PENGARUH PENDIDIKAN KADER DAN MINAT BERORGANISASI TERHADAP KEPEMIMPINAN ANGGOTA DI PERHIMPUNAN MAHASISWA BANDUNG.

(1)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

Sholikhun Musyafa 0800535

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh Sholikhun Musyafa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sholikhun Musyafa 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGARUH PENDIDIKAN KADER DAN MINAT BERORGANISASI TERHADAP KEPEMIMPINAN ANGGOTA DI PERHIMPUNAN MAHASISWA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed NIP. 19550101 198101 1 001

Pembimbing II

Dr. Asep Saepudin, M.Pd NIP. 19700930 200801 1 004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakulta Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Jajat Sudrajat Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH………...... iii

DAFTAR ISI……….... vii

DAFTAR TABEL………...... xi

DAFTAR GAMBAR………...... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………...... xvi

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian………... 9

D. Kegunaan Penelitian………... 10

E. Hipotesis Penelitian………... 11

F. Sistematika Penelitian………... 12

A. Konsep Pendidikan Kader Sebagai Program Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah… 10 1. Pengertian Pendidikan Kader……… 2. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah………. 3. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah………... 4. Ciri-Ciri Pendidikan Luar Sekolah………

a. Tujuan Program………...

b. Waktu Penyelenggaraan………..

c. Isi Kegiatan………..

d. Proses Pembelajaran………

e. Pengendalian Program………

5. Program Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah………. 6. Indikator Pendidikan Kader Sebagai Program Pembelajaran Pendidikan Luar

Sekkolah………

a. Masukan Mentah………

b. Masukan Sarana (instrumental input)………. c. Masukan Lingkungan (Environmental input)……….

10 11 13 14 15 15 15 15 15 16 17 17 17 17


(5)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III PROSEDUR PENELITIAN

……….

g. Pengaruh (impact)………... 18

19 B. Konsep Minat Beroganisasi………..… 24

1. Pengertian Minat………... 2. Pengertian Minat Berorganisasi…….………... 3. Indikator Minat Berorganisasi………... 24 26 27 C. Konsep Kepemimpinan……….… 28

1. Pengertian Pemimpin dan Kepempinan……… 2. Gaya Kepemimpinan………. 3. Kepemimpinan dan Organisasi………... 4. Indikator Kepemimpinan Seseorang di Organisasi………... 28 29 29 31 D. Konsep Learning Society... 32

D. Konsep Organisasi Masyarakat……….… 34

1. Pengertian Organisasi……… 2. Pengertian Organisasi Masyarakat……… 3. Tujuan Organisasi Masyarakat………... 4. Jenis-Jenis Organisasi Masyarakat……… 34 39 40 40 A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian………. 1. Lokasi Penelitian………. 2. Populasi Penelitian……….. 3. Sampel Penelitian……… 43 43 43 43 B. Pendekatan dan Metode Penelitian……… 44

1. Operasional Variabel………... 45

C. Model Penelitian……… 48

D. Teknik Pengumpulan Data……… 49

1. Angket………... 2. Observasi………. 3. Wawancara……….. 4. Study dokumentasi……….. 5. Study Literatur………. 49 49 49 50 50 E. Penyusunan Alat Pengumpulan Data……… 50

1. Penyusun Kisi-kisi Instrumen Penelitian………

2. Penyusunan Angket……….

3. Uji Coba Instrumen……….

50 51 52

F. Prosedur Pengumpulan Data………...

1. Tahap Persiapan………...

2. Tahap Pelaksanaan………..

3. Tahap Pengumpulan Angket………... 53 54 54 55


(6)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV PEMBAHASAN

………..

3. Pengkodean Data………

4. Penskoran Data………...

55 56 H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data………..

1. Perhitungan Kecenderungan Umum Penghitungan Skor………... 2. Uji Normalitas Distribusi frekuensi………

3. Uji Hipotesis………...

56 56 58 59

A. Kondisi Lokasi Penelitian………. 61

1. Letak Keadaan Daerah………..

2. Keadaan Penduduk……….

3. Tingkat Pendidikan……….

4. Mata Pencaharian………...

61 62 63 64 B. Profil Perhimpunan Mahasiswa Bandung……….

1. Sejarah Perhimpunan Mahasiswa Bandung………. 2. Pola Kaderisasi di Perhimpunan Mahasiswa Bandung……… a. Jenis Keanggotaan di Perhimpunan Mahasiswa Bandung………. b. Masa Penerimaan Anggota Baru……… c. Program Pembimbing Anggota……….. 3. Profil Alumni Perhimpunan Mahasiswa Bandung………...

65 65 66 66 67 67 68 C. Statistik Deskriptif Pembahasan Variabel……….

1. Pernyataan Responden Mengenai Pendidikan Kader yang Diselenggarakan di Perhimpunan Mahasiswa

Bandung……….

2. Pernyataan responden Mengenai Minat Berorganisai Anggota

Perhimpunan Mahasiswa Bandung………... 3. Pernyataan Responden Mengenai Kepemimpinan Anggota di

Perhimpunan Mahasiswa Bandung………... 74

74 81 86 D. Uji Validitas dan Realibilitas………. 95

1. Uji Validitas………..

a. Uji Validitas Instrumen Pendidikan Kader (X1)………. b. Uji Validitas Instrumen Minat Berorganisasi (X2)………. c. Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan Anggota (Y)………

2. Uji Realibilitas………..

95 95 97 99 102

E. Uji Asumsi Kalsik……….

1.Uji Normalitas……….

2.Uji Multikolinieritas………

3.Uji Heteroskedastisitas………

4.Uji Autokolerasi………..

103 103 104 105 106


(7)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

……….

c. Pengujian Hipotesis……….

d. Analisis Koefisien Determinasi………... 2. Minat Berorganisasi Berpengaruh Terhadap Kepemimpinan Anggota……

a. Analisis Regresi Linier Sederhana………..

b. Analisis Korelasi……….

c. Pengujian Hipotesis……….

d. Analisis Koefisien Determinasi………... 3. Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi Berpengaruh Terhadap

Kepemimpinan Anggota………

1. Analisis Regresi Simultan………...

2. Korelasi Berganda………...

3. Pengujian Hipotesis Secara Simultan……….. 4. Koefisien Determinasi……….

110 111 112 112 113 114 115 116 116 118 119 120

G. Hasil Penelitian………..

1.Hasil Analisis Pendidikan Kader di Perhimpunan Mahasiswa Bandung…… 2.Hasil Analisis Minat Berorganisasi di Perhimpunan Mahasiswa Bandung… 3.Hasil Analisis Kepemimpinan Anggota di Perhimpuanan

MahasiswaBandung……….

4.Hasil Analisis Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi

terhadap Kepemimpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung….. 121 121 123 125 127

A. Simpulan……… 129

B. Saran 130

Daftar Pustaka……… 131

Lampiran


(8)

1 Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Organisasi Masyarakat merupakan suatu komponen kelompok yang ada di tengah masyarakat, dimana keberadaannya menjadi suatu kelompok yang akan memberikan kontribusi kepada Negara. Hal tersebut dituangkan dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Masyarakat Pasal 1 :

Organisasi Masyarakat adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperanserta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Pada pernyataan awal di atas, dapat kita artikan bahwa keberadaan organisasi masyarakat harus memiliki tujuan yang jelas dan terencana dalam memberikan kontribusi kepada Negara. Jauh sebelum Negara ini merdeka, organisasi masyarakat menjadi penentu dalam menggerakan masa dan juga terlibat dalam perebutan kemerdekaan dan berjuang melawan penjajah. Banyak hal yang dikerjakan dan dilakukan oleh organisasi-organisasi tersebut agar dapat menuju tujuannya yaitu Kemerdekaan Indonesia, baik dengan pendidikan, pergerakan, perdagangan dan lain sebagainya.

Kita mengenal dengan beberapa organisasi masyarakat pada masa perjuangan seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Islam, Muhamadiyah, NU dan organisasi kepemudaan lainnya. Dilain itu juga terdapat partai yang dibentuk sebagai organisasi masyarakat dalam memperjuangkan kemerdekaan pada aspek politik, seperti PNI, Marhaenis dll.

Upaya yang ada di dalamnya tidak akan pernah lepas dari yang namanya Kaderisasi sehingga dapat menciptakan penerus yang sesuai dengan warna, ideologi,


(9)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman, pola yang ada pada organisasi tersebut. Oleh karena itu, pola kaderisasi yang dimiliki oleh tiap organisasi tersebut berbeda dan memiliki keberagaman.

Lalu, pada masa setelah kemerdekaan terdapat dua fase kehidupan organisasi yaitu pada Orde Lama dan Orde Baru. Dimana pada masing-masing fase tersebut banyak hal yang terjadi pada organisasi masyarakat. Tentunya banyak pihak yang menyatakan bahwa pada fase tersebut terutama pada masa Orde Baru, kehidupan organisasi masyarakat yang mewadahi orang untuk berkumpul sesuai kesukaan dan kesamaan dalam berpendapat dan berkarya begitu dikekang.

Akhirnya, pada masa reformasi, kebebasan orang di Indonesia untuk berkumpul, berserikat dan mengekspresikan diri dalam kelompok yang dikenal dengan organisasi masyarakat mulai berkembang. Hal tersebut mulai memunculkan banyak organisasi masyarakat yang beragam dengan beraneka tujuan, jenis, ideologi, agama bahkan ras. Bukan hanya pada organisasi yang baru hadir, organisasi lama pun masih tetap berupaya untuk tetap berkarya pada proses pembangunan nasional di masa sekarang.

Semakin beragamnya jenis organisasi yang ada di masyarakat, dan juga jumlahnya yang banyak, maka perlu dilakukan beragam upaya agar meningkatkan kapasitas setiap organisasi baik dari wadahnya maupun orang yang ada di dalamnya. Sehingga upaya-upaya tersebut menjadi fokus kajian dalam penulisan skripsi ini, dimana menekankan pada Pendidikan Kader yang dilakukan pada setiap organisasi masyarakat.

Organisasi masyarakat yang diambil dalam penelitian ini dispesifikasikan kembali pada organisasi kemahasiswaan, hal ini dilakukan agar pengembangan penelitian menjadi suatu hal yang dapat memberikan kontribusi pada keberadaan organisasi kemahasiswaan yang semakin banyak di masyarakat. Seperti yang kita ketahui, organisasi kemahasiswaan yang ada di masyarakat yang dikenal sebagai organisasi ekstra kampus adalah Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Persatuan Pelajar Islam yang berskala nasional. Selain organisasi


(10)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mahasiswa yang berskala nasional, terdapat juga organisasi mahasiswa tingkat lokal seperti Ikatan Mahasiswa Djakarta di Jakarta, Masyarakat Mahasiswa Bogor di Bogor, Ikatan Mahasiswa Yogyakarta di Yogyakarta, Gerakan Mahasiswa Surabaya di Surabaya dan Perhimpunan Mahasiswa Bandung di Kota Bandung.

Organisasi-organisasi kemahasiswaan baik yang berksala nasional maupun lokal memliki ciri khas, ideologi, warna, pola, sistem dan tujuan berbeda. Juga pada pola kaderisasi yang dilakukan didalamnya. Akan tetapi, pada intinya pola kaderisasi yang ada merupakan suatu bentuk pendekatan pendidikan.

Aspek kehidupan dan aktifitas pendidikan pasti akan berlangsung dalam setiap organisasi kemahasiswaan, tentunya hal tersebut dikembangkan menurut program-programnya masing-masing dan tentunya dikemas dan dijalankan agar para kader yang ada dapat menghasilkan output yang sesuai dengan ideologi organisasi tersebut.

Bila mempersepsikan arti pendidikan yang dilakukan secara common sense

tentunya setiap orang memiliki persepsi masing-masing, namun bagi kita pihak yang melakukan upaya pengembangan pada kajian ilmu pendidikan, harus merunut pada aspek legalitas yang menginterpretasikan arti pendidikan, seperti yang tertuang pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I bahwa Pendidikan adalah :

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Kaderisasi yang diinterpretasikan sebagai aktifitas pendidikan, tentunya harus merunut pada pengertian kata pendidikan itu sendiri menurut Undang-Undang yang ada. Namun bila meninjau kembali aktifitas pendidikan yang berlangsung di organisasi masyarakat, tidak bisa disamaartikan dengan kegiatan pendidikan yang ada di persekolahan atau formal. Oleh karena itu, terdapat jalur pendidikan lain yaitu Pendidikan Non Formal yang dijelaskan oleh Coombs dalam Sudjana (2004 : 22) :


(11)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan non formal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri, merupakan bagian terpenting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajar.

Bila memperhatikan pernyataan dari Coombs di atas mengenai Pendidikan Non Formal, dapat menggambarkan bahwa Kaderisasi yang dilakukan oleh setiap organisasi kemahasiswaan merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan kepada kader mereka sebagai peserta didik dalam mencapai tujuan belajar yaitu terciptanya kader baru yang memiliki kompetensi sesuai yang diharapkan oleh organisasi tersebut. Seperti yang terjadi pada Perhimpunan Mahasiswa Bandung yang menjadi objek dalam penelitian ini. Pada organisasi ini, terdapat pola kaderisasi yang dikemas dalam suatu kegiatan yaitu Program Pembimbingan Anggota (PPA), dimana kegiatan ini ditujukan kepada anggota baru yang dinamakan Anggota Muda.

PPA yang berlangsung di PMB, disusun secara sistematis melalui pendekatan-pendekatan pembelajaran yang komprehensif sehingga menciptakan output kader yang sesuai dengan ciri organisasi. Pelaksanaan PPA ini memiliki tujuan pembelajaran yang menyentuh seluruh aspek dari peserta didik, seperti aspek manajerial, pemahaman dasar organisasi, keahlian dasar dan tentunya kepemimpinan.

Hal yang mendasar dari tujuan PPA ini yaitu menciptakan kader yang siap memimpin organisasi ini di masa yang akan datang, oleh karena itu aspek kepemimpinan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Aspek ini perlu dikembangkan karena dari pengamatan yang penulis lakukan dapa proses kaderisasi ini, belum dapat menciptakan peningkatan nilai kepemimpinan yang ada pada kader di PMB.

Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini, pertama yang akan peneliti paparkan mengenai kondisi PMB di masa tahun 1950-1980, anggota PMB banyak yang menjadi pemimpin dan memiliki jabatan strategis baik di bidang pemerintahan, usaha maupun sektor lainnya. Akan tetapi, di masa sekarang terdapat penurunan


(12)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitas kader saat terjun di masyarakat secara luas, belum memunculkan peranan yang berarti.

Masalah tersebut disebabkan oleh sempat terputusnya kaderisasi pada organisasi tersebut saat terjadi kekosongan kaderisasi. Yaitu beberapa tahun diantara 1980-1999 dan dari tahun 2000 sampai 2007. Pada tahun 2007, PMB mulai kembali menerima anggota untuk menghidupkan kembali organisasi, namuan kehidupan organisasi ini disertai dengan kemunduruan berbagai aspek, salah satunya mengenai kualitas pola kaderisasi yang diselenggarakan.

Perlahan organisasi ini mulai memiliki keinginan untuk kembali berjaya seperti di masa 1950-1980, namun juga kondisi kehidupan mahasiswa dimana pada aspek minat dalam berorganisasi juga semakin berkurang dengan adanya kebijakan pemerintah kepada mahasiswa untuk membatasi masa studi. Oleh karena itu banyak mahasiswa sekarang tidak terlalu memiliki minat yang tinggi untuk ikut dan aktif dalam suatu organisasi ekstra kampus semacam PMB ini.

Pernyataan di atas memang perlu dibuktikan melalui penelitian yang dapat mengukur kompetensi kepemimpinan yang ada pada anggota melalui kaderisasi serta minat anggota dalam berorganisasi. Sehingga penelitian ini memang bertujuan untuk mengukur dampak dari kaderisasi yang dilaksanakan serta minat anggota dalam berorganisasi dalam meningkatkan aspek kepemimpinan yang ada di anggota.

Pada aspek pelaksanaan kaderisasi yang dikemas melalui Program Pembimbingan Anggota, penulis perlu mengukur seberapa besar persepsi anggota melihat pelaksanaannya dalam meningkatkan kepemimpinan. Lalu pada aspek output, yaitu penulis akan melakukan proses pengukuran melalui tes yang dapat mengukur kepemimpinan anggota.

Dari uraian yang penulis berikan di atas, maka penulis menyusun judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi Terhadap Kepemimpinan Anggota Organisasi (Studi pada Program Pembimbingan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung)


(13)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan oleh penulis diatas dan juga dari fenomena-fenomena yang didapat penulis di lapangan, terdapat beberapa hal yang harus dikemukakan sebagai permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :

1. Kaderisasi yang diselenggarakan oleh PMB sebagai bentuk pendidikan non formal untuk mengembangkan berbagai aspek dalam anggota, mengalami penurunan kualitas dikarenakan adanya kekosongan kaderisasi yang cukup lama. 2. Kondisi kehidupan mahasiswa yang menuntut untuk fokus pada kegiatan

akademis, mengakibatkan terjadinya penurunan minat pada mahasiswa dalam berorganisasi, hal tersebut terjadi pula pada anggota di PMB.

3. Pendekatan yang dilakukan dalam aktifitas Program Pembimbingan Anggota dengan cara tutorial dan beberapa strategi pembelajaran belum dapat memenuhi harapan anggota karena pola yang dikembangkan mengalami penurunan kualitas akibat kekosongan pola kaderisasi dan kualitas pengelola yang belum memiliki banyak keterampilan dan pengetahuan akan sistem kaderisasi PMB yang dilakukan pada masa 1950-1980.

4. Aspek kepemimpinan kader PMB yang menurun seperti keinginan untuk mengambil peran jabatan strategis, berbeda pada saat masa keemasan PMB dimana para kader bersaing untuk menduduki jabatan puncan baik di internal PMB maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Dari permaparan identifikasi permasalahan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi berpengaruh terhadap Kepemimpinan Anggota ?”.


(14)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengingat luasnya lingkup kajian yang berkaitan dengan masalah tersebut dan keterbatasan penulis, maka penelitian ini dibatasi dalam beberapa sub masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Kader (PPA) di Perhimpunan Mahasiswa Bandung ?

2. Bagaimana minat anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung dalam Berorganisasi ?

3. Bagaimana kondisi Kepemimpinan para anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung ?

4. Bagaimana pengaruh Pendidikan Kader (PPA) dan Minat Berorganisasi terhadap Kepemimpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh :

1. Untuk mengetahui kondisi penyelenggaraan Pendidikan Kader di Perhimpunan Mahasiswa Bandung.

2. Untuk mengetahui kondisi Minat Anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung dalam berorganisasi.

3. Untuk mengetahui kondisi Kepemimpinan para anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepemimpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung.

D. Kegunaan Penelitian


(15)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap keilmuan Pendidikan Luar Sekolah yang masih belum memberikan fokus kajian terhadap Pendidikan Kader di Organisasi. Hal ini dikarenakan, Pendidikan Kader atau Kaderisasi di suatu organisasi sudah sering dilakukan tapi masih belum menyentuh aspek keilmuan Pendidikan Luar Sekolah.

2. Kegunaan secara praktis

a. Penelitian ini dapat digunakan oleh pihak Perhimpunan Mahasiswa Bandung dalam meningkatkan penyelenggaraan Pendidikan Kader atau Program Pembimbingan Anggota yang sudah lama diselenggarakan.

b. Penelitian ini juga dapat digunakan oleh organisasi lain yang melakukan proses Pendidikan Kader sehingga dapat memberikan proses kaderisasi yang baik bagi anggota.

c. Penelitian ini juga dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai acuan dalam menyelenggarakan kajian pada Pendidikan Luar Sekolah.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian, Arikunto (2006:71), menyatakan bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diajukan hipotesis :

H1 : Pendidikan Kader berpangaruh terhadap Kepemimpinan Anggota H2 : Minat Berorganisasi berpengaruh terhadap Kepemimpinan Anggota

H3 : Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi berpengaruh terhadap Kepemimpinan Anggota


(16)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka peneliti membagi pokok-pokok pembahasan mengenai isi serta materi yang terdiri dari :

1. BAB I Pendahuluan terdiri dari (1) Latar belakang penelitian masalah, (2) Identifikasi masalah dan perumusan, (3) Tujuan Penulisan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Struktur organisasi skripsi

2. BAB II Kajian Teoritis terdiri dari (1) Konsep Pendidikan Kader dalam PLS, (2) Konsep Organisasi Masyarakat (3) Konsep Kepemimpinan

3. BAB III Metode Penelitian terdiri dari (1) Lokasi dan Subjek Penelitian, (2) Desain Penelitian, (3) Metode Penelitian, (4) Definisi Operasional, (5) Instrumen Penelitian, (6) Proses Pengembangan Instrumen, (7) Teknik Pengumpulan Data, (8) Analisis Data.

4. BAB IV Pembahasan dan Hasil Penelitian terdiri dari (1) Gambaran umum lokasi penelitian, (2) Identitas Responden, (3) Pengolahan dan Analisis data (4) Pembahasan hasil penelitian.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran terdiri dari kesimpulan dan saran dari peneliti yang dirumuskan dari hasil penelitian di lapangan.


(17)

43 Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Organisasi yang menjadi objek penelitian ini merupakan Perhimpunan Mahasiswa Bandung, dimana lembaga ini berlokasi di Jl. Merdeka No. 7 Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh Anggota Biasa di Perhimpunan Mahasiswa Bandung. Anggota Biasa PMB adalah mereka yang baru lulus menjalani program PPA agar hasil dalam mengukur Kepemimpinan Anggota dapat terukur dengan pasti setelah mereka melewati hasil belajar di PPA.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh atau sensus. Winarno (2012:126)

mengemukakan bahwa “Sampling jenuh adalah teknik sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel.”

Dari pernyataan di atas, maka penelitian ini menggunakan sensus yaitu seluruh Anggota Biasa PMB sejumlah 50 orang.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilaksanakan untuk menjelaskan dan menguji hubungan-hubungan (pengaruh) antara variabel penelitian.

Metode deskriptif dianggap sebagai metode yang paling relevan untuk digunakan dalam penelitian ini. Karena penelitian ini ditujukan pada masalah yang terjadi pada masa sekarang dan dalam pelaksanaanya tidak terbatas pada pengumpulan data dan


(18)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyusunan data, akan tetapi lebih jauh lagi menganalisis setiap data yang terkumpul. Sejalan dengan hal tersebut, Surakhmad (2001:140) menjelaskan :

Ciri-ciri metode deskriptif, yaitu : (1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang aktual; dan (2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa serta menginterpretasikan hasil data.

Adapun jenis penelitiannya adalah korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel Pendidikan Kader dengan Kepemimpinan Anggota. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002:239) bahwa penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan berapa eratnya hubungan serta berarti tidaknya hubungan itu.

Penelitian ini menggunakan dua metode statistic untuk menganalisa data yaitu statistic deskriptif untuk mengukur nilai rata-rata simpangan baku dan statistic inferensial dalam bentuk analisis regresi dan analisis korelasi. Analisis regresi digunakan untuk mengungkapkan hubungan fungsional antara variabel-variabel penelitian, sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengukur derajat keeratan hubungan variabel penelitian.

1. Operasional Variabel

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (X) yaitu Pendidikan Kader dan variabel terikat (Y) yaitu Kepemimpinan Anggota. Adapun aspek dan indicator variabel dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1

Aspek dan Indikator Variabel Penelitian

No. Variabel Aspek Indikator

1. Pendidikan Kader (X1)

1.1 Perencanaan Program PPA (Pendidikan Kader)

1.1.1.Perumusan kebutuhan pembelajaran pada program PPA untuk Kader PMB. 1.1.2.Perumusan tujuan

pembelajaran pada program PPA untuk Kader PMB.


(19)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.1.3.Penyusunan program pembelajaran PPA untuk Kader PMB.

1.2 Pelaksanaan Program PPA (Pendidikan Kader)

1.2.1.Kurikulum PPA. 1.2.2.Waktu pelaksanaan

program PPA. 1.2.3.Tutor program PPA. 1.2.4.Sarana pendukung. 1.3 Evaluasi Program

PPA (Pendidikan Kader)

1.3.1.Evaluasi perencanaan program PPA.

1.3.2.Evaluasi proses

pelaksanaan program PPA. 1.3.3.Evaluasi hasil

pembelajaran PPA. 2. Minat

Berorganisasi (X2)

2.1 Ketertarikan (Interest)

2.1.1 Ketertarikan anggota terhadap kegiatan PMB. 2.1.2 Ketertarikan anggota

terhadap jabatan ketua di PMB.

2.2 Keinginan (Desire) 2.2.1 Keinginan anggota untuk terlibat dalam kegiatan di PMB.

2.2.2 Keinginan anggota untuk mempimpin di PMB. 2.3 Keyakinan

(Conviction)

2.3.1 Keyakinan terhadap kualitas organisasi PMB. 2.3.2 Keyakinan akan manfaat

memegang jabatan ketua di PMB.

3. Kepemimpinan Anggota Organisasi (Y)

3.1 Mengidentifikasi dan menganalisis

kelompok beserta tujuannya.

3.1.1 Kader dapat memiliki nilai kepemimpinan dalam menganalisis kondisi kelompok.

3.1.2 Kader dapat menganalisis tujuan organisasi.

3.2 Membangun struktur kelompok.

2.2.1 Kader sebagai pemimpin mampu membangun struktur kelompok. 2.2.2 Kader sebagai pemimpin

mampu memberikan pembagian kerja sesuai struktural.


(20)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Inisiatif. 3.3.1 Kader memiliki inisiatif dalam menjalankan roda organisasi.

3.3.2 Kader memiliki inisiatif untuk melakukan

perubahan dan pekerjaan di dalam organisasi.

3.4 Usaha pencapaian tujuan.

3.4.1 Kader memiliki gambaran dan langkah dalam

menyusun strategi menuju tujuan yang akan dicapai. 3.5 Usaha pencapaian

tujuan.

3.5.1 Kader memiliki

kemampuan komunikasi dalam organisasi yang efektif.

3.6 Mempersatukan anggota kelompok.

3.6.1 Kader memiliki analisa mengenai kondisi konflik sehingga mampu

mempersatukan anggota kelompok.

3.7 Mengimplementasikan Filosofi.

3.7.1 Kader memahami filosofi organisasi dan mampu mengimplementasikannya.

C. Model Penelitian

Model penelitian adalah abstraksi dari fenomena-fenomena yang sedang diteliti. Model penelitian yang sesuai dengan judul penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut :

H H1

H2

Pendidikan Kader (X1) Menurut Sudjana (2004)

Minat Organisasi (X2) Menurut Salim dan Salim

(dalam Rena, 2006)

Kepemimpinan Anggota (Y) Menurut Slamet (2002)


(21)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H3

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengetahui dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka ditetapkan teknik penelitian yang akan digunakan yaitu :

1. Angket

Angket diberikan kepada seluruh Anggota Biasa di Perhimpunan Mahasiswa Bandung. Angket berisi tentang padangan terhadap Pendidikan Kader (Pelaksanaan PPA) serta minat mereka dalam berorganisasi dan juga mengenai nilai kepemimpinan mereka. Angket yang diberikan adalah angket tertutup dengan menggunakan Skala Likert.

2. Observasi

Observasi dilakukan terhadap kondisi lembaga Perhimpunan Mahasiswa Bandung, dan proses pelaksanaan kaderisasi yang berlangsung.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pengurus Senat PMB dan Panitia Khusus PPA sebagai pelaksana kaderisasi di PMB.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan terhadap bentuk kaderisiasi yang telah dilakukan oleh Perhimpunan Mahasiswa Bandung. Hal ini dilakukan sebagai penunjang yang merupakan bukti dari proses pelaksanaan kaderisasi. Selain itu juga dokumen-dokumen yang berisi tentang profil, pamplef dan lain-lain.

5. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi teoritis yang relevan dan dapat dijadikan landasan pemikiran dalam penelitian. Penyusun menggunakan beberapa literatur yang relevan dari buku-buku dan internet.

E. Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Dalam penyusunan alat pengumpul data ini dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan pengumpulan data. Dalam bagian ini dibahas


(22)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai instrumen yang akan dipakai dan langkah-langkah penyusunannya. Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap yaitu :

1. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen Penilitian

Penyusunan kisi-kisi intrumen penelitian dilakukan secara sistematis sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan variabel penelitian yang sudah dijabarkan. Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian yang merupakan acuan pembuatan alat pengumpul data berupa angket/kuisioner, pedoman wawancara, pedoman observasi dan studi dokuemntasi.

Kisi-kisi penelitian ini disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, kemudian dijabarkan berdasakran indikatornya sehingga memudahkan dalam pembuatan angket. Kisi-kisi instrument penelitian berisikan kolom-kolom, judul, hipotesis, variabel, aspek, indicator, sumber data, jenis alat, dan item (terlampir).

2. Penyusunan Angket

Item pernyataan dalam angket ini merupakan penjabaran dari indikator-indikator sebuah variabel. Penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan kisi-kisi yang akan dijadikan pedoman dalam pembuatan angket. b. Membuat daftar pernyataan yang dibuat berdasarkan kisi-kisi angket (terlampir),

disusun secara singkat, jelas dan sederhana untuk memudahkan responden memberikan jawaban yang sesuai dengan pernyataan yang telah disediakan.

c. Membuat petunjuk pengisian angket yaitu untuk menghindari kesalahan dalam pengisian angket.

d. Membuat surat pengantar angket agar responden mengetahui maksud dan tujuan dari pengisian angket tersebut.


(23)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Variabel Pendidikan Kader (X1) terdiri dari 20 pernyataan, tertuang dalam item nomor 1 sampai 20, yaitu berisikan tentang indikator-indikator Pelaksanaan Pendidikan Kader di PMB.

b. Variabel Minat Berorganisasi (X2) terdiri dari 12 pernyataan, tertuang dalam item nomor 21 sampai 32, yaitu berisikan tentang indikator-indikator minat berorganisasi di PMB.

c. Variabel (Y), terdiri dari 20 item pernyataanm tertuang dalam item 33 sampai 53, yaitu berisikan tentang indicator kepemimpinan anggota organisasi.

3. Uji Coba Instrumen

Angket yang telah disusun diujicobakan kepada responden yang dianggap identic dengan sampel penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data yang akurat, yaitu dengan maksud untuk mengetahui tingkat kesahihan (Validitas) dan keterandalan (Reliabilitas) instrumen penelitian (angket) tersebut.

Ujicoba instrumen variabel Pendidikan Kader (X1) ini dilakukan terhadap anggota PMB yang sudah melewati masa PPA yang tidak menjadi responden penelitian yaitu angkatan 2009 dan 2010, dengan alas an agar karakteristik respondennya sama dengan karakteristik responden yang sesungguhnya.

Ujicoba instrumen variabel Minat Berorganisasi (X2) ini dilakukan terhadap anggota PMB yang sudah melewati masa PPA yang tidak menjadi responden penelitian yaitu angkatan 2009 dan 2010, dengan alas an agar karakteristik respondennya sama dengan karakteristik responden yang sesungguhnya.

Uji coba instrumen variabel Kepempimpinan Anggota (Y) ini dilakukan terhadap anggota PMB angkatan 2009 dan 2010, dengan alasan agar karakteristik respondennya sama dengan karakteristik responden yang sesungguhnya.

Kebenaran suatu hasil penelitian ilmu-ilmu sosial sangat ditentukan pula oleh keteladanan alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukurnya tidak valid dan reliabel, maka akan diperoleh data hasil penelitian yang bias atau diragukan kebenarannya. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat menentukan kualitas penelitian.


(24)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrument pengumpulan data.

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam prosedur pengumpulan data ini, akan dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan prosedur pengumpulan data. Dalam bagian ini antara lian akan dibahas tentang tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan peneliti memperoleh data atau gambaran mengenai Pendidikan Kader dan gambaran tentang Kepemimpinan Anggota di PMB. Kemudia disusun instrumen pengumpulan data yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapat persutujuan uji coba alat. Hasil uji coba sekaligus dapat mengukur validitas dan reliabilitas alat tersebut. Pengumpulan data ini dilakukan melalui tahap persiapan, pada tahap ini dipersiapkan antara lain :

a. Memperbanyak angket yang sebanyak 50 responden. b. Pengurusan izin penyebaran dari lembaga-lembaga terkait.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan di sini adalah tahap penyebaran angket kepada sejumlah responden dengan cara mendatangi Perhimpunan Mahasiswa Bandung yang dijadikan sampel, sebelum pengisian angket. Penulis memberikan keterangan dan petunjuk cara pengisian angket. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman serta untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan penulis. Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan antara lain :

a. Menyebarkan angket kepada responden kemudian diisi oleh responden itu sendiri. b. Penarikan kembali angket yang telah diisi oleh responden.


(25)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan dan pengumpulan data dilakukan pada hari yang sama karena lokasi yang berjauhan serta jumlah sampel yang cukup banyak.

G. Langkah-Langkah Pengolahan dan Analisis Data 1. Seleksi Data

Yakni memilih data dari alat pengumpul data (instrumen), lengkap atau ne;um lengkap, rusak atau baik, instrument yang belum lengkap sebaiknya dilengkapi dulu/dikembalikan pada responden.

2. Klasifikasi Data

Klasifikasi data yang dimaksud adalah mengelompokan data yang dilakukan oleh petugas pengumpul data berdasarkan instrumen yang digunakan, masalah, lokasi dan lainnya.

3. Pengkodean (Coding) Data

Setelah instrumen dikumpulkan berdasarkan kelompok tertentu, selanjutna dilakukan pengkodean, aitu dmemberikan symbol tertentu untuk memudahkan pengolahan data.

4. Penskoran (Scoring) Data

Penskoran adalah memberikan skor pada setiap pertanyaan maupun keseluruhan instrumen dengan nilai/harga tertentu.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Perhitungan statistic yang digunakan dalam mengolah dan mendeskripsikan data adalah statistik deskripstif, sedangkan untuk pengujian hipotesis dan membuat kesimpulan data terhadap populasi digunakan statistik inferensial. Pengolahan datanya dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 20. Langkah-langkah pengolahan data berdasarkan rumus-rumus pengujian adalah sebagai berikut :


(26)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perhitungan Kecederungan Umum Skor

Perhitungan kecenderungan umum skor responden dari setiap variabel dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan secara umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang dihitung dengan skor idealnya yaitu dengan menggunakan cara sebagai berikut : � = �

��� %

Keterangan :

P : Proporsi skor rata-rata yang dicari X : Skor rata-rata tiap variabel

Xid: Skor ideal setiap variabel yang dicari dengan cara nilai maksimal variabel tertentu dikalikan dengan jumlah item variabel tertentu.

Sedangkan harga rata-rata setiap variabel yang diperoleh dari data tidak bergolong dengan menggunakan rumus sebagai berikut : � =⅀�

Keterangan :

X : Harga rata-rata yang dicari

S : Jumlah harga untuk variabel tertentu n : Banyak Sampel

Sumber : Arikunto (2006)

Setelah diketahui nilai proporsi, kemudian diklaisifikasikan dengan Tabel Guilford sebagai berikut :

Tabel 3.2 Analisis Interpretasi

Proporsi Keterangan

00-19.9 Sangat Rendah

20-39,9 Rendah

40-69,9 Sedang


(27)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

90-100 Sangat Tinggi

Sumber : Arikunto (2006)

2. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi

Oengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui secara data, apakah data berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametrik atau non parametrik.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Uji Sampel Kolmogorov Smirnov Tes dengan menggunakan SPSS Versi 20.0. Uji Kolmogorov Smirnov adalah satu uji lain untuk menggantikan Uji Kuadrat Chi untuk dua sampel yang independen.

Uji Kolmogorov Smirnov berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa tidak ada beda antara dua buah distribusi, atau untuk menemukan apakah distribusi dua populasi mempunyai bentuk yang serupa. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Mengurutukan data X dan Y.

b. Mencari nilai Z dengan Rumus Z = Xi- µ / s Xi = Data X dan Y

µ = Rata-rata s = Standar Deviasi c. Mencari nilai luas daerah Z d. Mencari peluang harapan (1/n)

e. Mencari selirih (Luas kurva Z dengan peluang harapan) harga mutlak

f. Mencari angka selisih yang terbesar (angka absolute) Kolmogorov Smirnov hitung.

g. Membandingkan antara X dan Y Perumusan Hipotesis :

H0 : ZS Hitung = ZS Tabel; data berdistribusi normal H1 : ZS Hitung > ZS Tabel; data tidak berdistrubsi normal


(28)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan ketentuan :

H0 : p-value = 0,05; data berdistribusi normal H1 : p-value < 0,05; data tidak berdistribusi normal

3. Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal, maka semua data yang terkumpul terlebih dahulu akan di transformasi menjadi skala interval dengan menggunakan

Method of Successive. Langkah – langkah untuk melakukan data tersebut adalah sebagai berikut : (sumber : http://www.academia.edu)

1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden setiap pertanyaan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan dengan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z (table normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap puluhan jawaban melalui persamaan berikut :

�� ��� �� � �� �� �� − �� ��� �� � �� �� �� ��� � � �� �� �� − ��� � � �� �� ��


(29)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan dengan persamaan yang berlaku untuk pasangan tersebut.

4. Uji Hipotesis a. Analisis Korelasi

1) Analisis Korelasi Parsial

Analisis korelasi parsial ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara korelasi kedua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel control). Karena variabel yang diteliti adalah data rasio maka teknik statistik yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono, 2013: 248).

Menurut Sugiyono (2013:248) penentuan koefisien korelasi dengan menggunakan metode analisis korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

r = koefisien korelasi pearson

x = variabel independen y = variabel dependen n = banyak sampel

Dari hasil yang diperoleh dengan rumus diatas, dapat diketahui tingkat pengaruh variabel X dan variabel Y. Pada hakikatnya nilai r dapat bervariasi dari -1 hingga +1, atau secara sistematis dapat ditulis menjadi -1 < r < +1. Hasil dari perhitungan akan memberikan tiga alternatif, yaitu:

rxy = n ∑ xi yi - (∑xi) (∑yi)


(30)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi antar kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y.

b. Bila r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antar kedua variabel dikatakan positif.

c. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antar kedua variabel dikatakan negatif.

Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut ini:

Tabel 3.3

Pedoman untuk Memberikan Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2013: 250)

2) Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan antara seluruh variabel X terhadap variabel Y secara bersamaan. Menurut Sugiyono (2013:256) koefisien korelasi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

RyX1 X2 X3 = r2 yX1 + r2 yX2 + r2 yX3 –2ryX1 2ryX2 2ryX3

1-r2 X1 X2 X3


(31)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RyX1 X2 X3 = Korelasi antara variabel X1, X2, X3 secara bersama sama dengan variabel Y

r yX1 = Korelasi product moment antara X1 dengan Y r yX2 = Korelasi product moment antara X2 dengan Y r yX3 = Korelasi product moment antara X3 dengan Y r X1 X2 X3 = Korelasi product moment antara X1 X2 dengan X3

b. Pengujian Hipotesis

1) Uji Parsial (Uji- t / Uji Keberartian Koefisien)

Pengujian yang dilakukan adalah uji parameter (uji korelasi) dengan menggunakan uji t- statistik. Hal ini membuktikan apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Menurut Sugiyono (2013: 250) menggunakan rumus:

t = r √n – 2 √1 – r2 Keterangan:

t = Nilai uji t

r = Koefisien korelasi pearson

r2 = Koefisien determinasi n = Jumlah sampel

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: - H0 diterima bila : thitung < ttabel


(32)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bila hasil pengujian statistik menunjukan H0 ditolak, berarti variabel- variabel independen yang terdiri dari Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepeimpinan Anggota. Tetapi apabila H0 diterima, berarti variabel- variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepemimpinan Anggota.

Dalam pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan uji signifikan atau uji parameter r, maksudnya untuk menguji tingkat signifikansi maka harus dilakukan pengujian parameter r. Adapun rancangan pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

Ho1: r = 0 : Tidak dapat pengaruh dari Pendidikan Kader terhadap Kepemimpinan Anggota.

Ho1: r ≠ 0 : Terdapat pengaruh dari Pendidikan Kader terhadap Kepemimpinan Anggota.

Ho2: r = 0 : Tidak dapat pengaruh dari Minat Beroganisasi terhadap Kepemimpinan Anggota.

Ho2: r ≠ 0 : Terdapat pengaruh dari Minat Beroganisasi terhadap Kepemimpinan Anggota.

2) Secara Simultan (Uji- F/ Uji Linearitas)

Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter � (uji korelasi) dengan menggunakan uni F- statistik. Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat digunakan uni F. Menurut Sugiyono (2013: 257) dirumuskan sebagai berikut:

Fh = R2 / k (1-R2) / (n-k-1)


(33)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu R= Koefisien determinasi gabungan

k = jumlah variabel independen n = jumlah sampel

Distribusi F ini ditentukan oleh derajat kebebasan pembilang dan penyebut, yaitu k dan n-k-1. Untuk uji F, kriteria yang dipakai adalah adalah :

- H0 diterima bila Ftabel < Fhitung - H0 ditolak bila Ftabel > Fhitung

Bila H0 diterima, maka diartikan sebagai titik signifikannya suatu pengaruh dari variabel- variabel independen secara bersama-sama atas suatu variabel dependen dan penolakan H0 menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap suatu variabel independen.

Adapun rancangan pengujian hipotesis secara silmutan adalah sebagai berikut: H04 : β1, β , = 0: Tidak terdapat pengaruh dari Pendidikan Kader dan Minat

Berorganisasi terhadap Kepemimpinan Anggota.

H04 : β1, β , ≠ 0: Terdapat pengaruh dari Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepemimpinan Anggota.

c. Koefisien Determinasi

Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi, tahap selanjutnya adalah mencari nilai dari koefisien determinasi. Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap veriabel dependen.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Kd = r2xy x 100% Keterangan :


(34)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kd = Koefisien determinasi

r2xy = Koefisien kuadrat korelasi ganda (sumber : http://www.academia.edu)


(35)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Penarikan Kesimpulan

Dari hipotesis-hipotesis yang didapat, ditarik kesimpulan apakah variabel-variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat, dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan H0 atau penerimaan hipotesis alternatif H1.


(36)

129 Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

1. Penyelenggaraan Pendidikan Kader di Perhimpunan Mahasiswa Bandung, ada pada skala rendah dari hasil pengolahan kuisioner dari responden, dimana dalam hal ini responden yang menilai penyelenggaraan Pendidikan Kader tersebut merupakan kader PMB. Pedidikan Kader di PMB memberikan pengaruh sebesar 12,6% terhadap Kepemimpinan Anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung. 2. Minat anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung untuk Berorganisasi ada pada

skala rendah, hasil pengeolahan kusioner dari responden menunjukan tingkat minat berorganisasi mereka tidak terlalu besar. Adapun Minat Berorganisasi ini memberikan pengaruh terhadap Kepemimpinan Anggota sebesar 10,1%.

3. Aspek Kepemimpinan yang ada pada anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung juga ada pada skala rendah. Kondisi kepemimpinan yang ada pada diri mereka tidak terlalu besar setelah peneliti mengeolah data kuisioner dari responden. 4. Secara simultan, Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi memberikan

pengaruh sebesar 16,8% dengan tingkat korelasi yang cukup kuat terhadap Kepemimpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung.


(37)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat membantu pihak Perhimpunan Mahasiswa Bandung untuk dapat lebih menngkatkan lagi Aspek Kepemimpinan Anggota. Adapun saran-saran tersebut adalah :

1. Perhimpunan Mahasiswa Bandung dapat meningkatkan kegiatan peningkatan kemampuan anggota dalam aspek kepemimpinan seperti : Pelatihan Kepemimpinan, penyebaran anggota pada lembaga-lembaga di masyarakat, dan program Pengabdian pada Masyarakat.

2. Perhimpunan Mahasiswa Bandung dapat membuat acara atau event-event

tertentu dengan tema yang dan topik mengenai aspek kepemimpinan yang diperlukan dalam diri setiap kader.

3. Perhimpunan Mahasiswa Bandung perlu meningkatkan inovasi kegiatan dan kreatifitas untuk menghasilkan pola kaderisasi baru atau program pembimbingan anggota yang baru seperti Outbond, Leadership Camp.

4. Konsep Learning Society dapat diimplementasikan oleh PMB dalam menitikberatkan proses pembelajaran antara sesama anggota dalam berbagai aspek, salah satunya mengenai aspek kepemimpinan.


(38)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Buku :

Abdulhak, I. 2000. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta : Grafindo

Adam, 2010. Perilaku Organisasi, Jakarta : sinar baru Algesindo

Arikunto, S. .2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (Edisi Revisi VI).

Jakarta: Rineka Cipta.

Buchari, 1991. Manajemen dan Motivasi. Jakarta : Balai Aksara.

Crow, 1989, Psichologi Pendidikan. Yogyakarta : Nur Cahya

Dharma, A. 1998. Perencanaan Pelatihan. Jakarta:Pusdiklat Pegawai Depdikbud.

Ghozali, Imam., 2006, Statistik Nonparametrik, Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Ginting, P, 1991. Pemimpin dan Kepemimpinan, Medan : USU Press.

Joesoef, S (1986). Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Bumi Aksara

Kamil, Mustofa. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan. (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta

Kartika, I. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta.

Nizar, Samsul. (2002) Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Praktis dan Teoritis, Jakarta : Ciputat Pers


(39)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santoso. 2002. Advertising Guide Book, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Simamora, H.2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ekonomi YKPN

_________. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE-YKPN

Siagian, S. 1998. Manajemen Abad 21. Jakarta : Bumi Aksara

Slamet, S, 2002, Kumpulan Bahan Kulaih Mata Kuliah Organisasi Dan Kepemimpinan, Bogor : Institute Pertanian Bogor

Slamet, M, 2002, teori dan praktek kepemimpinan, rineka cipta, Jakarta

Soelaiman Joesoef, dan Slamet Santoso. 1981.Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: CV. Usaha Nasional

Soetomo, 2009, Urbanisasi dan morofologi-proses perkembangan peradaban dan wadah ruang fisiknya : menuju kehidupan ruang yang manusiawi, Graha Ilmu, Yogyakarta

Sudjana, D. (2000). Pendidikan Non Formal. Bandung: Falah Production.


(40)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

________ . (2007). Sistem & Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi). Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, 1994. Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta:Ghalia Indonesia

________. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Sulaksana, J. 2002, peranan pemimpin informal dalam keberlanjutan kelompok. Bogor:institute pertanian bogor.

Surakhmad, W. (2001). Pengantar Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung : Transito

Surya, Moh. 1981. Pengantar Psikologi Pendidikan. Bandung : FIP IKIP Bandung

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Wetherington.H.C, 1983. Teknik-teknik belajar dan mengajar (terjemahan) Bandung:Jemmars

Wisnubrata, H,1983. Materi Dasar Pendidikan Program Bimbingan Konseling. Jakarta : PT Bumi Aksara

Sumber Internet :

http://yourmath.wordpress.com/tabel-z/


(41)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(1)

129 Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

1. Penyelenggaraan Pendidikan Kader di Perhimpunan Mahasiswa Bandung, ada pada skala rendah dari hasil pengolahan kuisioner dari responden, dimana dalam hal ini responden yang menilai penyelenggaraan Pendidikan Kader tersebut merupakan kader PMB. Pedidikan Kader di PMB memberikan pengaruh sebesar 12,6% terhadap Kepemimpinan Anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung. 2. Minat anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung untuk Berorganisasi ada pada

skala rendah, hasil pengeolahan kusioner dari responden menunjukan tingkat minat berorganisasi mereka tidak terlalu besar. Adapun Minat Berorganisasi ini memberikan pengaruh terhadap Kepemimpinan Anggota sebesar 10,1%.

3. Aspek Kepemimpinan yang ada pada anggota Perhimpunan Mahasiswa Bandung juga ada pada skala rendah. Kondisi kepemimpinan yang ada pada diri mereka tidak terlalu besar setelah peneliti mengeolah data kuisioner dari responden. 4. Secara simultan, Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi memberikan

pengaruh sebesar 16,8% dengan tingkat korelasi yang cukup kuat terhadap Kepemimpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung.


(2)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat membantu pihak Perhimpunan Mahasiswa Bandung untuk dapat lebih menngkatkan lagi Aspek Kepemimpinan Anggota. Adapun saran-saran tersebut adalah :

1. Perhimpunan Mahasiswa Bandung dapat meningkatkan kegiatan peningkatan kemampuan anggota dalam aspek kepemimpinan seperti : Pelatihan Kepemimpinan, penyebaran anggota pada lembaga-lembaga di masyarakat, dan program Pengabdian pada Masyarakat.

2. Perhimpunan Mahasiswa Bandung dapat membuat acara atau event-event tertentu dengan tema yang dan topik mengenai aspek kepemimpinan yang diperlukan dalam diri setiap kader.

3. Perhimpunan Mahasiswa Bandung perlu meningkatkan inovasi kegiatan dan kreatifitas untuk menghasilkan pola kaderisasi baru atau program pembimbingan anggota yang baru seperti Outbond, Leadership Camp.

4. Konsep Learning Society dapat diimplementasikan oleh PMB dalam menitikberatkan proses pembelajaran antara sesama anggota dalam berbagai aspek, salah satunya mengenai aspek kepemimpinan.


(3)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Abdulhak, I. 2000. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta : Grafindo

Adam, 2010. Perilaku Organisasi, Jakarta : sinar baru Algesindo

Arikunto, S. .2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Buchari, 1991. Manajemen dan Motivasi. Jakarta : Balai Aksara.

Crow, 1989, Psichologi Pendidikan. Yogyakarta : Nur Cahya

Dharma, A. 1998. Perencanaan Pelatihan. Jakarta:Pusdiklat Pegawai Depdikbud.

Ghozali, Imam., 2006, Statistik Nonparametrik, Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Ginting, P, 1991. Pemimpin dan Kepemimpinan, Medan : USU Press.

Joesoef, S (1986). Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Bumi Aksara

Kamil, Mustofa. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan. (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta

Kartika, I. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta.

Nizar, Samsul. (2002) Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Praktis dan Teoritis, Jakarta : Ciputat Pers


(4)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rivai, Veithzal, 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Santoso. 2002. Advertising Guide Book, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Simamora, H.2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ekonomi YKPN

_________. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE-YKPN

Siagian, S. 1998. Manajemen Abad 21. Jakarta : Bumi Aksara

Slamet, S, 2002, Kumpulan Bahan Kulaih Mata Kuliah Organisasi Dan Kepemimpinan, Bogor : Institute Pertanian Bogor

Slamet, M, 2002, teori dan praktek kepemimpinan, rineka cipta, Jakarta

Soelaiman Joesoef, dan Slamet Santoso. 1981.Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: CV. Usaha Nasional

Soetomo, 2009, Urbanisasi dan morofologi-proses perkembangan peradaban dan wadah ruang fisiknya : menuju kehidupan ruang yang manusiawi, Graha Ilmu, Yogyakarta

Sudjana, D. (2000). Pendidikan Non Formal. Bandung: Falah Production.


(5)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_________. (2004). Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production

________ . (2007). Sistem & Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi). Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, 1994. Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta:Ghalia Indonesia

________. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Sulaksana, J. 2002, peranan pemimpin informal dalam keberlanjutan kelompok. Bogor:institute pertanian bogor.

Surakhmad, W. (2001). Pengantar Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung : Transito

Surya, Moh. 1981. Pengantar Psikologi Pendidikan. Bandung : FIP IKIP Bandung

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Wetherington.H.C, 1983. Teknik-teknik belajar dan mengajar (terjemahan) Bandung:Jemmars

Wisnubrata, H,1983. Materi Dasar Pendidikan Program Bimbingan Konseling. Jakarta : PT Bumi Aksara

Sumber Internet :

http://yourmath.wordpress.com/tabel-z/


(6)

Sholikhun Musyafa, 2014

Pengaruh Pendidikan Kader dan Minat Berorganisasi terhadap Kepeminpinan Anggota di Perhimpunan Mahasiswa Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://www.academia.edu/4768831/Statistik_Parametrik_TEKNIK_ANALISIS_KORELASI