Evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Medan Sunggal

  1. Bagaimana gambaran Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Sunggal? 2. Apakah hasil yang dicapai dari program ini sudah sesuai dengan tujuan awalnya?

  3. Bagaimana prosedur-prosedur dan aturan-aturan dalam pelaksanaan program ini?

  4. Apakah hasil yang telah dicapai program ini, sudah dapat menjawab permasalahan kemiskinan yang ada di Kecamatan Medan Sunggal?

  5. Apakah manfaat yang diberikan oleh pemerintah kepada keluarga sangat miskin melalui program ini sudah terdistribusi secara merata ke seluruh lapisan masyarakat? 6. Apakah program yang dilaksanakan oleh pemerintah sudah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan sebeumnya?

  7. Apakah program dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan keluarga sangat miskin?

  8. Apakah program ini telah memberikan keuntungan kepada keluarga sangat miskin (target group)?

  9. Apakah kelompok sasaran memperoleh bantuan seperti yang sudah didesain dalam program?

  10. Apakah program ini mempengaruhi perilaku masyarakat? 11.

  Sejauh ini, apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program ini? Untuk Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Medan Sunggal

  1. Bagaimana gambaran Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Medan Sunggal? 2. Bagaimana pelaksanaan program ini? Apakah sudah sesuai dengan tujuan awalnya?

  3. Bagaimana prosedur-prosedur dan aturan-aturan dalam pelaksanaan program ini?

  4. Apakah hasil yang telah dicapai program ini sudah dapat menjawab permasalahan kemiskinan yang ada di Kecamatan Medan Sunggal?

  5. Apakah manfaat yang diberikan oleh pemerintah kepada keluarga sangat miskin melalui program ini sudah terdistribusi secara merata ke seluruh lapisan masyarakat? 6. Apakah program yang dilaksanakan oleh pemerintah sudah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan sebeumnya?

  7. Apakah program dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan keluarga sangat miskin?

  8. Apakah program ini telah memberikan keuntungan kepada keluarga sangat miskin (target group) dan bagaimana mekanisme pengukurannya?

  9. Apakah kelompok sasaran memperoleh bantuan seperti yang sudah didesain dalam program?

  10. Apakah program ini mempengaruhi perilaku masyarakat? 11.

  Sejauh ini, apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program ini? 12. Apa saja yang menjadi kewenangan Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dalam program ini?

  Untuk peserta Program Keluarga Harapan (PKH) a.

  Identitas Informan 1. :

  Nama 2. : ..… tahun

  Usia 3. :

  Pendidikan SD/SLTP/SLTA(sederajat)/Diploma/Sarjana 4. Menerima Bantuan PKH Sejak : 20…..

  b.

  Daftar Pertanyaan A.

  EFEKTIVITAS 1.

  Bagaimana pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Sunggal? 2. Bagaimana prosedur pemberian bantuan yang diberikan oleh pemerintah bagi keluarga sangat miskin yang ingin mendapatkan bantuan?

  3. Apakah Anda sebagai masyarakat sudah memahami dengan jelas prosedur dalam mendapatkan bantuan itu?

  4. Apakah Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Sunggal sudah terlaksana sesuai terlaksana sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan?

  5. Apakah dengan adanya prosedur yang diberikan tersebut, proses pemberian bantuan pada Program Keluarga Harapan menjadi lebih mudah? 6. Dalam melaksanakan tugasnya, apakah para pelayan publik sudah melaksanakan tugasnya dengan benar sesuai dengan fungsinya masing- masing? 7. Apakah Program Keluarga Harapan yang telah dilaksanakan di Kecamatan

  Medan Sunggal sudah mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan sejak awal? B. KECUKUPAN 8.

  Masalah apa yang teratasi dengan adanya Program Keluarga Harapan yang telah dilaksanakan di Kecamatan Medan Sunggal?

  9. Apakah setelah adanya Program Keluarga Harapan, terjadi peningkatan pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan bagi keluarga sangat miskin? C. PEMERATAAN 10.

  Apakah bantuan yang didapat rumah tangga sangat miskin dari Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Sunggal sesuai dengan peraturan yang ditetapkan?

  11. Apakah bantuan yang diterima dari Program Keluarga Harapan sama rata untuk semua keluarga sangat miskin?

  12. Apakah manfaat yang diterima dari Program Keluarga Harapan sama rata untuk semua keluarga sangat miskin?

  13. Apakah Program Keluarga Harapan sudah menjangkau seluruh keluarga sangat miskin yang ada di Kecamatan Medan Sunggal? D. RESPONSIVITAS 14.

  Apakah Program Keluarga Harapan yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Sunggal sesuai dengan keinginan masyarakat? 15. Apakah pemerintah atau pemberi layanan memberi bantuan sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat sebagai penerima manfaat?

  E. KETEPATAN 16.

  Apakah hasil yang telah dicapai dari Program Keluarga Harapan tersebut sudah memberikan manfaat kepada masyarakat (kelompok sasaran)?

17. Apakah perubahan perilaku yang dialami masyarakat dari Program

  Keluarga Harapan tersebut?

HASIL WAWANCARA A.

  

Hasil Wawancara dengan Pendamping PKH Kecamatan Medan Sunggal,

Yulisnina, S. Ag.

  1. Program ini masih berjalan dengan lancar tidak ada masalah yang begitu besar

meskipun dalam kenyataannya masih ada yang pro dan kontra. Rata-rata

masyarakat yang pro adalah mereka yang menerima bantuan sedangkan yang

kontra adalah yang tidak menerima bantuan.

  2. Pelaksanaan program ini sudah sesuai dengan tujuan awalnya yaitu

mengentaskan mata rantai kemiskinan. Dalam pelaksanaan, pendamping juga

dibantu ketua kelompok. Ketua kelompok berfungsi untuk menyampaikan

informasi yang didapat pendamping dari UPPKH Kota kepada anggota

kelompok. Informasi mengenai anggota kelompok yang mengalami perubahan

data baik hamil, melahirkan, anaknya berpindah sekolah, tamat sekolah, atau

meninggal didapat dari ketua kelompok. Setelah itu barulah pendamping

melakukan pendataan. Ketua kelompok membantu pendamping untuk

melaksanakan tugasnya terkait dengan informasi mengenai anggota kelompok

karena keterbatasan pendamping dan banyaknya peserta yang ditanggungjawabi oleh pendamping yaitu 184 orang.

  3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan sudah ada dan dalam pelaksanaannya

sudah berjalan. Semua KSM harus memenuhi kewajibannya, misalnya yang

mempunyai anak balita harus dibawa setiap bulan ke posyandu untuk hal

kesehatan, bagi yang mempunyai anak usia sekolah harus tetap melaksanakan

pendidikannya di sekolah masing-masing.

Peserta harus didampingi saat pencairan dana karena pihak kantor pos tidak

mengetahui nominal uang yang dikeluarkan. Selain itu perlu pendamping

untuk memastikan bahwa orang yang mengambil dana adalah orang yang

benar dan tidak digantikan oleh orang lain. Kemudian, pendamping jugalah

yang mengisi nama dan nominal uang pada formulir pencairan dana. Awalnya

pendamping melakukan verifikasi data dan mengumpulkan hasilnya kepada

operator di UPPKH Kota.Setelah dikelola operator, pendamping kembali

  

melakukan cross check pada data dan akhirnya dilakukan closing data.

Akhirnya terbitlah keterangan nama dan nominal uang yang didapatkan

masing-masing KSM dan dari keterangan tersebutlah nantinya pendamping

mengisi formulir pencairan dana. Saat pertemuan kelompok sebelum

pencairan, biasanya hasil keterangan tersebut langsung diumumkan oleh

pendamping sehingga bila ada pemotongan dan KSM tidak mengetahuinya,

pendamping langsung bisa menjelaskan dan membuktikannya lewat formulir

verifikasi ke fasdik dan faskes.

Masyarakat didampingi ke posyandu karena mereka minder.Dalam

bayangannya kader-kader posyandu kurang ramah, namun setelah ada PKH

mereka mau tidak mau memang diharuskan datang.Selain itu pendamping

juga melakukan monitoring terhadap konsistensi peserta dalam memenuhi

kewajibannya.Bahkan, beberapa peserta PKH dijemput oleh pendamping ke

rumah masing-masing agar membawa anaknya ke posyandu.Beberapa peserta

terkadang tidak membawa anaknya ke posyandu karena anaknya sakit dan

tidak bisa diimunisasi.

  

Pendamping berkoordinasi dengan TKSK untuk mendata peserta PKH yang

belum memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) adalah kartu yang

diterbitkan oleh Pemerintah sebagai penanda keluarga kurang mampu, sebagai pengganti Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Mengenai kunjungan ke peserta, selain untuk pemutakhiran data, pendamping

juga mengunjungi peserta yang tidak hadir dalam pertemuan kelompok untuk

menyampaikan informasi atau peserta yang tidak hadir ke posyandu untuk

menanyakan alasan ketidakhadiran dan memberi arahan agar tetap

melaksanakan kewajibannya.

Pencairan di kantor pos sudah terjadwal satu kelurahan dalam satu hari. Jadi

sewaktu pencairan, semua pendamping hadir setiap hari meskipun pada hari

tersebut bukanlah jadwal pencairan wilayah binaannya. Hal ini dilakukan

karena peserta yang tidak bisa mengambil dana sesuai jadwalnya dapat

mengambilnya di hari berikutnya sedangkan pendamping harus membuat

rekap harian jumlah KSM berdasarkan wilayah, tanggal, dan nominal yang

  

mengambil dana PKH. Rekapan tersebut juga harus ditandatangani oleh pihak

kantor pos.

Resertifikasi dilakukan pada tahun 2013.Pendamping diberi pelatihan sebelum

membuat laporan resertifikasi. Data yang telah dihimpun oleh pendamping

kemudian dikirim ke UPPKH Pusat dan dari pusat akan dikeluarkan hasil

resertifikasi apakah bantuan diperpanjang (transisi) atau diberhentikan (graduasi). Saat hasil resertifikasi telah keluar, pendamping mendapat pelatihan lagi untuk menindaklanjuti hasil tersebut.Pertemuan pertama dilakukan dengan anggota dan mengundang tokoh lingkungan setempat

(tolingset) untuk menyampaikan hasil resertifikasi.Peserta PKH yang terkena

graduasi boleh mengajukan keberatan melalui formulir yang telah

disediakan.Di pertemuan yang kedua, formulir keberatan yang telah diisi

peserta harus mendapat persetujuan dan tanda tangan dari dua tolingset, ketua

kelompok, dan pendamping.Peserta PKH juga ada yang menerima status

graduasinya dan ada pula yang menolak.Hasilnya ada 14 peserta PKH yang

mengalami graduasi saat resertifikasi. Namun hingga kini belum ada lagi

instruksi dari pusat untuk kelanjutan proses resertifikasi.

  4. Hasil yang dicapai oleh program ini belum 100% karena bila sudah 100%

program ini sudah dihapuskan. Jumlah peserta PKH yang mendapat bantuan

menurun dari tahap III pencairan tahun 2014 bulan Oktober yaitu 197 KSM

menjadi 184 KSM pada bulan Desember yang merupakan tahap IV pencairan

tahun 2014. Hal ini diakui pendamping terjadi karena setelah dilakukan

pemutakhiran data, peserta PKH tidak lagi memenuhi persyaratan yaitu ibu

hamil, memiliki balita, dan anak sekolah SD/SMP (non kategori). Bagi peserta

PKH yang telah meninggal, penghapusan sebagai penerima bantuan PKH

tidak dilakukan. Pendamping akan melakukan pendataan mengenai siapa yang

mengasuh anak peserta PKH, kemudian bantuan disalurkan melalui pihak

yang mengasuh anak dan tetap harus digunakan untuk keperluan kesehatan

dan pendidikan. Ada juga anak yang mengalami keterbelakangan mental yang

meskipun usianya setara dengan usia anak SMP, namun dia bersekolah di SD,

anak tersebut masuk dalam kategori SD dan menerima bantuan.

  

Tidak ada masalah yang terjadi dalam laporan PKH karena program memang

tidak ada masalah.Verifikasi tetap berlanjut, tanggapan pihak di faskes dan

fasdik juga baik, dan tidak ada keluhan dari masyarakat.Masalah yang terjadi

hanya di awal-awal peluncuran program yaitu masalah identitas diri atau

kepemilikan KK dan KTP. Saat pencairan dana, selain membawa kartu PKH,

peserta juga harus membawa bukti identitas diri. Kemudian Dinas Sosial

berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan.Para pendamping diperintahkan

untuk mendata peserta PKH yang tidak memiliki identitas diri dan kemudian

langsung diurus. Pemutakhiran data secara dilakukan sebulan sekali, namun secara global dilakukan pertiga bulan sesuai dengan jadwal pencairan.Jadi, apabila

pencairan dilakukan pada bulan Desember, dilakukan verifikasi pada bulan

November untuk data Agustus, September, dan Oktober. Hasil tersebutlah

yang nantinya dijadikan acuan untuk pencairan dana pada bulan Desember.

  5. Manfaat yang diberikan juga belum merata ke seluruh lapisan masyarakat

karena program ini dijalankan sesuai dengan data yang didapat dari BPS. Jadi

yang mendapat bantuan hanyalah mereka yang datanya diberikan oleh BPS.

Bagi masyarakat yang merasa kurang mampu namun tidak mendapat bantuan,

tidak menjadi tanggung jawab pendamping karena hal tersebut di luar

kewenangan pendamping. Jadi pendamping tidak bisa membantu masyarakat

tersebut.

  6. Penerima bantuan mengakui bahwa PKH telah banyak membantu, namun

penerima bantuan yang akhirnya bantuannya dihentikan karena anaknya tidak

ada lagi yang memenuhi persyaratan untuk menerima bantuan berharap

bantuan ini diperpanjang hingga SMA karena biaya saat SMA jauh lebih besar

dibandingkan biaya untuk wajib belajar 9 tahun.

Pendamping sudah memberi arahan pada peserta PKH untuk memanfaatkan

dana sebaik-baiknya. Anak dari peserta PKH pada umumnya sudah mendapatkan BOS, maka pendamping mengarahkan peserta PKH agar

menggunakan dana untuk membeli alat-alat sekolah, transportasi, dan uang

saku anak.

  

Karakteristik yang membedakan peserta PKH di Sunggal dan Lalang ialah

warga di Lalang pada umumnya lebih mengharapkan bantuan dibandingkan

warga di Sunggal. Hal ini karena saat ada pendataan ataupun pertemuan

kelompok, warga Lalang langsung mengindikasikan bahwa akan ada bantuan

lain dan langsung menanyakan bantuan yang baru pada pendamping, padahal

tidak ada. Sedangkan pada warga di Sunggal tidak ditemui hal-hal seperti itu.

7. Terdapat keuntungan yaitu penerima yang awalnya mengalami kesulitan dalam menyekolahkan anak dan pergi ke puskesmas menjadi lebih terbantu.

  

Selain itu, ada pertemuan kelompok setiap bulan. Dalam pertemuan, penerima

bantuan PKH diberi kesempatan untuk menyampaikan segala keluh kesahnya.

Hal ini banyak membantu masyarakat yang awalnya malu atau takut untuk

menyuarakan pendapatnya. Masyarakat menjadi lebih berani berbicara dan

terbuka.

  8. Bantuan yang diberikan sudah sesuai dengan program yang dibuat. Sempat

beredar kabar bahwa ada pemotongan jumlah bantuan oleh pendamping PKH,

padahl bantuan tersebut dipotong karena penerima bantuan yang telah

melalaikan kewajibannya. Bahkan ada beberapa masyarakat yang bantuannya

habis karena terpotong semua. Memang sejak 2013 potongan hanya 10%

setiap bulan, namun sebelumnya potongannya 50%, jadi ada juga yang bantuannya habis terpotong.

  9. Program ini membuat masyarakat lebih menyadari pentingnya pendidikan dan kesehatan. Masyarakat ekonomi rendah biasanya memiliki rasa minder

terhadap kalangan yang lebih tinggi seperti dokter. Namun dengan adanya

PKH, mereka berkurang rasa mindernya karena terbiasa berinteraksi dengan

dokter sehingga merasa akrab dan dirangkul oleh orang-orang dengan status

yang lebih tinggi dari mereka.

  10. Hasil yang dicapai KSM setelah mendapat PKH tentu sangat banyak. Mereka

lebih menyadari pentingnya pendidikan dan kesehatan. Selain itu, masyarakat

lebih berani berkomunikasi dan menyampaikan pendapat.

  11. Mengenai laporan kegiatan, memang tidak dicantumkan tanggal pada rencana

kegiatan. Ini terjadi karena kami bekerja berdasarkan kondisi yang terjadi di

  

lapangan sehingga tidak dapat diprediksi jadwal yang pasti dalam setiap

kegiatan dan tidak semua kegiatan dapat dilakukan sesuai rencana.

B. Hasil Wawancara dengan Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Medan Sunggal, Drs. Ruslan Isra Pulungan.

  

1. Program Keluarga Harapan di Medan Sunggal sudah disalurkan atau

didistribusikan kepada warga sasaran sehingga sasaran yang diinginkan oleh

pemerintah dapat tercapai. Namun kita melihat ada kendala-kendala dalam hal

pemanfaatan bantuan oleh rumah tangga sasaran misalnya penggunaan setelah

menerima bantuan yang perolehannya tidak digunakan oleh rumah tangga

kepada apa yang dimaksud sebagai tujuan dari program artinya di luar dari

tujuan awal, misalnya bantuan untuk keperluan anak untuk menunjang

pendidikan atau sekolah yang digunakan untuk belanja. Hal ini berkaitan

dengan mental masyarakat penerima bantuan PKH dan disarankan ini perlu

pengarahan dari pendamping.

  

2. Pelaksanaan program belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan awal

diluncurkannya PKH karena ada kendala seperti yang disebutkan tadi yaitu

masalah mental manusianya termasuk masyarakat dan pengelola.

  3. Sudah ada prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang baku namun disana-sini perlu penyempurnaan terutama berkaitan dengan penyempurnaan aparat penyelenggara baik dari pihak pendamping, pemerintah, dan pihak yang

berkaitan dengan pelaksanaan program ini. Inilah pentingnya policy dan

pengawasan untuk mengawasi secara ketat penyaluran bantuan dan pemanfaatannya di rumah tangga.

  

4. Hasil yang dicapai belum 100% menjawab masalah kemiskinan yang ada di

Medan Sunggal, mungkin berkisar 50-60%. Perlu pendataan ulang secara terus

menerus karena ada kalanya seseorang dalam 3 bulan awal berada dalam

posisi miskin namun tetap mendapat bantuan hingga bulan selanjutnya

padahal statusnya sudah berada di atas garis kemiskinan. Di sisi lain, ada

orang yang awalnya tidak miskin namun karena ada maslah seperti sakit atau

bangkrut, dia lebih miskin yang lebih membutuhkan bantuan namun tidak

mendapat bantuan karena tidak terdata saat program pertama kali diluncurkan.

  

Kemudian, pendataan terhadap rumah tangga sasaran perlu lebih difokuskan

kepada kriteria miskin yang sama antara dinas terkait. Misalnya miskin

menurut Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana berbeda

dengan miskin menurut BPS (Badan Pusat Statistik), berbeda pula dengan

Departemen Sosial. Jadi perlu satu rumusan yang utuh tentang kriteria

kemiskinan dan bisa diterima berbagai dinas yang menyelenggarakan

pembangunan terkait pengentasan kemiskinan. Inikan perlu revisi

data.Pendataan yang akurat dilakukan setiap tahun.Ada revisi data.Jangan lagi

menggunakan data 2011 untuk tahun 2014-2015. Tim pendata harus

melibatkan tim independen misalnya ada komisioner seperti LSM, wartawan,

aparat pemerintah, dan institusi antara pemerintah dan masyarakat seperti

PKK, Karang Taruna, KMPI, bahkan mahasiswa. Jadi melibatkan tim terpadu

dalam melakukan pendataan. Jadi nanti tidak ada alasan untuk mengeluh

karena semua pihak turut dalam pendataan.Bila data yang ada salah, maka itu

merupakan kesalahan bersama.Pendataan tidak dimonolopi oleh satu pihak

saja.Hal yang terjadi sekarang, masyarakat menujukan kesalahan kepada

kepala lingkungan dan lurah.Padahal yang melakukan pendataan adalah BPS.

Dua hal utama yaitu perlu penyediaan data awal yang akurat dan perlu tim

pendataan yang terpadu untuk selalu melakukan pendataan secara berkala

minimal per tahun.

Berkaitan juga dengan keluhan masyarakat yang tidak mendapat bantuan.

Sebagai Kasi Kesos ya kami hanya bisa menampung keluhan dan mengecek

apakah masyarakat terdata sebagai penerima bantuan karena hanya nama yang terdata saja yang berhak menerima bantuan. Jika tidak terdaftar, maka hal ini

disampaikan ke Dinsosnakertrans dan BPS. Itulah perlunya tim pendata yang

terpadu. Apabila tim sudah terbentuk, harusnya masalah ini dapat disampaikan kepada tim untuk ditinjau kembali termasuk oleh TKSK (Tenaga Kerja Sosial

di Kecamatan) yang berada di bawah binaan Disosnaker namun memiliki

wilayah kerja di Medan Sunggal. Ibu Helena Saragih dari TKSK

dipertemukan dengan pendamping PKH untuk mensinergikan program-

programnya karena mereka adalah pihak yang aktif di lapangan. Pihak Seksi

Kesejahteraan Sosial yang terbatas tenaga akibat banyaknya tugas berusaha

  

menggandeng mereka untuk bekerja sama. Hendaknya di tingkat kota ada tim

terpadu yang memonitoring pendataan masyarakat. Misalnya di wilayah ada

tim pendata yang dibekali surat tugas seperti LSM, wartawan, tenaga

akademisi, dan aparat pemerintah baik kepala lingkungan atau ibu PKK turun

ke tempat masyarakat berdomisili sehingga didapatkan data by name by

address artinya memang benar ada orangnya, alamatnya sesuai, dan memiliki

keadaan yang layak dibantu oleh program-program dari pemerintah yang

ditujukan bagi KSM. Apabila tim sudah terpadu, data yang ada dapat lebih

akurat dan mereka pun pasti bermusyawarah untuk menentukan kelayakan

seseorang untuk mendapat bantuan. Kenyataan yang ada hingga tahun 2015

belum ada pendataan ulang untuk penerima PKH dan masih menggunakan

data yang itu-itu juga.Pengurangan jumlah penerima bantuan tidak diketahui

karena status KSM sudah menjadi mampu, berpindah domisili, atau sudah

meninggal. Disinilah perlunya tim terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Perlu

diketahui, BPS hanya memiliki satu petugas di kecamatan yang disebut

mantis. Kehadirannya di kantor camat sangat jarang ditemui padahal mereka

adalah sumber data.

  5. Manfaat yang diberikan belum terdistribusi karena berkaitan dengan data. Saat

dana dikucurkan, harusnya data penerima harus sudah valid. Perlu verifikasi

ulang data penerima PKH sehingga tidak ada yang merasa dirugikan dan ada

evaluasi per triwulan. Apabila ada rumah tangga yang statusnya naik sudah

tidak miskin lagi maka bantuan dapat dihentikan dan dapat diganti dengan

rumah tangga sasaran lain.

  6. Kalau ditanya kepada rumah tangganya, pasti dikatakan tidak sesuai karena ini

berkaitan dengan mental. Disinilah perlu ajaran agama tentang bersyukur telah

dibantu. Kemudian, penerima butuh bantuan ekonomi namun diberi dana

pendidikan. Sementara, untuk anak pergi ke sekolah belum makan karena

tidak ada belanja. Kemudian masalah transport, anak diberi dana sekolah,

namun tidak bisa pergi sekolah karena tidak ada ongkos. Hal ini membuat

bantuan sekolah menjadi kurang tepat manfaatnya.Inilah ketidaksesuaian keinginan dan kebutuhan KSM.

  

7. Pemberian jelas memberi keuntungan bagi para penerima tapi perlu lebih

difokuskan pada ketepatan penggunaan agar tercapai manfaat yang sudah

seharusnya. Pengukuran dilihat secara material karena biaya sekolah dan

kesehatan dapat terselamatkan.Namun untuk lebih jauh, program ini belum

memberi keuntungan bagi pengentasan kemiskinan secara total.

  

8. Desain sudah baik, namun pelaksanaan belum. Masih ditemukan kondisi

penerimaan bantuan yang berjejal-jejal padahal desainnya masyarakat nyaman

mendapatkan dan waktu-waktunya terjadwal. Kalau dilihat dari segi nominal,

bantuan sudah sudah sesuai dengan desain karena dana langsung dikirim ke

rekening lewat kantor pos. Namun, apabila setelah uang berada di tangan

penerima, penyaluran uang ke pihak-pihak lain kembali lagi pada penerima

bantuan.

  

9. Program ini mempengaruhi perilaku masyarakat yaitu mereka merasa tidak

malu untuk menerima. Harusnya masyarakat memiliki mindset bahwa

memberi lebih baik daripada menerima.Masyarakat selama ini terbiasa merasa

rezeki dengan menerima bantuan. Masyarakat sepertinya tidak lagi malu berstatus miskin sehingga beramai-ramai datang ke kantor camat ingin

mendapatkan bantuan sebagai masyarakat miskin. Hingga kini jumlah orang

miskin tidak berkurang berarti masyarakat telah terbiasa dan tidak malu

mengaku miskin.Secara positif ada juga masyarakat yang menerima bantuan

dan menggunakannya untuk biaya anak sekolah dan penerima tetap bekerja.Pengukuran dapat dilihat melalui pengamatan.

  

10. Hasil yang telah dicapai yaitu berkurangnya beban masyarakat dalam

menanggulangi kebutuhan yang berkaitan dengan menjadikan anak-anaknya

sebagai harapan baik melalui pendidikan sekolah dan kesehatan bagi anak usia

dini. Hasil ini perlu lebih dimaksimalkan dengan lebih menyempurnakan

pendataan awal untuk menentukan keluarga sasaran penerima PKH.

  

11. Pada awalnya PKH ditangani oleh Kasi PMK (Pemberdayaan Masyarakat

Kecamatan) atau Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan, Ibu

Tio. Pada tahun 2013, beliau berpindah tugas ke Medan Perjuangan.Dalam

rangka kekosongan, maka program PKH ini dialihkan oleh pimpinan ke Kasi

Kesos.Setelah ada pengganti Kasi PMK yaitu Ibu Widya, PKH kembali

  

ditangani oleh Kasi PMK dan berkoordinasi dengan Dinsosnakertrans Kota

Medan.Setahun kemudian Ibu Widya berpindah tugas ke Mentawai, maka

program ini kembali dikoordinir oleh Kasi Kesos bekerjasama dengan

pendamping yang ada di lapangan yang berada di bawah naungan

Dinsosnakertrans Kota Medan.Sampai saat ini, karena Kasi PMK masih

lowong, masih pelaksana tugas sementara Bapak T. Mahari Abdillah, Kasi

Kesos tetap menangani dan memonitor PKH ini. Tugas Kasi Kesos yaitu

berkoordinasi dengan pendamping yang ada di Medan Sunggal, menerima

laporan-laporan yang dikerjakan oleh pendamping PKH, memonitor kehadiran

pendamping PKH, dan bekerjasama dengan pendamping PKH dalam hal

memantau pendistribusian bantuan yang disalurkan kepada peserta PKH.

Laporan hasil kegiatan yang dikerjakan oleh pendamping di lapangan

diberikan langsung kepada lembaga yang menaunginya yaitu

Dinsosnakertrans Kota Medan melalui kepala bidang yang mengelola tugas

pokok dan fungsi PKH. Hanya saja karena pendamping selama ini

berkoordinasi dengan Kasi Kesos, maka daftar hadir mereka diserahkan

kepada Kasi Kesos dan diketahui oleh camat disertai dengan melampirkan

daftar hadir harian dan laporan hasil kegiatan atau pelaksanaan kegiatan PKH.

Pada dasarnya pendamping PKH berkewajiban untuk menyampaikan laporan

kepada Dinsosnakertrans Kota Medan dan memberikan tembusan ke camat

melalui Kasi Kesos sebagai alur koordinasi.Jadi Kasi Kesos sifatnya mewakili

camat dalam membina dan membimbing para pendamping PKH karena

mereke berada di wilayah Kecamatan Medan Sunggal.

  

C. Hasil Wawancara dengan ketua kelompok dan beberapa warga penerima

bantuan PKH

18. Menurut Anda, apakah Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan

  Sunggal sudah terlaksana dengan baik? Indraweni: PKH di Medan Sunggal sudah baik karena kami tidak pernah

  • mendapat kesulitan.
  • yang meningkat ekonominya. Saya saja dari rumah yang tidak ada lampu,

  Lista: PKH ini sudah baik karena tepat sasaran dan yang dibantu juga ada kamar mandi, sumur, dan rumah hampir rubuh kini sudah berubah bahkan memiliki sepeda motor.

  • Zubaidah: PKH sudah terlaksana dengan baik karena sebagian yang dibantu sudah ada yang maju dan terbantu walaupun ada yang belum maju juga.
  • Arifah: PKH ini sudah baik karena saya terbantu dalam pendidikan dan kesehatan.
  • Ratna: PKH ini sudah terlaksana dengan baik karena anak sekolah terbantu.
  • Siti: PKH ini bagus karena keuangan terbantu. Uangnya dapat digunakan untuk uang belanja karena uang sekolah gratis di sekolah negeri.

  19. Adakah prosedur pemberian bantuan yang diberikan oleh pemerintah bagi keluarga sangat miskin yang ingin mendapatkan bantuan?

  • Indraweni: Prosedurnya tentu ada. Petugas memilih siapa yang berhak menerima bantuan kemudian peserta diminta menyerahkan kartu keluarga dan KTP. Mulai dari hamil hingga usia 5 tahun kemudian dilanjutkan saat dia masuk sekolah hingga SMP.
  • Lista: Prosedurnya ya lumrah, kartu keluarga dan KTP.
  • Zubaidah: Prosedur awalnya disurvei ke rumah masing-masing, dilihat kondisi rumah dan isinya, pekerjaan suami dan istri.
  • Arifah: Awalnya kelurahan melakukan survey kemudian meminta KTP dan kartu keluarga.
  • Ratna: Pertama disurvey oleh pemerintah. Karena anak banyak dan rumah juga nyewa maka kami dipilih.
  • Siti: Awalnya kepling memberikan kupon. Kemudian dari kelurahan memeriksa ke rumah masing-masing untuk melihat cocok atau tidak mendapat bantuan. Kemuadian anak harus sekolah tidak boleh absen dan balita diperiksa ke posyandu.

  20. Apakah Anda sebagai masyarakat sudah memahami dengan jelas prosedur dalam mendapatkan bantuan itu?

  • Indraweni: Peserta sudah paham prosedurnya karena dari awal sudah dijelaskan dari lurah dan pendamping.
  • Lista: Peserta sudah dijelaskan semua prosedurnya.
  • Zubaidah: Ya, saya sudah mengetahui prosedurnya karena ada sosialisasi pertama tentang PKH.

  • Arifah: Dari awal peserta yang sudah disurvey dikumpulkan di kantor lurah untuk mendapat penjelasan jadi saya mengetahuinya.
  • Ratna: Iya, saya paham karena memang sudah dari awal diberitahu syarat- syaratnya.
  • Siti: Semua prosedur sudah disampaikan dan saya sudah paham.

21. Menurut Anda, apakah Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan

  Sunggal sudah terlaksana sesuai terlaksana sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan?

  • Arifah: Sudah terlaksana.
  • Lista: Iya, sudah.
  • Zubaidah: Sudah sesuai dengan prosedur.
  • Arifah: Sudah.
  • Ratna: Sudah.
  • Siti: Sudah.

  22. Menurut Anda, apakah dengan adanya prosedur yang diberikan tersebut, proses pemberian bantuan pada Program Keluarga Harapan menjadi lebih mudah?

  • Indraweni: Proses untuk menjadi anggota tidak ada yang ribet karena petugas melihat sendiri keadaan masyarakat yang sudah sulit dari segi ekonomi jadi prosedurnya mudah saja. Namun untuk syarat harus ke posyandu agak sulit dipenuhi karena ibu ada yang bekerja dan tidak sempat membawa anaknya.
  • Lista: Prosedurnya hanya sekedarnya saja dan tidak memberatkan.
  • Zubaidah: Tidak juga. Bantuan ini gampang-gampang sulit karena prosedurnya harus dipenuhi dan bila dilanggar akan mendapat denda.
  • Arifah: Syaratnya gampang saja karena hanya KTP dan kartu keluarga.
  • Ratna: Prosedur tidak ada yang menyulitkan. Syarat untuk ke sekolah dan posyandu juga kan demi masyarakat sendiri. Kita sudah susah jadi kalau mau berubah nasibnya memang harus sekolah. Sewaktu pencairan dana di kantor pos, setiap kelurahan diberi giliran satu hari.
  • Siti: Prosedur seluruhnya tidak ada yang memberatkan.

  23. Menurut Anda, dalam melaksanakan tugasnya, apakah para pelayan publik sudah melaksanakan tugasnya dengan benar sesuai dengan fungsinya masing- masing? Indraweni: Para pelayan publik sudah melaksanakan tugasnya dengan benar.

  • Apapun informasi yang ada, mereka cepat memberitahunya. Kita tidak pernah tidak mengerti ataupun tidak datang dalam kegiatan PKH misalnya kunjungan ke posyandu karena selalu dikabari bahkan dijumpai hingga ke rumah.
  • turun langsung ke lapangan. Peserta ditanyai apa pendapatnya peserta melalui pertemuan dan aspirasinya diterima dan ada realisasinya.

  Lista: Petugasnya sudah melaksanakan tugasnya dengan baik karena mereka

  • masalah selalu dikonsultasikan dengan pendamping dan saran yang diberikan sesuai dengan yang diinginkan.

  Zubaidah: Petugas sudah melaksanakan sesuai fungsi karena setiap ada

  • dipenuhinya seperti membuat pertemuan untuk menyampaikan informasi dari atasan.

  Arifah: Petugas sudah baik melaksanakan tugasnya karena semua sudah

  • dengan mereka.

  Ratna: Petugasnya baik-baik dan ramah. Kami tidak pernah ada kendala

  • ketua nantinya datang ke rumah-rumah untuk menyampaikan informasi dari pendamping.

  Siti: Petugas ramah. Segala informasi juga disampaikan lewat ketua kemudian

24. Menurut Anda, apakah Program Keluarga Harapan yang telah dilaksanakan di

  Kecamatan Medan Selayang sudah mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan sejak awal? Indraweni: Sudah tercapai karena kondisi penerima bantuan sangat

  • diperhatikan. Bahkan petugas sering mendatangi peserta untuk menanyakan apa masalah yang dihadapi peserta.
  • itulah tujuannya. Jadi, sudah tercapai.

  Lista: Bagi masyarakat yang kurang mampu ya jelas terbantu dan memang

  • tidak cukup. Pengeluaran lebih besar dari pendapatan.

  Zubaidah: Tujuannya belum tercapai karena memang bantuan yang diberikan

  • masyarakat masih sepele untuk melaksanakan kewajibannya.

  Arifah: Tujuan dalam memutus rantai kemiskinan masih 50% karena

  • Anak walaupun sekolah di swasta karena tidak masuk negeri tetap bisa terbantu sekolahnya.

  Ratna: Tujuannya sudah tercapailah karena memang benar-benar terbantu.

  • mahal, dan suamipun kadang bekerja kadang tidak.

  Siti: Tujuannya sudah tercapai. Sekarang kan zaman susah, semua kebutuhan

25. Menurut Anda, masalah apa yang teratasi dengan adanya Program Keluarga

  Harapan yang telah dilaksanakan di Kecamatan Medan Sunggal? Indraweni: Masalah kemiskinan jelas terbantu, namun ada juga masyarakat

  • yang masih belum mau melaksanakan kewajibannya dan tidak bisa dipaksakan.
  • terjaga kesehatannya.

  Lista: Masalah bagi anak yang sulit sekolah jadi terbantu dan balita pun lebih

  • ada PKH, ibu yang melahirkan dibantu di rumah sakit jadi operasipun lebih mudah dan tidak banyak biaya. Balita juga terbantu setiap bulan untuk ke posyandu.

  Zubaidah: Masalah yang terbantu yaitu anak sekolah dan ibu hamil. Karena

  • biaya membeli buku dan alat sekolah lainnya.

  Arifah: Program ini sudah tepat untuk menjawab masalah seperti kekurangan

  • butuh biaya banyak.

  Ratna: Terutama ya pendidikan karena anak memang sedang sekolah dan

  • diterima digunakan untuk kebutuhan sehari-hari bahkan untuk membayar hutang yang ada.

  Siti: Masalah yang teratasi yaitu masalah keuangan karena memang uang yang

  26. Menurut Anda, apakah setelah adanya Program Keluarga Harapan, terjadi peningkatan pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan bagi keluarga sangat miskin? Indraweni: Sebelum ada program, sekolah terasa sulit karena kurang biaya.

  • Uangpun kadang ada kadang tidak. Namun karena biaya sekolah dibantu secara tetap, biaya terasa ringan.
  • Uangnya bisa digunakan untuk membeli seragam sekolah. Untuk yang balita bisa membeli susu.

  Lista: Ada peningkatan. Anak yang biasanya sulit sekolah bisa terbantu.

  • masalah tapi sekarang biaya dipotong. Begitu juga dengan kesehatan ibu hamil dan balita yang sekarang lebih diperhatikan.

  Zubaidah: Ada peningkatan. Dulunya anak sekolah sering absen tidak ada

  • sekarang semua pergi karena takut dipotong. Anak sekolah juga harus rajin bersekolah dan orang tua selalu mengingatkan bahkan memaksa untuk pergi ke sekolah.

  Arifah: Sebelum ada program, masyarakat malas untuk ke posyandu namun

  • menyekolahkan anak apalagi anak saya tidak masuk sekolah negeri. Tapi program ini sudah sangat membantu dalam hal sekolah.

  Ratna: Melihat kondisi ekonomi keluarga, awalnya saya merasa tidak mampu

  • masalah dalam kesehatan. Dari pendidikan juga tidak ada perubahan karena anak masih SD dan merupakan sekolah negeri. Selain memang bebas uang sekolah, anak saya memang selalu rajin sekolah.

  Siti: Dari kesehatan tidak ada perubahan karena memang anak jarang ada

27. Menurut Anda, apakah bantuan yang didapat keluarga sangat miskin dari

  Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Sunggal sesuai dengan peraturan yang ditetapkan? Indraweni: Sudah sesuai karena memang ada peraturannya dan kalau

  • melanggar pun ada potongannya.

  Lista: Sudah sesuai.

  • Zubaidah: Bantuan sudah sesuai dengan peraturan yang diketahui.
  • Arifah: Bantuan sudah sesuai.
  • Ratna: Sudah sesuai.
  • Siti: Sudah sesuai dan tidak pernah dipotong malah ditambah karena anak
  • sudah masuk SD.

  28. Menurut Anda, apakah bantuan yang diterima dari Program Keluarga Harapan sama rata untuk semua keluarga sangat miskin? Indraweni: Bantuan yang diterima berbeda-beda sesuai dengan kondisi jumlah

  • anak yang sekolah dan yang balita.
  • Lista: Bantuan tidak rata. Kalau banyak anak maka banyak bantuannya.

  Tergantung jumlah anak sekolah, balita, dan ibu hamil.

  • Zubaidah: Bantuan berbeda karena menurut jumlah anak sekolah dan balita.
  • Arifah: Bantuan tidak sama rata.
  • Ratna: Bantuan berbeda-beda sesuai dengan peraturannya yaitu berdasarkan bayi dan anak sekolah.
  • Siti: Bantuan yang terima berbeda-beda tiap penerima tergantung jumlah tanggungan.
  • Indraweni: Manfaatnya sama karena petugas juga tidak pernah pilih kasih.

  Semakin banyak anak semakin banyak bantuan.

  29. Menurut Anda, apakah manfaat yang diterima dari Program Keluarga Harapan sama rata untuk semua keluarga sangat miskin?

  Apabila ada informasi, disampaikan ke semua peserta jadi tidak dibeda- bedakan.

  • Lista: Manfaat sama rata.
  • Zubaidah: Manfaat sama rata dan tidak dibeda-bedakan.
  • Arifah: Manfaatnya merata karena semua dikumpulkan.
  • Ratna: Manfaatnya ya sama sajalah untung membantu keuangan.
  • Siti: Manfaat sama rata bagi semuanya.

  30. Menurut Anda, apakah Program Keluarga Harapan sudah menjangkau seluruh keluarga sangat miskin yang ada di Kecamatan Medan Sunggal?

  • Indraweni: Semua yang kurang mampu mendapat program. Ada memang sebagian orang yang mengaku miskin namun tidak diberi bantuan karena setelah dilihat lagi ternyata dia memiliki kekayaan seperti rumah milik sendiri dan sepeda motor.
  • Lista: Tidak semua yang terbantu namun ada banyak. Sebelumnya masyarakat ada yang mampu namun mendapatkan bantuan tapi kemudian diselidiki oleh petugas dan bantuan diambil kembali. Bagi yang tidak mampu namun belum mendapat bantuan juga diusahakan oleh petugas agar diberi bantuan.
  • Zubaidah: Masih belum merata karena ada yang kurang mampu tapi tidak mendapat bantuan. Sewaktu survei keadaan masih bagus karena ada usaha seperti berjualan kemudian bangkrut dan tidak bisa berjualan karena tidak ada
modal jadi kurang biaya untuk anak sekolah. Namun, masyarakat yang mampu tidak ada yang mendapat bantuan.

  • Arifah: Belum semua yang miskin mendapat bantuan mungkin karena ada kesalahan dari pendataan. Namun yang mendapat bantuan memang yang benar-benar miskin.
  • Ratna: Yang saya tahu di sekitar saya sudah orang mampu semua jadi tidak ada yang mendapat bantuan. Tapi kalau di tempat lain saya tidak tahu.
  • Siti: Belum semua yang kurang mampu mendapat bantuan karena merupakan orang pindahan. Ada juga warga yang mampu namun mendapat bantuan PKH dan katanya akan dicoret namanya. Ternyata dulunya penerima bantuan itu menyewa rumah namun karena mendapat rezeki sekarang sudah membangun rumah bertingkat.

31. Menurut Anda, apakah Program Keluarga Harapan yang dilaksanakan di

  Kecamatan Medan Sunggal sesuai dengan keinginan masyarakat?

  • Indraweni: Saya sangat bersyukur dengan adanya program ini, bagaimana bisa saya bilang tidak sesuai dengan keinginan saya.
  • Lista: Program ini sudah sesuai dengan keinginan saya pribadi. Saya berharap program ini berlanjut dan biayanya kalau bisa ditambahkan dan bantuan sampai SMA.
  • Zubaidah: Program ini belum sesuai dengan keinginan karena saya berharap bantuan diteruskan sampai ke jenjang SMA.
  • Arifah: Program ini belum sesuai karena ingin berlanjut ke SMA.
  • Ratna: Sesuai dengan keinginan saya karena inikan bantuan uang, kami sebagai rakyat susah sangat membutuhkannya.
  • Siti: Sudah sesuai dengan keinginan saya.

  32. Menurut Anda, apakah pemerintah atau pemberi layanan memberi bantuan sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat sebagai penerima manfaat?

  • Indraweni: Pelayanan dari petugas juga sudah sesuai.
  • Lista: Petugas sudah sesuai lah karena dekat dengan peserta dan mau mengunjungi secara pribadi.
  • Zubaidah: Saya cukup puas dengan pelayanan dari petugas.
  • Arifah: Petugasnya sudah sesuai dengan keinginannya.

  Ratna: Semuanya sudah sesuai.

  • Siti: Petugas keseluruhan sudah sesuai dengan keinginan.
  • 33.

  Menurut Anda, apakah hasil yang telah dicapai dari Program Keluarga Harapan tersebut sudah memberikan manfaat kepada masyarakat (kelompok sasaran)?

  • sekolah.

  Indraweni: Hasil yang bermanfaat yaitu imunisasi anak-anak dan bantuan

  Lista: Ya bermanfaat untuk sekolah dan kesehatan balita dan ibu hamil.

  • Zubaidah: Iya bermanfaat seperti posyandu setiap bulan, bantuan biaya bagi
  • operasi ibu melahirkan, dan biaya anak sekolah walaupun tiga bulan sekali tapi lumayan juga.
  • memberi pengalaman dan kesempatan untuk bertemu dengan pejabat-pejabat negara karena KSM pernah diundang untuk sosialisasi.

  Arifah: Selain manfaat dalam kesehatan dan pendidikan, program ini juga

  • Sebelumnya capek sekali karena mencuci di banyak rumah, sekarang sudah agak berkurang. Jadi ibu mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari, bapak untuk membayar uang sewa rumah, dan bantuan ini untuk anak sekolah.

  Ratna: Manfaatnya sekarang saya sudah tidak bekerja di banyak tempat.

  • uang belanja.

  Siti: Manfaatnya yaitu mendapatkan uang. Uangnya untuk membeli beras dan