REKONTRUKSI PRINSIP KEADILAN DALAM KONTRAK PEMBIAYAAN DENGAN SISTIM KEMITRAAN MUSYARAKAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

REKONTRUKSI PRINSIP KEADILAN DALAM KONTRAK PEMBIAYAAN DENGAN SISTIM KEMITRAAN MUSYARAKAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH

Atin Meriati Isnaini 1 Fakultas Hukum Universitas Islam Al-Azhar ABSTRAK

Kontrak atau perjanjian di antara sesama dalam sistem muamalah merupakan bagian yang integral dalam kandungan Al- qur’an dan Sunnah Nabi, baik dalam bentuk kiasan maupun kasus yang paling aktual dan kontemporer. Kaidah-kaidah dan aturan mainnya telah ditetapkan untuk diaplikasikan di dalam kehidupan. Sistem baru atau kuno yang diterapkan di dalam kehidupan bukan menjadi sebuah masalah, karena yang penting adalah selama sistem itu memenuhi aturan syar’i tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan, seperti; riba, gharar , dan qimar (spekulasi) permasalahan yang baru tidak harus diputuskan dengan hukum syariah yang baru pula, tetapi diputuskan dengan dasar hukum syariah yang komprehensif yang dapat mengatasi dan memutuskan bagaimana rumitnya masalah tersebut. Hal yang menjadi masalah dalam tulisan ini adalah Bagaimanakah rekonstruksi prinsip keadilan dalam akad pembiayaan dengan sistem kemitraan Musyarakah dan Mudharabah. Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan pembahasan tulisan ini adalah Konstruksi akad pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada Bank Syariah/Bank Mumalat Indonesia yang diberlakukan sekarang tidak mencerminkan keadilan dan kesetaraan. Oleh karena itu akad tersebut perlu direkonstruksikan dengan berpedoman pada pendapat para ulama, fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia dan merujuk pada teori-teori akad islam. Rekonstruksi harus dilakukan oleh para pihak yang berkompeten, seperti Dewan Syariah Nasional, para pengambil kebijakan dan para ahli. Hasil dari rekonstruksi tersebut akan melahirkan standard akad yang berlaku bagi seluruh bank syariah di Indonesia.

Kata Kunci : Kontrak, Akad Pembiayaan, Mudharabah, Musyarakah

ABSTRACT

Contract or agreement among the system muamalah an integral part of the content of the Qur'an and Sunnah, either in the form of figurative and most actual cases and contemporary. Norms and rules of the game have been set to be applied in life. New or old system applied in life not be a problem, because the important thing is for a system that meets Shar'ie rule does not contain elements that are prohibited, such as; riba, gharar, and qimar (speculation) is not a new issue to be decided by the new Islamic law as well, but decided on the basis of a comprehensive Sharia law which can cope with and decide how the complexity of the problem. It is a problem in this paper is How the reconstruction of the principle of fairness in financing agreement with Musharaka and Mudaraba partnership system. The conclusion that can be drawn based on the discussion of this paper is Construction Mudaraba and Musharaka financing agreement in the Islamic Bank / Bank Indonesia imposed Mumalat now not reflect

1 Dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Islam Al-Azhar [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

147

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

hukumnya haram, karena termasuk Bank syariah merupakan lembaga dalam katagori riba yang dilarang

keuangan yang berfungsi mempelancar dalam agama, bukan saja pada agama

mekanisme ekonomi di sektor riil melalui Islam tetapi juga pada agama samawi

aktivitas kegiatan usahanya dalam hal ini lainnya;

pembiayaan mudharabah (kemitraan), yang berdasarkan prinsip syariah yaitu

2. Dari aspek ekonomi, penyerahan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam

resiko usaha terhadap salah satu pihak antara bank dengan pihak lain untuk

dinilai melanggar norma keadilan. pembiayaan usaha yang dinyatakan sesuai

Dalam jangka

dengan nilai-nilai syariah 4 . perbankan

panjang sistem

konvensional

akan

menyebabkan penumpukan kekayaan Sistem bagi hasil merupakan ciri pada segelintir orang yang memiliki

dari investasi pembiayaan kapital besar. 1 mudharabah yang menjamin keadilan dan

khusus

kemanfaatan, yang dalam operasional Faktor utama yang membedakan pembiayaan tersebut tidak ada pihak yang bank konvensional dan bank syariah adalah

tereksploitasi atau terzalimi. Karakter bagi suku bunga (interest) sebagai balas jasa

hasil dalam prinsip syariah dapat dijumpai atas pernyataan modal yang di terapkan

pada bentuk pembiayaan Mudharabah dan pada bank konvensional, sementara pada Musyarakah dalam berbagai ragam bank syariah balas jasa atas modal variasinya. Sistim bagi hasil merupakan diperhitungan berdasarkan keuntungan

sistim pelaksanaan perjanjian atau akad atau kerugian yang diperoleh yang

bersama dalam melakukan kerjasama didasarkan pada akad. Prinsip utama dari dalam kegiatan usaha 5 .

akad ini adalah keadilan antara pemberi modal dan pemakai modal. Prinsip ini

Apabila kita memandangnya dari berlaku baik bagi debitur maupun

pandangan ekonomi murni, dasar-dasar kreditur. 2

konsepsual sistem perbankan moderen akan menjadi suatu sistem yang lebih baik

Prinsip keadilan dalam perbankan di mana pemodal dan pengusaha bekerja

syariah terwujud dalam konsep pembagian, sama dan berpartisipasi dalam usaha bisnis

baik keuntungan maupun kerugian yang yang berlandaskan bagi hasil (atau ditentukan dalam akad. Prinsip yang umum tanggung bersama kerugian). Hal ini akan adalah siapa yang ingin mendapatkan hasil memberikan terhadap usaha-usaha dan dari tabungan atau usahanya harus juga

sumber-sumber keuangan bersedia mengambil/menanggung resiko.

eksploitasi

(modal) oleh orang-orang tak bermodal, Bank akan membagi juga kerugian sehingga membentuk dasar-dasar per- perusahaan jika mereka menginginkan

3 ekonomian yang sehat dan mapan . perolehan hasil dari modal mereka.

pengkajian mengenai kemitraan dan bentuk-bentuk organisasi

Sebuah

1 Sutan Remi Syahdaini, Perbankan Islam: Kedudukan

bisnis yang lain di Inggris serta negara-

Dan Peranannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia ,

negara Barat lainnya menunjukkan bahwa

Graviti, Jakarta, 1999, hlm. 3 2 Bank Syariah Potensi, “Preprensi dan Perilaku

mudharabah merupakan landasan yang

Masyarakat di Wilayah Jawa Barat”, Laporan Akhir Penelitian

sama dengan prinsip-prinsip bisnis. Untuk

Kerjasama Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia dengan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor, 2000, hlm. 1

Hj. R.A. Evita Isretno, Pembiayaan Mudharabah Muhammad, dkk, Perbankan Islam: Problem peluang,

dalam Sistem Perbankan Syariah , Cintya Press, Jakarta, 2011, dan Tantangan Dalam Bank Syariah. Analisis Kekuatan,

hlm. 70

Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Ekonisa, Yogyakarta, 2006,

6 hlm. 78. Ibid Ibid [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

mengembangkan bisnis dan perbankan kontrak kemitraan dengan penabung, yang sehat, maka akan tepat kiranya untuk

dengan catatan sebagai barang deposit, dan menerapkan mudharabah sebagai landasan

akan menerbitkan sertifikat kemitraan perbankan di negara-negara Islam.

untuk mereka atau menganggapnya hanya sebagai tabungan atau simpanan sejumlah

Lembaga tersebut dapat dimodifikasi uang, yang mungkin dalam hal ini rincian

dan dikembangkan

struktur

dan

bab dan persyaratan kontrak, Bank akan organisasinya untuk disesuaikan dengan

menggunakan uang itu dengan mem- kebutuhan zaman moderen berlandaskan

berikan pinjaman kepada bisnisman secara hukum syariah. Dengan demikian akan individu mupun perusahaan-perusahaan menjadikan kita mampu memperoleh

dengan prinsip yang sama yaitu bagi hasil manfaat

dengan mereka. Bank juga akan mengesampingkan prinsip dasar ajaran

melakukan kontrak kemitraan dengan para syariah .

bisnisman perusahaan (biasa dikenal Sejauh mana kontrak kemitraan

sebagai pengusaha atau manajer), dan antara pemilik modal dengan manajer itu

menerbitkan sertifikat kemitraan kepada dapat diterapkan serta memperluas

mereka, yang mengandung masalah yang perbankan. Semula merupakan bentuk

rinci dan persyaratan kemitraan tersebut 8 . kontrak kemitraan yang sederhana antara

Dalam hubungan segi tiga ini dua belah pihak, yaitu pemilik modal pemodal - Bank mudharabah - pengusaha dengan manajer. Apabila kita menerapkan

pihak bank akan mempunyai kontrak kemitraan

langsung dengan pemodal, sekaligus perbankan, pemilik modal daripada

dengan pengusaha. Bank akan bertindak kontrak kemitraan tersebut masih tetap

sebagai perantara antara pemodal dan belum berubah, tetapi bentuk dan lingkup pemakai modal (yaitu pengusaha). Bank kemitraan akan mengalami banyak

akan berlaku sebagai instrumen untuk perubahan untuk dapat memenuhi tuntutan

tabungan masyarakat zaman.

memobilisasi

berlandaskan bagi basil dan inemberikati Sekarang tidak ada lagi kontrak

modalnya kepada para pengusaha, kemitraan sederhana antara dua pihak,

perusahaan dan industrialis dan sebagainya tetapi akan melibatkan dua kontrak

sebagai investasi dengan prinsip yang sama kemitraan secara terpisah, antara pihak

yaitu bagi hasil mudharabah dan para bank dan pemakai modal (dharib, atau

pemegang sahamnya akan membagi hasil pengusaha atau manajer) di pihak lain.

keuntungan sekaligus juga akan memikul Dengan demikian, sesungguhnya terdapat

kerugian dengan semua pengusaha: dua kontrak terpisah antara tiga pihak,

pengusaha yang menerirna modal dan yaitu pemberi modal (penabung atau

Bank mudharabah akan menerima bagian mudharib); bank sebagai perantara; dan

keuntungan dengan kesepakatan mutual pemakai modal (dharib atau manajer).

yang telah disetujui, dan pada gilirannya Bank akan menerima deposito dalam

bank akan membagi hasil keuntungannya berbagai bentuk dari masyarakat dengan

juga dengan para penabung (yaitu pemodal berlandaskan mudharabah dan akan

uangnya) dengan membagi hasil (atau kerugian) bersama

menginvestasikan

kesepakatan mutual telah disetujui. mereka dengan kesepakatan tertentu yang

Sebagian dan keuntungannya akan telah disetujui. Bank akan melakukan

dipegang oleh Bank mudharabah dan

7 Ibid

8 Ibid, 410

150 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

pendapatan dari fee serta komisi pelayanan

B. PEMBAHASAN

bank, akan menjadi keuntungan kotor bank

1. Gambaran Umum Sistim Kemitraan

tersebut .

Musyarakah Dan Mudharabah pada

Hubungan segitiga ini dapat menjadi

Perbankan Syariah

dua macam, yaitu : kemitraan syirkah atau Konsep pengaturan bank yang

kemitraan mudharabah. Di

dalam

sedang berkembang dan diakui secara kemitraan mudharabah, tanggungjawab

internasional pada saat ini (bank for kerugian

International Settlements ) menempatkan mudharabah, tetapi apabila pengusaha juga transparansi sebagai salah satu aspek menginvestasikan modalnya sendiri pada penting dalam segala aspek yang antara bank tersebut, maka bank hanya akan lain mencakup transparasni dalam hal memikul tanggung jawab atas modalnya kondisi keuangan dan kualitas manajemen sendiri, sedangkan pengusaha akan kepada publik serta transparansi dalam hal memikul tanggung jawab kerugian atas implementasi konsep dan instrumen modalnya sendiri. Pada pemulaan kemitra- pengaturan, yang secara langsung maupun an mudharabah seluruh tanggung jawab tidak langsung akan memberikan dampak kerugian ditanggung bank mudharabah kepada kegiatan operasional perbankan dan tak satu pun dibebankan kepada dan tentunya masyarakat. pengusaha.

Transparasni dalam aspek peng- Di dalam bentuk kemitraan kedua, aturan sebenarnya lebih tertuju kepada yaitu kemitraan syirkah, bank-bank kejelasan latar belakang dan aturan main mudharabah ikut berkecimpung secara yang sepatutnya dipahami oleh seluruh nyata di dalam manajemen bisnis serta

dalam industri perbankan. mengontrolnya dengan pengusaha serta

pemain

Pemahaman yang baik terhadap konsep berbagi dalam menanamkan modalnya pengaturan yang berlaku aturan main yang dengan para pengusaha. Dengan demikian, sepatutnya dipahami oleh seluruh pemain dalam bentuk kemitraan ini, kedua belah dalam industri perbankan. pihak berperan di dalam bisnis dalam

segala tingkatan serta berbagi dalam Pemahaman yang baik terhadap menanamkan modal. Dengan perkataan

konsep pengaturan yang berlaku tentunya lain, keduanya akan berbagi hasil, dan pula

akan memberikan manfaat kepada semua akan berbagai

dalam menanggung pihak. Bagi pelaku perbankan, kejelasan kerugian dengan proporsi sesuai dengan

aturan main akan membantu keputusan besamya bagian modal mereka 10 .

operasional bank sehingga menjadi lebih efisien dengan tanpa menurunkan tingkat

Dan uraian latar belakang masalah kehati-hatian secara belebihan. Bagi

di atas maka rumusan masalah dalam masyarakat luas, pemahaman yang baik

tulisan ini adalah

Bagaimanakah

atas konsep dasar transaksi secara syariah rekonstruksi prinsip keadilan dalam akad

akan berfungsi sebagai panduan dalam pembiayaan dengan sistem kemitraan

menilai kualitas operasi suatu bank Musyarakah dan Mudharabah

syariah.

Bagi otoritas pengaturan dan pengawasan bank

syariah, adanya kejelasan pengaturan akan memberikan beberapa manfaat yang antara lain berupa;

10 Ibid

pertama, kredibilitas yang tinggi bagi

Ibid [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

otoritas pengaturan dalam implementasi

halnya sistem kebijakan pengaturan termasuk dalam

Sebagaimana

perbankan konvensional, sistem perbankan penetapan reward and punishment; kedua,

syariah harus dapat menjaga kepercayaan beban tanggung jawab yang relatif lebih

masyarakat baik dari aspek finansial ringan mengingat setiap pihak telah

maupun kesusuaian prinsip syariah dapat memiliki orientasi terhadap proses

menimbulkan penurunan kepercayaan dan terbentuknya self regilatory banking.

kepuasan nasabah yang pada akhirnya berdampak negatif bagi bank syariah

Salah satu bentuk dari transparasni secara individu maupun secara sistemik.

dalam penerapan peraturan perbankan Dampak yang mungkin ditimbulkan adalah adalah adanya instrumen pengaturan yang risiko reputasi yang selanjutnya dapat bersifat standar sehingga tidak menimbul- mengakibatkan risiko likuidasi akibat kan penafsiran berganda dan tidak jelas. penarikan dana nasabah dalam waktu yang Adanya berbagai penafsiran dalam singkat dalam jumlah besar. instumen pengaturan baik secara langsung

ataupun tidak langsung akan menimbulkan Sebagaimana telah diungkapkan penurunan tingkat kepercayaan industri

sebelumnya, suatu sistem keuangan akan terhadap kredibilitas otoritas pengaturan.

dapat berjalan dengan baik apabila memiliki

dan mekanisme Hal tersebut tentunya berpotensi

norma

yang secara mendasar menimbulkan

dipahami oleh setiap pelaku yang terlibat mengenai

dalam sistem tersebut. Setiap pelaku dalam dilaksanakan oleh para pelaku perbankan

industri perbankan syariah, termasuk yang

pada akhirnya

menurunkan

yang memberikan efektivitas

kewenangan kepada bank dalam mengelola pengaturan secara baik. Adanya potensi dananya, manajemen bank syariah yang pereselisihan akan menyebabkan nasabah

bertindak selaku pelaksana amanah sebagai

pemegang saham dan pemilik dana, keuangan/perbankan pada akhirnya akan

pengusaha pengguna dana masyarakat merasa kurang terlindungi sehingga secara

untuk tujuan usaha serta otoritas industri sistem perbankan tersebut akan pengaturan harus memilki kesamaan cara bersifat rentan terhadap adanya informasi-

pandang dalam menginterpretasikan akad informasi yang dapat mengganggu

transaksi dalam stabilitas sistem perbankan.

dan

mekanisme

operasional perbankan syariah. Pengembangan

bank

syariah

dengan perbankan merupakan salah satu upaya otoritas konvensional dimana inovasi produk lebih perbankan

diserahkan sepenuhnya kepada bank, kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan

inovasi produk dalam industri perbankan layanan jasa keuangan dan perbankan yang

syariah tidak sepenuhnya diserahkan sesuai dengan prinsip syariah yang

kepada bank akan tetapi terdapat hal-hal diyakinya. Dari sisi pandang kepentingan yang harus selalu diselaraskan dengan otoritas, pengembangan sistem perbankan

prinsip syariah yang mendasarinya. Hal ini syariah akan mendukung upaya lebih

terutama disebabkan oleh perlunya meng-optimalkan proses mobilitas dana

jaminan pemenuhan prinsip syariah dalam masyarakat dalam pembangunan ekonomi

setiap proses, transaksi dan akad keuangan yang penting untuk dijaga kesinambungan-

syariah.

nya secara jangka panjang.

152 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

Kondisi industri perbankan di syariah suatu produk tidak lagi menjadi Indonesia pada saat ini menunjukkan

dominasi beberapa pihak dalam industri. tingginya animo pelaku perbankan syariah

Selain itu, upaya standarisasi dan untuk dapat meluncurkan produk-produk

formalisasi bentuk transaksi dalam perbankan syariah yang dapat secara perbankan syariah yang kemudian praktis menjawab kebutuhan pembiayaan diharapkan dapat terdiseminasi secara dan kemudahan transaksi bagi setiap jenis lebih luas akan membuka peluang bagi kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang lebih luas untuk dapat pelaku pasar. Pada sisi sumber dana, telah secara aktif melakukan pemantauan pula berkembang jenis-jenis produk standar kualitas operasi perbankan syariah. investasi dan simpanan yang disesuaikan Hal tersebut berarti penerapan market dengan kebutuhan nasabahnya. discipline , khususnya dalam aspek

Hal tersebut, di satu sisi merupakan kepatuhan terhadap prinsip syariah akan hal

dapat dilakukan dengan baik. mengingat akan semakin luas spectrum

yang sangat

menggembirakan

Penyusunan suatu produk perbankan kebutuhan

syariah secara umum harus memenuhi tiga terpenuhi, namun di lain pihak, bank harus

hal pokok yang mencakup: pertama, obyek lebih waspada menghadapi risiko reputasi

dan proses transaksi harus memenuhi yang dapat muncul akibat keraguan

konsep halalan thoyyibah. Kedua, meng- masyarakat mengenai kesesuaian produk utamakan konsep bagi hasil disamping tersebut dengan prinsip syariah. konsep non bagi hasil seperti Murabahah

dan Ijarah . Ketiga, eliminasi unsur penerapan suatu prinsip syariah dapat

Perbedaan persepsi

mengenai

spekulasi yang tidak produktif (un- timbul karena belum jelasnya norma yang

productive speculation ). Secara teknis berlaku dalam industri, khususnya

setiap transaksi harus diikuti oleh transaksi mengenai sesuatu yang dapat maupun yang

ekonomi yang nyata (real economic tidak dapat dilakukan dalam suatu

transaction ).

transaksi syariah. Dalam suatu rentang Salah satu aspek yang membedakan

waktu variasi produk keuangan syariah antara sistem ekonomi kontemporer dapat bergeser sedikit demi sedikit dengan sistem ekonomi berdasarkan

sehingga dapat kehilangan faktor pembeda prinsip syariah adalah adanya batasan

yang jelas dan mengaburkan keabsahannya kegiatan ekonomi yang sudah terdefinisi

secara syariah. dan relatif tetap sepanjang waktu (sesuai

maslahat). Dalam pada industri-industri keuangan yang lain,

Sebagaimana telah lazim dilakukan

dengan

konsep

perspektif fiqih, setiap kegiatan termasuk pembentukan norma yang standar bagi

kegiatan ekonomi, pada dasarnya dapat suatu

dibedakan ke dalam lima golongan yaitu: membangun kepercayaan antara para

fardhu (wajib), sunnah, subhat, makruh pelaku di dalam industri perbankan

dan haram, penggolongan tersebut dalam syariah. Dengan tersedianya norma dan

kondisi normal didasarkan pada level standar, setiap pelaku akan memiliki

manfaat yang dihasilkan dari setiap jensi pegangan yang jelas atas norma yang

kegiatan baik dalam bentuk materi yang berlaku sehingga dapat mendorong

ditransaksikan maupun proses transaksi- peningkatan efisiensi operasi, mengingat

nya.

judgement atas keselarasan atas prinsip Sebagai contoh: kegiatan produksi

dan perdagangan makanan dan minuman

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

yang memabukkan

Namun demikian, penerapan konsep mengandung alkohol dari dulu sampai

seperti

yang

bagi hasil (sharing) harus dilakukan sekarang akan ditetapkan sebagai haram.

dengan pengetahuan yang memadai agar Penggolongan kegiatan dari sisi fiqih

mekanisme kontrak yang memiliki tujuan secara luas dapat pula mencakup proses

yang baik ini tidak disalahgunakan oleh manajemen karena kualitas manajemen

pihak-pihak yang notabene memiliki dapat dianggap sebagai proses produksi

keunggulan dalam informasi. Pada bagian yang harus pula mengikuti kaidah syariah

berikut, akan dibahas mengenai fenomena (etika bisnis Islam).

kontrak serta permasalahan dan manfaat- nya ditinjau dari aspek ekonomi.

Melalui analisis secara lebih cermat, pengelompokan kaidah-kaidah di atas pada

Penekanan pada konsep sharing akhirnya menuju pada kesimpulan bahwa:

merupakan salah satu ciri membedakan (1) kegiatan ekonomi harus mendorong

kegiatan operasional bank syariah dari kaidah kebebasan dan keadilan. (2) sifat

institusi perbankan lainnya. Penerapan dasar yang perlu dijunjug tinggi dalam

konsep sharing secara teoritis maupun ekonomi syariah dalam mendukung kaidah

empiris sebenarnya telah banyak dilakukan kebebasan dan keadilan adalah kesadaran

oleh para ahli ekonomi, termasuk di dunia akan Allah (Good consciousness ),

barat. Pembahasan yang dilakukan kelemahan-kelemahan (leniency) serta

termasuk pula di dalamnya mengenai pelayanan (services).

optimasilasi kontrak dalam berbagai macam kondisi.

Dalam dunia usaha, seseorang dapat merencanakan suatu proses kegiatan,

Aspek yang membedakan antara lain: namun tidak seorangpun dapat memastikan

level informasi yang didapat pihak-pihak apa yang akan terjadi atau didapatkan di

yang melakukan kontrak, preferensi, serta masa yang akan datang mengingat adanya

level dari ketidakpastian produksi dari faktor ketidak-pastian yang merupakan

usaha yang dilakukan. Kontrak bagi hasil, faktor yang given (sunatullah) seperti yang

pada prinsipnya, memberikan kele-luasaan terkandung di dalam Al- Qur’an sebagai

bagi agent (mudharib) untuk menentukan berukut:

level optimalisasi usaha yang akan dilakukannya.

“ Dan tiada seorangpun dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang diusahakannya

Untuk mencapai keadilan dalam akad besok. Dan tiada seorangpun yang

bisnis syariah di perbankan syariah, maka mengetahui di bumi mana dia akan mati ”.

perlu diadakan perbandingan dengan (Q.S. Luqman: 34)

negara lain yang telah terlebih dahulu melaksanakan pembiayaan dengan prinsip

Konsep tolong menolong dan kemitraan musyarakah dan mudharabah

kebersamaan (taawun) dalam menghadapi yang dituangkan dalam bentuk akad.

ketidakpastian merupakan salah satu prinsip yang sangat mendasar dalam

Mudharabah sebagai sebuah produk ekonomi syariah yang dianggap dapat

diterapkan dalam beberapa jenis pelayanan mendukung aspek keadilan. Penetapan

yang disediakan oleh bank untuk para suatu hasil di depan dalam suatu kegiatan

nasabahnya. Mudharabah pada pokoknya usaha antara principal-agen dianggap

dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: mudha- sangat berpotensi untuk memberatkan

rabah dalam bentuk praktik pengumpulan salah satu pihak mengingat hasil yang

dana, dan mudharabah dalam praktik didapat akan bervariasi.

dalam bentuk penyaluran dana atau 154 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

pembiayaan. 11 Mudharabah baik dalam Penekanan pada konsep bagi hasil bentuk pengumpulan dana maupun dalam

merupakan salah satu ciri yang mem- bentuk pembiayaan pihak bank dengan

bedakan operasional bank syariah dalam mitranya membagi keuntungan dan

produk investasi pembiayaan mudharabah/ kerugian yang disepakati bersama yang

institusi bank lainnya. Perbankan syariah telah dituangkan dalam akad/kontrak.

berorientasi pada kerjasama dan instrumen pembiayaan

syariah, secara ideal Masalah keuntungan bagi hasil ini

didasarkan atas bagi hasil yang menjadi semacam pertaruhan hidup

memperlihatkan suatu hubungan kemitraan matinya perbankan syariah, karena sebagai dan kesejajaran baik antara shohibul mal perbankan alternatif yang menawarkan

maupun mudharib yang sesuai dengan solusi

prinsip keadilan 14 . Kesamaan status dalam melegitimasikan pada Al-quran dan Hadist

suatu akad yang disepakati, kedua belah harus lebih baik dari pada bank-bank yang

pihak mempunyai posisi tawar seimbang ada . Hal penting dalam perhitungan bagi serta mencerminkan transparansi dan hasil Mudharabah adalah dituntut adanya

kejujuran dalam setiap tindakan yang kejujuran dari nasabah (mudhrib) dalam

dilakukan, yang menjadi faktor-faktor melaporkan hasil usahanya. Penentuan

pembeda bank syariah dan bank porsi bagi hasil atau nisbah disesuaikan

konvensional 15 .

dengan kesepakatan para pihak dan harus terjadi dengan suatu kerelaan.

Dalam konteks ekonomi Islam kerjasama harus didasarkan pada prinsip

Perjanjian dalam kontrak pem- saling menguntungkan dengan jujur

biayaan dengan prinsip bagi hasil sedrajat dan memberikan keuntungan bagi

mudharabah merupakan suatu perjanjian kedua belah pihak dan tidak membenarkan

atau kontrak yang adil karena posisi antara cara-cara yang hanya menguntungkan dua belah pihak seimbang. Hal ini seseorang, apalagi yang dapat men- disebabkan karena: datangkan kerugian pada orang lain atau

1. Kedua belah pihak mempunyai posisi keuntungan yang diperoleh ternyata yang seimbang dalam menentukan

merugikan kepentingan umum 16 . rasio keuntungan;

2. Esensi

Kontrak Kemitraan

2. Dalam kasus terjadi kerugian, penyedia

Mudharabah dan Musyarakah (profit

modal akan menderita kehilangan

and loss sharing)

uang, sedangkan mudharib akan Esensi dari kontrak kemitraan

kehilangan keuntungan, waktu dan Mudharabah dan Musyarakah (profit and usaha; loss sharing) adalah kerja sama untuk

3. Kedua belah pihak dalam perjanjian mencapai profit (keuntungan) berdasarkan menyepakati secara seimbang bahwa

akumulasi komponen dasar dan pekerjaan dalam perjanjian tidak ada hal-hal yang

13 dan modal, di mana keuntungan dapat membuat usaha menjadi gagal.

ditentukan melalui kedua komponen ini 17 .Pihak investor menanggung resiko

11 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah

14 Ibid

Di Bank Syariah Strategi Memaksimalkan Return dan

15 Ibid

Meminimalkan Resiko Pembiayaan di Bank Syariah Sebagai 16 Afzalur Rahman, Economic Doctrines of Islam, Akibat Masalah Agency , PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2008, hlm.

diterjemahkan oleh Suroyo dan Nastangin, Dana Bhakti Wakaf, 45 12

Yogyakarta, 1995, hlm. 115 17

13 Ibid Ahmad Sukarja. Riba, Bunga Bank, dan Pembiayaan Hj. R.A. Evita Isretno, Op. Cit, hlm. 70-71

Perumahan. Dalam H. Chuzaimah T.Yanggo dan H. A. Hafiz [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

kerugian dari modal yang telah diberikan, Walaupun ulama berbeda pendapat sedangkan pihak mudharib menanggung

tentang definisi riba, namun pendapat resiko tidak mendapat keuntungan dari

mereka dapat dilihat bahwa riba itu adalah hasil pendapatan pekerjaan dan usaha yang

imbangan yang dijalankan, dengan catatan apabila usaha

tambahan

tanpa

disyaratkan kepada salah satu di antara dua itu tidak menghasilkan keuntungan (profit).

pihak yang melakukan hutang-piutang atau tukar menukar barang. Jika dikaitkan

Oleh karena itu hukum perjanjian dengan hutang-piutang maka makna riba

Islam menentukan bahwa pembagian adalah tambahan tanpa imbangan yang

keuntungan harus

memenuhi asas

disyaratkan oleh pihak yang meminjamkan persamaan dan keseimbangan secara

18 atau berpiutang kepada pihak peminjam . timbal balik

dengan tujuan untuk melindungi para pihak yang terlibat dalam

Sebagaimana definisi riba, macam- perjanjian dan resiko riba atau penipuan

macam riba pun terjadi perbedaan (gharar).

pendapat dikalangan ulama. Ibnu Rusdy al- Qurtuby mengatakan bahwa riba terdapat

Riba berasal dari bahasa Arab, secara dalam 2 (dua) perkara, yaitu: jual beli dan

bahasa bermakna “ al- ziyada” yang berarti pada jual beli tanggungan, pinjaman atau

“tambahan”. Dalam kebaha saan riba juga

19 lainnya. Riba dalam jual beli menurutnya berarti “tumbuh” dan “ membesar” . Para ada 2 (dua) macam, yaitu nasi’ah dan ulama berbeda pendapat bahwa dalam tafadul . Sedangkan riba pada jual beli definisikan riba. Perbedaan ini disebabkan tanggungan juga terbagi 2 (dua) kategori, perbedaan mereka dalam memahami dan salah satunya adalah riba jahiliyah yang menginterpretasikan nash Alquran dan telah disepakati para ulama tentang sunnah Rasul.

keharamanya 23 .

Al-Jurjaji misalnya merumuskan

Alquran, istilah riba definisi riba sebagai berikut :

20 Dalam

disebutkan sebanyak tujuh kali. Dari tujuh Riba secara syar’i adalah kelebihan atau

ayat tersebut, proses keharaman riba, tambahan pembayaran tanpa ganti imbalan,

sebagaimana yang terjadi pada khamr, yang disyaratkan bagi salah seorang dari

empat tahap. dua orang yang membut akad atau

berlangsung

dalam

Keharaman riba tidak langsung sekali, transaksi.

tetapi berlangsung secara bertahap, terkait Pendapat yang berbeda dikemukakan

dengan kondisi dan kesiapan masyarakat

oleh Badr al-Din al-Aini: dalam menerima suatu perintah . Ri ba secara syar’i adalah perubahan atas

Tahap pertama surat al-Rum (30): harta pokok tanpa adanya aqad atau

39, ayat yang menerangkan tentang asumsi transaksi jual beli yang riil 21 .

manusia yang menganggap harta riba akan menambah hartanya, padahal di sisi Allah

SWT asumsi itu sebenarnya tidak benar, Buku III Jakarta, Pustaka Firdaus 1997.hlm. 49 18 karena hartanya tidak bertambah karena

Anshory, AZ, ed, Problematika Hukum Islam Kontemporer.

Nyala Comair Obeid. The Law of Business Contracts in The Arab iniddle East., A Theoritical and Practical

melakukan riba. Allah SWT berfirman

Comparative Analysis (With Particular Reference To Modern Legislation) London-The Haque Boston. Kiuwer International. 1996, hlm. 7

Badar Al-Din Abi Muhammad al-Aini, Umdah al- Abdullah Saeed, Islamic Banking and Intrest: A Studi

Qari, Syaikh Al-Bukhari dalam Muslim H. Karo, Op. Cit. hlm. of the Prahibition of Riba and to Its Contems Orery

Interpretation , Kidem: Ej. Brill, 1996, hlm. 4

23 Muslimin H. Kara, Bank Syariah Di Indonesia Ibid Ibnu Rusdy al-Qurtuby, Ibid Analisis Kebijakan Pemerintah Indonesia Terhapda Perbankan

24 Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqto’id, dalam Syariah , UII Pres Yogyakarta, 2005, hlm. 75

Muslim H. Kora,Ibid

156 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

yang artinya: Dan sesuatu riba (tambahan)

kamu bertaubat (dari yang kamu berikan agar dia bertambah

Dan jika

pengambilan riba) maka bagimu pokok pada harta manusia, maka riba itu tidak

hartamu; kamu tidak menganiaya dan menambah pada sisi Allah dan apa yang 28 tidak (pula) dianiaya (279) ” .

kamu berikan berupa zakat yang kamu Yusuf Al-Qordhani menjelaskan ayat

maksudkan untuk mencapai keridhaan di atas bahwa sesuatu yang lebih dari

Allah, maka (yang berbuat demikian) modal dasar adalah riba, sedikit atau

itulah orang-orang yang melipatgandakan

25 banyak. Jadi, setiap kelebihan dari modal (pahalanya) . asli yang ditentukan sebelumnya karena

Tahap kedua, diceritakan bahwa semata-mata imbalan bagi berlakunya orang-orang Yahudi dilarang melakukan 29 waktu adalah riba .

riba, tapi larangan itu dilanggar sehingga Batasan riba yang diharamkan oleh

mereka mendapat murka Allah SWT. Hal

sebenarnya tidak itu dijelaskan Allah SWT dalam surat An-

Al- Qur’an

itu

memerlukan penjelasan yang rumit, karena Nisa (4): 161 yang artinya: tidak mungkin Allah mengharamkan

Dan disebabkan mereka memakan riba, sesuatu bagi manusia, apalagi mengancam padalah sesungguhnya mereka telah

pelakunya dengan siksa yang paling pedih, dilarang daripadanya, dan mereka

sementara bagi mereka sendiri tidak jelas memakan harta orang dengan jalan yang

apa yang dilarang itu. Padahal Allah telah batil. Kami telah menyediakan untuk

berfirman “Allah telah menghalalkan jual - orang-orang yang kafir diantara mereka

beli dan mengharamkan riba” (al -Baqarah:

26 itu siksa yang pedih 30 . 275) . Tahap ketiga, turun berkaitan dengan

Huruf “ al- ma’rifah ” ( the definite pengaharaman riba yang berlipat ganda,

article ) dalam kata “ ar-riba ” baik sebagai yaitu dapa surat Ali ‘Imran (3): 13 0 yang

keterangan “ li l ‘ahd ” ‘lazim dikenal’ atau artinya: Hai orang-orang yang beriman,

“l il jinsi ” ‘jenis’, atau “ lil istighroq ” janganlah kamu memakan riba dengan

‘umum’, maksudnya sudah jelas dan berlipat ganda dan bertakwalah kamu

terang, yaitu mengharamkan seluruh jenis kepada Allah supaya kamu mendapat

riba. Seandainya pengertian riba masih keberuntungan 27 . kabur, mestilah diterangkan Allah kepada

mereka. Ayat ini tidak mendefinisikan lagi Tahap keempat, marupakan larangan

kata riba mengingat sudah lazim dikenal Allah SWT secara menyeluruh untuk tidak

secara umum. Padahal, penjelasan yang melakukan riba, termasuk sisa-sisa riba

terlambat dari waktu dibutuhkannya tidak yang dipraktikkan pada masa itu. Hal ini dapat diterima sebagaimana pernyataan dapat dilihat dari Firman Allah dam surat

kaidah ilmu ushul fikih, sehingga riba yang Al-Baqarah (2): 278-279 yang artinya:

dimaksud tidak memerlukan penjelasan “ Hai

bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu

Riba sebagai suatu bentuk transaksi orang-orang yang beriman (278). Maka

telah dikenal oleh bangsa Arab sejak masa kamu jika tidak mengerjakan (meninggal- kan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa

28 Yusuf Al-Qordhani, Fawraid al-Bank Hiya al-Riba al-

Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.

Haram (Bunga Bank Haram) di Terjemahkan oleh Setiawan Budi Utomo, Akbar Media Eka Purnomo, Jakarta, 2001, hlm.

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

jahiliah, dan juga dikenal oleh non Arab. Syafruddin Prawiranegara dan Muhammad Bangsa Yahudi telah mempraktikkan riba

Hatta juga termasuk orang-orang yang jauh sebelum itu, sampai-sampai perbuatan

tidak memasukkan kategori bunga uang tersebut diinventarisasi oleh Al- 35 Qur’an sebagai riba .

dalam kumpulan

catatan

criminal

Kelompok pertama memperkuat mereka .“ Mereka (Yahudi) mengambil

argumentasi dengan dalil dalam ayat-ayat riba, padalah telah dilarang dari

Alquran, sepeti surat Al-Rum (30): 39; Ali perbuatan itu” (an- Nissaa’: 161).

Al -Baqarah (2) Seandainya riba yang diharamkan

275,276,278 dan 279 juga didukung Allah ini masih membingungkan, pastilah

dengan hadis-hadis Nabi baik untuk mereka menanyakannya, sampai jelas betul 36 menundukkan riba nasi’ah maupun fadl .

bagi mereka. Karena mereka terkenal Sedangkan kelompok kedua beralasan sebagai orang-orang yang penuh perhatian

bahwa riba yang diharamkan dalam mempelajari din mereka. Perihal berita dari

Alquran adalah yang masyhur, riba yang sebagian sahabat yang masih kurang jelas

dipraktekkan masyarakat arab pada masa tentang beberapa bentuk riba, yang

kenabian, yaitu dikenal dengan riba dimaksudkan adalah riba fadhl ‘jual - beli’,

jahiliyah . Riba ini adalah riba nasi’ah , riba bukan riba 33 nasi’ah ‘utang piutang’ . tangguhan yang mengandung unsur-unsur

ad’afan muda’afah, berlipat ganda atau Dalam keharaman riba tersebut di

eksploitasi. Menurut Mahmud Syaltut 37 , atas, ulama berbeda pendapat. Namun

riba yang dimaksud dalam Alquran secara garis besarnya pandangan mereka

dipahami dengan pendekatan urf dimana terbagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: (1)

ayat itu turun, maka yang dimaksud adalah kelompok pertama menyatakan riba

riba yang berlipat ganda. hukumnya haram, baik banyak maupun

sedikit kadarnya. Kelompok ini banyak Menurut Muhammad Hatta bahwa didukung oleh kalangan ulama fiqh,

kemauan orang membayar bunga ada dua termasuk ulama kentemporer seperti Abul

sebab: yakni timbangan psikologis dan a’la al -Maududi, Hasan al-Banna dan

timbangan ekonomi. Timbangan psikologi lainnya.

pada pokoknya ialah karena keadaan terpaksa untuk memenuhi kebutuhan

Al- Qur’an telah banyak melarang hidupnya yang konsumtif, seumpama

kemungkaran dan sebagiannya memper- untuk membeli beras buat makan mereka

tegas ancaman. Tapi penjelasan mengenai sekeluarga. Asal diperolehnya uang

pengharaman riba lebih tegas dari sekarang saking perlunya mau saja ia

kemungkaran dan maksiat lainnya. membayar bunga berapapun besarnya di Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam

kemudian hari.

menegaskan larangan praktik riba dan mempraktikkannya dalam negara Islam

Lain halnya dengan timbangan percontohan 34 ; dan (2) kelompok kedua ekonomi. Di sini orang meminjam uang

hanya mengharamkan hukum riba yang dengan maksud untuk tujuan ekonomi, berlipat ganda saja. Termasuk kelompok

seumpama hendak membuka perusahaan ini misalnya Muhammad Abduh, Mahmud

dan sebagainya agar supaya memperoleh Saltut. Di Indonesia ekonomi seperti

untung yang lebih banyak. Di sini orang

meminjam uang dengan pakai perhitungan

34 Ibid Syaikh Abul A’la Al -Mududi, Bunga dan Riba,

36 diterjemahkan oleh Isnando, Pustaka Qalami, Jakarta, 2003, hlm. Ibid Ibid 121-122

37 Ibid

158 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

untung rugi. Jika dirasa merugi orang tidak

a. Musyarakah adalah hubungn yang mau meminjam atau niscaya hendak

ditetapkan atas dasar suatu kontrak meminjam itu dibatakannya 38 . yang disepakati secara bersama oleh

pihak-pihak untuk berbagi keuntungan Menurut Syabirin Harahap bahwa atau kerugian dari kegiatan usaha mempersamakan bunga dengan Riba

bersama.

secara mutlak adalah sesuatu yang masih perlu ditinjau lagi kebenarannya. Hal ini

suatu proyek disebabkan karena ternyata bahwa sistem

b. Investasi

dalam

musyarakah bersumber dari para perekonomian yang diakui dan diperguna-

partner/ pemegang saham yang kan di seluruh dunia pada masa ini, baik ia

selanjutnya disebut sebagai partners. Negara Islam maupun tidak, ternyata

c. Keuntungan harus didistribusikan sama-sama

39 dengan porsi yang disetujui bersama berdasarkan bunga.

dalam kontrak.

Hal ini menunjukkan bahwa sistem

d. Jika satu atau lebih partners memilih ekonomi yang berdasarkan bunga itu untuk menjadi non-working atau silent adalah merupakan suatu sistem yang diakui partners , rasion dari keuntungan yang oleh seluruh Negara di dunia, dapat didapatkan pihak tersebut tidak boleh memberi kepada warganya suatu dinamika lebih besar dari rasio investasi modal yang nyata, khususnya di bidang

tanamkan secara kesejahteraan materiil. Memang demikian- keseluruhan dalam investasi musya- lah yang dapat kita saksikan pada zaman

yang

mereka

rakah tersebut.

modern ini bahwa

pertumbuhan,

perkembangan dan kemajuan peradaban

e. Jika mudharib dalam suatu perjanjian manusia dewasa ini, secara langsung atau

mengkontribusikan tidak langsung sistem ekonomi yang

shirkah

juga

modalnya dalam kegiatan usaha berdasarkan

musharakah,

dia berhak untuk memperoleh bagian keuntungan dalam

Bunga tentu turut ambil peranan di proporsi modal yang dia tempatkan

dalamnya. Kiranya ini tidak dapat dibantah disamping bagiannya sebagai mudharib

kebenarannya, maka apabila sudah sesuai dengan proporsi yang disepakati. demikian keadaannya, tidaklah ragu-ragu

bahwa bunga itu tidak semuanya

f. Tidak diperkenankan untuk menetap- mendatangkan aniaya kepada manusia

kan suatu jumlah lump sum yang tetap seperti yang dilontarkan oleh setengah

bagi pihak partner tertentu, ataupun Ulama yang menuduhnya sama dengan

persentase keuntungan yang tetap Riba 40 .

dikalikan

jumlah modal yang disetornya. Namun, management fee

3. Prinsip-Prinsip Dalam Akaq Sistim

diperkenankan dibayar kepada partner

Kemitraan Musyarakah

yang mengelola proyek musyarakah Prinsip-Prinsip Dalam Akaq Sistim

asalkan perjanjian pembayaran fee Kemitraan Musyarakah adalah sebagai

tersebut dibuat indipenden dari berikut:

perjanjian musharakah.

g. Kerugian ditanggung secara bersama

oleh semua partners dengan proporsi

Muhammad Hatta, Beberapa Pasal Ekonomi, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1958, hlm. 38

sesuai dengan proporsi modalnya.

39 Syabirin Harahap, Bunga Uang dan Riba Dalam Hukum Islam, Jakarta, Al-Husna 1993, hlm. 132 40

Ibid [Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

h. Seluruh aset proyek musyarakah membayar lebih dimiliki secara bersama denga proporsi

cepat dari waktu kepemilikan sesuai dengan proporsi

akad, mestinya modal masing-masing partners.

bisa

i. Seluruh partners harus mengkont- memberikan ribusikan modalnya dalam nilai uang

bonus berupa atau jenis lainnya yang disetujui cara

tidak membayar bagi hasil sisa

valuasinyanya. jangka

waktu

4. Rekonstruksi akad pembiayaan

akad

Musyarakah pada Bank Muamalat Indonesia

Nasabah tidak Konstruksi dalam pasal-pasal akad

4 Pasal 7 ayat (6)

diwajibkan pembiayaan Musyarakah pada Bank

membayar, ganti Muamalat Indonesia masih banyak

rugi, denda dan mengandung unsur ketidak adilan dan

biaya-biaya unsur ketidak kesetaraan, oleh karena itu

yang tidak jelas akad pembiayaan musyarakah tersebut

5 Pasal 8 Biaya, Biaya potongan, perlu di rekonstruksi supaya memenjuhi

dan dan pajak yang rasa keadilan dan kesetaraan.

potongan

terkait dengan Isi pasal-pasal yang perlu di

pajak

mitra usaha rekonstruksi adalah sebagaimana yang

dibebankan tercantum dalam tabel di bawah ini:

kepada kedua belah pihak.

Ketentuan yang

Ketentuan/Isi No.

Biaya kedua

adil dan

Pasal

belah pihak biaya penasehat

kesetaraan

1 Pasal 1 devinisi Supaya hukum tidak ayat (1) dan (7)

pengertian

perlu, karena

agunan dengan

usaha di kelola

6 Pasal 10 Denda

Denda yang

2 Pasal 2 hak dan Pasal 2 ayat (4) dibebankan kewajiban dalam Bank

kepada nasabah pengelolaan usaha mengakui dan

hanya

tidakp erlu ada,

memiliki

aset

dan bila ada

asuransi dengan

denda

posisi dana yang

ditanggung

dimasukkan

bersama, karena

dalam usaha

pihak bank dan nasabah sama-

3 Pasal 7 tata cara Supaya

sama mengelola pembayaran

bank

usaha. kewajiban ayat (2) itikad

menghargai

baik

11 Jaminan 160 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

nasabah

yang

7 Pasal

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

Pemberian

dan 14 ayat 1 huruf f Jaminan

dikemudian hari

Kewajiban

ini terlalu Agunan ayat 1 karena

dan tidak

perlu,

pembatasan

tindakan nasabah berlebihan, bank bagian ahir

bank

akan bertindak

telah

Ayat huruf f

sangat subyektif.

menempatkan pegawai

atau

8 Pasal 12 Cidera Cidera

wakil yang Janji

janji

harus mengacu

dipercaya untuk

dengan mitra

berlaku seperti

11 Pasal 15 Asuransi Semua biaya

KUHPerdata

asuransi harus

bersama oleh

dikatakan cidera

mitra usaha

janji apabila:

(bank dan 1.Tidak melakukan

5. Prinsip-Prinsip Dalam Akaq Sistim

perjanjikan

Kemitraan Mudharabah

2. Melakukan tetapi

Prinsip-prinsip dalam akaq sistim

terlambat

kemitraan mudharabah adalah sebagai berikut:

3. Melakukan tetapi

tidak

sesuai

a. Mudharabah adalah suatu pengaturan

dengan

yang

dimana seseorang berpartisipasi dengan

diperjanjikan

menyediakan

sumber pen- danaan/uangnya dan pihak lainnya

9 Pasal 13 Akibat Akibat

menyediakan tenaganya, dan dengan Cidera Janji

cidera

janji mengacu

mengikutsertakan bank, unit trust,

pada

undang-

reksadana, atau institusi dan orang

undang (KUH

lainnya.

Perdata):

b. Seorang mudharib yang menjalankan

1. Membatlkan

bisnis dapat diartikan sebagai orang

perjanjian

pribadi, sekumpulan orang atau suatu

2. Membayar

badan hukum dan badan usaha.

denda/ganti rugi

c. Rabbul mal harus menyediakan

3. Membatalkan

investasinya dalam bentuk uang atau

perjanjian

di

sejenisnya, selain daripada piutang,

tambah

dengan nilai valuasi yang disepakati

denda/ganti rugi

bersama yang dilimpahkan pengelolaan sepenuhnya pada mudarib.

10 Pasal

14 Ketentuan pasal

[Fakultas Hukum Universitas Mataram] | Jurnal Hukum JATISWARA

[F AKULTAS H UKUM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

d. Pengelolaan usaha mudharbah harus

6. Rekonstruksi akad pembiayaan

dilakukan secara ekslusif

oleh

Mudharabah pada Bank Muamalat

mudharib dengan kerangka mandat

Indonesia

yang ditetapkan dalam kontrak Konstruksi dalam pasal-pasal akad mudharabah. pembiayaan Mudharabah pada Bank

e. Keuntungan harus dibagi dalam suatu Muamalat Indonesia masih banyak proporsi yang disepakati pada awal

mengandung unsur ketidak adilan dan kontrak dan tidak boleh ada pihak yang

unsur ketidak kesetaraan, oleh karena itu berhak untuk memperoleh nilai

akad pembiayaan Mudharabah tersebut imbalan atau

perlu di rekonstruksi supaya memenjuhi ditetapkan dimuka.

renumerasi

yang

rasa keadilan dan kesetaraan.

f. Kerugian finansial dari kegiatan usaha Isi pasal-pasal yang perlu di mudharabah harus ditanggung oleh

rekonstruksi adalah sebagaimana yang rabbul mal, kecuali jika terbukti

tercantum dalam tabel di bawah ini: mudharib melakukan kecurangan,

Ketentuan/ kelalaian Ketentuan yang adil atau kesalahan dalam

No.

mengelola dan kesetaraan secara sengaja atau bertindak tidak sesuai dengan mandat

Isi Pasal

1 Definisi agunan dan yang telah ditetapkan dalam perjanjian

1 Pasal

jaminan yang mudharabah .

definisi

terdapat dalam Pasal

1 ayat 1 dan 7 supaya

g. Kewajiban dari rabbul mal adalah disamakan. terbatas sebesar nilai investasinya

2 Pasal 6 tata Ketentuan Pasal 6 kecuali dinyatakan lain dalam kontrak

ayat 2, jika nasabah mudharabah.

cara

pembayaran membayar kembali

h. Mudharabah dapat bervariasi tipenya utangnya sebelum yang dapat dengan satu atau banyak

jangka waktu akad tujuan, bergulir atau periode tertentu,

berakhir, bank tidak restricted atau unrestricted, close atau

memperhitungkan open-ended tergantung dengan kondisi

pendapatan bagi hasil yang ditetapkan.

dan biaya-biaya lain.

3 Pasal

7, Ketentuan Pasal 7

i. Mudharib dapat menginvestasikan

ayat 1 huruf a dan b dananya dalam bisnis mudharabah

biaya,

potongan, dan supaya disesuaikan dengan persetujuan rabbul mal .

dengan fatwa DSN Persyaratannya adalah rabul mal tidak

pajak

MUI No: 07/DSN- boleh memperoleh porsi keuntungan MUI/IV/2000, dalam lebih besar dari porsi investasinya ketentuan

fatwa terhadap total investasi proyek

tersebut mudharib mudharabah . Kerugian harus dibagi

hanya dibebankan sesuai dengan proporsi modal dari

biaya operasional masing-masing pihak. saja.

Pasal 7 ayat 2 Biaya advokat

tidak dibebankan kepada mudharib,

karena yang berkepentingan

162 Jurnal Hukum JATISWARA | [ Fakultas Hukum Universitas Mataram]

[U NIVERSITAS M ATARAM ]

J J J A A A T T T I I I S S S W W W A A A R R R A A] A

adalah Bank seharusnya siapa saja Pasal 7 ayat 3 Biaya

pengusaha baik yang pajak

berbadan hukum oleh para pihak.

ditanggung

maupun tidsak Pasal 8