ANALISIS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI Pratiwi Rahayuningsih, Kusriani Prasetyowati, Suswadi dan Mahananto Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Jl. Balaikambang Lor No. 3 Surakarta 57239 ABSTRACT -

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

ANALISIS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI
Pratiwi Rahayuningsih, Kusriani Prasetyowati, Suswadi dan Mahananto
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
Jl. Balaikambang Lor No. 3 Surakarta 57239

ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence the demand for organic
rice in Boyolali and know the elasticity of demand for organic rice in Boyolali. The
basic method of research is descriptive. The research location Boyolali because it is
one of organic rice cultivation centers that have high productivity as well as the
potential to be developed into a center of organic agriculture products. The results
showed the variable price of organic rice and chicken meat prices have a significant
effect on the demand for organic rice in Boyolali. Variable non-organic rice,
soybean prices, population and per capita income were examined did not
significantly affect the demand for organic rice in Boyolali. Organic rice price
elasticity is elastic. Cross elasticity of non-organic rice prices marked negative is
complements of organic rice. Cross elasticity of tempeh marked negative price which

is complements of organic rice. Cross elasticity marked negative price of chicken
meat is complements of organic rice. While the income elasticity of 2.400 indicates
that organic rice excluding items norm.
Keywords: Demand, Elasticity, Organic Rice. Boyolali

48

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan beras organik di Kabupaten Boyolali dan mengetahui elastisitas
permintaan beras organik di Kabupaten Boyolali. Metode dasar penelitian adalah
deskriptif analitis. Lokasi penelitian Kabupaten Boyolali karena merupakan salah
satu pusat budidaya beras organik yang memiliki produktivitas tinggi serta
berpotensi untuk dikembangkan menjadi pusat produk pertanian organik. Hasil
penelitian menunjukkan variabel harga beras organik, dan harga daging ayam

berpengaruh signifikan pada permintaan beras organik di Kabupaten Boyolali.
Variabel harga beras non organik, harga tempe, jumlah penduduk dan pendapatan per
kapita yang diteliti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan beras
organik di Kabupaten Boyolali. Elastisitas harga beras organik bersifat elastic.
Elastisitas silang harga beras non organik bertanda negative merupakan barang
komplemen dari beras organic. Elastisitas silang harga tempe bertanda negative yang
merupakan barang komplemen dari beras organic. Elastisitas silang harga daging
ayam bertanda negative merupakan barang komplemen dari beras organic.
Sedangkan elastisitas pendapatan sebesar 2,400 menunjukkan bahwa beras organik
termasuk barang norma.

Kata kunci: Permintaan, Elastisitas, Beras Organik. Boyolali

49

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu
negara

dengan

produksi

pertanian

terbesar di dunia. Namun, menjadi
salah satu negara dengan produksi
pertanian

terbesar

di

dunia

juga


diimbangi dengan tingkat konsumsi
yang sangat tinggi sehingga kebutuhan

pangan

terus

meningkat

meningkatnya

jumlah

seiring
penduduk

(Syam, 2008). Kebutuhan pangan yang
terus meningkat seiring meningkatnya
jumlah penduduk salah satunya adalah

beras. Hal ini terbukti dengan adanya
konsumsi beras di Indonesia yang
menempati urutan tertinggi di dunia.

Tabel 1 Tingkat Konsumsi beras organik
Negara

Konsumsi (kg/kapita/tahun)

Indonesia
Jepang
Malaysia
China
Brunei Darussalam

139
70
90
90
80


Rata-Rata Dunia

60

Sumber : Nurhayat W, 2013
menunjukkan

memenuhi permintaan konsumenyaitu

konsumsi beras di Indonesia 139 kg per

dengan pertanian organik. Prospek

tahun per kapita. Nilai ini lebih tinggi

pengembangan produk organik saat ini

dari konsumsi ideal menurut standar


cukup cerah. Baik untuk beras organik

negara maju yaitu 80-90 kg per kapita

ataupun sayuran organik. Pangsa pasar

per tahun.

yang

Tabel

di

atas

cukup

menjanjikan


adalah

Kecenderungan konsumen saat ini

konsumen yang sadar akan kesehatan.

adalah mencari produk yang memiliki

Pasar supermarket menjadi tempat

nilai

yang

tambah

terhadap

manfaat


sangat

menjanjikan

untuk

kesehatan, berpenampilan menarik, dan

pemasaran berbagai produk organik

harga

(Noviandi,

karena konsumen produk organik lebih

2012). Oleh karena itu, diperlukan

banyak masyarakat kelas menengah


suatu

keatas dan perkotaan yang sadar akan

yang

terjangkau

teknik

budidaya

untuk

mengembangkan dan membudidayakan

kesehatan (Andoko, 2002).

produk pertanian sehingga mampu


50

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Beras organik merupakan salah

berlangsung. Selain itu, beras organik

satu produk organik selain sayuran

lebih

organik.

Walaupun

Beras

organik

memiliki

empuk

dan

enak

harga

dimakan.

lebih

mahal

banyak manfaat selain sebagai sumber

dibandingkan beras non organik tetapi

karbohidrat

berkhasiat

permintan beras organik justru semakin

terhadap kesehatan karena penggunaan

meningkat karena banyak masyarakat

bahan kimia anorganik yang mulai

yang

berkurang

juga

lebih

selama

proses

mementingkan

kesehatan.

produksi

Tabel 2. Perbedaan Harga dan Jumlah antara Beras Organik dan Non Organik
Tahun

Harga Beras
Organik (Rp/Kg)

Jumlah
Permintaan
(Ton)

Harga Beras Non
Organik (Rp/Kg)

Jumlah
Permintaan
(Ton)

2010
2011
2012
2013
2014

9.000
9.000
10.750
11.700
12.400

1210,95
1276,50
1331,70
2343,50
3472,08

6214
7088
7562
8069
8529

273.007
239.475
289.320
267.222
266.490

Sumber : Badan Pusat Statistik, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Boyolali, 2015
Permintaan

konsumen

terhadap

mempengaruhi

permintaan

beras

beras organik dipengaruhi oleh banyak

organik dan mengetahui elastisitas

hal, seperti harga beras organik itu

permintaan beras organik di Kabupaten

sendiri, harga barang substitute dan

Boyolali. Pemilihan lokasi dilakukan

komplementer,

secara sengaja atau purposive yaitu

pendapatan

jumlah

konsumen

penduduk,
serta

selera

Kabupaten

Boyolali

dengan

daerah

tersebut

konsumen. Permintaan beras organik

pertimbangan

tersebut

merupakan salah satu pusat budidaya

harus

produksi

diimbangi

beras

agar

dengan

kebutuhan

beras

organik

yang

memiliki

masyarakat akan beras organik dapat

produktivitas tinggi serta berpotensi

terpenuhi.

untuk

Dengan permasalahan di atas,

menjadi

maka penelitian ini bertujuan untuk

organik.

mengetahui

faktor-faktor

bisa

lebih

pusat

dikembangkan

produk

pertanian

yang

51

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Tabel 3. Produktivitas Beras Organik di Soloraya tahun 2015
Kabupaten

Produktivitas (Ton/Ha)

Boyolali
Klaten
Wonogiri
Sukoharjo
Karanganyar
Sragen

39
13
20
15
25
27

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2015
METODE PENELITIAN

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Metode dasar penelitian

Boyolali dan APPOLI (Aliansi Petani

Metode dasar yang digunakan

Padi Organik di Boyolali). Metode

dalam penelitian ini adalah deskriptif.

pengumpulan data dengan observasi,

Teknik

wawancara dan pencacatan.

pelaksanaan

penelitian

ini

dilakukan dengan teknik survey. Data
yang digunakan adalah data time series

Analisis Data

dari tahun 2000 sampai tahun 2014

Untuk mengetahui permintaan

meliputi data permintaan beras organik,

beras organik di Kabupaten Boyolali

harga beras organik, harga barang

dianalisis dengan model ekonometrik.

substitute, harga barang komplement,

Analisis model ekonometrik dilakukan

pendapatan

untuk

penduduk

dan

jumlah

memperoleh

parameter

Boyolali.

permintaan beras organik, selanjutnya

Daerah penelitian yang dipilih adalah

digunakan analisis model regresi linier

Kabupaten Boyolali karena daerah

berganda dalam logaritma, dimana

tersebut merupakan salah satu pusat

koefisien

budidaya beras organik yang memiliki

merupakan koefisien elastisitas dari

produktivitas tinggi serta berpotensi

setiap variabel (Gujarati, 1979).

penduduk

untuk

di

bisa

Kabupaten

lebih

dikembangkan

regresi

secara

langsung

Metode analisis data untuk faktor-

pertanian

faktor yang mempengaruhi permintaan

organik. Data yang digunakan dalam

beras organik menggunakan rumus

penelitian ini adalah data sekunder dari

fungsi permintaan : Qd = bo. X1b1.

Badan Pusat Statistik, Dinas Ketahanan

X2b2. X3b3. X4b4. X5b5. X6b6. e

Pangan,

dengan model regresi linier berganda

menjadi

pusat

Dinas

Perindustrian,

produk

Perdagangan
Dinas

dan

Pertanian

dalam logaritma :

52

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Ln Qd = Ln bo + b1 Ln X1 + b2 Ln X2

harga,

+ b3 Ln X3 + b4 Ln X4 + b5 Ln X5 + b6

elastisitas silang.
Untuk

Ln X6 + e

= Jumlah permintaan beras
organik (Kg/Tahun)

mengetahui

dan

tingkat

beras organik dilakukan dengan cara
mencari

nilai

elastisitas

bo

= Konstanta

X1

= Harga beras organik tahun t
(Rp/kg)

X2

pendapatan

kepekaan variabel terhadap permintaan

Dimana :
Qd

elastisitas

elastisitas

silang

dan

harga,
elastisitas

pendapatan.
a.

= Harga beras non organik

Elastisitas Harga
Elastisitas

harga

merupakan

tahun t (Rp/kg)

ukuran jumlah yang diminta terhadap

X3

= Harga tempe tahun t (Rp/kg)

perubahan

X4

= Harga daging ayam tahun t

(Lipsey

(Rp/kg)

didefinisikan sebagai berikut:

= Jumlah penduduk Boyolali

Ep =

X5

harga
et

barang

al.1995)

dan

tersebut
dapat

dalam tahun t (Jiwa)
X6

=Pendapatan
penduduk

perkapita
pada

tahun

t

Keterangan :

(Rp/Tahun)

Ep = Elastisitas

b1-b6 = Koefisien regresi
e

=

Harga

Elasticity)

= Error Term
Mengguji agar persamaan yang

∆Q = Perubahan jumlah barang yang
diminta (Quantity)

dihasilkan tidak bias menggunakan :
Uji Statistik terdiri dari : uji R², uji F

∆P = Perubahan harga (Price)

dan uji t serta menggunakan Uji asumsi

Q

klasik

yang

meliputi

(Price

:

(Quantity)

uji

multikoinieritas, uji heteroskedastisitas

= Jumlah barang yang diminta

P

= Harga (Price)

b.

Elastisitas Pendapatan

dan uji autokerelasi. Sedangkan untuk
mengetahui elastisitas permintaan beras
organik digunakan analisis elastisitas

Elastisitas pendapatan merupakan

permintaan yaitu dengan elastisitas

derajat reaksi permintaan terhadap
perubahan pendapatan (Lipsey et al,

53

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

1995), Elastisitas dapat ditulis dengan

∆Qx = Perubahan jumlah barang X
yang diminta (Quantity)

persamaan sebagai berikut :

∆Py = Perubahan harga Y (Price)

EI =

Qx

= Jumlah barang X yang diminta
(Quantity)

Py

= Harga barang Y (Price)

=
Keterangan :

HASIL

EI

PEMBAHASAN

=Elastisitas Pendapatan (Income

ANALISIS

DAN

Elasticity)
= Perubahan jumlah barang yang

Analisis

diminta (Quantity)

mempengaruhi

∆I

=Perubahan pendapatan (Income)

organik di Kabupaten Boyolali

Q

=Jumlah barang yang diminta

∆Q

I

faktor-faktor

Analisis

yang

permintaan

faktor-faktor
permintaan

beras

yang

(Quantity)

mempengaruhi

beras

= Pendapatan (Income)

organik di Kabupaten Boyolali dengan
menggunakan uji asumsi klasik yaitu

c.

dengan

Elastisitas Silang

uji

multikolinieritas

yang

merupakan

menunjukkan bahwa nilai Pearson

besarnya reaksi terhadap perubahan

Correlations (PC) daripada 0,05 sehingga

Elastisitas

silang

dengan

metode

tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi dengan metode Run

=

Test dengan melihat Asymp.sig > 0,05
hasilnya 0,986 maka tidak terjadi gejala

Keterangan :
Ec

=

Elastisitas

Silang

(Cross

autokorelasi.

Elasticity)

54

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Tabel 4. Uji R2
Model Summaryb
Model

R

Adjusted R
Square

R Square

Std. Error of the
Estimate

1
.982a
.964
.937
.36519
a. Predictors: (Constant), Logx6, Logx2, Logx3, Logx1, Logx4, Logx5
b. Dependent Variable: LogY
Sumber data : Analisis data komputasi

DurbinWatson
2.112

Uji statistik dengan uji R2 Adjusted

permintaan beras organik di Kabupaten

dengan hasil 0,937 (tabel 4). Hal ini

Boyolali sebesar 93,7%, sedangkan

menunjukan besarnya sumbangan yang

sisanya

diberikan variabel harga beras organik,

sumbangan variabel lain diluar variabel

harga beras non organik, harga daging

yang diteliti seperti selera dan ramalan

ayam, harga tempe, jumlah penduduk

yang akan datang.

sebesar

6,3%

merupakan

dan pendapatan per kapita terhadap
Tabel 5. Analisis Varian Regresi pada Permintaan Beras Organik di Kabupaten
Boyolali
ANOVAb
Sum of
Squares

Model
1

Regression
Residual

Df

Mean Square

28.351

6

4.725

1.067

8

.133

F
35.429

Sig.
.000a

Total
29.417
14
a. Predictors: (Constant), Logx6, Logx2, Logx3, Logx1, Logx4, Logx5
b. Dependent Variable: LogY
Sumber data : Analisis data komputasi

55

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Uji F (Uji Model Secara Simultan),

organik, harga beras non organik, harga

berdasarkan hasil analisis diperoleh

daging ayam, harga tempe, jumlah

nilai sebesar 35,429 dan lebih besar

penduduk dan pendapatan per kapita

pada taraf kepercayaan 99%. Dengan

secara

demikian Ho ditolak dan Ha diterima,

sangat nyata terhadap permintaan beras

yang

organik di Kabupaten Boyolali.

berarti

bahwa

harga

beras

bersama-sama

berpengaruh

Tabel 6. Pengujian Variabel - Variabel yang Berpengaruh pada Permintaan Beras
Organik di Kabupaten Boyolali
Variabel-variabel
Harga beras organik (X1)
Harga beras non organik (X2)
Harga tempe (X3)
Harga daging ayam (X4)
Jumlah Penduduk (X5)
Pendapatan per kapita (X6)

Koefisien
Regresi
8,225
- 5,057
- 1,547
-16,217
-147,556
2,400

t Hitung

Signifikansi
(α)
0,002
0,130
0,410
0,023
0,101
0,192

4,615**)
-1,687ns)
-0,870ns)
-2,793*)
-1,852ns)
1,424ns)

Sumber data : Analisis data komputasi
Keterangan:

*) : Berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95%
**): Berbeda sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99%
Ns : tidak signifikan

Uji t (Uji Model Secara Parsial),

apabila harga beras organik naik

hasil uji t menunjukan bahwa :

sebesar 1% maka permintaan beras

a)

organik juga naik 8,225% atau

Harga Beras Organik

sebaliknya.

Berdasarkan hasil analisis uji-t
dapat diketahui bahwa harga beras

b)

Harga Beras Non Organik

organik berpengaruh sangat nyata

Pada penelitian ini diketahui

terhadap permintaan beras organik

bahwa beras non organik tidak

di Kabupaten Boyolali, hal ini

berpengaruh

ditunjukkan oleh nilai signifikansi

permintaan

beras

yang lebih kecil dari α = 1%

Kabupaten

Boyolali,

sedangkan nilai koefisien regresi

ditunjukkan oleh nilai signifikansi

parsial dari harga beras organik

yang lebih besar dari α = 5%

adalah 8,225. Hal ini berarti bahwa

dengan

nyata

nilai

terhadap
organik

koefisien

hal

di
ini

regresi

56

ISSN : 0854-2813

non

= 5% dengan nilai koefisien

organik sebesar 5,057 dan bertanda

regresi parsial dari harga daging

negatif. Hal ini berarti permintaan

ayam sebesar 16,217 dan bertanda

beras organik berbanding terbalik

negatif. Hal ini berarti permintaan

dengan harga beras non organik,

beras organik berbanding terbalik

apabila harga beras non organik

dengan

naik 1% maka permintaan beras

sehingga apabila harga daging

organik akan turun 5,057% atau

ayam naik 1% maka permintaan

sebaliknya.

beras organik akan turun 16,217%

Harga Tempe

atau sebaliknya.

parsial

c)

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

dari

harga

Berdasarkan

beras

analisis

uji-t

harga tempe tidak berpengaruh

e)

harga

Berdasarkan
menunjukkan

organik di Kabupaten Boyolali, hal

jumlah

ini

berpengaruh

oleh

nilai

ayam

Jumlah Penduduk

nyata terhadap permintaan beras

ditunjukkan

daging

analisis

uji-t

bahwa

variabel

penduduk

tidak

nyata

terhadap

signifikansi yang lebih besar dari α

permintaan

beras

= 5% dengan nilai koefisien

Kabupaten

Boyolali,

regresi parsial dari harga tempe

ditunjukkan oleh nilai signifikansi

sebesar 1,547 dan juga bertanda

yang lebih besar dari α = 5%

negatif. Hal ini berarti permintaan

dengan

nilai

beras organik berbanding terbalik

parsial

dari

dengan

sebesar

147,556

harga

tempe

sehingga

organik
hal

koefisien
jumlah
dan

di
ini

regresi

penduduk
bertanda

apabila harga tempe naik 1% maka

negatif. Hal ini berarti bahwa

permintaan beras organik akan

apabila jumlah penduduk naik

turun 1,547% atau sebaliknya.

sebesar 1% maka permintaan beras
organik akan turun 147,556% atau

d) Harga Daging Ayam
Berdasarkan

analisis

uji-t

sebaliknya.

harga daging ayam berpengaruh

Pertambahan penduduk tidak

nyata terhadap permintaan beras

dengan sendirinya menyebabkan

organik di Kabupaten Boyolali, hal

pertambahan permintaan. Tetapi

ini

nilai

biasanya pertambahan penduduk

signifikansi yang lebih kecil dari α

diikuti oleh perkembangan dalam

ditunjukkan

oleh

57

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

Dengan

parsial dari pendapatan per kapita

demikian lebih banyak orang yang

sebesar 2,400. Hal ini berarti

menerima

ini

pendapatan per kapita berbanding

menambah daya beli masyarakat

lurus dengan permintaan beras

pada

organik

kesempatan

pendapatan

beras

dan

organik.

Jumlah

sehingga

apabila

penduduk menggambarkan potensi

pendapatan per kapita naik 1%

banyaknya konsumen yang akan

maka permintaan beras organik

membeli suatu barang begitu pula

akan naik 2,400% atau sebaliknya.

dengan beras organik, sehingga

Pendapatan merupakan faktor

ada kecenderungan apabila jumlah

yang

penduduk semakin banyak maka

permintaan terhadap berbagai jenis

beras

barang

organik

yang

dibeli

menentukan

karena

variasi

besar

kecilnya

semakin

pendapatan dapat menggambarkan

banyak. Sejalan dengan waktu,

daya beli konsumen. Bila terjadi

kesejahteraan

perubahan dalam pendapatan maka

konsumen

f)

kerja.

juga

akan

masyarakat

juga

berkembang. Hal ini menyebabkan

akan

perubahan pola konsumsi, dimana

dalam

mengkonsumsi

masyarakat tidak lagi menganggap

jenis

barang.

beras organik barang yang mahal

pendapatan

tetapi malah sebaliknya. Beras

maka

organik saat ini termasuk salah

pendapatan akan dipakai untuk

satu

memenuhi

barang

pokok

kebutuhan

menimbulkan

perubahan
berbagai

Jika

kondisi

seseorang

terbatas,

sebagia

besar

kebutuhan

dari

pokok

sehari-hari.

terlebih dahulu dalam hal ini

Pendapatan per Kapita

adalah

Berdasarkan

analisis

uji-t

beras.

pendapatan

per

Namun
kapita

apabila
telah

harga diketahui bahwa pendapatan

meningkat dan kebutuhan pokok

per kapita tidak berpengaruh nyata

sudah terpenuhi maka konsumsi

terhadap permintaan beras organik

bahan pangan lainnya termasuk

di Kabupaten Boyolali, hal ini

sumber protein hewani.

ditunjukkan oleh nilai signifikansi
yang lebih besar dari α = 5%
sedangkan nilai koefisien regresi

58

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

maka

koefisien regresi dari masing-masing

persamaan regresi yang didapatkan

variabel bebasnya. Karena salah satu

adalah sebagai berikut:

ciri menarik dari model logaritma

Hasil

Ln

analisis

data

= 929,634 + 8,225 Ln X1 –

berganda

ini

adalah

bahwa

nilai

5,057 Ln X2 – 1,547 Ln X3 –

koefisien regresi bi merupakan nilai

16,217 Ln X4 – 147,556 Ln

elastisitasnya. Jadi dengan model ini,

X5 + 2,400 Ln X6 + e

nilai elastisitasnya merupakan nilai

Fungsi permintaan tersebut kemudian

koefisien regresi dari masing-masing

dikembalikan ke bentuk asal sehingga

variabel bebasnya.
Koefisien

bentuknya menjadi:
929,634 X18,225 X2-5,057
X3-1,547 X4-16,217 X5-147,556 X62,400

elastisitas

diperhitungkan hanya pada variabelvariabel bebas yang secara individual
berpengaruh nyata terhadap variabel

Analisis efisiensi permintaan beras

tak

bebas.

permintaan

organik

Pada
yang

model

fungsi

menggunakan

persamaan logaritma berganda, nilai
Untuk

mengetahui

kepekaan

dari

fungsi

terhadap

perubahan

derajat
permintaan

harga

dapat

elastisitasnya

ditunjukkan

oleh

koefisien regresi dari masing-masing
variabel bebasnya.

diketahui dengan melihat dari nilai
Tabel 7. Nilai Elastisitas Permintaan Beras Organik di Kabupaten Boyolali
Variabel

Harga
8,225

Harga beras organic
Harga beras non organic
Harga tempe
Harga daging ayam
Pendapatan per Kapita

Nilai elastisitas
Silang

Pendapatan

-5,057
-1,547
-16,217
2,400

Sumber data : Analisis data komputasi
dengan nilai

naik sebesar 8,225% begitu juga

sebesar 8,225. Hal ini berarti jika harga

sebaliknya. Nilai elastisitas bertanda

beras

maka

positif menunjukkan bahwa variabel

permintaan beras organik juga akan

harga beras organik memiliki hubungan

Elastisitas harga,

organik

naik

1%

59

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

berbanding lurus dengan permintaan

merupakan

beras organik di Kabupaten Boyolali.

Sedangkan pada daging ayam sebesar

Permintaan

bersifat

16,217 dan bertanda negatif. Hal ini

elastis karena nilai koefisien elastisnya

berarti bahwa permintaan beras organik

lebih besar daripada 1 (Ep>1), yang

berbanding

artinya apabila harga beras organik

daging ayam sehingga apabila harga

naik 1%, maka jumlah permintaan

daging ayam naik sebesar 1% maka

beras organik akan naik lebih dari 1%

permintaan beras organik turun sebesar

begitu

16,217%

atau

presentase perubahan yang diminta

elastisitas

silang

lebih besar dari harga.

berarti daging ayam merupakan barang

beras

juga

organik

sebaliknya.

Artinya

Elastisitas silang, dengan nilai

barang

complement.

terbalik

dengan

sebaliknya.
bertanda

harga

Nilai
negatif

complement.
Elastisitas

sebesar 5,057% pada beras non organik

pendapatan

sebesar

dan bertanda negatif. Hal ini berarti

2,400. Hal ini berarti jika terjadi

permintaan beras organik berbanding

kenaikan pendapatan sebesar 1% maka

terbalik

akan

dengan

harga

beras

non

mengakibatkan

organik, artinya apabila harga beras

jumlah

non organik naik sebesar 1% maka

sebesar 2,400% begitu juga sebaliknya.

permintaan beras organik akan turun

Angka elastisitas pendapatan yang

sebesar 5,057% atau sebaliknya. Tanda

lebih dari satu menunjukkan bahwa

negatif

elastisitasnya

beras organik termasuk barang normal

menunjukkan bahwa beras non organik

(elastis). Hal ini berarti bahwa apabila

merupakan barang komplemen dari

pendapatan

beras organik. Pada tempe sebesar

permintaan

1,547 dan bertanda negatif. Hal ini

meningkat

dengan

berarti bahwa permintaan beras organik

perubahan

permintaan

berbanding

daripada

perubahan

pada

nilai

terbalik

dengan

harga

permintaan

bertambahnya
beras

organik

meningkat
beras

maka

organik

juga

persentase
lebih

besar

pendapatan,

tempe sehingga apabila harga tempe

dikarenakan nilai elastisitas lebih dari

naik sebesar 1% maka permintaan

1.

beras organik turun sebesar 1,547%

menunjukkan

atau sebaliknya. Nilai elastisitas silang

pendapatan berpengaruh besar terhadap

bertanda

permintaan beras organik. Pendapatan

negatif

berarti

tempe

Nilai

elastisitas

pendapatan

bahwa

perubahan

60

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

merupakan faktor yang penting dalam

bahwa besarnya elastisitas harga beras

menentukan

permintaan

organik sebesar sebesar 8,225. Nilai

terhadap berbagai jenis barang karena

elastisitas bertanda positif. Permintaan

besar

dapat

beras organik bersifat elastis karena

menggambarkan daya beli konsumen.

nilai koefisien elastisnya lebih besar

Apabila

daripada

variasi

kecilnya

terjadi

pendapatan

peerubahan

dalam

1.

2)Elastisitas

silang,

pendapatan maka akan menimbulkan

berdasarkan analisis diketahui bahwa

perubahan

besarnya elastisitas silang dari harga

dalam

mengkonsumsi

beras non organik sebesar 5,057% dan

berbagai jenis barang.

bertanda negatif. Tanda negatif pada
nilai elastisitasnya menunjukkan bahwa

KESIMPULAN
Penelitian mengenai Permintaan

beras non organik merupakan barang

Beras Organik di Kabupaten Boyolali

komplemen

ini menghasilkan kesimpulan sebagai

Berdasarkan

berikut pertama Berdasarkan analisis

elastisitas silang dari harga tempe

diketahui variabel harga beras organik

sebesar 1,547 dan bertanda negatif.

berpengaruh sangat nyata terhadap

Nilai elastisitas silang yang negatif

permintaan beras organik di Kabupaten

berarti

Boyolali pada tingkat kepercayaan 99%

komplement

dan harga daging ayam secara parsial

Berdasarkan

berpengaruh nyata terhadap permintaan

elastisitas silang harga daging ayam

beras organik di Kabupaten Boyolali

sebesar 16,217 dan bertanda negatif.

pada

95%.

Nilai elastisitas silang yang negatif

Variabel harga beras non organik,

berarti daging ayam merupakan barang

harga tempe, jumlah penduduk dan

komplement dari beras organik. 3)

pendapatan per kapita yang diteliti

Elastisitas

tidak

analisis

tingkat

kepercayaan

berpengaruh

nyata

terhadap

dari

beras

analisis

tempe

besarnya

merupakan
dari

beras

analisis

pendapatan,

diketahui

organik.

barang
organik.
besarnya

berdasarkan

bahwa

besarnya

permintaan beras organik di Kabupaten

elastisitas pendapatan adalah 2,400.

Boyolali. Kedua Analisis elastisitas

Angka elastisitas pendapatan yang

permintaan beras organik di Kabupaten

lebih dari satu menunjukkan bahwa

Boyolali menunjukkan : 1) Elastisitas

beras organik termasuk barang normal

harga, berdasarkan analisis diketahui

(elastis).

61

ISSN : 0854-2813

AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A. 2002. Budi Daya Padi
Secara
Organik.
Penebar
Swadaya. Jakarta.

SARAN
Mengingat

beras

organik

merupakan bahan makanan pokok yang
sehat, permintaan beras organik setiap
tahunnya meningkat. Untuk itu perlu
adanya upaya dan peran aktif dari
berbagai

pihak

untuk

menjaga

ketersediaan beras organik agar dapat
selalu

terpenuhi

masyarakat
Boyolali

di

khususnya
wilayah

dan

untuk

Kabupaten

umumnya

untuk

masyarakat di berbagai daerah di luar
Kabupaten

Boyolali

dengan

cara

menjaga

proses

distribusi

beras

organik.

Selain

distribusi

upaya

menjaga dan memenuhi kebutuhan
beras

organik,

bahwa

perlu

permintaan

beras

organik

dan harga daging ayam. Sedangkan
yang

mempengaruhi
organik

adalah

paling

besar

permintaan

beras

jumlah

Lipsey, R, Steider. P. 1990. Pengantar
Mikro
Ekonomi
Edisi
Kedelapan
(Diterjemahkan
oleh: Jaka Wasana). Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Lipsey, Richard, G, et al. 1995.
Pengantar Mikroekonomi Jilid
I. Bina Rupa Aksara. Jakarta.
Noviandi, A. 2012. Analisis Perilaku
Konsumen Beras Organik Dan
Implikasinya Terhadap Strategi
Pemasaran. Tesis Mahasiswa
S2
Program
Pascasarjana
Manajemen dan Bisnis, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

diperhatikan

dipengaruhi oleh harga beras organik

pengaruh

Gujarati, D. 1997. Ekonometrika
Dasar. (Diterjemahkan oleh:
Sumarno
Zain).
Penerbit
Erlangga. Jakarta.

penduduk

diikuti oleh harga daging ayam.

Nurhayat, W. 2013. Konsumsi Beras
Tertinggi di Dunia, Orang
Indonesia
Rawan
Kena
Diabetes.
Detik
Finance.
(Online), Rabu, 17/07/2013
15:22
WIB,
(http://m.detik.com/finance/read
/2013/07/17/152223/2305835/4/
konsumsi-beras-tertinggi-didunia-orang-indonesia-rawankena-diabetes , diakses 14
Desember 2015).
Syam, M. 2008. Padi Organik dan
Tuntutan Peningkatan Produksi
Beras. Jurnal Iptek Tanaman
Pangan Vol. 3 No.1 2008.

62