Pendidikan dalam Al Quran docx

PEMBAHASAN
A.

Pendidikan dalam Al-Quran
Tidak

hanya

negara

yang

mempunyai

konsep

pendidikan, Islam pun mempunyai konsep pendidikan
juga . konsep pendidikan negara yang sekarang kita
gunakan tidak stabil, hampir setiap pergantian menteri
mengalami


pergantian

kurikulum.

Sedangkan

konsep

pendidikan Islam yang mengacu pada al-Quran tidak di
terapkan di dalam negara ini, padahal di dalam al-Quran
mengintroduksikan
kepada

jalan

dirinya

yang

lebih


sebagai
lurus.

“pemberi

petunjuk

Petunjuk-petunjuknya

bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagian bagi
manusia, baik secara pribadi maupun kelompok dan karena
itu di temukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam
kedua bentuk tersebut.1
Rasulullah saw yang dalam hal ini bertindak sebagi
penerima

al

quran,


betugas

untuk

menyampaikan

petunjuk-petunjuk tersebut, menyucikan dan mengajarkan
manusia, menyucikan dapat identik dengan mendidik,
sedangkan mengajar tidak lain kecuali mengisi benak anak
didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam
metafisika serta fisika. Kebahagian hidup manusia itulah
yang menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya
sangant bergantung pada masalah pendidikan. Selain itu,
pendidikan merupakan kunci untuk membuka pintu ke arah
modernisasi. Modernisasi dalam sistem pendidikan dapat
kita capai dengan pemberdayaan pendidikan. Agar sistem
pendidikan
pedoman


dapat
untuk

terwujud
mencapai

maka

perlu

tujuan

konsep

tersebut.

1 Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Isla ( Jakarta: Bumi Aksara, 1984), hlm 210-211
1

dan

Guna

mendapatkan konsep pendidikan, para pedagog muslim
setidaknya menawarkan beberapa istilah sebagai referensi
dalam mengkaji problematika sistem pendidikan tersebut,
yang di sana membahas metode kurikulum serta evaluasi
dn tujuan
1.

Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan manhaj yang

bermakna jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia
pada berbagai bidang kehidupannya. Kurikulum pendidikan Islam dari
segi bahasa bermakna jalan yang terang yang dilalui seseorang, baik orang
itu guru atau juru latih, atau ayah atau yang lainnya, meliputi semua unsurunsur proses pendidikan dan semua unsur-unsur rencana pendidikan yang
di ikuti oleh guru, atau pendidik, atau institusi pendidikan dalam mengajar
dan mendidik murid-muridnya, meliputi tujuan-tujuan pendidikan,
perkara-perkara kajian, kemestian-kemestian pelajaran dan semua kegiatan
dan alat-alat yang menguatkannya, metode-metode yang digunakan dalam

mengajarkan pelajaran dan melatih murid-murid dan membimbingnya,
menjaga peraturan di antara mereka dan pada pergaulan mereka pada
umumnya, dan proses-proses dan alat-alat penilaian.2
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam
berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan
sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam
adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan
sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik
dalam rangka tujuan pendidikan Islam. Berdasarkan keterangan di atas,
maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen
pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk
2 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),hlm 24

2

mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya
kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian
pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan
kemampuan pelajar, kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu:

a. Masalah Keimanan (aqidah) Bagian aqidah menyentuh hal-hal
yang bersifat iktikad (kepercayaan).
b. Masalah Keislaman (syariah) Bagian syariah meliputi segala hal
yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam kehidupan seharihari yang berkaitan dengan peraturan hukum Allah dalam mengatur
hubungan manusia dengan Allah dan antara sesama manusia.
c. Masalah Ihsan (akhlak). Bagian akhlak merupakan suatu amalan
yang bersifat melengkapkan kedua perkara di atas (keimanan dan
keislaman).
2. Tujuan Pendidikan
Dalam Al-Qur’an

terdapat

bermacam-macam

kisah

yang

berdasarkan tokohnya bisa dikategorikan sebagai berikut : Pertama, kisah

para rasul dan nabi menyangkut dakwah mereka kepada kaumnya,
mukjizat-mukjizat yang terjadi serta sikap para penentang kisah-kisah
yang berkaitan. Kedua, kisah-kisah yang berkaitan dengan umat yang
terdahulu yang tidak dapat dipastikan kenabiannya, seperti kisah Thalut,
Jalut, dua putranya dan Ashabul Kahfi, dan sebagainya. Ketiga, kisah yang
berkaitan dengan perstiwa yang terjadi di zaman Nabi seperti perang
Badar, Uhud, Hunain dan sebagainya.3
Penuturan kisah-kisah tersebut dalam Al-Qur’an bukan sekedar
untuk dihafal, namun penyampaian tersebut terkait dengan bagaimana
metode menyampaikan sinar petunjuknya. Dalam Al-Qur’an terdapat dua
metode yang ditempuh untuk menyampaikan petunjuk di dalamnya.
Pertama, direct method / thariqah yakni metode langsung dalam bentuk
perintah dan larangan. Kedua, mubasyirah indirect method / thariqah
ghair mubasyirah, yakni metode tidak langsung, diantaranya dengan
melalui kisah, matsal (perumpamaan) dan ta’ridl (sindiran).4
3 Ibid, hlm 56
4 Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), hlmn 123

3


Tujuan pendidikan dalam hadis Nabi SAW masih terlalu umum dan
memerlukan penjabaran ke dalam tujuan-tujuan khusus yang berbasis pada
fitrah manusia dengan memperhatikan tiga aspek, yaitu:
a)

Aspek jasmani5.Tujuan pendidikan tidak akan tercapai jika
kondisi kesehatan jasmani peserta didik tidak sehat. Bahkan
semua aspek ibadah ritual ini dalam Islampun memerlukan aspek
kesehatan jasmani ini. Pendidikan aspek jasmani ini bertujuan
agar peserta didik bisa menjadi terampil, sehat, dan enerjik
sehingga dapat merealisasikan tujuan-tujuan kehidupan yang
sesuai dengan konsep

b) Pendidikan dan pembinaan aspek akal,Al-Razi menyatakan
bahwa manusia pada dasarnya mempunyai daya fikir yang sama
besar, dan perbedaan kemampuan berfikir antara manusia satu
dengan lainnya timbul karena perbedaan pendidikan dan suasana
perkembangannya.
c)


Pendidikan dan pembinaan aspek jiwa.Jiwa yang ada dalam diri
manusia merupakan kekuatan batin dan juga faktor internal yang
menggerakan manusia dalam perbuatan luhur. Produk pembinaan
aspek ini menghasilkan kesucian, kejujuran, keindahan, dan etika.

3. Metode Pendidikan Islam
Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut
permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik sendiri.
Untuk itu, dalam menggunakan metode seorang pendidik harus
memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab
metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan
pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik
haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dalam
hal ini tidak terlepas dari unsur agamis dan biologis.

5 Suyudi, Pendidikan Dalam Perspektif Al –Quran ( Yogyakarta:Mikraj, 2005), 64

4

a). Dasar Agamis.Pelaksanaan dasar metode pendidikan Islam

dalam prakteknya merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam sebuah proses pembelajaran. Dalam hal ini, agama merupakan salah
satu dasar metode pendidikan dan pengajaran oleh pendidik. Al-Qur’an
dan Al-Hadits tidak bisa terlepas dari pelaksanan metode pendidikan
Islam.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa metode pendidikan Islam
berdasarkan pada agama. Sementara agama Islam merujuk pada
sumbernya, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.
b). Dasar Biologis.Perkembangan biologis manusia mempunyai
pengaruh

dalam

perkembangan

intelektualnya.

Semakin

dinamis

perkembangan biologis seseorang maka dengan sendirinya makin
meningkat pula daya intelektualnya. Dalam memberikan pendidikan dan
pengajaran

dalam

pendidikan

Islam,

seorang

pendidik

harus

memperhatikan perkembangan peserta didik.
Secara garis besar metode dalam pendidikan Islam ada tiga,
1) Pemahaman yang ini mrupakan perintah dalam Al quran agar
manusia memanfaatkan akal pikiran ,untuk membaca dan
memahami termasuk dalam Al quran yang berisi kisah-kisah agar
manusia bisa berpikir lebih mendalam.
2) Penyadaran. Metode ini ditujakan pada anak didik mealui.
(a)Perintah dan LaranganSeorang muslim diberi oleh Allah SWT
tugas dan tanggungjawab melaksanakan “amar ma’ruf nahi
munkar”. Amar ma’ruf nahi munkar merupakan alat/media
dalam pendidikan. Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat
atau melaksanakan sesuatu. (b) Ganjaran dan Hukuman.Maksud
ganjaran dalam konteks ini adalah memberikan sesuatu yang
menyenangkan (penghargaan) dan dijadikan sebuah hadiah bagi
peserta didik yang berprestasi, baik dalam belajar maupun sikap
perilaku. (c) Hukuman.

Selain

ganjaran,

hukuman

juga

merupakan alat/media pendidkan. Dalam Islam hukuman disebut

5

dengan iqab. Abdurahman an-nahkawi menyebutkan bahwa
tahrib yang berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman
karena melakukan sesuatu yang dilarang.
3) Amaliyah

atau

memperhatikan
pengarahan
Keteladanan

praktik

metode

prinsip-prinsip

dan
Pada

petunjuk

yang

tentang

umumnya

pendidikan
mampu

Islam

memberikan

pelaksanaanya)

manusia

perlu

memerlukan

seperti
figur

identifikasi yang dapat membimbing manusia kearah kebenaran.
Untuk memenuhi keinginan tersebut itu Allah mengutus nabi
Muhammad SAW menjadi suri tauladan bagi segenap manusia
dan wajib diikuti oleh umatnya. Untuk menjadi sosok yang
ditauladani, Allah SWT memerintahkan manusia termasuk
pendidik selaku khalifah fi al-ardh mengerjakan perintah Allah
SWT dan Rasulnya sebelum mengajarkannya kepada orang yang
akan dipimpin.6
4. Alat/Media Pendidikan
Sutari Imam Barnadib mengemukakan bahwa alat pendidikan ialah
tindakan atau perbuatan atau situasi atau benda yang dengan sengaja
diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Alat pendidikan ternyata mencangkup pengertian yang luas. Yang
termasuk didalamnya berupa benda, seperti kelas, perlengkapan belajar
dan yang sejenisnya. Alat ini disebut juga dengan alat peraga. Sedangkan
yang merupakan alat bukan benda ialah dapat berupa situasi pergaulan,
bimbingan perintah, ganjaran teguran, anjuran serta tugas ancaman
maupun hukuman.
Media pendidikan/alat, pendidikan yang bersifat non materi
memiliki sifat yang abstrak dan hanya dapat diwujudkan melalui
perbuatan dan tingkah laku seorang pendidik terhadap anak didiknya.

6 Ibid 87-88

6

Diantara media dan sumber belajar yang termasuk kedalam katagori ini
adalah : keteladanan, perintah, tingkah laku, ganjaran dan hukuman.

5. Evaluasi
Berbicara

tentang

hakikat

berarti

berbicara

tentang

teori

keberadaan, dan hasil berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan
mungkin ada telah terkumpul banyak. Nama lain untuk teori hakikat
ialah

teori

tentang

keadaan,

demikian

pandangan

Langevel

sebagaimana dikutip Ahmad Tafsir. Hakikat adalah realitas, yakni kereal-an; “real” artinya kenyataan yang sebenarnya. Hakekat adalah
kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan
sementara atau keadaan yang menipu, bukan keadaan yang berubah. Suatu
pengandaian,

bahwa

pada

hakekat-Nya

pemerintahan demokratis

menghargai pendapat rakyat. Mungkin orang pernah menyaksikan
pemerintahan

itu

melakukan

tindakan

sewenang-wenang,

tidak

menghargai pendapat rakyat. Itu hanyalah keadaan sementara bukan
hakiki. Yang hakiki pemerintahan itu demokratis. Melihat suatu obyek
fatamorgana, ia tidak real karena tidak ada. Karena itu fatamorgana itu
bukan hakikat.
Penilaian

dilaksanakan

secara

terpadu

dengan

kegiatan

pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal
maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan
belajar mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Penilaian
dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis, penilaian hasil
kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa (portofolio), dan
penilaian unjuk kerja (perfomance) siswa.

7

Ajaran Islam yang menaruh perhatian yang besar terhadap
evaluasi. Allah SWT dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci AlQur’an menginformasikan bahwa, pekerjaan evaluasi merupakan suatu
tugas

penting

dalam

rangkaian

proses

pendidikan

yang

telah

dilaksanakan oleh pendidik. Abuddin Nata mengutip (QS Al-Baqarah/2:
31-32): Dan dia mengajarkan kepada Adm nama-nama ( benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakakannya kepada para malaikat lalu
berfirman”Sebutkan kepada-Ku nama benda-beda itu jika kamu benar
orang-orang yang benar: “Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak
ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada
Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana”. (QS. Al Baqarah:32).7
Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang
tepat, Karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah
penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan
faedahnya. Disini diartikan dengan Maha Bijaksana Karena dianggap arti
tersebut hampir mendekati arti Hakim. Menyebut empat hal yang dapat
diketahui. Pertama, Allah SWT bertindak sebagai guru yang memberikan
pelajaran kepada Nabi Adam as. Kedua, para malaikat tidak memperoleh
pengajaran sebagaimana yang diterima Nabi Adam, mereka tidak dapat
menyebutkan nama-nama benda. Ketiga, Allah SWT meminta kepada
Nabi Adam

agar

mendemonstrasikan ajaran

yang

diterimanya.

Keempat, materi evaluasi, haruslah materi yang pernah diajarkannya.

7 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlmn 123

8

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidiakan islam dalam Al Quran bisa kita maknai
suatu proses “pemberi petunjuk kepada jalan yang lebih
lurus.

Petunjuk-petunjuknya

bertujuan

memberi

kesejahteraan dan kebahagian bagi manusia, baik secara
pribadi maupun kelompok dan ini dalam sistematiak yang
tersusuan jelas adanya di dlamnya memenuhi unsur
kurikulumKurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan manhaj
yang bermakna jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui oleh
manusia pada berbagai bidang kehidupannya.
1. kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu: (a). Masalah
Keimanan (aqidah) (b) Masalah Keislaman (syariah) (c.) Masalah Ihsan
(akhlak). 2. Tujuan Pendidikan berbasis pada fitrah manusia dengan
memperhatikan tiga aspek: ( a) spek jasmani (b) akal (c) jiwa. Metode
Pendidikan Islam (a) Pemahaman (b) Penyadaran. (c) Amaliyah atau
praktik. 3. Alat/Media Pendidikan.Diantara media dan sumber belajar
yang termasuk kedalam katagori ini adalah : keteladanan, perintah, tingkah
laku, ganjaran dan hukuman. 4 Evaluasi Ajaran Islam yang menaruh
9

perhatian yang besar terhadap evaluasi. Allah SWT dalam berbagai
firman-Nya dalam kitab suci Al-Qur’an menginformasikan bahwa,
pekerjaan evaluasi merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian
proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidik.

10