Peran Puerarin terhadap Aktivitas Intra dan Ekstraseluler pada Kultur Human Umbilical Vein Endothelial Cells (HUVECs) Pasca Induksi Leptin

1 2 2 1 M. Sasmito Djati 1 , Satuman , Retty Ratnawati , Sri Widyarti , Erly Nur Aisyah ,

1 1 Noer Hasanah 1 , Eko Puji Astuti , Ririn Rochmawati

1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang

2 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang

Abstrak

Beberapa penelitian terkini menyebutkan bahwa leptin merupakan salah satu penyebab disfungsi endotel yang merupakan salah satu penyebab aterogenesis. Antioksidan puerarin diduga memiliki kemampuan untuk mencegah mekanisme aterogenesis yang distimulasi oleh beberapa sitokin. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah membuktikan dan mengetahui potensi puerarin untuk menghambat ekspresi dan aktivitas intra dan ekstraseluler VCAM-1, PPAR- , SOD dan H O

-1 2 2 Cells (HUVECs) yang diinduksi 25 ng ml , apoptosis dan nekrosis pada kultur Human Umbilical Vein Endothelial leptin. Penelitian ini mempergunakan sel kultur primer HUVECs yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, yaitu kelompok 0 ng ml -1 dan 0 µM puerarin, kelompok sel yang diinduksi 25

ng ml -1 leptin selama 12 jam, kelompok induksi puerarin 5, 25, 200 dan 525 µM puerarin selama enam jam tanpa leptin, kelompok induksi leptin dan puerarin dengan konsentrasi 5, 25, 200 dan 525 µM selama enam jam. Aktivitas VCAM-1

dan PPAR-  diketahui dengan analisis imunositokimia, metode ELISA digunakan untuk analisis aktivitas SOD dan H 2 O 2 . Apoptosis dan nekrosis sel dianalisis setelah HUVECs diberi penanda BrdU selama 20 jam. Data dianalisis dengan analisis satu jalur (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi 25 ng ml -1 dapat meningkatkan ekspresi VCAM-1 (2,68 ± 0,15)% dibandingkan dengan perlakuan 0 ng ml -1 (0,54 ± 0,15)%. Perlakuan induksi puerarin 5, 25, 200, 525 µM memberikan dampak negatif terhadap ekspresi VCAM-1 meskipun pengaruh ini tidak signifikan. Puerarin dapat menekan apoptosis dan nekrosis sel, 525 μM puerarin secara efektif dapat menekan ekspresi PPAR- γ. Puerarin tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap aktivitas ekstraseluler berdasarkan hasil

analisis aktivitas SOD dan H 2 O 2 .

Kata kunci: apoptosis, H 2 O 2 , HUVECs, nekrosis, leptin, puerarin, VCAM-1, PPAR- , SOD

PENDAHULUAN  Penderita obesitas memiliki kadar plasma Obesitas merupakan penimbunan lemak

leptin yang tinggi dalam darah yang disebabkan dalam jumlah besar yang akan menimbulkan

oleh penumpukan sel adiposit penghasil leptin. berat tubuh yang berlebihan (overweight) [1]. Jaringan adiposit bertindak sebagai sumber

Obesitas merupakan faktor resiko terjadinya mediator proinflamasi seperti TNF- α, IL-6, leptin, diabetes, hipertensi dan aterosklerosis [2].

resisten dan C-reactive protein (CRP), yang dapat Aterosklerosis adalah keadaan arteri yang

menginduksi terjadinya disfungsi endotel, resis- dicirikan oleh penebalan bagian dinding pem-

tansi insulin dan akhirnya aterosklerosis [2]. buluh arteri yang berdekatan dengan lumen

Menurut Singh et al., tingkat leptin yang tinggi dengan sejumlah sel otot polos abnormal,

juga dapat meningkatkan kadar C-reactive makrofag, limfosit, berkumpulnya kolesterol dan

protein (CRP) [5]. Selanjutnya CRP dapat zat lemak lainnya pada sel ini secara ekstraselular

menginduksi ekspresi vascular cellular adhesion dan penebalan lapisan matrik jaringan konektif

molecule-1 (VCAM-1) melalui jalur sinyal NF- κB [1]. Aterosklerosis terjadi karena kerusakan pada

dalam HUVECs [6, 7].

sel endotel (disfungsi endotel) vaskular. Keru- Puerarin merupakan senyawa isoflavon yang sakan ini disebabkan oleh gangguan mekanik,

bersifat antiinflamasi. Puerarin dapat mencegah biokimia dan inflamasi [3, 4].

disfungsi endotel yang diinduksi oleh banyak faktor [8]. Di dalam pembuluh darah sel endotel membentuk barier yang selektif dalam usaha mencegah transfer berbagai substansi yang ada

 Alamat korespondensi: dalam sistem pembuluh darah [9]. Sel endotel

M. Sasmito Djati

menyokong regulasi tekanan darah dan aliran

E-mail : msdjati@yahoo.co.id

Alamat : Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu darah dengan melepaskan vasodilatator nitric

Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya,

oxide (NO) dan prostacyclin (PGl2) dan vaso-

Jl. Veteran, Malang

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Pengaruh OMP H. Pylori terhadap Histopatologi Mukosa lambung dan S-IgA

(Yuniati, et al.)

kontriktor endothelin (ET) dan platelet activatory dalam inkubator sampai terbentuk monolayer factor [10]. Menurut Sanyin et al., puerarin

kurang lebih 3-4 hari dan setiap dua hari sekali dapat menginduksi ekspresi eNOS. Endothelial

dicuci dengan serum free media serta nitric oxide synthase dapat meng-hasilkan

ditambahkan medium baru.

endogenous vasodilator nitric oxide (NO) [11].

Perlakuan Induksi Leptin pada HUVECs

NO (nitric oxide) bersifat menahan aktivasi Kultur sel yang telah confluent dicuci dengan inflamasi pada sel endotel, misalnya menurunkan

serum free media dan ditambahkan medium ekspresi

Kemudian, dipapar leptin dengan produksi

VCAM-1 dengan

mening-katkan

baru.

konsentrasi leptin yang digunakan 0 ng ml -1 dan intraseluler NF- κB (IκBα) *3+.

25 ng ml -1 . Leptin yang telah tersedia dicampur Namun belum diketahui apakah pemberian

dengan media lengkap. Masing-masing well diisi puerarin dalam jangka pendek berpengaruh

dengan 500 µl kemudian sel endotel diinkubasi terhadap disfungsi endotel. Oleh karena itu,

37 o

C selama enam jam.

kajian pada studi ini adalah pengujian pengaruh

Perlakuan Puerarin

puerarin terhadap ekspresi intra seluler VCAM-1, Setelah diinkubasi leptin, sel dicuci dan PPAR- , dan aktifitas ekstraseluler SOD dan H 2 O 2, diperlakukan dengan puerarin hasil ekstraksi. apoptosis serta nekrosis pada kultur sel endotel

Senyawa puerarin didapatkan dari ChemExper. (HUVECs) yang diinduksi leptin.

Kadar puerarin terdiri dari lima konsentrasi yaitu

0 (kontrol), 5 M, 25 M, 200 M dan 525 M.

METODE PENELITIAN

Sel diinkubasi pada 37 o

C, 5% CO 2 dan

Isolasi dan Kultur Sel Endotel

kelembaban udara 95% selama enam jam. Metode yang digunakan ini menurut

Identifikasi protein VCAM-1 Menggunakan

Khotimah [12]. Umbilikus dalam cord solution

Imunositokimia

diperoleh dari Rumah Bersalin di Malang, melalui Kultur endotel dicuci dengan PBS (Sigma) pH persalinan Caesar. Umbilikus

7,4 tiga kali, kemudian difiksasi dengan metanol dengan tisu yang telah dibasahi dengan alkohol

dibersih-kan

absolut 10% dalam PBS pH 7,4 selama 20 menit. 70%. Canul dimasukkan pada salah ujung vena (±

Sel dicuci dengan PBS pH 7,4 sebanyak tiga kali

1 cm), kemudian diikat dengan benang. Vena masing-masing lima menit. Sel ditetesi dengan umbilikus dibersihkan dengan mengalirkan 10 ml

0,02% sodium azide. Sel dicuci dengan PBS pH 7,4 PBSA untuk menghilangkan sisa darah dari

tiga kali selama lima menit. Sel ditetesi dengan jaringan, kemudian ujung umbilikus yang lain

larutan H 2 O 2 dalam PBS selama 10 menit. Sel disumbat dengan klem dan 5 ml collagenase

ditetesi dengan blocking serum 5% FBS yang dimasukkan melalui canul yang dipasang.

mengandung Triton-X 0,25% selama satu jam. Sel Selanjutnya umbilikus dihangatkan dengan cara

dicuci dengan PBS. Inkubasi antibodi primer didekap dengan kedua tangan selama tujuh

dalam serum 1:200 selama 24 jam. Sel disimpan menit. Collagenase yang telah mengandung

C. Sel dikeluarkan pada suhu ruang endotel dikeluarkan dari umbilikus kemudian

pada suhu 4 o

selama 15 menit. Sel dicuci dengan PBS tiga kali dimasukkan dalam tabung sentrifugasi steril 15

masing-masing selama 5 menit. Sel diinkubasi ml. Umbilikus dibilas dengan 8 ml larutan PBSA

dengan antibodi sekunder 1:400 selama satu jam untuk membilas sel endotel yang masih tersisa

pada suhu ruang. Sel dicuci dengan PBS tiga kali dan ditambahkan ketabung sentrifugasi yang

selama masing-masing lima menit. Sel ditetesi berisi larutan collagense lalu disentrifugasi

dengan SA-HRP selama 40 menit, dicuci dengan dengan kecepatan 1000 rpm selama 8 menit.

PBS tiga kali selama masing-masing lima menit. Selanjutnya pelet yang diperoleh diresuspensi

Sel ditetesi dengan kromogen DAB (3,3 Diamino- dengan medium kultur (TCM 199-sigma)

benzedine tetrahydrocloride). Sel ditetesi dengan sebanyak 4 ml, kemudian ditransfer ke 24 well

counterstains dengan hematoxilen selama 10 culture plate yang sebelumnya telah dilapisi

menit. Sel dicuci dengan air mengalir kemudian gelatin 0,2% kemudian dimasukkan dalam

akuades selama 10 menit. Sel dibiarkan pada inkubator CO 2 5% pada suhu 37 o

suhu kamar. Jaringan diletakkan pada object menit. Culture plate diamati di bawah mikroskop,

C selama 30

glass dan ditetesi dengan entelan. jika sel sudah menempel pada dasar plate,

Pengukuran ELISA dan Fotometrik Coating

medium kultur diambil dan sel dibilas dengan 3

Microplates (MP)

ml larutan serum free media dan ditambahkan Langkah awal dalam pengukuran apoptosis medium baru. Selanjutnya plate dimasukkan

dan nekrosis dengan metode ELISA adalah

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Peran Puerarin terhadap Aktivitas Selular HUVECs yang Diinduksi Leptin (Djati, M.S., et al.)

menentukan jumlah well yang digunakan pada

microplates. Sebelumnya dilakukan coating

imunositokimia

microplates yaitu dipipet 100 µl anti-DNA coating Hasil kultur sel endotel masing-masing per- solution (solution 3) ke dalam well yang telah

lakuan difiksasi dengan formalin 10% dalam PBS ditentukan, dan diinkubasi pada suhu 37 o C pH 7,4 selama 20 menit. Sel dicuci dengan PBS

selama satu jam. Kemudian coating solution pH 7,4 sebanyak tiga kali selama masing-masing dalam masing-masing well dibuang dengan cara

lima menit. Sel ditetesi dengan 0,02% sodium aspirasi atau inverting.

azide. Jaringan dapat disimpan dalam lemari

Prosedur Blocking

pendingin untuk beberapa hari. Jaringan dicuci Microplates yang telah dicoating, ditambah

dengan PBS pH 7,4 tiga kali selama lima menit. 200 µl 1x incubation solution (solution 5), MP

Jaringan ditetesi dengan larutan H 2 O 2 dalam PBS ditutup dengan adhesive cover foil dan diinkubasi

selama 10 menit. Sel ditetesi dengan blocking pada suhu 15-25 o

serum 5% FBS yang mengandung Triton-X 0,25% incubation solution dibuang dengan cara aspirasi

C selama 30 menit. Kemudian

selama satu jam. Sel dicuci dengan PBS. Inkubasi atau

antibodi primer PPAR  dalam serum 1:200 selanjutnya dicuci dengan washing solution

inverting dan

masing-masing well

selama 24 jam. Jaringan disimpan pada suhu 4 (solution 4 ) 250 μl sebanyak tiga kali masing-

C. Jaringan dikeluarkan pada suhu ruang selama masing selama tiga menit dan selanjutnya

15 menit. Jaringan dicuci dengan PBS dua kali washing solution dibuang dengan cara aspirasi

masing-masing selama lima menit. Sel diinkubasi atau inverting.

dengan antibodi sekunder biotin-goat-anti rabbit

Pengukuran ELISA dan Fotometrik

1:400 selama satu jam pada suhu ruang. Jaringan Microplates yang telah di-coating dan

dicuci dengan PBS dua kali selama masing- diblocking, diisi masing-masing sampel (masing-

masing lima menit. Sel ditetesi dengan SA-HRP masing sampel untuk apoptosis dan nekrosis

(Strep Avidin Horseradish Peroxidase) 1:500 sebanyak 100 μl), kemudian MP ditutup dengan

selama satu jam kemudian dicuci dengan PBS adhesive cover foil dan diinkubasi pada suhu 15-

sebanyak dua kali masing-masing selama lima

25 C selama 90 menit, dan selanjutnya solution menit. Sel ditetesi dengan DAB (Diamino dibuang dengan cara aspirasi atau inverting.

Benzidine) dalam buffer DAB. Sel ditetesi dengan Masing-masing well selanjutnya dicuci dengan

courstexin selama 10 menit. Jaringan dicuci washing solution (solution 4 ) 250 μl sebanyak tiga

dengan akuades selama 10 menit. Jaringan kali masing-masing selama tiga menit, sementara

ditetesi dengan Mayer Hematoxilen selama 10 cucian yang terakhir dibiarkan, dan microplate

menit. Jaringan dicuci dengan PBS selama tiga tanpa tutup diletakkan diatas beaker glass 500

kali masing-masing 10 menit. Jaringan dicuci ml yang sudah diisi 300 ml air pada microwave

dengan akuades selama 10 menit. Jaringan oven, di-irradiate selama 5 menit pada 500 W,

dibiarkan pada suhu kamar. Jaringan diletakkan kemudian didinginkan pada suhu -20

C selama

pada object glass dan ditetesi dengan entelan.

10 menit. Selanjutnya fluid dibuang dengan cara Setelah itu dibiarkan semalam. Kemudian aspirasi atau inverting. Masing-masing well

diamati.

kemudian ditambah 100 µl anti-BrdU-POD

Pengukuran kadar H 2 O2 dengan Colorimetric

conjugate solution (solution 6), dan ditutup

Hidrogen Peroxide Kit (Assay Design)

dengan adhesive cover foil dan diinkubasi pada Pengukuran kadar H 2 O 2 dari medium kultur suhu 2-8 o

C overnight (ON), kemudian masing- menggunakan Colorimetric Hidrogen Peroxide Kit masing well dicuci dengan washing solution

(Assay Design). Larutan standar dibuat dengan (solution 4) 250 μl sebanyak tiga kali masing-

melarutkan 34 µl stok Hydrogen Peroxide Standar masing selama tiga menit. Substrate solution

dengan 966 µl diluent dan disebut sebagai dipipet sebanyak 100 µl dan dimasukkan pada

larutan standar I. Larutan standar II dibuat masing-masing well, selanjutnya microplate di-

dengan melarutkan 500 µl larutan standar I shaker dalam keadaan gelap sampai terjadi

dengan 500 µl diluent. Dibuat hingga larutan perubahan warna. Stop solution (solution 8)

standar 6 dengan cara yang sama. Kemudian sebanyak 25 µl ditambahkan pada masing-masing

dimasukkan 50 µl diluent pada well pertama well selama lima menit. Pembacaan nilai

sebagai larutan blanko, 50 µl larutan standar I-IV absorbansi dilakukan pada λ 450 nm setelah

ke dalam well selanjutnya. Masing-masing penambahan stop solution.

larutan sampel di-ambil 50 µl dimasukkan ke dalam

well.

Selanjut-nya semua well

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Pengaruh OMP H. Pylori terhadap Histopatologi Mukosa lambung dan S-IgA

(Yuniati, et al.)

ditambahkan 100 µl Color Reagent dan reseptor fungsional terhadap leptin yang dihomogenasi menggunakan pipet selama satu

merupakan produk dari ob gene [13].

detik. Inkubasi dilakukan pada suhu ruang selama Sel endotel ditumbuhkan dalam medium

30 menit. Selanjutnya dibaca dengan Elisa Reader komplit yang terdiri dari M199 yang mengandung pada panjang gelombang 450 nm.

FBS 10 %. Hasil yang diperoleh dari kultur endotel

Pengukuran kadar SOD (Superoksida Dismutase)

yang confluent pada hari ke –4 (Gambar 1). Sel

menggunakan Superoxide Activity Assay Kit

confluent dicirikan dengan populasi sel yang

(Bio Vision)

memenuhi tempat attachment dan saling Pengukuran kadar SOD dari medium kultur

bersentuhan antar sel menandakan adanya menggunakan Superoxide Activity Assay Kit.

hubungan komunikasi agar sel tumbuh. Dalam Sampel sebanyak 20 µl dimasukkan dalam well,

keadaan ini, sel siap diperlakukan untuk dan larutan blanko (H 2 O) dua well masing-masing

keperluan penelitian

sebanyak 20 µl. Kemudian pada masing-masing well ditambahkan 200 µl WST (Working Solution). Blank 2 ditambahkan 20 µl dilution buffer. Lalu pada masing-masing well kecuali blank 2 di- tambahkan 20 µl enzyme working solution. Selanjutnya diinkubasi selama 20 menit pada suhu 37 o

C. Kemudian dibaca pada panjang gelombang 450 nm. Dilakukan tiga kali ulangan.

Analisis Data

Jumlah sel yang mengekspresikan VCAM-1 dan PPAR-  tiap 100 sel, sedangkan pengukuran apoptosis dan nekrosis pada setiap perlakuan

Gambar 1. Kultur endotel normal confluent hari ke-4 pada kultur sel endotel dilakukan dengan metode

perbesaran 400 kali

ELISA. Setiap unit percobaan diulang tiga kali. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggu-

nakan metode analisis satu jalur (ANOVA) dan

dilanjutkan dengan uji tukey.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kultur Human Umbilikus Vein Endothelial Cells

(HUVECs)

Kultur sel endotel manusia (HUVECs)

diperoleh dari vena umbilikus manusia. Umbilikus yang digunakan harus memenuhi kriteria inklusi, yaitu didapatkan dari hasil persalinan Sectio Caesaria (SC) yang meliputi kehamilan fisiologis (normal), kehamilan dengan pinggul sempit dan

kehamilan dengan letak melintang. Sedangkan umbilikus hasil persalinan SC yang tidak boleh

digunakan adalah kehamilan disertai infeksi,

hipertensi atau kondisi ketuban pecah dini.

Umbilikus yang didapat dari hasil persalinan

disimpan dalam media transport (cord solution)

dengan komposisi NaBic, M199 dan gentamycin.

Gambar 2. Hasil imunositokimia ekspresi VCAM-1 pada

Penyimpanan dalam medium ini bertujuan untuk

kultur sel endotel berbagai perlakuan (perbesaran 400

mempertahankan kondisi fisiologi umbilikus

kali)

sebelum dilakukan kultur. Umbilikus harus segera

Keterangan:

A. Leptin 0 ng ml ditumbuhkan paling lama 12 jam setelah proses -1 -1 + puerarin 0 μM persalinan agar kondisi sel yang didapatkan

C. Leptin 25 ng ml -1 + puerarin 5 μM setelah ditumbuhkan dapat optimal. Sel endotel

B. Leptin 25 ng ml

D. Leptin 25 ng ml -1 + puerarin 25 μM

digunakan dalam penelitian ini karena menurut

E. Leptin 25 ng ml -1 + puerarin 200 μM

Boulomie et al., HUVEC mengekspresikan

F. Leptin 25 ng ml -1 + puerarin 525 μM

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Peran Puerarin terhadap Aktivitas Selular HUVECs yang Diinduksi Leptin (Djati, M.S., et al.)

Analisis ekspresi VCAM-1

Pada Gambar 3, dapat dilihat dosis puerarin 5 Pada kultur sel endotel, ekspresi VCAM-1

dan 25 µM cenderung mengalami kenaikan dapat dilihat dengan menggunakan metode

jumlah sel yang mengekspresikan VCAM-1 ( 0,92 imunositokimia dengan menggunakan kromo-gen

± 0,40 )% dan (0,85 ± 0,34)%. Hal ini diduga DAB yang akan berikatan dengan SA-HRP-

disebabkan oleh perubahan ekspresi eNOS dapat antibodi sekunder (anti mouse)-antibodi primer

mengakibatkan gangguan sintesis NO sehingga (mouse monoclonal VCAM-1) terhadap VCAM-1

ekspresi NF- B meningkat dan menyebabkan pada sel endotel. Kompleks avidin-biotin terben-

ekspresi VCAM-1. Menurut Lawrence, radikal tuk antara SA-HRP dengan antibodi sekunder.

bebas NO dihasilkan oleh tiga isoform nitric oxide Substrat DAB membentuk kompleks dengan

synthase (NOS) yaitu neuronal NOS (nNOS), peroksidase pada SA-HRP membentuk kromogen

inducible NOS (iNOS) dan endothelial NOS yang tervisualisasi sebagai warna coklat. Ekspresi

(eNOS). eNOS merupakan komponen yang paling VCAM-1 pada kultur sel endotel dengan berbagai

berperan dalam menjaga homeostasis vaskuler perlakuan dapat dilihat pada gambar 2.

dan terlibat langsung pada patobiologi disfungsi Rata-rata jumlah sel yang mengekspresikan

endotel. eNOS akan mengkatalisis produksi NO VCAM-1 dituliskan dalam bentuk persentase

dari endotel bila dalam keadaan di-coupled oleh (Tabel 1). Data pada Tabel 1, menunjukkan

tetrahhydrobiopteerin (BH 4 ) dan L-arginin. Dalam bahwa pada kultur sel endotel dengan leptin 0 ng

keadaan uncoupled state, eNOS kekurangan L- ml -1 dan puerarin 0 μM rata-rata jumlah sel

4 sehingga terjadi produksi O 2 sebesar (0,54 ± 0,15)%, sedangkan pada kultur

arginin atau BH *

2 O 2 yang terjadi pada disfungsi endotel sel endotel yang diinduksi leptin 25 ngml rata-

dan H

sehingga menurun-kan bioavaibilitas NO [15]. rata jumlah sel sebesar (2,86 ± 0,15)%. Hasil uji

Sedangkan untuk dosis 200 dan 525 μM, jumlah statistika menunjukkan bahwa induksi leptin

sel yang mengekspresi-kan VCAM-1 cenderung pada kultur sel endotel berpengaruh signifikan

penurunan, dengan jumlah (p<0.05)

mengalami

penurunan yang paling besar ada pada dosis mengekspresikan VCAM-1 dibandingkan dengan

puerarin 200 μM.

leptin 0 ng ml -1 dan puerarin 0 µM. Keadaan ini

menunjukkan bahwa sel endotel yang diinduksi

dengan leptin dapat meningkatkan ekspresi

VCAM-1. Menurut Bouloumie et al., kultur sel

endotel yang distimulasi

Sel e 2 meningkatkan produksi ROS (Reactive Oxygen 2

Species) [13]. Selanjutnya

menyebabkan disfungsi sel endotel dengan cara

Juml 1 1

menstimulasi aktivitas selular seperti sitokin dan

mengaktifkan faktor transkripsi NF- B [14].

L1P3 L1P3 L1P4 L1P5 L1P4 L1P5 Tabel 1. Persentase jumlah sel yang mengekspresikan

L1P1 L1P1

L1P2 L1P2

Konsentrasi Puerarin (µM) Konsentrasi Puerarin (uM)

VCAM-1 pada kultur sel endotel yang diinduksi leptin

: 0 µM dan puerarin.

: 0 µM

Gambar 3. Hubungan konsentrasi puerarin dengan Dosis

Jumlah sel yang mengekspresikan jumlah sel yang mengekspresikan VCAM-1 Puerarin

VCAM-1 (%)

(µM) Leptin 0 ngml -1 Leptin 25 ngml -1 Perlakuan leptin 25 ng ml -1 dengan penam-

0 0,54 ± 0,15 a 2,86 ± 0,15 d bahan puerarin 5, 25, 200 dan 525 μM tidak

5 0,92 ± 0,40 ab 1,92 ± 0,05 bcd

menunjukkan hasil yang signifikan, tetapi ada

25 cd 1,23 ± 0,38 2,12 ± 0,26 kecenderungan penurunan jumlah sel yang 200

abc

0,77 ± 0,36 a 2,08 ± 0,25 cd mengekspresikan VCAM- 1 pada puerarin 5 μM.

a 2,22 ± 0,69 cd 525 Hal ini menandakan bahwa puerarin dapat 0,85 ± 0,34

menghambat ekspresi VCAM-1 pada sel endotel

Keterangan: notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata (α 0,05)

yang disebabkan oleh efek antioksidan puerarin sehingga mencegah inflamasi. Tetapi pada

Perlakuan leptin 0 ng ml -1 dengan puerarin 5, penelitian ini, dosis puerarin tidak menurunkan

25, 200 dan 525 μM tidak berpengaruh signifikan ekspresi VCAM-1 mendekati kondisi leptin

terhadap leptin 0 ng ml dan puerarin 0 μM.

0 ng ml (Gambar 3). Hal ini disebabkan

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Pengaruh OMP H. Pylori terhadap Histopatologi Mukosa lambung dan S-IgA

(Yuniati, et al.)

pemberian puerarin terlambat dalam mencegah Molekul tunggal I -B menempel pada domain N- aktivasi gen yang mengkode VCAM-1. Menurut

terminal dari setiap unit heterodimer p50/p65, Bouloumie et al., dalam jangka waktu 30 menit

karenanya menutupi nuclear localization signal. (10 ng ml -1 ) leptin sudah mampu meningkatkan Protein kinase komplek yang disebut I -B kinase

level NF- B, namun dalam penelitian ini, puerarin merupakan titik berkumpulnya semua sinyal diberikan setelah enam jam inkubasi dengan

ekstraselular yang mengaktivasi NF- B. Dalam leptin [15]. Sedangkan menurut Ding et al.,

hitungan menit, stimulasi I -B kinase menjadi puerarin mampu menurunkan level NF- B

teraktifasi dan memfosforilasi dua N-terminal setelah 24 jam [16].

serine residues pada I -B. E3 ubiquitin ligase Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh

kemudian berikatan terhadap phosphoserines puerarin terhadap sel endotel yang diinduksi

dan mem-polyubiquitin I -B kemudian memicu leptin 25 ng ml dengan melihat adanya

dengan segera degradasi oleh proteosome. penurunan ekspresi pada VCAM-1 yang

Akibat I -B terdegradasi, nuclear-localization merupakan biomarker terjadinya disfungsi

signal pada NF- B menjadi terekspos sehingga endotel. Leptin merupakan sitokin yang

dapat bertranslokasi kedalam inti sel dan dihasilkan oleh sel adiposit, dalam jumlah tinggi,

mengaktifasi transkripsi dari berbagai macam gen leptin dapat menyebabkan terbentuknya ROS

target. Pensinyalan NF- B dihentikan oleh negatif dalam sel endotel. ROS melalui aktivasi ERK ½

feedback loop, dimana setiap satu gen yang akan meng-induksi CRP. Selanjutnya CRP

ditranskripsinya diinduksi langsung oleh NF- B menginduksi eks-presi VCAM-1 melalui protein

juga mengkodekan I -B. Akhirnya level protein kinase C (PKC), p38 mitogen-activated protein

I -B yang tinggi menonaktifkan NF-B aktif di kinase (MAPK), tyrosin kinase dan NF- B [6]. dalam sel dan mengembalikannya ke sitosol. Pada Gambar 4, dalam bentuk tidak aktif NF-

B akan berikatan dengan I-B dimana NF-B Dengan pemberian puerarin dapat mencegah terjadinya disfungsi endotel.

mempunyai dua sub-unit yaitu P65 dan P50.

Gambar 4. Jalur sinyal NF- B [17]

Keterangan:

(1) stimulasi oleh TNF- α atau IL-1 menginduksi aktivasi TAK-1 kinase. (2a) aktivasi trimerik I -B kinase. (2b) radiasi pengion dan stress lainnya dapat secara langsung mengaktivasi I -B kinase dengan mekanisme yang belum diketahui. (3) phosporilasi I -B oleh I-B kinase dan pengikatan E3 ubiquitin ligase. (4) poliubiquitinase I-B (5) target degradasi proteasome. (6) hilangnya I -B membuka nuclear localization dari ke dua sub unit NF-B. (7) NF-B mengaktivasi transkripsi dari beberapa target gen

termasuk s ub unit α dari I -B yang bertindak untuk menghentikan sinyal.

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Peran Puerarin terhadap Aktivitas Selular HUVECs yang Diinduksi Leptin (Djati, M.S., et al.)

Puerarin akan menginduksi endothelial nitric ekspresi PPAR- γ bila dibandingkan dengan oxide synthase (eNOS) sehingga menghasilkan -1 perlakuan tanpa leptin (leptin 0 ng ml ).

NO yang meru-pakan vasodilatator dan dapat Menurut Dadogo et al., menyatakan bahwa meningkatkan ekspresi I -B dan menurunkan

konsentrasi leptin dalam darah mencakup 2-10 ng ml ekspresi VCAM-1 [3]. Namun dosis puerarin yang -1 dan wanita obesitas 10-100 ng ml -1 digunakan pada penelitian ini kurang bervariasi

dimana pada batas tersebut leptin dapat sehingga sulit untuk menentukan dosis

meningkatkan jumlah sel [20]. Hal ini sesuai optimumnya dalam mengurangi resiko inflamasi

dengan hasil penelitian ini bahwa induksi leptin

25 ng ml dan disfungsi endotel, selain itu ada perbedaan -1 dapat meningkatkan jumlah ekspresi waktu pemberian puerarin dengan leptin

jumlah sel yang sehingga puerarin baru bekerja setelah leptin

PPAR- γ.

Rata-rata

mengekspresikan PPAR- γ pada tiap perlakuan, menginduksi ekspresi VCAM-1 pada sel endotel.

ditampilkan pada Gambar 6. Pendugaan terhadap puerarin sebagai terapi disfungsi endotel yaitu puerarin dapat secara

langsung mempengaruhi ekspresi VCAM-1 dimana puerarin merupakan scavenger dari VCAM-1. Berdasarkan hasil penelitian Prasain diketahui bahwa puerarin dapat diabsorbsi secara cepat dan sempurna dengan hipotesis bahwa

puerarin diduga

ditransportasikan

menyeberangi dinding intestinal dan diabsorbsi secara sempurna tanpa metabolisme [18]. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sun et al., puerarin diketahui sebagai terapi penyakit kardiovaskular tetapi mekanisme puerarin terhadap disfungsi endotel belum

diketahui [19].

Analisis Ekspresi PPARγ

Analisis ekspresi PPAR-  pada kultur sel endotel (HUVECs) dapat dilakukan vivo dengan

teknik imunositokimia yang menggunakan anti-

bodi primer PPAR-  dalam serum 1:200 dan

Gambar 5. Hasil imunositokimia PPAR- γ pada kultur sel

endotel (HUVEC’S) dengan berbagai perlakuan

antibodi sekunder biotin-goat-anti rabbit 1: 400.

Keterangan:

Ekspresi PPAR-  dideteksi dari warna coklat pada

A. Leptin 0 ng ml -1 -1 + puerarin 0 μM

sitoplasma sel endotel. Ekspresi PPAR-  pada

B. Leptin 25 ng ml C. Leptin 25 ng ml -1 + puerarin 5 μM

kultur sel endotel dengan berbagai perlakuan

D. Leptin 25 ng ml -1

+ puerarin 25 μM + puerarin 200 μM

dapat dilihat pada Gambar 5.

E. Leptin 25 ng ml -1

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan

F. Leptin 25 ng ml -1 + puerarin 525 μM

bahwa pada kultur sel endotel yang diinduksi

leptin 25 ng ml , terjadi peningkatan jumlah sel Pada perlakuan leptin 0 ng ml -1 dengan yang mengekspresikan PPAR- γ sebanyak (3,37 ±

penambahan puerarin masing-masing 5, 25, 200 0,35)%. Sedangkan pada leptin 0 ng ml , jumlah

dan 525 μM tidak berpengaruh signifikan (p < sel yang mengekspresikan PPAR- γ hanya

0,05), tetapi ada kecenderungan peningkatan sebanyak (0,9 ± 0,22)%. Hasil uji statistik

ekspresi PPAR- γ dibandingkan leptin 25 ng ml -1 -1 , menyatakan bahwa induksi leptin 25 ng ml

yang ditunjukkan pada Gambar 6. Hal ini diduga berpengaruh signifikan (p < 0,05) terhadap

disebabkan oleh konsentrasi puerarin yang jumlah sel yang mengekspresikan PPAR- γ

kurang tinggi dan kurang bervariasi dalam dibandingkan leptin 0 ng ml . Hal ini

menurunkan ekspresi PPAR- γ. Kenaikan ekspresi menunjukkan bahwa leptin 25 ng ml -1 mampu

PPAR- γ ini dapat berpengaruh pada kenaikan meningkatkan jumlah ekspresi PPAR- γ (Gambar

faktor-faktor transduksi yang lain yang dapat 6). Pada

dasarnya PPAR- γ juga telah memicu terjadinya disfungsi endotel. Menurut diekspresikan di sel endotel (normal) tetapi

Delerive et al., peningkatan PPAR- γ dapat dalam jumlah yang sedikit sehingga dengan

menyebabkan aterosklerosis, resistensi insulin, induksi leptin 25 ng ml -1 mampu meningkatkan

hipertensi dan diabetes tipe 2. Aktivasi PPAR- γ

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Pengaruh OMP H. Pylori terhadap Histopatologi Mukosa lambung dan S-IgA

(Yuniati, et al.)

dalam sel dapat meningkatkan faktor-faktor tipe 2 dan penyakit kardio-vaskuler [22]. Injeksi seperti proliferasi sel endotel, AT-II (angotensin-

puerarin dapat menurunkan kerusakan oksidatif II), PAI-1 (plasminogen-1), ET-1 (endothelin-1),

pada sel dan menghambat apoptosis [23]. VCAM-1 dan E-selectin, sebagai awal terjadinya

Senyawa aktif puerarin menyebabkan penu- aterosklerosis. Kemung-kinan kedua disebabkan

runan ekspresi PPAR- γ memiliki kemungkinan oleh puerarin sebagai antioksidan, ketika dalam

jalur penghambatan, yaitu melalui pengham- jumlah yang berlebih di dalam sel justru akan

batan ROS. Puerarin juga melakukan pengham- menyebabkan prooksidan. Puerarin berpotensi

batan jalur signal transduksi (down regulation) untuk menginduksi diferen siasi preadiposit,

jalur MAPK khususnya Erk 1/2 [8]. Selain itu mem-promote glukosa uptake dari adiposit yang

diduga puerarin bertindak sebagai Scavanger kemudian menginduksi resistensi insulin oleh

terhadap penurunan ekspresi PPAR- γ. Meka- glukosa tinggi [21].

nisme keja senyawa aktif puerarin kemungkinan

4 4 langsung memblokir aktivasi PPAR- γ pada binding 3,5 ) 3.5

site tempat ligan berikatan pada PPAR- γ dan hal

3 3 ini masih memerlukan penelitian secara in vitro (% 2,5 2.5

lebih lanjut. Pada penelitian ini induksi puerarin

Sel

a h digunakan sebagai agen terapi untuk disfungsi 1,5 1.5

endotel. Apabila ekspresi dan aktivasi dari PPAR- γ Juml 1 1

terhambat atau menurun oleh adanya induksi 0,5 0.5

puerarin, proses akhir dalam hal ini disfungsi

0 0 endotel juga akan terhambat dan secara tidak

1 2 1 2 3 3 4 4 5 5 langsung dapat menurunkan tahapan disfungsi Konsentrasi Puerarin (µM)

endotel.

: Leptin 0 ngml -1

: Leptin 25 ngml -1

Pada penelitian ini, kultur sel endotel yang

Gambar 6. Hubungan konsentrasi puerarin dengan jumlah

sel yang mengekspresikan PPAR- γ

diinduksi leptin 25 ng ml mampu meningkatkan jumlah sel yang mengekspresikan PPAR- γ. Hal ini

Pada kultur sel endotel yang diinduksi leptin disebabkan karena peran leptin sebagai faktor

25 ng ml -1 dengan penambahan puerarin masing- penginduksi (inducer) dan kemampuan leptin masing 5, 25, 200 dan 525 μM jumlah sel yang

dalam meningkatkan ekspresi PPAR- γ. Leptin mengekspresikan PPAR- γ berurutan masing-

yang tinggi didalam sel endotel meningkatkan masing sebanyak (2,93 ± 0,68)%, (2,72 ± 0,27)%,

LDL teroksidasi yang menyebabkan kerusakan (2,26 ± 0,51)%, (1,42 ± 0,20)%. Hasil uji statistik

kondisi tersebut terjadi menyatakan bahwa antara induksi leptin 25

endotel.

Pada

peroksidase lipid, inflamasi dan peningkatan ROS ng ml -1

dengan masing-masing puerarin 5, 25, (Reactive Oxygen Species) sebagai second 200 μM menunjukkan penurunan terhadap

messenger dan kemung-kinan mengaktifkan jumlah sel yang mengekspresikan PPAR- γ, tetapi

proses atherogenik, seperti halnya sitokin tidak signifikan. Namun pada konsentrasi

proinflamatory [13]. ROS sebagai second puerarin 525 μM ada kecenderungan penurunan

messenger, bertindak dalam transduksi stimuli ekspresi PPAR- γ. Konsentrasi puerarin 525 μM

ekstraseluler dan intraseluler, sebagai contoh adalah konsentrasi yang mampu menurunkan

jalur Erk 1/2 (extracellular-regulated kinases). ekspresi PPAR- γ hampir mendekati kondisi sel

Peningkatan Erk 1/2 ini berasosiasi dengan endotel yang diinduksi leptin 0 ng ml -1 (sel

peningkatan proliferasi sel dan diferen-siasi [24]. endotel normal) (Gambar 6). Namun pada

Leptin dapat meningkatkan PPAR- γ melalui jalur penelitian ini tidak dilakukan penggunaan dosis

MAP kinases (Mitogen Activated Protein Kinases) atau konsentrasi puerarin yang lebih tinggi dan

khususnya Erk 1/2. Jalur MAP Kinase meregulasi bervariasi lagi sehingga dapat diketahui

dari berbagai proses penting seperti proliferasi, konsentrasi puerarin yang optimal dalam

diferensiasi hingga apoptosis. Selanjutnya menurunkan jumlah ekspresi PPAR- γ serta aman

menginduksi dan mengaktivasi pem-bentukan untuk digunakan. Menurut Hill et al., puerarin

protein c-jun dan c-fos yang merupakan dilaporkan mempunyai efek mencegah disfungsi

komponen (protein) penyusun utama faktor endotel yang diinduksi oleh banyak factor [8].

transkripsi AP-1. Faktor transkripsi AP-1 adalah Penelitian menggunakan isoflavon ini juga

faktor transkripsi yang dapat diaktifkan dan dilaporkan telah mempunyai efek antidiabetik

diregulasi pada level transkripsional maupun protein [25]. AP-1 berikatan dengan C/E melalui jalur PPAR pada tikus obese, diabetes BPα (CCAAT/Enhancer Binding Protein), yang dapat

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Peran Puerarin terhadap Aktivitas Selular HUVECs yang Diinduksi Leptin (Djati, M.S., et al.)

mengaktivasi faktor transkripsi seperti PPARγ di terukur pada semua perlakuan. Berdasarkan nukleus [26]. Jalur MAPK ini merupakan jalur

konsentrasi puerarin yang diperlakukan (pada responsibel untuk leptin dalam menginduksi

Gambar 8), pada puerarin 0 µM, paparan leptin 0 aktivasi c-fos. Pada akhirnya mengaktivasi faktor -1 ng ml menunjukkan kadar SOD yang sedikit

transkripsi [27]. Model leptin signaling dapat lebih tinggi yaitu 0,027% jika dibandingkan dilihat pada Gambar 7.

dengan paparan leptin 25 ng ml -1 yaitu 0,025%.

Aktivitas Superoksida Dismutase (SOD)

Hal ini juga ditunjukkan pada perlakuan puerarin Pengukuran aktivitas enzim SOD ditandai -1 5 µM dimana paparan leptin 0 ng ml kadar SOD

dengan terjadinya peningkatan kadar SOD pada yang terukur lebih tinggi yaitu sebesar 0,031% medium kultur sel endotel (HUVECs). Deteksi

jika dibandingkan dengan leptin 25 ng ml -1 kadar SOD menggunakan ELISA Kit karena

sebesar 0,026. Demikian juga pada perlakuan dianggap lebih sensitif (pengukuran hingga kadar

leptin 25 µM, kadar SOD pada paparan leptin 0 nano gram [10 -9 ]) sehingga hasil yang didapat

ng ml -1 lebih tinggi yaitu 0,030%, sedangkan dapat lebih akurat. Obyek yang diukur pada

paparan leptin 25 ng ml -1 kadar SOD sebesar penelitian ini adalah extracellular SOD (EC-SOD)

0,028%. Kadar SOD lebih tinggi pada paparan yang terkandung dalam medium kultur. Menurut -1 leptin 25 ng ml jika dibandingkan dengan

Grayck et al., EC-SOD mayoritas diekspresikan di -1 paparan leptin 0 ng ml ditemukan pada beberapa jaringan termasuk jaringan vaskuler,

perlakuan puerarin 525 µM. Dimana paparan paru-paru, dan uterus. EC-SOD tersusun dari 70%

leptin 25 ng ml -1 kadar SOD sebesar 0,033% dari total aktivitas SOD pada manusia [28].

sedangkan leptin 0 ng ml -1 sebesar 0,031%. Pada Hasil perhitungan kadar SOD dengan tiga kali

perlakuan puerarin 200 µM kadar SOD yang ulangan didapatkan rata-rata kadar SOD seperti -1 terukur antara paparan leptin 0 ng ml dan leptin

digambarkan pada Gambar 8. Data dianalisis

25 ng ml -1 hampir sama, yaitu sebesar 0,0306 dan menggunakan uji statistik. Berdasarkan hasil

pengukuran diketahui bahwa aktivitas SOD

Gambar 7. Leptin signaling mengaktivasi faktor transkripsi melalui jalur Erk 1/2. Aktivasi dari jalur Erk 1/2 akan mengaktivasi c-jun dan c- fos di nukleus, yang selanjutnya dapat mengaktivasi faktor transkripsi yang lain seperti PPARγ *29+

Tabel 3. Jumlah fragmen-fragmen DNA yang dilabel BrdU pada sitoplama (apoptosis) dan supernatan (nekrosis). Jumlah fragmen-fragmen DNA yang dilabel BrdU Konsentrasi Puerarin (µM)

Apoptosis

Nekrosis

Non Leptin

Leptin

Non Leptin

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Pengaruh OMP H. Pylori terhadap Histopatologi Mukosa lambung dan S-IgA

(Yuniati, et al.)

Hasil uji statistik (p value > 0,05) menyatakan flavonoid (puerarin) bekerja sinergis dengan bahwa variasi konsentrasi puerarin (0, 5, 25, 200,

antioksidan endogen (SOD) dalam menangkap 525 µM) tidak menunjukkan beda nyata terhadap

radikal bebas [33]. Selain itu menurut Grayck et terhadap kontrol (tanpa paparan leptin). Hal ini

al., SOD berperan dalam memodulasi reaksi NO menunjukkan bahwa konsentrasi leptin 25 ng ml -

dengan menghambat reaksi antara superoksida

1 pada kultur sel endotel selama 12 jam belum dan NO, karena superoksida bereaksi cepat dapat mempengaruhi aktivitas SOD ekstraselular.

dengan NO menginaktivasi aktivitas vasodilator Dimana

NO dan membentuk oksidan sekunder kuat yaitu mitokondria ini merupakan ROS primer yaitu

radikal yang

dihasilkan

dalam

peroksinitrit (OONO - ) [28]. superoksida (O * 2 ) [29]. Sehingga jika jumlah

Kadar Hidrogen Peroksida (H 2 O 2 )

superoksida tinggi, maka superoksida yang Pengukuran kadar H 2 O 2 dapat diukur sebagai ditangkap oleh SOD dan diubah menjadi H 2 O 2 produk dari aktivitas enzim SOD. H 2 O 2 dibentuk meningkat

dari dismutasi superoksida secara spontan pada diharapkan meningkat. Namun aktivitas SOD

sehingga aktivitas

SOD juga

pH rendah yang dikatalisis oleh SOD [34]. dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi

antara puerarin dan leptin tunggal belum dapat

mempengaruhi aktivitas SOD secara signifikan.

0,025 SOD 025

Sedangkan menurut pernyataan Yamagishi et al.,

yang menyatakan bahwa kadar leptin 10 ng ml

0,015 K .015 ad

dalam plasma darah telah dapat menginduksi

0,005 over produksi ROS. Sedangkan interaksi antara 25 005

0 ng ml 0 leptin dan peningkatan konsentrasi

puerarin secara bertahap tidak mempengaruhi Konsentrasi Puerarin aktivitas SOD ekstraselular [30]. Dari hasil tersebut diduga pengukuran kadar SOD

: Leptin 25 ngml -1 ekstraselular belum dapat mempresentasikan

: Leptin 0 ngml -1 n

jumlah super-oksida karena keberadaan SOD

Gambar 8. Histogram hubungan konsentrasi puerarin pada kultur sel endotel yang diinduksi 0 ng ml -1 leptin

intraselular tidak dapat diabaikan jika dilihat dari

dan 25 ng ml -1 leptin terhadap aktivitas SOD

kadar pengukuran H 2 O 2 . Hal ini dijelaskan oleh

Hayden and Tyagi, bahwa adanya Parameter Hasil pengukuran kadar H 2 O 2 menggunakan Status Antioksidan Total (SAT) diperlukan untuk

Elisa, diketahui bahwa H 2 O 2 terukur pada semua dapat menggambarkan status keseimbangan

perlakuan dengan kadar yang digambarkan pada redoks, dan untuk mewakili aktivitas menyeluruh

Gambar 9. Berdasarkan variasi konsentrasi suatu oksidan dan anti-oksidan [31]. Dalam

puerarin yang diperlakukan (Gambar 9), pada penelitian ini dapat disim-pulkan bahwa puerarin

perlakuan puerarin 0 µM dan 5 µM menunjukkan bekerja sinergis dengan SOD dalam menangkap

kadar H 2 O 2 yang yang lebih tinggi pada paparan radikal superoksida melalui proses scavenger

leptin 25 ng ml -1 jika dibandingkan dengan leptin secara langsung. Hal ini dijelaskan oleh Nijveldt,

0 ng ml -1 . Yaitu berurutan pada puerarin 0, bahwa flavonoid bertindak sebagai antioksidan

puerarin 25 µM dan leptin 25 µM kadar H 2 O 2 untuk mencegah kerusakan yang disebabkan

sebesar 11,42 ng ml -1 sedangkan pada paparan oleh radikal bebas dengan penangkapan oksidan

leptin 0 ng ml -1 kadarnya sebesar 10,25 ng ml -1 , secara langsung (direct scavenging) [32].

2 O 2 sebesar 10,6 ng ml Mekanismenya menurut Korkina et al., sebagai

leptin 25 ng ml -1 kadar H

2 O 2 sebesar berikut, yaitu flavonoid dioksidasi oleh radikal

sedangkan leptin 25 ng ml -1 kadar H

10,01 ng ml -1 . Pada tiga perlakuan puerarin menghasilkan bentuk radikal yang lebih stabil

lainnya yaitu 25 µM, 200 µM dan 525 µM dan kurang reaktif. Dengan kata lain, flavonoid

menunjukkan kadar H 2 O 2 lebih tinggi pada menyetabilkan ROS dengan bereaksi bersama

paparan leptin 0 ng ml -1 jika diban-dingkan komponen reaktif radikal. Reaktivitas flavonoid

dengan paparan leptin 25 ng ml -1 , yang artinya bergantung pada gugus hidroksil flavonoid

puerarin menurunkan kadar H 2 O 2 . Yaitu masing- tersebut, yang menye-babkan radikal menjadi

masing berurutan berdasarkan konsen-trasi inaktif. Pernyataan ini dapat menjelaskan bahwa

puerarin 25 µM, 200 µM dan 525 µM dengan cara

konsentrasi paparan leptin 0 dan 25 ng ml -1 mengaktivasi antioksidan endo-gen, namun

kerja antioksidan

flavonoid

tidak

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Peran Puerarin terhadap Aktivitas Selular HUVECs yang Diinduksi Leptin (Djati, M.S., et al.)

adalah 9,92 ng ml -1 lebih tinggi jika dibandingkan dianggap sebagai oksidan dalam sel yang

dengan 9,12 ng ml -1 , 10,32 ng ml lebih tinggi jika menyebabkan over produksi H 2 O 2 . Hal ini dibandingkan 8,08 ng ml -1 dan 10,5 lebih tinggi dijelaskan oleh Gordon, bahwa konsentrasi jika dibandingkan dengan 9,75 ng ml -1 . Hasil uji

ditambahkan dapat statistik (berdasarkan perhitungan pada lampiran

antioksidan

yang

berpengaruh pada laju oksidasi. Pada konsentrasi 6.) menyatakan bahwa penambahan konsentrasi

tinggi, akti-vitas antioksidan sering lenyap, leptin 25 ng ml -1 tidak mempengaruhi secara bahkan berubah sifatnya menjadi prooksidan.

Sifat antioksidan yang berubah menjadi dibandingkan dengan sel normal (tanpa paparan

signifikan kadar H 2 O 2 yang diproduksi jika

prooksidan dijelaskan pada gambar 10 [36]. leptin). Sedangkan variasi konsentrasi puerarin (0, 5, 25, 200, 525 µM) menunjukkan beda nyata

AH + O A * + HOO 2 *

RO * + H O+A terhadap kontrol. Berdasarkan uji lanjut BNJ, * 2 didapatkan adanya

AH + ROOH

konsentrasi

optimum

puerarin dalam menurunkan kadar H Gambar 10. Antioksidan bertindak sebagai prooksidan

2 O 2 yaitu

pada konsentrasi tinggi [36]

200 µM. Sedang-kan konsentrasi puerarin

diatasnya (525 µM) menyebabkan kadar H 2 O 2 Berdasarkan persamaan Gambar 10, dapat meningkat.

dimengerti bahwa keberadaan antioksidan yang

16 tidak dibutuhkan (berlebih) akan terdisosiasi dan

14 b

ab ab ab 14 ab ab ab ab bersifat radikal. Radikal yang terbentuk akan

ab

2 12 12 a menangkap oksigen (O 2 ) dan hidroperoksida *

O 2 10 10

(ROOH) stabil menghasilkan radikal HOO dan

radikal lipida (RO * ). Keberadaan H 2 O 2 yang

adar 6 6

menurun pada konsentrasi flavonoid optimum

(200 µM) dan naik pada konsentrasi di atas

2 optimum (525 µM) mengindikasikan dosis yang 2

0 berlebih (di atas optimum) meningkatkan 0

0 µM μ 5 µM μ

produksi radikal superoksida yang menghasilkan peningkatan produksi H 2 O 2 . Konsentrasi Puerarin

μ 25 µM 200 µM μ

525 µM μ

Apoptosis dan Nekrosis

Pengukuran apoptosis pada kultur sel endotel

: Leptin 0 ngml tin

: Leptin 25 ngml -1

μ dilakukan berdasarkan banyaknya fragmen- μ μ μ μ

Gambar 9. Histogram hubungan konsentrasi puerarin

fragmen DNA yang dilabel BrdU pada sitoplasma

pada kultur sel endotel yang diinduksi 0 ngml -1 -1 leptin

(lisat), sedangkan pengukuran nekrosis dilakukan

dan 25 ng ml leptin terhadap kadar H 2 O 2 .

berdasarkan banyaknya fragmen-fragmen DNA

tin

yang dilabel BrdU pada supernatan. Deteksi

H 2 O 2 merupakan hasil dari konversi super-

fragmen-fragmen DNA baik pada apoptosis oksida (O 2 ) dari reaksi dismutasi yang dikatalis

maupun pada nekrosis menggunakan metode oleh SOD. H 2 O 2 selanjutnya ditransformasi

ELISA kit yang dibaca oleh ELISA reader pada λ menjadi

450 nm pada masing-masing perlakuan kultur sel keberadaan ion metal melalui reaksi Fenton atau

endotel dengan adanya subtrate solution (TMB).

Penggunaan metode ELISA kit ini karena ini dipengaruhi oleh perlakuan kombinasi 25 ng

Haber-Weiss [31]. Kadar H 2 O 2 dalam penelitian

dianggap lebih sensitif sehingga hasil yang ml -1 leptin dan puerarin, sesuai dengan

didapatkan lebih akurat, dan dapat digunakan pernyataan Zmijewski et al., yang menyatakan

pada sampel dalam jumlah yang banyak. bahwa jumlah H 2 O 2 dalam sel dipengaruhi oleh

Sedangkan λ 450 nm menunjukkan banyak produksi superoksida dari mitokondria [35].

sedikitnya fragmen-fragmen DNA yang dilabel Perlakuan kombinasi 25 ng ml leptin dan

BrdU pada sitoplasma (apoptosis) dan fragmen- puerarin menunjukkan konsentrasi optimum

fragmen DNA yang dilabel BrdU pada supernatan

(nekrosis). Semakin tinggi nilai absorbansinya 200 µM. Sedangkan konsentrasi diatasnya yaitu

puerarin dalam menurunkan kadar H 2 O 2 yaitu

menunjukkan semakin banyak DNA yang terlabel

BrdU. Untuk apoptosis, hal ini menunjukkan ini menunjukkan bahwa kondisi antioksidan yang

525 µM kembali meningkatkan kadar H 2 O 2 . Hal

bahwa semakin banyak sel yang mengalami berlebihan jika dibandingkan dengan kadar ROS

apoptosis. Demikian juga halnya pada nekrosis akan menyebabkan efek negatif yaitu antioksidan

J.Exp. Life Sci.Vol. 1 No. 1, Okt 2010

hal. 1-55

Pengaruh OMP H. Pylori terhadap Histopatologi Mukosa lambung dan S-IgA

(Yuniati, et al.)

menunjukkan bahwa semakin banyak sel yang yang tinggi dapat menyebabkan kematian sel mengalami nekrosis.

(apoptosis) [39], dan didukung oleh Roche BrdU merupakan analog thymidine yang

bahwa semakin tinggi sering digunakan dalam studi proliferasi sel.

Applied Science,

kepadatan sel, maka sel akan lebih cenderung Dalam kultur, BrdU biasanya melakukan

mengalami apoptosis dibandingkan dengan korporasi dengan DNA selama sintesis DNA [37].

nekrosis [38]. Selain densitas selnya yang tinggi, Adapun tahapan pelabelan dan deteksi BrdU

juga dipengaruhi oleh ROS akibat induksi leptin . (Gambar 9) yaitu (1) MP dicoated dengan

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pada antibodi Anti-DNA, kemudian (2 dan 3) Antibodi

intraseluler, leptin dapat Anti-DNA yang telah berikatan dengan MP

mekanisme

menginduksi apoptosis [40, 41], dan didukung menangkap fragmen-fragmen DNA yang dilabel

oleh Bouloumie et al., bahwa sel endotel BrdU yang sudah didenaturasi dengan microwave

(HUVECs) yang distimulasi dengan leptin akan irradiation. Selanjutnya (4) fragmen-fragmen

meningkatkan akumulasi ROS intraseluler [13], DNA yang diberi label BrdU dideteksi dengan

serta Artwohl et al., bahwa leptin juga antibodi Anti-BrdU-POD conjugate (anti-BrdU

mentrigger apoptosis pada jaringan lemak yang dikonjugasikan dengan POD), yang

vaskulatur [42].

kemudian divisualisasikan dengan menambahkan Mekanisme intraseluler leptin pada sel subtrate solution (TMB) untuk menghasilkan

endotel dalam menginduksi apoptosis adalah warna [38].

dengan meningkatkan akumulasi ROS yang Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata frag-

merupakan radikal bebas . Leptin berikatan men-fragmen DNA setiap perlakuan yang dilabel

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24