PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL | Jayanti | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS
TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2015-2016)
Karina Ries Jayanti
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study examines the influence of GCG and profitability towards CSR disclosure of some selected
companies in the mining sector in 2015-2016. The data is retrieved from IDX (the Indonesia Stock Exchange).
This study used the explanatory. This research comprised of 40 companies in mining that officially registered
on IDX in 2015-2016 as the population. The sample meets the criteria of research is as much as 31 companies.
To verify the relationship between GCG, profitability and CSR, multiple regression analysis, the test of the
coefficient of determination, and a classic assumption test used. The results of previous research showed, that
the variable that have an impact on the CSRD (CSR Disclosure) is ROA, whereas researchers test results
pointed out that the ROA has no effect towards the CSRD.
Keywords: Profitability (ROA, ROE); CSR; GCG (the Institutional Ownership, the independence of the
Board of Commissioners, the size of the Board of Commissioners )
ABSTRAK
Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh dari GCG (kepemilikan institusional, independensi
dewan komisaris, ukuran dewan komisaris) dan profitabilitas (ROE dan ROA) terhadap pengungkapan CSR
pada perusahaan sektor pertambangan pada tahun 2015-2016. Data penelitian didapatkan dari BEI (Bursa
Efek Indonesia). Jenis penelitian yang digunakan ialah metode eksplanatori. Populasi dalam penelitian terdiri
dari 40 perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di BEI periode 2015-2016, sementara sampel yang
memenuhi kriteria adalah sebanyak 31 perusahaan. Penulis menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi
berganda, serta uji koefisien determinasi sebagai analisis data. Penelitian-penelitian terdahulu
mengungkapkan bahwa diantara variabel-variabel GCG (kepemilikan institusional, independensi dewan
komisaris, ukuran dewan komisaris) dan profitabilitas (ROE dan ROA), variabel yang berpengaruh adalah
ROA, sementara hasil pengujian peneliti menunjukkan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh atas CSR
Disclosure (pengungkapan CSR).
Kata Kunci: Profitabilitas (ROE, ROA); CSR; GCG (Kepemilikan Institusional, Independensi Dewan
Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris)
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
16
PENDAHULUAN
Perkembangan kegiatan bisnis perusahaan
tidak terlepas dari lingkungan eksternal, yaitu
lingkungan dan masyarakat. Perusahaan memiliki
kewajiban untuk menjaga lingkungan eksternal,
agar tidak menimbulkan dampak yang negatif,
seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Perusahaan diharapkan dapat menyeimbangkan
kegiatan operasional yang dilakukan diikuti dengan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat serta
kelestarian lingkungan.
Keseimbangan
hubungan
perusahaan
dengan stakeholders (lingkungan dan masyarakat)
merupakan sesuatu yang perlu dijaga, guna
kelangsungan hidup jangka panjang. Perusahaan
memiliki tiga kepentingan publik yang cenderung
terabaikan oleh perusahaan dalam menjalankan
bisnis, yaitu hanya mementingkan pemegang
saham, meningkatnya dampak negatif pada
lingkungan, dan masyarakat kesulitan dalam
memeroleh ganti rugi (Rusdianto, 2013:viii). Salah
satu penyebab terabaikannya kepentingan publik
adalah kesadaran perusahaan yang rendah terhadap
pelaksanaan tanggung jawab sosial.
Tanggung jawab sosial (CSR (Corporate
Social Responsibility)) ialah sebuah komitmen
perusahaan untuk memberikan bantuan dalam
pengembangan ekonomi berkelanjutan yaitu pada
aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi (Suhandari
dalam Untung, 2008:1). Pelaksanaan CSR yang
dianggap sebagai suatu kewajiban yang akan
menambah beban atau biaya periodik perusahaan,
namun secara jangka panjangnya, tanggung jawab
sosial dapat mendatangkan sejumlah keuntungan
atau manfaat tertentu (Lako, 2011:91).
CSR yang awalnya dianggap beban akan
berubah menjadi suatu investasi strategis, karena
mendatangkan keuntungan yang langgeng bagi
perusahaan. Penerapan CSR dalam perusahaan
bukan hanya kewajiban pihak internal (pemimpin
perusahaan dan manajer) saja, namun dalam
praktik, setiap elemen perusahaan juga diharapkan
berkontribusi dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Perusahaan diharapkan dapat menerapkan tata
kelola perusahaan, guna menjaga keseimbangan
antar pihak, yaitu internal dan eksternal.
Good Corporate Governance (GCG) atau
tata kelola perusahaan ialah instrumen untuk
memastikan manajemen dalam perusahaan berjalan
dengan baik (Moeljono, 2005:34). GCG dapat
diartikan sebagai suatu sistem yang dapat mengatur
elemen-elemen dalam perusahaan agar lebih terarah
dan terkendali. GCG dalam perusahaan akan
mendorong
transparansi
dan
akuntabilitas
perusahaan,
sehingga
dapat
memberikan
keuntungan secara keseluruhan bagi masyarakat
(Wahyudi, 2008:170).
Perusahaan yang menganggap bahwa
implementasi GCG sebagai sesuatu yang penting,
akan menghasilkan kinerja operasional yang sehat.
Kinerja operasional perusahaan memiliki hubungan
yang erat dengan profitabilitas. Profitabilitas
diartikan sebagai efisiensi dan efektivitas
perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dalam
periode waktu tertentu (Munawir, 2010:33).
KAJIAN PUSTAKA
GCG (Good Corporate Governance)
Implementasi GCG didalam perusahaan
berfokuskan pada pengaturan serta pengolahan
hubungan semua pihak secara sinergi. GCG ialah
suatu sistem dan peraturan tentang hubungan antar
pihak dalam perusahaan, yaitu pemegang saham
dan dewan komisaris, beserta peran dewan direksi
untuk mencapai tujuan perusahaan (Wibisono,
2007:10).
1. Ukuran Dewan Komisaris
Variabel ukuran dewan komisaris mencakup
seluruhan anggota yang menjabat sebagai
dewan komisaris yang memiliki tugas untuk
mengawasi direksi didalam perusahaan.
(Sembiring dalam Sha, 2014).
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional atau kepemilikan
saham oleh investor institusional mencakup
perusahaan asuransi, bank, perseroan
terbatas, dan sebagainya (Tarjo dalam
Permanasari, 2010:4).
3. Independensi Dewan Komisaris
Komisaris independen atau independensi
dewan komisaris didalam perusahaan
merupakan suatu pihak yang tidak
mempunyai kepentingan bisnis maupun
kekeluargaan
dengan
perusahaan,
pemegang saham pengendali, anggota
direksi, dan anggota komisaris. (KNKG
dalam Aini, 2011).
Profitabiltas
Tingkat
profitabilitas
dapat
menentukan
keberhasilan suatu perusahaan. Profitabilitas ialah
aspek keuangan untuk mengukur efesiensi dan
efektivitas dalam menghasilkan keuntungan
(Mardiyanto, 2008).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
17
1. ROA (Return of Assets)
Return of Assets adalah rasio untuk
mengukur keefektivitas kinerja perusahaan
dengan dasar penghasilan dan total aktiva
yang dimiliki (Syamsuddin, 2011:74).
2. ROE (Return of Equity)
Rasio ROE digunakan sebagai pengukuran
atas
pemasukan yang diterima, yang
diperoleh dari modal yang sudah
diinvestasikan sebelumnya (Syamsuddin,
2011:65).
Pengungkapan CSR
Perusahaan bukanlah sebagai institusi
ekonomi yang mencari laba saja, tetapi juga sebagai
suatu institusi sosial dan bagian dari lingkungan
sekitar. Perusahaan perlu untuk melakukan kontak
sosial dengan masyarakat, agar dapat berperan
sebagai agen ekonomi, agen perubahan, dan agen
pembaharuan (Lako, 2011:97).
CSR tidak hanya terbatas pada tanggung
jawab ekonomi (economy responsibility) mengenai
bagaimana perusahaan memaksimalkan laba, tetapi
juga bertanggungjawab secara sosial (social
responsibility) dan juga secara lingkungan
(environmental responsibility) (Lako, 2011:181).
Perusahaan harus menyeimbangkan tanggung
jawab ekonomi dengan tanggung jawab sosialnya,
agar dapat menghasilkan laba yang berkualitas atau
laba yang ramah secara sosial dan lingkungan
(green profit) dan bisa tumbuh berkembang secara
berkelanjutan (sustainable corporation) (Lako,
2011:181).
Model Konsep dan Hipotesis
GCG
Profitabilitas
Pengungkapan
CSR
Ukuran Dewan
Komisaris (χ1)
Independensi Dewan
Komisaris (χ2)
H1
Kepemilikan
Institusional
Pengungkapan
CSR (Y)
(χ3)
ROE ( χ4)
H2
ROA (χ5)
Gambar 2 : Hipotesis Penelitian
Sumber : Data diolah, 2017.
Hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Diduga variabel X1, X2, X3, X4, X5 bersamasama memiliki pengaruh terhadap variabel
Y.
2. Diduga variabel X5 berpengaruh paling
dominan terhadap variabel Y.
METODE PENELITIAN
Penelitian
menggunakan
eksplanatori
sebagai jenis penelitian. Metode eksplanatori adalah
metode yang mengungkapkan hubungan suatu
variabel dengan variabel lain dalam suatu penelitian
(Sugiyono, 2008:11). Penelitian ini akan bertujuan
untuk memberikan penjelasan, apakah tiap variabel
memiliki keterikatan satu sama lain atau tidak.
Penelitian ini menggunakan program komputer
dalam
menganalisis
data,
yaitu
dengan
menggunakan program SPSS. Sampel penelitian
adalah perusahaan yang memenuhi standar kriteria
yaitu sebanyak 31.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 1 : Model Konseptual
Sumber : Data diolah, 2017.
Gambar 3 : Grafik P-Plot
Sumber : Data diolah, 2017.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
18
Grafik P-Plot pada gambar 3 menunjukkan data
telah terdistribusikan secara normal, dengan pola
yang mendekati normal dan penyebarannya di
sekitar garis diagonal.
b. Uji Autokorelasi
Tabel 1 : Run Test
Runs Test
Unstandar
dized
Residual
Test
Valuea
-.01859
Cases < Test Value
31
Cases >= Test Value
31
Total Cases
62
Number of Runs
30
Z
berikut :
1) Nilai tolerance UDKOM sebesar 0,88
2) Nilai tolerance INDK sebesar 0,83
3) Nilai tolerance KEPK sebesar 0,80
4) Nilai tolerance ROE sebesar 0,43
5) Nilai tolerance ROA sebesar 0,41
Nilai VIF dalam tabel 2 menunjukkan :
1) Nilai VIF UDKOM adalah 1,13
2) Nilai VIF INDK adalah 1,21
3) Nilai VIF KEPK adalah 1,25
4) Nilai VIF ROE adalah 2,36
5) Nilai VIF ROA adalah 2,44
d. Uji Heteroskedastisitas
-.512
Asymp. Sig. (2-tailed)
.608
.702b
Monte Carlo
Sig.
Sig. (2-
99%
Lower
tailed)
Confidence
Bound
Interval
Upper
.690
.714
Bound
Gambar 4 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data diolah, 2017.
a. Median
b. Based on 10000 sampled tables with starting seed
1314643744.
Sumber : Data diolah, 2017.
Hasil Run Test menunjukkan besaran test value
sebesar -0,01859, dengan probabilitas sebesar
0,702. Hasil pengujian menyatakan bahwa nilai
probabilitas lebih besar dari nilai signifikan yang
sudah ditentukan (0,702 > 0,05), sehingga, data
penelitian bebas dari autokorelasi.
Hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4,
menunjukkan bahwa titik-titik dari variabel
menyebar dengan tidak seimbang (tidak merata) dan
tidak menciptakan pola secara jelas di atas dan di
bawah 0 pada sumbu Y. Hasil pengujian pada
gambar
4
menunjukkan
tidak
terjadi
heterokedastisitas pada penelitian yang dilakukan
penulis.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
c. Uji Multikolinieritas
Tabel 3 : Persamaan Regresi
Tabel 2 : Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Statistik Collinearity
Model
Unstandardized
Variabel
Tolerance
1
Coefficients
VIF
B
(Constant)
UDKOM
.880
1.137
INDK
.829
1.206
KEPK
.802
1.247
ROE
.425
2.353
ROA
.410
2.437
a. Dependent Variable: CSRD
Sumber : Data diolah, 2017.
Tabel 2 menunjukkan nilai tolerance sebagai
1
(Constant)
.251
UDKOM
.034
INDK
.087
KEPK
-.039
ROE
-.056
ROA
.135
a. Dependent Variable: CSRD
Sumber : Data diolah, 2017.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
19
Interpretasi dari persamaan tersebut :
a. Ukuran Dewan Komisaris (UDKOM)
Diversifikasi
akan
mengalami
peningkatan sebesar 0,034 satuan untuk
setiap tambahan satu satuan Ukuran
Dewan Komisaris (X1). Peningkatan satu
satuan Ukuran dewan komisaris, akan
memiliki dampak kenaikan sebesar
0,040 (4%) dengan asumsi variabelvariabel yang lain dianggap konstan.
b. Independensi Dewan Komisaris (INDK)
Diversifikasi
akan
mengalami
peningkatan sebesar 0,087 satuan untuk
setiap
tambahan
satu
satuan
Independensi Dewan Komisaris (X2).
Peningkatan satu satuan independensi
dewan komisaris, akan memiliki
dampak kenaikan sebesar 0,087 (8,7%)
dengan asumsi variabel-variabel yang
lain dianggap konstan.
c. Kepemilikan Institusional (KEPK)
Diversifikasi
akan
mengalami
penururnan sebesar 0,039 satuan untuk
setiap
tambahan
satu
satuan
Kepemilikan
Institusional
(X3).
Peningkatan satu satuan kepemilikan
institusional, akan memiliki dampak
kenaikan sebesar 0,039 (4%) dengan
asumsi variabel-variabel yang lain
dianggap konstan.
d. Return of Equity (ROE)
Diversifikasi
akan
mengalami
penurunan sebesar 0,056 satuan untuk
setiap tambahan satu satuan Return of
Equity (X4). Peningkatan satu satuan
return of equity, akan memiliki dampak
penurunan sebesar 0,056 (5,6%) dengan
asumsi variabel-variabel yang lain
dianggap konstan.
e. Return of Assets (ROA)
Diversifikasi
akan
mengalami
peningkatan sebesar 0,135 satuan untuk
setiap tambahan satu satuan Return of
Assets (X5). Peningkatan satu satuan
return of assets, akan memiliki dampak
kenaikan sebesar sebesar 0,135 (14%)
dengan asumsi variabel-variabel yang
lain dianggap tetap.
3. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4 : Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
R Square
1
.213
a. Predictors: (Constant), ROA, UDKOM,
KEPK, INDK, ROE
b. Dependent Variable: CSRD
Sumber : Data diolah, 2017.
Tabel 4 menunjukkan hasil R square sebesar 0,213
(21,3%), Hasil penelitian menyatakan bahwa
variabel dependen (CSR) akan dipengaruhi oleh
variabel-variabel independen (Ukuran Dewan
Komisaris (UDKOM), Independensi Dewan
Komisaris (INDK), Kepemilikan Institusional
(KEPK), ROE, dan ROA sebesar 0,213 (21,3%),
sementara sisanya yaitu sebesar 78,7% akan
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar
penelitian yang dilakukan penulis.
4. Uji Hipotesis
a. Pengujian Simultan (F-test)
Tabel 5 : Hasil F-test (Uji Pengaruh Simultan)
ANOVAa
Model
1
F
Regression
3.030
Residual
Total
1.141
a. Dependent Variable: CSRD
b. Predictors: (Constant), ROA, UDKOM,
KEPK, INDK, ROE
Sumber : Data diolah, 2017.
Hasil uji pengaruh simultan pada tabel 5, Fhitung
menunjukkan 3,030, sedangkan Ftabel pada Titik
Persentase Distribusi F untuk Probabilita
df1=5;df2=62 menunjukkan 2,36. Hasil F-test (uji
pengaruh simultan) menyatakan Fhitung sebesar
3,030 lebih besar daripada Ftabel 2,36 (Fhitung > Ftabel,
maka 3,030 > 2,36), sehingga ukuran dewan
komisaris (X1), independensi dewan komisaris (X2),
kepemilikan institusional (X3), ROE (X4), dan ROA
(X5) memiliki pengaruh bersama-sama terhadap
pengungkapan CSR.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
20
b. Uji t-test (Pengaruh Parsial)
Tabel 6 : Hasil t-test (Uji Pengaruh Parsial)
Coefficientsa
Model
1
t
(Constant)
2.341
UDKOM
3.510
INDK
.662
KEPK
-.351
ROE
-.607
ROA
.769
a. Dependent Variable:
CSRD
Sumber : Data diolah, 2017.
1. UDKOM (Ukuran Dewan Komisaris)
Hasil t-test UDKOM dan pengungkapan
CSR ditunjukkan dengan thitung sebesar
3,510, sedangkan ttabel pada Titik Persentase
Distribusi t untuk Probabilita dengan α=0,05
dan n=62 adalah 1,66980. Hasil t-test pada
tabel 6 menunjukkan thitung > ttabel, yaitu
3,510 > 1,66980. Hasil uji statistik t dalam
tabel 6 menunjukkan bahwa variabel
independen UDKOM tidak memiliki
pengaruh signifikan pada variabel dependen
(CSRD atau pengungkapan CSR).
2. INDK (Independensi Dewan Komisaris)
Hasil t-test INDK dan pengungkapan CSR
ditunjukkan dengan thitung sebesar 0,662,
sedangkan ttabel pada Titik Persentase
Distribusi t untuk Probabilita dengan α=0,05
dan n=62 adalah 1,66980. Hasil t-test pada
tabel 6 menunjukkan thitung < ttabel, yaitu
0,662 < 1,66980. Hasil uji statistik t dalam
tabel 6 menunjukkan bahwa variabel
independen INDK tidak memiliki pengaruh
secara signifikan pada variabel dependen
(CSRD atau pengungkapan CSR).
3. KEPK (Kepemilikan Institusional)
Hasil t-test KEPK dan pengungkapan CSR
ditunjukkan dengan thitung sebesar -0,351,
sedangkan ttabel pada Titik Persentase
Distribusi t untuk Probabilita dengan α=0,05
dan n=62 adalah 1,66980. Hasil t-test pada
tabel 6 menunjukkan thitung < ttabel, yaitu 0,351 < 1,66980. Hasil uji statistik t dalam
tabel 6 menunjukkan bahwa variabel
independen KEPK tidak mempunyai
pengaruh signifikan pada variabel dependen
(CSRD atau pengungkapan CSR).
4. ROE
Hasil t-test antara ROE dan pengungkapan
CSR ditunjukkan dengan thitung sebesar 0,607, sedangkan ttabel pada Titik Persentase
Distribusi t untuk Probabilita dengan α=0,05
dan n=62 adalah 1,66980. Hasil t-test pada
tabel 6 menunjukkan thitung < ttabel, yaitu 0,607 < 1,66980. Hasil uji statistik t dalam
tabel 6 menunjukkan bahwa variabel
independen, yaitu ROE tidak memiliki
pengaruh secara signifikan pada variabel
dependen (CSRD atau pengungkapan CSR).
5. ROA
Hasil
t-test
antara
ROA
dengan
pengungkapan CSR ditunjukkan dengan
thitung sebesar 0,769, sedangkan ttabel pada
Titik Persentase Distribusi t untuk
Probabilita dengan α=0,05 dan n=62 adalah
1,66980. Hasil t-test pada tabel 6
menunjukkan thitung < ttabel, yaitu 0,769 <
1,66980. Hasil uji statistik t dalam tabel 6
menunjukkan bahwa variabel independen,
yaitu ROA tidak memiliki pengaruh secara
signifikan pada variabel dependen (CSRD
atau pengungkapan CSR).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Variabel-variabel independen dalam penelitian
(ROA, ROE, independensi dewan komisaris,
ukuran dewan komisaris, serta kepemilikan
institusional) memiliki pengaruh signifikan
secara bersama-sama pada CSRD atau
pengungkapan CSR.
2. Bersumber pada penelitian yang dilakukan
sebelumnya, ROA adalah variabel yang paling
berpengaruh
diantara
variabel-variabel
independensi dewan komisaris, ukuran dewan
komisaris, kepemilikan institusional, ROE
serta ROA, sedangkan hasil pengujian dalam
penelitian dalam BAB IV menunjukkan bahwa
ROA tidak memiliki pengaruh pada CSRD atau
pengungkapan CSR.
Saran
1. Perusahaan sektor pertambangan sebaiknya
mencantumkan detail pengungkapan CSR
dalam laporan keberlanjutan dan laporan
tahunan.
2. Penelitian-penelitian berikutnya diharapkan
dapat menggunakan lebih banyak variabel
pendukung untuk menemukan suatu model
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
21
standar baru pendugaan pengungkapan CSR
perusahaan.
3. Penelitian berikutnya diharapkan untuk
memperluas periode pengamatan, sehingga
akan lebih memberikan kemungkinan dalam
memperoleh kondisi yang sebenarnya.
Institusional, dan
Corporate
Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan.
Semarang: Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA
Lako, Andreas. 2011. Dokontruksi CSR &
Reformasi
Paradigma
Bisnis
&
Akuntamsi. Jakarta: Erlangga.
Mardiyanto, Handono. 2008. Inti Sari Manajemen
Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Moeljono, Djokosantoso. 2005. Good Corporate
Culture sebagai Inti Good
Corporate
Governance. Jakarta: PT Gramedia.
Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Liberty.
Rusdianto, Ujang. 2013. CSR Communications A
Framework for PR Practitioners.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Untung, Hendrik B. 2008. Corporate Social
Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
Wahyudi, Isa dan Busyra Azheri. 2008. Corporate
Social Responsibility. Malang:
Setara
Press dan Inspire Indonesia.
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep &
Aplikasi
CSR.
Gresik:
Fascho
Publishing.
Sha, Thio Lie. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas,
dan Leverage terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab
Sosial (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI)”. Jurnal Akuntansi.
Vol.XVIII,
No.01, Januari 2014.
Aini, Nike N. 2011. Pengaruh Karakteristik Good
Corporate
Governance
(GCG)
terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) (Studi Empiris pada
Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Permanasari, Wein Ika. 2010. Pengaruh
Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
22
TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2015-2016)
Karina Ries Jayanti
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study examines the influence of GCG and profitability towards CSR disclosure of some selected
companies in the mining sector in 2015-2016. The data is retrieved from IDX (the Indonesia Stock Exchange).
This study used the explanatory. This research comprised of 40 companies in mining that officially registered
on IDX in 2015-2016 as the population. The sample meets the criteria of research is as much as 31 companies.
To verify the relationship between GCG, profitability and CSR, multiple regression analysis, the test of the
coefficient of determination, and a classic assumption test used. The results of previous research showed, that
the variable that have an impact on the CSRD (CSR Disclosure) is ROA, whereas researchers test results
pointed out that the ROA has no effect towards the CSRD.
Keywords: Profitability (ROA, ROE); CSR; GCG (the Institutional Ownership, the independence of the
Board of Commissioners, the size of the Board of Commissioners )
ABSTRAK
Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh dari GCG (kepemilikan institusional, independensi
dewan komisaris, ukuran dewan komisaris) dan profitabilitas (ROE dan ROA) terhadap pengungkapan CSR
pada perusahaan sektor pertambangan pada tahun 2015-2016. Data penelitian didapatkan dari BEI (Bursa
Efek Indonesia). Jenis penelitian yang digunakan ialah metode eksplanatori. Populasi dalam penelitian terdiri
dari 40 perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di BEI periode 2015-2016, sementara sampel yang
memenuhi kriteria adalah sebanyak 31 perusahaan. Penulis menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi
berganda, serta uji koefisien determinasi sebagai analisis data. Penelitian-penelitian terdahulu
mengungkapkan bahwa diantara variabel-variabel GCG (kepemilikan institusional, independensi dewan
komisaris, ukuran dewan komisaris) dan profitabilitas (ROE dan ROA), variabel yang berpengaruh adalah
ROA, sementara hasil pengujian peneliti menunjukkan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh atas CSR
Disclosure (pengungkapan CSR).
Kata Kunci: Profitabilitas (ROE, ROA); CSR; GCG (Kepemilikan Institusional, Independensi Dewan
Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris)
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
16
PENDAHULUAN
Perkembangan kegiatan bisnis perusahaan
tidak terlepas dari lingkungan eksternal, yaitu
lingkungan dan masyarakat. Perusahaan memiliki
kewajiban untuk menjaga lingkungan eksternal,
agar tidak menimbulkan dampak yang negatif,
seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Perusahaan diharapkan dapat menyeimbangkan
kegiatan operasional yang dilakukan diikuti dengan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat serta
kelestarian lingkungan.
Keseimbangan
hubungan
perusahaan
dengan stakeholders (lingkungan dan masyarakat)
merupakan sesuatu yang perlu dijaga, guna
kelangsungan hidup jangka panjang. Perusahaan
memiliki tiga kepentingan publik yang cenderung
terabaikan oleh perusahaan dalam menjalankan
bisnis, yaitu hanya mementingkan pemegang
saham, meningkatnya dampak negatif pada
lingkungan, dan masyarakat kesulitan dalam
memeroleh ganti rugi (Rusdianto, 2013:viii). Salah
satu penyebab terabaikannya kepentingan publik
adalah kesadaran perusahaan yang rendah terhadap
pelaksanaan tanggung jawab sosial.
Tanggung jawab sosial (CSR (Corporate
Social Responsibility)) ialah sebuah komitmen
perusahaan untuk memberikan bantuan dalam
pengembangan ekonomi berkelanjutan yaitu pada
aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi (Suhandari
dalam Untung, 2008:1). Pelaksanaan CSR yang
dianggap sebagai suatu kewajiban yang akan
menambah beban atau biaya periodik perusahaan,
namun secara jangka panjangnya, tanggung jawab
sosial dapat mendatangkan sejumlah keuntungan
atau manfaat tertentu (Lako, 2011:91).
CSR yang awalnya dianggap beban akan
berubah menjadi suatu investasi strategis, karena
mendatangkan keuntungan yang langgeng bagi
perusahaan. Penerapan CSR dalam perusahaan
bukan hanya kewajiban pihak internal (pemimpin
perusahaan dan manajer) saja, namun dalam
praktik, setiap elemen perusahaan juga diharapkan
berkontribusi dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Perusahaan diharapkan dapat menerapkan tata
kelola perusahaan, guna menjaga keseimbangan
antar pihak, yaitu internal dan eksternal.
Good Corporate Governance (GCG) atau
tata kelola perusahaan ialah instrumen untuk
memastikan manajemen dalam perusahaan berjalan
dengan baik (Moeljono, 2005:34). GCG dapat
diartikan sebagai suatu sistem yang dapat mengatur
elemen-elemen dalam perusahaan agar lebih terarah
dan terkendali. GCG dalam perusahaan akan
mendorong
transparansi
dan
akuntabilitas
perusahaan,
sehingga
dapat
memberikan
keuntungan secara keseluruhan bagi masyarakat
(Wahyudi, 2008:170).
Perusahaan yang menganggap bahwa
implementasi GCG sebagai sesuatu yang penting,
akan menghasilkan kinerja operasional yang sehat.
Kinerja operasional perusahaan memiliki hubungan
yang erat dengan profitabilitas. Profitabilitas
diartikan sebagai efisiensi dan efektivitas
perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dalam
periode waktu tertentu (Munawir, 2010:33).
KAJIAN PUSTAKA
GCG (Good Corporate Governance)
Implementasi GCG didalam perusahaan
berfokuskan pada pengaturan serta pengolahan
hubungan semua pihak secara sinergi. GCG ialah
suatu sistem dan peraturan tentang hubungan antar
pihak dalam perusahaan, yaitu pemegang saham
dan dewan komisaris, beserta peran dewan direksi
untuk mencapai tujuan perusahaan (Wibisono,
2007:10).
1. Ukuran Dewan Komisaris
Variabel ukuran dewan komisaris mencakup
seluruhan anggota yang menjabat sebagai
dewan komisaris yang memiliki tugas untuk
mengawasi direksi didalam perusahaan.
(Sembiring dalam Sha, 2014).
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional atau kepemilikan
saham oleh investor institusional mencakup
perusahaan asuransi, bank, perseroan
terbatas, dan sebagainya (Tarjo dalam
Permanasari, 2010:4).
3. Independensi Dewan Komisaris
Komisaris independen atau independensi
dewan komisaris didalam perusahaan
merupakan suatu pihak yang tidak
mempunyai kepentingan bisnis maupun
kekeluargaan
dengan
perusahaan,
pemegang saham pengendali, anggota
direksi, dan anggota komisaris. (KNKG
dalam Aini, 2011).
Profitabiltas
Tingkat
profitabilitas
dapat
menentukan
keberhasilan suatu perusahaan. Profitabilitas ialah
aspek keuangan untuk mengukur efesiensi dan
efektivitas dalam menghasilkan keuntungan
(Mardiyanto, 2008).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
17
1. ROA (Return of Assets)
Return of Assets adalah rasio untuk
mengukur keefektivitas kinerja perusahaan
dengan dasar penghasilan dan total aktiva
yang dimiliki (Syamsuddin, 2011:74).
2. ROE (Return of Equity)
Rasio ROE digunakan sebagai pengukuran
atas
pemasukan yang diterima, yang
diperoleh dari modal yang sudah
diinvestasikan sebelumnya (Syamsuddin,
2011:65).
Pengungkapan CSR
Perusahaan bukanlah sebagai institusi
ekonomi yang mencari laba saja, tetapi juga sebagai
suatu institusi sosial dan bagian dari lingkungan
sekitar. Perusahaan perlu untuk melakukan kontak
sosial dengan masyarakat, agar dapat berperan
sebagai agen ekonomi, agen perubahan, dan agen
pembaharuan (Lako, 2011:97).
CSR tidak hanya terbatas pada tanggung
jawab ekonomi (economy responsibility) mengenai
bagaimana perusahaan memaksimalkan laba, tetapi
juga bertanggungjawab secara sosial (social
responsibility) dan juga secara lingkungan
(environmental responsibility) (Lako, 2011:181).
Perusahaan harus menyeimbangkan tanggung
jawab ekonomi dengan tanggung jawab sosialnya,
agar dapat menghasilkan laba yang berkualitas atau
laba yang ramah secara sosial dan lingkungan
(green profit) dan bisa tumbuh berkembang secara
berkelanjutan (sustainable corporation) (Lako,
2011:181).
Model Konsep dan Hipotesis
GCG
Profitabilitas
Pengungkapan
CSR
Ukuran Dewan
Komisaris (χ1)
Independensi Dewan
Komisaris (χ2)
H1
Kepemilikan
Institusional
Pengungkapan
CSR (Y)
(χ3)
ROE ( χ4)
H2
ROA (χ5)
Gambar 2 : Hipotesis Penelitian
Sumber : Data diolah, 2017.
Hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Diduga variabel X1, X2, X3, X4, X5 bersamasama memiliki pengaruh terhadap variabel
Y.
2. Diduga variabel X5 berpengaruh paling
dominan terhadap variabel Y.
METODE PENELITIAN
Penelitian
menggunakan
eksplanatori
sebagai jenis penelitian. Metode eksplanatori adalah
metode yang mengungkapkan hubungan suatu
variabel dengan variabel lain dalam suatu penelitian
(Sugiyono, 2008:11). Penelitian ini akan bertujuan
untuk memberikan penjelasan, apakah tiap variabel
memiliki keterikatan satu sama lain atau tidak.
Penelitian ini menggunakan program komputer
dalam
menganalisis
data,
yaitu
dengan
menggunakan program SPSS. Sampel penelitian
adalah perusahaan yang memenuhi standar kriteria
yaitu sebanyak 31.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 1 : Model Konseptual
Sumber : Data diolah, 2017.
Gambar 3 : Grafik P-Plot
Sumber : Data diolah, 2017.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
18
Grafik P-Plot pada gambar 3 menunjukkan data
telah terdistribusikan secara normal, dengan pola
yang mendekati normal dan penyebarannya di
sekitar garis diagonal.
b. Uji Autokorelasi
Tabel 1 : Run Test
Runs Test
Unstandar
dized
Residual
Test
Valuea
-.01859
Cases < Test Value
31
Cases >= Test Value
31
Total Cases
62
Number of Runs
30
Z
berikut :
1) Nilai tolerance UDKOM sebesar 0,88
2) Nilai tolerance INDK sebesar 0,83
3) Nilai tolerance KEPK sebesar 0,80
4) Nilai tolerance ROE sebesar 0,43
5) Nilai tolerance ROA sebesar 0,41
Nilai VIF dalam tabel 2 menunjukkan :
1) Nilai VIF UDKOM adalah 1,13
2) Nilai VIF INDK adalah 1,21
3) Nilai VIF KEPK adalah 1,25
4) Nilai VIF ROE adalah 2,36
5) Nilai VIF ROA adalah 2,44
d. Uji Heteroskedastisitas
-.512
Asymp. Sig. (2-tailed)
.608
.702b
Monte Carlo
Sig.
Sig. (2-
99%
Lower
tailed)
Confidence
Bound
Interval
Upper
.690
.714
Bound
Gambar 4 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data diolah, 2017.
a. Median
b. Based on 10000 sampled tables with starting seed
1314643744.
Sumber : Data diolah, 2017.
Hasil Run Test menunjukkan besaran test value
sebesar -0,01859, dengan probabilitas sebesar
0,702. Hasil pengujian menyatakan bahwa nilai
probabilitas lebih besar dari nilai signifikan yang
sudah ditentukan (0,702 > 0,05), sehingga, data
penelitian bebas dari autokorelasi.
Hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4,
menunjukkan bahwa titik-titik dari variabel
menyebar dengan tidak seimbang (tidak merata) dan
tidak menciptakan pola secara jelas di atas dan di
bawah 0 pada sumbu Y. Hasil pengujian pada
gambar
4
menunjukkan
tidak
terjadi
heterokedastisitas pada penelitian yang dilakukan
penulis.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
c. Uji Multikolinieritas
Tabel 3 : Persamaan Regresi
Tabel 2 : Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Statistik Collinearity
Model
Unstandardized
Variabel
Tolerance
1
Coefficients
VIF
B
(Constant)
UDKOM
.880
1.137
INDK
.829
1.206
KEPK
.802
1.247
ROE
.425
2.353
ROA
.410
2.437
a. Dependent Variable: CSRD
Sumber : Data diolah, 2017.
Tabel 2 menunjukkan nilai tolerance sebagai
1
(Constant)
.251
UDKOM
.034
INDK
.087
KEPK
-.039
ROE
-.056
ROA
.135
a. Dependent Variable: CSRD
Sumber : Data diolah, 2017.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
19
Interpretasi dari persamaan tersebut :
a. Ukuran Dewan Komisaris (UDKOM)
Diversifikasi
akan
mengalami
peningkatan sebesar 0,034 satuan untuk
setiap tambahan satu satuan Ukuran
Dewan Komisaris (X1). Peningkatan satu
satuan Ukuran dewan komisaris, akan
memiliki dampak kenaikan sebesar
0,040 (4%) dengan asumsi variabelvariabel yang lain dianggap konstan.
b. Independensi Dewan Komisaris (INDK)
Diversifikasi
akan
mengalami
peningkatan sebesar 0,087 satuan untuk
setiap
tambahan
satu
satuan
Independensi Dewan Komisaris (X2).
Peningkatan satu satuan independensi
dewan komisaris, akan memiliki
dampak kenaikan sebesar 0,087 (8,7%)
dengan asumsi variabel-variabel yang
lain dianggap konstan.
c. Kepemilikan Institusional (KEPK)
Diversifikasi
akan
mengalami
penururnan sebesar 0,039 satuan untuk
setiap
tambahan
satu
satuan
Kepemilikan
Institusional
(X3).
Peningkatan satu satuan kepemilikan
institusional, akan memiliki dampak
kenaikan sebesar 0,039 (4%) dengan
asumsi variabel-variabel yang lain
dianggap konstan.
d. Return of Equity (ROE)
Diversifikasi
akan
mengalami
penurunan sebesar 0,056 satuan untuk
setiap tambahan satu satuan Return of
Equity (X4). Peningkatan satu satuan
return of equity, akan memiliki dampak
penurunan sebesar 0,056 (5,6%) dengan
asumsi variabel-variabel yang lain
dianggap konstan.
e. Return of Assets (ROA)
Diversifikasi
akan
mengalami
peningkatan sebesar 0,135 satuan untuk
setiap tambahan satu satuan Return of
Assets (X5). Peningkatan satu satuan
return of assets, akan memiliki dampak
kenaikan sebesar sebesar 0,135 (14%)
dengan asumsi variabel-variabel yang
lain dianggap tetap.
3. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4 : Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
R Square
1
.213
a. Predictors: (Constant), ROA, UDKOM,
KEPK, INDK, ROE
b. Dependent Variable: CSRD
Sumber : Data diolah, 2017.
Tabel 4 menunjukkan hasil R square sebesar 0,213
(21,3%), Hasil penelitian menyatakan bahwa
variabel dependen (CSR) akan dipengaruhi oleh
variabel-variabel independen (Ukuran Dewan
Komisaris (UDKOM), Independensi Dewan
Komisaris (INDK), Kepemilikan Institusional
(KEPK), ROE, dan ROA sebesar 0,213 (21,3%),
sementara sisanya yaitu sebesar 78,7% akan
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar
penelitian yang dilakukan penulis.
4. Uji Hipotesis
a. Pengujian Simultan (F-test)
Tabel 5 : Hasil F-test (Uji Pengaruh Simultan)
ANOVAa
Model
1
F
Regression
3.030
Residual
Total
1.141
a. Dependent Variable: CSRD
b. Predictors: (Constant), ROA, UDKOM,
KEPK, INDK, ROE
Sumber : Data diolah, 2017.
Hasil uji pengaruh simultan pada tabel 5, Fhitung
menunjukkan 3,030, sedangkan Ftabel pada Titik
Persentase Distribusi F untuk Probabilita
df1=5;df2=62 menunjukkan 2,36. Hasil F-test (uji
pengaruh simultan) menyatakan Fhitung sebesar
3,030 lebih besar daripada Ftabel 2,36 (Fhitung > Ftabel,
maka 3,030 > 2,36), sehingga ukuran dewan
komisaris (X1), independensi dewan komisaris (X2),
kepemilikan institusional (X3), ROE (X4), dan ROA
(X5) memiliki pengaruh bersama-sama terhadap
pengungkapan CSR.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
20
b. Uji t-test (Pengaruh Parsial)
Tabel 6 : Hasil t-test (Uji Pengaruh Parsial)
Coefficientsa
Model
1
t
(Constant)
2.341
UDKOM
3.510
INDK
.662
KEPK
-.351
ROE
-.607
ROA
.769
a. Dependent Variable:
CSRD
Sumber : Data diolah, 2017.
1. UDKOM (Ukuran Dewan Komisaris)
Hasil t-test UDKOM dan pengungkapan
CSR ditunjukkan dengan thitung sebesar
3,510, sedangkan ttabel pada Titik Persentase
Distribusi t untuk Probabilita dengan α=0,05
dan n=62 adalah 1,66980. Hasil t-test pada
tabel 6 menunjukkan thitung > ttabel, yaitu
3,510 > 1,66980. Hasil uji statistik t dalam
tabel 6 menunjukkan bahwa variabel
independen UDKOM tidak memiliki
pengaruh signifikan pada variabel dependen
(CSRD atau pengungkapan CSR).
2. INDK (Independensi Dewan Komisaris)
Hasil t-test INDK dan pengungkapan CSR
ditunjukkan dengan thitung sebesar 0,662,
sedangkan ttabel pada Titik Persentase
Distribusi t untuk Probabilita dengan α=0,05
dan n=62 adalah 1,66980. Hasil t-test pada
tabel 6 menunjukkan thitung < ttabel, yaitu
0,662 < 1,66980. Hasil uji statistik t dalam
tabel 6 menunjukkan bahwa variabel
independen INDK tidak memiliki pengaruh
secara signifikan pada variabel dependen
(CSRD atau pengungkapan CSR).
3. KEPK (Kepemilikan Institusional)
Hasil t-test KEPK dan pengungkapan CSR
ditunjukkan dengan thitung sebesar -0,351,
sedangkan ttabel pada Titik Persentase
Distribusi t untuk Probabilita dengan α=0,05
dan n=62 adalah 1,66980. Hasil t-test pada
tabel 6 menunjukkan thitung < ttabel, yaitu 0,351 < 1,66980. Hasil uji statistik t dalam
tabel 6 menunjukkan bahwa variabel
independen KEPK tidak mempunyai
pengaruh signifikan pada variabel dependen
(CSRD atau pengungkapan CSR).
4. ROE
Hasil t-test antara ROE dan pengungkapan
CSR ditunjukkan dengan thitung sebesar 0,607, sedangkan ttabel pada Titik Persentase
Distribusi t untuk Probabilita dengan α=0,05
dan n=62 adalah 1,66980. Hasil t-test pada
tabel 6 menunjukkan thitung < ttabel, yaitu 0,607 < 1,66980. Hasil uji statistik t dalam
tabel 6 menunjukkan bahwa variabel
independen, yaitu ROE tidak memiliki
pengaruh secara signifikan pada variabel
dependen (CSRD atau pengungkapan CSR).
5. ROA
Hasil
t-test
antara
ROA
dengan
pengungkapan CSR ditunjukkan dengan
thitung sebesar 0,769, sedangkan ttabel pada
Titik Persentase Distribusi t untuk
Probabilita dengan α=0,05 dan n=62 adalah
1,66980. Hasil t-test pada tabel 6
menunjukkan thitung < ttabel, yaitu 0,769 <
1,66980. Hasil uji statistik t dalam tabel 6
menunjukkan bahwa variabel independen,
yaitu ROA tidak memiliki pengaruh secara
signifikan pada variabel dependen (CSRD
atau pengungkapan CSR).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Variabel-variabel independen dalam penelitian
(ROA, ROE, independensi dewan komisaris,
ukuran dewan komisaris, serta kepemilikan
institusional) memiliki pengaruh signifikan
secara bersama-sama pada CSRD atau
pengungkapan CSR.
2. Bersumber pada penelitian yang dilakukan
sebelumnya, ROA adalah variabel yang paling
berpengaruh
diantara
variabel-variabel
independensi dewan komisaris, ukuran dewan
komisaris, kepemilikan institusional, ROE
serta ROA, sedangkan hasil pengujian dalam
penelitian dalam BAB IV menunjukkan bahwa
ROA tidak memiliki pengaruh pada CSRD atau
pengungkapan CSR.
Saran
1. Perusahaan sektor pertambangan sebaiknya
mencantumkan detail pengungkapan CSR
dalam laporan keberlanjutan dan laporan
tahunan.
2. Penelitian-penelitian berikutnya diharapkan
dapat menggunakan lebih banyak variabel
pendukung untuk menemukan suatu model
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
21
standar baru pendugaan pengungkapan CSR
perusahaan.
3. Penelitian berikutnya diharapkan untuk
memperluas periode pengamatan, sehingga
akan lebih memberikan kemungkinan dalam
memperoleh kondisi yang sebenarnya.
Institusional, dan
Corporate
Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan.
Semarang: Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA
Lako, Andreas. 2011. Dokontruksi CSR &
Reformasi
Paradigma
Bisnis
&
Akuntamsi. Jakarta: Erlangga.
Mardiyanto, Handono. 2008. Inti Sari Manajemen
Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Moeljono, Djokosantoso. 2005. Good Corporate
Culture sebagai Inti Good
Corporate
Governance. Jakarta: PT Gramedia.
Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Liberty.
Rusdianto, Ujang. 2013. CSR Communications A
Framework for PR Practitioners.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Untung, Hendrik B. 2008. Corporate Social
Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
Wahyudi, Isa dan Busyra Azheri. 2008. Corporate
Social Responsibility. Malang:
Setara
Press dan Inspire Indonesia.
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep &
Aplikasi
CSR.
Gresik:
Fascho
Publishing.
Sha, Thio Lie. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas,
dan Leverage terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab
Sosial (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI)”. Jurnal Akuntansi.
Vol.XVIII,
No.01, Januari 2014.
Aini, Nike N. 2011. Pengaruh Karakteristik Good
Corporate
Governance
(GCG)
terhadap Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) (Studi Empiris pada
Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar
di Bursa Efek). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Permanasari, Wein Ika. 2010. Pengaruh
Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
22