BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Supervisi a. Pengertian Supervisi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Kinerja Gurudi Sdn Pakintelan 01 Gunungpati Kota Semarang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Supervisi a. Pengertian Supervisi
Supervisi merupakan salah satu proses kegiatan atau pelaksanaan sistem manajemen yang merupakan bagian dari fungsi pengarahan serta pengawasan dan pengendalian(controlling). Menurut Purwanto(2010:76)bahwa Supervisi sebagai pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Sedangkan Adam dan Dickey(1959:2)yang dikutip oleh Sahertian(2008:17)mengemukakan supervisi adalah program yang terencana untuk memperbaiki pengajaran. Pendapat tersebut diperkuat oleh Mulyasa(2013:240)bahwa supervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Dari pengertaian tersebut dapat diartikan bahwa supervisi adalah kegiatan pembinaan kinerja guru dan staf yang direncanakan dan terprogram agar tercipta kinerja yang lebih baik. usaha yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar ia dapat memperbaiki, mengembangkan, dan bahkan meningkatkan mutu pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan Sagala (2009:125) berpendapat bahwa program supervisi di sekolah adalah program pengembangan guru yang kegiatannya dirancang pada penyajian informasi dan jenis pendekatan, yang bertujuan membantu guru memahami informasi, mengaplikasikan pengajaran, memahami pengetahuan serta integrasi nilai dan sikap. Sedangkan Herabudin (2009:195) supervisi adalah suatu pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka.
Berdasarkan uraian di atas maka perlunya supervisi di sekolah karena sangat membantu perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dari pengertian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan beberapa aspek penting supervisi, yaitu: 1. bersifat bantuan dan pelayanan kepada kepala sekolah, guru dan staf.
3. untuk pengembangan profesional guru.
4. untuk memotivasi guru.
Kegiatan supervisi yang dilakukan di SDN Pakintelan 01 Gunungpati Kota Semarang masih berorientasi pada penilaian administrasi dan kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga suasana kemitraan antara guru dan supervisor kurang tercipta, secara psikologis masih ada guru terbebani adanya supervisi, padahal kegiatan supervisi akan efektif jika perasaan terbebas dari berbagai tekanan diganti dengan suasana pemberian pelayanan serta pemenuhan kebutuhan yang bersifat informal.
b. Manfaat dan Tujuan Supervisi
Supervisi yang dilakukan secara baik dan benar maka akan diperoleh beberapa manfaat. Menurut Suarli & Bachtiar(2009)manfaat supervisi adalah sebagai berikut.
1) Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja, meningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, dalam suasana kerja yang harmonis antara atasan dan bawahan.
2) Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja, berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia dapat dicegah.
Tujuan dari supervisi akademik adalah sebagai berikut: 1) guru-guru mengembangkan
Membantu proses belajar mengajar 2)
Mengimplementasikan kurikulum 3)
Mengimplementasikan tujuan pendidikan 4) mengembangkan profesional
Membantu guru Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Hal yang sama seperti dinyatakan oleh Peter F. Oliva (dalam Sagala, 2010:102) menegaskan tujuan supervisi adalah: (1) membantu guru dalam mengembangkan proses pembelajaran, (2) mengembangkan kurikulum dalam kegiatan pembelajaran, dan (3) membantu guru dalam mengembangkan staf sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa tujuan supervisi adalah (1) membimbing dan memfasilitasi guru mengembangkan kompetensi profesinya, (2) memberi motivasi guru agar menjalankan guru mengelola kurikulum dan pembelajaran (4) membantu guru membina peserta didik agar potensinya berkembang secara maksimal.
Supervisi memiliki manfaat penilaian (evaluation) yaitu penilaian kinerja guru dengan jalan penelitian, yakni mengumpulkan informasi dan fakta-fakta mengenai kinerja guru dengan cara melakukan penelitian. Kegiatan evaluasi dan penelitian merupakan usaha perbaikan berdasarkan data dan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja guru.
2.1.2 Supervisi Akademik
2.1.2.1 Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran (PPTK,2012:6). Zainal(2002:123) menyebutkan supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, serta umpan balik yang objektif. Sedangkan Akhmad Sudrajat(2006) menjelaskan pengertian supervisi akademik sebagai kegiatan pembinaan kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan kualitas pembelajaran. Mulyasa (2013:249) menyatakan supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat dan umpan balik yang obyektif .
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud supervisi akademik adalah suatu kegiatan berupa pemberian bantuan atau pembinaan bagi guru terutama yang menyangkut masalah pembelajaran sehingga pada akhirnya terjadi peningkatan kompetensi.
Dengan demikian, berarti esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah adalah supervisi. Menurut KBBI (2002) kata supervisi artinya pengawasan utama, pengontrolan utama, dan kata akademik maknanya sesuatu yang berhubungan dengan lembaga pendidikan tinggi yang mendidik tenaga profesional. Berkaitan dengan itu Pidarta (2009) menyebutkan supervisi adalah segala bantuan dari para pimpinan sekolah, yang ditujukan kepada guru-guru dan personel sekolah di dalam mencapai tujuan.
Supervisi yang diberikan untuk menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran, akan berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa disebut supervisi akademik. Menurut Bahan Belajar Mandiri (BBM) Bermutu (2009) supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Supervisi Akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang objektif dan segera. Glickman (1981:83), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan Daresh(1989:139) menyatakan bahwa Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa supervisi akademik adalah suatu oleh kepala sekolah yang dilakukan secara sistematis untuk membantu para guru baik secara individu atau kelompok dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran atau melakukan tugasnya secara efektif.
2.1.2.2 Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
Menurut Modul BBM Bermutu (2009) ada beberapa prinsip yang harus dipahami apabila akan melaksanakan supervisi akademik, prinsip-prinsip itu adalah (1). Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah. (2) Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran. (3) Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.(4) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya. (5) Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi. (6) Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran. (7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran. (8) Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran. (9) Demokratis, artinya supervisor akademik. (10) Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi. (11) Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis,terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor. (12) Berkesinambungan supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. (13) Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan. (14) Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik.
Berdasar pendapat tersebut, mengandung arti bahwa ke-14 prinsip pelaksanaan supervisi akademik harus dilaksanakan secara komprehenshif sehingga mampu mengasilkan produk berupa kinerja guru yang berkualitas dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada prinsip kooperatif, kekeluargaan dan demokratis.
2.1.2.3 Prosedur Supervisi Akademik
Supervisi merupakan suatu proses yaitu serangkaian kegiatan yang membawa guru ke tingkat kemampuan yang lebih tinggi. Jadi supervisi kunjungan kelas saja, atau dengan wawancara dan menyuruh guru mengikuti penataran. Menurut Rivai (2008: 75) menggambarkan prosedur supervisi pendidikan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.1 Prosedur Supervisi PendidikanA Pengumpulan data tentang Dengan cara/ teknik: keseluruhan situasi belajar
Observasi/ kunjungan mengajar:
Murid kelas
Guru Pertemuan pribadi
Program pengajaran
Studi laporan dan Alat/ fasilitas Situasi dokumen
Kuesioner B Pengumpulan/ penilaian, tentang: Dengan cara: Keberhasilan murid Menentukan kriteria
Keberhasilan guru bersama
Pertemuan pribadi Faktror-faktor penunjang
dan penghambat dalam Diskusi antar guru PBM C Diskusi kelemahan, tentang: Dengan cara: Penampilan guru di depan Pertemuan pribadi
kelas Rapat staff Penguasaan materi Konsultasi dengan nara Penguasaan metode sumber/ ahli
Hubungan antar personel Administrasi kelas D Memperhatikan kelemahan/ Dengan cara:
meningkatkan kemampuan, dalam Informasi langsung
hal: Demokratis Kelemahan/ kekurangan yang telah Inter class dan inter school di kemukakan bersama visit
Tugas bacaan
Penataran dalam berbagai bentuk E Bimbingan dan pengembangan, Dengan cara:
dalam hal : Kunjungan kelas
Peningkatan/ penataran F Penilaian kemajuan, dalam hal: Dengan cara: Perubahan yang telah Kunjungan kelas
dicapai Pertemuan pribadi Sebagai hasil peningkatan Observasi dan bimbingan Diskusi
Berdasarkan pendapat penulis prosedur supervisi akademis meliputi:
1. menyiapkan dokumen supervisi.
2. supervisi dilaksanakan berdasarkan jadwal yang sudah dipersiapkan dan dengan pemberitahuan guru.
3. membuat catatan selama pengamatan.
4. mengkomunikasikan hasil supervisi kepada guru, memberi solusi sesuai dengan masalah yang dihadapi guru.
2.1.2.4 Perencanaan Supervisi Akademik
Praktik penyelenggaraan pendidikan di sekolah merupakan rangkaian proses kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, aktifitas, dan pengawasan atau supervisi, sedang supervisi itu sendiri adalah salah satu bagian dari keseluruhan yang juga harus direncanakan secara sistematis. Kegiatan supervisi, dapat tercapai apabila direncanakan secara matang, karena perencanaan yang baik, dapat mengantisipasi hal hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tanpa perencanaan yang jelas prosedur kerja menjadi tidak menentu dan mengecewakan banyak pihak.
Perencanaan merupakan suatu upaya terstruktur yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan supaya apa yang nantinya dilaksanakan dapat terorganisir dengan baik. Perencanaan pada dasarnya adalah menentukan kegiatan yang hendak dilaksanakan pada masa yang akan datang. Menurut Nawawi (1981 : 41), perencanaan adalah persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu cara untuk mengantisipasi perubahan sesuai tujuan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah program kerja. Setelah mengetahui pengertian atau definisi perencanaan, maka yang dimaksud dengan perencanaan supervisi akademik adalah program kegiatan atau rencana yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik dimana menyangkut dua aspek pokok yang harus ada dalam kapan supervisi dilakukan dan target apa yang akan dicapai.
Sebelum seorang pengawas melakukan kegiatan pengawasan, terlebih dahulu harus disusun rencana program kegiatan yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. harus komprehensif, artinya
Perencanaan menyeluruh dan menjangkau berbagai aspek supervisi. Semua tahapan merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan.
b. harus kooperatif, artinya Perencanaan melibatkan banyak orang yang terkait dengan supervisi, karena seorang supervisor akan memerlukan bantuan oarang lain dalam melakukan supervisinya.
c.
Perencanaan bersifat fleksibel, tidak kaku, terbuka ruang untuk dialog dan mengakomodasi perubahan yang terjadi di lapangan.
Dalam hal perencanaan supervisor menentukan ruang lingkupnya meliputi: a.
Pelaksanaan KTSP b. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran c.
Pencapaian standar kompetensi lulusan, d.
Peningkatan mutu pembelajaran meliputi: 1) model kegiatan pembelajaran 2) proses pembelajaran 3) keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran.
2.1.2.5 Pelaksanaan Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah supervisi yang memusatkan perhatian secara penuh terhadap bidang akademik. Dalam pelaksanaan supervisi akademik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Burhanuddin, 2005: 99): 1.
Supervisi dilaksanakan dengan persiapan dan perencanaan yang sistematis.
2. Supervisi dilaksanakan dengan memberitahu terlebih dahulu kepada orang-orang yang bersangkutan .
3. Supervisi dilakukan dengan beberapa tehnik dan metode untuk menghasilkan hasil yang komprehensip.
4. Perlu dipersiapkan instrumen yang diperlukan dalam supervisi, seperti blangko-blangko.
5. Hendaknya dilakukan pelaporan pada pihak- pihak terkait setelah selesai supervisi .
Suatu pekerjaan agar dapat dilakukan yang optimal maka perlu diperhatikan prinsip- prinsip dalam melakukan pekerjaan itu. Demikian juga dengan pelaksanaan supervisi akademik atau supervisi secara umum, perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Sahertian, 2000: 20) b.
Ilmiah, artinya supervisi perlu dilaksanakan secara : 1)
Sistematis: terprogram, berkesinambungan, dengan tahapan yang jelas. 2) Obyektif: bebas dari prasangka. 3)
Menggunakan prosedur dan instrumen yang valid dan reliabel. 4) Didasarkan pada pendekatan system.
c.
Demokrasi, artinya supervisi dilaksanakan dalam suasana keakraban antara supervisor dengan guru d. Kooperatif, artinya supervisi dapat efektif jika terjalin kerja sama yang harmonis antara supervisor dengan yang disupervisi e. konstruktif, artinya supervisi dilaksanakan untuk mendorong orang agar mengetahui kelemahannya sehingga dapat memperbaiki kekurangan itu f.
Kreatif, artinya supervisi dilaksanakan untuk potensi serta inovasi dalam bidang pendidikan demi kemajuan di masa datang.
2.1.2.6 Supervisi Akademik Lanjut Tindak
Tindak lanjut merupakan kegiatan akhir dari proses supervisi sebelum laporan dibuat, dengan melakukan pertemuan antara supervisor dengan yang disupervisi. Dalam pertemuan itu guru yang disupervisi mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya mengenai pelaksanaan tugasnya di kelas yang telah diamati oleh supervisor, begitu juga supervisor mendapat kesempatan untuk membantu guru untuk mengatasi masalahnya dalam pelaksanaan pembelajaran.
Langkah tindak lanjut dilakukan melaui proses dialogis antara supervisor dengan yang disupervisi untuk mendiskusikan langkah perbaikan atas kekurangan-kekurangan dan kelemahan yang dialami guru dalam proses pembelajaran (Hasan, 2004: 133).
Pendekatan bersifat kemitraan dan kekeluargaan, bukan bersifat instruksi dari atasan kepada bawahan. Diskusi tindak lanjut merupakan langkah menindaklanjuti dari apa yang ditemukan jalan keluar dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran tidak ada saling debat dan bersama-sama mencari langkah yang tepat dengan arahan dan bimbingan supervisor.
Diskusi dalam proses tindak lanjut supervisi merupakan langkah awal dari keseluruhan proses tindak lanjut itu sendiri karena masih ada bentuk kongrit langkah lainnya yang harus dilakukan berikutnya, yaitu: 1) catatan hasil supervisi, 2) catatan perkembangan, dan 3) penugasan.
2.1.3 Evaluasi Program
Menurut Sudarwan Danim (2000:14), penilaian (evaluating) adalah proses pengukuran dan perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai dengan hasil yang seharusnya menurut rencana, sehingga diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan, serta dapat dilakukan perbaikan bila terjadi penyimpangan di dalamnya.
Evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada beberapa pengertian tentang program sendiri. Dalam kamus (a) program adalah rencana, (b) program adalah kegiatan yang dilakukan dengan seksama. Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan (Suharsimi Arikunto, 1993: 297).
Menurut Tyler(1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar(2009:5), evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Evaluasi Program
Mulyatiningsih(2011:114-115) mengemukakan bahwa evaluasi program dilakukan dengan tujuan untuk: a.
Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain.
b.
Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.
Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana berfikir dan menentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 7), terdapat perbedaan yang mencolok antara penelitian dan evaluasi program adalah sebagai berikut: a.
Dalam kegiatan penelitian, peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian hasilnya dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program pelaksanan ingin menetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data yang terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu.
b.
Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntut oleh rumusan masalah karena ingin mengetahui jawaban dari penelitiannya, sedangkan dalam evaluasi program pelaksanan ingin mengetahui tingkat ketercapaian tujuan program, dan apabila tujuan belum tercapai sebagaimana ditentukan, pelaksanan ingin mengetahui letak kekurangan itu dan apa sebabnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan penelitian evaluative yang dimaksudkan untuk mengetahui akhir dari adanya kebijakan, dalam rangka menentukan rekomendasi atas kebijakan yang lalu, yang pada tujuan akhirnya adalah untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat diartikan dengan kegiatan supervisi. Secara singkat, supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan, maka evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula.
Kesalahan anggapan bahwa supervisi hanya menekankan aspek ketatausahaan saja. Jika konsepnya seperti itu maka ada perbedaan antara evaluasi program dengan supervisi. Jika supervisi di lembaga pendidikan dilakukan dengan objek buku-buku dan pekerjaan clerical
work maka evaluasi program dilakukan dengan
objek lembaga pendidikan secara keseluruhan.Kebijakan supervisi yang berlangsung saat ini dapat dikatakan sama dengan evaluasi program, tetapi sasarannya ditekankan pada kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar menjadi titik pusat perhatian. Oleh karena tujuan utamanya memperhatikan prestasi belajar bidang studi atau mata pelajaran maka supervisor (yang didalam praktik disebut pengawas), disyaratkan harus memiliki pengalaman menjadi guru. Dilihat dari ruang lingkupnya, supervisi dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) supervisi kegiatan pembelajaran, (2) supervisi kelas, dan (3) supervisi sekolah.
Berdasarkan pengertian tadi, supervisi sekolah yang diartikan sebagai evaluasi program, dapat diartikan dengan validasi lembaga dan akreditasi. Evaluasi program merupakan langkah awal dari proses akreditasi dan validasi lembaga. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
Evaluasi program pendidikan tidak lain adalah
supervisi pendidikan dalam pengertian khusus,
tertuju pada lembaga secara keseluruhan.Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program, karena dari masukan hasil evaluasi program itulah para pengambilan keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk pengambil keputusan (decision
maker). Ada empat kemungkinan kebijakan yang
dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam
1) menghentikan program. 2) merevisi program. 3) melanjutkan program. 4) menyebar luaskan program.
2.1.5 Konsep Gap Analysis
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gap Analisis Evaluation. Gap analysis merupakan salah satu alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari suatu instansi, khususnya dalam upaya penyediaan pelayanan terhadap hal layak umum. Hasil analisis tersebut dapat menjadi input yang berguna bagi perencanaan dan penentuan prioritas anggaran di masa yang akan datang. Selain itu, gap analysis atau analisis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan maupun tahapan evaluasi kinerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam pengelolaan manajemen internal suatu lembaga. Secara harfiah kata “gap” mengindikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya.
Model Gap ini dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithamet, dan Barry dalam diambil. Model gap ini juga dikenal dengan model ServQual (singkatan dari Service Quality) karena gap analysis sering digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan. Model ini juga didasarkan atau adanya asumsi konsumen membandingkan kinerja layanan pada atribut-atribut relevan dengan standar ideal/sempurna untuk masing- masing atribut jasa.
Model gap ini juga pada dasarnya digunakan pada bidang bisnis dan manajemen karena dianggap mampu memudahkan perusahaan untuk membandingkan kinerja aktual potensialnya. Sehingga, pihak institusi dapat mengetahui sektor dan bidang mana yang sebaiknya harus diperbaiki dan ditingkatkan.
Dari penjelasan terkait gap analisis sebelumnya, dapat dilihat bahwa terdapat berbagai definisi gap analysis ialah sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk membantu suatu lembaga membandingkan performansi actual dengan performansi potensi. Dengan kata lain, gap analisis merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari suatu program yang sedang berjalan dengan sistem standar, termasuk program
Berikut ialah beberapa manfaat dari gap analysis, yaitu antara lain: a.
Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan suatu yang yang diharapkan.
b. peningkatan kerja yang Mengetahui diperlukan untuk menutup kesenjangan tersebut.
c.
Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.
d.
Mengetahui kondisi terkini dan tindakan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
2.2 Kerangka Berpikir
Pelaksanaan supervisi pembelajaran Kepala Sekolah dalam kinerja guru di SDN Pakintelan 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang bisa dilihat sebagaimana skema gambar berikut: Kinerja guru belum optimal Pelaksanaan supervisi Perencanaan supervisi Tindak lanjut supervisi akademik dalam kinerja akademik dalam kinerja akademik dalam kinerja guru di SDN Pakintelan 01 guru di SDN Pakintelan 01 guru di SDN Pakintelan 01
Kinerja Guru sudah Faktor pendukung/ maksimal penghambat
Gambar 2.1. Kerangka berpikir penelitian2.3 Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Ahmad Sugito (2009). Supervisi Kepala
Sekolah di SMPN 1 Purbalingga Tahun ajaran
2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan baik dan efektif berdampak positif pada kinerja guru di sekolah, hal ini juga berdampak pada peningkatan prestasi belajar (kompetensi) siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Ali Sudin (2008). Implementasi Supervisi
Akademik Terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah adalah pelaksanaan supervisi dalam seluruh mata pelajaran belum berjalan optimal, hal ini terbukti dari persentase yang diperoleh sebesar 5,27%. Secara pelaksanaan supervisi yang meyangkut aspek pengelolaan pembelajaran berada dalam kategori cukup yaitu 56,37%. Pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek peningkatan kemampuan akademik guru dalam pembelajaran berada dalam kategori cukup yaitu 41%. Pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek pengembangan profesi sebagai guru mata pelajaran oleh supervisor berada dalam kategori kurang yaitu 35,97%.
Penelitian Dalawi, Amrazi Zakso, Usman Radiana (tt) Pelaksanaan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan
Profesionalisme Guru SMP Negeri 1 Bengkayang.
Hasil penelitian diketahui bahwa (1) pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri 1 Bengkayang dinilai dapat meningkatkan kinerja atau profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran; (2) Aspek-aspek yang disupervisi dinilai telah mengarah pada materi/sasaran supervisi akademik yang disesuaikan dengan kebutuhan guru/sekolah; (3) Teknik supervisi akademik yang digunakan cukup bervariasi; (4) pengawas sekolah adalah terbatasnya waktu; (5) Upaya yang dilakukan pengawas sekolah dinilai sudah cukup, namun tetap perlu ditingkatkan; (6) Frekuensi kunjungan pengawas sekolah dinilai belum optimal karena masih ada guru yang belum dikunjungi oleh pengawas sekolah.
Penelitian Iskandar Hasan (2011) dalam
Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru MIPA dalam
Menyusun RPP melalui Supervisi Akademik di SMP
Negeri15 Kota Gorontalo. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP yaitu pada siklus I nilai rata- rata kompetensi guru adalah 66,15 % (kategori cukup) sedangkan pada siklus II nilai rata-rata adalah 91,99 % (kategori sangat baik) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Supervisi Akademik dapat meningkatkan kompetensi Guru MIP A di SMP negeri 15 Kota Gorontalo dalam menyusun RPP.
Babatope Kolade Oyewole dan Hezekiah Ogbomida Alonge (2013), dalam
Principals’
Instructional Supervisory Role Performance and
Teachers’ Motivation in Ekiti Central Senatorial
District of Ekiti State, Nigeria. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepala sekolah harus lebih instruksional karena memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi staf mereka.