KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BERNUANSA BIMBINGAN.

(1)

KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BERNUANSA BIMBINGAN

(Studi Deskriptif Terhadap Guru-Guru SMP Negeri 7 Bekasi)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Dalam Bidang Bimbingan Dan Konseling

Oleh

LILY NUZULIAH 1103333

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

KINERJA GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BERNUANSA BIMBINGAN

(Studi Deskriptif terhadap Guru-Guru SMP Negeri 7 Bekasi)

Oleh :

LILY NUZULIAH

NIM. 1103333

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan Konseling

© LILY NUZULIAH. Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. Nani M. Sugandi, M.Pd NIP 19570830 198101 2 001

Pembimbing II,

Dr. Suherman, M.Pd NIP 19590331 198603 1 002

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd NIP 19600501 198603 1 004


(4)

Fabiayyii aalaai robbikumaa tukadzibaan”

....dan nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan ?.... (Q.S. Ar-Rahman)

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat

kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim : 7)

"Dan barangsiapa siapa yang bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengingkari sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji" (QS Luqman : 12)

Semoga menjadi inspirasi dan motivasi bagi semua anakku tercinta untuk meraih pendidikan setinggi mungkin


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan (Studi Deskriptif terhadap Guru-Guru SMP Negeri 7 Bekasi)” ini beserta seluruh isinya adalah benar -benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada gugatan dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung,...Januari 2014 Yang membuat pernyataan,

Lily Nuzuliah NIM. 1103333


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena berkat karunian-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan baik. Penulisan tesis tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dorongan yang telah diberikan dari berbagai pihak, maka selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak, terutama kepada yang terhormat :

1. Dr. Nani M. Sugandi, M.Pd. selaku Pembimbing I, yang dengan tulus dan ikhlas membimbing, memberikan petunjuk, memberikan kemudahan dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan tesis ini.

2. Dr. Suherman, M.Pd. selaku Pembimbing II, yang telah membimbing dengan tulus dan ikhlas, memberikan petunjuk, memberikan kemudahan dan memotivasi peneliti dengan penuh kesabaran dalam penyusunan tesis ini. 3. Dr. Nandang Rusmana, M.Pd selaku ketua Prodi Bimbingan dan Konseling

SPs UPI, yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Prof. Dr. Syamsu Yusuf, M.Pd, Dr. Mubiar Agustin, M.Pd, dan Dr. Ipah Saripah, M.Pd. sebagai tim pakar yang telah menimbang dan memberikan masukan validasi instrumen serta validasi program penelitian dalam penyusunan tesis ini.

5. Segenap dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana di Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu dan motivasi kepada penulis dalam persiapan penyusunan tesis ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

6. Ibu Ruli selaku staf di Program Studi Bimbingan dan Konseling SPs yang selalu siap membantu penulis dalam masalah administrasi.

7. Raden Muhammad Said S.Pd. selaku Kepala Sekolah di SMP Negeri 7 Bekasi yang telah memberi ijin penelitian di sekolahnya.

8. Bapak/Ibu dewan guru SMP Negeri 7 Bekasi selaku subjek penelitian yang dengan sukarela membantu penulis dalam penelitian di sekolah.


(7)

9. H. Soleh, M.Pd., Hj. Suparti, S.Pd., Sri Muntamah, S.Pd., Siti Juhawati, S.Pd., Paedah Nainggolan, S.Pd., Sanusi Uci, Msi., Dra. Zulhasni, Dra. Iin Desmaniar I, M.Pd., Yanti Indiawati, S.Pd., Nina Susanti, S.Pd., Esti Widiani, S.Pd., yang telah memberikan judgment program dan berkolaborasi dalam merumuskan panduan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan.

10. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Bimbingan dan Konseling S2 Angkatan 2011 (Risna, Wiwin, Andri, Bu Mimin, Teh Ernie, Hardi, Ria, Mbak Yanti, Teh Isty, Revi, Devia, Zalfa, Diwan, Pak Agung, Pak Yusuf, Kang Firman, Bang Richmond) dengan motto “Sukses Bersama” yang telah saling berbagi ilmu, berbagi dalam suka, duka, canda, dan tawa selama perkuliahan dan dalam kebersamaan, semoga menjadi kenangan manis dan tak terlupakan dalam hidup.

11. Ibunda serta Ibu dan Bapak Mertua yang selalu mendoakan, mendukung dan memotivasi agar penulis dapat segera menyelesaikan jenjang pendidikan S2 12. Semua saudara sekandung dan ipar yang selalu mendoakan, memberi

dukungan dan semangat pada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

13. Suami dan anak-anakku tercinta Adang Akhdiat, Alida Nur Sakinah, M. Rijal Abdurrahman, M. Yusuf Adipraja, yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, dan kepercayaan pada penulis dalam menyelesaikan program pendidikan S2 dan penyelesaian tesis ini

14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Bandung, Januari 2014


(8)

KATA PENGANTAR

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama yang berperan penting dalam mengoptimalkan kemampuan para siswa sesuai dengan perkembangannya. Guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan follow up. Tujuan berikutnya dari penelitian ini adalah untuk merumuskan panduan peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bekasi tahun ajaran 2013 - 2014 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas limpahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul “Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran BernuansaBimbingan”.

Secara keseluruhan isi tesis ini diorganisasikan sebagai berikut : Bab I membahas latar belakang masalah, rumusan maasalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan asumsi penelitian. Bab II membahas kajian teori yang sesuai dengan masalah penelitian. Bab III membahas metode penelitian. Bab IV membahas hasil penelitian dan pembahasan. Bab V menguraikan kesimpulan dan rekomendasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermakna bagi guru-guru untuk mendapatkan pemahaman tentang kinerja dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan dengan optimal.

Bandung, Januari 2014

Penulis


(9)

ABSTRAK

Lily Nuzuliah (2013). Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan (Studi Deskriptif terhadap Guru-Guru SMP Negeri 7 Bekasi). Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan follow up serta untuk merumuskan panduan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan. Penelitian dilakukan terhadap seluruh populasi guru mata pelajaran yang berjumlah 58 orang di SMP Negeri 7 Bekasi tahun ajaran 2013/2014. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan alat pengungkap data dengan teknik non-tes berupa angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan secara umum masih rendah bagi sebagian guru, sehingga dalam pelaksanaannya sebagian guru belum dapat mensinergikan kegiatan pengajaran dan bimbingan sebagai suatu proses yang terintegrasi dalam pendidikan. Oleh karena itu diperlukan panduan untuk membantu para guru mengoptimalkan kinerja bernuansa bimbingan. Penelitian ini baru mendeskripsikan dan menganalisis profil kinerja guru secara umum, akan sangat bermanfaat jika dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui perbedaan perilaku/kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan berdasarkan gender, umur, pengalaman kerja, dan sertifikasi, serta untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kinerja guru yang bernuansa bimbingan.


(10)

Lily Nuzuliah, 2014

ABSTRACT

Lily Nuzuliah (2013) . Teacher Performances in the Guidance Nuanced Learning Process (Descriptive Study on Teachers of Public Junior High School 7 Bekasi). Guidance and Counseling Study Program Graduate School of Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

The main purpose of this study is to gain an overview of teachers’ performances in the guidance nuanced learning process of public Junior High School 7 Bekasi in planning, implementation, evaluation and follow-up, and to formulate a guidance of performances improvement of teachers in the guidance nuanced learning process. This research was conducted on the entire population of 58 teachers in public Junior High School 7 Bekasi year 2013/2014 . Conducted through a quantitative approach with descriptive method and data tools using techniques such as non-test questionnaire. The results illustrate that the performance profile of the teachers in the guidance nuanced learning process in general is still low for some teachers, so in practice they have not been able to synergize the activities of teaching and guidance as an integrated process in education. Therefore, a guide of teachers’ performances in the guidance nuanced learning process needed to help teachers optimize their performances. This study just describes and analyzes the teachers’performances, it would be very useful if there is a further research to determine the differences performance of teachers in guidance nuanced learning process by gender, ages, teaching experiences, serification, and to investigate students' perceptions of the teachers’ performances in guidance nuanced learning process.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

PERSEMBAHAN ii

PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi Penelitian ... 8

BAB II. KINERJA GURU DALAM MENERAPKAN BIMBINGAN PADA PROSES PEMBELAJARAN A. Kinerja Guru... 9

1. Arti dan Makna Kinerja ... 9

2. Konsep Kinerja Guru dalam Pembelajaran ... 10

3. Perilaku Guru yang Efektif ... 11

4. Kompetensi Guru ... 14

5. Peran dan Tugas Guru ... 22

6. Proses Pembelajaran Beserta Komponen-komponen dan Keterampilan-keterampilannya ... 27

a. Pengertian Proses Pembelajaran ... 27

b. Komponen-komponen dalam Proses Pembelajaran ... 28


(12)

B. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama ... 40

C. Tujuan Bimbingan dan Konseling ... 43

D. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan ... 48

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 53

B. Desain Penelitian ... 54

C. Prosedur Penelitian... 55

1. Tahap Persiapan ... 55

2. Tahap Pelaksanaan ... 55

3. TahapAkhir ... 56

D. Definisi Operasional... 56

E. Tempat dan Subjek Penelitian ... 58

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 59

G. Teknik Analisis Data ... 63

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66

1. Gambaran Umum Profil Kinerja/Perilaku Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan di SMP Negeri 7 Bekasi ... 66

2. Gambaran Per-Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan Di SMP Negeri 7 Bekasi... 67

a. Aspek Persepsi Guru tentang Posisi Bimbingan dalam Pembelajaran ... 68

b. Aspek Persepsi Guru tentang Fungsi Bimbingan dalam Pembelajaran ... 70

c. Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Perencanaan Pembelajaran ... 71


(13)

d. Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan

Pelaksanaan Pembelajaran ... 72 e. Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan

Evaluasi Pembelajaran ... 73 f. Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan

Follow-Up ... 75 3. Gambaran Per-Indikator dari Aspek-Aspek Kinerja/Perilaku

Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan Di SMP Negeri 7 Bekasi

a. Indikator Persepsi Guru tentang Posisi Bimbingan dalam Pembelajaran ... 76 b. Indikator Persepsi Guru tentang Fungsi Bimbingan

dalam Pembelajaran ... 78 c. Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan

Perencanaan Pembelajaran ... 80 d. Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan

Pelaksanaan Pembelajaran ... 81 e. Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan

Evaluasi Pembelajaran ... 85 f. Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan

Follow-Up ... 87 B. Pembahasan

1. Persepsi Guru tentang Posisi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 89 2. Persepsi Guru tentang Fungsi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 94 3. Kinerja/Perilaku guru dalam kegiatan perencanaan

pembelajaran ... 97 4. Kinerja/Perilaku guru dalam kegiatan pelaksanaan


(14)

5. Kinerja/Perilaku guru dalam kegiatan evaluasi

pembelajaran ... 106

6. Kinerja/Perilaku guru dalam kegiatan follow-up ... 107

C. Validasi Hasil Penelitian ... 109

D. Pengembangan Rumusan Panduan Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan 1. Penyusunan Rumusan Panduan Kinerja Guru ... 110

2. Validasi Rumusan Panduan Kinerja Guru ... 110

E. Panduan Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan ... 112

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 123

B. Rekomendasi ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 126

LAMPIRAN ... 133 RIWAYAT HIDUP


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Karakteristik Guru yang Efektif dan yang tidak Efektif ... 13 3.1. Responden Penelitian... 58 3.2. Kisi-kisi Instrumen Perilaku Guru dalam Proses Pembelajaran

Bernuansa Bimbingan ... 60 3.3. Daftar Distribusi Frekuensi ... 64 4.1. Profil Kinerja/Perilaku Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa

Bimbingan ... 66 4.2. Profil Aspek Persepsi Guru Tentang Posisi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 69 4.3. Profil Aspek Persepsi Guru tentang Fungsi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 70 4.4. Profil Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Perencanaan

Pembelajaran ... 71 4.5. Profil Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Pelaksanaan

Pembelajaran ... 72 4.6. Profil Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Evaluasi

Pembelajaran ... 74 4.7. Profil Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Memberikan

Follow-Up ... 75 4.8. Profil Indikator Persepsi Guru Tentang Posisi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 76 4.9. Profil Indikator Persepsi Guru tentang Fungsi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 78 4.10. Profil Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Perencanaan

Pembelajaran ... 80 4.11. Profil Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Pelaksanaan


(16)

4.12. Profil Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Evaluasi

Pembelajaran ... 86 4.13. Profil Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Memberikan

Follow-Up ... 88 4.14. Panduan Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa


(17)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1. Profil Kinerja/Perilaku Guru dalam Proses Pembelajaran

Bernuansa Bimbingan ... 67 4.2. Profil Aspek Persepsi Guru Tentang Posisi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 69 4.3. Profil Aspek Persepsi Guru tentang Fungsi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 70 4.4. Profil Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Perencanaan

Pembelajaran ... 72 4.5. Profil Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Pelaksanaan

Pembelajaran ... 73 4.6. Profil Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Evaluasi

Pembelajaran ... 74 4.7. Profil Aspek Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Memberikan

Follow-Up ... 75 4.8. Profil Indikator Persepsi Guru Tentang Posisi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 77 4.9. Profil Indikator Persepsi Guru tentang Fungsi Bimbingan dalam

Pembelajaran ... 79 4.10. Profil Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Perencanaan

Pembelajaran ... 80 4.11. Profil Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Pelaksanaan

Pembelajaran ... 83 4.12. Profil Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Evaluasi

Pembelajaran ... 87 4.13. Profil Indikator Kinerja/Perilaku Guru dalam Kegiatan Memberikan


(18)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman


(19)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. KISI-KISI INSTRUMEN PERILAKU GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BERNUANSA BIMBINGAN

2. INSTRUMEN PERILAKU GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BERNUANSA BIMBINGAN 3. PEROLEHAN DATA PENELITIAN

4. PANDUAN PELATIHAN KINERJA/PERILAKU GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BERNUANSA BIMBINGAN


(20)

Lily Nuzuliah, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui observasi dan wawancara langsung secara informal dengan para siswa, ditemukan fenomena bahwa siswa-siswi yang sering tidak mengikuti proses pembelajaran di kelas dikarenakan mereka tidak nyaman dengan perilaku guru mata pelajarannya.

Guru hendaknya memberikan layanan pendidikan yang bisa mengubah pola pikir siswa dan bisa membuatnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, maka guru harus berperan sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran yang mana guru harus: memiliki komitmen terhadap pribadi siswa dan memahami bagaimana cara mereka belajar, memahami bagaimana cara mengajar efektif sesuai dengan karakteristik siswa, peduli dan memanage serta memonitor cara siswa belajar, berpikir secara sistematis bagaimana siswa belajar dari pengalamannya, menjadi anggota komunitas guru atau MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Rochman Natawijaya (1988:7) mengemukakan bahwa Guru sesungguhnya memegang peranan yang penting dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah. Dia merupakan orang yang paling banyak memiliki kesempatan untuk berhubungan dengan siswa. Oleh karena itu guru mempunyai kesempatan banyak untuk memberikan bantuan kepada siswa.

Untuk dapat merealisasikan proses pembelajaran yang bernuansa bimbingan, perlu kiranya dipahami terlebih dahulu perilaku membimbing guru-guru dalam berinteraksi dengan para siswa baik di dalam maupun di luar kelas, dan layanan bimbingan bagi para siswa yang bermasalah.

Kesempatan banyak yang dimiliki guru dalam berinteraksi dengan siswa, akan memberi kemungkinan atau kemudahan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan siswanya. Hal ini tentu akan membuat para siswa lebih percaya dan terbuka kepada guru, sehingga memberi kemudahan kerjasama dan


(21)

intervensi bagi pengembangan aspek-aspek pribadi siswa dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Namun demikian berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan di lapangan, banyak guru yang belum menyadari peranan pentingnya dalam bimbingan. Didukung pula dari hasil pembicaraan dengan para siswa dalam situasi nonformal, banyak siswa yang malas masuk kelas karena tidak suka dengan gurunya karena kepribadiannya yang kurang menyenangkan.

Posisi guru yang sangat menentukan dalam proses belajar digambarkan oleh Ali Ozel (2007:75) bahwa guru dengan berbagai kepribadian mempengaruhi siswa mereka dengan cara yang berbeda. Karakteristik pribadi guru memainkan peran penting dalam menentukan batas studinya dan mempengaruhi pengalaman mengajarnya. Mereka yang tetap acuh tak acuh terhadap kegiatan dan ditentukan dalam perencanaan memiliki efek negatif pada hubungan kelas dan perkembangan karakter masing-masing siswa. Kepribadian seorang guru sangat penting dalam interaksi akademis yang berkembang dalam pengalaman mengajar.Ausbel, Flanders dan Hamachek (dalam Ali Ozel, 2007: )mendefinisikan empat sifat kepribadian utama guru yang disukai siswa yaitu ketulusan, kesabaran, toleransi, dan perhatian. Hampir tidak mungkin memberikan pengalaman mengajar yang tidak dipengaruhi oleh kepribadian guru.

Terdapat berbagai fenomena yang mengungkap keterbatasan guru dalam melaksanakan perannya sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran. Rochman Natawijaya (1984) dalam penelitiannya terhadap guru-guru SPG di Jawa barat, tentang tingkat penerapan bimbingan dalam proses belajar mengajar dihubungkan dengan kepedulian guru dan sikap siswa terhadap bimbingan, mengungkapkan bahwa yang menjadi kendala penerapan layanan bimbingan oleh guru yaitu : pengetahuan guru yang terbatas tentang bimbingan secara umum dan bimbingan dalam proses pembelajaran pada khususnya, kemampuan teknis yang tidak memadai, sikap guru yang kurang menunjang, lingkungan kerja yang tidak menunjang, kurangnya motivasi guru dan terakhir kurangnya kepedulian guru terhadap bimbingan.


(22)

Lily Nuzuliah, 2014

dasar negeri Merdeka 5/V Kotamadya Bandung mengungkapkan bahwa: Pertama, persepsi guru tentang posisi dan fungsi bimbingan di sekolah dasar cenderung belum terealisasikan secara optimal. Orientasi guru terhadap proses dan hasil belajar siswa masih terfokus pada perkembangan aspek intelektual, belum berorientasi pada perkembangan siswa secara utuh. Kedua, perumusan persiapan pengajaran lebih berorientasi pada tujuan instruksional. Ketiga, kinerja guru dalam pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut, berdasarkan penuturan para guru pada umumnya mereka merasa sudah menampilkan peran dan tugasnya sebagai pengajar dan pembimbing dalam proses belajar mengajar, namun belum koheren dengan makna bimbingan secara konseptual.

Temuan-temuan penelitian tersebut sejalan dengan pendapat M. Solehudin dalam Suherman (2008: 11) yang menyatakan bahwa kalau sekedar untuk terlaksana, bimbingan dapat saja dilakukan oleh para guru, tapi apakah bimbingan yang dilakukan oleh mereka itu benar-benar merupakan bimbingan yang sesuai dengan konsep bimbingan itu sendiri?

Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama yang berperan penting dalam mengoptimalkan kemampuan para siswa sesuai dengan perkembangannya. Guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran. Tanpa adanya peran guru maka proses pembelajaran akan terganggu bahkan gagal. Salah satu dari peran guru adalah membimbing (UU no. 14 tahun 2005).

Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997) (dalam E.Mulyasa, 2008) salah satu diantara peran-peran tersebut adalah peran guru sebagai pembimbing. Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal: merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai, melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka


(23)

harus terlibat secara psikologis, memaknai kegiatan belajar, dan terakhir mampu melaksanakan penilaian.

Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Layanan bimbingan dan konseling di Sekolah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan, senantiasa terkait dengan perubahan yang terjadi pada kehidupan siswa dan masyarakatnya. Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan sebagai upaya membantu siswa agar berkembang optimal dan dapat menyesuaikan diri, serta dapat mengaktualisasikan kemampuan-kemampuannya (Suherman, 2008).

Layanan bimbingan dan konseling layaknya dilakukan oleh ahli.Bimbingan dan konseling merupakan suatu pelayanan profesional yang menuntut sejumlah persyaratan dan kompetensi tertentu. Bimbingan dan konseling merupakan suatu aktivitas yang memiliki sejumlah teknik dan metode yang perlu dikuasai(M. Solehudin dalam Suherman, 2008). Meskipun demikian, tidak ada salahnya jika bimbingan dilakukan oleh para guru khususnya dalam proses pembelajaran, paling tidak dalam proses pembelajaran guru dapat menerapkan bimbingan yang diaplikasikan dari salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi kepribadian.

Brammer (dalam Nani M Sugandi, 2000) menyatakan beberapa karakteristik perilaku guru sebagai pembimbing adalah dengan memiliki kesadaran diri, yaitu: kesadaran nilai, perasaan, dan penggunaan kemampuan sehingga menjadi model bagi siswa; memiliki kepedulian terhadap manusia, kegiatan, dan perubahan sosial; memiliki moral dan etika, serta menghormati nilai-nilai etika moral masyarakat; memiliki empati; hormat dan menghargai siswa; jujur serta bersikap konkrit.

Sementara itu, Prayitno (2003)merinci peran, tugas dan tanggung jawab guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :

1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa


(24)

Lily Nuzuliah, 2014

2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut

3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor

4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar/latihan khusus (seperti pengajaran/latihan perbaikan, program pengayaan)

5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling

6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu,

7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus

8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

Selanjutnya berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2003: 27), menyatakan peran guru sebagai pembimbing adalah; guru melakukan kegiatan membimbing yaitu membantu murid yang mengalami kesulitan (belajar, pribadi, sosial), mengembangkan potensi murid melalui kegiatan-kegiatan kreatif di berbagai bidang (ilmu, seni, budaya, olah raga). Karakteristik-karakteristik pembimbing telah ada dalam diri guru untuk mengolah proses belajar-mengajar (PBM).

Dari uraian-uraian tersebut di atas tampak jelas bahwa membimbing merupakan salah satu fungsi dan peran guru dalam pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran yang harus dilaksanakan. Dengan melaksanakan bimbingan dalam proses pembelajaran, guru diharapkan dapat membantu para siswa memahami, menerima, mengarahkan, dan merealisasikan dirinya sesuai dengan


(25)

potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan yang tertulis dalam UU no. 14 tahun 2005 bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Penerapan bimbingan dalam proses pembelajaran dapat memberikan peran yang signifikan dalam upaya pengembangan potensi anak didik dan pemberdayaan mereka agar memiliki daya tahan terhadap tantangan, serta mampu menentukan pilihan-pilihan yang tepat untuk hidup.

Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan di atas maka sangat pentinguntuk melakukan penelitian tentang “Kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan di SMP Negeri 7 Bekasi”

B.Rumusan Masalah

Para ahli bimbingan dan konseling mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu upaya untuk membantu siswa ke arah perkembangan siswa yang optimal. Guru merupakan orang yang paling banyak memiliki kesempatan untuk berhubungan dengan siswa dan memegang peranan yang penting dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah. Guru mempunyai kesempatan banyak untuk memberikan bantuan kepada siswa. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang memiliki kendala untuk melaksanakan bimbingan dalam proses pembelajaran.

Secara rinci permasalahan tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah persepsi guru tentang posisi dan fungsi bimbingan dalam proses pembelajaran?

2. Seperti apa gambaran kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan di SMP Negeri 7 Bekasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow-up?


(26)

Lily Nuzuliah, 2014

3. Bagaimana rumusan panduan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan di SMP Negeri 7 Bekasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow-up?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan persepsi guru tentang posisi dan fungsi bimbingan dalam

proses pembelajaran.

2. Mendeskripsikan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow up.

3. Memperoleh rumusan panduan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan di SMP Negeri 7 Bekasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow-up yang dikembangkan berdasarkan hasil temuan kondisi objektif di lapangan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan urunan konseptual mengenai kinerja atau perilaku guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan di sekolah menengah pertama.

Manfaat praktis. Melalui penelitian ini para guru SMP Negeri 7 Bekasi, diharapkan :

1. Memahami tentang posisi dan fungsi bimbingan dalam proses pembelajaran. 2. Mampu dan terampil menunjukkan perilaku bernuansa bimbingan dalam

proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow-up.

3. Mendapatkan rumusan panduan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow-up.


(27)

E.Asumsi Penelitian

Penelitian ini didasarkan atas beberapa asumsi sebagai berikut :

1. Bimbingan dan konseling adalah salah satu layanan di sekolah yang terintegral dengan kegiatan pembelajaran. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua siswa. Guru sesungguhnya memegang peranan yang penting dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah. Dia merupakan orang yang paling banyak memiliki kesempatan untuk berhubungan dengan siswa. Oleh karena itu guru mempunyai kesempatan banyak untuk memberikan bantuan kepada siswa (Rochman Natawijaya, 1988: 7).

2. Kegiatan layanan bimbingan merupakan salah satu peran yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah, seperti tersurat dalam UU no. 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Demikian juga dalam UU no 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

3. Keberhasilan layanan bimbingan dalam proses pembelajaran akan sangat ditentukan oleh pemahaman guru tentang bimbingan dan konseling serta kemampuan guru dalam menerapkannya. Pelaksanaan bimbingan yang efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor pribadi guru, keterampilan dan pengetahuan guru tentang bimbingan (Moh. Surya, 1985: 133).

4. Kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan akan lebih efektif jika didasarkan pada pemahaman dan kebutuhan nyata yang dirasakan


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan di SMP Negeri 7 Bekasi mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan follow up.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang didisain untuk menjawab persoalan apa dan mengapa, sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nasution (2008:24) dimana dalam penelitian kuantitatif peneliti lebih spesifik memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara berbagai variabel atau memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial sehingga bersifat deskriptif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang akan mengukur kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan di kelas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2009: 234) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

WinarnoSurakhmad (1989:140) Mengemukakan tentang metode deskriptif yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah aktual, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa. Dengan kata lain, dalam penelitian deskriptif peneliti berusaha memotret persistiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian dituangkan dan digambarkan sebagaimana adanya. Sedangkan sifat analitis dari penelitian ini merupakan kegiatan lanjutan dari deskripsi gejala dan peristiwa. Analisis secara mendalam dilakukan berdasarkan kajian teori, setelah didapat gambaran yang jelas dan lengkap tentang aspek-aspek yang diteliti.


(29)

Data hasil penelitian berupa skor (angka-angka) dan akan diproses melalui pengolahan statistik sederhana berupa presentase, selanjutnya dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran kinerja guru di sekolah. Gambaran kinerja guru di sekolah akan dijadikan sumber dalam penyusunan panduan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan.

B. Desain Penelitian

Penelitian pendahuluan

Merumuskan masalah

Pengumpulan data

Analisis data, deskripsi, dan kesimpulan

Menyusun panduan

Uji validitas rasional panduan oleh 2 orang pakar dan 2 orang praktisi


(30)

C. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Mengurus perizinan dengan mengajukan permohonan penelitian ke Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang ditujukan kepada sekolah tempat penelitian sesuai dengan kelengkapan persayaratan yang telah ditetapkan.Surat ijin turun pada tanggal 11 Juli 2013 dengan nomor 1762/UN40.7/PL/2013

b. Melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara dan observasi kepada beberapa siswa dan guru di SMP Negeri 7 Bekasi dimana peneliti bertugas, sehingga mendapatkan fenomena kinerja guru dalam proses pembelajaran

c. Melakukan kajian literatur mengenai bimbingan, kinerja, perilaku, karakteristik tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran

d. Menyusun instrumen kinerja guru dalam proses pembelajaran

e. Melakukan konsultasi instrumen penelitian kepada dosen pembimbing dan melakukan judgment instrumen kepada ahli

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanan penelitian terdiri dari tiga tahapan sebagai berikut:

a. Menyebarkan angket/kuesioner penelitian pada semua guru mata pelajaran yang berjumlah 58 orang.

b. Dalam rangka mengisi angket, responden diberi penjelasan cara mengisi, selain petunjuk tertulis yang telah tersedia dalam angket tersebut.

c. Responden diberi waktu tiga hari untuk mengisinya, kemudian dikumpulkan langsung ke peneliti.

d. Angket yang sudah terkumpul dicek sekaligus sebagai verifikaasi kelengkapan jawaban yang belum lengkap diisi dan meminta kesediaan guru-guru untuk melengkapinya


(31)

3. Tahap Akhir

Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian sebagai berikut: a. Mengolah data hasil penelitian

b. Menganalisis dan menginterpretasikan seluruh data hasil penelitian c. Menyimpulkan hasil analisis data

D. Definisi Operasional

Berdasarkan rumusan masalah, pada bagian ini dipaparkan definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut.

Kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan adalah performance atau perilaku nyata yang ditampilkan guru-guru SMPN 7 Bekasi dalam berinteraksi dengan siswa-siswi SMPN 7 Bekasi selama proses pembelajaran disertai penerapan bimbingan.

Performance atau perilaku nyata dalam penelitian ini meliputi :

1. Persepsi guru tentang posisi dan fungsi bimbingan dalam pendidikan dan pembelajaran.

2. Kinerja guru dalam upaya menerapkan bimbingan selama proses pembelajaran yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow up.

Secara lebih rinci definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Persepsi guru tentang posisi bimbingan dalam pendidikan dan pembelajaran

adalah pandangan guru tentang: 1) keterkaitan antara kegiatan pengajaran dan bimbingan sebagai suatu proses yang terintegrasi dalam pendidikan dan pembelajaran, 2) pemahaman tentang orientasi pendidikan yang tertuju pada perkembangan kepribadian siswa secara utuh, dan 3) menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa (Nani M. Sugandi, 2000).

b. Fungsi bimbingan menurut guru adalah pemahaman guru tentang fungsi bimbingan sebagai proses bantuan dalam rangka: 1) mencegah kondisi yang menghambat perkembangan siswa, 2) memfasilitasi perkembangan potensi siswa (Nani M. Sugandi, 2000).


(32)

1) Perencanaan (persiapan pengajaran), yaitu pemikiran dan kesiapan guru dalam mendesain pembelajaran bernuansa bimbingan yang sesuai dengan kondisi di lapangan serta merujuk pada kurikulum di sekolah yang dituangkan dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

2) Pelaksanaan, yaitu karakteristik perilaku guru dalam berinteraksi dengan siswa selama proses pembelajaran yang meliputi : (a) sikap terhadap siswa sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang dan mandiri; (b) sikap yang positif dan wajar terhadap siswa; (c) sikap yang hangat, ramah, rendah hati dan menyenangkan terhadap siswa; (d) pemahaman terhadap siswa secara empatik; (e) penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu; (f) penampilan diri secara asli (genuine) dihadapan siswa; (g) kekongkritan dalam menyatakan diri; (h) perlakuan terhadap siswa secara permissive; (i) kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan siswa dan membantunya untuk memahami/menyadari perasaannya; (j) kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan ajar saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa; (k) penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus (Rochman Natawidjaja, 1984 dalam Nani M. Sugandi, 2000 : 51). 3) Evaluasi, yaitu penilaian yang dilakukan guru untuk mengumpulkan data

tentang : (a) sejauhmana siswa mampu memiliki daya serap dari hasil pembelajaran yang berlangsung; (b) kedudukan siswa dalam kelompok di kelas, sebagai upaya mengidentifikasi siswa yang unggul, sedang, dan asor/kurang; (c) dampak sikap guru dalam berinteraksi dengan siswa; (d) efektifitas metode yang menstimulasi motivasi siswa untuk belajar secara lebih mandiri (Nani M. Sugandi, 2000:51).

4) Follow-up, yaitu tindak lanjut yang dilakukan oleh guru terhadap hasil evaluasi sebagai upaya untuk mengembangkan atau memperbaiki proses pembelajaran.


(33)

E. Tempat dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 yang berlokasi di Jl. Belanak Perumnas II Bekasi Selatan Kotamadya Bekasi Propinsi Jawa Barat.

Yang menjadi subjek penelitian adalah semua guru mata pelajaran di SMP Negeri 7 Bekasi,yang mengampu mata pelajaran Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bahasa Sunda, Tata Boga, Pendidikan Lingkungan Hidup. Guru yang dilibatkan adalah semua guru mata pelajaran kelas 7, 8, dan 9, baik yang guru tetap maupun honorer , yang berjumlah 58 0rang guru. Responden penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 3.1 Responden Penelitian

No Responden/Guru Pengajar

Kelas Jumlah Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Agama Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Seni Budaya

Pendidikan Jasmani

Teknologi Informasi dan Komunikasi Bahasa Sunda

Tata Boga

7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9 7, 8, 9

4 7 8 5 7 7 9 2 3 3 3 3


(34)

F. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Penyusunan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah instrumen kinerja/perilaku guru dalam proses pembelajaran. Kisi-kisi instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti berdasarkan adaptasi dari instrumen Nani M. Sugandi(2000) dengan beberapa modifikasi dan penambahan sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Instrumen penelitian ini berbentuk angket tertutup dengan skala yang menggunakan dua pilihan jawaban, yaitu: “YA” dan “TIDAK”. Jawaban “YA” menunjukkan bahwa pernyataan tersebut sering dilakukan atau sesuai dengan perasaan atau pengalaman responden dan diberi skor 1. Jawaban “TIDAK” menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan oleh responden dan diberi skor 0.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen ini adalah sebagai berikut :

a. Mengadaptasi kisi-kisi Nani M.Sugandi (2000) dengan beberapa modifikasi dan penambahan sesuai dengan kebutuhan peneliti.

b. Merumuskan pernyataan-pernyataan instrumen dengan memperhatikan indikator-indikator dari beberapa aspek yang diukur

c. Mendiskusikan instrumen dengan pembimbing setelah terlebih dahulu di-judges oleh tiga orang ahli yang dipandang layak.

Aspek-aspek yang diukur oleh alat pengumpul data tersebut terdapat pada tabel 3.2 berikut ini.


(35)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan

No Aspek Indikator

Teknis Pengumpulan

Data

Butir Soal No Jml

1 Persepsi guru tentang posisi bimbingan dalam pendidikan dan pembelajar an

1.1.Kegiatan bimbingan sebagai bagian integral dalam pendidikan secara keseluruhan, khususnya dalam proses pembelajaran

Kuesioner 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

9

1.2.Pemahaman tentang orientasi pendidikan yang tertuju pada perkembangan kepribadian siswa secara utuh

Kuesioner 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 7 1.3.Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa

Kuesioner 17, 18, 19, 20, 21, 22 6 2 Persepsi guru tentang fungsi bimbingan dalam pendidikan dan pembelajar

2.1.Mencegah kondisi yang menghambat perkembangan siswa

Kuesioner 23, 24, 25, 26

4

2.2.Memfasilitasi perkembangan potensi siswa

Kuesioner 27, 28, 29


(36)

3 Perilaku guru dalam kegiatan perencanaan pembelajar an 3.1.Merumuskan rencana pembelajaran yang dituangkan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Kuesioner 30, 31, 32, 33, 34 5 4 Perilaku guru dalam kegiatan pelaksanaan pembelajar an

1.1.Sikap terhadap siswa sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang dan mandiri

Kuesioner 35, 36, 37, 38,

39

5

4.2.Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa

Kuesioner 40, 41, 42, 43,

44

5

4.3.Sikap yang hangat, ramah, rendah hati dan menyenangkan terhadap siswa

Kuesioner 45, 46, 47, 48, 49, 50 6 4.4.Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu

Kuesioner 51, 52, 53, 54, 55, 56,

57

7

4.5.Penampilan diri secara asli

(genuine)dihadapan siswa

Kuesioner 58, 59, 60, 61


(37)

4.6.Menerima siswa secara apa adanya

Kuesioner 62, 63, 64, 65

4

4.7.Perlakuan terhadap siswa secara permissive

Kuesioner 66, 67, 68, 69

4

4.8.Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan siswa dan membantunya untuk menyadari perasaannya

Kuesioner 70, 71, 72, 73

4

4.9.Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus

Kuesioner 74, 75, 76, 77

4

5

Perilaku guru dalam kegiatan evaluasi pembelajar an

5.1.Daya serap siswa dari hasil

pembelajaran

Kuesioner 78, 79, 80, 81, 82, 83

6

5.2.Kedudukan siswa dalam kelompok di kelas, sebagai upaya mengidentifikasi siswa yang unggul, sedang, dan kurang

Kuesioner 84, 85 2

5.3.Dampak sikap guru dalam berinteraksi dengan siswa

Kuesioner 86, 87, 88


(38)

5.4.Efektifitas metode yang menstimulasi dan memotivasi siswa dalam belajar

Kuesioner 89, 90 2

6 Perilaku guru dalam kegiatan memberikan follow-up

6.1.Kegiatan

menindaklanjuti hasil evaluasi dalam upaya perbaikan proses pembelajaran

Kuesioner 91, 92, 93, 94,

95

5

G. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan serta tujuan penelitian ini, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, data yang dianalisis yaitu persepsi guru tentang posisi dan fungsi bimbingan dalam pendidikan serta perilaku guru dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow up.

Secara keseluruhan teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan banyak kelas, rentang, dan panjang kelas (Furqon,Ph.D. 1997) a. Banyak Kelas(p) = 1 + 3,3 Log 58

= 1 + 3,3 (1,76) = 7

b. Rentang (R) = Nilai Maksimum – Nilai Minimum = 91 – 55 = 44

c. Panjang Kelas (Pk) = R/p = 44/7 = 6


(39)

Tabel. 3.3 Daftar Distribusi Frekuensi

NO Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif

1. 55 – 60 3 3

2 61 – 66 7 10

3 67 – 72 14 24

4 73 – 78 14 38

5 79 – 84 5 43

6 85 – 90 12 55

7 91 – 96 3 58

3. Menentukan Kuartil

a. Letak K1 di = ¼ x 58 = 14,5 atau di interval 67 – 72 Letak K2 di = 2/4 x 58 =29 atau di interval 73 – 78 Letak K3 di = ¾ x 58 = 43,5 atau di iknterval 85 – 90

b. Kriteria / Kualifikasi Gambaran Umum Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan

1) 55 Sangat Rendah 68 2) 68 Rendah 75 3) 75 Sedang 85 4) 85 Tinggi 91

c. Kriteria/Kualifikasi Gambaran Umum Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran Bernuansa Bimbingan Berdasarkan Gender

1) Laki-laki (20 Orang) Kriteria a) K1 = ¼ x 20 = 5 ada di skor 64 55 SR 64 b) K2 = ½ x 20 = 10 ada di skor 72 64 R 72 c) K3 = ¾ x 20 = 15 ada di skor 76 72 S 76 76 T 91


(40)

2) Perempuan (38 Orang) Kriteria a) K1 = ¼ x 38 = 9,5 ada di skor 68 55 SR 68 b) K2 = ½ x 38 = 19 ada di skor 77 68 R 77 c) K3 = ¾ x 38 = 28,5 ada di skor 86 77 S 86 86 T 91


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui persepsi guru tentang posisi dan fungsi bimbingan dalam pembelajaran, mengetahui gambaran kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow-up di SMP Negeri 7 Bekasi, serta untuk merumuskan panduan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan follow-up.

Oleh karena itu kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini mencakup tiga hal tersebut diatas yaitu sebagai berikut :

1. Persepsi guru-guru SMP Negeri 7 Bekasi tentang posisi dan fungsi bimbingan dalam pembelajaran secara umum masih rendah bagi sebagian guru, sehingga dalam pelaksanaannya sebagian guru belum dapat mensinergikan kegiatan pengajaran dan bimbingan sebagai suatu proses yang terintegrasi dalam pendidikan. Ini menggambarkan bahwa pemahaman beberapa guru tentang bimbingan masih kurang. Mereka beranggapan bahwa bimbingan dan konseling hanya dilakukan oleh guru BK. Beberapa guru belum dapat secara optimal memfasilitasi perkembangan potensi siswa. Hal ini mungkin berkaitan dengan pemahaman mereka tentang bimbingan dan konseling yang masih rendah.

2. Kinerja/perilaku guru dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 7 Bekasi secara umum belum bernuansa bimbingan. Namun sudah ada sebagian guru yang melaksanakan proses pembelajaran bernuansa bimbingan. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang berada pada kategori beragam untuk semua aspek yang diukur, yaitu pada kategori sangat rendah, rendah, sedang, dan tinggi. Ini menggambarkan bahwa tidak semua guru di SMP Negeri 7 Bekasi belum menunjukkan kinerja/perilaku bernuansa bimbingan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam kegiatan perencanaan, evaluasi dan follow-up. Namun dalam kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran masih ada


(42)

beberapa hal/indikator yang belum secara optimal dapat dilakukan oleh beberapa orang guru. Misalnya guru belum mampu secara kontinyu menunjukkan sikap yang positif dan wajar terhadap siswa, terkadang guru masih blm dapat mengontrol emosinya, belum optimal dalam memberikan penghargaan terhadap siswa sebagai individu, serta belum optimal menunjukkan penampilan diri secara asli (genuine) dihadapan siswa.

3. Dari uraian di atas, maka berdasarkan hasil penelitian tentang kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan di SMP Negeri 7 yang berada pada kategori rendah dan sedang, perlu adanya panduan untuk membantu para guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran bernuansa bimbingan. Untuk itu, dari hasil penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan beberapa perwakilan guru mata pelajaran beserta guru BK merumuskan panduan kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran untuk pihak-pihak yang terkait, yaitu :

1. Guru Mata Pelajaran

Guru hendaknya menyadari bahwa mereka merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terselenggarakannya proses pendidikan. Keberadaan guru merupakan pelaku utama sebagai fasilitator penyelenggara proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, selayaknya guru senantiasa berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya khususnya kinerja dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, aman, nyaman, dan menyenangkan bagi para siswa, serta dapat membantu perkembangan siswa secara optimal.

2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan ujung tombak dalam memotivasi peningkatan kinerja guru. Kinerja yang baik akan berkelanjutan apabila mendapatkan


(43)

perhatian dan pengawasan secara rutin khususnya dari kepala sekolah. Oleh karena itu seyogyanya kepala sekolah memberikan perhatian dan pengawasan rutin sehingga dalam setiap kegiatan guru merasa dihargai dan diperhatikan yang pada gilirannya nanti akan dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya.

3. Guru BK

Guru Bk sangat berperan penting dalam memberikan bimbingan dan konseling di sekolah. Pemahaman tentang posisi dan fungsi bimbingan dalam proses pendidikan hendaknya dipahami betul oleh para guru BK, sehingga bisa berbagi informasi dengan guru-guru mata pelajaran. Para Guru BK hendaknya senantiasa berkolaborasi dengan para guru mata pelajaran dalam membimbing siswa sehingga pada akhirnya para guru mata pelajaran dapat menerapkan bimbingan dalam proses pembelajaran di kelas.

4. Peneliti

Penelitian ini baru mendeskripsikan dan menganalisis profil kinerja guru secara umum. Akan sangat bermanfaat jika dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui perbedaan perilaku/kinerja guru dalam proses pembelajaran bernuansa bimbingan berdasarkan gender, umur, pengalaman kerja, dan sertifikasi, serta untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kinerja guru yang bernuansa bimbingan, serta untuk membuktikan hasil penelitian ini apakah memberikan dampak yang positif terhadap perilaku dan kemajuan akademis siswa dalam proses pembelajaran. Data diperoleh dari guru dan siswa melalui observasi, wawancara, dan angket.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.

Agustin, Mubiar. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Anwar, Moch. Idochi. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Daim,(2006), Penerapan Prinsip-Prinsip Layanan Bimbingan Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Tesis Magister pada SPs UPI. Bandung. Tidak diterbitkan

Depdiknas, (2001) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

---(2004). Peraturan Perundang-Undangan tentang Pendidikan tahun 2005. Jakarta.

--- (2005). Pembinaan Profesionalisme Tenaga pengajar (Pengembangan Profesionalisme Guru). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Depdiknas

--- (2007). Buku Permendiknas. BP.Dharma Bhakti. Jakarta.

--- (2007).Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal ---(2008). Pedoman Penilaian Kinerja Guru (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 12 Tahun 2007. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah DiRektorat Pendidikan Umun.(1994). Kurikulum SLTP: Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.

Djamarah, S.B.(1994). Prestasi belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya. Usaha Nasional.


(45)

Djumhur dan Moh. Surya. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung : CV Ilmu.

Eliasa I.E, (2012).Pentingnya Sikap Respek Bagi Pendidik Dalam Pembelajaran Dalam Jurnal Pembelajaran Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (Online). Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318571/Microsoft

%20Word%20-%20PENTINGNYA%20SIKAP%20RESPEK%20BAGI%20 PENDIDIK%20DALAM%20PEMBELAJARAN.pdf

Furqon, (1997), Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Gumelar, Dahyat, (2002). Masyarakat terdidik dan terlatih. Bandung: Mega

Surya

Hadari Nawawi, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Cetakan Ke-4, Gajah Mada Univercity Press, Yogyakarta

Helker, Wendy P., Schottelkorb, April A., & Ray, Dee.(Fall 2007). Helping Students and Teachers CONNECT: An Intervention Model for School Counselors. Dalam Texas Counseling Association: Journal of Professional Counseling: Practice, Theory and Research (Online), Vol.35(2), halaman 32-45. Tersedia: http://search.ebschost.com (25 Oktober 2012).

Hermawan, A.H dkk. (2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Isjoni, (2007). Jurnal Kinerja Guru.(Online). Tersedia: www.researchengines.com/isjoni12.html.8 Desember 2010, (28 Maret 2013)

Joni, T. Raka. (1984). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud

---(1992). Pokok-pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru. Jakarta : Ditjen Dikti Depdiknas.


(46)

Kartadinata Sunaryo (1998). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: Maulana. Karyono Ibn Ahmad, (2013). The Role of Teacher’s Guidance Counseling

BuildingSelf-Esteem in Repertoire School Students Matter to Achieve Success. Dalam Research on Humanities and Social SciencesISSN 2222-1719 (Paper) ISSN 2222-2863

(online).Vol.3(5), 2013.Tersedia:

http://www.iiste.org/Journals/index.php/RHSS/article/view/5205 (10 Pebruari 2013)

Kusmianto (1997) Panduan Penilaian Kinerja Guru oleh Pengawas. Jakarta Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, P. Anwar (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

---(2008). Menjadi guru profesional. Bandung. Rosda karya.

Nasution S, (2008). Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan

Natawijaya Rochman (1987). Pendekatan-pendekatan Penyuluhan Kelompok. Bandung: Diponegoro.

---(1988) peranan guru dalam bimbingan di sekolah, Bandung:Abardin

Nawawi, Hadari. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurihsan, A. Juntika.(2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.


(47)

Ozel Ali (2007). Dumlupinar University, Faculty of Education, Elementary School Education Department, Kutahya, 43100, TURKEY . The Effect of Turkish Geography Teacher’s Personality on

His Teaching Experiences, Dalam International Journal of Environmental & Science Education (Online), Vol. 2(3), halaman 75 – 78. ISSN 1306-3065© 2007 by IJESE. All Rights Reserved.Tersedia: files.eric.ed.gov/fulltext/EJ9 . (25 Oktober 2012)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 53 Tahun 2010. Jakarta. Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses

PP No 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan

PP No. 28/1990 Tentang Pendidikan Dasar Bab X pasal 25 ayat (1). Jakarta. PP No. 29/1990 tentang pendidikan menengah Bab X pasal 27 ayat (1). Jakarta. Prayitno. (1999).Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling (SLTP). Jakarta: Penebar Aksara.

---(2003). Wawasan dan Landasan BK (Buku II). Jakarta : Depdiknas Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah

(Metode, Teknik dan Aplikasi). Bandung: RIZQI PRESS

Sahertian,Piet.Drs.(1981). Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya.

Sardiman, AM, (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Shertzer, B. & Stone, S.C. (1981). Fundamental of Gudance (4th ed). Boston: Houghton-Miffin Co

Slemato, (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

---(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


(48)

Soedarmadji, B. (2008). Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Pada Setting

Sekolah. [Online]. Tersedia:

http://karyaboy.blogspot.com/2008/09/bk-pada-setting-sekolah.html (diakses 20 Maret 2013)

Spencer Jr., L. M., Spencer, S. (1993): Competence at Work. Models for Superior Performance. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Stiles, K.E. dan Horsley, S. (1998). Professional Development Strategies: Proffessional Learning Experiences Help Teachers Meet the Standards. The Science Teacher. (September 1998. hlm. 46-49). Sudjana, S. H.D. (2010). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah.

Sugandhi, M. Nani. (2000). Keterpaduan Antara Tugas Guru Mengajar dan Membimbing dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar Negeri Merdeka 5/V Kotamadya Bandung. Tesis pada Magister SPs UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Suharsimi Arikunto. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta.

Suherman, (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI.

---(2011). Pendidikan dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI PRESS

Suhertina (2011). Peranan guru bidang studi dalam Program pelayanan bimbinga konseling Di sekolah menengah atas. Tesis pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau (Online). Tersedia: http://www.scribd.com/doc/72656427/Peranan-Guru-Bid-studi-Dalam-Pelayanan-BK .(26 Oktober 2012)

Sujarwo, (2012). Model-model Pembelajaran: suatu strategi mengajar. Yogyakarta

Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Desak P.E. Nila.(2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparlan,( 2004). Beberapa Pendapat tentang Guru Efektif dan Sekolah Efektif. Fasilitator : Edisi I Thn 2004(23-28).


(49)

Surya, Moh. (1985) Psikologi Pendidikan, Penerbit Publikasi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, Bandung.

Susan Thompson S. Greer G.J. Greer B.B. (2004). Highly Qualified for Successful Teaching: Characteristics Every Teacher Should Possess. The University of Memphis (Online). Tersedia: http://www.usca.edu/essays/vol102004/thompson.pdf

Syah, Muhibbin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syamsuddin, Abin (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

UU no. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wawan, (2012). Pengembangan Kinerja Guru Guna Peningkatan Kualitas Pendidikan. Jurnal Kinerja Guru (Online). Tersedia: http://wawan4mi.blogspot.com/2012/07/jurnal-kinerja-guru.html Wijaya, C. Dan Rusyan A.T, 1994. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses

Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Willis, S. Sofyan, (2003). Peran Guru Sebagai Pembimbing (Suatu Studi Kualitatif) dalam Jurnal Mimbar Pendidikan 25 No.I/XXII/2003. Universitas Pendidikan Indonesia (Online). Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/URNAL_ MIMBAR_PENDIDIKAN/MIMBAR_NO_1_2003/Peran_Guru _Sebagai_Pembimbing_%28Suatu_Studi_Kualitatif%29.pdf. (24 Oktober 2012)

---(2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Winataputra, Udin, dkk (2000). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka


(50)

Winkel, W.S,.(1997). Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia

Yusuf, S. & Nurichsan, J. (2008 ). Landasan Bimbingan dan Konseling. PT. Remaja Rosdakarya

Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zahera Sy, (1997). Hubungan konsep diri dan kepuasan kerja dengan sikap guru dalam proses belajar mengajar, Ilmu Pendidikan. jilid 4 Nomor 3 hal. 183-194.

Perhitungan Kebutuhan Guru By SUAIDIN (2011)http://www.psb-psma.org/content/blog/4028-perhitungan-kebutuhan-guru, online (diakses 26 Desember 2012)

http://infopendidikankita.blogspot.com.(diakses 28 Maret 2013)

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195109141975 011-AYI_OLIM/MACAM_KOMPETENSI_PENDIDIKx.pdf, online (diakses 5 April 2013)

http://www.abibunda.info/2011/07/keterampilan-guru-dalam-proses_02.htmlOnline (diakses 23 Juli 2011)

http://www.glendomi.com/2012/10/komponen-komponen-pembelajaran_3.htmlOnline (diakses 28 Agustus 2013)

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011 -AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Komponen_Pembelajaran.pdf. Online (diakses 28 Agustus 2013)

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKA N/195711211985031-TOTO_RUHIMAT/Prosedur_pembelajaran_di_SD.pdf. Online (diakses 18 Nopember 2013)


(1)

Djumhur dan Moh. Surya. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung : CV Ilmu.

Eliasa I.E, (2012).Pentingnya Sikap Respek Bagi Pendidik Dalam Pembelajaran Dalam Jurnal Pembelajaran Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (Online). Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318571/Microsoft

%20Word%20-%20PENTINGNYA%20SIKAP%20RESPEK%20BAGI%20 PENDIDIK%20DALAM%20PEMBELAJARAN.pdf

Furqon, (1997), Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Gumelar, Dahyat, (2002). Masyarakat terdidik dan terlatih. Bandung: Mega

Surya

Hadari Nawawi, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Cetakan Ke-4, Gajah Mada Univercity Press, Yogyakarta

Helker, Wendy P., Schottelkorb, April A., & Ray, Dee.(Fall 2007). Helping Students and Teachers CONNECT: An Intervention Model for School Counselors. Dalam Texas Counseling Association: Journal of Professional Counseling: Practice, Theory and Research (Online), Vol.35(2), halaman 32-45. Tersedia: http://search.ebschost.com (25 Oktober 2012).

Hermawan, A.H dkk. (2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Isjoni, (2007). Jurnal Kinerja Guru.(Online). Tersedia: www.researchengines.com/isjoni12.html.8 Desember 2010, (28 Maret 2013)

Joni, T. Raka. (1984). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud

---(1992). Pokok-pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru. Jakarta : Ditjen Dikti Depdiknas.


(2)

Kartadinata Sunaryo (1998). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: Maulana.

Karyono Ibn Ahmad, (2013). The Role of Teacher’s Guidance Counseling BuildingSelf-Esteem in Repertoire School Students Matter to Achieve Success. Dalam Research on Humanities and Social SciencesISSN 2222-1719 (Paper) ISSN 2222-2863

(online).Vol.3(5), 2013.Tersedia:

http://www.iiste.org/Journals/index.php/RHSS/article/view/5205 (10 Pebruari 2013)

Kusmianto (1997) Panduan Penilaian Kinerja Guru oleh Pengawas. Jakarta

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, P. Anwar (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

---(2008). Menjadi guru profesional. Bandung. Rosda karya.

Nasution S, (2008). Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan

Natawijaya Rochman (1987). Pendekatan-pendekatan Penyuluhan Kelompok. Bandung: Diponegoro.

---(1988) peranan guru dalam bimbingan di sekolah, Bandung:Abardin

Nawawi, Hadari. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurihsan, A. Juntika.(2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.


(3)

Ozel Ali (2007). Dumlupinar University, Faculty of Education, Elementary School Education Department, Kutahya, 43100, TURKEY . The Effect of Turkish Geography Teacher’s Personality on

His Teaching Experiences, Dalam International Journal of Environmental & Science Education (Online), Vol. 2(3), halaman 75 – 78. ISSN 1306-3065© 2007 by IJESE. All Rights Reserved.Tersedia: files.eric.ed.gov/fulltext/EJ9 . (25 Oktober 2012)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 53 Tahun 2010. Jakarta. Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses

PP No 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan

PP No. 28/1990 Tentang Pendidikan Dasar Bab X pasal 25 ayat (1). Jakarta. PP No. 29/1990 tentang pendidikan menengah Bab X pasal 27 ayat (1). Jakarta. Prayitno. (1999).Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling (SLTP). Jakarta: Penebar Aksara.

---(2003). Wawasan dan Landasan BK (Buku II). Jakarta : Depdiknas Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah

(Metode, Teknik dan Aplikasi). Bandung: RIZQI PRESS

Sahertian,Piet.Drs.(1981). Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya.

Sardiman, AM, (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Shertzer, B. & Stone, S.C. (1981). Fundamental of Gudance (4th ed). Boston: Houghton-Miffin Co

Slemato, (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

---(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


(4)

Soedarmadji, B. (2008). Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Pada Setting

Sekolah. [Online]. Tersedia:

http://karyaboy.blogspot.com/2008/09/bk-pada-setting-sekolah.html (diakses 20 Maret 2013)

Spencer Jr., L. M., Spencer, S. (1993): Competence at Work. Models for Superior Performance. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Stiles, K.E. dan Horsley, S. (1998). Professional Development Strategies: Proffessional Learning Experiences Help Teachers Meet the Standards. The Science Teacher. (September 1998. hlm. 46-49). Sudjana, S. H.D. (2010). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah.

Sugandhi, M. Nani. (2000). Keterpaduan Antara Tugas Guru Mengajar dan Membimbing dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar Negeri Merdeka 5/V Kotamadya Bandung. Tesis pada Magister SPs UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Suharsimi Arikunto. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta.

Suherman, (2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI.

---(2011). Pendidikan dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI PRESS

Suhertina (2011). Peranan guru bidang studi dalam Program pelayanan bimbinga konseling Di sekolah menengah atas. Tesis pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau (Online). Tersedia: http://www.scribd.com/doc/72656427/Peranan-Guru-Bid-studi-Dalam-Pelayanan-BK .(26 Oktober 2012)

Sujarwo, (2012). Model-model Pembelajaran: suatu strategi mengajar. Yogyakarta

Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Desak P.E. Nila.(2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparlan,( 2004). Beberapa Pendapat tentang Guru Efektif dan Sekolah Efektif. Fasilitator : Edisi I Thn 2004(23-28).


(5)

Surya, Moh. (1985) Psikologi Pendidikan, Penerbit Publikasi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, Bandung.

Susan Thompson S. Greer G.J. Greer B.B. (2004). Highly Qualified for Successful Teaching: Characteristics Every Teacher Should Possess. The University of Memphis (Online). Tersedia: http://www.usca.edu/essays/vol102004/thompson.pdf

Syah, Muhibbin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syamsuddin, Abin (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

UU no. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wawan, (2012). Pengembangan Kinerja Guru Guna Peningkatan Kualitas Pendidikan. Jurnal Kinerja Guru (Online). Tersedia: http://wawan4mi.blogspot.com/2012/07/jurnal-kinerja-guru.html Wijaya, C. Dan Rusyan A.T, 1994. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses

Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Willis, S. Sofyan, (2003). Peran Guru Sebagai Pembimbing (Suatu Studi Kualitatif) dalam Jurnal Mimbar Pendidikan 25 No.I/XXII/2003. Universitas Pendidikan Indonesia (Online). Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/URNAL_ MIMBAR_PENDIDIKAN/MIMBAR_NO_1_2003/Peran_Guru _Sebagai_Pembimbing_%28Suatu_Studi_Kualitatif%29.pdf. (24 Oktober 2012)

---(2004). Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Winataputra, Udin, dkk (2000). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka

--- (2007). Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Universitas Terbuka


(6)

Winkel, W.S,.(1997). Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia

Yusuf, S. & Nurichsan, J. (2008 ). Landasan Bimbingan dan Konseling. PT. Remaja Rosdakarya

Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zahera Sy, (1997). Hubungan konsep diri dan kepuasan kerja dengan sikap guru dalam proses belajar mengajar, Ilmu Pendidikan. jilid 4 Nomor 3 hal. 183-194.

Perhitungan Kebutuhan Guru By SUAIDIN (2011)http://www.psb-psma.org/content/blog/4028-perhitungan-kebutuhan-guru, online (diakses 26 Desember 2012)

http://infopendidikankita.blogspot.com.(diakses 28 Maret 2013)

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195109141975 011-AYI_OLIM/MACAM_KOMPETENSI_PENDIDIKx.pdf, online (diakses 5 April 2013)

http://www.abibunda.info/2011/07/keterampilan-guru-dalam-proses_02.htmlOnline (diakses 23 Juli 2011)

http://www.glendomi.com/2012/10/komponen-komponen-pembelajaran_3.htmlOnline (diakses 28 Agustus 2013)

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011 -AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Komponen_Pembelajaran.pdf. Online (diakses 28 Agustus 2013)

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKA N/195711211985031-TOTO_RUHIMAT/Prosedur_pembelajaran_di_SD.pdf. Online (diakses 18 Nopember 2013)