PROGRAM BIMBINGAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER PESERTA DIDIK.

(1)

PROGRAM BIMBINGAN MELALUI PEMANFAATAN

MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Irfan Fahriza

0607054

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PROGRAM BIMBINGAN MELALUI

PEMANFAATAN MEDIA

TWITTER

UNTUK MENINGKATKAN

PERENCANAAN KARIER PESERTA

DIDIK

Oleh Irfan Fahriza

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Irfan Fahriza 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Irfan Fahriza. NIM 0607054. Program Bimbingan Melalui Pemanfaatan Media

twitter untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Peserta Didik (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013). Pembimbing I: Prof.Dr.H.Syamsu Yusuf, LN, MPd, Pembimbing II:

Dr Ipah Saripah, M.Pd.

Penelitian bertujuan untuk memperoleh rumusan program bimbingan karir melalui media twitter dalam meningkatkan perencanaan karir peserta didik. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah mengenai rumusan program bimbingan karir melalui media twitter dalam meningkatkan perencanaan karier peserta didik. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini 414 peserta didik kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013, pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini menghasilkan : (1) profil perencanaan karier peserta didik kelas X SMK Profita Bandung, yang secara umum berada kategori cukup matang; (3) twitter berpeluang menjadi salah satu media layanan informasi bimbingan dan konseling karier (2) rumusan program perencanaan karier dengan media twitter untuk meningkatkan perencanaan karier peserta didik. Berdasarkan hasil rumusan program bimbingan melalui pemanfaatan media twitter, peneliti merekomendasikan : (1) kepala sekolah memfasilitasi dukungan sistem bagi terlaksananya program tersebut, berupa penyedian fasilitas komputer, akses internet, dan mengkoordinasikan kolaborasi guru TIK dan guru BK/konselor; (2) guru BK/konselor mempergunakan program tersebut dan memaksimalkan layanan dengan peningkatan kompetensi guru BK/konselor dibidang TIK; dan (3) peneliti selanjutnya dapat mengembangkan program tersebut dengan tingkat dan atau jenjang pendidikan yang berbeda, baik SMP, SMA, ataupun PT.


(5)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ……….. i

ABSTRACT ………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. v

DAFTAR ISI ……….. ix

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR GRAFIK ……… xi

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah……….. C. Tujuan Penelitian ………... D. Metode Penelitian ……….... E. Manfaat Penelitian ………..………... F. Struktur Organisasi Skripsi... 1 6 6 7 8 8 BAB II KONSEP PERENCANAAN KARIER, BIMBINGAN KARIER, DAN TWITTER SEBAGAI MEDIA BIMBINGAN A. Konsep Perencanaan Karier ………... 9

B. Konsep Bimbingan Karier ………... 22

C. Program Bimbingan Karier ………... 27

D. Situs Micro-Blogging Twitter ………... 31

E. Cybercounseling, Penggunaan Twitter sebagai media pelaksanaan Program bimbingan 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ……… 48

B. Definisi Operasional Variabel ……… 48

C. Langkah-Langkah Penelitian ………. 49

D. Populasi dan Sampel Penelitian………. 51

E. Instrumen Pengumpulan Data ……… 53

F. Prosedur Pengolahan Data ………. 57

G. Tehnik Analisis Data ………. 60

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……….. 62

B. Keterbatasan Penelitian……… 94

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……… 95

B. Rekomendasi ………. 95

DAFTAR PUSTAKA ……….. 97 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik karier berdasarkan usia………... 14

Tabel 2.2 Kemajuan Tahapan Vocational ………... 21

Tabel 2.3 Analisis SWOT Penggunaan Twitter……... 38

Tabel 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Beberapa Situs... 40

Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi dan Sampel ...……… 53

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kemampuan Perencanaan Karier Peserta didik ...… 54

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item...………. 55

Tabel 3.4 Hasil Reliabilitas Perencanaan Karier…....……… 57 Tabel 3.5 Skor Penilaian Instrumen ………...….. 58

Tabel 3.6 Kategori Skor Perencanaan Karier……….... 59

Tabel 4.1 Profil umum perencanaan karier ……… 62

Tabel 4.2 Profil per-Indikator Perencanaan Karier ………... 65

Tabel 4.3 Hasil penimbangan pakar ………. 72

Tabel 4.4 Rencana Operasional (Action Plan)……… 81


(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Profil umum perencanaan karier ……….. 64

Grafik 4.2 Tingkat perencanaan karier per aspek ………. 65

Grafik 4.3 Tingkat perencanaan karier pada aspek 1 ……… 67

Grafik 4.4 Tingkat perencanaan karier pada aspek 2 ………. 69

Grafik 4.5 Tingkat perencanaan karier pada aspek 3 ……… 70

Grafik 4.6 Tingkat perencanaan karier pada aspek 4 ……… 71


(8)

Gambar 2.1 The Life-Career Rainbow: Nine Life Space……….. 11 Gambar 2.2 User Interface Welcome Titter...……….. 33 Gambar 2.3 User Interface Home Screen Twitter………...….. 34


(9)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian yang menjadi titik tolak penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sekolah kejuruan yang lebih memfokuskan kepada pencetakan tenaga terampil siap kerja, ternyata tidak serta merta memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam merencanakan karier yang lebih terpusat. Pengambilan keputusan dan penentuan pilihan karier bukan kegiatan yang mudah, terlebih ada peluang bagi peserta didik SMK untuk tetap melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi. Proyeksi lulusan yang tetap bersifat divergen mewajibkan peserta didik SMK untuk tetap memiliki perencanaan karier yang mendukung melalui upaya pengumpulan informasi, pertimbangan dan pengkajian berbagai alternatif, perumusan tujuan yang memperhitungkan situasi dan kondisi pribadi. Selain itu, perlu dipahami juga faktor-faktor yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya (kelebihan dan kelemahan), kemungkinan hambatan yang akan dihadapi dalam merealisasikan pilihannya.

Super (Santrock, 2003: 484) menyatakan perkembangan karier peserta didik SMA berada pada fase kristalisasi berkembang sekitar usia 14-18 tahun, remaja membangun gambaran tentang kerja yang masih tercampur dengan konsep diri mereka secara umum yang telah ada. Karier remaja masih belum terencana dengan baik dan matang sedangkan perencanaan karier yang matang amat berpengaruh terhadap perwujudan karier mereka baik sakarang maupun di masa depan.

Peserta didik dalam perjalanan hidupnya akan selalu dihadapkan kepada sejumlah pilihan, baik pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya.


(10)

Dalam pelaksanaannya peserta didik acap kali mengalami kesulitan dalam memutuskan sebuah alternatif yang hadir dalam kehidupannya. Pengambilan keputusan berkenaan rencana-rencana karier yang akan dipilihnya kelak, menjadi salah satu hambatan dan tantangan tersendiri. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang rencana kariernya. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah pilihan untuk bekerja kepada orang lain atau membuat lapangan pekerjaan.

Hambatan dan tantangan dalam pengambilan keputusan karier dapat dihindari dan atau dilewati dengan baik jika peserta didik memiliki sejumlah pondasi informasi yang memadai mengenai karier yang akan ditempuhnya kelak. Karenanya peserta didik dituntut untuk memahami potensi diri, dan karakteristik sosial budaya disekitarnya yang terkait dengan dunia kerja. Dengan demikian peserta didik dapat merencanakan dan mengambil keputusan karier secara tepat.

Penggunaan internet telah menjadi kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat perkotaan. Personal Computer, Smartphone, Smart TV, bahkan jam tangan dan kaca mata telah dipersenjatai akses pertukaran data melalui internet. Kemudahan fasilitas pendukung memudahkan akses dan turut andil meningkatkan pengguna internet di dunia tidak terkecuali indonesia sebagai negara yang tengah berkembang. Pada era milenium ini berbagai inovasi tercipta dan memberikan perubahan luar biasa dalam kemudahan, kenyamanan dan kemananan mengakses internet. Ukuran yang semakin kecil, kecepatan pertukaran data yang semakin cepat, dan kemudahan akses secara bebas melalui smartphone dan tabletPC meningkatkan populasi pengguna internet di seluruh dunia.

Pada tahun 2012 Internet World Stats mempublikasikan data

pengguna internet diseluruh dunia mencapai 2,4 milliar pengguna terdaftar (http://www.internetworldstats.com/stats.htm). Angka tersebut adalah 35,7 % dari jumlah populasi dunia yang mencapai tujuh milliar jiwa (lihat http://www.prb.org/). Jumlah pengguna yang luar biasa untuk sebuah teknologi yang belum lama lahir dalam kehidupan manusia. Di Indonesia


(11)

3

sendiri, penggunaan internet sudah mulai merambah ke daerah-daerah dan pertumbuhannya setiap tahun semakin bertambah. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 1998), pengguna internet di Indonesia mengalami perkembangan yang luar biasa, pada tahun 1998 APJII mencatat 0,5 juta pengguna, pada tahun 2012 telah mencapai jumlah 63 juta orang pengguna dan diprediksikan pada tahun 2013 akan menembus angka 82 juta pengguna (http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halaman-data/9/statistik.html).

MarkPlus Inc. (Waizly, 2011: 1), dalam laporan risetnya mengungkapkan bahwa pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2010 mencapai angka 30-35% dari jumlah penduduk perkotaan. Pada tahun 2011 pengguna internet kembali meningkat di kisaran 40-45% dari penduduk perkotaan dan sekitar 80% dari pengguna Internet merupakan kaum muda. Hasil riset, yang dirilis oleh Majalah Marketeers edisi Oktober 2011 ini, didasarkan terhadap survey terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia. di 11 kota besar antara lain Jakarta, Bodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar, Pekanbaru, Palembang, dan Banjarmasin.

Pertumbuhan pengguna internet yang pesat menjadi pemicu lahirnya inovasi produk-produk layanan berbasis internet. Sekedar berkirim surat melalui email, hingga transaksi perbankan yang aman, pengolahan data online hingga sekedar jejaring sosial yang cerdas menghibur bermunculan dan hadir membangun komunitas baru dikehidupan manusia.

Sekian banyak inovasi yang lahir, jejaring sosial menjadi inovasi yang tumbuh dan berkembang paling pesat, seperti benih yang ditanam dilahan subur, ia memancangkan akarnya begitu kuat, sehingga menjadi bagian aktivitas manusia yang penting dan menjadi pusat dari berbagai aktifitas

online lain di jaringan internet. Sekedar berbagi ide, aktifitas harian, hingga

diskusi, jejaring sosial menjadi fasilitas yang begitu disukai bahkan wajib untuk diakses. Beberapa situs jejaring sosial yang tengah tumbuh besar adalah


(12)

Dari beberapa situs jejaring sosial di atas, facebook dan twitter adalah dua besar peringkat aktivitas pengguna di dunia. Keduanya memiliki latar belakang dan tujuan dasar yang sama, namun dengan term of service yang berbeda, keduanya menciptakan gaya bersosial yang berbeda pula.

Twitter adalah salah satu situs jejaring sosial besar yang terus tumbuh

dan bertahan didunia persaingan layanan berbasis interaksi melalui internet.

Twitter menyediakan layanan micro-blogging, dimana pengguna dapat

memposting ide-ide dan membaginya kepada followers, berinteraksi dengan

mention dan atau retweet informasi-informasi yang diminati.

Global Web Index (GWI, 2012) mempublikasikan laporan statistik

mengenai twitter yang berjudul “Twitter The Fastest Growing Social

Platform”. Publikasi tersebut mengungkapkan bahwa pada kuartal dua dan empat tahun 2012 terjadi peningkatan 40% pemegang akun, sehingga twitter mencatatkan keseluruhan 485 juta pemegang akun dan 288 juta pengguna aktif. Secara demograpi profesi pengguna twitter teridentifikasi 22% pekerja penuh, 19% tidak bekerja, 22% pekerja paruh waktu, 28% wirausaha, 23% pelajar, 23% freelancer, dan 17% ibu rumah tangga. GWI dalam publikasinya juga mencantumkan negara indonesia sebagai negara di Asia Pasific yang memiliki pemegang akun terbanyak (http://www.globalwebindex.net/twitter-the-fastest-growing-social-platform-infographic/).

Dengan besarnya jumlah pengguna internet, pengguna aktif jejaring sosial khususnya twitter melahirkan sebuah peluang dan tantangan baru bagi perkembangan bimbingan dan konseling di sekolah. Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam bimbingan dan konseling disadari atau tidak menghadirkan tuntutan layanan yang lebih diperbaharui dan mampu memenuhi tuntutan setting ruang dan waktu yang lebih efektif dan efisien. Implikasi TIK dalam bimbingan dan konseling dapat menghadirkan layanan informasi secara lebih menarik, praktis, mampu terdedikasi baik dalam berbagai setting ruang dan waktu, lebih bersahabat namun tetap dengan memperhatikan etika sopan santun konselor sekolah dan peserta didik.


(13)

5

Kenneth B. Hoyt dan Pat Nellor Wickwire (2001) menyatakan era layanan informasi pengetahuan mencerminkan berbagai perubahan yang saling terkait dalam aspek sosial, ekonomi, pemerintahan, karier, pendidikan, pekerjaan dan sistem hidup lainnya. Era layanan informasi adalah trend baru yang terbentuk dimana informasi tersampaikan dengan mudah akibat perkembangan TIK.

Implikasi penggunaan TIK dalam layanan bimbingan dan konseling memberikan kemudahan, meningkatkan efektifitas, dan efesiensi beberapa layanan. Internet sebagai salah satu ragam TIK telah menjadi perihal umum dikalangan masyarakat pendidikan. Keberadaanya telah mudah dijangkau, mudah dimiliki dan telah membaur dalam kehidupan sehari hari. Cybercounseling atau konseling dunia maya menjadi perihal yang wajar sebagai bagian peningkatan mutu layanan bimbingan dan konseling.

Urgensi lain penggunaan layanan berbasis internet terungkap dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan, khususnya di SMK Profita Bandung. Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan gambaran 95% peserta didik kelas X SMK Profita Bandung terbiasa menggunakan komputer dan internet, 94% pengguna situs jejaring sosial, 18% pengguna blog, 25% pengguna game

online, 65% memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Selain itu di SMK

Profita konselor tidak memiliki jam masuk kelas, sehingga konselor merasa belum maksimal dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam layanan informasi yang terkait dengan informasi karier peserta didik.

Twitter adalah salah satu media online yang dapat memfasilitasi

peserta didik untuk memperoleh layanan informasi. Twitter menjadi alternatif media bagi peserta didik untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kemampuan diri dan dunia kerja sehingga peserta didik dapat penyusun program karier selanjutnya.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai layanan bimbingan dan konseling secara online khususnya menggunakan media micro-blogging Twitter. Penelitian difokuskan pada


(14)

Perumusan Program Bimbingan melalui Pemanfaatan Media Twitter untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diperoleh pertanyaan umum sebagai arah perumusan masalah dalam penelitian, yaitu: Program Bimbingan dan Konseling melalui pemanfaatan media Twitter seperti apakah yang mampu meningkatkan perencanaan karier peserta didik di SMK Profita Bandung?

Secara rinci pertanyaan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. 1. Seperti apakah gambaran umum perencanaan karier peserta didik kelas X

di SMK Profita Bandung ?

2. Seperti apakah gambaran umum penggunaan twitter oleh peserta didik kelas X di SMK Profita Bandung?

3. Seperti apakah program bimbingan karier melalui pemanfaatan media

Twitter untuk meningkatkan perencanaan karier peserta didik Kelas X di

SMK Profita Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah menghasilkan rumusan program bimbingan dan konseling melalui pemanfaatan media twitter di SMK Profita Bandung.

Tujuan khusus penelitian adalah memperoleh fakta empirik mengenai: 1. gambaran perencanaan karier peserta didik Kelas X di SMK Profita

Bandung;

2. gambaran penggunaan twitter oleh peserta didik Kelas X di SMK Profita Bandung;

3. rumusan program bimbingan karier melalui pemanfaatan media twitter untuk meningkatkan perencanaan karier peserta didik Kelas X di SMK Profita Bandung.


(15)

7

D. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian adalah kuantitatif-kualitatif (mix-methode

design) (Cresswell & Clarck, 2007). Pendekatan tersebut digunakan secara

beriringan sesuai dengan kebutuhan.

Pendekatan kuantitatif dengan menggunakan angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik (Sugiyono, 2008: 51). Pendekatan kuantitatif terimplementasikan dalam penyusunan instrumen dan pengungkapan profil perencanaan karier yang berupa simbol yaitu angka.

Pendekatan kualitatif teraktualisasikan dalam proses judgmen pakar pada proses pengembangan instrumen penelitian dan ataupun pada penimbangan program hipotetik yang dikembangkan berdasarkan temuan lapangan.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakukan, manipulasi atau perubahan pada variabel-variabel bebas, namun mengungkapkan suatu keadaan apa adanya.

Penelitian ini dilakukan di SMK Profita Bandung yang berlokasi di jalan pajagalan No. 67 (Blk) Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Peserta Didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun ajaran 2012/2013.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan perencanaan karier peserta didik dalam penelitian ini berbentuk angket, dan merupakan instrumen yang telah ada dan dipergunakan dalam penelitian sejenis pada jenis lembaga pendidikan setara yang berbeda.

Penelitian dilakukan dalam empat langkah utama, yaitu studi pendahuluan, perumusan instrumen, pengumpulan dan pengolahan data, dan perumusan program hipotetik. Proses analisis data dilakukan setelah seluruh pengumpulan data selesai. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan software microsoft office: excel.


(16)

E. Manfaat Penelitian 1. Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk pengembangan wawasan mengenai pemanfaatan media twitter sebagai media layanan bimbingan dan konseling karier di SMK Profita Bandung. Secara umum, diharapkan adanya perluasan wawasan tentang bimbingan dan konseling secara online

2. Praktis.

a. Guru Bimbingan dan Konseling memiliki keterampilan dalam mempergunakan media TIK dan memiliki program BK yang terintegrasi dengan media TIK sehingga mampu memaksimalkan pemberian layanan kepada peserta didik;

b. Menjadi bahan kajian data dan media untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengembangan program BK yang terintegrasi dengan perkembangan TIK.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi dibagi menjadi lima bab. Bab I merupakan pendahuluan skripsi berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian; Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis Penelitian; Bab III berisi penjabaran metode penelitian; Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan; Bab V berisi kesimpulan dan saran penelitian.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan Pendekatan, metode penelitian, definisi operasional variabel, dan pengolahan data sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian.

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian adalah kuantitatif-kualitatif (mix-methode design) dengan jenis Explanatory Mixed Methods Designs (Cresswell & Clarc, 2007). Pendekatan tersebut digunakan secara beriringan sesuai dengan kebutuhan. Pendekatan kuantitatif terimplementasikan dalam penyusunan instrumen dan pengungkapan profil perencanaan karier yang berupa simbol yaitu angka.

Pendekatan kualitatif teraktualisasikan dalam proses judgment pakar pada proses pengembangan instrumen penelitian dan ataupun pada penimbangan program hipotetik yang dikembangkan berdasarkan temuan lapangan.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakukan, manipulasi atau perubahan pada variabel-variabel bebas, namun mengungkapkan suatu keadaan apa adanya.

B. Definisi Operasional Variabel 1. Perencanaan Karier

Merujuk kepada paparan bab dua mengenai berbagai konsep dasar dari sudut pandang para ahli, perencanaan karier dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam mempersiapkan perencanaan hidup, meliputi memiliki persepsi yang realistis terhadap diri maupun lingkungannya, memiliki penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai kerja, memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan, dan memiliki kemandirian dalam pengambilan keputusan.


(18)

2. Program Bimbingan Bimbingan karier melalui pemanfaatan media twitter

Program bimbingan yaitu sederetan deskripsi kegiatan bahan rujukan atau panduan yang digunakan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan tugas-tugas perkembangan kariernya sesuai dengan tuntutan kurikulum, dorongan individu, dan harapan sosial-kultural lingkungan sekitarnya

Terkait dengan penjabaran kompetensi dan materi layanan bimbingan dan konseling SMK, bidang bimbingan karier diarahkan untuk pelatihan diri berkenaan dengan keterampilan kejuruan khususnya pada lembaga kerja sesuai dengan kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini, program bimbingan yang dimaksud adalah program hipotetik yang dibuat penulis dan guru pembimbing untuk digunakan dalam kegiatan bimbingan secara terpadu dengan menggunakan media online yaitu situs

micro-blogging twitterdalam proses bimbingan dan konseling di SMK Profita

Bandung. Program bimbingan ini disusun berdasarkan analisis empiris mengenai kematangan karier Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung.

Kerangka Program bimbingan yang utuh merupakan pelayanan bimbingan dan konseling yang dikelola dengan baik sehingga berjalan secara efektif dan produktif. Program hipotetik ini memiliki unsur-unsur (1) dasar pemikiran; (2) landasan empiris dan dasar pemikiran: (3) visi dan misi; (4) tujuan; (5) sasaran program; (6) komponen program; (7) rencana operasional; (8) pengembangan tema; (9) pelaksanaan program; dan (10) evaluasi.

C. Langkah-Langkah Penelitian

Kegiatan penelitian ini terbagi menjadi beberapa Langkah sebagai berikut. 1. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen

matakuliah Metode Riset BK dan disahkan dengan persetujuan dari dewan skripsi dan dosen pembimbing skripsi serta ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

2. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi padatingkat fakultas.


(19)

51

3. Mengajukan permohonan ijin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkatfakultas dan Universitas. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada kepala sekolah SMK Profita Bandung.

4. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket kepada Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung.

5. Mengolah dan menganalisis data tentang kemampuan perencanaan karier Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung.

6. Menyusun program hipotetik kemampuan perencanaan karier Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh.

Untuk menghasilkan program bimbingan tentang perencanaan karier Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung yang layak dilaksanakan maka desain yang digunakan meliputi empat tahapan kegiatan, yaitu sebagai berikut. 1. Tahap kajian teoretis dan empiris tentang program bimbingan perencanaan

karier peserta didik SMK.

2. Tahap pengembangan program hipotetik kemampuan perencanaan karier peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung.

3. Tahap diskusi program hipotetik. Untuk menguji kelayakan sebuah program langkah berikutnya adalah mengadakan diskusi dengan guru pembimbing. Dengan demikian diperoleh masukan-masukan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan program.

4. Tahap penyempurnaan program. Berdasarkan pada diskusi yang telah dilakukan akhirnya program tersebut disempurnakan dan dinyatakan sebagai program yang memiliki kelayakan untuk dilaksanakan.


(20)

Kegiatan Penelitian ini divisualisasikan dalam Bagan 3.1. berikut :

Bagan 3.1 Alur Penelitian

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah seluruh Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung, tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 414 orang. SMK Profita Bandung yang berlokasi di Jl Pajagalan No.67 (Blk) Bandung merupakan /sekolah Menengah Kejuruan yang memfokuskan pendidikan peserta didik kearah administrasi perkantoran.

Jumlah populasi yang besar mendasari pengambilan sampel penelitian. Sebuah sampel adalah bagian populasi. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, (Sugiyono, 2008: 120). Selanjutnya besarnya ukuran sampel ditentukan dengan

Kajian Teoritis :

1. Perencanaan Karier 2. Program Bimbingan dan

Konseling

Kajian Empiris : Kemampuan Perencanaan Karier Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung

Program Hipotetik Perencanaan Karier Peserta didik Kelas X SMK

Profita

Pengujian Secara Rasional oleh Pakar (Expert Judgment)

Program Perencanaan Karier Peserta didik Kelas X SMK Profita

Hasil Revisi

Pengumpulan Data Kemampuan Perencanaan karier Peserta Didik


(21)

53

dengan menggunakan rumus Isaac & Michael (Sugiyono, 2003: 98) sebagai berikut:

dimana ditentukan λ2 dengan dk sama dengan 1, taraf kesalahan 5%, dengan ditentukanP=Q=0,5, d=0,05, dan s = jumlah sampel. Dengan memperkirakan bahwa hubunganantara variabel merupakan hubungan yang cukup erat, maka dengan menggunakan tabelsampel Isaac & Michael (Sugiyono, 2003: 99) diperoleh ukuran sampel sebanyak 191 orang peserta didik.Selanjutnya besarnya ukuran sampel itu kemudian dibagi secara proporsional sesuaidengan pembagian kelas objek penelitian, yaitu sampel dibagi kedalam 10 kelas,dengan alokasi ukuran sampel menggunakan rumus:

Keterangan:

ni = Ukuran sampel yang harus diambil perkelas Ni = Ukuran populasi kelas

N = Ukuran populasi keseluruhan n = Ukuran sampel keseluruhan

Berdasarkan rumus tersebut, maka banyaknya sampel untuk setiap Kelas Peserta didik X SMK Profita Bandung adalah:


(22)

Tabel 3.1

Jumlah Anggota Populasi dan Sampel

Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 No. Kelas Populasi Sampel

1. XA 40 19

2. XB 42 20

3. XC 41 19

4. XD 42 20

5. XE 41 19

6. XF 39 18

7. XG 41 19

8. XH 42 20

9. XI 41 19

10. XJ 41 19

Jumlah 414 191

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen kemampuan perencanaan karier yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang disusun oleh Wa ode Husniah, mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana. Instrumen penelitian sebelumnya telah dipergunakan dalam penelitian tesis berjudul “Program Bimbingan Karier Melalui Pemanfaatan Media Weblog Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta didik” pada peserta didik SMK Negeri 4 Bandung.

Instrumen yang digunakan berbentuk angket. Instrumen terdiri dari beberapa pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan total lima pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap kemampuan perencanaan karier Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung dapat dilihat pada tabel berikut :


(23)

55

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Kemampuan Perencanaan Karier Peserta didik

No Aspek Indikator No Pernyataan Jumlah

+ -

1 Memiliki persepsi yang realisstis terhadap diri dan

lingkungannya

a. Memahami bakat dan minat

b. Memahami kekuatan dan kelemahan diri

4, 6, 9

17,25,47,4 8

5 4

4

2 Memiliki penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai kerja.

a. Memahami kebutuhan dan nilai

b. Mengidentifikasi persyaratan untuk memasuki suatu pekerjaan

c. mengidentifikasi pekerjaan yang dapat dijadikan alternatif pilihan karier.

7,8, 14 16,19 22, 30, 49 11, 12, 13, 15, 18

22, 23 5

5 5

3 Memiliki dorongan untuk maju dalam bidang

pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.

a. Memiliki cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan setelah lulus SMK

b. Menunjukan cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan. c. Memiliki motivasi dalam meraih

cita-cita pekerjaan.

3,10, 50

26, 39, 42, 43 1,27, 29, 29, 30 2, 24 39, 46 5 6 5

4 Memiliki kemandirian dalam pengambilan keputusan

a. Memilih jurusan dengan tepat.

b. Melakukan berbagai aktivitas yang serius dalam pengembangan diri dalam bidang karier yang diminati.

31, 32, 33, 35, 36, 37,

38 40, 41, 45,

34 5

6

Jumlah 50

Instrumen ini telah melalui judgmen pakar, uji validitas dan realibitias instrumen

a. Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan oleh tiga orang pakar yang bergelar Doktor dalam bidang Bimbingan dan Konseling, untuk dikaji secara rasional dari segi konstruk, isi dan redaksi pernyataan, serta ditelaah kesesuaian isi setiap butir pernyataan dengan aspek-aspek dan indikator yang akan diungkap. Pernyataan yang menurut para pakar perlu perbaikan secara konstruk dan kebahasaan, dilakukan revisi seperlunya. Langkah berikutnya, instrumen diujicobakan kepada 40 peserta didik peserta didik kelas X yang yang tidak menjadi sampel dalam


(24)

penelitian. Uji coba instrumen ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan (ketetapan atau kesahihan) instrumen tersebut.

Secara operasional proses pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program komputer Statistical Product and Service Solutions

(SPSS)17 for Windows (Priyatno, 2010). Dalam penelitian ini item dinyatakan

valid jika memiliki koefisien validitas signifikan pada total aspek maupun total perangkat instrument, dengan nilai probabilitas (p-value) lebih kecil 0.05 (p-value

< 0.05), sehingga yang diperoleh hasil bahwa pernyataan yang dianggap valid

berjumlah 53 butir. (terlampir).

Hasil uji validitas setiap item dalam instrumen perencanaan karier peserta didik SMK kelas X secara rinci tertera dalam Tabel 3.3 dibawah ini

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Item

Signifikasi No Item Jumlah

Valid (Dipakai) 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 53, 54 dan 55

50

Tidak Valid (Dibuang) 6, 29, 30, 31 dan 52 5

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berkenaan dengan ketepatan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, jika instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama satau relatif sama.

Uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (α) melalui tahapan sebagai berikut:


(25)

57

Keterangan:

∑ jumlah skor

∑ jumlah kuadrat skor

banyaknya sampel

2) Menghitung nilai reliabilitas atau r hitung (r11) dengan menggunakan rumus berikut.

∑ Keterangan:

reliabilitas tes yang dicari

∑ jumlah varian skor tiap-tiap item

varians total

banyaknya soal

(Arikunto, 2010: 239)

Proses uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program komputer

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 17.0 for Windows.

Dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas dianggap signifikan pada total aspek maupun total perangkat instrumen, dengan nilai probabilitas (p-value) lebih kecil dari 0.05 (p-value , 0.05). Adapun hasil reliabilitas perencanaan karier peserta didik, dapat dilihat pada tabel 3.4, sebagai berikut

Tabel 3.4

Hasil Reliabilitas Perencanaan Karier

Cronbach's Alpha N of Items


(26)

Sebagai kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi dari Riduwan (2011: 98), sebagai berikut.

0,80 – 1,00 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0, 399 0,00 – 0,199

Derajat keterandalan sangat tinggi Derajat keterandalan tinggi Derajat keterandalan cukup Derajat keterandalan rendah

Derajat keterandalan sangat rendah

Berdasarkan pada pedoman di atas dan diselaraskan dengan hasil nilai reliabilitas perencanaan karier sebesar 0,900 artinya derajat keterandalan instrumen berada pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian, instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

F. Prosedur Pengolahan Data 1. Penyeleksian Data

Penyeleksian data dilakukan untuk memilih data yang memadai untuk diolah berdasarkan kelengkapan jawaban, baik identitas maupun jawaban. Jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang disebar.

2. Penyekoran

Penyekoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala

interval (data interval). Skala interval yaitu skala yang menunjukkan persamaan

jarak antara nilai yang satu dengan nilai yang lain. (Furqon, 1997:7). Skala

interval didasarkan pada suatu asumsi kesamaan jarak antara skor-skor yang

diperoleh.

Pemberian skor pada setiap item pernyataan, tergantung pada pilihan jawaban peserta didik dan sifat dari setiap pernyataan dengan skor rentang 5, 4, 3, 2, dan 1. Secara jelas skor penilaian setiap item dapat dilihat pada tabel.


(27)

59

Tabel 3.5

Skor Penilaian Instrumen

Pilihan Skor

+ -

Sangat Sesuai 5 1

Sesuai 4 2

Ragu-Ragu 3 3

Tidak Sesuai 2 4

Sangat Tidak sesuai 1 5

Dalam metode interval, jarak interval dan kategori yang satu ke kategori berikutnya adalah sama. Hal ini tidak semata-mata untuk menjelaskan pernyataan sesuai atau tidak sesuai kepada isi pernyataan pada kontinum psikologis dan nilai skala yang diinginkan dan nilai skala yang diperoleh adalah indenpenden.

3. Pengelompokkan Skor

Penentuan pengelompokkan skor digunakan sebagai standardisasi dalam menafsirkan skor yang ditujukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai peserta didik dalam pendistribusian respon terhadap instrumen. Pengelompokkan skor disusun berdasarkan skor yang diperoleh subjek uji coba pada setiap aspek maupun skor total instrumen. Data-data yang diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan perencanaan karier peserta didik, apakah berada dalam tingkat tinggi (matang), sedang (cukup matang) atau rendah (belum matang).

Rentang = Xmaks - Xmin (skormaksimal dikurangi skorminimal) Kelompok = kategori konversi skor


(28)

Pengelompokkan data untuk profil perencanaan karier peserta didik kelas X SMK Negeri 4 Bandung, berdasarkan tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut.

Tabel 3.6

Kategori Skor Perencanaan Karier

Rentang Skor Kategori

≥ 185 Tinggi

118 – 184 Sedang

≤ 117 Rendah

Dalam menentukan skor dan kedudukan subjek dalam tingkatan perencanaan karier dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak (software) Micrsoft Office Excel. Penjelasan kategori perencanaan karier disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.7

Kategori Perencanaan Karier Rentang

Skor

Kategori Kualifikasi

≥ 185 Tinggi

Peserta didik pada kategori tinggi, diartikan memiliki kemampuan karier yang matang, ini menunjukkan bahwa peserta didik telah memiliki pemahaman yang baik pada setiap aspeknya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik mampu memahami potensi yang dimilikinya, memahami nilai yang diyakini kebenarannya, memahami berbagai peluang karier setelah lulus SMK, mengerti tujuan perencanaan kariernya, keterlibatan peserta didik yang aktif dan positif serta pembuatan perencanaan kariernya.

118 – 184 Sedang

Peserta didik pada kategori ini memiliki kemampuan perencanaan yang cukup matang pada setiap aspeknya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik cukup mampu memahami potensi yang dimilikinya, memahami nilai yang diyakini kebenarannya,


(29)

61

memahami berbagai peluang karier setelah lulus SMK, mengerti tujuan perencanaan kariernya, keterlibatan peserta didik yang aktif dan positif serta pembuatan perencanaan kariernya.

≤ 117 Rendah

Peserta didik pada kategori ini memiliki kemampuan perencanaan karier yang belum matang pada setiap aspeknya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik belum mampu memahami potensi yang dimilikinya, memahami nilai yang diyakini kebenarannya, memahami berbagai peluang karier setelah lulus SMK, mengerti tujuan perencanaan kariernya, keterlibatan peserta didik yang aktif dan positif serta pembuatan perencanaan kariernya.

Penentuan kedudukan peserta didik dalam tingkatan kemampuan perencanaan kariernya adalah untuk menentukan banyaknya peserta didik dan aspek mana yang mejadi prioritas penyusunan program hipotetik.

G. Teknik Analisis Data

Sebagaimana dipaparkan dalam Bab I, pada penelitian ini dirumuskan dua pertanyaan penelitian. Secara berurut, masing-masing pertanyaan penelitian dijawab dengan operasi analisis sebagai berikut :

1. Pertanyaan 1 dijawab melalui distribusi skor skala responden pada tabel konversi skor yang ditujukan untuk memberikan makna nilai pada setiap skor. Di samping itu juga tabel konversi skor ditunjang dengan penyusunan grafik persentase distribusi respons setiap indikator untuk menentukan kategorisasi peserta didik yang dimaknai sebagai tingkat umum tingkat kemampuan perencanaa karier Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung.

2. Pertanyaan kedua dijawab dengan cara penghitungan rata-rata skor responden pada setiap item indikator sebagai bahan pertimbangan dalam


(30)

penentuan program bimbingan dan konseling. Langkah ini dilakukan untuk menentukan indikator yang masih belum tinggi pada kemampuan perencanaan karier Peserta didik Kelas X SMK Profita secara umum, maupun pada kemampuan perencanaan karier sesuai dengan kategori tingkat sangat rendah.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisikin kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi yang diperuntukan untuk pihak-pihak yang tertarik atau berada dalam dunia pendidikan, khususnya bimbingan konseling, sehingga menghasilan wujud perumusan program bimbingan berbasis multimedia secara lebih baik.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, profil perencanaan karier Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung berada pada kategori sedang yaitu mayoritas peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung telah cukup mampu memahami potensi yang dimilikinya, memahami nilai-nilai yang diyakini kebenarannya, memahami berbagai peluang karier setelah lulus sekolah menengah kejuruan, mengerti tujuan perencanaan kariernya, keterlibatan peserta didik yang aktif dan positif serta pembuatan perencanaan kariernya.

Temuan lain dari penelitian ini mengungkap bahwa 52% dari peserta didik adalah pengguna aktif twitter. Twitter mulai menjadi trend baru dilingkungan peserta didik, sehingga Twitter menjadi salah satu alternatif media layanan penyampaian informasi layanan bimbingan dan konseling.

Berdasarkan profil perencanaan karier Peserta didik Kelas X SMK Profita Bandung, diperoleh program bimbingan yang diarahkan untuk mampu menigkatkan kompetensi perencanaan karier peserta didik melalui media twitter. Dengan program yang dirumuskan berdasarkan profil dan penggunaan media yang tepat, peserta didik diharapkan memperoleh kompetensi perencanaan karier yang dibutuhkan dalam mencapai cita-cita pendidikan dan pekerjaannya.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ditujukan kepada pihak-pihak, yaitu (1) pihak kepala sekolah; (2) konselor/guru BK sekolah; dan (3) peneliti selanjutnya.


(32)

1. Pihak Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah secara menyeluruh, khususnya pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas kepala sekolah adalah memfasilitasi sarana dan prasarna yang menunjang keberlangsungan program layanan bimbingan dan konseling, seperti diperlukan laboratorium komputer dan akses internet disekolah.

2. Konselor/guru BK Sekolah

Program yang peneliti kembangkan menjadi media untuk mengeksplorasi sejauh mana kemampuan perencanaan karier peserta didik. Dengan demikian guru konselor/BK dapat menggunakan program bimbingan tersebut sebagai sarana untuk memfasilitasi peserta didik/konseli untuk mengeksplorasi hal-hal yang berkenaan dengan persiapan peserta didik/konseli dalam merencanakan perjalanan kariernya secara tepat.

Program bimbingan melalui pemanfaatan media twitter yang terkait dengan pemberian layanan informasi karier, sangat penting sekali bagi pihak konselor/guru BK untuk memberikan layanan responsif melalui bimbingan kelompok atau bimbingan individual, dan digunakan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan perencanaan karier peserta didik. Oleh karena itu konselor/guru BK diharapkan dapat memadukan layanan informasi yang disampaikan kepeserta didik dengan pemanfaatan media twitter dengan tujuan dapat menciptakan bimbingan yang menyenangkan dan efisien.

3. Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat memfokuskan pada pengembangan aspek perencanaan karier yaitu pendekatan-pendekatan untuk memasuki dunia kerja dan kesempatan kerja. Bila menggunakan pengembangan yang sudah ada diharapkan dapat menambah layanan konsultasi selain layanan informasi karier,. Peneliti berikutnya juga dapat melanjutkan penelitian dengan focus kajian untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Misalnya kepada anak SD, SMP atau Mahasiswa dengan penekanan pada penyesuaian Perkembangan karier, sehingga peserta dapat terbantu untuk


(33)

96

menemukan solusi yang tepat untuk mengembangkan perencanaan karier yang sesuai dengan minat dan bakatnya.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrahman (2004). Kebijakan, Arah dan Strategi Pengembangan Profesi

Bimbingan dan Konseling di Indonesia. Journal Analytica Islamica. Vol. 6.

No. 1. 167-182.

ACA, Governing Council, (1999). Ethical Standards for Internet Online Counseling. [Online]. Tersedia: http://www.angelfire.com/co2/counseling/ethical.html. (29 Februari 2012).

Akhmad, Sudrajat. (2008). Layanan Informasi Karir. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com. [30 September 2012].

Andangsari, E.W. (2007). Merencanakan dan Mengembangkan Karir. Human

capital. [Online]. Tersedia: http://www.portalhr.com [10 Januari 2012].

IWS. (2012). Internet World Statistic. [online] tersedia:

http://www.internetworldstats.com/stats.htm [14 Juli 2013].

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarat: Rineka Cipta.

Bernhard, J. (2001). New Chellenges in Career Guidance-Answer of The

International Guidance Community. Singapore : AARCD Conference.

Berst. (2000). Using Web and Career Planning. Career Development Leadership Alliance, Inc.

Bimo Walgito. (2010). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier). Jakarta: Andi. Bloom, John W., et al. (2004). Cybercounseling and Cyberlearning: An

Encore.Washingtong, DC : Eric Publication.

Brown, S.D., & Lent, R.W.,. (2005). Career Development and Counseling : Putting

Theory and Research to work. New Jersey : John Wiley & Sons,Inc..

Cannabiss, Katherine (2001). Counseling and the Internet Technologi in the New Millenium : an Internet Delphy Study. Dissertation Submitted to the Faculty of

the Virginia Polytechnic Institute and State University Partial in the Fullfilment of Requirements for thr Degree of Doctor of Philosophy in Counselor Education. USA.

Clark, G. et. Al. (2000). Interactive Career Counseling on the Internet. Journal of


(35)

98

Crites, J.O. (1981). Career Counseling: Model, Methods and Materials. New York: McGraw-Hill Book Company.

Cresswell, J.W., & Plano clarck, V.L., (2007). Designing and Conducting Mixed

Methods Research. London: Sage Publications.

David M, Reile & JoAnn Harris-Bowlsbey. (2000). Using the Internet in Career Planning and Assessment. Journal of Career Assessment. Vol. 8 No. 1. 69-84.. Dillard J.M. (1985). Life Long Career Planning. Sydney: Charles E Merling

Publishing Company.

Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Herr, Edwin L. & Cramer, Satanley H. (1979). Career Guidance and Counseling

Through the Life Span Systematic Approaches. Amerika Little. Brown &

Company.

Hurlock, Elizabeth. B. (2004). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

J, Centore, Anthony. (2003). Ecounseling. [Online]. Tersedia: http://www.ecounseling.com/articels/320 [15 Juli 2012].

Kwak.H., Lee, C., et al.2010.What is Twitter, a Social Network or a News

Media?.Paper presented at North Caolina : International World Wide Web

Conference Committee (IW3C2) April 26,2010 limited personal use.

Latipah, Iip (2009). Pengembangan Weblog Sebagai Media Layanan Bimbingan dan Konseling. skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Manrihu, M.T. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Margaretha, D. (1992). Perencanaan Karir Siswa SMA dalam Keterkaitannya dengan Orientasi Nilai, Aspirasi Karir Orangtua dan Kemampuan yang Tersedia di dalam Masyarakat. Tesis pada PPS. UPI. Tidak Diterbitkan.

Muro JJ dan Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in the Elementry School

and Middle School a Practical Approach. Iowa: Brown and Benchmark.

Nurihsan, J (2006). Bimbingan dan Konseling: dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : PT Refika Aditama.


(36)

Noerhasanah (1999). Perencanaan Karir Siswa Ditelaah dari Program Studinya. Skrpsi pada PBB FIP IKIP Bandung. Tidak Diterbitkan.

Pelling, Nadine. (2002). The Use Technology in Career Counseling. Journal of

Technology in Counseling. Vol. 2-2.

Permasih. (2002). Media Komunikasi Pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan.

Volume 1. No. 1 Bandung : Perpustakaan UPI Bandung.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Prihantoro, Sri. (2007). Program Bimbingan untk Mengembangkan Kemampuan Perencanaan Karir Remaja: Studi terhadap peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Majalengka Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sharf, R.S. (1992). Appliying Carreer Development Theory To Counseling. California: Brook/Cole Publisher Company.

Sri Hayati, Neng (2003). Layanan Konseling Individual Melalui Elektronik Mail (E-Counseling). Skripsi, Bandung: Tidak Diterbitkan.

Stephen Robins & Mary Coulter. (2002). Manajemen. Jakarta: Airlangga Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman, U. (2009). Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Super, D.E. (1980). A Life-span, Life-space Approach to Career Development.

Journal of Vocational Volume 16. National Institute for Careers Educational

Counseling.

Super, D.E. (1990). A life-span, life-space approach to career development. In D. Brown & L. Brooks (Eds.) Career choice and development: Applying contemporary theories to practice (2nd ed.), San Francisco: Jossey-Bass. Supriatna, Mamat (2010). Layanan Bimbingan Karir Di Sekolah. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Psikologi dan Bimbingan.


(37)

100

Supriatna & Ilfiandra. (2006). Apa dan Bagaimana Bimbingan Karir (Materi Sajian Workshop Bimbingan dan Konseling Politehnik Kesehatan Tasikmalaya). Tidak diterbitkan.

Surya, M. (1994). Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (teori dan konsep). Bandung : Bhakti Winaya.

Surur, Naharus (2010). Layanan Bimbingan dan Konseling Karir Berbasis Internet.

Disertasi. SPs UPI Bandung.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Winkel & Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi.

Yulianti, Lia. (2004). Cybercounseling: Kajian Mengenai Konseling Melalui Internet. Tesis. PPs UPI Bandung.

Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung : Rizqi Press.

Yusuf, S & Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Kerjasama PPs UPI Bandung dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Ross, William.2011.”Ethical issues involved in online counseling”. Journal of Psychological Issues in Organizational Culture Volume 2, Issue 1Pages 2

79.Colorado : Bridgepoint Education, Inc. and Wiley Periodicals, Inc-colorado.

http://www.beritateknologi.com/pew-research-center-remaja-mulai-beralih-dari-facebook-ke-twitter/


(1)

Irfan Fahriza, 2014

PROGRAM BIMBINGAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pihak Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah secara menyeluruh, khususnya pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas kepala sekolah adalah memfasilitasi sarana dan prasarna yang menunjang keberlangsungan program layanan bimbingan dan konseling, seperti diperlukan laboratorium komputer dan akses internet disekolah.

2. Konselor/guru BK Sekolah

Program yang peneliti kembangkan menjadi media untuk mengeksplorasi sejauh mana kemampuan perencanaan karier peserta didik. Dengan demikian guru konselor/BK dapat menggunakan program bimbingan tersebut sebagai sarana untuk memfasilitasi peserta didik/konseli untuk mengeksplorasi hal-hal yang berkenaan dengan persiapan peserta didik/konseli dalam merencanakan perjalanan kariernya secara tepat.

Program bimbingan melalui pemanfaatan media twitter yang terkait dengan pemberian layanan informasi karier, sangat penting sekali bagi pihak konselor/guru BK untuk memberikan layanan responsif melalui bimbingan kelompok atau bimbingan individual, dan digunakan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan perencanaan karier peserta didik. Oleh karena itu konselor/guru BK diharapkan dapat memadukan layanan informasi yang disampaikan kepeserta didik dengan pemanfaatan media twitter dengan tujuan dapat menciptakan bimbingan yang menyenangkan dan efisien.

3. Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat memfokuskan pada pengembangan aspek perencanaan karier yaitu pendekatan-pendekatan untuk memasuki dunia kerja dan kesempatan kerja. Bila menggunakan pengembangan yang sudah ada diharapkan dapat menambah layanan konsultasi selain layanan informasi karier,. Peneliti berikutnya juga dapat melanjutkan penelitian dengan focus kajian untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Misalnya kepada anak SD, SMP atau Mahasiswa dengan penekanan pada penyesuaian Perkembangan karier, sehingga peserta dapat terbantu untuk


(2)

96

menemukan solusi yang tepat untuk mengembangkan perencanaan karier yang sesuai dengan minat dan bakatnya.


(3)

Irfan Fahriza, 2014

PROGRAM BIMBINGAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdulrahman (2004). Kebijakan, Arah dan Strategi Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling di Indonesia. Journal Analytica Islamica. Vol. 6. No. 1. 167-182.

ACA, Governing Council, (1999). Ethical Standards for Internet Online Counseling. [Online]. Tersedia: http://www.angelfire.com/co2/counseling/ethical.html. (29 Februari 2012).

Akhmad, Sudrajat. (2008). Layanan Informasi Karir. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com. [30 September 2012].

Andangsari, E.W. (2007). Merencanakan dan Mengembangkan Karir. Human capital. [Online]. Tersedia: http://www.portalhr.com [10 Januari 2012].

IWS. (2012). Internet World Statistic. [online] tersedia: http://www.internetworldstats.com/stats.htm [14 Juli 2013].

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarat: Rineka Cipta.

Bernhard, J. (2001). New Chellenges in Career Guidance-Answer of The International Guidance Community. Singapore : AARCD Conference.

Berst. (2000). Using Web and Career Planning. Career Development Leadership Alliance, Inc.

Bimo Walgito. (2010). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier). Jakarta: Andi. Bloom, John W., et al. (2004). Cybercounseling and Cyberlearning: An

Encore.Washingtong, DC : Eric Publication.

Brown, S.D., & Lent, R.W.,. (2005). Career Development and Counseling : Putting Theory and Research to work. New Jersey : John Wiley & Sons,Inc..

Cannabiss, Katherine (2001). Counseling and the Internet Technologi in the New Millenium : an Internet Delphy Study. Dissertation Submitted to the Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University Partial in the Fullfilment of Requirements for thr Degree of Doctor of Philosophy in Counselor Education. USA.

Clark, G. et. Al. (2000). Interactive Career Counseling on the Internet. Journal of Career Assement. Vol. 8, No. 1, 85-93.


(4)

98

Crites, J.O. (1981). Career Counseling: Model, Methods and Materials. New York: McGraw-Hill Book Company.

Cresswell, J.W., & Plano clarck, V.L., (2007). Designing and Conducting Mixed Methods Research. London: Sage Publications.

David M, Reile & JoAnn Harris-Bowlsbey. (2000). Using the Internet in Career Planning and Assessment. Journal of Career Assessment. Vol. 8 No. 1. 69-84.. Dillard J.M. (1985). Life Long Career Planning. Sydney: Charles E Merling

Publishing Company.

Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Herr, Edwin L. & Cramer, Satanley H. (1979). Career Guidance and Counseling Through the Life Span Systematic Approaches. Amerika Little. Brown & Company.

Hurlock, Elizabeth. B. (2004). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

J, Centore, Anthony. (2003). Ecounseling. [Online]. Tersedia:

http://www.ecounseling.com/articels/320 [15 Juli 2012].

Kwak.H., Lee, C., et al.2010.What is Twitter, a Social Network or a News Media?.Paper presented at North Caolina : International World Wide Web Conference Committee (IW3C2) April 26,2010 limited personal use.

Latipah, Iip (2009). Pengembangan Weblog Sebagai Media Layanan Bimbingan dan Konseling. skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Manrihu, M.T. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Margaretha, D. (1992). Perencanaan Karir Siswa SMA dalam Keterkaitannya dengan Orientasi Nilai, Aspirasi Karir Orangtua dan Kemampuan yang Tersedia di dalam Masyarakat. Tesis pada PPS. UPI. Tidak Diterbitkan.

Muro JJ dan Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in the Elementry School and Middle School a Practical Approach. Iowa: Brown and Benchmark. Nurihsan, J (2006). Bimbingan dan Konseling: dalam Berbagai Latar Kehidupan.


(5)

Irfan Fahriza, 2014

PROGRAM BIMBINGAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Noerhasanah (1999). Perencanaan Karir Siswa Ditelaah dari Program Studinya. Skrpsi pada PBB FIP IKIP Bandung. Tidak Diterbitkan.

Pelling, Nadine. (2002). The Use Technology in Career Counseling. Journal of Technology in Counseling. Vol. 2-2.

Permasih. (2002). Media Komunikasi Pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan. Volume 1. No. 1 Bandung : Perpustakaan UPI Bandung.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Prihantoro, Sri. (2007). Program Bimbingan untk Mengembangkan Kemampuan Perencanaan Karir Remaja: Studi terhadap peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Majalengka Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sharf, R.S. (1992). Appliying Carreer Development Theory To Counseling. California: Brook/Cole Publisher Company.

Sri Hayati, Neng (2003). Layanan Konseling Individual Melalui Elektronik Mail (E-Counseling). Skripsi, Bandung: Tidak Diterbitkan.

Stephen Robins & Mary Coulter. (2002). Manajemen. Jakarta: Airlangga Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman, U. (2009). Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Super, D.E. (1980). A Life-span, Life-space Approach to Career Development. Journal of Vocational Volume 16. National Institute for Careers Educational Counseling.

Super, D.E. (1990). A life-span, life-space approach to career development. In D. Brown & L. Brooks (Eds.) Career choice and development: Applying contemporary theories to practice (2nd ed.), San Francisco: Jossey-Bass. Supriatna, Mamat (2010). Layanan Bimbingan Karir Di Sekolah. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Psikologi dan Bimbingan.


(6)

100

Supriatna & Ilfiandra. (2006). Apa dan Bagaimana Bimbingan Karir (Materi Sajian Workshop Bimbingan dan Konseling Politehnik Kesehatan Tasikmalaya). Tidak diterbitkan.

Surya, M. (1994). Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (teori dan konsep). Bandung : Bhakti Winaya.

Surur, Naharus (2010). Layanan Bimbingan dan Konseling Karir Berbasis Internet. Disertasi. SPs UPI Bandung.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Winkel & Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi.

Yulianti, Lia. (2004). Cybercounseling: Kajian Mengenai Konseling Melalui Internet. Tesis. PPs UPI Bandung.

Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung : Rizqi Press.

Yusuf, S & Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Kerjasama PPs UPI Bandung dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Ross, William.2011.”Ethical issues involved in online counseling”. Journal of Psychological Issues in Organizational Culture Volume 2, Issue 1Pages 2– 79.Colorado : Bridgepoint Education, Inc. and Wiley Periodicals, Inc-colorado.

http://www.beritateknologi.com/pew-research-center-remaja-mulai-beralih-dari-facebook-ke-twitter/