Pengaruh Motivasi Dan Kedisiplinan Berorganisasi Terhadap Komitmen Anggota dan Kinerja Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Motivasi
Robbins dan Judge (dalam dedilondong.blogspot.com) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Maslow dan Herzberg (Simamora, 2004 : 324) Motivasi adalah “salah satu faktor kunci untuk meningkatkan efektivitas suatu organisasi. Motivasi yang mempunyai arti yang sama dengan motif, yakni faktor penyemangat atau suatu daya pendorong atau perangsang untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini faktor-faktor yang mendukung mahasiswa untuk berorganisasi atau daya dorong untuk berkontribusi berorganisasi dalam kampus disebut motivasi berorganisasi.
Motivasi berorganisasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri anggota agar terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini ditunjukan melalui sikap mental anggota organisasi yang pro dan positif untuk bertindak sesuai dengan ketentuan agar tujuan organisasi tersebut mencapai hasil sebagaimana yang telah ditetapkan. Ini merupakan hakekat tugas dan fungsi dari manajemen sumber daya manusia yaitu mengetahui apa yang memotivasi dan bagaimana cara memotivasi para anggota organisasi dalam rangka mempengaruhi dan mengarahkan perilaku agar berperilaku sesuai dengan budaya organisasi yaitu produktif dan berkinerja tinggi. Berdasarkan pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon anggota organisasi terhadap sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha atau proses pelaksanaan program organisasi yang timbul dari dalam diri anggota organisasi agar tumbuh dorongan untuk bekerja dan mengoptimalkan usaha guna mencapai tujuan yang dikehendaki oleh anggota organisasi.
(2)
2.1.1.1Teori Motivasi
Teori yang digunakan dalam mengasumsikan daya dorong untuk terlibat dalam berorganisasi adalah Aldefer’s Existence, Relatedness and Growth ( ERG ) Theory. Menurut teori ini terdapat tiga kelompok kebutuhan yang utama yang memotivasi manusia untuk terlibat dalam kegiatan organisasi, yaitu ;
1. Kebutuhan akan keberadaan ( Exitency Needs )
Existence Needs berhubungan dengan kebutuhan dasar mahasiswa yang membantu mempertahankan eksistensi mahasiswa dalam kampus yang lebih condong pada aspek fisiologis akademis sebagai seorang mahasiswa, prestasi misalnya Anggota Organisasi akan antusias dan memiliki semangat dalam berorganisasi yang tinggi dan menginginkan untuk berprestasi lebih ketika individu tersebut menyadari bahwa dengan berorganisasi akan membuatnya mencapai prestasi yang tinggi jika organisasi mahasiswa yang diikutinya mendukung proses perkuliahannya baik dalam aspek yang ingin berkembang secara intelektual, keterampilan maupun secara karakter.
2. Kebutuhan akan Afiliasi (Relatedness Needs)
Relatedness Needs / kelompok hubungan yaitu kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan antar pribadi yang bermanfaat. Kebutuhan akan afiliasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Karena kebutuhan akan afiliasi ini yang akan merangsang gairah berorganisasi dan menyebabkan anggota organisasi memiliki semangat berkegiatan yang tinggi.
Setiap orang ingin mendapat perhatian untuk dipuaskan karena predikat manusia sebagai makhluk sosial, keinginan disenangi, dicintai, kesediaan bekerja sama, iklim besahabat dan saling mendukung dalam organisasi merupakan bentuk-bentuk pemuasan kebutuhan ini. Melalui
(3)
kebutuhan afiliasi ini anggota organisasi mahasiswa akan termotivasi dan mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk dengan senang hati mengikuti program dan aktivitas organisasi.
3. Kebutuhan akan kemajuan ( Growth Needs )
Growth needs / kebutuhan akan kemajuan adalah situasi dimana mahasiswa merasa lingkungan baik intra organisasi maupun ekstra organisasi (kampus) memerlukan kemajuan dari berbagai aspek sehingga mahasiswa merasa perlu membuat kontribusi yang kreatif dan produktif demi kemajuan tersebut dengan turut serta dalam partisipasi aktif dalam berorganisasi, anggota organisasi tersebut akan berusaha untuk mendalami visi dan misi organisasi yang diberikan dan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan program organisasi itu dengan baik demi kemajuan lingkungan dan organisasi.
2.1.2 Kedisiplinan
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia Disiplin adalah: 1) latihan batin dan watak yang maksimal supaya segala perbuatan selalu mentaati tata tertib, 2) ketaatan pada aturan dan tata tertib (Purwodarminto, 1996 : 61). Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin (Hurlock, 1999 : 82). Kedisiplinan berorganisasi merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik (Ammirulah, Budiono, 2006 : 20).
Kedisiplinan berorganisasi berkenaan dengan kepatuhan dan ketaatan anggota organisasi terhadap norma-norma dan peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Kedisiplinan dibentuk serta berkembang melalui latihan dan pendidikan sehingga
(4)
terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya untuk berbuat tanpa paksaan. Menurut Hurlock (2006 : 84) Kedisipilinan berorganisasi mempunyai empat unsur pokok yaitu:
peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksakannya, hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku.
Melalui berbagai pengertian diatas kedisiplinan berorganisasi adalah sikap mental atau keadaan seseorang atau kelompok organisasi dimana ia berniat untuk patuh, taat dan tunduk terhadap peraturan, perintah, dan ketentuan yang berlaku serta mampu mengendalikan diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-cita dan tujuan tertentu serta memelihara stabilitas organisasi dan menjalankan standar-standar organisasional.
2.1.2.1 Teori Kedisiplinan
Kedisiplinan berorganisasi (Asmani, 2001 : 94-95) dapat dibagi sesuai dengan 3 (Tiga) jenis Kedisiplinan yaitu ; Disiplin Waktu, Disiplin Aturan dan Disiplin Sikap.
a) Disiplin Waktu
Mengikuti atau hadir pada program organisasi sesuai waktu (Jam) yang ditetapkan dalam artia tidak terlambat. Disiplin waktu ditandai dengan kesesuaian antara waktu mulai program organisasi sesuai jadwal perencanaan dengan realisasi. Patuh pada waktu juga memiliki arti ketika anggota organisasi dihadapkan pada tugas yang memiliki tenggat waktu tertentu, anggota organisasi dalam melakukan tugas tersebut sesuai dengan skedul yang ditetapkan. Kedisiplinan seperti ini juga menunjukan bagaimana anggota organisasi mampu mengorganisir waktu pribadinya dan juga bertanggung jawab akan kelansungan kerja organisasi. Karena ketika disiplin waktu diabaikan, tenggat waktu membuat anggota organisasi tergesa-gesa dalam
(5)
menyelesaikan tugas, maka prestasi akan menurun atau kinerja baik dari segi personal maupun organisasi menjadi tidak optimal.
b) Disiplin Aturan
Mematuhi kententuan-kententuan organisasi yang telah ditetapkan. Kedisiplinan ini lebih dapat diartikan sebagai anggota organisasi yang sesuai dengan pengaturan organisasi yang bersifat tertulis, misalnya tata laksana organisasi, kewajiban jabatan atau divisi, ketentuan organisasi yang ditulis dalam bentuk regulasi untuk kegiatan formal organisasi.
c) Disiplin Sikap
Anggota organisasi menghormati dan patuh dengan nilai etika dan norma organisasi. Disiplin ini berarti bertanggung jawab atau taat dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku. Artinya anggota organisasi untuk mengikuti dengan ketat standar nilai etiket organisasi. Dalam hal ini, nilai-nilai etiket organisasi dijadikan disiplin atau ditaati tidak hanya dalam aktivitas organisasi, namun juga dalam tata cara berperilaku di masyarakat.
2.1.2 Komitmen
Menurut Mowday, Porter, Steers (1982 : 538-551) Komitmen adalah “kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu”. Dalam perilaku organisasi, terdapat beragam definisi tentang komitmen. Sebagai suatu sikap, menurut Luthans (2005 : merupakan:
1. Keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dalam suatu kelompok 2. Kemauan usaha yang tinggi untuk organisasi
(6)
3. Suatu keyakinan tertentu dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan organisasi.
Allen dan Meyer (dalam Dunham, 1993 : 370) menyatakan bahwa “komitmen organisasi adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya keterikatan psikologis seorang individu pada suatu organisasi tertentu, dimana individu memihak loyal dan terlibat dalam organisasi tersebut” Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas anggota kepada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Mowday, Porter, Steers (1982 : 538-551) mengatakan bahwa suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan.
Steers (dalam Dessler, 1992 : 40), komitmen dapat dilihat dari 3 faktor, yaitu: 1. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi 2. Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi,
3. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan kenaggitaan organisasi
Komitmen berorganisasi adalah sebagai suatu sikap atau keadaan dimana anggota organisasi memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
2.1.3.1 Teori Komitmen
Tiga Bentuk komitmen menurut Mayer dan Allen dalam Sambodo (2000:114) ada tiga bentuk, yaitu:
(7)
Individu bertahan dalam organisasi karena ada keterlibatan atau kelekatan pada dirinya dengan organisasi tersebut. Individu yang memiliki hal ini, akan mengidentifikasi diri, terlihat mendalam, dan menikmati keanggotaannya. Individu memiliki kebanggaan menjadi bagian dalam organisasi tersebut.
b) Normative Commitment
Perasaan wajib untuk tetap bertahan dalam organisasi. Individu yang terinternalisasi secara keseluruhan untuk bertingkah laku tertentu sehingga memenuhi tujuan dan keinginan organisasi. Individu akan bertahan karena ia wajib berada dalam organisasi, berperilaku, memenuhi kewajiban organisasi.
c) Continuance Commitment
Individu yang bertahan dalam organisasi karena ia membutuhkannya.Individu memiliki kesadaran akan untung ruginya saat ia bertahan dalam suatu organisasi. Bila individu merasa akan tidak diterima pada organisasi lain sebaik di organisasi yang sedang ia ikuti, maka ia akan memilih untuk bertahan.
2.1.4 Kinerja
Istilah kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan oleh para cendekiawan sebagai “penampilan”, “unjuk kerja”, atau “prestasi” (Keban, 2004:191). Secara etimologis, kinerja adalah sebuah kata yang dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula berarti hasil kerja. Sehingga pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapka
Mahsun (2006 : 13) Kinerja “merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
(8)
visi yang tertuang dalam perencanaan strategi organisasi. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang anggota organisasi atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006 : 2-3). Sedangkan Simanjuntak (2005 : 25) menyatakan “kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam rangka mewujudkan pencapaian hasil untuk mencapai tujuan organisasi”. Kinerja Organisasi yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Kinerja organisasi mahasiswa merupakan kuantitas dan atau kualitas pencapaian program kerja organisasi yang dalam pelaksanaannya setiap anggota organsisasi melakukan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, dan criteria lainnya yang telah ditetapkan organisasi misalnya structural maupun anggaran dasar organisasi.
2.1.4.1 Teori Kinerja
Kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Soesilo (Nogi, 2005 : 180), dalam mencapai kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini :
a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi ;
b. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi;
c. Sumber daya manusia, yang berhubungan dengan kualitas anggota organisasi untuk bekerja dan berkarya secara optimal;
(9)
d. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.
e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas organisasi.
Selanjutnya Yuwono (Nogi, 2005 : 180) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu organisasi meliputi upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki organisasi dan kepemimpinan yang efektif”.
Yuwalliatin (2006) mengatakan bahwa “kinerja organisasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum” Kinerja menurutnya meliputi:
a) Kuantitas program kerja
Merupakan jumlah program kerja yang dinyatakan dalam perencanaan, dan jumlah program kerja yang terlaksana dalam periode kepengurusan organisasi, kesesuaian antara perencanaan dan aktivitas yang diselesaikan (dalam bentuk nominal atau jumlah bukan kualitas dan pencapaian target) menjadi salah satu indikasi dalam penilaian kinerja organisasi.
b) Kualitas program kerja
Merupakan kondisi realitas apakah sasaran atau target dan tujuan program kerja yang dinyatakan dalam perencanaan sesuai dengan yang terlaksana dalam periode kepengurusan organisasi. Kesesuaian apakah realitas aktivitas yang diselesaikan disesuaikan dengan perencanaan awal (evaluasi).
(10)
c) Pengetahuan tentang deskripsi bagian kerja dalam organisasi
Deskripsi bagian kerja dalam organisasi mahasiswa adalah penjabaran baik dalam bentuk dokumen maupun lisan yang memberikan informasi tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari suatu jabatan atau divisi (unit) dalam organisasi. Pengetahuan anggota organisasi tentang tugas pokok dan fungsinya dalam organisasi akan menunjukan sejauh mana anggota organisasi memahami porsi kerjanya dalam organisasi sehingga bisa menyelesaikan kewajiban organisasi dengan optimal.
d) Pendapat atau pernyataan yang disampaikan
Kinerja organisasi mahasiswa dapat diindikasikan pula melalui pendapat atau pernyataan anggota organisasi. Testimoni dari anggota organisasi dijadikan rekomendasi baik dalam evaluasi mengenai apakah organisasi secara organisatoris sudah berkinerja dengan baik maupun evaluasi kinerja anggota organisasi.
e) Keterlibatan anggota dalam kegiatan organisasi
Kondisi anggota organisasi secara proaktif mengikuti maupun melaksanakan program kerja atau kegiatan yang dinyatakan dalam perencanaan dalam periode kepengurusan organisasi.
2.1.5 Resimen Mahasiswa
Sebagai organisasi Resimen Mahasiswa memiliki landasan deskriptif yang dituangkan dalam Buku Kemenwaan. Landasan deskriptif tersebut menjabarkan tentang poin-poin yang menjadi indikator Motivasi Berorganisasi, Kedisiplinan Berorganisasi, Komitmen Anggota dan Kinerja Organisasi.
(11)
Ada beberapa landasan yang menjadi alasan daya dorong mahasiswa untuk melibatkan diri dalam Organisasi Mahasiswa tekhusus Resimen Mahasiswa dalam keikutsertaannya sebagai anggota.
1. Motivasi Sosiologis
Dengan berorganisasi dalam Resimen Mahasiswa, mahasiswa atau pelajar bersemangat untuk mengoptimalkan diri sebagai manusia yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia atau dengan kata lain memanusiakan manusia, dan menjaga harmonisasi keberlansungan lingkungan sekitar, baik kampus maupun masyarakat. Dengan berorganisasi dalam Resimen Mahasiswa, mahasiswa atau pelajar menumbuhkan jiwa patriotik.
2. Motivasi Kompetensi
Era globalisasi menuntut pelajar dan mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan kompetensi yang mampu bersaing. Dewasa ini tidak hanya tentang kemampuan intelektual dan akademis namun karakter juga menjadi faktor keberhasilan. Melalui berorganisasi di Resimen Mahasiswa, pelajar dan mahasiswa dipersiapkan untuk berdedikasi dengan disiplin diri yang baik, berkomitmen dan total.
2.1.5.2 Kedisiplinan Resimen Mahasiswa
Kedisiplinan Resimen Mahasiswa dijabarkan dalam Buku Kemenwaan Komando Satuan Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Kader Perintis Tahun 2009, Bab III tentang Tata Sikap dan Perilaku Angggota Menwa Indononesia,
Ketentuan Umum Peraturan Disiplin Resimen Mahasiswa (Sinaga, 2009 : 9) adalah :
1. Disiplin adalah ketaatan seseorang secara sadar dan ikhlas terhadap setiap perintah, peraturan dan keharusan-keharusan yang berlaku.
(12)
2. Peraturan Disiplin adalah ketentuan yang mengatur kewajiban dan larangan bagi anggota Resimen Mahasiswa yang apabila kewajiban tidak diataati atau larangan dilanggar dapat dikenakan sanksi.
3. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan anggota Resimen Mahasiswa yang bertentangan dengan ketentuan peraturan Disiplin Resimen Mahasiswa atau tidak layak terjadi didalam disiplin dan ketertiban Resimen Mahasiswa.
4. Atasan yang berhak menjatuhkan sanksi disiplin selanjutnya disingkat (Ansiplin) adalah atasan langsung yang diberi wewenang menjatuhkan sanksi disiplin kepada anggota Resimen Mahasiswa.
5. Atasan adalah seseorang yang karena jabatan, kedudukan atau wewenang tanggung jawabnya lebih tinggi dan atau lebih tua dari yang bersangkutan.
6. Atasan langsung adalah komandan atau pejabat yang melakukan atau mempunyai wewenang komando langsung yang lebih tinggi dari yang bersangkutan, baik taktis maupun administratif.
7. Bawahan adalah seseorang yang karena jabatan, kedudukan atau tanggung jawabnya lebih rendah dan atau lebih muda dari yang bersangkutan.
8. Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan atasan yang berwenang mengenai kedinasan atau yang berhubungan dengan kedinasan baik didalam maupun di luar kampus.
9. Calon anggota Resimen Mahasiswa adalah mahasiswa yang sedang mengikuti Pendididkan Dasar Resimen Mahasiswa.
10. Anggota Resimen Mahasiswa adalah mahasiswa yang diangkat menjadi anggota Resimen Mahasiswa oleh pejabat yang berwenang baik yang menduduki jabatan maupun yang tidak menduduki jabatan Wakil Komandan dan Komandan Resimen Mahasiswa
I Kewajiban dalam Peraturan Disiplin Resimen Mahasiswa (Sinaga, 2009 : 9) adalah:
a. Menjunjung tinggi, memahami, menghayati dan mengamalkan ideology Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
b. Menjunjung tinggi dan melaksanakan kode etik Resimen Mahasiswa “Panca Dharma Satya”.
c. Menjadi teladan bagi masyarakat dalam penampilan sikap hormatnya kepada bendera Sang Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Presiden, Wakil Presiden, lambang-lambang kenegaraan, pejabat-pejabat tinggi Negara, pejabat Negara lainnya, serta pimpinan, dosen di lingkungan Perguruan Tinggi.
d. Melaksanakan setiap perintah dinas yang diberika kepadanya dan melaporkan hasil penugasannya.
e. Menjungjung tinggi kehormatan almamater perguruan tinggi sebagai puast pengembangan ilmu penegtahuan.
(13)
f. Membantu kelancaran dan pelaksanaan program perguruan tinggi.
g. Berperan aktif untuk menjamin terwujudnya kebijaksanaan pemerintah di perguruan tinggi.
h. Membantu menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran bela Negara.
i. Melaporkan keberangkatan dan kedatangannya kepada atasan langsung sebelum dan sesudah melaksanakan tugasnya.
j. Pada waktu berpakaian seragam menyampaikan penghormatan sesuai dengan peraturan penghormatan yang berlaku.
k. Mematuhi semua peraturan atau ketentuan yang berlaku baik di lingkungan Resimen Mahasiswa atau perguruan tinggi masing-masing maupun masyarakat umum
II Larangan dalam Peraturan Disiplin Resimen Mahasiswa (Sinaga, 2009 : 9) adalah:
l. Menyia-nyiakan nama Tuhan, memaki, mengeluarkan perkataan kotor dan keji dalam kedinasan maupun diluar kedinasan.
m. Melakukan hal-hal yang langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan kehormatan atau martabat bangsa dan Negara, pemerintah dan Lembaga Perguruan Tinggi serta Resimen Mahasiswa.
n. Membocorka dan atau memanfaatkan rahasia Negara dan atau kedinasan yang diketahui atau patut dapat diduda olehnya untuk kepentingan pribadi atau pihak lain yang tidak berhak.
o. Mendatangi tempat-tempat yang dapat mencemarkan nama baik Resimen Mahasiswa, kecuali untuk kepentingan dinas.
p. Menyalah-gunakan barang-barang inventaris atau pinjaman maupun pakaian seragam Resimen Mahasiswa untuk kepentingan pribadi maupun golongan dan atau kelompok.
q. Hidup boros dan menghamburkan uang. r. Berjudi dan meminum minuman keras.
s. Menggunakan dan mengedarkan obat dan barang-barang terlarang.
t. Berbuat sewenang-wenang mengambil dan atau memiliki barang sesuatu yang bukan haknya.
u. Berpakaian seragam tidak sesuai dengan ketentuan.
III Sanksi Disiplin dalam Peraturan Disiplin Resimen Mahasiswa adalah: a) Tindakan disiplin
Tindakan Disiplin, dilakukan setiap ataan kepada anggota Resimen Mahasiswa berpakaian seragam yang melakukan pelanggaran disiplin secara langsung dan kemudian memberitahukan atau melaporkan kepada atasan langsung anggota yang bersangkutan.
(14)
b) Hukuman disiplin
1. Hukuman Disiplin Ringan : tegoran lisan, tegoran tertulis. 2. Hukuman Disiplin sedang :
a) Pergeseran jabatan dalam Resimen Mahasiswa
b) Penangguhan kesempatan memangku jabatan dalam Resimen Mahasiswa.
c) Penangguhan kesempatan mengikuti pendidikan dan atau kursus di lingkungan Resimen Mahasiswa.
d) Penangguhan kesempatan ikut serta dalam kegiatan operasi, latihan dan kegiatan Resimen Mahasiswa.
3. Hukuman Disiplin Berat :
a) Pemberhentian sementara dari jabatan, di lingkungan Resimen Mahasiswa paling lama 3 (tiga) bulan.
b) Pemberhentian sementara dari keanggotaan Resimen Mahasiswa paling lama 1 (satu) tahun
c) Pemberhentian tidak dengan hormat dari keanggotaan 2.1.5.3 Komitmen Resimen Mahasiswa
Buku Kemenwaan Komando Satuan Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Kader Perintis Tahun 2009, Bab II tentang Kandungan Resimen Mahasiswa yang menjabarkan Panca Dharma Satya dan Widya Castrena Dharma Siddha Resimen Mahasiswa Indonesia. Panca Dharma Satya adalah Kode Etik Resimen Mahasiswa Indonesia. Kode Etik ini merupakan nilai moral yang dimiliki setiap anggota Resimen Mahasiswa Indonesia dan merupakan ikrar
(15)
atau landasan komitmen. Setiap tingkah laku, ucapan dan perbuatan, pikiran dan tindakan dari anggota Resimen Mahasiswa Indonesia harus berpegang teguh pada Panca Dharma Satya ini.
Isi Tertulis Panca Dharma Satya adalah:
1. Kami adalah mahasiswa warga Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. Kami adalah mahasiswa yang sadar akan tanggung jawab serta kehormatan akan pembelaan negara dan tidak mengenal menyerah.
3. Kami Putra Indonesia yang berjiwa ksatria dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
4. Kami adalah mahasiswa yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan Garba Ilmiah dan sadar akan hari depan Bangsa dan Negara.
5. Kami adalah mahasiswa yang memegang teguh disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan Nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
Kandungan Resimen Mahasiswa yang kedua adalah Widya Castrena Dharma Siddha Resimen Mahasiswa Indonesia. Widya Castrena Dharma Siddha adalah Tekad Dan Pendirian dalam berorganisasi pada Resimen Mahasiswa yang berisi:
1. Bahwa Kami setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta bertekad mempertahankannya dengan tidak mengenal menyerah.
2. Bahwa Kami wajib turut membina persatuan dan kesatuan.
3. Bahwa Kami menjunjung tinggi dan ikut serta membina dan mengamalkan nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia.
(16)
4. Bahwa Kami wajib senantiasa mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk kesejahteraan bangsa dan negara.
2.1.5.4 Kinerja Resimen Mahasiswa
Kinerja Resimen Mahasiswa dapat diukur dari dua perihal yang pertama secara umum melalui pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Resimen Mahasiswam dan yang kedua melalui Laporan Pertanggung Jawaban Periode Kepengurusan. Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Resimen Mahasiswa dijabarkan dalam Buku Kemenwaan Komando Satuan Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Kader Perintis Tahun 2009, Bab II tentang Kandungan Resimen Mahasiswa.
I Tugas pokok Resimen Mahasiswa Indonesia meliputi:
1. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta membantu terlaksananya kegiatan dan program lainnya di Perguruan Tinggi.
2. Merencanakan, mempersiapkan dan menyusun seluruh potensi mahasiswa untuk memantapkan ketahanan nasional, dengan melaksanakan usaha dan atau kegiatan bela negara.
3. Membantu terwujudnya penyelenggaraan fungsi perlindungan masyarakat (LINMAS), khususnya Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP)
4. Membantu terlaksananya kesadaran bela negara dan wawasan kebangsaan dalam organisasi kepemudaan.
II Penjabaran Fungsi Resimen Mahasiswa Indonesia meliputi:
1. Melaksanakan pembinaan anggota Resimen Mahasiswa Indonesia di Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang akademik.
(17)
2. Melaksanakan pemeliharaan dan pemberdayaan serta peningkatan kemampuan baik perorangan maupun satuan di bidang Bela Negara.
3. Melaksanakan pembinaan disiplin anggota Resimen Mahasiswa Indonesia, baik sebagai mahasiswa maupun warga masyarakat.
4. Melaksanakan pembinaan struktur organisasi Resimen Mahasiswa Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh.
5. Bersama dengan mahasiswa lainnya membantu terwujudnya kehidupan kampus yang kondusif.
6. Membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dan program civitas akademika serta menumbuhkan dan meningkatkan sikap Bela Negara dikehidupan Perguruan Tinggi. 7. Membantu memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam
pembangunan nasional dibidang kepemudaan dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda.
8. Membantu TNI/POLRI dalam pelaksanaan pembinaan pertahanan dan keamanan Nasional.
9. Menyampaikan saran dan pendapat kepada instansi terkait sesuai dengan tugas pokoknya Pengukuran Kinerja Resimen Mahasiswa yang kedua melalui Laporan Pertanggung Jawaban Periode Kepengurusan. Laporan Pertanggung Jawaban Periode Kepengurusan menjabarkan tentang Laporan Kegiatan Yang Terlaksana, yang terbagi dua ; Kegiatan Rutin dan Kegiatan Umum. Pada pelaporan tersebut disampaikan pula kendala pelaksanaan dan pencapaian. Laporan Pertanggung Jawaban Periode Kepengurusan Resimen Mahasiswa memiliki maksud sebagai bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja satu periode
(18)
kepengurusan, dan bertujuan untuk rekomendasi masukan pada kepengurusan yang akan datang sehingga kinerja yang dicapai bisa lebih maksimal.
2.2 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi landasan dilakukannya penelitian ini, penelitian – penelitian tersebut tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis Judul Penelitian Indikator dan
skala pengukuran Hasil Penelitian Diana Sulianti K.L.Tobing (2009) Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara Organizational Commitment, Affective Commitment, Continuance Commitment, Normative Commitmnet, Work Satisfaction and Employee Performance. Regresi Linier Berganda
Hasil analisis penelitian yang menunjukkan arah positif maka hipotesis pertama yang menyatakan
komitmen afektif berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PTPN III di Sumatera Utara dapat
diterima. Dan juga
menunjukkan arah positif pada hipotesis pertama yang menyatakan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PTPN III di Sumatera Utara Regina Aditya Reza (2010) Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT
Sinar Santosa Perkasa Gaya kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan, Uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Agung Prihantoro (2012) Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja Kinerja SDM, Komitmen, Lingkungan Kerja, Disiplin, Motivasi Motivasi, kedisiplinan,
lingkungan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
(19)
dan Komitmen SEM analysis (Structural Equation Model) dan pogram SMARTPLS Lenny Hassan (2012) Pengaruh Kepuasan Kerja dan Disiplin Terhadap Komitmen
Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian
Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Padang
Kepuassan Kerja, Disiplin, Komitmen Likert dan Pengolahan Data SPSS Pengaruh langsung disiplin lebih besar nilainya dari pada pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi lebih efektif ditingkatkan
secara langsung melalui disiplin pegawai. Anastasia Tania dan Eddy M. Sutanto (2013) Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan
Kerja Terhadap Komitmen PT.DAI KNIFE Surabaya Motivasi, Kepuasan Kerja, Komitmen Likert, Pendekatan Kuantitatif, Regresi Linear Berganda
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Sementara itu variabel motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan
signifikan bersama-sama terhadap komitmen organisasional karyawan. Muhamad Ilham (2013) Pengaruh Motivasi, Komitmen dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.Wesitan Konsultan Pembangunan Makassar Motivasi, Komitmen dan Disiplin Kerja Kinerja Intervail Analisis Deskriptif Dan Regresi Linear Berganda
Ketiga variabel yang
berpengaruh positif namun
yang paling dominan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan di Makassar adalah motivasi, hal ini dikarenakan dengan meningkatnya pemberian motivasi kerja yang diberikan oleh perusahaan maka akan mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan pada PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan di Makassar
(20)
Tobing (2009) dalam penelitian “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara”. Populasi penelitian ini adalah karyawan PTPN III di Sumatera Utara yang memiliki posisi di manajer menengah. Ada 174 karyawan dalam populasi dan jumlah sampel yang 144 responden. Hasil menunjukkan bahwa Komitmen (X1) berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Kepuasan Kerja (Y1). Dan Komitmen berpengaruh secara tidak langsung berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Kinerja Karyawan (Y2).
Reza dan Dirgantara (2010) dalam penelitian “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara”. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi karyawan pada PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara dengan jumlah 112 karyawan. Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan disiplin kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Prihantoro (2012) dalam penelitian “Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja dan Komitmen (Studi Kasus Madrasah di Lingkungan Yayasan Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati)”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru MTs dan MA Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati. Populasi ini berjumlah 110 guru dari 52 guru MTs Salafiyah dan 57 guru MA Salafiyah. Metode sensus Penelitian yang digunakan ini adalah untuk memberikan kuesioner untuk seluruh penduduk 110 guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi, disiplin, dan lingkungan kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap komitmen. Dan variabel motivasi, disiplin, komitmen, dan lingkungan kerja menunjukkan signifikan Hasil positif pada kinerja sumber daya manusia
(21)
Hassan (2012) dalam penelitian “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Disiplin Terhadap Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Padang”. Populasi pada penelitian ini adalah 73 pegawai negeri sipil Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Padang, dengan sampel random berjumlah 62 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung disiplin terhadap komitmen organisasi.
Tania dan Sutanto (2013) dalam penelitian “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen PT.DAI KNIFE Surabaya”. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 25 orang karyawan PT. DAI KNIFE. Sampel penelitian ini menggunakan metode sampel jenuh. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan PT. DAI KNIFE.
Ilham (2013) dalam penelitian “Pengaruh Motivasi, Komitmen dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.Wesitan Konsultan Pembangunan Makassar”. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT.Wesitan Konsultasi Pembangunan yakni berjumlah 60 orang karyawan, dan menggunakan sampel jenuh. Hasil penelitian adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin kerja kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan di Makassar.
2.3.Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kerangka berpikir mengenai bagaimana suatu teori berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting terhadap masalah
(22)
penelitian (Noor, 2011:76). Faktor yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas empat variabel penelitian yang menggambarkan ruang lingkup dan pola hubungan serta sasaran yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu motivasi, kedisiplinan, komitmen dan kinerja.
Berdasarkan penelitian Tania dan Sutanto (2013) dalam “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen PT.DAI KNIFE Surabaya” Menunjukan hasil bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen, dan berdasarkan penelitian Hassan (2012) dalam “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Disiplin Terhadap Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Padang” Menunjukan hasil bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen.
Berdasarkan penelitian Reza (2010) dalam “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara” dan penelitian Prihantoro (2012) dalam “Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja dan Komitmen” Menunjukan hasil bahwa motivasi, kedisiplinan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
Berdasarkan penelitian Tobing (2009) dalam “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara”. Menunjukan hasil bahwa komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Berdasarkan penelitian Ilham (2013) dalam “Pengaruh Motivasi, Komitmen dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.Wesitan Konsultan Pembangunan Makassar” Menunjukan hasil bahwa motivasi, komitmen dan disiplin kerja, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Dengan variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah motivasi (X1), dan kedisiplinan(X2), variable intervening yang adalah komitmen (Y), dan variabel terikat yang pertama (Z) dari
(23)
penelitian ini adalah kinerja organisasi. Maka disusun kerangka konseptual yang saling menghubungkan variabel – variabel dalam penelitian ini.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
sumber : data diolah oleh peneliti (2015)
Motivasi dan Kedisiplinan secara parsial berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Komitmen. Motivasi dan Kedisiplinan secara gabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen. Motivasi dan Kedisiplinan secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja. Motivasi dan Kedisiplinan secara gabungan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja. Komitmen berperngaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Dengan demikian ada keterkaitan antara perumusan masalah dengan hipotesis (Noor, 2011 : 80). Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah:
Motivasi Berorganisasi
(� )
Kedisiplinan Berorganisasi (�2)
Komitmen Anggota (Y)
Kinerja Resimen Mahasiswa (Z)
(24)
1. Motivasi berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen anggota organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
2. Motivasi berorganisasi melalui komitmen anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
3. Kedisiplinan berorganisasi berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen anggota organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
4. Kedisiplinan berorganisasi melalui komitmen anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
5. Motivasi dan kedisiplinan berorganisasi secara gabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen anggota organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
6. Motivasi dan kedisiplinan berorgansasi secara gabungan melalui komitmen anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
7. Komitmen anggota organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
(1)
dan Komitmen SEM analysis (Structural Equation Model) dan pogram SMARTPLS Lenny Hassan (2012) Pengaruh Kepuasan Kerja dan Disiplin Terhadap Komitmen
Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian
Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Padang
Kepuassan Kerja, Disiplin, Komitmen Likert dan Pengolahan Data SPSS Pengaruh langsung disiplin lebih besar nilainya dari pada pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi lebih efektif ditingkatkan
secara langsung melalui disiplin pegawai. Anastasia Tania dan Eddy M. Sutanto (2013) Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan
Kerja Terhadap Komitmen PT.DAI KNIFE Surabaya Motivasi, Kepuasan Kerja, Komitmen Likert, Pendekatan Kuantitatif, Regresi Linear Berganda
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Sementara itu variabel motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan
signifikan bersama-sama terhadap komitmen organisasional karyawan. Muhamad Ilham (2013) Pengaruh Motivasi, Komitmen dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.Wesitan Konsultan Pembangunan Makassar Motivasi, Komitmen dan Disiplin Kerja Kinerja Intervail Analisis Deskriptif Dan Regresi Linear Berganda
Ketiga variabel yang berpengaruh positif namun yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan di Makassar adalah motivasi, hal ini dikarenakan dengan meningkatnya pemberian motivasi kerja yang diberikan oleh perusahaan maka akan mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan pada PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan di Makassar
(2)
Tobing (2009) dalam penelitian “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara”. Populasi penelitian ini adalah karyawan PTPN III di Sumatera Utara yang memiliki posisi di manajer menengah. Ada 174 karyawan dalam populasi dan jumlah sampel yang 144 responden. Hasil menunjukkan bahwa Komitmen (X1) berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Kepuasan Kerja (Y1). Dan Komitmen berpengaruh secara tidak langsung berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Kinerja Karyawan (Y2).
Reza dan Dirgantara (2010) dalam penelitian “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara”. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi karyawan pada PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara dengan jumlah 112 karyawan. Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan disiplin kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Prihantoro (2012) dalam penelitian “Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja dan Komitmen (Studi Kasus Madrasah di Lingkungan Yayasan Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati)”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru MTs dan MA Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati. Populasi ini berjumlah 110 guru dari 52 guru MTs Salafiyah dan 57 guru MA Salafiyah. Metode sensus Penelitian yang digunakan ini adalah untuk memberikan kuesioner untuk seluruh penduduk 110 guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi, disiplin, dan lingkungan kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap komitmen. Dan variabel motivasi, disiplin, komitmen, dan lingkungan kerja menunjukkan signifikan Hasil positif pada kinerja sumber daya manusia
(3)
Hassan (2012) dalam penelitian “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Disiplin Terhadap Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Padang”. Populasi pada penelitian ini adalah 73 pegawai negeri sipil Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Padang, dengan sampel random berjumlah 62 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung disiplin terhadap komitmen organisasi.
Tania dan Sutanto (2013) dalam penelitian “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen PT.DAI KNIFE Surabaya”. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 25 orang karyawan PT. DAI KNIFE. Sampel penelitian ini menggunakan metode sampel jenuh. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional karyawan PT. DAI KNIFE.
Ilham (2013) dalam penelitian “Pengaruh Motivasi, Komitmen dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.Wesitan Konsultan Pembangunan Makassar”. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT.Wesitan Konsultasi Pembangunan yakni berjumlah 60 orang karyawan, dan menggunakan sampel jenuh. Hasil penelitian adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin kerja kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Wesitan Konsultasi Pembangunan di Makassar.
2.3.Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kerangka berpikir mengenai bagaimana suatu teori berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting terhadap masalah
(4)
penelitian (Noor, 2011:76). Faktor yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas empat variabel penelitian yang menggambarkan ruang lingkup dan pola hubungan serta sasaran yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu motivasi, kedisiplinan, komitmen dan kinerja.
Berdasarkan penelitian Tania dan Sutanto (2013) dalam “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen PT.DAI KNIFE Surabaya” Menunjukan hasil bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen, dan berdasarkan penelitian Hassan (2012) dalam “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Disiplin Terhadap Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Padang” Menunjukan hasil bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen.
Berdasarkan penelitian Reza (2010) dalam “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara” dan penelitian Prihantoro (2012) dalam “Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja dan Komitmen” Menunjukan hasil bahwa motivasi, kedisiplinan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
Berdasarkan penelitian Tobing (2009) dalam “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara”. Menunjukan hasil bahwa komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Berdasarkan penelitian Ilham (2013) dalam “Pengaruh Motivasi, Komitmen dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.Wesitan Konsultan Pembangunan Makassar” Menunjukan hasil bahwa motivasi, komitmen dan disiplin kerja, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Dengan variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah motivasi (X1), dan kedisiplinan(X2), variable intervening yang adalah komitmen (Y), dan variabel terikat yang pertama (Z) dari
(5)
penelitian ini adalah kinerja organisasi. Maka disusun kerangka konseptual yang saling menghubungkan variabel – variabel dalam penelitian ini.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
sumber : data diolah oleh peneliti (2015)
Motivasi dan Kedisiplinan secara parsial berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Komitmen. Motivasi dan Kedisiplinan secara gabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen. Motivasi dan Kedisiplinan secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja. Motivasi dan Kedisiplinan secara gabungan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja. Komitmen berperngaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Dengan demikian ada keterkaitan antara perumusan masalah dengan hipotesis (Noor, 2011 : 80). Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah:
Motivasi Berorganisasi
(� )
Kedisiplinan Berorganisasi (�2)
Komitmen Anggota (Y)
Kinerja Resimen Mahasiswa (Z)
(6)
1. Motivasi berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen anggota organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
2. Motivasi berorganisasi melalui komitmen anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
3. Kedisiplinan berorganisasi berpengaruh positif signifikan terhadap komitmen anggota organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
4. Kedisiplinan berorganisasi melalui komitmen anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
5. Motivasi dan kedisiplinan berorganisasi secara gabungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen anggota organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
6. Motivasi dan kedisiplinan berorgansasi secara gabungan melalui komitmen anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
7. Komitmen anggota organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara