KAITAN PENDIDIKAN,PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRA SEKOLAH
231
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
KAITAN PENDIDIKAN,PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI
ANAK PRA SEKOLAH
Ronasari Mahaji Putri1), Wahidyanti Rahayu H 2), Neni Maemunah 3)
1,2,3)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
e-mail : putrirona@gmail.com
ABTRACT
Status of nutrition is a nutritional condition of the body as a result of food intake in the
long term. In addition to nutrition and disease factors, parents education and
employment also contribute indirectly in the nutritional status of children. Toddlers who
have highly educated parents and have good jobs tend to have good nutritional status
as well. The purpose to looking the relationship parents education, and then job with
status of pre-school children by nutritional. An observational research with
crosssectional approach. All of children pre school “RA Pesantren Al Madaniyah” with
42 children. Sampling using accidental. Instruments are weight scales digital,
questionnaires ,microtoice, metline. Analysis using SPSS program version 17 with
spearman rank test. The results showed that almost half the education of the
respondent's father was a graduate of 15 people (35.7%); Almost half of the
respondents' mothers are bachelor degree education, was 15 people (35.7%). Almost
half of the respondents' occupations were private (15.7%) : the majority of respondents
mother were unemployed, 28 (66.7%) and most children have normal nutritional status
of 39 children (93,9%). There is nothing relationship of parents education &
occupations of with nutritional status.
Keywords : parents, educations, occupations, jobs, children nutrition
ABSTRAK
Kondisi gizi badan akibat asupan makan dalam waktu yang lama disebut status gizi.Selain
faktor gizi dan penyakit, pendidikan dan pekerjaan orang tua juga memberikan kontribusi
secara tidak langsung dalam status gizi balita. Balita yang mempunyai orang tua
berpendidikan tinggi dan mempunyai pekerjaan yang baik cenderung mempunyai status gizi
yang baik pula. Penelitian bertujuan mengetahui kaitan ’pendidikan, pekerjaan orang tua
dengan status (gizi) anak pra sekolah. Pendekatan menggunakan cross sectional., merupakan
penelitian observasional. Total anak prasekolah di Pesantren AlMadaniyah dengan sampel
sejumlah 42 anak.Pengambilan sampel dengan menggunakan “accidental “sampling .
Timbangan berat badan versi digital, metline serta kuesioner, microtoice digunakan sebagai
instrumen. Analisa menggunakan SPSS versi17 dan uji spearman. Rank.Hasil penelitian
232
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
diketahui bahwa hampir setengah pendidikan ayah responden adalah sarjana yakni 15 orang
(35,7%); hampir setengahnya pendidikan ibu responden sarjana yakni 15 orang (35,7%).
hampir setengahnya pekerjaan ayah responden adalah swasta yakni 15 orang (35,7%) :
sebagian besar ibu responden tidak bekerja yakni 28 orang (66,7%) dan sebagian besar
93,9% anak bergizi normal.Disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan, pekerjaan ayah
dan ibu dan status gizi anak pra sekolah
Kata Kunci : orang tua, pendidikan, pekerjaan, status gizi anak
PENDAHULUAN
perawatan
Masa 3 tahun pertama merupakan masa
menjadi
kritis
pertumbuhan
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. Jika perawatan dan
orang tua saat anak sakit
faktor
yang
dan
mempengaruhi
perkembangan
anak(Wong,2004).
pengasuhan yang diberikan tepat,maka
pertumbuhan dan perkembangan balita
Masih ditemukan balita yang mempunyai
akan maksimal(Rudolph, 2006). Stimulasi
status gizi kurang dari normal. WHO
dari
tua
yang
baik
serta
(2013) menyatakan anak kurang gizi di
berkesinambungan
akan
menjadikan
dunia 15,7%, sedangkan yang mengalami
orang
pesat
kegemukan 6,6%. Hasil temuan Depkes
(Soetjiningsih, 1995). Adanya pengaruh
(2002) sebanyak 15% balita mengalami
lingkungan
turut
gizi kurang. Data Dinas Kesehatan
perkembangan
anak.Interaksi
potensi
balita
berkembang
menentukan
dengan
Jatim(2012), berat badan terhadap umur
teman sebaya, mengikuti pola makan
(BB/U)
teman menjadi permasalahan tersendiri,
mempunyai berat badan kurang; dengan
karena berdampak pada kebiasaan makan
indikator berat badan terhadap tinggi
anak. Kebiasaan makan balita yang buruk
badan(BB/TB) didapatkan 8,5% balita
berakibat pada buruknya kondisi balita.
kurus, dan dengan berdasar tinggi badan
Penurunan berat badan akan mengiringi
terhadap
memburuknya
konsumsi
kondisi
buruk
balita
didapatkan
umur
10,3%
(TB/U)
balita
didapatkan
anak.
Jika
sebanyak 18% balita dalam kategori
ini
tidak
pendek. Kemenkes (2013) menyatakan
mendapatkan perhatian orang tua,maka
hal yang sama yakni bahwa
berdampak pada penurunan status gizi
nasional pada Tahun 2013 sebanyak
balita.
gigi,
19,6% anak mempunyai prevalensi berat
penyakit, permasalahan tidur anak serta
badan kurang dengan rincian 5,7% anak
Faktor
gizi,
kesehatan
secara
233
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
gizi buruk dan sebanyak 13,9% anak
berpengaruh terhadap status gizi anak
mengalami kurang gizi.
(Lazzeri et al., 2006; Rina, 2008).
Status adalah kondisi gizi badan akibat
Selain pendidikan orang tua yang diduga
asupan makan yang buruk jangka yang
memberikan kontribusi dalam status gizi
lama,beserta pengeluarannya. Status gizi
anak, pekerjaan orang tua juga demikian.
kurang
Orang tua yang bekerja di luar rumah
dari
normal
terhambatnya
mengakibatkan
pertumbuhan
dan
cenderung mempunyai waktu yang sedikit
perkembangan balita. Selain faktor gizi,
untuk
penyakit,ketahanan
pangan,
dibandingkan dengan ibu yang tidak
pengasuhan
serta
anak
pola
pelayanan
berkerja.
berinteraksi
dengan
Termasuk
anaknya
dalam
kesehatan, didapatkan faktor lain yang
pendampingan
berkaitan dengan status gizi yakni tingkat
dimungkinkan pola makan anak akan
pendidikan
al.2002).
terganggu. Hal ini dikarenakan anak pra
Pendidikan orang tua diduga peneliti
sekolah masih sangat bergantung pada
memberikan
tidak
orang tuanya,sehingga dimungkinkan pola
langsung dalam status gizi balita. Balita
makan anak akan terganggu jika ibu
yang mempunyai orang tua berpendidikan
bekerja Sesuai dengan Glick(2002) yang
tinggi cenderung mempunyai status gizi
menyatakan bahwa dengan ibu bekerja
yang baik, karena pengetahuan yang
sangat dimungkinkan waktu berinteraksi,
dimiliki
dan
dan mendampingi anak semakin sedikit.
penyediaan makanan
Dan hal ini memberi dampak pada
yang baik. Sesuai penelitian Pahlevi(2012)
perkembangan mental dan kepribadian
yang menyatakan bahwa status gizi anak
anak yang sedikit banyak terganggu. Jika
kelas 4, 5 dan 6 dan pendidikan ibu di SD
pola makan anak terganggu,maka tumbuh
Negeri
Kecamatan
kembang anak juga tidak maksimal.
Banyumanik Kota Semarang tahun 2011,
Akibatnya anak dengan fisik yang kurus,
disimpukan berhubungan. Faktor ibu
pendek, bahkan bisa terjadi gizi buruk
memegang
pada anak usia prasekolah (Proverawati,
(
Supariasa,et
kontribusi
orang
berdampak pada
tua,
Ngesrep
peranan
secara
motivasi
02
penting
dalam
menyediakan dan menyajikan makanan
yang bergizi dalam keluarga, sehingga
2009).
makan,
hal
sangat
234
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
Ibu rumah tangga lebih banyak memiliki
Penelitian
waktu untuk berinteraksi bersama anak.
observasional dengan pendekatan cross
Sehingga sangat dimungkinkan dalam hal
sectional. Total anak pra sekolah di RA
konsumsi
terkontrol.
Pesantren Al Madaniyah adalah 52 anak,
Pernyataan ini sesuai dengan McIntosh
sampel diambil 42 anak.Pengambilan
dan Bauer (2006), bahwa ibu yang tidak
sampel dengan menggunakan accidental
bekerja dapat mengatur pola makan anak-
sampling . Variabel bebas adalah tingkat
anak
pendidikan dan pekerjaan orang tua, dan
makan
mereka,
juga
sehingga
anak-anak
ini
merupakan
mendapat makanan yang sehat dan
variabel
bergizi.
didukung
Instrumen
Mustika(2015) bahwa sebanyak 48,3%
timbangan
status gizi anak kurang didominasi oleh
microtoice,metline serta kuesioner . Data
keluarga dengan ibu yang tidak bekerja.
tentang tingkat pendidikan dan pekerjaan
Lukitawati,Nonik(2015)
menunjukkan
orang tua diambil dari data sekunder
ada hubungan yang sedang antara status
sekolah, sedangkan data status ‘gizi
pekerjaan orang tua (Ayah) dengan status
didapatkan melalui berat dan pengukuran
gizi balita usia 1-5 tahun. Tetapi status
tinggi badan anak pra sekolah, dan
pekerjaan orang tua (Ibu) tidak berkaitan
kemudian
dengan gizi balita usia 1-5 tahun
WNO-NCHS. Untuk melakukan analisa
Namun
tidak
terikat
adalah
penelitian
yang
gizi.
digunakan
adalah
badan
digital,
berat
akan
status
dibandingkan
tabel
data digunakan Program seperti SPSS
Berbagai pendapat yang positif ataupun
dengan versi 17 serta dilakukan uji rank
negatifnya ibu bekerja masih menjadi
spearman
perdebatan yang panjang. Disatu sisi
dengan ibu bekerja, akan terdapat banyak
keuntungan pula selain wawasan ibu yang
HASIL
berkembang baik. Satu hal yang pasti
RA Pesantren Al Madaniyah sebagai
bahwa perhatian ibu terhadap anak dalam
lembaga pendidikan berbasic Islam untuk
hal makan akan memberikan dampak
anak usia dini yang terakreditasi A,
pada status gizi anak pra sekolah
terletak
No
METODE PENELITIAN
9
di
Jalan
Landungsari.
Tirto
RA
Moyo
Pesantren
menggunakan 2 sistem pembelajaran yang
235
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
berbeda yakni pagi hari, lembaga ini
mendidik anak usia pra sekolah yakni
Playgroup, TK A serta TK B. Sedangkan
pada sore hari lembaga ini mendidik para
santri santriawan yang berminat untuk
mendalami agama Islam.
Karakteristik
responden
berdasarkan
umur responden mendekati setengahnya
anak berusia lima tahun 18 anak (42,9%);
sebanyak 15 anak( 35,7%) berumur enam
tahun
dan sebanyak 9 anak ( 21,4%)
Tabel 2. Pendidikan Ibu Responden di
RA Pesantren Al Madaniyah
Pendidikan Ibu
Jumlah
%
Tidak sekolah
SMP
SMA
D1
D3
Sarjana
Master
Total
3
6
14
1
2
15
1
42
7,1
14,3
33,3
2,4
4,8
35,7
2,4
100
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
hampir
setengahnya
responden
sarjana
pendidikan
yakni
15
ibu
orang
(35,7%).
berumur empat tahun.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
Status gizi anak ditemukan anak berstatus
gizi normal sebagian besar 39 anak
(93,9%)
sedangkan
3
anak(7,1%)
hampir
setengahnya
pekerjaan
ayah
responden adalah swasta yakni 15 orang
(35,7%).
mengalami obesitas.
Tabel 1. Pendidikan Ayah Responden di
RA Pesantren Al Madaniyah
Pendidikan Ayah Jumlah
%
Tidak sekolah
3
7,1
SMP
7
16,7
SMA
12
28,6
D1
1
2,4
D3
1
2,4
Sarjana
15
35,7
Master
3
7,1
Total
42
100
Tabel 1 diketahui bahwa mendekati
setengah pendidikan ayah responden
adalah sarjana yakni 15 orang (35,7%).
Tabel 3. Pekerjaan Ayah Responden di
RA Pesantren Al Madaniyah
Pekerjaan Ayah
Jumlah
%
Buruh
Guru/Dosen
Lain-lain
Pedagang
Pengusaha
PNS
Sopir
Swasta
Total
3
4
2
4
11
2
1
15
42
7,1
9,5
4,8
9,5
26,2
4,8
2,4
35,7
100
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Ibu Responden di RA
Pesantren Al Madaniyah
Pekerjaan Ibu
Jumlah
%
236
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
Guru/Dosen
Pedagang
Pengusaha
PNS
Swasta
Tidak bekerja
Total
3
1
2
3
5
28
42
7,1
2,4
4,8
7,1
11,9
66,7
100
anak telah sesuai. Status gizi baik/normal
terjadi karena asupan makanan yang baik
dalam jangka waktu panjang, serta adanya
keseimbangan antara masukan dengan
pengeluaran energi pada anak. Selain
faktor makanan yang mempengaruhi
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
status gizi anak, faktor penyakit juga
sebagian besar ibu responden tidak
berperan dalam gizi anak. Anak sering
bekerja yakni 28 orang (66,7%).
sakit
dan
terulang
kekambuhanya,
ataupun mempunyai penyakit kronis
Korelasi rank spearman diketahui bahwa
biasanya mempunyai status gizi yang
hubungan
pendidikan
kurang. Ada kaitan antara kondisi tubuh
ayah,pendidikan ibu dengan status gizi
anak dengan asupan makan anak. Anak
anak
secara alami akan mengalami penurunan
tidak
antara
ditemukan;
tidak
ada
hubungan antara pekerjaan ayah dan ibu
dalam
dengan status gizi anak pra sekolah di RA
tubuhnya
Pesantren Al Madaniyah.
diperhatikan adalah jika penyakit pada
Tabel 5. Pendidikan,Pekerjaan Orang
Tua Dan Gizi Anak Pra Sekolah
di RA Pesantren Al Madaniyah
Variabel
Correlation Sig(2Coefficient tailed)
Pendidikan Ayah
-0,111
0,484
Pendidikan ibu
-0,096
0,547
Pekerjaan Ayah
0,028
0,862
Pekerjaan Ibu
0,014
0,932
asupan
tidak
makan,
baik.
jika
Yang
kondisi
perlu
anak tersebut tidak segera ditangani,
maka nafsu makan anak akan turun, dan
memberi perubahan status gizi anak
menjadi lebih buruk dari sebelumnya.
Gizi kurang atau bahkan buruk pada anak
berdampak pula pada penurunan daya
tahan tubuh anak, sehingga anak akan
lebih mudah sakit. Pernyataan tersebut
PEMBAHASAN
Sebanyak 39 anak(93,9%) mempunyai
status gizi yang normal. Dapat dikatakan
bahwa mayoritas berat dan tinggi badan
didukung Sihadi(2000) bahwa daya tahan
tubuh anak akan terpengaruh dalam
keadaan gizi anak kurang ataupun buruk,
dan ini terutama terjadi pada penyakit
infeksi sebagai penganggu pertumbuhan
237
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
serta perkembangan fisik,mental, jaringan
mendidik anak anaknya agar berperilaku
otak.
makan dengan baik.Dengan pembiasaan
makan yang baik, maka perilaku makan
Sebagian
kecil
pendidikan
responden sarjana
ayah
anak akan terbentuk dengan baik pula.
yakni 15 orang
(35,7%) demikian juga sebagian kecil
Hampir
pendidikan ibu responden sarjana yakni
responden
15 orang (35,7%). Ini berarti bahwa
15 orang(35,7%), sedangkan sebagian
pendidikan ayah dan ibu responden
besar ibu responden tidak bekerja yakni
tergolong tinggi.
Dengan pendidikan
28 orang ibu( 66,7%). Secara keseluruhan
yang tinggi,maka ayah dan ibu akan
semua ayah responden bekerja dengan
mampu menangkap serta mengadopsi
jenis pekerjaan yang berbeda beda. Dari
informasi dengan baik. Sesuai dengan
hal ini dapat peneliti sampaikan bahwa
Ikhsan(2005 ) yang menyatakan bahwa
ayah responden mempunyai penghasilan
dengan pendidikan tinggi maka anggota
dari hasil kerjanya. Penghasilan tersebut
masyarakat memiliki tingkat kemampuan
tentunya dialokasikan untuk berbagai
tinggi
mampu
kebutuhan
menciptakan
kebutuhan
secara
akademik
mengembangkan
atau
setengahnya
adalah
pekerjaan
swasta
hidup,termasuk
makan
keluarga.
ayah
yakni
untuk
Banyak
pengetahuan,teknologi dan seni demi
sedikitnya penghasilan yang diterima
kesejahteraan
pula
sangat ditentukan oleh pekerjaan yang
dengan Soetjiningsih( 1995) pertumbuhan
dibebankan oleh orangtua responden.
serta perkembangan anak ditentukan
Sesuai dengan teori Sediaoetama(2004)
pendidikan
tua
yang menyatakan bahwa jumlah gaji yang
mempunyai pendidikan yang tinggi maka
diterima oleh seseorang berhubungan erat
mengolah informaso yang bermanfaat
dengan pekerjaannya, kedudukan tinggi
bagi diri dan keluarganya, yang berkaitan
dapat berarti tinggi juga penghasilannya,
dengan cara mengasuh anak, menjaga
serta jumlah uang untuk dibelanjakan
kesehatan anak,pendidikannya serta yang
demi kecukupan keluarga akan semakin
lainnya. Dalam hal konsumsi makan juga
besar. Sehingga dapat dijelaskan bahwa
demikian.
ibu
pekerjaan turut menentukan kecukupan
mampu
gizi dalam sebuah keluarga.Semakin tinggi
manusia.
orang
tua.
Dengan
berpendidikan
Sejalan
tinggi,
Orang
ayah
akan
dan
238
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
akan
bahwa pendidikan yang tinggi berarti
semakin tinggi pula keinginan untuk
pengetahuan dalam segala bidang juga
membelanjakannya.
baik.
penghasilan
seseorang,maka
Semua
ketertarikan
ini
orang
tua
dengan
tentang
tersebut,
rank spearman, dapat peneliti simpulkan
mencari informasi tentang hal tersebut.
tidak
ada
hubungan
selalu
hal
Dari uji statistik dengan menggunakan
bahwa
sehingga
dikaitkan
berusaha
antara
pendidikan ayah, pendidikan ibu dengan
Menurut peneliti, tingkat pendidikan
status gizi anak pra sekolah. Seperti yang
merupakan salah satu basic pemikiran
telah dikemukakan sebelumnya bahwa
dan sudut pandang seseorang. Jika orang
status gizi sebagai dampak langsung dari
tua
masuknya makanan dalam jangka waktu
pengetahuan yang didapatkan selama
yang lama. Jadi disini faktor langsung
menempuh proses pendidikan dalam
yang berhubungan dengan terbentuknya
bentuk yang nyata, misalkan dalam hal
status gizi anak adalah faktor makanan.
mengatur
gizi
Semakin baik kualitas dan kuantitas
memberi
dampak
konsumsi
makan
didapatkan
status
mampu
mengaplikasikan
anaknya,
yang
semua
maka
akan
baik
bagi
anak,maka
akan
kesehatan anak.Ibu merupakan sosok
gizi
yang
yang yang sangat membantu anak dalam
anak
baik.Selain faktor asupan makan dan
belajar,
penyakit, yakni faktor pendampingan
kebiasaan makan dan berbagai pilihan
orang
makanan(Story,etc.2002).
tua
juga
berperan
dalam
dan
berkembang
dengan
Pembelajaran
terbentuknya status gizi anak. Orang tua
ini dimulai dari pengalaman inividu, sikap
adalah sosok yang selalu merawat anak
terhadap
anaknya, sesuai dengan karakteritiknya
mereka serta mengerti keuntungan dari
masing masing. Pendidikan orang tua
diet yang sehat (Wardle J (1995 ,
yang tinggi pada dasarnya menjadi faktor
Haapalahti etc. (2002) Makanan sangat
penting
penting
dalam
tumbuh
kembang
makanan
bagi
dan
pengetahuan
kesehatan
dan
anak.Selain itu juga akan semakin mudah
perkembangan anak, serta berdampak
dalam menerima segala informasi dari
bagi kesehatan anak selanjutnya(Butrriss,
luar terutama tentang kesehatan.Namun
2002) , jika makanan tersebut bergizi dan
demikian, tidak dapat dijadikan patokan
tentunya dikonsumsi secara teratur .
239
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
menyatakan bahwa membangun dan
Pengetahuan sendiri merupakan sistem
mempertahankan kebiasaan makan anak
komplek
dari
sangat penting karena kebiasaan dibentuk
faktor
sejak awal kehidupan serta akan berlanjut
biologis
sampai dengan masa selanjutnya. Orang
(Worsley,2002). Jika dikaitkan dengan
tua memberikan pengaruh yang besar
konteks
makanan,maka
dalam pengetahuan gizi anak di masa
pengetahuan ini dapat diartikan bahwa
mendatang(Gibson EL, Wardle J & Watts
mengetahui dari sudut pandang kesehatan
CJ
tentang manfaat dari gizi dan makanan(J
terhadap anak usia 9-11 tahun, dilaporkan
Wardle (1995). Pendidikan orang tua
bahwa orang tua sebagai sumber utama
tidak
ukur
dalam
baik
kemudian diikuti oleh guru sekolah,
pula.Pendidikan formal yang selama ini
televisi serta dokter(Bellisle F & Rollan-
ditekuni orang tua mungkin berbeda
Cachera
dengan pendidikan kesehatan. Sehingga
berkembang pengetahuannya sehingga
dimungkinkan pula orang tua mempunyai
tumbuh kebiasaan makan yang baik,
pengetahuan
tentang
didapatkan
yang
keseharian
yang
pengalaman
ditentukan
individu,
sosial,fisik
dan
lingkungan
gizi
bisa
dan
dijadikan
pengetahuan
kesehatan
beserta
tolak
gizi
yang
(gizi).
yang
kurang
Orang
tua
(1998).
Penelitian
pemberian
MF
di
Perancis
informasi
(2000).Anak
melalui
anggota
gizi,
dapat
pengamatan
keluarga
dalam
mempunyai pengetahuan gizi baik,akan
konsumsi makan. (Nicklas, Baranowski,
mampu membentuk perilaku makan anak
Baranowski et al. (2001). Dapat dikatakan
yang baik.
bahwa lingkungan keluarga memberikan
dampak bagi pengetahuan dan konsumsi
Pembentukan perilaku makan hendaknya
anak. Ibu sebagai pengatur konsumsi
dilakukan pada usia dini sehingga bisa
makan keluarga dituntut mempunyai
menjadi
baik.
pengetahuan yang tinggi tentang gizi.
baik
Dengan
suatu
Pembiasaan
kebiasaan
perilaku
konsumsi
terpapar
berbagai
informasi
membentuk
tentang kesehatan khususnya gizi maka
perilaku makan anak di umur selanjutnya.
ibu akan mempunyai banyak pengetahuan
Sesuai
untuk
memberikan
kemudahan
dengan
&Vereecken,
Variyam
Maes.2000)
etc.1999
yang
modal
pembentukan
perilaku
makan anak. Dari uraian di atas, terjawab
240
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
bahwa yang menyebabkan baik buruknya
status gizi anak. Karena ketersediaan
status gizi anak bukan karena status
makanan
pendidikan
lebih
materi baru dapat didapatkan dari hasil
didominasi karena faktor asupan makan
bekerja. Namun jika dikaji ulang dengan
anak serta riwayat sakit anak. Jika nafsu
merujuk pada teori Sudardjo(2003) bahwa
makan dan konsumsi makan anak dalam
dampak pemakaian, penggunaan dan
jangka waktu lama selalu terjaga dengan
penyerapan tergambar dalam status gizi,
baik, serta tidak adanya penyakit kronis
menunjukkan bahwa status gizi anak
pada diri anak,maka status gizi anak juga
dipengaruhi langsung oleh konsumsi
akan baik Hasil penelitian ini sependapat
makan anak dalam jangka yang panjang
dengan Banadji(2015) yang menyatakan
serta ada tidaknya gangguan kesehatan
bahwa
pada
orang
tidak
ada
tua,namun
hubungan
antara
membutuhkan
diri
materi,
anak.Segala
anak
sesuatu
akan
dan
yang
pendidikan ibu,jenis pekerjaan keluarga
dikonsumsi
memberikan
terhadap status gizi anak.
dampak kesehatan baik positif ataupun
negatif tergantung dari apa yang dia
Tidak ada kaitan status pekerjaan orang
makan,jenis,
tua dengan status gizi pra sekolah. Seperti
makanannya.Sedangkan
yang
diderita
sudah
peneliti
sampaikan
anak
dan
jumlah
penyakit
akan
yang
menyebabkan
sebelumnya bahwa status gizi dipengaruhi
penurunan nafsu makan secara perlahan
oleh banyak faktor, namun yang paling
lahan,hingga akhirnya berdampak pada
dominan adalah konsumsi makan dan
penurunan status gizi anak. Dari uraian di
riwayat penyakit anak. Konsumsi makan
atas serta hasil dikatakan status pekerjaan
anak yang baik, serta tidak terdapat
tidak terkait dengan status (gizi) pada
penyakit kronis yang terdapat dalam
anak pra sekolah. Hasil penelitian ini
tubuh anak akan membuat status gizi
sesuai dengan hasil penelitian Rozali,dkk(
anak
yang
2016 ) yang menyatakan bahwa pekerjaan
dikonsumsi anak dapat dicerna dengan
ibu tidak berperan dalam status gizi balita
baik oleh tubuh anak. Terkait dengan
di Posyandu RW 24 dan 08 Wilayah
status pekerjaan orang tua, jika dikaji
Kerja
secara
Surakarta.
baik.
Semua
sepintas
tampak
asupan
bahwa
ada
keterkaitan secara tidak langsung dengan
Puskesmas
Nusukan
Kota
241
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
Sangat tepat dikatakan bahwa status
2007 ).Dengan ibu tidak bekerja,maka ibu
pekerjaan orang tua berkembang sesuai
mempunyai banyak waktu untuk lebih
dengan
tingkat pendidikannya. Hasil
memperhatikan anaknya dalam konsumsi
temuan peneliti bahwa sebagian besar
makan. Sesuai dengan Berg (1986) bahwa
orangtua responden berpendidikan tinggi,
ibu yang bekerja secara full time kurang
sehingga diasumsikan mempunyai status
mempunyai waktu cukup untuk keluarga
pekerjaan yng baik. Semakin tinggi
dan
pendidikan orang tua, maka
demikian didapatkan segi positif pula jika
semakin
anaknya(Berg,
Namun
tinggi kesempatan yang didapatkan untuk
ibu
mendapatkan pekerjaan yang baik. Status
semakin bertambah, dikarenakan selalu
pekerjaan
bersosialisasi
juga
menentukan
jumlah
bekerja,yakni
1986).
pengetahuan
dengan
banyak
juga
orang,
penghasilan yang diterima orang tua.
adanya kemudahan akses informasi dan
Dimungkinkan pengeluaran untuk belanja
masih banyak lagi segi positif dari ibu
konsumsi makanan juga akan tinggi.
bekerja.
Pekerjaan
Sesuai dengan teori Soeditama(2004)
dengan
pendapatan
bahwa
dianggap sebagai faktor yang juga turut
kedudukan
yang
semakin
sering
dikaitkan
seseorang,
meningkat berdampak pada penghasilan
menentukan
yang
makanan yang tersedia di rumah. Dengan
juga
tinggi.
Kebutuhan
dan
kuantitas
peluang
dan
serta
kualitas
keinginan juga akan meningkat seiring
bekerja,maka
tingginya penghasilan.
kebutuhan secara materi lebih tinggi
.
dibanding yang tidak bekerja.Materi yang
Jika dilihat dari waktu lama bekerja
didapat
terlebih ibu yang bekerja,maka ibu akan
digunakan untuk mencukupi kebutuhan
mempunyai waktu yang lebih sedikit
konsumsi makan.
dari
hasil
terpenuhinya
bekerja,
dapat
untuk memperhatikan dan mengasuh
hal
Status pekerjaan turut menentukan sosial
pengawasan makan dan minum anak.
ekonomi keluarga. Berdasarkan hasil
Pengawasan
dan
penelitian Rasmussen, Krolner, Klepp et
minuman anak terbaik dilakukan oleh
al. (2006) ditemukan bahwa orang tua
orang tua, dan ini dapat dilakukan jika
yang mempunyai sosial ekonomi rendah
orang
ternyata juga mempunyai pengetahuan
anaknya.
tua
Termasuk
terhadap
tidak
dalam
makanan
bekerja(Hardinsyah,
242
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
gizi yang rendah pula, dibandingkan
terus
orang tua dengan status ekonomi yang
terbentuk status gizi anak baik pula.Status
tinggi. Adanya perbedaan pengetahuan
(gizi) ini anak maksimal dapat dicapai jika
gizi ini dihubungkan dengan kemampuan
selain asupan makan anak baik , anak juga
orang tua dalam memberikan konsumsi
mempunyai status kesehatan yang baik.
makan bagi anaknya. Dari uraian diatas
Anak yang mengalami penyakit kronis,
dapat disampaikan bahwa sosial ekonomi
maka akan mengalami penurunan nafsu
merupakan suatu status ekonomi keluarga
makan. Kurangnya nafsu makan anak
yang bila ditelusuri lebih dalam juga
dalam waktu yang panjang akan membuat
dipengaruhi oleh status pekerjaan. Jika
status (gizi) anak mengalami perubahan
status pekerjaan orang tua itu baik, maka
menjadi status gizi kurang bahkan buruk.
sangat dimungkinkan sosial ekonomi
Dampak
keluarga
juga
terserang penyakit.Sesuai dengan Depkes
ekonomi
RI (2000) bahwa anak yang makannya
keluarga yang baik, dimungkinkan pula
kurang baik, maka daya tahan tubuh akan
terpenuhinya kebutuhan makan keluarga
melemah dan mudah terserang penyakit.
sehingga terbrntuklah status gizi anak
Selain itu ketersediaan makanan
yang baik.
rumah.
juga
sebaliknya.
baik.Demikian
Dengan
status
menerus
lain
waktu
adalah
Orang
tua
lama
anak
yang
maka
mudah
di
selalu
menyediakan makanan bergizi di rumah
Status gizi merupakan suatu kumpulan
serta mendampingi dalam kegiatan makan
kondisi anak yang disebabkan karena
anak, biasanya gizi anak baik.
adanya
konsumsi
pengeluaran
energi
makan
disertai
(Depkes,2000).
Merujuk dari teori tersebut di atas, dapat
disampaikan
bahwa
pendidikan
dan
pekerjaan orang tua bukan menjadi salah
satu penentu status gizi anak.Dan yang
paling menentukan adalah asupan gizi
serta
penyakit
yang
diderita
anak.
Semakin banyak asupan makan anak yang
bergizi, dan perilaku makan ini dilakukan
KESIMPULAN
1. Hampir setengah pendidikan ayah
responden adalah sarjana yakni 15
orang (35,7%). Hampir setengahnya
pendidikan ibu
responden sarjana
yakni 15 orang (35,7%).
2. Hampir setengahnya pekerjaan ayah
responden
adalah
swasta
yakni
243
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
15 orang (35,7%). Sebagian besar ibu
mothers and children. Appetite 31,
responden
205–228.
tidak
bekerja
yakni
Glick, Peter.(2002). Women’s Employment
28 orang (66,7%)
3. Status
gizi
normal
yakni
39 anak(93,9%) didapatkan pada
mayoritas anak
and Its Relation to Children’s Health
and Schooling in Developing. Cornel
University, September 2002.
Haapalahti M, Mykkanen H, Tikkanen S
4. Pendidikan, pekerjaan ayah dan ibu
et al. (2002). Meal patterns and food
tidak berkaitan dengan status (gizi )
use in 10- to 11-year-old Finnish
anak
children. Public Health Nutr 6, 365–
370.
Ikhsan, A dan Ishak, M. (2005). Akuntansi
REFERENSI
Abraham, Rudolph, dkk.(2006). Buku
Ajar Pediatric Rudolph. Jakarta : EGC.
Berg.(1986).Pendidikan Untuk Gizi Yang
Lebih Baik.Peranan Gizi Dalam
Pembangunan Nasional. Jakarta:
Rajawali
Keperilakuan. Salemba empat. Jakarta
J Wardle (1995) Parental influences on
children's diets. Proc Nutr Soc 54,
747-758.10. 1079/ PNS1995007
48643712
Lazzeri, G., Casorell, A., Giallombardo,
D.,
Grasso,
A.,
Guidoni,C.,
Cakrawati, D dan Mustika, N.H. (2012).
Menoni. E., Giacchi, M. (2006).
Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan.
Nutritional Surveillance in Tuscany:
Bandung: Alfabeta.
Maternal Perception of Nutrional
Depkes RI. (2002). Pedoman Umum Gizi
Seimbang.
Jakarta:
Direktorat
Jenderal
Bina
Kesehatan
MasyarakatDepkes,2000
and
vegetable
of 8-9
Y-Old School-
Children. Jurnal of Preventive Medicine
And Hygiene 47:16-21
Nicklas TA, Baranowski T, Baranowski
Gibson EL, Wardle J & Watts CJ.(1998).
Fruit
Status
consumption,
nutritional knowledge and beliefs in
JC et al. (2001) Family and childcare
provider
influences
on
preschoool children’s fruit, juice
244
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
and vegetable consumption. Nutr
Surakarta.Skripsi.Tidak
Rev 59, 224–235.
dipublikasikan.
Pahlevi, A.E.(2012). Determinan Status
Gizi Pada Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2:122-
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Sihadi.(2000). Anak Gizi Buruk, Tanggung
Jawab Siapa?. Media Penelitian
126.
dan Pengembangan Kesehatan.
Jakarta
Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo,
S. (2010). BBLR : Berat Badan
Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika
Rasmussen M, Krolner R, Klepp K et al.
(2006). Determinants of fruit and
vegetable
consumption
among
children and adolescents: a review
of the literature. Part 1: quantitative
studies. Int J Behav Nutr Phys Act
3, 22.
Rina, A. (2008). Konsumsi Pangan, Status
Soetjiningsih.(1995).Tumbuh
Kembang
Anak.Jakarta:EGC.
Story M, Neumark-Sztainer D & French
S
(2002)
Individual
environmental
influences
and
on
adolescent eating behaviours.J Am
Diet Assoc 102, 40–51
Supariasa.2002.Penilaian
Status
Gizi.
Jakarta:EGC
Variyam JN, Blaylock J, Lin B et al.
Mother’s
Gizi dan Prestasi Belajar Pada
(1999).
Siswa-
Assalaam
knowledge and children’s dietary
Surakarta (Studi Gizi Masyarakat
intakes. Am J Agric Econ 81, 373–
dan
384.2046 VL Cribb et al.
Siswi
Sumber
SMA
Daya
Keluarga).
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Rozali,N.(2016).Peranan
Status
Vereecken C & Maes L. (2000).Eating
habits, dental care and dieting. In Health
Pendidikan,
Pekerjaan Ibu dan Pendapatan Keluarga
Terhadap
nutrition,
Gizi
Posyandu RW 24 dan 08
Balita
di
Wilayah
Kerja Puskesmas Nusukan Kota
and Health Behaviour Among Young
People.
Study
AWHO
(HBSC)
Cross-National
International
Report, pp. 89–93 [C Currie, K
Hurrelmann, W Settertobulte et al.,
245
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
editors].
Copenhagen:
WHO
Regional Office for Europe.
Wardle J (1995) Parental influences on
children’s diet. Proc Nutr Soc 54,
747–758.
Bellisle F & Rollan-Cachera MF (2000)
Three
consecutive(1993,
1995,
1997) surveys of food intake,
nutritional attitudes and knowledge,
and
lifestyle
in
1000
French
children, aged 9–11 years. J Hum
Nutr Diet 13, 101–111.
Wong,Donna
L.(2004).Pedoman
Klinis
Keperawatan Pediatrik Edisi 4.Jakarta
:EGC.
Worsley.(2002).Nutrition Knowledge and
Food
Consumption:
Can
Nutrition Knowledge Change Food
Behaviour? Asia Pac J Clin Nutr 11,
Suppl.
3,
S579-S585.
10.1046
/j.1440-6047.11.supp3.7.x12492651
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
KAITAN PENDIDIKAN,PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI
ANAK PRA SEKOLAH
Ronasari Mahaji Putri1), Wahidyanti Rahayu H 2), Neni Maemunah 3)
1,2,3)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
e-mail : putrirona@gmail.com
ABTRACT
Status of nutrition is a nutritional condition of the body as a result of food intake in the
long term. In addition to nutrition and disease factors, parents education and
employment also contribute indirectly in the nutritional status of children. Toddlers who
have highly educated parents and have good jobs tend to have good nutritional status
as well. The purpose to looking the relationship parents education, and then job with
status of pre-school children by nutritional. An observational research with
crosssectional approach. All of children pre school “RA Pesantren Al Madaniyah” with
42 children. Sampling using accidental. Instruments are weight scales digital,
questionnaires ,microtoice, metline. Analysis using SPSS program version 17 with
spearman rank test. The results showed that almost half the education of the
respondent's father was a graduate of 15 people (35.7%); Almost half of the
respondents' mothers are bachelor degree education, was 15 people (35.7%). Almost
half of the respondents' occupations were private (15.7%) : the majority of respondents
mother were unemployed, 28 (66.7%) and most children have normal nutritional status
of 39 children (93,9%). There is nothing relationship of parents education &
occupations of with nutritional status.
Keywords : parents, educations, occupations, jobs, children nutrition
ABSTRAK
Kondisi gizi badan akibat asupan makan dalam waktu yang lama disebut status gizi.Selain
faktor gizi dan penyakit, pendidikan dan pekerjaan orang tua juga memberikan kontribusi
secara tidak langsung dalam status gizi balita. Balita yang mempunyai orang tua
berpendidikan tinggi dan mempunyai pekerjaan yang baik cenderung mempunyai status gizi
yang baik pula. Penelitian bertujuan mengetahui kaitan ’pendidikan, pekerjaan orang tua
dengan status (gizi) anak pra sekolah. Pendekatan menggunakan cross sectional., merupakan
penelitian observasional. Total anak prasekolah di Pesantren AlMadaniyah dengan sampel
sejumlah 42 anak.Pengambilan sampel dengan menggunakan “accidental “sampling .
Timbangan berat badan versi digital, metline serta kuesioner, microtoice digunakan sebagai
instrumen. Analisa menggunakan SPSS versi17 dan uji spearman. Rank.Hasil penelitian
232
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
diketahui bahwa hampir setengah pendidikan ayah responden adalah sarjana yakni 15 orang
(35,7%); hampir setengahnya pendidikan ibu responden sarjana yakni 15 orang (35,7%).
hampir setengahnya pekerjaan ayah responden adalah swasta yakni 15 orang (35,7%) :
sebagian besar ibu responden tidak bekerja yakni 28 orang (66,7%) dan sebagian besar
93,9% anak bergizi normal.Disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan, pekerjaan ayah
dan ibu dan status gizi anak pra sekolah
Kata Kunci : orang tua, pendidikan, pekerjaan, status gizi anak
PENDAHULUAN
perawatan
Masa 3 tahun pertama merupakan masa
menjadi
kritis
pertumbuhan
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. Jika perawatan dan
orang tua saat anak sakit
faktor
yang
dan
mempengaruhi
perkembangan
anak(Wong,2004).
pengasuhan yang diberikan tepat,maka
pertumbuhan dan perkembangan balita
Masih ditemukan balita yang mempunyai
akan maksimal(Rudolph, 2006). Stimulasi
status gizi kurang dari normal. WHO
dari
tua
yang
baik
serta
(2013) menyatakan anak kurang gizi di
berkesinambungan
akan
menjadikan
dunia 15,7%, sedangkan yang mengalami
orang
pesat
kegemukan 6,6%. Hasil temuan Depkes
(Soetjiningsih, 1995). Adanya pengaruh
(2002) sebanyak 15% balita mengalami
lingkungan
turut
gizi kurang. Data Dinas Kesehatan
perkembangan
anak.Interaksi
potensi
balita
berkembang
menentukan
dengan
Jatim(2012), berat badan terhadap umur
teman sebaya, mengikuti pola makan
(BB/U)
teman menjadi permasalahan tersendiri,
mempunyai berat badan kurang; dengan
karena berdampak pada kebiasaan makan
indikator berat badan terhadap tinggi
anak. Kebiasaan makan balita yang buruk
badan(BB/TB) didapatkan 8,5% balita
berakibat pada buruknya kondisi balita.
kurus, dan dengan berdasar tinggi badan
Penurunan berat badan akan mengiringi
terhadap
memburuknya
konsumsi
kondisi
buruk
balita
didapatkan
umur
10,3%
(TB/U)
balita
didapatkan
anak.
Jika
sebanyak 18% balita dalam kategori
ini
tidak
pendek. Kemenkes (2013) menyatakan
mendapatkan perhatian orang tua,maka
hal yang sama yakni bahwa
berdampak pada penurunan status gizi
nasional pada Tahun 2013 sebanyak
balita.
gigi,
19,6% anak mempunyai prevalensi berat
penyakit, permasalahan tidur anak serta
badan kurang dengan rincian 5,7% anak
Faktor
gizi,
kesehatan
secara
233
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
gizi buruk dan sebanyak 13,9% anak
berpengaruh terhadap status gizi anak
mengalami kurang gizi.
(Lazzeri et al., 2006; Rina, 2008).
Status adalah kondisi gizi badan akibat
Selain pendidikan orang tua yang diduga
asupan makan yang buruk jangka yang
memberikan kontribusi dalam status gizi
lama,beserta pengeluarannya. Status gizi
anak, pekerjaan orang tua juga demikian.
kurang
Orang tua yang bekerja di luar rumah
dari
normal
terhambatnya
mengakibatkan
pertumbuhan
dan
cenderung mempunyai waktu yang sedikit
perkembangan balita. Selain faktor gizi,
untuk
penyakit,ketahanan
pangan,
dibandingkan dengan ibu yang tidak
pengasuhan
serta
anak
pola
pelayanan
berkerja.
berinteraksi
dengan
Termasuk
anaknya
dalam
kesehatan, didapatkan faktor lain yang
pendampingan
berkaitan dengan status gizi yakni tingkat
dimungkinkan pola makan anak akan
pendidikan
al.2002).
terganggu. Hal ini dikarenakan anak pra
Pendidikan orang tua diduga peneliti
sekolah masih sangat bergantung pada
memberikan
tidak
orang tuanya,sehingga dimungkinkan pola
langsung dalam status gizi balita. Balita
makan anak akan terganggu jika ibu
yang mempunyai orang tua berpendidikan
bekerja Sesuai dengan Glick(2002) yang
tinggi cenderung mempunyai status gizi
menyatakan bahwa dengan ibu bekerja
yang baik, karena pengetahuan yang
sangat dimungkinkan waktu berinteraksi,
dimiliki
dan
dan mendampingi anak semakin sedikit.
penyediaan makanan
Dan hal ini memberi dampak pada
yang baik. Sesuai penelitian Pahlevi(2012)
perkembangan mental dan kepribadian
yang menyatakan bahwa status gizi anak
anak yang sedikit banyak terganggu. Jika
kelas 4, 5 dan 6 dan pendidikan ibu di SD
pola makan anak terganggu,maka tumbuh
Negeri
Kecamatan
kembang anak juga tidak maksimal.
Banyumanik Kota Semarang tahun 2011,
Akibatnya anak dengan fisik yang kurus,
disimpukan berhubungan. Faktor ibu
pendek, bahkan bisa terjadi gizi buruk
memegang
pada anak usia prasekolah (Proverawati,
(
Supariasa,et
kontribusi
orang
berdampak pada
tua,
Ngesrep
peranan
secara
motivasi
02
penting
dalam
menyediakan dan menyajikan makanan
yang bergizi dalam keluarga, sehingga
2009).
makan,
hal
sangat
234
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
Ibu rumah tangga lebih banyak memiliki
Penelitian
waktu untuk berinteraksi bersama anak.
observasional dengan pendekatan cross
Sehingga sangat dimungkinkan dalam hal
sectional. Total anak pra sekolah di RA
konsumsi
terkontrol.
Pesantren Al Madaniyah adalah 52 anak,
Pernyataan ini sesuai dengan McIntosh
sampel diambil 42 anak.Pengambilan
dan Bauer (2006), bahwa ibu yang tidak
sampel dengan menggunakan accidental
bekerja dapat mengatur pola makan anak-
sampling . Variabel bebas adalah tingkat
anak
pendidikan dan pekerjaan orang tua, dan
makan
mereka,
juga
sehingga
anak-anak
ini
merupakan
mendapat makanan yang sehat dan
variabel
bergizi.
didukung
Instrumen
Mustika(2015) bahwa sebanyak 48,3%
timbangan
status gizi anak kurang didominasi oleh
microtoice,metline serta kuesioner . Data
keluarga dengan ibu yang tidak bekerja.
tentang tingkat pendidikan dan pekerjaan
Lukitawati,Nonik(2015)
menunjukkan
orang tua diambil dari data sekunder
ada hubungan yang sedang antara status
sekolah, sedangkan data status ‘gizi
pekerjaan orang tua (Ayah) dengan status
didapatkan melalui berat dan pengukuran
gizi balita usia 1-5 tahun. Tetapi status
tinggi badan anak pra sekolah, dan
pekerjaan orang tua (Ibu) tidak berkaitan
kemudian
dengan gizi balita usia 1-5 tahun
WNO-NCHS. Untuk melakukan analisa
Namun
tidak
terikat
adalah
penelitian
yang
gizi.
digunakan
adalah
badan
digital,
berat
akan
status
dibandingkan
tabel
data digunakan Program seperti SPSS
Berbagai pendapat yang positif ataupun
dengan versi 17 serta dilakukan uji rank
negatifnya ibu bekerja masih menjadi
spearman
perdebatan yang panjang. Disatu sisi
dengan ibu bekerja, akan terdapat banyak
keuntungan pula selain wawasan ibu yang
HASIL
berkembang baik. Satu hal yang pasti
RA Pesantren Al Madaniyah sebagai
bahwa perhatian ibu terhadap anak dalam
lembaga pendidikan berbasic Islam untuk
hal makan akan memberikan dampak
anak usia dini yang terakreditasi A,
pada status gizi anak pra sekolah
terletak
No
METODE PENELITIAN
9
di
Jalan
Landungsari.
Tirto
RA
Moyo
Pesantren
menggunakan 2 sistem pembelajaran yang
235
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
berbeda yakni pagi hari, lembaga ini
mendidik anak usia pra sekolah yakni
Playgroup, TK A serta TK B. Sedangkan
pada sore hari lembaga ini mendidik para
santri santriawan yang berminat untuk
mendalami agama Islam.
Karakteristik
responden
berdasarkan
umur responden mendekati setengahnya
anak berusia lima tahun 18 anak (42,9%);
sebanyak 15 anak( 35,7%) berumur enam
tahun
dan sebanyak 9 anak ( 21,4%)
Tabel 2. Pendidikan Ibu Responden di
RA Pesantren Al Madaniyah
Pendidikan Ibu
Jumlah
%
Tidak sekolah
SMP
SMA
D1
D3
Sarjana
Master
Total
3
6
14
1
2
15
1
42
7,1
14,3
33,3
2,4
4,8
35,7
2,4
100
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
hampir
setengahnya
responden
sarjana
pendidikan
yakni
15
ibu
orang
(35,7%).
berumur empat tahun.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
Status gizi anak ditemukan anak berstatus
gizi normal sebagian besar 39 anak
(93,9%)
sedangkan
3
anak(7,1%)
hampir
setengahnya
pekerjaan
ayah
responden adalah swasta yakni 15 orang
(35,7%).
mengalami obesitas.
Tabel 1. Pendidikan Ayah Responden di
RA Pesantren Al Madaniyah
Pendidikan Ayah Jumlah
%
Tidak sekolah
3
7,1
SMP
7
16,7
SMA
12
28,6
D1
1
2,4
D3
1
2,4
Sarjana
15
35,7
Master
3
7,1
Total
42
100
Tabel 1 diketahui bahwa mendekati
setengah pendidikan ayah responden
adalah sarjana yakni 15 orang (35,7%).
Tabel 3. Pekerjaan Ayah Responden di
RA Pesantren Al Madaniyah
Pekerjaan Ayah
Jumlah
%
Buruh
Guru/Dosen
Lain-lain
Pedagang
Pengusaha
PNS
Sopir
Swasta
Total
3
4
2
4
11
2
1
15
42
7,1
9,5
4,8
9,5
26,2
4,8
2,4
35,7
100
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Ibu Responden di RA
Pesantren Al Madaniyah
Pekerjaan Ibu
Jumlah
%
236
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
Guru/Dosen
Pedagang
Pengusaha
PNS
Swasta
Tidak bekerja
Total
3
1
2
3
5
28
42
7,1
2,4
4,8
7,1
11,9
66,7
100
anak telah sesuai. Status gizi baik/normal
terjadi karena asupan makanan yang baik
dalam jangka waktu panjang, serta adanya
keseimbangan antara masukan dengan
pengeluaran energi pada anak. Selain
faktor makanan yang mempengaruhi
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
status gizi anak, faktor penyakit juga
sebagian besar ibu responden tidak
berperan dalam gizi anak. Anak sering
bekerja yakni 28 orang (66,7%).
sakit
dan
terulang
kekambuhanya,
ataupun mempunyai penyakit kronis
Korelasi rank spearman diketahui bahwa
biasanya mempunyai status gizi yang
hubungan
pendidikan
kurang. Ada kaitan antara kondisi tubuh
ayah,pendidikan ibu dengan status gizi
anak dengan asupan makan anak. Anak
anak
secara alami akan mengalami penurunan
tidak
antara
ditemukan;
tidak
ada
hubungan antara pekerjaan ayah dan ibu
dalam
dengan status gizi anak pra sekolah di RA
tubuhnya
Pesantren Al Madaniyah.
diperhatikan adalah jika penyakit pada
Tabel 5. Pendidikan,Pekerjaan Orang
Tua Dan Gizi Anak Pra Sekolah
di RA Pesantren Al Madaniyah
Variabel
Correlation Sig(2Coefficient tailed)
Pendidikan Ayah
-0,111
0,484
Pendidikan ibu
-0,096
0,547
Pekerjaan Ayah
0,028
0,862
Pekerjaan Ibu
0,014
0,932
asupan
tidak
makan,
baik.
jika
Yang
kondisi
perlu
anak tersebut tidak segera ditangani,
maka nafsu makan anak akan turun, dan
memberi perubahan status gizi anak
menjadi lebih buruk dari sebelumnya.
Gizi kurang atau bahkan buruk pada anak
berdampak pula pada penurunan daya
tahan tubuh anak, sehingga anak akan
lebih mudah sakit. Pernyataan tersebut
PEMBAHASAN
Sebanyak 39 anak(93,9%) mempunyai
status gizi yang normal. Dapat dikatakan
bahwa mayoritas berat dan tinggi badan
didukung Sihadi(2000) bahwa daya tahan
tubuh anak akan terpengaruh dalam
keadaan gizi anak kurang ataupun buruk,
dan ini terutama terjadi pada penyakit
infeksi sebagai penganggu pertumbuhan
237
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
serta perkembangan fisik,mental, jaringan
mendidik anak anaknya agar berperilaku
otak.
makan dengan baik.Dengan pembiasaan
makan yang baik, maka perilaku makan
Sebagian
kecil
pendidikan
responden sarjana
ayah
anak akan terbentuk dengan baik pula.
yakni 15 orang
(35,7%) demikian juga sebagian kecil
Hampir
pendidikan ibu responden sarjana yakni
responden
15 orang (35,7%). Ini berarti bahwa
15 orang(35,7%), sedangkan sebagian
pendidikan ayah dan ibu responden
besar ibu responden tidak bekerja yakni
tergolong tinggi.
Dengan pendidikan
28 orang ibu( 66,7%). Secara keseluruhan
yang tinggi,maka ayah dan ibu akan
semua ayah responden bekerja dengan
mampu menangkap serta mengadopsi
jenis pekerjaan yang berbeda beda. Dari
informasi dengan baik. Sesuai dengan
hal ini dapat peneliti sampaikan bahwa
Ikhsan(2005 ) yang menyatakan bahwa
ayah responden mempunyai penghasilan
dengan pendidikan tinggi maka anggota
dari hasil kerjanya. Penghasilan tersebut
masyarakat memiliki tingkat kemampuan
tentunya dialokasikan untuk berbagai
tinggi
mampu
kebutuhan
menciptakan
kebutuhan
secara
akademik
mengembangkan
atau
setengahnya
adalah
pekerjaan
swasta
hidup,termasuk
makan
keluarga.
ayah
yakni
untuk
Banyak
pengetahuan,teknologi dan seni demi
sedikitnya penghasilan yang diterima
kesejahteraan
pula
sangat ditentukan oleh pekerjaan yang
dengan Soetjiningsih( 1995) pertumbuhan
dibebankan oleh orangtua responden.
serta perkembangan anak ditentukan
Sesuai dengan teori Sediaoetama(2004)
pendidikan
tua
yang menyatakan bahwa jumlah gaji yang
mempunyai pendidikan yang tinggi maka
diterima oleh seseorang berhubungan erat
mengolah informaso yang bermanfaat
dengan pekerjaannya, kedudukan tinggi
bagi diri dan keluarganya, yang berkaitan
dapat berarti tinggi juga penghasilannya,
dengan cara mengasuh anak, menjaga
serta jumlah uang untuk dibelanjakan
kesehatan anak,pendidikannya serta yang
demi kecukupan keluarga akan semakin
lainnya. Dalam hal konsumsi makan juga
besar. Sehingga dapat dijelaskan bahwa
demikian.
ibu
pekerjaan turut menentukan kecukupan
mampu
gizi dalam sebuah keluarga.Semakin tinggi
manusia.
orang
tua.
Dengan
berpendidikan
Sejalan
tinggi,
Orang
ayah
akan
dan
238
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
akan
bahwa pendidikan yang tinggi berarti
semakin tinggi pula keinginan untuk
pengetahuan dalam segala bidang juga
membelanjakannya.
baik.
penghasilan
seseorang,maka
Semua
ketertarikan
ini
orang
tua
dengan
tentang
tersebut,
rank spearman, dapat peneliti simpulkan
mencari informasi tentang hal tersebut.
tidak
ada
hubungan
selalu
hal
Dari uji statistik dengan menggunakan
bahwa
sehingga
dikaitkan
berusaha
antara
pendidikan ayah, pendidikan ibu dengan
Menurut peneliti, tingkat pendidikan
status gizi anak pra sekolah. Seperti yang
merupakan salah satu basic pemikiran
telah dikemukakan sebelumnya bahwa
dan sudut pandang seseorang. Jika orang
status gizi sebagai dampak langsung dari
tua
masuknya makanan dalam jangka waktu
pengetahuan yang didapatkan selama
yang lama. Jadi disini faktor langsung
menempuh proses pendidikan dalam
yang berhubungan dengan terbentuknya
bentuk yang nyata, misalkan dalam hal
status gizi anak adalah faktor makanan.
mengatur
gizi
Semakin baik kualitas dan kuantitas
memberi
dampak
konsumsi
makan
didapatkan
status
mampu
mengaplikasikan
anaknya,
yang
semua
maka
akan
baik
bagi
anak,maka
akan
kesehatan anak.Ibu merupakan sosok
gizi
yang
yang yang sangat membantu anak dalam
anak
baik.Selain faktor asupan makan dan
belajar,
penyakit, yakni faktor pendampingan
kebiasaan makan dan berbagai pilihan
orang
makanan(Story,etc.2002).
tua
juga
berperan
dalam
dan
berkembang
dengan
Pembelajaran
terbentuknya status gizi anak. Orang tua
ini dimulai dari pengalaman inividu, sikap
adalah sosok yang selalu merawat anak
terhadap
anaknya, sesuai dengan karakteritiknya
mereka serta mengerti keuntungan dari
masing masing. Pendidikan orang tua
diet yang sehat (Wardle J (1995 ,
yang tinggi pada dasarnya menjadi faktor
Haapalahti etc. (2002) Makanan sangat
penting
penting
dalam
tumbuh
kembang
makanan
bagi
dan
pengetahuan
kesehatan
dan
anak.Selain itu juga akan semakin mudah
perkembangan anak, serta berdampak
dalam menerima segala informasi dari
bagi kesehatan anak selanjutnya(Butrriss,
luar terutama tentang kesehatan.Namun
2002) , jika makanan tersebut bergizi dan
demikian, tidak dapat dijadikan patokan
tentunya dikonsumsi secara teratur .
239
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
menyatakan bahwa membangun dan
Pengetahuan sendiri merupakan sistem
mempertahankan kebiasaan makan anak
komplek
dari
sangat penting karena kebiasaan dibentuk
faktor
sejak awal kehidupan serta akan berlanjut
biologis
sampai dengan masa selanjutnya. Orang
(Worsley,2002). Jika dikaitkan dengan
tua memberikan pengaruh yang besar
konteks
makanan,maka
dalam pengetahuan gizi anak di masa
pengetahuan ini dapat diartikan bahwa
mendatang(Gibson EL, Wardle J & Watts
mengetahui dari sudut pandang kesehatan
CJ
tentang manfaat dari gizi dan makanan(J
terhadap anak usia 9-11 tahun, dilaporkan
Wardle (1995). Pendidikan orang tua
bahwa orang tua sebagai sumber utama
tidak
ukur
dalam
baik
kemudian diikuti oleh guru sekolah,
pula.Pendidikan formal yang selama ini
televisi serta dokter(Bellisle F & Rollan-
ditekuni orang tua mungkin berbeda
Cachera
dengan pendidikan kesehatan. Sehingga
berkembang pengetahuannya sehingga
dimungkinkan pula orang tua mempunyai
tumbuh kebiasaan makan yang baik,
pengetahuan
tentang
didapatkan
yang
keseharian
yang
pengalaman
ditentukan
individu,
sosial,fisik
dan
lingkungan
gizi
bisa
dan
dijadikan
pengetahuan
kesehatan
beserta
tolak
gizi
yang
(gizi).
yang
kurang
Orang
tua
(1998).
Penelitian
pemberian
MF
di
Perancis
informasi
(2000).Anak
melalui
anggota
gizi,
dapat
pengamatan
keluarga
dalam
mempunyai pengetahuan gizi baik,akan
konsumsi makan. (Nicklas, Baranowski,
mampu membentuk perilaku makan anak
Baranowski et al. (2001). Dapat dikatakan
yang baik.
bahwa lingkungan keluarga memberikan
dampak bagi pengetahuan dan konsumsi
Pembentukan perilaku makan hendaknya
anak. Ibu sebagai pengatur konsumsi
dilakukan pada usia dini sehingga bisa
makan keluarga dituntut mempunyai
menjadi
baik.
pengetahuan yang tinggi tentang gizi.
baik
Dengan
suatu
Pembiasaan
kebiasaan
perilaku
konsumsi
terpapar
berbagai
informasi
membentuk
tentang kesehatan khususnya gizi maka
perilaku makan anak di umur selanjutnya.
ibu akan mempunyai banyak pengetahuan
Sesuai
untuk
memberikan
kemudahan
dengan
&Vereecken,
Variyam
Maes.2000)
etc.1999
yang
modal
pembentukan
perilaku
makan anak. Dari uraian di atas, terjawab
240
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
bahwa yang menyebabkan baik buruknya
status gizi anak. Karena ketersediaan
status gizi anak bukan karena status
makanan
pendidikan
lebih
materi baru dapat didapatkan dari hasil
didominasi karena faktor asupan makan
bekerja. Namun jika dikaji ulang dengan
anak serta riwayat sakit anak. Jika nafsu
merujuk pada teori Sudardjo(2003) bahwa
makan dan konsumsi makan anak dalam
dampak pemakaian, penggunaan dan
jangka waktu lama selalu terjaga dengan
penyerapan tergambar dalam status gizi,
baik, serta tidak adanya penyakit kronis
menunjukkan bahwa status gizi anak
pada diri anak,maka status gizi anak juga
dipengaruhi langsung oleh konsumsi
akan baik Hasil penelitian ini sependapat
makan anak dalam jangka yang panjang
dengan Banadji(2015) yang menyatakan
serta ada tidaknya gangguan kesehatan
bahwa
pada
orang
tidak
ada
tua,namun
hubungan
antara
membutuhkan
diri
materi,
anak.Segala
anak
sesuatu
akan
dan
yang
pendidikan ibu,jenis pekerjaan keluarga
dikonsumsi
memberikan
terhadap status gizi anak.
dampak kesehatan baik positif ataupun
negatif tergantung dari apa yang dia
Tidak ada kaitan status pekerjaan orang
makan,jenis,
tua dengan status gizi pra sekolah. Seperti
makanannya.Sedangkan
yang
diderita
sudah
peneliti
sampaikan
anak
dan
jumlah
penyakit
akan
yang
menyebabkan
sebelumnya bahwa status gizi dipengaruhi
penurunan nafsu makan secara perlahan
oleh banyak faktor, namun yang paling
lahan,hingga akhirnya berdampak pada
dominan adalah konsumsi makan dan
penurunan status gizi anak. Dari uraian di
riwayat penyakit anak. Konsumsi makan
atas serta hasil dikatakan status pekerjaan
anak yang baik, serta tidak terdapat
tidak terkait dengan status (gizi) pada
penyakit kronis yang terdapat dalam
anak pra sekolah. Hasil penelitian ini
tubuh anak akan membuat status gizi
sesuai dengan hasil penelitian Rozali,dkk(
anak
yang
2016 ) yang menyatakan bahwa pekerjaan
dikonsumsi anak dapat dicerna dengan
ibu tidak berperan dalam status gizi balita
baik oleh tubuh anak. Terkait dengan
di Posyandu RW 24 dan 08 Wilayah
status pekerjaan orang tua, jika dikaji
Kerja
secara
Surakarta.
baik.
Semua
sepintas
tampak
asupan
bahwa
ada
keterkaitan secara tidak langsung dengan
Puskesmas
Nusukan
Kota
241
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
Sangat tepat dikatakan bahwa status
2007 ).Dengan ibu tidak bekerja,maka ibu
pekerjaan orang tua berkembang sesuai
mempunyai banyak waktu untuk lebih
dengan
tingkat pendidikannya. Hasil
memperhatikan anaknya dalam konsumsi
temuan peneliti bahwa sebagian besar
makan. Sesuai dengan Berg (1986) bahwa
orangtua responden berpendidikan tinggi,
ibu yang bekerja secara full time kurang
sehingga diasumsikan mempunyai status
mempunyai waktu cukup untuk keluarga
pekerjaan yng baik. Semakin tinggi
dan
pendidikan orang tua, maka
demikian didapatkan segi positif pula jika
semakin
anaknya(Berg,
Namun
tinggi kesempatan yang didapatkan untuk
ibu
mendapatkan pekerjaan yang baik. Status
semakin bertambah, dikarenakan selalu
pekerjaan
bersosialisasi
juga
menentukan
jumlah
bekerja,yakni
1986).
pengetahuan
dengan
banyak
juga
orang,
penghasilan yang diterima orang tua.
adanya kemudahan akses informasi dan
Dimungkinkan pengeluaran untuk belanja
masih banyak lagi segi positif dari ibu
konsumsi makanan juga akan tinggi.
bekerja.
Pekerjaan
Sesuai dengan teori Soeditama(2004)
dengan
pendapatan
bahwa
dianggap sebagai faktor yang juga turut
kedudukan
yang
semakin
sering
dikaitkan
seseorang,
meningkat berdampak pada penghasilan
menentukan
yang
makanan yang tersedia di rumah. Dengan
juga
tinggi.
Kebutuhan
dan
kuantitas
peluang
dan
serta
kualitas
keinginan juga akan meningkat seiring
bekerja,maka
tingginya penghasilan.
kebutuhan secara materi lebih tinggi
.
dibanding yang tidak bekerja.Materi yang
Jika dilihat dari waktu lama bekerja
didapat
terlebih ibu yang bekerja,maka ibu akan
digunakan untuk mencukupi kebutuhan
mempunyai waktu yang lebih sedikit
konsumsi makan.
dari
hasil
terpenuhinya
bekerja,
dapat
untuk memperhatikan dan mengasuh
hal
Status pekerjaan turut menentukan sosial
pengawasan makan dan minum anak.
ekonomi keluarga. Berdasarkan hasil
Pengawasan
dan
penelitian Rasmussen, Krolner, Klepp et
minuman anak terbaik dilakukan oleh
al. (2006) ditemukan bahwa orang tua
orang tua, dan ini dapat dilakukan jika
yang mempunyai sosial ekonomi rendah
orang
ternyata juga mempunyai pengetahuan
anaknya.
tua
Termasuk
terhadap
tidak
dalam
makanan
bekerja(Hardinsyah,
242
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
gizi yang rendah pula, dibandingkan
terus
orang tua dengan status ekonomi yang
terbentuk status gizi anak baik pula.Status
tinggi. Adanya perbedaan pengetahuan
(gizi) ini anak maksimal dapat dicapai jika
gizi ini dihubungkan dengan kemampuan
selain asupan makan anak baik , anak juga
orang tua dalam memberikan konsumsi
mempunyai status kesehatan yang baik.
makan bagi anaknya. Dari uraian diatas
Anak yang mengalami penyakit kronis,
dapat disampaikan bahwa sosial ekonomi
maka akan mengalami penurunan nafsu
merupakan suatu status ekonomi keluarga
makan. Kurangnya nafsu makan anak
yang bila ditelusuri lebih dalam juga
dalam waktu yang panjang akan membuat
dipengaruhi oleh status pekerjaan. Jika
status (gizi) anak mengalami perubahan
status pekerjaan orang tua itu baik, maka
menjadi status gizi kurang bahkan buruk.
sangat dimungkinkan sosial ekonomi
Dampak
keluarga
juga
terserang penyakit.Sesuai dengan Depkes
ekonomi
RI (2000) bahwa anak yang makannya
keluarga yang baik, dimungkinkan pula
kurang baik, maka daya tahan tubuh akan
terpenuhinya kebutuhan makan keluarga
melemah dan mudah terserang penyakit.
sehingga terbrntuklah status gizi anak
Selain itu ketersediaan makanan
yang baik.
rumah.
juga
sebaliknya.
baik.Demikian
Dengan
status
menerus
lain
waktu
adalah
Orang
tua
lama
anak
yang
maka
mudah
di
selalu
menyediakan makanan bergizi di rumah
Status gizi merupakan suatu kumpulan
serta mendampingi dalam kegiatan makan
kondisi anak yang disebabkan karena
anak, biasanya gizi anak baik.
adanya
konsumsi
pengeluaran
energi
makan
disertai
(Depkes,2000).
Merujuk dari teori tersebut di atas, dapat
disampaikan
bahwa
pendidikan
dan
pekerjaan orang tua bukan menjadi salah
satu penentu status gizi anak.Dan yang
paling menentukan adalah asupan gizi
serta
penyakit
yang
diderita
anak.
Semakin banyak asupan makan anak yang
bergizi, dan perilaku makan ini dilakukan
KESIMPULAN
1. Hampir setengah pendidikan ayah
responden adalah sarjana yakni 15
orang (35,7%). Hampir setengahnya
pendidikan ibu
responden sarjana
yakni 15 orang (35,7%).
2. Hampir setengahnya pekerjaan ayah
responden
adalah
swasta
yakni
243
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
15 orang (35,7%). Sebagian besar ibu
mothers and children. Appetite 31,
responden
205–228.
tidak
bekerja
yakni
Glick, Peter.(2002). Women’s Employment
28 orang (66,7%)
3. Status
gizi
normal
yakni
39 anak(93,9%) didapatkan pada
mayoritas anak
and Its Relation to Children’s Health
and Schooling in Developing. Cornel
University, September 2002.
Haapalahti M, Mykkanen H, Tikkanen S
4. Pendidikan, pekerjaan ayah dan ibu
et al. (2002). Meal patterns and food
tidak berkaitan dengan status (gizi )
use in 10- to 11-year-old Finnish
anak
children. Public Health Nutr 6, 365–
370.
Ikhsan, A dan Ishak, M. (2005). Akuntansi
REFERENSI
Abraham, Rudolph, dkk.(2006). Buku
Ajar Pediatric Rudolph. Jakarta : EGC.
Berg.(1986).Pendidikan Untuk Gizi Yang
Lebih Baik.Peranan Gizi Dalam
Pembangunan Nasional. Jakarta:
Rajawali
Keperilakuan. Salemba empat. Jakarta
J Wardle (1995) Parental influences on
children's diets. Proc Nutr Soc 54,
747-758.10. 1079/ PNS1995007
48643712
Lazzeri, G., Casorell, A., Giallombardo,
D.,
Grasso,
A.,
Guidoni,C.,
Cakrawati, D dan Mustika, N.H. (2012).
Menoni. E., Giacchi, M. (2006).
Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan.
Nutritional Surveillance in Tuscany:
Bandung: Alfabeta.
Maternal Perception of Nutrional
Depkes RI. (2002). Pedoman Umum Gizi
Seimbang.
Jakarta:
Direktorat
Jenderal
Bina
Kesehatan
MasyarakatDepkes,2000
and
vegetable
of 8-9
Y-Old School-
Children. Jurnal of Preventive Medicine
And Hygiene 47:16-21
Nicklas TA, Baranowski T, Baranowski
Gibson EL, Wardle J & Watts CJ.(1998).
Fruit
Status
consumption,
nutritional knowledge and beliefs in
JC et al. (2001) Family and childcare
provider
influences
on
preschoool children’s fruit, juice
244
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
and vegetable consumption. Nutr
Surakarta.Skripsi.Tidak
Rev 59, 224–235.
dipublikasikan.
Pahlevi, A.E.(2012). Determinan Status
Gizi Pada Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2:122-
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Sihadi.(2000). Anak Gizi Buruk, Tanggung
Jawab Siapa?. Media Penelitian
126.
dan Pengembangan Kesehatan.
Jakarta
Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo,
S. (2010). BBLR : Berat Badan
Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika
Rasmussen M, Krolner R, Klepp K et al.
(2006). Determinants of fruit and
vegetable
consumption
among
children and adolescents: a review
of the literature. Part 1: quantitative
studies. Int J Behav Nutr Phys Act
3, 22.
Rina, A. (2008). Konsumsi Pangan, Status
Soetjiningsih.(1995).Tumbuh
Kembang
Anak.Jakarta:EGC.
Story M, Neumark-Sztainer D & French
S
(2002)
Individual
environmental
influences
and
on
adolescent eating behaviours.J Am
Diet Assoc 102, 40–51
Supariasa.2002.Penilaian
Status
Gizi.
Jakarta:EGC
Variyam JN, Blaylock J, Lin B et al.
Mother’s
Gizi dan Prestasi Belajar Pada
(1999).
Siswa-
Assalaam
knowledge and children’s dietary
Surakarta (Studi Gizi Masyarakat
intakes. Am J Agric Econ 81, 373–
dan
384.2046 VL Cribb et al.
Siswi
Sumber
SMA
Daya
Keluarga).
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Rozali,N.(2016).Peranan
Status
Vereecken C & Maes L. (2000).Eating
habits, dental care and dieting. In Health
Pendidikan,
Pekerjaan Ibu dan Pendapatan Keluarga
Terhadap
nutrition,
Gizi
Posyandu RW 24 dan 08
Balita
di
Wilayah
Kerja Puskesmas Nusukan Kota
and Health Behaviour Among Young
People.
Study
AWHO
(HBSC)
Cross-National
International
Report, pp. 89–93 [C Currie, K
Hurrelmann, W Settertobulte et al.,
245
Jurnal Care Vol .5, No.2,Tahun 2017
editors].
Copenhagen:
WHO
Regional Office for Europe.
Wardle J (1995) Parental influences on
children’s diet. Proc Nutr Soc 54,
747–758.
Bellisle F & Rollan-Cachera MF (2000)
Three
consecutive(1993,
1995,
1997) surveys of food intake,
nutritional attitudes and knowledge,
and
lifestyle
in
1000
French
children, aged 9–11 years. J Hum
Nutr Diet 13, 101–111.
Wong,Donna
L.(2004).Pedoman
Klinis
Keperawatan Pediatrik Edisi 4.Jakarta
:EGC.
Worsley.(2002).Nutrition Knowledge and
Food
Consumption:
Can
Nutrition Knowledge Change Food
Behaviour? Asia Pac J Clin Nutr 11,
Suppl.
3,
S579-S585.
10.1046
/j.1440-6047.11.supp3.7.x12492651