Masalah da Kebijakan Ekonomi Indonesia P

1

Pertemuan II
Masalah dan Kebijakan Ekonomi Indonesia, Perkembangan Investasi
Provinsi Sumatera Selatan
Investasi dan Pembangunan Ekonomi
Investasi merupakan kunci utama untuk mencapai peningkatan pertumbuhanekonomi yang tercermin
dari kemampuannya meningkatkan laju pertumbuhan dan tingkat pendapatan. Semakin besar investasi
suatu negara akan semakin besar pula tingkat pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai.
Dengan demikian pertumbuhan ekonomimerupakan fungsi investasi (Haryanto, 2005). Selain itu
investasi juga memperluaskesempatan kerja, mendorong kemajuan teknologi dan spesialisasi dalam produksi
sehinggameminimalkan ongkos produksi serta penggalian sumberdaya alam, industrialisasi danekspansi pasar
yang diperlukan bagi kemajuan perekonomian daerah (Machmud, 2002). Pendapat tersebut didukung dengan
adanya UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 yangmenyebutkan bahwa salah satu tujuan dari
penyelenggaraan investasi baik investasi PMDN(Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA
(Penanaman Modal Asing) adalahmeningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang selanjutnya tidak hanya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga akan memeratakan dan meningkatkan
kesejahteraannasional secara kontinyu yang disebut sebagai pembangunan ekonomi.
Invesatasi merupakan suatu halyang penting dalam pembangunan ekonomi karena
investasi dibutuhkan sebagaifaktor penunjang didalam meningkatkan proses produksi.
Investasi merupakanlangkah awal mengorbankan konsumsi untuk memperbesar konsumsi

di masa yang akan datang. Selain itu, mendorong terjadinya akumulasi modal. Menurut
Suparmokodan Irawan (2002: 262) ada beberapa cara untuk meningkatkan investasi,
diantaranyayaitu: (1) meningkatkan tabungan dengan mengurangi konsumsi, (2)
pemerintahmenjual obligasi dengan bunga menarik sehingga masyarakat tertarik
untuk membelinga, (3) pembatasan impor barang - barang konsumsi bila memungkinkan
membatasai barang- barang kapital agar ada
novasi di dalam negeri, (4)
mengadakan pinjaman luar negeri, (5) memperluas sektor perdagangan luar negeri
denganmenaikkan “ terms of trade” (Mardalena, 2009).
Potensi Investasi di Sumatera Selatan
Energi
Sumber daya alam khususnya potensi energi primer yang terdapat di wilayah Sumatera
Selatan merupakan daya tarik kuat bagi masuknya penanaman modal untuk meningkatkan
perekonomian daerah. Hal ini didukung oleh letak Provinsi Sumatera Selatan diantara
Pulau Jawa dan Singapura/Malaysia yang secara ekonomi sangat strategis.
Potensi sumber daya energi Sumatera Selatan seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan
panas bumi terdapatnya tersebar dan berlimpah merupakan modal dasar dalam
mewujudkan Sumatera Selatan sebagai Lumbung Energi khususnya melalui Pembangunan
Ketenagalistrikan dan penyediaan energi bahan bakar dan industri. Pembangunan


Ketenagalistrikan di Sumatera Selatan melalui Pembangunan Listrik Tenaga Gas (PLTG)
dan Listrik Tenaga Uap (PLTU) di mulut tambang dengan bahan bakar batubara nilai kalori
rendah yang potensinya berlimpah akan menjawab kelangkaan listrik di Jawa dan
Sumatera yang saat ini dalam kondisi kritis selain untuk kebutuhan ekspor ke Malaysia dan
pengembangan pemanfaatan BBG untuk industri, komersial dan rumah tangga serta
transportasi yang relatif banyak.
Peluang Investasi
Sumatera Selatan mempunyai potensi alam yang cukup banyak dengan cadangan yang
masih belum dikelola dan menuggu kedatangan para investor untuk mengelolahnya, pada
saat ini beberapa peluang investasi yang di prioritaskan untuk ditawarkan adalah :
Minyak Bumi
Potensi minyak bumi di Sumatera Selatan mempunyai cadangan 5.034.082 MSTB
Produksi ekploitasi pertamina dan mitranya selama 1998-2002 baru rata-rata 3.718.720
barrel perhari.
Gas Alam
Cadangan gas alam yang ditemukan di kabupaten Musi Banyuasin, Lahat, Musi Rawas dan
Ogan Komering Ilir mencapai 7.238 BSCF. Produksi ekploitasi 4 tahun terakhir baru ratarata 2.247.124 MMSCF. Gas alam ini dapat dijadikan bahan pembangkit tenaga listik,
produk plastik dan pupuk.
Batubara
Cadangan batubara di Sumatera Selatan 18,13 milyar ton. Lokasi batubara terdapat di

kabupaten Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin dan Musi Rawas. Mutu cadangan batubara
pada umumnya berjenis lignit dengan kandungan kalori antara 4800-5400 Kcal/kg.
Cadangan batubara tersebut baru dikelola PT Bukit Asam dan PT Bukit Kendi pada lokasi
Kabupaten Muara Enim. Sedangkan cadangan sebanyak 13,07 Milyar Ton belum
dikelolasama sekali.
Pembangkit Tenaga Listrik
Daya tampung saat ini 411,975 KW. Saat ini PLN masih defisit;lebih kurang ;90 Mega
Watts. Kebutuhan setiap tahunmeningkat. Diprediksi tahu 2012 defisit PLN di Sumatera
Selatanakan mencapai 291,91 Mega Watts.
Potensi Investasi Pangan
Sumatera Selatan sebagai salah satu Provinsi Lumbung Pangan, tidak terlepas dari
tersedianya potensi sumber daya lahan yang cukup variatif, mulai dari lahan sawah irigasi,
tadah hujan, rawa pasang surut, lebak dan lahan kering. Selain juga memiliki komoditas
unggulan lain seperti jagung, kacang tanah, ubu kayu, ubi jalar, komoditas sayuran dan
buah - buahan. Dari total produksi padi Sumatera Selatan tahun 2005 sebesar 2.320.110 ton
gabah kering giling (GKG)1.466.310 ton, kontribusi terbesar diperoleh dari lahan sawah
yaitu 2.148.182 ton GKG (92,6%). Dengan jumlah penduduk 6.755.900 jiwa dan konsumsi

3


beras per kapita/tahun sebesar 124 kg, serta kebutuhan lainnya, maka pada tahun 2005
Sumatera Selatan surplus beras sebanyak 484.088 ton.
Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lahan yang tersedia secara
keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi dan rawa, penggunaan
agroinput, peningkatan kemampuan petani mengakses modal perbankan dan
pengembangan penggunaan alat mesin pertanian, maka kedepan Sumatera Selatan mampu
meningkatkan produksi padi hingga 5 juta ton GKG atau setara beras 3 juta ton. Hal ini
sangat tergantung kepada modal petani, investasi serta perbaikan infrastruktur jaringan
irigasi dan drainase. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dana yang cukup besar
mencapai Rp. 3,3 Trilyun. Pertambahan produksi ini akan membuka kesempatan berusaha
baru dan menambah pendapatan petani. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan pemerintah
untuk meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
Diharapkan melalui program akselarasi pembangunan pertaniandengan Program Sumatera
Selatan Lumbung Pangan akan dapatmengatasi masalah kemiskinan, pengangguran dan
peningkatanpendapatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Sumatera Selatan.
Potensi Pengembangan Lahan Sawah
Luas lahan sawah yang perlu dikembangkan dan dipertahankan di Sumatera Selatan untuk
mendukung Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan seluas 752.150 Ha. Lahan seluas
238.974 Ha merupakan lahan yang sementara ini tidak diusahakan dan berpotensi untuk

dikembangkan menjadi sawah baru. Sedangkan pada lahan yang baru satu kali tanam (IP
100) seluas 399.521 Ha,yang dapat dikembangkan menjadi dua kali tanam (IP 200)
seluas155.322 ha dengan dukungan kegiatan :
 Rehabilitasi Sarana Irigasi/Drainase;


Irigasi/Drainase;



Tata Air Mikro (TAM);



Pengembangan Alsintan (Handtraktor, pompa air);



Penggunaan Benih Unggul;




Pemupukan;



Penyuluhan dan Pendampingan.

Permasalahan dalam upaya pencapaian produksi tanaman terutama padi :
1. Prasanara Transportasi
2. Kredit Pertanian
3. Penyuluhan Pertanian (BPP, PPL, Dana Operasi)
4. Kelembagaan Petani & Perdesaan
5. Pupuk Bersubsidi

6. Irigasi & Rawa (jaringan, Tata Air Mikro), O & P
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan tanaman jagung meliputi belum cukup
tersedianya pabrik pakan, jaminan pasar dengan harga layak dan terbatasnya alat
penanganan pascapanen terutama dryer. Sedangkan untuk komoditi ubi kayu, ubi jalar dan
kacang tanah permasalahan yang dihadapi terutama dalam hal pemasaran dan pengolahan

pascapanen serta sulit untuk mendapatkan benih yang bermutu.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan komoditi sayuran :
1. Teknologi produksi sayuran di tingkat petani pada umumnya masih tradisional,
sehingga produktifitas dan kualitas produk relatif rendah.
2. Penggunaan benih unggul bermutu, khususnya benih hibrida masih terbatas, karena
harganya yang relatih mahal dan sulit dijangkau petani.
3. Serangan berbagai organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman sayuran
karena konsep PHT belum sepenuhnya dilaksanakan oleh petani.
4. Kondisi harga sayuran di pasar yang sangat fluktuatif dan keadaan iklim/musim
yang masih sulit diprediksi, teknologi serta modal yang masih terbatas di tingkat
petani.
5. Belum berkembangnya agroindustri.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan komoditi buah-buahan:
1. Masih tradisionalnya pengelolaan kebun campuran baik jenis maupun varietas serta
kurangnya pemeliharaan.
2. Tanaman buah-buahan yang ada sebagian besar merupakan tanaman tua dan kurang
terpelihara baik dari segi teknologi budidaya maupun penanganan pascapanen.
3. Terjadinya penurunan luas pertanaman karena tanaman tua dibongkar.
4. Panen buah masih tergantung pada musin.
5. Sarana pengairan yang kurang seperti sumur bor, mesin pompa.

Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lahan yang tersedia secara
keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi dan rawa, penggunaan
agro input, peningkatan kemampuan petani mengakses modal perbankan dan
pengembangan penggunaan alat mesin pertanian, maka kedepan Sumatera Selatan mampu
meningkatkan produksi padi hingga 5 juta ton GKG atau setara beras 3 juta ton. Hal ini
sangat tergantung kepada modal petani, investasi serta perbaikan infrastruktur jaringan
irigasi dan drainase. Kesemuanya itu memerlukan dukungan dana yang cukup besar
mencapai Rp. 3,3 Trilyun. Pertambahan produksi ini akan membuka kesempatan berusaha
baru dan menambah pendapatan petani. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan pemerintah
untuk meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

5

Diharapkan melalui program akselarasi pembangunan pertaniandengan Program
Sumatera Selatan Lumbung Pangan akan dapatmengatasi masalah kemiskinan,
pengangguran dan peningkatanpendapatan masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan
Investasi PMA dan PMDN
Perkembangan realisasi investasi PMA Provinsi Sumatera Selatan dalam tiga tahun
terakhir (2010-2012) terus meningkat, nilai relaisasi investasi PMA tahun 2012 tercatat

sebesar 786,45 juta US$ meningkat dibandingkan tahun 2011(557,32 juta US$) dengan
jumlah proyek sebanyak 107 proyek. Perkembangan realisasi investasi PMDN juga
meningkat terus dalam tiga tahun terakhir ,nilai investasi PMDN tahun 2012 mencapai
2.930,60 miliar rupiah meningkat lebih dari dua kali dari PMDN 2011 (1.068,87 miliar
rupiah) dengan jumlah proyek sebanyak 32 proyek.
TABEL 1
Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2010-2012
PMA
PMDN
Tahun
Juta US$
Proyek
Rp. Miliar
Proyek
2010

186,28

51


1.738,44

29

2011

557,32

99

1.068,87

48

2012

786,45

107


2.930,60

32

Sumber : bappenas Tahun 2012
TABEL 2
Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri Menurut Sektor Ekonomi 1)
(miliar rupiah), 2004-2012
Investasi
Sektor Ekonomi
1. Pertanian, Perburuan, Kehutanan, dan
Perikanan :
Pertanian
Kehutanan
Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Perindustrian

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

1 847,9

4 177,2

3 578,7

3686.0

1238.5

2622.0

9 056,4

9627.1r) 9 888,1

1 844,9

3 178,9

3 558,5

3674.0

1234.5

2597.3

8 883,8

9614.5r)

9 728,9

-

993,4

20,0

8,9

4,0

-

171,6

12,5

144,5

3,0

4,9

0,2

3,1

-

24,7

1,0

0,1

14,7

3 075,0
25 612,6

r)

662,4
20

1 400,0
20

21,0
13

691,4
26289.8

519,2
15914.8

1793.9
19434.3

2011

2012

6899.2 10 480,9
38533.8r) 49

4. Listrik, Gas, dan Air
5. Konstruksi
6. Perdagangan Besar dan Eceran, Restoran,
dan Hotel :
Perdagangan
Restoran dan Hotel
7. Transportasi, Pergudangan, dan
Komunikasi
8. Real Estate dan Jasa Perusahaan
9. Jasa Masyarakat, Sosial, dan Perorangan
Jumlah
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman
Modal

644,5

932,0

152,2

8 797,5

0,0

88,0

889,1
746,4

519,8

3442.7

4 929,8

9 134,7

3 796,8

r)

4 586,6

1 473,0

2 386,4

538,6

2110.7

881,2

2765.8

67,6

598.2

764,1

360,9

526,0

270,7

833,4

1799.1

506,7

723.0r)

2 045,4

r)

1 030,4

212,0

91,9

345,8

143,0

594,8

1442.0

116,4

328.6

552,1

269,0

180,2

127,7

238,6

357,1

390,3

394.4r)

1 015,0

1 887,7

637,5

1 227,7

286,2

429,2

809,2

13 787,7

8130.1r)

8 612,0

-

46,9

45,6

-

0,8

122,8

261,7

732,7
r)

2 825,1
92182

1 063,3
37
140,4

724,1
30
665,0

1 610,6
20
788,4

797,5

26,4

5010.1

3 328,8

1621.9

34878.7

20363.4

37799.9

60 626,3

76000.7r)

Catatan :
r)

Angka diperbaiki
Tidak termasuk Sektor Minyak & Bumi, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa Guna
Usaha, Investasi yang perizinannya dikeluarkan oleh instansi teknis atau sektor, Investasi Porto Folio (Pasar
Modal) dan Rumah Tangga
2)
Proyek dalam unit
Sumber : Badan Pusat Statistik
1)

Jika dilihat perbandingan investasi tahun 2004 sampai dengan 2012 untuk rata-rata
per sektor yaitu sektor pertanian sebesar 2,9 miliar, sektor kehutanan 2,8 miliar, sektor
perikanan 9,4 miliar sektor pertambangan dan penggalian 1,6 miliar sektor, sektor
perindustrian 2,6 miliar, sektor listrik, gas dan air 7,4 miliar, sektorr kontruksi kontruksi
2,2 miliar, sektor perdagangan besar dan eceran, restoran, dan hotel 2,6 miliar, sektor
perdagangan 2,5 miliar, sektor restoran dan hotel 3,1 miliar, sektor transportasi,
pergudangan, dan komunikasi 3,2 miliar, sektor real estate dan jasa perusahaan 21,9 miliar,
sektor jaa masyarakat, sosial dan perorangan 3,7 miliar.
Investasi yang terbesar persektor yaitu sektor pertanian terjadi pada tahun 2012
sebesar 988,1 miliar, sektor kehutanan pada tahun 2010 sebesar 171,6 miliar, sektor
perikanan taun 2009 sebesar 24,7 miliar, sektor pertambangan dan penggalian tahun 2012
sebesar 10480,9 miliar, sektor perindutrian terjadi pada tahun 2012 sebesar 49 889,1 sektor
listrik, gas dan air tahun 2011 sebesar 9 134,7 miliar, sektor kontruksi tahun 012 sebesar
4.586,6 miliar, sektor perdaganan terjadi pada tahun 2012 sebesar 1 030,4 miliar,
sektorrestoran dan hotel tahun 2012 sebesar 1 015,0 miliar, sektor transportasi,
pergudangan dan komunikasi terjadi di tahun 2010 sebesar 13 787,6 miliar, sektor real
estate dan jasa perusahaan tahun 2011 sebesar 732, 7 miliar dan sektor jasa masyarakat,
sosial dan perorangan sebesar 3 328,8 miiar pada tahun 2010.

58,0

7

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik [BPS]. 2012. Data Strategis BPS. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
Badan perencanaan Pembangunan Nasional [BAPPENAS]. 2012. Profil Pembangunan
Sumatera Selatan. [Internet]. [diunduh 27 Agustus 2014]. Tersedia pada:
http://simreg.bappenas.go.id/document/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi
%201600SumSel%202013.pdf .
Iswadi Jaka Pratama. 2011. Hubungan Investasi dengan Pembangunan Ekonomi di
Indonesia (Aplikasi Cononical Correlaion Analysis) [Internet]. [diunduh 2014
Agustus
26
].
Tersedia
pada:
https://www.academia.edu/4009271/HUBUNGAN_INVESTASI_DENGAN_PEM
BANGUNAN_EKONOMI_DI_INDONESIA_APLIKASI_CANONICAL_CORR
ELATION_ANALYSIS_.
Mardalena, Ervin. (2009). Pengaruh Investasi Swasta Dan Perdagangan Internasional
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Selatan. Ekonomika.
Portal Resmi Pemerintah sumatera Selatan.. 2012. Profil Potensi Investasi Provinsi
Sumatera Selatan. [Internet]. [diunduh 2014 Agustus 28]. Tersedia pada:
http://www.sumselprov.go.id/potensi/investasi.

MASALAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA, PERKEMBANGAN
INVESTASI DAN KONSUMSI

Tugas Perekonomian Indonesia
Dosen Pembimbing Prof. Dr. Bernadette Robani, M.Sc
Magister Ilmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
Oleh :
YUNIAR MITSULITA
NIM 0102-26-81318-002

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Pengaruh Kebijakan Hutang Dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Deviden Pada PT. Indosat

8 108 124