ANALISIS STRATEGI DIRECT RESPONS MARKETI

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

ANALISIS STRATEGI DIRECT RESPONS
MARKETING EFEK RUMAH KACA
DI KONSER SINESTESIA
1

Dian Kurniawan Fauzi 1, Sri Dewi Setiawati 2
Universitas BSI Bandung, diankurniawanfauzi@gmail.com
2
Universitas BSI Bandung, sri.sds@bsi.ac.id

ABSTRACT
This study suggests about how the Public Relations Marketing strategy in increasing the
sales of concert tickets synesthete, namely by using a strategy of Direct Response
Marketing. A activities carried out in the public relations practitioner at the target
through media, with the aim to create market excitement, developing the core customer
base and turn loyal customers into advocates. Facts found in the field of marketing
strategy Efek Rumah Kaca before the concert synesthete is to provide works created or
songs for a demographic that can be downloaded for free at website Efek Rumah Kaca or
through SoundCloud account and sites Ripstore Asia.

Keyword: Greenhouse Effect, Marketing and Public Relations, Marketing Strategy,
Direct Response Marketing, Concerts synesthete
ABSTRAK
Penelitian ini mengemukakan tentang bagaimana strategi Marketing Public Relations
dalam meningkatkan penjualan tiket konser Sinestesia, yakni dengan menggunakan
strategi Direct Response Marketing. Sebuah kegiatan yang dilakukan praktisi humas
dalam membidik sasaran melalui media, dengan tujuan untuk menciptakan kegairahan
pasar, mengembangkan basis pelanggan inti dan mengubah pelanggan yang setia menjadi
pembela. Fakta yang ditemukan di lapangan tentang strategi marketing Efek Rumah Kaca
sebelum konser Sinestesia adalah dengan menyediakan karya yang diciptakan atau lagulagu untuk demografis secara gratis yang dapat diunduh diwebsite Efek Rumah Kaca atau
melalui akun SoundCloud dan situs Ripstore Asia.
Kata Kunci : Efek Rumah Kaca, Marketing Public Relations, Strategi Marketing, Direct
Response Marketing, Konser Sinestesia
PENDAHULUAN
Tahun 2015, Efek Rumah Kaca
mengeluarkan album baru berjudul
Sinestesia setelah jeda tujuh tahun
lamanya. Efek Rumah Kaca kemudian
mempersembahkan konser elegan nan
manis yaitu konser Sinestesia di Theatre

Besar, Taman Ismail Marzuki. Kehadiaran
album baru setelah album lama dan disertai
konser Sinestesia ini disambut antusias
oleh penggemarnya, terbukti dengan hanya
waktu seminggu tiket yang dibagi empat
kelas ini sudah terjual habis dari 1.200
kuota keseluruhan tiket yang disediakan

Efek Rumah Kaca di konser Sinestesia ini.
Konser ini sendiri dibagi menjadi dua
segmen. Segmen pertama,Efek Rumah
Kaca membawakan lagu-lagu dari album
terdahulu dalam format orkestra, dengan
bantuan Alvin Witarsa dkk, seperti yang
sudah Efek Rumah Kaca lakukan pada
konser di Bandung. Efek Rumah Kaca
menambahkan beberapa lagu, sehingga
sesi orkestra ini tetap layak untuk
dinikmati. Selanjutnya pada segmen kedua,
Efek Rumah Kaca akan membawakan

semua lagu dari album terbaru Sinestesia.
Konser ini menghabiskan waktu kurang

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

33

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

lebih dua setengah jam. Pada konser kali
ini, Efek Rumah Kaca bekerja sama
dengan Irwan Ahmett atau biasa dipanggil
Iwang sebagai Art Director.
Iwang merupakan seniman yang karyakaryanya dikagumiEfek Rumah Kaca,
karena selain konseptual, ia juga kerap
mengajak publik untuk terlibat dalam
proses
berkeseniannya.
Iwang

menginterpretasikan konser Sinestesia
menurut caranya sendiri, yang seringkali
mengejutkan.Tidak hanya Efek Rumah
Kaca dan Irwen Ahmett yang sukses
menyirih tapi seluruh pihak yang terlibat
patut diacungi jempol karena konser tanpa
sponsor komersial ini berhasil berjalan
dengan sukses. Konsep yang diusung Efek
Rumah Kaca dalam konser sinestesia ini
sederhana akan tetapi memiliki kualitas
yang mempunyai nilai jual tinggi.konser
sinestesia ini dirancang sesuai tema lagu
yang akan dibawakan, realitas spekulatif
dan ada unsur warna didalam album
sinestesia ini sehingga menyuguhkan
suasana sinematis musik yang melibatkan
perasaan dan imajinasi. Konser sinestesia
ini tidak hanya sekedar menghibur akan
tetapi ada refleksi dan realitas yang terjadi
dimasyarakat saat ini. Lirik ditata

terkadang puitis, dengan perspektif yang
luas dan kaya bahasa Indonesia.Konser
Sinestesia adalah salah satu pertunjukan
perpaduan antara audio dengan visual luar
biasa yang membuatnya jadi standar baru
konser Indonesia.
Konser Sinestesia menjadi konser yang
sempurna dibandingkan dengan konser
Efek Rumah Kaca sebelumnya yang
digelar pada tanggal 18 September tahun
2015 di Balai Sartika Bandung yaitu
konser Pasar Bisa Diciptakan, tidak hanya
dari segi kualitas dan konsep yang lebih
matang. Konser Sinestesia jauh lebih baik
dari konser Pasar Bisa Diciptakan,
meskipun di konser Pasar Bisa Diciptakan
ini Efek Rumah Kaca menggandeng
bintang tamu seperti The Adams, Tetangga
Pak Gesang, Ramondo Gascaro dan Anda
Perdana yang turut memeriahkan konser

Pasar Bisa Diciptakan. Konser tunggal
yang bertajuk Pasar Bisa Diciptakan
menyuguhkan sekitar dua puluh lagu Efek
Rumah Kaca dalam berbagai aransemen
dan dikemas dalam pentas bernuansa siaga,

akan tetapi konser tunggal ini menuai
kekecewaan dan banyak menuai kritik di
media sosial terutama soal hal tekhnis yang
disebabkan adanya beberapa masalah
seperti sound, antrian yang terlalu panjang
dan batasan umur. Konser Pasar Bisa
Diciptakan ini menggandeng sponsor
perusahaan rokok, sehingga diberlakukan
aturan batas usia minimal untuk bisa
menikmati acara tersebut. Efek Rumah
Kaca meminta maaf atas apa yang telah
terjadi di konser Pasar Bisa Diciptakan,
kemudian secara manis Efek Rumah Kaca
menutup permintaan maaf dengan sebuah

single baru berjudul Putih yang bisa
diunduh secara bebas melalui akun
SoundCloud Efek Rumah Kaca dan situs
Ripstore Asia.
Penjualan tiket konser Pasar Bisa
Diciptakan ini masih kalah dibandingkan
dengan penjualan konser Sinestesia,
meskipun pada konser Pasar Bisa
Diciptakan ini Efek Rumah Kaca
menggandeng sponsor perusahaan rokok
namun penjualan tiket tidak sesuai harapan
dan tidak semanis penjualan tiket konser
Sinestesia yang diselenggarakan tanpa
memakai jasa sponsor. Tiket Pasar Bisa
Diciptakan ini hampir ludes terjual namun
tiket tidak terjual habis dari 1.500 kuota
yang disediakan penyelenggara, tiket
konser ini tersedia dalam tiga kategori
yaitu, Presale 1 dengan harga Rp 75 ribu,
Presale 2 dengan harga Rp 95 ribu, dan

untuk pembelian langsung di lokasi
seharga Rp 120 ribu.
Efek Rumah Kaca merupakan grup band
yang tidak terlalu dominan mengangkat
lagu tentang cinta, mereka lebih fokus
pada realitas sosial tentang sebuah
pembelajaran yang ada dimasyarakat.Pesan
yang disampaikan melalui sebuah lagu
dapat tersampaikan secara tepat oleh
penikmatnya, ditambah lagi dengan musik
easy listening yang dengan mudah
dipahami dan diterima oleh semua
kalangan. Menurut saya ini menjadi sebuah
fenomena yang menarik ketika sebuah
grup band yang cukup diperhitungkan di
blantika musik indonesia tidak menjadikan
unsur cinta sebagai lagu andalannya. Efek
Rumah Kaca berani tampil beda dan
berusaha ingin merubah paradigma yang
ada dimasyarakat bahwa telinga orang


ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

34

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

Indonesia tidak harus dimanjakan dengan
lagu sendu yang hanya membuat efek
berlebihan ketika dalam menjalani sebuah
perasaan. Efek Rumah Kaca disebut-sebut
sebagai produk indie terbaik saat ini,
media musik menjulukinya sebagai band
yang cerdas karena sesuatu yang
berkualitas sekaligus menjual.Selain bagus
secara kualitas musik, citra positif dari
para personelnya pun sangat berpengaruh
dalam
menjatuhkan

hati
para
penggemarnya. Uniknya album ketiga
yang bertajuk Sinestesia ini memiliki
proses yang lama dan lucu, melakukan
rekaman langsung tanpa melakukan
workshop terlebih dahulu. ketika setelah
lama vakum tujuh tahun, para personel
Efek Rumah Kaca memiliki rasa kaku satu
sama lain karena tak pernah bermain lagi
setelah lama tak bertemu. Seolah ingin
membuktikan bahwa Efek Rumah Kaca
bukan hanya sekedar band yang kebetulan
pintar agar menarik perhatian, Efek Rumah
Kaca seakan menjawab ekspektasi dari
para penggemarnya dengan mengeluarkan
album ketiganya yang bertajuk Sinestesia
yang menyajikan suguhan menarik dan tak
kalah dari album sebelumnya. Nama
'Sinestesia' yang dipilih berasal dari hasil

medis pengecekan mata sang pemain bass,
Adrian Yunan Faisal. Adrian sudah lama
diketahuimempunyai gangguan mata di
bagian
retina
yang
menyebabkan
berkurangnya
kemampuan
melihat.Berawal dari mata kemudian
diperlebar menjadi indera dan tercetus
bahwa albumnya akan membawakan hal
yang berbau indera, ketika mendengar
sesuatu biasanya akan membayangkan
visual atau warna tertentu.Menurut Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(KBBI),
pengertian Sinestesia adalah metafora atau
ungkapan yang berhubungan dengan
indera, seperti umpan manis atau nama
yang manis.
Album 'Sinestesia' lahir pada 18 Desember
kemarin, bermuatan enam lagu dengan
judul 'Merah', 'Biru', 'Jingga', 'Hijau',
'Putih', 'Kuning'. Lagu-lagu tersebut
merupakan gabungan dari beberapa lagu
sehingga membuat durasinya minimal
tujuh menit.Tujuannya, menjadi album
sinematis yang mengajak para pendengar
album membangun imajinasinya sendiri.

Kehadiran album Sinestesia ini sangatlah
fenomenal, dikarenakan citra positif dari
Efek Rumah Kaca sebagai band cerdas
produk Indonesia dan dari kekuatan citra
para
personelnya
yang
akan
membombardir kuping para penggemarnya
dari siksaan lagu sendu yang seringkali
mengobral cinta berlebihan. Berawal dari
media sosial Efek Rumah Kaca selalu
menyajikan berita terbaru seputar kegiatan
band Efek Rumah Kaca, selain itu Efek
Rumah Kaca menciptakan kegairahan
pasar sebelum konser diselenggarakan
dengan membagikan sampel produk album
sinestesia secara gratis di website Efek
Rumah
Kaca
untuk
menggerakan
publisitas produk album Sinestesia melalui
teknologi pemasaran respon langsung guna
menjangkau audiens secara menyeluruh
tanpa adanya syarat-syarat tertentu dan
dapat merangsang jumlah peningkatan
pembelian tiket konser Sinestesia. Bila
dilihat dari segi ilmu Public Relations
kegiatan Efek Rumah Kaca ini merupakan
kegiatan strategi Marketing Public
Relations karena selain memberikan
informasi aktual. Efek Rumah Kaca juga
menjaga kelangsungan proses komunikasi
antara
Efek
Rumah
Kaca
dan
penggemarnya agar tetap terjalin, dapat
mendengar keluh kesah para penggemar
dan dapat menanggapinya secara langsung.
KAJIAN LITERATUR
Komunikasi Pemasaran
Menurut Sutisna (2002) komunikasi
pemasaran merupakan usaha untuk
menyampaikan pesan kepada publik
terutama konsumen sasaran mengenai
keberadaan produk di pasar. Komunikasi
pasar dapat dipahami dengan menguraikan
dua unsur pokok, komunikasi dan
pemasaran. Komunikasi diartikan sebagai
proses di mana pemikiran dan pemahaman
disampaikan antar individu atau proses
antar organisasi, sedangkan pemasaran
adalah sekumpulan kegiatan di mana
perusahaan dan organisasi lainnya
mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara
mereka dengan pelanggannya. Jika
digabungkan
komunikasi
pemasaran
memiliki definisi sebagai komunikasi yang
di
dalamnya
terdapat
penawaranpenawaran barang atau jasa yang

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

35

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

disebarluaskan kepada pelanggannya.
Menurut Tjiptono (2008) mengemukakan;
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas
yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujukatau
mengingatkan
pasar
sasaran
atas
perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.” Komunikasi pemasaran
memegang peranan yang sangat penting
bagi
pemasar.
Tanpa
komunikasi,
konsumen maupun masyarakat secara
keseluruhan tidak akan mengetahui
keberadaan produk di pasar. Komunikasi
pemasaran juga menyedot anggaran yang
besar, oleh karena itu pemasar harus
mengunakan komunkasi secara hati-hati
agar maksud dan tujuan dapat tercapai.
Komunikasi pemasaran dapat dipahami
dengan menguraikan dua unsur pokoknya,
yaitu komunikasi dan pemasaran.
Komunikasi
adalah
penyampaian
informasi, gagasan, emosi, ketrampilan,
dan sebagainya dengan menggunakan
lambang-lambang atau kata-kata, gambar,
bilangan, grafik dan lain-lain (Ruslan,
2002). Sedangkan pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain (Kotler,
1997).
Pemasaran
lebih
umum
pengertiannya dari pada komunikasi
pemasaran, namun kegiatan pemasaran
banyak melibatkan aktivitas komunikasi.
Jika digabungkan, komunikasi pemasaran
merepresentasikan gabungan semua unsur
dalam bauran pemasaran merek, yang
memfasilitasi terjadi pertukaran dengan
menciptakan
suatu
arti
yang
disebarluaskan kepada pelanggan atau
kliennya (Shimp, 2003).
Marketing Public Relations
Marketing Public Relation merupakan
konsep yang muncul pada tahun 1980-an,
karena kebutuhan untuk membedakan
aplikasi Public Relations yang mendukung
pemasaran, atau konsep Public Relations
yang berorientasi pemasaran. Lahirnya
Marketing Public Relation bermula saat
Kotler
memperkenalkan
konsep

“Megamarketing”, yang memasukkan
unsur power dan Public Relations ke dalam
empat unsur pemasaran konvensional atau
biasa di sebut Marketing Mix seperti,
price, product, place, dan promotion.
Marketing Public Relations di definisikan
oleh banyak pakar, salah satunya menurut
Harris (2006) dalam bukunya, sebagai
berikut: “Marketing Public Relations is a
comprehensive, all-encopassing public
awareness and informations program or
campaign directed to mass or specialized
audiences to influence or use of a
company’s
product
or
services”
(Marketing Public Relations adalah
kegiatan komprehensif yang mencakup
segala kesadaran publik dan program
informasi atau kampanye langsung ke
masyarakat luas atau masyarakat secara
khusus untuk mempengaruhi penjualan
atau penggunaan produk atau jasa
perusahaan) Selain itu adapula pengertian
Marketing Public Relations menurut
Thomas L. Haris di buku Ardianto (2009)
yaitu: “Marketing Public Relations is the
process of planning and evaluating
programs, that encourage purchase and
customer through credible communication
of information on impression that identity
companies and their products with the
needs concerns of customers”.
Direct Response Marketing
Direct Response Marketing merupakan
suatu praktisi humas dalam membidik
public sasaran melalui media massa,
Marketing public Relations makin kerap
memanfaatkan teknik dan teknologi
pemasaran respon langsung agar dapat
menjangkau anggota audien ssasaran
secara one to one. Humas dan direct
response marketing dapat bekerja sama
untuk mencapai tujuan-tujuan berikut :
1. Menciptakan
kegairahan
pasar
sebelum program iklan dimulai.
Misalnya, kesempatan pengumuman
produk baru bisa menjadi peluang
untuk menggerakkan publisitas dan
untuk mendramatisir produk.
2. Mengembangkan basis pelanggan inti:
Pemasar makin menyadari pentingnya
memelihara
loyalitas
pelanggan,
lantaran biaya memelihara satu
pelanggan
jauh
lebih
murah

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

36

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

keetimbang menjaring satu pelanggan
baru.
3. Menjalin hubungan one to one dengan
para pelanggan: Pemasar bisa saja
menggunakan hotline telpon atau
nome rtelpon 900, juga internet untuk
menjalin dan menjaga hubungan
dengan
pelanggan
secara
perseoraangan.
4. Mengubahpelanggan
yang
puas
menjadi pembela (advocate): Basis
data profil dan konsumen dapat
menjamin kepuasan konsumen yang
secara sukarela berperan sebagai
model dan juru bicara produk.
5. Mempengaruhi tokoh berpengaruh:
Influence bisa saja seorang tokoh
seperti guru, dokter atau apoteker,
namun dapat juga seseorang yang
memiliki hubungan khas one to one
dengan konsumen, seperti piñata
rambut atau pelatih olah raga pribadi.
Bauran Promosi (Promotion mix)
Menurut Kotler (2008). Promotion mix
adalah total aktifitas komunikasi sebuah
perusahaan yang terdiri dari :
1. Periklanan (advertising); merupakan
setiap bentuk presentasi dan promosi
non personal yang memerlukan biaya
tentang gagasan, barang, atau jasa oleh
sponsor yang jelas.
2. Penjualan personal (personal Selling);
merupakan presentasi personal oleh
tenaga penjualan sebuah perusahaan
dengan tujuan menghasilkan transaksi
penjualan dan membangun hubungan
dengan pelanggan
3. Promosi penjualan (sales promotion);
merupakan insentif jangka pendek
untuk mendorong pembelian atau
penjualan sebuah produk atau jasa
4. Hubungan
masyarakat
(public
relation); bertugas untuk membangun
hubungan yang baik dengan berbagai
pihak diluar perusahaan untuk
mendapatkan
publisitas
yang
menguntungkan, membangun citra
yang bagus, dan menangani rumor atau
berita yang tidak menguntungkan
5. Pemasaran
langsung
(direct
marketing); merupakan komunikasi
langsung antara perusahaan dengan
target konsumen untuk mendapatkan
feedback secepat mungkin dan untuk

membangun hubungan jangka panjang
dengan pelanggan
Loyalitas Pelanggan
Konsumen yang merupakan pembeli
potensial dari suatu produk atau jasa yang
ditawarkan untuk dijual memiliki arti
penting bagi perusahaan. Hal ini dapat
dimengerti karena konsumenlah yang
mendatangkan penjualan dan keuntungan.
Oleh karena itu, agar kegiatan perusahaan
berkesinambungan,
perusahaan
perlu
mengupayakan melalui strategi pemasaran
yang dirancang agar
konsumen mau
melakukan pembelian ulang secara terus
menerus menjadi pelanggan dan bahkan
lebih jauh secara sukarela turut
mempromosikan produknya ke orang lain
melalui word of mouth.
Jill Griffin dalam Hurriyati (2008)
mengatakan bahwa; “Tanpa pembelian
berulang maka tidak ada loyalitas.
Komitmen untuk membeli kembali
merupakan sikap yang paling penting
untuk menciptakan loyalitas pelanggan.
Ikatan emosional juga dibutuhkan untuk
membuat pelanggan menjadi loyal dan
mendorong mereka terus melakukan
pembelian terhadap produk dan jasa
perusahaan”.
Teori
Manajemen
Pemasaran
(Marketing Management)
Manajemen pemasaran adalah analisis,
perencanaan,
implementasi,
dan
pengendalian
program-program yang
dirancang
untuk
menciptakan,
membangun, dan memelihara pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli
sasaran,
untuk
mencapai
tujuan
perusahaan.
Manajemen
pemasaran
meliputi
mengatur
permintaan,yang
selanjutnya mencakup mengatur hubungan
dengan pelanggan. (Kotler, 2008).
Manajemen pemasaran sekarang ini tidak
hanya bertujuan untuk mendapatkan
pelanggan
yang
cukup
untuk
menghabiskan output perusahaan, akan
tetapi juga mengubah bahkan tingkat
permintaan. Hal inilah yang kita sebut
dengan manajemen permintaan, tujuannya
adalah mengatur pelanggan. Permintaan
sebuah perusahaan didapatkan dari
pelanggan baru dan pelanggan yang
membeli lagi. Manajemen pemasaran
sekarang selain merancang strategi untuk

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

37

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

menarik pelanggan baru dan melakukan
transaksi dengan mereka, juga berusaha
sebaik-baiknya untuk mempertahankan
pelanggan yang sudah ada dengan
membina hubungan jangka panjang dengan
pelanggan. Tujuannya adalah untuk
membangun tingkat kesetiaan pelanggan.
Kotler (2008), mendefinisikan manajemen
pemasaran sebagai seni dan ilmu dalam
memilih target pasar dan mendapatkan,
mempertahankan,
dan
meningkatkan
konsumen dengan membuat, memberikan,
dan mengkomunikasikan nilai konsumen
yang superior. Definisi di atas, dapat
dikatakan bahwa manajemen pemasaran
adalah melakukan rangkaian proses untuk
menciptakan suatu nilai guna membantu
pencapaian
tujuan
organisasi
atau
perusahaan. Kegiatan pemasaran itu
dilakukan melalui serangkaian proses
perencanaan, pengarahan, pengendalian,
dan penetapan harga, pemetaan distribusi,
serta kegiatan promosi.
METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan social yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan
pada manusia dalam kekhasannya sendiri
dan berhubungan dengan orang – orang
tersebut
dalam
bahasanya
dan
peristilahannya. Metodelogi peneltian
kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositifme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan
sample sumber data dilakukan secara
purposive
dan
snowbal,
teknik
pengumpulan data dilakukan dengan
triangulasi (gabungan) analisis data
bersifat induktif atau kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan
pada makna dari pada generalisasi.
(Sugiono, 2009). Peneliti menyimpulkan
bahwa penelitian kualitatif itu adalah
penelitian yang menjelaskan realitas
dengan menggunakan penjelasan deskriptif
dalam bentuk kalimat dan dilakukan dalam
kondidi yang alamiah.
Studi kasus menjadi metode yang
digunakan peneliti, merupakan metode
pengumpulan data secara komperhensif

mengenai berbagai aspek individu,
kelompok, organisasi, program, atau
situasi sosial untuk mengetahui analisis
strategi direct response marketing Efek
Rumah Kaca di konser Sinestesia dalam
upaya peningkatan penjualan tiket konser
Sinestesia. Peneliti studi kasus berupaya
menelaah
sebanyak
mungkin
data
mengenai subyek yang diteliti, mereka
sering menggunakan metode: wawancara,
survey,
dan
data
apapun
untuk
menguraikan suatu kasus secara rinci dan
jelas, menelaah sejumlah kecil variabel dan
memilih suatu sampel besar yang mewakili
populasi. Peneliti secara seksama dan
dengan berbagai cara mengkaji sejumlah
besar variabel mengenai suatu kasus
khusus, dengan mempelajari semaksimal
mungkin
seorang
individu,
suatu
kelompok, atau suatu kejadian, peneliti
bertujuan memberikan pandangan yang
lengkap mendalam mengenai subyek yang
diteliti.
Secara
Umum,studi
kasus
merupakan strategi yang lebih cocok bila
pokok pertanyaan penelitian berkenaan
dengan how atau why, bila peneliti hanya
memiliki sedikit peluang untuk mengontrol
peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki.
(Yin, 2012)
Subyek dari penelitian ini adalah pihakpihak
yang
disebut
dengan
informan.Penulis akan mewawancarai
informan yaitu Personel Efek Rumah Kaca
selaku
penyelenggara
konser
Sinestesia,kemudian
ada
informan
pendukung yang berfungsi menambah
informasi pada saat proses wawancara,
diantara informan pendukung ialah para
penggemar yang menyaksikan langsung
konser Sinestesia terssebut. Tujuan
dilakukan wawancara dan observasi ialah
untuk melengkapi data yang peneliti
butuhkan.
Objek
penelitian
dalam
penelitian ini adalah analisis strategi direct
response marketing Efek Rumah Kaca di
konser Sinestesia dalam upaya peningkatan
penjualan tiket konser Sinestesia.

PEMBAHASAN
Strategi
Menciptakan Kegairahan
Pasar Sebelum Konser Sinestesia
Berdasarkan data analisis yang penulis
dapat dilapangan, penulis memaparkan

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

38

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

hasil kutipan wawancara dengan informan.
Upaya yang dilakukan Efek Rumah Kaca
untuk menciptakan suatu kegairahan dalam
rangka membangun antusias pasar musik,
memang menjadi salah satu dari sekian
banyak pekerjaan rumah yang harus
dipikirkan dengan matang oleh suatu
manajemen musik. Berbagai macam cara
agar konser musik bisa diketahui banyak
publik secara luas, tentu diperlukan sebuah
strategi agar konsep yang telah disiapkan
bisa terlaksana dengan baik sesuai apa
yang diharapkan. Menciptakan sebuah
kegairahan penggemar musik, dalam hal
ini adalah konser Sinestesia Efek Rumah
Kaca harus dilakukan dengan benar.
Setelah melakukan survei beberapa waktu
sebelumnya, peneliti merasa kaget dengan
strategi yang dilakukan manajemen Efek
Rumah Kaca, khusus pada konser
Sinestesia.
Bagian kali ini, peneliti akan mengkajinya
dengan memaparkan beberapa hasil
wawancara yang telah didapatkan.Poin
pertama mengenai penting atau tidaknya
marketing dalam sebuah band, strategi
seperti apa yang sebenarnya dilakukan
manajemen Efek Rumah Kaca dalam
menciptakan kegairahan pasar sebelum
konser sinestesia berlangsung. Melalui
beberapa
hasil
wawancara
dengan
beberapa informan mengenai pertanyaan
peneliti mengenai strategi sebelum konser
digelar dan alasan tidak memakai jasa
sponsor akan tetapi bisa mendapatkan
antusias yang besar dari penggemarnya
sebelum konser sinestesia dimulai.
Strategi menciptakan kegairahan pasar
sebelum konser Sinestesia digelar ini
terbilang sukses, karena dengan demikian
peneliti mengajukan kembali pertanyaan
mengenai sponsor yang terlibat dengan
konser sinestesia. Hasilnya pun ternyata
memang sama dengan beberapa informasi
yang beredar bahwa tidak ada satu pun
sponsor yang terlibat. Penulis memaparkan
salah satu alasan yang dirasa peneliti
sangat penting. Efek Rumah Kaca
memaparkan
bahwa
mereka
tidak
memikirkan hal tersebut. Hal tersebut
justru membuat strategi tersendiri dan bisa
dibilang unik. Mengapa? Karena dengan
begitu para penggemar Efek Rumah Kaca
menjadi benar-benar ingin tahu dengan

konsep, musik, dan segala hal yang
berkaitan dengan konser sinestesia.
Kemudian P1 menuturkan karena album
mereka belum dibawakan secara live
panggung di depan para penggemarnya,
oleh karena itu secara tim memberanikan
untuk menggelar konser tersebut.
Meskipun tanpa memakai jasa sponsor dan
persiapan yang memang bisa dikatakan
tidak
matang,
tidak
menjadikan
manajemen
Efek
Rumah
Kaca
menyuguhkan konser yang tidak bagus.
Faktanya
banyak
penonton
yang
menyambut antusias konser Sinestesia
tersebut, karena memang penggemar Efek
Rumah Kaca penasaran dan ingin melihat
secara live.Dilihat dari segi ilmu public
relations yang telah dipaparkan peneliti
dengan mengkaji dua hasil dari P1, akan
dikaitkan dengan teori yang sesuai. Teori
tersebut, Komunikasi pemasaran adalah
sarana yang digunakan perusahaan dalam
upaya
untuk
menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen
baik secara langsung maupun tidak
langsung tentang produk dan merek yang
mereka jual. Marketing communication
dapat didefinisikan sebagai kegiatan
pemasaran dengan menggunakan teknikteknik komunikasi yang bertujuan untuk
memberikan informasi kepada khalayak
agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu
terjadinya peningkatan pendapatan atas
penggunaan jasa. Ini juga merupakan
strategi yang sering diterapkan oleh
Marketing Public Relations.
Marketing Public Relations adalah konsep
Public Relations yang berorientasi
pemasaran. Di sini marketing sebelum dan
sesudah dijalankan perlu di akses dahulu
oleh Public Relations dengan melakukan
kegiatan pembentukan citra suatu produk
atau jasa yang positif. Marketing Public
Relations banyak digunakan untuk promosi
produk, bangunan pasar, mendukung
periklanan,
mendukung
pemasaran,
reputasi perusahaan, dan mendukung
penjualan tiket konser Sinestesua. Dalam
upaya meningkatkan efektifitas dan efisien
Marketing Public Relation, menurut
Thomas L.Harris adalah memanfaatkan
publisitas media massa, menarik simpati
publik, dan mengandalkan kepercayaan
massa. Adapun manfaat dari Marketing

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

39

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

Public Relations itu sendiri, yang
dikatakan cukup efektif dan efisien dalam
menyebarkan pesan. Selain itu,mempunyai
kemampuan dalam hal membujuk dan
mendidik publik, ditambah dengan
semakin canggih teknologi informasi
seperti media elektronik juga memberikan
berbagai manfaat adalah sebagai berikut :
1. Dalam
penggunaan
pembiayaan
publikasi
dapat
lebih
efisien
danefektif, mengingat biaya promosi di
media massa semakin tinggi.
2. Saling melengkapi dengan promosi
periklanan.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan dari
pesan yang disampaikanmelalui jalur
Public Relations, sehingga mampu
menjembatani kesenjangan informasi
jika disampaikan melalui teknik
periklanan serba terbatas.
4. Kampanye melalui iklan mempunyai
keterbatasan pada ruang dan waktu
yang tersedia di media elektronik dan
media cetak.
Sedangkan kampanye melalui Public
Relations tidak membeli space media agar
dapat di muat (Ruslan, 2002) Ada
beberapa faktor yang menyebabkan
strategi Marketing PublicRelations dalam
tatanan
baru
perusahaan.
Kotler
menyebutkan di antara faktor tersebut
sebagai berikut :
1. Meningkatnya
biaya
promosi
periklanan yang tidak seimbang
dengan hasil keuntungan yang di
peroleh dan keterbatasan tempat.
2. Persaingan yang ketat dalam promosi
dan publikasi melalui semua media
massa.
3. Selera
konsumen
yang
cepat
mengalami perubahan dalam waktu
relatif pendek, karena banyaknya
pilihan atas produk yang ditawarkan di
pasaran.
4. Makin menurunnya perhatian atau
minat konsumen terhadap tayangan
iklan, karena pesan dalam iklan yang
kini cenderung berlebihan dan
membosankan perhatian konsumennya
(Ruslan, 2002). Dengan di lakukannya
Marketing Public Relations di
perusahaan
di
harapkan
dapat
menjembatani
kesenjangankesenjangan yang terjadi dalam

penyampaian pesan atau informasi.
Sehingga
pesannya
dapat
mempengaruhi opini publik atau selera
konsumennya.
Peran startegi pemasaran dalam setiap
kegiatan memang merupakan suatu hal
wajib, yang harus dilakukan oleh setiap
menejemen perusahaan atau apapun dalam
rangka mensukseskan acara yang akan
digelar. Mulai dari menetapkan sasaran,
sampai kepada sponsor seperti apa yang
tepat. Salah satu nya adalah menejemen
Efek Rumah Kaca yang telah sukses besar
mengadakan konser tunggal pertama di
Teater besar taman Ismail Marzuki,
Jakarta. Meskipun tidak memakai jasa
sponsor itu tidak menyurutkan semangat
Efek Rumah Kaca untuk menggelar
konsep yang menarik dan unik bagi para
penggemarnya di seluruh Indonesia.
Bila dikaitkan dengan teori maka peneliti
akan mengkaitkan dengan teori manajemen
pemasaran karena dengan manajemen
pemasaran Efek Rumah Kaca dapat
menganalisis,
merencanakan,
dan
mengendalikan program-program yang
akan diselenggarakan sama seperti halnya
Efek Rumah Kaca yang akan menggelar
konser tunggal bertajuk Sinestesia dengan
tujuan
untuk
menciptakan
sebuah
kegairahan pasar sebelum konser dan Efek
Rumah Kaca berhasil dan sukses besar
dalam menjual seluruh tiket yang
disediakan.
Strategi
Mengembangkan
Basis
Pelanggan
Inti
Sebelum
Konser
Sinestesia
Data yang diperoleh penulis seputar
strategi dalam mengembangkan basis
pelanggan inti merupakan hal yang wajib
dilakukan band Efek Rumah kaca,
tujuannya agar band Efek Rumah Kaca
tetap eksis di industry musik Indonesia.
Seiring berjalannya waktu persaingan
industry musik Indonesia semakin ketat,
dengan bermunculannya band-band baru
dengan bermodalkan beragam karya yang
unik dan kreatif dirasa band Efek Rumah
Kaca memerlukan beberapa strategi
marketing dalam mengatasi persaingan
yang tengah terjadi saat ini guna menjaga
eksistensi band Efek Rumah Kaca
dikancah permusikan Indonesia.

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

40

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

Salah satu strategi marketing Efek Rumah
Kaca memang selalu menggratiskan
karyanya bahkan hal itu sering dilakukan
dari album sebelumnya. Menurut beliau itu
adalah bentuk terimakasih Efek Rumah
Kaca kepada internet, karena selain
membantu dalam segi inspirasi yang kerap
kali ditemukan internet juga ternyata Efek
Rumah Kaca juga memasang license card
rekaman khusus karya-karya yang bisa
diunduh secara gratis melalui web Efek
Rumah Kaca dengan seperti Efek Rumah
Kaca mendapatkan respons yang luar biasa
dari para penggemarnya.
Bila dilihat dari segi ilmu public relations
perihal hasil wawancara yang telah
dipaparkan oleh P1 itu merupakan salah
satu strategi marketing public relations,
dan penulis akan mengkaitkan dengan
teori yang sesuai. Teori tersebut adalah
teori bauran promosi yang mendefinisikan
Promotion mix sebagai total aktifitas
komunikasi sebuah perusahaan dengan
cara melakukan iklan, penjualan personal,
promosi penjualan dan ada pula humas
yang iktu berperan dalam membangun
hubungan yang baik dengan berbagai
pihak
diluar
perusahaan
untuk
mendapatkan
publisitas
yang
menguntungkan
Setelah pemaparan yang disampaikan oleh
P1 bahwa dengan menggratiskan karya
melalui website Efek Rumah Kaca
merupakan suatu publisitas yang efektif
dan efisien untuk mendapatkan respons
dari penggemarnya, karena didalamnya
terdapat pesan tentang sebuah penawaran
menarik terkait apa yang dibutuhkan oleh
para penggemar band Efek Rumah Kaca.
Selain itu terdapat beberapa poin penting
mengenai media yang dipakai oleh Efek
Rumah Kaca dalam mempromosikan
konser
Sinestesia.
Media
digital
merupakan media yang dipakai oleh Efek
Rumah Kaca sebagai sarana untuk promosi
terutama dalam mempromosikan album
baru dan gelaran konser tunggal
Sinestesia.P1 memiliki sudut pandang
yang modern dan cerdas dalam
memanfaatkan situasi melalui media,
semua orang dapat menggunakan media
digital sebagai alat komunikasi yang
efektif terutama sosial media yang semakin
banyak penggunanya. Fakta bahwa semua

orang suka dengan sosial media itu
bukanlah sebuah kebohongan semata, akan
tetapi sebuah kebenaran yang benar-benar
terjadi saat ini.
Analisis penulis tentang pemilihan media
digital sebagai sarana promosi band Efek
Rumah Kaca merupakan salah satu
kegiatan Marketing Public Relations, bila
dikaitkan dengan salah satu strategi
Marketing Public Relations dan sering
dilakukan oleh praktisi humas, kegiatan
seperti ini bisa disebut Direct Response
Marketing. Menurut Sulaksana (2003)
Direct Response Marketingmerupakan
suatu praktisi humas dalam membidik
public sasaran melalui media massa,
Marketing public Relations makin kerap
memanfaatkan teknik dan teknologi
pemasaran respon langsung agar dapat
menjangkau anggota audiens sasaran
secara one to one. Humas dan direct
response marketing dapat bekerja sama
untuk mencapai tujuan-tujuan berikut :
a. Menciptakan
kegairahan
pasar
sebelum program iklan dimulai.
Misalnya, kesempatan pengumuman
produk baru bisa menjadi peluang
untuk menggerakkan publisitas dan
untuk mendramatisir produk.
b. Mengembangkan basis pelanggan inti:
Pemasar makin menyadari pentingnya
memelihara
loyalitas
pelanggan,
lantaran biaya memelihara satu
pelanggan
jauh
lebih
murah
keetimbang menjaring satu pelanggan
baru.
c. Menjalin hubungan one to one dengan
para pelanggan: Pemasar bisa saja
menggunakan hotline telpon atau
nomer telpon 900, juga internet untuk
menjalin dan menjaga hubungan
dengan
pelanggan
secara
perseoraangan.
d. Mengubah pelanggan yang puas
menjadi pembela ( advocate): Basis
data profil dan konsumen dapat
menjamin kepuasan konsumen yang
secara sukarela berperan sebagai
model dan jurubicara produk.
e. Mempengaruhi tokoh berpengaruh:
Influence bisa saja seorang tokoh
seperti guru, dokter atau apoteker,
namun dapat juga seseorang yang
memiliki hubungan khas one to one

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

41

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

dengan konsumen, seperti piñata
rambut atau pelatih olah raga pribadi.
Media massa atau Media digital
merupakan faktor penting yang memiliki
peran besar dalam mempromosikan Konser
Sinestesia dan bila bukan karena loyalitas
pelanggan maka mungkin akan sulit
berkembang. Loyalitas Pelanggan dinilai
sebagai aset perusahaan yang harus dijaga
karena menguntungkan perusahaan dalam
jangka waktu yang lama. Pemasar harus
memperhatikan beberapa faktor yang dapat
menentukan loyalitas pelanggan yaitu
keterikatan (attachment) ialah pelanggan
memiliki preferensi yang kuat akan produk
dan jasa dan secara jelas membedakannya
dari produk pesaing
Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak
melalui siklus pembelian. Pembeli pertama
kali akan bergerak melalui lima langkah:
pertama, menyadari produk, dan kedua,
melakukan pembelian awal. Kemudian,
pembeli bergerak melalui dua tahap
pembentukan sikap, yang satu disebut
evaluasi pasca-pembelian dan yang lainnya
disebut keputusan membeli kembali. Bila
keputusan
membeli
kembali
telah
disetujui, langkah kelima, pembelian
kembali, akan mengikuti. Urutan dari
pembelian, evaluasi pasca pembelian, dan
keputusan membeli kembali, dengan
demikian membentuk lingkaran pembelian
kembali yang berulang beberapa kali atau
beberapa ratus kali, selama terjalin
hubungan antara pelanggan dengan
perusahaan dan produk serta jasanya.
Tujuan
utamanya
adalah
untuk
merangsang tindakan penggemar untuk
melakukan siklus yang berulang dan
dengan
loyalitas
pelanggan
dapat
mengembangkan basis pelanggan inti
dalam
melakukan
pembelian.Ketika
promosi dikaitkan dengan komunikasi,
komunikasi dan promosi adalah salah satu
diantara sekian banyak kemampuan yang
yang harus dimiliki dalam markting. Untuk
memahami
pengertian
komunikasi
sehingga dapat dilancarkan secara efektif,
seringkali peminat komunikasi mengutip
paradigma yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell dalam karyanya, The Struture
and Function of Communication in
Society.Lasswel mengatakan bahwa cara

yang baik untuk menjelaskan komunikasi
ialah menjawab pertanyaan sebagai
berikut: Who Says What In Which Channel
To Whom With What Effect? Dilihat dari
segi teori, maka bisa disebut dengan teori
manajemen pemasaran karena sekarang
selain merancang strategi untuk menarik
pelanggan baru dan melakukan transaksi
dengan mereka, juga berusaha sebaikbaiknya untuk mempertahankan pelanggan
yang sudah ada dengan membina
hubungan
jangka
panjang
dengan
pelanggan. Tujuannya adalah untuk
membangun
tingkat
kesetiaan
pelanggan.Promosi
konser
tunggal
Sinestesia
melalui
media
digital
merupakan langkah yang tepat, terlihat dari
antusias yang ditunjukan oleh para
penggema Efek Rumah Kaca. Media
digital memiliki banyak fitur menarik
sehingga dalam menyampaikan sebuah
pesan pun dapat menggunakan beragam
fitur menarik dan penggemar Efek Rumah
Kaca akan lebih mudah memahami pesan
tersebut. Strategi mengembangkan basis
pelanggan inti melalui media digital adalah
langkah
konkret
dalam
mengelola
hubungan antara Efek Rumah Kaca dan
penggemarnya, selain itu media digital
juga dapat membantu Efek Rumah Kaca
dalam mencapai tujuannya.
Strategi
Mengembangkan
Basis
Pelanggan
Inti
Sebelum
Konser
Sinestesia
Data yang diperoleh penulis seputar
strategi dalam mengembangkan basis
pelanggan inti merupakan hal yang wajib
dilakukan band Efek Rumah kaca,
tujuannya agar band Efek Rumah Kaca
tetap eksis di industry musik Indonesia.
Seiring berjalannya waktu persaingan
industry musik Indonesia semakin ketat,
dengan bermunculannya band-band baru
dengan bermodalkan beragam karya yang
unik dan kreatif dirasa band Efek Rumah
Kaca memerlukan beberapa strategi
marketing dalam mengatasi persaingan
yang tengah terjadi saat ini guna menjaga
eksistensi band Efek Rumah Kaca
dikancah permusikan Indonesia. Salah satu
strategi marketing Efek Rumah Kaca
memang selalu menggratiskan karyanya
bahkan hal itu sering dilakukan dari album
sebelumnya. Menurut beliau itu adalah

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

42

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

bentuk terimakasih Efek Rumah Kaca
kepada internet, karena selain membantu
dalam segi inspirasi yang kerap kali
ditemukan internet juga ternyata Efek
Rumah Kaca juga memasang license card
rekaman khusus karya-karya yang bisa
diunduh secara gratis melalui web Efek
Rumah Kaca dengan seperti Efek Rumah
Kaca mendapatkan respons yang luar biasa
dari para penggemarnya.
Seperti pemaparan yang disampaikan oleh
P1 bahwa dengan menggratiskan karya
melalui website Efek Rumah Kaca
merupakan suatu publisitas yang efektif
dan efisien untuk mendapatkan respons
dari penggemarnya, karena didalamnya
terdapat pesan tentang sebuah penawaran
menarik terkait apa yang dibutuhkan oleh
para penggemar band Efek Rumah Kaca.
Selain itu terdapat beberapa poin penting
mengenai media yang dipakai oleh Efek
Rumah Kaca dalam mempromosikan
konser
Sinestesia.
Media
digital
merupakan media yang dipakai oleh Efek
Rumah Kaca sebagai sarana untuk promosi
terutama dalam mempromosikan album
baru dan gelaran konser tunggal
Sinestesia.P1 memiliki sudut pandang
yang modern dan cerdas dalam
memanfaatkan situasi melalui media,
semua orang dapat menggunakan media
digital sebagai alat komunikasi yang
efektif terutama sosial media yang semakin
banyak penggunanya. Fakta bahwa semua
orang suka dengan sosial media itu
bukanlah sebuah kebohongan semata, akan
tetapi sebuah kebenaran yang benar-benar
terjadi saat ini. P1 berpikiran bahwa di
zaman sekarang tekhnologi memiliki
kekuatan untuk mengontrol semua orang.
Efek Rumah Kaca sendiri memiliki
beberapa channel di social media yaitu
Instagram, twitter, email dan website,
dengan demikian Efek Rumah Kaca
menjadi
lebih
mudah
dalam
mengembangkan basis pelanggan inti yang
dimaksud penggemar setia band Efek
Rumah Kaca untuk datang ke konser
tunggal Efek Rumah Kaca yang bertajuk
Sinestesia.
Analisis penulis tentang pemilihan media
digital sebagai sarana promosi band Efek
Rumah Kaca merupakan salah satu
kegiatan Marketing Public Relations, bila

dikaitkan dengan salah satu strategi
Marketing Public Relations dan sering
dilakukan oleh praktisi humas, kegiatan
seperti ini bisa disebut Direct Response
Marketing. Menurut Sulaksana (2003)
Direct Response Marketingmerupakan
suatu praktisi humas dalam membidik
public sasaran melalui media massa,
Marketing public Relations makin kerap
memanfaatkan teknik dan teknologi
pemasaran respon langsung agar dapat
menjangkau anggota audiens sasaran
secara one to one.
Tujuan
utamanya
adalah
untuk
merangsang tindakan penggemar untuk
melakukan siklus yang berulang dan
dengan
loyalitas
pelanggan
dapat
mengembangkan basis pelanggan inti
dalam melakukan pembelian. Ketika
promosi dikaitkan dengan komunikasi,
komunikasi dan promosi adalah salah satu
diantara sekian banyak kemampuan yang
yang harus dimiliki dalam markting. Untuk
memahami
pengertian
komunikasi
sehingga dapat dilancarkan secara efektif,
seringkali peminat komunikasi mengutip
paradigma yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell dalam karyanya, The Struture and
Function
of
Communication
in
Society.Lasswel mengatakan bahwa cara
yang baik untuk menjelaskan komunikasi
ialah menjawab pertanyaan sebagai
berikut: Who Says What In Which Channel
To Whom With What Effect? Jadi
berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,
komunikasi adalah proses penyampaian
pesan
oleh
komunikator
kepada
komunikan
melaui
media
yang
menimbulkan efek tertentu.
Dilihat dari segi teori, maka bisa disebut
dengan teori manajemen pemasaran karena
sekarang selain merancang strategi untuk
menarik pelanggan baru dan melakukan
transaksi dengan mereka, juga berusaha
sebaik-baiknya untuk mempertahankan
pelanggan yang sudah ada dengan
membina hubungan jangka panjang dengan
pelanggan. Tujuannya adalah untuk
membangun
tingkat
kesetiaan
pelanggan.Promosi
konser
tunggal
Sinestesia
melalui
media
digital
merupakan langkah yang tepat, terlihat dari
antusias yang ditunjukan oleh para
penggema Efek Rumah Kaca. Media

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

43

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

digital memiliki banyak fitur menarik
sehingga dalam menyampaikan sebuah
pesan pun dapat menggunakan beragam
fitur menarik dan penggemar Efek Rumah
Kaca akan lebih mudah memahami pesan
tersebut. Strategi mengembangkan basis
pelanggan inti melalui media digital adalah
langkah
konkret
dalam
mengelola
hubungan antara Efek Rumah Kaca dan
penggemarnya, selain itu media digital
juga dapat membantu Efek Rumah Kaca
dalam mencapai tujuannya.
Strategi mengubah Pelanggan yang puas
menjadi Pembela sebelum Konser
Sinestesia
Peneliti
merasa
bahwa
mengubah
pelanggan yang puas menjadi pembela ini
merupakan salah satu strategi marketing
public relations, hal seperti ini sering
dilakukan oleh praktisi perhumasan (Public
Relations) dengan menyebarluaskan story.
Melalui nilai-nilai dan kisah cerita, maka
muncul apa yang disebut product story.
Efek Rumah Kaca memiliki kisah cerita
unik dan menarik, sehingga penggemar
akan selalu gemar untuk mengikuti kisah
ceritanya.
Efek Rumah Kaca disebut sebagai produk
indie terbaik saat ini, media musik
Indonesia menjulukinya sebagai band
cerdas karena kualitasnya yang bagus
sekaligus menjual. Selain bagus secara
kualitasnya, citra positif dari para
personelnya pun sangat berpengaruh dalam
menjatuhkan hati para penggemarnya.
Bagus secara kualitas mungkin karena
Efek Rumah Kaca selalu menampilkan
suasana lagu baru yang belum pernah
dilakukan, Efek Rumah Kaca memang
selalu memberikan penyegaran disetiap
albumnya. P2 memaparkan bahwa Efek
Rumah Kaca memang selalu menampilkan
karya yang segar yang belum pernah
dilakukan sebelumnya. Hal seperti ini
sangat menguntungkan Efek Rumah Kaca,
karena dengan demikian dapat membantu
menyebarkan berita seputar Efek Rumah
Kaca yang salah satunya konser Sinestesia
yang digelar dan dapat membantu juga
dalam segi penjualan tiketnya.
Peneliti menilai ada kesamaan antara
strategi Efek Rumah Kaca dengan salah
satu teori, Manajemen pemasaran sekarang
ini tidak hanya bertujuan untuk

mendapatkan pelanggan yang cukup untuk
menghabiskan output perusahaan, akan
tetapi juga mengubah bahkan tingkat
permintaan. Hal inilah yang kita sebut
dengan manajemen permintaan, tujuannya
adalah mengatur pelanggan. Permintaan
sebuah perusahaan didapatkan dari
pelanggan baru dan pelanggan yang
membeli lagi. Manajemen pemasaran
sekarang selain merancang strategi untuk
menarik pelanggan baru dan melakukan
transaksi dengan mereka, juga berusaha
sebaik-baiknya untuk mempertahankan
pelanggan yang sudah ada dengan
membina hubungan jangka panjang dengan
pelanggan. Tujuannya adalah untuk
membangun tingkat kesetiaan pelanggan.
Analisis peneliti mengenai prilaku dan
tindakan para personel Efek Rumak Kaca
dalam mengubah pelanggan yang puas
menjadi
pembela
sebelum
konser
Sinestesia merupakan strategi yang
sederhana akan tetapi memiliki dampak
yang luar biasa dari para penggemarnya,
bila dikaitkan dengan ilmu marketing
public relations hal ini disebut dengan
stimuli pemasaran dan persepsi konsumen.
Berawal dari sikap yang ditujukkan Efek
Rumah Kaca yang dapat menguatkan citra
positif para personelnya, Kasus-kasus
tersebut menunjukkan bahwa kesuksesan
pemasaran produk bergantung pada apakah
perkembangan produk dan stimuli
pemasaran menurut persepsi konsumen
relevan dengan kebutuhan mereka.Dalam
hal ini, stimuli bisa didefinisikan sebagai
semua bentuk komunikasi fisik, visual
ataupun verbal yang dapat mempengaruhi
respons individu.
Keterkaitan citra atau image dengan
stimuli pemasaran dan persepsi konsumen
adalah adanya kesamaan rasa dari
pengalaman konsumen yang dapat
memenuhi kebutuhan dan adanya kepuasan
konsumen terhadap produk Efek Rumah
Kaca sehingga dapat mempengaruhi
persepsi konsumen lainnya, dari sinilah
analisis
peneliti
mengungkapkan
keistimewaan strategi yang efektif dalam
mengubah pelanggan yang puas menjadi
pembela bagi pelanggan yang baru untuk
menyukai hal yang sama.
Analisis strategi mengubah pelanggan
yang puas menjadi pembela bisa dilihat

ISSN: 2355-0287
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom

44

Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. III No. 1 April 2016

dari kasus P4 dan P5, disini P4 merupakan
pelanggan yang puas dan berperan menjadi
pembela disaat P4 mengajak P5 untuk ikut
nonton konser Sinestesia di Jakarta. P4
secara sukarela menjadi jurubicara Efek
Rumah Kaca untuk mempengaruhi
konsumen yang sama sekali belum pernah
terlibat dikonser-konser Efek Rumah Kaca.
Bukan tanpa alasan P4 melakukan hal itu
secara sukarela, akan tetapi seperti hasil
wwancara dengan P4, bahwa P4
mengalami pengalaman yang menarik
disaat P4 diperlakukan dengan baik oleh
para personel Efek Rumah Kaca.
Penulis mencoba mengaitkan dengan teori,
teori tersebut adalah teori loyalitas
pelanggan yang menyebutkan loyalitas
pelanggan lebih ditekankan pada suatu
perilaku pembelian yang didasarkan pada
unit pengambilan keputusan, serta
merupakan suatu komitmen untuk tetap
menggunakan suatu produk atau jasa tanpa
terpengaruh dengan usaha yang dilakukan
pesaing, juga menunjukan hasrat yang kuat
untuk membeli suatu produk atau jasa dan
tidak memilih merek lain. Tampak jelas
bila dila dilihat dari kasus tersebut, bahwa
dengan kekuatan brand image dan good
image para personel Efek Rumah Kaca
ternyata dapat berdampak baik kepada para
penggemarnya atapun baik untuk Efek
Rumah Kaca itu sendiri. Selain dikenal
sebagai band cerdas Indonesia yang sangat
berkualitas, citra baik dari para
personelnya pun dapat berpengaruh besar
dalam mengubah pelanggan yang puas
menjadi
pembela
sebelum
konser
Sinestesia digelar.
PENUTUP
Simpulan
1. Berdasarkan data analisis peneliti di
lapangan, upaya yang dilakukan Efek
Rumah Kaca untuk menciptakan suatu
kegairahan dalam rangka membangun
antusias pasar musik, dimulai dari
menetapkan sasaran menejemen Efek
Rumah Kaca yang telah sukses besar
mengadakan konser tunggal pertama di
Teater besar taman Ismail Marzuki,
Jakarta. Menciptakan kegairahan pasar
sebelum konser Sinestesia dengan
membagikan sampel lagu gratis di
website Efek Rumah Kaca, meskipun

tidak memakai jasa sponsor itu tidak
menyurutkan semangat Efek Rumah
Kaca untuk menggelar konsep yang
menarik dan unik bagi para
penggemarnya di seluruh Indonesia.
2. Strategi dalam mengembangkan basis
pelanggan inti merupakan hal yang
wajib dilakukan band Efek Rumah
kaca, tujuannya agar band Efek Rumah
Kaca tetap eksis di industry musik
Indonesia. Seiring berjalannya waktu
persaingan industry musik Indonesia
semakin
ketat,
dengan
bermunculannya
band-band
baru
dengan bermodalkan beragam karya
yang unik dan kreatif dirasa band Efek
Rumah Kaca menggunakan strategi
mengembangkan basis pelanggan inti
melalui media digital sebagai langkah
konkret dalam mengelola hubungan
antara Efek Rumah Kaca dan
penggemarnya, selain itu media digital
juga dapat membantu Efek Rumah
Kaca dalam mencapai tujuannya dan
dari loyalitas penggemar juga dapat
membantu Efek Rumah Kaca dalam
mengembangkan basis pelanggan Inti
3. Mengubah pelanggan yang puas
menjadi pembela sebelum konser
Sinestesia merupakan bagian penting
dari suksesnya konser yang digelar,
karena pelanggan y