Pengaruh Moderasi Sistem Pengendalian Manajemen dan Inovasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Witel Jabar Tengah Bandung).
ix Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
This study aims to determine: 1) the effect of innovation on company's performance; 2) the effect of management control system on company's performance; 3) the effect of management control system on innovation; and 4) the effect of moderating management control system on relationship beetwen innovation and company's performance.
This study uses primary data obtained by distributing questionnaires to employees of PT Telkom Witel Jabar Tengah. Data analysis method used is multiple linear regression with SPSS 20.0.
The results showed that: 1) innovation has no positive effect on the
company’s performance; 2) management control system affect the company's
performance with influences level of 61.53%; 3) management control system has no effect on innovation; and 4) moderating management control system is
negative and not significant on relationship beetwen innovation and company’s
performance, with influences level of 57.4% while the rest 42.6% is explained by other factors were not included in this study.
(2)
x Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh inovasi terhadap kinerja perusahaan; 2) pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja perusahaan; 3) pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap inovasi; dan 4) pengaruh moderasi sistem pengendalian manajemen terhadap hubungan inovasi dengan kinerja perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada pegawai PT Telkom Witel Jabar Tengah. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) inovasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan; 2) sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan tingkat pengaruh sebesar 61,53%; 3) sistem pengendalian manajemen tidak berpengaruh terhadap inovasi; dan 4) moderasi sistem pengendalian manajemen negatif dan tidak signifikan terhadap hubungan inovasi dengan kinerja perusahaan, tingkat pengaruh yang dihasilkan sebesar 57,4% sedangkan sisanya sebesar 42,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
(3)
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGESAHAN ... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELTIAN ... KATA PENGANTAR ... ABSTRACT ...
ABSTRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1.2 Identifikasi Masalah ... ... 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1.4Manfaat Penelitian ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... i ii iii iv v ix x xi xvi xvii xxi
1 8 9 9
(4)
xii Universitas Kristen Maranatha 2.1.1 Inovasi ... 2.1.1.1Definisi Inovasi ... 2.1.1.2Indikator Inovasi... 2.1.1.3Karakteristik Inovasi ... 2.1.1.4 Strategi Inovasi ... 2.1.2Sistem Pengendalian Manajemen ...
2.1.2.1Definisi Sistem Pengendalian Manajemen ... 2.1.2.2Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen ... 2.1.2.3Komponen Sistem Pengendalian Manajemen ... 2.1.2.4 Teori Levers of Control (LOC) ... 2.1.3Kinerja Perusahaan ... 2.1.3.1Definisi Kinerja ... 2.1.3.2Penilaian Kinerja ... 2.1.3.3Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja ... 2.1.3.4 Definisi Kinerja Perusahaan ... 2.1.3.5Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan ... 2.1.3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Perusahaan ... 2.1.3.7Dimensi Pengukuran Kinerja ... 2.2 Kerangka Pemikiran ... 2.3 Pengembangan Hipotesis ...
11 11 12 14 15 19 19 21 22 28 30 30 30 31 34 35 36 37 43 47
(5)
xiii Universitas Kristen Maranatha BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 3.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Telekomunikasi Indonesia ... 3.1.2 Badan UsahaPT. Telekomunikasi Indonesia ... 3.1.3 Divisi atau DepartmentPT. Telekomunikasi Indonesia ... 3.1.4 Ruang Lingkup Divisi diPT. Telekomunikasi Indonesia ... 3.1.5Kegiatan UsahaPT. Telekomunikasi Indonesia Divisi
Regional III... 3.1.6 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi
Regional III... 3.1.7 Struktur OrganisasiPT. Telekomunikasi Indonesia ... 3.2 Metode Penelitian ... 3.2.1 Jenis Penelitian ... 3.2.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 3.2.2.1 Populasi dan Sampel ... 3.2.2.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 3.3.1 Uji Validitas... 3.3.2 Uji Reliabilitas ... 3.4 Uji Asumsi Klasik ... 3.4.1 Uji Normalitas ... 3.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 3.5 Metode Analisis Data ...
48 48 50 53 55 57 59 59 62 62 62 62 63 68 68 68 69 69 70 70
(6)
xiv Universitas Kristen Maranatha 3.5.1 Analisis Regresi Berganda ... 3.5.2 Uji Hipotesis ... 3.5.3 Koefisien Korelasi ... 3.5.3 Koefisien Determinasi ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 4.1.1 Hasil Uji Validitas ... 4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 4.1.3 Hasil Tanggapan Responden ...
4.1.3.1Tanggapan Responden Tentang Inovasi ... 4.1.3.2Tanggapan Responden Tentang Kinerja ... 4.1.3.3 Tanggapan Responden Tentang Sistem
Pengendalian Manajemen ... 4.1.4Uji Asumsi Klasik ...
4.1.4.1 Uji Normalitas... 4.1.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 4.1.5Analisis Data ... 4.1.5.1 Regresi Linier Berganda ... 4.1.5.2Hasil Regresi dengan Moderasi ... 4.1.5.3 Koefisien Determinasi ... 4.2Pembahasan ... 70 71 72 73
75 75 77 78 78 81
90 98 98 99 100 100 102 105 106
(7)
xv Universitas Kristen Maranatha BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE)
108 109
(8)
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... itian Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia TBK
2013 ... Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Telkom Witel Jabar Tengah ...
47
60 61
(9)
xvii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matrix Penelitian Hubungan SPM Terhadap Kinerja ...
Tabel 2.2 Matrix Penelitian Hubungan Inovasi Terhadap Kinerja ...
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Inovasi ...
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kinerja Perusahaan ...
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Sistem Pengendalian Manajemen ...
Tabel 3.4 Skor Penilaian Kuesioner ... Tabel 3.5 Tingkat Keeratan Hubungan ... Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Inovasi (X) ... Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja(Y) ... Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Manajemen
(Moderasi) ... Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ...
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tentang Teknologi Produk dan
Layanan ... Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Pengenalan Jasa Baru ... Tabel 4.7 Tanggapan Responden TentangTeknologi Proses Produksi ...
Tabel 4.8 Tanggapan Responden TentangManajemen/Struktur
Organisasi ... Tabel 4.9 Tanggapan Responden TentangProses administrasi ... Tabel 4.10 Tanggapan Responden TentangAktivitas Organisasi ... 44 45 64 65 66 67 73 75 76
77 78
78 79 79
80 80 81
(10)
xviii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.11 Tanggapan Responden TentangNilai Tambah Ekonomis ... Tabel 4.12 Tanggapan Responden TentangNilai Tambah Ekonomis (2) ... Tabel 4.13 Tanggapan Responden TentangPertumbuhan Pendapatan ... Tabel 4.14Tanggapan Responden TentangPemanfaatan Aktiva ... Tabel 4.15 Tanggapan Responden TentangBerkurangnya Biaya Secara
Signifikan ... Tabel 4.16Tanggapan Responden TentangJumlah Customer Baru ... Tabel 4.17 Tanggapan Responden TentangJumlah Customer Yang Menjadi
Non-Customer ...
Tabel 4.18 Tanggapan Responden TentangKecepatan Waktu Layanan
Customer ...
Tabel 4.19 Tanggapan Responden TentangTingkat Kepuasan Customer ... Tabel 4.20 Tanggapan Responden TentangKetepatan Waktu Produksi ... Tabel 4.21 Tanggapan Responden TentangKetepatan Pesanan ... Tabel 4.22 Tanggapan Responden TentangPerputaran Keefektifan ... Tabel 4.23 Tanggapan Responden TentangKetersediaan Informasi ... Tabel 4.24 Tanggapan Responden TentangTingkat Kepuasan Karyawan ...
Tabel 4.25 Tanggapan Responden TentangTingkat Pemberdayaan
Karyawan ...
Tabel 4.26 Tanggapan Responden TentangTingkat Produktivitas
Karyawan ... Tabel 4.27 Tanggapan Responden TentangPersentase Saran Yang
Diimplementasikan ... 81 82 82 83
83 84
84
85 85 86 86 87 87 88
88
89
(11)
xix Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.28 Tanggapan Responden TentangTingkat Pencapaian Kriteria
Pendukung Keberhasilan Tim ... Tabel 4.29 Tanggapan Responden TentangNilai Inti Perusahaan ... Tabel 4.30 Tanggapan Responden TentangKomunikasi Manajer ... Tabel 4.31 Tanggapan Responden TentangKesadaran Karyawan ... Tabel 4.32 Tanggapan Responden TentangInspirasi Karyawan ... Tabel 4.33 Tanggapan Responden TentangPerilaku Tepat ... Tabel 4.34 Tanggapan Responden TentangPerilaku Di luar Batas ... Tabel 4.35 Tanggapan Responden TentangResiko Pekerjaan ... Tabel 4.36 Tanggapan Responden TentangKesadaran Pada Kode Etik ... Tabel 4.37 Tanggapan Responden TentangMeninjau Kemajuan ... Tabel 4.38 Tanggapan Responden TentangMemantau Hasil ... Tabel 4.39 Tanggapan Responden TentangMembandingkan Hasil Dengan
Harapan ... Tabel 4.40 Tanggapan Responden TentangMengkaji Langkah Kunci
Keberhasilan ... Tabel 4.41 Tanggapan Responden TentangMemperhatikan Pegawai ... Tabel 4.42 Tanggapan Responden TentangMengandalkan Staf ... Tabel 4.43 Tanggapan Responden TentangTerlibat Dalam SPM ... Tabel 4.44 Tanggapan Responden TentangMenginterpretasi Informasi ... Tabel 4.45 Hasil Uji Normalitas ... Tabel 4.46 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... Tabel 4.47 Hasil Regresi Linear Berganda ... 90 90 91 91 92 92 93 93 94 94 95 95 96 96 97 97 98 99 100 101
(12)
xx Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.48 Hasil Regresi Moderasi ... Tabel 4.49 Hasil Hasil Statistik Uji t ... Tabel 4.50 Hasil Uji Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap
Inovasi ... Tabel 4.51 Nilai Koefisien Determinasi Sebelum Moderasi ... Tabel 4.52 Nilai Koefisien Determinasi Setelah Moderasi ...
102 103
104 105 106
(13)
xxi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN AKuesioner Penelitian LAMPIRAN B Rekap DataResponden LAMPIRAN C Hasil Olah Data SPSS
(14)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dunia bisnis saat ini menghadapi persaingan sangat ketat dan dinamis, sehingga diperlukan adanya inovasi untuk memperkuat peranan dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam menembus market share. Inovasi dapat berwujud apa saja, mulai dari bentuk jasa maupun produk yang bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik, dari modifikasi tersebut akan melahirkan sebuah produk baru lagi. Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu dengan pendekatan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)(Kuncoro 2008:3-4). Dalam prinsip ini, para pesaing melihat penerapan strategi inovasi yang dibuat oleh perusahaan lain, lalu melakukan proses peniruan yang dikembangkan melalui modifikasi dengan menambahkan atribut-atribut sebagai nilai pembeda atas produk-produk yang dipasarkan (Siagian,2015).
Bukti menunjukkan bahwa perusahaan dunia yang sukses adalah perusahaan yang memiliki inovasi yang kuat dalam mempertahankan kekuatan perusahaan untuk bersaing dalam pasar yang sangat ketat (Siagian,2015). Dari berbagai hasil studi mendalam terhadap berbagai perusahaan di dunia ditemukan fakta bahwa tiap-tiap perusahaan yang inovatif tersebut memiliki budaya yang sangat unik dan berbeda-beda dalam konsep, dimana keunikan ini menjadi salah satu sumber kekuatan dasar
(15)
Universitas Kristen Maranatha bagi perusahaan untuk membentuk budaya inovasi perusahaan yang kokoh (Siagian,2015).
Dalam berbagai kesempatan yang tersedia perusahaan harus mengambil sikap bahwa sesuatu yang tidak pernah dibayangkan perlu dirancang dan diubah menjadi keinginan yang dapat diwujudkan secara nyata. Beberapa waktu yang lalu, mungkin tidak ada seorangpun pernah membayangkan bagaimana perangkat telepon selular kemudian mengalami tambahan berbagai fungsi sehingga dapat digunakan menjadi kamera digital, pemutar musik, perangkat untuk mencari informasi apapun dari seluruh dunia (melalui internet), peta dan petunjuk jalan, memantau keamanan tempat tinggal selama pemiliknya berada diluar rumah, mendeteksi indikator-indikator utama kesehatan manusia dan bahkan dapat menjadi kamus lengkap serta penyimpan informasi tentang isi berbagai kitab suci. Penambahan berbagai fitur luar biasa dalam perangkat telepon selular kemungkinan besar masih akan berjalan dalam masa depan. Perubahan berbagai penggunaan perangkat telepon selular inilah yang kemudian menjadi suatu kepantasan untuk menyebutnya sebagai smartphone (telepon pintar) (Faisal Hoque, 2014).
Selain itu, beberapa tahun yang lalu mungkin sulit dibayangkan bagaimana orang awam (kebanyakan), dimanapun orang tersebut berada, yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang teknologi informasi dan komunikasi
(information and communication technology) dapat terhubung melalui jaringan sosial
media ke seluruh dunia hanya dengan menggunakan suatu perangkat pribadi yang berada dalam genggamannya. Dan masih banyak contoh-contoh mengagumkan lainnya yang sebelumnya tidak terpikirkan atau sulit dibayangkan untuk diwujudkan.
(16)
Universitas Kristen Maranatha Semua hal tersebut sangat terkait dengan apa yang disebut sebagai pemikiran dan proses inovatif (Faisal Hoque,2014).
Menurut Gaspersz (2002) inovasi mengidentifikasi kebutuhan pelanggan masa kini dan masa datang serta mengembangkan solusi baru untuk kebutuhan pelanggan. Misalnya, solusi yang dilakukan adalah meluncurkan produk baru, menambah features baru produk yang telah ada, memberikan solusi yang unik, mempercepat penyerahan produk ke pasar dan lain-lain. Proses inovasi dapat dilakukakan melalui riset pasar untuk mengidentifikasi ukuran pasar dan preferensi atau kebutuhan pelanggan secara spesifik, sehingga perusahaan mampu menciptakan dan menawarkan produk sesuai kebutuhan pelanggan dan pasar.
Sedangkan menurut Girona (2003) inovasi produk dipahami sebagai perspektif output dan kebutuhan yang didefinisikan sebagai pengembangan dan peluncuran produk yang baru dan beda dari produk yang sudah ada. Penelitian mengenai inovasi dan kinerja yang dilakukan oleh Bisbe (2002), mengukur inovasi menggunakan instrument yang digunakan Capon et. Al (1992), Thomson dan Abernethy (1998) dan Scoot dan Tiesen (1999), mencakup delapan pertanyaan yang berhubungan tentang financial (pertumbuhan penjualan, ROI, rasio laba dan penjualan, dan perspektif konsumen (Customer satisfaction, Customer retention,
Customer Acquisition)dan peningkatan pangsa pasar). Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara inovasi dan kinerja.
Faisal Hoque (2014) menyarankan perusahaan yang bertekad memiliki inovasi yang sukeses perlu menerapkan 5 hal penting yang saling berkaitan, yaitu: (1) kesediaan untuk mendengarkan (listen), (2) terbuka (stay open), (3) kolaborasi
(17)
Universitas Kristen Maranatha (collaboration), (4) struktur organisasi flat (go flat), (5) kesiapan dan keberanian menerima kegagalan (embrace failure).
Perusahaan yang bertekad menumbuhkembangkan inovasi juga diperkirakan seharusnya memiliki sistem pengendalian manajemen yang memadai (Faisal Hoque, 2014) misalnya struktur sistem pengendalian manajemen yang relatif flat cenderung lebih sukses karena kelebihan dalam hal atau faktor pemanfaatan waktu (Faisal Hoque, 2014). Struktur organisasi yang flat memungkinkan proses pengambilan keputusan inovasi berjalan lebih cepat, pemangkasan birokrasi yang terlalu panjang dapat dipangkas, serta mengurangi fenomena bottle-neck dan red-tape dalam proses pengambilan keputusan bisnis (Faisal Hoque, 2014). Struktur organisasi yang flat juga memudahkan proses penganggaran.
Penerapan sistem pengendalian manajemen yang interaktif juga diharapkan mampu mengantisipasi ketidakpastian lingkungan sehingga perusahaan bisa terbuka terhadap risiko ketidakpastian atau kegagalan (Simon,1985). Kesediaan perusahaan menerima kegagalan juga merupakan bagian penting dari proses inovasi. Berbagai fakta juga menunjukkan bahwa tidak semua rencana atau rancangan inovatif memiliki kepastian untuk sukses dalam pasar. Namun perusahaan yang memiliki sikap bersedia menerima kegagalan memiliki learning curve yang lebih besar sehingga dalam proses-proses inovasi selanjutnya dapat dipersiapkan dengan lebih baik dan matang. Dalam proses inovasi, kegagalan bukanlah jurang kehancuran perusahaan dan malahan dalam banyak hal dapat diubah menjadi kekuatan nyata yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya (Faisal Hoque, 2014).
Bagaimana peran sistem pengendalian manajemen (SPM) dengan akuntansi sebagai subsistem penting di dalamnya, untuk meningkatkan kemampuan inovasi
(18)
Universitas Kristen Maranatha organisasi saat ini menjadi salah satu isu penelitian yang penting (Davila dkk., 2009; Tucker dkk., 2009; Jankala,2010). Selama ini sistem pengendalian manajemen dianggap sama dengan pengendalian mekanistik sehingga merupakan penghambat kapasitas organisasi dalam melakukan inovasi (Davila, 2000; Bisbe dan Otley, 2004). Pentingnya penelitian yang menguji hubungan sistem pengendalian manajemen dan inovasi juga disebabkan oleh temuan penelitian terdahulu yang belum konsisten (Bisbe dan Otley; 2004; Henri,2006; Davila dkk., 2009). Penelitian terdahulu menunjukkan bawa sistem pengendalian manajemen berpengaruh negatif (Damanpour, 1991; Henri, 2006), positif (Davila, 2000; Henri 2006), positif (Davila, 2000; Henri, 2006; Jankala, 2010), dan tidak berpengaruh terhadap inovasi (Bisbe dan Otley, 2004; Henri, 2006). Bisbe dan Otley (2004) menyatakan bahwa penelititan sebelumnya yang menemukan bahwa SPM berpengaruh negatif terhadap inovasi adalah penelitian yang hanya memfokuskan pada penggunaan SPM diagnostik dan mengabaikan implikasi penggunaan SPM interkatif. Penelitian-penelitan yang menemukan bahwa SPM berpengaruh positif terhadap inovasi adalh penelitan-penelititan yang lebih komprehensif mempertimbangkan adanya penggunaan SPM interaktif.
Bisbe dan Otley (2004), Henri (2006), dan Davila dkk. (2009) menyarankan penelitian mendatang untuk memfokuskan pada pengujian teori levers of control (LOC) untuk dapat memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang ketidakkonsistenan temuan-temuan sebelumnya. Bisbe dan Otley (2004) telah menggunakan teori LOC untuk menguji hubungan SPM, inovasi, dan kinerja. Dengan mengacu pada teori yang dikembangkan Simons (1995a; 2000) tersebut, mereka mengembangkan competing model yaitu model moderasi dalam hubungan
(19)
Universitas Kristen Maranatha antara SPM, inovasi, dan kinerja. Temuan penelitian Bisbe dan Otley (2004) menunjukkan dukungan terhadap model moderasi yaitu SPM merupakan variabel pemoderasi hubungan antara SPM dan kinerja.
Meskipun demikian, Bisbe dan Otley (2004, hal. 730) menyatakan bahwa temuan mereka belum konklusif karena dua keterbatasan. Pertama, definisi dan pengukuran SPM dalam penelitian mereka hanya terbatas pada SPM interaktif. Oleh karena itu, Bisbe dan Otley (2004) menyarankan penelitan mendatang untuk menggunakan perspektif SPM yang lebih luas yaitu control package. Kedua, definisi dan pengukuran inovasi terbatas pada inovasi produk. Bisbe dan Otley (2004) menyarankan penelitian mendatang untuk menggunakan tipe inovasi lain seperti inovasi proses dan inovasi manajemen.
Dalam rangka merespon saran Bisbe dan Otley (2004) tersebut, penelitian ini bertujuan menguji kembali model moderasi dalam hubungan antara SPM, inovasi, dan kinerja. Penelitian ini diharapkan berkontribusi pada literatur akuntansi manajemen dengan melakukan beberapa perluasan penelitian Bisbe dan Otley (2004). Pertama, definisi dan pengukuran SPM tidak hanya mencakup SPM interaktif saja. Sesuai dengan proporsi teori LOC (Simons, 1995a; 2000), pengendalian strategi yang efektif memerlukan empat sistem pengendalian yang bekerja bersama-sama yaitu sistem keyakinan (belief system), sistem batasan (boundary system), dan sistem pengendalian interaktif (interactive control system). Oleh karena itu, penelitian ini mengintegrasikan keempat sistem tersebut dalam sebuah control package.
Perluasan kedua dilakukan dengan menggunakan definisi dan pengukuran konstruk inovasi yang lebih luas dengan mencakup inovasi teknikal (inovasi produk)
(20)
Universitas Kristen Maranatha maupun inovasi administratif/non-teknikal. Damanpour (1987, 1991) menyatakan bahwa tingkat adopsi yang seimbang antara inovasi administratif dan inovasi teknikal akan lebih efektif bagi organisasi dalam mempertahankan atau meningkatkan level kinerjanya dibandingkan adopsi salah satu tipe inovasi saja.
Meskipun demikian, penelitian selama ini hanya mengacu pada inovasi teknikal serta hanya sedikit penelitian tentang inovasi organisasional dengan memandang kedua tipe secara komprehensif (Santos-Vijande dan Alvarez-Gonzalez, 2007). Hal ini mungkin disebabkan karena Henri (2006) mendefinisikan inovasi sebagai keinovasian organisasional (organizational innovativeness) dan menghipotesiskannya sebagai anteseden dari kinerja organisasional. Literatur inovasi
menyatakan bahwa anteseden dari kinerja adalah inovasi
organisasional(organizational innovation), bukan keinovasian (Hurley dan Hult, 1998; Santos-Vijande dan Alvarez-Gonzalez, 2007). Keinovasian merupakan orientasi atau niat untuk melakukan inovasi sehingga belum menunjukkan tingkat inovasi riil suatu organisasi.
PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk (Telkom) adalah BUMN ( Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dibidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, dalam menghadapai persaingan yang ketat, PT.Telkom dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi kepada para konsumen dalam mengembangkan usahanya dalam menghadapi persaingan tersebut. Dalam hal ini seluruh karyawan perusahaan mulai dari manajer puncak sampai bawahan harus mampu meningkatkan kinerjanya agar bisa mencapai target perusahaan yang diinginkan.
(21)
Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk meneliti bagaimana pengaruh inovasi terhadap kinerja manajerial di PT.Telkom dengan menggunakan sistem pengendalian manajemen sebagai variabel moderasi.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT.Telekomunikasi dengan judul “Pengaruh Moderasi Sistem Pengendalian Manajemen dan Inovasi Terhadap Kinerja Perusahaan” studi kasus pada PT.Telkom Witel Jabar Tengah Bandung.
1.2Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis akan mengindentifikasi masalah yang nantinya akan dilakukan analisis sebagi berikut:
1. Apakah inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan pada PT.Telkom Witel Jabar Tengah Bandung?
2. Apakah sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja pada PT.Telkom Witel Jabar Tengah Bandung?
3. Apakah sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap inovasi pada PT.Telkom Witel Jabar Tengah Bandung?
4. Apakah moderasi sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap hubungan inovasi dengan kinerja perusahaan pada PT.Telkom Witel Jabar Tengah Bandung?
(22)
Universitas Kristen Maranatha 1.3Maksud dan tujuan penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran bahwa sistem pengendalian manajemen dan inovasi berpengaruh dalam meningkatkan kinerja manajerial.
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh positif inovasi terhadap kinerja perusahaan pada PT.Telkom Witel Jabar Tengah Bandung.
2. Untuk mengetahui hubungan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja pada PT.Telkom Witel Jabar Tengah Bandung.
3. Untuk mengetahui hubungan sistem pengendalian manajemen terhadap inovasi pada PT.Telkom Witel Jabar Tengah Bandung.
4. Untuk mengetahui pengaruh moderasi sistem pengendalian manajemen terhadap hubungan inovasi dengan kinerja perusahaan pada PT.Telkom Witel Jabar Tengah Bandung.
1.4Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik secara langsung maupun tidak langsung bagi pihak-pihak sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman baru tentang masalah yang diteliti sehingga memperoleh gambaran nyata mengenai efek moderasi sistem pengendalian manajemen terhadap hubungan inovasi dengan kinerja perusahaan. Sehingga dapat mengkaji dan
(23)
Universitas Kristen Maranatha membandingkan teori yang diperoleh mengenai inovasi, sistem pengendalian manajemen, dan kinerja perusahaan.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi aktivitas perusahaan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan sistem pengendalian manajemen, kinerja manajerial, dan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh inovasi yang dilakukan oleh para manajer dalam organisasi perusahaan.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi pihak lain sebagai bahan referensi, pemahaman, pembanding atau sebagai dasar penelitian lebih lanjut khususnya pada topik yang berkaitan dengan penelitian yang dibahas.
(24)
75 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi Pearson Product
Moment yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut.
Syarat tersebut menurut Sugiyono (2013:174 )yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid
Hasil uji validitas instrumen variabel dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Inovasi (X) Item
Pernyataan
Validitas
Korelasi Pearson Kriteria Kesimpulan
1 0,926 0,30 Valid
2 0,912 0,30 Valid
3 0,949 0,30 Valid
4 0,833 0,30 Valid
5 0,882 0,30 Valid
6 0,717 0,30 Valid
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan tentang inovasi memiliki nilai korelasi lebih besar dari kriteria 0,30. Dapat disimpulkan bahwa
(25)
Universitas Kristen Maranatha instrumen-instrumen untuk mengukur variabel inovasi dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja (Y) Item
Pernyataan
Validitas
KorelasiPearson Kriteria Kesimpulan
1 0,730 0,30 Valid
2 0,892 0,30 Valid
3 0,742 0,30 Valid
4 0,722 0,30 Valid
5 0,622 0,30 Valid
6 0,725 0,30 Valid
7 0,593 0,30 Valid
8 0,662 0,30 Valid
9 0,566 0,30 Valid
10 0,439 0,30 Valid
11 0,511 0,30 Valid
12 0,642 0,30 Valid
13 0,658 0,30 Valid
14 0,591 0,30 Valid
15 0,665 0,30 Valid
16 0,658 0,30 Valid
17 0,625 0,30 Valid
18 0,399 0,30 Valid
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan tentang kinerja memiliki nilai korelasi lebih besar dari kriteria 0,30. Dapat disimpulkan bahwa instrumen-instrumen untuk mengukur variabel kinerja dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
(26)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Manajemen (Moderasi) Item
Pernyataan
Validitas
KorelasiPearson Kriteria Kesimpulan
1 0,842 0,30 Valid
2 0,874 0,30 Valid
3 0,625 0,30 Valid
4 0,880 0,30 Valid
5 0,803 0,30 Valid
6 0,466 0,30 Valid
7 0,788 0,30 Valid
8 0,777 0,30 Valid
9 0,816 0,30 Valid
10 0,844 0,30 Valid
11 0,810 0,30 Valid
12 0,847 0,30 Valid
13 0,844 0,30 Valid
14 0,735 0,30 Valid
15 0,872 0,30 Valid
16 0,689 0,30 Valid
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan tentang sistem pengendalian manajemen memiliki nilai korelasi lebih besar dari 0,30. Dapat disimpulkan bahwa instrumen-instrumen untuk mengukur variabel sistem pengendalian manajemen dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas instrumen penelitian ini akan menggunakan teknik Cronbach Alpha. Menurut Sugiyono (2013:184) suatu instrumen alat ukur dikatakan reliabel dan bisa
(27)
Universitas Kristen Maranatha diproses pada tahap selanjutnya jika nilai Cronbach Alpha > 0,7. Jika instrumen alat ukur memiliki nilai Cronbach Alpha < 0,7 maka alat ukur tersebut tidak reliabel.
Berikut ini hasil uji reliabilitas variabel penelitian: Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel Cronbach
Alpha Kriteria Kesimpulan
Inovasi 0,937 0,7 Reliabel
Kinerja 0,909 0,7 Reliabel
Sistem Pengendalian Manajemen 0,952 0,7 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji reliabilitas variabel inovasi memiliki nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,937. Variabel kinerja memiliki nilai koefisien
Cronbach Alpha sebesar 0,909. Variabel sistem pengendalian manajemen memiliki
nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,952. Berdasarkan hasil tersebut, nilai-nilai koefisien Cronbach Alpha seluruh variabel penelitian lebih besar dari 0,7. Dapat disimpulkan bahwa seluruh butir kuesioner dikatakan handal untuk mengukur variabelnya masing-masing.
4.1.3 Hasil Tanggapan Responden
4.1.3.1Tanggapan Responden Tentang Inovasi Tabel 4.5
Tanggapan Responden Tentang Teknologi Produk dan Layanan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 10 27,8
Setuju 24 66,7
Ragu-Ragu 1 2,8
Sangat Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
(28)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.5 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Perusahaan sudah memiliki perangkat dan layanan telekomunikasi melalui uji laboratorium dan riset teknologi canggih”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 24 orang atau dengan persentase sebesar 66,7% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” dan “Sangat Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Tentang Pengenalan Jasa Baru
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 12 33,3
Setuju 22 61,1
Ragu-Ragu 1 2,8
Sangat Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.6 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Perusahaan sudah mengenalkan program layanan jasa telepon, internet, tv kabel yang terbaru dan inovatif dalam 2 tahun terakhir”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 22 orang atau dengan persentase sebesar 61,1% adalah responden yang
menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu”
dan “Sangat Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Tentang Teknologi Proses Produksi
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 11 30,6
Setuju 23 63,9
Ragu-Ragu 1 2,8
Sangat Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
(29)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.7 menunjukkan tanggapan mengenai pernyataan “Perusahaan sudah
menerapkan teknologi canggih untuk menghasilkan peralatan dan jasa
telekomunikasi”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 23 orang atau dengan persentase sebesar 63,9% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” dan “Sangat Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Tentang Manajemen/Struktur Organisasi
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 10 27,8
Setuju 22 61,1
Ragu-Ragu 3 8,3
Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.8 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Perusahaan melakukan perubahan susunan manajemen atau struktur organisasi melalui seleksi SDM yang profesional dan berkualitas”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 22 orang atau dengan persentase sebesar 61,1% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Tentang Proses administrasi
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 6 16,7
Setuju 27 75,0
Ragu-Ragu 1 2,8
Tidak Setuju 2 5,6
(30)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.9 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Proses administrasi yang dijalankan perusahaan mengalami perubahan yang efektif dalam 2 tahun terakhir, lebih lancar dan tidak lama dari segi waktu”. Mayoritas responden sebanyak 27 orang atau dengan persentase sebesar 75% adalah responden yang menjawab “Setuju”, sedangkan minoritas adalah responden yang menjawab “ Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Tentang Aktivitas Organisasi
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 21 58,3
Setuju 14 38,9
Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.10 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Sudah melakukan pemisahan fungsi dan koordinasi antar unit”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 21 orang atau dengan persentase sebesar 58,3% adalah responden yang menjawab “Sangat Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
4.1.3.2Tanggapan Responden Tentang Kinerja Tabel 4.11
Tanggapan Responden Tentang Nilai Tambah Ekonomis
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 19,4
Setuju 27 75,0
Ragu-Ragu 2 5,6
Total 36 100,0
(31)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.11 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Perusahaan mampu memberikan nilai tambah ekonomis pada produk jasa telekomunikasi”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 27 orang atau dengan persentase sebesar 75% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 2 orang atau dengan persentase sebesar 5,6%.
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Tentang Nilai Tambah Ekonomis (2)
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 22,2
Setuju 27 75,0
Ragu-Ragu 1 2,8
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.12 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Investasi modal pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi sudah mampu memberikan keuntungan lebih besar bagi pemegang saham”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 27 orang atau dengan persentase sebesar 75% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Tentang Pertumbuhan Pendapatan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 22,2
Setuju 25 69,4
Ragu-Ragu 3 8,3
Total 36 100,0
(32)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.13 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pertumbuhan pendapatan cenderung meningkat dalam 2 tahun terakhir”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 25 orang atau dengan persentase sebesar 69,4% adalah responden yang menjawab “Setuju”, sedangkan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 3 orang atau dengan persentase sebesar 8,3%.
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Tentang Pemanfaatan Aktiva
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 11 30,6
Setuju 24 66,7
Ragu-Ragu 1 2,8
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.14 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “ Aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan sudah dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga pengembalian atas aset positif dan meningkat”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 24 orang atau dengan persentase sebesar 66,7% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Tentang Berkurangnya Biaya Secara Signifikan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 6 16,7
Setuju 24 66,7
Ragu-Ragu 6 16,7
Total 36 100,0
(33)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.15 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “ Biaya-biaya yang dikeluarkan selama 2 tahun terakhir cenderung semakin berkurang dari tahun sebelumnya”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 24 orang atau dengan persentase sebesar 66,7% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 6 orang atau dengan persentase sebesar 16,7%.
Tabel 4.16
Tanggapan Responden Tentang Jumlah Customer Baru
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 19,4
Setuju 26 72,2
Ragu-Ragu 3 8,3
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.16 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Perusahaan berhasil meningkatkan jumlah pelanggan baru secara signifikan setiap bulan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 26 orang atau dengan persentase sebesar 72,2% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 3 orang atau dengan persentase sebesar 8,3%.
Tabel 4.17
Tanggapan Responden Tentang Jumlah CustomerYang Menjadi Non-Customer
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 5 13,9
Setuju 25 69,4
Ragu-Ragu 5 13,9
Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
(34)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.17 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pelanggan yang berhenti memakai jasa perusahaan dan beralih ke perusahaan lain jumlahnya sedikit”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 25 orang atau dengan persentase sebesar 69,4% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.18
Tanggapan Responden Tentang Kecepatan Waktu Layanan Customer
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 5 13,9
Setuju 24 66,7
Ragu-Ragu 4 11,1
Tidak Setuju 3 8,3
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.18 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pelanggan tidak melakukan komplain atas kecepatan proses pelayanan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 24 orang atau dengan persentase sebesar 66,7% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 3 orang atau dengan persentase sebesar 8,3%.
Tabel 4.19
Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan Customer
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 3 8,3
Setuju 26 72,2
Ragu-Ragu 6 16,7
Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
(35)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.19 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pelanggan puas dengan penyediaan sarana telekomunikasi dan sistem perbaikan/ pemeliharaannya”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 26 orang atau dengan persentase sebesar 72,2% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.20
Tanggapan Responden Tentang Ketepatan Waktu Produksi
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 19,4
Setuju 25 69,4
Ragu-Ragu 4 11,1
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.20 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Perangkat-perangkat dan software telekomunikasi sudah diproduksi perusahaan secara tepat waktu”. Mayoritas responden yaitu masing-masing sebanyak 25 orang atau dengan persentase sebesar 69,4% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 4 orang atau dengan persentase sebesar 11,1%.
Tabel 4.21
Tanggapan Responden Tentang Ketepatan Pesanan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 2 5,6
Setuju 31 86,1
Ragu-Ragu 2 5,6
Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
(36)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.21 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pemasangan sambungan baru dan mutasi telekomunikasi sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 31 orang atau dengan persentase sebesar 86,1% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.22
Tanggapan Responden Tentang Perputaran Keefektifan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 6 16,7
Setuju 26 72,2
Ragu-Ragu 4 11,1
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.22 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Perputaran kas, piutang, dan persediaan perusahaan sudah berjalan dengan efektif”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 26 orang atau dengan persentase sebesar 72,2% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 4 orang atau dengan persentase sebesar 11,1%.
Tabel 4.23
Tanggapan Responden Tentang Ketersediaan Informasi
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 5 13,9
Setuju 30 83,3
Ragu-Ragu 1 2,8
Total 36 100,0
(37)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.23 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pegawai memahami dengan baik informasi tentang sistem dan prosedur kerja di perusahaan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 30 orang atau dengan persentase sebesar 83,3% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%
Tabel 4.24
Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan Karyawan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 5 13,9
Setuju 28 77,8
Ragu-Ragu 3 8,3
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.24 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pegawai puas dengan wewenang dan tanggung jawab pada jabatan yang dipegangnya”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 28 orang atau dengan persentase sebesar 77,8% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 3 orang atau dengan persentase sebesar 8,3%.
Tabel 4.25
Tanggapan Responden Tentang Tingkat Pemberdayaan Karyawan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 22,2
Setuju 26 72,2
Ragu-Ragu 2 5,6
Total 36 100,0
(38)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.25 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pegawai memiliki kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan dan tidak hanya menunggu perintah dari pemimpin”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 26 orang atau dengan persentase sebesar 72,2% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 2 orang atau dengan persentase sebesar 5,6%.
Tabel 4.26
Tanggapan Responden Tentang Tingkat Produktivitas Karyawan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 11 30,6
Setuju 22 61,1
Ragu-Ragu 3 8,3
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.26 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pegawai menyelesaikan pekerjaan secara efisien dan tepat waktu sesuai standar yang ditetapkan perusahaan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 22 orang atau dengan persentase sebesar 61,1% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 3 orang atau dengan persentase sebesar 8,3%.
Tabel 4.27
Tanggapan Responden Tentang Persentase Saran Yang Diimplementasikan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 19,4
Setuju 27 75,0
Ragu-Ragu 2 5,6
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.27 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pegawai menerapkan saran-saran dari pemimpin perusahaan dalam pekerjaannya”.
(39)
Universitas Kristen Maranatha Mayoritas responden yaitu sebanyak 27 orang atau dengan persentase sebesar 75% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 2 orang atau dengan persentase sebesar 5,6%.
Tabel 4.28
Tanggapan Responden Tentang Tingkat Pencapaian Kriteria Pendukung Keberhasilan Tim
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 25 69,4
Setuju 10 27,8
Ragu-Ragu 1 2,8
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.28 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Rekan kerja satu divisi dan antar divisi saling koordinasi untuk mencapai tujuan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 25 orang atau dengan persentase sebesar 69,4% adalah responden yang menjawab “Sangat Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%
4.1.3.3Tanggapan Responden Tentang Sistem Pengendalian Manajemen Tabel 4.29
Tanggapan Responden Tentang Nilai Inti Perusahaan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 10 27,8
Setuju 25 69,4
Ragu-Ragu 1 2,8
Total 36 100,0
(40)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.29 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan“Pihak perusahaan mensosialisasikan visi dan misi organisasi kepada para pegawai”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 25 orang atau dengan persentase sebesar 69,4% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.30
Tanggapan Responden Tentang Komunikasi Manajer
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 19,4
Setuju 27 75,0
Ragu-Ragu 2 5,6
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.30 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pimpinan perusahaan memberikan komunikasi dan arahan yang tepat tentang nilai-nilai organisasi”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 27 orang atau dengan persentase sebesar 75% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas
adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 2 orang atau dengan
persentase sebesar 5,6%.
Tabel 4.31
Tanggapan Responden Tentang Kesadaran Karyawan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 22,2
Setuju 23 63,9
Ragu-Ragu 2 5,6
Tidak Setuju 3 8,3
Total 36 100,0
(41)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.31 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pegawai menjalankan nilai-nilai organisasi sebaik-baiknya walaupun tanpa pengawasan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 23 orang atau dengan persentase sebesar 63,9% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 3 orang atau dengan persentase sebesar 8,3%.
Tabel 4.32
Tanggapan Responden Tentang Inspirasi Karyawan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 22,2
Setuju 27 75,0
Ragu-Ragu 1 2,8
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.32 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Visi dan Misi perusahaan mampu menjadi inspirasi dan acuan pegawai dalam pekerjaan”. Mayoritas responden yaitu masing-masing sebanyak 27 orang atau dengan persentase sebesar 75% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah
responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan
persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.33
Tanggapan Responden Tentang Perilaku Tepat
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 11 30,6
Setuju 24 66,7
Ragu-Ragu 1 2,8
Total 36 100,0
(42)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.33 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Kode etik perusahaan memberikan gambaran yang jelas mengenai perilaku yang tepat bagi para pegawai”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 24 orang atau dengan persentase sebesar 66,7% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.34
Tanggapan Responden Tentang Perilaku Di luar Batas
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 19,4
Setuju 24 66,7
Ragu-Ragu 5 13,9
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.34 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan“Kode etik perusahaan menginformasikan tentang perilaku-perilaku yang di luar batas dan tidak bisa ditolerir”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 24 orang atau dengan persentase sebesar 66,7% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 5 orang atau dengan persentase sebesar 13,9%.
Tabel 4.35
Tanggapan Responden Tentang Resiko Pekerjaan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 6 16,7
Setuju 28 77,8
Ragu-Ragu 2 5,6
Total 36 100,0
(43)
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.35 menunjukkan tanggapan responden mengenai
pernyataan“Perusahaan mengkomunikasikan resiko-resiko yang harus dihindari para pegawai dalam pekerjaan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 28 orang atau dengan persentase sebesar 77,8% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 2 orang atau dengan persentase sebesar 5,6%.
Tabel 4.36
Tanggapan Responden Tentang Kesadaran Pada Kode Etik
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 22,2
Setuju 25 69,4
Ragu-Ragu 3 8,3
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.36 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan“Semua pegawai sudah memiliki kesadaran yang tinggi pada kode etik perusahaan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 25 orang atau dengan persentase sebesar 69,4% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 3 orang atau dengan persentase sebesar 8,3%.
Tabel 4.37
Tanggapan Responden Tentang Meninjau Kemajuan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 19,4
Setuju 25 69,4
Ragu-Ragu 4 11,1
Total 36 100,0
(44)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.37 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pimpinan perusahaan meninjau kemajuan perusahaan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan”. Mayoritas responden yaitu masing-masing sebanyak 25 orang atau dengan persentase sebesar 69,4% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 4 orang atau dengan persentase sebesar 11,1%.
Tabel 4.38
Tanggapan Responden Tentang Memantau Hasil
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 12 33,3
Setuju 23 63,9
Ragu-Ragu 1 2,8
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.38 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pimpinan perusahaan memantau hasil pencapaian perusahaan secara rutin”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 23 orang atau dengan persentase sebesar 63,9% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.39
Tanggapan Responden Tentang Membandingkan Hasil Dengan Harapan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 14 38,9
Setuju 20 55,6
Ragu-Ragu 2 5,6
Total 36 100,0
(45)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.39 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pimpinan perusahaan membandingkan hasil pencapaian dengan target yang sudah direncanakan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 20 orang atau dengan persentase sebesar 55,6% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 2 orang atau dengan persentase sebesar 5,6%.
Tabel 4.40
Tanggapan Responden Tentang Mengkaji Langkah Kunci Keberhasilan
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 13 36,1
Setuju 20 55,6
Ragu-Ragu 3 8,3
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.40 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pimpinan perusahaan meninjau langkah-langkah strategis bagi keberhasilan perusahaan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 20 orang atau dengan persentase sebesar 55,6% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah
responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 3 orang atau dengan
persentase sebesar 8,3%.
Tabel 4.41
Tanggapan Responden Tentang Memperhatikan Pegawai
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 12 33,3
Setuju 23 63,9
Ragu-Ragu 1 2,8
Total 36 100,0
(46)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.41 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pimpinan perusahaan mengembangkan diskusi dengan atasan, bawahan, dan rekan kerja”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 23 orang atau dengan persentase sebesar 63,9% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.42
Tanggapan Responden Tentang Mengandalkan Staf
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 12 33,3
Setuju 22 61,1
Ragu-Ragu 2 5,6
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.42 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pimpinan memberikan kebebasan bagi pegawai untuk mengeluarkan ide, gagasan, dan kritik yang membangun”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 22 orang atau dengan persentase sebesar 61,1% adalah responden yang menjawab “Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” yaitu sebanyak 2 orang atau dengan persentase sebesar 5,6%.
Tabel 4.43
Tanggapan Responden Tentang Terlibat Dalam SPM
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 10 27,8
Setuju 24 66,7
Ragu-Ragu 1 2,8
Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
(47)
Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.43 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Pihak manajemen memberikan solusi dan dorongan agar pegawai mampu bekerja secara maksimal”. Mayoritas responden yaitu masing-masing sebanyak 24 orang atau dengan persentase sebesar 66,7% adalah responden yang menjawab “Setuju” dan, sedangkan minoritas adalah responden yang menjawab “Ragu-Ragu” dan “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
Tabel 4.44
Tanggapan Responden Tentang Menginterpretasi Informasi
Tanggapan Responden Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 17 47,2
Setuju 16 44,4
Ragu-Ragu 2 5,6
Sangat Tidak Setuju 1 2,8
Total 36 100,0
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Tabel 4.44 menunjukkan tanggapan responden mengenai pernyataan “Manajemen perusahaan menginformasikan dengan jelas ukuran keberhasilan pegawai dalam pekerjaan”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 17 orang atau dengan persentase sebesar 47,2% adalah responden yang menjawab “Sangat Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Sangat Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,8%.
4.1.4 Uji Asumsi Klasik 4.1.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak (Sunjoyo, 2013:59). Salah satu cara mendeteksi apakah data berdistribusi
(48)
Universitas Kristen Maranatha normal atau tidak adalah dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov
Test.
Kriteria penerimaan/penolakan:
a. Apabila Asymp. Sig. > 0.05 Data residual berdistribusi normal b. Apabila Asymp. Sig. ≤ 0.05 Data residual tidak berdistribusi normal
Hasiluji normalitas data penelitianmenggunakan One-Sample Kolmogorov
Smirnov Testdapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.45 Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 36
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 3,81827528
Most Extreme Differences
Absolute ,127
Positive ,106
Negative -,127
Kolmogorov-Smirnov Z ,760
Asymp. Sig. (2-tailed) ,611
Sumber : Hasil Olah Data 2015
Hasil uji normalitas pada tabel 4.45 menunjukkan bahwa nilai asymp.
sig.(probabilitas) yang diperoleh adalah sebesar 0,611. Nilai tersebut lebih besar
dibandingkan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. Berdasarkan kriteria uji normalitas, dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
4.1.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi
(49)
Universitas Kristen Maranatha yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas (Sunjoyo, 2013:69). Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji
Glejser.
Kriteria penerimaan/penolakan:
a. Apabila Asymp. Sig. > 0.05 Tidak ada heteroskedastisitas b. Apabila Asymp. Sig. ≤ 0.05 Ada heteroskedastisitas
Tabel 4.46
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig
Inovasi SPM
0,703 0,255 Sumber : Hasil Olah Data 2015
Hasil ujiheteroskedastisitas pada tabel 4.46 menunjukkan bahwa nilai sig. variabel inovasi sebesar 0,703 dan nilai sig. variabel moderasi sistem pengendalian manajemen adalah 0,255. Kedua variabel memiliki nilai sig.lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05. Berdasarkan kriteria uji heteroskedastisitas dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.
4.1.5 Analisis Data
4.1.5.1 Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan dua atau lebih variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel
(50)
Universitas Kristen Maranatha pertama disebut juga sebagai variabel terikat dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel terikat.
Hasil analisis regresi linier disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 4.47
Hasil Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Zero-order
B Std. Error Beta
1
(Constant) 32,499 7,157 4,541 ,000
Inovasi -,188 ,184 -,114 -1,024 ,313 ,050
SPM ,687 ,096 ,796 7,172 ,000 ,773
Sumber : Hasil Olah Data 2015
Persamaan regresi menjadi kinerja = 32,499 -0,188 X1 + 0,687 X2
Berdasarkan persamaan regresi berganda tersebut, hasil ini dapat diartikan bahwa: 1. a = 32,499 positif, artinya jika tidak ada inovasi dan sistem pengendalian
manajemen maka kinerja perusahaan bernilai positif.
2. b1< 0 atau bernilai -0,188 (negatif), artinya inovasi mempunyai hubungan negatif terhadap kinerja. Jika inovasi ditingkatkan maka kinerja perusahaan akan menurun, dengan asumsi sistem pengendalian tetap.
3. b2>0 atau bernilai 0,687 (positif), artinya sistem pengendalian manajemen mempunyai hubungan positif terhadap kinerja. Jika sistem pengendalian ditingkatkan maka kinerja perusahaan juga akan meningkat, dengan asumsi inovasi tetap.
(51)
Universitas Kristen Maranatha 4.1.5.2 Hasil Regresi dengan Moderasi
Tabel 4.48 Hasil Regresi Moderasi
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 25,584 41,911 ,610 ,546
Inovasi ,118 1,835 ,071 ,064 ,949
SPM ,778 ,549 ,901 1,416 ,166
Moderasi -,004 ,024 -,231 -,168 ,868
Sumber : Hasil Olah Data 2015
Berdasarkan tabel 4.48 diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut : y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2
Kinerja = 25,584 + 0,118 X1 + 0,778 X2 - 0,004 X1X2 1. Uji F (Simultan)
Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi antara variabel-variabel bebas dan variabel terikat secara keseluruhan. Untuk mendapatkan hasil yang menyakinkan maka akan dilakukan pengujian dengan tingkat signifikansi 0.05 atau 5%.
Hipotesis yang akan dibuktikan dengan uji F adalah:
H4 : Terdapat pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap hubungan inovasi dengan kinerja perusahaan.
Berdasarkan persamaan regresi moderasi pada tabel 4.48, hasil ini menyimpulkan bahwa variabel moderasi memperlemah pengaruh inovasi terhadap kinerja perusahaan karena nilai koefisien -0,004 (negatif) dan sig. 0,868 lebih besar dari 0,05. Dapat diartikan bahwa model ini tidak signifikan dan tidak dapat digunakan
(52)
Universitas Kristen Maranatha untuk memprediksi kinerja perusahaan melalui inovasi dan sistem pengendalian manajemen.
2. Uji t (Parsial)
Statistik uji t disebut juga sebagai uji signifikansi parsial. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang akan dibuktikan dengan uji t adalah:
H1 : Terdapat pengaruh positif inovasi terhadap kinerja perusahaan.
H2 : Terdapat pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja perusahaan.
H3 : Terdapat pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap inovasi. Kriteria pengambilan keputusan dalam uji t:
1. Jika sig. < 0,05, maka H1, H2, dan H3 diterima 2. Jika sig. > 0,05, maka H1, H2, dan H3 ditolak Hasil statistik uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.49 Hasil Statistik Uji t
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta Zero-order
1
(Constant) 32,499 7,157 4,541 ,000
Inovasi -,188 ,184 -,114 -1,024 ,313 ,050
SPM ,687 ,096 ,796 7,172 ,000 ,773
Sumber : Hasil Olah Data 2015
(53)
Universitas Kristen Maranatha 1. Variabel inovasi memiliki nilai sig. 0,313 lebih besar dari 0,05 sehingga H1
ditolak. Kesimpulannya adalah inovasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Dalam hal ini, inovasi yang dilakukan oleh PT. Telkom baik inovasi produk maupun inovasi proses belum mampu memberikan kontribusi secara signifikan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini bisa disebabkan karena kegiatan inovasi yang dilakukan oleh perusahaan pesaing lebih strategis dan kompetitif sehingga mempengaruhi pangsa pasar produk-produk jasa telekomunikasi. Selain itu juga bisa disebabkan karena efisiensi produksi belum tercapai secara maksimal sehingga tidak berdampak pada kinerja keuangan perusahaan.
2. Variabel sistem pengendalian manajemen memiliki nilai sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga H2 diterima. Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja perusahaan. Besarnya pengaruh yang dihasilkan adalah koefisien Beta x Zero-order = 0,796 x 0,773 = 61,53%
Tabel 4.50
Hasil Uji Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Inovasi
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,080 5,926 3,051 ,004
SPM ,107 ,088 ,205 1,221 ,230
Sumber : Hasil Olah Data 2015
3. Berdasarkan tabel 4.50, variabel sistem pengendalian manajemen memiliki nilai sig. sebesar 0,230 lebih besar dari 0,05 sehingga H3 ditolak. Kesimpulannya adalah sistem pengendalian manajemen tidak berpengaruh terhadap inovasi.
(54)
Universitas Kristen Maranatha Dalam hal ini, penerapan Levers of Control pada PT. Telkom yang meliputi sistem keyakinan, sistem batasan, sistem pengendalian diagnostik dan sistem pengendalian interaktif belum berjalan dengan seimbang, sehingga sistem pengendalian manajemen pada PT. Telkom belum mampu memanfaatkan informasi strategik yang diperoleh untuk melakukan inovasi secara tepat. Informasi-informasi strategik tersebut bisa berupa perubahan konsumen dalam memilih produk jasa telekomunikasi atau ancaman teknologi baru para pesaing di sektor jasa telekomunikasi.
4.1.5.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inovasi terhadap kinerja perusahaan dengan sistem pengendalian manajemen sebagai variabel moderasi. Adapun koefesien determinasi yang dihasilkan oleh model regresi ditunjukkan oleh nilai R Square pada analisis regresi moderasi dengan bantuan program SPSS 20.0.
Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.51
Nilai Koefisien Determinasi Sebelum Moderasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,781a ,610 ,587 3,932
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Berdasarkan tabel 4.51 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,587. Maka nilai koefisien determinasi karena adanya inovasi dan sistem pengendalian manajemen adalah sebesar 58,7 %. Dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan
(55)
Universitas Kristen Maranatha dipengaruhi oleh inovasi dan sistem pengendalian manajemen sebesar 58,7%, sedangkan sisanya sebesar 41,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini
Tabel 4.52
Nilai Koefisien Determinasi Setelah Moderasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,781a ,611 ,574 3,991
Sumber: Hasil Olah Data 2015
Berdasarkan tabel 4.52 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,574. Maka nilai koefisien determinasi karena adanya interaksi inovasi dengan sistem pengendalian manajemen sebagai variabel moderasi adalah sebesar 57,4 %. Dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh inovasi dan moderasi sistem pengendalian manajemen sebesar 57,4%, sedangkan sisanya sebesar 42,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian mengenai pengaruh inovasi terhadap kinerja menunjukkan bahwa inovasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang ditunjukkan oleh nilai sig. 0,313 lebih besar dari 0,05. Hasil ini berbeda dengan penelitian Ratna Kusumawati (2010), Rita (2010), dan Bernhard Tewal (2010) yang telah membuktikan adanya pengaruh inovasi terhadap kinerja perusahaan.
Hasil penelitian mengenai pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang ditunjukkan oleh nilai sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Asri Purnama dan Syaefullah
(56)
Universitas Kristen Maranatha (2013), Gani Abdel Majed (2013) dan Reni Yustien (2011) yang membuktikan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian dengan variabel moderasi membuktikan bahwa sistem pengendalian manajemen tidak berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi hubungan inovasi terhadap kinerja perusahaan yang terlihat dari sig. variabel pada tabel 4.48 yaitu sebesar 0,868. Koefisien regresi moderasi juga menunjukkan nilai negatif yaitu -0,004 atau pengaruh yang sifatnya memperlemah. Hal ini juga terbukti dari nilai Adjusted R Square sebelum adanya moderasi dan setelah adanya moderasi menurun dari 0,587 menjadi 0,574 atau terjadi penurunan sebesar 1,3%.
(1)
Bab V Kesimpulan dan Saran 109
mampu memanfaatkan informasi strategik yang diperoleh perusahaan untuk melakukan inovasi secara tepat. Informasi-informasi strategik tersebut bisa berupa perubahan konsumen dalam memilih produk jasa telekomunikasi atau ancaman teknologi baru para pesaing di sektor jasa telekomunikasi..
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan kesimpulan penelitian, antara lain:
1. Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka perusahaan disarankan untukterus meningkatkan penerapan sistem pengendalian manajemen perusahaan. Dengan penerapan sistem pengendalian yang semakin baik diharapkan dapat mendukung efektivitas kinerja perusahaan.
2. Sistem pengendalian manajemen tidak signifikan mempengaruhi hubungan inovasi dengan kinerja perusahaan sebagai variabel moderasi. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya perlu memilih variabel-variabel moderasi lainnya yang diprediksi mampu memperkuat kinerja perusahaan misalnya memasukkan variabel motivasi kerja.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
.Anthony, R. N., and Vijay Govindarajan. 2005. Management control system: Sistem
pengendalian manajemen. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Anthony, R.N., and Vijay Govindarajan. 2007. Management Control System. 12th ed. New York: McGrawHill.
Bisbe, J. and R. Malgueno. 2009. The Choice of Interactive use of Interactive Control System under Different Innovation Management Modes. European
Accounting Review, 18 (2): 371-405.
Bisbe, J., and Otley, D. 2004. The effect of the interactive use of management control system on product innovation. Accounting, Organizations, and
Society, 26: 709-737.
Cahyono, Dwi., Evi Lestari, dan Syarifuddin Yusuf 2007. Pengaruh Moderasi Sistem Pengendalian Manajemen dan Inovasi Terhadap Kinerja (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi X. Universitas Hasanuddin Makasar.
Capon. N. Farley, J.U Lehmann. D.R & Hurbert, J,M. 1992, Profile product inovators among large US manufaturer, Management Science 38.
Chenhall, R. H., & Langfield-Smith, K. 2007. Multiple perspectives of performance measures. European Management Journal, 25(4), 266–282.
Daft, R.L. 1982. “Bureaucratic versus nonbureaucractic structure and the proceess of
innovation and change”, Research in the Sociology of Organisations, Vol. 1,
pp. 129-66.
Damanpour, F and Evan, W. 1987. Organizational innovation and the problem of "organizational lag" Administrative Science Quarterly, 29 (3): 392-409. Damanpour, F. 1991. Organizational innovation: A meta-analysis of effects of
determinants and moderators. Academic of Management Journal 34 (3), 550– 590.
Damanpour, F. and Evan, W.M. 1984. “Organizational innovation and performance:
the problem of „organizational lag”, Administrative Science Quarterly, Vol.
29 No. 3, pp. 392-409.
Davila, A., G. Foster, and D. Oyon. 2009. Accounting and Control, Entrepreneurship and Innovation: Venturing into New Research Opportunities. European
(3)
Davila, T. 2000. An empirical study on the drivers of management control systems' design in new product development. Accounting, Organizations, and Society, 25: 383-409.
Davila, T. and G. Foster. 2005. Early-Stage Startup Companies: The Role of Management Accounting in the Evolving Portfolio of Management Control Systems. Working Paper, Graduate School of Business, Stanford University. Ferrari, A. and Parker, B. 2006. “Digging for innovation”. Supply Chain
Management Review, pp. 48-53.
Girona, 2003. Moderating effect of Management Control System and Innovation on Performance. Simple Method for Correcting the Effect of Measuring Error for Interaction Effect in Small Samples.
Hanafi, M. 2006. Manajemen Risiko. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen YKPN.
Hartini, Sri. 2004. Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Airlangga Surabaya. Henri, J.F. 2006. Management control systems and strategy: A resource-based
perspective. Accounting, Organizations, and Society, 31: 529-558.
Hermana, Budi. 2006. Mendorong Daya Saing di Era Informasi dan Globalisasi: Pemanfaatan Model Intelektual dan teknologi Informasi Sebagai Basis di Perusahaan. Jurnal. Universitas Gunadharma.
Hurley, R. F. dan G. Hult. 1998. Innovation, Market Orientation, and Organizational Learning: An Integration and Empirical Examination. Journal of Marketing, 62: 42-54.
Islahuzzaman. 2012. Istilah-istilah Akuntansi & Auditing. Edisi Kesatu. Jakarta: Bumi Aksara.
Jankala, S. 2010. Role of Interactive Control Systems and Foresight in Competitive Dynamics of Business. makalah dipresentasikan pada European Accounting
Association (EAA) ke-33, Istanbul, Turki.
Kaplan, Robert S, dan David P. Norton. 2009. Balanced Scorecard: Menerapkan
Strategi menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga.
Klomp, L. and Van Leeuwen, G. 2001. “Linking innovation and firm performance: a
new approach”, International Journal of the Economics of Business, Vol. 8
(4)
Kober, R., Ng, J., & Paul, B. J. 2007. The interrelationship between management control mechanisms and strategy. Management Accounting Research, 18, 425–452.
Kuncoro, Engkos Achmad dan Ridwan. 2008. Análisis jalur (Path Análisis). Edisi kedua. Bandung: Alfabeta.
Muclish, Munawar. 2009. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Dalam Strategic Supply Relationship Dengan Kerjasama Sebagai Variabel Intervening (Peneliti Empiris Pada Rumah Sakit Se-Jawa). Tesis. Magister Sains Akuntansi, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian manajemen. Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyono, F. 2008. Inovasi: Sebuah Pengantar. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Porporato Marcell. 2006. “Impact Of Management Control System Intensity of Use
on Joint Venture’s Performance: an Empirical Assessment”, Journal of
Management Control System. Vol 21.
Porter, M.E. 1985a, Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance, The Free Press, New York, NY.
Porter, M.E. 1985b, Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance, The Free Press, New York.
Quinn, J.B., Baruch, J. & Zien, K. A. 1996. Softwarebased innovation. Sloan
Management Review, 37(4): 11-24.
Rademakers, Martijn. 2005. “Corporate universities: driving force of knowledge
innovation”, Journal of Workplace Learning; 2005; 17, 1/2; ABI/INFORM
Global, pg. 130.
Rahmani, E. 2006. “Mengelola Kemampuan Teknologi untuk Mencapai Keunggulan Bersaing”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.7, No.1, Februari 2006.
Ratmono, D., dan Ertambang Nahartyo. 2014. Model Mediasi dan Moderasi Dalam Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen, Inovasi Dan Kinerja.
Jurnal Akuntansi Keuangan. Universitas Diponegoro.
Riani, Asri Laksmi. 2011. Budaya Organisasi. Cetakan Pertama, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(5)
Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd Basri. 2004. Performance Appraisal. Cetakan Pertama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rogers, Everett M. 1995. Diffusion of Innovations. Fourth Edition. NewYork: The Free Press.
Rustika, N. 2011. Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan dan Strategi Terhadap Inovasi Perusahaan di Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Jawa Tengah, Skripsi, Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Sampurno. 2010. Manajemen Stratejik: Menciptakan Keunggulan Bersaing yang
Berkelanjutan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Santos-Vijande, M. L., and Alvarez-Gonzales, L. I. 2007. Innovativeness and organizational innovation in total quality oriented firms: The moderating role of market turbulence. Technovation, 27: 514-532.
Siagian. Lawang M 2015 dan Faisal Hoque. 2014. Berbagai Elemen Penting untuk Membentuk Budaya Inovasi Perusahaan. Walk-the-talk.info, 13 februari 2015 diakses dari http://walk-the-talk.info/manajemen-inovasi-memahami-budaya-inovasi-perusahaan-part-1/ pada tanggal 10 april 2015.
Simons, R. 1995a. Levers of Control. Boston: Harvard Business School Press.
Simons, R. 1995b. Control in an age of empowerment. Harvard Business Review. March – April, 80 – 88.
Simons, R.A. 2000. Performance measurement and control systems for implementing
strategy. New Jersey: Prentice Hall.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Cetakan Ke-4. Bandung: Alfabeta.
Sumarsan, Thomas. 2010. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Indeks.
Sunjoyo dkk. 2013. Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Jakarta: Refika Aditama. Thomson, G. & Arbernethy, MA. 1998. Product innovation and management control
system design: the concept of fit, Paper presented at the 4th International
(6)
Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Tucker, B., Thorne H., and Gurd, B. 2009. Management control systems and strategy: What's been happening? Journal of Accounting Literature, 28: 123-163.
Tucker, B., Thorne H., and Gurd, B. 2009. Management control systems and strategy: What's been happening? Journal of Accounting Literature, 28: 123-163.
Vincent. Gaspersz, 2002. Production Planning and Inventory Control Berdasarkan
Pendekatan MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo.
Widener, S. K. (2007). An empirical analysis of the levers of control framework.
Accounting, Organizations and Society, 32, 757–788.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Yuwono, S. et al. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yuwono, Sony, et al. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard
Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Zaltman, C., Duncan, R. and Holbek, J. 1973. Innovations and Organisations. Wiley, New York.