Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

  PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU PERSETUBUHAN PADA ANAK (ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR: 1202 K/PID.SUS/2009) TESIS Oleh: PANCA HUTAGALUNG 117005016/ HK FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

  PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU PERSETUBUHAN PADA ANAK (ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR: 1202 K/PID.SUS/2009) TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum Dalam Program Studi Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Oleh: PANCA HUTAGALUNG 117005016/ HK FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

  

Judul Tesis : PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP

PELAKU PERSETUBUHAN PADA ANAK (ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR: 1202 K/PID.SUS/2009) Nama Mahasiswa : PANCA HUTAGALUNG N I M : 117005016 Program Studi : Magister Ilmu Hukum

  Menyetujui Komisi Pembimbing

  Dr. M. Hamdan, SH., MH Ketua

  Dr. Mahmud Mulyadi, SH.,M.Hum Dr. Utary Maharany Barus, SH., M.Hum Anggota Anggota Ketua Program Studi Dekan (Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH) (Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum) Lulus Tanggal: Jum’at 12 Juli 2013M/ 03 Ramadhan 1434H

  Telah diuji pada Hari/Tanggal: Jum’at 12 Juli 2013M/ 03 Ramadhan 1434H

  PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. M. Hamdan, SH, MH Anggota : 1. Dr. Mahmud Mulyadi, SH., M.Hum

  2. Dr. Utary Maharany Barus, SH., M.Hum

  3. Dr. Madiasa Ablisar, SH., MS

  4. Dr. Idha Aprilyana, SH., M.Hum

  

ABSTRAK

  Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak sejak semula ditujukan sebagai upaya perlindungan serta mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya. Meskipun demikian kejahatan terhadap anak masih kerap terjadi bahkan semakin eskalatif misalnya persetubuhan terhadap anak padahal ancaman hukumannya tergolong tinggi. Dalam penelitian ini misalnya pemicu persetubuhan terjadi akibat hubungan asmara dan suka sama suka antara pelaku dan saksi korban yang tergolong anak. Memperhatikan hal ini maka permasalahan yang timbul adalah bagaimana pengaturan persetubuhan terhadap anak menurut hukum pidana di Indonesia dan bagaimana penegakan hukum pidana yang dilakukan judex facti dalam kasus persetubuhan terhadap anak dalam Putusan Nomor 2417/Pid.B/2008-Mdn juncto Putusan Nomor 38/Pid/2009/PT-Mdn dan bagaimana penegakan hukum pidana oleh judex juris terhadap kasus persetubuhan terhadap anak dalam Putusan Nomor 1202K/Pid.Sus/2009.

  Metode penelitian yang digunakan bersifat normatif preskriptif dengan pendekatan analitis serta pendekatan perundang-undangan dengan menganalisa perkara Nomor 1202K/Pid.Sus/2009. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen kemudian menganalisis data yang diperoleh secara kualitatif dengan pemilihan teori-teori, asas- asas, norma-norma, doktrin dan pasal-pasal perundang-undangan yang relevan serta menghubungkan data-data dimaksud dengan permasalahan yang diteliti.

  Pengaturan tentang persetubuhan terhadap anak diatur dalam KUHP, Undang- Undang No. 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

  Penegakan hukum pidana yang dilakukan judex facti dalam Putusan Nomor 2417/Pid.B/2008-Mdn juncto Putusan Nomor 38/Pid/2009/PT-Mdn telah sesuai dengan ketentuan hukum acara pidana, yaitu pembacaan dakwaan, pemeriksaan saksi, pemeriksaan surat, dan pemeriksaan terdakwa, tuntutan, pembelaan dan putusan. Penjatuhan hukuman didasarkan atas teori pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif dan menganut teori kesalahan akan tetapi tidak mempertimbangkan teori kesalahan korban. Penegakan hukum pidana oleh judex juris dalam Putusan Nomor 1202K/Pid.Sus/2009 telah sesuai dengan ketentuan hukum acara pidana dan mencerminkan teori kesalahan korban.

  Kata Kunci: Penegakan Hukum, Tindak Pidana, Persetubuhan, Anak.

  

ABSTRACT

Law No. 23/2003 on Child Protection is initially intended to protect children

and to ensure their safety by providing security for their rights. Nevertheless, sexual

harassment toward children often occurs and indicates its escalation even though it is

regarded as a felony. In this research, for example, it was found that sexual

harassment was caused by erotic love and courting between a male adult and a

female who was still very young. Therefore, the problems which arose in the research

were as follows: how about the regulation on sexual harassment according to the

criminal law in Indonesia, how about the enforcement of criminal law in judex facti

in the case of sexual harassment toward children under the Verdict No.

2417/Pid.B/2008-Mdn, in conjunction with the Verdict No. 38/Pid/2009/PT-Mdn, and

how about the enforcement of criminal law in judex juris on sexual harassment

toward children under the Verdict No. 1202K/Pid.Sus/2009.

  The research used perspective normative method with analytic and legal

provision approaches by analyzing the case No. 1202K/Pid.Sus/2009. The source of

data was secondary data which comprised primary, secondary, and tertiary legal

materials. They were gathered by conducting documentary study and analyzed

qualitatively by selecting relevant theories, principles, norms, doctrines, and articles

in legal provisions and correlated them with the problems of the research.

  Sexual harassment toward children is regulated in the Criminal Code, in Law

Violence in Household. The enforcement of criminal law in judex facti under the

Verdict No. 2417/Pid.B/2008-Mdn, in conjunction with the Verdict No.

38/Pid/2009/PT-Mdn is in line with law of criminal procedure; namely, the reading

of accusation, examining witnesses, examining documents, examining defendants,

indictment, advocacy, and verdict. Handing down a verdict is based on the

authentication theory according to law negatively and follows fault theory although

the victim’s fault is not considered. The enforcement of criminal law in judex juris

under the Verdict No. 1202K/Pid.Sus/2009 is in line with law of criminal procedure

and reflects the theory of the victim’s fault. Keywords: Law Enforcement, Criminal Act, Sexual Harassment, Child.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan kasih sayangnya sehingga penulisan Tesis dengan judul: “Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan Pada Anak (Analisis

  

Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1202 K/PID.SUS/2009” dapat

  terselesaikan. Sholawat teriring salam kepada junjungan semesta alam, khotaman

  

nabiyyin, saidul anbiya, rosulillah Muhammad sallallahi ‘alaihi wa alihi wasallam ,

yang telah mencerahkan kehidupan ummatnya kejalan yang diridhai Allah SWT.

  Penulisan ini secara jahirnya dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebagai wujud tanggungjawab akademik, walaupun bagi saya hal ini secara batiniahnya lebih sebagai salah satu upaya ubudiah yang mudah-mudahan berdimensi ukhrawi.

  Dalam melaksanakan penelitian tesis ini, saya harus akui demikian banyaknya rintangan dan hambatan yang dihadapi, betapa tidak antara pekerjaan membaca, belajar, menulis, meneliti dan mencari nafkah bagi keluarga adalah kondisi yang harus bergerak serentak dalam satu irama. Begitu sesaknya terkadang, hampir-hampir memilih menyerah dan pasrah, tetapi mengingat besarnya nilai ibadah berbanding lurus dengan tingkat kesulitan yang dihadapi, mendorong saya untuk kembali mencari makna janji Allah yang diulang dua kali secara berurutan (seperti tampak terkesan pemborosan redaksi-jika bukan karena demikian pentingnya) “maka sesunguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6).

  Saya beruntung dan bersyukur kepada Allah karena dalam penyelesaian tesis ini saya ditakdirkan diberikan para pembimbing dan penguji yang benar-benar mengulurkan tangan tanpa pamrih sehingga dalam kesempatan ini wajib kiranya saya haturkan terimakasih kepada:

  1. Dr. Hamdan, S.H, M.H sebagai Ketua Komisi Pembimbing tesis ini yang telah demikian banyak memberikan masukan yang sangat berharga bahkan lebih dari itu seolah hampir dapat dikatakan “turut mengerjakan” tesis ini.

  2. Dr. Mahmud Mulyadi, S.H., M.Hum sebagai Anggota Komisi Pembimbing juga banyak memberikan arahan kepada saya dan mempermudah penyelesaian tesis ini ditemui dan share.

3. Dr. Utary Maharany Barus, S.H., M.Hum tidak ketinggalan, sebagai Angota

  Komisi Pembimbing telah bersusah payah mengkoreksi tata tulis yang tidak pada tempatnya disamping tetap memberikan berbagai masukan yang sungguh penting terhadap substansi.

  4. Dr. Madiasa Ablisar, S.H., M.S sebagai Penguji bagi saya tidak hanya sekedar penguji bahkan dalam berbagai kesempatan beliau sering memacu semangat saya untuk menyelesaikan tesis ini disamping memberikan berbagai masukan berharga.

  5. Dr. Idha Aprilyana, S.H., M.Hum sebagai Penguji walaupun tidak sering berjumpa dengan saya disela-sela pengerjaan tesis ini tetapi tidak kurang kebaikan hatinya untuk mempermudah tugas saya dan secara jujur saya katakan bahwa kritikannya menjadi umpan balik yang prestisius.

  Pada kesempatan ini saya akui secara tulus bahwa tesis ini layak dikatakan selesai lebih kepada kebaikan hati dan kerelaan nama-nama yang mulia tersebut di atas, jazakumullah khoiran katsiro (semoga Allah memberikan kebaikan yang banyak untuk Bapak dan Ibu).

  Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih yang hangat kepada: 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

  Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

  3. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

  4. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

  5. Seluruh Guru Besar dan Dosen pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Pegawai dan staf pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas

  Sumatera Utara yang tidak dapat saya tulis satu persatu. Terimakasih karena telah menjadi bagian dari kehidupan saya.

  Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada: 1. Kedua orang tua saya yaitu: K. Hutagalung (bapak) dan Almh. P. Silitonga (ibu) yang sejak kecil selalu mendorong saya untuk terus belajar agar kesulitan kehidupan saya lebih ringan dari beban kehidupan mereka yang mulia itu.

  “Pegang pulpen lebih ringan daripada pegang cangkul”, ucap mereka.

  2. Abang dan kakak saya berserta semua keluarga yang setiap waktu mengkhawatirkan studi saya ini dan selalu memanjatkan doanya demi selesainya studi saya ini. dengan kata-kata, saya sampaikan kepada: 1.

  Elli Dayanti Pasaribu, isteri tercinta saya yang selalu sabar memberikan dorongan dan dukungan yang menyentuh hati saya dalam segala bentuknya, yang bahkan menjadi sumber kekuatan bagi saya.

  2. Mahatma Muhammad Hutagalung, anak pertama saya berumur 3 tahun yang canda tawanya, kepolosannya dan “gangguan kecilnya” menjadi semangat juang tersendiri bagi saya.

  3. Majesty Muhammad Hutagalung, anak kedua saya berumur 3 bulan yang kebisuannya dikeheningan malam menjadi pesan ilahi bagi saya untuk harus menyelesaikan studi ini. Kontribusi kalian bagi studi saya ini mungkin lebih besar ketimbang kontribusi saya sendiri. Kalian benar-benar yang terpenting dalam hidup saya setelah Allah dan rasulNya.

  Saya menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari idealnya apalagi sampai mencapai derajat kesempurnaan adalah kemustahilan. Hal ini sangat humanis karena telah merupakan ketentuan Allah SWT sebagaimana firmannya “dan tidaklah manusia itu diberikan ilmu kecuali hanya sedikit”, sehingga pepatah Latin cukup mewakili disini yang berbunyi: nec scire fas est omnia (tidak sepantasnya untuk mengetahui segalanya). Nabi Muhammad SAW juga bersabda: “salah dan lupa adalah dua sifat dasar manusia”, dan orang-orang Latin-pun berkata: “Errare

  

humanun est ; salah/ khilaf adalah sifat manusia” dan mengingat keadaan saya yang

  saya sahu, simpul Socrates, ialah bahwa saya tidak tahu apa-apa”! Mengingat itu semua, bijaksanalah kiranya kalau saya tetap berharap dan terbuka atas saran dan kritik yang educative constructif dari segala pihak yang lebih arif karena dalam konsepsi Islam ada suatu anjuran yang mengatakan: “agama itu adalah nasehat-menasehati”, dan dibidang ilmiah telah disepakati secara luas ungkapan: “la critique est la via de la science; kritik adalah kehidupan ilmu pengetahuan”. Walau demikian meminjan kata Imam Ali karomallohu wajhah, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”, maka penulisan tesis ini merupakan salah satu upaya untuk itu.

  Akhirnya kepada Allah jualah segalanya saya serahkan, semoga ridha dan karuniaNya selalu menyertai setiap hela nafas dan setiap tapak langkah kita semua,

  amin ya robbal ‘alamin .

  Medan, 12 Juli 2013 Hormat saya, Panca Hutagalung

RIWAYAT HIDUP

  Nama : Panca Hutagalung Tempat/ Tgl Lahir : Napitupulu, 16 Mei 1981 Jenis Kelamin : Laki-Laki Agama : Islam Profesi : Advokat sejak tahun 2008 Status : Menikah Alamat : Jl. Alumunium I Brayan Bengkel, Medan Deli, Kota Medan No. Telp : 081361052230 Email : Pendidikan : 1. SD Negeri Napitupulu, 1993

  2. Madrsah Tsanawiyah Raso, 1996 3. Madrasah Aliyah Raso, 1999.

  4. S-1 Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara, 2001-2005

  5. S-2 Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, 2011-2013

  DAFTAR ISI Halaman

  ABSTARAK ………………………………………………………………. i

  ABSTRACT ………………………………………………………………… ii

  KATA PENGANTAR …………………………………………………..… iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………. ix DAFTAR ISI ………………………………………………………………. x

  BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………….…

  1 A.

  1 Latar Belakang …………………………………………...…..

  B.

  17 Perumusan Masalah ……………………………………...…..

  C.

  17 Tujuan Penelitian …………………………………...………..

  D.

  Manfaat Penelitian …………………………………………... 18 E. Keaslian Penelitian ……………………………………..……. 19 F.

  20 Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional ………………..

  1.

  20 Kerangka Teori …………………………………………..

  2.

  41 Landasan Konsepsional ………………………………… G.

  43 Metode Penelitian …………………………………………....

  1. Spesifikasi dan Sifat Penelitian ……………………….…. 44 2.

  45 Sumber Data ……………………………………………..

  3.

  46 Teknik Pengumpulan Data ……………………………… 4.

  46 Analisis Data ……………………………………………..

  BAB II PENGATURAN TENTANG TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK MENURUT HUKUM PIDANA DI INDONESIA……………………………………….

  47 A. Aturan Tindak Pidana Persetubuhan Terhadap Anak Menurut

  Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ………………………

  47 1.

  52 Definisi Anak Menurut KUHP …………………………..

  2.

  55 Persetubuhan Dengan Paksaan Dalam KUHP …………...

  3.

  61 Persetubuhan Tanpa Paksaan Dalam KUHP …………….

  B.

  Aturan Tindak Pidana Persetubuhan Terhadap Anak Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak ………………………….……………….

  68 1. Definisi Anak Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak ……………….

  69 2. Pasal Yang Mengatur Tentang Persetubuhan Terhadap

  Anak Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 C. Aturan Tindak Pidana Persetubuhan Menurut Undang-

  Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga ……..……..……………...

  79 BAB III PROSES PENEGAKAN HUKUM PIDANA OLEH HAKIM TERHADAP KASUS PERSETUBUHAN

JUDEX FACTIE

  KEPADA ANAK DALAM PUTUSAN NO. 2417/PID.B/2008

  JO PUTUSAN NO. 38/PID/2009/PT-MDN …

  82 A.

  85 Duduk Perkara ……………………………………………….

1. Pemeriksaan Dalam Pengadilan Negeri Medan Register Nomor 2417/Pid.B/2008/PN-Mdn ……………………….

  86

  a)

  87 Dakwaan ……………………………………………..

  b)

  90 Pembuktian ………………………………………….. c)

  97 Tuntutan ……………………………………………...

  d)

  98 Pembelaan ……………………………………………

  e) 100 Putusan Pengadilan …………………………………..

2. Pemeriksaan Dalam Pengadilan Tinggi Medan Register

  Nomor 38/Pid/2009/PT-Mdn ……………………………. 104 B. Analisis Hukum Terhadap Putusan Nomor

  2417/Pid.B/2008/PN-Mdn dan Putusan Nomor 38/Pid/2009/PT-Mdn ………………………………………... 109 1.

  Terdakwa Diperiksa Tanpa Penasehat Hukum ………………………………………………..………….. 109 2.

  Umur Saksi Korban Tidak Dapat Dibuktikan Melalui Bukti Surat ……………………....………………………. 111 3.

  Pertimbangan Hukum Tidak Cukup Lengkap Terhadap Unsur Tindak Pidana Yang Dinyatakan Terbukti …………………………………………………………… 112 4.

  Kerusakan Mental Dan Trauma Korban Sebagai Perihal Yang Memberatkan Hukuman Tidak Terbukti …………………………………………………………… 112 5.

  Hakim Judex Factie Tidak Mempertimbangkan Kausalitas Perbuatan Pidana …………………..………… 113

  BAB IV PENEGAKAN HUKUM PIDANA OLEH HAKIM JUDEX JURIS TERHADAP KASUS PERSETUBUHAN KEPADA ANAK DALAM PUTUSAN NOMOR 1202K/PID.SUS/2009 .. 120 A.

  123 Memori Kasasi Terdakwa …………………………………… B.

  131 Kontra Memori Kasasi Penuntut Umum …………………… C.

  134 Putusan Mahkamah Agung Nomor 1202K/Pid.Sus/2009 ...... D.

  Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1202K/Pid.Sus/2009 ………………………………………… 136 1.

  Mahkamah Agung Membenarkan Pertimbangan Hukum

  Judex Factie Perihal Keterbuktian Unsur-Unsur Pasal 81

  ayat 2 UU No. 23 Tahun 2002 …………………………... 136 2. Mahkamah Agung Memperhatikan Keberadaan Umur

  Korban Yang Sudah 17 Tahun Bukan 15 Tahun ………... 137 3. Mahkamah Agung Mempertimbangkan Fakta-Fakta

  Seputar Kausalitas Persetubuhan ………………………... 138 4. Mahkamah Agung Menghargai I’tikad Baik Terdakwa

  Untuk Bertanggungjawab ……………………………….. 142 5. Mahkamah Agung Mengakui Kehendak Bebas Terdakwa

  Dan Saksi Korban ………..……………………………… 143

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………….……………… 148 A.

  148 Kesimpulan …………………………………………………..

  B.

  150 Saran …………………………………………………………

  DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 152

Dokumen yang terkait

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Money Laundering dengan Kejahatan Asal Penipuan (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1329K/PID/2012)

3 105 182

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Persetubuhan

20 276 107

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

2 105 177

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Penegakan Hukum Terhadap Oknum Polri Sebagai Pelaku Tindak Pidana Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 479/Pid.B/2011/Pn.Mdn)

1 50 102

Kajian Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemalsuan Akta Otentik Oleh Notaris (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1568 K/Pid/2008)

0 22 0

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Money Laundering dengan Kejahatan Asal Penipuan (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1329K/PID/2012)

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Persetubuhan

0 0 23

BAB II PENGATURAN TENTANG TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK MENURUT HUKUM PIDANA DI INDONESIA - Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Persetubuhan pada Anak (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1202 K/PID.SUS/2009)

0 0 46