PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI(Glycine max L.)
PENGARUH WAKTU APLIKASI DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI(Glycine max L.)
Effect of Time Application and Organic Fertilizer Feeding to Growth and Yield
of Soybean (Glycine max L.)
1
Rahmi1, Zahrul Fuady2, Agusni2
Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
2
Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Email:rahmi.1992.2010@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu aplikasi dan pemberian pupuk
organik terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di
Gampong Raya Dagang Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen.Pelaksanaan penelitian
berlangsung dari bulan November 2016 sampai Februari 2017. Rancangan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 faktor yaitu waktu
aplikasi pupuk(W) dan Pemberian Pupuk organik Subur Ijo® (P). Variabel yang diamati yaitu
tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji / 100 polong, berat 100 biji dan jumlah bintil
akar.Waktu aplikasi pupuk berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pada
umur 30 HST, berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi pada umur 45 HST dan jumlah
polong kedelai. Namun, tidak berpengaruh nyata terhadapjumlah biji/ 100 polong, berat 100 biji
dan jumlah bintil akar kedelai.Sedangkan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji/ 100 polong, berat 100 biji dan
jumlah bintil akar kedelai. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa tidak terdapat interaksi
yang nyata antara waktu aplikasi pupuk dan pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji/ 100 polong, berat 100 biji dan jumlah bintil akar
kedelai
Kata kunci: Waktu Aplikasi, Pupuk Organik dan Tanaman Kedelai
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of application time and the provision of organic
fertilizer to the growth and yield of Soybean Plants. This research was conducted in Gampong
Raya Dagang village, Peusangan subdistrict, Bireuen district. The study took place from
November 2016 to February 2017. The design used in this study was Randomized Block Design
(RBD) Factorial 2 factors, namely time of application of fertilizer (W) and Provision of Subur
Ijo organic fertilizer (P). The variables observed were plant height, number of pods, number of
seeds / 100 pods, weight of 100 seeds and number of root nodules. The time of fertilizer
application had a very significant effect on the growth of plant height at age 30 HST, real effect
on high growth at age 45 HST and amount of soybean pod. However, no significant effect on the
number of seeds / 100 pods, weight 100 seeds and the number of root nodules of soybean. While
the provision of organic fertilizer has a very significant effect on the growth of plant height, the
number of pods, the number of seeds / 100 pods, the weight of 100 seeds and the number of
soybean root nodules. From the result of research also known that there is no real interaction
between time of application of fertilizer and giving of organic fertilizer to plant height growth,
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 245
amount of pod, number of seeds / 100 pods, weight of 100 seeds and number of soybean root
nodules
Key words :Application Time, Organic Fertilizer and Soybean Plants
Pupuk
PENDAHULUAN
Kedelai (Glycine max L.) adalah
organik
merupakan
pupuk
dengan bahan dasar yang diambil dari alam
salah satu komoditas utama kacang-kacangan
dengan
yang menjadi
karena
bervariasi. Penggunaan pupuk organik dapat
merupakan sumber protein nabati penting
meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk
untuk diversifikasi pangan dalam mendukung
anorganik, karena pupuk organik tersebut
ketahanan pangan nasional (Hasanuddin,
dapat meningkatkan air dan hara di dalam
2008). Sementara itu produksi kedelai di
tanah,
Indonesia
mikroorganisme, mempertinggi kadar humus
andalan
masih
nasional
rendah,
sedangkan
jumlah
dan
dan
hari
(Musnawar,2009).
meningkatnya
tinggi
sejalan
jumlah
dengan
penduduk
(Partohardjono, 2007).
hara
meningkatkan
kebutuhan terhadap tanaman kedelai semakin
semakin
unsur
memperbaiki
yang
aktivitas
struktur
tanah
Subur Ijo® merupakan salah satu
pupuk organik yang dapat digunakan untuk
Masalah utama yang dihadapi dalam
meningkatkan
pertumbuhan
Subur
Ijo®
kedelai.
adalah kurangnya daya dukung lahan yang
mempunyai beberapa fungsi utama yaitu
produktif. Hal ini disebabkan terjadinya
dapat mengurangi penggunaan pupuk N, P
degradasi serta kerusakan lahan akibat pola
dan K. Selain itu dapat memperbaiki sifat
pertanian
lebih
fisik tanah yaitu memperbaiki tanah yang
diutamakan penggunaan input tinggi seperti
keras berangsur-angsur menjadi gembur,
pupuk anorganik dan pestisida. Oleh karena
memperbaiki
itu, peningkatan produktivitas dan kualitas
memberikan semua jenis unsur hara makro
kedelai harus diupayakan dengan cara-cara
dan mikro yang lengkap bagi kesuburan
yang lebih baik, seperti menggunakan pupuk
tanah, serta dapat meningkatkan jumlah
organik. Sumber pupuk organik dapat berasal
mikro
dari berbagai biomasa atau bahan organik,
perkembangan mikroorganisme tanah yang
seperti sisa tanaman atau hewan. Setiap
bermanfaat
bahan organik memiliki kandungan atau
meningkatkan
komposisi unsur hara yang berbeda-beda.
produksi tanaman. Kandungan unsur hara
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
biologi
sifat
organik
hasil
meningkatkan produktivitas kedelai saat ini
konvensionalyang
Pupuk
dan
kimia
tanah
bagi
tanah
yaitu
tanaman,
kuantitas
dan
yaitu
membantu
dapat
kualitas
Page | 246
dari pupuk Subur Ijo®adalah N 2,67%,P2O5,
penelitian yang selalu mengacu pada konsep
1,36%, KO 1,55%, Ca 1,46%, S 1,43%, Mg
tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat
0,4%, Cl 1,27%, Mn 0,01%, Fe 0,18%, Cu <
waktu pemupukan. Hasil penelitian Palobo
1,19 ppm, Zn 0,002%, Na 0,11%, Si ),3%, Al
(2016) menganjurkan bahwa waktu aplikasi
0,11%, NaCl 2,09%, SO2 4,31%, Lemak
pupuk
0,07%, Protein 16,67%, Asam-asam organik
pertumbuhan dan hasil kedelai adalah pada
(Karbohidrat 1.01%, humat 1,29%, Vulvat
7 –14 HST.
organik
yang
optimal
untuk
dan lain-lain) dengan C/N rasio rendah
5,86% dan pH 8.
METODE PENELITIAN
Penelitian
Pemberian pupuk organik yang tepat
dengan
takaran
yang
sesuai
dengan
Gampong
ini
Raya
dilaksanakan
Dagang
di
Kecamatan
berpengaruh
Peusangan, Kabupaten Bireuen, pelaksanaan
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
penelitian berlangsung dari bulan November
kedelai. Menurut Sarief (2005)pemberian
2016 sampai Februari 2017.Bahan yang
pupuk organik yang tepat dapat memperbaiki
diperlukan dalam penelitian ini adalah benih
kualitas tanah, tersedianya air yang optimal
kacang kedelai, pupuk organik Subur Ijo®.
sehingga
hara
Sedangkan alat yang diperlukan adalah
tanaman serta merangsang pertumbuhan
cangkul, garu, meteran, alat membuat papan
akar.
yang
nama, alat tulis, kamera digital. Rancangan
menjadi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
asam, sebaliknya bila diberikan terlalu
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
sedikit pengaruhnya pada tanaman tidak akan
faktorial, dengan dua faktor yang diteliti,
nyata. Oleh karena itu, diperlukan pemberian
yaitu:
pupuk organik dalam jumlah yang tepat agar
Pemberian Pupuk organik Subur Ijo® (P).
diperoleh hasil yang optimum. Dosis anjuran
Masing –
pupuk organik Subur Ijo®
sebanyak 3 ulangan sehingga terdapat 36 unit
kebutuhan
tanaman
memperlancar
Pemberian
berlebihan
sangat
pupuk
menyebabkan
serapan
organik
tanah
untuk tanaman
kedelai adalah 350 Kg/ Ha (Palobo, 2016)
waktu
aplikasi
pupuk(W)
masing perlakuan di
dan
ulang
perlakuan. Adapun parameter yang diamati
Pemupukan yang efektif dan efisien,
dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:
disamping memilih jenis pupuk juga perlu
tinggi tanaman (cm), jumlah polong, jumlah
diperhatikan waktu aplikasinya. Keefektifan
biji / 100 polong (biji), berat 100 biji (g) dan
pemupukan perlu diperhatikan rekomendasi
jumlah bintil akar.
pemupukan yang diberikan oleh lembaga
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 247
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanaman,dan jumlah polong kedelai. Namun
a. Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk
tidak berpengaruh nyata terhadapjumlah biji/
Hasil Uji F pada analisis ragam
menunjukkan bahwa waktu aplikasi pupuk
berpengaruh
nyata
terhadap
100 polong, berat 100 biji dan jumlah bintil
akar kedelai.
tinggi
1) Tinggi Tanaman
Tabel 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman Kedelai pada Umur 30 HST dan 45 HSTAkibat Waktu
Aplikasi Pupuk
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
30 HST
45 HST
W1 (7 HST)
36,14 b
50,15b
W2 (21 HST)
35,58 a
49,32 a
0,40
0,71
BNT(0,05)
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Tabel 1 menunjukkan bahwa waktu
umur 7 HST, sehingga ada kecenderungan
aplikasi yang berbeda berpengaruh sangat
unsur
nyataterhadap tinggi tanamankedelai pada
mempercepat
umur 30 HST dan berpengaruh nyata
tanaman.Sedangkan pengaplikasian pupuk
terhadap tinggi tanaman kedelaipada umur 45
pada umur 21 HST menjadikan tanaman
HST. Tinggi tanaman tertinggi dijumpai pada
kedelai lambat dalam menerima unsur hara,
perlakuan waktu aplikasi pupuk 7 hari
sehingga tanaman kedelai tidak mendapatkan
setelah tanam (W1) dan tinggi tanaman
unsur hara sesuai kebutuhannya.
terendah dijumpai pada perlakuan waktu
aplikasi pupuk 21 hari setelah tanam (W2).
Keadaan
ini
yang
diberikan
mampu
pertumbuhan
Menurut Gumeleng (2010), semakin
cepat respons tanamanterhadap unsur hara
karena
yang diberikan diduga disebabkan karena
pertumbuhan kedelai meningkat cepat pada
hara di dalam tanahmampu menyuplai hara
fase vegetative, sehingga pengaplikasian
sesuai kebutuhan tanaman, terutama untuk
pupuk pada umur 7 HST dapat dimanfaatkan
mempercepat
untuk
tinggi
Pairunan (2007) menegaskan bahwa jika
tanaman kedelai.Tanaman kedelai mampu
kekurangan atau kelebihansalah satu unsur
mempercepat
diduga
hara
pertumbuhan
pertumbuhantanaman.
merespons unsur hara yang diberikan pada
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 248
hara dapat mengurangi efisiensi unsur hara
lainnya.
2) Jumlah Polong
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Polong Kedelai Akibat Waktu Aplikasi Pupuk
Perlakuan
Jumlah Polong
W1 (7 HST)
106,85 b
W2 (21 HST)
105,10 a
BNT(0,05)
1,43
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Tabel 2 menunjukkan bahwawaktu
memperhatikan
beberapa
hal,
diantanya
aplikasi yang berbeda berpengaruhnyata
waktu pemupukandan dosis pupuk.Semakin
terhadap jumlah polong kedelai. Jumlah
cepat respons tanaman terhadap unsur hara
polong terbanyak dijumpai pada perlakuan
yang
waktu aplikasi pupuk 7 hari setelah tanam
kedelai
(W1) dan jumlah polong terendah dijumpai
kebutuhannyasampai ke fase pembentukan
pada perlakuan waktu aplikasi pupuk 21 hari
bunga, polong dan biji.
setelah tanam (W2).
diberikan,
mampu
menyebabkan
menyuplai
tanaman
hara
sesuai
Jadi jumlah polongerat kaitannya
Hal ini diduga bahwa pemberian
dengan pertumbuhan tanaman di masa
unsur hara yang cukup dan waktu aplikasi
vegetatif. Jika pertumbuhan tinggi tanaman
yang sesuai dengankebutuhan tanaman, dapat
bagus maka jumlah polong yang dihasilkan
mempengaruhi jumlah polong kedelai. Hal
juga banyak dan begitu juga sebaliknya. Hal
ini sejalan dengan pendapat Poeloengan
ini sesuai dengan pendapat Mehta et al.
(2010) yang menyatakan bahwa pemupukan
(2008) bahwa tinggi tanaman berkolerasi
yang efektif dan efisien dapat dicapai dengan
positif
3)
dengan
jumlah
polong
kedelai.
Jumlah Biji / 100 Polong
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Biji/ 100 Polong Kedelai Akibat Waktu Aplikasi Pupuk
Perlakuan
Jumlah Biji/ 100 polong
W1 (7 HST)
226,72
W2 (21 HST)
211,56
Tabel 3 menunjukkan bahwa waktu
aplikasi
yang
berbedatidak
berpengaruh
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
nyata terhadap jumlah biji/ 100 polong
kedelai. Diduga ada kecenderungan bahwa
Page | 249
pada saat pembentukan polong, tanaman
sejumlah
mengalami kekurangan air karena memasuki
menjadihampa. Menurut Adisarwanto dan
musim
saat
Wudianto (2008) bahwa pada saat tanaman
pembentukan polong banyak menghasilkan
memasuki masa pembungaan, pembentukan
polong
polong dan pengisian biji, keberadaan air
kemarau.Sehinggapada
yang
hampa.
Diketahuibahwa
polong
yang
generatif,
kekurangan
padaperiode
Kekurangan air pada fase generatif akan
pengisian
polong
menyebabkan
berdampak langsung pada pengurangan hasil.
4)
akan
menjadi
terbentuk
pemberian air sangat berperan dalam periode
air
cukup
yang
faktor
penting.
Berat 100 Biji
Tabel 4. Rata-rata Berat 100 Biji Kedelai Akibat Waktu Aplikasi Pupuk
Perlakuan
Berat 100 Biji
W1 (7 HST)
2,59
W2 (21 HST)
2,56
Tabel 4 menunjukkan bahwa waktu
pemupukan dengan dosis dan waktu yang
berpengaruh
tepat akan memberikan hasil optimal pada
nyata terhadap berat 100 biji kedelai. Hal ini
tanaman, apabila pengaruh faktor-faktor lain
diduga tanaman tidak dapat menyerap unsur
seperti suhu, cahaya, dan lain-lain juga
hara dengan maksimal pada fase generative
berada dalam kondisi optimal.
aplikasi
yang
berbedatidak
dikarenakakan faktor kondisi lingkungan
Hal tersebut sejalan dengan pendapat
(musim kemarau).Walaupun pupuk yang
Faisal (2009) bahwa pada saat periode
diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman
pembentukan biji, cekaman kekeringan akan
(waktu aplikasi tepat dan sesuai dosis),
menghambat
namuan untuk mendapatkan pertumbuhan
optimal. Hal yang sama juga dikemukakan
dan
sangat
oleh Adie (2010) bahwa pada fase generatif
lingkungan
tanaman sangat peka terhadap kekurangan
lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan yang
air, bahkan lebih peka jika dibandingkan
dikemukakan oleh Kelik (2010) bahwa
pada
hasil
dipengaruhi
yang
oleh
optimal
faktor
juga
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
pembentukan
fase
biji
secara
vegetatif.
Page | 250
5) Jumlah Bintil Akar
Tabel 5. Rata-rata Jumlah Bintil Akar Kedelai Akibat Waktu Aplikasi Pupuk
Perlakuan
Jumlah Bintil Akar
W1 (7 HST)
40,59
W2 (21 HST)
41,06
Tabel 5 menunjukkan bahwa waktu
aplikasi
yang
berbedatidak
berpengaruh
nyata terhadap jumlah bintil akar kedelai.Hal
ini
diduga
karena
pengaruh
nitrogen,
yaitu
suhu tanah sekitar 25° C sangat mendukung
pertumbuhan bintil akar tersebut.
kondisi
lingkungan, sehingga keberadaan bakteri
pengikat
suhu.Kelembaban tanah yang cukup dan
Rhizobium
b.
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik
Hasil Uji F pada analisis ragam
japonicum tidak mampu mengikat nitrogen
menunjukkan
(N2) di atmosfer secara optimal walaupun
organik berpengaruh sangat nyata terhadap
waktu
dilakukan
tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji/
dalam rentan waktu yang berbeda.Hal ini
100 polong, berat 100 biji dan jumlah bintil
sesuai dengan pendapatGumeleng (2010)
akar kedelai.
pengaplikasian
pupuk
bahwa
pemberian
pupuk
bahwa nodul atau bintil akar tanaman kedelai
umumnya dapat mengikat nitrogen dari udara
pada umur 10 – 12 hari setelah tanam,
tergantung kondisi lingkungan tanah dan
1) Tinggi Tanaman
Tabel 6. Rata-Rata Tinggi Tanaman Kedelai pada Umur 30 HST dan 45 HSTAkibat
PemberianPupuk Organik
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)
30 HST
45 HST
P0 (0 gram/plot)
33,36a
45,35 a
P1 (22,5 gram/plot)
35,89b
49,67 b
P2 (37,5 gram/plot)
36,27b
50,19 b
P3 (52,5 gram/plot)
36,38c
50,80 c
P4 (67,5 gram/plot)
36,42c
50,85 c
P5 (82,5 gram/plot)
36,86 d
51,53 d
0,40
0,71
BNT(0,05)
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 251
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
bahwa
terkandung dalam pupuk tersebut untuk
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
melaksanakan proses metabolisme dengan
berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap
baik.
tinggi tanaman kedelai pada umur 30 HST
pembentukan dan perombakan unsur- unsur
dan 45 HST. Tinggi tanaman tertinggi
hara dan senyawa organik dalam tubuh
dijumpai pada perlakuan pemberian pupuk
tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan
organikdengan dosis 82,5 gram/plot (P5) dan
perkembangan tanaman. Hal ini sesuai
tinggi tanaman terendah dijumpai pada tanpa
dengan pendapat Leiwakabessy (2015) yang
perlakuan/ kontrol (P0).
menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman
Tabel
6
menunjukkan
Hal ini diduga meningkatnya laju
pertumbuhan
tanaman
kedelaidengan
Proses
metabolisme
merupakan
sangat ditentukan oleh unsur hara yang
tersedia
dalam
keadaan
optimum
dan
pemberian pupuk organik Subur Ijo®pada
seimbang.
Pendapat
dosis 82,5 gram/plot, disebabkan karena
dikemukakan
oleh
pada dosis
tersebut unsur hara yang
bahwa apabila unsur hara yang dibutuhkan
dibutuhkan tanaman kedelai tersedia dan
tanaman berada dalam jumlah yang cukup
dapat
untuk
tersedia dan unsur tersebut dapat diserap
pertumbuhan vegetatif serta tanaman dapat
dengan baik, maka tanaman akan tumbuh
mengabsorbsi
dengan
2)
diserap
oleh
tanaman
unsur-unsur
hara
yang
senada
juga
Dwijoseputro
(2010)
optimal.
Jumlah Polong
Tabel 7. Rata-rata Jumlah Polong Kedelai Akibat Pemberian Pupuk Organik
Perlakuan
Jumlah Polong
P0 (0 gram/plot)
98,67 a
P1 (22,5 gram/plot)
105,19 b
P2 (37,5 gram/plot)
106,94 c
P3 (52,5 gram/plot)
107,72 c
P4 (67,5 gram/plot)
108,03 c
P5 (82,5 gram/plot)
109,31 d
BNT(0,05)
1,43
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 252
Tabel
7
menunjukkan
bahwa
meningkatkan hasil pertanian adalah melalui
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
pemupukan
yang
seimbang.Efisiensi
berbeda berpengaruhsangat nyata terhadap
pemupukan yang seimbang dapat dicapai
jumlah polong kedelai. Jumlah polong
apabila pupuk yang diberikan dalam jumlah
terbanyakdijumpai pada perlakuan pemberian
yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
pupuk organik dengan dosis 82,5 gram/plot
Peningkatan ketersediaan hara yang tepat
(P5) dan jumlah polong terendah dijumpai
menyebabkan tanaman akan memanfaatkan
pada tanpa perlakuan (P0).
hara dengan baik pada pertumbuhan generatif
Hal ini diduga karena dipengaruhi
sebagai bahan baku terhadap terbentuknya
oleh tersedianya unsur hara yang cukup yang
asimilat pada tanaman dan meningkatnya
berasal dari pupuk organik Subur Ijo®
jumlah asimilat yang terbentuk menyebabkan
dengan dosis 82,5 gram/plot. Menurut Sarief
hasil tanaman semakin meningkat (Purcell,
(2009) bahwa salah satu usaha untuk
2008).
3)
Jumlah Biji / 100 Polong
Tabel 8. Rata-rata Jumlah Biji/ 100 Polong Kedelai Akibat Pemberian Pupuk Organik
Perlakuan
Jumlah Biji/ 100 polong
P0 (0 gram/plot)
170,67 a
P1 (22,5 gram/plot)
218,83 b
P2 (37,5 gram/plot)
221,00 b
P3 (52,5 gram/plot)
232,67 b
P4 (67,5 gram/plot)
234,00 b
P5 (82,5 gram/plot)
237,67 c
BNT(0,05)
16,72
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Tabel
8
menunjukkan
bahwa
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
100 polong kedelai terendah dijumpai pada
tanpa perlakuan/ kontrol (P0).
Hal ini diduga pemberian pupuk
berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah biji/ 100 polong kedelai. Jumlah biji/
organik
100 polong kedelai terbanyak dijumpai pada
gram/plotmampu memenuhi kebutuhan unsur
perlakuan pemberian pupuk organik dengan
hara
dosis 82,5 gram/plot (P5) dan jumlah biji/
meningkatkan pertumbuhan dan produksi
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Subur
bagi
Ijo®
tanaman
dengan
sehingga
dosis82,5
mampu
Page | 253
tanaman kedelai.Hal ini sejalan dengan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah,
pendapat Marsono dan Sigit (2010), bahwa
sehingga
pemberian pupuk dengan dosis yang tepat
pertumbuhan dan produksi tanaman.
akan
4)
berperan
dalam
akan
mempengaruhi
tingkat
meningkatkan
Berat 100 Biji
Tabel 9. Rata-rata Berat 100 Biji Kedelai Akibat Pemberian Pupuk Organik
Perlakuan
Berat 100 Biji
P0 (0 gram/plot)
2,27 a
P1 (22,5 gram/plot)
2,56 b
P2 (37,5 gram/plot)
2,62 b
P3 (52,5 gram/plot)
2,66 b
P4 (67,5 gram/plot)
2,63 b
P5 (82,5 gram/plot)
2,70 c
BNT(0,05)
0,12
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Tabel
9
menunjukkan
bahwa
maksimal
yang akhirnya mempengaruhi
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
jumlah
berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap
tercermin pada berat100 biji kering. Menurut
berat 100 biji kedelai. Berat 100 biji kedelai
Soegiman (2010), suatu
terbanyak
perlakuan
tumbuh dan mencapai tingkat produksi tinggi
pemberian pupuk organik dengan dosis 82,5
apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman
gram/plot (P5) dan berat 100 biji kedelai
dalam keadaan cukup dan berimbang dalam
terendah dijumpai pada tanpa perlakuan/
tanah.
kontrol (P0).
menghasilkan protein lebih banyak dan
dijumpai
pada
Hal ini diduga pemberian pupuk
organik
Subur
Ijo®dapat
memperbaiki
hasil
panen
Meningkatnya
sebagaimana
tanaman
unsur
hara
yang
akan
akan
meningkatkan fotosintesis pada tanaman,
sehingga
ketersediaan
karbohidrat
akan
memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi
meningkat yang dapat digunakan untuk
tanah
memproduksi biji lebih banyak.
karena
membutuhkan
pupuk
proses
organik
initidak
dekomposisi
yang
lama, sehingga tanaman kedelai tumbuh
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Bobot
kering
dapat
dijadikan
indikator bahwa semakin baik pertumbuhan
Page | 254
tanaman makin baik pula bobot kering
hubungannya dengan produksi yang dicapai.
tanamannya. Menurut Sitompul dan Guritno
Bila berat 100 biji tinggi maka semakin
(2012) bahwa berat 100biji merupakan salah
banyak pula hasil yang akan diperoleh
satu
parameter
pengamatan
yang
erat
.
5) Jumlah Bintil Akar
Tabel 10. Rata-rata Jumlah Bintil Akar Kedelai Akibat Pemberian Pupuk Organik
Perlakuan
Jumlah Bintil Akar
P0 (0 gram/plot)
27,64a
P1 (22,5 gram/plot)
37,39b
P2 (37,5 gram/plot)
41,47b
P3 (52,5 gram/plot)
45,31c
P4 (67,5 gram/plot)
45,53c
P5 (82,5 gram/plot)
47,59c
BNT(0,05)
6,87
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
taraf
Tabel
P
10
menunjukkan
≤
bahwa
0,05
berbeda nyata pada
(
populasi
Uji
mikroorganisme
BNT)
juga
semakin
berpengaruh
terhadap
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
tinggi,
berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap
besarnya bintil akar dan jumlah bintil akar.
jumlah bintil akar kedelai. Jumlah bintil akar
Selanjutnya Harsono dan Suryantini (2011)
kedelai terbanyak dijumpai pada perlakuan
menyatakan
pemberian pupuk organik dengan dosis 82,5
terkandung pada pupuk organik sangat
gram/plot (P5) dan jumlah bintil akar kedelai
menunjang proses pembentukan nodul akar,
terendah dijumpai pada tanpa perlakuan/
dapat meningkatkan jumlah nodul, bobot
kontrol (P0).
nodul akar dan hasil polong kedelai.
sehingga
bahwa
unsur
hara
yang
Hal ini diduga pemberian pupuk
organik
Subur
Ijo®dapat
meningkatkan
jumlah bakteri rhizobium yang ada di dalam
tanah dimana bakteri akan berkembang
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dengan baik selanjutnya menginfeksi akar
disimpulkan bahwa
tanaman sehingga membentuk bintil akar.
1. Waktu
aplikasi
pupuk
berpengaruh
Hal ini sesuai dengan pendapat Singh (2008)
sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi
semakin
tanaman pada umur 30 HST, berpengaruh
tinggi
jumlah
bahan
organik,
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 255
nyata terhadap pertumbuhan tinggi pada
DAFTAR PUSTAKA
umur 45 HST dan
jumlah polong
Adie M.M., S. Rodiah dan H. Purnomo,
kedelai. Namun, tidak berpengaruh nyata
2010. Tanggapan Beberapa Genotipe
terhadapjumlah biji/ 100 polong, berat
Kedelai
100 biji dan jumlah bintil akar kedelai.
Kering Dan Basah. Risalah Hasil
2. Pemberian pupuk organik berpengaruh
Penelitian Tanaman Pangan, BPTP
sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman, jumlah polong, jumlah biji/ 100
polong, berat 100 biji dan jumlah bintil
akar kedelai.
Terhadap
Cara
Budidaya
Malang.
Adisarwanto, T. 2008. Budidaya Kedelai.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Darman, I. 2005. Pengaruh pupuk Emhabe
3. Rata-rata perlakuan terbaik terhadap
dan Rhizoplus terhadap pertumbuhan
pertumbuhan dan hasil kedelai dijumpai
dan
pada perlakuan waktu aplikasi pupuk 7
(Glycinemax(L)Merril).FakultasPertani
hari setelah tanam (W1)dan pemberian
anUIR.Pekanbaru.56 hal.
pupuk
organik
dengan
dosis
82,5
gram/plot (P5).
4. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara
produksi
kedelai
Darman,M, Arsyad, 2010. Pembentukan
Varietas
Unggul
Kedelai
Toleran
LahanMasam.DalamRisalah
Seminar
waktu aplikasi pupuk dan pemberian
2009 Puslitbang Tanaman Pangan.
pupuk organik terhadap semua parameter
BadanPenelitiandan
yang diamati.
Pertanian.Pusat
Pengembangan
Penelitian
PengembanganTanaman
a. Saran
Untuk memperoleh pertumbuhan dan
dan
Pangan.
Bogor.
Dewi, I. R. 2011. Peran, Prospek dan
produksi kedelai yang optimal dapat di
Kendala
anjurkan menggunakan pupuk organik Subur
Endomikoriza.Jurusan
Ijo ketika berumur 7 hari setelah tanam
Pertanian Program studi Agronomi.
dengan dosis 550 kg/ha, selain dapat
Fakultas
memperbaiki kesuburan tanah juga dapat
Padjajaran. Jatinangor
mengurangi pemakaian pupuk kimia.
dalam
Pertanian
Pemanfaatan
Budidaya
Universitas
Dwijoseputro. 2010. Pengantar Fisiologi
Tanaman. Jakarta : Gramedia
Faisal A., 2009. Pengaruh Pemberian Air
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 256
Kedelai.Permasalahan dan Pengelolaan
Dilahan
Kering.
Pusat
Penelitian
Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L.
Budidaya.
2011.FisiologiTanaman
Penerbit
Universitas
2010.Klasifikasi
Pedogenesis.Cetakan
Pemupukan.
Jurusan
Tanah.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 210 hal
Mamanto, R. 2013. Pengaruh penggunaan
dosis pupuk majemuk NPK Phonska
Indonesia,Jakarta.
Gumeleng,
dan Pemupukan. Diktat Kuliah Pupuk
dan
Universitas Andalas, Padang.
Mitchell.
Leiwakabessy FM, A Sutandi. 2015. Pupuk
Tanah
ke–3,
dan
terhadap pertumbuhan dan produksi
CV
jagung manis (Zea mays Saccharata
slurt).
Akademia Presindo. Jakarta
Harsono dan Suryantini. 2011. Kacang
Nagara. Balai Informasi Pertanian.
Banjarbaru, Kalimantan Selatan 5:1-2
Hasanuddin, 2008. Cara Bercocok Tanam
Skripsi.
Fakultas
Pertanian
Universitas Icsan, Gorontalo.
Marsono
dan
Sigit.2010.
Teknologi
Pemupukan
Pertanian
Terobosan
dalam
Era
Organik.Kanisius
:
Yogyakarta
Kedelai. PenebarSwadaya. Jakarta
Hidayat dan Ismunadji. 2009. Pengaruh
Mehta,
2008.
Variabilitas
Genetik,
Pemupukan Nitrogen Melalui Tanah
Heritabilitas, dan Penampilan Fenotipik
dan Daun Terhadap Pola Serapan
18 Klon Mawar Cipanas. Zuriat 3
Unsur Hara dan Produksi Kedelai.
No.11
Laporan Kemajuan Penelitian Seri
Fisiologi. No. 9.LPPP. Bogor. 34 hal
Irwan, A. W. 2009. Budidaya Tanaman
Kedelai
(Glycine
max
(L.)
Musnawar, E.I. 2009.Pupuk Organik Cair
dan
Padat,
Pembuatan
dan
CaraAplikasi. Penebar Swadaya.
Pairunan, J.L. Nanere, S.S.R. Samosir, R.
Tangkaisari, J.R. Lalopua, B. Ibrahim,
Merill).Jatinagor.
Kelik, W. 2010.Pengaruh kosentrasi dan
dan H. Asmadi, 2007. Dasar-Dasar
Frekuensi Pemberian Pupuk Organik
Ilmu Tanah. Cetakan IV. Badan Kerja
cair hasil perombakan Anaerob Limbah
Sama
Makanan
Indonesia Timur.
Terhadap
Pertumbuhan
antar
Perguruan
Tinggi
se
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.).
Palobo, F. 2016. Pengaruh Waktu Aplikasi
Jurnal Agrosains Vol.19 No.4 Hal 11 –
Pupuk Organik Subur Ijo terhadap
134.
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Jurnal
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 257
Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Partohardjono,
2007.
Penentuan
Sarief,
E.
S.,
2009.
Kesuburan
dan
Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka
Waktu
Buana. Bandung.
Tanam Kedelai dan Dosis Pupuk
Singh, B., R. Kaur, and K. Singh. 2008.
PosfatTerhadap Pertumbuhan, Hasil
Characterization of Rhizobium Strain
Kedelai dan Jagung Dalam Sistem
Isolated from the Roots of Trigonella
Tumpangsari.Agrista. Vol 4, no 3 :
foenumgraecum (fenugreek). African
259-265.
Journal of Biotechnology. 7 (20):
Poeloengan, Z., M.L. Fadli, Winarna, S.
Ruhutomo,
dan
Permasalahan
E.S.
Sutarta.2010.
Pemupukan
pada
Perkebunan Kelapa Sawit.Gramedia.
Jakarta. 67-80 hlm.
Nirogen
Production.
Fixation
American
Sitompul
dan
Guritno.
2012.
Analisis
Pertumbuhan Tanaman. GadjahMada
University Press: Yogyakarta.
Soegiman. 2010. Pupuk Organik Cair dan
Purcell, D. W. Emerich and H. B. Krishnan.
2008.
36713676.
In
Society
Crop
Padat, Pembuatan dan Cara Aplikasi.
Penebar
Swadaya.
Of
Agronomi Inc. 211-212.
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 258
PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI(Glycine max L.)
Effect of Time Application and Organic Fertilizer Feeding to Growth and Yield
of Soybean (Glycine max L.)
1
Rahmi1, Zahrul Fuady2, Agusni2
Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
2
Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Email:rahmi.1992.2010@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu aplikasi dan pemberian pupuk
organik terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di
Gampong Raya Dagang Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen.Pelaksanaan penelitian
berlangsung dari bulan November 2016 sampai Februari 2017. Rancangan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 faktor yaitu waktu
aplikasi pupuk(W) dan Pemberian Pupuk organik Subur Ijo® (P). Variabel yang diamati yaitu
tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji / 100 polong, berat 100 biji dan jumlah bintil
akar.Waktu aplikasi pupuk berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman pada
umur 30 HST, berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi pada umur 45 HST dan jumlah
polong kedelai. Namun, tidak berpengaruh nyata terhadapjumlah biji/ 100 polong, berat 100 biji
dan jumlah bintil akar kedelai.Sedangkan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji/ 100 polong, berat 100 biji dan
jumlah bintil akar kedelai. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa tidak terdapat interaksi
yang nyata antara waktu aplikasi pupuk dan pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji/ 100 polong, berat 100 biji dan jumlah bintil akar
kedelai
Kata kunci: Waktu Aplikasi, Pupuk Organik dan Tanaman Kedelai
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of application time and the provision of organic
fertilizer to the growth and yield of Soybean Plants. This research was conducted in Gampong
Raya Dagang village, Peusangan subdistrict, Bireuen district. The study took place from
November 2016 to February 2017. The design used in this study was Randomized Block Design
(RBD) Factorial 2 factors, namely time of application of fertilizer (W) and Provision of Subur
Ijo organic fertilizer (P). The variables observed were plant height, number of pods, number of
seeds / 100 pods, weight of 100 seeds and number of root nodules. The time of fertilizer
application had a very significant effect on the growth of plant height at age 30 HST, real effect
on high growth at age 45 HST and amount of soybean pod. However, no significant effect on the
number of seeds / 100 pods, weight 100 seeds and the number of root nodules of soybean. While
the provision of organic fertilizer has a very significant effect on the growth of plant height, the
number of pods, the number of seeds / 100 pods, the weight of 100 seeds and the number of
soybean root nodules. From the result of research also known that there is no real interaction
between time of application of fertilizer and giving of organic fertilizer to plant height growth,
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 245
amount of pod, number of seeds / 100 pods, weight of 100 seeds and number of soybean root
nodules
Key words :Application Time, Organic Fertilizer and Soybean Plants
Pupuk
PENDAHULUAN
Kedelai (Glycine max L.) adalah
organik
merupakan
pupuk
dengan bahan dasar yang diambil dari alam
salah satu komoditas utama kacang-kacangan
dengan
yang menjadi
karena
bervariasi. Penggunaan pupuk organik dapat
merupakan sumber protein nabati penting
meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk
untuk diversifikasi pangan dalam mendukung
anorganik, karena pupuk organik tersebut
ketahanan pangan nasional (Hasanuddin,
dapat meningkatkan air dan hara di dalam
2008). Sementara itu produksi kedelai di
tanah,
Indonesia
mikroorganisme, mempertinggi kadar humus
andalan
masih
nasional
rendah,
sedangkan
jumlah
dan
dan
hari
(Musnawar,2009).
meningkatnya
tinggi
sejalan
jumlah
dengan
penduduk
(Partohardjono, 2007).
hara
meningkatkan
kebutuhan terhadap tanaman kedelai semakin
semakin
unsur
memperbaiki
yang
aktivitas
struktur
tanah
Subur Ijo® merupakan salah satu
pupuk organik yang dapat digunakan untuk
Masalah utama yang dihadapi dalam
meningkatkan
pertumbuhan
Subur
Ijo®
kedelai.
adalah kurangnya daya dukung lahan yang
mempunyai beberapa fungsi utama yaitu
produktif. Hal ini disebabkan terjadinya
dapat mengurangi penggunaan pupuk N, P
degradasi serta kerusakan lahan akibat pola
dan K. Selain itu dapat memperbaiki sifat
pertanian
lebih
fisik tanah yaitu memperbaiki tanah yang
diutamakan penggunaan input tinggi seperti
keras berangsur-angsur menjadi gembur,
pupuk anorganik dan pestisida. Oleh karena
memperbaiki
itu, peningkatan produktivitas dan kualitas
memberikan semua jenis unsur hara makro
kedelai harus diupayakan dengan cara-cara
dan mikro yang lengkap bagi kesuburan
yang lebih baik, seperti menggunakan pupuk
tanah, serta dapat meningkatkan jumlah
organik. Sumber pupuk organik dapat berasal
mikro
dari berbagai biomasa atau bahan organik,
perkembangan mikroorganisme tanah yang
seperti sisa tanaman atau hewan. Setiap
bermanfaat
bahan organik memiliki kandungan atau
meningkatkan
komposisi unsur hara yang berbeda-beda.
produksi tanaman. Kandungan unsur hara
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
biologi
sifat
organik
hasil
meningkatkan produktivitas kedelai saat ini
konvensionalyang
Pupuk
dan
kimia
tanah
bagi
tanah
yaitu
tanaman,
kuantitas
dan
yaitu
membantu
dapat
kualitas
Page | 246
dari pupuk Subur Ijo®adalah N 2,67%,P2O5,
penelitian yang selalu mengacu pada konsep
1,36%, KO 1,55%, Ca 1,46%, S 1,43%, Mg
tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat
0,4%, Cl 1,27%, Mn 0,01%, Fe 0,18%, Cu <
waktu pemupukan. Hasil penelitian Palobo
1,19 ppm, Zn 0,002%, Na 0,11%, Si ),3%, Al
(2016) menganjurkan bahwa waktu aplikasi
0,11%, NaCl 2,09%, SO2 4,31%, Lemak
pupuk
0,07%, Protein 16,67%, Asam-asam organik
pertumbuhan dan hasil kedelai adalah pada
(Karbohidrat 1.01%, humat 1,29%, Vulvat
7 –14 HST.
organik
yang
optimal
untuk
dan lain-lain) dengan C/N rasio rendah
5,86% dan pH 8.
METODE PENELITIAN
Penelitian
Pemberian pupuk organik yang tepat
dengan
takaran
yang
sesuai
dengan
Gampong
ini
Raya
dilaksanakan
Dagang
di
Kecamatan
berpengaruh
Peusangan, Kabupaten Bireuen, pelaksanaan
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
penelitian berlangsung dari bulan November
kedelai. Menurut Sarief (2005)pemberian
2016 sampai Februari 2017.Bahan yang
pupuk organik yang tepat dapat memperbaiki
diperlukan dalam penelitian ini adalah benih
kualitas tanah, tersedianya air yang optimal
kacang kedelai, pupuk organik Subur Ijo®.
sehingga
hara
Sedangkan alat yang diperlukan adalah
tanaman serta merangsang pertumbuhan
cangkul, garu, meteran, alat membuat papan
akar.
yang
nama, alat tulis, kamera digital. Rancangan
menjadi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
asam, sebaliknya bila diberikan terlalu
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
sedikit pengaruhnya pada tanaman tidak akan
faktorial, dengan dua faktor yang diteliti,
nyata. Oleh karena itu, diperlukan pemberian
yaitu:
pupuk organik dalam jumlah yang tepat agar
Pemberian Pupuk organik Subur Ijo® (P).
diperoleh hasil yang optimum. Dosis anjuran
Masing –
pupuk organik Subur Ijo®
sebanyak 3 ulangan sehingga terdapat 36 unit
kebutuhan
tanaman
memperlancar
Pemberian
berlebihan
sangat
pupuk
menyebabkan
serapan
organik
tanah
untuk tanaman
kedelai adalah 350 Kg/ Ha (Palobo, 2016)
waktu
aplikasi
pupuk(W)
masing perlakuan di
dan
ulang
perlakuan. Adapun parameter yang diamati
Pemupukan yang efektif dan efisien,
dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:
disamping memilih jenis pupuk juga perlu
tinggi tanaman (cm), jumlah polong, jumlah
diperhatikan waktu aplikasinya. Keefektifan
biji / 100 polong (biji), berat 100 biji (g) dan
pemupukan perlu diperhatikan rekomendasi
jumlah bintil akar.
pemupukan yang diberikan oleh lembaga
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 247
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanaman,dan jumlah polong kedelai. Namun
a. Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk
tidak berpengaruh nyata terhadapjumlah biji/
Hasil Uji F pada analisis ragam
menunjukkan bahwa waktu aplikasi pupuk
berpengaruh
nyata
terhadap
100 polong, berat 100 biji dan jumlah bintil
akar kedelai.
tinggi
1) Tinggi Tanaman
Tabel 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman Kedelai pada Umur 30 HST dan 45 HSTAkibat Waktu
Aplikasi Pupuk
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
30 HST
45 HST
W1 (7 HST)
36,14 b
50,15b
W2 (21 HST)
35,58 a
49,32 a
0,40
0,71
BNT(0,05)
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Tabel 1 menunjukkan bahwa waktu
umur 7 HST, sehingga ada kecenderungan
aplikasi yang berbeda berpengaruh sangat
unsur
nyataterhadap tinggi tanamankedelai pada
mempercepat
umur 30 HST dan berpengaruh nyata
tanaman.Sedangkan pengaplikasian pupuk
terhadap tinggi tanaman kedelaipada umur 45
pada umur 21 HST menjadikan tanaman
HST. Tinggi tanaman tertinggi dijumpai pada
kedelai lambat dalam menerima unsur hara,
perlakuan waktu aplikasi pupuk 7 hari
sehingga tanaman kedelai tidak mendapatkan
setelah tanam (W1) dan tinggi tanaman
unsur hara sesuai kebutuhannya.
terendah dijumpai pada perlakuan waktu
aplikasi pupuk 21 hari setelah tanam (W2).
Keadaan
ini
yang
diberikan
mampu
pertumbuhan
Menurut Gumeleng (2010), semakin
cepat respons tanamanterhadap unsur hara
karena
yang diberikan diduga disebabkan karena
pertumbuhan kedelai meningkat cepat pada
hara di dalam tanahmampu menyuplai hara
fase vegetative, sehingga pengaplikasian
sesuai kebutuhan tanaman, terutama untuk
pupuk pada umur 7 HST dapat dimanfaatkan
mempercepat
untuk
tinggi
Pairunan (2007) menegaskan bahwa jika
tanaman kedelai.Tanaman kedelai mampu
kekurangan atau kelebihansalah satu unsur
mempercepat
diduga
hara
pertumbuhan
pertumbuhantanaman.
merespons unsur hara yang diberikan pada
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 248
hara dapat mengurangi efisiensi unsur hara
lainnya.
2) Jumlah Polong
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Polong Kedelai Akibat Waktu Aplikasi Pupuk
Perlakuan
Jumlah Polong
W1 (7 HST)
106,85 b
W2 (21 HST)
105,10 a
BNT(0,05)
1,43
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Tabel 2 menunjukkan bahwawaktu
memperhatikan
beberapa
hal,
diantanya
aplikasi yang berbeda berpengaruhnyata
waktu pemupukandan dosis pupuk.Semakin
terhadap jumlah polong kedelai. Jumlah
cepat respons tanaman terhadap unsur hara
polong terbanyak dijumpai pada perlakuan
yang
waktu aplikasi pupuk 7 hari setelah tanam
kedelai
(W1) dan jumlah polong terendah dijumpai
kebutuhannyasampai ke fase pembentukan
pada perlakuan waktu aplikasi pupuk 21 hari
bunga, polong dan biji.
setelah tanam (W2).
diberikan,
mampu
menyebabkan
menyuplai
tanaman
hara
sesuai
Jadi jumlah polongerat kaitannya
Hal ini diduga bahwa pemberian
dengan pertumbuhan tanaman di masa
unsur hara yang cukup dan waktu aplikasi
vegetatif. Jika pertumbuhan tinggi tanaman
yang sesuai dengankebutuhan tanaman, dapat
bagus maka jumlah polong yang dihasilkan
mempengaruhi jumlah polong kedelai. Hal
juga banyak dan begitu juga sebaliknya. Hal
ini sejalan dengan pendapat Poeloengan
ini sesuai dengan pendapat Mehta et al.
(2010) yang menyatakan bahwa pemupukan
(2008) bahwa tinggi tanaman berkolerasi
yang efektif dan efisien dapat dicapai dengan
positif
3)
dengan
jumlah
polong
kedelai.
Jumlah Biji / 100 Polong
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Biji/ 100 Polong Kedelai Akibat Waktu Aplikasi Pupuk
Perlakuan
Jumlah Biji/ 100 polong
W1 (7 HST)
226,72
W2 (21 HST)
211,56
Tabel 3 menunjukkan bahwa waktu
aplikasi
yang
berbedatidak
berpengaruh
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
nyata terhadap jumlah biji/ 100 polong
kedelai. Diduga ada kecenderungan bahwa
Page | 249
pada saat pembentukan polong, tanaman
sejumlah
mengalami kekurangan air karena memasuki
menjadihampa. Menurut Adisarwanto dan
musim
saat
Wudianto (2008) bahwa pada saat tanaman
pembentukan polong banyak menghasilkan
memasuki masa pembungaan, pembentukan
polong
polong dan pengisian biji, keberadaan air
kemarau.Sehinggapada
yang
hampa.
Diketahuibahwa
polong
yang
generatif,
kekurangan
padaperiode
Kekurangan air pada fase generatif akan
pengisian
polong
menyebabkan
berdampak langsung pada pengurangan hasil.
4)
akan
menjadi
terbentuk
pemberian air sangat berperan dalam periode
air
cukup
yang
faktor
penting.
Berat 100 Biji
Tabel 4. Rata-rata Berat 100 Biji Kedelai Akibat Waktu Aplikasi Pupuk
Perlakuan
Berat 100 Biji
W1 (7 HST)
2,59
W2 (21 HST)
2,56
Tabel 4 menunjukkan bahwa waktu
pemupukan dengan dosis dan waktu yang
berpengaruh
tepat akan memberikan hasil optimal pada
nyata terhadap berat 100 biji kedelai. Hal ini
tanaman, apabila pengaruh faktor-faktor lain
diduga tanaman tidak dapat menyerap unsur
seperti suhu, cahaya, dan lain-lain juga
hara dengan maksimal pada fase generative
berada dalam kondisi optimal.
aplikasi
yang
berbedatidak
dikarenakakan faktor kondisi lingkungan
Hal tersebut sejalan dengan pendapat
(musim kemarau).Walaupun pupuk yang
Faisal (2009) bahwa pada saat periode
diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman
pembentukan biji, cekaman kekeringan akan
(waktu aplikasi tepat dan sesuai dosis),
menghambat
namuan untuk mendapatkan pertumbuhan
optimal. Hal yang sama juga dikemukakan
dan
sangat
oleh Adie (2010) bahwa pada fase generatif
lingkungan
tanaman sangat peka terhadap kekurangan
lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan yang
air, bahkan lebih peka jika dibandingkan
dikemukakan oleh Kelik (2010) bahwa
pada
hasil
dipengaruhi
yang
oleh
optimal
faktor
juga
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
pembentukan
fase
biji
secara
vegetatif.
Page | 250
5) Jumlah Bintil Akar
Tabel 5. Rata-rata Jumlah Bintil Akar Kedelai Akibat Waktu Aplikasi Pupuk
Perlakuan
Jumlah Bintil Akar
W1 (7 HST)
40,59
W2 (21 HST)
41,06
Tabel 5 menunjukkan bahwa waktu
aplikasi
yang
berbedatidak
berpengaruh
nyata terhadap jumlah bintil akar kedelai.Hal
ini
diduga
karena
pengaruh
nitrogen,
yaitu
suhu tanah sekitar 25° C sangat mendukung
pertumbuhan bintil akar tersebut.
kondisi
lingkungan, sehingga keberadaan bakteri
pengikat
suhu.Kelembaban tanah yang cukup dan
Rhizobium
b.
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik
Hasil Uji F pada analisis ragam
japonicum tidak mampu mengikat nitrogen
menunjukkan
(N2) di atmosfer secara optimal walaupun
organik berpengaruh sangat nyata terhadap
waktu
dilakukan
tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah biji/
dalam rentan waktu yang berbeda.Hal ini
100 polong, berat 100 biji dan jumlah bintil
sesuai dengan pendapatGumeleng (2010)
akar kedelai.
pengaplikasian
pupuk
bahwa
pemberian
pupuk
bahwa nodul atau bintil akar tanaman kedelai
umumnya dapat mengikat nitrogen dari udara
pada umur 10 – 12 hari setelah tanam,
tergantung kondisi lingkungan tanah dan
1) Tinggi Tanaman
Tabel 6. Rata-Rata Tinggi Tanaman Kedelai pada Umur 30 HST dan 45 HSTAkibat
PemberianPupuk Organik
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)
30 HST
45 HST
P0 (0 gram/plot)
33,36a
45,35 a
P1 (22,5 gram/plot)
35,89b
49,67 b
P2 (37,5 gram/plot)
36,27b
50,19 b
P3 (52,5 gram/plot)
36,38c
50,80 c
P4 (67,5 gram/plot)
36,42c
50,85 c
P5 (82,5 gram/plot)
36,86 d
51,53 d
0,40
0,71
BNT(0,05)
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 251
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
bahwa
terkandung dalam pupuk tersebut untuk
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
melaksanakan proses metabolisme dengan
berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap
baik.
tinggi tanaman kedelai pada umur 30 HST
pembentukan dan perombakan unsur- unsur
dan 45 HST. Tinggi tanaman tertinggi
hara dan senyawa organik dalam tubuh
dijumpai pada perlakuan pemberian pupuk
tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan
organikdengan dosis 82,5 gram/plot (P5) dan
perkembangan tanaman. Hal ini sesuai
tinggi tanaman terendah dijumpai pada tanpa
dengan pendapat Leiwakabessy (2015) yang
perlakuan/ kontrol (P0).
menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman
Tabel
6
menunjukkan
Hal ini diduga meningkatnya laju
pertumbuhan
tanaman
kedelaidengan
Proses
metabolisme
merupakan
sangat ditentukan oleh unsur hara yang
tersedia
dalam
keadaan
optimum
dan
pemberian pupuk organik Subur Ijo®pada
seimbang.
Pendapat
dosis 82,5 gram/plot, disebabkan karena
dikemukakan
oleh
pada dosis
tersebut unsur hara yang
bahwa apabila unsur hara yang dibutuhkan
dibutuhkan tanaman kedelai tersedia dan
tanaman berada dalam jumlah yang cukup
dapat
untuk
tersedia dan unsur tersebut dapat diserap
pertumbuhan vegetatif serta tanaman dapat
dengan baik, maka tanaman akan tumbuh
mengabsorbsi
dengan
2)
diserap
oleh
tanaman
unsur-unsur
hara
yang
senada
juga
Dwijoseputro
(2010)
optimal.
Jumlah Polong
Tabel 7. Rata-rata Jumlah Polong Kedelai Akibat Pemberian Pupuk Organik
Perlakuan
Jumlah Polong
P0 (0 gram/plot)
98,67 a
P1 (22,5 gram/plot)
105,19 b
P2 (37,5 gram/plot)
106,94 c
P3 (52,5 gram/plot)
107,72 c
P4 (67,5 gram/plot)
108,03 c
P5 (82,5 gram/plot)
109,31 d
BNT(0,05)
1,43
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 252
Tabel
7
menunjukkan
bahwa
meningkatkan hasil pertanian adalah melalui
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
pemupukan
yang
seimbang.Efisiensi
berbeda berpengaruhsangat nyata terhadap
pemupukan yang seimbang dapat dicapai
jumlah polong kedelai. Jumlah polong
apabila pupuk yang diberikan dalam jumlah
terbanyakdijumpai pada perlakuan pemberian
yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
pupuk organik dengan dosis 82,5 gram/plot
Peningkatan ketersediaan hara yang tepat
(P5) dan jumlah polong terendah dijumpai
menyebabkan tanaman akan memanfaatkan
pada tanpa perlakuan (P0).
hara dengan baik pada pertumbuhan generatif
Hal ini diduga karena dipengaruhi
sebagai bahan baku terhadap terbentuknya
oleh tersedianya unsur hara yang cukup yang
asimilat pada tanaman dan meningkatnya
berasal dari pupuk organik Subur Ijo®
jumlah asimilat yang terbentuk menyebabkan
dengan dosis 82,5 gram/plot. Menurut Sarief
hasil tanaman semakin meningkat (Purcell,
(2009) bahwa salah satu usaha untuk
2008).
3)
Jumlah Biji / 100 Polong
Tabel 8. Rata-rata Jumlah Biji/ 100 Polong Kedelai Akibat Pemberian Pupuk Organik
Perlakuan
Jumlah Biji/ 100 polong
P0 (0 gram/plot)
170,67 a
P1 (22,5 gram/plot)
218,83 b
P2 (37,5 gram/plot)
221,00 b
P3 (52,5 gram/plot)
232,67 b
P4 (67,5 gram/plot)
234,00 b
P5 (82,5 gram/plot)
237,67 c
BNT(0,05)
16,72
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Tabel
8
menunjukkan
bahwa
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
100 polong kedelai terendah dijumpai pada
tanpa perlakuan/ kontrol (P0).
Hal ini diduga pemberian pupuk
berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah biji/ 100 polong kedelai. Jumlah biji/
organik
100 polong kedelai terbanyak dijumpai pada
gram/plotmampu memenuhi kebutuhan unsur
perlakuan pemberian pupuk organik dengan
hara
dosis 82,5 gram/plot (P5) dan jumlah biji/
meningkatkan pertumbuhan dan produksi
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Subur
bagi
Ijo®
tanaman
dengan
sehingga
dosis82,5
mampu
Page | 253
tanaman kedelai.Hal ini sejalan dengan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah,
pendapat Marsono dan Sigit (2010), bahwa
sehingga
pemberian pupuk dengan dosis yang tepat
pertumbuhan dan produksi tanaman.
akan
4)
berperan
dalam
akan
mempengaruhi
tingkat
meningkatkan
Berat 100 Biji
Tabel 9. Rata-rata Berat 100 Biji Kedelai Akibat Pemberian Pupuk Organik
Perlakuan
Berat 100 Biji
P0 (0 gram/plot)
2,27 a
P1 (22,5 gram/plot)
2,56 b
P2 (37,5 gram/plot)
2,62 b
P3 (52,5 gram/plot)
2,66 b
P4 (67,5 gram/plot)
2,63 b
P5 (82,5 gram/plot)
2,70 c
BNT(0,05)
0,12
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada
taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNT)
Tabel
9
menunjukkan
bahwa
maksimal
yang akhirnya mempengaruhi
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
jumlah
berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap
tercermin pada berat100 biji kering. Menurut
berat 100 biji kedelai. Berat 100 biji kedelai
Soegiman (2010), suatu
terbanyak
perlakuan
tumbuh dan mencapai tingkat produksi tinggi
pemberian pupuk organik dengan dosis 82,5
apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman
gram/plot (P5) dan berat 100 biji kedelai
dalam keadaan cukup dan berimbang dalam
terendah dijumpai pada tanpa perlakuan/
tanah.
kontrol (P0).
menghasilkan protein lebih banyak dan
dijumpai
pada
Hal ini diduga pemberian pupuk
organik
Subur
Ijo®dapat
memperbaiki
hasil
panen
Meningkatnya
sebagaimana
tanaman
unsur
hara
yang
akan
akan
meningkatkan fotosintesis pada tanaman,
sehingga
ketersediaan
karbohidrat
akan
memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi
meningkat yang dapat digunakan untuk
tanah
memproduksi biji lebih banyak.
karena
membutuhkan
pupuk
proses
organik
initidak
dekomposisi
yang
lama, sehingga tanaman kedelai tumbuh
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Bobot
kering
dapat
dijadikan
indikator bahwa semakin baik pertumbuhan
Page | 254
tanaman makin baik pula bobot kering
hubungannya dengan produksi yang dicapai.
tanamannya. Menurut Sitompul dan Guritno
Bila berat 100 biji tinggi maka semakin
(2012) bahwa berat 100biji merupakan salah
banyak pula hasil yang akan diperoleh
satu
parameter
pengamatan
yang
erat
.
5) Jumlah Bintil Akar
Tabel 10. Rata-rata Jumlah Bintil Akar Kedelai Akibat Pemberian Pupuk Organik
Perlakuan
Jumlah Bintil Akar
P0 (0 gram/plot)
27,64a
P1 (22,5 gram/plot)
37,39b
P2 (37,5 gram/plot)
41,47b
P3 (52,5 gram/plot)
45,31c
P4 (67,5 gram/plot)
45,53c
P5 (82,5 gram/plot)
47,59c
BNT(0,05)
6,87
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
taraf
Tabel
P
10
menunjukkan
≤
bahwa
0,05
berbeda nyata pada
(
populasi
Uji
mikroorganisme
BNT)
juga
semakin
berpengaruh
terhadap
pemberian pupuk organik dengan dosis yang
tinggi,
berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap
besarnya bintil akar dan jumlah bintil akar.
jumlah bintil akar kedelai. Jumlah bintil akar
Selanjutnya Harsono dan Suryantini (2011)
kedelai terbanyak dijumpai pada perlakuan
menyatakan
pemberian pupuk organik dengan dosis 82,5
terkandung pada pupuk organik sangat
gram/plot (P5) dan jumlah bintil akar kedelai
menunjang proses pembentukan nodul akar,
terendah dijumpai pada tanpa perlakuan/
dapat meningkatkan jumlah nodul, bobot
kontrol (P0).
nodul akar dan hasil polong kedelai.
sehingga
bahwa
unsur
hara
yang
Hal ini diduga pemberian pupuk
organik
Subur
Ijo®dapat
meningkatkan
jumlah bakteri rhizobium yang ada di dalam
tanah dimana bakteri akan berkembang
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dengan baik selanjutnya menginfeksi akar
disimpulkan bahwa
tanaman sehingga membentuk bintil akar.
1. Waktu
aplikasi
pupuk
berpengaruh
Hal ini sesuai dengan pendapat Singh (2008)
sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi
semakin
tanaman pada umur 30 HST, berpengaruh
tinggi
jumlah
bahan
organik,
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 255
nyata terhadap pertumbuhan tinggi pada
DAFTAR PUSTAKA
umur 45 HST dan
jumlah polong
Adie M.M., S. Rodiah dan H. Purnomo,
kedelai. Namun, tidak berpengaruh nyata
2010. Tanggapan Beberapa Genotipe
terhadapjumlah biji/ 100 polong, berat
Kedelai
100 biji dan jumlah bintil akar kedelai.
Kering Dan Basah. Risalah Hasil
2. Pemberian pupuk organik berpengaruh
Penelitian Tanaman Pangan, BPTP
sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman, jumlah polong, jumlah biji/ 100
polong, berat 100 biji dan jumlah bintil
akar kedelai.
Terhadap
Cara
Budidaya
Malang.
Adisarwanto, T. 2008. Budidaya Kedelai.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Darman, I. 2005. Pengaruh pupuk Emhabe
3. Rata-rata perlakuan terbaik terhadap
dan Rhizoplus terhadap pertumbuhan
pertumbuhan dan hasil kedelai dijumpai
dan
pada perlakuan waktu aplikasi pupuk 7
(Glycinemax(L)Merril).FakultasPertani
hari setelah tanam (W1)dan pemberian
anUIR.Pekanbaru.56 hal.
pupuk
organik
dengan
dosis
82,5
gram/plot (P5).
4. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara
produksi
kedelai
Darman,M, Arsyad, 2010. Pembentukan
Varietas
Unggul
Kedelai
Toleran
LahanMasam.DalamRisalah
Seminar
waktu aplikasi pupuk dan pemberian
2009 Puslitbang Tanaman Pangan.
pupuk organik terhadap semua parameter
BadanPenelitiandan
yang diamati.
Pertanian.Pusat
Pengembangan
Penelitian
PengembanganTanaman
a. Saran
Untuk memperoleh pertumbuhan dan
dan
Pangan.
Bogor.
Dewi, I. R. 2011. Peran, Prospek dan
produksi kedelai yang optimal dapat di
Kendala
anjurkan menggunakan pupuk organik Subur
Endomikoriza.Jurusan
Ijo ketika berumur 7 hari setelah tanam
Pertanian Program studi Agronomi.
dengan dosis 550 kg/ha, selain dapat
Fakultas
memperbaiki kesuburan tanah juga dapat
Padjajaran. Jatinangor
mengurangi pemakaian pupuk kimia.
dalam
Pertanian
Pemanfaatan
Budidaya
Universitas
Dwijoseputro. 2010. Pengantar Fisiologi
Tanaman. Jakarta : Gramedia
Faisal A., 2009. Pengaruh Pemberian Air
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 256
Kedelai.Permasalahan dan Pengelolaan
Dilahan
Kering.
Pusat
Penelitian
Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L.
Budidaya.
2011.FisiologiTanaman
Penerbit
Universitas
2010.Klasifikasi
Pedogenesis.Cetakan
Pemupukan.
Jurusan
Tanah.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 210 hal
Mamanto, R. 2013. Pengaruh penggunaan
dosis pupuk majemuk NPK Phonska
Indonesia,Jakarta.
Gumeleng,
dan Pemupukan. Diktat Kuliah Pupuk
dan
Universitas Andalas, Padang.
Mitchell.
Leiwakabessy FM, A Sutandi. 2015. Pupuk
Tanah
ke–3,
dan
terhadap pertumbuhan dan produksi
CV
jagung manis (Zea mays Saccharata
slurt).
Akademia Presindo. Jakarta
Harsono dan Suryantini. 2011. Kacang
Nagara. Balai Informasi Pertanian.
Banjarbaru, Kalimantan Selatan 5:1-2
Hasanuddin, 2008. Cara Bercocok Tanam
Skripsi.
Fakultas
Pertanian
Universitas Icsan, Gorontalo.
Marsono
dan
Sigit.2010.
Teknologi
Pemupukan
Pertanian
Terobosan
dalam
Era
Organik.Kanisius
:
Yogyakarta
Kedelai. PenebarSwadaya. Jakarta
Hidayat dan Ismunadji. 2009. Pengaruh
Mehta,
2008.
Variabilitas
Genetik,
Pemupukan Nitrogen Melalui Tanah
Heritabilitas, dan Penampilan Fenotipik
dan Daun Terhadap Pola Serapan
18 Klon Mawar Cipanas. Zuriat 3
Unsur Hara dan Produksi Kedelai.
No.11
Laporan Kemajuan Penelitian Seri
Fisiologi. No. 9.LPPP. Bogor. 34 hal
Irwan, A. W. 2009. Budidaya Tanaman
Kedelai
(Glycine
max
(L.)
Musnawar, E.I. 2009.Pupuk Organik Cair
dan
Padat,
Pembuatan
dan
CaraAplikasi. Penebar Swadaya.
Pairunan, J.L. Nanere, S.S.R. Samosir, R.
Tangkaisari, J.R. Lalopua, B. Ibrahim,
Merill).Jatinagor.
Kelik, W. 2010.Pengaruh kosentrasi dan
dan H. Asmadi, 2007. Dasar-Dasar
Frekuensi Pemberian Pupuk Organik
Ilmu Tanah. Cetakan IV. Badan Kerja
cair hasil perombakan Anaerob Limbah
Sama
Makanan
Indonesia Timur.
Terhadap
Pertumbuhan
antar
Perguruan
Tinggi
se
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.).
Palobo, F. 2016. Pengaruh Waktu Aplikasi
Jurnal Agrosains Vol.19 No.4 Hal 11 –
Pupuk Organik Subur Ijo terhadap
134.
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Jurnal
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 257
Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Partohardjono,
2007.
Penentuan
Sarief,
E.
S.,
2009.
Kesuburan
dan
Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka
Waktu
Buana. Bandung.
Tanam Kedelai dan Dosis Pupuk
Singh, B., R. Kaur, and K. Singh. 2008.
PosfatTerhadap Pertumbuhan, Hasil
Characterization of Rhizobium Strain
Kedelai dan Jagung Dalam Sistem
Isolated from the Roots of Trigonella
Tumpangsari.Agrista. Vol 4, no 3 :
foenumgraecum (fenugreek). African
259-265.
Journal of Biotechnology. 7 (20):
Poeloengan, Z., M.L. Fadli, Winarna, S.
Ruhutomo,
dan
Permasalahan
E.S.
Sutarta.2010.
Pemupukan
pada
Perkebunan Kelapa Sawit.Gramedia.
Jakarta. 67-80 hlm.
Nirogen
Production.
Fixation
American
Sitompul
dan
Guritno.
2012.
Analisis
Pertumbuhan Tanaman. GadjahMada
University Press: Yogyakarta.
Soegiman. 2010. Pupuk Organik Cair dan
Purcell, D. W. Emerich and H. B. Krishnan.
2008.
36713676.
In
Society
Crop
Padat, Pembuatan dan Cara Aplikasi.
Penebar
Swadaya.
Of
Agronomi Inc. 211-212.
Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 4 November 2017
Page | 258