Teori Akuntansi Bab 2 Filosofi Pengetahu

Teori Akuntansi 2015

BAB 2
THE

PHILOSOPHY

METTHODOLOGY,

OF

SCIENCE

THEORY

AND

RESEARCH

CONSTRUCTION


AND

VERIFICATION IN ACCOUNTING
Oleh: Ridho Dharul Fadli – F0312102
A. FILOSOFI PENGETAHUAN ILMIAH
Seorang peneliti menggunakan cara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah. Cara
ilmiah yang dimaksud yaitu proses berpikir secara sistematis dan kritis yang meliputi penalaran
(Murti), penggunaan logika, argumen, dan aturan untuk membuat penjelasan (explanation) dan
prediksi (prediction). Pendekatan dan metode ilmiah dipengaruhi oleh latar belakang filosofis.
Filosofi mempelajari masalah-masalah umum dan mendasar, seperti contohnya masalah yang
terkait dengan keberadaan (eksistensi), pengetahuan, nilai-nilai, alasan (reason), pikiran, dan
bahasa. Menurut Hampshire dalam (Murti 2011), berdasarkan keterbatasan pengetahuan manusia,
filosofi mempelajari secara bebas untuk memahami pengalaman dan realitas.
Filosofi berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti the love of wisdom atau kecintaan
kepada kearifan. Menurut Hassan dalam (Murti 2011), filsafat bukanlah ilmu pasti seperti ilmu
alam, tetapi bukan pula kepercayaan yang tak berdasar, melainkan berada di tengah-tengah
keduanya. Filsafat merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk memahami berbagai
kenyataan di dunia ini melalui cara berpikir secara sistematis, kritis, dan logis.
Dilihat dari sejarahnya, ilmu filsafat mempelajari dua hal pokok yang berkaitan, yaitu
keyakinan agama (belief) dan moral di satu pihak, dan juga pengetahuan di lain pihak. Menurut

Fetzer dan Almeder dalam (Murti 2011), cabang filosofi yang mempelajari teori, hakikat,
lingkup, dan fondasi ilmu pengetahuan disebut epistimologi sehingga disebut filosofi ilmu
pengetahuan (philosophy of science).
Epistimologi merupakan batasan di antara keyakinan (belief) dan pengetahuan
(knowledge). Keyakinan menunjukkan keadaan psikologis dimana seseorang memiliki pendirian
1

Teori Akuntansi 2015

bahwa suatu pernyataan adalah benar dan ada/nyata. Keyakinan merupakan suatu hal yang
diterima seseorang sebagai suatu kebenaran atau nyata tanpa memerlukan bukti pendukung. Di
sisi lain, menurut Plato pengetahuan adalah keyakinan yang dapat dibuktikan dengan benar.
Suatu keyakinan merupakan pengetahuan jika keyakinan itu sudah dibuktikan benar melalui
pendapat, bukti, pedoman yang beralasan dan logis (penalaran).
B. PENALARAN
Dalam hal ini kita akan membahas mengenai pengetahuan secara luas yang diterapkan
dalam sebuah teori akuntansi. Teori akuntansi melibatkan kemampuan penalaran yang memadai
untuk menilai validitas suatu pernyataan atau argument. Dengan proses penalaran ini, seorang
peneliti ilmiah akan mendapatkan keyakinan dalam menerima ataupun menolak suatu pernyataan.
Penalaran sendiri memiliki arti sebagai sebuah proses berpikir secara logis dan sistematis

untuk mendapatkan suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi. Penalaran juga
melibatkan inferensi atau proses penarikan kesimpulan dari berbagai pernyataan secara logis,
sehingga penalaran memiliki peran yang penting dalam mengembangkan, menciptakan,
mengevaluasi, dan menguji suatu teori dan hipotesis. Dan dengan kata lain, tingginya tingkat
keyakinan yang dihasilkan bergantung pada kualitas penalaran yang baik.
Menurut (Suwardjono 2005), proses penalaran didasarkan pada tiga unsur penting, yaitu
asersi (assertion), keyakinan (belief), dan argument (argument). Ketiga unsur tersebut
membentuk hubungan satu sama lain sehingga membentuk keyakinan dari sebuah pernyataan.
Penjelasan ketiganya adalah sebagai berikut:
1. Asersi
Asersi adalah suatu pernyataan yang menyatakan kebenaran suatu hal. Asersi memiliki
fungsi dalam penalaran yaitu sebagai pembentuk suatu argumen dan sebagai pembentuk
simpulan yang menyatakan keyakinan terhadap suatu kesimpulan.
2. Keyakinan
Keyakinan adalah bentuk penerimaan kebenaran mengenai suatu teori atau pernyataan
mengenai suatu masalah secara sukarela oleh seseorang. Keyakinan dapat diperoleh
dengan bertindak dan berpikir seakan-akan suatu pernyataan adalah benar. Keyakinan
2

Teori Akuntansi 2015


berfungsi dalam menentukan sikap seseorang terhadap suatu masalah yang menjadi topic
bahasan.
3. Argumen
Argumen adalah kumpulan asersi dan juga inferensi yang digunakan untuk mendukung
suatu keyakinan. Argumen berfungsi untuk membentuk, menjaga, maupun mengubah
suatu keyakinan.
C. INDUKTIVISME DAN FALSIFIKASI
1. Induktivisme
Pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan pengetahuan yang kebenarannya telah
terbukti. Teori ilmiah diambil dari beberapa fakta yang diperoleh melalui sebuah
observasi. Pengetahuan ilmiah dapat dipercaya karena dapat dibuktikan secara objekif.
Pandangan tersebut disebut dengan induktivisme naif. Pernyataan yang diperoleh dari
hasil observasi menjadi dasar untuk menarik suatu kesimpulan dan menjadi teori yang
membentuk pengetahuan ilmiah (sains). Induktivisme atau penalaran induktif
menghasilkan pernyataan yang diperoleh dari hasil pengamatan berupa keterangan
observasi. Keterangan ini dapat diuji dengan melalui observasi. Keterangan observasi
dibagi dua, yaitu keterangan tunggal dan keterangan umum.
Menurut penganut induktivisme naif, pengetahuan ilmiah dibangun dari penalaran
induktif dengan dasar yang kuat yang diperoleh melalui sebuah observasi. Suatu teori

ataupun konsep dapat dikatakan baik apabila bersifat umum. Selain itu teori maupun
konsep dapat dihasilkan dari banyaknya jumlah fakta-fakta valid yang ditemukan dan
juga lengkap. Dan juga dibutuhkan kemampuan observasi yang cermat dalam
mengambil suatu kesimpulan yang ingin dijadikan teori.

2. Falsifikasi
Para penganut teori falsifikasi menyatakan bahwa setiap penelitian ilmiah mengacu
pada teori atau konsep tertdahulu sebagai bentuk penolakan terhadap induktivisme.
Sehingga semua keyakinan mengenai kebenaran dari teori ilmiah yang dicapai melalui
hasil observasi, benar-benar ditolak. Teori adalah hasil dari rekayasa pengetahuan
3

Teori Akuntansi 2015

manusia yang bebas dan kreatif untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari. Teori dan konsep tersebut kemudian diuji dengan
serangkaian eksperimen dan observasi. Teori dan konsep yang tidak dapat bertahan
terhadap suatu eksperimen atau observasi harus ditolak dan diperbaiki oleh teori
spekulatif lainnya. Hal tersebut berarti bahwa ilmu pengetahuan berkembang melalui
kesalahan dan juga kekeliruan.

Teori falsifikasi menyatakan bahwa semua teori tidak sepenuhnya benar dan
memungkinkan untuk dapat dibuktikan salah berdasarkan hasil dari suatu eksperimen
atau observasi. Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan dari hipotesis-hipotesis yang
dinyatakan secara belum pasti (tentatif) untuk menjelaskan suatu kenyataan dalam hal
apapun. Hipotesis yang kemudia pantas dijadikan sebuah teori atau konsep ilmiah
harus memenuhi syarat fundamental berikut seperti hipotesis tersebut harus terbuka
terhadap kemungkinan kesalahan.
D. PROGRAM RISET DAN PARADIGMA
Lakatos dan Kuhn secara eksplisit menjelaskan dalam (Perera 1996) struktur teori secara
menyeluruh. Hal ini penting karena gagasan induktivisme dan falsifikasi tidak dapat
diimplementasikan dalam penelitian sesunggungnya dalam keadaan yang lebih kompleks.
Chalmers menjelaskan terdapat tiga alas an mengapa teori harus dilihat sebagai struktur secara
keseluruhan; yang pertama, studi terdahulu menunjukkan hal ini sebagai suatu kasus; yang kedua
konsep membutuhkan struktur teori yang koheren untuk memberi mereka arti yang tepat; dan
ketiga, ilmu pengetahuan memiliki kebutuhan untuk berkembang. Ilmu pengetahuan harus
memiliki penunjuk arah untuk mengikuti dan membuka struktur tersebut untuk menyediakan
program riset.
1. Program Riset
Lakatos dalam (Perera 1996) menjelaskan bahwa terdapat tiga komponen penting
dalam research programmes, yaitu negative heuristic, positive heuristic dan

protective belt. Program riset dapat bersifat progresif dan juga regresif. Lakatos
berpendapat bahwa dua teori dapat digunakan apabila keduanya memiliki keterkaitan.
Karena satu teori memiliki sisi pandangan dan pemikiran yang berbeda satu dengan
4

Teori Akuntansi 2015

yang lainnya. Sehingga apabila menggunakan dua konsep pemikiran yang berbeda
tersebut, suatu program riset akan saling bertolak belakang.

2.

Paradigma
Menurut Kuhn dalam (Perera 1996), paradigma digunakan dalam dua arti yang
berbeda, yaitu paradigma memiliki arti keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai,
teknik, dan sebagainya yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota masyarakat
tertentu. Di sisi lain paradigma juga memiliki arti menunjukkan pada unsur yang
sejenis dalam konstelasi tersebut, pemecahan suatu masalah yang konkret, yang
apabila digunakan sebagai contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang eksplisit
sebagai dasar bagi pemecahan masalah ilmiah yang masih belum terpecahkan. Ia juga

menjelaskan secara eksplisit bahwa perubahan paradigma dapat menyebabkan
perbedaan pandangan mengenai realita alam semesta. Realita dibangun oleh mode of
thought atau mode of inquiry tertentu, kemudian menghasilkan mode of knowing yang
spesifik.

E. METODE ILMIAH DAN METODE PENELITIAN NATURALISTIK
1. Metode Ilmiah
Metode ilmiah memiliki kerangka sebagai berikut:
-

Teori diformulasi berdasarkan hubungan kategori dan berdasarkan tinjauan
literature

-

Teori digunakan untuk menemukan masalah

-

Masalah dirumuskan menjadi hipotesis dan menjadi variabel independen maupun

dependen

-

Pengumpulan data bersifat kuantitatif

-

Data dianalisis menggunakan ilmu matematika atau statistika

2. Metode Penelitian Naturalistik
Metode penelitian naturalistik memiliki kerangka sebagai berikut:
-

Realitas sebagai struktur yang konkret

-

Realitas sebagai proses yang konkret


-

Realitas sebagai lahan kontekstual proses informasi

-

Realitas sebagai tulisan simbolis
5

Teori Akuntansi 2015

-

Realitas sebagai konstruksi sosial

-

Realitas sebagai proyeksi dari imajinasi manusia

F. TEORI AKUNTANSI DAN PRAKTIK AKUNTANSI

Teori akuntansi dan praktik akuntansi memiliki hubungan teori akuntansi membangun
kerangka yang dibutuhkan dalam memenuhi ekpektasi seorang akuntan. Dalam kata lain,
perubahan prinsip mungkin saja dapat terjadi sebagai hasil dari berbagai upaya untuk
mendapatkan solusi dari masalah akuntansi dan merumuskan kerangka teoritis. Aplikasi dari
memiliki implikasi praktik. Contohnya, keputusan dalam menggunakan metode akuntansi dalam
mengakui pendapatan, membuat dasar teoritis, yang berdampak pada ketertarikan beberapa
pihak.
G. KONSTRUKSI TEORI
Teori didefinisikan sebaga seperangkat konsep dan definisi yang saling berkaitan, yang
menunjukkan pandangan sistematis dari fenomena dengan menspesifikasikan hubungan diantara
variabel-variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena Kerlinger dalam
(Perera 1996). Sementara menurut Chambers dalam (Perera 1996), teori adalah seperangkat
pernyataan yang terartur mengenai kelas-kelas dari suatu hal atau kejadian yang dapat
dihubungkan

dengan

berbagai

cara.

Hendriksen

dan

Van

Breda

dalam

(Perera

1996)mendefinisikan teori sebagai seperangkat hipotesis, konsep, dan prinsip pragmatik yang
koheren dan membentuk kerangka umum dari referensi menjadi sifat akuntansi. Tujuan utama
dari teori akuntansi adalah untuk menyediakan seperangkat logika yang koheren berasal dari
prinsip-prinsip sebagai kerangka referensi untuk mengevaluasi dan mengembangkan praktik
akuntansi.
Menurut (Sterling 1970), teori akuntansi didefinisikan sebagai proposisi substantif yang
menghubungkan pengukuran akuntansi untuk model keputusan dan pembuatan keputusan.
Berdasarkan pandangan ini terdapat dua area yang dapat diidentifikasi, yaitu kekuatan prediksi
dari pengukuran akuntansi dan implikasi keperilakuan dari pengukuran akuntansi. Secara umum,
fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk menyediakan kerangka kerja untuk
mengembangkan gagasan baru dan untuk membantu proses dari pemilihan akuntansi.
6

Teori Akuntansi 2015

Berikut ini adalah karakteristik dari sebuah teori:
-

Menyusun tubuh dari ilmu pengetahuan

-

Konsisten secara internal

-

Menjelaskan atau memprediksi kejadian

-

Merepresentasikan sesuatu secara ideal

-

Referensi ideal untuk acuan praktik

-

Menyelesaikan masalah

H. KLASIFIKASI TEORI AKUNTANSI
Konstruksi teori akuntansi mengadopsi beberapa pendekatan dan metodologi sebagai
berikut:
-

Pendekatan deduktif

-

Pendekatan induktif

-

Pendekatan pragmatik

-

Pendekatan etika

-

Pendekatan keperilakuan

-

Pendekatan teori komunikasi

a. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika
untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Pendekatan deduktif dalam konstriksi teori akuntansi dimulai dengan menetapkan
tujuan dari akuntansi. Dengan menentukan tujuan, peneliti harus mengembangkan struktur
logis untuk meneruskan tujuan menjadi asumsi atau definisi. Metode deduktif sering
digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang
khusus (going from the general to the specific). Menurut Belkaoui dalam (Perera 1996),
pendekatan deduktif termasuk:
-

Tujuan spesifik laporan keuangan

-

Memilih prostulat akuntansi
7

Teori Akuntansi 2015

-

Asal prinsip akuntansi

-

Mengembangkan teknik akuntansi

b. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada melakukan observasi atau pengamatan terlebih
dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut
sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from
specific to the general) karena peneliti menggeneralisasi suatu hal yang luas menjadi situasi
yang spesifik. Jika ditepkan ke dalam akuntansi, pendekatan induktif dimulai dengan
observasi mengenai informasi keuangan perusahaan bisnis dan hasil dari generalisasi dan
prinsip akuntansi dari observasi yang saling berhubungan. Pendekatan induktif termasuk:
-

Mencatat semua pengamatan

-

Menganalisis dan mengklasifikasikan pengamatan tersebut untuk mendeteksi
hubungan yang ada

-

Derivasi induktif dari generalisasi dan prinsip akuntansi dari observasi yang
menggambarkan hubungan yang ada

-

Menguji generalisasi tersebut

c. Pendekatan pragmatis
Pendekatan pragmatis (pragmatic approach) didasarkan pada konsep kebermanfaatan
atau kegunaannya. Sebagian besar prinsip dan praktik yang ada saat ini dihasilkan dari
pendekatan pragmatis (pragmatic approach), solusi diadopsi sebagai prinsip akuntansi
berterima umum bukan sebagai metode untuk pemecahan masalah. Seharusnya hasil dari
pendekatan pragmatis harus dilihat sebagai pemecahan masalah sementara saja (tentative
solution). Schroeder et.al. dalam (Perera 1996) menjelaskan bahwa dengan menggunakan
pendekatan pragmatis, profesi akuntansi harus menyadari bahwa praktek berpedoman pada
“that is the way we have always done it,” hal ini adalah alasan yang tidak memuaskan,
terutama ketika muncul pertanyaan kenapa melakukan dengan cara seperti yang biasa
dikerjakan.
d. Pendekatan Etika

8

Teori Akuntansi 2015

Pendekatan Etika (Ethical Approach) menekankan pada konsep kejujuran, hukum, dan
keadilan. Tidak ada orang yang menyangkal konsep ini sebagai panduan yang digunakan oleh
peneliti, tetapi ada pertanyaan mengenai keadilan yang relatif, artinya belum tentu adil bagi
seseorang dengan yang lainnya, berikut juga tujuan, dan kondisinya. Pendekatan Etika tidak
mudah digunakan sebagai pengembangan teori akuntansi. Pendekatan ini telah memperoleh
posisi baru karena munculnya sebuah bidang dalam akuntansi yaitu “critical perspective
research“.
e. Pendekatan Perilaku
Dalam Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach), akuntansi dianggap sebagai sebuah
praktek memiliki konsekuensi untuk direfleksikan oleh orang, kelompol, atau kondisi sosial
yang menjalankannya. Termasuk cara berinteraksi dengan organisasi lain serta fenomenanya.
Pendekatan ini menekankan bagaimana individu atau kelompok bereaksi terhadap informasi
keuangan dalam berperilaku.
f. Pendekatan Teori Komunikasi
Seperti pendekatan perilaku, pendekatan teori komunikasi menekankan pada fungsi
akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan. Pendekatan ini apabila diimplementasikan
ke dalam akuntansi akan menuntuk untuk mementukan apakah pengguna dari informasi
akuntansi menerima pesan yang sama dari data yang disiapkan oleh akuntan. Meskipin
pendekatan ini penting, tetapi tidak dapat diimplementasikan dalam metode penelitian secara
keseluruhan.
I. VERIFIKASI TEORI
Verifikasi atau validasi teori menurut (Machlup 1995) merupakan bagian dari konstruksi
teori dan dideskripsikan proses ini sebagai berikut:
Verification in research and analysis may refer to many things, including the correctness
of mathematical and logical arguments, the applicability pf formulas and equitations, the
trustworthiness of reports, the authenticity of document, the genuineness of artifacs or
relics, the adequacy of reproductions, translations, and paraphrases, the accuracy of
historical and statistical accounts, the corroboration of reported events, the completeness
9

Teori Akuntansi 2015

in enumeration of circumstances in a concrete situations, the reproducibility of
experiments, the explanatory of predictive value of generalizations.
Verifikasi teori adalah suatu proses atau prosedur yang dilakukan untuk menentukan
apakah valid atau tidaknya suatu konsep, definisi, atau teori yang ada. Beragam aspek teori
akuntansi yang ada harus dilakukan verifikasi untuk menentukan kebenarannya, sehingga tidak
menyesatkan bagi penggunanya. Untuk melakukan verifikasi terhadap teori akuntansi setidaknya
dilakukan atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan pertimbangan nilai yang
telah disepakati.

DAFTAR PUSTAKA

Machlup, F. (1995). "The Problem of Verification in Economics." Southern Economic Journal
22(1): 1-21.
Murti, B. (2011). "FILOSOFI DAN METODE ILMIAH." Institute of Health Economic and
Policy Studies (IHEPS).
Perera (1996). "Accounting Theory and Development."
Sterling, R. R. (1970). "On Theory Construction and Verification." The Accounting Review
45(3): 444-457.
Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

10