Pembeda perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang
Akuntansi untuk Perusahaan
Pemanufakturan
Pengertian
Perusahaan
Pemanufakturan
(manufacturing company)
Perusahaan yang mengolah bahan
mentah (bahan baku) menjadi barang
jadi.
Pembeda perusahaan
manufaktur dengan
perusahaan dagang
Dalam hal cara memperoleh barang yang akan
dijual.
Perusahaan dagang, barang yang dijual
diperolehnya dari pemasok
Perusahaan manufaktur, barang yang dijual
diperoleh dengan cara mengolah lebih dahulu.
Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Terdiri atas 3 klasifikasi yaitu persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
Persediaan di perusahaan pemanufakturan juga dapat
diselenggarakan dengan sistem periodik dan sistem perpetual.
Produksi di perusahaan manufaktur juga dapat dikelompokkan
menjadi 2 sistem yaitu produksi yang dilakukan berdasar
pesanan (job order) dan produksi yang dilakukan berdasar
proses (process).
Proses produksi dapat terdiri dari banyak unit/ departemen
produksi.
Kegiatan bisnis di perusahaan manufaktur lazimnya lebih
rumit dibanding di perusahaan dagang dan jasa karena
perusahaan manufaktur melakukan proses produksi.
Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Proses produksi di perusahaan manufaktur pada
dasarnya meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.
Penggunaan bahan baku/ mentah untuk diolah
2.
Penggunaan tenaga kerja untuk mengolah bahan baku
3.
Penggunaan fasilitas untuk mendukung proses produksi
4.
Pengiriman produk jadi/selesai ke gudang atau ke
departemen selanjutnya.
Laporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur
Sama seperti dengan perusahaan dagang, perbedaan
utamanya terletak pada bagian aset lancar di neraca
dan beban pokok penjualan di laporan laba rugi.
Neraca
Perusahaan Dagang
Bagian Aset Lancar
31 Desember 2015
Perusahaan Manufaktur
Bagian Aset Lancar
31 Desember 2015
Aset Lancar
Aset lancar
Kas
100
Piutang Usaha (bersih)
200
Persediaan Barang Dagangan 500
Kas
Piutang Usaha (bersih)
Persediaan Barang Jadi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Penolong
500
200
300
200
100
200
Laporan Laba Rugi
Perusahaan Dagang
Laporan Laba-rugi untuk tahun 2015
Beban Pokok Penjualan
Jumlah
Persediaan Barang Dagangan Awal
Rp
1.000
Pembelian Bersih
Rp
9.925
Tersedia untuk dijual
Rp 10.925
Persediaan Barang Dagangan Akhir
(Rp
Beban Pokok Penjualan
Rp 10.025
900)
Laporan Laba Rugi
Perusahaan Manufaktur
Laporan Laba-rugi untuk tahun 2015
Beban Pokok Penjualan
Jumlah
Persediaan Barang Jadi Awal
Rp
1.200
Harga Pokok Produksi
Rp
68.800
Tersedia untuk dijual
Rp 70.000
Persediaan Barang Jadi Akhir
(Rp
Beban Pokok Penjualan
Rp 69.500
500)
Harga Pokok Produksi
Tahun 2015
Persediaan Barang dalam Proses Awal
Ditambah:
Bahan Baku
Persediaan Awal
Rp
Pembelian
Rp
Tersedia untuk dipakai
Rp
Persediaan Akhir
Rp
Pemakaian Bahan Baku
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik
Tenaga Kerja Tak Langsung Rp
Listrik dan Air
Rp
Pemakaian Bahan Penolong Rp
Penyusutan Mesin dan Pabrik Rp
Total Overhead Pabrik
Biaya Produksi Tahun ini
Total Barang Dalam Proses
Dikurangi
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir
Harga Pokok Produksi
Rp
1.000
Rp
Rp
69.600
70.600
Rp
Rp
1.800
68.800
500
10.000
10.500
(900)
Rp
Rp
9.600
20.000
Rp
40.000
5.000
14.000
3.000
18.000
Harga Pokok Produksi
(Cost of goods manufactured)
Sejumlah kas atau aset lain yang digunakan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai
menjadi barang jadi.
Unsur-unsur yang melekat pada harga pokok produksi terdiri atas:
1. Bahan Baku
Bahan dasar yang terdapat pada barang jadi.
2. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan
barang, baik dengan menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan
bantuan mesin-mesin.
3. Overhead Pabrik
Komponen harga pokok produksi yang timbul dalam proses pengolahan yang tidak dapat
digolongkan dalam bahan baku dan tenaga kerja langsung.
a. Tenaga kerja tak langsung
b. Bahan Penolong
c. Penyusutan Gedung dan Mesin Pabrik
Sistem Penentuan Harga
Pokok Produk
A. Penentuan Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)
Untuk menentukan biaya produk yang spesifikasinya
ditentukan oleh pemesan.
Contoh : Kartu Undangan, brosur
B. Penentuan Harga Pokok Proses (Process Costing)
Untuk menentukan harga pokok produk standar atau produk massa, yakni produk
yang spesifikasinya ditentukan oleh perusahaan pembuatnya bukan oleh
pemesan.
Harga pokok produk baik dalam job order costing ataupun process costing
dapat ditentukan:
a. Sebelum produk dibuat
b. Setelah produk selesai dikerjakan
Sistem Periodik
•
Metode ini untuk process costing yang penentuan biayanya menggunakan
historical costing.
•
Historical costing digunakan untuk tujuan penentuan harga pokok produk
semata.
Akun-akun Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Persediaan Bahan Baku
Digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa
diawal dan akhir perioda.
Persediaan Bahan Penolong
Digunakan untuk mencatat nilai bahan penolong yang masih tersisa
diawal dan akhir perioda.
Persediaan Barang Dalam Proses
Digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses
diawal dan akhir perioda.
Persediaan Barang Jadi
Digunakan untuk mencatat nilai barang jadi diawal dan akhir
perioda.
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 3 Januari, perusahaan membeli secara kredit
bahan baku Rp 10.000 dan bahan penolong Rp 500.
Jurnal
Jan
03
Pembelian Bahan Baku
Rp 10.000
Pembelian Bahan Penolong Rp
Utang Usaha
500
Rp
10.500
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada akhir januari 2015, perusahaan melakukan perhitungan
fisik bahan baku. Hasilnya menunjukkan bahwa persediaan
bahan baku pada saat itu adalah Rp 900. Perhitungan Pemakaian
bahan baku :
Persediaan bahan baku awal
Rp
500
Pembelian bahan baku
Rp 10.000
Bahan baku tersedia untuk digunakan
Rp 10.500
Persediaan bahan baku akhir
( Rp
900)
Pemakaian bahan baku
Rp 9.600
Jurnal
Jan
31
Persediaan Bahan Baku (Akhir)
Rp
900
Pemakaian Bahan Baku
Rp 9.600
Pembelian Bahan Baku
Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku (Awal)
Rp
500
Jurnal Transaksi
Keterangan
Selama bulan Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000. Perusahaan
juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian umum,
administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah sebesar Rp
2.000.
Jurnal
Jan
31
Tenaga kerja langsung
Rp 20.000
Biaya gaji dan upah
Rp 2.000
Kas
Rp
22.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.
Jurnal
Jan
25
Biaya listrik dan air
Kas
Rp
13.000
Rp
13.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Selama bulan januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh tak langsung. Jumlah yang menjadi tanggungan
perusahaan adalah Rp 5.000 dan dibayar pada akhir januari
2015.
Jurnal
Jan
31
Tenaga kerja tak langsung
Kas
Rp
5.000
Rp
5.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan melakukan
perhitungan fisik bahan penolong. Hasilnya menunjukkan bahwa
persediaan bahan penolong pada saat itu adalah
Rp
2.000. Dengan contoh dimuka bahwa pembelian bahan penolong
adalah Rp 500, maka perhitungan pemakaian bahan penolong
adalah:
Persediaan bahan penolong awal
Rp 4.500
Pembelian bahan penolong
Rp
500
Bahan penolong tersedia untuk digunakan Rp 5.000
Persediaan bahan penolong akhir
( Rp 2.000 )
Pemakaian bahan penolong
Rp 3.000
Jurnal
Jan
31
Persediaan Bahan Penolong (Akhir)
Rp 2.000
Pemakaian Bahan Penolong
Rp 3.000
(awal)
Pembelian Bahan Penolong
Rp
500
Persediaan Bahan Penolong
Rp
4.500
PT ABCD
Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)
Per 31 Januari 2015
No. Rek
101
102
103
201
202
203
204
205
206
301
302
401
402
501
601
602
603
604
605
606
607
608
609
610
611
612
700
Rekening
Kas
Piutang Usaha
Persediaan Barang Jadi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Penolong
Tanah
Mesin dan Pabrik
Akumulasi Penyusutan Mesin dan Pabrik
Utang Usaha
Utang Listrik dan Air
Modal Saham Biasa
Saldo Laba
Penjualan
Pembelian Bahan Baku
Pembelian Bahan Penolong
Tenaga Kerja Langsung
Tenaga Kerja Tak Langsung
Listrik dan Air
Beban Gaji dan Upah (Administrasi dan Umum)
Beban Pemasaran
Penyusutan Mesin dan Pabrik
Pemakaian Bahan Baku
Pemakaian Bahan Penolong
Harga Pokok Produksi
Beban Pokok Penjualan
Ikhtisar Laba Rugi
TOTAL
Debet
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Kredit
100
200
1.200
1.000
500
4.500
13.000
180.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
10.000
500
20.000
5.000
13.000
2.000
4.000
255.000
Rp
5.400
30.000
19.600
200.000
255.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan menjual barang
jadi secara kredit Rp 200.000.
Jurnal
Jan
31
Piutang Usaha
Penjualan
Rp
200.000
Rp
200.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Bahan baku yang masih tersisa pada akhir tahun sejumlah
Rp 900
Jurnal (Mencatat pemakaian bahan baku)
Jan
31
Persediaan Bahan Baku (Akhir)
Rp
900
Pemakaian Bahan Baku
Rp 9.600
Pembelian Bahan Baku
Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku (Awal)
Rp
500
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Bahan penolong yang masih tersisa pada akhir tahun Rp 2.000
Jurnal (Mencatat pemakaian bahan penolong)
Jan
31
Persediaan Bahan Penolong (Akhir)
Rp 2.000
Pemakaian Bahan Penolong
Rp 3.000
Pembelian Bahan Penolong
Rp 4.500
Persediaan Bahan Penolong (Awal)
Rp
500
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Mesin dan pabrik disusut untuk tahun ini sebesar Rp 18.000
Jurnal (Mencatat penyusutan mesin dan pabrik)
Jan
31
Penyusutan Mesin dan Pabrik
Akumulasi Penyusutan Mesin dan
Pabrik
Rp 18.000
Rp 18.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Listrik dan air yang belum dibayar Rp 1.000
Jurnal (Mencatat listrik dan air yang belum dibayar)
Jan
31
Listrik dan Air
Utang listrik dan air
Rp 1.000
Rp 1.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Barang jadi yang ada di gudang bersaldo Rp 500
Jurnal (Mencatat beban pokok penjualan)
Jan
31
Beban Pokok Penjualan
Rp- 69.500
Persediaan Barang Jadi (Akhir)
Rp
500
Harga Pokok Produksi
Rp 68.800
Persediaan Barang jadi (Awal)
Rp
1.200
Jurnal Penutup
Tanggal
Jan
31
Keterangan
Penjualan
Debet
Rp
Kredit
200.000
Ikhtisar Laba Rugi
Rp
200.000
Beban Pokok Penjualan
Rp
69.500
Beban Gaji dan Upah
Rp
2.000
Beban Pemasaran
Rp
4.000
Rp
124.500
(Untuk menutup saldo akun
penjualan)
31
Ikhtisar Laba Rugi
Rp
75.500
(Untuk menutup akun-akun biaya)
31
Ikhtisar Laba Rugi
Saldo Laba
(Untuk menutup saldo akun ikhtisar
laba rugi)
Rp
124.500
Sistem Perpetual
•
Metode ini untuk process costing yang penentuan biayanya menggunakan
historical costing.
•
Historical costing digunakan untuk tujuan penentuan harga pokok produk
semata.
Akun-akun Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Persediaan Bahan Baku
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan mutasi bahan baku selama satu
perioda.
Persediaan Bahan Penolong
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan mutasi bahan penolong selama
satu perioda.
Persediaan Barang Dalam Proses
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan akhir barang dalam proses
selama satu perioda.
Persediaan Barang Jadi
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan mutasi barang jadi selama satu
perioda.
Barang dalam proses
Digunakan untuk mencatat bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik untuk memproses produk.
Jurnal Transaksi
Keterangan
Tanggal 3 januari 2015, perusahaan membeli secara kredit
bahan baku Rp 10.000 dan bahan penolong Rp 500.
Jurnal
Jan
3
Persediaan Bahan Baku
Rp
10.000
Persediaan Bahan Penolong
Rp
500
Utang Usaha
Rp
10.500
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 25 Januari 2015 digunakan bahan baku sebanyak
Rp 9.600.
Jurnal - PERPECTUAL
Jan
25
Barang Dalam Proses
Rp 9.600
Rp
Persediaan Bahan Baku
Keterangan
9.600
Pada akhir januari 2015, perusahaan melakukan perhitungan
fisik bahan baku. Hasilnya menunjukkan bahwa persediaan
bahan baku pada saat itu adalah Rp 900. Perhitungan Pemakaian
bahan baku :
Persediaan bahan baku awal
Rp
500
Pembelian bahan baku
Rp 10.000
Bahan baku tersedia untuk digunakan
Rp 10.500
Persediaan bahan baku akhir
( Rp
900)
Pemakaian bahan baku
Rp 9.600
Jurnal
Jan
31
Persediaan Bahan Baku (Akhir)
Rp
900
Pemakaian Bahan Baku
Rp 9.600
Pembelian Bahan Baku
Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku (Awal)
Rp
500
Jurnal Transaksi
Keterangan
Tanggal 31 Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000. Perusahaan
juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian umum,
administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah sebesar Rp
2.000.
Jurnal
Jan
31
Barang Dalam Proses
Rp 20.000
Biaya gaji dan upah
Rp 2.000
Rp
Kas
Keterangan
22.000
Selama bulan Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000. Perusahaan
juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian umum,
administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah sebesar Rp
2.000.
Jurnal
Jan
31
Tenaga kerja langsung
Rp 20.000
Biaya gaji dan upah
Rp 2.000
Kas
Rp
22.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.
Jurnal - PERPECTUAL
Jan
25
Barang Dalam Proses
Rp
13.000
Rp
Kas
Keterangan
13.000
Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.
Jurnal - PERIODIK
Jan
25
Biaya listrik dan air
Kas
Rp
13.000
Rp
13.000
Jurnal Penyesuaian UNT PERIODIK
Keterangan
Barang yang masih dalam proses pada akhir tahun berjumlah
Rp 1.800
Jurnal (Mencatat harga pokok produksi)
Jan
31
Harga Pokok Produksi
Rp 68.800
Persediaan Barang dalam Proses (Akhir)
Rp
1.800
Pemakaian Bahan Baku
Rp
9.600
Tenaga Kerja Langsung
Rp 20.000
Tenaga Kerja Tak langsung
Rp
Listrik dan air
Rp 14.000
Pemakaian bahan penolong
Rp
Penyusutan Mesin dan Pabrik
Rp 18.000
Persediaan Barang dalam Proses (Awal)
Rp
5.000
3.000
1.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 26 Januari 2015 digunakan bahan penolong
sebanyak Rp 3.000.
Jurnal PERPECTUAL
Jan
25
Barang Dalam Proses
Rp 3.000
Rp
Persediaan Bahan Penolong
Keterangan
Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan melakukan
perhitungan fisik bahan penolong. Hasilnya menunjukkan bahwa
persediaan bahan penolong pada saat itu adalah
Rp
2.000. Dengan contoh dimuka bahwa pembelian bahan penolong
adalah Rp 500, maka perhitungan pemakaian bahan penolong
adalah:
Persediaan bahan penolong awal
Rp 4.500
Pembelian bahan penolong
Rp
500
Bahan penolong tersedia untuk digunakan Rp 5.000
Persediaan bahan penolong akhir
( Rp 2.000 )
Pemakaian bahan penolong
Rp 3.000
Jurnal PERODIK
Jan
31
3.000
Persediaan Bahan Penolong (Akhir)
Rp 2.000
Pemakaian Bahan Penolong
Rp 3.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Mesin dan pabrik disusut untuk tahun ini sebesar Rp 18.000
Jurnal (Mencatat penyusutan mesin dan pabrik)
Jan
31
Barang dalam Proses
Akumulasi Penyusutan Mesin dan
Pabrik
Rp 18.000
Rp 18.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Listrik dan air yang belum dibayar Rp 1.000
Jurnal (Mencatat listrik dan air yang belum dibayar)
Jan
31
Barang dalam Proses
Utang listrik dan air
Rp 1.000
Rp 1.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Barang yang masih perlu proses lebih lanjut adalah Rp 1.800
Jurnal (Mencatat Barang yang masih dalam proses)
Jan
31
Persediaan Barang Dalam Proses
Barang dalam Proses
Rp 1.800
Rp 1.800
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Barang yang sudah jadi tersebut harga pokoknya adalah
Rp 68.800
Jurnal (Mencatat pemindahan barang jadi ke gudang)
Jan
31
Persediaan Barang Jadi
Barang dalam Proses
Rp 68.800
Rp 68.800
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Tanggal 31 Januari 2015, perusahaan menjual barang jadi
secara kredit Rp 200.000. Beban pokok barang yang dijual
diketahui sebesar Rp 69.500
Jurnal (Mencatat penjualan barang jadi)
Jan
31
Piutang Usaha
Rp
200.000
Rp
Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Persediaan Barang Jadi
Rp
200.000
69.500
Rp
69.500
TERIMA KASIH
Pemanufakturan
Pengertian
Perusahaan
Pemanufakturan
(manufacturing company)
Perusahaan yang mengolah bahan
mentah (bahan baku) menjadi barang
jadi.
Pembeda perusahaan
manufaktur dengan
perusahaan dagang
Dalam hal cara memperoleh barang yang akan
dijual.
Perusahaan dagang, barang yang dijual
diperolehnya dari pemasok
Perusahaan manufaktur, barang yang dijual
diperoleh dengan cara mengolah lebih dahulu.
Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Terdiri atas 3 klasifikasi yaitu persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
Persediaan di perusahaan pemanufakturan juga dapat
diselenggarakan dengan sistem periodik dan sistem perpetual.
Produksi di perusahaan manufaktur juga dapat dikelompokkan
menjadi 2 sistem yaitu produksi yang dilakukan berdasar
pesanan (job order) dan produksi yang dilakukan berdasar
proses (process).
Proses produksi dapat terdiri dari banyak unit/ departemen
produksi.
Kegiatan bisnis di perusahaan manufaktur lazimnya lebih
rumit dibanding di perusahaan dagang dan jasa karena
perusahaan manufaktur melakukan proses produksi.
Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Proses produksi di perusahaan manufaktur pada
dasarnya meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.
Penggunaan bahan baku/ mentah untuk diolah
2.
Penggunaan tenaga kerja untuk mengolah bahan baku
3.
Penggunaan fasilitas untuk mendukung proses produksi
4.
Pengiriman produk jadi/selesai ke gudang atau ke
departemen selanjutnya.
Laporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur
Sama seperti dengan perusahaan dagang, perbedaan
utamanya terletak pada bagian aset lancar di neraca
dan beban pokok penjualan di laporan laba rugi.
Neraca
Perusahaan Dagang
Bagian Aset Lancar
31 Desember 2015
Perusahaan Manufaktur
Bagian Aset Lancar
31 Desember 2015
Aset Lancar
Aset lancar
Kas
100
Piutang Usaha (bersih)
200
Persediaan Barang Dagangan 500
Kas
Piutang Usaha (bersih)
Persediaan Barang Jadi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Penolong
500
200
300
200
100
200
Laporan Laba Rugi
Perusahaan Dagang
Laporan Laba-rugi untuk tahun 2015
Beban Pokok Penjualan
Jumlah
Persediaan Barang Dagangan Awal
Rp
1.000
Pembelian Bersih
Rp
9.925
Tersedia untuk dijual
Rp 10.925
Persediaan Barang Dagangan Akhir
(Rp
Beban Pokok Penjualan
Rp 10.025
900)
Laporan Laba Rugi
Perusahaan Manufaktur
Laporan Laba-rugi untuk tahun 2015
Beban Pokok Penjualan
Jumlah
Persediaan Barang Jadi Awal
Rp
1.200
Harga Pokok Produksi
Rp
68.800
Tersedia untuk dijual
Rp 70.000
Persediaan Barang Jadi Akhir
(Rp
Beban Pokok Penjualan
Rp 69.500
500)
Harga Pokok Produksi
Tahun 2015
Persediaan Barang dalam Proses Awal
Ditambah:
Bahan Baku
Persediaan Awal
Rp
Pembelian
Rp
Tersedia untuk dipakai
Rp
Persediaan Akhir
Rp
Pemakaian Bahan Baku
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Pabrik
Tenaga Kerja Tak Langsung Rp
Listrik dan Air
Rp
Pemakaian Bahan Penolong Rp
Penyusutan Mesin dan Pabrik Rp
Total Overhead Pabrik
Biaya Produksi Tahun ini
Total Barang Dalam Proses
Dikurangi
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir
Harga Pokok Produksi
Rp
1.000
Rp
Rp
69.600
70.600
Rp
Rp
1.800
68.800
500
10.000
10.500
(900)
Rp
Rp
9.600
20.000
Rp
40.000
5.000
14.000
3.000
18.000
Harga Pokok Produksi
(Cost of goods manufactured)
Sejumlah kas atau aset lain yang digunakan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai
menjadi barang jadi.
Unsur-unsur yang melekat pada harga pokok produksi terdiri atas:
1. Bahan Baku
Bahan dasar yang terdapat pada barang jadi.
2. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan
barang, baik dengan menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan
bantuan mesin-mesin.
3. Overhead Pabrik
Komponen harga pokok produksi yang timbul dalam proses pengolahan yang tidak dapat
digolongkan dalam bahan baku dan tenaga kerja langsung.
a. Tenaga kerja tak langsung
b. Bahan Penolong
c. Penyusutan Gedung dan Mesin Pabrik
Sistem Penentuan Harga
Pokok Produk
A. Penentuan Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)
Untuk menentukan biaya produk yang spesifikasinya
ditentukan oleh pemesan.
Contoh : Kartu Undangan, brosur
B. Penentuan Harga Pokok Proses (Process Costing)
Untuk menentukan harga pokok produk standar atau produk massa, yakni produk
yang spesifikasinya ditentukan oleh perusahaan pembuatnya bukan oleh
pemesan.
Harga pokok produk baik dalam job order costing ataupun process costing
dapat ditentukan:
a. Sebelum produk dibuat
b. Setelah produk selesai dikerjakan
Sistem Periodik
•
Metode ini untuk process costing yang penentuan biayanya menggunakan
historical costing.
•
Historical costing digunakan untuk tujuan penentuan harga pokok produk
semata.
Akun-akun Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Persediaan Bahan Baku
Digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa
diawal dan akhir perioda.
Persediaan Bahan Penolong
Digunakan untuk mencatat nilai bahan penolong yang masih tersisa
diawal dan akhir perioda.
Persediaan Barang Dalam Proses
Digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses
diawal dan akhir perioda.
Persediaan Barang Jadi
Digunakan untuk mencatat nilai barang jadi diawal dan akhir
perioda.
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 3 Januari, perusahaan membeli secara kredit
bahan baku Rp 10.000 dan bahan penolong Rp 500.
Jurnal
Jan
03
Pembelian Bahan Baku
Rp 10.000
Pembelian Bahan Penolong Rp
Utang Usaha
500
Rp
10.500
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada akhir januari 2015, perusahaan melakukan perhitungan
fisik bahan baku. Hasilnya menunjukkan bahwa persediaan
bahan baku pada saat itu adalah Rp 900. Perhitungan Pemakaian
bahan baku :
Persediaan bahan baku awal
Rp
500
Pembelian bahan baku
Rp 10.000
Bahan baku tersedia untuk digunakan
Rp 10.500
Persediaan bahan baku akhir
( Rp
900)
Pemakaian bahan baku
Rp 9.600
Jurnal
Jan
31
Persediaan Bahan Baku (Akhir)
Rp
900
Pemakaian Bahan Baku
Rp 9.600
Pembelian Bahan Baku
Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku (Awal)
Rp
500
Jurnal Transaksi
Keterangan
Selama bulan Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000. Perusahaan
juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian umum,
administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah sebesar Rp
2.000.
Jurnal
Jan
31
Tenaga kerja langsung
Rp 20.000
Biaya gaji dan upah
Rp 2.000
Kas
Rp
22.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.
Jurnal
Jan
25
Biaya listrik dan air
Kas
Rp
13.000
Rp
13.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Selama bulan januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh tak langsung. Jumlah yang menjadi tanggungan
perusahaan adalah Rp 5.000 dan dibayar pada akhir januari
2015.
Jurnal
Jan
31
Tenaga kerja tak langsung
Kas
Rp
5.000
Rp
5.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan melakukan
perhitungan fisik bahan penolong. Hasilnya menunjukkan bahwa
persediaan bahan penolong pada saat itu adalah
Rp
2.000. Dengan contoh dimuka bahwa pembelian bahan penolong
adalah Rp 500, maka perhitungan pemakaian bahan penolong
adalah:
Persediaan bahan penolong awal
Rp 4.500
Pembelian bahan penolong
Rp
500
Bahan penolong tersedia untuk digunakan Rp 5.000
Persediaan bahan penolong akhir
( Rp 2.000 )
Pemakaian bahan penolong
Rp 3.000
Jurnal
Jan
31
Persediaan Bahan Penolong (Akhir)
Rp 2.000
Pemakaian Bahan Penolong
Rp 3.000
(awal)
Pembelian Bahan Penolong
Rp
500
Persediaan Bahan Penolong
Rp
4.500
PT ABCD
Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)
Per 31 Januari 2015
No. Rek
101
102
103
201
202
203
204
205
206
301
302
401
402
501
601
602
603
604
605
606
607
608
609
610
611
612
700
Rekening
Kas
Piutang Usaha
Persediaan Barang Jadi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Penolong
Tanah
Mesin dan Pabrik
Akumulasi Penyusutan Mesin dan Pabrik
Utang Usaha
Utang Listrik dan Air
Modal Saham Biasa
Saldo Laba
Penjualan
Pembelian Bahan Baku
Pembelian Bahan Penolong
Tenaga Kerja Langsung
Tenaga Kerja Tak Langsung
Listrik dan Air
Beban Gaji dan Upah (Administrasi dan Umum)
Beban Pemasaran
Penyusutan Mesin dan Pabrik
Pemakaian Bahan Baku
Pemakaian Bahan Penolong
Harga Pokok Produksi
Beban Pokok Penjualan
Ikhtisar Laba Rugi
TOTAL
Debet
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Kredit
100
200
1.200
1.000
500
4.500
13.000
180.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
10.000
500
20.000
5.000
13.000
2.000
4.000
255.000
Rp
5.400
30.000
19.600
200.000
255.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan menjual barang
jadi secara kredit Rp 200.000.
Jurnal
Jan
31
Piutang Usaha
Penjualan
Rp
200.000
Rp
200.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Bahan baku yang masih tersisa pada akhir tahun sejumlah
Rp 900
Jurnal (Mencatat pemakaian bahan baku)
Jan
31
Persediaan Bahan Baku (Akhir)
Rp
900
Pemakaian Bahan Baku
Rp 9.600
Pembelian Bahan Baku
Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku (Awal)
Rp
500
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Bahan penolong yang masih tersisa pada akhir tahun Rp 2.000
Jurnal (Mencatat pemakaian bahan penolong)
Jan
31
Persediaan Bahan Penolong (Akhir)
Rp 2.000
Pemakaian Bahan Penolong
Rp 3.000
Pembelian Bahan Penolong
Rp 4.500
Persediaan Bahan Penolong (Awal)
Rp
500
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Mesin dan pabrik disusut untuk tahun ini sebesar Rp 18.000
Jurnal (Mencatat penyusutan mesin dan pabrik)
Jan
31
Penyusutan Mesin dan Pabrik
Akumulasi Penyusutan Mesin dan
Pabrik
Rp 18.000
Rp 18.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Listrik dan air yang belum dibayar Rp 1.000
Jurnal (Mencatat listrik dan air yang belum dibayar)
Jan
31
Listrik dan Air
Utang listrik dan air
Rp 1.000
Rp 1.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Barang jadi yang ada di gudang bersaldo Rp 500
Jurnal (Mencatat beban pokok penjualan)
Jan
31
Beban Pokok Penjualan
Rp- 69.500
Persediaan Barang Jadi (Akhir)
Rp
500
Harga Pokok Produksi
Rp 68.800
Persediaan Barang jadi (Awal)
Rp
1.200
Jurnal Penutup
Tanggal
Jan
31
Keterangan
Penjualan
Debet
Rp
Kredit
200.000
Ikhtisar Laba Rugi
Rp
200.000
Beban Pokok Penjualan
Rp
69.500
Beban Gaji dan Upah
Rp
2.000
Beban Pemasaran
Rp
4.000
Rp
124.500
(Untuk menutup saldo akun
penjualan)
31
Ikhtisar Laba Rugi
Rp
75.500
(Untuk menutup akun-akun biaya)
31
Ikhtisar Laba Rugi
Saldo Laba
(Untuk menutup saldo akun ikhtisar
laba rugi)
Rp
124.500
Sistem Perpetual
•
Metode ini untuk process costing yang penentuan biayanya menggunakan
historical costing.
•
Historical costing digunakan untuk tujuan penentuan harga pokok produk
semata.
Akun-akun Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Persediaan Bahan Baku
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan mutasi bahan baku selama satu
perioda.
Persediaan Bahan Penolong
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan mutasi bahan penolong selama
satu perioda.
Persediaan Barang Dalam Proses
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan akhir barang dalam proses
selama satu perioda.
Persediaan Barang Jadi
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan mutasi barang jadi selama satu
perioda.
Barang dalam proses
Digunakan untuk mencatat bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik untuk memproses produk.
Jurnal Transaksi
Keterangan
Tanggal 3 januari 2015, perusahaan membeli secara kredit
bahan baku Rp 10.000 dan bahan penolong Rp 500.
Jurnal
Jan
3
Persediaan Bahan Baku
Rp
10.000
Persediaan Bahan Penolong
Rp
500
Utang Usaha
Rp
10.500
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 25 Januari 2015 digunakan bahan baku sebanyak
Rp 9.600.
Jurnal - PERPECTUAL
Jan
25
Barang Dalam Proses
Rp 9.600
Rp
Persediaan Bahan Baku
Keterangan
9.600
Pada akhir januari 2015, perusahaan melakukan perhitungan
fisik bahan baku. Hasilnya menunjukkan bahwa persediaan
bahan baku pada saat itu adalah Rp 900. Perhitungan Pemakaian
bahan baku :
Persediaan bahan baku awal
Rp
500
Pembelian bahan baku
Rp 10.000
Bahan baku tersedia untuk digunakan
Rp 10.500
Persediaan bahan baku akhir
( Rp
900)
Pemakaian bahan baku
Rp 9.600
Jurnal
Jan
31
Persediaan Bahan Baku (Akhir)
Rp
900
Pemakaian Bahan Baku
Rp 9.600
Pembelian Bahan Baku
Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku (Awal)
Rp
500
Jurnal Transaksi
Keterangan
Tanggal 31 Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000. Perusahaan
juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian umum,
administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah sebesar Rp
2.000.
Jurnal
Jan
31
Barang Dalam Proses
Rp 20.000
Biaya gaji dan upah
Rp 2.000
Rp
Kas
Keterangan
22.000
Selama bulan Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000. Perusahaan
juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian umum,
administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah sebesar Rp
2.000.
Jurnal
Jan
31
Tenaga kerja langsung
Rp 20.000
Biaya gaji dan upah
Rp 2.000
Kas
Rp
22.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.
Jurnal - PERPECTUAL
Jan
25
Barang Dalam Proses
Rp
13.000
Rp
Kas
Keterangan
13.000
Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.
Jurnal - PERIODIK
Jan
25
Biaya listrik dan air
Kas
Rp
13.000
Rp
13.000
Jurnal Penyesuaian UNT PERIODIK
Keterangan
Barang yang masih dalam proses pada akhir tahun berjumlah
Rp 1.800
Jurnal (Mencatat harga pokok produksi)
Jan
31
Harga Pokok Produksi
Rp 68.800
Persediaan Barang dalam Proses (Akhir)
Rp
1.800
Pemakaian Bahan Baku
Rp
9.600
Tenaga Kerja Langsung
Rp 20.000
Tenaga Kerja Tak langsung
Rp
Listrik dan air
Rp 14.000
Pemakaian bahan penolong
Rp
Penyusutan Mesin dan Pabrik
Rp 18.000
Persediaan Barang dalam Proses (Awal)
Rp
5.000
3.000
1.000
Jurnal Transaksi
Keterangan
Pada tanggal 26 Januari 2015 digunakan bahan penolong
sebanyak Rp 3.000.
Jurnal PERPECTUAL
Jan
25
Barang Dalam Proses
Rp 3.000
Rp
Persediaan Bahan Penolong
Keterangan
Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan melakukan
perhitungan fisik bahan penolong. Hasilnya menunjukkan bahwa
persediaan bahan penolong pada saat itu adalah
Rp
2.000. Dengan contoh dimuka bahwa pembelian bahan penolong
adalah Rp 500, maka perhitungan pemakaian bahan penolong
adalah:
Persediaan bahan penolong awal
Rp 4.500
Pembelian bahan penolong
Rp
500
Bahan penolong tersedia untuk digunakan Rp 5.000
Persediaan bahan penolong akhir
( Rp 2.000 )
Pemakaian bahan penolong
Rp 3.000
Jurnal PERODIK
Jan
31
3.000
Persediaan Bahan Penolong (Akhir)
Rp 2.000
Pemakaian Bahan Penolong
Rp 3.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Mesin dan pabrik disusut untuk tahun ini sebesar Rp 18.000
Jurnal (Mencatat penyusutan mesin dan pabrik)
Jan
31
Barang dalam Proses
Akumulasi Penyusutan Mesin dan
Pabrik
Rp 18.000
Rp 18.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Listrik dan air yang belum dibayar Rp 1.000
Jurnal (Mencatat listrik dan air yang belum dibayar)
Jan
31
Barang dalam Proses
Utang listrik dan air
Rp 1.000
Rp 1.000
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Barang yang masih perlu proses lebih lanjut adalah Rp 1.800
Jurnal (Mencatat Barang yang masih dalam proses)
Jan
31
Persediaan Barang Dalam Proses
Barang dalam Proses
Rp 1.800
Rp 1.800
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Barang yang sudah jadi tersebut harga pokoknya adalah
Rp 68.800
Jurnal (Mencatat pemindahan barang jadi ke gudang)
Jan
31
Persediaan Barang Jadi
Barang dalam Proses
Rp 68.800
Rp 68.800
Jurnal Penyesuaian
Keterangan
Tanggal 31 Januari 2015, perusahaan menjual barang jadi
secara kredit Rp 200.000. Beban pokok barang yang dijual
diketahui sebesar Rp 69.500
Jurnal (Mencatat penjualan barang jadi)
Jan
31
Piutang Usaha
Rp
200.000
Rp
Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Persediaan Barang Jadi
Rp
200.000
69.500
Rp
69.500
TERIMA KASIH