STUDI KASUS MENGENAI PENJATUHAN PIDANA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG TIDAK DISERTAI UNSUR KESALAHAN DIHUBUNGKAN DENGAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2088K / PID.SUS / 2012.

ABSTRAK
Rudolfo Sinambela
110110090030
Tugas akhir ini mengangkat permasalahan tentang adanya pertimbangan Majelis
Hakim Mahkamah Agung pada tingkat kasasi yang meyatakan bahwa Terdakwa tidak
memiliki niat jahat (Kesalahan) dalam melakukan penunjukan langsung dalam
pengadaan obat pelengkap untuk mengisi stok apotik pelengkap rumah sakit pada
Rumah sakit Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan pada tahun 2008, akan tetapi dalam
putusannya Majelis Hakim tetap menjatuhkan pidana penjara kepada Terdakwa selama
1 (satu) tahun. Padahal diketahui terdapat asas Geen Straf Zonder Schuld (tiada pidana
tanpa kesalahan) yang mana mengatur, apabila seseorang melakukan suatu perbuatan
yang diancam pidana, namun dalam dirinya tidak ditemui sebuah kesalahan, maka
orang tersebut tidak dapat dipidana. Permasalahan lain yang perlu dianalisis adalah
bahwa sebuah proses penunjukan langsung yang salah tidak dapat dipandang sebagai
sebuah Kesalahan, melainkan suatu perbuatan yang Melawan Hukum sebagaimana
penunjukan langsung tersebut diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun
2003. Oleh karenanya menjadi hal yang menarik untuk dianalisis lebih lanjut apakah
majelis hakim dengan pertimbangannya sudah tepat dan benar dalam memeriksa dan
mengadili Terdakwa, serta menjatuhkan sebuah pemidanaan kepada Terdakwa.
Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisa dan meneliti studi kasus
ini adalah melalui data yuridis normatif dengan data utama berupa data sekunder yang

diperoleh dengan studi kepustakaan.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penyusunan studi kasus ini menunjukkan
bahwa, alasan Terdakwa Drg. Cholil, M.Kes melakukan proses penunjukan langsung
terhadap pengadaan Obat Pelengkap Rumah Sakit pada Rumah sakit Brig.jend. H.
Hasan Basry Kandangan TA 2008 dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien tidak
dapat menghapuskan niat jahat (Kesalahan) Terdakwa, melainkan mengugurkan
sebuah perbuatan Melawan hukum karena pada hakikatnya Penunjukan langsung yang
dilakukan terdakwa telah sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003;
kedua, Putusan Majelis Hakim Mahkamah Agung No. 2088 K/PID.SUS/2012 dengan
Terdakwa Drg. Cholil, M.Kes tidak dapat dibenarkan, karena Penunjukan langsung
yang dilakukan Terdakwa pada Pengadaan Obat Pelengkap Rumah Sakit pada Rumah
sakit Brig.jend. H. Hasan Basry Kandangan TA 2008 bukan merupakan suatu
perbuatan yang Melawan Hukum baik formil maupun materiil dan telah tepat dan sesuai
dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Oleh karena itu pasal yang didakwakan kepada
terdakwa harus dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, sehingga
berdasarkan pasal 191 ayat (1) KUHAP, maka terdakwa harus diputus Bebas dan
bukan Pemidanaan seperti yang diputuskan Majelis Hakim.
iv