PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MAS AR-RAUDHATUL HASANAH MEDAN.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN
DAN TIPE KEPRIBADIAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MAS AR-RAUDHATUL HASANAH MEDAN

TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :
MUCHLIS ICHSAN
NIM : 081188230165

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

ABSTRACT

The effect of Instructional Strategy and Personality Type on Students’ Mathematics

Learning achievement of MAS . Ar - Raudhatul Hasanah Medan, Muchlis Ichsan.
This research aimed to : ( 1 ) To determine the students’ mathematics result is
given by instructional strategy of problem posing higher than given by intructional strategy
of expository ( 2 ) To determine differences in mathematics intructional students who had
the extroverted personality types with who had introverted personality type. ( 3 ) To
determine the interaction of the use of intructional strategies and personality types of the
students' mathematics learning achievement.
The population of this research was 208 students from 6 classes of class X MAS .
Ar - Raudhatul Hasanah in the first semester 2013 – 2014. The Sampling technique with
random cluster sampling. The sample consisted of 36 students for instructional strategy of
problem posing and 34 students for instructional strategy of expository. The instrument
that used to measure the students’ achievement was of multiple-choice test with four
possible answers consisted of 40 items. To determine the personality types of students was
conducted by the psychology team “Lavanda” into 2 types , extrovert and introvert. The
method of research used experimental method to design 2 x 2 factorial. Analysis technique
used ANOVA of two directions at significant level α = 0.05, which normality test used
Lilifors and homogeneity test varians used F test.
From the results of the research showed that: (1) The students’ Learning
Mathematic achievement who had extrovert and taught by problem posing strategy higher
than students who were taught by the expository strategy of Fcount = 5.48 > Ftable = 3.98. (2)

The achievement of students' mathematics learning which had extrovert personality higher
than students who had introvert personality with Fcount = 9.76 > Ftable = 3.98. (3) There was
an interaction between learning strategies and personality in influencing the achievement
of students’ mathematics instructional with Fcount = 5.270 > Ftable = 3.98.
Based on the research result was concluded that the appropriate instructional
strategies used for students who had extrovert and introvert personality was problem
posing strategy . The implications of this study specifically showed the application of
instructional strategy of problem posing was more effective in improving mathematic
learning achievement.

ABSTRAK
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan, Muchlis Ichsan.
Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa
yang diberikan dengan strategi pembelajaran problem posing (pengajuan soal) lebih tinggi
dibandingkan dengan yang diberikan strategi pembelajaran ekspositori. (2) Untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki tipe
kepribadian ekstrovert dengan yang memiliki tipe kepribadian introvert ?. (3) Untuk
mengetahui interaksi penggunaan strategi pembelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil
belajar matematika siswa.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester I MAS. Ar-Raudhatul
Hasanah Medan dari 6 kelas pada T.A 2013 - 2014 yang berjumlah 208 siswa. Teknik
pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian terdiri dari
36 siswa untuk strategi pembelajaran problem posing dan 34 siswa untuk strategi
pembelajaran ekspositori. Instrumen pengukuran untuk mengukur hasil belajar digunakan
tes berbentuk pilihan berganda dengan 4 pilihan jawaban terdiri dari 40 butir soal. Untuk
menentukan tipe kepribadian siswa dilakukan oleh team psikologi LAVANDA ke dalam 2
tipe, ekstrovert dan introvert. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan
desain penelitian factorial 2 x 2. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur
pada taraf signifikan α = 0,05, dimana terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis
data yaitu uji normalitas dengan Liliefors dan uji homogenitas varians dengan uji F.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa : (1) Hasil belajar matematika siswa yang
memiliki tipe ektrovert dan diajar dengan strategi pembelajaran problem posing lebih
tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dengan
Fhitung = 5,48 > Ftabel = 3,98. (2) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kepribadian
ekstrovert lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kepribadian introvert dengan
fhitung = 9,76 > ftabel = 3,98. (3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan
kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa dengan fhitung = 5,270 >
ftabel = 3,98.
Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang tepat

digunakan untuk siswa yang memiliki tipe kepribadian extrovert dan introvert adalah
strategi pembelajaran problem posing. Implikasi dari penelitian ini secara khusus
menunjukkan penerapan strategi pembelajaran problem posing lebih efektif dalam
meningkatkan hasil belajar matematika.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, sebagai bentuk persembahan atas segala rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dalam keadaan sehat menjalankan tugas dan aktivitas
sehari-hari untuk menyusun tesis yang berjudul “ Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Tipe
Kepribadian terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa MAS. Ar-Raudhatul Hasanah
Medan”.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd dan Prof. Dr. Abdul Muin
Sibuea, M.Pd yang telah membimbing penulis serta meluangkan waktu kepada penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
Pertama, Prof. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Program
Pascasarjana Unimed, Dr. Arif Rahman, M.Pd sebagai Asisten Direktur I dan Prof. Dr.
Sahat Siagian, M.Pd selaku Asisten Direktur II. Selain itu juga kepada Prof. Dr. Harun

Sitompul, M.Pd selaku ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas belajar selama penulis mengikuti pendidikan.
Kedua, Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Dr. Mursid, M.Pd, Dr. Baharuddin, M.Pd
selaku nara sumber yang telah memberikan kritikan dan masukan pada tesis ini serta
Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis di Program Studi
Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Unimed.
Ketiga, kepada Kepala MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan Muhammad Ilyas,
S.Pd, M.Si yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin dan kepada
guru Matematika di MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan yang telah membantu dalam
menerapkan pembelajaran di kelas untuk mendukung penelitian penulis.
Keempat, Istri tercinta Laila Ramadhani, SE yang selalu berdoa dan terus
mendukung penulis dalam menyelesaikan studi dan putra tercinta Wiam Abyan Ghassani
yang selalu menjadi motivator bagi diri penulis untuk terus belajar dan berkarya sehingga
mampu menjadi insan yang bermanfaat bagi orang lain.
Akhirnya penulis mengakui bahwa tesis ini sebagai karya ilmiah menyadari masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu kritikan dan saran agar disampaikan untuk perbaikan

karya-karya lainnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pengembangan di dunia
pendidikan di Indonesia.


Medan,

Mei 2014

Penulis,

MUCHLIS ICHSAN

DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………

i

ABSTRACT………………………………………………………………..

ii

ABSTRAK…………………………………………………………………


iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………..

iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………

vi

DAFTAR TABEL …………………………………………………………

x

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………

xii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………....


xiii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN ………………………………………….

1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………..

1

B. Identifikasi Masalah ……………………………………

11

C. Pembatasan Masalah ……………………………………


12

D. Perumusan Masalah …………………………………….

12

E. Tujuan Penelitian ……………………………………….

13

F. Manfaat Penelitian …………………………………….

13

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ………………………. .

15

A. KERANGKA TEORITIS ………………………………


15

1. Hakikat belajar dan hasil belajar matematika ……...

15

2. Strategi Pembelajaran ……………………………..

22

3. Kepribadian…………………………………………

34

B. PENELITIAN YANG RELEVAN …………………….

40

C. KERANGKA BERFIKIR ……………………………..


41

1. Hasil belajar matematika antara siswa yang diberikan
strategi problem posing lebih tinggi dari yang
diberikan dengan strategi ekspositori………………

42

2. Perbedaan hasil belajar Matematika siswa antara
siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert dan
kepribadian introvert.……………………………...

45

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kepribadian
siswa terhadap hasil belajar Matematika …………

BAB III

BAB IV

47

D. HIPOTESIS PENELITIAN……………………………….

49

METODOLOGI PENELITIAN …………………………..

50

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………

50

B. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………….

50

C. Metode Penelitian ……………………………………..

50

D. Desain Penelitian ……………………………………...

51

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian …………….

52

F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan …………………

53

G. Pengontrolan Perlakuan ………………………………

59

H. Teknik Pengumpulan Data …………. ………………..

61

I. Uji Coba Instrumen Penelitian ……………………….

67

J. Teknik Analisis Data …………………………………

67

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................

69

A. Deskripsi Data Penelitian ..............................................

69

1. Hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran Problem Posing ...................

69

2. Hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran ekspositori ............................

70

3. Hasil belajar matematika siswa memiliki tipe
Kepribadian ekstrovert...............................................

72

4. Hasil belajar matematika siswa memiliki tipe
Kepribadian introvert ................................................

73

5. Hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran Problem Posing dan memiliki
Tipe kepribadian ekstrovert .....................................

75

6. Hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran problem posing dan
memiliki tipe kepribadian introvert...........................

76

7. Hasil belajar matematika siswa menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe
Kepribadian ekstrovert ..............................................

78

8. Hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran ekspositori dan memiliki
Tipe kepribadian ekstrovert ........................................

79

B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas ............................................................

81

2. Uji Homogenitas .........................................................

84

C. Pengujian Hipotesis ..........................................................

87

1. Hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi
Problem posing lebih tinggi dari hasil belajar
Matematika siswa menggunakan strategi
Pembelajara ekspositori ..............................................

88

2. Hasil belajar matematika siswa memiliki tipe
Kepribadian ekstrovert lebih tinggi dari hasil belajar
Matematika siswa memiliki tipe kepribadian introvert

89

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan tipe
Kepribadian terhadap hasil belajar matematika siswa .

90

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................

93

1. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa
Menggunakan strategi pembelajaran problem posing
Dengan strategi pembelajaran ekspositori ..................

93

2. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa
Memiliki tipe kepribadian ekstrovert dengan siswa
Memiliki kepribadian introvert ...................................

97

3. Terdapat interaksi pengaruh strategi pembelajaran
Dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar
Matematika siswa .......................................................

99

E. Keterbatasan Penelitian ....................................................

100

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................

102

A. Simpulan .........................................................................

102

B. Implikasi .........................................................................

102

C. Saran ...............................................................................

104

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

106

BAB V

DAFTAR TABEL

TABEL

1.1
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

4.6

4.7

4.8

4.9
4.10
4.11
4.12
4.13

Nilai UN siswa kelas XII MAS. Raudhatul Hasanah Medan
5 tahun terakhir ..............................................................................
Lima kategori kemampuan belajar menurut Gagne ..........................
Karakter introvert menurut Eysenck .................................................
Karakter siswa ekstrovert menurut Eysenck .....................................
Sifat-sifat kepribadian ektrovert dan introvert menurut Crow
dan Crow ...........................................................................................
Perbedaan strategi problem posing dan strategi ekspositori ...............
Sifat-sifat manusia bertipe introvert dan skstrovert menurut Jung ....
Rancangan penelitian untuk pengujian hipotesis ...............................
Kisi-kisi hasil belajar pelajaran matematika .......................................
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran problem posing ................................................
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran ekspositori .......................................................
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa memiliki tipe
Kepribadian ekstrovert ........................................................................
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa memiliki tipe
Kepribadian introvert ...........................................................................
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa memiliki
Menggunakan strategi pembelajaran problem posing dan memiliki
Tipe kepribadian ekstrovert ................................................................
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika menggunakan strategi
Pembelajaran problem posing dan memiliki tipe kepribadian introvert
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe kepribadian
Ekstrovert ..............................................................................................
Distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe kepribadian
introvert ................................................................................................
Hasil pengujian normalitas data untuk strategi pembelajaran ...............
Hasil pengujian normalitas data tipe kepribadian siswa .......................
Hasil pengujian normalitas data strategi pembelajaran dan
Kepribadian siswa .................................................................................
Rekapitulasi hasil perhitungan pengujian normalitas data ....................
Rangkuman hasil pengujian homogenitas varians antara kelompok
Sampel strategi pembelajaran ................................................................

HAL

9
17
36
39
40
44
46
51
62
69
71
72
74

75
77

78

80
81
82
82
84
85

4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19

Rangkuman hasil pengujian homogenitas varians berdasarkan tipe
Kepribadian siswa ..................................................................................
Rangkuman hasil pengujian homogenitas varians uji Bartlet pada
Taraf signifikan α = 0,05 .......................................................................
Rangkuman hasil pengujian homogenitas varians populasi ...................
Data induk penelitian ..............................................................................
Rangkuman hasil perhitungan ANAVA faktorial 2 x 2 .........................
Ringkasan hasil perhitungan uji Scheffe ................................................

85
86
86
87
88
91

DAFTAR GAMBAR

Gambar
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

4.6

4.7
4.8
4.9

Histrogram hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran problem posing .................................................
Histrogram hasil belajar matematika siswa menggunakan
Strategi pembelajaran ekspositori ............................................... ........
Histogram hasil belajar matematika memiliki tipe
Kepribadian ekstrovert ........................ ................................................
Histogram hasil belajar matematika siswa memiliki tipe
Kepribadian introvert ...........................................................................
Histogram hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi
pembelajaran problem posing dan memiliki tipe kepribadian
ekstrovert ..............................................................................................
Histogram hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi
pembelajaran problem posing dan memiliki tipe kepribadian
introvert ................................................................................................
Histogram hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe kepribadian ekstrovert ....
Histogram hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori dan memiliki tipe kepribadian introvert .....
Pola garis interaksi antara strategi pembelajaran dan tipe kepribadian
Terhadap hasil belajar matematika siswa .............................................

Hal
70
71
73
74

76

77
79
80
93

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Hal

Silabus ……………………………………………………..
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Problem Posing ……..
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori ………….
Hasil peserta test psikologi tipe kepribadian siswa
MAS. Raudhatul Hasanah Medan …………………………
5. Uji Tipe Kepribadian Siswa………………………………..
6. Analisis Validitas Test Hasil Belajar Matematika Siswa …
7. Analisis Realibilitas Test Hasil Belajar Matematika Siswa.
8. Analisis Indeks Kesukaran Test Hasil Belajar Matematika
Siswa.....................................................................................
9. Analisis Daya Beda Test Hasil Belajar Matematika Siswa
10. Soal Tes hasil Belajar Matematika …………………………
11. Tabel r Product Moment……………………………………
12. Tabel Distribution t ………………………………………..
13. Tabel Distribution Chi Kudarat ……………………………
14. Tabel Distribution F ………………………………………
15. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors …………………………….
16. Tabel Distribution Z………………………………………..
17. Data Induk Hasil Penelitian………………………………..
18. Hasil Tes Belajar Siswa menggunakan Strategi
Problem Posing….................................................................
19. Hasil Tes Belajar Siswa menggunakan Strategi
Ekspositori………...............................................................
20. Perhitungan Statistik Deskriptif…………………………..
21. Uji Normalitas Data dengan Uji Liliefors…………………
22. Pengujian Homogenitas Data……………………………..
23. Analisis Anava…………………………………………….
24. Perhitungan Uji Lanjutan dengan Uji Scheffe ……………
25. Hasil Perhitungan dengan SPSS………………………….
26. Surat Keputusan Pembimbing Tesis………………………
27. Surat Izin Penelitian……………………………………….
28. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian………..
29. Surat Hasil Pemeriksaan Tipe Kepribadian……………….
30. Surat Undangan Ujian Tesis ……………………………..
31. Gambar Pelaksanaan Pembelajaran……………………….

110
116
147

1.
2.
3.
4.

173
176
179
183
187
189
191
199
200
201
202
207
208
209
210
211
212
228
237
241
246
248
258
259
260
261
262
263

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia informasi saat ini bukan merupakan suatu jarak bagi siapapun.
Informasi dapat diakses dimanapun dan kapan pun dalam berbagai bentuk objek.
Akses-akses canggih yang ada semakin memperluas kemudahan dan juga peluang
untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Karena itu di tahun-tahun selanjutnya
masyarakat akan dituntut untuk lebih memilki kemampuan-kemampuan dan keahlian
khusus. Oleh karena itu setiap orang perlu belajar untuk bisa bertahan dalam
lingkungan dunia yang semakin canggih (global) ini.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dengan
bermasyarakat, berbangsa

dan

bernegara.

Majunya

suatu

bangsa

banyak

ditentukan oleh kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri, karena pendidikan
sebagai upaya mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi
tinggi. Pendidikan nasional saat ini cenderung menganut paradigma dominasi, yang
berpusat pada guru yang mendominasi, buku paket, dan baju seragam, serta tempat
belajar sebatas kelas. Sedangkan dunia sekarang sedang berubah menuju orientasi
pada murid. Murid bebas memilih sesuai minat dan sumber ilmu yaitu perpustakaan,
lokasi belajar yaitu jagat raya serta individual. Sekolah bukanlah tempat yang
menyeramkan, dan guru lebih berfungsi sebagai fasilitator di kelas. Tidak
mengherankan jika pendidikan nasional dinlai banyak kalangan bukan hanya tidak
berhasil meningkatkan kecerdasan dan keterampilan anak didik, tetapi juga gagal
dalam membentuk karakter dan kepribadian.

Kesadaran akan pentingnya mutu pendidikan sungguh merupakan tantangan
yang tidak ringan. Jikalau kita baru berpikir bahwa kita harus berubah, sesungguhnya
kita sudah terlambat untuk itu. Oleh karenanya permasalahan ini harus segera diatasi.
Mutu pendidikan yang terpuruk di negeri ini harus kita tekan. Setiap lembaga
pendidikan yang ada di republik ini memiliki tanggung jawab besar terhadap mutu
pendidikan yang dimulai dari proses pendidikan itu sendiri dan berakhir pada hasil
pendidikan yang dicapai.
Berbicara mengenai mutu pendidikan sebenarnya kita membicarakan tentang
dua sisi yang sangat penting yaitu proses dan hasil. Mutu dalam “proses pendidikan”
melibatkan berbagai input, seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik),
metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana prasarana lembaga
pendidikan, dukungan administrasi, berbagai sumber daya dan upaya penciptaan
suasana yang tenang dan nyaman untuk belajar. Mutu dalam konteks “hasil
pendidikan” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga pendidikan pada
setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir semester/cawu, akhir tahun, 3 tahun,
bahkan 10 tahun). Hasil pendidikan dapat berupa hasil test kemampuan akademis
(misalnya ulangan umum dan ujian nasional). Dapat pula berupa prestasi di bidang
lain seperti cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu misalnya:
komputer, beragam jenis teknik dan jasa.
Bahkan prestasi lembaga pendidikan dapat berupa kondisi yang tidak dapat
dipegang seperti suasana disiplin, keramahtamahan, keakraban, saling menghormati,
kebersihan, toleransi, dsb. Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling
berhubungan satu sama lainnya, akan tetapi agar proses pendidikan dapat bermutu
dan tepat sasaran, maka mutu dalam artian hasil (ouput) harus dirumuskan lebih

dahulu oleh lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan wajib menetapkan target yang
jelas untuk dicapai setiap tahun atau kurun waktu tertentu. Berbagai input dan proses
harus selalu mengacu pada mutu-hasil (output) yang ingin dicapai. Dengan kata lain
tanggung jawab lembaga pendidikan dalam memperbaiki mutu pendidikan bukan
hanya pada proses pendidikan saja, melainkan lebih dari pada itu adalah pada hasil
yang dicapai.
Berbagai survey pada level international masih menempatkan mutu
pendidikan di Indonesia pada rangking bawah. Berbagai jenis olimpiade tingkat
international yang diikuti perwakilan siswa Indonesia seringkali mereka keluar
sebagai juara. Namun, posisi mutu pendidikan di Indonesia belum beranjak dari
peringkat bawah. Apa sebabnya, apa akibatnya, bagaimana hubungan antara sebab
dan akibat, factor-faktor apakah yang menyebabkan mutu baik ?. Banyak faktor yang
menyebabkan kemerosotan mutu pendidikan.
Tilar menyebutkan karena kesempatan yang tidak merata dalam memperoleh
pendidikan yang baik dari anak-anak bangsa ini. Syafaruddin dalam Qomar
(2012:42) menyebutkan rendahnya rancangan kurikulum, pemeliharaan bangunan
yang tidak sesuai, lingkungan kerja yang tidak kondusif, system dan prosedur yang
tidak mencukupi.
Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai “director of learning”
(direktur belajar). Artinya setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan
kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik)
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan pembelajaran.
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung pada Sumber Daya

Manusia

(SDM)

sedangkan

keberhasilan

SDM

sangat

ditentukan

oleh

pendidikannya.
Selama ini masih banyak guru yang salah persepsi terhadap hakikat
pembelajaran yang dinamis dan memberdayakan; suatu pembelajaran yang
memberikan kesempatan luas untuk berinisiatif dan berkreasi; memberikan
rangsangan dan memberikan dorongan kepada siswa. Mereka masih beranggapan
bahwa dengan memberikan pengetahuan atau informasi yang sebanyak-banyaknya
kepada siswa, memungkinkan siswa mendapatkan banyak pengetahuan dan
wawasannya menjadi luas. Gurulah yang memainkan berbagai peran demi
mewujudkan keberhasilan siswa sehingga guru harus menjadi pemain peran atau
aktor di depan kelas, sedangkan siswa mengamati aktivitas guru atau sedapat
mungkin menirukannya.
Persepsi ini didasari suatu pemikiran bahwa guru dianggap sebagai satusatunya sumber belajar, sumber pengetahuan, sumber pengalaman, sumber
informasi, dan sumber wawasan, sehingga guru bisa melakukan segala-galanya di
depan kelas. Padahal tanpa mereka sadari, sumber-sumber belajar sekarang ini
semakin banyak dan mudah diakses oleh siswa. Selain guru, sumber belajar bisa
berbentuk siswa sendiri, perpustakaan, buku paket ajar, laboratorium, internet,
majalah, koran dll. Semuanya menawarkan informasi dan pengalaman yang dapat
diambil oleh siswa.
Kualitas pendidikan akan tercermin dengan sendirinya dari kualitas sumber
daya manusia. Adapun sumber daya manusia kita pada umumnya masih rendah,
berarti mutu pendidikan pun secara mayoritas masih rendah. Selanjutnya menurut
Denish (2012:1) mengungkapkan, data yang dilaporkan The World Economic Forum

Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki
urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Berdasarkan survei dari lembaga
yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin
teknologi dari 53 negara di dunia.
Menurunnya kualitas diawali dari akar permasalahan yakni arah dari tujuan
pendidikan nasional hingga merembet pada komponen-komponen lain yang
semestinya memang dipengaruhi oleh tujuan pendidikan tersebut, baik kondisi
pendidik, peserta didik, sestem pembelajaran, pola fikir , dan lain-lain. Menurut
Djohar

(dalam Qomar, 2012:27), menginventarisir permasalahan pendidikan

Indonesia, yaitu : (1) pendidikan kita telah kehilangan objektivitasnya, (2)
pendidikan kita tidak mendewasakan peserta didiknya, (3) pendidik kita tidak
menumbuhkan pola berfikir, (4) pendidikan kita tidak menghasilkan manusia
terdidik, (5) pendidikan kita dirasa membelenggu , (6) pendidikan kita dirasa belum
mampu membangun individu belajar, (7) pendidikan kita dirasa linier-indoktrinatif,
(8) pendidikan kita belum mampu menghasilkan kemandirian, dan (9) pendidikan
kita belum mampu memberdayakan peserta didik. Proses pendidikan kita ternyata
belum mampu menjadikan peserta didik menguasai keilmuan yang disampaikan para
pendidik.
Menurut Lince (2011), berdasarkan data dalam Education For All (EFA)
Global Monitoring Report (2011) : The Hidden Crisis, Armed Conflict and
Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New
York, indeks pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI)
berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi

ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori
medium berada di atas 0,80, dan kategori rendah di bawah 0,80.
Dan juga yang menjadi sorotan pada dunia pendidikan dewasa ini adalah
rendahnya mutu lulusan pada setiap jenjang pendidikan lebih spesifik pada pelajaran
matematika. Hayat dan Yusuf (2010:255) menjelaskan bahwa TIMSS (Trends in
International Mathemathic and Science Study) adalah studi international untuk VIII
dalam bidang matematika yang diselenggarakan setiap empat tahun. TIMSS
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa berbagai Negara di dunia
sekaligus memperoleh informasi yang bermanfaat tentang konteks pendidikan
matematika, dimana Indonesia berada pada urutan ke-35 dari 46 negara peserta.
Selanjutnya menurut Lince (2012) menyebutkan hasil Trends in Mathematics
and Science Study (TIMSS) yang dilakukan oleh International Association for the
Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College, yang diikuti
siswa Indonesia kelas VIII tahun 2011, berada di urutan ke-38 dari 42 negara dengan
skor 386. Skor ini turun dari 11 poin dari penilaian 2007. Siswa Indonesia masih
dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan menghafal dalam
pembelajaran sains dan matematika. Kenyataan ini menunjukkan adanya suatu
komponen pembelajaran yang belum mampu memberikan hasil yang memuaskan
sesuai dengan yang diinginkan.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran dan merupakan ilmu dasar
(basic science) yang penting baik sebagai alat bantu, sebagai pembimbing pola pikir
maupun sebagai pembentuk sikap, maka dari itu matematika diharapkan dapat
dikuasai oleh siswa di Sekolah. Namun pelajaran matematika selalu dianggap sulit
dan ditakuti oleh siswa sehingga sangat berdampak pada rendahnya prestasi belajar

siswa. Kenyataan di atas mengharuskan pembelajaran matematika diakukan secara
intensif. Dalam hal ini dibutuhkan pembenahan serius dalam pembelajaran
matematika.
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata
pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tanggal 23 mei 2006 tentang standar isi) bahwa mata pelajaran matematika
perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kemampuan ini dapat
dikembangkan

melalui

kegiatan

pembelajaran

matematika

karena

tujuan

pembelajaran matematika di sekolah menurut Depdiknas (2003) adalah: (1) Melatih
cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan (2) Mengembangkan aktivitas
kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan
pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta
mencoba-coba (3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, dan (4)
Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan
gagasan.
Secara khusus tujuan pembelajaran matematika pada SMU yang desebutkan
dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut : (1) melatih cara
berfikir dan bernalar dalam menerik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksprimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten
dan ekonsisten. (2) mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa
ingin tahu, mebuat predeksi serta mencoba-coba. (3) mengembangkan kemampuan

memecahkan masalah. (4) mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi
atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan
grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan
Pengajaran matematika di sekolah baik tingkat dasar, tingkat menengah,
maupun tingkat lanjutan merupakan sarana utama pengembangan kecerdasan siswa
mengenai konsep – konsep yang terkandung dalam pelajaran matematika, sehingga
pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika tidak mengalami hambatan
terhadap pemahaman siswa. Oleh karena itu pengajaran matematika mengarahkan
pola berfikir ketelitian dan kecermatan yang mempunyai peranan yang penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terhadap sisiwa yang memiliki
kecakapan dalam pelajaran matematika yang cenderung dipahami memberi konsepkonsep yang terkandung di dalam pelajaran matematika tidak dipahami disebabkan
siswa belajar dengan cara menghafal. Pada era sekarang ini, guru tidak boleh lagi
menganggap peserta didik sebagai objek transfer ilmu, tetapi peserta didik adalah
agen pembawa perubahan dalam pendidikan, sehingga mereka harus diperlakukan
sebagai agen potensial dalam pengembangan keilmuan.
Selanjutnya, berdasarkan observasi awal penelitian pada MAS. Ar-Raudhatul
Hasanah Medan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran matematika
setempat bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih
tergolong tidak begitu istimewa. Selain itu faktor yang mendasari rendahnya hasil
belajar Matematika yaitu dikarenakan strategi pembelajaran guru yang bersifat
monoton dan konvensional serta mendominasi proses pembelajaran, ini terlihat
dengan rata-rata Nilai UN siswa Kelas XII pada 5 tahun terakhir pada Tabel 1.1
berikut :

Tabel 1.1 Nilai UN Siswa Kelas XII MAS. Raudhatul Hasanah
Medan 5 Tahun Terakhir
Tahun
Ajaran
Terendah
Tertinggi
Rata-rata

2008-2009

2009–2010

2010-2011

2011–2012

2012–2013

1, 25
4, 00
2, 39

3, 62
4, 93
4, 39

4, 92
6, 71
5, 83

5, 33
6, 33
6, 00

6, 00
8, 33
7, 41

Guru tersebut mengungkapkan bahwa siswa masih sulit mengerjakan soal.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti mempertimbangkan menerapkan
salah satu strategi pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing (Pengajuan
Soal) dan tipe kepribadian siswa; introvert dan ekstrovert. Suryosubroto (2009:203)
mengatakan strategi pembelajaran problem posing yakni pembelajaran yang
menekankan peserta didik untuk membentuk soal. Informasi yang ada diolah dalam
pikiran peserta didik dan setelah memahaminya, ia akan bisa membuat pertanyaan
(soal), sehingga menyebabkan terbentuknya pemahamannya yang lebih pada dirinya.
Pendekatan pembelajaran ini membuat siswa akan befikir kritis sekaligus dialogis,
kreatif dan interaktif karena melalui strategi pembelajaran ini siswa diharapkan akan
lebih mendalami pengetahuan dan menyadari pengalaman belajar. Selain itu upaya
membantu siswa memahami soal dapat dilakukan dengan menulis kembali soal
tersebut dengan kata – katanya sendiri, menuliskan soal dalam bentuk lain atau
dalam bentuk operasional.
Di samping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, untuk memperoleh
hasil belajar suatu kegiatan pembelajaran juga dipengaruhi oleh tipe kepribadian
siswa. Tipe kepribadian siswa harus mendapat perhatian dalam pembelajaran agar
guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk siswa. Memahami
tipe kepribadian peserta didik tidaklah mudah. Sehingga antara guru dengan siswa

sama-sama belajar. Dari proses belajar tersebut, banyak pendapat atau hasil
penelitian tentang macam-macam tipe kepribadian siswa yang bertujuan agar terjadi
kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa
memahami tipe kepribadian peserta dapat dianggap modal atau langkah awal para
pendidik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Jeist (2010:22) menyatakan setiap manusia memiliki tingkah laku yang
berbeda dari orang lain, beberapa orang melakukan sesuatu atas dasar kepentingan
pribadinya, atau kesenangannya sendiri. Namun, beberapa yang lain melakukan
sesuatu atas dasar keberadaan orang lain, ataupun kenyamanan orang lain. Orang
yang tingkah lakunya didasarkan pada dunia dalam dirinya sendiri disebut introvert.
Sedangkan orang yang tingkah lakunya didasarkan pada dunia luar (lingkungan
sekitarnya) disebut ekstrovert. Seorang yang introvert biasanya memiliki
kecenderungan untuk berfikir secara subjektif, berasarkan apa yang dianggapnya
paling benar tanpa memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di sekitarnya. Orang yang
introvert juga cenderung pendiam dan sulit berpartisipasi sosial. Sedangkan seorang
yang ekstrovert biasanya memiliki kecenderungan untuk berfikir secara objektif. Dia
bertindak berdasarkan apa yang terjadi di sekitarnya apakah nyaman bagi orang lain
atau apakah yang dilakukannya itu benar menurut peraturan yang berlaku di
sekitarnya. Seorang yang ekstrovert juga cenderung

periang dan mudah

berpartisipasi sosial.
Tipe Kepribadian bersifat dinamis dan berkembang secara terbuka sehingga
manusia senantiasa berada dalam kondisi perubahan dan perkembangan. Kepribadian
selalu dalam penyesuaian diri yang unik dengan lingkungannya dan berkembang
bersama-sama dengan lingkungannya, serta menentukan jenis penyesuaian yang akan

dilakukan siswa, karena tiap siswa mempunyai pengalaman belajar yang berbeda
satu dengan yang lainnya.
Tipe kepribadian sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran karena
pelajaran atau materi dapat dipahami oleh murid pada saat fokus terhadap apa yang
sedang dibahas dan ketepatan pemilihan strategi diharapkan dapat menciptakan hasil
belajar yang memuaskan dalam pelajaran matematika. Berdasarkan hal tersebut di
atas, maka peneliti perlu mengadakan suatu penelitian yang berjudul “ Pengaruh
Strategi Pembelajaran dan Tipe Kepribadian siswa terhadap Hasil Belajar
Matematika di MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan ”.

B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah seperti dijelaskan di atas, terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar Matematika siswa. Faktorfaktor yang dimaksud dapat diidentifikasikan dan diformulasi ke dalam beberapa
pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
Matematika ? Apakah Strategi pembelajaran yang diterapkan guru dalam
pembelajaran Matematika di kelas selama ini sudah cukup efektif ? Bagaimana
prestasi belajar Matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
ekspositori ? Apakah hasil belajar Matematika siswa dapat ditingkatkan dengan
menggunakan strategi Problem Posing ? Adakah pengaruh kepribadian terhadap
hasil belajar Matematika ?

C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang begitu
luas cakupan pembahasannya, maka masalah tersebut perlu dibatasi. Adapun fokus
permasalahan yang menjadi kajian penenlitian ini adalah strategi pembelajaran,
kepribadian dan hasil belajar matematika. Strategi pembelajaran yang akan diteliti
adalah strategi ekspositori dan strategi Problem Posing (Pengajuan Soal).
Pembahasan tentang kepribadian siswa dapat digolongkan kepada dua sudut
pandang; introvert dan ekstovert sedangkan hasil belajar siswa yang dimaksudkan
adalah hasil belajar matematika yang mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi baik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori, maupun yang diajar dengan strategi pembelajaran problem posing, dalam
hal ini materi matematika yang diajarkan adalah matriks. Penelitian ini akan
dilakukan di MAS. Ar-Raudhatul Hasanah Medan Kelas X semester I.
Pembatasan ini dilakukan setelah mempertimbangkan berbagai aspek yang
melingkupinya seperti aspek pendanaan, waktu, dan tenaga. Di samping itu, tingkat
kesulitan, aksesibilitas, dan ketersediaan sumber menjadi dasar pertimbangan dalam
memberikan batasan terhadap ruang lingkup penelitian ini.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah sebagaimana telah
dirumuskan di atas, berikut ini akan diuraikan tentang rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Apakah hasil belajar Matematika antara siswa yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran problem posing (pengajuan soal) lebih tinggi dari padasiswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?
2. Apakah hasil belajar Matematika siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert
lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert ?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan tipe kepribadian
terhadap hasil belajar Matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diberikan dengan
strategi pembelajaran problem posing (pengajuan soal) lebih tinggi
dibandingkan dengan yang diberikan strategi pembelajaran ekspositori
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang
memiliki tipe kepribadian ekstrovert dengan yang memiliki tipe kepribadian
introvert ?
3. Untuk mengetahui interaksi penggunaan strategi pembelajaran dan tipe
kepribadian terhadap hasil belajar matematika siswa

F. Manfaat Penelitian
Kajian penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga
pendidik atau guru yang bersifat teoritis maupun bersifat praktis.
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran
problem posing( pengajuan soal) pada pelajaran matematika.
2. Bahan masukan bagi sekolah sebagai aplikasi teoritis dan teknologi
pembelajaran
3. Bahan perbandingan bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti
permasalahan yang sama
Manfaat praktis penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru-guru tentang strategi
pembelajaran pada bidang studi Matematika dapat diterapkan guru bagi
kemajuan peningkatan keberhasilan belajar siswa
2. Sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal
yang berhubungan dengan aplikasi teknologi pemebelajaran yang dapat
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
matematika

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Pada bab V ini dikemukakan simpulan hasil penelitian, implikasi dan saran-saran
yang berhubungan dengan penelitian lanjut maupun upaya memanfaatkan hasil
penelitian ini.

A. Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran problem
posing lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori.
2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih tinggi
dibandingkan siswa yang memiliki kepribadian introvert.
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kepribadian

dalam

mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Untuk siswa dengan kepribadian
ekstrovert lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa jika
diajar dengan strategi pembelajaran problem posing, sedangkan untuk siswa yang
memiliki kepribadian introvert lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar
matematika jika diajar dengan strategi pembelajaran problem posing.

B. Implikasi
Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan
bahwa siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran problem posing, memiliki

hasil belajar matematika yang lebih tinggi dibandingkan jika diajar dengan strategi
pembelajaran Ekspositori. Dengan demikian para guru di sebaiknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang luas dalam memilih dan mempergunakan strategi
pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran yang akan diterapkan pada mata
pelajaran Matematika. Pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh guru tentu akan
lebih mampu dalam memaksimalkan pencapaian hasil belajar siswa.
Strategi pembelajaran tersebut didesain sedemikian rupa agar siswa mampu
mengkontruksi pengetahuan dalam fikirannya dengan cara berdiskusi dengan teman
di dalam kelompoknya sehingga dapat menentukan dan mengambil materi-materi
yang penting dari apa yang dipelajarinya. Penerapan strategi pembelajaran Problem
Posing sangat efektif untuk mata pelajaran matematika, karena strategi ini
menekankan pada pengajuan soal oleh siswa untuk mengembangkan berpikir
matematis atau pola pikir matematis. Merumuskan soal merupakan salah satu dari
pola berpikir matematis untuk memancing siswa untuk menemukan pengetahuan
yang bukan diakibatkan dari ketidaksengajaan melainkan melalui upaya mereka
untuk mencari hubungan-hubungan dalam informasi yang dipelajarinya. Semakin
luas informasi yang dimiliki akan semakin mudah pula menemukan hubunganhubungan tersebut.
Dalam membentuk dan menyelesaikan masalah terdapat proses jawaban pada
kelas yang pembelajarannya menggunakan strategi problem posing
dibandingkan kelas yang pembelajarannya

lebih baik

dengan menggunakan strategi

pembelajaran ekspositori. Siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi

problem posing

lebih terampil dalam membentuk dan menyelesaikan masalah

dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi ekspositori.
Berdasarkan simpulan kedua memperlihatkan bahwa ada perbedaan hasil
belajar di antara siswa yang memiliki tipe kepribadian

ekstrovert dengan tipe

kepribadian introvert. Dengan uji lanjutan kemudian diketahui bahwa siswa yang
memiliki kepribadian ekstrovert memperoleh hasil belajar yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert.
Berdasarkan simpulan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan tipe
kepribadian

terhadap hasil belajar matematika siswa. Untuk memperoleh hasil

belajar yang lebih efektif, penggunaan strategi pembelajaran dan kepribadian siswa
maka guru memperhatikan dan merancang susunan pembelajaran, guru
memilih

dapat

dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tipe

kepribadian siswa.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan keterbatasan penelitian, maka
dikemukakan saran-saran kepada :
a. Sekolah, mengupayakan kualitas pendidikan di Madrasah Aliyah kota Medan
untuk dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang bervariasi.
Sebagai alternatif pengembangannya melalui pemilihan strategi pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan,
kondisi dan tipe kepribadian siswa. Strategi pembelajaran yang dapat dipilih
antara lain adalah strategi problem posing dan strategi ekspositori. Untuk

siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert penggunaan strategi problem
posing sangat efektif dalam memberi hasil belajar yang diharapkan, tetapi
untuk siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert penggunaan strategi
ekspositori lebih efektif dalam memberikan hasil belajar matematika secara
maksimal.
b. Guru, diharapkan kepada seluruh guru matematika umumnya agar senantiasa
melakukan pengkajian yang mendalam tentang tipe kepribadian siswa
sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai. Guru perlu
memiliki pemahaman dan wawasan yang baik tentang strategi pembelajaran
problem posing, sehingga strategi pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu
strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan hasil belajar matematika siswa.
c. Peneliti, penelitian ini perlu ditindaklajuti untuk setiap jenjang pendidikan
dan pada sampel yang lebih luas serta variabel penelitian berbeda lainnya,
dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, (2009). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
Ambarjaya, Beni. (2012). Psikologi Pendidikan &Pengajaran (teori dan praktik).
Yogyakarta : Caps
Arikunto, Suharsimi.(2002). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2004). Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis
Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Brown, I, Stephen, et al. (2005). The Art of Problem Posing. London : Lawrence
Erlbaum Associates
Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rieneka Cipta
Cai, J, et al (2012). Mathematical problem posing as a measure of curricular effect
on studens’ learning. An international journal of mathematic. USA :
Springer
Christou, Constantinos et al. (2005). An empirical taxonomy of problem posing
processes. Journal Vol 37.
Daryanto. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung. Yrama Widya
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004: Bidang Studi Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Denish, Meda.(2012). Kualitas Pendidikan di Indonesia Saat Ini.
http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/13/