1 DETERMINAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMP KRISTEN BUKIT KASIH GIRIAN PERMAI KOTA BITUNG

  

DETERMINAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMP KRISTEN BUKIT

KASIH GIRIAN PERMAI KOTA BITUNG Neni Febrina Naibaho*, Budi T. Ratag*, Odi Pinontoan*.

  Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado ABSTRAK

Perilaku merokok merupakan aktivitas merokok yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari

dan dilakukan dimana saja, walaupun sudah diketahui bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan,

akan tetapi banyak anak remaja masih merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok dan hubungan antara pengaruh

lingkungan sosial dengan perilaku merokok. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik

dengan pendekatan crosectional study. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki SMP

Kristen Bukit Kasih Girian Permai Kota Bitung. Populasi penelitian sebanyak 72 responden

dengan menggunakan total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Variabel bebas

yaitu paparan iklan rokok dan pengaruh lingkungan sosial. Data yang diambil akan dianalisa

menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat signifikan 5% ( α ≤ 0.05). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara paparan iklan dengan perilaku merokok

(p=0.121), dan terdapat hubungan antara pengaruh lingkungan sosial dengan perilaku merokok

(p=0.004). Disarankan sebaiknya di sekolah diterapkan kawasan tanpa rokok dan peringatan

tertulis seperti stiker, guru-guru yang merokok jangan merokok di kawasan sekolah, diberi sanksi

bagi siswa-siswa yang kedapatan merokok, sebaiknya orang tua dan keluarga lebih lagi

memperhatikan kegiatan adik-adik dan melakukan penyuluhan ataupun seminar tentang perilaku

merokok dan bahaya rokok di sekolah-sekolah khususnya SMP.

  Kata kunci: Determinan perilaku merokok, anak remaja. ABSTRACT

Smoking behaviour is smoking activities which are often encountered in everyday life and can be

done anywhere, although it is known that smoking is harmful to health, but many teenagers are

still smoking. The purpose of this research was to determine the relationship between the

exposures of cigarette advertising with smoking behaviour and the relationship between the social

environment influences with the smoking behaviour. This study was an analytic type of survey with

cross sectional study. The population of this research were all the male students of Bukit Kasih

Junior high school Girian Permai in Bitung city. The amount of the population were about 72

respondents by using total sampling. The data collection was done by using questionnaire. The

free variable was the exposure to cigarette advertising and the influence of social environment.

The data that were collected were analysed by using Chi Square test with the significantce level of

  5

% (α ≤ 0. 05). The result of this research showed that there is no relationship between the

exposure of cigarette advertising and smoking behaviour (p = 0. 121), and there is a relationship

between the influence of social influence with smoking behaviour (p = 0. 004).

  It’s better for

school that they should apply region without smoking and written warning such as stickers,

teacher who smoke cannot smoke in the area of school, sanction will be given to the student who

caught smoking, it’s better for parent to pay more attention to the activities of their children in the

neighbourhood and do counselling or seminars on smoking behaviour and the dangers of smoking

in schools, especially junior high schools.

  Keywords: Determinant of smoking behaviour, adolescent.

  PENDAHULUAN

  Rokok adalah salah satu produk industri dan komoditi internasional yang dibakar dan dihisap masuk kedalam tubuh dan menghembuskan kembali keluar dan mengandung bahan kimiawi sekitar 4000. Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan. Asap rokok yang terkandung terdiri dari tiga komponen utama, yaitu nikotin, karbon monoksida (CO), dan tar (Bustan, 2000).

  Usia remaja merupakan proporsi umur seseorang mencoba merokok untuk pertama kalinya yakni pada kelompok umur 10-14 tahun, dimana usia tersebut disebut fase remaja pra- pubertas yang masih mencari jati diri. Anak remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, tidak termasuk golongan anak-anak, tidak juga termasuk golongan orang dewasa atau orang tua. Remaja ada diantara golongan anak- anak dan orang dewasa. (Nirwana, 2011).

  Data dari Global Adult Tobacco

  Survey (GATS) tahun 2011 men-

  yebutkan bahwa Indonesia memiliki peringkat pertama dengan jumlah perokok aktif 67.0% pada laki-laki dan pada wanita 2.7% (Kemenkes, 2012). Pada kelompok umur 10-14 tahun jumlah perokok laki-laki 57,4% dan pada perempuan 43,5%. Penghisap rokok 30 hari terakhir laki-laki 33,9%, perempuan 2,5%, perokok elektrik selama 30 hari terakhir laki-laki 3% perempuan 1,1% (Global Youth Tobacco Survey, 2014).

  Berdasarkan Riskesdas 2013 sebanyak 24,3% perokok tiap hari, 5% perokok kadang-kadang, 4% mantan perokok dan 66,6% tidak merokok. Prevalensi perokok setiap hari yang tertinggi pada provinsi Kepulauan Riau (27,2%) dan terendah di Provinsi Papua (16,2%). Dan tren usia merokok meningkat pada usia remaja, yaitu kelompok umur 10-14 tahun (18%) dan 15-19 tahun (55,4%). Menurut hasil data riset kesehatan dasar tahun 2013, prevalensi peroko k usia ≥ 10 tahun per provinsi, Sulawesi Utara tidak termasuk dalam 10 besar sebagai proporsi perokok setiap hari. Jumlah perokok di Sulawesi Utara sebesar 24,6% dengan jumlah perokok setiap hari (Pusdatin, 2013).

  Kematian diakibatkan oleh tembakau meningkat sangat cepat, data yang didapatkan Tobacco Atlas pada tahun 2012 melaporkan 50 juta orang meninggal akibat penyakit yang dikarenakan tembakau. Pada tahun 2012 diperkirakan laki-laki 237.167 dan wanita 146.881 terkena penyakit akibat mengkinsumsi tembakau. Sekitar 100.686 laki-laki dan 50.520 wanita atau 50% dari yang terkena penyakit akibat rokok mengalami kematian dini (Atlas, 2013).

  Bedasarkan survei awal diperoleh data bahwa jumlah seluruh siswa laki- laki sebanyak 73 siswa di SMP Kristen Bukit Kasih Girian Permai Kota Bittung pada tahun ajaran 2016/2017 dan wawancara yang dilakukan pada guru SMP Kristen Bukit Kasih Girian Permai Kota Bitung, bahwa ada siswa yang merokok bahkan sampai kedapatan merokok di sekitaran sekolah (Anonim, 2016).

  Berdasarkan hal-hal di atas, maka peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana hubungan antara paparan iklan rokok dan pengaruh lingkungan sosial dengan perilaku merokok pada siswa SMP di SMP Kristen Bukit Kasih Girian Permai Kota Bitung.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara keterpaparan iklan rokok dengan perilaku merokok dan apakah terdapat hubungan antara lingkungan sosial dengan perilaku merokok siswa SMP Kristen Bukit Kasih Girian Permai Kota Bitung.

  Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan studi potong silang (cross sectional).

  Tempat penelitian ini dilak- sanakan di SMP Kristen Bukit Kasih Girian Permai Kota Bitung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan

  Agustus-Oktober 2016.

  Seluruh siswa laki-laki kelas VII,

  VIII dan IX tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 73 siswa, bersedia dan hadir pada saat penelitian berjumlah 72 siswa.

  Variabel penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku merokok. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah paparan iklan rokok dan pengaruh lingkungan sosial.

  Teknik dan alat yang digunakan pengumpulan data dengan kuesioner. Kuesioner diisi dan dilakukan sendiri oleh responden. Sebelum digunakan kuesioner yang ada diuji cobakan terlebih dahulu kepada 35 orang siswa SMP, siswa yang dipilih untuk uji coba pertanyaan adalah siswa lain yang terpilih menjadi sampel. Uji coba kuesioner dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 di SMP NEGERI 08 Manado. Menurut Hastono (2006), uji

  validitas dan reabilitas kuesioner

  dilakukan untuk melihat sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data (keakuratan) kuesioner dan sejauh mana tetap konsisten bila dilakukan kembali hingga berkali-kali pada variabel yang akan diteliti. Dengan cara membandingkan r hitung dari tiap pertanyaan dengan r tabel. Dari hasil analisis, diperoleh

METODE PENELITIAN

  apakah pertanyaan-pertanyaan dikatakan sudah valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correction > nilai r tabel = 0.334 (untuk sampel n = 35). Untuk melihat kekonsistensi kuesioner penelitian (realibilitas), maka dilakukan uji realibilitas dengan nilai

  • Skala ukur: Nominal b.
  • Definisi operasional: adalah pernyataan responden tentang tindakan merokok yang dilakukan oleh keluarga baik itu yang tinggal maupun tidak tinggal dengan responden meliputi ayah, ibu, anggota keluarga yang lain juga tindakan merokok yang dilakukan oleh guru, tokoh agama, dan temannya baik disekolah maupun diluar sekolah

  Alpha Cronbach sebesar 0.850 > r tabel

  0.334, dari hasil uji ternyata nilai r Alpha lebih besar dibandingkan nilai r tabel, maka butir-butir pertanyaan pada kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel.

  Data yang terkumpul dari SMP Kristen Bukit Kasih, kemudian dilakukan analisis data dalam tabel frekuensi untuk mengetahui hubungan variabel terikat dan variabel bebas secara bivariat digunakan uji chi-square dengan nilai p < 0,05.

  • Alat ukur: Kuesioner -
  • Skala ukur: Nominal Variabel terikat a.
  • Definisi operasional: adalah pemajanan responden dari berbagai sumber media massa, media elektronik terkait iklan/ promosi rokok baik yang dibaca, didengar, maupun yang dilihat dari responden
  • Definisi operasional: adalah responden yang merokok setiap hari dalam waktu 1 bulan dan dikatakan tidak merokok jika hanya mencoba dan sudah berhenti dalam waktu 1 bulan (WHO, 2011).
  • Alat ukur: Kuesioner -
  • Alat ukur: Kuesioner - Hasil ukur: 0. Merokok dan 1.
  • Skala ukur: Nominal

  Variabel bebas a.

  Paparan iklan rokok

  Hasil ukur: 0. Jarang terpapar jika nilai median ≤ 6 dan 1.

  Sering terpapar jika nilai median > 6.

  Pengaruh lingkungan sosial

  Hasil ukur: 0. Lingkungan sosial positif ji ka nilai median ≤ 18 dan

  1. Lingkungan sosial negatif jika nilai median > 18.

  Perilaku merokok

  Tidak merokok.

  HASIL DAN PEMBAHASAN a. Paparan Iklan Rokok

  8.7

  79.2 72 100 Berdasarkan hasil analisis hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok diperoleh nilai p= 0.121. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok (p > 0.05). Hal ini dikarenakan iklan rokok sekarang ini tidak diperbolehkan menayangkan aktivitas mengkonsumsi rokok dan iklan rokok yang ada dimedia hanyalah memberitahukan produk- produk terbaru. Iklan rokok hanyalah sebagai faktor pendorong sekunder dan tidak terpapar secara langsung bagaimana aktivitas merokok itu dan cara merokok. Ada beberapa responden yang terpapar iklan rokok dan merokok, responden yang merokok tidak akan tahu dan penasaran bagaimana caranya merokok jika tidak ada aktivitas merokok yang responden lihat seperti lingkungan sekitar atau lingkungan terdekat responden.

  57

  20.8

  15

  91.3 23 100 Total

  21

  2

  Hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok dapat dilihat pada tabel 1.

  73.5 49 100 0.121 Jarang Terpapar

  36

  26.5

  13

  Merokok Tidak merokok Total n % n % n % Sering Terpapar

  Tabel 1. Hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok Paparan iklan rokok Perilaku merokok p value

  Penelitian ini sejalan dengan penelitian Chatherine (2011) tentang pengaruh iklan rokok melalui media massa terhadap perilaku merokok remaja di SMPN 2 Kota Kupang, menyatakan nilai p value = 1.000 dari uji Chi-Square yang artinya paparan iklan tidak ada pengaruh yang signifikan dengan perilaku merokok. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan kurniawan (2012) tentang pengaruh paparan iklan dan self-efficacy terhadap perilaku merokok remaja dengan hasil p value = 0.465 yang berarti penelitian ini tidak ada pengaruhnya dengan perilaku merokok. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Kustanti (2014) dengan judul hubungan antara pengaruh keluarga, pengaruh teman dan pengaruh iklan terhadap perilaku merokok pada remaja di SMP N 1 Slogohimo, Wonogiri dengan hasil uji Chi-Square nilai p value = 0.024 < 0.050 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh iklan rokok terhadap perilaku merokok siswa yang ada di SMP N 1 Slogohimo.

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan bagian iklan dan promosi pada pasal 17 dan 18. Pasal tersebut menyebutkan bahwa iklan rokok tidak boleh menyarankan untuk merokok atau sampai merangsang untuk merokok dan pada media harus mencantumkan peringatan bahaya merokok bagi kesehatan (PP, 2003).

b. Pengaruh Lingkungan Sosial

  Tabel 2. Hubungan antara pengaruh lingkungan sosial dengan perilaku merokok Pengaruh lingkungan sosial Perilaku merokok

  30

  Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh Wulandari (2011) dengan judul hubungan usia, polah asuh orang tua dan lingkungan sosial dengan

  79.2 72 100 Berdasarkan hasil analisis hubungan antara pengaruh lingkungan sosial dengan perilaku merokok diperoleh nilai p = 0.004. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara pengaruh lingkungan sosial dengan perilaku merokok (p < 0.05). Hal ini dikarenakan orang tua, keluarga dan teman-teman responden rata-rata merokok dan memiliki lingkungan sosial yang negatif sehingga mereka terpengaruh ingin mencoba apa yang dilakukan oleh teman-teman dan orang-orang terdekat. Rasa penesaran yang timbul pada responden terhadap yang dilakukan teman-teman dan keluarga mereka terhadap rokok membuat responden terdorang untuk merokok dan bertanya-tanya rasa apa yang ada dirokok. Melihat orang-orang terdekat seperti keluarga mempunyai rasa motivasi yang kuat ingin seperti orang-orang terdekat.

  57

  20.8

  15

  96.8 31 100 Total

  3.2

  Merokok p value Tidak merokok Total

  Hubungan antara pengaruh lingkungan sosial dengan perilaku merokok dapat dilihat pada tabel 2.

  65.9 41 100 0.004 Pengaruh lingkungan sosial (positif)

  27

  34.1

  14

  n % n % n % Pengaruh lingkungan sosial (negatif)

  1 kejadian merokok pada remaja di dusun widoro bangunharjo sewon bantul Yogyakarta dimana lingkungan sosial terdapat hubungan yang sangat signifikan terhadap perilaku merokok dengan nilai p value = 0.000. Penelitian ini juga sejalan yang dilakukan oleh Hesti (2012) dengan judul hubungan pengetahuan, lingkungan sosial, ketersediaan sarana dan prasarana dengan perilaku merokok dimana nilai p

  value = 0.050. Penelitian ini berbeda

  dengan penelitian yang dilakukan oleh Fikriyah (2012) dengan judul faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra, tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan dengan perilaku merokok dengan uji statistik

  Regresi Linier Ganda dimana nilai p value = 0.760.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan tujuan penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Tidak terdapat hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok siswa SMP Kristen Bukit Kasih Kota Bitung.

  2. Terdapat hubungan antara pengaruh lingkungan sosial dengan perilaku merokok merokok siswa SMP Kristen Bukit Kasih Kota Bitung.

  SARAN 1.

  Sebaiknya disekolah diterapkan kawasan tanpa rokok, dan peringatan-peringatan tertulis seperti stiker, guru-guru yang merokok diharapkan jangan merokok di kawasan sekolah. Diberi sanksi yang tegas bagi siswa yang kedapatan merokok.

  2. Bagi orang tua dan keluarga responden, sebaiknya lebih memperhatikan kegiatan apa yang dilakukan adik-adik dan setiap malam baiknya sharing apa yang dilakukan adik-adik pada hari itu.

  3. Fakultas kesehatan masyarakat, kiranya dapat membuat suatu kegiatan peyuluhan ataupun seminar tentang perilaku merokok dan bahaya merokok di sekolah-sekolah khususnya SMP.

  4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa mengembangkan penelitian tentang perilaku merokok remaja dengan memakai metode penelitian yang lain dan meneliti lebih lanjut masalah pengaruh teman terhadap perilaku merokok remaja khusunya pada pengaruh teman, orang tua dan keluarga, dan juga guru terhadap perilaku merokok remaja agar dapat melihat alasan- alasan lain mengapa remaja terpengaruh oleh teman-temannya juga mengenai paparan iklan rokok.

  Universitas Kristen Satya Wacana

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim. 2016. SMP Kristen Bukit Salatiga Kasih Girian Permai Kota Bitung. Kustanti A. 2014. Hubungan Antara

  Bustan, N. 2000. Epidemiologi Pengaruh Keluarga, Pengaruh

  Kesehatan Darurat . Makassar: Teman, dan Pengaruh Iklan

  Universitas Hasanuddin Terhadap Perilaku Merokok Pada Catherine. 2012. Pengaruh Iklan Rokok Remaja Di SMP N 1 Slogohimo

  Melalui Media Massa Terhadap Wonogiri. Fakultas Ilmu Perilaku Merokok Remaja Di Kesehatan Universitas Muham- SMPN 2 Kupang Tahun 2011. madiyah Surakarta.

  Jurnal MKM Vol. 06 No. 02 Juni Nirwana A. 2011. Psikologi Ibu, Bayi 2012 dan Anak . Yogyakarta: Nuha Fikriyah dan Febrijanto. 2012. Faktor- Medika faktor Yang Mempengaruhi Peraturan pemerintah nomor 19 tahun

  Perilaku Merokok Pada 2003 pasal 17-18. Mahasiswa Laki-laki Di Asrama www.bpkb.go.id>filedownload Putra. Jurnal Stikes, Vol. 5, No. 1, Pusat Data dan Informasi Kementerian Juli 2012. Kesehatan RI. 2013. Laporan

  Hastono, S. 2006. Modul Pertama Nasional Riset Kesehatan Dasar Pengolahan Data Uji Instrumen. (Riskesdas) 2007 dan 2013.

  Depok. Fakultas Kesehatan Jakarta: Badan Penelitian dan Masyarakat Universitas Indonesia. Pengembangan Kesehatan

  Hesti. 2012. Hubungan Pengetahuan, Depkes RI Lingkungan Sosial, Ketersediaan World Health Organisation (WHO), Sarana Prasarana Dengan Perilaku Regional Office for South-East- Merokok. Fakultas Kesehatan Asia. 2015. Global Youth Masyarakat Universitas Muham- Tobacco Survey (GYTS) madiyah Semarang. Indonesia Report 2014. New

  Kementrian kesehatan. 2012. Kemenkes Delhi: WHO-SEARO Luncurkan Hasil Survei World Health Organisation (WHO).

  Tembakau. 2011. Tobacco Questions for Kurniawan T. 2012. Pengaruh Paparan Surveys A Subset of Key

  Iklan dan Self-Efficacy Terhadap Questions from the Global Adult Perilaku Merokok Remaja. Tobacco Survey (GATS). Fakultas Ekonomika dan Bisnis

  Departement of Health & Human Services. USA

  Wulandari. 2011. Hubungan Usia, Polah Asuh Orang Tua dan Lingkungan Sosial Dengan Kejadian Merokok Pada Remaja di Dusun Widoro Bangunharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Program Study Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta.