PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK.

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

EVI AENI RUFAEDAH 1101171

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh

Evi Aeni Rufaedah

S.Psi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Evi Aeni Rufaedah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan cetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Oleh: Evi Aeni Rufaedah

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Prof. Dr. Uman Suherman, M.Pd NIP. 1962 0623 198610 1 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Euis Farida, M.Pd NIP. 1959 0110 198403 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd NIP. 1960 0511 198603 1 001


(4)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pernyataan Penelitian ... 15

C. Tujuan Penelitian... 16

D. Manfaat Penelitian ... 16

BAB II PILIHAN KARIER DAN BIMBINGAN KARIER A. Konsep Dasar ... 18

B. Tipologi Kepribadian Holland ... 21

C. Teori Pemilihan dan Perkembangan Karier Trait and Factor ... 37

D.Tugas Perkembangan Karier Remaja ... 40

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemantapan Karier ... 44

F. Konsep Dasar Bimbingan Karier ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ... 52

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

C. Definisi Operasional Variabel ... 55

D. Instrumen Penelitian ... 59

E. Rancangan Program Bimbingan Karier untuk Memantapkan Pilihan Karier Peserta Didik ... 62

E. Teknik Analisis Data ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 78

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

C. Keterbatasan Penelitian ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 91

B. Rekomendasi ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 97 RIWAYAT HIDUP


(5)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Komposisi Sampel Penelitian Tiap Jurusan Berdasarkan Kategori

Rendah ... 55

Tabel 3.2 Daftar Pernyataan dan Skoring Skala Kemantapan Pilihan Karier... 60

Tabel 3.3 Kriteria Derajat dan Kategori Kemantapan Pilihan Karier Peserta Didik ... 61

Tabel 4.1 Profil Umum Kemantapan Pilihan Karier Peserta Didik ... 78

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 79

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Varians Data ... 80

Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 81

Tabel 4.5 Hasil Uji beda rata-rata ... 82

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Desain Penelitian Pra Eksperimen ... 52


(6)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu XI SMK Negeri 1 Indramayu TahunAjaran 2013/014).

Pembimbing I: Prof.Dr.Uman Suherman,M.Pd; Pembimbing II: Dr.Hj.Euis Farida,M.Pd. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah program bimbingan karier efektif untuk memantapkan pilihan karier peserta didik. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian pra eksperimen one group pretest-posttest design. Populasi penelitian ini terdiri dari 52 orang peserta didik kelas XI. Instrumen yang digunakan adalah Skala Kemantapan Pilihan Karier yang merupakan modifikasi dari Career Choice Certainly Scale Crites. Program bimbingan karier dalam penelitian ini menggunakan Inventori Karier Arahan Diri yang merupakan modifikasi dari Self Directed Search Holland, inventori tersebut digunakan sebagai media sekaligus intervensi dalam melakukan bimbingan. Dalam hal ini, pelaksanaan program bimbingan karier terdiri atas tiga tahap utama, yaitu: pertama, tahap pengungkapan awal sebagai tahap perkenalan dan merupakan pre

test untuk mengumpulkan informasi mengenai kemantapan pilihan karier; kedua,

tahap pemahaman dan kontrak belajar yang bertujuan agar peserta didik dapat menganalisis kemantapan pilihan karier dan berkomitmen dalam mengikuti kegiatan bimbingan dari awal sampai selesai; dan ketiga, tahap kerja/perlakuan yang terdiri dari 7 sesi, setiap sesi terdapat berbagai topik kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemantapan pilihan karier peserta didik dan membekali mereka dengan kemampuan dasar memantapkan pilihan karier. Analisis data menggunakan kuantitatif dengan menggunakan uji t, dari hasil tersebut

menunjukkan bahwa “Program Bimbingan karier efektif untuk memantapkan

pilihan karier peserta didik Kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran

2013/2014”. Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada guru bimbingan dan konseling, dan peneliti selanjutnya.


(7)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supervisor I: Prof.Dr.Uman Suherman, M. Pd; Supervisor II: Dr.Hj.Euis Farida, M. Pd. Study Guidance and Counseling Program Graduate School of Education University of Indonesia, Bandung.

This study aims to determine whether an effective career guidance programs for students solidify career choice. This study was designed as a pre-experimental study one group pretest-posttest design. The study population consisted of 52 students of class XI. The instrument used is the Scale Stability career choice which is a modification of the Career Choice Scale Certainly Crites. Career guidance program in this study using the Inventory Career Self Referral is a modification of the Holland Self Directed Search, the inventory is used as intervention in the conduct of media guidance. In this case, the implementation of career guidance program consists of three main stages, namely: first, the initial disclosure stage as the introductory stage and is a pre-test to gather information about the stability of career choice; The second stage of understanding and learning contract that aims to make students able to analyze the stability of career choice and commit to follow the activities of guidance from start to finish; and third, working stage / treatment consisted of 7 sessions, each session there is a wide range of topics of activities aimed at improving the stability of career choice learners and equip them with the basic ability to establish a career choice. Using quantitative data analysis using the t test, the results showed that "effective career guidance program to establish a career choice Class XI students of SMK Negeri 1 Indramayu 2013/2014 Academic Year". The results of this study recommended to the teacher guidance and counseling, and further research.


(8)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Layanan bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan, karena tujuan akhir bimbingan dan konseling sama dengan tujuan akhir pendidikan nasional. Hal ini tercantum dalam Bab II, Pasal 3 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut tampak bahwa bimbingan dan konseling berperan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini senada dengan pernyataan Kartadinata (1993: 1) yang memandang bahwa: “keberadaan bimbingan di dalam sistem pendidikan merupakan satu piranti untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya”.

Seiring dengan kecenderungan perubahan pola-pola pendidikan bimbingan dan konseling yang sedang terjadi saat ini, ternyata berdampak terhadap


(9)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peran-peran pendidik (khususnya bagi guru bimbingan dan konseling) dalam melaksanakan proses bimbingan dan konseling, serta kegiatan pengembangan diri peserta didik lainnya. Hal yang paling mendasar ialah memahami dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, kehadiran bimbingan dan konseling di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang dalam penelitian ini dibatasi ke dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangatlah dibutuhkan oleh peserta didik. Jenjang pendidikan formal di Indonesia memiliki empat tingkatan, yakni; pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) termasuk ke dalam pendidikan menengah dan merupakan salah satu jenjang pendidikan yang dapat dipilih dan ditempuh oleh anak Indonesia dalam mengikuti kegiatan pembelajaran secara formal, dengan visi menghasilkan tamatan yang memiliki jati diri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di pasar global. Berdasarkan tujuan tersebut, peserta didik SMK dihadapkan pada keputusan dan pilihan yang harus diambil, yang mana pilihan tersebut bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu, untuk dapat memilih sekolah yang sesuai dengan perencanaan karier masa depan hendaknya peserta didik memiliki pilihan karier yang mantap.

Apabila dilihat dari bidang permasalahan individu terdapat empat jenis bimbingan, yaitu: “bimbingan akademik, bimbingan pribadi sosial, bimbingan karier dan bimbingan keluarga” (Nurihsan. 2006: 15). Ke empat jenis bimbingan tersebut memiliki fungsi dan peranan masing-masing dalam proses


(10)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bimbingan konseling di SMK. Salah satu jenis bimbingan yang memiliki peranan cukup penting di SMK adalah bimbingan karier. Bimbingan karier sendiri menurut Nurihsan (2006: 16) adalah “upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, dan mengembangkan masa depannya sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan”. Melalui bimbingan karir peserta didik dipandang memiliki hak untuk menentukan sendiri dalam memilih karier. “Pengalaman dalam menentukan pilihan karier sendiri tersebut berkontribusi terhadap perkembangan rasa tanggung jawabnya” (Supriatna, 2009: 16).

Peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berkisar antara usia 15-18 tahun, dalam konteks psikologi perkembangan masa ini dapat digolongkan sebagai masa remaja akhir (Syamsudin, 2003:130). Menurut Hurlock (1991:208) remaja memiliki karakteristik khusus diantaranya ialah masa mencari identitas. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja, diantaranya masalah kebingungan menentukan masa depannya kelak.

Piaget (Hurlock, 1991:206) mengartikan remaja secara psikologis sebagai individu yang berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak, namun mereka belum dapat dikategorikan dewasa karena remaja masih kurang dapat bertanggung jawab


(11)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atas tindakan yang diperbuatnya. Erikson (Yusuf, 2012: 71) memandang bahwa pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan.

Yusuf (2006: 35) mengemukakan bahwa yang termasuk ke dalam kategori remaja juga dituntut untuk memenuhi tugasnya dalam memilih dan menentukan karier. Hakikat tugas remaja untuk memenuhi tugas dalam memilih dan menentukan karier, yaitu: (1) remaja dapat memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dan (2) mempersiapkan diri memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memasuki pekerjaan tersebut. Dari pernyataan tersebut bisa dikatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling bagi siswa SMK adalah sangat penting khususnya dalam bidang bimbingan karier.

Fenomena yang terjadi di lapangan saat ini menunjukkan banyak permasalahan karier yang dialami oleh peserta didik SMK. Sebagaimana Toffler (Manrihu, 1988: 21) telah menggambarkan dengan jelas „bahwa masalahnya adalah terlalu banyak pilihan dan bukan karena pilihan-pilihan yang kurang‟. Hal ini menyebabkan timbulnya tuntutan kepada para remaja khususnya peserta didik SMK agar memilih karier yang sesuai dengan dirinya, namun kadang peserta didik sendiri belum memiliki persiapan yang matang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Amin Budiamin (2002: 260) terhadap peserta didik SMA di kabupaten Bandung menunjukkan bahwa sebanyak 90%


(12)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa menyatakan bingung dalam memilih karier masa depan dan 70% siswa menyatakan rencana masa depan tergantung pada orang tua.

Sudrajat (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/informasi-karier/) berpendapat bahwa seorang remaja dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Namun, adakalanya remaja mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan alternatif mana yang seyogyanya dipilih. Salah satunya adalah kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karier yang akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang rencana kariernya. Diantaranya, mereka mempertanyakan dari sejumlah jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang paling cocok untuk mereka kelak setelah menamatkan pendidikan?

Erickson (Yusuf, 2008:188) mengungkapkan bahwa berkenaan dengan hal tersebut masa remaja merupakan masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja, diantaranya masalah kebingungan menentukan masa depannya kelak. Lebih lanjut lagi, Hurlock (1980:189) mengemukakan bahwa masa remaja adalah masa yang penting dalam menentukan keputusan yang perlu dipikirkan dan diambil berkaitan dengan kehidupan mereka di masa depan, seperti keputusan mengenai pilihan untuk melanjutkan pendidikan, bekerja, atau pilihan lain yang dipandang perlu bagi kehidupan mereka.


(13)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, Witmer & Sweeney (Surya, 2003: 194-199) mengungkapkan bahwa secara rasional setiap orang mendambakan pilihan karier yang mampu mengantarkannya ke kehidupan yang layak, yakni suatu kondisi hidup yang “wellness”. Secara ideal, setiap orang juga menghendaki

agar pekerjaan, jabatan dan berbagai aktivitas kehidupan yang dilakukannya bukanlah hanya sekedar sebagai penunjang hidup. Akan tetapi, sekaligus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan hidupnya, namun pada kenyataannya perjalanan kehidupan bagi setiap orang tidaklah sama. Pengalaman kehidupan yang ditemukan oleh setiap orang berbeda dan jalan yang dilaluinya pun beragam. Artinya, tidak semua orang dapat dengan mudah mencapai kehidupan yang diharapkannya. Pencapaian tujuan hidup seseorang itu sesungguhnya bergantung pada pilihan karier yang telah dipilihnya. Karier yang dipilih sendiri oleh seorang dengan tepat dan mantap akan lebih menjanjikan baginya untuk meraih keberhasilan hidup daripada karier yang dipilihkan oleh orang lain.

Kesulitan yang dialami remaja dalam memilih dan menentukan karier tidaklah dapat dipungkiri, banyak para remaja yang kurang memahami bahwa karier merupakan jalan hidup dalam usaha menggapai kehidupan yang baik di masa mendatang. Remaja sering memandang eksplorasi karier dan pengambilan keputusan dengan disertai kebimbangan, ketidakpastian, dan

stress. Kebanyakan keputusan pemilihan karier yang dibuat oleh para remaja


(14)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak cukup banyak mengeksplorasi pilihan karier sendiri dan juga menerima sedikit bimbingan karier dari guru bimbingan konseling di sekolah mereka.

Hansen (1977) mengungkapkan bahwa belum mantapnya pilihan karier peserta didik dapat disebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor eksternal antara lain keluarga dan sekolah. Oleh karena itu, Ginzberg (Brown, 1987) mengemukakan bahwa dalam pemilihan kemantapan karier orang tua hendaklah tidak bersikap netral, namun mereka hendaklah mengajak anak-anaknya berdiskusi dalam penentuan pilihan karier, sedangkan pihak sekolah bukanlah hanya membantu peserta didik untuk merencanakan pekerjaan mereka, namun yang lebih baik adalah dengan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi dasar berupa persiapan mereka untuk bekerja secara professional. Hurlock (1991: 209) juga menambahkan selama masa remaja bertambah dan berkurangnya prasangka dan diskriminasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan di tempat remaja berada dan oleh sikap serta perilaku dan teman-teman baiknya.

Salah satu keberhasilan peserta didik dalam menentukan dan memilih karier dapat ditentukan dari kemampuan guru bimbingan konseling dalam memberikan gambaran dan memberikan keyakinan kepada peserta didik tentang kemampuan dan potensi yang dimiliki serta mampu mengarahkan peserta didik menuju karier yang sesuai dengan kemampuannya tersebut.

Pada dasarnya pilihan karier yang berhasil merupakan hasil dari rangkaian pengalaman dan belajar yang berkesinambungan melalui interaksi dengan konselor dalam proses konseling karier, demikian juga dengan kejadiannya


(15)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bukanlah merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan (Surya, 1988: 257). Selanjutnya, Surya menjelaskan bahwa keberhasilan seseorang dalam studi atau karier selain karena takdir, sesungguhnya tercipta karena direncanakan dan diciptakan oleh yang bersangkutan melalui pengalaman dan berlangsung sepanjang kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pilihan karier seyogyanya diawali oleh suatu perencanaan yang matang dan berlangsung sepanjang kehidupan seseorang, yakni di mulai sejak dari bangku sekolah hingga berlanjut ke jenjang pendidikan tinggi hingga akhirnya sampailah kepada pengambilan keputusan tentang kelompok dan jenis pekerjaan yang akan dimasukinya sebagai pilihan karier hidup yang dipilihnya.

Holland (1985: 173) menyatakan bahwa pilihan karier merupakan hasil interaksi diri dengan kekuatan-kekuatan lingkungan luar, dan sekaligus sebagai perluasan kepribadian serta usaha untuk mengungkapkan diri dalam kehidupan kerja. Menurutnya, seseorang akan dapat berkembang secara maksimal jika ia berada dalam lingkungan kerja yang memiliki sifat yang sesuai dengan kepribadiannya. Selanjutnya, Holland mengatakan bahwa seseorang mengekspresikan diri, minat, dan nilai melalui pilihan karier atau pengalaman yang mereka lalui. Oleh karena itu, pilihan karier menjadi suatu yang penting untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

Oleh karena itu, untuk mencapai tugas perkembangan yang optimal, hendaknnya pada fase remaja ini hendaknya peserta didik di sekolah dalam menentukan karier masa depannya di bantu oleh guru bimbingan konseling,


(16)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khususnya dalam upaya menentukan rencana awal menentukan karier. Selain itu, seyogyanya layanan bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan bantuan kepada masalah-masalah yang telah dan akan muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Dengan demikian, sejatinya layanan bimbingan karier menitik beratkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar peserta didik memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan istilah karier didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/konsep-bimbingan-karir/).

Pemilihan karier remaja berawal dari pertanyaan “ke mana tujuan yang akan di ambil para remaja?”, pertanyaan tersebut muncul baik pada laki-laki maupun perempuan karena mereka perlu untuk merasa mandiri, otonomi, dan puas dengan pilihan karier yang sesuai dengan minat dan bakatnya, dalam berusaha untuk menentukan pilihan pekerjaan remaja dikelilingi oleh teman sebayanya, orang tua, guru bidang studi, dan guru bimbingan konseling yang memainkan peran dalam pengambilan keputusan untuk menentukan apakah akan melanjutkan studi yang lebih tinggi atau mengambil keputusan untuk bekerja (Kaplan & Sadock, 1997: 83).

Super (Suherman, 2009:113) berpendapat bahwa pada usia sekitar 17 tahun remaja sudah dapat mempertimbangkan aspek-aspek kebutuhan, minat,


(17)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kapasitas, nilai-nilai, dan kesempatan secara menyeluruh. Pada tahap ini remaja sudah dapat mempertimbangkan kesadaran terhadap dirinya dan dunia kerja, dan mulai mencoba-coba peran baru. Oleh karena itu, dalam hal ini diharapkan peserta didik telah memiliki kemantapan dalam memilih karier masa depannya kelak.

Pada tahap eksplorasi dalam perkembangan karier, Osipow (1983:285) berpendapat bahwa peserta didik pada tahap tersebut dituntut agar mampu menunjukkan ciri-ciri ketepatan dan kemantapan pilihan kariernya sebagai berikut:

1) Pilihan karier yang ajeg dan realistis, baik dilihat dari segi waktu, bidang, tingkat, dan rumpun pekerjaan maupun kesesuaiannya dengan kesempatan yang ada, minat, kepribadian, dan kelas sosialnya.

2) Memiliki kemampuan yang memadai untuk melakukan pilihan karier secara bijaksana, dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam perkembangan kariernya secara efektif dan mempunyai perencanaan ke depan dalam kariernya.

3) Mengetahui dunia kerja secara komprehensif, dapat menilai kesesuaian kemampuannya dengan pekerjaan yang diinginkan dan cakap dalam menyesuaikan sifat-sifat pribadi dengan persyaratan dan tuntutan pekerjaan.

4) Memiliki sikap yang jelas, baik berkenaan dengan kondisi perasaaan-perasaan, reaksi-reaksi subyetif dan disposisi-disposisi yang diperlukan untuk membuat pilihan karier dan memasuki dunia kerja,


(18)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktif berpartisipasi dalam proses pembuatan suatu pilihan, merasa terpanggil dan menyenangi serta menghargai pekerjaan, tidak terikat pada orang lain dalam memilih suatu pekerjaan, mendasarkan pilihannya pada faktor tertentu, dan mempunyai konsepsi yang akurat tentang pembuatan suatu pilihan pekerjaan.

Remaja dapat sering merasakan masalah karier ketika berada pada tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK), namun remaja/peserta didik yang berada di SMA tidak terlalu terlihat dampak dari permasalahan karier yang dihadapinya. Permasalahan karier ini lebih terlihat pada peserta didik yang memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memang lebih banyak dibekali keterampilan untuk memasuki lapangan kerja. Seyogyanya peserta didik yang masuk SMK telah memiliki pilihan karier yang mantap, sebab mereka telah memilih sekolah dengan bidang keilmuan tertentu. Namun pada kenyataannya, tidak sedikit dari peserta didik yang tidak yakin dengan pilihan kariernya. Bahkan pada saat menentukan atau memilih jurusan pendidikan mereka ikut-ikutan apa yang dipilih oleh teman dekat mereka.

SMK saat ini menjadi program utama dari pemerintah, karena dengan keterampilan yang sudah dimiliki bisa dijadikan usaha untuk menekan pengangguran bahkan bisa untuk menciptakan lapangan kerja. Hal ini dibuktikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan memperkuat pendidikan vokasi di jenjang menengah, dengan terus menambah SMK. Pada tahun 2020 nanti, jumlah SMK mencapai 60% dari sekolah menengah yang ada. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,


(19)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mohammad Nuh, mengatakan perbandingan SMA dan SMK saat ini masih 51 berbanding 49. Pada tahun 2015 nanti dengan penambahan SMK, jumlah SMK ditargetkan menjadi 55% (http://edukasi.kompas.com/read/ 2012/08/29/ 20190521/Jumlah.SMK.Terus.Ditambah).

Hal terpenting yang menjadi sorotan permasalahan peserta didik SMK adalah kontribusinya dalam angka pengangguran di Negara ini. Meskipun SMK diharapkan bisa menghasilkan lulusan yang siap kerja, akan tetapi pda kenyataannya pengangguran terbuka paling banyak justru dari SMK. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah pengangguran pada Agustus 2013 sebanyak 7,39 juta orang. Sekitar 11,19% dari total tersebut atau sekitar 814 ribu orang, merupakan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kepala BPS Suryamin mengatakan angka tersebut meningkat dibanding Agustus 2012 yang sebesar 9,87%. Artinya tamatan SMK lebih banyak menjadi pengangguran dibanding yang lainnya."Tingkat penggangguran terbuka pada Agustus 2013 untuk pendidikan, SMK menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 11,19%,". Sementara posisi kedua terbanyak adalah tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan 9,74% dari total pengangguran. Pengangguran dari tamatan ini terus meningkat dibandingkan Agustus 2012 yang sebesar 9,6% (http://finance.detik.com/read/2013/11/06/142438/ 2405053/4/pengangguran-paling-banyak-dari-tamatan-smk).

Sehubungan dengan fenomena angka tertinggi pengangguran untuk lulusan SMK tersebut, guru bimbingan konseling seyogyanya memberikan layanan informasi sejak dini agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang


(20)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat mengganggu terhadap pencapaian perkembangan peserta didik, baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya. Melalui layanan informasi diharapkan peserta didik dapat menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik itu sendiri (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/informasi-karier).

Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karier akan dapt dihindari manakala peserta didik memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Oleh karena itu, peserta didik seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak hanya cukup sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya peserta didik dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak.

Pemilihan karier yang tepat bukanlah pekerjaan yang sederhana. Untuk sampai kepada suatu keputusan karier yang tepat dan mantap, seseorang perlu terlebih dahulu memahami dirinya dan mengenal dunia kerja yang hendak dipilihnya secara memadai (Parson, 199; Brown dan Brooks, 1987: 1-2).


(21)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meskipun tidak ada jaminan bahwa apabila seseorang telah memahami diri dan lingkungan kerjanya dengan baik maka akan mampu membuat keputusan karier secara tepat, namun langkah awal semacam ini sudah dapat dipandang sebagai suatu permulaan yang berharga guna menentukan ketepatan suatu tindakan, atau pilihan tertentu. Bagaimanapun juga, memilih bidang karier yang sudah jelas diketahui lebih baik daripada memilih bidang karier yang belum jelas informasinya. Dengan kata lain, pemahaman berbagai aspek diri dan kecenderungan kepribadian dan tuntutan suatu bidang pekerjaan atau jurusan studi merupakan hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh seseorang yang sedang membuat keputusan pilihan karier atau bidang studi secara tepat.

Supriatna & Budiman (2011:24) mengemukakan secara konkrit masalah karier yang dirasakan oleh peserta didik, antara lain:

1) Peserta didik kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan minat.

2) Peserta didik tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup. 3) Peserta didik masih bingung untuk memilih pekerjaan.

4) Peserta didik masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan minat.

5) Peserta didik merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah.

6) Peserta didik belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidikan tertentu, bila setelah tamat tidak masuk dunia kerja.


(22)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7) Peserta didik belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan, kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan, serta prospek pekerjaan untuk masa depan kariernya.

Sebagai bantuan yang profesional, layanan bimbingan dan konseling senantiasa berusaha untuk meningkatkan mutu kualitas layanannya secara optimal. Bantuan yang diberikan dalam proses konseling karier bertujuan agar peserta didik mampu merencanakan kariernya dan mewujudkannya dalam seluruh perjalanan hidupnya (Surya, 1988: 256). Secara lebih ringkas, bimbingan dan konseling karier itu merupakan peristiwa belajar bagi peserta didik untuk lebih memahami diri dan lingkungannya agar dapat mencapai suatu keputusan pilihan karier yang tepat dan mantap.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan tersebut, maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah program bimbingan karier seperti apa yang efektif untuk memantapkan pilihan karier peserta didik di SMK Negeri 1 indramayu?

Agar lebih terfokus, maka pertanyaan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1) Bagaimana profil kemantapan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/204?

2) Seperti apa rumusan program bimbingan karier secara hipotetik dapat memantapkan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014?


(23)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Bagaimana keefektifan program bimingan karier dalam memantapkan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini untuk menghasilkan program bimbingan karier yang efektif untuk memantapkan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013-2014. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1) Memperoleh profil kemantapan pilihan karier peserta didik SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014.

2) Memperoleh rumusan program bimbingan karier secara hipotetik untuk memantapkan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014.

3) Memperoleh efektivitas program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam pengembangan teori maupun praktik bimbingan dan konseling. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperkaya khazanah keilmuan bimbingan dan konseling, khususnya adalah bidang bimbingan karier untuk membantu peserta didik dalam memantapkan pilihan karier. Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan sumbangan kepada lembaga pendidik konselor dan konselor di sekolah serta


(24)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik di SMK. Lembaga pendidik konselor dapat memanfaatkan penelitian ini untuk mengembangkan kemampuan para calon konselor di bidang bimbingan karier untuk membantu peserta didik dalam memantapkan pilihan karier. Bagi konselor di sekolah, model produk penelitian ini dapat digunakan untuk penyelenggaraan layanan bimbingan karier yang terfokus pada peningkatan pilihan karier peserta didik. Sedangkan bagi peserta didik SMK, diharapkan memiliki pilihan karier yang mantap dalam menentukan karier masa depan.


(25)

52 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengkaji profil kemantapan pilihan karier peserta didik dan keefektifan program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik.

Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui efektivitas program bimbingan karier adalah metode pra-eksperimen dengan desain one-group

pretest-posttest design. Dalam one-group pretest-posttest design profil

kemantapan pilihan karier diperoleh dengan cara memberikan test di awal

(pretest), kemudian diberikan treatment dalam jangka waktu tertentu, selanjutnya

diberi test akhir (posttest) dan kemudian hasil kedua test tersebut dibandingkan (Sugiyono, 20112: 110).

Dalam penelitian ini yang diukur adalah kemantapan pilihan karier sebelum dan sesudah mendapatkan program bimbingan karier. Berikut ini desain penelitian one-group pretest-posttest design.

Gambar 3.1

Desain Penelitian Pra-eksperimen

(Sugiyono, 2012: 111)

X


(26)

53 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

: Nilai pretest sebelum diberikan treatment

: Nilai posttest setelah diberikan treatment

X : Treatment melalui program bimbingan karier.

B.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Indramayu Jl.Gatot Subroto No.47. Alasan peneliti memilih SMK Negeri 1 Indramayu dengan pertimbangan terdapat gejala kurangnya kemantapan pilihan karier peserta didik yang menjadi fokus dalam penelitian.

Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 450 orang. Namun, terdapat 5 peserta didik yang tidak hadir, maka populasi pada penelitian ini berjumlah 445 orang. Asumsi pemilihan peserta didik Kelas XI adalah: 1) peserta didik Kelas XI dilandasi oleh asumsi bahwa mereka berada pada masa transisi perilaku dari kelas X ke kelas XII. Sehingga dengan kerangka pikir itu, peserta didik kelas XI dianggap dapat mewakili profil umum perilaku peserta didik kelas X dan kelas XII, termasuk profil umum pilihan kariernya. 2) belum adanya Program Bimbingan Karier di SMK Negeri 1 Indramayu yang secara khusus untuk meningkatkan kemantapan pilihan karier peserta didik.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non

probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Secara spesifik teknik yang dilakukan


(27)

54 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pengambilan sampel ini adalah purpossive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 300).

Dalam penelitian ini yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sampel adalah peserta didik yang teridentifikasi memiliki kemantapan pilihan karier pada kategori sedang dan kategori rendah. Dari data hasil pengukuran kemantapan pilihan karier pada populasi, teridentifikasi 345 peserta didik termasuk dalam kategori sedang dan 52 peserta didik berada dalam kategori rendah. Dalam menentukan jumlah sampel penelitian mengacu pada pendapat Creswell (2008), dimana pada penelitian eksperimen, estimasi jumlah sampel yang dibutuhkan untuk prosedur pengolahan statistik sehingga dapat mewakili populasi secara tepat adalah sekitar 15 orang. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang akan dijadikan sampel adalah peserta didik yang berada pada kategori rendah, yakni berjumlah 52 orang, sehingga jumlah sampel yang diambil berjumlah 26 orang pada kelompok eksperimen dan 26 orang pada kelompok kontrol. Berikut rincian anggota sampel penelitian pada masing-masing jurusan terpilih berdasarkan identifikasi kategori rendah dalam kemantapan pilihan karier sebagaimana terlihat pada tabel 3.1.


(28)

55 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Komposisi Sampel Penelitian Tiap Jurusan Berdasarkan Kategori Rendah

No Jurusan Jumlah

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

1 Administrasi Perkantoran 1 3 2 1

2 Administrasi Perkantoran 2 4 3 1

3 Administrasi Perkantoran 3 3 1 2

4 Akuntansi 1 2 1 1

5 Akuntansi 2 2 1 1

6 Akuntansi 3 3 1 2

7 Animasi 1 4 2 2

8 Animasi 2 6 2 4

9 Animasi 3 3 1 2

10 Multimedia 1 4 1 3

11 Multimedia 2 3 1 2

12 Multimedia 3 3 2 1

13 Akomodasi Perhotelan 1 4 1 3

14 Akomodasi Perhotelan 2 4 2 2

15 Akomodasi Perhotelan 3 4 2 2

Jumlah 52 23 29

C.Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini memuat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program bimbingan karier, sedangkan variabel terikatnya adalah kemantapan pilihan karier. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah-istilah dalam penelitian ini dijelaskaan secara operasional dalam uraian berikut:

1. Program Bimbingan Karier

Program bimbingan karier yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dirancang peneliti untuk mengarahkan peserta didik Kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun


(29)

56 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ajaran 2013/2014 dalam memantapkan pilihan karier melalui serangkaian kegiatan yang terdiri dari: penemuan Kode Ringkasan Peserta Didik, penemuan Alternatif Kode Ringkasan Peserta Didik, hingga pada pembuatan keputusan pilihan karier yang mantap. Kegiatan penemuan kode ringkasan tersebut bertujuan untuk membantu peserta didik dalam memahami dirinya dan mengenal lingkungannya secara memadai yang dilakukan melalui kegiatan; asesmen kegiatan, asesmen kompetensi, asesmen pekerjaan, estimasi diri, dan pengorganisasian hasilnya. Kode Ringkasan yang dihasilkan oleh peserta didik pada tahap kegiatan ini merupakan gambaran tentang tingkat kemiripan karaktersitik pribadi individu dengan ciri-ciri enam tipe kepribadian vokasional Holland, yakni: Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising, dan Konvensional.

2. Kemantapan Pilihan Karier

Roe (Osipow, 1983:19) mengemukakan bahwa pilihan karier seseorang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni: faktor genetika dan faktor kebutuhan. Kedua faktor ini yang menyebabkan setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda dalam memilih kariernya.Seseorang juga lebih memiliki kepuasan dalam memilih karier apabila pilihannya tersebut sesuai dengan kebutuhan dirinya. Dengan kata lain, pilihan karier seseorang dilatarbelakangi oleh faktor genetika dan kebutuhannya. Sedangkan Hoppock (Dillard, 1985: 25) mengasumsikan bahwa pilihan karier adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh kebutuhan, di mana kebutuhan tersebut akan mendorong seseorang dalam pemilihan kariernya.


(30)

57 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Holland (Sharf, 1992: 45) berpendapat bahwa pilihan karier merupakan ekspresi atau perluasan kepribadian ke dalam dunia kerja. Holland (Winkel & Hastuti, 1997: 634-635) mengemukakan bahwa terdapat enam tipe karier yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan karier, yakni: Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial,

Enterprising, dan Konvensional. Adapun pilihan karier menurut Holland

yaitu penggolongan jenis atau suatu keumuman sifat-sifat karier seseorang berdasarkan ekspresi atau perluasan kepribadiannya.

Williamson (Winkel, 1996: 575) mengemukakan bahwa pemilihan karier berdasarkan trait and factor adalah suatu teori yang berusaha mencocokkan atau menyesuaikan individu dengan suatu karier tertentu dengan melakukan tes kepribadian atau tes psikologis sehingga seseorang akan mendapatkan karier yang sesuai dengan kepribadian yang dimilikinya.

Selanjutnya, Williamson (1939b; Crites, 1981: 24) membagi diagnosis dalam pembuatan keputusan karier ke dalam empat kategori sebagai berikut:

a. Tidak ada pilihan (No choice), peserta didik tidak mampu menyebutkan bidang pekerjaan yang akan dipilihnya.

b. Ketidakpastian pilihan (Uncertain choice), peserta didik ragu atas pilihan karier yang telah dipikirkannya.

c. Pilihan tidak bijaksana (Unwise choice), peserta didik memilih karier yang tidak sesuai dengan bakat dan minatnya.


(31)

58 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Ketidaksesuaian antara minat dan bakat (Discrepancy between

interest and aptitudes), yang termasuk pada kategori ini adalah: (a)

bidang pekerjaan yang diminati tidak sesuai dengan bakat peserta didik; (b) pekerjaan yang diminati tidak sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik; dan (c) bakat dan minat cocok, namun tidak sesuai dengan pekerjaan yang dipilih.

Untuk memulai diagnosis sebagai bantuan dalam proses bimbingan karier dapat dimulai dengan pengidentifikasian masalah peserta didik. Terdapat tiga kelemahan yang telah dikemukakan oleh Williamson tersebut, yakni: (a) dalam pengklasifikasian masalah permasalahan peserta didik hanya menunjukkan 50%; (b) diagnosis ini tidak berdiri sendiri tetapi diklasifikasikan ke dalam tiga kategori; dan (c) diagnosis ini belum lengkap (Crites, 1981:24).

Crites (1981: 24) telah mengantisipasi masalah-masalah tersebut dan telah menetapkan diagnosis untuk masalah peserta didik dalam pemilihan karier yang dapat diandalkan, independensi dan dependensi juga saling melengkapi dalam pemberian kriteria sebuah pengklasifikasian dari sistem pendefinisan dan kategorisasi masalah ke dalam tiga derajat kepastian, yakni : kepastian tinggi, kepastian menengah, dan kepastian rendah.

Oleh karena itu, kemantapan pilihan karier yang dimaksud dalam penelitian ini adalah derajat kepastian peserta didik dalam memutuskan pilihan kariernya; Mantap, Kurang Mantap, dan Belum Mantap


(32)

59 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagaimana diukur oleh Skala Kemantapan Pilihan Karier yang dikemukakan oleh Crites dalam Career Choice Certainly Scale.

D.Instrumen Penelitian

1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Untuk keperluan penelitian, telah dikembangkan Skala Kemantapan Pilihan Karier yang peneliti kembangkan berdasarkan teori pilihan karier Crites, yang peneliti gunakan untuk mengukur dampak perlakuan penelitian. Skala ini telah dipakai sebagai alat dalam mengamati perilaku peserta didik baik sebelum maupun sesudah peserta didik menerima layanan. Skala ini bertujuan untuk menjaring tingkat kemantapan pilihan karier peserta didik.

Skala Kemantapan Pilihan Karier terdiri atas dua butir pernyataan, yakni: pernyataan pilihan karier dan skala penilaian kemantapannya. Butir pertama berisi tuntutan peserta didik untuk menyatakan bidang karier dan nama jabatan yang hendak dipilihnya, selanjutnya pada pernyataan kedua peserta didik diminta untuk menilai derajat kemantapan atas pilihan karier yang telah di buat tersebut. Skala ini dimodifikasi dari Career Choice

Certainly Scale (Crites, 1981:25) dan telah dikembangkan oleh penulis

berdasarkan kebutuhan dan keperluan pencapaian tujuan penelitian. Adapun daftar pernyataan dan skoring Skala Kemantapan Pilihan Karier dapat dilihat pada tabel 3.2.


(33)

60 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Daftar Pernyataan dan Skoring Skala Kemantapan Pilihan Karier

1. Apa karier yang akan Anda pilih? Jabatan apa yang ingin Anda masuki secara full time setelah menyelesaikan studi kelak? Gunakan nama jabatan secara spesifik. Misalnya, karier: akuntan, jabatan: akuntan publik, dan lain sebagainya. Tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah tersedia di bawah ini!

Karier : ………..

Jabatan : ……….

2. Nilailah kemantapan keputusan karier yang telah Anda pilih pada skala berikut. Kemudian berilah tanda checklist (√) pada nomor

pernyataan yang menunjukkan derajat kemantapan yang Anda rasakan!

No Pernyataan Skor

1 Saya tidak berkeinginan untuk merubah pilihan karier yang telah Saya miliki, dan Saya berencana untuk memasuki pilihan karier tersebut dan akan tetap menekuninya.

3

2 Saya agak ragu dengan pilihan karier yang telah Saya rencanakan, namun Saya terkadang menanyakan pada diri sendiri, apakah karier yang telah Saya pilih itu sudah benar.

2

3 Saya memiliki banyak keraguan terhadap karier yang Saya pilih, dan Saya sudah memiliki satu pilihan karier, tetapi Saya sering bertanya pada diri sendiri apakah pilihan karier yang telah dipilih itu merupakan suatu pilihan yang tepat.


(34)

61 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, untuk memberikan penafsiran atas jawaban peserta didik digunakan kriteria seperti yang terlihat pada tabel 3.3. Berdasarkan kriteria itu, setiap jawaban peserta didik pada Skala Kemantapan Pilihan Karier dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: kemantapan pilihan yang

“Tinggi = Mantap” dengan skor 3 poin, “Sedang = Kurang Mantap” dengan skor 2 poin, dan “Rendah = Belum Mantap” dengan skor 1 poin.

Tabel 3.3

Kriteria Derajat dan Kategori Kemantapan Pilihan Karier Peserta Didik Derajat

Kemantapan

Rentangan Skor Jawaban Skala Kemantapan Pilihan Karier

Kategori Kemantapan

Mantap 3 poin Tinggi

Kurang Mantap 2 poin Sedang

Belum Mantap 1 poin Rendah

2. Penimbangan (Judgement) Instrumen

Skala kemantapan pilihan karier peserta didik telah dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli (expert judgment) untuk dikaji dan ditelaah dari segi isi, redaksi kalimat, serta kesesuian item yang layak dipakai. Untuk keperluan ini telah dilibatkan 2 orang ahli, yakni Dr. Amin Budiamin, M.Pd., dan Dr. Nurhudaya, M.Pd. Deskripsi hasil penimbangan pakar terhadap skala yang telah dikembangkan yaitu: pernyataan-pernyataan dalam setiap item harus operasional dan dapat dipahami oleh peserta didik yang dijadikan objek penelitian, dalam hal ini peserta didik SMK kelas XI. Setelah instrumen tersebut direvisi berdasarkan pendapat para ahli, selanjutnya instrumen diuji keterbacaannya oleh 5 orang peserta didik yang tidak menjadi sampel penelitian dan direvisi kembali, baik dalam penggunaan kata-kata maupun struktur kalimatnya sehingga seluruh


(35)

62 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pernyataan dalam instrumen tidak ambigu dan cukup dapat dimengerti oleh responden. Instrumen kemantapan pilihan karier yang diajukan oleh peneliti disempurnakan dengan pertimbangan para ahli dan berdasarkan uji keterbacaan sebagai berikut:

1. Masukan dari Pakar Bimbingan dan Konseling

a. Instrumen yang diajukan hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik. Khususnya pada tingkat Sekolah Menengah.

2. Masukan dari Hasil Uji Keterbacaan

a. Secara keseluruhan, pernyataan cukup dimengerti untuk digunakan pada peserta didik tingkat Sekolah Menengah.

E. Rancangan Program Bimbingan Karier untuk Memantapkan Pilihan Karier Peserta Didik Kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014

Dalam rangka menghasilkan program bimbingan yang teruji secara efektif, maka langkah awal yang dilakukan adalah menguji kelayakan program bimbingan secara rasional. Uji kelayakan program dilakukan melalui penilaian 2 orang pakar dalam bimbingan dan konseling, 1 Dosen. Pakar yang terlibat dalam penilaian yaitu: Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf, L.N, M.Pd, dan 1 pakar dari Guru Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 1 Indramayu, yaitu: Ratna Dwi Yanti, S.Pd.


(36)

63 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program bimbingan karier yang diajukan oleh peneliti disempurnakan dengan pertimbangan para ahli sebagai berikut:

1. Masukan dari Pakar Bimbingan dan Konseling

a. Program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik ini harus sampai menyebutkan prosedur layanan.

b. Prosedur pelaksanaan bimbingan harus dijelaskan secara lebih rinci. c. Pada panduan pelaksanaan perlu dijelaskan evaluasi keberhasilan

layanan bagi guru bimbingan dan konseling.

d. Redaksi beberapa pertanyaan yang termuat dalam buku IEKAD perlu disempurnakan agar lebih mudah dipahami oleh pemakai, khusunya pada latar sekolah menengah.

2. Masukan dari Guru Bimbingan dan Konseling

Secara umum guru bimbingan dan konseling menilai bahwa program bimbingan karier ini layak digunakan untuk membantu peserta didik dalam memantapkan pilihan kariernya. Namun, agar program yang telah dikembangkan ini lebih layak lagi terdapat beberapa masukan yang disampaikan, yaitu:

a. Istilah-istilah yang dimuat dalam buku IEKAD hendaknya menggunakan istilah-istilah yang akrab digunakan oleh peserta didik, khususnya pada latar sekolah menengah.

b. Redaksi dari beberapa pernyataan yang dimuat dalam buku IEKAD perlu disempurnakan sehingga lebih mudah dipahami oleh pemakai.


(37)

64 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pelaksanaan bimbingan, hendaknya disesuaikan dengan satuan waktu yang tersedia, yakni pada pertemuan yang sudah terjadwal pada masing-masing kelas.

1. Rasional

Kemantapan dalam memilih karier adalah suatu hal yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik khususnya bagi peserta didik SMK karena menurut tahap perkembangannya mereka telah memasuki masa akhir remaja dan berada pada tahap eksplorasi dalam perkembangan karier. Pada situasi seperti ini seharusnya peserta didik mampu membuat pilihan karier yang tepat dan mantap karena mereka akan dihadapkan pada proses pengambilan keputusan pekerjaan di masa mendatang. Pada kenyataannya, tidak sedikit dari peserta didik yang mengalami masalah dalam pembuatan keputusan pilihan karier. Menurut Crites (1981) masalah karier yang mereka hadapi meliputi: 1) bimbang dalam menentukan pilihan jurusan studi atau bidang pekerjaan yang hendak dijadikan karier dalam hidupnya kelak karena tidak memiliki cukup informasi (kurang paham), baik tentang diri maupun tentang jurusan atau bidang pekerjaan yang akan di pilih, 2) bingung untuk menentukan pilihan kariernya karena merasa kemampuan yang dimilikinya kurang memenuhi persyaratan yang menjadi tuntutan oleh suatu jurusan atau bidang pekerjaan yang ditawarkan, 3) bingung dalam memilih karier karena bakat dan minatnya tidak sejalan, dan 4) tidak bisa menentukan rencana pilihan kariernya


(38)

65 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena tidak tahu apa yang akan dikerjakan setelah menyelesaikan studi kelak.

Pemilihan karier yang tepat sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang sederhana. Untuk sampai kepada suatu keputusan karier yang tepat dan mantap, seseorang perlu terlebih dahulu memahami dirinya dan mengenal dunia kerja yang hendak dipilihnya secara memadai. Meskipun, tidak ada jaminan bahwa apabila seseorang telah memahami diri dan lingkungan pekerjaannya dengan baik akan mampu membuat keputusan karier secara tepat. Namun, langkah awal semacam ini dapat dipandang sebagai suatu permulaan yang berharga guna menentukan ketepatan suatu tindakan atau pilihan tertentu. Bagaimanapun juga, memilih bidang karier yang sudah jelas diketahui jauh lebih baik dibandingkan memilih bidang karier yang belum jelas informasinya. Dengan kata lain, pemahaman berbagai aspek diri dan kecenderungan kepribadian dan tuntutan suatu bidang pekerjaan jurusan studi merupakan hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh seseorang yang sedang membuat keputusan pilihan karier atau bidang studi secara tepat.

Pada latar sekolah yang ada, khususnya pada SMK/SMA di Indramayu pelayanan untuk membantu peserta didik membuat keputusan pilihan karier sudah dilaksanakan, khususnya untuk penjurusan studi. Namun, pada umumnya pelayanan tersebut berbentuk pengetesan atau asesmen psikologis dan penyajian jenis-jenis informasi pendidikan berikut jurusan yang ada melalui brosur atau panduan pendidikan. Kegiatan


(39)

66 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetesan biasanya diawali dengan pengukuran dan berakhir dengan penyampaian hasil tes kepada para peserta didik. Hasil pelayanan bimbingan karier yang telah dilaksanakan tersebut nampaknya belum optimal, karena penyajian informasi karier masih terbatas pada jenis informasi pendidikan dan jurusan studi yang ada pada sejumlah perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Infromasi tentang kelompok pekerjaan atau jenis jabatan berikut persyaratannya dirasakan oleh peserta didik masih sangat kurang. Oleh karena itu, kehadiran bimbingan karier pada latar pendidikan merupakan suatu upaya yang sangat dinantikan. Sebagai bantuan yang profesional, pelayanan bimbingan karier senantiasa berusaha untuk meningkatkan mutu kualitas layanannya secara optimal yang mana layanannya bukanlah hanya pekerjaan memberikan tes kepada peserta didik dan memberitahu mereka hasilnya, bimbingan karier yang dimaksudkan adalah peristiwa belajar bagi peserta didik untuk memahami diri dan lingkungannya agar dicapai suatu keputusan karier secara tepat dan mantap.

Program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan karier di sekolah menengah. Program ini dikembangkan berdasarkan Teori Pilihan Karier Holland. Karakteristik khas bimbingan karier ini ditandai dengan penggunaan inventori sebagai perangkat dan sekaligus intervensi dalam proses pelayanannya, yaitu Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri. Program bimbingan karier ini


(40)

67 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki beberapa keuntungan, selain keuntungan praktis seperti memungkinkan bagi peserta didik untuk melakukan penilaian diri, menyekor diri, pengadministrasian diri, dan menafsirkan diri terhadap potensi-potensi dirinya atas arahan diri sendiri, program ini pun sekaligus telah menyediakan informasi karier yang memadai dengan segera, dan relatif mudah dilakukan. Program bimbingan karier semacam ini juga mampu mengarahkan peserta didik untuk menjajagi suatu rentangan alternatif pekerjaan yang diorganisasikan dengan menggunakan tipologi.

2. Deskripsi Kebutuhan

Berdasarkan studi pendahuluan di SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014, dari 445 orang peserta didik Kelas XI terdapat 48 orang (10,79%) dengan kemantapan pilihan karier berada pada kategori tinggi, 345 orang (77,53%) berada pada kategori sedang dan 52 orang (111,68 %) berada pada kategori rendah. Secara umum peserta didik Kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu sebagian memiliki kemantapan pilihan karier sedang. Artinya peserta didik belum mampu memilih karier yang optimal sehingga perlu dilakukan peningkatan kemantapan pilihan karier.


(41)

68 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tujuan

Program bimbingan karier ini digunakan dengan tujuan utama untuk membantu peserta didik memantapkan pilihan kariernya. Adapun secara rinci model bimbingan karier ini memiliki tujuan untuk:

1. Memahami berbagai aspek diri dan tuntutan lingkungan yang mencirikan tipologi karier individu dan model lingkungan pekerjaan.

2. Menemukan kode Ringkasan yang menggambarkan kemiripan diri peserta didik dengan tipe kepribadian Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising, Konvensional (RIASEK).

3. Memahami berbagai kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan dengan pilihan karier yang direncanakannya.

4. Mengenal lebih dalam tuntutan kelompok pekerjaan yang menjadi pilihan peserta didik.

5. Menemukan alternatif pilihan karier yang cocok dengan pola kepribadian jabatannya.

6. Menentukan tipologi karier dan lingkungan pekerjaan yang paling tepat dan mantap.


(42)

69 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Asumsi Program

Program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut:

Menurut Crites (1969: 303), peserta didik yang kurang atau belum memililki kemantapan pilihan karier disebabkan karena:

1. Tidak realistik dalam pilihan karier, yaitu tidak didasarkan pada kemampuan, minat, nilai, dan kenyataan yang ada, pilihan ini mungkin karena kehendak orang tua, sedangkan peserta didik bersifat pasif menerima pilihan orang tuanya. Hal ini berarti peserta didik belum mandiri dalam proses pemilihan karier.

2. Keragu-raguan dalam membuat pilihan karier, yang menunjukkan ketidakmampuannya mereka memilih atau menyatakan pendapatnya terhadap tindakan tertentu yang akan menghasilkan pilihan yang mempersiapkan ia masuk pada suatu jenis pekerjaan tertentu. Hal ini menurut Crites (1981: 24) disebabkan karena: (1) seseorang mempunyai banyak potensi dan membuat banyak pilihan, tetapi ia tidak dapat memilih salah satu sebagai tujuannya; (2) seseorang tidak dapat mengambil keputusan, ia tidak bisa memilih satupun dari alternatif-alternatif yang mungkin baginya; dan (3) seseorang tidak berminat, ia telah memilih satu pekerjaan, tetapi ia bimbang akan pilihannya itu, karena tidak didukung oleh pola minat yang memadai.


(43)

70 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Sasaran

Program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik ini digunakan untuk membantu peserta didik dalam merencanakan pilihan kariernya. Berdasarkan jenis, tujuan, dan fungsi layanannya maka sasaran dari model bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik ini adalah keseluruhan peserta didik di sekolah menengah yang tengah membuat perencanaan dan keputusan pilihan karier, khususnya untuk memantapkan pilihan karier yakni; peserta didik kelas XI yang memiliki kemantapan pilihan karier kategori rendah dan sedang, yaitu: peserta didik yang kurang mampu dalam: (a) memilih karier, (b) ketidaksesuaian antara minat karier dengan pilihan karier, dan (c) memiliki satu pilihan karier, namun ia bimbang akan pilihannya.

6. Tahapan Pelaksanaan Program

Program Bimbingan Karier untuk Memantapkan Pilihan Karier Peserta Didik, terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

a. Tahap Pengungkapan awal, terdiri dari 2 sesi yaitu perkenalan dengan tujuan mengakrabkan diri antara guru bimbingan dan konseling dan peserta didik yang merupakan pre test untuk mengumpulkan informasi mengenai kemantapan pilihan karier.

b. Tahap Pemahaman Posisi dan kontrak belajar dengan tujuan peserta didik dapat menganalisis kemantapan pilihan karier dan berkomitmen dalam mengikuti kegiatan bimbingan dari awal sampai selesai.


(44)

71 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tahap Kerja/Perlakuan yang terdiri dari 7 sesi. Setiap sesi terdapat berbagai topik kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemantapan pilihan karier peserta didik dan membekali mereka dengan kemampuan dasar memantapkan pilihan karier. Pada tahap ini digunakan beragam teknik bimbingan kelompok seperti diskusi kelompok, dan penugasan. d. Tahap Penutup/Refleksi Akhir terdiri dari penyampaian refleksi dari

kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk pengambilan keputusan yang merupakan post test untuk mengetahui hasil akhir dari kemantapan pilihan karier peserta didik.

7. Sesi Intervensi

Intervensi program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik dilakukan selama 7 sesi. Sesi intervensi dirancang berdasarkan hasil dari kemantapan pilihan karier peserta didik yang rendah serta disesuaikan dengan kemampuan dasar yang perlu diberikan dalam kemantapan pilihan karier.

Adapun isi intervensi program bimbingan karier, sebagai berikut:

Sesi pertama, pelaksanaan asesmen kegiatan. Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat mengenal beberapa kegiatan dan mengetahui kesamaan dirinya dengan kegiatan yang sesuai dengan kepribadiannya. Teknik yang digunakan adalah listing exercise (mengisi daftar isian). Adapun indikator keberhasilan dari sesi ini yaitu, peserta didik mengetahui kegiatan yang sesuai dengan kepibadiannya.


(45)

72 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesi kedua, pelaksanaan asesmen kompetensi. Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat mengenal beberapa kompetensi dan mengetahui kesamaan dirinya dengan kompetensi kepribadiannya. Teknik yang digunakan adalah listing exercise (mengisi daftar isian). Adapun indikator keberhasilan dari sesi ini yaitu, peserta didik mengetahui dan memahami kompetensi yang sesuai dengan kepribadiannya.

Sesi ketiga, pelaksanaan asesmen pekerjaan. Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui jenis pekerjaan dan mengetahui kesamaan dirinya dengan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya. Teknik yang digunakan adalah listing exercise (mengisi daftar isian). Adapun indikator keberhasilan dari sesi ini yaitu peserta didik mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya.

Sesi keempat, kegiatan penilaian diri. Sesi ini bertujuan agar peserta didik mampu menilai diri sendiri berdasarkan keterampilan dan kecakapan yang sesuai dengan keadaan dirinya. Teknik yang digunakan adalah

listing exercise (mengisi daftar isian). Adapun indikator keberhasilan dari

sesi ini yaitu peserta didik dapat menilai kekuatan atau kelebihan sesuai dengan kepribadian yang dimilikinya.

Sesi kelima, pengorganisasian hasil asesemen. Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya. Teknik yang digunakan adalah listing exercise (mengisi daftar isian). Adapun indikator keberhasilan dari sesi ini yaitu peserta


(46)

73 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik dapat mengetahui pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya serta menunjukkan.

Sesi keenam, penafsiran kode ringkasan. Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat mempelajari ciri-ciri utama setiap tipe kepribadian, selain itu sesi ini bertujuan agar peserta didik menemukan dan dapat membuat alternatif pilihan karier yang cocok dengan diri peserta didik. Teknik yang digunakan adalah diskusi kelompok dan listing exercise

(mengisi daftar isian). Adapun indikator keberhasilan dari sesi ini yaitu peserta didik dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari setiap reaksi/keputusan yang akan dibuat dalam membuat keputusan karier yang mantap.

Sesi ketujuh, penetapan pilihan karier. Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat memantapkan pilihan karier yang sesuai dengan kepribadiannya. Teknik yang digunakan adalah diskusi kelompok dan

listing exercise (mengisi daftar isian). Adapun indikator keberhasilan dari

sesi ini yaitu peserta didik dapat memantapkan pilihan kariernya sesuai dengan kepribadian yang dimilikinya.

8. Evaluasi dan Indikator Keberhasilan

Evaluasi program bimbingan merupakan upaya atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang


(47)

74 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan. Evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan.

Indikator keberhasilan program bimbingan kareir adalah adanya peningkatan kemantapan pilihan karier peserta didik yang diukur dengan membandingkan hasil perolehan post test dan pre test skala kemantapan pilihan karier. Bila hasil perolehan pre test memperoleh peningkatan dibandingkan dengan hasil post test dapat dikatakan program bimbingan karier efektif dalam meningkatkan kemantapan pilihan karier peserta didik.

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini dirumuskan tiga pertanyaan. Secara berurutan masing-masing pertanyaan dijawab dengan cara sebagai berikut:

1. Pertanyaan pertama mengenai gambaran kemantapan pilihan karier peserta didik Kelas XI, di jawab dengan menggunakan kategorisasi jenjang, tujuannya adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2008: 107). Kategori jenjang sampel pada skala kemantapan pilihan karier dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Perhitungan kategorisasi jenjang untuk skala kemantapan pilihan karier dilakukan sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimal ideal dengan rumus: Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi


(48)

75 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Menentukan skor minimal ideal dengan rumus:

Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terenda c. Mencari rentang skor ideal dengan rumus:

Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal d. Mencari interval skor dengan rumus:

Interval skor = Rentang skor / 3

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, pengelompokkan data untuk mengetahui gambaran kemantapan pilihan karier peserta didik Kelas XI SMK Negeri Indramayu dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kategori Skor Kemantapan Pilihan Karier

Skor Kategori

3 Tinggi

2 Sedang

1 Rendah

2. Pertanyaan kedua tentang rumusan program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik Kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu dirancang setelah diperoleh data hasil kemantapan pilihan karier peserta didik yang kategori kemantapan pilihan kariernya rendah dan sedang. Hasil rancangan setelah proses judgement tersaji dilampiran.

3. Pertanyaan ketiga tentang efektivitas program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu dilakukan dengan teknik uji t independen (independent


(49)

76 Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pilihan karier peserta didik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum melakukan uji t, terdapat uji prasyarat yang harus dilakukan, yaitu:

b. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji data tersebut berdistribusi normal atau tidak atau menguji normalitas data gains kedua kelompok. Pengujian normalitas data gains dilakukan dengan pengukuran distribusi statistik swekness and kurtosis, yang mana jika rasio swekness berada di antara nilai -2.00 – 2.00, maka distribusi data adalah normal. Adapun perhitungannya dengan menggunakan SPSS 16.0.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas untuk menilai apakah data hasil penelitian dari dua kelompok yang diteliti memiliki varians yang sama atau tidak. Jika data memiliki varians yang cenderung sama (homogen) maka dapat dikatakan sampel-sampel dari kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama/seragam. Menguji homogenitas varians data gains kedua kelompok (p<0,05) dengan bantuan SPSS 16.0.

Setelah uji prasyarat dilakukan langkah selanjutnya adalah pengujian efektivitas program. Pengujian efektivitas tersebut diuji dengan metode

paired sample t-test dari data gain dengan menggunakan bantuan

perangkat lunak (software) Statistical Product and Service Solutions


(1)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diajukanlah beberapa rekomendasi sebagai berikut: 1. Profil kemantapan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1

Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014 secara umum berada pada kategori sedang, yang berarti peserta didik kurang mantap dalam memilih karier. 2. Ahli dan praktisi bidang bimbingan dan konseling memberikan

pertimbangan yang memadai terhadap program bimbingan karier yang dikembangkan. Hal ini berarti bahwa program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier layak untuk diujicobakan pada peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Program bimbingan karier yang dikembangkan berdasarkan profil kemantapan pilihan karier peserta didik efektif untuk meningkatkan kemantapan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014.


(2)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

1. Guru Bimbingan Konseling

a. Penelitian ini membuktikan bahwa secara empiris program bimbingan karier efektif untuk memantapkan pilihan karier peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan program bimbingan karier ini digunakan oleh guru bimbingan konseling untuk memantapkan pilihan karier peserta didik yang memiliki karakteristik sama dengan subyek penelitian.

b. Ciri khas dari program bimbingan karier ini adalah penggunaan Inventori Eksplorasi Karier Arahan Diri (IEKAD) sebagai media dan sekaligus intervensi dalam layanan bimbingan. Oleh karena itu, diharapkan bagi guru bimbingan dan konseling agar IEKAD dapat digunakan oleh guru bimbingan konseling guna melaksanakan proses bimbingan karier ini.

c. Program bimbingan karier ini dirancang untuk membantu peserta didik memantapkan pilihan kariernya. Oleh karena itu, diharapkan kepada guru bimbingan konseling agar menggunakan program ini guna memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik yang tengah mengalami kebingungan, bimbang, atau ragu-ragu dalam menentukan pilihan kariernya. Serangkaian dari kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara individual maupun kelompok tergantung pada pertimbangan waktu, jumlah peserta didik, ataupun faktor pendukung lainnya.


(3)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian yang serupa, namun dengan penyempurnaan. Penyempurnaan yang paling mendasar adalah perlunya desain penelitian yang lebih canggih untuk mengetahui berapa lama dampak perlakuan bimbingan karier dapat memantapkan pilihan karier peserta didik, yang dapat dilakukan melalui eksperimen. Selain itu, agar lebih menunjukkan hasil penelitian yang lebih komprehensif, sebaiknya subjek penelitian ini tidak hanya melibatkan peserta didik SMK Negeri 1 Indramayu, akan tetapi melibatkan pula peserta didik dari SMK Negeri / SMA Negeri / MA Negeri yang lain.


(4)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S. (1990). Hubungan antara Beberapa Faktor Sosial dan Prestasi Belajar, Jenis Kelamin, Lokus Kendali dengan Kematangan Karier Siswa Sekolah Menengah. Disertasi FPS IKIP Malang. Tidak diterbitkan.

Azwar, Syaifuddin. (2008). Skala Penyusunan Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barnes, W.J. (1974). The effect of Occupational Investigation Programs on Ninth Grade Students. As measured by The Career Maturity Inventory. Disertasi Texas A & M University. Tidak diterbitkan.

Budiamin, Amin. (2002). “Manajemen Layanan Bimbingan Karir pada SMU Negeri di Kabupaten Bandung”. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. 2 (4), 259-266.

Brown, D. dan Brooks, L. (1987). Introduction to Career Development: Origins, Evolution, and Current Approaches. San Fransisco: Jossey-Bass.

Crites. J. O. (1981). Career Counsleling: Models, Methods, and Materials. New York: McGraw-Hill.

Crites, J. O. (1969). Vocational Psychology: the Study of Vocational Behavior and Development. New York: McGraw-Hill.

Dahlan, Syarifuddin. (2010). Model Konseling Karier Untuk Memantapkan Pilihan Karier Konseli. Disertasi SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Dillard, J.M. (1985). Life long Career Planning. Columbus, Ohio: Bell & Howell Company.

Gani, Ruslan. (1995). Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa.

Herr, E.L. & Cramer, S.H. (1984). Career Guidance and Counseling Through the Life Span. Toronto: Little, Brown & Company.

Holland, J.L. (1985). Making Vocational Choices: Theory of Vocational Personalities & Work Environments. (2nd. Ed). Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall.

Hurlock, Elizabeth. (1991). Alih Bahasa: Istiwidayanti, dkk. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.


(5)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ivey, A., Ivey, M.B & Simek-Dawning, L. (1987). Counseling and Psychotherapy-integrating Skills: Theory and Practice (2nd Ed). Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Kaplan & Sadock. (1997). Alih Bahasa: Kusuma, Widjaja. Sinopsis Psikiatri.

Jakarta: Binarupa Aksara.

Kartadinata, Sunaryo. (1993). Studi Tentang Mutu Pelaksanaan Bimbingan Karir di SMA Se-Jawa Barat. Laporan Penelitian, Dikti: 1993.

Keeling, B. dan Tuck, B.F. (1979). The Validity of Holland’s Occupational

Typology with Male and Female New Zaeland Secondary School Students. New Zealand Journal of Educational Studies, 14:50-57.

Manrihu. (1988). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara.

Manrihu. (1986). Studi Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir Siswa SMA di Sulawesi Selatan. Tesis PPS IKIP Bandung. Tidak diterbitkan.

Munandir. (1989). Bimbingan Sekolah di Indonesia: Corak yang bagaimana?

(Pidato Pengukuhan Guru Besar). IKIP Malang.

Nurihsan, Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama

Osipow, S.H. (1983). Theories of Career Development. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.

Payne, M.A. & Sabaroche, H.F. (1985). Personality an type and occupational preference: Testing Holland’s Theory in Caribbean. International Journal for the Advencemen of Counseling, 8 (2): 147-156.

Sharf, Richard S. (1992). Applying Career Development Theory to Counseling.

California: Thomson Broke/Cole Publishing Company.

Sidiropoulopu-Damakakou, D., dkk. (2008). Holland’s Hexagonal Personality

Model for a Sample of Greek University Students. International Journal Educational Vocational Guidance (8): 111-125.

Sugiyono. (2012). Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.


(6)

Evi Aeni Rifaedah, 2014

PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supriatna, Mamat & Budiman, Nandang. (2011). Bimbingan Karier di SMK.

(Online). Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/.../BIMBINGAN_KARIER_ DI_SMK.pdf. (08 Agustus 2011).

Supriatna, Mamat. (2009). Layanan Bimbingan Karier di Sekolah Menengah.

Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Supriyadi, D. (1991). Career Choice and Career Counseling. The Case Cognitive Deficits. Makalah International Conference on Education in Asia the Pasific.

Bandung: Juli: 3-6.

Surya, Mohammad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Surya, Mohammad. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti: P2LPTK.

Syamsudin, A. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Winkel, W.S, dan Hastuti, Sri. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yusuf, Syamsu. (2012). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Yusuf, Syamsu. dan Nurihsan, Juntika. (2012). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya

Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Yovanka, Erina. (2012). Program Bimbingan Karier Untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa. Tesis SPs UPI. Tidak diterbitkan.