Pembeda perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang

Akuntansi untuk Perusahaan
Pemanufakturan

Pengertian
Perusahaan
Pemanufakturan
(manufacturing company)
Perusahaan yang mengolah bahan
mentah (bahan baku) menjadi barang
jadi.

Pembeda perusahaan
manufaktur dengan
perusahaan dagang
Dalam hal cara memperoleh barang yang akan
dijual.


Perusahaan dagang, barang yang dijual
diperolehnya dari pemasok




Perusahaan manufaktur, barang yang dijual
diperoleh dengan cara mengolah lebih dahulu.

Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur


Terdiri atas 3 klasifikasi yaitu persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.



Persediaan di perusahaan pemanufakturan juga dapat
diselenggarakan dengan sistem periodik dan sistem perpetual.



Produksi di perusahaan manufaktur juga dapat dikelompokkan

menjadi 2 sistem yaitu produksi yang dilakukan berdasar
pesanan (job order) dan produksi yang dilakukan berdasar
proses (process).



Proses produksi dapat terdiri dari banyak unit/ departemen
produksi.



Kegiatan bisnis di perusahaan manufaktur lazimnya lebih
rumit dibanding di perusahaan dagang dan jasa karena
perusahaan manufaktur melakukan proses produksi.

Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur


Proses produksi di perusahaan manufaktur pada

dasarnya meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1.

Penggunaan bahan baku/ mentah untuk diolah

2.

Penggunaan tenaga kerja untuk mengolah bahan baku

3.

Penggunaan fasilitas untuk mendukung proses produksi

4.

Pengiriman produk jadi/selesai ke gudang atau ke
departemen selanjutnya.

Laporan Keuangan

Perusahaan Manufaktur
Sama seperti dengan perusahaan dagang, perbedaan
utamanya terletak pada bagian aset lancar di neraca
dan beban pokok penjualan di laporan laba rugi.

Neraca
Perusahaan Dagang
Bagian Aset Lancar
31 Desember 2015

Perusahaan Manufaktur
Bagian Aset Lancar
31 Desember 2015

Aset Lancar

Aset lancar

Kas
100

Piutang Usaha (bersih)
200
Persediaan Barang Dagangan 500

Kas
Piutang Usaha (bersih)
Persediaan Barang Jadi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Penolong

500
200
300
200
100
200

Laporan Laba Rugi
Perusahaan Dagang

Laporan Laba-rugi untuk tahun 2015
Beban Pokok Penjualan

Jumlah

Persediaan Barang Dagangan Awal

Rp

1.000

Pembelian Bersih

Rp

9.925

Tersedia untuk dijual

Rp 10.925


Persediaan Barang Dagangan Akhir

(Rp

Beban Pokok Penjualan

Rp 10.025

900)

Laporan Laba Rugi
Perusahaan Manufaktur
Laporan Laba-rugi untuk tahun 2015
Beban Pokok Penjualan

Jumlah

Persediaan Barang Jadi Awal


Rp

1.200

Harga Pokok Produksi

Rp

68.800

Tersedia untuk dijual

Rp 70.000

Persediaan Barang Jadi Akhir

(Rp

Beban Pokok Penjualan


Rp 69.500

500)

Harga Pokok Produksi
Tahun 2015
Persediaan Barang dalam Proses Awal
Ditambah:
Bahan Baku
Persediaan Awal
Rp
Pembelian
Rp
Tersedia untuk dipakai
Rp
Persediaan Akhir
Rp
Pemakaian Bahan Baku
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik

Tenaga Kerja Tak Langsung Rp
Listrik dan Air
Rp
Pemakaian Bahan Penolong Rp
Penyusutan Mesin dan Pabrik Rp
Total Overhead Pabrik
Biaya Produksi Tahun ini
Total Barang Dalam Proses
Dikurangi
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir
Harga Pokok Produksi

Rp

1.000

Rp
Rp

69.600

70.600

Rp
Rp

1.800
68.800

500
10.000
10.500
(900)
Rp
Rp

9.600
20.000

Rp

40.000

5.000
14.000
3.000
18.000

Harga Pokok Produksi
(Cost of goods manufactured)
Sejumlah kas atau aset lain yang digunakan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai
menjadi barang jadi.
Unsur-unsur yang melekat pada harga pokok produksi terdiri atas:
1. Bahan Baku
Bahan dasar yang terdapat pada barang jadi.
2. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan
barang, baik dengan menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan
bantuan mesin-mesin.
3. Overhead Pabrik
Komponen harga pokok produksi yang timbul dalam proses pengolahan yang tidak dapat
digolongkan dalam bahan baku dan tenaga kerja langsung.
a. Tenaga kerja tak langsung
b. Bahan Penolong
c. Penyusutan Gedung dan Mesin Pabrik

Sistem Penentuan Harga
Pokok Produk
A. Penentuan Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)
Untuk menentukan biaya produk yang spesifikasinya
ditentukan oleh pemesan.
Contoh : Kartu Undangan, brosur
B. Penentuan Harga Pokok Proses (Process Costing)
Untuk menentukan harga pokok produk standar atau produk massa, yakni produk
yang spesifikasinya ditentukan oleh perusahaan pembuatnya bukan oleh
pemesan.

Harga pokok produk baik dalam job order costing ataupun process costing
dapat ditentukan:
a. Sebelum produk dibuat
b. Setelah produk selesai dikerjakan

Sistem Periodik


Metode ini untuk process costing yang penentuan biayanya menggunakan
historical costing.



Historical costing digunakan untuk tujuan penentuan harga pokok produk
semata.

Akun-akun Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur


Persediaan Bahan Baku
Digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa
diawal dan akhir perioda.



Persediaan Bahan Penolong
Digunakan untuk mencatat nilai bahan penolong yang masih tersisa
diawal dan akhir perioda.



Persediaan Barang Dalam Proses
Digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses
diawal dan akhir perioda.



Persediaan Barang Jadi
Digunakan untuk mencatat nilai barang jadi diawal dan akhir
perioda.

Jurnal Transaksi
Keterangan

Pada tanggal 3 Januari, perusahaan membeli secara kredit
bahan baku Rp 10.000 dan bahan penolong Rp 500.

Jurnal
Jan

03

Pembelian Bahan Baku

Rp 10.000

Pembelian Bahan Penolong Rp
Utang Usaha

500
Rp

10.500

Jurnal Transaksi
Keterangan

Pada akhir januari 2015, perusahaan melakukan perhitungan
fisik bahan baku. Hasilnya menunjukkan bahwa persediaan
bahan baku pada saat itu adalah Rp 900. Perhitungan Pemakaian
bahan baku :
Persediaan bahan baku awal
Rp
500
Pembelian bahan baku
Rp 10.000
Bahan baku tersedia untuk digunakan
Rp 10.500
Persediaan bahan baku akhir
( Rp
900)
Pemakaian bahan baku
Rp 9.600

Jurnal
Jan

31

Persediaan Bahan Baku (Akhir)

Rp

900

Pemakaian Bahan Baku

Rp 9.600

Pembelian Bahan Baku

Rp 10.000

Persediaan Bahan Baku (Awal)

Rp

500

Jurnal Transaksi
Keterangan

Selama bulan Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000. Perusahaan
juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian umum,
administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah sebesar Rp
2.000.

Jurnal
Jan

31

Tenaga kerja langsung

Rp 20.000

Biaya gaji dan upah

Rp 2.000

Kas

Rp

22.000

Jurnal Transaksi
Keterangan

Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.

Jurnal
Jan

25

Biaya listrik dan air
Kas

Rp

13.000
Rp

13.000

Jurnal Transaksi
Keterangan

Selama bulan januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh tak langsung. Jumlah yang menjadi tanggungan
perusahaan adalah Rp 5.000 dan dibayar pada akhir januari
2015.

Jurnal
Jan

31

Tenaga kerja tak langsung
Kas

Rp

5.000
Rp

5.000

Jurnal Transaksi
Keterangan

Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan melakukan
perhitungan fisik bahan penolong. Hasilnya menunjukkan bahwa
persediaan bahan penolong pada saat itu adalah
Rp
2.000. Dengan contoh dimuka bahwa pembelian bahan penolong
adalah Rp 500, maka perhitungan pemakaian bahan penolong
adalah:
Persediaan bahan penolong awal
Rp 4.500
Pembelian bahan penolong
Rp
500
Bahan penolong tersedia untuk digunakan Rp 5.000
Persediaan bahan penolong akhir
( Rp 2.000 )
Pemakaian bahan penolong
Rp 3.000

Jurnal
Jan

31

Persediaan Bahan Penolong (Akhir)

Rp 2.000

Pemakaian Bahan Penolong

Rp 3.000

(awal)

Pembelian Bahan Penolong

Rp

500

Persediaan Bahan Penolong

Rp

4.500

PT ABCD
Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)
Per 31 Januari 2015
No. Rek
101
102
103
201
202
203
204
205
206
301
302
401
402
501
601
602
603
604
605
606
607
608
609
610
611
612
700

Rekening
Kas
Piutang Usaha
Persediaan Barang Jadi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Penolong
Tanah
Mesin dan Pabrik
Akumulasi Penyusutan Mesin dan Pabrik
Utang Usaha
Utang Listrik dan Air
Modal Saham Biasa
Saldo Laba
Penjualan
Pembelian Bahan Baku
Pembelian Bahan Penolong
Tenaga Kerja Langsung
Tenaga Kerja Tak Langsung
Listrik dan Air
Beban Gaji dan Upah (Administrasi dan Umum)
Beban Pemasaran
Penyusutan Mesin dan Pabrik
Pemakaian Bahan Baku
Pemakaian Bahan Penolong
Harga Pokok Produksi
Beban Pokok Penjualan
Ikhtisar Laba Rugi

TOTAL

Debet
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Kredit

100
200
1.200
1.000
500
4.500
13.000
180.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

10.000
500
20.000
5.000
13.000
2.000
4.000
255.000

Rp

5.400
30.000
19.600
200.000

255.000

Jurnal Transaksi
Keterangan

Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan menjual barang
jadi secara kredit Rp 200.000.

Jurnal
Jan

31

Piutang Usaha
Penjualan

Rp

200.000
Rp

200.000

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Bahan baku yang masih tersisa pada akhir tahun sejumlah
Rp 900

Jurnal (Mencatat pemakaian bahan baku)
Jan

31

Persediaan Bahan Baku (Akhir)

Rp

900

Pemakaian Bahan Baku

Rp 9.600

Pembelian Bahan Baku

Rp 10.000

Persediaan Bahan Baku (Awal)

Rp

500

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Bahan penolong yang masih tersisa pada akhir tahun Rp 2.000

Jurnal (Mencatat pemakaian bahan penolong)
Jan

31

Persediaan Bahan Penolong (Akhir)

Rp 2.000

Pemakaian Bahan Penolong

Rp 3.000

Pembelian Bahan Penolong

Rp 4.500

Persediaan Bahan Penolong (Awal)

Rp

500

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Mesin dan pabrik disusut untuk tahun ini sebesar Rp 18.000

Jurnal (Mencatat penyusutan mesin dan pabrik)
Jan

31

Penyusutan Mesin dan Pabrik
Akumulasi Penyusutan Mesin dan
Pabrik

Rp 18.000
Rp 18.000

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Listrik dan air yang belum dibayar Rp 1.000

Jurnal (Mencatat listrik dan air yang belum dibayar)
Jan

31

Listrik dan Air
Utang listrik dan air

Rp 1.000
Rp 1.000

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Barang jadi yang ada di gudang bersaldo Rp 500

Jurnal (Mencatat beban pokok penjualan)
Jan

31

Beban Pokok Penjualan

Rp- 69.500

Persediaan Barang Jadi (Akhir)

Rp

500

Harga Pokok Produksi

Rp 68.800

Persediaan Barang jadi (Awal)

Rp

1.200

Jurnal Penutup
Tanggal
Jan

31

Keterangan
Penjualan

Debet
Rp

Kredit

200.000

Ikhtisar Laba Rugi

Rp

200.000

Beban Pokok Penjualan

Rp

69.500

Beban Gaji dan Upah

Rp

2.000

Beban Pemasaran

Rp

4.000

Rp

124.500

(Untuk menutup saldo akun
penjualan)
31

Ikhtisar Laba Rugi

Rp

75.500

(Untuk menutup akun-akun biaya)
31

Ikhtisar Laba Rugi
Saldo Laba
(Untuk menutup saldo akun ikhtisar
laba rugi)

Rp

124.500

Sistem Perpetual


Metode ini untuk process costing yang penentuan biayanya menggunakan
historical costing.



Historical costing digunakan untuk tujuan penentuan harga pokok produk
semata.

Akun-akun Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur


Persediaan Bahan Baku
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan mutasi bahan baku selama satu
perioda.



Persediaan Bahan Penolong
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan mutasi bahan penolong selama
satu perioda.



Persediaan Barang Dalam Proses
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan akhir barang dalam proses
selama satu perioda.



Persediaan Barang Jadi
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan mutasi barang jadi selama satu
perioda.



Barang dalam proses
Digunakan untuk mencatat bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik untuk memproses produk.

Jurnal Transaksi
Keterangan

Tanggal 3 januari 2015, perusahaan membeli secara kredit
bahan baku Rp 10.000 dan bahan penolong Rp 500.

Jurnal
Jan

3

Persediaan Bahan Baku

Rp

10.000

Persediaan Bahan Penolong

Rp

500

Utang Usaha

Rp

10.500

Jurnal Transaksi
Keterangan

Pada tanggal 25 Januari 2015 digunakan bahan baku sebanyak
Rp 9.600.

Jurnal - PERPECTUAL
Jan

25

Barang Dalam Proses

Rp 9.600
Rp

Persediaan Bahan Baku

Keterangan

9.600

Pada akhir januari 2015, perusahaan melakukan perhitungan
fisik bahan baku. Hasilnya menunjukkan bahwa persediaan
bahan baku pada saat itu adalah Rp 900. Perhitungan Pemakaian
bahan baku :
Persediaan bahan baku awal
Rp
500
Pembelian bahan baku
Rp 10.000
Bahan baku tersedia untuk digunakan
Rp 10.500
Persediaan bahan baku akhir
( Rp
900)
Pemakaian bahan baku
Rp 9.600

Jurnal
Jan

31

Persediaan Bahan Baku (Akhir)

Rp

900

Pemakaian Bahan Baku

Rp 9.600

Pembelian Bahan Baku

Rp 10.000

Persediaan Bahan Baku (Awal)

Rp

500

Jurnal Transaksi
Keterangan

Tanggal 31 Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000. Perusahaan
juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian umum,
administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah sebesar Rp
2.000.

Jurnal
Jan

31

Barang Dalam Proses

Rp 20.000

Biaya gaji dan upah

Rp 2.000
Rp

Kas

Keterangan

22.000

Selama bulan Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000. Perusahaan
juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian umum,
administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah sebesar Rp
2.000.

Jurnal
Jan

31

Tenaga kerja langsung

Rp 20.000

Biaya gaji dan upah

Rp 2.000

Kas

Rp

22.000

Jurnal Transaksi
Keterangan

Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.

Jurnal - PERPECTUAL
Jan

25

Barang Dalam Proses

Rp

13.000
Rp

Kas

Keterangan

13.000

Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.

Jurnal - PERIODIK
Jan

25

Biaya listrik dan air
Kas

Rp

13.000
Rp

13.000

Jurnal Penyesuaian UNT PERIODIK
Keterangan

Barang yang masih dalam proses pada akhir tahun berjumlah
Rp 1.800

Jurnal (Mencatat harga pokok produksi)
Jan

31

Harga Pokok Produksi

Rp 68.800

Persediaan Barang dalam Proses (Akhir)

Rp

1.800

Pemakaian Bahan Baku

Rp

9.600

Tenaga Kerja Langsung

Rp 20.000

Tenaga Kerja Tak langsung

Rp

Listrik dan air

Rp 14.000

Pemakaian bahan penolong

Rp

Penyusutan Mesin dan Pabrik

Rp 18.000

Persediaan Barang dalam Proses (Awal)

Rp

5.000
3.000
1.000

Jurnal Transaksi
Keterangan

Pada tanggal 26 Januari 2015 digunakan bahan penolong
sebanyak Rp 3.000.

Jurnal PERPECTUAL
Jan

25

Barang Dalam Proses

Rp 3.000
Rp

Persediaan Bahan Penolong

Keterangan

Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan melakukan
perhitungan fisik bahan penolong. Hasilnya menunjukkan bahwa
persediaan bahan penolong pada saat itu adalah
Rp
2.000. Dengan contoh dimuka bahwa pembelian bahan penolong
adalah Rp 500, maka perhitungan pemakaian bahan penolong
adalah:
Persediaan bahan penolong awal
Rp 4.500
Pembelian bahan penolong
Rp
500
Bahan penolong tersedia untuk digunakan Rp 5.000
Persediaan bahan penolong akhir
( Rp 2.000 )
Pemakaian bahan penolong
Rp 3.000

Jurnal PERODIK
Jan

31

3.000

Persediaan Bahan Penolong (Akhir)

Rp 2.000

Pemakaian Bahan Penolong

Rp 3.000

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Mesin dan pabrik disusut untuk tahun ini sebesar Rp 18.000

Jurnal (Mencatat penyusutan mesin dan pabrik)
Jan

31

Barang dalam Proses
Akumulasi Penyusutan Mesin dan
Pabrik

Rp 18.000
Rp 18.000

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Listrik dan air yang belum dibayar Rp 1.000

Jurnal (Mencatat listrik dan air yang belum dibayar)
Jan

31

Barang dalam Proses
Utang listrik dan air

Rp 1.000
Rp 1.000

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Barang yang masih perlu proses lebih lanjut adalah Rp 1.800

Jurnal (Mencatat Barang yang masih dalam proses)
Jan

31

Persediaan Barang Dalam Proses
Barang dalam Proses

Rp 1.800
Rp 1.800

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Barang yang sudah jadi tersebut harga pokoknya adalah
Rp 68.800

Jurnal (Mencatat pemindahan barang jadi ke gudang)
Jan

31

Persediaan Barang Jadi
Barang dalam Proses

Rp 68.800
Rp 68.800

Jurnal Penyesuaian
Keterangan

Tanggal 31 Januari 2015, perusahaan menjual barang jadi
secara kredit Rp 200.000. Beban pokok barang yang dijual
diketahui sebesar Rp 69.500

Jurnal (Mencatat penjualan barang jadi)
Jan

31

Piutang Usaha

Rp

200.000
Rp

Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Persediaan Barang Jadi

Rp

200.000

69.500
Rp
69.500

TERIMA KASIH

Dokumen yang terkait

Pemrediksian Peningkatan Manfaat Penggunaan Situs Pajak: Model Kesuksesan Sistem dengan Pengindusian Orientasi Tujuan Pembelajaran dan Norma Subyektif

0 1 37

c. Bridging Teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar (gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang kaki sebagai tumpuan dibantu juga tangan sebagai penjaga kese

0 1 10

2. Marah: adalah kunci setiap kejahatan. Nabi saw. telah berpesan pada seseorang untuk menjauhi sikap marah dengan sabda beliau: "Janganlah engkau marah". Beliau mengulanginya berkali-kali. (H.R Bukhari). - Kebersihan Hati

2 5 14

Object Oriented Programming dengan Delphi (

1 4 75

b. Data Manipulation Language (DML) : Digunakan untuk memanipulasi data dengan menggunakan perintah : select, - SISTEM BASIS DATA 1.rar (7,386Kb)

1 3 15

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Kesiapan Psikologis Anak dengan Kebersihan Toilet Traning pada Anak Usia Prasekolah di Paud Ab-Arisalah Kota Lubuklinggau

0 1 8

Hubungan Pengetahuan dsn Sikap dengan Tindakan Hygiene Penjual makanan Jajanan di Lingkungan Sekolah Dasar Kaamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering UIU Tahun 2013 A. Gani

1 3 14

Faktor faktor yang berhubungan dengan manfaatan Posyandu lansia oleh kelompok usia lanjut didesa Kemalara dalam wilayah kerja Puskesmas Kemalaraja OKU Tahun 2013. Saprianto, M.Kes

3 3 21

Korelasi umur, pekerjaan, dan keberadaan kontainer dengan kejadian penyakit malaria di desa simpang Martapura wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2014 – A. Gani

0 0 18

Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidiu Guajava Linn) dan Ekstrak daun Teh Hijau (Camelia Sinensis) terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli In Vitro dan Perbandingannya dengan Kotrimoksazol

2 16 20