Membangun Indonesia Menjadi Negara Musli
Tugas Analisa Politik Luar Negeri
Putri Larasati (HI 4 C/11141130000043)
Membangun Indonesia Menjadi Negara Muslim yang Berpengaruh di Dunia
Indonesia ialah salah satu negara dengan berbagai kekayaan dan keragaman dari
segi alam dan budaya. Namun sayangnya, untuk menjadi negara yang berpengaruh di
dunia, tidak hanya hal tersebut saja yang dibutuhkan. Meski kaya raya dalam aspek
sumber daya alam dan budaya, Indonesia tidak akan cukup dipandang jika Indonesia
tidak memiliki kekayaan dalam segi perekonomian. Tanpa perlu dipungkiri bahwasanya
negara-negara yang berpengaruh di dunia adalah negara-negara dengan tingkat
perekonomian yang tinggi, seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, dan lain sebagainya.
Meski demikian, menurut Vladimir Putin yang merupakan presiden dari Rusia,
Indonesia merupakan negara paling berpengaruh di regionalnya, yaitu Asia-Pasifik.
Pernyataan tersebut Putin lontarkan sesaat setelah melakukan pertemuan dengan
presiden Republik Indonesia terdahulu, Susilo Bambang Yudhoyono. 1 Mungkin
memang benar demikian adanya pada saat itu. Namun dalam rentang waktu yang
berbeda, Indonesia sepertinya semakin berkurang pengaruhnya.
Indonesia adalah negara yang penduduk mayoritasnya beragama Islam. Hal ini
mengindikasikan bahwa ketika Indonesia tidak dapat menjadi negara berpengaruh di
dunia, maka Indonesia telah gagal merepresentasikan Islam sebagai agama yang dapat
berpengaruh pula di dunia. Terlepas dari ada atau tidaknya negara Islam lain yang
berhasil menjadi negara berpengaruh di dunia dan turut membawa nama baik Islam,
Indonesia seharusnya tetap menjaga citra negara dan agama-agama yang legal dianut
oleh masyarakatnya, terutama agama yang dipeluk oleh mayoritas masyarakatnya.
Kaitan antara instrumen-instrumen negara dengan agama memang masih
diperdebatkan. Ada sebagian ahli yang berpendapat bahwa kekuatan negara dipengaruhi
oleh agama atau ideologi mayoritas di dalamnya. Namun ada pula para pakar yang
berpendapat bahwa antara kekuatan negara dengan agama tidak ada kaitannya. Meski
1
Putin: Indonesia Salah Satu Negara Berpengaruh di Asia Pasifik, diakses dari
http://antaranews.com/print/76397/putin-indonesia-salah-satu-negara-berpengaruh-di-asia-pasifik,
pada tanggal 30 April 2016, pukul 09.47 WIB.
begitu, United States Agency for International Development (USAID) mengeluarkan
beberapa poin yang merupakan faktor-faktor penyebab negara muslim (termasuk
Indonesia) sulit untuk kaya dan berpengaruh di dunia ini.
Faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara-negara muslim
tidak secakap negara non-muslim menurut USAID, yaitu sistem sosial yang membentuk
pola “unchangeability” yang meniadakan kapasitas untuk beradaptasi dan berinovasi,
adanya penekanan terhadap komunalisme daripada individualisme, kurangnya tokoh
yang berfokus pada wacana publik, sistem yang menghambat individu untuk bertanyatanya, sistem pendidikan yang membatasi keingintahuan, sistem ekonomi Islam yang
memaksa keputusan ekonomi untuk berjalan sesuai etika dan moral, peraturan ekonomi
yang buruk, negara tetangga yang buruk dan miskin, serta posisi perempuan yang
inferior dalam masyarakat dan kebudayaan.2
Beberapa faktor tersebut seharusnya tidak membuat negara-negara muslim di
dunia (khususnya Indonesia) menjadi terpuruk. Justru sebaliknya, beberapa alasan
negara muslim sulit untuk kaya menurut sudut pandang USAID tersebut harus
masyarakat Indonesia himpun dan cerna untuk kemudian menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan atau bisa dibilang pula semacam rumus untuk memajukan
Indonesia di kancah dunia.
Oleh karena itu, jika saya menjadi presiden Indonesia, saya akan fokus pada
pembentukan karakter masyarakat dalam level individu, khususnya masyarakat yang
beragama Islam, dengan tujuan untuk memperbaiki sistem perekonomian Indonesia
nantinya. Karena seperti yang telah diketahui bahwasanya beberapa faktor penghambat
pertumbuhan ekonomi negara-negara muslim di dunia berkaitan dengan sistem sosial
dan budaya yang berlaku di negara-negara tersebut. Saya percaya bahwa negara tidak
hanya dibangun oleh pemerintah. Bahkan jika merujuk pada nilai-nilai demokrasi yang
dianut oleh Indonesia, justru elemen penting dalam negara ini adalah masyarakatnya.
Maka dari itu, saya akan melakukan pembangunan sosio-kultural terlebih dahulu untuk
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2
Petter Timmer & Donald McClelland, “Economic Growth in the Muslim World: How Can USAID Help?”,
dalam The Issue Paper, No. 3, USAID’s Development Experience Clearinghouse (DEC), 2004.
Pembangunan dapat dibagi menjadi dua alternatif, yaitu production-centered
development dan people-centered development atau biasa disebut pula dengan panting
people first. Production-centered development menganggap manusia sebagai salah satu
faktor produksi atau instrumen pembangunan saja. Pada model pembangunan ini,
sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan produksi. Masyarakat dituntut
untuk mengembangkan kualitasnya agar dapat memenuhi tuntutan masyarakat
industrial.3
Sedangkan people-centered development ialah pembangunan yang tujuan utama
pembangunannya adalah manusia. Dimensi pembangunan model kedua ini tentu saja
lebih luas daripada hanya sekadar membuat manusia lebih berkualitas untuk
peningkatan produksi. People-centered development menekankan pada pentingnya
pemberdayaan manusia yang dapat diartikan dengan meningkatkan kemampuan
manusia untuk mengaktualisasikan segala potensi yang ia miliki.4
Saya akan memilih model pembangunan people-centered development yang akan
saya lakukan secara bertahap atau berjenjang. Menurut Owens (1987), hal terpenting
dari sebuah pembangunan adalah pembangunan manusia, bukan pembangunan benda,
karena nilai balik riil pembangunan manusia memberikan kontribusi lebih dibandingkan
pembangunan benda (fisik).5 Hal tersebut didukung pula oleh United Nations
Development Programme (UNDP). UNDP berpendapat bahwa pembangunan manusia
adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan bagi manusia. Itu berarti
pembangunan harus dipahami dari sudut pandang manusianya, bukan hanya
pertumbuhan ekonominya.6
Selain itu, saya juga terinspirasi dari pembangunan Singapura yang begitu pesat
dalam kurun waktu yang cepat. Di mana pada saat itu, Singapura dipimpin oleh seorang
pemimpin yang sangat berkontribusi bagi majunya Singapura, yaitu Lee Kuan Yew. Ia
menerapkan pembangunan yang unik dan bahkan terkesan agak otoriter karena
dibumbui sedikit paksaan. Ia tidak hanya berfokus pada pembangunan manusia secara
3
Mudrajad Kuncoro, Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan, Jakarta: Erlangga, 2010.
Ibid.
5
Siti Mardiyah, Konsep Indeks Pembangunan Manusia: Tiga Dimensi Pokok Pembangunan Manusia,
Surabaya: Biro Pusat Statistik, 2001.
6
Nanih Machendrawaty & Agus Safe’i Ahmad, Pengembangan Masyarakat Islam, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2001.
4
umum, namun juga sampai pada level di mana ia berusaha untuk mengubah mental
individu. Dan hasil dari pembangunan Singapura tersebut sekarang telah menjadi bahan
pembicaraan positif di segala penjuru dunia.7
Misalnya saja, pengenaan denda yang sangat tinggi dengan pengawasan yang
ketat terhadap masyarakatnya yang membuang sampah sembarangan. Daripada harus
membayar mahal, masyarakat tentu lebih memilih untuk mematuhi peraturan. Dari hal
yang dipaksakan sekecil itu, jika dilakukan secara rutin dan terus-menerus, akan
membentuk pola pikir baru di tengah masyarakat. Perubahan pola pikir itu berimplikasi
pada perubahan tingkah laku pula. Masyarakat Singapura yang berpola pikir dan
bertingkah laku baik akan merepresentasikan negaranya. Tentu saja hal tersebut juga
akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Singapura.8
Lee Kuan Yew dianggap sebagai pemimpin yang sangat anti dengan daerah
kumuh. Sehingga kebijakannya pun berkaitan dengan pembangunan infrastruktur yang
bagus. Dengan infrastruktur yang baik serta kebersihan yang selalu dijaga bahkan oleh
tiap individu yang tinggal di sana, hal itu akan menggaet para investor asing untuk
menanamkan modalnya di Singapura. Dengan demikian, devisa Singapura pun akan
bertambah. Selain itu, tatanan perkotaan yang indah juga dapat menguntungkan dari
sektor pariwisata. Tak heran banyak wisatawan asing menjadikan Singapura sebagai
tujuan wisatanya. Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada perekonomian negaranya. 9
Dengan memegang nilai keislaman serta keinginan untuk mengadakan
pembangunan manusia yang berujung pada pertumbuhan ekonomi seperti yang telah
dilakukan oleh Singapura, saya sebagai presiden akan melakukan beberapa upaya yang
sekiranya bisa menjadikan Indonesia sebagai negara muslim yang berpengaruh di dunia.
Saya akan memberdayakan masyarakat Islam Indonesia dengan tiga aspek
pemberdayaan,
yaitu
pemberdayaan
ruhaniah,
pemberdayaan
intelektual,
dan
pemberdayaan ekonomi.
Dalam pemberdayaan ruhaniah, saya akan sedikit hengkang dari indikator yang
telah USAID paparkan mengenai alasan negara Islam sulit kaya. Menurut USAID,
7
Lee Kuan Yew, The Singapore Story: Memoirs of Lee Kuan Yew, Singapore: Marshall Cavendish, 2012.
Ibid.
9
Ibid.
8
prinsip komunalisme yang ada dalam Islam menghambat laju perekonomian. Itu berarti
USAID secara tak langsung menyarankan agar negara-negara Islam membentuk
masyarakatnya
menjadi
individualis.
Sebagaimana
yang
telah
kita
ketahui,
individualisme adalah salah satu prinsip negara liberal yang tentunya sangat dihindari
oleh Islam. Sebagai negara yang penduduk mayoritasnya beragama Islam, justru
Indonesia harus memperkuat kesatuan dan persatuan. Sebab dalam ritus Islam, misi
utamanya adalah akuntabilitas sosial.
Untuk mewujudkan pemberdayaan ruhaniah, saya akan bekerjasama dengan
Kementerian
Agama,
Majelis
Ulama
Indonesia,
dan
organisasi-organisasi
kemasyarakatan Islam lainnya untuk menjalankan program saya. Mungkin program
yang akan saya canangkan ialah program semacam revolusi mental, namun berbalut
nilai-nilai keislaman. Bukan berarti Indonesia akan berubah menjadi negara syariahkhilafah. Nilai-nilai Islam diharmonisasikan dengan nilai-nilai agama lain yang tidak
bertentangan agar tidak ada pihak yang merasa terdiskreditkan.
Misalnya untuk menjunjung tinggi prinsip komunalisme, saya akan membuat
program penggalakkan gotong royong untuk kebersihan. Bagi yang tidak mau ikut
berpartisipasi, saya akan memotong 30% dari total gajinya tiap bulan. Untuk yang
masih bersekolah dan berkuliah, saya akan menaikkan biaya SPP-nya. Saya juga akan
mempropagandakan program ini melalui media-media, terutama media sosial yang
sekarang sangat viral. Saya akan memanfaatkan potensi anak-anak muda untuk
mengemas penyebarluasan program ini agar menjadi lebih menarik. Saya ingin
membuat masyarakat tidak merasa kalau diri mereka sedang dipaksa.
Untuk pemberdayaan intelektual, saya akan bekerjasama dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset dan Teknologi untuk menjalankan
program untuk mengejar ketertinggalan masyarakat Indonesia dalam hal pengetahuan
baik yang bersifat akademis maupun non-akademis. Jika sistem pendidikan
dimungkinkan untuk direkonstruksi, maka saya akan merekonstruksinya. Saya akan
banyak mempelajari sistem pendidikan di Finlandia yang diberitakan sebagai sistem
pendidikan terbaik di dunia.
Saya ingin membangun sebuah sistem pendidikan di mana semua yang belajar di
sana dihargai kemampuannya. Kemampuan setiap orang berbeda-beda, maka tak ada
istilah “anak bodoh” di dalam lingkup pendidikan. Mulai dari Sekolah Dasar, saya ingin
setiap pendidik lebih peka untuk melihat potensi tiap anak. Ketika sudah memastikan
potensinya, anak tersebut harus dibimbing untuk tetap fokus mempelajari hal yang ia
sukai saja di jenjang pendidikan yang berikutnya. Tak lupa pula penanaman moral dan
pendidikan karakter harus tetap dijalankan. Sehingga ketika si anak sudah tumbuh besar,
ia akan menjadi seorang spesialis yang tetap menjaga integritas.
Kemudian dalam pemberdayaan ekonomi, saya akan bekerjasama dengan
berbagai kementerian untuk melepaskan jerat kemiskinan dari level individu, kelompok
individu, hingga negara. Pemberdayaan ini juga akan melibatkan mahasiswa sebagai
agen perubahan untuk membantu mewujudkan program kerja pemerintah. Program
yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi adalah identifikasi dan pengembangan
potensi lokal, pengembangan swadaya masyarakat, serta stabilisasi lembaga-lembaga
yang berkaitan.
Saya akan menyesuaikan kemampuan masyarakat dengan potensi yang dimiliki
daerahnya. Maka tidak perlu bersusah payah mengubah jati diri menjadi masyarakat
industrial jika memang negara kita ialah negara agraris dan maritim. Seperti prinsip
saya yang saya terapkan di sektor pendidikan, masyarakat Indonesia harus menjadi
spesialis.
Singapura bisa menjadi sangat untung dengan hadirnya perusahaan asing yang
menanam modal di sana. Mengapa kita tidak? Kita bisa melakukan berbagai macam
cara untuk meningkatkan cadangan devisa dengan kehadiran perusahaan asing tanpa
perlu dieksploitasi. Bisa saja kita memasang pajak yang tinggi untuk perusahaan asing,
atau yang lebih radikal lagi menasionalisasikan perusahaan asing. Hal tersebut
dilakukan sebagai upaya tegas bahwa tanah ini milik masyarakat Indonesia. Lebih baik
memprioritaskan kemampuan masyarakat Indonesia untuk mengelola sumber dayanya
sendiri daripada bergantung pada negara lain.
Kemudian untuk mendukung hal tersebut, perlu juga untuk melakukan upaya
demi penggambaran citra yang baik. Saya akan menggalakkan diplomasi kebudayaan
multi-trek. Saya memilih diplomasi kebudayaan karena salah satu aset besar yang
dimiliki oleh Indonesia adalah budaya. Yang mana hampir dipastikan dapat
mengundang decak kagum dari negara-negara lain karena keanekaragaman dan
kekhasannya. Diplomasi kebudayaan tersebut harus dijalankan secara multitrek atau
melibatkan baik pejabat diplomatik maupun masyarakat luas. Sehingga nantinya sinergi
tersebut dapat membuat Indonesia semakin terpandang dan memiliki pengaruh.
Dengan pemberdayaan ruhaniah, intelektual, dan ekonomi, masyarakat akan
terbentuk menjadi masyarakat madani yang merepresentasikan Islam dan Indonesia
dengan baik. Selain itu pula, hal tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Ditambah dengan diplomasi kebudayaan multi-trek yang dijalankan, lamakelamaan Indonesia dan Islam tidak lagi dipandang sebelah mata oleh dunia, khususnya
dunia barat. Sebenarnya masih banyak hal yang akan saya lakukan sebagai presiden
Indonesia. Namun itulah prioritas saya untuk dapat membuat Indonesia dan Islam
memiliki pengaruh besar di dunia, yaitu pembangunan manusia yang diharapkan dapat
berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi.
Putri Larasati (HI 4 C/11141130000043)
Membangun Indonesia Menjadi Negara Muslim yang Berpengaruh di Dunia
Indonesia ialah salah satu negara dengan berbagai kekayaan dan keragaman dari
segi alam dan budaya. Namun sayangnya, untuk menjadi negara yang berpengaruh di
dunia, tidak hanya hal tersebut saja yang dibutuhkan. Meski kaya raya dalam aspek
sumber daya alam dan budaya, Indonesia tidak akan cukup dipandang jika Indonesia
tidak memiliki kekayaan dalam segi perekonomian. Tanpa perlu dipungkiri bahwasanya
negara-negara yang berpengaruh di dunia adalah negara-negara dengan tingkat
perekonomian yang tinggi, seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, dan lain sebagainya.
Meski demikian, menurut Vladimir Putin yang merupakan presiden dari Rusia,
Indonesia merupakan negara paling berpengaruh di regionalnya, yaitu Asia-Pasifik.
Pernyataan tersebut Putin lontarkan sesaat setelah melakukan pertemuan dengan
presiden Republik Indonesia terdahulu, Susilo Bambang Yudhoyono. 1 Mungkin
memang benar demikian adanya pada saat itu. Namun dalam rentang waktu yang
berbeda, Indonesia sepertinya semakin berkurang pengaruhnya.
Indonesia adalah negara yang penduduk mayoritasnya beragama Islam. Hal ini
mengindikasikan bahwa ketika Indonesia tidak dapat menjadi negara berpengaruh di
dunia, maka Indonesia telah gagal merepresentasikan Islam sebagai agama yang dapat
berpengaruh pula di dunia. Terlepas dari ada atau tidaknya negara Islam lain yang
berhasil menjadi negara berpengaruh di dunia dan turut membawa nama baik Islam,
Indonesia seharusnya tetap menjaga citra negara dan agama-agama yang legal dianut
oleh masyarakatnya, terutama agama yang dipeluk oleh mayoritas masyarakatnya.
Kaitan antara instrumen-instrumen negara dengan agama memang masih
diperdebatkan. Ada sebagian ahli yang berpendapat bahwa kekuatan negara dipengaruhi
oleh agama atau ideologi mayoritas di dalamnya. Namun ada pula para pakar yang
berpendapat bahwa antara kekuatan negara dengan agama tidak ada kaitannya. Meski
1
Putin: Indonesia Salah Satu Negara Berpengaruh di Asia Pasifik, diakses dari
http://antaranews.com/print/76397/putin-indonesia-salah-satu-negara-berpengaruh-di-asia-pasifik,
pada tanggal 30 April 2016, pukul 09.47 WIB.
begitu, United States Agency for International Development (USAID) mengeluarkan
beberapa poin yang merupakan faktor-faktor penyebab negara muslim (termasuk
Indonesia) sulit untuk kaya dan berpengaruh di dunia ini.
Faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara-negara muslim
tidak secakap negara non-muslim menurut USAID, yaitu sistem sosial yang membentuk
pola “unchangeability” yang meniadakan kapasitas untuk beradaptasi dan berinovasi,
adanya penekanan terhadap komunalisme daripada individualisme, kurangnya tokoh
yang berfokus pada wacana publik, sistem yang menghambat individu untuk bertanyatanya, sistem pendidikan yang membatasi keingintahuan, sistem ekonomi Islam yang
memaksa keputusan ekonomi untuk berjalan sesuai etika dan moral, peraturan ekonomi
yang buruk, negara tetangga yang buruk dan miskin, serta posisi perempuan yang
inferior dalam masyarakat dan kebudayaan.2
Beberapa faktor tersebut seharusnya tidak membuat negara-negara muslim di
dunia (khususnya Indonesia) menjadi terpuruk. Justru sebaliknya, beberapa alasan
negara muslim sulit untuk kaya menurut sudut pandang USAID tersebut harus
masyarakat Indonesia himpun dan cerna untuk kemudian menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan atau bisa dibilang pula semacam rumus untuk memajukan
Indonesia di kancah dunia.
Oleh karena itu, jika saya menjadi presiden Indonesia, saya akan fokus pada
pembentukan karakter masyarakat dalam level individu, khususnya masyarakat yang
beragama Islam, dengan tujuan untuk memperbaiki sistem perekonomian Indonesia
nantinya. Karena seperti yang telah diketahui bahwasanya beberapa faktor penghambat
pertumbuhan ekonomi negara-negara muslim di dunia berkaitan dengan sistem sosial
dan budaya yang berlaku di negara-negara tersebut. Saya percaya bahwa negara tidak
hanya dibangun oleh pemerintah. Bahkan jika merujuk pada nilai-nilai demokrasi yang
dianut oleh Indonesia, justru elemen penting dalam negara ini adalah masyarakatnya.
Maka dari itu, saya akan melakukan pembangunan sosio-kultural terlebih dahulu untuk
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2
Petter Timmer & Donald McClelland, “Economic Growth in the Muslim World: How Can USAID Help?”,
dalam The Issue Paper, No. 3, USAID’s Development Experience Clearinghouse (DEC), 2004.
Pembangunan dapat dibagi menjadi dua alternatif, yaitu production-centered
development dan people-centered development atau biasa disebut pula dengan panting
people first. Production-centered development menganggap manusia sebagai salah satu
faktor produksi atau instrumen pembangunan saja. Pada model pembangunan ini,
sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan produksi. Masyarakat dituntut
untuk mengembangkan kualitasnya agar dapat memenuhi tuntutan masyarakat
industrial.3
Sedangkan people-centered development ialah pembangunan yang tujuan utama
pembangunannya adalah manusia. Dimensi pembangunan model kedua ini tentu saja
lebih luas daripada hanya sekadar membuat manusia lebih berkualitas untuk
peningkatan produksi. People-centered development menekankan pada pentingnya
pemberdayaan manusia yang dapat diartikan dengan meningkatkan kemampuan
manusia untuk mengaktualisasikan segala potensi yang ia miliki.4
Saya akan memilih model pembangunan people-centered development yang akan
saya lakukan secara bertahap atau berjenjang. Menurut Owens (1987), hal terpenting
dari sebuah pembangunan adalah pembangunan manusia, bukan pembangunan benda,
karena nilai balik riil pembangunan manusia memberikan kontribusi lebih dibandingkan
pembangunan benda (fisik).5 Hal tersebut didukung pula oleh United Nations
Development Programme (UNDP). UNDP berpendapat bahwa pembangunan manusia
adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan bagi manusia. Itu berarti
pembangunan harus dipahami dari sudut pandang manusianya, bukan hanya
pertumbuhan ekonominya.6
Selain itu, saya juga terinspirasi dari pembangunan Singapura yang begitu pesat
dalam kurun waktu yang cepat. Di mana pada saat itu, Singapura dipimpin oleh seorang
pemimpin yang sangat berkontribusi bagi majunya Singapura, yaitu Lee Kuan Yew. Ia
menerapkan pembangunan yang unik dan bahkan terkesan agak otoriter karena
dibumbui sedikit paksaan. Ia tidak hanya berfokus pada pembangunan manusia secara
3
Mudrajad Kuncoro, Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan, Jakarta: Erlangga, 2010.
Ibid.
5
Siti Mardiyah, Konsep Indeks Pembangunan Manusia: Tiga Dimensi Pokok Pembangunan Manusia,
Surabaya: Biro Pusat Statistik, 2001.
6
Nanih Machendrawaty & Agus Safe’i Ahmad, Pengembangan Masyarakat Islam, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2001.
4
umum, namun juga sampai pada level di mana ia berusaha untuk mengubah mental
individu. Dan hasil dari pembangunan Singapura tersebut sekarang telah menjadi bahan
pembicaraan positif di segala penjuru dunia.7
Misalnya saja, pengenaan denda yang sangat tinggi dengan pengawasan yang
ketat terhadap masyarakatnya yang membuang sampah sembarangan. Daripada harus
membayar mahal, masyarakat tentu lebih memilih untuk mematuhi peraturan. Dari hal
yang dipaksakan sekecil itu, jika dilakukan secara rutin dan terus-menerus, akan
membentuk pola pikir baru di tengah masyarakat. Perubahan pola pikir itu berimplikasi
pada perubahan tingkah laku pula. Masyarakat Singapura yang berpola pikir dan
bertingkah laku baik akan merepresentasikan negaranya. Tentu saja hal tersebut juga
akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Singapura.8
Lee Kuan Yew dianggap sebagai pemimpin yang sangat anti dengan daerah
kumuh. Sehingga kebijakannya pun berkaitan dengan pembangunan infrastruktur yang
bagus. Dengan infrastruktur yang baik serta kebersihan yang selalu dijaga bahkan oleh
tiap individu yang tinggal di sana, hal itu akan menggaet para investor asing untuk
menanamkan modalnya di Singapura. Dengan demikian, devisa Singapura pun akan
bertambah. Selain itu, tatanan perkotaan yang indah juga dapat menguntungkan dari
sektor pariwisata. Tak heran banyak wisatawan asing menjadikan Singapura sebagai
tujuan wisatanya. Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada perekonomian negaranya. 9
Dengan memegang nilai keislaman serta keinginan untuk mengadakan
pembangunan manusia yang berujung pada pertumbuhan ekonomi seperti yang telah
dilakukan oleh Singapura, saya sebagai presiden akan melakukan beberapa upaya yang
sekiranya bisa menjadikan Indonesia sebagai negara muslim yang berpengaruh di dunia.
Saya akan memberdayakan masyarakat Islam Indonesia dengan tiga aspek
pemberdayaan,
yaitu
pemberdayaan
ruhaniah,
pemberdayaan
intelektual,
dan
pemberdayaan ekonomi.
Dalam pemberdayaan ruhaniah, saya akan sedikit hengkang dari indikator yang
telah USAID paparkan mengenai alasan negara Islam sulit kaya. Menurut USAID,
7
Lee Kuan Yew, The Singapore Story: Memoirs of Lee Kuan Yew, Singapore: Marshall Cavendish, 2012.
Ibid.
9
Ibid.
8
prinsip komunalisme yang ada dalam Islam menghambat laju perekonomian. Itu berarti
USAID secara tak langsung menyarankan agar negara-negara Islam membentuk
masyarakatnya
menjadi
individualis.
Sebagaimana
yang
telah
kita
ketahui,
individualisme adalah salah satu prinsip negara liberal yang tentunya sangat dihindari
oleh Islam. Sebagai negara yang penduduk mayoritasnya beragama Islam, justru
Indonesia harus memperkuat kesatuan dan persatuan. Sebab dalam ritus Islam, misi
utamanya adalah akuntabilitas sosial.
Untuk mewujudkan pemberdayaan ruhaniah, saya akan bekerjasama dengan
Kementerian
Agama,
Majelis
Ulama
Indonesia,
dan
organisasi-organisasi
kemasyarakatan Islam lainnya untuk menjalankan program saya. Mungkin program
yang akan saya canangkan ialah program semacam revolusi mental, namun berbalut
nilai-nilai keislaman. Bukan berarti Indonesia akan berubah menjadi negara syariahkhilafah. Nilai-nilai Islam diharmonisasikan dengan nilai-nilai agama lain yang tidak
bertentangan agar tidak ada pihak yang merasa terdiskreditkan.
Misalnya untuk menjunjung tinggi prinsip komunalisme, saya akan membuat
program penggalakkan gotong royong untuk kebersihan. Bagi yang tidak mau ikut
berpartisipasi, saya akan memotong 30% dari total gajinya tiap bulan. Untuk yang
masih bersekolah dan berkuliah, saya akan menaikkan biaya SPP-nya. Saya juga akan
mempropagandakan program ini melalui media-media, terutama media sosial yang
sekarang sangat viral. Saya akan memanfaatkan potensi anak-anak muda untuk
mengemas penyebarluasan program ini agar menjadi lebih menarik. Saya ingin
membuat masyarakat tidak merasa kalau diri mereka sedang dipaksa.
Untuk pemberdayaan intelektual, saya akan bekerjasama dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset dan Teknologi untuk menjalankan
program untuk mengejar ketertinggalan masyarakat Indonesia dalam hal pengetahuan
baik yang bersifat akademis maupun non-akademis. Jika sistem pendidikan
dimungkinkan untuk direkonstruksi, maka saya akan merekonstruksinya. Saya akan
banyak mempelajari sistem pendidikan di Finlandia yang diberitakan sebagai sistem
pendidikan terbaik di dunia.
Saya ingin membangun sebuah sistem pendidikan di mana semua yang belajar di
sana dihargai kemampuannya. Kemampuan setiap orang berbeda-beda, maka tak ada
istilah “anak bodoh” di dalam lingkup pendidikan. Mulai dari Sekolah Dasar, saya ingin
setiap pendidik lebih peka untuk melihat potensi tiap anak. Ketika sudah memastikan
potensinya, anak tersebut harus dibimbing untuk tetap fokus mempelajari hal yang ia
sukai saja di jenjang pendidikan yang berikutnya. Tak lupa pula penanaman moral dan
pendidikan karakter harus tetap dijalankan. Sehingga ketika si anak sudah tumbuh besar,
ia akan menjadi seorang spesialis yang tetap menjaga integritas.
Kemudian dalam pemberdayaan ekonomi, saya akan bekerjasama dengan
berbagai kementerian untuk melepaskan jerat kemiskinan dari level individu, kelompok
individu, hingga negara. Pemberdayaan ini juga akan melibatkan mahasiswa sebagai
agen perubahan untuk membantu mewujudkan program kerja pemerintah. Program
yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi adalah identifikasi dan pengembangan
potensi lokal, pengembangan swadaya masyarakat, serta stabilisasi lembaga-lembaga
yang berkaitan.
Saya akan menyesuaikan kemampuan masyarakat dengan potensi yang dimiliki
daerahnya. Maka tidak perlu bersusah payah mengubah jati diri menjadi masyarakat
industrial jika memang negara kita ialah negara agraris dan maritim. Seperti prinsip
saya yang saya terapkan di sektor pendidikan, masyarakat Indonesia harus menjadi
spesialis.
Singapura bisa menjadi sangat untung dengan hadirnya perusahaan asing yang
menanam modal di sana. Mengapa kita tidak? Kita bisa melakukan berbagai macam
cara untuk meningkatkan cadangan devisa dengan kehadiran perusahaan asing tanpa
perlu dieksploitasi. Bisa saja kita memasang pajak yang tinggi untuk perusahaan asing,
atau yang lebih radikal lagi menasionalisasikan perusahaan asing. Hal tersebut
dilakukan sebagai upaya tegas bahwa tanah ini milik masyarakat Indonesia. Lebih baik
memprioritaskan kemampuan masyarakat Indonesia untuk mengelola sumber dayanya
sendiri daripada bergantung pada negara lain.
Kemudian untuk mendukung hal tersebut, perlu juga untuk melakukan upaya
demi penggambaran citra yang baik. Saya akan menggalakkan diplomasi kebudayaan
multi-trek. Saya memilih diplomasi kebudayaan karena salah satu aset besar yang
dimiliki oleh Indonesia adalah budaya. Yang mana hampir dipastikan dapat
mengundang decak kagum dari negara-negara lain karena keanekaragaman dan
kekhasannya. Diplomasi kebudayaan tersebut harus dijalankan secara multitrek atau
melibatkan baik pejabat diplomatik maupun masyarakat luas. Sehingga nantinya sinergi
tersebut dapat membuat Indonesia semakin terpandang dan memiliki pengaruh.
Dengan pemberdayaan ruhaniah, intelektual, dan ekonomi, masyarakat akan
terbentuk menjadi masyarakat madani yang merepresentasikan Islam dan Indonesia
dengan baik. Selain itu pula, hal tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Ditambah dengan diplomasi kebudayaan multi-trek yang dijalankan, lamakelamaan Indonesia dan Islam tidak lagi dipandang sebelah mata oleh dunia, khususnya
dunia barat. Sebenarnya masih banyak hal yang akan saya lakukan sebagai presiden
Indonesia. Namun itulah prioritas saya untuk dapat membuat Indonesia dan Islam
memiliki pengaruh besar di dunia, yaitu pembangunan manusia yang diharapkan dapat
berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi.