemas.

  3. Selotif Selotif digunakan untuk merekatkan tutup kotak karton satu sama lain.

  4. Bumbu penyedap dan sauce Bumbu penyedap dan sauce tidak di produksi sendiri oleh pabrik tetapi didatangkan dari Ciawi yang menangani bumbu pada grup yang sama. Jadi bumbu sudah dalam bentuk kemasan. Pemberian bumbu pada setiap kemasan berbeda- beda menurut jenisnya dan rasa mie. Bumbu dan mie disatukan pada waktu pembungkusan. Bumbu ini terdiri dari pala, lada. Monosodium glutamate, rasa daging ayam, garam, hidrolisa, protein sayur, bumbu seledri, kecap, bumbu bawang putih dan daun bawang.

3. Bahan Penolong

  Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelancaran proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong ini tidak tampak pada barang jadi. Bahan penolong yang digunakan adalah :

  1. Air Dalam proses pembuatan mie, air berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang digunakan serta menjadikan adonan dapat bercampur secara homogen. Air berasal dari sumur pompa yang ditampung dalam tangki penyaring atau filter yang akan menyaring kotoran-kotoran sehingga dihasilkan air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

2.9.3. Uraian Proses

  1. Pembuatan Larutan Konsui Pencampuran dan pengadukan larutan alkali ini dilakukan di tangki konsui selama ± 1 jam sehingga larutan homogen, lalu larutan ini dialirkan ke mesin

  mixer . Untuk satu adonan dibutuhkan 70 liter larutan alkali.

  Larutan alkali ini digunakan untuk campuran dalam pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka menjadi adonan pembentuk mie di mesin mixer.

  2. Pencampuran Pengadukan di Mesin Mixer Tepung terigu sebanyak 9 sak (225 kg) dan tepung tapioka sebanyak 10 kg yang berada di lantai I lantai produksi dipompakan melalui screw conveyor ke mesin mixer yang berada pada lantai II.

  Pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka merupakan tahap awal proses pembuatan mie instan ini. Proses ini merupakan proses pencampuran tepung terigu dan tepung tapioka dengan larutan alkali pada temperatur 30 – 36 C selama 12-15 menit, dengan kecepatan 60-70 rpm. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan sampai terbentuk adonan yang homogen dan memiliki tekstur yang elastis. Adonan yang dihasilkan berwarna kuning muda, yang tidak menggumpal (tidak mudah pecah/hancur). Adonan yang baik adalah adonan yang lembut dan kadar airnya cukup. Proses kerja mesin mixer ini diatur melalui sebuah panel control untuk mengetahui suhu, waktu, dan kecepatan pengadukan.

  3. Penampungan di Mesin Feeder Bila pencampuran selesai yang berarti telah terbentuk adonan yang baik menurut standar produk maka tutup bagian bawah (damper) mesin mixer terbuka dan adonan ditampung oleh mesin feeder yang berada tepat di bawah mesin mixer di lantai I, sehingga adonan dapat berpindah hanya dengan menggunakan gaya gravitasi.

  Mesin feeder ini berfungsi sebagai tempat penampungan adonan untuk diratakan dan juga untuk mengatur jumlah adonan yang akan di press, agar adonan yang akan di press rata.

  Proses kerja mesin feeder ini diatur melalui sebuah panel control sehingga proses dapat berjalan secara kontiniu selama masih ada adonan di dalam mesin ini. Mesin ini juga dilengkapi sensor infra merah, yang akan mengatur jumlah adonan yang akan jatuh ke mesin press.

  4. Pengepresan di Mesin Press Dari mesin feeder, adonan didorong sedikit demi sedikit ke mesin press dengan menggunakan roller-roller press yang akan menekan dan menipiskan adonan menjadi lembaran-lembaran. Di mesin press terdapat 2 pasang secara seri. Dari masing-masing roller akan keluar lembaran-lembaran dengan ketebalan yang semakin kecil. Pada hasil output roller ke-8 akan memberikan ketebalan yang dikehendaki yaitu pada toleransi antara 1,0-1,2 mm. Ketebalan dari lembaran adonan ini selalu dikendalikan dengan menyetel setiap pasangan-pasangan roller. Lebar lembaran adonan adalah 80 cm dan lembaran yang dihasilkan tidak boleh putus atau berlubang, bersifat elastis dan tidak tegang.

  5. Penyisiran di Mesin Slitter Mesin slitter atau penyisir terletak tepat berada di ujung mesin press.

  Lembaran adonan yang keluar dari roller terakhir mesin press akan masuk ke mesin slitter (penyisir). Kemudian lembaran dipotong-potong menjadi mie yang berukuran sekitar 1 mm dengan mesin slitter. Kemudian mie diuntai (dibuat bergelombang) dengan menampung mie hasil sisiran dari slitter pada conveyor dengan kecepatan yang lebih kecil dari kecepatan keluaran potongan-potongan mie dari mesin slitter.

  Kecepatan yang lebih kecil atau lebih lambat ini dibuat dengan tujuan agar potongan-potongan mie menjadi menumpuk, sehingga mie menjadi mengendur dan akhirnya bergelombang dan keriting. Selanjutnya mie dilewatkan pada alat pemisah yang berbentuk roda-roda yaitu alat-alat yang membagi-bagi mie menjadi 5 bagian. Perbedaan kecepatan dari motor conveyor dengan motor slitter juga digunakan untuk menentukan berat mie yang akan diproduksi. Jika conveyor bergerak lambat maka gelombang mie akan rapat yang berarti akan semakin berat dan sebaliknya.

  6. Penguapan atau Pengukuran di Steam Box Selanjutnya untaian mie yang selalu berada di atas conveyor dilewatkan melalui steam box. Steam box ini sepanjang ± 12 meter berisi uap panas 100 C yang dialirkan dari boiler dan dilewati mie selama 1 menit. Disini dimasak dengan cara mengukur karena hanya menggunakan uap panas atau tanpa kontak dengan api. Pengukuran mempunyai tujuan :

  a. Mendapatkan mie dengan kematangan yang baik

  b. Menghasilkan mie dengan tekstur yang empuk dan elastis c. Mempercepat pemasakan mie pada saat dikonsumsi oleh konsumen.

  Kemudian dari steam box untaian mie dilewatkan melalui 2 unit kipas angin (fan) untuk menurunkan suhu dari mie agar dapat diproses pada proses selanjutnya.

  7. Pemotongan dan Pelipatan di Mesin Cutter Untaian mie yang dilewatkan melalui 2 unit kipas angin (fan) untuk menurunkan suhu dimaksudkan agar mie tidak terlalu lembek untuk dipotong dan dilipat dengan alat pelipat. Cutter ini terdiri dari pisau pemotong dan alat pelipat sendiri dari pengkait.

  Untaian mie pada akhir conveyor dilewatkan pada mesin pemotong dan kemudian untaian mie tersebut dipotong berdasarkan ukuran panjang yang ditentukan yaitu sekitar 24 cm dan kemudian untaian mie yang telah dipotong dilipat dengan pengkait yang tepat berada dibawah pisau pemotong, sehingga panjang mie hasil lipatan menjadi 12 cm.

  8. Pendistribusian Kemudian mie yang telah dilipat dijatuhkan ke conveyor distribusi yang membawa potongan-potongan mie conveyor penggorengan yang berisi mangkok- mangkok. Ketika meletakkan mie dari bagian distribusi sering mie yang dijatuhkan tidak tepat pada mangkok karena kecepatan antara conveyor tidak sama. Untuk menghindari hal ini perusahaan menggunakan tenaga karyawan untuk mengatur atau meletakkan mie pada mangkok.

  9. Penggorengan Prinsip penggorengan mie adalah pengeringan mie basah dengan media minyak goreng pada temperature tinggi sehingga mencapai kadar air tertentu dengan tujuan membentuk mie kering yang matang, renyah, gurih, tahan lama, dan siap dikemas. Mie yang dimasukkan ke dalam mangkok-mangkok penggorengan ditutup dengan jaring-jaring yang bertujuan untuk menjaga mie agar tidak mengembang melebihi ukuran yang diinginkan dan tidak mengapung saat digoreng.

  Mangkok-mangkok conveyor dilewatkan dalam penggorengan yang telah berisi minyak yang telah dipanaskan. Penggorengan berbentuk memanjang sekitar 6 meter dan dilalui conveyor dengan kecepatan sangat lambat. Sebelum penggorengan dimulai, minyak dipanaskan dulu dengan pipa-pipa panas yang

  2

  dipanaskan oleh uap panas dari boiler dengan tekanan 0,5 kg/cm . Dibagian awal penggorengan sekitar 135 C, dibagian tengah 165 C dan dibagian ujung 150 C. Minyak yang telah dipakai untuk menggoreng lalu dialirkan kembali ke heat exchanger , agar panasnya tetap. Lalu dipompakan kembali ke penggorengan.

  Lama penggorengan sekitar 2 menit. Mie keluar dari penggorengan dijatuhkan ke conveyor lain yang berbentuk jaring-jaring. Ini dimaksudkan untuk meniriskan sisa minyak dari penggorengan.

  10. Pendinginan Potongan-potongan mie yang telah digoreng kemudian dibawa ke mesin pedingin (cooling fan) dengan menggunakan conveyor. Pendinginan mie ini dilakukan di dalam cooling box dengan menghembuskan udara kea rah mie melalui kipas angin yang ditempatkan sedemikian rupa di dalam cooling box.

  Adapun jumlah kipas angin yang berada dalam mesin pendingin adalah 20 unit.

  Tujuan pendinginan mie adalah untuk mengeringkan minyak yang bersisa saat penggorengan. Sehingga mie menjadi benar-benar kering dan tidak berbau tengik dan tahan lama. Proses pendinginan berlangsung selama 2 menit. Temperatur ideal untuk produk akhir ialah pada temperature kamar atau suhu sekitar 27 C.

  11. Pembungkusan Setelah mie didinginkan dan keluar dari cooling fan, mie didistribusikan oleh conveyor menjadi 2 jalur dan di bawa ke mesin pembungkus di bagian kiri dan bagian kanan. Di pembungkusan, mie yang bergerak akan melewati operator yang bertugas menyusun dan membenarkan letak mie berdasarkan panjangnya dan memeriksa mie yang layak dibungkus. Operator pengisian mie memeriksa agar setiap conveyor

  Pada mesin pembungkus berisi mie. Selanjutnya operator pengisi bumbu memasukkan bumbu ke setiap mie sesuai dengan rasa dan jenis mie dan kemudian

  

conveyor mie berjalan menuju pembungkus dimana plastik pembungkus telah ada

  pada mesin tersebut. Mesin ini dilengkapi dengan sensor yang memberi nomor produksi dari masing-masing mie dan tanggal penggunaan yang diperbolehkan.

  12. Pengepakan Dipengepakan, mie dikemas ke dalam karton-karton yang masing-masing berisi 40 bungkus. Mie dimasukkan ke dalam karton dengan cara manual.

  Kemudian karton atau kardus ditutup dengan selotip. selanjutnya dibawa ke gudang bahan jadi untuk disimpan.

  Di kotak karton dicantumkan jenis mie, isi karton, tanggal produksi, batas tanggal pemakaian produk, kode produksi dan nama perusahaan.

  Blok Diagram dari urutan proses pembuatan mie instan ini dapat dilihat pada Gambar 2.2. di bawah ini

  Bahan Baku Di Gudang Pencampuran di Mesin Mixer Penampungan di Mesin Feeder

  Pengepresan di Mesin Press Pengukusan di Mesin Steam Box Penyisiran di Mesin Slitter

  Pemotongan dan Pelipatan di Mesin Cutter Pendistribusian Penggorengan

  Pendinginan di Colling Fan Pembungkusan ( Packing ) Pembuatan larutan Alkali Konsui

  Uap air ( Steam ) Bumbu, Pembungkus, dan Kotak Karton

  Minyak Goreng

Gambar 2.2. Urutan Proses Pembuatan Mie Instan di PT. Jakarana Tama

  Sumber : PT Jakarana Tama Food Industry

2.10. Mesin dan Peralatan

  Mesin dan peralatan digunakan sebagai alat untuk memproduksi suatu produk. PT. Jakarana Tama Cabang Medan dalam menjalankan aktivitas produksinya menggunakan mesin – mesin yang sebagian besar buatan luar negeri. Adapun spesifikasi mesin – mesin dan peralatan dapat dilihat pada Lampiran 2

2.10.1. Utilitas

   Adapun unit – unit pendukung atau unit pembantu yang terdapat di

  perusahaan antara lain adalah :

  1. Uap (Steam) Uap merupakan salah satu unit pendukung di bagian produksi. Uap yang digunakan oleh pabrik dihasilkan oleh boiler. Uap adalah bentuk gas dari zat (air) yang dalam kondisi normal tidak berbentuk gas. Yang dimaksud dengan uap jenuh adalah uap yang suhunya sama dengan titik didih air. Uap yang terbentuk pada saat air mendidih. Unsaturated adalah uap yang suhunya masih dibawah titik didih air. Steam Boiler di PT. Jakarana Tama cabang Medan menggunakan uap

  

Saturated. Uap yang dihasilkan seluruhnya digunakan di bagian produksi yakni

  untuk : a. Proses pengukusan pada steam box, yang digunakan untuk memasak mie.

  b. Proses penggorengan pada fryer, yang digunakan untuk memanaskan minyak goring.

  Di PT .Jakarana Tama terdapat dua boiler dengan kapasitas 10 ton/jam. Boiler ini diperoleh dari PT. Mechmar jaya industri.

  2. Air Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi.

  Kegunaan air di perusahaan ini adalah :

  a. Untuk proses produksi

  b. Untuk keperluan boiler sebagai penghasil uap

  c. Untuk keperluan laboratorium

  d. Untuk kebutuhan karyawan e. Untuk zat pendingin, pembersih dan perawatan instalasi.

  Air yang digunakan di perusahaan adalah air yang berasal dari sumur bor yang kemudian diolah sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan. Pengolahan air ini disebut dengan water treatment. Pengolahan air dibagai menjadi dua tahap yaitu :

  1. Tahap pertama adalah eksternal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk pabrik, kantor dan keperluan lainnya.

  2. Tahap kedua adalah internal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk boiler.

  Kapasitas air sesuai dengan kapasitas tangki yaitu 20.000/jam. Kebutuhan akan air sebesar 12.000 – 15.000/hari.

  3. Listrik

  a. Sumber Listrik dari PLN Sumber tenaga utama yang diguankan berasal dari PLN, daya listrik yang digunakan dibagi atas dua bagian besar yang dikontrol pada 2 (dua) panel kontrol. Yang pertama daya listrik yang digunakan untuk bagian produksi dan yang kedua daya listrik digunakan untuk bagian utilitas, kantor dan lain-lain. Daya yang dibutuhkan dari PLN adalah 555KVA.

  b. Mesin Listrik Tenaga Disel Mesin ini dipersiapkan sebagai tenaga cadangan apabila pemutusan aliran listrik dari PLN secara tiba-tiba. Terdapat 1 generator yang mempunyai kapasitas 590 KVA, 472 kW dengan type Caperpilar seri 3412. Sedangkan bahan bakar yang digunakan adalah solar.

  4. Laboratorium Pengadaan laboratorium di perusahaan ini merupakan suatu ketentuan yang dikeluarkan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan. Aktivitas di laboratorium ini meliputi pemeriksaan mutu standar yang dihasilkan dan pengadaan riset dalam menciptakan jenis produk baru dan modifikasi produk yang telah ada sebagai usaha diffrensiasi pasar dalam menghadapi persaingan.

  Pemeriksaan standar mutu produk dilakukan dengan pemeriksaan bahan baku yang digunakan, bahan setengah jadi dan barang jadi. Pemeriksaan terhadap bahan-bahan baku dilakukan dengan menguji setiap jenis bahan yang digunakan seperti tepung dan bahan-bahan tambahan. Untuk produk jadi dilakukan pemeriksaan terhadap isi bungkus dari mie.

2.10.2. Safety dan Fire Protection Dalam melaksanakan keselamatan karyawan dalam bekerja di PT.

  Jakarana Tama Food Industry telah menyediakan beberapa fasilitas antara lain :

  1. Regu pemadam kebakaran yang terdiri atas karyawan

  2. Tabung pemadam kebakaran yang diletakkan disetiap ruangan 3. Menyediakan pakaian kerja seperi masker, tpoi dan sarung tangan.

2.10.3. Pengolahan Limbah

  Sistem dan proses penanganan limbah pada PT. Jakarana Tama menghasilkan 3 (tiga) jenis limbah yaitu:

  1. Limbah Gas Limbah gas berupa asap yang keluar dari cerobong asap pabrik yang berasal dari steam box dan fryer

  2. Limbah Padat Limbah padat berupa plastik, pecahan mie dan adonan. Limbah ini dikumpulkan dalam suatu tempat, kemudian dibakar pada waktu tertentu tergantung banyaknya tidaknya limbah, tetapi biasanya dilakukan setelah habis produksi.

  3. Limbah Cair Limbah cair berupa minyak dari air steam. Proses pengolahan Limbah cair ini melalui beberapa proses. Adapun tahapan pengolahan limbah yaitu sebagai berikut:

  a. Tahap I (Primary Treatment) Pada fase ini dilakukan proses penambahan bahan kimia yaitu TCF dan TCN. TCP adalah suatu senyawa dengan molekul anionic polyelectrolyte yang berbentuk cairan putih dan tidak berbau. Sedangkan TCN adalah senyawa aluminium sulfat ( Al

  

2 (SO

4 ) 3 ) yang berguna untuk membuat

  disperse yang selanjutnya air mengalami suatu pemisahan yaitu padatan dan cairan. Di dalam bak ini terdapat baling-baling yang terus berputar yang dapat mencapurkan TCN dan TCF serta limbah dengan konsentrasi 100 ml.

  b. Tahap II (Second Treatment) Tahap ini adalah proses kelanjutan dari tahap I. Dalam tahap ini terjadi proses kontak dengan udara yang dilakukan oleh kincir untuk proses penyegaran.

  c. Tahap III (Third treatment) Tahap ini merupakan tahap akhir. Dalam bak penampungan air tahap terakhir ini, air dialirkan dalam dua aliran. Pertama, menuju kesebuah kolam dan kedua, langsung ke saluran air yang akan menuju sungai. Untuk memastikan bahwa air tidak tercemar oleh limbah yang mengakibatkan habitat makhluk hidup di dalam air mati maka kebijkan perusahaan memasukkan ikan kedalam kolam sebagai patokan apakah air tercemar atau tidak.Apabila ikan yang berada dalam kolom mati berarti air tersebut sudah tercemar dan apabila ikan tersebut hidup berarti airnya tidak tercemar. Untuk meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat di daerah tempat tinggal berdirinya perusahaan PT.Jakarana Tama perusahaan tersebut mengambil tenaga kerja dari penduduk sekitar pabrik. Adanya kebutuhan kerja ini tentunya akan meningkatkan kesempatan kerja bagi penduduk sekitarnya. Munculnya kesempatan kerja tentu akan membuat pendapatan masyarakat meningkat. Kebutuhan tenaga kerja dalam proses konstruksi biasanya jumlahnya ber fluktuasi tergantung tahapan proyek.