PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FIQIH MTS AR-RAUDHATUL HASANAH MEDAN.
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
LELY TRIASTUTI. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Persepsi Siswa Terhadap Hasil Belajar Fiqih MTs Ar-Raudhatul Hasanah. Tesis : Pascasarjana UNIMED, 2013
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan hasil belajar fiqih siswa yang diajar dengan strategi demonstrasi dan strategi ekspositori (2) Mengetahui perbedaan hasil belajar fiqih antara siswa yang mempunyai perseopsi positif dan siswa yang mempunyai persepsi negatif (3) Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan persepsi siswa terhadap hasil belajar fiqih.
Penelitian ini dilaksanakan di pesantren Ar Raudhatul hasanah Paya bundung Medan semester genap tahun ajaran 2008/2009 populasi penelitian berjumlah 195 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling sejumlah 68 orang yang terdiri dari siswa kelas VII B sejumlah 34 orang untuk strategi demostrasi dan siswa VII D sejumlah 34 orang untuk strategi ekspositori. Tes persepsi siswa dilakukan untuk mengelompokan siswa atas persepsi positif dan persepsi negatif. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimen dengan Desain Faktorial 2x2. Uji statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan dilanjutkan dengan statistik inferensial ANAVA dua jalur dengan taraf signifikansi a : 0,05 yang sebelumnya dilakukan uji analisis berupa uji normalitas dan homogenitas.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Hasil belajar fiqih siswa diajarkan dengan strategi pembelajaran demonstrasi lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori, dimana Fhitung (5,285) > Ftabel (3,96) pada taraf signifikansi = 0,05;
(2) siswa yang memiliki persepsi positif memperoleh hasil belajar fikih yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki persepsi negatif, dengan Fhitung (7.073) > Ftabel (3,96) pada taraf
signifikansi = 0,05; (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan persepsi siswa terhadap hasil belajar fikih, dengan Fhitung (23,264) > Ftabel (3,96) pada taraf signifikansi =
0,05;.Hipotesis ini menunjukan bahwa strategi demontrasi lebih baik daripada strategi ekspositori dalam meningkatkan hasil belajar fikih, dan siswa yang memiliki persepsi positif akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki persepsi negatif. Strategi ekspositori akan memberikan hasil belajar yang lebih baik apabila diajarkan pada siswa yang memiliki persepsi negatif.
(6)
ABSTRACT
LELY TRIASTUTI. The Effect of Instructional Strategy and Perception of the Students in the Subject of Fiqih on the Learning Achievement. Thesis, Medan: Postgraduate UNIMED, 2013
This Study aims to : (1) know the difference in the learning achievement of fiqih between those students who are tough by demonstration strategy and by expository strategy (2) know the difference in learning achievement of fiqih between those students who have positive perception and those with negative perception (3) know the interaction between the learning strategy and perception of the students to the learning achievement of fiqih.
The study was conducted at Pesantren Ar Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan in fall semester within academic year of 2008/2009. The population consisted of 195 students. The sampling was taken by cluster random sampling of 68 students consisting of 34 students of VIIB class for demonstration strategy and of 34 students of VII-D class for expository strategy. The perception test of the students was carried out to classify the students into positive and negative perceptions. The method of study included Quasi experiment with 2x2 factorial design. The statistical test included a descriptive analysis for presentation of the data and followed by inferential statistic test of two-tailed ANAVA in significance level of (0.05) previously analyzed for normality and reliability tests.
The result of the study showed : (1) the learning achievement of fiqih tough by demonstration strategy was higher than that of the students tough by expository strategy in which F-count (5.285) > Ftable (3.96) in significance level of (0.05), (2) the students who have
positive perception obtained the higher learning achievement of fiqih than those of negative perception in which F-count (7.073) > Ftable (3.96) in significance level of (0.05) ; (3) there was
an interaction between the learning strategy and perception of the students to the learning achievement of fiqih in which F-count (23.64) > Ftable (3.96) in significance level of (0.05). The
hypothesis showed that the demonstration strategy is better than the expository one in improving the learning achievement of fiqih and the students with positive perception will obtain the better learning achievement than those with negative perception. The expository strategy will result in better learning achievement if it is applied for those students with negative perception.
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………. i
ABSTRACT ……….. ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Identifikasi Masalah ……… 6
C. Pembatasan Masalah ……… 7
D. Perumusan Masalah ……… 7
E. Tujuan Penelitian ………. 7
F. Manfaat Penelitian ……… 8
BAB II: KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ………. 9
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Fiqih ……… 9
a. Hakikat Belajar ……… 9
b. Hakikat Hasil Belajar Fiqih ………. 11
2. Hakikat Strategi Pembelajaran ………... 13
a. Strategi Pembelajaran Demonstrasi ……… 15
b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ……….. 20
3. Hakikat Persepsi Siswa Pada Pelajaran Fiqih ……… 27
B. Penelitian Yang Relevan ………. 33
C. Kerangka Berpikir ……….... 33
1. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang diajar Dengan Strategi Demonstrasi dengan Strategi Ekspositori …….. ... 33
(8)
ii
Persepsi Positif dengan Yang Mempunyai Persepsi
Negatif……... ... 34
3. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Persepsi Siswa Pada Pelajaran Fiqih Terhadap Hasil Belajar………... 35
D. Pengajuan Hipotesis………...……….. 37
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 38
B. Populasi dan Sampel ……… 38
C. Metode dan Rancangan Penelitian ……….. 39
D. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian …….. 40
E. Pengontrolan Perlakuan ………...42
F. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan ……….44
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian……….. 46
H. Teknik Analisis Data ………52
BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ………. 54
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 64
C. Pengujian Hipotesis ...68
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... . 73
E. Keterbatasan Penelitian ... 80
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81
B. Implikasi ... 82
C. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ……….... 87
Lampiran ... 90
(9)
DAFTAR TABEL
1. Perbedaan Strategi Pembelajaran demonstrasi dan strategi
ekspositori 26
2. Jumlah siswa kelas VII MTs Arraudhatul Hasanah 38
3. Desain eksperimen faktorial 2x2 40
4. Kisi-kisi instrumen hasil belajar fikih ... 47
5. Kisi-kisi instrumen persepsi ... 48
6. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Fikih Setelah uji Coba ... 49
7. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Setelah Uji Coba... 50
8. Distribusi frekuensi hasil belajar fikih siswa kelompok demonstrasi... 54
9. Distribusi frekuensi hasil belajar fikih siswa kelompok ekspositori... 55
10. Distribusi frekuensi hasil belajar fikih siswa yang memiliki persepsi positif... 57
11. Distribusi frekuensi hasil belajar fikih siswa yang memiliki persepsi negatif...58
12. Distribusi frekuensi hasil belajar fikih siswa dengan strategi pembelajaran demonstrasi yang memiliki persepsi positif... ... 59
13. Distribusi frekuensi hasil belajar fikih siswa dengan strategi pembelajaran Demonstrasi yang memiliki persepsi negatif... ... 61
14. Distribusi frekuensi hasil belajar fikih siswa dengan strategi pembelajaran ekspositori yang memiliki persepsi Positif... ...62
15. Distribusi frekuensi hasil belajar fikih siswa dengan strategi pembelajaran ekspositori yang memiliki persepsi Negatif...64
16. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas... 66
17. Uji F untuk Strategi Demonstrasi dan Ekspositori ... 67
18. Uji F untuk Persepsi Positif dan Negatif... ... 67
19. Uji Barlet untuk Strategi dan Persepsi... ... 67
20. Uji ANAVA 2 x 2 ... 68
(10)
iv
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Strategi Demonstrasi ... 20
2. Bagan Strategi Ekspositori ... 26
3. Histogram Hasil Belajar Fikih dengan Menggunakan Strategi Demonstrasi ... 55
4. Histogram Hasil Belajar Fikih Siswa Kelompok Ekspositori ... 56
5. Histogram Hasil Belajar Fikih Siswa Yang Memiliki Persepsi Positif ... 57
6. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Persepsi Negatif ... 58
7. Histogram Hasil Belajar Fikih Siswa dengan Strategi Pembelajaran Demonstrasi Yang Memiliki Persepsi Positif ... 59
8. Histogram Hasil Belajar Fikih Siswa Yang Memiliki Persepsi Negatif Untuk Strategi Demonstrasi... 61
9. Histogram Hasil Belajar Fikih Siswa dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Yang Memiliki Persepsi Positif... 62
10. Histogram Hasil Belajar Fikih Siswa dengan Strategi Pembelajaran Ekspositorii Yang Memiliki Persepsi Negatif... 64
11. Pola Garis Interaksi Antara Strategu Pembelajaran dan Persepsi Siswa Terhadap Hasil Belajar Fikih ... 70
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk Strategi Demonstrasi ... 90
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk Strategi Ekspositori.. ... ... 106
3. Instrumen Tes Hasil Beljar Fikih ... 120
4. Analisis Butir Ujicoba Instrumen Tes Belajar Fikih ... 125
5. Intstrumen Angket Persepsi Siswa ... .148
6. Analisis Tes Angket Persepsi Siswa ...150
7. Analisis Hasil Penelitian ...160
8. Deskripsi Data Penelitian ... 168
9. Uji Prasyarat ... 185
10. ANAVA Faktorial 2x2 ... 198
11. Uji Lanjutan dengan Uji Tuckey ... 201
(12)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan senantiasa dapat mengembangkan dan menyempurnakan penguasaan terhadap berbagai kompetensi di bidang keguruan yang kian terus berkembang. dalam hal ini salah satunya adalah mengembangkan dan memepergunakan strategi mengajar sehingga belajar menjadi lebih bervariasi, efektif dan efisien.
Sering didengar bahwa mengajar adalah suatu seni. Pendapat semacam ini dapat diterima karena memang seorang guru yang sedang melakukan proses belajar mengajar harus dapat membangkitkan minat pada muridnya, guru harus berusaha bagaimana agar murid tertarik pada pelajaran yang sedang disajikan. Ini berarti bahwa mungkin sekali pada saat mengajarkan bahan pelajaran tidak digunakan satu strategi mengajar saja, mungkin dua atau tiga strategi digunakan, dengan menerapkan beberapa strategi mengajar yang bervariasi dapat mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat belajar siswa. Minat belajar siswa harus selalu dipupuk dan dibangkitkan dan dalam hal ini hanya mungkin jika guru menggunakan strategi yang tepat (Djajadisastra, 1982).
Dalam kehidupan orang muslim sehari-hari, khususnya yang menyangkut hubungan antar manusia ke manusia (hablumminannas) atau manusia pada Tuhan (hablumminallah), fiqih mempunyai peranan yang sangat penting, siswa dituntut harus mampu menguasai pelajaran fiqih, karena hal-hal yang menyangkut ibadah, bersuci, jenazah, zakat, haji, muamalat (jual beli), waris, pernikahan, pidana,
(13)
pemerintahan, hukuman, makanan dan penyembelihan tidak bisa lepas dari fiqih dan hal-hal tersebut, karena sangat erat dalam kehidupan sehari-hari. Fiqih merupakan mata pelajaran yang melatih siswa untuk lebih aplikatif dan bukan sekedar tahu akan teori saja, karna nantinya diharapakan siswa akan dapat berguna untuk masyarakatnya. Dalam masyarakat moderen seperti saat ini jarang sekali dijumpai orang yang ahli dalam jenazah, bahkan orang-orang yang terdidik (mahir dalam ilmu agama) sekalipun kurang menguasai tentang mengurus mayit (jenazah) sehingga peneliti sering menjumpai orang tua yang sudah renta dan sudah sulit berjalan masih juga disuruh oleh masyarakat setempat untuk mengurus sesuatu yang berhubungan dengan jenazah, peristiwa ini terjadi karena langkanya orang yang terampil dalam hal jenazah. Disinilah peranan seorang guru fiqih sangat diharapkan agar dalam proses belajar mengajar khususnya yang menyangkut masalah jenazah siswa mampu melaksanakan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak hanya membekali siswa dengan dalil-dalil, teori-teori tetapi juga dibarengi dengan praktek.
Di dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, tentu saja seorang guru selalu ingin agar ia berhasil dalam mengajar. Semua ilmu, pengetahuan, kecakapan, keterampilan yang diajarkan pada muridnya diharapkan dapat diterima, dicamkan, diingat oleh murid-muridnya. Murid-murid bukanlah sehelai kertas putih yang dapat ditulisi semau penulis atau seperti sebuah botol kosong yang dapat diisi air sekehendak pengisi. Mengajarkan suatu bahan pelajaran yang baik meminta dari suatu usaha memerlukan pengorganisasian yang matang dari semua komponen dalam suatu situasi mengajar. Komponen-komponen itu antara lain: tujuan, materi, strategi, perlengkapan pelajaran dan evaluasi. Dalam seluruh kegiatan mengajar komponen strategi memainkan peranan yang sangat penting.
(14)
3
Tanpa strategi mengajar yang tepat maka seluruh proses dan hasil belajar akan sia-sia (Djajadisastra, 1981). Guru harus membuat siswa lebih interaktif dengan cara merubah strategi mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Pengetahuan tentang strategi-strategi pembelajaran sangat diperlukan para pendidik. Dengan pemilihan strategi yang tepat maka belajar akan berhasil, dan strategi mengajar merupakan suatu tehnik penyampaian bahan pelajaran kepada murid. Ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, elektif dan dapat dicerna anak dengan baik. Demikian pula halnya bagi guru fiqih yang ingin berhasil dalam menjalankan mission-sacreenya (tugas sucinya) sebagai pendidik agama ia harus mengetahui cara-cara mendidik, yakni dapat memilih materi yang cocok dengan murid yang dihadapi dan pandai pula memilih strategi yang tepat.
Demikian halnya kondisi yang terjadi pada pembelajaran MTs Ar-raudhotul Hasanah Medan selama ini, guru kurang menggunakan strategi yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selama ini guru dalam proses pembelajaran fiqih mengawali pembelajaran dengan memberikan kosakata bahasa Arab di papan tulis yang kemudian murid menuliskan apa yang telah guru tuliskan, diteruskan dengan cara guru memberi penjelasan dan murid mendengarkan setelah sebelumnya murid diperintahkan untuk membaca apa yang ada di buku yang sedang dipelajari, dan pembelajaran diakhiri dengan tanya jawab singkat. Sementara kenyataan yang terjadi fiqih sebagai mata pelajaran yang dalam beberapa materi tertentu seperti wudhu, sholat, haji, dan materi fardhu kifayah (jenazah) semestinya dipraktekan, dimana pembelajaran ini tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga pada afektif dan psikomotorik
(15)
Pada abad ke 20 strategi pengajaran yang ada dipesantren berangsur-angsur diperbaiki menuju pendidikan nasional. Pengajaran lebih bersifat struktural dengan mengikuti pendidikan jenjang sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah tinggi. Pada saat sekarang ini telah banyak MTs yang kurikulumnya memadukan antara ilmu agama dan ilmu umum. MTs modren banyak kita temukan di sumatera di antaranya adalah Ar-Raudhatul Hasanah yang tujuan pendidikannya adalah pembentukan sumber daya manusia yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas, dan beramal ikhlas yang berkhidmat (mengabdi) kepada masyarakat.
Perkembangan dan kemajuan pendidikan ditandai pencapaian prestasi disegala bidang kehidupan satu hal yang tidak bisa kita lupakan dan harus disadari adalah pentingnya pendidikan agama khususnya fiqih, dimana fiqih sangat berkaitan dengan kehidupan seorang muslim yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan tuhan.. Prinsip-prinsip konsep Islam mewujudkan nilai-nilai moral, dimana agama sebagai landasan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kenyataan yang terjadi di MTs Ar-raudhatul Hasanah Medan adalah siswa sering menganggap fiqih mata pelajaran rumit dan cukup mengisi apa yang ada dalam kognitif saja, mereka beranggapan mata pelajaran fiqih cukup dengan memenuhi apa yang ada pada kognitif saja. Tanpa menyadari nantinya mata pelajaran ini akan sangat berguna bagi mereka. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi, di antaranya adalah faktor yang terdapat dalam diri siswa, yaitu persepsi siswa pada pelajaran fiqih, persepsi yang dimiliki siswa cenderung negatif dan persepsi ini timbul biasanya dikarenakan perhatian siswa yang kurang terhadap fiqih khususnya yang menyangkut masalah jenazah karena
(16)
5
dalam proses mereka belajar guru lebih sering mengisi apa yang ada dalam kognitif dan murid kurang mengetahui akan pentingnya sebuah aplikasi, padahal dalam mata pelajaran fiqih nantinya menuntut sebuah aplikasi yang dilakukan siswa pada kehidupannya sehari-hari yang perlahan persepsi negatif akan menjadikan siswa kurang kompeten pada mata pelajaran fiqih yang pada akhirnya siswa memiliki hasil belajar fiqih yang rendah.
Seperti halnya yang terjadi di MTs Ar-Raudhatul Hasanah Medan, berdasarkan perolehan nilai ujian fiqih dari LITBANG (Penelitian dan Pengembangan) masih kurang memuaskan, karena nilai rata-rata untuk materi fiqih UAS 2007-2008 pada kelas VII hanya 4,08 sementara Depag menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada pelajaran fiqih seharusnya siswa harus mencapai nilai minimal 7,0.
Dari paparan yang telah disebutkan terlihat rendahnya hasil belajar dalam mata pelajaran fiqih disebabkan oleh strategi pembelajaran yang kurang mendukung terhadap pemahaman siswa, karena terlalu banyak hafalan dan kurang dilengkapi dengan praktek-praktek dilapangan. Siswa kurang memahami dan menerapkan teori-teori yang mereka kuasai dalam masalah-masalah konkrit, sebab titik berat pembelajaran lebih kepada hafalan dan bukan aplikasi, padahal secara teoritis dan praktis dalam pembelajaran harus seimbang, sehingga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat dicapai.
Salah satu yang dapat ditempuh oleh guru dalam memberhasilkan belajar siswa adalah dengan menggunakan beberapa pendekatan, banyak strategi yang dapat digunakan oleh guru yang sesuai dengan karakteristik suatu pembelajaran, karena tidak semua strategy dapat digunakan dalam suatu pembelajaran. Dalam pembelajaran yang membutuhkan praktek maka dapat digunakan strategy yang
(17)
cocok dengan pembelajaran tersebut. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal dan meningkatkan hasil belajara siswa.
B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan gejala-gejala yang diuraikan di atas, maka timbul pertanyaan-pertanyaan yang dapat diidentifikasi antara lain : Mengapa pembelajaran fiqih di MTs kurang memberikan hasil yang memuaskan? Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap hasil belajar Fiqih di MTs? Salah satu faktor penting dalam upaya mewujudkan hasil belajar siswa adalah strategi, strategi apa saja yang telah diterapkan oleh guru dalam pembelajaran Fiqih di Pesanteren? Strategi apakah yang paling efektif untuk pembelajaran Fiqih di MTs?Bagaimanakah persepsi siswa pada pembelajaran fiqih? Bagaimanakah minat belajar siswa pada pembelajaran Fiqih? Bagaimanakah Strategi dan teknik yang diterapkan guru untuk dalam proses pembelajaran fiqih? Apakah strategi demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Apakah hasil belajar Fiqih yang diajarkan dengan strategi demonstrasi lebih meningkatkan hasil belajar siswa dari pada strategi ekspository? Apakah strategi pembelajaran dan persepsi siswa berpengaruh terhadap hasil belajar fiqih?.
Sesungguhnya masih banyak pertanyaan lainnya yang dapat diajukan sehubungan dengan rendahnya hasil belajar siswa seperti faktor-faktor internal dan eksternal siswa. Untuk itu perlu diajukan pembatasan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.
(18)
7 C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor-faktor yang diidentifikasi yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa, maka dari uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, permasalahan penelitian yang dilaksanakan ini dibatasi pada strategi pembelajaran demonstrasi dan strategi ekspositori. Aspek karakteristik siswa dibatasi pada aspek persepsi siswa pada pelajaran fiqih. Hasil belajar dibatasi pada materi jenazah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar fiqih siswa yang diajar dengan strategi demonstrasi lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan strategi ekspositori?
2. Apakah hasil belajar fiqih siswa yang mempunyai persepsi positif lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai persepsi negatif?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan persepsi siswa terhadap hasil belajar fiqih?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh strategi pembelajaran dan persepsi siswa pada pelajaran fiqih terhadap hasil belajar fiqih. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan hasil belajar fiqih antara siswa yang diajar dengan strategi demonstrasi dan strategi ekspositori
(19)
2. Perbedaan hasil belajar fiqih antara siswa yang mempunyai persepsi positif dan siswa yang mempunyai persepsi negatif
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan persepsi siswa terhadap hasil belajar fiqih
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis dan praktis.
1. Secara teorities, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan, khususnya pendidikan mengenai belajar fiqih di MTs, memberikan wawasan tentang strategi pembelajaran demonstrasi dan ekspositori yang sesuai dengan perkembangan anak didik, serta diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan pembelajaran strategi demonstrasi. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa MTs Ar-raudhatul Hasanah terutama memberikan kontribusi pemikiran dan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam Strategi pembelajaran fiqih.
(20)
81 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Hasil belajar fiqih siswa yang diajar dengan strategi demonstrasi lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi ekspositori. Siswa yang diajar dengan menggunakan strategi demonstrasi memperoleh nilai rata-rata hitung
X 20,79 sedangkan siswa yang diajar dengan strategi ekspositori memperoleh nilai rata-rata hitung
X 20,682. Hasil belajar fiqih siswa yang memiliki persepsi positif lebih tinggi dari siswa pesrsepsi negatif. Siswa yang memiliki persepsi positif memperoleh nilai rata-rata hitung
X 20,74 sedangkan siswa yang memiliki persepsi negatif memperoleh nilai rata-rata hitung
X 19,643. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan persepsi siswa terhadap hasil belajar fiqih siswa. Interaksi antara strategi pembelajaran dan persepsi siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar fikih siswa. Hasil belajar fikih siswa yang memiliki persepsi positif yang diajar dengan menggunakan strategi demonstrasi adalah
X 21,5 dan hasil belajar fikih siswa yang memiliki persepsi negatif yang diajar dengan menggunakan strategi demonstrasi adalah
X 18,38 Hasil belajar fikih siswa yang memiliki persepsi positif yang diajar dengan menggunakan strategi ekspositori adalah
X 20,50 dan hasil belajar fikih siswa yang memiliki persepsi(21)
negatif yang diajar dengan menggunakan strategi ekspositori adalah
X 21,74 Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh diketahui bahwa siswa yang memiliki persepsi positif yang diajar dengan strategi demonstrasi memperoleh hasil yang lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan strategi ekspositori. Sebaliknya, siswa dengan persepsi negatif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajar dengan strategi demonstrasi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan strategi ekspositori.B. Implikasi
1. Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fikih
Dalam proses pembelajaran diperlukan suatu pengelolaan yang baik dari guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.Penerapan strategi pembelajaran tidak hanya berhubungan dengan masalah kognitif dan kompetensi seorang guru tetapi bagimana guru dapat merancang suatu pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru tidak hanya berperan sebagai pusat belajar tetapi juga fasilitator guna mendampingi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang dapat diisi oleh seorang guru sekehendak hati,tetapi bagaimana anak didik dapat mengembangkan pengetahuan dan memiliki keterampilan yang dapat dicapai dengan membentuk sebuah pembelajaran yang aktif dan interaktif.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terasa lebih bermakna dan berarti bila guru sebagai fasilitator dapat menggunakan strategi secara benar sehingga siswa tidak merasakan kebosanan dan mereka ingin mengetahui lebih jauh dari apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa telah merasa pelajaran yang sedang
(22)
83
siswa pelajari lebih menarik karena guru telah benar-benar telah menerapkan strategi, maka secara otomatis mereka akan menyenangi pelajaran yang telah diberikan sehingga hasil belajar sisdwa dapat meningkat.
Hasil penelitian membuktikan bahwa siswa yang diajar dengan strategi demonstrasi mendapatkan hasil belajar pengurusan jenazah yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi ekspositori.Perolehan ini dikarenakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi demonstrasi siswa dituntut untuk benar-benar melakukan tindakana aplikatif yaitu berupa keterampilan.Untuk mengoptimalkan keterampilan siswa, seorang guru dapat memberikan stimulus berupa kegiatan langsung dan aplikatif dengan tetap memberikan arahan guna mengembangkan keterampilannya.Dibandingkan dengan strategi ekspositori dimana guru lebih dominan dibandingkan murid yang cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.
Ini dikarenakan strategi demonstrasi mengharuskan siswa untuk mampu mempergunakan peralatan dan bahan dengan berbagai fungsinya dalam pengurusan jenazah, sehingga siswa nantinya siswa lebih mampu untuk menggunakan peralatan dan bahan untuk mengurus jenazah dari apa yang telah dipelajarinya.Dalam pengurusan jenazah yang perlu diperhatikan adalah prosedur sudah dilakukan secara benar dan berurutan, yang mana keterampilan siswa sangat diutamakan, dan jika guru bertujuan memberikan suatu keterampilan dengan menunjukan secara langsung obyeknya maka strategi demonstrasi dapat diterapkan dan dapat dijadikan alternatif oleh guru. Agar strategi demonstrasi ini dapat efektif maka perlu sosialisasi dari guru supaya pembelajaran ini tidak terasa asing di mata siswa dan mereka lebih berani mencoba informasi yang telah diberikan dibarengi dengan peralatan atau bahan yang telah ditunjukan.
(23)
2. Persepsi Siswa Terhadap Hasil Belajar Fikih
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa siswa yang memiliki persepsi positif memperoleh hasil belajar fikih yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki persepsi negatif. Persepsi merupakan faktor intern yang harus diperhatikan oleh guru.Persepsi siswa berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melakukan suatu keterampilan. Persepsi mempengaruhi daya tangkap siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru.Siswa dengan persepsi positif cenderung memiliki motivasi yang lebih besar dan menyerap pelajaran dengan lebih baik sehingga mereka akan lebih mengikuti pelajaran yang diberikan.Sebaliknya siswa yang memilki persepsi negatif cenderung kurang memperhatikan pada pelajaran yang diberikan seiring dengan rendahnya motivasi yang mereka miliki dan ini merupakan salah satu hambatan dalam mempelajari sebuah keterampilan.
Dari paparan di atas,maka seorang guru sangat perlu memperhatikan persepsi yang dimiliki siswa sebelum melakukan proses belajar mengajar dengan cara memberikan tes awal untuk tahu kemampuan siswa.Hal ini untuk mengetahui sampai dimana kemampuan siswa memahami suatu pembelajaran dan guru dapat memilih strategi yang sesuai untuk diberikan kepada siswa. Sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Persepsi bersifat relatif saeorang guru dapat meramalkan dengan lebih baik persepsi dari siswanya untuk pelajaran berikutnya karena guru tersebut telah mengetahui lebih dahulu persepsi yang telah dimiliki siswa dari pelajaran sebelumnya. Masing-masing siswa memiliki persepsi yang berbeda, bagi seorang guru ini berarti bahwa agar dapat diperoleh persepsi yang kurang lebih sama
(24)
85
dengan kelas lain yang telah diberikan materi pelajaran yang serupa maka guru harus menggunakan strategi yang berbeda .
Memberikan siswa pembelajaran yang lebih bervariatif menjadi sangat penting, seperti menggunakan strategi demonstrasi dimana siswa melihat secara langsung obyeknya, ini menjadikan pembelajaran fiqih khususnya menyangkut masalah pengurusan jenazah lebih menarik dan siswa akan merasa tertantang dengan lebih percaya diri untuk mencoba suatu keterampilan yang perlahan ini dapat mngarahkan persepsi siswa menjadi lebih positif.
3. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Persepsi Siswa Terhadap Hasil Belajar Fikih.
Strategi pembelajaran dan persepsi siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang memiliki persepsi positif yang diajar dengan strategi demonstrasi memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki persepsi negatif yang diajar dengan strategi yang sama.
Siswa dengan persepsi positif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajarkan dengan strategi demonstrasi. Sebaliknya, siswa dengan persepsi negatif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajarkan dengan strategi ekspostori. Hal ini disebabkan karena siswa yang memilki persepsi negatif memerlukan pembelajaran dengan benar-benar memahami prosedur dan latihan berulang-ulang
Pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran untuk pembelajaran fikih perlu melihat dan merujuk pada persepsi siswa agar strategi yang diberikan benar-benar efektif dan efisien. Guru dapat menerapkan strategi demonstrasi pada siswa
(25)
yang memiliki persepsi positif dengan pertimbangan antara lain: (a) siswa akan lebih mengenali peralatan dan bahan beserta fungsinya karna obyek ditunjukan secara langsung (b) siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan keterampilannya (c) Terjalin hubungan antara guru dan murid yang lebih interaktif (d) Strategi demonstrasi mengarahkan dan mengharuskan siswa untuk berani menunjukan kemampuannya lewat keterampilan yang telah dipelajarinya dengan obyek yang telah ditunjukan secara langsung.
Sebaliknya, guru dapat menerapkan strategi ekspositori pada siswa yang memiliki persepsi negatif dengan pertimbangan antara lain: (a) siswa perlu diberikan kegiatan praktek yang dapat mendukung kognitif yang sudah ada pada siswa (b) Dalam proses pembelajaran yang terpusat pada guru siswa melakukan apa yang telah diajarkan gurunya (c) Siswa lebih banyak menguasai pada hal yang berhubungan dengan kognitif karna guru memberikan banyak hafalan (d ) Siswa dengan persepsi negatif biasanya lebih lambat dalam mempelajari hal yang bersifat praktik karna kemungkinan rasa takut akan kesalahan dalam melakukan praktik. Seiring dengan hal ini maka strategi ekspositori dapat membantu siswa untuk lebih menguasai fikih dimulai dengan yang sederhana hingga yang kompleks.
Dengan memperhatikan pengaruh antara strategi pembelajaran dan persepsi siswa, guru dapat mempertimbangkan suatu bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.
C. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal berikut:
(26)
87
1. Agar pembelajaran ini lebih efektif maka guru dituntut untuk bisa dan menguasai keterampilan khususnya yang menyangkut pengurusan jenazah, dan supaya strategi ini lebih efektif dan tersosialisasi maka perlu adanya suatu pelatihan.
2. Untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran, guru disarankan untuk mempertimbangkan tujuan, materi, kondisi dan karateristik siswa. Pemilihan Strategi pembelajaran sangat perlu diperhatikan, pembelajaran fikih tidak terlepas dari tujuannya yaitu bagaimana siswa mampu mengaplikasikan fikih yang bersifat amaliyah yang telah dipelajarinya 3. Lain lubuk lain ikannya, begitu juga dengan siswa, persepsi yang ada pada
siswa berbeda-beda ada yang positif dan ada pula yang negatif. Dengan melihat kondisi ini guru dapat menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan persepsi siswa, persepsi positif yang diajar dengan strategi demonstrasi memperoleh hasil yang lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan strategi ekspositori sehingga untuk para guru disarankan untuk menggunakan strategi demonstrasi untuk siswa yang memilki persepsi positif, sebaliknya siswa dengan persepsi negatif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajar dengan strategi ekspositori.
4. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya para peneliti tersebut dapat melanjutkan peneleti pasca penelitian ini. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi dunia pendidikan dunia khususnya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas.
(1)
82
negatif yang diajar dengan menggunakan strategi ekspositori adalah
X 21,74 Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh diketahui bahwa siswa yang memiliki persepsi positif yang diajar dengan strategi demonstrasi memperoleh hasil yang lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan strategi ekspositori. Sebaliknya, siswa dengan persepsi negatif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajar dengan strategi demonstrasi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan strategi ekspositori.
B. Implikasi
1. Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fikih
Dalam proses pembelajaran diperlukan suatu pengelolaan yang baik dari guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.Penerapan strategi pembelajaran tidak hanya berhubungan dengan masalah kognitif dan kompetensi seorang guru tetapi bagimana guru dapat merancang suatu pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru tidak hanya berperan sebagai pusat belajar tetapi juga fasilitator guna mendampingi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang dapat diisi oleh seorang guru sekehendak hati,tetapi bagaimana anak didik dapat mengembangkan pengetahuan dan memiliki keterampilan yang dapat dicapai dengan membentuk sebuah pembelajaran yang aktif dan interaktif.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terasa lebih bermakna dan berarti bila guru sebagai fasilitator dapat menggunakan strategi secara benar sehingga siswa tidak merasakan kebosanan dan mereka ingin mengetahui lebih jauh dari apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa telah merasa pelajaran yang sedang
(2)
83
siswa pelajari lebih menarik karena guru telah benar-benar telah menerapkan strategi, maka secara otomatis mereka akan menyenangi pelajaran yang telah diberikan sehingga hasil belajar sisdwa dapat meningkat.
Hasil penelitian membuktikan bahwa siswa yang diajar dengan strategi demonstrasi mendapatkan hasil belajar pengurusan jenazah yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi ekspositori.Perolehan ini dikarenakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi demonstrasi siswa dituntut untuk benar-benar melakukan tindakana aplikatif yaitu berupa keterampilan.Untuk mengoptimalkan keterampilan siswa, seorang guru dapat memberikan stimulus berupa kegiatan langsung dan aplikatif dengan tetap memberikan arahan guna mengembangkan keterampilannya.Dibandingkan dengan strategi ekspositori dimana guru lebih dominan dibandingkan murid yang cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.
Ini dikarenakan strategi demonstrasi mengharuskan siswa untuk mampu mempergunakan peralatan dan bahan dengan berbagai fungsinya dalam pengurusan jenazah, sehingga siswa nantinya siswa lebih mampu untuk menggunakan peralatan dan bahan untuk mengurus jenazah dari apa yang telah dipelajarinya.Dalam pengurusan jenazah yang perlu diperhatikan adalah prosedur sudah dilakukan secara benar dan berurutan, yang mana keterampilan siswa sangat diutamakan, dan jika guru bertujuan memberikan suatu keterampilan dengan menunjukan secara langsung obyeknya maka strategi demonstrasi dapat diterapkan dan dapat dijadikan alternatif oleh guru. Agar strategi demonstrasi ini dapat efektif maka perlu sosialisasi dari guru supaya pembelajaran ini tidak terasa asing di mata siswa dan mereka lebih berani mencoba informasi yang telah diberikan dibarengi dengan peralatan atau bahan yang telah ditunjukan.
(3)
84
2. Persepsi Siswa Terhadap Hasil Belajar Fikih
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa siswa yang memiliki persepsi positif memperoleh hasil belajar fikih yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki persepsi negatif. Persepsi merupakan faktor intern yang harus diperhatikan oleh guru.Persepsi siswa berhubungan dengan kemampuan siswa dalam melakukan suatu keterampilan. Persepsi mempengaruhi daya tangkap siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru.Siswa dengan persepsi positif cenderung memiliki motivasi yang lebih besar dan menyerap pelajaran dengan lebih baik sehingga mereka akan lebih mengikuti pelajaran yang diberikan.Sebaliknya siswa yang memilki persepsi negatif cenderung kurang memperhatikan pada pelajaran yang diberikan seiring dengan rendahnya motivasi yang mereka miliki dan ini merupakan salah satu hambatan dalam mempelajari sebuah keterampilan.
Dari paparan di atas,maka seorang guru sangat perlu memperhatikan persepsi yang dimiliki siswa sebelum melakukan proses belajar mengajar dengan cara memberikan tes awal untuk tahu kemampuan siswa.Hal ini untuk mengetahui sampai dimana kemampuan siswa memahami suatu pembelajaran dan guru dapat memilih strategi yang sesuai untuk diberikan kepada siswa. Sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Persepsi bersifat relatif saeorang guru dapat meramalkan dengan lebih baik persepsi dari siswanya untuk pelajaran berikutnya karena guru tersebut telah mengetahui lebih dahulu persepsi yang telah dimiliki siswa dari pelajaran sebelumnya. Masing-masing siswa memiliki persepsi yang berbeda, bagi seorang guru ini berarti bahwa agar dapat diperoleh persepsi yang kurang lebih sama
(4)
85
dengan kelas lain yang telah diberikan materi pelajaran yang serupa maka guru harus menggunakan strategi yang berbeda .
Memberikan siswa pembelajaran yang lebih bervariatif menjadi sangat penting, seperti menggunakan strategi demonstrasi dimana siswa melihat secara langsung obyeknya, ini menjadikan pembelajaran fiqih khususnya menyangkut masalah pengurusan jenazah lebih menarik dan siswa akan merasa tertantang dengan lebih percaya diri untuk mencoba suatu keterampilan yang perlahan ini dapat mngarahkan persepsi siswa menjadi lebih positif.
3. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Persepsi Siswa Terhadap Hasil Belajar Fikih.
Strategi pembelajaran dan persepsi siswa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang memiliki persepsi positif yang diajar dengan strategi demonstrasi memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki persepsi negatif yang diajar dengan strategi yang sama.
Siswa dengan persepsi positif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajarkan dengan strategi demonstrasi. Sebaliknya, siswa dengan persepsi negatif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajarkan dengan strategi ekspostori. Hal ini disebabkan karena siswa yang memilki persepsi negatif memerlukan pembelajaran dengan benar-benar memahami prosedur dan latihan berulang-ulang
Pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran untuk pembelajaran fikih perlu melihat dan merujuk pada persepsi siswa agar strategi yang diberikan benar-benar efektif dan efisien. Guru dapat menerapkan strategi demonstrasi pada siswa
(5)
86
yang memiliki persepsi positif dengan pertimbangan antara lain: (a) siswa akan lebih mengenali peralatan dan bahan beserta fungsinya karna obyek ditunjukan secara langsung (b) siswa diberi kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan keterampilannya (c) Terjalin hubungan antara guru dan murid yang lebih interaktif (d) Strategi demonstrasi mengarahkan dan mengharuskan siswa untuk berani menunjukan kemampuannya lewat keterampilan yang telah dipelajarinya dengan obyek yang telah ditunjukan secara langsung.
Sebaliknya, guru dapat menerapkan strategi ekspositori pada siswa yang memiliki persepsi negatif dengan pertimbangan antara lain: (a) siswa perlu diberikan kegiatan praktek yang dapat mendukung kognitif yang sudah ada pada siswa (b) Dalam proses pembelajaran yang terpusat pada guru siswa melakukan apa yang telah diajarkan gurunya (c) Siswa lebih banyak menguasai pada hal yang berhubungan dengan kognitif karna guru memberikan banyak hafalan (d ) Siswa dengan persepsi negatif biasanya lebih lambat dalam mempelajari hal yang bersifat praktik karna kemungkinan rasa takut akan kesalahan dalam melakukan praktik. Seiring dengan hal ini maka strategi ekspositori dapat membantu siswa untuk lebih menguasai fikih dimulai dengan yang sederhana hingga yang kompleks.
Dengan memperhatikan pengaruh antara strategi pembelajaran dan persepsi siswa, guru dapat mempertimbangkan suatu bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.
C. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal berikut:
(6)
87
1. Agar pembelajaran ini lebih efektif maka guru dituntut untuk bisa dan menguasai keterampilan khususnya yang menyangkut pengurusan jenazah, dan supaya strategi ini lebih efektif dan tersosialisasi maka perlu adanya suatu pelatihan.
2. Untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran, guru disarankan untuk mempertimbangkan tujuan, materi, kondisi dan karateristik siswa. Pemilihan Strategi pembelajaran sangat perlu diperhatikan, pembelajaran fikih tidak terlepas dari tujuannya yaitu bagaimana siswa mampu mengaplikasikan fikih yang bersifat amaliyah yang telah dipelajarinya 3. Lain lubuk lain ikannya, begitu juga dengan siswa, persepsi yang ada pada
siswa berbeda-beda ada yang positif dan ada pula yang negatif. Dengan melihat kondisi ini guru dapat menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan persepsi siswa, persepsi positif yang diajar dengan strategi demonstrasi memperoleh hasil yang lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan strategi ekspositori sehingga untuk para guru disarankan untuk menggunakan strategi demonstrasi untuk siswa yang memilki persepsi positif, sebaliknya siswa dengan persepsi negatif memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi bila diajar dengan strategi ekspositori.
4. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya para peneliti tersebut dapat melanjutkan peneleti pasca penelitian ini. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi dunia pendidikan dunia khususnya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas.