POLICY BRIEF Meneguhkan Sistem Ekonomi K

POLICY BRIEF
Meneguhkan Sistem Ekonomi Kerakyatan Guna Mewujudkan Kesejahteraan Umum di
Indoniesia

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Ideologi Neoliberal
yang dianut pemerintah terbukti tidak memberikan dampak yang besar bagi kesejahteraan umum. Alih-alih
mensejahterahkan kehidupan bangsa, ideologi neoliberal membawa kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Oleh karena
itu diperlukan suatu solusi untuk memperbaiki perekenomian nasional. Ekonomi kerakyatan dirasa menjadi jawaban
di Timika
Freeport,
sumur
atas persoalan bangsa. Ekonomi kerakyatan menjanjikan keberpihakan
negarake
kepada
rakyat kecil.
Ekonomiminyak di
Kalimantan
dan yang
Sumatera
dikuasai
kerakyatan dianggap sebagai jalan terbaik untuk mewujudkan tujuan

negara sebagaimana
disampaikan dalam
Chevron, tambang tembaga di NTT
alinea ke IV Pembukaan UUD tahun 1945.

Kondisi
Perekonomian
dibawah
Sistem
Neoliberalisme

Indonesia
Ekonomi

Indonesia saat ini merupakan negara yang
dikategorikan
sebagai
negara
berkembang.
Pasalnya,

Indonesia
termasuk dalam negara dengan rata-rata
pendapatan yang rendah, infrastruktur
yang relatif terbelakang, dan indeks
perkembangan manusia yang kurang.
Untuk itu, agar supaya Indonesia menjadi
negara yang maju diperlukan perbaikan
dalam sistem perekonomiannya.
Jika melihat konteks Indonesia sekarang,
sistem
perekonomian
Indonesia
cenderung
mengarah
pada
sistem
perekonomian
global
yakni
sistem

ekonomi neo-liberal. Peran negara dalam
neoliberalisme menurut Stiglitz sendiri
ditekankan untuk melakukan empat hal
sebagai berikut:
(1) pelaksanaan kebijakan anggaran ketat,
termasuk penghapusan subsidi;
(2) Penentuan harga yang mengacu pada
mekanisme pasar;
(3) liberalisasi perdagangan; dan
(4) pelaksanaan privatisasi BUMN.1
Beberapa
contoh
kebijakan
yang
berlandasan neoliberal diantaranya, Pada
tahun 1967 pemerintahan orde baru
mengesahkan Undang-Undang Nomor 1
tentang
Penanaman
Modal

Asing.
Dampaknya terjadi privatisasi aset vital
negara, semisal lepasnya tambang emas

dieksploitasi Newmont, satelit Indosat
yang dijual ke Singapura. Selain itu
penyerahan harga BBM ke mekanisme
pasar baru-baru ini merupakan bukti lain
betapa sistem ekonomi neoliberal sudah
menjadi
pedoman
ekonomi
bagi
pemerintah2.
International Monitary Found (IMF)
percaya sistem ekonomi neoliberal akan
mampu membuat Indonesia menjadi
negara yang akan merajai perekonomian
Asia. Akan tetapi, alih-alih membuat
Indonesia berhasil maju dalam sektor

perekonomiannya, sektor perekonomian
Indonesia malah semakin terpuruk. Hal ini
ditandai dengan semakin menumpuknya
utang luar negeri, Bank Indonesia (BI)
mencatat, utang luar negeri Indonesia per
Januari 2015 mencapai 298,6 miliar dollar
AS atau Rp. 3.300 Triliyun.
Hal ini
diperparah
dengan
data
BPS
menyebutkan terjadinya perlambatan
pertumbuhan
ekonomi di Indonesia3.
Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada triwulan I tahun 2015 sebesar 4,7
persen, melambat dari pertumbuhan
ekonomi pada triwulan IV 2014 sebesar
5,1 persen (BPS, 2015)4.

Saat ini Indonesia juga menghadapi
persoalan kemiskinan yang cukup serius.
BPS (dalam Kemenkokesra, 2013)
menyebutkan
penduduk
miskin
di
Indonesia berjumlah 28,55 juta jiwa atau
16,58% dari total penduduk. Data tersebut
belum ditambahkan dengan jumlah
penduduk yang dikualifikasikan sebagai
penduduk hampir miskin yang mencapai 8
juta jiwa5.

JURUSAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK
FISIPOL UGM 2015

POLICY BRIEF
Meneguhkan Sistem Ekonomi Kerakyatan Guna Mewujudkan Kesejahteraan Umum di
Indoniesia

Grafik.1. Tingkat Kemiskinan ,
pengangguran dan pertumbuhan
GDP.

diamanatkan dalam amanat sila ke V
Pancasila. Pasalnya ideologi neoliberal
yang
dianut
pemerintah
saat
ini
menghasilkan gap pendapatan yang tinggi
antara rakyat atas dan rakyat kecil. Oleh
karena itu, diperlukan tindakan serius dari
pemerintah untuk mengatasi buruknya
kondisi perekonomian bangsa.
Geneologi Ekonomi Kerakyatan

Disamping itu BPS pada tahun 2013 juga
mencatatat Indeks Gini di Indonesia

mencapai 0,426.
Grafik.2. Indeks Gini di Indonesia.

Kondisi perekonomian Indonesia yang
mengalami keterpurukan akibat kebijakan
ekonomi kita yang cenderung berkiblat
pada
ideologi
neoliberal
sudah
seharusnya dievaluasi oleh pemerintah.
Diperlukan ‘jalan lain’ untuk membawa
perekonomian Indonesia ke arah yang
lebih baik. ‘Jalan lain’ yang ingin penulis
usulkan adalah mengelola perekonomian
negara dengan mengacu pada konsep
ekonomi kerakyatan. Apa itu ekonomi
kerakyatan?. Istilah ekonomi kerakyatan
mungkin sering kita dengar ketika momen
mendekati Pemilihan Presiden. Di momen

tersebut biasanya para capres yang
bersaing
sama-sama
menggunakan
terminologi ‘ekonomi kerakyatan’ sebagai
janji-janji politisnya.
Ekonomi kerakyatan sendiri tak boleh
dipandang sebagai sesuatu yang sempit
sebagai ekonomi yang berpihak pada
wong cilik. Lebih dari itu Ekonomi
kerakyatan mempunyai makna yang luas.
Bung Hatta menyebutkan ekonomi
kerakyatan sebagai sistem ekonomi yang

Dapat diartikan bahwa selama ini di
Indonesia terjadi kesenjangan pendapatan
penduduknya yang cukup lebar, atau
dengan kata lain distribusi pendapatan
antara si miskin dan sikaya di Indonesia
tidak merata.

Berdasarkan data yang tergambar diatas
mencerminkan
bahwa
perekonomian
Indonesia sedang berada dalam kondisi
yang tidak baik-baik saja. Ideologi
Neoliberal yang dianut pemerintah terbukti
tidak memberikan dampak yang besar
bagi kesejahteraan umum. Disamping itu
ideologi Neoliberal dianggap gagal
menjalankan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia sebagai mana yang telah

sepenuhnya dikelola bersama oleh rakyat
berlandaskan kekeluargaan, berbudaya
gotong royong, tidak menganut sistem
kapitalistis
yang
bersumber
pada

individualitas seseorang, dan cendering
sistem sosialistis yang mengangungkan
kolektivitas bersama di atas hak individu7.
Lebih dari itu menurut Prof. Dr. Mubyarto,
sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem
ekonomi yang berasas kekeluargaan,
berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan
pemihakan
sungguh-sungguh
pada
ekonomi rakyat dalam praktiknya8.
Pendapat dua tokoh ini
dikembangkan oleh Prof.

JURUSAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK
FISIPOL UGM 2015

kemudian
Revrisond

POLICY BRIEF
Meneguhkan Sistem Ekonomi Kerakyatan Guna Mewujudkan Kesejahteraan Umum di
Indoniesia
Baswir, ia menyebut ekonomi kerakyatan
sebagai antitesis ekonomi kapitalis dan

neoliberal. Makna kerakyatan di sini,
menempatkan rakyat sebagai konsepsi
politis, bukan konsep aritmatis statistik
belaka, yang bisa berarti siapa saja dapat
dikategorikan sebagai rakyat. Sistem
ekonomi kerakyatan adalah sistem
ekonomi yang berlandaskan demokrasi,
yaitu roda perekonomian nasional dikelola
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Ekonomi Kerakyatan juga memungkinkan
suatu struktur dan proses ekonomi yang
berupaya
memindahkan
kedaulatan
ekonomi (power to control) dari oligarki
para pemilik modal ke tangan seluruh
anggota masyarakat. Rakyat di sini,
mempunyai kedaulatan penuh dalammengendalikan perekonomian negara,
rakyat bisa kapan saja mengganti
penentuan kepala perusahan jika tidak
sesuai dengan cita-cita negara. Yang
perlu
ditekankan
disini
Rakyat
mengandung
arti
kolektivitas
dari
kepentingan orang banyak (public needs),
bukan kepentingan orang per orang dan
bukan akumulasi dari preferensi atau
kepentingan individu-individu, melainkan
preferensi sosial yang relevan dengan
hajat hidup orang banyak. Singkatnya
ekonomi
kerakyatan
bertujuan
mewujudkan ‘Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia’9.
Peran Negara dalam Sistem Ekonomi
Kerakyatan
Peran yang harus dilakukan negara
sebetulkan sudah diamanatkan dalam
konstitusi, akan tetapi semenjak Indonesia
masuk kedalam cengkraman neoliberal,
amanat konstitusi tersebut pelan-pelan
mulai ditinggalkan dan sudah tidak
dijadikan
sebagai
rujukan
dalam
melakukan pembangunan ekonomi di
Indonesia.
Secara umum Prof. Revrisond Baswir
menyebutkan peran yang harus dilakukan

oleh Negara dalam
kerakyatan antara lain.









sistem

ekonomi

Menyusun perekonomian berdasar
atas azas kekeluargaan (tolong
menolong/gotong
royong/kolektivisme),
yaitu
dengan
menjadikan
koperasi
sebagai model makro dan mikro
perekonomian Indonesia;
Menguasai
cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak, yaitu dengan
mengembangkan BUMN sebagai
motor penggerak perekonomian
nasional;
Menguasai
dan
memastikan
pemanfaatan bumi, air, dan segala
kekayaan
yang
terkandung
didalamnya bagi sebesar besarnya
kemakmuran rakyat;
Memenuhi hak setiap warga
negara
untuk
mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan;
Memelihara fakir miskin dan anakanak terlantar.10

Tujuan dan Sasaran Sistem Ekonomi
Kerakyatan
Bertolak dari uraian tersebut, dapat
ditegaskan
bahwa
tujuan
utama
penyelenggaraan
sistem
ekonomi
kerakyatan pada dasarnya adalah untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia melalui peningkatan
kemampuan
masyarakat
dalam
mengendalikan
jalannya
roda
perekonomian. Bila tujuan utama ekonomi
kerakyatan itu dijabarkan lebih lanjut,
maka sasaran pokoK ekonomi kerakyatan
dalam garis besarnya meliputi lima hal
berikut:
1.
Tersedianya peluang kerja dan
penghidupan yang layak bagi seluruh
anggota
masyarakat.
2.
Terselenggaranya sistem jaminan
sosial bagi anggota masyarakat yang
membutuhkan, terutama fakir miskin dan
anak-anak terlantar.

JURUSAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK
FISIPOL UGM 2015

POLICY BRIEF
Meneguhkan Sistem Ekonomi Kerakyatan Guna Mewujudkan Kesejahteraan Umum di
Indoniesia
3. Terdistribusikannya kepemilikan modal
material secara relatif merata di antara
anggota masyarakat.
4. Terselenggaranya pendidikan nasional
secara cuma-cuma bagi setiap anggota
masyarakat.
5.
Terjaminnya kemerdekaan setiap
anggota masyarakat untuk mendirikan dan
menjadi
anggota
serikat-serikat
ekonomi11.
Rekomendasi
Berikut penulis paparkan solusi praktis
apa yang harus dilakukan kedepannya
oleh Negara
1. Evaluasi
secara
menyeluruh
kebijakan-kebijakan ekonomi yang
berlandaskan sistem ekonomi
neoiberal. Karena sudah tidak
terbukti
dalam
memajukan
kesejahteraan nasional.
2. Nasionalisasi
Asset
strategis
negara yang telah di direbut oleh
pelaku swasta sebagai wujud
pelaksanaan
Pasal
33
(2)
UUD’1945.

3. Aplikasikan
Koperasi
sebagai
sokoguru perekonomian, mengingat
Koperasi
merupakan
sistem
pengelolaan
perusahaan
yang
berlandaskan kekeluargaan dan
hasil
produksinya
terdistribusi
secara
adil
ke
anggotanya.
Kebijakan ini sebagai wujud dari
Pasal 33 (1) UUD’45.
4. Penguasaan penuh pemerintah
terhadap segala bentuk aset yang
menyangkut kepentingan rakyat
banyak (public goods. Kebijakan ini
sebagai wujud dari Pasal 33 (3)
UUD’45
5. Pemberian bantuan modal serta
Kredit murah terhadap pelaku
Usaha Kecil dan Menengah. Agar
terciptanya iklim usaha yang sehat
dan mandiri.
6. Program empowerment terhadap
wong
cilik.
Agar
mereka
mempunyai ‘pengetahuan’ untuk
dapat merubah nasibnya.
7. Pemberlakukan Pajak Proggresif
kepada para pengusaha kaya. Agar
suapaya uang hasil pajak dialihkan
untuk menyediakan jaminan sosial
kepada rakyat kecil.

Endnotes.
1

Stiglitz, Joseph E. Making Globalization Work.
Newyork : WW Norton & Company, Inc. 2006.
2
Jurnal Indoprogress. Jejak Neoliberal di Indonesia.
Jakarta.2011
3
http://www.bi.go.id/en/statistik/utang-luarnegeri/Default.aspx (diakses pada 22 Juni 2015)
4

Policy brief ini ditulis guna memenuhi tugas
UAS Mata Kuliah Advokasi Kebijakan. Policy
brief ini ditulis oleh Badrul Arifin.
13/353999/SP/26025. JMKP FISIPOL UGM. 2015
Judul Tema diangkat dari Bab 2 Jaring Asmara
hasil publikasi PSKK UGM yang berjudul
Dampak Minimarket terhadap Ekonomi
Kerakyatan.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/05/05/1
35327526/Pertumbuhan.Ekonomi.Kuartal.I2015.Melambat.Ini.Penyebabnya (diakses pada 22 Juni
2015)
5
http://bps.go.id/idata-statictic/kemiskinan-2013/
diakses pada 22 Juni 2015)
6
http://bps.go.id/idata-statictic/Index-Gini-Indonesia2013/ diakses pada 22 Juni 2015)
7
Hatta, Mohammad. Membangun Ekonomi Indonesia.
Jakarta: Inti Idayu Press.1985
8
Mubyarto. Ekonomi Kerakyatan dalam Era Globalisasi.
Yogyakarta; Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM.
UGM. 2008.
9
Baswir, Revisond. Tiada Ekonomi Kerakyatan Tanpa
Kedaulatan Rakyat. Yogyakarta; Pustaka Pelajar. 1995.
10
Baswir , Revisond. Agenda Ekonomi Kerakyatan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997.
11
Ibid.10.

JURUSAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK
FISIPOL UGM 2015