ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL RENCANA PEM

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL RENCANA PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR BERTINGKAT DI PASAR LOKITASARI I G NARENDRA KASUMA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL RENCANA PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR BERTINGKAT DI PASAR LOKITASARI

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana

I G NARENDRA KASUMA 07915661019 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

ii

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 11 AGUSTUS 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. I Gusti Putu Suparsa, MT Dewa Made Priyantha Wedagama, ST, MT, MSc, Ph.D NIP. 19520221 197812 1 004 NIP. 19700303 199702 1005

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil

Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA Pr of. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)

NIP. 19620404 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001

iii

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 11 Agustus 2011

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor : 1455/UN.14.4/HK/2011 Tanggal 10 Agustus 2011

Ketua : Ir. I Gusti Putu Suparsa, MT Anggota :

1. Dewa Made Priyantha Wedagama, ST, MT, MSc, Ph.D

2. I Putu Alit Suthanaya, ST, MengSC, Ph.D

3. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME, Ph.D

4. Ir. I Made Sukada Wenten, MT

iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA

: I G NARENDRA KASUMA

NIM

: 07915610219

PROGRAM STUDI : MAGISTER TEKNIK SIPIL JUDUL TESIS : ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL RENCANA PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR BERTINGKAT DI PASAR LOKITASARI

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan peraturan perundangan yang berlaku.

Denpasar, 11 Agustus 2011 Hormat saya,

Materai 6000

(I G Narendra Kasuma ) NIM. 07915661019

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha –Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Analisis Kelayakan Finansial Rencana Pembangunan Gedung Parkir Bertingkat Di Pasar Lokitasari” dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. I Gusti Putu Suparsa, MT selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dewa Made Priyantha Wedagama, ST, MT, MSc, Ph.D selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran hingga dapat diselesaikannya tesis ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada dosen dan staf di lingkungan Program Magister Teknik Sipil Universitas Udayana atas bantuan, motivasi dan kerjasamanya. Terima kasih juga diucapkan kepada keluarga, rekan- rekan kuliah atas dukungannya. Ucapan terima kasih tidak lupa juga disampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberi dukungan hingga terselesaikannya tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaikan tesis ini.

Denpasar, Agustus 2011

vi

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL RENCANA PEMBANGUNAN PARKIR BERTINGKAT DI PASAR LOKITASARI ABSTRAK

Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali dimana aktivitas dan interaksi antar masyarakatnya sangat kompleks dan bervariasi. Ibu kota provinsi Bali ini

memiliki luas wilayah 127,78 km 2 yang terbagi atas empat (4) wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk sebesar 758.000 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota

Denpasar, 2010), dalam aktivitas dan interaksinya memiliki berbagai kawasan. Pada kawasan pasar Lokitasari timbul berbagai permasalahan lalu lintas yang salah satunya adalah permasalahan parkir. Hal ini seperti terlihat di kawasan Gajah Mada dimana terdapat Pasar Badung dan Pasar Payuk yang menjadi salah satu tempat akumulasi massa. Masyarakat akan datang menggunakan kendaraan dan membutuhkan areal parkir untuk parkir kendaraannya dimana kapasitas ruang parkir yang ada di kawasan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan parkir bagi pengunjung kawasan ini dan dengan adanya keputusan Pemerintah Kota Denpasar untuk menata kembali kawasan Gajah Mada menjadi kawasan heritage (warisan), sehingga diperlukan sebuah areal untuk menampung kendaraan-kendaraan untuk parkir

Pemerintah dalam hal ini pemerintah kota Denpasar memandang perlu untuk mencari pemecahan masalah tersebut yaitu salah satunya dengn membangun gedung parkir di Lokitasari. Untuk mengkaji pembangunan gedung parkir Lokitasari maka perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial rencana pembangunan parkir bertingkat di Pasar Lokitasari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPV, BCR, IRR dan Metode Payback Period.

Hasil analisis finansial dengan tarif parkir alternatif satu sebesar Rp 2000 dengan tingkat suku bunga 18%. Analisis finansial menunjukan Nilai NPV negatif, BCR kurang dari satu dan IRR yang lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka pembangunan gedung parkir Lokitasari tidak layak untuk dilaksanakan. Dengan tarif parkir alternatif dua sebesar Rp 3500 dengan tingkat suku bunga 18%, analisis finansial menunjukan dari Nilai NPV positif, Nilai BCR lebih dari satu dan IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku maka pembangunan gedung parkir ini layak untuk dibangun.

Kata Kunci: Analisis Finansial, Parkir, Pasar, Kota Denpasar

vii

THE ANALYSIS OF FINANCIAL FEASIBILITY OF THE MULTISTORY PARKING DEVELOPMENT PLAN AT LOKITASARI MARKET ABSTRACT

The city of Denpasar has an area of 127,78 km 2 divided into four (4) districts. The number of population is 758.000 people (Denpasar Statistic Agency,2010).

The city experiences traffic problems including in several market areas. At Lokitasari market area in fact, has an construct parking problem. Similarly,such parking problem occurs in both Badung and Payuk traditional market areas. People who visits the markets require a parking area, to park their own vehicle.

The parking space however is under capacity. In addition, the Denpasar City govern must has decided Gajah Mada area becoming the heritage area. Therefore, the Denpasar City government considers to build a parking building in Lokitasari market area.

This study is to analyse financial feasibility of the multistory parking development plan at Lokitasari market. Several engineering economic methods are used consisting of Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period Methods.

Two alternatives were developed in this study. First alternative uses parking tariff of Rp. 2000 and 18% interest rate. The analysis shows a negative value of NPV, BCR < 1 and IRR are less than the interest rate. This indicates that the Lokitasari parking building is not feasible to develop. Second alternative uses parking tariff of Rp. 3500 and 18% interest rate. The analysis shows a positive value of NPV, BCR > 1 and IRR more than the interest rate. This indicates that the Lokitasari parking building is feasible to develop.

Key word: Financial Analysis , Parking Building, Market, Denpasar City

viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali aktivitas dan interaksi antar masyarakatnya sangat kompleks dan bervariasi. Ibu kota Provinsi Bali ini

memiliki luas wilayah 127,78 km 2 yang terbagi atas empat (4) wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk sebesar 758.000 jiwa (Badan Pusat Statistik Kota

Denpasar, 2010), dalam aktivitas dan interaksinya memiliki berbagai kawasan. Pada kawasan tersebut akan timbul berbagai permasalahan lalu lintas yang salah satunya adalah permasalahan parkir.

Permasalahan tersebut meliputi ruang parkir yang semrawut dan jumlah ruang parkir yang disediakan tidak dapat memenuhi kebutuhan parkir sehingga menimbulkan kemacetan di lalulintas. Hal ini seperti terlihat di kawasan Gajah Mada dimana terdapat Pasar Badung dan Pasar Payuk sebagai pasar tradisional yang menjadi salah satu tempat akumulasi massa, tempat terjadi transaksi jual-beli yang dapat menarik masyarakat untuk datang. Masyarakat akan datang menggunakan kendaraan dan membutuhkan areal parkir untuk parkir kendaraannya dimana kapasitas ruang parkir yang ada di kawasan pasar tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan parkir bagi pengunjung kawasan ini. Terlebih dengan adanya keputusan Pemerintah Kota Denpasar untuk menata kembali kawasan Gajah Mada menjadi kawasan heritage (warisan), sehingga diperlukan sebuah areal untuk menampung kendaraan-kendaraan untuk parkir.

Berdasarkan Rencana Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar berencana membangun tempat parkir terpusat (central Berdasarkan Rencana Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar berencana membangun tempat parkir terpusat (central

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang ingin diungkapkan dalam studi ini adalah “Bagaimana kelayakan finansial rencana pembangunan parkir bertingkat di Pasar Lokitasari? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan finansial rencana pembangunan gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk Pemerintah Kota Denpasar Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengatasi permasalahan parkir di sekitar kawasan jalan Gajah Mada dan dapat memberikan gambaran 1. Untuk Pemerintah Kota Denpasar Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengatasi permasalahan parkir di sekitar kawasan jalan Gajah Mada dan dapat memberikan gambaran

2. Untuk Penulis Dari hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat memahami prosedur dan metode yang digunakan untuk analisisi kelayakan finansial.

1.5 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini perlu dibatasi beberapa hal, antara lain :

1. Lokasi penelitian adalah di pasar Lokitasari

2. Umur ekonomis yang ditetapkan adalah selama 30 tahun

3. Asumsi suku bunga yang diambil 18 persen per tahun .

4. Data parkir diperoleh dari data sekunder penelitian sebelumnya (Gayatri, 2009).

5. Penelitian ini hanya meninjau kendaraan ringan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Parkir

Parkir adalah keadaan tidak bergeraknya suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara, termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu atau tidak (Abubakar, 1998).

Berbicara mengenai sistem transportasi tidak dapat terlepas dari masalah perencanaan, moda yang ditawarkan, dan kebijakan yang ditempuh yang akan mempengaruhi masyarakat untuk memakai moda yang tersedia. Salah satunya adalah dengan penyediaan fasilitas parkir bagi kendaraan pribadi terutama di tempat-tempat akumulasi massa seperti pasar tradisional. Hal ini tentu saja bisa mengurangi jumlah kendaraan yang menggunakan badan jalan untuk parkir.

Akibat – akibat yang ditimbulkan dari penggunaan sebagian lebar jalan untuk parkir kendaraan menurut Oglesby & Hicks (1993) adalah sebagai berikut :

1. Kecelakaan yang disebabkan parkir terjadi sewaktu pengemudi hendak memasukkan atau mengeluarkan kendaraan (manuver parkir). Juga saat penumpang kurang hati-hati membuka pintu mobil pada saat hendak masuk atau keluar dari mobil (terutama pada parkir sejajar dengan tepi jalan).

2. Kemacetan yang disebabkan parkir, akan berakibat pengurangan kapasitas jalan, sehingga pada jam-jam sibuk kecepatan kendaraan akan menurun 2. Kemacetan yang disebabkan parkir, akan berakibat pengurangan kapasitas jalan, sehingga pada jam-jam sibuk kecepatan kendaraan akan menurun

3. Kendaraan-kendaraan yang parkir tentunya akan mengurangi nilai keindahan bangunan disekitarnya. Juga pada saat menghentikan dan menghidupkan akan menimbulkan kebisingan dan asap.

4. Hambatan terhadap operasi mengatasi kebakaran karena kendaraan- kendaraan yang diparkir menghalangi operasi unit pemadam kebakaran, saat terjadi kebakaran disuatu daerah, kendaraan yang diparkir dipinggir jalan juga menghalangi sambungan air ditepi jalan (hidrant) untuk keperluan kebakaran.

2.2 Jenis – Jenis Parkir

2.2.1 Berdasarkan Penempatannya

Berdasarkan penempatannya, parkir dibagi menjadi parkir di badan jalan (on street parking) dan parkir di luar badan jalan (off street parking). Karena penelitian ini membahas tentang gedung parkir maka yang akan dibahas disini adalah parkir di luar badan jalan (off street parking).

Parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah parkir yang lokasi penempatan kendaraannya tidak berada di badan jalan. Parkir jenis ini menggunakan tempat dipelataran parkir umum, tempat parkir khusus yang juga terbuka untuk umum dan tempat parkir khusus yang terbatas untuk keperluan sendiri, seperti : kantor, pusat – pusat perbelanjaan dan sebagainya.

Sistemnya dapat berupa pelataran / taman parkir dan bangunan bertingkat khusus parkir. Secara ideal lokasi yang dibutuhkan untuk parkir harus dibangun tidak terlalu jauh dari tempat yang ingin dituju oleh pemarkir. Antara 300-400 m adalah jarak berjalan yang pada umumnya masih dianggap dekat (Warpani, 1998).

2.2.2 Berdasarkan Statusnya

Fasilitas parkir untuk umum diluar badan jalan dapat berupa taman parkir atau gedung parkir. Yang dimaksud dengan diluar badan jalan antara lain pada kawasan–kawasan tertentu seperti pusat–pusat perbelanjaan, bisnis, perkantoran, maupun pendidikan yang menyediakan fasilitas parkir untuk umum. Sehingga berdasarkan statusnya parkir dapat dibagi menjadi (Abubakar, 1998) :

a. Parkir Umum Parkir umum adalah areal parkir yang menggunakan lahan yang dikuasai pemerintah daerah.

b. Parkir Khusus Parkir khusus adalah areal parkir yang menggunakan lahan yang pengelolaannya dikuasai oleh pihak ketiga.

c. Parkir Darurat Parkir darurat adalah areal parkir yang menggunakan lahan milik pemerintah daerah maupun swasta yang terjadi karena kegiatan yang insidentil.

d. Gedung Parkir

Gedung parkir adalah bangunan gedung yang digunakan sebagai areal parkir yang pengelolaannya dikuasai oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga yang telah mendapatkan izin dari pemerintah daerah.

e. Taman Parkir Areal parkir adalah suatu bangunan atau areal parkir lengkap dengan sarananya yang pengelolaannya dikuasai oleh pemerintah.

2.2.3 Berdasarkan Tujuan Parkir

Berdasarkan tujuan parkir, maka parkir dapat dibagi menjadi (Abubakar,1998) :

a. Parkir penumpang yaitu parkir yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar muat barang. Kedua jenis parkir ini dipisahkan demi kelancaran masing – masing kegiatan.

2.2.4 Berdasarkan Jenis Kepemilikan dan Pengoperasiannya

Berdasarkan jenis kepemilikan dan pengoperasiannya, parkir dapat dibedakan sebagai berikut (Abubakar,1998) :

a. Parkir milik pemerintah dan dioperasikan oleh Pemerintah.

b. Parkir milik pemerintah daerah dan dioperasikan oleh pihak swasta.

c. Parkir milik swasta dan dioperasikan oleh pihak swasta itu sendiri.

2.2.5 Berdasarkan Jenis Kendaraannya

Berdasarkan jenis kendaraan yang menggunakan areal parkir, maka parkir dapat dibagi menjadi (Abubakar, 1998) : Berdasarkan jenis kendaraan yang menggunakan areal parkir, maka parkir dapat dibagi menjadi (Abubakar, 1998) :

b. Parkir untuk kendaraan roda dua bermesin (sepeda motor)

c. Parkir untuk kendaraan roda tiga, roda empat, atau lebih dan bermesin (bemo, mobil).

2.2.6 Berdasarkan Jenis Peruntukan Parkir

Berdasarkan jenis peruntukan parkir, dapat dikelompokkan sebagai berikut

a. Kegiatan Parkir Tetap

1. Pusat perdagangan

2. Pusat perkantoran swasta atau pemerintah.

3. Pusat perdagangan eceran atau pasar swalayan

4. Pasar

5. Sekolah

6. Tempat rekreasi

7. Hotel dan tempat penginapan

8. Rumah sakit

b. Kegiatan Parkir yang Bersifat Sementara

1. Bioskop

2. Tempat pertunjukkan

3. Tempat olahraga

4. Rumah ibadah

2.3 Satuan Ruang Parkir

Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas

dan lebar bukaan pintu. SRP digunakan untuk mengukur kapasitas ruang parkir. Dalam kaitannya dengan keamanan kendaraan terhadap benturan atau goresan kendaraan lain atau bagian bangunan (pilar, dinding, atau kolom) maka diperlukan ruang bebas arah samping dan arah memanjang. Besaran ruang bebas arah samping berkisar 2 – 20 cm sedangkan arah memanjang berkisar 20 – 40 cm. Umumnya ruang bebas arah samping diambil 5 cm dan ruang bebas arah memanjang sebesar 30 cm dengan rincian bagian depan 10 cm dan bagian belakang 20 cm. Sedangkan ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh lebar bukaan pintu kendaraan dari karyawan kantor pemerintah akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan dari pengunjung suatu pusat kegiatan pertokoan atau perbelanjaan. Untuk pusat kegiatan pertokoan atau perbelanjaan, besaran lebar bukaan pintu umumnya maksimum karena suasana rileks dan adanya barang bawaan, sehingga ukuran lebar bukaan untuk pintu depan / belakang adalah sebesar kurang lebih 75 cm. Sehingga untuk menentukan SRP didasarkan atas pertimbangan :

1. Dimensi kendaraan standar,

2. Ruang bebas kendaraan parkir,

3. Lebar bukaan pintu kendaraan. Penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan seperti yang ada pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Mobil Penumpang Jenis Kendaraan 2 Satuan Ruang Parkir (m ) a. Mobil penumpang golongan I

2,3 x 5,0 b. Mobil penumpang golongan II

2,5 x 5,0 c. Mobil penumpang golongan III

3,0 x 5,0 Bus dan Truk

3,4 x 12,5 Sepeda Motor

0,75 x 2,0 Sumber : Abubakar, 1998

Gambar 2.1 Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Mobil Penumpang (dalam cm)

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

Keterangan :

B = Lebar total kendaraan O

= Lebar bukaan pintu L

= Panjang total kendaraan a1,a2 = Jarak bebas arah longitudinal R

= Jarak bebas arah lateral Dimana ;

1. Golongan I : B = 170

2. Golongan II : B = 170

3. Golongan III : B = 170

Ukuran lebar bukaan pintu kendaraan merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan yang didasarkan atas lebar bukaan pintu kendaraan yang dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan

Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan/atau Peruntukan Fasilitas Gol

Parkir

Pintu depan/belakang Karyawan/pekerja kantor terbuka tahap awal 55 Tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran,

I cm

perdagangan, pemerintahan, universitas Pintu depan/belakang Pengunjung tempat olahraga, pusat terbuka penuh 75 cm hiburan/rekreasi, hotel, pusat perdagangan

II eceran/swalayan, rumah sakit dan bioskop Pintu depan terbuka

Orang cacat

penuh dan ditambah III untuk pergerakan kursi

Sumber : Abubakar, 1998

2.4 Karakteristik Parkir

Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat–sifat dasar yang memberikan penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada lokasi studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi pada lokasi studi seperti mencakup volume parkir, lama waktu parkir, kapasitas parkir.

2.4.1 Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu. Waktu yang digunakan kendaraan untuk parkir, dalam menit atau jam, menyatakan lama parkir. Data jumlah parkir diperlukan untuk mengetahui penggunaan ruang parkir yang ada di lokasi penelitian (Hobbs, 1979).

2.4.2 Lama Waktu Parkir

Lama Waktu Parkir atau durasi parkir adalah waktu yang dihabiskan oleh pemarkir pada ruang parkir. Lamanya parkir dinyatakan dalam jam. Suatu ruang parkir akan mampu melayani lebih banyak kendaraan jika digunakan untuk parkir kendaraan dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan ruang parkir yang digunakan untuk parkir kendaraan dalam waktu yang lama.

Menurut waktu yang digunakan untuk parkir, maka parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Parkir Waktu Singkat Adalah pemarkir yang menggunakan ruang parkir kurang dari satu (1) jam dan untuk keperluan belanja.

b. Parkir Waktu Sedang Adalah pemarkir yang menggunakan ruang parkir antara satu (1) jam sampai empat (4) jam dan untuk keperluan berdagang.

c. Parkir Waktu Lama Adalah pemarkir yang menggunakan ruang parkir lebih dari empat (4) jam, biasanya untuk keperluan bekerja.

Dari lamanya parkir akan diketahui waktu yang dipakai untuk setiap pemarkir memarkir kendaraannya pada setiap petak parkir. Sedangkan untuk mengetahui lamanya parkir pada tiap kendaraan pada suatu daerah dipakai rata – rata lamanya parkir.

Rumus yang digunakan untuk menghitung rata – rata lamanya parkir adalah (Oppenlander, 1976) :

( Nx )()() x X x I

D : Rata – rata lamanya parkir atau durasi (jam/kendaraan) Nx

: Jumlah kendaraan yang parkir selama x interval (kendaraan)

X : Jumlah interval parkir

I : Interval waktu survai (jam) Nt

: Jumlah total kendaraan selama waktu survai (kendaraan)

2.4.3 Kapasitas Parkir

Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut dalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan pemakai fasilitas parkir tersebut. Kendaraan pemakai fasilitas parkir ini ditinjau dari prosesnya yaitu datang, parkir, dan pergi meninggalkan fasilitas parkir. Tinjauan Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut dalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan pemakai fasilitas parkir tersebut. Kendaraan pemakai fasilitas parkir ini ditinjau dari prosesnya yaitu datang, parkir, dan pergi meninggalkan fasilitas parkir. Tinjauan

S KP =

(2.2) D

Keterangan : KP : Kapasitas parkir (kendaraan/jam) S : Jumlah total petak resmi yang ada (petak)

D : Rata – rata lama parkir (jam/kendaraan)

2.5 Pola Parkir dan Lebar Jalur Gang

Untuk melaksanakan suatu kebijakan yang berkaitan dengan parkir, terlebih dahulu dipikirkan pola parkir yang akan digunakan. Pola parkir tersebut akan baik apabila digunakan sesuai kondisi yang ada. Pada pelataran parkir yang tidak terdapat marka pada petak parkirnya, digunakan standar fasilitas parkir untuk menentukan ukuran petak parkir yang akan dipakai. Terdapat beberapa tipe pola parkir pada mobil penumpang antara lain :

2.5.1 Parkir Kendaraan Satu Sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit. Pola parkir pada parkir kendaraan satu sisi adalah :

a. Parkir sudut 30 o , 45 , 60 Pola parkir ini memiliki daya tampung lebih banyak jika dibandingkan

dengan pola parkir paralel (parkir sudut 0 o ). Kemudahan dan kenyamanan dengan pola parkir paralel (parkir sudut 0 o ). Kemudahan dan kenyamanan

Gambar 2.2 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut Yang Lebih Kecil Dari 90 o Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

b. Parkir sudut 90 o Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika

dibandingkan dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan pola parkir

dengan sudut yang lebih kecil dari 90 o

Gambar 2.3 Parkir Kendaraan Satu Sisi Sudut 90 o Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

2.5.2 Parkir Kendaraan Dua Sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai. Pola parkir kendaraan dua sisi adalah :

a. Parkir sudut 30 o , 45 , 60

Gambar 2.4 Parkir Kendaraan Dua Sisi Sudut Yang Lebih Kecil Dari 90 o Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

b. Parkir sudut 90 o

o Gambar 2.5 Parkir Kendaraan Dua Sisi Sudut 90

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

2.5.3 Pola Parkir Pulau

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas. Pola parkir pulau adalah :

a. Membentuk sudut 90 o

Gambar 2.6 Parkir Pulau Sudut 90 o Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

b. Membentuk sudut 45 o

1. Bentuk tulang ikan tipe A

Gambar 2.7 Parkir Pulau Sudut 45 o bentuk tulang ikan tipe A

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

2. Bentuk tulang ikan tipe B

Gambar 2.8 o

Parkir Pulau Sudut 45 bentuk tulang ikan tipe B Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

3. Bentuk tulang ikan tipe C

Gambar 2.9

Parkir Pulau Sudut 45 o bentuk tulang ikan tipe C Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

Setelah didapatkan pola parkir yang tepat, kemudian dipikirkan hal yang tidak kalah penting adalah jalur sirkulasi dan lebar gang. Perbedaan antara jalur sirkulasi dan jalur gang terutama terletak pada penggunaannya.

Patokan umum yang dipakai adalah panjang sebuah jalur gang tidak lebih dari 100 meter dan jalur gang yang dimaksudkan untuk melayani lebih dari lima puluh (50) kendaraan dianggap sebagai jalur sirkulasi. Lebar minimum jalur sirkulasi untuk jalan satu arah adalah 3,5 meter dan untuk jalan dua arah adalah 6,5 meter.

Tabel 2.3. Lebar Jalur Gang

LEBAR JALUR GANG (m) SRP

2 arah 1 arah 2 arah a. SRP mobil pnp

6,00* 6,00* 8,0* 2,5 m x 5,0 m

8,0** b. SRP mobil pnp

6,50** 6,50** 8,0* 2,5 m x 5,0 m

8,0** c. SRP sepeda motor

1,6* 1,6* 1,6* 0,75 m x 30 m

1,6** d. SRP bus/truk

6,50** 6,50** 9,5 3,4 m x 12,5 m

Keterangan : * = lokasi parkir tanpa fasilitas pejalan kaki ** = lokasi parkir dengan fasilitas pejalan kaki Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

2.6 Gedung Parkir

2.6.1 Kriteria Gedung Parkir

Pembangunan gedung parkir harus disesuaikan dengan kriteria – kriteria yang ada sehingga gedung parkir tersebut mampu melayani pengguna parkir dengan lebih optimal. Adapun kriteria – kriteria tersebut adalah :

1. Tersedia tata guna lahan

2. Memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang-undangan yang berlaku

3. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan

4. Memberikan kemudahan bagi pengguna jasa

2.6.2 Tata Letak Gedung Parkir

Berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir dari Departemen Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat tata letak gedung parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Lantai Datar Dengan Jalur Landai Luar (External Ramp) Daerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata (datar) yang dihubungkan dengan ramp seperti pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Lantai Datar Dengan External Ramp

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

2. Lantai Terpisah Gedung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak dengan ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang masuk dan ramp yang turun digunakan untuk kendaraan yang keluar. Kendaraan 2. Lantai Terpisah Gedung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak dengan ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang masuk dan ramp yang turun digunakan untuk kendaraan yang keluar. Kendaraan

Gambar 2.11 Kombinasi Antara Sirkulasi Masuk Dan Keluar Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

Gambar 2.12 Sirkulasi Masuk Dan Keluar Terpisah

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

3. Lantai Gedung Yang Berfungsi Sebagai Ramp Kendaraan yang masuk dan parkir pada gang sekaligus ramp. Ramp tersebut berbentuk dua arah. Pada Gambar 2.13 terlihat bahwa jalan keluar dimanfaatkan sebagai lokasi parkir, dengan jalan masuk dan 3. Lantai Gedung Yang Berfungsi Sebagai Ramp Kendaraan yang masuk dan parkir pada gang sekaligus ramp. Ramp tersebut berbentuk dua arah. Pada Gambar 2.13 terlihat bahwa jalan keluar dimanfaatkan sebagai lokasi parkir, dengan jalan masuk dan

Gambar 2.13 Jalan Keluar Sebagai Lokasi Parkir Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

Gambar 2.14 Ramp Dengan Plat Lantai Horizontal

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1996

2.7 Ramp

Ramp adalah suatu bidang miring yang menghubungkan dua ketinggian yang berbeda dengan sudut kemiringan tertentu. Kemiringan ramp biasanya lebih Ramp adalah suatu bidang miring yang menghubungkan dua ketinggian yang berbeda dengan sudut kemiringan tertentu. Kemiringan ramp biasanya lebih

2.8 Pendapatan Parkir

Penetapan harga jasa fasilitas parkir akan berbeda untuk masing masing wilayah. Untuk menetapkan harga jasa fasilitas parkir tersebut adalah tergantung pada harga fasilitas parkir. Penetapan harga atas fasilitas parkir (tarif) selalu berpedoman kepada hukum penawaran dan permintaan. Untuk penawaran semakin besar fasilitas parkir yang disediakan, maka semakin murah harga jasa fasilitas parkir, sedangkan untuk permintaan adalah semakin murah harga jasa fasilitas parkir maka permintaan parkir semakin besar. Secara umum sistem penetapan tarif parkir adalah sebagai berikut:

1. Sistem tetap Sistem pembayaran besaran tarif yang tidak membedakan lama waktu parkir dari suatu kendaraan.

2. Sistem berubah sesuai waktu (Progresif) Sistem pembayaran besaran tarif yang memperhatikan lama waktu parkir suatu kendaraan.

3. Sistem kombinasi Sistem pembayaran besaran tarif yang mengkombinasikan kedua sistem diatas.

Untuk menghitung besarnya potensi pendapatan dari parkir sebagai acuan dalam perhitungan besarnya anggaran pendapatan. Pendapatan parkir dihitung dengan menggunakan rumus (Abubakar, 1998) :

PPhr = JKPxFpxTp (2.3) Keterangan : PPhr

: Pendapatan rata – rata dari parkir / hari JKP

: Jumlah kendaraan yang masuk ke kawasan / pelataran / gedung parkir dalam satu hari Fp

: Faktor penggunaan TP

: Tarip parkir

2.9 Prakiraan Biaya Pembangunan

Biaya rencana pembangunan tempat parkir terpusat ( central parking ) Lokitasari terdiri dari prakiraan biaya investasi yaitu prakiraan biaya pembangunan gedung parkir ditambah dengan biaya pengelolaan yang terdiri dari biaya operasional dan pemeliharaan rutin. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Biaya Investasi

a. Biaya Pembangunan Gedung

1. Biaya Konstruksi Meliputi biaya pembangunan yang akan dikeluarkan untuk gedung parkir direncanakan.

2. Biaya Perencanaan dan Supervisi Biaya perencanaan meliputi, biaya studi kelayakan, Amdal, dan perencanaan akhir. Untuk biaya supervisi meliputi biaya pengawasan konstruksi dan pengawasan keuangan. Biaya perencanaan dan supervisi diasumsikan 3,5% dari biaya konstruksi.

3. Biaya Overhead Proyek Merupakan biaya–biaya yang harus dikeluarkan seperti: biaya notaris, manajemen kantor pusat dan proyek, biaya asuransi dan biaya tak terduga lainnya. Biaya overhead diasumsikan sebesar 10% dari sub total biaya.

2. Prakiraan Biaya Pengelolaan

a. Biaya Operasional Meliputi biaya pegawai, biaya administrasi dan kepeluan kantor.

b. Biaya Pemeliharaan Meliputi pemeliharaan gedung periode 1 tahun.

2.10 Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial pada dasarnya dikembangkan dalam usaha mencari suatu ukuran yang menyeluruh yang dapat menggambarkan tingkat kelayakan proyek, dalam analisis kelayakan finansial proyek dilihat dari sudut lembaga atau individu yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Tujuan analisis finansial adalah efisiensi finansial dari modal yang ditanam dilihat dari sudut perorangan/ private . Pada analisis kelayakan finansial, komponen-komponen manfaat dan biaya yang diperhitungkan adalah komponen yang secara finansial turut serta berpengaruh pada “ private return ”, atau yang berpengaruh secara finansial dan langsung bagi kepentingan investor. Sehingga dengan demikian semua komponen biaya akan diperhitungkan. Untuk komponen manfaat, komponen yang bersifat langsung saja yang akan diperhitungkan

Analisis kelayakan finansial pada dasarnya dikembangkan dalam usaha mencari suatu ukuran yang menyeluruh yang dapat menggambarkan tingkat kelayakan proyek. Secara umum metode yang sering digunakan antara lain:

1. Metode Net Present Value (NPV) Metode ini berusaha membandingkan semua komponen biaya dan manfaat dari suatu proyek dengan acuan yang sama agar dapat diperbandingkan satu dengan yang lainnya (LPKM-ITB,1997). Dalam hal ini acuan yang dipergunakan adalah besaran neto saat ini ( Net Present Value ), artinya semua besaran komponen manfaat dan biaya diubah dalam besaran nilai sekarang. Selanjutnya NPV didefinisikan sebagai selisih antara Present Value dari 1. Metode Net Present Value (NPV) Metode ini berusaha membandingkan semua komponen biaya dan manfaat dari suatu proyek dengan acuan yang sama agar dapat diperbandingkan satu dengan yang lainnya (LPKM-ITB,1997). Dalam hal ini acuan yang dipergunakan adalah besaran neto saat ini ( Net Present Value ), artinya semua besaran komponen manfaat dan biaya diubah dalam besaran nilai sekarang. Selanjutnya NPV didefinisikan sebagai selisih antara Present Value dari

t NPV = ( B () t )( / 1 + d ) − ( C () t )( / 1 + d )

t = { B () t − C () t }( / 1 + d )

dimana: B(t) = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t C(t) = Besaran total dari komponen biaya pada tahun ke-t

d = Tingkat bunga yang diperhitungkan t

= Jumlah tahun Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak atau tidak, diperlukan suatu ukuran / kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:

NPV > 0 Artinya investasi akan menguntungkan / layak NPV < 0

Artinya investasi tidak menguntungkan / tidak layak

2. Metode Benefit Cost Ratio (BCR) Prinsip dasar metode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfat yang diperoleh. Indeks ini dikenal sebagai indeks Benefit Cost Ratio, yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

NPB BCR =

(2.5) NPC (2.5) NPC

= Benefit Cost Ratio NPB

= Net present benefit NPC

= Net present cost

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah :

BCR >1

Artinya investasi layak

BCR < 1

Artinya investasi tidak layak.

3 Metode Internal Rate of Return (IRR) IRR atau Internal Rate of Return adalah besaran yang menunjukkan harga discount rate pada saat besaran NPV = 0. Dalam hal ini IRR dapat dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

NPV ' IRR = i ' +

(2.6) NPV ' − NPV ''

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah : IRR ≥ Suku bunga maka suatu proyek dikatakan layak IRR < Suku bunga maka proyek dinyatakan tidak layak

4 Metode Payback Period Yang dimaksud dengan periode pengembalian atau jangka waktu pengembalian modal (Payback Period) adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih (net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap pengeluaran (expenses) per tahun. Periode pengembalian biasanya dinyatakan dalam jangka waktu per tahun (Soeharto,1997). Metode ini pada dasarnya digunakan dengan mengacu pada asumsi bahwa komponen manfaat dan komponen biaya yang dihasilkan dari suatu analisis kuantitatif pada dasarnya merepresentasikan kondisi ‘cash flow’. Indeks ‘Payback Period’ , yaitu suatu indeks yang menggambarkan lamanya waktu yang dibutuhkan agar total inflow sama dengan total outflow. Untuk mendapatkan indeks ‘Payback Period’ dapat digunakan dua cara, yaitu cara grafis dan cara analisis. Cara grafis lebih menggambarkan secara sederhana dari kondisi cash flow yang ada dibandingkan dengan cara analisis. Pada cara grafis kondisi cash flow digambarkan dalam bentuk kurva kumulatif inflow dan outflow . Dari kedua kurva yang dimaksud akan diperoleh Payback Period nya, yaitu titik dimana kedua kurva saling berpotongan. Kriteria Metode Payback Period Kriteria kelayakan:

1. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal lebih pendek dari pada usia ekonomis proyek.

2. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan modal lebih lama dari pada usia ekonomis proyek yang bersangkuatan.

Kriteria ini memberikan indikasi atau petunjuk bahwa proyek dengan periode pengembalian lebih cepat akan lebih disukai, dalam memakai kriteria ini perusahaan yang bersangkutan perlu menentukan batasan maksimum waktu pengembalian, berarti lewat waktu tersebut tidak dipertimbangkan.

25.000.000

20.000.000

) 15.000.000 ta u

Inflow (benefit)

m la

Outflow (cost)

10.000.000 a d ( R p

5.000.000

Bre ak Eve nt Point

Gambar 2.15 Grafik Payback Period Sumber : LPKM-ITB,1997

2.11 Analisis Sensitivitas

Karena nilai-nilai parameter dalam studi kelayakan biasanya diestimasikan besarnya, maka jelas nilai-nilai tersebut tidak bisa lepas dari faktor kesalahan. Artinya, nilai-nilai parameter tersebut mungkin lebih besar atau lebih kecil dari hasil estimasi yang diperoleh, atau berubah pada saat-saat tertentu. Perubahan- perubahan yang terjadi pada nilai-nilai parameter tentunya akan mengakibatkan perubahan-perubahan pula pada tingkat output atau hasil yang ditunjukkan oleh suatu alternatif investasi.

Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhinya, maka setiap pengambilan keputusan pada ekonomi teknik hendaknya disertai dengan analisis sensitivitas. Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter- parameter yang mempengaruhinya. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat, untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi. Parameter-parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi keputusan-keputusan investasi dalam analisis kelayakan finansial adalah biaya investasi, nilai manfaat, tingkat suku bunga, dan lain sebagainya. Perhitungan sensitivitas dihitung dengan menggunakan rumus (Giatman, 2006) :

NPV = -I + Ab ( P/A, i,n) +S (P/F,i,n) – Ac(P/A,i,n) (2.7) Keterangan : I = Investasi Ab = Annual Benefit Ac = Annual Cost

S = Nilai Sisa n

= Umur investasi I = Suku Bunga

BAB III METODA PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang dapat memberikan arah kerja yang jelas dan sistematis pada lokasi studi dapat dilihat pada Gambar 3.1, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui lebih detail lagi mengenai kajian studi yang meliputi lokasi tempat pembangunan gedung parkir. Dengan dilakukan studi pendahuluan akan dapat diketahui dapat atau tidaknya lokasi yang direncanakan untuk pembangunan gedung parkir.

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data survai patroli parkir di sekitar lokasi pembangunan gedung parkir Lokitasari, data harga bahan-bahan bangunan, data peraturan daerah tentang tarif parkir untuk mobil. Data lokasi dan situasi yang diperoleh kemudian digunakan untuk dilanjutkan dengan mendesain gedung parkir dan petak parkir dari gedung parkir. Dari desain gedung parkir ini dihitunglah rencana anggaran biaya pembangunan dan jumlah petak parkir. Data survai patroli parkir kemudian dianalisis untuk mendapatkan jumlah volume kendaraan yang akan parkir, waktu rata-rata lama parkir, kapasitas parkir di gedung parkir Lokitasari.

Untuk memperkirakan besarnya volume parkir di masa yang akan datang dilakukan perhitungan faktor pertumbuhan. Berdasarkan data pertumbuhan kendaraan ringan didapat faktor pertumbuhan untuk memprediksi volume parkir dimasa yang akan datang. Tarif parkir untuk alternatif satu disesuaikan dengan peraturan daerah Kota Denpasar dan tarif parkir alternatif dua dibuat dikarenakan

rata- rata lama parkir melebihi satu jam. Analisis kelayakan finansial pada dasarnya dikembangkan dalam usaha mencari suatu ukuran yang menyeluruh yang dapat menggambarkan tingkat kelayakan proyek. Pada analisis kelayakan finansial, komponen-komponen manfaat dan biaya yang diperhitungkan untuk memperoleh nilai NPV, BCR dan IRR Berdasarkan nilai-nilai tersebut nantinya akan diketahui apakah proyek tersebut layak atau tidak. Apabila dari analisis finansial menghasilkan nilai yang layak maka dilanjutkan menganalisis Payback Period dan dilanjutkan dengan tahap selanjutnya analisis sensitivitas. Analisis sensitvitas akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhinya.

Studi Pendahuluan

Penetapam Masalah dan

Penetapan Tujuan

Batasan Masalah

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Data Sekunder:

- . Data Survai Patroli Parkir

Data Primer:

- . Kondisi Lokasi - Data Harga bahan bangunan

- Data BPS 2010

Desain Gedung Parkir Analisis Data Parkir

Tarif Parkir - RAB Gedung Parkir

Biaya / Cost

- Biaya Operasional Pendapatan

Cash Flow

Analisis Kelayakan Finansial

Benefit Cost Ratio

Net Present Value

Internal Rate of

Metode Payback Period

Sensitivitas

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.2 Studi Pendahuluan

Tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk menentukan parameter data yang akan disurvai serta metoda yang diperlukan untuk menentukan data yang dimaksud. Langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam tahapan studi pendahuluan ini adalah :

1. Identifikasi masalah

2. Perumusan tujuan pengumpulan data

3. Melakukan studi pustaka

4. Mendefinisikan parameter-parameter yang akan dikaji

5. Merumuskan dan menentukan lingkup survai Hasil akhir dari tahapan ini berupa spesifikasi setiap data yang akan dilakukan survainya, yaitu meliputi: parameter, lingkup area survai, dan metoda survai.

3.3 Studi Pustaka

Pada tahap ini dilakukan studi pustaka terhadap karakteristik parkir. Bahan- bahan pustaka yang digunakan dalam studi pustaka adalah buku-buku dibidang transportasi, tulisan karya tulis ilmiah, pustaka internet maupun laporan kegiatan serupa di tempat lain.

3.4 Lokasi Penelitian

Rencana lokasi Gedung Parkir Lokitasari bertempat di Pasar Lokitasari Jalan Thamrin Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar Provinsi Bali. Lokasi

Gedung Parkir Lokitasari ini dulunya adalah Pasar Lokitasari. Denah peta lokasi gedung parkir dapat dilihat pada Lampiran A

3.5 Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua (2) jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dilapangan. Sedangkan untuk data sekunder merupakan data yang diperoleh dari format yang sudah tersusun atau terstruktur melalui pihak lain (lembaga atau instansi). Data primer yang dicari adalah situasi lokasi meliputi luas lahan yang akan di gunakan untuk gedung parkir. Sedangkan data sekunder merupakan data yang didapat dari berbagai sumber data dengan mengadakan pencatatan atau pengutipan dari sumber data yang sebelumnya telah diolah oleh instansi terkait. Survai data sekunder pada dasarnya merupakan penunjang dari data primer. Adapun data sekunder yang diperlukan dalam penyusunan tugas ini adalah:

1. Tingkat inflasi 5 tahun terahir didapat dari BPS.

2. Tingkat pertumbuhan kendaraan ringan lima tahun terakhir didapat dari BPS.

3. Harga bahan-bahan bangunan.

3.6 Desain Gedung Parkir

Desain gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari oleh penulis didesain berdasarkan ketentuan - ketentuan Bab II. Umur rencana bangunan gedung parkir Desain gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari oleh penulis didesain berdasarkan ketentuan - ketentuan Bab II. Umur rencana bangunan gedung parkir

3.6.1 Analisis Data parkir

Kendaraan yang akan dipindahkan ke gedung parkir yaitu kendaraan yang parkir di 9 ruas jalan di sekitar gedung parkir. Data sekunder survai patroli parkir di 9 ruas jalan yang meliputi ruas Jalan Hasanudin, Jalan Thamrin, Jalan Sulawesi, Jalan Kartini, Jalan Gajah Mada, Jalan Gunung Kawi, Jalan Kalimantan, Jalan Ternate dan Jalan Gunung Raung didapat Tugas Akhir atas nama Arik Gayatri. Berdasarkan dari data sekunder survai patoli parkir dilakukan analisis data sebagai berikut:

1. Volume parkir Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu. Volume parkir gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari didapat dari akumulasi parkir di sekitar rencana gedung parkir. Ruas jalan tersebut adalah Jalan Hasanudin, Jalan Thamrin, Jalan Sulawesi, Jalan

Kartini, Jalan Gajah Mada, Jalan Gunung Kawi, Jalan Kalimantan, Jalan Ternate dan Jalan Gunung Raung.

2. Lama waktu Parkir Waktu rata – rata lama parkir adalah waktu rata – rata yang

digunakan setiap kendaraan berada pada suatu ruang parkir. Waktu rata – rata lama parkir dapat dicari berdasarkan ”Persamaan 2.1”.

3. Kapasitas parkir Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut dalam menampung kendaraan. Kapasitas parkir gedung parkir bertingkat di Pasar Lokitasari dibagi dalam beberapa periode waktu sesuai dengan durasi survai .

3.6.2 Biaya Pembangunan

Biaya rencana pembangunan tempat parkir terpusat (central parking) Lokitasari terdiri dari prakiraan biaya investasi yaitu prakiraan biaya pembangunan gedung parkir ditambah dengan biaya pengelolaan yang terdiri dari biaya operasional dan pemeliharaan rutin. Biaya pembangunan gedung dihitung berdasarkan desain gedung parkir yang direncanakan. Perhitungan gedung parkir diawali dengan mencari setiap harga satuan bahan, alat, upah dan dilanjutkan dengan menghitung volume setiap item pekerjaan setelah selesai dilanjutkan dengan membuat analisa harga satuan setiap item pekerjaan.

3.7 Pendapatan Parkir

Sistem tarif parkir pada gedung parkir bertingkat di pasar Lokitasari digunakan sistem tetap dimana sistem pembayaran besaran tarif yang tidak membedakan lama waktu parkir dari suatu kendaraan. Penetapan harga atas fasilitas parkir untuk gedung parkir Lokitasari dengan dua alternatif, alternati satu sesuai dengan Perda Nomor 5 tahun 2003 sebesar Rp.2000 dan alternatif kedua sebesar Rp. 3500 ini dikarenakan rata – rata lama parkir di gedung parkir melebihi

1 jam.

3.8 Analisis Finansial

Pada dasarnya, analisis finansial yang memperhitungkan komponen manfaat dan biaya yang secara finansial turut serta berpengaruh pada “private return”, atau yang berpengaruh secara finansial dan langsung bagi kepentingan investor. Dengan demikian semua komponen biaya akan diperhitungkan. Untuk komponen manfaat, komponen yang bersifat langsung saja yang akan diperhitungkan. Kriteria evaluasi finansial yang digunakan untuk menentukan suatu proyek dapat diterima atau ditolak, maka dalam hal ini ada 3 (tiga) hal perlu dipertimbangkan yaitu:

1. Perbandingan antara manfaat dan biaya (BCR: Benefit Cost Ratio)

2. Nilai bersih pada saat sekarang (NPV: Net Present Value)

3. Angka laju pengambilan internal (IRR: Internal Rate of Return) Dari hasil perhitungan NPV, BCR dan IRR didapat suatu kesimpulan

pembangunan gedung parkir, apabila pembangunan gedung parkir bertingkat di

Lokitasari layak untuk dibangun maka dilanjutkan dengan analisis Payback Period dan analisis sensitivitas.

3.9 Analisis Sensitivitas

Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhinya, maka setiap pengambilan keputusan pada kelayakan finansial hendaknya disertai dengan analitis sensitivitas. Pada studi ini, analisis sensitivitas dilakukan dengan menganalisis sensitivitas investasi, benefit dan cost.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Data Umum Lokasi Penelitian