PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIKPROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung T

(1)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

MUHIBBU ABIVIAN 0805513

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN

KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VIII

SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013)

Oleh Muhibbu Abivian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muhibbu Abivian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013)

Oleh: Muhibbu Abivian

0805513

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. Amin Budiamin, M.Pd NIP. 19580703 198503 1 001

Pembimbing II

Nandang Budiman, S.Pd., M.Si NIP. 19710219 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd NIP. 19600501 198603 1 004


(4)

LEMBAR PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR GRAFIK x

DAFTAR TABEL xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitan 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian 9

E. Struktur Organisasi Skripsi 9

BAB II PERENCANAAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR

10

A. Kajian Pustaka 10

1. Konsep Karir 10

a. Definisi Karir 10

b. Perkembangan Karir Remaja 12

c. Tugas Perkembangan Karir Remaja 17

d. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Perkembangan Karir Remaja

20

2. Konsep Kemampuan Perencanaan Karir 22

a. Pengertian Perencanaan Karir 22

b. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Karir 24

c. Langkah-langkah Perencanaan Karir 25

3. Bimbingan Karir sebagai Bagian dari Program Bimbingan dan Konseling

26

a. Pengertian Bimbingan Karir 27

b. Tujuan Bimbingan Karir 30

c. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir 32

d. Kompetensi Karir Peserta Didik SMP 33

e. Pengembangan Program Bimbingan Karir 34

B. Penelitian Terdahulu 35

C. Kerangka Berpikir 37

D. Hipotesis Penelitian 39

BAB III METODE PENELITIAN 40

A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian 40

1. Lokasi Penelitian 40

2. Populasi Penelitian 40


(5)

2. Metode Penelitian 42

C. Definisi Operasional Variabel 44

1. Perencanaan Karir Peserta Didik 44

2. Program Bimbingan Karir 45

D. Proses Pengembangan Instrumen 46

1. Penentuan Jenis Instrumen Penelitian 46

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian 47

3. Pengujian Kelayakan Instrumen Penelitian 47

a. Penimbangan Instrumen Penelitian 47

b. Uji Keterbacaan Instrumen Penelitian 48

c. Uji Coba Instrumen Penelitian 49

d. Uji Validitas Instrumen Penelitian 49

e. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 51

E. Teknik Pengumpulan Data 52

F. Teknik Analisis Data 53

1. Verifikasi Data Penelitian 53

2. Penskoran Data Penelitian 53

3. Pengelompokkan Data Penelitian 54

4. Teknik Analisis Data Penelitian 56

G. Prosedur Penelitian 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64

A. Hasil Penelitian 64

1. Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013

64 2. Rumusan Progam Bimbingan Karir untuk Meningkatkan

Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik

69 3. Deskripsi Pelaksanaan Program Bimbingan Karir untuk

Meningkatkan Perencanaan Karir Peserta Didik

74 4. Gambaran Efektivitas Program Bimbingan Karir untuk

Meningkatkan Perencanaan Karir Peserta Didik

81

B. Pembahasan Hasil Penelitian 97

1. Profil Perencanaan Karir Peserta Didik 97

2. Rumusan Program Bimbingan Karir 106

3. Gambaran Keefektifan Program Bimbingan Karir 109

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 119

A. Kesimpulan 119

B. Rekomendasi 120

1. Pihak Sekolah dan guru Pembimbing 120

2. Peneliti Selanjutnya 120

DAFTAR PUSTAKA 122


(6)

Gambar 3.1 Skema Desain Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group

Desain

44

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Profil Kemampuan Prencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013

65

Grafik 4.2 Profil Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013 Berdasarkan Kelompok Belajar (Kelas)

66

Grafik 4.3 Tingkat Perencanaan Karir Peserta Didik Per-Aspek 67 Grafik 4.4 Profil Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas

VIII SMP Negeri 15 Bandung Setiap Aspek

69

Grafik 4.5 Perbandingan Capaian Skor Indikator Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


(7)

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Karir Super 14

Tabel 2.2 Tugas-tugas Perkembangan Karir Remaja 18

Tabel 2.3 Standar Kompetensi Kemandirian Siswa SMP 33

Tabel 3.1 Populasi Penelitian 41

Tabel 3.2 Sampel Penelitian 42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

47

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Skala Likert 49

Tabel 3.5 Perbandingan t hitung dengan t tabel item pernyataan instrumen penelitian

51

Tabel 3.6 Interpretasi Reliabilitas 52

Tabel 3.7 Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

55

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Kategori Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

55

Tabel 3.9 Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

55

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain 61

Tabel 4.1 Profil Umum Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013

64

Tabel 4.2 Hasil Penimbangan Pakar Terhadap Program Layanan Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik

70

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Data Tes Awal (Pretest) 82

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal (Pretest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen


(8)

Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Tes Awal (Pretest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

85

Tabel 4.7 Statistika Deskriptif Data Tes Akhir (Postest) 85

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Akhir (Postest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

86

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Akhir (Postest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

87

Tabel 4.10 Hasil Uji Perebedaan Rata-rata Tes Akhir (Postest) 88

Tabel 4.11 Komposisi Interpretasi Indeks Gain 89

Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Data Indeks Gain 90

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain 91

Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Data Indeks Gain 92

Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Indeks Gain 93 Tabel 4.16 Hasil Uji t Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik

Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013

93

Tabel 4.17 Hasil Uji t Setiap Indikator pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


(9)

Muhibbu Abivian, 2013

Program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik

Program of career guidance for increasing students career planning ability (study quasi eksperimen for 8th grade students in 15 Junior High School in Bandung)

Muhibbu Abivian (0805513)

abivian@gmail.com

Pembimbing: 1. Dr. Amin Budiamin, M.Pd. (abud_upi1958@yahoo.co.id ) 2. Nandang Budiman, S.Pd., M.Si

(nanubudiman@yahoo.com)

ABSTRAK: Penelitian bertujuan menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen dan desain penelitian nonequivalent pretest-postest control group

design. Instrumen yang digunakan berupa nontes berbentuk angket model Likert. Teknik analisis

data menggunakan statistik parametrik untuk mengukur uji beda dua rata-rata berpasangan. Penelitian ini menghasilkan: 1) gambaran umum kemampuan perencanaan karir peserta didik, 2) rumusan program bimbingan karir yang layak menurut pakar dan praktisi, dan 3) gambaran keefektifan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.

Kata Kunci: Program Bimbingan Karir, Perencanaan Karir, Peserta Didik SMP

Abstract : The aims of this study is to earn an effective career guidance program in increasing

students career planning ability for 8th grade students in 15 Junior High School. The approach of this study used in quantitative with quasi experiment methods and nonequivalent pretest-postest control group design as a research design. The research instrument is non-test model which used Likert questionnaire. Parametric statistic was used as a technique of data analysis to measure paired sample t test. This study shows: 1) the general profile of students career planning; 2) the formula of suitable for career guidance program according to expert and practitioner; and 3) the effectiveness of career guidance program to increase students career planning.


(10)

Muhibbu Abivian, 2013


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini selain menimbulkan kemudahan dalam berinteraksi, juga berdampak pula terhadap perubahan perilaku seseorang dalam berkarir yakni cenderung ingin serba cepat dan instan. Keinginan seseorang yang serba instan dalam memperoleh pekerjaan atau karir merupakan sebuah fenomena yang mencuat saat ini dan menarik untuk dikaji. Fenomena tersebut adalah ingin diterima di sekolah favorit, mempunyai rumah megah, mobil mewah dan uang berlimpah, gadget terbaru, pakaian trendy atau sepatu model terkini, dan materi yang berlimpah (Vivanews.com, 6 Februari 2012).

Fenomena ini mengindikasikan ketidaksiapan seseorang dalam memasuki dunia pekerjaan di mana persaingan demikian ketat, maka tuntutan paling dasar dari setiap orang adalah dengan menjadi kompetitif. Salah satu cara untuk menjadi kompetitif adalah memiliki keterampilan dalam merumuskan perencanaan yang matang. Seperti kata pepatah yang mengatakan “tanpa visi dan tujuan, maka mustahil bagi seseorang untuk mencapai garis finisnya”. Begitupun dengan remaja yang tidak mempunyai perencanaan karir yang matang, maka sulit rasanya remaja akan dapat mengambil keputusan secara tepat dalam pilihan karirnya.

Zakiah Darajat dalam (Hutasuhut, 1991: 5) menyatakan bahwa:

“Tidak jarang kita mendengar remaja mengeluh menyatakan bahwa hari depannya suram, tidak jelas, mau jadi apa nanti, di mana ia akan bekerja nanti, profesi apa yang akan cocok baginya, dan sebagainya. Akan tetapi di lain pihak ia tidak melihat jalan untuk menghadapinya, karena kenyataan hidup dalam masyarakat lingkungannya tidak memberikan kepastian kepadanya. Hal ini banyak hubungannya dengan macam sekolah dan sistem pendidikan yang dilaluinya.”

Pada pendapat di atas terlihat bahwa karir remaja tersebut tidak terencana, sedangkan perencanaan karir yang matang sangat berpengaruh terhadap perwujudan karir remaja baik sekarang maupun di masa depan. Selain itu, keluhan para remaja adalah terkait dengan masa depannya yang berhubungan dengan


(12)

masalah pekerjaan, pendidikan, dan keluarga. Pada diri remaja terdapat suatu cita-cita kehidupan yakni mengenai pekerjaan yang dianggapnya baik dan pendidikan yang dipandangnya memadai sebagai dasar memilih pekerjaan atau karir di kemudian harinya. Pada kenyataannya, remaja belum sepenuhnya mencapai tugas perkembangan karir. Menurut Okiishi (1987, Prihantoro, 2007;2) guru-guru, teman sebaya, dan orang tua mempunyai pengaruh yang berarti bagi para remaja dalam perkembangan harapan dan perkembangan karirnya. Selain itu, Witherington, (Margaretha, 1992) mengemukakan bahwa banyak keinginan anak merupakan gambaran dari keinginan orang tuanya, karena anak mudah untuk menerima keyakinan orang tua tanpa kritik; baik yang berbentuk agama, filsafat hidup, nilai-nilai, sikap, tujuan dan aspirasi.

Ada dua hal pokok yang mendasari pernyataan tersebut yaitu: 1) peran orang tua sebagai tokoh identifikasi bagi anak (significant other), atau tokoh yang paling dekat bagi anak, sehingga anak cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan orang tua; 2) adanya tekanan dari orang tua (the great expectations

syndrome), di mana orang tua sering mengharapkan agar anaknya mengikuti

keinginan mereka dalam memilih kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan studi, pekerjaan atau teman hidup, yang dalam upaya mewujudkan sindrom tersebut orang tua sering tidak segan-segan memaksa anak mereka.

Pernyataan Witherington, (Margaretha, 1992) dan Okiishi (1987) sejalan dengan hasil studi yang dilakukan oleh Budiamin (2002) di Kabupaten Bandung yaitu sebanyak 90% siswa menyatakan masih bingung dalam memilih karir di masa depan dan 70% siswa menyatakan rencana masa depan tergantung pada orang tua (Puspita: 2010). Temuan ini tidak mengherankan jika melihat data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat telah terjadi peningkatan pengangguran terdidik dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2004 mencapai 348.107 orang meningkat menjadi 612.714 orang pada tahun 2011 (Pikiran Rakyat, Kamis, 1 November 2012: 29). Data yang dikemukakan oleh BPS senada dengan data statistik yang dipaparkan oleh Firdaus (2012) yang menyatakan bahwa 41,2% dari total jumlah pengangguran di Indonesia adalah pelajar. Ada apa dengan pelajar Indonesia? Apakah dunia pendidikan yang tidak


(13)

mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan? Apakah selama di bangku sekolah mereka tidak belajar?

Salah satu hal yang menjadi penyebab munculnya fenomena ketidaksiapan yang dialami para remaja di atas mengindikasikan ketidakmatangan mereka dalam merencanakan karir. Padahal menurut Super (Sharf, 1992) remaja berada pada masa pemilihan karir secara tepat sesuai dengan preferensi yang telah disiapkan pada tahap sebelumnya. Hal ini berarti bahwa dalam tahapan ini hendaknya telah dicapai suatu keputusan awal untuk menghadapi perjalanan hidup yang lebih realistis.

Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya memiliki rentang usia antara 12-15 tahun, atau secara psikologis berada pada tahap perkembangan remaja awal. Havigurst (Yusuf, 2009: 74-83) menyebutkan tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yakni (1) mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya; (2) mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita; (3) menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif; (4) mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya; (5) mencapai jaminan kemandirian ekonomi, dan; (6) memilih dan mempersiapkan karir.

Pengetahuan tentang perencanaan karir pada remaja terutama peserta didik SMP akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perjalanan pendidikan dan pekerjaan peserta didik ke depannya. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pilihan yang dibuat peserta didik SMP, terutama pada saat memilih jenjang pendidikan mempunyai hubungan yang sangat kuat dan memberikan dampak jangka panjang dalam perkembangan pendidikan karir di kemudian hari.

Fenomena tersebut diperkuat oleh hasil studi pendahuluan pada beberapa peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2011/ 2012, diperoleh informasi tentang permasalahan peserta didik yang terkait dengan perencanaan karirnya. Lebih mengejutkan lagi, permasalahan umum yang dihadapi oleh peserta didik adalah kebingungan dalam merumuskan dan menentukan pilihan karir untuk memilih SMA/ SMK. Peserta didik merasa kurang informasi tentang jenjang pendidikan yang dapat mereka pilih. Peserta didik merasa untuk mempersiapkan diri memasuki SMA/ SMK dapat disiapkan


(14)

kelak manakala mereka berada di kelas IX. Fakta ini diperkuat oleh pendapat Setianingsih (Tn, Pikiran Rakyat, Senin, 21 Januari 2013: 21) yang mengungkapkan bahwa secara umum kegiatan layanan bimbingan karir yang terprogram lebih difokuskan pada saat-saat tertentu, yakni dilaksanakan di kelas IX pada semester kedua bagi peserta didik yang hendak memilih SMK/ SMA dengan memperkenalkan beberapa sekolah. Padahal salah satu prinsip bimbingan karir adalah ditujukan bagi semua individu, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, dan bimbingan karir merupakan bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) yang sedang dalam proses berkembang (Supriatna, 2009:13-15). Pernyataan tersebut semakin dipertegas oleh Bailey dan Nystrom (Popon S. Arifin, 1985: 11-12) yang menyatakan bahwa dalam mempersiapkan dan merencanakan karir perlu dilakukan sejak dini. Kebingungan dalam mempersiapkan diri untuk masuk SMA atau SMK atau memilih pekerjaan ini menimbulkan rasa cemas terkait dengan berbagai pilihan yang harus dipilih oleh peserta didik. Jika dibiarkan, maka rasa cemas akibat kebingungan dalam mempersiapkan diri ini dapat menyebabkan efek domino yang buruk bagi peserta didik baik pada saat mempersiapkan dan memilih karir yang tepat di masa depan maupun terkait dengan prestasi belajarnya. Menurut John Crites (1987) dan Sharf (1992) ini semua merupakan pertanda perencanaan karir yang lemah.

Lebih jauh lagi, Rogers (Crites, 1981) menyatakan bahwa individu akan mengalami masalah dalam karirnya apabila individu berada dalam salah satu kondisi berikut: (1) luas pengetahuan mengenai dirinya tetapi sempit mengenai dunia mengenai dunia kerja; (2) sempit pengetahuan mengenai dirinya tetapi luas pengetahuan mengenai dunia kerja; (3) sempit pengetahuan mengenai diri dan dunia kerja; dan (4) luas pengetahuan diri dan dunia kerja.

Lahope (1988) menuliskan bahwa W. Weslwy Tennyson, dkk (1974) melaporkan hasil studi dari Vibian S. Sherman di Palo Alto California. Sherman mengkaji secara empiris mengenai perencanaan karir. Ditemukan bahwa variabel pemahaman diri dan motivasi memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan karir mereka.


(15)

Beberapa hasil penelitian di atas mempunyai kesamaan yaitu menggambarkan masih banyak remaja yang mengalami kesulitan merencanakan karir yang pada akhirnya bermuara pada pengambilan keputusan karir. Fenomena ini tentunya bisa dihindari manakala remaja memiliki kemampuan perencanaan karir yang matang. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan tanpa adanya tindakan yang tepat, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan karir remaja ke depannya. Mengingat layanan bimbingan karir pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam rangka persiapan diri memasuki dunia kerja atupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akan tetapi, kesiapan dan ketersediaan sekolah terkait dengan layanan bimbingan karir yang dibutuhkan peserta didik sangat terbatas. Sementara peserta didik hanya mengandalkan informasi karir yang disampaikan oleh sekolah. Peranan guru pembimbing dalam pelaksanaan bimbingan karir di sekolah juga belum berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini diduga selain disebabkan oleh faktor eksternal dari guru pembimbing seperti keterbatasan dan ketersediaan fasilitas di sekolah, juga disebabkan oleh faktor internal guru pembimbing yang belum sepenuhnya memahami layanan bimbingan karir yang akan disampaikan. Faktor peserta didik pun tidak luput dari penyebab munculnya permasalahan dalam merumuskan pilihan karir. Peserta didik kurang termotivasi untuk memahami secara mendalam menganai karir yang akan dipilihnya.

Permasalahan-permasalahan seperti dijelaskan di muka, diduga kuat karena layanan bimbingan karir di sekolah belum banyak menyentuh kebutuhan peserta didik. Padahal sesuai dengan kerangka kerja bimbingan dan konseling dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling (Depdiknas: 2007) yang menyebutkan bahwa salah satu hal yang harus dilakukan dalam perencaaan program adalah menganalisis kebutuhan peserta didik. Pendapat ini senada dengan yang dikemukakan oleh Henderson (2006: 54) yang menyatakan bahwa intervensi yang sengaja dirancang dengan menargetkan kebutuhan atau tujuan-tujuan tertentu yang telah diidentifikasi lebih efektif daripada intervensi yang tidak sengaja didesain.


(16)

Fakta ini menunjukkan bahwa guru pembimbing dan pihak sekolah yang terkait dengan usaha pemenuhan kebutuhan peserta didik belum secara optimal dalam memberikan layanan bimbingan karir yang sesuai dengan karakterisktik peserta didik. Padahal karakteristik yang dimiliki peserta didik di sekolah merupakan faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menyajikan informasi karir (Masdudi, 2003: 3).

Hadirnya masalah-masalah karir peserta didik yang dipaparkan di atas diduga kuat terkait dengan pemanfaatan dan pemenuhan kebutuhan layanan bimbingan karir di sekolah. Penelitian ini menarik untuk dikaji karena apabila permasalahan dibiarkan begitu saja maka akan memberikan efek yang berdampak tidak baik bagi perkembangan karir peserta didik terutama dalam perencanaan karir di masa depannya. Ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Supriatna (2009:15) menyatakan bahwa kemampuan individu untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen integral dari pendidikan di sekolah diharapkan mampu memfasilitasi peserta didik untuk dapat memahami kemampuan dirinya dan lingkungan yang dapat menunjang pemahaman tentang dunia karir yang tidak muncul dengan sendirinya. Akan tetapi, peran dari guru pembimbing/ konselor dalam penyampaian layanan bimbingan karir memiliki porsi yang cukup besar dalam proses perencanaan karir peserta didik.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Peserta didik sekolah menengah pertama (SMP)/ sederajat dikategorikan ke dalam fase perkembangan remaja. Remaja mulai berpikir dan berharap mengenai perkembangan karir di masa yang akan datang, baik karir secara akademik maupun karir dalam hal pekerjaan yang baik dan mampu membanggakan. Fakta di lapangan menunjukkan ketidaksiapan peserta didik SMP dalam merencanakan karirnya (memilih kelanjutuan studi atau bekerja setelah lulus SMP) karena belum optimalnya informasi yang diterima oleh peserta didik. Fenomena ini mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap kondisi diri serta


(17)

lingkungan. Sebuah kebimbangan akan arah hidup, membuat remaja harus memiliki sebuah perencanaan yang matang terkait dengan tujuan hidupnya. Fokus utama dalam penelitian ini adalah membantu peserta didik dalam meningkatkan perencanaan karir yang matang.

Perencanaan karir memiliki makna sebagai sebuah pengidentifikasian tujuan-tujuan karir dan penyusunan program seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan, pendidikan, serta pengalaman-pengalaman dalam kerangka perkembangan yang akan memberikan arah, waktu, dan serangkaian langkah-langkah untuk mencapai sebuah tujuan karir yang spesifik. Dillard (1985: 2) mengemukakan bahwa perencanaan karir merujuk pada ”pemetaan langkah -langkah pencapaian tujuan-tujuan karir dengan sukses”. Selanjutnya, individu seyogianya membuat pemetaan rencana-rencana kecil dalam meraih tujuan-tujuan karir yang telah disusun, kemudian bekerja keras untuk mengimplementasikannya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah disusun itu.

Bagi peserta didik, hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kehidupannya pada masa mendatang. Oleh karena itu, penting bagi peserta didik untuk memiliki kemampuan perencanaan karir yang matang. Hasil dari perencanaan karir yang matang ialah bermuara pada keterampilan membuat sebuah keputusan secara mandiri yang merupakan tujuan dari bimbingan karir. Ini senada dengan pendapat Supriatna (2009:15) yang menyatakan bahwa kemampuan individu untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Artinya, layanan bimbingan karir diarahkan untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karirnya supaya peserta didik dapat terampil dalam membuat sebuah keputusan karir secara mandiri.

Mengingat program bimbingan karir merupakan bagian dari program bimbingan dan konseling secara keseluruhan, dan kemampuan perencanaan karir peserta didik termasuk wilayah garapan dalam bimbingan karir, intervensi yang diberikan pun berkenaan dengan aspek perencaaan karir yaitu melalui program layanan bimbingan karir. Program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik ini perlu dituangkan ke dalam suatu


(18)

program bimbingan, agar layanan yang diberikan dapat terencana, sesuai dengan kondisi peserta didik, jelas tahapan pelaksanaannya, pengorganisasian dan evaluasinya.

Rumusan masalah yang dipaparkan di muka mengusung tema penelitian pada program bimbingan karir sebagai bentuk intervensi untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik. Upaya yang ditujukan untuk memenuhi hal tersebut adalah penelitian yang dapat menghasilkan program bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik. Oleh karena itu masalah utama yang perlu dijawab melalui penelitian ini adalah program bimbingan karir seperti apa yang efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

Rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana profil kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir yang layak untuk dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

3. Bagaimana efektifitas program bimbingan karir yang dirumuskan untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Profil kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

2. Rumusan program bimbingan karir yang layak untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.

3. Efektivitas program bimbingan karir dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.


(19)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun pengembangan konsep-konsep keilmuan dan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, khususnya dalam bidang bimbingan karir di sekolah. Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah untuk memperkaya wawasan keilmuan bimbingan dan konseling dalam penggunaan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik SMP.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak yang terkait sebagai berikut:

1. Bagi guru bimbingan dan konseling/ konselor, memberikan panduan teknis dalam pelaksanaan program bimbingan karir untuk meningkatkan kamampuan perencanaan karir siswa.

2. Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat menjadi pertimbangan peneliti selanjutnya apabila akan mengembangkan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II menyajikan konsep teoretis yang terdiri dari konsep perencanaan karir dan program bimbingan karir, penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari lokasi populasi dan sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, devinisi operasional variabel, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari penguraian hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian. Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung yang berlokasi di Jalan. Dr. Setiabudi No. 89 Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah kemampuan perencanaan karir seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Populasi penelitian ditentukan menurut kriteria berikut.

a. Anggota penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung. b. Asumsi pemilihan peserta didik kelas kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung

adalah.

1) Peserta didik kelas VIII berada pada rentang usia 14-15 tahun dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada saat ini memasuki masa remaja awal dan berada pada tahap perkembangan karir eksplorasi karir pada sub tahap kapasitas yakni individu mulai mempertimbangkan kemampuan pribadi dan persyaratan pekerjaan yang ia inginkan. Super (Sharf, 1992; 122-124).

2) Menurut Piaget (Supriatna, ed., 2011: 43) anak usia SMP mulai berkembang kemampuan berpikir abstrak. Berpirkir abstrak adalah berpikir tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget disebut sebagai berpikir operasional formal. Anak mulai mampu melihat (berpikir)/ membayangkan tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan dialami di masa depan.

3) Pada kebanyakan model pendidikan karir, program-program untuk sekolah lanjutan pertama menekankan pada eksplorasi dan perencanaan (Manrihu, 1992; 139).

4) Peserta didik kelas VIII membutuhkan layanan bimbingan dan konseling, dalam mempersiapkan diri untuk naik ke kelas IX dan menentukan sekolah lanjutan.


(21)

Adapun banyaknya anggota dalam penelitian ini adalah berjumlah 402 orang siswa, yang terbagi ke dalam 10 kelas, dengan rincian setiap kelasnya sebagai berikut.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Peserta

Didik

1 VIII A 40

2 VIII B 40

3 VIII C 42

4 VIII D 40

5 VIII E 40

6 VIII F 39

7 VIII G 40

8 VIII H 40

9 VIII I 40

10 VIII J 41

Jumlah 402

3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan dapat mewakili seluruh populasi. Secara spesifik, teknik sampling yang digunakan adalah teknik nonprobabilitas, di mana setiap sampel tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih yakni dengan menggunakan pengambilan sampel secara bertujuan (purposive sampling), yaitu suatu teknik dimana:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau karakteristik tertentu yang merupakan cirri-ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam populasi (Arikunto, 2009: 97).

Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik purposive

sampling ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang

menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Pertimbangan tersebut adalah tingkat kemampuan perencanaan


(22)

karir populasi penelitian yang berada pada tingkatan rendah yang diungkap melalui instrumen kemampuan perencanaan karir. Jadi dalam penelitian eksperimen kuasi ini pengambilan sampel menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.

Pengambilan sampel secara purposive bertujuan agar sampel yang diambil dari populasinya "representative" (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya. Adapun banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah 81 peserta didik dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Peserta

Didik

1 VIII B 40

2 VIII E 41

Jumlah 81

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pemilihan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini karena merupakan pendekatan penelitian yang menekankan analisis pada data numerikal yang diolah dengan metode statistik (Syaodih, 2010). Pendekatan kuantitatif memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan analisis dan penafsiran data dengan menggunakan pendekatan statistik. Data yang dimaksud adalah kemampuan perencanaan karir yang diungkap melalui instrumen kemampuan perencanaan karir. Data yang dihasilkan digunakan sebagai landasan atau rasional dalam pengembangan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen kuasi yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan acak (random


(23)

assignment), melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intact group) dalam hal ini adalah kelas biasa (Syaodih, 2010). Campbell (1957)

merumuskankan eksperimen kuasi sebagai eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak menggunakan penugasan acak (Random Assignment) untuk menciptakan pembandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan. Dengan kata lain penelitian eksperimen kuasi mecoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Tim Puslitjaknov (Noor, 2011; 72) menambahkan pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, namun dalam dunia pendidikan misalnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh.

Metode eksperimen kuasi digunakan mengingat karakteristik variabel penelitian yang bersifat ingin mengetahui dan memperoleh informasi terhadap penerapan program bimbingan karir, yaitu bagaimana keefektifan program bimbingan karir untuk meningkatkan perencanaan karir siswa.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonequivalent pretest-postest control group design (pretest-postest dua

kelompok). Salah satu pertimbangan yang digunakan dalam memilih desain ini adalah merupakan desain yang paling banyak digunakan dalam penelitian di bidang pendidikan. Penelitian ekserimen kuasi dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu dan merupakan penelitian yang dilakukan melalui uji coba untuk mengontrol atau memanipulasi variabel yang relevan (Syaodih, 2010). Bentuk penelitian ini banyak digunakan dalam bidang ilmu pendidikan atau penelitian yang lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia.

Desain nonequivalent pretest-postest control group design (pretest-postest dua kelompok) merupakan desain penelitian yang dilaksanakan pada dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok pembanding. Kedua kelompok dikenakan pengukuran sebanyak dua kali sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Skema model


(24)

penelitian nonequivalent pretest-postest control group design adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2006; 116).

O1 x O2

O3 O4

Gambar 3.1

Skema Desain Nonequivalent Pretest-Postes Control Group Desain

Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa pelaksanaan program bimbingan karir, sedangkan kelompok kontrol selaku kelompok pembanding tidak diberikan perlakuan secara khusus melainkan terintegrasi dengan program bimbingan dan konseling yang sudah dicanangkan oleh pihak sekolah.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah perencanaan karir peserta didik dan program bimbingan karir. Definisi dari kedua variabel tersebut dioperasionalkan berdasarkan definisi konseptual yang dipaparkan pada Bab II. 1. Perencanaan Karir Peserta Didik

Esensi dari perencanaan karir secara konseptual dapat dirumuskan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam rangka pengambilan keputusan terhadap pendidikan atau pekerjaan. Aktivitas tersebut meliputi keterlibatan dalam pencarian informasi pendidikan lanjutan, pemahaman tentang kelemahan dan kelebihan diri, persepsi yang realistis terhadap diri maupun lingkungan, memiliki cita-cita yang jelas, menunjukkan kemandirian dalam proses pengambilan keputusan, memiliki kemampuan dalam mengelompokkan jenis dan macam pendidikan lanjutan sesuai dengan yang diminati, dan menunjukan cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan. (McMurray (1983); Dillard (1985); Super (Sharf, 1992); dan Josepina & Santa Maria (Rahmi, 2009; 27)).

Perencanaan karir dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai kemampuan peserta didik dalam merespon berbagai tuntutan untuk mempersiapkan perencanaan masa depan yang meliputi aspek memiliki sikap


(25)

yang realistis terhadap diri maupun lingkungannya, aspek keterlibatan dalam pencarian informasi, dan aspek memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan, dengan indikator setiap aspeknya sebagai berikut.

a. Aspek memiliki sikap yang realistis terhadap diri maupun lingkungannya yang ditunjukkan dengan indikator pemahaman diri dan indikator keyakinan dalam mencapai cita-cita.

b. Aspek keterlibatan dalam pencarian informasi yang ditunjukkan dengan indikator mempelajari berbagai jenis karir yang ada, indikator memanfaatkan media informasi karir, dan indikator berdiskusi untuk mengeksplorasi karir orang yang dituakan.

c. Aspek memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan yang ditunjukkan dengan indikator indikator memiliki cita-cita pendidikan/ pekerjaan setelah lulus SMP, indikator menunjukan cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pendidikan/ pekerjaan, dan indikator memiliki motivasi dalam meraih cita-cita pekerjaan

Kemampuan peserta didik merencanakan karir dalam penelitian ini diungkap melalui instrumen non-tes yang dikembangkan dalam bentuk skala sikap model Likert. Kemampuan perencanaan karir sangat penting bagi peserta didik terutama untuk membangun sikap mereka dalam menempuh karir masa depan. Tujuan utamanya adalah peserta didik memiiki sikap positif terhadap karir masa depan terutama bidang karir yang diminatinya.

Adapun peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun pelajaran 2012/ 2013.

2. Program Bimbingan Karir

Program bimbingan karir dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan karir yang disusun berdasarkan pada analisis kebutuhan yang muncul dalam profil kemampuan perencanaan karir peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Tahapan bantuan yang bersifat pengembangan aspek kemampuan perencanaan karir peserta didik. Data kebutuhan/ profil kemampuan


(26)

perencanaan karir peserta didik diperoleh dari analisis hasil instrumen perencanaan karir yang disebarkan kepada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

Setelah profil kemampuan perencanan karir peserta didik tergambarkan, langkah selanjutnya adalah merancang program bimbingan karir secara hipotetik yang digunakan sebagai upaya perlakuan. Struktur program yang dikembangkan terdiri atas rasional, deskripsi kebutuhan, visi dan misi program, tujuan program, sasaran layanan, rencana operasional kegiatan (action plans), pengembangan tema, langkah kegiatan, peran personel pelaksana, dan evaluasi.

D. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen kemampuan perencanaan karir dikembangkan dengan merujuk kepada definisi operasional variabel. Perumusan instrumen perencanaan karir yang layak digunakan untuk mengungkap perencanaan karir peserta didik ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penentuan Jenis Instrumen

Instrumen kemampuan perencaan karir dirancang dalam bentuk Skala Likert yang dituangkan ke dalam butir-butir pernyataan. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006; 234). Fenomena sosial yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

Pernyataan-pernyataan yang disusun dalam Skala Likert ditujukan untuk mengukur kemampuan perencaan karir peserta didik. Setiap butir pernyataan memiliki lima alternatif respon jawaban yang dapat dipilih oleh peserta didik yakni sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Ke lima alternatif jawaban respon peserta didik tersebut tersebar ke dalam lima pilihan jawaban A, B, C, D, dan E secara acak pada setiap butir pernyataannya. Pemilihan instrumen Skala Likert ke dalam bentuk pilihan ganda ini bertujuan agar responden akan selalu membaca pernyataan setiap butir instrumen dan juga


(27)

jawabannya. Berbeda dengan bentuk checklist sering kali jawaban tidak dibaca oleh responden karena letak jawaban sudah menentu (Sugiyono, 2006; 138). 2. Pengembangan Kisi-Kisi

Kisi-kisi instrumen kemampuan perencanaan karir peserta didik sebelum uji coba disajikan pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Kelas VIII SMP

3. Pengujian Kelayakan Instrumen a. Penimbangan Instrumen

Sebelum diujicobakan, instrumen kemampuan perencanaan karir yang telah disusun terlebih dahulu ditimbang kelayakannya oleh para pakar. Penimbangan instrumen kemampuan perencanaan karir dilakukan oleh dua orang pakar bergelar

Aspek Indikator Pernyataan

(+) (-) Sikap realistis

terhadap diri dan lingkungan sekitar

1.1. Pemahaman diri

11 5 16

1.2. Keyakinan dalam

mencapai cita-cita 7 3 10

Keterlibatan dalam pencarian informasi

2.1. Mendiskusi untuk mengeksplorasi karir orang yang dituakan

8 8 16

2.2. Memanfaatkan media

informasi karir 10 2 12

2.3. Mempelajari berbagai

jenis karir yang ada 11 3 14

Memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan

3.1. Memiliki cita-cita pendidikan/ pekerjaan setelah lulus SMP

4 3 7

3.2. Menunjukan cara-cara yang realistis dalam

mencapai cita-cita

pendidikan/ pekerjaan

10 3 13

3.3. Memiliki motivasi dalam meraih cita-cita pekerjaan

6 2 8


(28)

doktor dan satu orang bergelar magister dalam bidang bimbingan dan konseling serta satu orang pakar dalam bidang pengukuran bergelar magister pendidikan bimbingan dan konseling Universitas Pendidikan Indonesia. Penimbangan kelayakan instrumen kemampuan perencanaan karir ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, maupun materi.

Instrumen yang ditimbang oleh para pakar diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu memadai dan tidak memadai. Memadai artinya butir instrumen bisa langsung digunakan dan tidak memadai artinya memiliki dua arti yakni butir instrumen tersebut tidak layak digunakan atau harus dibuang dan bisa digunakan tetapi harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan hasil penimbangan. Selanjutnya, hasil penimbangan kelayakan instrumen oleh para ahli bimbingan dan konseling tersebut dijadikan sebagai landasan dalam penyempurnaan instrumen yang telah disusun.

b. Uji Keterbacaan Instrumen

Instrumen kemampuan perencanaan karir yang akan diujicobakan terlebih dahulu dilakukan uji keterbacaan kepada peserta didik di luar subjek penelitian yaitu kepada lima orang peserta didik kelas VIII SMP yang bukan merupakan sampel dalam penelitian dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana peserta didik dapat memahami instrumen yang digunakan dalam penelitian.

Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga pernyataan dapat dimengerti oleh peserta didik SMP kelas VIII kemudian baru dilakukan uji validitas instrumen.

Berdasarkan hasil uji keterbacaan yang telah dilakukan, ada beberapa kata yang kurang dimengerti oleh peserta didik. Kata-kata tersebut antara lain seperti kata pengambilan keputusan karir diubah menjadi memilih kelanjutan studi setelah SMP, dan kata studi lanjutan yang diubah menjadi pendidikan lanjutan setelah SMP sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik SMP kelas VIII.


(29)

c. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan sebagai prosedur penempatan sejumlah alternatif respon tiap item pada suatu kontinum kuantitatif sehingga didapatkan angka sebagai skor masing-masing alternatif respon. Selain itu, uji coba instrumen sekaligus untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen kepada peserta didik kelas VIII SMP Negri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Berikut adalah pedoman penskoran instrumen kemampuan perencanaan karir.

Tabel 3.4

Pedoman Penskoran Skala Likert

Pilihan Respon Peserta didik

Pedoman Skor Butir Pernyataan

(+)

Butir Pernyataan (-)

Sangat Sesuai 4 0

Sesuai 3 1

Kurang Sesuai 2 2

Tidak Sesuai 1 3

Sangat Tidak Sesuai 0 4

d. Uji Validitas Instrumen

Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen Arikunto (2008:70) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Pemilihan item dilakukan dengan uji validitas item menggunakan teknik korelasi item-total product moment. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas instrumen kemampuan perencanaan karir peserta didik adalah sebagai berikut.

1) Langkah pertama adalah mengujicobakan instrumen kepada peserta didik kelas VIII untuk memperoleh data.

2) Langkah ke dua adalah mengkonversikan jawaban responden ke dalam bentuk skor skala sikap Likert yang telah ditentukan

3) Langkah ke tiga adalah menentukan nilai r hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus Produk Moment Pearson yang selanjutnya ditulis sebagai rhitung. Rumus Excel yang digunakan adalah sebagai berikut:


(30)

4) Langkah ke empat adalah mencari nilai t hitung. Setelah mendapatkan r hitung, kemudian untuk menguji nilai signifikansi validitas butir soal tersebut dengan menggunakan rumus uji t berikut.

t

2 1

2

r n r

 

Keterangan: t = harga

t

hitung untuk tingkat signifikansi

r = koefisien korelasi n = banyaknya sampel

5) Setelah diperoleh nilai thitung maka, langkah selanjutnya adalah menentukan ttabel dengan dk= n – 2 = 50– 2 = 48 dengan nilai dk = 48. Sehingga nilai ttabel yang diperoleh pada tingkat kepercayaan sebesar 95% (α = 0. 05) didapat nilai t(0,95;48) = 1,684

Setelah t hitung diperoleh, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitung dengan t tabel untuk mengetahui tingkat signifikansinya dengan kriteria jika item pernyataan memiliki nilai t hitung> t tabel maka dinyatakan item pernyataan tersebut adalah item pernyatan yang valid dan apabila item pernyataan memiliki t hitung < t tabel maka item pernyataan dinyatakan tidak valid. Sebagai contoh pengujian validitas untuk item/ pernyataan nomor 1.

1) Mencari atau menghitung koefisien korelasi product moment (rXY) dan t hitung dari masing-masing item. Untuk koefisien korelasi product moment item soal nomor 1 adalah 0,31 dan nilai t hitung untuk item nomor 1 adalah 2,255

2) Langkah selanjutnya setelah diperoleh t hitung adalah menentukan t tabel dengan dk = n– 2 = 50 – 2 = 48, dengan nilai dk = 48 maka pada nilai alpha 95% nilai t tabel adalah t(0,95;48) = 1,684

3) Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel diperoleh bahwa t hitung>t tabel yaitu 2,255 > 1,684, oleh karena itu maka butir item/ pernyataan nomor 1 adalah valid.


(31)

Perhitungan validitas butir soal yang lainnya menggunakan bantuan perhitungan program Ms Excel 2007 dan dari 41 pernyataan didapat sebanyak 37 pernyatan valid dan sebanyak 4 pernyataan tidak valid.

Secara lebih jelas, hasil perbandingan uji signifikansi antara nilai thitung dengan t tabel disajikan dalam tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Perbandingan thitung dengan ttabel Item Pernyataan dalam Instrumen Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik No

Item T Hitung T

Tabel Keterangan

No Item

T

Hitung T Tabel Keterangan

1 2,255 1,684 Valid 22 4,276 1,684 Valid

2 4,955 1,684 Valid 23 3,859 1,684 Valid

3 5,120 1,684 Valid 24 2,989 1,684 Valid

4 1,991 1,684 Valid 25 2,351 1,684 Valid

5 -0,158 1,684 Tidak Valid 26 6,129 1,684 Valid

6 2,334 1,684 Valid 27 1,751 1,684 Valid

7 3,779 1,684 Valid 28 3,0129 1,684 Valid

8 7,536 1,684 Valid 29 -1,948 1,684 Tidak Valid

9 3,936 1,684 Valid 30 2,291 1,684 Valid

10 3,148 1,684 Valid 31 2,422 1,684 Valid

11 4,825 1,684 Valid 32 2,349 1,684 Valid

12 5,568 1,684 Valid 33 3,975 1,684 Valid

13 4,778 1,684 Valid 34 1,961 1,684 Valid

14 5 1,684 Valid 35 3,878 1,684 Valid

15 0,613 1,684 Tidak Valid 36 1,699 1,684 Valid

16 3,163 1,684 Valid 37 5,198 1,684 Valid

17 0,711 1,684 Tidak Valid 38 3,991 1,684 Valid

18 1,725 1,684 Valid 39 2,868 1,684 Valid

19 2,683 1,684 Valid 40 1,901 1,684 Valid

20 1,888 1,684 Valid 41 5,929 1,684 Valid

21 3,147 1,684 Valid

Hasil uji validitas menunjukkan 37 butir item dinyatakan valid dari 41 total pernyataan butir item. Tingkat signifikansi instrumen berada pada -1,948 – 7,536 dengan t tabel sebesar 1,684.

e. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.


(32)

Instrumen yang digunakan adalah item pernyataan yang menggunakan pilihan jawaban sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), STS (Sangat Tidak Sesuai) sehingga perhitungan reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan Alpha sebagai berikut:

Keterangan:

α = Reliabilitas yang dicari

k = banyaknya belahan item

s²j = varians skor belahan/setiap item s²x = varians skor keseluruhan

Azwar (Noor, 2011: 83) Adapun tolak ukur untuk menentukan koefisien reliabelitasnya, digunakan kriteria interpretasi nilai r yang dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,81  r  1,00 Sangat Tinggi

0,61  r  0,80 Tinggi

0,41  r  0,60 Cukup

0,21  r  0,40 Rendah

0,00  r  0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009: 75) Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, menunjukkan koefisien reliabilitas untuk alat ukur gambaran umum kemampuan perencanaan karir peserta didik sebesar 0, 824 atau berada pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian instrumen penelitian ini terandalkan untuk mengungkap data tentang kemampuan perencanaan karir peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan kuesioner (angket). Sugiyono (2009: 199) memaparkan bahwa kuesioner merupakan teknik


(33)

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada peserta didik untuk menjawabnya. Kuesioner yang disebarkan berisi 37 item pernyataan baik dalam tahap penelitian tes awal (pretest) maupun tes akhir (posttest).

F. Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh merupakan data tentang kemampuan perencanaan karir peserta didik. Data tersebut diolah berdasarkan langkah-langkah berikut.

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan jumlah angket sebelum dan sesudah disebarkan kepada responden. Pemeriksaan kelengkapan dilakukan juga pada kelengkapan siswa mengisi data yang dibutuhkan yaitu data identitas responden sesuai dengan kelas masing-masing dan pilihan jawaban responden terhadap iten/ pernyataan dalam instrumen kemampuan perencanaan karir.

2. Penskoran

Penyekoran instrumen dalam penelitian ini disusun dalam bentuk data interval. Penskoran dilakukan pada setiap alternatif respon jawaban yang dipilih oleh peserta didik. Untuk pernyataan yang positif, peserta didik diberi skor 4 jika memilih pilihan yang sangat sesuai dengan apa yang dilakukaknnya, skor 3 jika memilih pilihan yang sesuai dengan pernyataan, skor 2 jika memilih pilihan yang kurang sesuai, skor 1 jika memilih pernyataan yang tidak sesuai, dan peserta didik diberikan skor 0 jika memilih respon pernyataan yang tidak sesuai. Sedangkan untuk pernyataan negatif peserta didik diberi skor 0 jika memilih pilihan respon yang sangat sesuai, skor 1 jika memilih pilihan respon yang sesuai dengan pernyataan, skor 2 jika memilih pilihan respon yang kurang sesuai, skor 3 jika memilih pernyataan yang tidak sesuai, dan peserta didik diberikan skor 4 jika memilih pernyataan yang tidak sesuai.


(34)

3. Pengelompokkan Data

Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul adalah mengolah dan menganalisis data sebagai bahan acuan dalam menyusun program bimbingan karir. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket/ instrumen kemampuan perencanaan karir kemudian diolah dengan menetapkan ke dalam tiga kategori kemampuan perencanaan karir peserta didik, apakah berada dalam kategori sangat sesuai (matang), sesuai (cukup matang) atau kurang sesuai (belum matang) yang dikonversikan dengan menggunakan batas lulus aktual. Adapun analisis profil kemampuan perencanaan karir peserta didik dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a) Menentukan Skor maksimal yang diperoleh peserta didik b) Menentukan Skor minimal yang diperoleh peserta

c) Mencari rentang skor yang diperoleh peserta didik dengan rumus: Rentang skor = Skor maksimal – skor minimal

Rentang skor = 116 – 33 = 83

d) Menghitung Banyak Kelas = 1 + 3,3 (log 363) e) Menghitung Panjang Kelas = rentang : banyak kelas f) Memasukkan data peserta didik ke dalam tabel frekuensi g) Mencari rata-rata aktual dengan rumus:

Keterangan:

Xi = Rata-rata terduga. Yang dijadikan rata-rata terduga adalah titik tengah dari kelas interval yang terbanyak frekuensinya atau kelas interval yang berada di tengah-tengah.

p = panjang kelas interval

d = selisih titik tengah kelas interval dari Xi dibagi p

(Sudjana, 1996; 71) h) Mencari simpangan, dengan rumus


(35)

i) Mengelompokkan data menjadi tiga kategori dengan pedoman sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

No. Interval Kategori

1. (µ + 1,0  ) < X Sangat Sesuai

(Matang) 2. ( µ - 1,0 ) < X < ( µ + 1,0  ) Sesuai (Cukup

Matang) 3. X < ( µ - 1,0  ) (Kurang Matang) Kurang Sesuai

Sumber: (Azwar, S., 2010: 109)

Hasil perhitungan sesuai dengan tabel 3.7 di atas dengan rata-rata (μ) sebesar 79,348 (dibulatkan menjadi 79) dan satuan deviasi standar (σ) sebesar 15,753 (dibulatkan menjadi 16), dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Kategorisasi Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik SMP

No. Interval Hasil

Perhitungan Kategori

1. (79+1,0. 16 ) < X ≥ 95 Sangat Sesuai

(Matang) 2. (79-1,0.16 ) < X < (79+1,0.16 ) 64 – 94 Sesuai (Cukup

Matang)

3. X < (79- 1,0. 16 ) < 64 Kurang Sesuai

(Kurang Matang) Berdasarkan perhitungan di atas, maka pembagian kategori kemampuan perencanaan karir peserta didik disajikan dalam tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9

Kategori Tingkat Kemampuan Perencanaan Karir Peserta Didik Rentang

Skor Kategori Kualifikasi

≥ 95 Sangat Sesuai (Matang)

Kategori ini diartikan sebagai peserta didik sudah mencapai kemampuan perencanaan karir yang optimal atau sudah berada pada tingkatan yang terbaik untuk setiap aspek perencanaan karirnya.


(36)

Rentang

Skor Kategori Kualifikasi

Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik sudah menyadari pentingnya memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, aktif terlibat dalam proses pencarian informasi, dan sudah menyadari pentingnya memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.

64 – 94 Sesuai (Cukup Matang)

Kategori ini peserta didik belum mencapai kemampuan perencanaan karir yang optimal atau belum mencapai pada tingkatan yang terbaik untuk setiap aspek perencanaan karirnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik cukup mampu memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, masih kurang aktif terlibat dalam proses pencarian informasi, dan cukup mampu memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.

< 64

Kurang Sesuai (Belum Matang)

Kategori ini diartikan sebagai peserta didik masih rendah dalam kemampuan perencanaan karirnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik belum memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, belum pernah terlibat dalam proses pencarian informasi, dan belum memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data yang diperoleh dari data tes awal (pretest), data tes akhir (posttest), dan data indeks gain dari kelas eksperimen dan kontrol. Data dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian, baik tentang profil kemampuan perencanaan karir peserta didik, rumusan program bimbingan karir yang layak untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik, dan efektivitas program bimbingan karir dalam meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.


(37)

Pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Product and

Service Solution) Statistics 16.0 for windows.

Hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini adalah berbentuk hipotess komparatif dua sampel berpasangan, dimana H0= tidak terdapat perbedaan kemampuan perencanaan karir peserta didik sebelum dan setelah diberikan layanan program bimbingan karir. Sedangkan Ha dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemampuan perencanaan karir peserta didik sebelum dan setelah diberikan layanan program bimbingan karir. Pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis (menolak atau menerima hipotesis nol) antara lain didasarkan pada derajat keyakinan (level of significance) yang besarnya sama dengan 1- α di mana besarnya nilai α = 0,05.

Prosedur statistika dipakai untuk pengujian hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan metode statistika parametrik. Alasan penggunaan metode statistika parametrik karena analisis data yang digunakan adalah berbentuk data interval (Furqon, 2002: 235). Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, maka untuk menguji efektivitas program yang dilaksanakan adalah dengan menggunakan uji t (Sugiyono, 2004: 8-9).

a. Analisis Data Pretest

Skor pretest kemampuan perencanaan karir peserta didik yang telah diperoleh, diuji melalui pengujian sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan

software SPSS 16.0 for windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada

uji normalitas adalah sebagai berikut.

: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal : Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak normal

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.


(38)

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas

Jika data pretest pada kedua kelas berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kedua kelas dengan menggunakan uji Levene’s test dengan taraf signifikansi 5%. Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan melihat apakah varians kedua kelompok sama yaitu apakah mereka berasal dari populasi yang sama. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas adalah sebagai berikut.

: Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen homogen : Data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima.

b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak. 3) Uji Statistik Nonparametrik

Jika salah satu atau kedua data pretest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujiannya menggunakan uji statistik nonparametrik Mann-Whitney.

4) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Jika data memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka menggunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi asumsi normalitas tetapi tidak homogen maka pengujiannya menggunakan pengujian t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua

variansi tidak homogen (Equal variances not assumed). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

: :


(39)

Keterangan.

: rata-rata pretest kemampuan kemampuan perencanaan karir kelas eksperimen.

: rata-rata pretest kemampuan perencanaan karir kelas kontrol. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima. b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak. b. Analisis Data Posttest

Skor posttest kemampuan perencanaan karir peserta didik yang telah diperoleh diuji melalui pengujian sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Pengujian normalitas data menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for

windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji normalitas adalah sebagai berikut.

: Data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal : Data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak normal

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima. b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas

Jika kedua kelompok berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok menggunakan uji Levene’s test

dengan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas adalah sebagai berikut.


(40)

: Data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima. b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak. 3) Uji Statistik Nonparametrik

Jika salah satu atau kedua data posttest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujiannya menggunakan uji statistik nonparametrik Mann-Whitney.

4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Jika data memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka digunakan uji t yaitu Independent Sample T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi asumsi normalitas tetapi tidak homogen maka pengujiannya menggunakan

pengujian t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua variansi tidak

homogen (Equal variances not assumed). Hipotesis yang digunakan adalah. :

:

Keterangan.

: rata-rata posttest kemampuan perencanaan karir kelas eksperimen. : rata-rata posttest kemampuan perencanaan karir kelas kontrol.

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima. b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak. c. Analisis Data Indeks Gain

Data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan perencanaan karir peserta didik adalah data indeks gain. Menurut Hake (Anilah, 2008: 43) skor indeks gain dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.


(41)

Kriteria indeks gain mengacu pada kriteria Hake (Anilah, 2008: 43), yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain

g Tinggi

g Sedang

g Rendah

1) Uji Normalitas

Pengujian normalitas indeks gain menggunakan bantuan software SPSS

16.0 for windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk

menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji normalitas adalah sebagai berikut.

: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal : Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak

normal

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima. b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak.

Jika kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis berdistribusi tidak normal maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas

Jika kedua kelas berdistribusi normal maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kedua kelas menggunakan uji Levene’s test dengan nilai signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas adalah sebagai berikut.

: Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen homogen : Data indeks gain kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen


(42)

a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima. b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak. 3) Uji Statistik Nonparametrik

Jika salah satu atau kedua data indeks gain dari kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak memenuhi asumsi normalitas maka pengujiannya menggunakan uji statistik nonparametrik Mann-Whitney.

4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Jika data indeks gain kedua kelas memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas maka penggujiannya menggunakan uji t yaitu Independent Sample

T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi asumsi normalitas tetapi tidak

homogen maka pengujiannya menggunakan pengujian t’ yaitu Independent

Sample T-Test dengan asumsi kedua variansi tidak homogen (Equal variances not assumed). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

: :

Keterangan.

: rata-rata indeks gain kemampuan perencanaan karir kelas eksperimen. : rata-rata indeks gain kemampuan perencanaan karir kelas kontrol..

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. a) Jika Sig. ≥ 0,05 maka diterima. b) Jika Sig. < 0,05 maka ditolak. G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan adalah meliputi langkah-langkah di bawah ini:

1. Tahap Persiapan

a. Persiapan penelitian dimulai dengan disusunnya proposal penelitian, kemudian proposal diseminarkan. Setelah itu dilanjutkan dengan pengajuan pembimbing I dan pembimbing II, proposal disahkan oleh pembimbing dan dewan skripsi.


(43)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti membuat instrumen penelitian. Proses dimulai dengan merumuskan definisi operasional variabel penelitian, lalu dibuat kisi-kisi dan butir pernyataan yang kemudian diuji kelayakannya oleh para ahli baik dari segi kontruk, bahasa, maupun isi.

b. Melakukan uji keterbacaan kepada lima orang peserta didik kelas VIII yang bukan merupakan sampel penelitian.

c. Melakukan uji coba instrumen penelitian dan tes awal (pretest) dengan cara menyebarkan instrumen kemampuan perencanaan karir kepada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

d. Menentukan subjek/ sasaran kegiatan program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik yaitu kelompok kelas yang tingkat kemampuan perencanaan karirnya rendah.

e. Melakukan proses kegiatan layanan bimbingan karir secara terprogram dan sistematis sebagai upaya perlakuan terhadap kelompok kelas eksperimen dengan menggunakan program layanan bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik.

f. Melakukan kegiatan tes akhir (pos-tes) untuk memperoleh data tentang perubahan tingkat kemampuan perencanaan karir peserta didik setelah dilakukannya perlakuan terhadap kelas eksperimen.

g. Melakukan pengolahan dan menganalisis data tentang perubahan tingkat kemampuan perencanaan karir peserta didik.

3. Hasil dan Laporan

Pada tahap akhir penulisan skripsi, membuat kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian serta mengkonsultasikan draf skripsi dan sidang kepada dosen pembimbing.


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang program bimbingan karir untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir yang dilaksanakan terhadap peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum profil kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2012/ 2013 berada pada kategori sesuai (cukup matang). Artinya, kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 15 Bandung belum optimal atau belum mencapai pada tingkatan yang terbaik untuk setiap aspek perencanaan karirnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik cukup mampu memiliki sikap yang realistis terhadap diri dan lingkungan sekitar, masih kurang aktif terlibat dalam proses pencarian informasi, dan cukup mampu memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicita-citakan. Oleh karena itu, perlu ada upaya terencana untuk dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karir mereka melalui kegiatan layanan bimbingan karir.

2. Hasil validasi oleh pakar bimbingan dan konseling terhadap rumusan program bimbingan karir yang dinilai layak sebagai suatu kerangka kerja layanan untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik kelas VIII memuat rasional, deskripsi kebutuhan, visi dan misi program, tujuan, sasaran layanan, rencana operasional kegiatan (action plans), pengembangan tema, langkah kegiatan, peranpersonel pelaksana, dan evaluasi.

3. Program bimbingan karir efektif untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karir peserta didik, kecuali pada indikator menunjukka cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pendidikan dan pekerjaan.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anilah, L. (2008). Pembelajaran Matematika Menggunakan Multimedia Interaktif

untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP.

Skripsi FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Anisa, S dan Nursalim, M. (2010). Efektivitas Media “Pizza Karir” dalam

Pemberian Layanan Informasi Karir. [Online]. Tersedia: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=layanan%20informasi%20bi mbingan%20karir%20filetype%3Apdf&source=web&cd=3&ved=0CCI QFjAC&url=http%3A%2F%2Fmochamadnursalim.cv.unesa.ac.id%2Fba nk%2F201108%2F4._Artikel_Anisa_dan_Nursalim.pdf&ei=hTekToqoH snorQfm1Mj9Ag&usg=AFQjCNGrDbvbOz5T0EkW9K1TJ3qjkwNiEQ &cad=rja. (23 Oktober 2011).

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Ary Wahyu, R., & Satiningsih. (2010). Penerapan Konseling Kelompok Trait

Factor untuk Mengatasi Kesulitan dalam Perencanaan Karir pada Siswa. [Online]. Tersedia di: ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/1._artikel_Ari_dan_Satiningsih.pdf. (29 Januari 2013).

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya (Edisi Ke 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud (Pusat Bahasa).

(2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia Online/ Daring (Dalam

Jaringan). [Online]. Tersedia di: kbbi.web.id/. (12 Desember 2012).

Cristina, A. (2011). Hubungan Antara Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir

dengan Perencanaan Karir pada Siswa Kelas XII SMUN-4 Medan.

[Online]. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23645/3/Chapter%20II.p df (28 Maret 2012).

Crites, John O. (1981). Career Counseling Models, Methods, and Material. New york : McGraw-Hill Company.

Daud, A. (2010). Bimbingan Karir. [Online]. Tersedia: http://abudaud2010.blogspot.com/2010/10/bimbingan-karier.html. (12 Desember 2012)


(2)

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Penataan Pendidikan Profesional

Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Asosiasi Bimbingan dan Konseling

Indonesia.

Dillard, J M. (1985). Life Long Career Planning. Columbus Ohio: A Bell & Howell Company.

Djumhur, I., dan Surya, M. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah

(Guidance & Counseling). Bandung: CV Ilmu.

Farhan, A. (2012). Apakah Anda Sudah Punya Cita-cita? Cita-cita bermakna

lebih luas daripada sekedar pekerjaan apa yang ingin kita lakukan.

[Online]. Tersedia: http://ureport.vivanews.com/news/read/286031-apakah-anda-sudah-punya-cita-cita-. (6 Februari 2012).

Firdaus, U. (2012). Merencanakan Karier Siswa. [Online]. Tersedia di: http://www.agp-pgrijabar.net/index.php/dokumentasi-cetak/yang-lain/13-merencanakan-karier-siswa. (12 Desember 2012).

Furqon. (2002). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Gati, I. et al. (2011). Emotional and Personality-Related Aspects of Career Decision-Making Difficulties: Facets of Career Indecisiveness. “Journal

of Career Assessment”. 19, (1), 3-20.

Gysbers, Norman C dan Patricia Henderson. 2006. Developing and Managing

Your School Guidance and Counseling Program (fourth edition). US:

ACA.

Hurlock, E. B. 1980. Developmental Psichology: A Life Span Approach (Fifth

ed.). Alih bahasa (1997). Istiwidayanti dan Soedjarwo. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.

Jakarta: Erlangga.

Husniah, W. (2012). Program Layanan Informasi Karir Melalui Pemanfaatan

Media Weblog untuk Meningkatkan Perencanaan Karir Siswa SMA.

Bandung: Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hutasuhut, E. (1991). Pendapat Siswa Tentang Materi Bimbingan Karir yang

Membantu Perencanaan Karirnya. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Ifdil. (2008). Layanan Informasi. [Online]. Tersedia: http://konselingindonesia.com (15 Maret 2012).


(3)

Irmayanti, R. (2011). Penggunaan Genogram untuk Mengembangkan

Kemampuan Perencanaan Karir Siswa (Studi Praeksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 2010/ 2012).

Skripsi pada Jurusan PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Lahope, E. (1988). Rencana Karir Dikaitkan dengan Konsep Diri dan Informasi

Karir (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Siswa Kelas III SMA Negeri di Kota Manado dan Kabupaten Sangir Talaud). Tesis pada SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Magnuson, C., and F. Star, M. (2000). How Early Is Too Early to Begin Career Planning? The Importance of the Elementary School Years. “Journal of Career Development”. 27, (2), 89-101.

Manrihu, M.T. (1986). Studi Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kematangan Karir Siswa SMA di Sulawesi Selatan. Disertasi pada SPs

UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Manrihu, M, T. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara.

Margareth. (1992). Perencanaan Karier Konseli SMA dan Keterkaitannya dengan

Orientasi Nilai, Aspirasi Karier Orang Tua, dan Kesempatan yang Tersedia di dalam Masyarakat : Studi Deskriptif-Analitik pada Konseli Kelas III SMA Negeri se Kabupaten Kupang. Tesis pada SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Marliany, R. (2010). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Masdudi. (2003). Pengembangan Program Layanan Informasi Karir di SMK

Negeri 3 Bandung. Tesis pada SPs Upi Bandung: Tidak diterbitkan.

Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

N. Dier, Harry. (2000). Sepcial Issue Introduction: Career and Life Planning Key

Future Within Comprehensive Guidance Programs. “Journal of Career Development”. 27, (2), 73-80.

Noor, F. (2011). Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Untuk Meningkatkan

Penalaran Moral Peserta didik. Skripsi pada Jurusan PPB FIP UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Nur Wahyudin, R. (2012). “Dilema Lulusan Perguruan Tinggi”. (Pikiran Rakyat,


(4)

Nurbani, H. (2006). Kontribusi Layanan Informasi Karier Terhadap Penyelesaian

Masalah Karier yang Dihadapi Siswa SMK. Skripsi pada Jurusan PPB

FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurihsan, J.(2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung:

Popon S, Arifin. (1985). Kontribusi Konsep Diri, Informasi Karier, dan

Kompetensi Terhadap Perencanaan Karier. Tesis pada SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Prihantoro, S. (2007). Program Bimbingan untuk Mengembangkan Kemampuan

Perencanaan Karir Remaja (Studi Terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Majalengka Tahun Ajaran 2005/ 2006). Skripsi pada Jurusan PPB FIP

UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Purwanto, E. (2012). Faktor yang Mempengaruhi Eksplorasi Karier Siswa SLTP.

Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan”. 2, (2), 228-243. Puspita. (2010). Efektivitas Program Perencanaan Karir Siswa SMA Kelas XI

(Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Serang Tahun Pelajaran 2009/ 2010). Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Rahayu, S. (2010). Pengaruh Layanan Genogram Terhadap Kemampuan

Perencanaan Karir Siswa (Eksperimen Semu pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2010-2011). Skripsi pada Jurusan

PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rahmi, S. R. (2009). Program Bimbingan untuk Meningkatkan Kemampuan Merencanakan Karir Peserta didik Sekolah Menengah Atas (Penelitian Pre-Pos Group Design terhadap Peserta didik Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Samarang Garut Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi pada

Jurusan PPB FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Saripah, I. (2006). Program Bimbingan untuk Mengembangkan Perilaku

Prososial Anak (dikembangkan berdasarkan studi terhadap bimbingan para pengasuh dan kemampuan perilaku prososial anak TPA Babakan Sukaratu, PTPN VIII Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung).

Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sharf, R. (1992). Applying Careeer Development Theory to Counseling. California: Brooks/ Cole Publishing Company.


(5)

Sudjana. (1996). Metoda Statistika (Edisi 6). Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suherman, U. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani Production.

Supriatna & Ilfiandra. (2006). Apa dan Bagaimana Bimbingan Karir. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (Tidak diterbitkan).

Supriatna, M (Ed). (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi:

Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Supriatna, M. (2009). Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. Syaodih, S, N. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Tn. (2013). ”Guru BK Berperan Penting dalam Peminatan”. (Pikiran Rakyat,

Senin, 21 Januari 2013: 21).

Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 TH. 2003). Jakarta: Sinar Grafika.

Winkel.W. S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Dokumen yang terkait

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN ADAPTABILITAS KARIR PESERTA DIDIK : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Peserta didik SMA di Kabupaten Bandung.

11 40 59

PROGRAM BIMBINGAN BERBANTUAN WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 45

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

5 15 51

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA: Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 55

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERBASIS PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARIR PESERTA DIDIK: Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 58

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA.

3 8 46

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA SMK.

0 0 42

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PILIHAN KARIR PESERTA DIDIK:(Studi Deskiptif terhadap Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2015 2016) - repository UPI S PPB 1105939 Title

0 0 3

bimbingan karir bimbingan karir bimbingan karir

0 0 14

peran bimbingan karir bimbingan karir

0 0 22