PERSEPSI GURU TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG.

(1)

PERSEPSI GURU TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DI SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Bram Warmaya Lubis NIM. 308111018

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

BRAM WARMAYA LUBIS, NIM 308111018. PERSEPSI GURU TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG

Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi guru tentang profesionalisme guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA N 1 Padang Tualang, penelitian ini bersifat deskriptif. Alat pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru di SMA N 1 Padang Tualang sebanyak 40 guru. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel total, oleh karena itu jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 guru di SMA N 1 Padang Tualang. Data yang telah terkumpul dianalisis melalui teknik perhitungan statistik sederhana dengan menggunakan rumus tabel frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pertama, menurut guru-guru di SMA Negeri 1 Padang Tualang, guru PKn di SMA Negeri 1 Padang Tualang adalah guru profesional, yang memiliki sikap profesional dalam menjalankan profesinya (profesionalisme), kedua, kompetensi yang harus dimiliki guru PKn meliputi Kompetensi Pedagogik, Sosial, Kepribadian, dan Profesional, ketiga, guru PKn memiliki beberapa usaha dalam melaksanakan profesionalismenya dalam pembelajaran, baik dalam merencanakan, melaksanakan, ataupun mengevaluasi pembelajaran.


(5)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin, berkat rahmat Allah yang maha kuasa, penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan, Skripsi ini berjudul “Persepsi Guru tentang Profesionalisme Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Padang Tualang”.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi, penulis dibantu oleh banyak pihak, baik bantuan moral maupun materil, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua penulis, ayahanda Abdul Rahim Lubis dan ibunda Wariani, adik-adik saya, Adi Ganda Warmaya Lubis dan Aprilia Rahma Warmaya Lubis, beserta seluruh keluarga besar Sipon,H.S, dan keluarga besar Bahtiar Lubis 2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor UNIMED, beserta seluruh

stafnya.

3. Bapak Drs. H. Restu, MS, selaku Dekan FIS UNIMED, beserta jajarannya. 4. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, sebagai Ketua Jurusan PPKn

5. Bapak Parlaungan.G.Siahaan, SH, M.Hum, selaku sekretaris Jurusan PPKn 6. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi

7. Bapak Drs. Halking, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik

8. Bapak / Ibu dosen di jurusan PPKn, yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan

9. Bapak Sugino, selaku Tata Usaha Jurusan PPKn

10.Bapak Suyoto, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Padang Tualang, beserta seluruh guru dan staf tata usaha.


(6)

ii

11.Keluarga besar Bejo United, yang telah setia mendampingi penulis selama menyelesaikan studi, teristimewa, bapak Ageng dan Ibu Helida husni, selaku pemilik kost.

12.De Galau, teman, sahabat, yang memberi warna dalam perjalanan penulis menyelesaikan studi di jurusan PPKn

13.Teman-teman Seperjuangan PPLT UNIMED 2011 SMA Negeri 1 Pantai Cermin

14.Teman-teman Stambuk 2008, dan seluruh mahasiswa jurusan PPKn

Penulis memohon maaf, apabila terdapat kesalahan penulisan nama, tempat, atau kata-kata yang tidak pantas, penulis menyadari terdapat kekurangan dan kelemahan di dalam penulisan skripsi ini, kritik dan saran dari pembaca, sangat diperlukan, agar kedepannya lebih baik.

Medan, Juli 2012


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mengajar adalah proses yang berlangsung pada pengajar, mengajar adalah usaha untuk terjadinya perubahan pada diri anak didik. Perubahan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dan anak didik. Dalam sistem pembelajaran ada input yaitu murid, proses yaitu proses belajar mengajar, dan output yaitu lulusan, ketiga komponen ini saling berhubungan dan berkaitan, apa yang menjadi output, tidak lepas dari proses dan input.

Hamalik (2002: 36) menjelaskan, proses belajar dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

Di dalam proses belajar mengajar, Guru memiliki peran yang besar, di dalam proses inilah akan ditentukan bagaimana input diproses, sehingga dapat dihasilkan output yang dapat dibanggakan, berhasil tidaknya suatu pembelajaran dilihat melalui proses dan output yang dihasilkan dari suatu pembelajaran.

Mudyahardjo (2002 : 349) berpendapat, “Guru mempunyai peranan yang menentukan di dalam mengarahkan proses belajar, tetapi berperan pula dalam merancang dan mengontrol proses belajar”. Pasal 39 UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil


(8)

2

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, guru menjadi sutradara yang merencanakan sebuah cerita pembelajaran, dan bertindak sebagai aktor atau aktris yang memerankan tokoh seorang pendidik atau guru di dalam cerita pembelajaran, guru juga bertindak sebagai tim penilai dari cerita yang sudah di tampilkan, dalam hal ini guru menilai hasil dari proses pembelajaran anak didik, selain bertugas mengajar anak didik di sekolah, guru juga harus mampu melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepada masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan Profesional menurut Asmani (2010 : 38) adalah “pekerjaan (profesi) atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupannya yang memerlukan standar mutu atau norma tertentu, serta memerlukan pendidikan profesi”.

Setiap guru memiliki latar belakang pendidikan dan kepribadian yang berbeda antara satu dan lainnya, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar, mempengaruhi kualitas pembelajaran, oleh karena itu, seorang pengajar atau proses pembelajaran harus dilaksanakan oleh tenaga profesional. Selain itu, seorang guru juga dituntut untuk menguasai kompetensi dalam melaksanakan profesi keguruannya, agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik bagi peserta didik, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal.


(9)

3

Kompetensi guru di dalam pasal 10 UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Di dalam Hamalik (2002 : 35), dijelaskan bahwa :

Kompetensi guru merupakan alat seleksi penerimaan guru, perlu ditentukan secara umum kompetensi apakah yang perlu dipenuhi sebagai syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru. Dengan adanya syarat sebagai kriteria penerimaan calon guru, maka akan terdapat pedoman bagi administrator dalam memilih mana guru yang diperlukan untuk satu sekolah. Asumsi yang mendasaari kriteria ini adalah bahwa setiap calon guru yang memenuhi syarat tersebut diharapkan akan berhasil mengemban tugasnya selaku pengajar di sekolah.

Di dalam menciptakan guru-guru yang memenuhi kualifikasi profesional, pada masa sekarang, pemerintah telah menciptakan program-program pendidikan profesi, yang dilaksanakan terhadap seluruh guru-guru di Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Menurut Asmani (2010 :33), “Pendidikan profesional merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk memangku jabatan-jabatan yang bersifat tertutup (closed

occupations) yang lazimnya dilindungi undang-undang”, Guru yang profesional,

selain menyampaikan informasi kepada anak didik, juga harus mampu memahami perkembangan peserta didiknya, guru harus mampu menciptakan interaksi dan komunikasi yang baik di dalam kelas.

Sebagian ahli memandang bahwa mengajar adalah sebuah seni, bukan ilmu. Karena tidak semua orang berilmu bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar. Oleh karena itu mengajar merupakan sebuah pekerjaan yang termasuk pekerjaan profesional, karena dibutuhkan keahlian khusus, yang di dapat melalui


(10)

4

pendidikan di lembaga tertentu. Di dalam Asmani (2010 : 34) dijelaskan, “Banyak pandangan bahwa profesionalisme merupakan suatu bidang keahlian dan kemarihan semata, tanpa ada sangkut paut dengan masalah moralitas atau etika”.

Berdasarkan pendapat diatas, menurut penulis, Guru yang profesional, bukan hanya terpaku pada keahlian dan kemahiran, namun juga mencakup prilaku, moralitas,dan panggilan jiwa untuk mengabdi dan menjadi guru yang seutuhnya.

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, baik di tingkat sekolah Dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA), merupakan mata pelajaran yang bertujuan atau membicarakan tentang hak dan kewajiban sebagai warga Negara, disebut juga sebagai mata pelajaran pembentukan kepribadian, menurut Zamroni, sebagaimana dikutip Sofhian dan Asep Sahid (2011:9), “Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat”. Sebagai sebuah mata pelajaran, PKn juga menuntut profesionalisme guru dalam mengajar, karena guru dituntut untuk menguasai seluruh aspek kompetensi, baik pedagogik, sosial, kepribadian maupun kompetensi profesional, namun, masih banyak ditemukan guru yang mengajar mata pelajaran PKn tidak berkompeten dalam melaksanakan pembelajaran, atau lebih tepatnya tidak profesional, yang paling umum ditemui adalah ketidak sesuaian rumpun ilmu, artinya, guru yang


(11)

5

mengajar PKn, tidak berasal dari lembaga yang khusus mendidik calon guru-guru PKn, harusnya jika ingin menciptakan pembelajaran yang baik, dan mendapatkan guru yang profesional dalam mengajar, perekrutan guru tidak didasarkan suka atau tidak suka, atau karena alasan yang bersifat subjektif, melainkan atas dasar yang objektif, yaitu kompetensi yang berlaku secara umum untuk semua calon guru.

Hamalik (2002 : 35) menjelaskan bahwa :

Kompetensi sangat diperlukan unuk melaksanakan fungsi profesi. Dalam masyarakat yang kompleks seperti masyarakat modern dewasa ini, profesi menuntut kemampuan membuat keputusan yang tepat dan kemampaun membuat kebijaksanaan yang tepat. Untuk itu diperlukan banyak keterangan yang lengkap agar jangan menimbulkan kesalahan yang akan menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat. Kesalahan dapat menimbulkan akibat yang fatal dan malapetaka yang dahsyat. Itu sebabnya kebijaksanaan, pembuatan keputusan, perencanaan, dan penanganan harus ditangani oleh para ahlinya, yang memiliki kompetensi profesional dalam bidangnya.

Saat ini, banyak guru-guru yang mengajar mata pelajaran PKn telah mengikuti pendidikan profesi, dan diharapkan menjadi guru yang profesional dalam melaksanakan pembelajaran PKn

Oleh karena itu, Penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian dengan Judul “Persepsi Guru Tentang Profesionalisme Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Padang Tualang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui profesionalisme guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA Negeri1 padang Tualang, dengan identifikasi permasalahan sebagai berikut :


(12)

6

2. Kompetensi yang harus dimiliki Guru Pendidikan Kewarganegaraan

3. Upaya guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk melaksanakan profesionalisme dalam pembelajaran PKn

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi masalah yaitu :

1. Persepsi guru tentang profesionalisme guru Pendidikan Kewarganegaraan 2. Kompetensi yang harus dimiliki guru Pendidikan Kewarganegaraan

3. Upaya guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk melaksanakan profesionalisme dalam pembelajaran PKn

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana persepsi guru tentang profesionalisme guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Padang Tualang ?

2. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki guru Pendidikan Kewarganegaraan ? 3. Bagaimana upaya guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk melaksanakan

profesionalisme dalam pembelajaran PKn ? E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk memperoleh gambaran faktual mengenai :

1. Persepsi guru tentang profesionalisme guru PKn di SMA N 1 Padang Tualang, 2. Kompetensi yang harus dimiliki Guru PKn


(13)

7

3. Upaya guru PKn untuk melaksanakan profesionalisme dalam pembelajaran PKn F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah, untuk membantu mengembangkan profesionalisme guru PKn. 2. Bagi guru PKn di SMA Negeri 1 Padang Tualang,untuk meningkatkan kinerja

sebagai guru PKn yang profesional

3. Bagi peneliti lanjutan, untuk lebih mengembangkan kompetensi guru PKn yang profesional.


(14)

(15)

63 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan persepsi guru SMA Negeri 1 Padang Tualang, Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA Negeri 1 Padang Tualang adalah seorang guru profesional, yang memiliki profesionalisme dalam menjalankan profesinya. 2. Berdasarkan pendapat guru di SMA Negeri 1 Padang Tualang, guru PKn harus

memiliki kompetensi-kompetensi sebagai berikut : a. Kompetensi Pedagogik

b. Kompetensi Sosial

c. Kompetensi Kepribadian (individu) d. Kompetensi Profesional

3. Dalam meningkatkan profesionalisme, berikut adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh guru PKn :

a. Dalam mengembangkan isi materi dalam silabus, Guru PKn berusaha mengembangkan materi dengan isu-isu terkini kewarganegaraan

b. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik agar sesuai dengan karakter bangsa Indonesia


(16)

64

c. Dalam merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, guru PKn memasukkan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara

d. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, guru PKn mengutamakan penilaian objektif

e. Memiliki pribadi Pancasila

f. Dalam menunjukkan dan mempromosikan nilai-nilai pancasila, guru PKn berusaha menunjukkan dengan berprilaku sehari-hari baik di dalam maupun luar tetap berpegangan pada tata nilai pancasila

g. Dalam menjalin komunikasi di sekolah, guru PKn berusaha menghindari pembicaraan yang menyinggung SARA

h. Sebagai usaha untuk mengajak orang tua ikut berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, guru PKn menjalin komunikasi yang efektif dan efisien dengan seluruh orang tua siswa dengan menggunakan dan memanfaatkan media telekomunikasi handphone. i. Dalam menentukan media pembelajaran, Guru PKn berusaha untuk

menyesuaikan dengan materi pembelajaran, dan juga memperhatikan untuk membuat media pembelajaran yang memberi nilai-nilai yang bermakna bagi peserta didik

j. Dalam menentukan metode pembelajaran, guru PKn memperhatikan materi, dan metode diskusi menjadi metode yang sering digunakan.


(17)

65

B. SARAN

1. Guru-guru dan sekolah harus saling mendukung untuk meningkatkan profesionalisme guru.

2. Kompetensi guru PKn harus terus dikembangkan, agar pembelajaran yang dilaksanakan semakin baik.

3. Profesionalisme guru PKn harus terus ditingkatkan, agar menjadi contoh bagi guru-guru lainnya,terutama meyangkut pembinaan moral peserta didik.


(18)

66

DAFTAR PUSTAKA

Ali Burhan, 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas Suatu Tinjauan Praktis, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Sukses PLPG Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Jogjakarta : Diva Press

Djaramah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik : Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik,Oemar.2002. Pendidikan Guru, Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : PT Bumi Aksara

Kunandar, 2009. Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

LEMHANNAS, 2001. Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

Mudyahardjo, Redja. 2002 : Pengantar Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada.

Muslich,Masnur.2007. Sertifikasi Guru, Menuju Profesionalisme Pendidik, Jakarta : PT Bumi Aksara

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, 2007. Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi Aksara

Sagala, Syaiful . 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung : Alfabeta

Subhan Sofhian dan Asep Sahid Gatara, 2011. Pendidikan Kewarganegaraan (CIVIC EDUCATION) Pendidikan Politik, Nasionalisme, dan Demokrasi, Bandung : Fokus Media.


(1)

3. Upaya guru PKn untuk melaksanakan profesionalisme dalam pembelajaran PKn F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah, untuk membantu mengembangkan profesionalisme guru PKn. 2. Bagi guru PKn di SMA Negeri 1 Padang Tualang,untuk meningkatkan kinerja

sebagai guru PKn yang profesional

3. Bagi peneliti lanjutan, untuk lebih mengembangkan kompetensi guru PKn yang profesional.


(2)

(3)

63

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan persepsi guru SMA Negeri 1 Padang Tualang, Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA Negeri 1 Padang Tualang adalah seorang guru profesional, yang memiliki profesionalisme dalam menjalankan profesinya. 2. Berdasarkan pendapat guru di SMA Negeri 1 Padang Tualang, guru PKn harus

memiliki kompetensi-kompetensi sebagai berikut : a. Kompetensi Pedagogik

b. Kompetensi Sosial

c. Kompetensi Kepribadian (individu) d. Kompetensi Profesional

3. Dalam meningkatkan profesionalisme, berikut adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh guru PKn :

a. Dalam mengembangkan isi materi dalam silabus, Guru PKn berusaha mengembangkan materi dengan isu-isu terkini kewarganegaraan

b. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik agar sesuai dengan karakter bangsa Indonesia


(4)

c. Dalam merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, guru PKn memasukkan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara

d. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, guru PKn mengutamakan penilaian objektif

e. Memiliki pribadi Pancasila

f. Dalam menunjukkan dan mempromosikan nilai-nilai pancasila, guru PKn berusaha menunjukkan dengan berprilaku sehari-hari baik di dalam maupun luar tetap berpegangan pada tata nilai pancasila

g. Dalam menjalin komunikasi di sekolah, guru PKn berusaha menghindari pembicaraan yang menyinggung SARA

h. Sebagai usaha untuk mengajak orang tua ikut berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, guru PKn menjalin komunikasi yang efektif dan efisien dengan seluruh orang tua siswa dengan menggunakan dan memanfaatkan media telekomunikasi handphone. i. Dalam menentukan media pembelajaran, Guru PKn berusaha untuk

menyesuaikan dengan materi pembelajaran, dan juga memperhatikan untuk membuat media pembelajaran yang memberi nilai-nilai yang bermakna bagi peserta didik

j. Dalam menentukan metode pembelajaran, guru PKn memperhatikan materi, dan metode diskusi menjadi metode yang sering digunakan.


(5)

B. SARAN

1. Guru-guru dan sekolah harus saling mendukung untuk meningkatkan profesionalisme guru.

2. Kompetensi guru PKn harus terus dikembangkan, agar pembelajaran yang dilaksanakan semakin baik.

3. Profesionalisme guru PKn harus terus ditingkatkan, agar menjadi contoh bagi guru-guru lainnya,terutama meyangkut pembinaan moral peserta didik.


(6)

66

DAFTAR PUSTAKA

Ali Burhan, 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas Suatu Tinjauan Praktis, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Sukses PLPG Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru, Jogjakarta : Diva Press

Djaramah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik : Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik,Oemar.2002. Pendidikan Guru, Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : PT Bumi Aksara

Kunandar, 2009. Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

LEMHANNAS, 2001. Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

Mudyahardjo, Redja. 2002 : Pengantar Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada.

Muslich,Masnur.2007. Sertifikasi Guru, Menuju Profesionalisme Pendidik, Jakarta : PT Bumi Aksara

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, 2007. Metodologi Penelitian, Jakarta : PT Bumi Aksara

Sagala, Syaiful . 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung : Alfabeta

Subhan Sofhian dan Asep Sahid Gatara, 2011. Pendidikan Kewarganegaraan (CIVIC EDUCATION) Pendidikan Politik, Nasionalisme, dan Demokrasi, Bandung : Fokus Media.


Dokumen yang terkait

Hubungan Persepsi terhadap profesionalisme Guru dengan Keterampilan Komunikasi Pada Guru SMA Negeri 2 Medan.

0 35 66

PERBEDAAN PERSEPSI TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR PADA GURU SMA NEGERI DAN GURU SMA SWASTA

0 3 14

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 2 12

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 3 17

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Pendidikan Kewarganegaraan Di Lingkungan Sekolah Muhammadiyah (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daer

0 2 14

SIKAP PROFESIONALISME DAN KINERJA AKADEMIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Sikap Profesionalisme Dan Kinerja Akademik Guru Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Kasus di SLTA Muhammadiyah Karanganyar.

0 6 14

KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI Kompetensi Profesionalisme Guru Pendidikan Kewarganegaraan Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta).

0 1 18

KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI Kompetensi Profesionalisme Guru Pendidikan Kewarganegaraan Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta).

0 2 15

PERBEDAAN PERSEPSI TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR PADA GURU SMA NEGERI I SRAGEN DAN GURU PERBEDAAN PERSEPSI TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR PADA GURU SMA NEGERI I SRAGEN DAN GURU SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN.

0 0 16

BAB 1 PERBEDAAN PERSEPSI TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR PADA GURU SMA NEGERI I SRAGEN DAN GURU SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN.

0 0 11