PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MEDAN.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MEDAN

TESIS

Oleh:

Indayana Febriani Tanjung 8116174006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

INDAYANA FEBRIANI TANJUNG: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2013.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan, dan (2) Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan secara acak dengan teknik

cluster random sampling. Instrumen penelitian menggunakan tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 27 soal; tes hasil belajar sebanyak 37 soal dalam bentuk pilihan berganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukarannya. Teknik analisis menggunakan anakova dengan bantuan program SPSS 19.0.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together

(NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 MEDAN (Fhitung = 53,727 > Ftabel = 3,80). Hasil belajar

biologi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS 80,80±5,543 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar biologi siswa dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT 74,21±5,718 maupun siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional 66,20±7,65; (2) ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 MEDAN (Fhitung = 28,305 > Ftabel = 3,80). Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS 83,48±6,055 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis siswa dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT 79,97±6,188 maupun siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional 72,78±7,156. Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran TPS dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran biologi.

Kata Kunci: Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, Think Pair Share (TPS),


(5)

ABSTRACT

INDAYANA FEBRIANI TANJUNG: The Influence of Cooperative Learning Model type Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) to Biology Learning Results and Critical Thinking Capability of Students in State Madrasah Aliyah 1 Medan. Thesis. Medan. Post Graduates Program Study, UNIMED, 2013.

This research is intended to know: (1) the influence of using cooperative learning model type Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) and conventional to biology learning result in the main material of ecosystem in class X State Madrasah Aliyah 1 Medan, and (2) the influence of using cooperative learning model type Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) and conventional to critical thinking capability in the main material of ecosystem in class X State Madrasah Aliyah 1 Medan. The method of research used quasi-experiment method with 3 classes taken randomly with cluster random sampling technique. The instrument of research used critical thinking capability test for 27 questions. Learning results test for 37 questions with multiple choice form. Its validity and reliability, difference rate and difficulty level have been tested. Analysis technique used anacova with SPSS program version 19.0.

The results of research showed that (1) there was significant influence of using cooperative leraning model type Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together

(NHT) and conventional to the students’ learning results of biology in the main material of ecosystem in class X State Madrasah Aliyah 1 Medan ((Fcount = 53,727 > Ftable = 3,80). The students’ learning results of biology which are taught with TPS 80,80±5,543 and it was significantly higher compared to NHT 74,21±5,718 and conventional 66,20±7,65; and (2) there was significant influence of using cooperative learning model type Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) and conventional to the students’ critical thinking capability of biology in the main material of ecosystem in class X State Madrasah Aliyah 1 Medan (Fcount = 28,305 > Ftable= 3,80). The students’ learning critical

thinking capability which are taught with TPS 83,48±6,055 and it was significantly higher compared to NHT 79,97±6,188 and conventional 72,78±7,156. As the follow-up of this research, it is expected for those teachers to apply cooperative learning model type TPS in increasing biology learning results and critical thinking capability in biology learning.

Key words: Biology Learning Results, Critical Thinking Capability, Think Pair Share


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan”dengan baik. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam selalu dipersembahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.

Pada kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., selaku Dosen pembimbing, yang tulus dan penuh perhatian memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal penulisan sampai penyelesaian tesis ini.

Penulis juga menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku narasumber yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini. Kepada Bapak Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si dan Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si., selaku validator ahli instrumen hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang telah banyak memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan instrumen penelitian ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah MAN 1 Medan, seluruh guru terutama Ibu Herawati Dongoran, S.Ag dan siswa/i atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar. Kepada teman-teman seperjuangan (widia, kak yani, dek nurul, putri, tria, weni, andez) dan semua teman-teman Pendidikan Biologi Kelas B angkatan XX serta seluruh keluarga besar Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta semua pihak yang telah membantu proses pelaksanaan penelitian untuk penulisan tesis ini.

Ucapan terimakasih yang teristimewa juga kepada kedua Orang Tua tercinta (alm) H. Bustami Said, S.H dan Hj. Mardiah Tanjung atas Doa, dorongan, dan semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik. Terimakasih juga kepada Kakanda Afrizal, SH, M.Hum, Alfian S.E, M.M, Dra. Hj. Ira Suryani, M.Si, Ardiansyah Putra Tanjung, Irma Laily Tanjung, Arfansyah Putra Tanjung, S.H, M.Kn, dan Asrul Adam


(7)

Tanjung, S.H atas Doa, dukungan dan pengorbanan baik moril maupun materil yang telah diberikan. Ucapan terimakasih pula penulis sampaikan kepada Ibu Ekoevidolo, S.H atas pengertian dan dukungan yang sangat besar kepada penulis.

Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran dan kritik yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada Allah SWT kita berserah, semoga kita semua berhasil mencapai apa yang dicita-citakan serta melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

Medan, Agustus 2013 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .... ... i

ABSTRACT .... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Batasan Masalah ... ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teoritis ... 9

1. Hakikat Belajar ………... 9

2. Pengertian Hasil Belajar Biologi ... 11

3. Kemampuan Berpikir Kritis ... 13

4. Pembelajaran Kooperatif ... 19

5. Model Pembelajaran TPS ... 22

6. Model Pembelajaran NHT ... 28

7. Hakekat Pembelajaran Konvensiona ... 31

B. Penelitian yang Relevan ... 34

C. Kerangka Berpikir ... 34

D. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

C. Jenis dan Desain Penelitian ... 39

D. Defenisi Operasional ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ...41

F. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian... 48


(9)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………... 54

B. Pembahasan ... 56

C. Keterbatasan Penelitian ... 65

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 67

B. Implikasi ... 68

C. Saran ... 70


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rata-rata Nilai Biologi Siswa Kelas X MAN 1 Medan ...2

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif ...21

Tabel 2.2 Sintaks Model TPS ... 24

Tabel 3.1 Desain Penelitian...39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 42

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 43

Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas………... 45

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Beda ………... 46

Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran …………... 47


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian... 49 Gambar 4.1 Pengaruh Model Kooperatif Terhadap Hasil Belajar ……57 Gambar 4.2 Pengaruh Model Kooperatif Terhadap Kemampuan


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TPS... 74

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) NHT... 82

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional ... 91

Lampiran 4 LKS………... 98

Lampiran 5 Soal Pretes dan Postes Hasil Belajar... 105

Lampiran 6 Soal Pretes dan Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 112

Lampiran 7 Materi Pokok Bahasan Ekosistem... 121

Lampiran 8 Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar... 141

Lampiran 9 Hasil Output SPSS Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 144

Lampiran 10 Hasil Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ... 145

Lampiran 11 Hasil Output SPSS Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis ... 148

Lampiran 12 A. Statistik Dasar... 152

1. Kelas TPS ………... 152

2. Kelas NHT………... 154

3. Kelas Konvensional ……….…………... 156


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas pendidikannya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi yang semakin hari semakin maju. Sudarman (2005) menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Penerapan proses belajar mengajar di Indonesia kurang mendorong pada pencapaian kemampuan berpikir kritis (Sanjaya, 2009). Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. Padahal keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang dan merupakan bagian yang fundamental dari kematangan manusia. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan berpikir kritis menjadi sangat penting bagi siswa di setiap jenjang pendidikan.

Penting bagi siswa untuk menjadi seorang pemikir mandiri sejalan dengan meningkatnya jenis pekerjaan di masa yang akan datang yang membutuhkan para pekerja handal yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Selama ini, kemampuan berpikir masih belum merasuk ke jiwa siswa sehingga belum dapat berfungsi maksimal di masyarakat yang serba praktis saat ini. Banyak siswa tidak mampu memberikan bukti tidak lebih dari pemahaman yang dangkal tentang konsep dan


(14)

hubungan yang mendasar bagi mata pelajaran yang telah mereka pelajari, atau ketidakmampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh ke dalam permasalahan dunia nyata. Dalam pembelajaran yang berbasis hafalan menjadikan siswa jarang dituntut untuk bertanya dan berpikir, sehingga kemampuan berpikir kritis kurang terpacu.

Keberhasilan pengajaran yang telah dilaksanakan tentunya tergambar dari hasil belajar siswa itu sendiri. Hasil pembelajaran yang demikian itu tentunya menjadi dambaan semua guru dan siswa, dan memang salah satu tujuan pendidikan menuntut seorang siswa supaya memiliki kecerdasan dan keterampilan. Kecerdasan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa diperoleh pada saat siswa tersebut mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Kecerdasan dan keterampilan dari seorang siswa biasanya diwujudkan dalam suatu bentuk nilai atau angka. Kenyataan yang masih banyak ditemui, dalam suatu proses belajar mengajar, hasil belajar siswa masih ada yang rendah, hal ini bisa dibuktikan dengan nilai yang mereka peroleh pada saat mereka telah menyelesaikan tes. Hasil tes masih ada yang tidak mencapai standar juga terlihat pada nilai rata-rata ujian di MAN 1 Medan.

Tabel 1.1. Rata-rata Nilai Biologi Siswa Kelas X MAN 1 Medan TA 2011/2012 Kelas

Rata-rata

Semester Ganjil Semester Genap

X-1 Unggulan X-2 Unggulan X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8 X-9 X-10 X-11 84 84 81 81 80 82 80 80 81 80 81 85 85 82 82 82 82 80 80 80 81 82


(15)

X-12 81 81

Sumber: MAN 1 Medan

Jika dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh maka nilai ujian yang dicapai masih ada yang dibawah standar ketuntasan belajar yang diharapkan (kelas regular;82 dan kelas unggulan;85). Hasil tes ini setidaknya mencerminkan seberapa jauh daya serap mereka terhadap materi pelajaran yang diterimanya.

Berpikir kritis perlu dikembangkan dan diterapkan karena dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran biologi yang diberikan. Berpikir kritis tidak hanya dilakukan dengan menghafal, tetapi lebih dari itu yaitu melibatkan aspek-aspek kognitif seperti aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi (Lai, 2011). Siswa yang mampu menerapkan aspek kognitif tersebut dalam proses belajar maka tidak menutup kemungkinan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena menuntun siswa untuk berpikir.

Dalam pengajaran guru dituntut untuk dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang dimilikinya untuk meningkatkan kemampuan memahami materi pelajaran dan hasil belajar siswa. Jika pengajaran yang dilakukan guru masih monoton dan ceramah, maka yang terjadi semangat siswa untuk belajar akan berkurang. Siswa menganggap hanya dengan menghafal dan membaca akan dapat menguasai materi. Siswa yang malas serta kurang termotivasi akan membawa dampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa itu sendiri.

Pada hakikatnya pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, sehingga siswa dituntut


(16)

untuk dapat berpikir kritis. Oleh karena itu, untuk memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir kritis pada diri siswa diperlukan adanya perubahan dalam metode, model maupun media pembelajaran di sekolah. Paradigma baru dalam dunia pendidikan dewasa ini adalah menciptakan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran (student oriented) dan mampu menumbuh kembangkan kemampuan berpikir kritis. Sesuai dengan faham konstruktivisme, pengetahuan itu dibangun sendiri dalam pikiran siswa (Sardiman, 2012). Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, akan tetapi siswa sendiri yang harus memaknai apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pemahamannya (Suprijono, 2012). Salah satu penerapan kontruktivisme dalam pembelajaran di sekolah adalah pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).

Penelitian Armstrong et al (2007), menyimpulkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif mengalami kemajuan yang lebih besar pada pemahamannya terhadap materi pelajaran dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran tradisional. Putri, et al (2011) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa biologi. Rosmaini (2004), melaporkan peningkatan hasil belajar biologi siswa setelah diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Maasawet (2009) mengemukakan bahwa melalui pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif.


(17)

Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS), memberi kesempatan kepada siswa bekerja sendiri (thinking) sehingga memupuk sifat lebih mandiri dalam mengerjakan soal yang diberikan dan juga menimbulkan sifat bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok kecil (pairing) sehingga membangkitkan rasa percaya diri siswa. Dalam hal ini optimalisasi partisipasi siswa dapat terlihat sehingga muncul jawaban-jawaban secara spontan yang bisa memberikan kontribusi pada kelompok yang sedang dihadapinya. Sehingga disini guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator. Siswa yang kesulitan akan tertolong dan materi yang sulit akan lebih mudah untuk dipahami siswa sehingga ketuntasan dalam proses pembelajaran dapat tercapai.

Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) mengajarkan siswa untuk bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan, selain itu juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat sehingga siswa diharuskan berpikir sebelum menyampaikan jawaban suatu masalah. Dalam model ini, siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan nomor dan melakukan diskusi kelompok, kemudian guru akan memanggil siswa berdasarkan nomor untuk mempersentasikan hasil diskusi mereka dan ditanggapi oleh peserta diskusi lainnnya, saat berdiskusi guru sebagai fasilitator.

Sehubungan dengan uraian dan permasalahan, maka dipandang perlu untuk melakukan suatu penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT)


(18)

dan pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi dan kemampuan berpikir kritis siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya perolehan hasil belajar biologi siswa. 2. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Pengajaran guru masih bersifat monoton dan ceramah.

4. Siswa mengganggap hanya dengan menghafal dan membaca akan dapat menguasai materi.

5. Guru biologi masih mendominasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.

C. Batasan Masalah

Dengan adanya pembatasan masalah, maka untuk mencegah pembahasan supaya jangan terlalu melebar dan tepat pada sasaran yang dibahas, oleh karena itu masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif (C1-C5) pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan.

2. Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan siswa dalam memeriksa dan memecahkan masalah dengan cara berpikir kritis.


(19)

Berpikir kritis diukur dengan tes berpikir kritis yang diadaptasi dari Cornell (1964).

3. Model pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan pembelajaran konvensional.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT), dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share


(20)

terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan.

2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan literatur atau referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan model pembelajaran TPS dan NHT terhadap hasil belajar biologi siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa dan sebagai sumber rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel yang bersesuaian.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi input dan informasi bagi guru sebagai langkah strategis untuk mengingkatkan kualitas dan hasil belajar biologi siswa dalam pokok bahasan ekosistem dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan berguna bagi kepala sekolah, pengelola, pengembang dan lembaga-lembaga pendidikan dalam menjawab dinamika kebutuhan siswa, serta sebagai sumbangan pemikiran untuk dilaksanakan bagi kemajuan dan peningkatan hasil belajar siswa.


(21)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Simpulan

Hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan, antara lain:

1. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan. Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar biologi siswa dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maupun siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Numbered Heads Together (NHT) dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di kelas X MAN 1 Medan. Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis siswa dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maupun siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.


(22)

B. Implikasi

Biologi memiliki peran penting dalam menghasilkan siswa yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan biologi. Oleh karena itu untuk mempelajari biologi diperlukan adanya kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan logis pada diri siswa agar siswa dapat mempelajari biologi dengan mudah dan mampu menemukan suatu kebenaran aturan, pola atau logika tertentu.

Agar tujuan dari pembelajaran biologi tercapai, maka seorang guru dituntut untuk dapat merancang model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam mempelajari materi yang diajarkan dan dapat mudah dipahami atau dimengerti oleh siswa. Untuk dapat mengoptimalkan dan melibatkan siswa aktif dalam belajar, hendaknya guru tidak hanya menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional atau berpusat pada guru (teacher centered), tetapi diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif belajar diantaranya model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar yang bermakna melalui pemecahan masalah maupun melalui proses mental seperti mengamati, menggolongkan, mengukur, menduga serta mengambil kesimpulan dari pemecahan masalah yang dilakukan sehingga diharapkan siswa mampu mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dengan konteks dalam dunia nyata.


(23)

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model pembelajaran kooperatif tipe NHT di dalam kelas bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu guru harus merancang dan menentukan alokasi waktu yang sesuai agar semua materi yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan diterima siswa dengan mudah dapat diingat oleh siswa dalam waktu yang lama. Siswa juga diharapkan untuk tidak mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Hal inilah yang memacu para siswa untuk berpartisipasi aktif dalam belajar, dan mampu berpikir kritis melalui komunikasi antar anggota kelompok.

Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memberikan kemudahan belajar kepada siswa, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar. Lingkungan yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model pembelajaran kooperatif tipe NHT, diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar serta mampu menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar. Oleh karena itu agar model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model pembelajaran kooperatif tipe NHT mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa, diharapkan guru dapat mempersiapkan dengan matang penerapan


(24)

model pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran agar siswa dapat terlibat secara aktif selama pembelajaran dan mampu berpikir secara kritis tentang permasalahan yang dihadapi kepada mereka sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar para siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa atau peneliti lain diharapkan menggunakan model-model pembelajaran lain selain model pembelajaran Think Pair Share dan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar lebih bervariasi.

2. Bagi guru khususnya guru biologi diharapkan untuk dapat menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dan model pembelajaran Numbered Heads Together ataupun model-model pembelajaran yang lain selama proses belajar mengajar dalam upaya membangkitkan motivasi, minat dan perhatian siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih baik.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Edisi ketujuh, buku dua. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bina Aksara.

Armstrong N., Chang S., Brickman M. 2007. Cooperative Learing in Industrial-Sized Biology Classes, CBE-Life Sciences Education, (6)163-171.

Bruner, J. S. 1961. The Act of Discovery. Harvard Educational Review 31: 21-32. Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba

Medika.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ennis, R.H., Gardiner. W.L., Morrow. R., Paulus. D., and Ringel, L. 1964.

Cornell Critical Thinking Test Series, The Cornell Class-Reasoning Test, Form X. Departement of Educational Policy Studies, University of Illinois at Urbana-Champaign.

Filsaime, D.K. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Fitrihidajati, H. dkk. 2010. Penerapan Perangkat Pembelajaran Biologi berbasis Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di SMA Sejahtera Surabaya. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS.487-493.

Gagne. R.M. 1977. The Condition of Learning. Third Edition. New York: Holt Rinehart and Winston.

Garvey, J. 2006. The Twenty Greatest Philosophy Book. London: Continum Internastional Publishing Group.

Gokhale, A.A. 2002. Collaborative Learning Enhances Critical Thinking. Journal of Technology Education, 7(1)1-5.

Hamalik, O. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Alumni. Hariyatmi. 2010. Improve Result Learns Biology by Applying Study Numbered

Heads Together (NHT) at Class X1 Student SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Proceeding The Second International Seminar on Science Education. Current Issues on Research and Teaching in Science Education. 425-430.


(26)

Hayati, M. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SMP N 1 Danau Panggang Melalui Kuis Numbered Heads Together (laporan penelitian, halaman 1-3), (Online), (http://suhadinet.wordpress.com/, diakses 19 Juni 2013).

Ibrahim, H.M., Rachmadiarti, F., dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA-Universitas Press.

Johnson, D.W, & Johnson, R.Y. 1988. Critical Thinking Through Structured Controversy. Association for Supervision and Curriculum Development: 58-64.

Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lai, E. 2011. Critical Thinking, A Literature Review. Research Report: 1-49, (Online), (http://www.pearsonassessments.com/, diakses 11 Maret 2013). Lie, A. 2002. Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo.

Liliasari. 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju Profesionalitas Guru. Tesis Prodi pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Lyman, F.T., & Mctighe, J. 1988. Cueing Thinking in the Classroom, The Promise of Theory-Embedded Tools. Association for Supervision and Curriculum Development: 18-24.

Maasawet, Elsje. T. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Snowballing dan Numbered Heads Together (NHT) pada Sekolah Multietnis terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil belajar Kognitif Sains Biologi dan Sikap Sosial Siswa SMP Samarinda. Disertasi. (Online), (http://karya ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/4074/diakses 9 Juni 2013).

Muhfahroyyin. 2009. Pengaruh Strategi Think Pair Share (TPS) dan Kemampuan Akademik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA di Kota Metro, (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 16 Nomor 2, Oktober 2009), (Online), http://muhfahroyin.blogspot.com/2012/03/publikasi-pada-jurnal-pendidikan/, diakses 12 Maret 2013).

Paul, R. and Elder, L. 2007. Consequently Validity: Using Assessment ti Drive Instruction, Foundation for Critical Thinking.

Putri, Y.E., Daud, D., dan Alim, J.A 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share untuk Meningkatkan Berpikir Kritis IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 004 Lima Puluh. Jurnal Pendidikan 1(1):1-14.


(27)

Rosmaini, S., Suryawati. E., N.L Mariani 2004. Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas I.7 SLYPN 20 Pekan Baru Pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hewan TA. 2002/2003. Jurnal Biogenesis 1(1):9-14.

Rosyada, D. 2007. Paradigm pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana.

Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran. Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. 2012. Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setiawan, I.G.A.N. 2008. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 Sma

Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan pendidikan, Lembaga Penelitian Undiksha, 2 (1): 42-59.

Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning:Theory, Research, and Practice.Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Slavin, R.E. 1995. Classroom application of Cooperative Learning. John Hopikins University and University of York: 1-40.

Sudarman, 2005. Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. FKIP: Universitas Mulawarman Samarinda.

Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(1)

B. Implikasi

Biologi memiliki peran penting dalam menghasilkan siswa yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan biologi. Oleh karena itu untuk mempelajari biologi diperlukan adanya kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan logis pada diri siswa agar siswa dapat mempelajari biologi dengan mudah dan mampu menemukan suatu kebenaran aturan, pola atau logika tertentu.

Agar tujuan dari pembelajaran biologi tercapai, maka seorang guru dituntut untuk dapat merancang model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam mempelajari materi yang diajarkan dan dapat mudah dipahami atau dimengerti oleh siswa. Untuk dapat mengoptimalkan dan melibatkan siswa aktif dalam belajar, hendaknya guru tidak hanya menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional atau berpusat pada guru (teacher centered), tetapi diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif belajar diantaranya model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar yang bermakna melalui pemecahan masalah maupun melalui proses mental seperti mengamati, menggolongkan, mengukur, menduga serta mengambil kesimpulan dari pemecahan masalah yang dilakukan sehingga diharapkan siswa mampu mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dengan konteks dalam dunia nyata.


(2)

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model pembelajaran kooperatif tipe NHT di dalam kelas bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu guru harus merancang dan menentukan alokasi waktu yang sesuai agar semua materi yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan diterima siswa dengan mudah dapat diingat oleh siswa dalam waktu yang lama. Siswa juga diharapkan untuk tidak mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Hal inilah yang memacu para siswa untuk berpartisipasi aktif dalam belajar, dan mampu berpikir kritis melalui komunikasi antar anggota kelompok.

Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memberikan kemudahan belajar kepada siswa, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar. Lingkungan yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model pembelajaran kooperatif tipe NHT, diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar serta mampu menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam belajar. Oleh karena itu agar model pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun model pembelajaran kooperatif tipe NHT mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa, diharapkan guru dapat mempersiapkan dengan matang penerapan


(3)

model pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran agar siswa dapat terlibat secara aktif selama pembelajaran dan mampu berpikir secara kritis tentang permasalahan yang dihadapi kepada mereka sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar para siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa atau peneliti lain diharapkan menggunakan model-model pembelajaran lain selain model pembelajaran Think Pair Share dan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar lebih bervariasi.

2. Bagi guru khususnya guru biologi diharapkan untuk dapat menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dan model pembelajaran Numbered Heads Together ataupun model-model pembelajaran yang lain selama proses belajar mengajar dalam upaya membangkitkan motivasi, minat dan perhatian siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Edisi ketujuh, buku dua. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bina Aksara.

Armstrong N., Chang S., Brickman M. 2007. Cooperative Learing in Industrial-Sized Biology Classes, CBE-Life Sciences Education, (6)163-171.

Bruner, J. S. 1961. The Act of Discovery. Harvard Educational Review 31: 21-32. Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba

Medika.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ennis, R.H., Gardiner. W.L., Morrow. R., Paulus. D., and Ringel, L. 1964.

Cornell Critical Thinking Test Series, The Cornell Class-Reasoning Test, Form X. Departement of Educational Policy Studies, University of Illinois at Urbana-Champaign.

Filsaime, D.K. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Fitrihidajati, H. dkk. 2010. Penerapan Perangkat Pembelajaran Biologi berbasis Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di SMA Sejahtera Surabaya. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS. 487-493.

Gagne. R.M. 1977. The Condition of Learning. Third Edition. New York: Holt Rinehart and Winston.

Garvey, J. 2006. The Twenty Greatest Philosophy Book. London: Continum Internastional Publishing Group.

Gokhale, A.A. 2002. Collaborative Learning Enhances Critical Thinking. Journal of Technology Education, 7(1)1-5.

Hamalik, O. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Alumni. Hariyatmi. 2010. Improve Result Learns Biology by Applying Study Numbered

Heads Together (NHT) at Class X1 Student SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Proceeding The Second International Seminar on Science Education. Current Issues on Research and Teaching in Science Education. 425-430.


(5)

Hayati, M. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SMP N 1 Danau Panggang Melalui Kuis Numbered Heads Together (laporan penelitian, halaman 1-3), (Online), (http://suhadinet.wordpress.com/, diakses 19 Juni 2013).

Ibrahim, H.M., Rachmadiarti, F., dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA-Universitas Press.

Johnson, D.W, & Johnson, R.Y. 1988. Critical Thinking Through Structured Controversy. Association for Supervision and Curriculum Development: 58-64.

Kunandar. 2008. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lai, E. 2011. Critical Thinking, A Literature Review. Research Report: 1-49, (Online), (http://www.pearsonassessments.com/, diakses 11 Maret 2013). Lie, A. 2002. Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo.

Liliasari. 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju Profesionalitas Guru. Tesis Prodi pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Lyman, F.T., & Mctighe, J. 1988. Cueing Thinking in the Classroom, The Promise of Theory-Embedded Tools. Association for Supervision and Curriculum Development: 18-24.

Maasawet, Elsje. T. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Snowballing dan Numbered Heads Together (NHT) pada Sekolah Multietnis terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil belajar Kognitif Sains Biologi dan Sikap Sosial Siswa SMP Samarinda. Disertasi. (Online), (http://karya ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/4074/diakses 9 Juni 2013).

Muhfahroyyin. 2009. Pengaruh Strategi Think Pair Share (TPS) dan Kemampuan Akademik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA di Kota Metro, (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 16 Nomor 2, Oktober 2009), (Online),

http://muhfahroyin.blogspot.com/2012/03/publikasi-pada-jurnal-pendidikan/, diakses 12 Maret 2013).

Paul, R. and Elder, L. 2007. Consequently Validity: Using Assessment ti Drive Instruction, Foundation for Critical Thinking.

Putri, Y.E., Daud, D., dan Alim, J.A 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share untuk Meningkatkan Berpikir Kritis IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 004 Lima Puluh. Jurnal Pendidikan 1(1):1-14.


(6)

Rosmaini, S., Suryawati. E., N.L Mariani 2004. Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas I.7 SLYPN 20 Pekan Baru Pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hewan TA. 2002/2003. Jurnal Biogenesis 1(1):9-14.

Rosyada, D. 2007. Paradigm pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana.

Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran. Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. 2012. Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setiawan, I.G.A.N. 2008. Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 Sma

Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan pendidikan, Lembaga Penelitian Undiksha, 2 (1): 42-59.

Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning:Theory, Research, and Practice.Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Slavin, R.E. 1995. Classroom application of Cooperative Learning. John Hopikins University and University of York: 1-40.

Sudarman, 2005. Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. FKIP: Universitas Mulawarman Samarinda.

Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) DAN THINK PAIR SHARE(TPS) DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN GAYA BELAJAR SISWA

0 3 90

PEMBELAJARAN KIMIA MODEL TPS (THINK PAIR SHARE) DAN NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR

0 6 145

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Think Pair Share(TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampua

0 5 19