PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MTS AR-RAUHATUL HASANAH MEDAN.

(1)

(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

ABEDUL BAIHAQI. Pengaruh Model Pembelajaran dan Konsep Diri Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa MTs Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan Tesis PPs UNIMED Tahun 2013

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan hasil belajar Bahasa Arab siswa yang diajar dengan model Learning cycle dan model ekspositori (2) Mengetahui perbedaan hasil belajar Bahasa Arab antara siswa yang mempunyai konsep diri positif dan siswa yang mempunyai konsep diri negatif (3) Mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri siswa terhadap hasil belajar Bahasa Arab

Penelitian ini dilaksanakan di pesantren Ar Raudhatul hasanah Paya bundung Medan semester ganjil tahun ajaran 2009/2010 populasi penelitian berjumlah 195 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling sejumlah 68 orang yang terdiri dari siswa kelas VII B sejumlah 34 orang untuk model learaning cycle dan siswa VII D sejumlah 34 orang untuk model ekspositori. Tes konsep diri siswa dilakukan untuk mengelompokan siswa atas konsep diri positif dan konsep diri negatif. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimen dengan Desain Faktorial 2x2. Uji statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan dilanjutkan dengan statistik inferensial ANAVA dua jalur dengan taraf signifikansi a : 0,05 yang sebelumnya dilakukan uji analisis berupa uji normalitas dan homogenitas.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Hasil belajar Bahasa Arab siswa diajarkan dengan model pembelajaran learning cycle lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori, dimana Fhitung (98,219) > Ftabel (3,96) pada taraf signifikansi  = 0,05; (2) siswa yang memiliki konsep diri positif memperoleh hasil belajar Bahasa Arab yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki konsep diri negatif, dengan Fhitung (51,50) > Ftabel (3,96) pada taraf signifikansi = 0,05; (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri siswa terhadap hasil belajar Bahasa Arab, dengan Fhitung (5,72) > Ftabel (3,96) pada taraf signifikansi = 0,05;.Hipotesis ini menunjukan bahwa model Learning cycle lebih baik daripada model ekspositori dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab, dan siswa yang memiliki konsep diri positif akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki konsep diri negatif. Model ekspositori akan memberikan hasil belajar yang lebih baik apabila diajarkan pada siswa yang memiliki konsep diri negatif.


(5)

ABSTRACT

ABEDUL BAIHAQI. The Effect of Learning Model and Self Concept of the Students toward Arabic Language achievement of Student. Thesis. Medan: Postgraduate UNIMED, 2013

This Study aims to : (1) Know the difference in the achievement of Student of Arabic Language between those students who are tough by Learning cycle model and by expository model (2) Know the difference in achievement of Students of Arabic Language between those students who have positive Self Concep and those with negative self concep (3) Know the interaction between the Learning model and self concep of the students to the Learning achievement of Arabic language.

The study was conducted at MTs Pesantren Ar Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan in odd semester within academic year of 2009/2010. The population consisted of 195 students. The sampling was taken by purposive sampling of 68 students consisting of 34 students of VIIIB class for Learning cycle model and of 34 students of VIII-D class for expository model. The self concep test of the students was carried out to classify the students into positive and negative self concep. The method of study included quasi experiment with 2x2 factorial designs. The statistical test included a descriptive analysis for presentation of the data and followed by inferential statistic test of two-tailed ANAVA in significance level of  (0.05) previously analyzed for normality and reliability tests.

The result of the study showed : (1) the Learning achievement of arabic language tough by Learning cycle model was higher than that of the students tough by expository model in which F-count (98,219) > Ftable (3.96) in significance level of  (0.05), (2) the students who have positive self concep obtained the higher Learning achievement of arabic language than those of negative self concep in which F-count (51,50) > Ftable (3.96) in significance level of  (0.05) ; (3) there was an interaction between the Learning model and self concep of the students to the Learning achievement of arabic language in which F-count (5,72) > Ftable (3.96) in significance level of  (0.05). The hypothesis showed that the Learning cycle model is better than the expository one in improving the Learning achievement of arabic language and the students with positive self concep will obtain the better Learning achievement than those with negative self concep. The expository model will result in better Learning achievement if it is applied for


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ……… 7

C. Pembatasan Masalah ……… 8

D. Perumusan Masalah ……… 9

E. Tujuan Penelitian ………. 10

F. Manfaat Penelitian ……… 10

BAB II: KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ………. 11

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Arab ……… 11

a. Hakikat Belajar ……… 11

b. Hakikat Hasil Belajar Bahasa Arab ……… 13

2. Hakikat Model Pembelajaran ………... 16

a. Model Pembelajaran Learning Cycle ……… 18

b. Model Pembelajaran Ekspositori ……….. 26

3. Hakikat Konsep Diri ………... 33

B. Penelitian Yang Relevan ………. 38

C. Kerangka Berpikir ……….... 39

1. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang diajar Dengan Model Learning Cycle dengan Model Ekspositori …….. ... 39


(7)

2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Mempunyai Konsep diri Positif dengan

Yang Mempunyai Konsep diri Negatif……... ... 40

3. Interaksi Model Pembelajaran dan Konsep diri Siswa Pada Pelajaran Bahasa Arab Terhadap Hasil Belajar……... 43

D. Pengajuan Hipotesis………...………... 43

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………. . 45

B. Populasi dan Sampel ……… 45

C. Metode dan Rancangan Penelitian ……….. 46

D. Pengontrolan Perlakuan……….... 46

E. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian …….. 48

F. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan ………. 49

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ……….. 51

H. Teknik Analisis Data ……… 57

BAB IV : PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………. 59

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 69

C. Pengujian Hipotesis ... 72

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

E. Keterbatasan Penelitian ... 81

BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Implikasi ... 84

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ……….... 89


(8)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Model Siklus Belajar... 24

2. Sintaks Pembelajaran Model Ekspositori ... 32

3. Perbandingan Model Learning Cycle dan Model Ekspositori ... 33

4. Desain Faktorial 2 x 2 ... 46

5. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Bahasa Arab ... 52

6. Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri ... 53

7. Distribusi frekuensi hasil belajar Bahasa Arab siswa kelompok Learning Cycle …. ……… 59

8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelompok Ekspositori... 60

9. Distribusi Frekuensi hasil belajar Bahasa Arab Siswa yang memiliki Konsep Diri Positif... 61

10. Distribusi Frekuensi hasil belajar Bahasa Arab Siswa Yang Memiliki Konsep Diri Negatif... ……… 63

11. Distribusi frekuensi hasil belajar Bahasa Arab siswa dengan model pembelajaran Learning Cycle yang Memiliki Konsep Diri Positif... .. 64

12. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa dengan Model Pembelajaran Learning Cycle Yang Memiliki Konsep Diri Negatif... 65

13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa dengan Model Pembelajaran Ekspositori Yang Memiliki Konsep Diri Positif... ... 67

14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa dengan Model Pembelajaran Ekspositori Yang Memiliki Konsep Diri Negatif... ... 68


(9)

15. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas... 70

16. Uji F untuk Model Learning cycle dan Model Ekspositori ... 71

17. Uji F untuk Konsep diri Positif dan Negatif... ... 71

18. Uji Barlet untuk Model dan Konsep diri... ... 71

19. Uji ANAVA 2 x 2 ... 72


(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal 1. Skema Perolehan Pengetahuan ... 20 2. Histogram Hasil Belajar Bahasa Arab dengan Menggunakan

Model Learning Cycle ……. ... 60 3. Histogram Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelompok Ekspositori ... 61 4. Histogram Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Yang Memiliki

Konsep diri Positif ... 62 5. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Konsep Diri Negatif ... 63 6. Histogram Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa dengan

Model Pembelajaran Learning Cycle Yang Memiliki Konsep diri Positif .... 65 7. Histogram Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa dengan

Model Pembelajaran Learning Cycle Yang Memiliki Konsep diri Negatif .... 66 8. Histogram Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa dengan

Model Pembelajaran Ekspositori Yang Memiliki Konsep diri Positif... 67 9. Histogram Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa dengan

Model Pembelajaran Ekspositori Yang Memiliki Konsep diri Negatif... 69 10. Pola Garis Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Konsep diri Siswa


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk Model Learning Cycle ... 91

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk Model Ekspositori.. ... ... 105

3. Instrumen Tes Hasil Beljar Bahasa Arab ... 119

4. Angket Konsep Diri ... 125

5. Analisis Butir Ujicoba Instrumen Tes Belajar Bahasa Arab ... 137

6. Analisis Tes Angket Konsep diri Siswa... 150

7. Data Penelitian ... 152

8. Deskripsi Data Penelitian ... 160

9. Perhitungan Normalitas Data Penelitian... 169

10. Perhitungan Homogenitas ... 177

11. ANAVA Faktorial 2x2 ... 184

13. Uji Lanjutan dengan Uji Tuckey ... 185

14. Surat Izin Penelitian ... 193


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain bahasa Inggris menjadi penting. Dengan demikian semakin jelas bahwa penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa Arab, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Arab. Selain itu bahasa Arab merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan dunia pariwisata dan bisnis. Karena berdasarkan kenyataan, bahwa bahasa Arab dalam fase perkembangannya telah dijadikan bahasa resmi dunia Internasional (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997)

Bahasa bukan hanya sebagai suatu bidang kajian, melainkan sebagai faktor sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Penguasaan bahasa Arab menjadi persyaratan penting bagi keberhasilan individu dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab secara formal di madrasah merupakan sarana utama bagi peserta didik dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Melalui pembelajaran bahasa Arab dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan, tulisan, membandingkan dan mendiskusikan suatu teks untuk memahami dan menyampaikan informasi, pikiran


(13)

dan perasaan. Peserta didik didorong untuk mempelajari dan mendalami sejumlah literatur yang dapat ditemui sehari-hari, baik berupa media cetak maupun media elektronik. Dengan bekal sejumlah pengetahuan tersebut, mereka dapat mempelajari budayanya sendiri dan juga budaya lain, dapat menggunakan teks tersebut untuk mempelajari dan berpikir secara kritis mengenai dunia mereka dan komunikasi global. Maka mata pelajaran bahasa Arab diperlukan untuk pengembangan diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap mengambil bagian dalam pembangunan nasional.

Masalahnya adalah bagaimana meningkatkan kualitas bahasa Arab, yang masih dianggap sebagian siswa sebagai bahasa yang sulit untuk dipelajari. Di sini peranan guru sangat dinantikan dengan memberikan motivasi, menguasai metode pembelajaran (teaching method) sehingga pembelajaran yang dilakukan benar-benar menarik perhatian siswa dan akhirnya tidak lagi menaganggap belajar bahasa asing (Arab) susah.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh bagian bahasa (qismul lughoh) Pondok pesantren Ar-Raudhatul Hasanah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab siswa seperti pengadaan pusat latihan, pengadaan laboratorium bahasa, kursus-kursus, media massa yang menyajikan bahasa Arab, tazwidul mufrodat (pemberian


(14)

maupun di luar madrasah, sehingga bahasa Arab bukan lagi hal yang ditakuti dan dianggap sukar oleh siswa.

Namun kenyataan yang dihadapi bahwa kemampuan berbahasa Arab siswa cukup rendah. Hal ini ditandai dengan belum maksimalnya hasil belajar bahasa Arab yang diperoleh siswa. Sebagai contoh di MTs Swasta Ar-Raudhatul Hasanah Medan bahwa hasil belajar bahasa Arab siswa belumlah bisa dikatakan memuaskan.

Rendahnya mutu pendidikan tercermin pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada hasil Ujian Akhir Semester (UAS) pada tiga tahun terakhir. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kantor LITBANG (Penelitian dan Pengembangan) Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan bahwa hasil belajar bahasa Arab siswa MTs belum bisa dikategorikan memuaskan, karena hasil belajar siswa pada mata pelajaran ini hanya dengan nilai rata-rata 4,6 pada tahun pelajaran 2006-2007, nilai rata-rata 4,3 pada tahun pelajaran 2007-2008 dan pada tahun 2008-2009, nilai rata-rata 4,1 dimana menurut Depag kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran bahasa Arab siswa MTs adalah 7,0. Karena Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang wajib dipelajarai bagi siswa yang sekolah pada jenjang madrasah tsanawiyah (MTs) atau pesantren dan bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab fushah (bahasa Arab yang dipakai dalam Al-Qur’an).

Beranjak dari permasalahan di atas dan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa MTs Ar-Raudhatul Hasanah Medan ditemukan banyak siswa yang menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu pokok


(15)

bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi di meja belajar. Kegiatan ini hampir selalu dirasakan sebagai beban daripada upaya aktif untuk memperdalam ilmu.

Menurunnya gairah belajar menurut Yusa (2009), selain disebabkan oleh ketidak tepatan metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan model pengajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai model yang menantang untuk berusaha. Termasuk adanya penyekat ruang struktural yang begitu tinggi antara guru dan siswa. Peristiwa yang menonjol ialah siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak punya inisiatif serta kontributif baik secara intelektual maupun emosional. Selanjutnya Depdiknas (2006) menyatakan bahwa salah satu sebab rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran selama ini masih berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan menjadi kurang optimal dan akibatnya kemampuan belajar siswa menjadi terhambat. Hal ini tidak jauh berbeda dengan MTs Ar-Raudhatul Hasanah dimana dalam proses pembelajaran guru menggunakan BTS (baca tulis syarah) kemudian siswa menghafal pelajaran yang telah diberikan.

Yusuf dan Anwar (1997) menyatakan pada umumnya guru-guru dewasa ini mengajar masih secara tradisional, hanya oral system atau ceramah-ceramah lisan


(16)

berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran ini mengawali dengan membaca teks-teks bahasa Arab yang akan diajarkan, memberikan kosakata bahasa Arab sambil mengembangkan mufrodat (kosa kata) dalam kalimat kemudian guru menulis kosa kata tersebut di papan tulis dan murid menuliskan apa yang telah guru tuliskan, diteruskan Guru menerangkan materi pelajaran kemudian murid diberikan tamrin (latihan), sehingga pembelajaran cenderung satu arah.

Syah (2003) berpendapat terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa, yaitu; faktor internal dan eksternal. Faktor internal di antaranya; intelegensi, minat, bakat, sikap dan motivasi. Dan yang termasuk dalam faktor eksternal meliputi guru, metode pembelajaran, lingkungan sekolah serta sarana dan prasarana. Sedangkan Yusuf dan Anwar (1997) menjelaskan empat komponen yang berperan langsung, satu di antaranya benar-benar perlu mendapat perhatian khusus dan serius. Keempat komponen tersebut adalah guru (pendidik), Kurikulum (materi pelajaran), sarana (dana/peralatan), dan Murid (anak didik). Guru (pendidik) adalah komponen pertama dan utama dari empat komponen, ia menjadi idola anak-anak. Dalam praktek berlangsungnya pencapaian hasil belajar mengajar yang baik, sekitar 70 % peranan itu terletak dan tergantung pada mutu guru, keuletan guru, dan kesungguhan guru. Tiga komponen lainnya dapat dikatakan hanya berperan masing-masing sekitar 10 % saja. Ahmadi dan Supriyono (1991) berpendapat bahwa komponen-komponen yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi; (1) stimuli belajar, (2) metode belajar, dan (3) individual siswa.

Para ahli psikologi dan pendidik telah lama menyadari bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor non intelektual yang sangat penting dalam menentukan prestasi belajar. Dari berbagai pengamatan yang dilakukan, ternyata banyak siswa


(17)

yang mengalami kegagalan dalam pelajaran bukan disebabkan oleh tingkat itelegensi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah, melainkan oleh adanya perasaan tidak mampu untuk melakukan tugas. (Pudjijogyanti, 1993)

Berbagai penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pandangan individu terhadap kualitas kemampuan yang ia miliki akan mempengaruhi motivasinya dalam melakukan tugas. Pendek kata, hasil pengamatan dan penelitian menunjukkan pentingnya sikap dan keyakinan individu terhadap dirinya dalam menentukan keberhasilan yang akan dicapainya.

Siswa sebagai subyek dalam proses pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing. Ada siswa yang cepat dan lambat dalam belajar karena konsep diri mereka yang berbeda-beda. Siswa dengan konsep diri negatif akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berharga sehingga dalam proses pembelajaran cenderung lambat. Tapi siswa dengan konsep diri positif akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, antusias, merasa diri berharga, sehingga dalam proses pembelajaran lebih cepat bisa beradaptasi karena keoptimisan dalam menyelesaikan dari berbagai persoalan pembelajaran. Untuk itu guru berupaya memahami karakteristik siswa yang diajarnya sehingga dalam melakukan pembelajaran menguasai materi (content) dan metode pembelajaran (teaching method). Upaya yang dilakukan dalam membuat model pembelajaran tidak lepas dari keinginan untuk


(18)

sekali-kali turut dilibatkan. Dalam penelitian ini Model ekspositori akan dibandingkan dengan model learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran konstruktivis sesuai dengan penjelasan Yamin (2008) pembelajaran yang cocok pada saat ini tentulah pembelajaran konstruktivis, karena dalam pembelajaran ini peserta didik memiliki peran lebih dalam mencari, menggali, menemukan apa yang mereka butuhkan. Model learning cycle merupakan pembelajaran berpusat pada pebelajar (student centered) merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif.

Berdasarkan keterangan di atas penelitian ini membahas tentang pengaruh model pembelajaran learning cycle dan model pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Arab MTs Arraudhatul hasanah Medan. Variabel lain yang turut menentukan keberhasilan dalam pembelajaran adalah konsep diri siswa. Pembelajaran akan semakin efektif bila model pembelajaran semakin sesuai dengan konsep diri siswa. Guru dituntut mampu mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan konsep diri siswa. Konsep diri yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah konsep diri positif dan konsep diri negatif, yang di asumsikan menentukan keefektifan model pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Dari kajian yang telah dipaparkan di atas maka terdapat sejumlah masalah yang muncul ke permukaan yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab. Mengapa hasil belajar bahasa Arab siswa rendah. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Arab. Salah satu faktor penting dalam


(19)

upaya mewujudkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran, model pembelajaran yang bagaimanakah yang telah diterapkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Arab. Model pembelajaran apakah yang lebih tepat dalam pembelajaran bahasa Arab. Disamping model pembelajaran, apakah konsep diri peserta didik mempengaruhi hasil belajar bahasa Arab siswa. Apakah pengadaan laboratorium bahasa, hukuman kepada siswa dapat mempengaruhi hasil belajar. Apakah metodologi pembelajaran guru selama ini belum maksimal dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Apakah selama ini guru lebih aktif daripada siswa. Sejauh mana pengaruh karakteristik siswa dalam hasil belajar. Apakah dominasi siswa dalam pembelajaran mempengaruhi hasil belajar. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap hasil belajar siswa untuk mata pelajaran bahasa Arab. Apakah penerapan learning cycle mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Apakah model learning cycle lebih unggul dibandingkan dengan ekspositori pada pembelajaran bahasa Arab di MTs. Faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih model pembelajaran yang digunakan. Apakah konsep diri yang dimiliki siswa dapat mempengaruhi hasil belajar bahasa Arab siswa. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki konsep diri positif dengan konsep diri negatif.. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran learning cycle dan konsep diri dengan hasil belajar bahasa Arab siswa.


(20)

dan agar penelitian ini lebih terarah maka perlu dibuat pembatasan masalah sehinga peneliti memperoleh tujuan yang diharapkan.

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada tiga variabel; satu variabel terikat yaitu hasil belajar bahasa Arab, satu variabel bebas yaitu model pembelajaran dan satu sebagai variabel moderatornya yaitu konsep diri. Hasil belajar siswa dapat diperlihatkan dalam berbagai hal, baik perubahan yang tampak pada peningkatan pengetahuannya, pada sikap dan perilaku.

Model pembelajaran yang dikaji adalah model learning cycle (siklus belajar) dan model pembelajaran ekspositori. Variabel moderatornya adalah konsep diri siswa yang dalam hal ini adalah konsep diri positif dan negatif. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VIII MTs Swasta Ar-Raudhatul Hasanah Medan. Selanjutnya hasil belajar kognitif bahasa Arab diperoleh dari tes hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah-masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar bahasa Arab siswa yang diajar dengan model pembelajaran learning cycle lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori?

2. Apakah hasil belajar bahasa Arab siswa yang mempunyai konsep diri positif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang mempunyai konsep diri negatif?


(21)

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri terhadap hasil belajar bahasa Arab siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Hasil belajar bahasa Arab siswa yang diajar dengan model learning cycle dan model ekspositori.

2. Hasil belajar bahasa Arab siswa yang mempunyai konsep diri positif dan konsep diri negatif.

3. Interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri terhadap hasil belajar bahasa Arab siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Manfaat teoretis penelitian ini antara lain adalah: Untuk memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan, dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan penunjang penelitian lanjutan pada masa yang akan datang dan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran learning cycle.


(22)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Hasil belajar Bahasa Arab siswa yang diajar dengan model learning cycle lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan model ekspositori. Siswa yang diajar dengan menggunakan model learning cycle memperoleh nilai rata-rata hitung

 

X 38.68 sedangkan siswa yang diajar dengan model ekspositori memperoleh nilai rata-rata hitung

 

X 38.15

2. Hasil belajar Bahasa Arab siswa yang memiliki konsep diri positif lebih tinggi dari siswa konsep diri negatif. Siswa yang memiliki konsep diri positif memperoleh nilai rata-rata hitung

 

X 25.56 sedangkan siswa yang memiliki konsep diri negatif memperoleh nilai rata-rata hitung

 

X  23.91

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan konsep diri siswa terhadap hasil belajar Bahasa Arab siswa. Interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Arab siswa. Hasil belajar Bahasa Arab siswa yang memiliki konsep diri positif yang diajar dengan menggunakan model learning cycle adalah

 

X  38.68 dan hasil belajar Bahasa Arab siswa yang memiliki konsep diri negatif yang diajar dengan menggunakan model ekspository adalah

 

X  38.15 Hasil belajar Bahasa Arab siswa yang memiliki konsep diri positif yang diajar dengan menggunakan model ekspositori adalah

 

X  25.56 dan hasil belajar Bahasa Arab siswa yang memiliki konsep diri negatif yang diajar dengan


(23)

menggunakan model ekspositori adalah

 

X  23.91. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh diketahui bahwa siswa yang memiliki konsep diri positif yang diajar dengan model learning cycle memperoleh hasil yang lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan model ekspositori. Sebaliknya, siswa dengan konsep diri negatif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajar dengan model ekspositori dibandingkan diajar dengan model learning cycle

B. Implikasi

1. Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab

Dalam proses pembelajaran diperlukan suatu pengelolaan yang baik dari guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penerapan model pembelajaran tidak hanya berhubungan dengan masalah kognitif dan kompetensi seorang guru tetapi bagimana guru dapat merancang suatu pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru tidak hanya berperan sebagai pusat belajar tetapi juga fasilitator guna mendampingi siswa dalam menacapai tujuan pembelajran yang diinginkan. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang dapat diisi oleh seorang guru sekehendak hati, tetapi bagaimana anak didik dapat mengembangkan pengetahuan dan memiliki keterampilan yang dapat dicapai dengan membentuk sebuah pembelajaran yang aktif dan interaktif.


(24)

dengan tetap memberikan arahan guna mengembangkan keterampilannya. Dibandingkan dengan model ekspositori dimana guru lebih dominan dibandingkan murid yang cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.

Ini dikarenakan model learning cycle mengharuskan siswa untuk mampu berperan aktif dalam pembelajaran bahasa Arab sehingga mampu mengaplikasikan konsep bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari.

2. Konsep Diri Siswa terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa siswa yang memiliki konsep diri positif memperoleh hasil belajar Bahasa Arab yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki konsep diri negatif. Konsep diri merupakan faktor intern yang harus diperhatikan oleh guru. Konsep diri siswa berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melakukan suatu keterampilan. Konsep diri mempengaruhi daya tangkap siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. Siswa dengan konsep diri positif cenderung memiliki motivasi yang lebih besar dan menyerap pelajaran dengan lebih baik sehingga mereka akan lebih mengikuti pelajaran yang diberikan. Sebaliknya siswa yang memilki konsep diri negatif cenderung kurang memperhatikan pada pelajaran yang diberikan seiring dengan rendahnya motivasi yang mereka miliki dan ini merupakan salah satu hambatan dalam mempelajari sebuah keterampilan.

Dari paparan di atas, maka seorang guru sangat perlu memperhatikan konsep diri yang dimiliki siswa sebelum melakukan proses belajar mengajar dengan cara memberikan tes awal untuk tahu kemampuan siswa. Hal ini untuk mengetahui sampai dimana kemampuan siswa memahami suatu pembelajaran dan


(25)

guru dapat memilih model yang sesuai untuk diberikan kepada siswa. Sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

3. Pengaruh Model Pembelajaran dan Konsep Diri Siswa Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab.

Model pembelajaran dan konsep diri siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang memilki konsep diri positif yang diajar dengan model learning cycle dan model ekspositori memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki konsep diri negatif yang diajar dengan model yang sama.

Siswa dengan konsep diri positif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajarkan dengan model learning cycle. Sebaliknya, siswa dengan konsep diri negatif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajarkan dengan model ekspostori. Hal ini disebabkan karena siswa yang memilki konsep diri negatif memerlukan pembelajaran dengan benar-benar memahami prosedur dan latihan berulang-ulang

Pemilihan dan penerapan model pembelajaran untuk pembelajaran Bahasa Arab perlu melihat dan merujuk pada konsep diri siswa agar model yang diberikan benar-benar efektif dan efisien. Guru dapat menerapkan model learning cycle pada siswa yang memiliki konsep diri positif dengan pertimbangan antara


(26)

siswa untuk berani menunjukan kemampuannya lewat keterampilan yang telah dipelajarinya dengan obyek yang telah ditunjukan secara langsung.

Sebaliknya, guru dapat menerapkan model ekspositori pada siswa yang memiliki konsep diri negatif dengan pertimbangan antara lain: (a) siswa perlu diberikan kegiatan praktek yang dapat mendukung kognitif yang sudah ada pada siswa (b) Dalam proses pembelajaran yang terpusat pada guru siswa melakukan apa yang telah diajarkan gurunya (c) Siswa lebih banyak menguasai pada hal yang berhubungan dengan kognitif karna guru memberikan banyak hafalan (d ) Siswa dengan konsep diri negatif biasanya lebih lambat dalam mempelajari hal yang bersifat praktik karna kemungkinan rasa takut akan kesalahan dalam melakukan praktik. Seiring dengan hal ini maka model ekspositori dapat membantu siswa untuk lebih menguasai Bahasa Arab dimulai dengan yang sederhana hingga yang kompleks.

Dengan memperhatikan pengaruh antara model pembelajaran dan konsep diri siswa, guru dapat mempertimbangkan suatu bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.

C. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal berikut:

1. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Arab kelas VIII MTs Ar-Raudhatul Hasanah Medan perlu menggunakan model learning cycle untuk meningkatkan motivasi dan prestasi hasil belajar siswa .


(27)

2. Bagi peneliti lain perlu menggunakan model learning cycle untuk meningkatkan aspek lain dari proses pembelajaran, misalnya aktivitas belajar siswa, keterampilan bahasa.

3. Penerapan model learning cycle memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan penerapan model pembelajran ekspositori, sehingga peneliti, guru harus mempersiapkan diri lebih baik.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arifin, Z. 1988. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur.Bandung :

Rosdakarya

Ahmadi, A dan Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Aekasarai, Konsep Diri, Perkembangan Dan Pengaruhnya Terhadap Pencapaian Akademik Siswa, Serta Upaya Pembentukan Konsep Diri Berbasis Aktivitas Pembelajaran, (Online),

(http;//aekasari.multiply.com/journal/item/28, diakses 16 Januari 2009) Calhoun, J.F,. dan Acocella, O.R.., 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian Dan

Hubungan Kemanusiaan. (Penerjemah: Satmoko, R.s). Semarang: IKIP Semarang

Dahar, R.W 1989. Teori-Teori Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Depag, 2007. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) Serta Model Pengembangan Silabus Bahasa a Arab MadrasahTsanawiyah. Jakarta: Depag RI

Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. (2006). Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Dasna, I.W. dan Fajaroh, F., Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar

(learning cycle), (Online),

(http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/, diakses 22 Januari 2009)

Gagne, R.M. 1985. The condition of learning, New York: Holt, Rinehart and Wiston Gagne, R.M. 1987. Instruksional Technology. New Jersey : Lowrence Erlbeum Associates, Publisher.

Gall, D.M dan Borg, R.W. 1983. Educational Research An Introduction (Fourth Edition). Longman : New York

Joyce, B., dan Weil, M. 1996. Models of Teaching (Fifth Edition). America : Allan and Bacon.

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya


(29)

Marlina, E. 2007. Penerapan Model Sikluis Belajar (Learning Cycle) Dalam Pembelajaran Menulis Berita Di Kelas VIII SMPN 3 Bandung. Skripsi Tidak diterbitkan. Bandung: UPI Bandung

Pudjijogyanti, R.C. 1993. Konsep Diri Dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan

Rini, J. F. Konsep Diri (Online), http;//www.e psikologi.com/dewasa/160502.htm, diakses 16 Januari 2009)

Romizowski, A.J.1981. Designing Instruction System: Decision Making in course Planning and Curiculum Design. London: Kogen Page

Reigeluth, MC. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. New Jersey: Lowrence Erlbaum Associates.

.

Roestiyah, N.K. 1988. Model Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Reneka Cipta.

.

Sanjaya, W. 2006. Model Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudijono, A. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. 1971. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soebagio, dkk. 2000. Penggunaan Siklus Belajar dan Peta Konsep untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Konsep Larutan Asam Basa. PPGSM

Uno, Hamzah. B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakrta: Bumi Aksara

Walbert, D. The Learning Cycle, (Online) http;//www.learnnc.org/lp/pages/663, diakses 16 Januari 2009)

Winataputra, U.S., 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-PPAI-UT Woolfolk, A.E., 1989. Educational Psychology (Fouth Edition). Eglewood Cliffs: NJ Yusuf, T. Dan Anwar, S. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa a Arab.


(1)

dengan tetap memberikan arahan guna mengembangkan keterampilannya. Dibandingkan dengan model ekspositori dimana guru lebih dominan dibandingkan murid yang cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.

Ini dikarenakan model learning cycle mengharuskan siswa untuk mampu berperan aktif dalam pembelajaran bahasa Arab sehingga mampu mengaplikasikan konsep bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari.

2. Konsep Diri Siswa terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa siswa yang memiliki konsep diri positif memperoleh hasil belajar Bahasa Arab yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki konsep diri negatif. Konsep diri merupakan faktor intern yang harus diperhatikan oleh guru. Konsep diri siswa berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melakukan suatu keterampilan. Konsep diri mempengaruhi daya tangkap siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. Siswa dengan konsep diri positif cenderung memiliki motivasi yang lebih besar dan menyerap pelajaran dengan lebih baik sehingga mereka akan lebih mengikuti pelajaran yang diberikan. Sebaliknya siswa yang memilki konsep diri negatif cenderung kurang memperhatikan pada pelajaran yang diberikan seiring dengan rendahnya motivasi yang mereka miliki dan ini merupakan salah satu hambatan dalam mempelajari sebuah keterampilan.

Dari paparan di atas, maka seorang guru sangat perlu memperhatikan konsep diri yang dimiliki siswa sebelum melakukan proses belajar mengajar dengan cara memberikan tes awal untuk tahu kemampuan siswa. Hal ini untuk mengetahui sampai dimana kemampuan siswa memahami suatu pembelajaran dan


(2)

guru dapat memilih model yang sesuai untuk diberikan kepada siswa. Sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

3. Pengaruh Model Pembelajaran dan Konsep Diri Siswa Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab.

Model pembelajaran dan konsep diri siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang memilki konsep diri positif yang diajar dengan model learning cycle dan model ekspositori memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki konsep diri negatif yang diajar dengan model yang sama.

Siswa dengan konsep diri positif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajarkan dengan model learning cycle. Sebaliknya, siswa dengan konsep diri negatif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajarkan dengan model ekspostori. Hal ini disebabkan karena siswa yang memilki konsep diri negatif memerlukan pembelajaran dengan benar-benar memahami prosedur dan latihan berulang-ulang

Pemilihan dan penerapan model pembelajaran untuk pembelajaran Bahasa Arab perlu melihat dan merujuk pada konsep diri siswa agar model yang diberikan benar-benar efektif dan efisien. Guru dapat menerapkan model learning cycle pada siswa yang memiliki konsep diri positif dengan pertimbangan antara lain: (a) siswa akan lebih mengenali peralatan dan bahan beserta fungsinya karna obyek ditunjukan secara langsung (b) siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan ketermpilannya (c) Terjalin hubungan antara siswa dan murid yang lebih interaktif (d) Model learning cycle mengarahkan dan mengharuskan


(3)

siswa untuk berani menunjukan kemampuannya lewat keterampilan yang telah dipelajarinya dengan obyek yang telah ditunjukan secara langsung.

Sebaliknya, guru dapat menerapkan model ekspositori pada siswa yang memiliki konsep diri negatif dengan pertimbangan antara lain: (a) siswa perlu diberikan kegiatan praktek yang dapat mendukung kognitif yang sudah ada pada siswa (b) Dalam proses pembelajaran yang terpusat pada guru siswa melakukan apa yang telah diajarkan gurunya (c) Siswa lebih banyak menguasai pada hal yang berhubungan dengan kognitif karna guru memberikan banyak hafalan (d ) Siswa dengan konsep diri negatif biasanya lebih lambat dalam mempelajari hal yang bersifat praktik karna kemungkinan rasa takut akan kesalahan dalam melakukan praktik. Seiring dengan hal ini maka model ekspositori dapat membantu siswa untuk lebih menguasai Bahasa Arab dimulai dengan yang sederhana hingga yang kompleks.

Dengan memperhatikan pengaruh antara model pembelajaran dan konsep diri siswa, guru dapat mempertimbangkan suatu bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.

C. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal berikut:

1. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Arab kelas VIII MTs Ar-Raudhatul Hasanah Medan perlu menggunakan model learning cycle untuk meningkatkan motivasi dan prestasi hasil belajar siswa .


(4)

2. Bagi peneliti lain perlu menggunakan model learning cycle untuk meningkatkan aspek lain dari proses pembelajaran, misalnya aktivitas belajar siswa, keterampilan bahasa.

3. Penerapan model learning cycle memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan penerapan model pembelajran ekspositori, sehingga peneliti, guru harus mempersiapkan diri lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arifin, Z. 1988. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur.Bandung :

Rosdakarya

Ahmadi, A dan Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Aekasarai, Konsep Diri, Perkembangan Dan Pengaruhnya Terhadap Pencapaian Akademik Siswa, Serta Upaya Pembentukan Konsep Diri Berbasis Aktivitas Pembelajaran, (Online),

(http;//aekasari.multiply.com/journal/item/28, diakses 16 Januari 2009) Calhoun, J.F,. dan Acocella, O.R.., 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian Dan

Hubungan Kemanusiaan. (Penerjemah: Satmoko, R.s). Semarang: IKIP Semarang

Dahar, R.W 1989. Teori-Teori Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Depag, 2007. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) Serta Model Pengembangan Silabus Bahasa a Arab MadrasahTsanawiyah. Jakarta: Depag RI

Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. (2006). Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Dasna, I.W. dan Fajaroh, F., Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar

(learning cycle), (Online),

(http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/, diakses 22 Januari 2009)

Gagne, R.M. 1985. The condition of learning, New York: Holt, Rinehart and Wiston Gagne, R.M. 1987. Instruksional Technology. New Jersey : Lowrence Erlbeum Associates, Publisher.

Gall, D.M dan Borg, R.W. 1983. Educational Research An Introduction (Fourth Edition). Longman : New York

Joyce, B., dan Weil, M. 1996. Models of Teaching (Fifth Edition). America : Allan and Bacon.


(6)

Marlina, E. 2007. Penerapan Model Sikluis Belajar (Learning Cycle) Dalam Pembelajaran Menulis Berita Di Kelas VIII SMPN 3 Bandung. Skripsi Tidak diterbitkan. Bandung: UPI Bandung

Pudjijogyanti, R.C. 1993. Konsep Diri Dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan

Rini, J. F. Konsep Diri (Online), http;//www.e psikologi.com/dewasa/160502.htm, diakses 16 Januari 2009)

Romizowski, A.J.1981. Designing Instruction System: Decision Making in course Planning and Curiculum Design. London: Kogen Page

Reigeluth, MC. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. New Jersey: Lowrence Erlbaum Associates.

.

Roestiyah, N.K. 1988. Model Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Reneka Cipta.

.

Sanjaya, W. 2006. Model Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudijono, A. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. 1971. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soebagio, dkk. 2000. Penggunaan Siklus Belajar dan Peta Konsep untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Konsep Larutan Asam Basa. PPGSM

Uno, Hamzah. B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakrta: Bumi Aksara

Walbert, D. The Learning Cycle, (Online) http;//www.learnnc.org/lp/pages/663, diakses 16 Januari 2009)

Winataputra, U.S., 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-PPAI-UT Woolfolk, A.E., 1989. Educational Psychology (Fouth Edition). Eglewood Cliffs: NJ Yusuf, T. Dan Anwar, S. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa a Arab.

Jakarta: Hidakarya Agung .

Yusa, A. A. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Perhitungan Kekuatan Konstruksi Bangunan Sederhana Melalui Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle), (Online), (http: //puslit.petra.ac.id/journals.interior/, diakses 20 Januari 2009)