PENILAIAN KINERJA GURU PRODUKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN SMK MATER AMABILIS

PENILAIAN KINERJA GURU PRODUKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN SMK MATER AMABILIS

     

  Disusun oleh: Windi Oktaviyani Putri / 12.21.0005 Risky Satrio / 1

    1.23.10032 SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA 2013

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pendidikan merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dapat membentuk watak dan perilaku manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan dapat berbentuk dalam segala macam pengalaman belajar dalam hidup Pendidikan berlangsung dalam beraneka ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarangan, kapan dan dimana pun dalam hidup. Hal ini yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa pendidikan lebih berorientasi pada peserta didik. Tujuan pendidikan tidak jauh berbeda dengan tujuan hidup. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Dwi Siswoyo, 2007:20).

  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional sendiri mempunyai fungsi sebagai mana ditegaskan pada pasal 3 UUD 1945 yaitu pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional negara Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, diperlukan pendidikan yang bermutu. Untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu, pelaksanaan pendidikan di Indonesia diatur dalam Standar Berdasarkan Standart Nasional Pendidikan (SNP) yang tercantum dalam Permendiknas No.

  16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Sedangkan untuk mengukur kemampuan guru dalam pemenuhan standart tersebut dilakukan monitoring atau penilaian salah satunya adalah berdasarkan kepuasan peserta didik melalui angket evaluasi guru.

  1.2 Perumusan Masalah

  Bagaimana penilaian terhadap kinerja guru produktif kelas XII SMK Mater Amabilis oleh siswa SMK Mater Amabilis

  1.3 Tujuan dan dan Manfaat Penelitian

  Tujuan Penelitian

  1.3.1

  1. Mengetahui kinerja guru dalam PBM

  2. Memperbaiki kinerja guru Manfaat Penilitian

1.3.2 Manfaat Teoritis : Mengamatai pembelajaran student centre

1.3.2.1 Manfaat Praktis : Meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa

  1.3.2.2

1.4 Landasan Teori

  Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja. Smith dalam (Mulyasa, 2005: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau

  

performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja,

  hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal

  Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik. Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan.

  Pengertian Kinerja Guru

  Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru menyampaikan materi kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

  Penilaian Kinerja Guru

  Penilaian kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan tingkat kinerja guru yang lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan- patokan tertentu. Bagi para guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensinya. Bagi sekolah hasil penilaian para guru sangat penting arti dan perannya dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dijelaskan tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru guna menunjang kompetensi profesional guru. “Kompetensi profesional meliputi: 1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan profesi”.

1.5 Metodologi dan Jenis Penelitian

  1.5.1Metode & Jenis Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, faktual dan akurat dengan membuat angket kepada responden (siswa kelas XI) yang akan menjawab pernyataan-pernyataan tentang kinerja guru.

  1.5.2 Populasi Siswa SMK Mater Amabilis yang terdiri dari 4 jurusan yaitu : Jasa Boga, Busana Butik, Akomodasi Perhotelan, Usaha Perjalanan Wisata.

  1.5.3 Teknik Sampling Sample acak mengambil kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi

  1.5.4 Sampel Siswa kelas XII SMK Mater Amabilis

  1.5.5 Instrumen Penelitian Instrument penelitian dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.

  1.5.6 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya faktor kinerja guru produtif yang mumpuni dalam proses belajar mengajar.

  1.5.7 Tempat dan Waktu Penelitian

  1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Katolik Mater Amabilis Jalan Teratai No 2B Suarabaya

  Penelitian ini mulai dilakukan pada minggu ke-2 bulan Desember 2013

  1.5.9 Teknik Pengumpulan data Dalam penelitian ini peneliti membagi kuesioner yang akan disebarkan pada siswa kelas XII semua jurusan selama tanggal 6-20 Desember, pada hari-hari aktif sekolah. Kuesioner langsung diberikan kepada calon responden dan langsung diisi oleh responden tersebut.

  1.5.10 Pengukuran skor 5 a. Sangat Baik skor 4 b. Baik skor 3 c. Sedang skor 2 d. Buruk skor 1

e. Buruk Sekali

  Untuk melakukan pengskalaan, responden diberi daftar pertanyaan melalui kuesioner, dimana hal ini akan mempermudah responden dalam menjawab kuesioner. Setiap pertanyaan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan. Kemudian skor yang diperoleh dijumlahkan berdasarkan masing-masing motif dan pemenuhan motif yang telah dikategorisasikan. Dengan jumlah skor dari setiap item.

  1.5.11 Teknik Analisis data Siswa-siswi kelas XII kurang lebih telah banyak mendapat pelajaran tentang teori produktif atau kejuruan. Dimana SMK yang saat ini sedang banyak diminati karena kompetensi yang siap bersaing di dunia kerja maka sebisa mungkin kinerja seorang guru produktif harus mumpuni dan memilik standart yang sesuai agar mampu membekali anak didiknya dengan keterampilan dan pengetahuan di bidangnya. Dengan begitu penilaian kinerja guru kami lakukan dengan menyebar angket.

BAB II Populasi Sekolah Mater Amabilis berdiri pada tanggal 7 Februari 1953, diresmikan oleh Uskup Surabaya Mgr. Johanes Klooster, CM. Pemrakarsanya adalah romo HJG Veel, CM. Sekolah

  ini didirikan dengan tujuan membantu putri remaja yang saat itu membutuhkan tempat menuntut ilmu di sekolah kejuruan, khususnya di bidang kepandaian putri.

  Sejarah Perubahan Nama

  Sekolah Mater Amabilis mengalami beberapa kali perubahan bentuk, yaitu:

  • Tahun 1953 - 1964 Sekolah Guru Kepandaian Putri (S
  • Tahun 1964 - 1977 Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA)
  • • Tahun 1977 - 1991 Dengan penyesuaian kurikulum menjadi Sekolah Menengah

  Kesejahteraan Keluarga (SMKK), rumpun kesejahteraan keluarga dengan tiga program studi, yaitu:

  o

  Program Studi Tata Makanan

  o

  Program Studi Tata Busana

  o

  Program Studi Pengatur Rumah Tangga Sejak tahun ini mulai menerima siswa putra.

  • Tahun 1991 - 1994 Rumpun SMKK Katolik Mater Amabilis diubah menjadi rumpun boga dan rumpun busana dengan program studi sebagai berikut:

  o

  Rumpun Boga: Tahun 1994 - 2004 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kelompok Pariwisata

  • dengan tiga program studi, yaitu:

  Program Studi Jasa Boga

  o

  Program Studi Tata Busana

  o

  Program Studi Patiseri

  o

  Tahun 2004 - Sekarang, dengan kurikulum SMK edisi 2004, menjadi Sekolah • Menengan Kejuruan (SMK), Kelompok Pariwisata dengan empat program keahlian, yaitu:

  Restoran

  o

  Akomodasi Perhotelan

  o

  Usaha Jasa Pariwisata

  o

  Tata Busana

  o Program Pendidikan

  SMK Katolik Mater Amabilis merupakan sekolah menengah kejuruan yang telah menjalankan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) dengan tujuan menciptakan tenaga terampil dan profesional yang diimplimentasikan sesuai kebutuhan di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)

  Sistem Pendidikan

  SMK Katolik Mater Amabilis telah mengaplikasikan sistem pendidikan 60 % praktek dan 40 % teori, yang disampaikan oleh Tim Pengajar yang merupakan Praktisi dari Dunia Industri maupun Dunia Usaha dan ditunjang dengan fasilitas laboratorium praktek sesuai standart

  Masa Pendidikan

  Masa pendidikan yang ditempuh di SMK Katolik Mater Amabilis adalah 6 semester, termasuk pelaksanaan Praktek Kerja Industri / On The Job Training ( OJT ) selama 1 semester di dunia industri / dunia usaha

  Sampel

  Siswa kelas XII semua jurusan, yaitu : Jasa Boga, Busana Butik, Akomodasi Perhotelan, Usaha Perjalanan Wisata

BAB III Analisis Kuisoner yang tersebar untuk menilai kinerja guru: ANGKET SISWA PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN OLEH GURU SMK MATER AMABILIS TAHUN PELAJARAN 2013 - 2014 Materi Ujian Nasioanl Mata Pelajaran : Kejuruan SKOR NO URAIAN

  1 2 3 4 5

  A. PROFESIONAL

  1 Menguasai Materi

  2 Mampu mengembangkan materi

  B. PEDAGODIK

  3 Menggunakan metode yang menarik/kreatif

  4 Menyampaikan materi dengan jelas

  5 Memberi pertanyaan pada siswa

  6 Bersedia menjelaskan terhadap siswa

  7 Memberi ujian perbaikan/remidi

  8 Memberi tugas

  9 Membimbing siswa

  10 Materi yang disampaikans sesuai dengan praktek

  C. SOSIAL

  11 Memperhatikan siswa selama di kelas

  12 Menjalin relasi positif dengan siswa

  D. KEPRIBADIAN

  13 Memulai/mengakhiri pembelajaran tepat waktu

  14 Bersikap tegas dan bijaksana

  15 Patut dijadikan teladan

  16 Cara berpakaian

  17 Cara bertutur kata

  18 Memberikan motivasi terhadap siswa Tabulasi penghitungan hasil kuisioner :

  URAIAN   SKOR   1   2   3   4   5   RESPONDEN  

  

1   3   2   25   7   3   40  

2       6   20   10   4   40  

3   1   2   20   12   5   40  

4   1   1   22   11   5   40  

5       1   21   15   3   40  

6           20   12   8   40  

7           17   20   3   40  

8           20   18   2   40  

9           14   22   4   40  

10       3   9   23   5   40  

  

11           18   20   2   40  

12           14   22   4   40  

13           16   20   4   40  

14           16   21   3   40  

15           16   20   4   40  

16           13   22   5   40  

17           17   18   5   40  

18           7   25   8   40   Penghitungan skor penelitian: Jumlah skor ideal (skor tertinggi) = 5 x 40 = 200 (SB) Jumlah skor rendah = 1 x 40 = 40 (BS) Berdasarkan data yang diperoleh dari 40 responden, maka kinerja guru dalam proses pembelajaran materi kejuruan untuk kelas XII SMK Mater Amabilis, Secara kontinum dapat dilihat seperti : Item No.1 : Menguasai Materi

  120 160

  40 80 200 SK K C B SB

  Item No. 2 : Mampu mengembangkan materi

  40 80 120 160 200 SK K C B SB

  Item No. 3 : Menggunakan metode yang menarik/kreatif

  120

  40 80 160 200 SK K C B SB

  Item No. 4 : Menyampaikan materi dengan jelas

  120

  40 80 160 200 SK Item No. 5 : Memberi pertanyaan pada siswa

  40 80 120 160

200

SK K C B SB

  Item No 6 : Bersedia menjelaskan terhadap siswa

  120 160

  40 80 200 SK K C B SB

  Item No. 7 : Memberi ujian perbaikan/remidi

  120 160

  40 80 200 SK K C B SB

  Item No. 8 : Memberi tugas

  40 80 120 160

200

SK K C B SB

  Item No. 9 : Membimbing siswa

  120

  40 80 160 200 SK K C B SB

  Item No. 10 : Materi yang disampaikans sesuai dengan praktek

  120 160

  40 80 200 SK K C B SB

  Item No. 11 : Memperhatikan siswa selama di kelas

  Item No. 12 : Menjalin relasi positif dengan siswa

  120

  40 80 160 200 SK K SB C B

  Item No. 13 : Memulai/mengakhiri pembelajaran tepat waktu

  40 80 120 160 200 SK K C B SB

  Item No. 14 : Bersikap tegas dan bijaksana

  40 80 120 160 200 SK K SB C B

  Item No. 15 : Patut dijadikan teladan

  120 160

  40 80 200 SK K C B SB

  Item No. 16 : Cara berpakaian

  120

  40 80 160 200 SK K SB C B

  Item No. 17 : Cara bertutur kata

  40 80 120 160 200 Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 40 responden, maka kinerja guru dalam proses pembelajaran, yaitu : Item No. 1 :125/200 x 100% = 63% tergolong Kuat. Item No.2 : 124/200 x 100% = 62% tergolong Kuat. Item No.3 : 140/200 x 100% = 70% tergolong Kuat. Item No.4 : 171/200 x 100% = 86% tergolong Sangat Kuat. Item No.5 : 139/200 x 100% = 70% tergolong Kuat Item No.6 : 132/200 x 100% = 66% tergolong Kuat. Item No. 7 : 155/200 x 100% = 78% tergolong Kuat. Item No. 8 : 138/200 x 100% = 69% tergolong Kuat. Item No. 9 : 138/200 x 100% = 69% tergolong Kuat. Item No. 10 : 139/200 x 100% = 70% tergolong Kuat. Item No. 11 : 144/200 x 100% = 72% tergolong Kuat. Item No. 12 : 138/200 x 100% = 69% tergolong Kuat. Item No. 13 : 144/200 x 100% = 72% tergolong Kuat. Item No. 14 : 144/200 x 100% = 72% tergolong Kuat. Item No. 15 : 140/200 x 100% = 70% tergolong Kuat. Item No. 16 : 147/200 x 100% = 74% tergolong Kuat. Item No. 17 : 148/200 x 100% = 70% tergolong Kuat. Item No. 18 : 161/200 x 100% = 81% tergolong Sangat Kuat.

  Presentase kelompok responden dapat dilihat seperti : Item No. 1 Item No. 2 Item No. 3 Item No. 4 Item No. 5

  20% 40% 60% 80% 100%

  Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat

  Sangat Kuat 20% 40% 60%

  80% 100% Sangat Lemah

  Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat

  20% 40% 60% 80% 100% Sangat

  Lemah Lemah Cukup Kuat Sangat

  Kuat 20% 40% 60% 80% 100%

  Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat

  Sangat Kuat Item No. 6

  20% 40% 80% 100% 60% Sangat Lemah Cukup Sangat Kuat

  Lemah Kuat

  Item No. 7

  20% 40% 100% 80% 60% Sangat Lemah Cukup Sangat

  Kuat Lemah Kuat

  Item No. 8

  20% 40% 100% 80% 60%

Sangat Lemah Cukup Sangat

  Kuat Lemah Kuat

  Item No. 9

  20% 40% 80% 100% 60%

Sangat Lemah Cukup Sangat

Kuat Lemah Kuat

  Item No. 10

  20% 40% 80% 100% 60%

Sangat Lemah Cukup Sangat Kuat Item No. 12

  20% 40% 80% 100% 60%

Sangat Lemah Cukup Sangat

Kuat Lemah Kuat

  Item No. 13

  20% 40% 80% 100% 60%

Sangat Lemah Cukup Sangat

Kuat Lemah Kuat

  Item No. 14

  20% 40% 80% 100% 60%

Sangat Lemah Cukup Sangat

Kuat Lemah Kuat

  Item No. 15

  20% 40% 80% 100% 60%

Sangat Lemah Cukup Sangat

Kuat Lemah Kuat

  Item No. 16

  Item No. 17

  20% 40% 80% 100% 60%

Sangat Lemah Cukup Sangat

Kuat Lemah Kuat

  Item No. 18

  20% 40% 100% 80% 60%

Sangat Lemah Cukup Sangat

  Kuat Lemah Kuat

  Keterangan : Kriteria Interpretasi Skor Angka 0% - 20% = Sangat Lemah Angka 21% - 40% = Lemah Angka 41% - 60% = Cukup Angka 61% - 80% = Kuat Angka 81% - 100% = Sangat Kuat

  Apabila didasarkan pada kelompok responden, maka dapat diketahui bahwa : Item No. 1 3 siswa menyatakan Sangat Kurang = 3/40 x 100% = 8% 2 siswa menyatakan Kurang = 2/40 x 100% = 5 % 25 siswa menyatakan Cukup = 25/40 x 100% = 63% 7 siswa menyatakan Baik = 7/40 x 100% = 18% 3 siswa menyatakan Sangat Baik = 3/40 x 100% = 8% Item No. 2 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 6 siswa menyatakan Kurang = 6/40 x 100% = 15 % 20 siswa menyatakan Cukup = 20/40 x 100% = 50% 10 siswa menyatakan Baik = 10/40 x 100% = 25% 4 siswa menyatakan Sangat Baik = 4/40 x 100% = 10% Item No. 3 1 siswa menyatakan Sangat Kurang = 1/40 x 100% = 3% 2 siswa menyatakan Kurang = 2/40 x 100% = 5 % 20 siswa menyatakan Cukup = 20/40 x 100% = 50% 12 siswa menyatakan Baik = 12/40 x 100% = 30% 5 siswa menyatakan Sangat Baik = 5/40 x 100% = 13% Item No. 4 1 siswa menyatakan Sangat Kurang = 1/40 x 100% = 3% 1 siswa menyatakan Kurang = 1/40 x 100% = 3 % 22 siswa menyatakan Cukup = 22/40 x 100% = 55% 11 siswa menyatakan Baik = 11/40 x 100% = 28%

  Item No. 5 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 1 siswa menyatakan Kurang = 1/40 x 100% = 3 % 21 siswa menyatakan Cukup = 21/40 x 100% = 53% 15 siswa menyatakan Baik = 15/40 x 100% = 38% 3 siswa menyatakan Sangat Baik = 3/40 x 100% = 8% Item No. 6 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 20 siswa menyatakan Cukup = 20/40 x 100% = 50% 12 siswa menyatakan Baik = 12/40 x 100% = 30% 8 siswa menyatakan Sangat Baik = 8/40 x 100% = 20% Item No. 7 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 17 siswa menyatakan Cukup = 17/40 x 100% = 43% 20 siswa menyatakan Baik = 20/40 x 100% = 50% 3 siswa menyatakan Sangat Baik = 3/40 x 100% = 8% Item No.8 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 20 siswa menyatakan Cukup = 20/40 x 100% = 50% 18 siswa menyatakan Baik = 18/40 x 100% = 45% 2 siswa menyatakan Sangat Baik = 2/40 x 100% =5%

  Item No.10 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 3 siswa menyatakan Kurang = 3/40 x 100% = 8 % 9 siswa menyatakan Cukup = 9/40 x 100% = 23% 23 siswa menyatakan Baik = 23/40 x 100% = 58% 5 siswa menyatakan Sangat Baik = 5/40 x 100% =13% Item No.11 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 18 siswa menyatakan Cukup = 18/40 x 100% = 45% 20 siswa menyatakan Baik = 20/40 x 100% = 50% 2 siswa menyatakan Sangat Baik = 2/40 x 100% =5% Item No.12 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 14 siswa menyatakan Cukup = 14/40 x 100% = 35% 22 siswa menyatakan Baik = 22/40 x 100% = 55% 4 siswa menyatakan Sangat Baik = 4/40 x 100% =10% Item No.13 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 16 siswa menyatakan Cukup = 16/40 x 100% = 40% 20 siswa menyatakan Baik = 20/40 x 100% = 50% 4 siswa menyatakan Sangat Baik = 4/40 x 100% =10%

  Item No.15 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 16 siswa menyatakan Cukup = 16/40 x 100% = 40% 20 siswa menyatakan Baik = 20/40 x 100% = 50% 4 siswa menyatakan Sangat Baik = 4/40 x 100% =10% Item No.16 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 13 siswa menyatakan Cukup = 13/40 x 100% =33% 22 siswa menyatakan Baik = 22/40 x 100% = 55% 5 siswa menyatakan Sangat Baik = 5/40 x 100% =13% Item No.17 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 17 siswa menyatakan Cukup = 17/40 x 100% = 43% 18 siswa menyatakan Baik = 18/40 x 100% = 45% 5 siswa menyatakan Sangat Baik = 5/40 x 100% =13% Item No.18 0 siswa menyatakan Sangat Kurang = 0/40 x 100% = 0% 0 siswa menyatakan Kurang = 0/40 x 100% = 0 % 7 siswa menyatakan Cukup = 7/40 x 100% = 18% 25 siswa menyatakan Baik = 25/40 x 100% = 63% 8 siswa menyatakan Sangat Baik =8/40 x 100% =20%

BAB IV Kesimpulan Dari hasil perhitungan diatas diperoleh hasil bahwa presentase tertinggi terdapat pada Motivasi yang diberikan guru kepada siswa. Hampir 90% menyatakan kinerja guru produktif memiliki prosentase yang Kuat dalam proses pembejaran. Saran Tetap menjaga kinerja yang telah ada dan memperbaiki point yang masih perlu diperbaiki

  untuk menunjang proses pembelajaran dan meningkatan kualitas siswa di dunia kerja yang siap bersaing.