MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEK (1)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG

MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN

KODE UNIT KOMPETENSI:

F.4xxxx.003.02

BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A DAN P E MB I N AAN K ONS T R UK S I

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Jalan Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat - Jakarta Selatan

KATA PENGANTAR

Pengembangansumberdayamanusia di bidangjasakonstruksibertujuanuntukmeningkatkankompetensisesuaistand Berbagaiupayaditempuh, baikmelaluipendidikan formal, pelatihansecaraberjenjangsampaipadatingkatpemagangan sehinggatenagakerjamampumewujudkanstandarkinerja yang dipersyaratkan di tempatkerja.

Untukmeningkatkankompetensitersebut, PusatPembinaanKompetensidanPelatihanKonstruksiKementerianPekerjaan ditugasiuntukmelakukanpembinaankompetensi, secarabertahapmenyusunstandar-standarkompetensikerja Kegiatanpenyediaankompetensikerjatersebutdimulaidengananalisakompetensidalamrangkamenyusunsuatustandarkom dapatdigunakanuntukmengukurkompetensitenagakerja di bidangjasakonstruksi yang bertugassesuaijabatankerjanyas 1999, tentangJasaKonstruksidanperaturanpelaksanaannya.

PenyusunanModulPelatihan (MateriPelatihanBerbasisKompetensi) untukjabatankerjaPelaksanaL PelaksanaLapanganPekerjaanGedung , yang dalampenjabarannyakepada program pelatihantertuangpadaKurikulu dilakukandenganmengindentifikasi Unit-unit KompetensimelaluianalisisterhadapKriteriaUnjukKerja (KUK) yang m merupakandasarrumusanpenyusunankurikulumdansilabuspelatihan.

Modulinimerupakansalahsatusaranadasar yang digunakandalampelatihansebagaiupayamemenuhikompete sehinggadimungkinkanadanyatambahanmateri-materilainnyauntuklebihmeningkatkankompetensidaristandar yang dipe

Penyusunanmodulinimelaluibeberapatahapandiantaranya Focus Group Discusionserta Workshop yang melibatkan Denganketerbatasanpelibatan stakeholder terkaitdalam proses penyusunanmodulini, danseiring makatetapdiupayakanpenyesuaiandanperbaikansecaraberkelanjutansejalandengandilaksanakannyapelatihandenganm instruktur ,asesorsertasemuapihak.

Padakesempataninidisampaikanbanyakterimakasihkepadatimpenyusun yang telahmencurahkansegalakemampuanny telahterlibatdalampenyusunanmodulpelatihanini .

Jakarta, Juli 2013

PUSATPEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHANKONSTRUKSI

Judul Modul:Melaksanakan Pekerjaan Persiapan BukuInformasi

Edisi: 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar

kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2 Kompeten ditempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap

kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan

1.2.1 Desain materi pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan

Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.

a. Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang

instruktur.

b. Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber

yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur.

1.2.2 Isi Materi Pelatihan

a. Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun

peserta pelatihan.

b. Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam

Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

1) Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk

mempelajari dan memahami informasi.

2) Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

3) Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan

dalam melaksanakan praktek kerja.

c. Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

1) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai

pernyataan keterampilan.

2) Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

3) Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk

mencapai keterampilan.

4) Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku

Kerja.

5) Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.

6) Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3 Penerapan materi pelatihan

a. Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:

1) Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta

pelatihan sebagai sumber pelatihan.

2) Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

3) Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam

penyelenggaraan pelatihan.

4) Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku 4) Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku

1) Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.

2) Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.

3) Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

4) Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.

5) Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini

1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang

berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2 Persyaratan

Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus

sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui:

a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang

sama atau

c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan

keterampilan yang sama.

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah

1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan

serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses

pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu

pekerjaan/jabatan.

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui

perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta

keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang

dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai

suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat

menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur

pekerjaan di berbagai sektor.

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan

unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu

kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh

Lembaga Sertifikasi Profesi, baik LSP maupun Badan Sertifikasi Kompetensi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara

sistematis dan terprogram serta dilaksanakan secara obyektif melalui uji

kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

BAB II STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja

Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung yaitu sebagai representasi dari Unit

kompetensi melaksanakan pekerjaan persiapan, Kode Unit F4xxxx.003 02, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan

kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

• Menerapkan keselamatan dan kesehaan kerja dan lingkungan (K3-L) di tempat kerja

• Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja

• Melaksanakan Pekerjaan Pondasi • Melaksanakan Pekerjaan Struktur

• Melaksanakan Pekerjaan Arsitektur

• Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi

2.2.1 Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan

yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu

jabatan kerja tertentu.

2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini

adalah “Melaksanakan Pekerjaan Persiapan”.

2.2.3 Durasi / waktu pelatihan

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, terfokus pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Setiap peserta pelatihan

membutuhkan waktu yang berbeda untuk menjadi kompeten dalam

melakukan tugas tertentu.

2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan

pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih

yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level

yang diperlukan.

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

a. Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

b. Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

c. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

d. Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk

kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit Melaksanakan Pekerjaan Persiapan

2.3.2 Kode Unit

F.4xxxx.003.02

2.3.3 Deskripsi Unit

Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan dalam menginterpretasikan gambar kerja dan

spesifikasi teknis, menyusun program kerja dan melaksanakan mobilisasi

sumber daya.

2.3.4 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal menerapkan

K3L ditempat kerja, dan Melakukan komunikasi di tempat kerja

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ELEMENKOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1.1 Gambar kerja dan spesifikasi teknis kerja dan spesifikasi teknis

1. Menginterpretasikan gambar

diidentifikasi sesuai dengan prosedur

1.2 Gambar kerja dan spesifikasi teknis diperiksa

sesuai dengan prosedur

1.3 Hasil pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi teknis dibuat sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan

2.1 Jenis pekerjaan, material, peralatan, alat berat, pelaksanaan pekerjaan

2. Menyusun program kerja

dan tenaga kerja diidentifikasi sesuai dengan

dokumen kontrak

2.2 Jadwal (schedule) penggunaan material, peralatan, alat berat, dan tenaga kerja dibuat

sesuai dengan dokumen kontrak

2.3 Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat sesuai

dengan dokumen kontrak

3.1 Metode mobilisasi sumber daya ditentukan sumber daya

3. Melaksanakan mobilisasi

sesuai dengan prosedur

3.2 Waktu mobilisasi sumber daya ditentukan

sesuai dengan program kerja

3.3 Mobilisasi sumber daya dilakukan sesuai dengan program kerja

2.3.6 Batasan Variabel

a. Konteks variabel

1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu atau kelompok, pada lingkup pekerjaan sektor konstruksi utamanya

pada pelaksanaan pekerjaan gedung

2) Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan persiapan

3) Unit kompetensi ini juga untuk menyiapkan, melaksanakan dan menegakkan tanggung jawab dalam persiapan pelaksanaan

pekerjaan gedung

b. Perlengkapan yang dibutuhkan

1) Peralatan a)

Alat tulis

b)

Komputer

c)

Printer

2) Perlengkapan

a)

Kertas HVS

b)

Kerta formulir

c. Peraturan-peraturan yang diperlukan

1) Undang-undang RI nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

2) Peraturan presiden nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan

Barang dan Jasa

d. Norma dan standar

1) Standard Operation Procedure (SOP) Perusahaan

2) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) Tahun 1982

2.3.7 PANDUAN PENILAIAN

a. Konteks penilaian Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh

elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang

sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan

kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan

dan sikap kerja yang diperlukan sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Metode uji yang digunakan antara lain:

1) Test tertulis;

2) Test lisan (wawancara);

3) Praktek/simulasi.

4) Porto folio

b. Persyaratan kompetensi

Unit kompetensi ini merupakan penunjang unit kompetensi yang lain

dan tidak memerlukan penguasaan kompetensi lain sebagai persyaratan awal.

1) F.4xxxx.001.12 :

Melaksanakan Ketentuan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) di Tempat Kerja

2) F.4xxxx.002.12 :

Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

c. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

1) Pengetahuan

a) Gambar kerja dan spesifikasi teknis

b) Jadwal penggunaan material, lokasi, kantor proyek (Direksi

Kit), peralatan, alat berat, dan tenaga kerja

c) Jadwal pelaksanaan pekerjaan

d) Mobilisasi sumber daya

2) Keterampilan

a) Memeriksa gambar kerja dan spesifikasi teknis

b) Membuat jadwal penggunaan lokasi, kantor proyek (Direksi Kit), peralatan, alat berat, tenaga kerja, dan material

c) Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan

d) Melakukan mobilisasi sumber daya

d. Sikap kerja yang diperlukan

1) Teliti dalam memeriksa gambar kerja dan spesifikasi teknis

2) Teliti dalam membuat jadwal penggunaan material, lokasi, kantor

proyek (Direksi Kit), peralatan, alat berat, dan tenaga kerja

3) Teliti dalam membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan

4) Teliti dalam melakukan mobilisasi sumber daya 4) Teliti dalam melakukan mobilisasi sumber daya

1) Ketelitian dalam memeriksa gambar kerja dan spesifikasi teknis

2) Ketelitian dalam membuat jadwal penggunaan material, lokasi,

kantor proyek (Direksi Kit), peralatan, alat berat, dan tenaga kerja

3) Ketelitian dalam membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan

4) Ketelitian dalam melakukan mobilisasi sumber daya

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta

pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri,

artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan

rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah

dimiliki.

d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan

pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek

a. Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang

ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek.

c. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta

pelatihan dengan menerapkan metode :

a. Penilaian tertulis

b. Penilaian lisan/wawancara

c. Penilaian observasi/Praktek/simulasi

3.2 Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa

kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar

secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan

disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk

mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar

berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan

kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang

dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya

mencakup topik tertentu.

3.3 Rancang Bangun Pembelajaran Materi pelatihan

Rancang banngun pembelajaran ini memberikan informasi tentang indikator

kompetensi yang jabarkan ke dalam tujuan pencapaian materi pembelajaran, metode pelatihan yang dibutuhkan disetiap indikator dan tahapan prosess pembelajaran, serta sumber materi yang dibutuhkan dengan alokasi waktunya.

Unit Kompetensi MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Elemen Kompetensi 1. Menginterpretasikan gambar kerja dan spesifikasi teknis

Jam Referensi Kriteria Unjuk Kerja pelaj Tujuan

yang aran No / Indikator Unjuk

Metode

pembelajara

Tahapan pembelajaran

disarank indik Kerja

pelatihan

an atif (mnt)

1.1 Gambar kerja

Selesai

Metode :

1. Menjelaskan jenis

1 dan spesifikasi

mengikuti

Ceramah

dan fungsi gambar

teknis

materi ini

Diskusi

kerja

2. Menjelaskan sesuai dengan

pengertian dan

prosedur

mengidentifik peragaan

fungsi spesifikasi

1) Dapat

asi gambar

Tugas

teknis

menjelaskan

kerja dan

3. Menjelaskan cara

mengidentifikasi gambar kerja

jenis dan fungsi spesifikasi

Alat :

teknis yang

gambar kerja

2) Dapat

sesuai

4. Menjelaskan cara

menjelaskan

dengan

mengidentifikasi

pengertian dan

prosedur

spesifikasi teknis

teknis

gambar kerja dan

3) Dapat

spesifikasi teknis

menjelaskan

spesifikasi teknis

gambar kerja

7. Mengamati keteliti

4) Dapat

an perserta dalam

menjelaskan

mengidentifikasi

cara

gambar kerja dan

mengidentifikasi

spesifikasi teknis

spesifikasi teknis

5) Mampu mengidentifikasi

gambar kerja

6) Mampu mengidentifikasi

gambar kerja

7) Harus mampu bersikap teliti

dalam mengidentifikasi gambar kerja dan spesifikasi

teknis

Jam Referensi Kriteria Unjuk Kerja pelaj

yang aran No / Indikator Unjuk Tahapan pembelajaran

Tujuan

Metode

disarank indik Kerja

pembelajaran

pelatihan

an atif (mnt)

1.2 Gambar kerja

dan spesifikasi

maksud dan tujuan teknis diperiksa

sesuai dengan

pelatihan ini

Diskusi

gambar kerja

1) Dapat

mampu

kelompok

maksud dan tujuan

maksud dan

gambar kerja si/

spesifikasi teknis

3. Mempraktekan pemeriksaan

memeriksa gambar gambar kerja

spesifikasi

teknis sesuai

kerja sesuai dengan

2) Dapat

dengan

prosedur

menjelaskan

prosedur

4. Mempraktekan

maksud dan

memeriksa

tujuan

spesifikasi teknis

pemeriksaan

sesuai dengan

spesifikasi

dokumen kontrak

teknis

3) Mampu

5. Mengamati perliaku

memeriksa

peserta dalam

gambar kerja melaksanakan tugas sesuai dengan

kelompok

prosedur

4) Mampu memeriksa spesifikasi teknis sesuai dengan

dokumen kontrak

5) Harus mampu

bersikap teliti dalam

memeriksa gambar kerja

dan spesifikasi teknis

Jam Referensi Kriteria Unjuk Kerja pelaj No / Indikator Unjuk

Tujuan

Metode

Tahapan pembelajaran yang aran

disarank indik Kerja an

pembelajaran

pelatihan

atif (mnt)

1.3 Hasil pemeriksa

30 an gambar

Selesai

Ceramah

1. menjelaskan

kerja dan

mengikuti

manfaat hasil

spesifikasi teknis

pelatihan ini

Tugas

gambar kerja

digunakan peserta

kelompok

2. menjelaskan

sebagai acuan

mampu menggunaka Peragaan/

manfaat hasil

pelaksanaan

n hasil pemeriksaan asi

spesifikasi teknis

gambar kerja Tugas

1) Dapat

manfaat hasil

pemeriksaan gambar kerja

sebagai

penggunaan hasil

acuan

pemeriksaan

sebagai acuan pelaksanaan pelaksanaan

gambar kerja

pekerjaan

pekerjaan

4. Mempraktekan

menjelaskan

manfaat hasil penggunaan hasil pemeriksaan

pemeriksaan

spesifikasi

spesifikasi

teknis sebagai acuan 5. Mengamatai

pelaksanaan

ketelitian peserta dalam

pekerjaan

melaksanakan

3) Mampu tugas

melaksanakan prosedur

penggunaan hasil pemeriksaan

gambar kerja sebagai acuan

pelaksanaan pekerjaan

Jam Referensi Kriteria Unjuk Kerja pelaj No / Indikator Unjuk

Tujuan

Metode

Tahapan pembelajaran yang aran

disarank indik Kerja an

pembelajaran

pelatihan

atif (mnt)

4) Mampu

melaksanakan prosedur penggunaan hasil

pemeriksaan spesifikasi teknis sebagai acuan

pelaksanaan pekerjaan

5) Harus mampu

bersikap teliti dalam

menggunakan hasil

pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi

teknis sebagai acuan

pelaksanaan pekerjaan

Unit Kompetensi MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Elemen Kompetensi

2. Menyusun program kerja pelaksanaan pekerjaan

Jam Kriteria Unjuk Kerja pelaj Referensi

aran No

Tujuan

Metode

/ Indikator Unjuk Tahapan pembelajaran yang Kerja

pembelajaran

pelatihan

disarankan indik atif

(mnt)

30 pekerjaan,

maksud dan tujuan material,

mengenali jenis

pekerjaan, material, berat, dan

peralatan, alat

pelatihan ini

kelompok

peralatan, alat tenaga kerja

peserta

Demonstr

berat, dan tenaga diidentifikasi

mampu

asi /

mengidentifik peragaan

kerja

sesuai dengan asi Jenis

2. menjelaskan cara dokumen

Observasi

pekerjaan,

mengenali jenis

1) Dapat

peralatan,

peralatan, alat

menjelaskan

berat, dan tenaga maksud dan

alat berat,

dan tenaga

kerja

tujuan

kerja

3. Memperagakan

mengenali jenis

diidentifikasi

cara

pekerjaan,

sesuai

mengidentifikasi

jenis material peralatan, alat

sesuai dengan

berat, dan

dokumen kontrak tenaga kerja

kontrak

4. Mempraktekan cara

2) Dapat

mengidentifikasi

menjelaskan

jenis peralatan

cara mengenali

sesuai dengan

jenis pekerjaan, dokumen kontrak material,

5. Mempreaktekan

peralatan, alat

cara

berat, dan

mengidentifikasi

tenaga kerja

jenis alat berat sesuai dengan

dokumen kontrak

3) Mampu

6. Mempraktekan cara

mengidentifikasi

mengidentifikasi

jenis material jenis tenaga kerja sesuai dengan

sesuai dengan

dokumen dokumen kontrak kontrak

4) Mampu 7. Mengamati peserta dalam melakukan mengidentifikasi

identifikasi jenis

jenis peralatan pekerjaan, material, sesuai dengan

peralatan, alat

dokumen kontrak berat, dan tenaga kerja

5) Mampu

mengidentifikasi jenis alat berat

sesuai dengan dokumen

kontrak

6) Mampu mengidentifikasi

jenis tenaga kerja sesuai

dengan dokumen kontrak

7) Harus mampu bersikap teliti

dalam mengidentifikasi jenis pekerjaan,

material, peralatan, alat

berat, dan tenaga kerja

No

Kriteria Unjuk Kerja / Indikator Unjuk Kerja

Tujuan pembelajaran

Metode pelatihan

Tahapan pembelajaran

Referensi yang disarank an

Jam pelaj aran indik

atif (mnt)

2.2 Jadwal (schedule) penggunaan material, peralatan, alat berat, dan tenaga kerja dibuat sesuai dengan dokumen kontrak

Selesai mengikuti materi pelatihan ini peserta mampu membuat Jadwal (schedule) penggunaan material, peralatan, alat berat, dan tenaga kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak

Ceramah Diskusi Tugas kelompok Demonstr asi/ peragaan Observasi

1. menjelaskan maksud dan tujuan membuat jadwal penggunaan material, peralatan, alat berat, dan tenaga kerja

2. menjelaskan maksud dan tujuan membuat jadwal penggunaan material, peralatan, alat berat, dan tenaga kerja

3. Memperagakan cara membuat jadwal penggunaan material sesuai dengan dokumen kontrak

4. mempraktekan cara membuat jadwal penggunaan peralatan, dan alat berat sesuai dengan dokumen kontrak

5. memperagakan cara membuat jadwal penggunaan tenaga kerja sesuai dengan dokumen kontrak

1) Dapat menjelaskan maksud dan tujuan membuat jadwal penggunaan material, peralatan, alat berat, dan tenaga kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak

2) Dapat menjelaskan langkah-langkah membuat jadwal penggunaan material, peralatan, alat berat, dan tenaga kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak

3) Mampu membuat jadwal penggunaan material sesuai dengan dokumen kontrak

6. Mengamati sikap kerja peserta dalam mengevaluasi

4) Mampu membuat jadwal penggunaan peralatan, dan 4) Mampu membuat jadwal penggunaan peralatan, dan

5) Mampu membuat jadwal

penggunaan tenaga kerja

sesuai dengan dokumen

kontrak

6) Harus mampu bersikap teliti dalam membuat

jadwal penggunaan material,

peralatan, alat berat, dan tenaga kerja

2.3 Jadwal

maksud dan tujuan pekerjaan

membuat jadwal

dibuat sesuai

pelatihan ini

dokumen

kontrak

1) Dapat

Jadwal

Observasi

membuat jadwal

menjelaskan

pelaksanaan

pelaksanaan

maksud dan

pekerjaan

pekerjaan

tujuan membuat yang sesuai

3. memperagakan

jadwal

dengan

cara membuat

pelaksanaan

jadwal pelaksanaan pekerjaan

dokumen

pekerjaan

kontrak

2) Dapat

persiapan sesuai

menjelaskan dengan dokumen langkah-langkah

kontrak

membuat jadwal

4. memperagakan

pelaksanaan

cara membuat

pekerjaan jadwal pelaksanaan

3) Mampu

pekerjaan tanah

membuat jadwal

sesuai dengan

pelaksanaan dokumen kontrak pekerjaan

5. mengamati perserta persiapan

dalam membuat

sesuai dengan jadwal pelaksanaan dokumen

pekerjaan

kontrak

4) Mampu membuat jadwal

pelaksanaan pekerjaan tanah sesuai dengan dokumen

kontrak

Jam Referensi pelaj Kriteria Unjuk Kerja

No / Indikator Unjuk

Tujuan

Metode

Tahapan pembelajaran yang aran

disarank indik Kerja an

pembelajaran

pelatihan

atif (mnt)

5) Mampu membuat jadwal

pelaksanaan pekerjaan

struktur sesuai dengan

dokumen kontrak

6) Harus mampu bersikap teliti

dalam membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan

Unit Kompetensi MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Elemen Kompetensi 3. Melaksanakan mobilisasi sumber daya

Jam Referensi pelaj Kriteria Unjuk Kerja

yang aran No

Tujuan

Metode

/ Indikator Unjuk Tahapan pembelajaran

disarank indik Kerja an

pembelajaran pelatihan

atif (mnt)

3.1. Metode Selesai

30 mobilisasi

Ceramah

1. menjelaskan cara

sumber daya

metode mobilisasi ditentukan

materi

Tugas

pelatihan ini

kelompok

sumber daya

sesuai dengan

2. menjelaskan cara prosedur

menentukan peragaan

metode mobilisasi

1) Dapat

Metode

Observasi

sumber daya

menjelaskan

mobilisasi

sesuai dengan

cara

sumber daya

dokumen kontrak

menentukan

yang sesuai

3. mempraktekan

metode

dengan

menetapkan

mobilisasi

metode mobilisasi sumber daya

prosedur

tenaga kerja sesuai

2) Dapat

dengan prosedur

menjelaskan

4. mempraktekan

cara

menetapkan

menetapkan metode mobilisasi metode

peralatan dan alat peralatan dan alat

dengan prosedur

sesuai dengan

5. menetapkan

dokumen metode mobilisasi

kontrak

material sesuai

3) Mampu

dengan prosedur

menetapkan metode

mobilisasi tenaga kerja

sesuai dengan prosedur

6. mengamati perserta menetapkan

4) Mampu

dalam menentukan metode

metode mobilisasi mobilisasi

sumber daya

peralatan dan alat berat sesuai dengan

prosedur

5) Mampu menetapkan

metode mobilisasi

material sesuai dengan prosedur

6) Harus mampu bersikap teliti

dalam menentukan metode

mobilisasi sumber daya

30 mobilisasi

3.2. Waktu Selesai

Ceramah

1. menjelaskan faktor

sumber daya

ditentukan

pelatihan ini

kelompok

penetapan waktu

sesuai dengan peserta

mobilisasi sumber program kerja

2. menjelaskan cara menjelaskan

menentukan waktu faktor yang

Waktu

Observasi

mobilisasi sumber mempengaruhi

mobilisasi

daya sesuai penetapan

sumber daya

yang sesuai

dengan prosedur

waktu mobilisasi dengan sumber daya

program kerja

2) Dapat menjelaskan

cara menentukan waktu mobilisasi sumber daya

sesuai dengan prosedur

Jam Referensi pelaj Kriteria Unjuk Kerja

No / Indikator Unjuk

Tujuan

Metode

Tahapan pembelajaran yang aran

disarank indik Kerja an

pembelajaran pelatihan

atif (mnt)

3. mempraktekan

3) Mampu menetapkan waktu menetapkan

mobilisasi sumber waktu mobilisasi

daya sesuai

sumber daya

dengan prosedur

sesuai dengan

4. mengamati peserta prosedur

dalam menentukan

4) Harus mampu

waktu mobilisasi

bersikap teliti

sumber daya

dalam menentukan waktu mobilisasi

sumber daya

3.3 Mobilisasi

30 sumber daya mengikuti

Diskusi

persyaratan

mobilisasi sumber sesuai

pelatihan ini

kelompok

daya

dengan

2. menjelaskan cara program kerja mampu

mobilisasi sumber menjelaskan

1) Dapat

melaksanaka peragaan

n Mobilisasi

Observasi

daya

persyaratan

sumber daya

3. melaksanakan

mobilisasi

sesuai

mobilisasi tenaga

sumber daya

dengan

kerja sesuai

program

dengan program

kerja

kerja

2) Dapat

4. melaksanakan mobilisasi material

menjelaskan cara

sesuai dengan

melaksanakan

program kerja

mobilisasi

5. melaksanakan

sumber daya mobilisasi peralatan

3) Mampu

dan alat berat sesuai dengan

melaksanakan mobilisasi

program kerja

tenaga kerja

6. mengamati peserta sesuai dengan

dalam melakukan program kerja

mobilisasi sumber

4) Mampu

daya

melaksanakan

mobilisasi material sesuai

dengan program kerja

Jam Kriteria Unjuk Kerja

Referensi pelaj No

/ Indikator Unjuk

Tujuan

Metode Tahapan pembelajaran yang aran

pembelajaran

pelatihan

Kerja

disarank indik an

atif (mnt)

7.

6) Mampu melaksanakan

mobilisasi peralatan dan

alat berat sesuai dengan program

kerja

7) Harus mampu bersikap teliti

dalam melakukan

mobilisasi sumber daya

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Tujuan Pembelajaran Umum :

Setelah selesai mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan gambar kerja dan spesifikasi teknis, menyusun

program kerja pelaksanaan pekerjaan, melaksanakan mobilisasi sumber daya

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah selesai mempelajari materi pelatihan ini peserta akan mampu :

1) Menginterpretasikan gambar kerja dan spesifikasi teknis,

2) Menyusun program kerja pelaksanaan pekerjaan,

3) Melaksanakan mobilisasi sumber daya

4.1 Pendahuluan

Sebelum pekerjaan pembangunan gedung di mulai, untuk menjamin lancamya pelaksanaan pekerjaan, maka perlu diperhatikan hal-hal yang mempengaruhinya

pekerjaan persiapan, antara lain sebagai berikut:

a. Jalan Masuk (Access Road)

Untuk keperluan transportasi/pengangkutan raw material, fabriccated material,

peralatan dan lain-lain, maka diperlukan access road yang cukup memadai,

baik lebarnya maupun kekuatan. Access Road ini ditinjau dari lokasinya ada dua, yaitu:

1) Off Site Access

Jaringan jalan yang ada di luar lokasi dimanfaatkan sebagai access road.

Untuk ini perlu diketahui hal-hal sebagai:

a) apakah ada yang perlu pelebaran

b) apakah ada yang perlu perkuatan

c) apakah ada peraturan lalu lintas atau peraturan daerah yang perlu diperhatikan.

2) On Site Access

Di dalam lokasi sendiri, diperlukan juga jalan untuk transportasi dalam lokasi

dan pergerakan peralatan yang digunakan. On site access ini perlu

direncanakan sebaik-baiknya, terutama untuk mengetahui timbulannya gangguan di dalam lokasi seperti:

1) gangguan di atas (over head obstruction)

2) gangguan di permukaan tanah (ground obstruction)

3) gangguan di bawah tanah (underground obstruction)

Perencanaan access ini menjadi satu kesatuan dalam perencanaan site (site

plan).

b. Site Plan

Lahan pada lokasi proyek, perlu direncanakan sebaik-baiknya untuk keperluan menampung dan mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi meliputi:

1) Kantor-proyek (offices)

2) Gudang (terbuka dan tertutup)

3) Barak kerja tempat fabrikasi

4) on site access

5) Fasilitas-fasilitas kerja lain, seperti car wash misalnya.

Bila lahan lokasi proyek sangat terbatas, maka perlu pemanfaatan lahan lain yang berdekatan atau bila terpaksa menggunakan lahan bangunan permanen

secara sementara dengan penjadwalan yang detail dan rinci, agar tidak terlalu

mengganggu kelancaran pekerjaan.

c. Pedoman Pengukuran

Agar bangunan dapat diletakkan path posisi yang diingirikan sesuai rencana

maka diperlukan pedoman-pedoman pengukuran, diantaranya adalah:

 Pedoman titik koordinat, hal ini diambil dari “Bench Mark” (BM) yang ada di sekitar/di dekat lokasi atau berpedoman pada bangunan yang telah

ada.

 Pedoman elevasi, untuk dapat menetapkan elevasi ± 0 untuk bangunan tersebut.

Kedua pedoman tersebut harus selalu dijaga agar tidak mengalami perubahan

dan senantiasa harus dicek kernbali, sampai dengan pedoman tersebut telah dipindahkan pada bagian bangunan yang telah dilaksanakan, secara tetap.

d. Alat Angkat

Kegiatan transportasi vertikal merupakan jantung kegiatan pelaksanaan pembamgunan gedung, oleh karena itu pemilihan alat angkat yang digunakan serta letak dan pergerakannya perlu ditetapkan/direncanakan lebih dahulu.

e. Jenis Alat Angkat

Objek yang diangkat, maka alat angkat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Alat angkat barang-barang kecil dan tenaga kerja orang yaitu:

passenger hoist.

Passenger hoist ini berbentuk boks yang tertutup dan memiliki pintu untuk

keluar masuk, dan dilayani oleh seorang operator di dalamnya untuk mengoperasikannya. Boks tersebut bergerak secara vertikal pada tiang

rangka baja yang menempel pada gedung.

2) Alat angkut barang-barang besar dan berat, yaitu: mobile crane dan atau

tower crane.

Mobile crane ada dua jenis yaitu wheel (roda ban) dan crawler (rantai

baja), biasanya digunakan untuk mengangkat barang yang tidak tinggi (2 atau 3 lantai).

Sedangkan tower crane, digunakan untuk transportasi vertikal pada

pelaksanaan gedung bertingkat tinggi.

Tower crane ada tiga jenis, yaitu: Tower crane ada tiga jenis, yaitu:

b) Rail mounted crane atau traveling crane, berdiri bebas dan dapat

bergerak sepanjang rail yang ada.

c) Climbing crane, bergerak ke atas dengan bertumpu pada lantai bangunan yang telah selesai dan terletak di tengah-tengah gedung

yang dibangun. Kapasitas tower crane tergantung dan jenis dan tipe

tower crane, serta panjang lengan pada saat mengangkat (makiñ panjang lengan angkatnya, kemampuan angkatnya menurun).

3) Letak Alat Angkat

Untuk mobile crane, karena sifatnya yang dapat bergerak bebas, tidak

tergantung pada letaknya. Tetapi yang perlu dipikirkan adalah manuver/pergerakannya efisien atau tidak. Sedangkan untuk tower crane

dan passenger hoist, perlu direncanakan letaknya secara tepat karena

akan mempengaruhi produktivitas kerja.

a) Letak passenger hoist

Letak passenger hoist diupayakan sebagai berikut:

 Sedekat mungkin dengan pusat dan daerah yang dilayani 

Tidak terlalu banyak mengganggu kegiatan pekerjaan finishing.

b) Letak tower crane/climbing crane

Letak tower crane diupayakan sebagai berikut:

 Memiliki daerah pelayanan yang maksimal  Dapat memanfaatkan struktur bangunan sebagai fondasi  Over swing tower crane tidak mengganggu pihak lain (seperti

bangunan, jalan raya, jalan kereta api, dan lain-lain).

Khusus climbing crane, struktur tempat berpijaknya harus cukup kuat menahan climbing crane selama operasi.

4.2 Interpretasi gambar kerja dan spesifikasi teknis

Seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung di dalam melakasanakan

tugasnya, harus mampu membaca gambar kerja secara cermat dan teliti, sehingga mampu membuat instruksi kerja secara benar.

Spesifikasi teknis sebagai acuan baku mutu bagi seorang pelaksana lapangan

dalam mengendalikan pekerjaan, baik mutu waktu, mutu material, mutu tenaga maupun mutu biaya. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pelaksana lapangan dalam

membaca gambar kerja meliputi :

1) Mengidentifikasi gambar kerja dan spesifikasi teknis

2) Memeriksa kesesuaian gambar kerja dan spesifikasi teknis dengan prosedur

3) Membuat hasil pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi teknis menjadi acuan pelaksanaan pekerjaan

4.2.1 Identifikasi gambar kerja dan spesifikasi teknis

a. Jenis dan fungsi gambar kerja

Jenis gambar kerja yang diperlukan oleh seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung meliputi :

1) Gambar situasi

2) Gambar denah

3) Gambar presfektif

4) Gambar detail

Fungsi gambar kerja adalah sebagai acuan untuk seorang pelaksana

dalam memberikan arahan kepada tukang dan pekerja, dan gambar

kerja menjadi pedoman kerja untuk tukang

b. Pengertian dan fungsi spesifikasi teknis

Spesifikfasi teknis adalah persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh

pelaksana pekerjaan, baik dari sisi dimensi strukturnya, kualitas, pelaksana pekerjaan, baik dari sisi dimensi strukturnya, kualitas,

berat, SDM, serta dimensi struktur

c. Cara mengidentifikasi gambar kerja

Langkah kerja mengidentifikasi gambar kerja meliputi :

1) Gambar kerja dapat diidentifikasi dari gambar rencana;

2) Gambar kerja juga dapat diidentifikasi dari dokumen kontrak;

3) Gambar kerja juga dapat diidentifikasi dari spesifikasi teknis;

4) Identifikasi gambar kerja meliputi :

a) Gambar site plan;

b) Gambar denah lantai;

c) Gambar prespektif (potongan bangunan)

d) Gambar kerja pekerjaan pondasi

e) Gambar kerja pekerjaan pembetonan

f) Gambar kerja pekerjaan bekisting, perancah/ scafolding

g) Gambar kerja pekerjaan kosen dan pintu/cendela

h) Gambar kerja pekerjaan atap

i) Gambar kerja pekerjaan plafon j) Gambar kerja pekerjaan instalasi k) Gambar kerja pekerjaan plambing

l) Gambar kerja pekerjaan instalasi pemadam kebakaran

d. Cara mengidentifikasi spesifikasi teknis

Langkah kerja mengidentifikasi spesifikasi teknis meliputi :

1) Siapkan spesififkasi teknis yang akan diidentifikasi.

2) Baca dengan teliti spesifikasi teknis dan catat syarat khusus

material, peralatan dan alat berat, dan persyaratan tenaga kerja yang dibutuhkan;

3) Dari Spesifikasi juga dapat didentifikasi metode kerja.

4) Dari spesifikasi teknis juga dapat diidentifikasi persyaratan mutu

e. Contoh hasil iden tifikasi spesifikasi teknis

1) Contoh identifikasi spesifikasi material beton untuk bangunan gedung :

Karakteristik No

Jenis Beton

Dimensi

beton besi

1 Pilecap

K 400 U 32

2 Beton Balok Lt I

40 X 60

K 400 U 32

3 Beton Balok Lt II

40 X 60

K 400 U 32

4 Beton Balok Lt III

40 X 40

K 300 U 32

5 Beton Kolom Lt I

6 Beton Kolom Lt II

60 X 60

7 Beton Kolom Lt III

50 X 50

K 300 U 32

Dst ...........

4.2.2 Pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi teknis sesuai dengan

prosedur

a. Maksud dan tujuan pemeriksaan gambar kerja Maksud melakukan pemeriksaan gambar kerja adalah untuk

mencocokan kesesuaian gambar kerja dengan kondisi lapangan. Apabila ternyata kondisi lapangan tidak sesuai dengan gambar kerja, maka seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung harus membuat

gambar ketidak cocokan tersebut kemudian dilaporkan kepada

atasannya yaitu manajer lapangan untuk dibuatkan gambar kerja revisi, dan disetujui oleh GS dan pemberi tugas.

Tujuan melakukan pemeriksaan gambar kerja adalah untuk mendapatkan gambar kerja yang telah disepakati untuk dijadikan

acuan pelaksanaan pekerjaan oleh seorang pelaksana.

b. Prosedur pemeriksaan spesifikasi teknis Prosedur atau tata cara pemeriksaan spesifikasi teknis untuk

pekerjaan pelaksana pekerjaan gedung adalah seperti berikut :

1) Pemeriksaan dilakukan terhadap ukuran (dimensi), kualitas dan kuantitas material bangunan;

2) Pemeriksaan dilakukan terhadap kualitas dan kuantitas peralatan

dan alat berat yang diperlukan;

3) Pemeriksaan dilakukan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja;

4) Jika ternyata ada spesifikasi yang tidak sesuai, atau sulit untuk

dipenuhi, maka seorang pelaksana lapangan harus melaporkann kepada atasannya yaitu manajer lapangan, agar dicarikan

solusinya, dan mendapatkan persetujuan dari GS dan Pemberi

tugas.

c. Pemeriksaan gambar kerja sesuai dengan prosedur

Seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung ketika melakaukan pemeriksaan gambar kerja, melakukan prosedur seperti berikut :

1) Melakukan periksaan bahwa gambar kerja yang dibutuhkan benar-

benar lengkap (siteplan, denah, gambar presfektif, gambar detail-

detail bagian struktur);

2) Memeriksa bentuk bangunan;

3) Memeriksa dimensi/ ukuran struktur;

4) Memilih metode kerja yang sesuai;

d. Mempraktekan cara memeriksa gambar kerja sesuai dengan prosedur

GAMBAR 4.1. DENAH LANTAI BAWAH

Dari gambar denah seperti di atas ini perlu diperhatikan sbb :

1) Ukuran (dimensi) ruangan dan dinding;

2) Letak pintu dan jendela;

3) Letak kolom-kolom utama dan dimensinya;

4) Letak tangga dan arah naiknya;

5) Letak kamar mandi dan WC;

6) Letak alat angkut vertikal/lift;

7) Perbedaan tinggi lantai;

8) Arah pintu utama.

LAB BETON

LAB BAHASA

LAB KOMPUTER

± 0.00

+ 0.10

+ 0.10

+ 0.10

+ 0.10

LAB KIMIA

LAB MICRO

± 0.00

LAB MEKTAN

9) dll Seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung haru mampu membuat

daftar hasil pemeriksaan gambar kerja secara rinci.

e. Pemeriksaan spesifikasi teknis sesuai dengan prosedur.

Jenis spesifikasi teknis untuk pekerjaan gedung meliputi :

1) Spesifikasi mutu material;

2) Spesifikasi mutu alat dan alat berat;

3) Spesifikasi tenaga kerja;

f. Mempraktekan cara memeriksa spesifi kasi teknis sesuai dengan prosedur.

1) Spesifikasi teknis biasanya terdiri atas :

 Mutu bahan/ material  Metode kerja

  Spesifikasi alat

Sumberdaya Manusia

2) Periksalah apakah item yang ada di atas sudah lengkap;

3) Buatlah daftar jenis material dengan kualifikasinya;

4) Buatlah daftar jenis peralatan dan alat berat dengan kualifikasinya;

5) Buatlah daftar jenis tenaga kerja yang dibutuhkan disetiap tahapan pekerjaan.

4.2.3 Pembuatan hasil pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi teknis sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.

a. Manfaat hasil pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi teknis :

Manfaat hasil pemeriksaan gambar kerja, adalah untuk acuan

pegangan bagi pelaksana lapangan melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh :

Dalam pekerjaan pelaksanaan pekerjaan bangunan gedung gambar

kerja yang digunakan sebagai acuan kerja adalah meliputi : gambar denah, gambar lantai, gambar presfektif, gambar potongan/tampak, kerja yang digunakan sebagai acuan kerja adalah meliputi : gambar denah, gambar lantai, gambar presfektif, gambar potongan/tampak,

Manfaat hasil pemeriksaan spesifikasi teknis adalah untuk mendapatkan kepastian acuan mutu yang diminta.

Sebagai contoh :

Dalam pekerjaan perlaksanaan pekerjaan bangunan gedung spesifikasi teknik untuk pekerjaan pondasi ditetapkan pondasi tiang pancang, dimensi tiang, kedalaman peancangan, pemotongan dan atau

penyambungan, alat berat untuk memancang, jumlah titik pancang dll.

b. Prosedur menggunakan hasil pemeriksaan gambar kerja dan

spesifikasi teknis :

Hasl pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi teknis biasanya menjadi

pegangan bagi Manajer Proyek , manajer lapangan dan Pemberi tugas

untuk melakukan kontrol pekerjaan, oleh karena itu penggunaannya oleh pelaksana lapangan harus melalui prosedur sbb :

1) Pelaksana lapangan pekerjaan gedung harus memiliki copy hasil pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang sudah diperbaiki dan disyahkan oleh yang berwenang.

2) Hasil pemeriksaan gambar kerja oleh seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung dibuatlah instruksi-instruksi kerja kepada tukang dan pekerja.

3) Hasil pemeriksaan spesifikasi teknis oleh seorang pelaksana

lapangan pekerjaan gedung dibuatlah sebuah acuan baku untuk mutu pekerjaan (material, alat & alat berat, tenaga kerja)

4) Hasil pemeriksaan gambar kerja tersebut digunakan oleh pelaksana

lapangan sebagai acuan untuk memonitor dan mengontrol pekerjaan dari sisi dimensi dan bentuknya.

5) Hasil pemeriksaan spesifikasi teknis digunakan oleh seorang

pelaksana lapangan pekerjaan gedung untuk memerika kualitas/ mutu pekerjaan (material, dan peralatan & alat berat serta jumlah

tenaga kerja) tenaga kerja)

1) Hasil pemeriksaan gambar kerja akan digunakan untuk membuat

daftar jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seorang pelaksana lapangan;

2) Hasil pemeriksaan gambar kerja juga akan digunakan untuk

menghitung kebutuhan material, kebutuhan tenaga kerja kebutuhan peralatan dan alat berat;

3) Hasil pemeriksaan gambar kerja juga akan digunakan sebagai

acuan membuat program kerja pelaksanaan pekerjaan.

d. Cara menggunakan hasil pemeriksaan gambar kerja :. 

Gambar denah lantai bawah di atas digunakan sebagai acuan untuk

membuat bangunan pondasi, dengan sudut-sudut pertemuan sesaui jumlah kamar yang ada dalam gambar;

Dengan gambar denah lantai bawah, dapat digunakan untuk  menetapkan letak-letak kolom yang dibutuhkan dan ukuran kolom;  Dengan gambar denah lantai bawah, dapat digunakan untuk

menetapkan letak kosen pintu maupun jendela;

 Dengan gambar denah lantai bawah, dapat digunakan untuk

menetapkan ketinggian lantai disetiap ruangan  Dengan gambar denah lantai bawah, dapat digunakan untuk

menetapkan letak tangga maupun lift;

e. Penggunaan hasil pemeriksaan spesifikasi teknis : 

Pengendalian mobilisasi material, alat dan peralatan

 Pengendalian kualitas dan kuantitas pekerjaan persiapan;  Pengendalian kualitas dan kuanatitas pekerjaan tanah;

 Pengendalian kualitas dan kuantitas pekerjaan pondasi;  Pengendalian kualitas dan kuantitas pekerjaan struktur;  Pengendalian kualitas dan kuantitas pekerjaan arsitektur;

f. Cara menggunakan hasil pemeriksaan spesifikasi teknis :.  Pengendalian mobilisasi material, alat dan peralatan harus

memperhatikan ketentuan spesifikasi teknis, sebagai contoh praktek memperhatikan ketentuan spesifikasi teknis, sebagai contoh praktek

Praktek untuk mobilisasi alat dan peralatan, harus ada hasil

ketetapan jenis alat, kapasitas produksi alat, dan jumlah kebutuhan alat.

 Pengendalian kualitas dan kuantitas pekerjaan persiapan, harus

memperhatikan ketentuan spesifikasi teknis, sebagai contoh, praktek pematokan daerah proyek, dibutuhan jenis alat yang digunakan, luas area yang akan dibangunan, jenis mateial patok

proyek yang dibutuhkan, tenaga kerja yang dibutuhkan dll.  Pengendalian kualitas dan kuantitas pekerjaan tanah, harus memperhatikan ketentuan spesifikasi teknis, sebagai contoh

pekerjaan galian dan timbunan dan pengankutan, dibutuhkan jenis

dan jumlah alat berat untuk menggali, dibutuhkan hasil pemeriksaan laboratorium tentang jenis dan kekuatan dukung tanah di sekitar

lokasi proyek, dibutuhkan jenis dan jumlah alat berat untuk

menganggusur, dibutuhkan jenis dan jumlah alat berat untuk mengangkut, dibutuhkan jumlah tenaga kerja untuk melaksanakan

pekerjaan tersebut.

 Pengendalian kualitas dan kuantitas pekerjaan pondasi, harus memperhatikan ketentuan spesifikasi teknis, sebagai contoh dibutuhkan ketetapan jenis pondasi dan metode pekerjaannya,

dibutuhkan mutu pondasi dan jumlahnya, dibutuhkan dimensi pondasi, dibutuhkan alat yang digunakan untuk mengerjakan pondasi, dibutuhkan jenis dan jumlah tenaga kerja.

 dll

4.3 Penyusunan program kerja pelaksanaan pekerjaan

Seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung di dalam melakasanakan tugasnya, juga harus mampu menyusun program kerja pelaksanaan pekerjaan

secara cermat dan teliti, sehingga mampu membagi waktu, material, tenaga dan

alat kerja secara tepat. Dengan berlandaskan pada gambar kerja yang terlah diperbaiki dan spesifikasi yang telah diperbaharui.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh seorang pelaksana lapangan dalam menyusun program kerja adalah :

1) Melakukan identifikasi jenis pekerjaan, jenis material, jenis peralatan dan alat

berat, serta jenis tenaga kerja sesuai dengan kontrak;

2) Membuat jadwal (schedule) penggunaan material, peralatan & alat berat, dan

tenaga kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak;

3) Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan dokumen kontrak.

Langkah kerja tersebut akan diperjelas pada bagian-bagian selanjut dari tahapan

penulisan ini.

4.3.1 Identifikasi jenis pekerjaan, material, peralatan, alat berat dan tenaga kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak.

a. Maksud dan tujuan mengidentifikasi jenis pekerjaan, material,