PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PENDEKATAN MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIER.

(1)

(Penelitian Eksperimen Kuasi di Kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis

Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh Rida Zuraida

1001784

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN

KEPUTUSAN KARIER

Oleh Rida Zuraida

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rida Zuraida 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TYPE INDICATOR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIER(Penelitian Eksperimen Kuasi di Kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015)

Penelitian didasari oleh isu pembuatan keputusan karier, dimana untuk mencapai kehidupan karier yang sukses, dibutuhkan pengambilan keputusan karier yang tepat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen kuasi dan menggunakan desain penelitian

nonequivalent control group design. Sampel penelitian terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kontrol. Instrumen yang digunakan menggunakan angket tertutup skala model likert. Teknik analisis data menggunakan statistik parametrik untuk mengukur uji beda dua rata-rata berpasangan dengan bantuan microsotf excell 2010 for windows dan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian ini adalah: 1) profil umum kemampuan pembuatan keputusan karier kelas X SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya; 2) rumusan program bimbingan karier yang layak menurut pakar yang terdiri dari rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, komponen program, rencana operasional, pengembangan tema, langkah-langkah layanan dan evaluasi; 3) Program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling dan peneliti selanjutnya.

Kata Kunci: Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier, Program Bimbingan Karier

Abstract. The research is based on the issues of career decision-making, in which to achieve a

successful career life, it takes the right career decision making. The purpose of this study was to identify the profile of career decision-making abilities of learners that have implications for the formulation of career guidance program based approaches Myers-Briggs Type Indicator to improve career decision-making class IX students of SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Academic Year 2014/2015. The subjects were students of class IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Academic Year 2014/2015. Approach to research using quantitative approach with quasi experimental methods and research design

nonequivalent control group. The study sample was divided into two groups: experimental and control

groups. Instruments used using a Likert scale questionnaire models. Data were analyzed using parametric statistics to measure two different test average Microsotf paired with the help of Excell 2010 for Windows and SPSS 16.0 for windows. This study resulted in: 1) the general profile career decision-making abilities; 2) the formulation of proper career guidance program according to experts who made up of rational, objective need, program description, program goal, program component, operational plan, development of theme, measure and evaluation service; 3) effectiveness of career guidance program based approaches Myers-Briggs Type Indicator to improve decision-making career. This research recommendations addressed to the principal, guidance and counseling teacher dan researcher of the next.


(5)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 10

1.4Manfaat Penelitian ... 11

1.5Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Konsep Karier ... 13

2.2Konsep Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier ... 17

2.3Konsep Program Bimbingan Karier ... 27

2.4Konsep Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator ... 35

2.5Penelitian Terdahulu ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Pendekatan dan Metode Penelitian ... 41

3.2Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 42

3.3Definisi Operasional Variabel ... 44

3.4Instrumen Penelitian... 48

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.6Analisis Data ... 56


(6)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1Temuan ... 62 4.2Pembahasan ... 90 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan ... 105 5.2Rekomendasi ... 105 DAFTAR PUSTAKA ... 107 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Holland dan Myers-Briggs

Type Indicator... 37

Tabel 3.1 Populasi Penelitan ... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Sebelum Uji Coba ... 46

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Setelah Uji Coba ... 47

Tabel 3.4 Kriteria Alternatif Respon Instrumen ... 49

Tabel 3.5 Hasil Penimbangan Angket ... 50

Tabel, 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisiensi Korelasi ... 52

Tabel 3.7 Contoh penentuan Skor Skala Likert Secara Aposteriori ... 54

Tabel 3.8 Kategorisasi Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier ... 55

Tabel 3.9 Hasil Perhitungam Kategorisasi Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier ... 55

Tabel 3.10 Kategorisasi Tingkat Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier .... 55

Tabel 4.1 Profil Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier ... 60

Tabel 4.2 Profil Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Berdasarkan Kelas ... 62

Tabel 4.3 Profil Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Berdasarkan Tiap Aspek ... 64

Tabel 4.4 Profil Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Berdasarkan Tiap Indikator ... 65

Tabel 4.5 Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Kelas Eksperimen ... 76

Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Kelas Eksperimen Berdasarkan Tiap Indikator ... 77


(8)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Kelas Kontrol ... 78

Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Kelas Kontrol Berdasarkan Tiap Indikator ... 79

Tabel 4.9 Data Normal Gain pada Kelas Eksperimen ... 81

Tabel 4.10 Kriteria Tingkat Gain pada Kelas Eksperimen ... 81

Tabel 4.11 Data Normal Gain pada Kelas Kontrol ... 82

Tabel 4.12 Kriteria Tingkat Gain pada Kelas Eksperimen ... 82 Tabel 4.13 Daftar Ukuran Statistik Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 82


(9)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Grafik 4.1 Profil Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier ... 61 Grafik 4.2 Profil Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Berdasarkan

Kelas ... 62 Grafik 4.3 Profil Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Berdasarkan

Tiap Aspek ... 64 Grafik 4.4 Profil Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Berdasarkan

Tiap Indikator ... 65 Grafik 4.5 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ... 72 Grafik 4.6 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Tiap Indikator Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ... 73 Grafik 4.7 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 77 Grafik 4.8 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Setiap Indikator pada Kelas

Eksperimen ... 78 Grafik 4.9 Rata-rata Skor Pretest dan Posstest Kelas Kontrol ... 79 Grafik 4.10 Rata-rata Setiap Indikator Skor Pretest dan Posstest Kelas Kontrol 80


(10)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan karier peserta didik. Melalui pendidikan, peserta didik dapat lebih mandiri, mewujudkan cita-cita serta melakukan tugas-tugas pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sukmadinata (dalam Nurrohmah, 2013, hlm.1) mengenai pendidikan yaitu: “Pendidikan berfungsi menyiapkan para peserta didik untuk kehidupannya pada masa sekarang dan yang akan datang. Kehidupan sebagai individu yang utuh dan mandiri, memiliki kemampuan untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, dan melakukan tugas-tugas pekerjaannya”.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan pondasi dasar bagi kemajuan generasi penerus masa depan. Pendidikan juga merupakan salah satu wadah untuk membentuk generasi yang mandiri untuk kehidupan yang lebih baik yang dapat melakukan tugas-tugas perkembangannya secara optimal. Untuk membentuk generasi yang mandiri tidaklah instan, dibutuhkan proses yang berkesinambungan dan terjadi sepanjang rentang kehidupan manusia sehingga memperoleh kesuksesan di masa yang akan datang.

Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya agar mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal. Pada jenjang Sekolah Lanjutan Pertama, peserta didik berada dalam tahap transisi antara masa kanak-kanak dan remaja dimana pada tahap ini peserta didik mengalami perubahan yang signifikan dari masa kanak-kanak menuju remaja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Manrihu (1988, hlm. 113) yang menyatakan “Sekolah Lanjutan Pertama merupakan suatu periode transisi, antara masa kanak-kanak dan masa remaja dan juga antara pendidikan umum dan khusus”.


(11)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada Sekolah Lanjutan Pertama remaja berada pada rentang usia antara 12-15 tahun. Menurut Ginzberg (dalam Santrock, 2003, hml. 483) dari umur 11 hingga 17 tahun, remaja berada dalam tahap tentatif dari perkembangan karier, tahap tersebut merupakan sebuah transisi dari tahap fantasi masa kecil ke tahap pengambilan keputusan realistis pada masa dewasa awal. Ginzberg (dalam Santrock, 2003) menyatakan bahwa:

Kemajuan remaja dapat dilihat dari mengevaluasi minat mereka pada umur 11-12 tahun, kemudian mengevaluasi kemampuan mereka pada umur 13-14 tahun dan mengevaluasi nilai mereka pada umur 15-16 tahun. Pemikiran mereka berubah dari yang kurang subjektif sampai pilihan karier yang lebih realistis pada umur 17-18 tahun. (hlm. 483)

Super (dalam Santrock, 2003, hlm. 484) menyatakan bahwa “sekitar usia 14-18 tahun, remaja masuk dalam fase kristalisasi dimana pada tahap ini peserta didik membangun gambaran mengenai karier yang masih tercampur dengan konsep diri mereka secara umum yang telah ada”.

Pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada berbagai situasi dan masalah yang kompleks. Baik dalam aspek pribadi, sosial, akademik dan karier. Dalam aspek karier, peserta didik merasa kebingungan dengan karier yang akan dipilih. Santrock (2002, hlm. 96) menyatakan bahwa “individu sering mendekati eksplorasi karier dan pembuatan keputusan yang ambiguitas, ketidakpastian, dan stress”. Hal ini dikarenakan peserta didik belum sepenuhnya mencapai tugas-tugas perkembangan karier dan adanya beberapa faktor eksternal, misalnya adanya pengaruh dari lingkungan sekitar. Hal ini sejalan dengan pernyataan Manrihu (1988, hlm. 114) yaitu “masalah-masalah memilih sekolah lanjutan yang akan dimasuki dan memilih jurusan-jurusan di sekolah lanjutan atas merupakan masalah-masalah yang penting di sekolah lanjutan pertama”. Peserta didik juga dibebankan dengan adanya peminatan di kurikulum 2013 yang mengharuskan peserta didik memilih peminatan ketika memasuki kelas X.

Peminatan peserta didik dalam kurikulum 2013 merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan diri, merealisasikan


(12)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keputusannya secara bertanggungjawab. Bimbingan dan Konseling membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Di samping itu juga membantu individu dalam memilih, meraih dan mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui pendidikan (Kemendikbud, 2013, hlm. 7).

Akan tetapi, fenomena yang ada memperlihatkan bahwa sampai saat ini, remaja menghadapi kesulitan dalam mengambil pilihan karier yang tepat dengan berbagai atribut dalam dirinya. Fenomena dalam melanjutkan atau memilih program studi menunjukkan bahwa peserta didik tamatan SMP/MTS yang memasuki SMA/MA dan SMK, dan tamatan SMA/MA dan SMK yang memasuki perguruan tinggi belum sepenuhnya didasarkan atas peminatan peserta didik yang didukung oleh potensi dan kondisi diri secara memadai sebagai modal pengembangan potensi secara optimal, seperti kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta sosial budaya dan minat karier mereka. Akibatnya perkembangan mereka kurang optimal (Kemendikbud, 2013, hlm. 2).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wikarta dan Nursalim di kelas X SMA Negeri 2 Lamongan menghasilkan kesimpulan bahwa di dalam satu kelas terdapat minimal lima siswa yang mengalami kebingungan memilih peminatan yang diminatinya.

Menurut Okiishi (dalam Abivian, 2013, hlm. 2) guru-guru, teman sebaya, dan orangtua mempunyai pengaruh yang berarti bagi para remaja dalam perkembangan kariernya. Orangtua berpengaruh secara signifikan dalam perkembangan karier peserta didik, adanya tekanan dan pengaruh dari orangtua yang mengharapkan agar anaknya mengikuti keinginan orangtua dan cenderung memaksakan apa yang menjadi keinginan orangtua, menjadikan orangtua lebih mendominasi kegiatan-kegiatan anaknya dalam hal pendidikan, pekerjaan dan kehidupan pribadi anaknya sehingga peranan orangtua berpengaruh terhadap keputusan karier peserta didik.

Hal ini sejalan dengan pendapat Witherington (dalam Abivian, 2013, hlm. 2) yang mengemukakan bahwa banyak keinginan anak merupakan gambaran dari keinginan orangtuanya, karena anak mudah untuk menerima keyakinan orangtua tanpa kritik; baik yang berbentuk agama, filsafat hidup, nilai-nilai, sikap, tujuan dan aspirasi.


(13)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang dilakukan oleh Kuntari (dalam Fitriani, 2013, hlm. 3) dalam membuat keputusan karier peserta didik masih dipengaruhi oleh keluarga dan temannya mencapai 22.50% dan informasi karier mencapai 35%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam membuat keputusan karier peserta didik masih bergantung pada lingkungan sekitarnya dan belum dapat mengambil keputusan karier secara mandiri.

Dampak yang lebih serius dari pengambilan keputusan yang tidak sesuai yaitu ketika peserta didik telah menyelesaikan pendidikannya pada Sekolah Lanjutan Atas dan dalam pemilihan pekerjaan, peserta didik memilih pekerjaan tidak sesuai dengan minat, bakat, prestasi, kepribadian, dan nilai sehingga tidak dapat bekerja secara optimal. Pengangguran juga merupakan salah satu dampak dari kurangnya pengetahuan akan kariernya. The International Labour Organization (ILO) (beritasatu.com, 2013) mencatat bahwa jumlah pengangguran di Indonesia meningkat hingga Agustus 2013 yaitu mencapai 6.25%. Dari 6.25% jumlah pengangguran, 70% pengangguran tersebut berusia antara 15-29 tahun. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) (tribunnews.com, 2013) angka pengangguran sampai Agustus 2013 sebesar 7,39 juta orang dari total orang yang bekerja 118,19 juta orang. Sedangkan orang yang bekerja mencapai 110,80 juta orang.

Untuk mengurangi hal tersebut pengetahuan akan karier sangat dibutuhkan. Dalam pengambilan keputusan karier seyogyanya melihat kemampuan, minat, bakat, nilai dan kepribadian yang ada dalam diri peserta didik. “Pengambilan keputusan adalah sesuatu yang kodrat (something innate) dalam diri manusia” (Dermawan, 2004, hlm. 1). Sehingga manusia tidak dapat menghindarinya karena pengambilan keputusan menjadi suatu hal yang biasa diambil atau dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengambilan keputusan merupakan kunci dan kegiatan penting dalam kehidupan.

Keputusan karier merupakan penentuan dari pilihan karier. Pilihan karier merupakan pilihan-pilihan kegiatan yang mendukung dengan karier di masa depan peserta didik. Dengan demikian, membuat keputusan karier berarti proses penentuan pilihan-pilihan kegiatan yang mendukung terhadap karier di masa depan. Kurangnya kesiapan dan pengetahuan dalam pembuatan keputusan karier menyebabkan kebingungan dalam menentukan pilihan karier peserta didik. Supriatna dan Budiman


(14)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyebutkan bahwa “pengetahuan yang mendasari kemampuan membuat keputusan karier adalah pengetahuan mengenai tujuan hidup, diri sendiri, lingkungan, nilai-nilai, dunia kerja, dan pengetahuan tentang keputusan karier. Tujuan hidup individu sangat dipengaruhi oleh filosofi budaya, agama, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara” (Supriatna dan Budiman, 2009, hlm. 55).

Hasil penelitian Budiamin (dalam Rahayu, 2010, hlm. 5) menyebutkan tentang kemampuan siswa SMA di Kabupaten Bandung dalam merencanakan masa depan menunjukkan bahwa 90% siswa menyatakan bingung dalam memilih karier masa depannya dan 70% siswa menyatakan perencanaan masa depan tergantung orangtua. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan salah satu Guru BK di SMA Negeri 10 Bandung, terdapat beberapa masalah yang dihadapi peserta didik mengenai keputusan karier, yaitu peserta didik yang menginginkan peminatan Bahasa dan Budaya serta hasil tes menunjukkan bahwa peserta didik mempunyai kemampuan dalam aspek bahasa dan budaya, sedangkan orangtuanya menginginkan anaknya berada dalam peminatan Matematika dan Ilmu Alam.

Penelitian Prihantoro (2007, hlm. 39) mengenai perencanaan karier di kelas X SMA Negeri 2 Majalengka menunjukkan bahwa 27,8% siswa mempunyai perencanaan karier yang rendah, 47,2% perencanaan karier yang sedang dan 25% sudah memiliki perencanaan karier yang tinggi. Penelitian Fathonah (dalam Aeni, 2013, hlm. 3) tentang kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XI di SMA Pasundan 8 Bandung menunjukkan bahwa profil kemampuan keputusan karier peserta didik secara umum berada dalam kategori cukup mampu pada setiap aspeknya (34-66%).

Crites (dalam Yusup, 2012, hlm. 4) melakukan review terhadap beberapa studi yang berkaitan dengan perencanaan karier, Crites menyimpulkan bahwa sekitar 30% peserta didik bimbang saat di sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Agar individu dapat merencanakan karier dan dapat memutuskan keputusan karier yang tepat sesuai dengan tuntutan dari pekerjaan dengan kesesuaian keadaan diri, kemampuan dan minat yang dimiliki oleh individu, maka diperlukan bimbingan secara baik dan terencana untuk mengarahkan peserta didik memahami keadaan diri, kemampuan dan minat yang dimiliki guna mencapai keputusan karier yang matang.


(15)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fenomena di SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya melalui pengamatan dan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya menunjukkan karakteristik peserta didik dalam aspek karier masih belum mencapai tugas perkembangan karier yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya pemahaman peserta didik dalam menentukan sekolah lanjutan dan minat pekerjaan serta pilihan sekolah lanjutan berdasarkan keinginan orangtua. Apabila hal tersebut dibiarkan, maka akan berdampak negatif terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan karier peserta didik. Dengan adanya peminatan pada kurikulum 2013 yang mewajibkan peserta didik memilih peminatan di kelas X, dibutuhkan layanan bimbingan karier agar peserta didik dapat membuat keputusan karier yang tepat sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, nilai-nilai dan kepribadian yang ada dalam dirinya. Dengan adanya layanan bimbingan karier, diharapkan peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya dapat mencapai tugas perkembangan karier secara optimal.

Dalam menangani hal tersebut bimbingan dan konseling merupakan bagian integral untuk proses pendidikan dalam mencegah atau mengatasi permasalahan peserta didik. Hal ini selaras dengan pernyataan Kartadinata (dalam Yusuf dan Nurihsan, 2009) bahwa bimbingan dan konseling adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal. Dengan kata lain bimbingan dan konseling dapat membantu memfasilitasi peserta didik agar mampu memutuskan kariernya melalui layanan bimbingan karier.

Herr (dalam Manrihu, 1988) menyatakan

Bimbingan karier adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik, atau layanan-layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan kariernya. (hlm. 15)

Untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengambil keputusan kariernya, dibutuhkan adanya upaya bimbingan untuk membantu peserta didik yang masih merasakan kebingungan akan melanjutkan sekolah lanjutan dan peminatan yang akan dipilihnya. Adapun upaya bantuan yang dapat digunakan dalam keputusan karier


(16)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik adalah dengan menggunakan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers Briggs Type Indicator yang berdasarkan teori kepribadian Carl Gustav Jung.

Menurut Hammer dan Macdaid (dalam Kelly dan Pulver, 2008, hlm. 441) Myers-Briggs Type Indicator membantu menyediakan daftar pekerjaan yang paling mirip dengan kepribadian seseorang. Myers-Briggs Type Indicator juga sebagai alat untuk membantu individu dalam pemilihan karier. Selain membantu dalam pemilihan karier, hasil penelitian McCaulley (dalam Kelly dan Jugovic, 2001, hlm. 49) Myers-Briggs Type Indicator efektif dalam meningkatkan kesadaran diri, pemahaman dalam proses pengambilan kepusan karier dan meningkatkan komunikasi interpersonal. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Willis dan Ham menyatakan bahwa Myers-Briggs Type Indicator membantu dalam kerangka kerja kognitif dalam eksplorasi karier. Dari penelitian-penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Myers-Briggs Type Indicator membantu individu untuk mengembangkan pemahaman diri dalam mengeksplorasi karier. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik.

Myrick (dalam Bhakti, dkk, 2013, hlm. 704), menyatakan bahwa, “kepribadian dapat membawa kepada pengembangan diri”. Dengan kepribadian yang dimilikinya, membuat individu mengenali dan memahami bahwa terdapat kekuatan yang dimilikinya yang dapat dijadikannya sebagai bekal dalam pembuatan keputusan karier yang sesuai dengan minat, bakat, nilai-nilai, dan kepribadian yang dimiliki peserta didik.

Kecocokan antara pilihan peminatan dengan tipe kepribadian serta kecocokan antara pilihan karier dengan tipe kepribadian merupakan faktor penting dalam keberhasilan karier peserta didik di masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan pendapat Holland (dalam Dahlan, 2010, hlm. 54) yang menyatakan bahwa pilihan pekerjaan merupakan hasil interaksi diri dengan kekuatan-kekuatan lingkungan luar, dan sekaligus sebagai perluasan kepribadian serta usaha untuk mengungkapkan diri dalam kehidupan kerja. Hal senada juga diungkapkan oleh Sukardi (1993, hlm. 2) yang menyatakan “pemilihan suatu jabatan adalah suatu pernyataan kepribadian”.


(17)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepribadian merupakan salah satu variabel psikologis yang penting dalam karier individu. Adanya kecocokan individu dengan lingkungannya dapat diketahui dengan pilihan pekerjaan, kemantapan serta prestasi kerja, pilihan pendidikan dan prestasi, kemampuan pribadi, tingkah laku sosial dan seberapa jauh seseorang dapat dipengaruhi. Pemilihan karier juga merupakan penyataan kepribadian seseorang. Hal ini ditandai ketika individu mengekspresikan diri, memiliki ketertarikan, dan menyadari nilai-nilai pribadi. Adanya hubungan antara pilihan karier dengan tipe kepribadian yang dimiliki individu dan penting membangun ketertarikan dan kecocokan antara dua hal tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, program bimbingan karier penting untuk dikembangkan dalam memfasilitasi peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan kariernya. Supriatna dan Budiman (2009, hlm. 19) menyatakan bahwa kemampuan individu dalam membuat pilihan secara tepat merupakan kemampuan yang harus dikembangkan, tidak muncul dengan sendirinya. Oleh sebab itu, peran bimbingan karier diharapkan mampu memfasilitasi peserta didik dalam pengambilan keputusan karier secara tepat dan matang.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Keputusan karier merupakan hal yang esensial dimiliki oleh peserta didik. Hal ini akan berpengaruh secara positif terhadap kehidupan kariernya dimasa yang akan datang. Sehingga pembuatan keputusan karier seyogyanya dapat dibimbing dan diarahkan agar mampu membuat keputusan karier yang sesuai dengan bakat, minat, prestasi, nilai dan kepribadian yang dimiliki oleh individu.

Peserta didik pada tingkat Sekolah Menengah Pertama berada pada fase remaja dimana pada fase ini remaja mempunyai masalah-masalah baik dalam aspek pribadi, social, akademik maupun karier. Pada masa ini peserta didik dihadapkan dengan tuntutan untuk dapat mengambil sekolah lanjutan dan peminatan yang akan dipilih di sekolah lanjutan serta mulai berfikir mengenai pekerjaan di masa yang akan datang. Akan tetapi, kenyataan dilapangan tidak sedikit peserta didik yang mengalami hambatan dalam pemilihan kariernya. Peserta didik masih merasa kebingungan dan ragu-ragu dalam memilih sekolah lanjutan dan peminatan yang akan dipilihnya. Peserta didik belum matang dalam memilih sekolah lanjutan dan peminatan yang akan


(18)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipilihnya sehingga berdampak negatif di masa yang akan datang. Hal ini senada dengan pernyataan Prayitno dan Erman (2002) yang menyatakan bahwa “hambatan yang dialami oleh peserta didik dalam pembuatan keputusan karier meliputi kesulitan pemilihan program studi dan pemilihan jurusan di Universitas”. Peserta didik juga belum mengetahui akan kemampuan diri, minat, bakat, nilai-nilai dan kepribadian yang dimiliki peserta didik dan mengalami kesulitan dalam mengambil pilihan karier yang sesuai dan tepat dengan berbagai atribut dalam dirinya. Di sisi lain peserta didik dituntut untuk dapat membuat keputusan kariernya. Fokus utama dalam penelitian ini adalah membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier yang matang.

Kemampuan pembuatan keputusan karier merupakan penentuan dari berbagai pilihan-pilihan karier. Pilihan-pilihan karier merupakan kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam karier peserta didik di masa yang akan datang. Pembuatan keputusan karier berarti proses dalam penentuan pilihan-pilihan kegiatan yang mendukung dalam karier peserta didik di masa yang akan datang.

Dalam menentukan pilihan-pilihan kariernya, seyogyanya peserta didik melihat bakat, minat, nilai, kepribadian dan sikap yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik agar keputusan karier yang dipilihnya tepat. Oleh karena itu, penting bagi peserta didik untuk dapat memiliki kemampuan pembuatan keputusan karier yang matang. Hasil dari kemampuan pembuatan keputusan karier yang matang ialah peserta didik dapat merencanakan masa depan dengan matang dan mengambil keputusan karier secara tepat yang sesuai dengan keadaan dirinya. Akan tetapi, peserta didik tidak secara langsung mempunyai kemampuan pembuatan keputusan karier yang matang. Dibutuhkan adanya proses dan bimbingan dalam mengarahkan peserta didik dalam membuat keputusan karier yang matang.

Layanan bimbingan karier merupakan layanan yang diberikan untuk membantu peserta didik dalam hal pemecahan masalah dalam bidang karier, memahami dan mengenali dunia pendidikan, pekerjaan, dan mengembangkan keterampilan-keterampilan peserta didik dalam mengambil keputusan sehingga peserta didik dapat


(19)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menciptakan kariernya yang sesuai dengan bakat, minat, nilai dan kepribadian yang ada dalam dirinya.

Program bimbingan karier merupakan salah satu bagian integral di sekolah untuk membantu peserta didik dalam pembuatan keputusan karier. Salah satu layanan yang dipandang efektif dalam meningkatkan pembuatan keputusan karier adalah bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator. Program merupakan rencana kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan kebutuhan peserta didik dan digunakan dalam jangka watu yang ditentukan. Program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier dituangkan dalam suatu program bimbingan agar layanan yang diberikan dapat terlaksana dengan baik dan terencana sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta jelas langkah-langkah layanan dan evalusinya.

Rumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya mengusung tema penelitian pada program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Upaya yang ditujukan dalam memenuhi hal tersebut adalah penelitian yang dapat menghasilkan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan peserta didik. Oleh karena itu masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015?

Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015?

1.2.2 Bagaimana rancangan layanan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015?


(20)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2.3 Bagaimana keefektifan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015?

1.3Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015.

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Profil kemampuan pengambilan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015.

1.3.2 Program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015.

1.3.3 Efektivitas program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran, terutama pada bimbingan dan konseling yang menjadi ranah penelitian mengenai program bimbingan karier untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier melalui pendekatan Myers-Briggs Type Indicator.

1.4.2 Praktis

1.4.2.1Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Bagi Guru Bimbingan dan Konseling, data yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan dan rujukan mengenai gambaran pembuatan keputusan karier pesera


(21)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015 dan dapat diimplementasikan ke dalam program bimbingan karier di sekolah dalam mengembangkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik.

1.4.2.2Bagi penelitian selanjutnya

Dapat memberikan gambaran dalam kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015 dan dapat melengkapi proses penelitian sampai pada pelaksanaan layanan konseling karier Myers-Briggs Type Indicator.

1.5Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi disusun untuk memberikan gambaran menyeluruh dan memudahkan dalam penyusunan skripsi. Struktur organisasi skripsi meliputi rincian mengenai urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. Adapun struktur organisasi dalam skripsi sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka meliputi kajian pustaka mengenai kemampuan pembuatan keputusan karier dan rumusan program bimbingan karier.

Bab III Metode Penelitian meliputi pendekatan dan metode penelitian, lokasi, populasi, sampel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, pengembangan instrument penelitian, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi pengolahan atau analisis data berdasarkan hasil temuan dan pembahasan atau analisis temuan.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi meliputi berdasarkan temuan dari hasil penelitian.


(22)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan dan Metode Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menghasilkan data berupa angka-angka serta hasilnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik. Tujuan dari pendekatan ini untuk menghasilkan data yang bersifat objektif. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah pengkajian secara sistematis terhadap peningkatan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015 dengan menggunakan instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier. Instrumen tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik mengenai tinggi rendahnya pengaruh dari tiap variabel yang diteliti sehingga menghasilkan data yang teruji secara ilmiah. Data yang dihasilkan adalah profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015. Profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik digunakan sebaga landasan dalam pengembangan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015.

3.1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental. Metode Quasi Experimental merupakan metode eksperimen yang sebenarnya. Metode Quasi Experimental mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.


(23)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian eksperimen kuasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keefektifan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya tahun Ajaran 2014/2015.

Bentuk metode eksperimen kuasi yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group Design. Pada Non Equivalent Control Group Design dilaksanakan pada dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan karena kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding. Sedangkan untuk kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu pelaksanaan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator. Struktur Non Equivalent Control Group Design adalah sebagai berikut:

O1 X O2

O3 O4

Bagan 3.1

Struktur Non Equivalent Control Group Design Ket:

O1= Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) pada kelas eksperimen O2= Nilai posttest (setelah diberi perlakuan) pada kelas eksperimen X= Perlakuan (Treatment) pada kelas eksperimen

O3= Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) pada kelas kontrol O4= Nilai pretest (setelah diberi perlakuan) pada kelas kontrol

3.2Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya yang berlokasi di Jalan Condong No 2 Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya. Sekolah ini memiliki motto sampurnaning winaya gapuraning rahayu. Motto tersebut didukung dengan salah satu tujuan sekolah yaitu peserta didik mencapai kesuksesan dalam


(24)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hidupnya. Untuk dapat memenuhi salah salah satu tujuan sekolah, peserta didik perlu mengembangkan kemampuan pembuatan keputusan karier agar dapat memilih kelanjutan sekolah lanjutan dan peminatan yang sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya agar dapat mencapai kesuksesannnya baik dalam bidang akademik karier, maupun kehidupannya.

3.2.2 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2009, hlm. 297) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi karakteristik dan kuantitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah kemampuan pembuatan keputusan karier seluruh peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 121 peserta didik yang terbagi menjadi 6 kelas. Berikut rincian partisipan penelitian:

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

Tahun Ajaran Kelas Jumlah Peserta Didik

2014/2015 IX A 19

IX B 20

IX C 22

IX D 20

IX E 20

IX F 20

Jumlah 121

Asumsi yang mendasari dalam pemilihan siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015 adalah:

3.2.2.1Peserta didik kelas IX berada pada rentang usia 14-15 tahun dan berada dalam tahap remaja dimana pada masa ini peserta didik mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, mengikuti teman sebaya dan belum dapat memutuskan keputusan secara mandiri, hal ini berdampak juga terhadap pengambilan keputusan kariernya. Oleh karena itu pada masa ini sangat dibutuhkan layanan


(25)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pengambilan keputusan karier yang sesuai dengan minat, bakat, prestasi, nilai dan kepribadian yang dimilikinya;

3.2.2.2Peserta didik kelas IX berada pada tahap eksplorasi karier menurut tahap perkembangan karier remaja, dimana dalam tahap eksplorasi salah satu tugas perkembangannya adalah mengenal keterampilan membuat keputusan karier dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karier.

3.2.2.3Peserta didik kelas IX membutuhkan layanan bimbingan karier lebih banyak karena akan melanjutkan sekolah lanjutan dan tuntutan kurikulum 2013 yang mengharuskan peserta didik memilih peminatan ketika peserta didik mendaftar di sekolah lanjutan.

3.2.3 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010, hlm. 174). Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009, hlm. 122).

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 peserta didik yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eskperimen yaitu IX F dengan jumlah sampel 20 peserta didik dan pada kelas kontrol yaitu IX C dengan jumlah sampel 22 peserta didik.

3.3Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel utama yaitu kemampuan pembuatan keputusan karier dan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myer Briggs Type Indicator. Adapun uraian dari definisi operasional variabel adalah sebagai berikut. 3.3.1 Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

3.3.1.1Definisi Konseptual

Kemampuan pembuatan keputusan karier adalah penentuan pilihan karier yang akan dijalankan dimasa yang akan datang oleh peserta didik. Kemampuan pembuatan


(26)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keputusan merupakan sebuah proses ketika seseorang dihadapkan pada berbagai pilihan dan secara alami dilatih untuk mengambil keputusan dari pilihan-pilihan hidup.

Sharf, (1992:157) menyatakan bahwa kemampuan pembuatan keputusan karier adalah kemampuan dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran untuk membuat perencanaan karier. Kemampuan-kemampuan individu dalam pembuatan keputusan karier didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan individu. Adapun indicator dalam setiap aspeknya yaitu sebagai berikut: a). Pengetahuan yang mendasari akan kemampuan dalam pembuatan keputusan karier adalah pengetahuan mengenai langkah-langkah dalam membuat keputusan karier, dan kesesuaian antara karier dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh individu; b). Sikap individu terhadap kariernya dapat dilihat dari perencanaan karier dan eksplorasi karier individu. Sikap dapat tercermin dengan mempelajari informasi karier, membicarakan karier dengan orang yang lebih dewasa dan berpengalaman, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan kariernya dimasa yang akan datang, dan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dapat menunjang kariernya dimasa yang akan datang; c). Keterampilan pembuatan keputusan karier itu sendiri terdiri dari pengetahuan dan pemikiran untuk membuat keputusan karier individu.

Dillard (1985:53) menyatakan bahwa kemampuan membuat keputusan karier merupakan usaha yang melibatkan perasaan, perilaku, nilai, komitmen, persepsi dan informasi yang cocok. Kemampuan individu dalam pembuatan keputusan karier berdasarkan pada aspek pengetahuan diri, informasi lingkungan sekitar dan tanggung jawab. Adapun indicator dalam setiap aspeknya yaitu sebagai berikut: a). Pengetahuan diri yang meliputi tujuan karier, cara mencapai tujuan karier, dan cara membuat keputusan karier; b). Informasi lingkungan sekitar yang meliputi informasi akurat tentang lingkungan social dan fisik (lingkungan pekerjaan), mengetahui fakta-fakta mengenai orang lain secara spesifik yang berkaitan dengan pilihan karier; c). Tanggung jawab yang meliputi individu menerima konsekuensi yang dihasilkan dari pilihan yang telah diambilnya.

Supriatna dan Budiman (2009:54) menyatakan bahwa “pembuatan keputusan berarti proses penentuan pilihan”. Kemampuan dalam pengambilan keputusan karier itu


(27)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didasari oleh aspek pengetahuan, kesiapan dan keterampilan peserta didik. Adapun indicator dalam setiap aspeknya yaitu sebagai berikut: a) Pengetahuan ditandai dengan indikator pemahaman akan diri sendiri, lingkungan, nilai-nilai, dunia kerja, serta pengetahuan mengenai keputusan karier; b) Kesiapan ditandai dengan indicator keyakinan dan keinginan; c) Keterampilan membuat keputusan karier ditandai dengan indikator apabila seseorang mempunyai sikap mandiri, luwes, kreatif dan bertanggungjawab.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kemampuan pembuatan keputusan karier merupakan paduan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam diri dan lingkungan untuk menentukan pilihan pendidikan lanjutan atau pekerjaan dimasa yang akan datang.

3.3.1.2Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, kemampuan pembuatan keputusan karier dibatasi dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menentukan pilihan pendidikan lanjutan dan jurusan yang akan dipilih di sekolah lanjutan yang ditandai dengan respon peserta didik terhadap pernyataan pada aspek:

a. Pengetahuan dengan indikator; 1) kesadaran diri; 2) identifikasi nilai-nilai; 3) identifikasi lingkungan sekolah, dan 4) identifikasi langkah-langkah pembuatan keputusan karier.

b. Sikap dengan indikator; 1) kepercayaan diri; 2) kebebasan menentukan pilihan, dan 3) keterlibatan diri.

c. Keterampilan dengan indikator; 1) mandiri, dan 2) tanggungjawab.

Kemampuan pengambilan keputusan karier dalam penelitian ini diungkap melalui instrumen non tes yang dikembangkan dalam bentuk Skala Likert. Kemampuan pembuatan keputusan karier bagi peserta didik sangat penting, diharapkan peserta didik dapat mengambil keputusan karier secara matang dan mandiri. Peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah individu kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015.

3.3.2 Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myer-Briggs Type Indicator


(28)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator dalam penelitian ini yaitu suatu rancangan kegiatan layanan bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator yang disusun secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik berdasarkan analisis kebutuhan yang muncul berdasarkan need assessment di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015. Tahapan bantuan yang bersifat pengembangan dari aspek kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik diperoleh dari analisis hasil need assessment yang disebarkan di kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015.

Setelah mendapatkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier, maka disusun secara sistematis program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myer Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier. Adapun struktur program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myer Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier dalam penelitian ini adalah rumusan kegiatan layanan yang disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari: (a) rasional; (b) deskripsi kebutuhan; (c) tujuan program; (d) sasaran program; (e) komponen program; (f) rencana operasional; (g) pengembangan tema; (h) langkah-langkah kegiatan; (i) evaluasi.

Adapun tahapan pengambilan keputusan karier menurut pendekatan Myer-Briggs Type Indicator (Sharf, 1992. hlm. 19) adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Memperoleh Self Understanding

Untuk memperoleh self understanding dibutuhkan lima sifat dasar dan factor-faktor yang dapat dinilai melalui suatu tes. Lima sifat dasar dan factor itu yaitu bakat, prestasi, minat, kepribadian dan nilai. Dengan mengetahui lima sifat dasar, peserta didik memperoleh pemahaman mengenai dirinya secara tepat dan dapat mengambil keputusan kariernya sesuai dengan keadaan dirinya.


(29)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada langkah dua, konselor dapat membantu peserta didik untuk mengumpulkan berbagai informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja yang dipilih. Dalam mengumpulkan berbagai informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja, konselor dapat menggunakan berbagai sumber dalam membantu mengumpulkan informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja. Pada langkah ini terdapat tiga aspek informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja untuk dipertimbangkan yaitu: 1) jenis informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja yang dipilih, mengenai informasi sekolah lanjutan dan dunia kerja yang dipilih yang tersedia dari berbagai sumber yang relevan; 2) system klasifikasi, yaitu pengklasifikasian jenis-jenis sekolah lanjutan dan dunia kerja dipilih; 3) persyaratan MBTI yaitu apabila data-data yang dibutuhkan mengenai bakat, minat, prestasi, kepribadian dan nilai sudah tersedia mengenai peserta didik, maka peserta didik dapat menentukan apakah mereka memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan karier yang mereka inginkan atau tidak.

Langkah 3: Mengintegrasikan Self Understanding dengan Sekolah Lanjutan dan Dunia Kerja

Setelah mengetahui bakat, minat, prestasi, nilai dan kepribadian dalam dirinya serta menunjukkan pekerjaan mana yang sesuai dengan minat, bakat, prestasi, kepribadian dan nilai dalam dirinya, selanjutnya individu mengintegrasikan kemampuan yang dimiliki dengan pekerjaan yang diinginkan. Pada tahap ini individu menentukan pekerjaan apa yang akan diambil yang sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam program ini langkah-langkah untuk memperoleh self understanding terdapat dalam rencana pelaksanaan layanan yang mencakup pemahaman langkah-langkah pembuatan keputusan karier, tanggungjawab dan kebebasan menentukan pilihan.

3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa penyebaran angket tertutup berbentuk Skala Likert pada populasi tertentu agar mendapatkan sampel yang diinginkan. Angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya


(30)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga responden memilih jawaban yang sudah disediakan (Arikunto, 2010, hlm. 195).

Butir-butir pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk skala sikap model Likert dengan lima alternatif pilihan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Melalui angket tersebut, peserta didik diarahkan untuk memilih salah satu respon dari kelima respon yang disediakan dengan cara memberikan tanda checklist atau silang sesuai dengan gambaran diri peserta didik.

3.4.2 Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang disusun bertujuan untuk menggambarkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Kisi-kisi instrumen dikembangkan dari definisi operasional yang meliputi aspek-aspek yang dijabarkan ke dalam indikator. Indikator yang dirumuskan dalam kisi-kisi selanjutnya dijadikan bahan penyusun butir item pernyataan dalam angket yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Keputusan Karier Kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015

(Sebelum Uji Coba)

Aspek Indikator Batasan Item

Favorab-le

Unfa-vorable Pengetahuan Kesadaran

diri

Peserta didik memahami potensi, kekuatan, kelemahan, yang ada dalam dirinya dan aspek-aspek yang menunjang dalam kelanjutan studinya

1,2,3,5,6, 7,8,9

4 9

Identifikasi nilai-nilai

Mengidentifikasi macam-macam nilai yang berkembang dan diyakini kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari

11,12,14, 15

13,16 6


(31)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan sekolah

jenis-jenis pendidikan lanjutan dan peminatan yang akan dipilih

21,22 Pemahaman langkah-langkah pembuatan keputusan karier

Memahami langkah-langkah dalam pembuatan keputusan karier 25,26,27, 28,29 23,24, 30 8

Sikap Kepercaya-an diri

Kepercayaan diri dalam membuat keputusan secara tepat dan optimis dalam melanjutkan studi. 31,32,33, 34,35 5 Kebebasan menentu-kan pilihan

Menerima kebebasan dalam menentukan pilihan tanpa ada paksaan dari orang lain

37,39,40 36,38, 41

6

Keterlibat-an diri

Terlibat dalam aktifitas yang menunjang dalam pemilihan sekolah lanjutan dan peminatan yang dipilihnya

43,44,45, 46,47,48

42 7

Keterampilan Mandiri Peserta didik dapat mengambil keputusan dari salah satu alternative pilihan kelanjutan studi setelah lulus SMP

50,52,53 49,51 5

Tanggung jawab

Bertanggungjawab terhadap pembuatan keputusan karier yang telah diambil 54,55,56, 57,58,59 60 7 ∑ 60

Tabel 3.2 Menunjukkan kisi-kisi instrumen mengenai kemampuan pembuatan keputusan karier yang dibuat sebelum uji coba dilakukan. Setelah melakukan uji coba dan dilakukan perbaikan-perbaikan, maka hasil kisi-kisi instrumen setelah uji coba sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015


(32)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Setelah Uji Coba)

Aspek Indikator Batasan Item

Favorab-le

Unfa-vorable Pengetahuan Kesadaran

diri

Peserta didik memahami potensi, kekuatan, kelemahan, yang ada dalam dirinya dan aspek-aspek yang menunjang dalam kelanjutan studinya

1,2,4,5,6, 7

3 7

Identifikasi nilai-nilai

Mengidentifikasi macam-macam nilai yang berkembang dan diyakini kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari

8,9,10,11 12 5

Identifikasi lingkungan sekolah

Mengidentifikasi jenis-jenis pendidikan lanjutan dan peminatan yang akan dipilih

13,14,15, 16 4 Pemahaman langkah-langlah pembuatan keputusan karier

Memahami langkah-langkah dalam pembuatan keputusan karier 19,20,21, 22,23 17,18, 24 8

Sikap Kepercaya-an diri

Kepercayaan diri dalam membuat keputusan secara tepat dan optimis dalam melanjutkan studi. 25,26,27, 28,29 5 Kebebasan menentu-kan pilihan

Menerima kebebasan dalam menentukan pilihan tanpa ada paksaan dari orang lain

31,33,34 30,32 5

Keterlibat-an diri

Terlibat dalam aktifitas yang menunjang dalam pemilihan sekolah lanjutan dan peminatan yang dipilihnya

36,37,38, 39,40

35 6

Keterampilan Mandiri Peserta didik dapat mengambil keputusan


(33)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari salah satu alternatif pilihan kelanjutan studi setelah lulus SMP

Tanggung jawab

Bertanggungjawab terhadap pembuatan keputusan karier yang telah diambil

45,46,47, 48,49,50, 51

7

∑ 51

Tabel 3.3 menunjukkan kisi-kisi instrumen mengenai kemampuan pembuatan keputusan karier yang dibuat setelah uji coba dilakukan.

3.4.3 Perumusan Butir Pernyataan Instrumen

Pernyataan instrumen dalam penelitian ini mengacu pada kisi-kisi instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier. Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier ditujukan untuk mengukur pemahaman diri, nilai-nilai, lingkungan sekolah, identifikasi peluang karier, kepercayaan diri, kebebasan menentukan pilihan, keterlibatan diri, pengambilan keputusan karier secara mandiri serta tanggung jawab. Setiap pernyataan disertai dengan alternative respon yang disusun dengan menggunakan skala rating. Lima alternative respon instrumen pembuatan keputusan karier yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS) Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Adapun kriteria alternatif respon instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Alternative Respon Instrumen

Alternatif Respon Deskripsi

Sangat Sesuai Peserta didik merasa bahwa item pernyataan sangat sesuai dengan keadaan dirinya

Sesuai Peserta didik merasa bahwa item pernyataan sesuai dengan keadaan dirinya

Kurang Sesuai Peserta didik merasa bahwa item pernyataan kurang sesuai dengan keadaan dirinya

Tidak Sesuai Peserta didik merasa bahwa item pernyataan tidak sesuai dengan keadaan dirinya

Sangat Tidak Sesuai Peserta didik merasa bahwa item pernyataan sangat tidak sesuai dengan keadaan dirinya


(34)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.4 Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier disusun melalui beberapa tahap uji kelayakan, yaitu penimbangan instrumen oleh pakar dan praktisi, uji keterbacaan, uji validitas serta uji reliabilitas instrumen penelitian.

3.4.4.1Penimbangan Instrumen oleh Pakar dan Praktisi

Sebelum instrumen dapat digunakan, terlebih dahulu diuji kelayakan oleh para pakar dan praktisi. Uji kelayakan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari sisi bahasa, konstruk dan isi. Pertimbangan dilakukan oleh tiga ahli. Dua dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan satu dosen dari Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Pertimbangan dilakukan untuk mendapatkan angket yang sesuai dengan penelitian dan untuk mengetahui memadai atau tidak pernyataan dalam instrument baik dalam segi bahasa, konstruk dan isi. Pernyataan yang dinilai memadai dapat langsung digunakan. Akan tetapi pada pernyataan yang dinilai tidak memadai, dilakukan perbaikan baik dari segi konstruk, isi maupun bahasa atau dibuang sesuai dengan pertimbangan para ahli.

Berdasarkan hasil dari uji kelayakan instrumen oleh para ahli, dari total keseluruhan item pernyataan yang berjumlah 68, setelah divalidasi oleh para ahli maka ada beberapa butir item pernyataan yang harus diubah dari sisi bahasa dan 8 item pernyataan yang dibuang karena mengulang pernyataan yang telah ada.

Dibawah ini merupakan hasil penimbangan angket kemampuan pembuatan keputusan karier.

Tabel 3.5

Hasil penimbangan angket kemampuan pembuatan keputusan karier Kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015

No Kesimpulan No Item Pernyataan Jumlah

1 Memadai 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17, 18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,42,43,44 45,46,47,48,50,51,52,53,54,55,56,57,58 59,61,62,63,64,65


(35)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 Tidak Memadai 3,41,49,57,60,66 6

3.4.4.2Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan instrumen dilakukan di sekolah yang berbeda kepada peserta didik kelas IX SMP Plus Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 4 orang siswa. Tujuan dari uji keterbacaan instrumen yaitu untuk mengukur sejauh mana peserta didik dapat memahami instrumen dari segi kata-kata. Kata-kata yang kurang dipahami oleh siswa, kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga kalimat dalam item pernyataan tersebut dapat disederhanakan tanpa mengubah makna dari pernyataan tersebut dan dapat lebih dipahami oleh peserta didik. Apabila peserta didik sudah mengerti dengan item pernyataan instrumen, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dapat digunakan dan dapat dimengerti oleh peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015. 3.4.4.3Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010, hlm. 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi. Sedangkan instrument yang kurang valid mempunyai validitas yang rendah.

Tujuan dari uji validitas adalah untuk melihat tingkat keterandalan dari suatu instrumen yang akan digunakan sehingga instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian. Untuk menentukan uji validitas item instrumen penelitian digunakan rumus korelasi pearson product-moment. Berikut langkah-langkah dalam melakukan uji validitas.

3.4.4.3.1 Menguji cobakan instrumen yang telah dibuat kepada peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015.

3.4.4.3.2 Memasukkan jawaban peserta didik ke dalam bentuk skor skala likert yang telah ditentukan.

3.4.4.3.3 Menentukan nilai rhitung untuk setiap butir item pernyataan dengan rumus pearson product-moment.


(36)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.2 Rumus thitung

(Riduwan, 2010, hlm. 109-110) Keterangan:

t = harga thitung untuk tingkat signifikansi r = koefisien korelasi

n = banyaknya sampel

3.4.4.3.5 Setelah diperoleh nilai thitung, langkah selanjutnya adalah menentukan ttabel dengan dk= n-2= 107-2= 105 dengan nilai dk=105. Nilai ttabel yang diperoleh pada tingkat kepercayaan sebesar 95% (α=0.05). Maka didapatkan nilai t(0.95;105)= 1.66

Perhitungan uji validitas menggunakan software Microsoft Excel 2010 for Windows. Hasil uji validitas yang telah dilakukan diperoleh 54 item pernyataan valid dari 60 butir item pernyataan dan 6 item pernyataan tidak valid dari 60 butir item pernyataan.

3.4.5 Uji Ketepatan Skala

Uji ketepatan skala dilakukan untuk penempatan sejumlah alternatif respon tiap item pada suatu kontinum kuantitatif sehingga didapatkan angka sebagai skor masing-masing alternatif respon. Selain itu, uji ketepatan skala sekaligus untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Hasil uji ketepatan skala dapat dilihat dalam lampiran.

3.4.6 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010, hlm. 221) reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik akan menghasilkan data yang dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan setelah membuang item pernyataan yang tidak valid. Untuk uji


(37)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reliabilitas dengan skala likert digunakan Rumus Alpha. Rumus Alpha tersebut dapat digunakan sebagai berikut:

Azwar (Abivian, 2013:32)

Keterangan:

α = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal s2j = Varians skor setiap item s2x = Varians total

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas yang digunakan adalah pedoman interpretasi koefisiensi korelasi yang disajikan dalam tabel berikut

Tabel 3.6

Pedoman Interpretasi Koefisiensi Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00-0.199 Sangat Rendah

0.20-0.399 Rendah

0.40-0.599 Sedang

0.60-0.799 Tinggi

0.80-1.00 Sangat Tinggi

(Arikunto, 2010, hlm. 319)

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, diperoleh gambaran nilai koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha adalah 0.85. Dapat disimpulkan bahwa instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier dalam penelitian ini reliabel dengan tingkat keterandalan sangat tinggi. Tingkat keterandalan sangat tinggi artinya instrumen yang digunakan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Angket atau kuesioner menurut Arikunto (2010, hlm. 194) adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari


(1)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015. Adapun kesimpulannya sebagai berikut:

1.1.1 Profil umum kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015 sebagian besar berada dalam kategori sedang. Peserta didik cukup mampu dalam menyadari kemampuan diri, mengidentifikasi nilai-nilai, mengidentifikasi lingkungan sekolah lanjutan, memahami langkah-langkah kemampuan pembuatan keputusan karier, kepercayaan diri, kebebasan dalam menentukan pilihan, terlibat dalam kegiatan yang menunjang, mandiri serta tanggungjawab dalam pembuatan keputusan karier.

1.1.2 Hasil penimbangan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier yang layak menurut pakar terdiri dari rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, komponen program, rencana operasional, pengembangan tema, langkah-langkah layanan, serta evaluasi dan tindak lanjut. 1.1.3 Program bimbingan karier efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan

keputusan karier peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Jamanis Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015.

1.2Rekomendasi 1.2.1 Pihak Sekolah

Penelitian ini menghasilkan rumusan program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator yang efektif untuk meningkatkan kemampuan


(2)

106

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembuatan keputusan karier. Agar program dapat memberikan hasil yang lebih optimal, seyogyanya pihak sekolah memberikan dukungan sistem dalam pelaksanaan program bimbingan yaitu dengan disediakannya waktu khusus untuk layanan bimbingan untuk dapat memfasilitasi peserta didik dalam mengoptimalkan kemampuan pembuatan keputusan kariernya.

1.2.2 Guru Bimbingan dan Konseling

Program bimbingan karier berdasarkan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Oleh sebab itu, untuk memfasilitasi kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik, guru bimbingan dan konseling direkomendasikan melakukan pendekatan Myers-Briggs Type Indicator untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1). Memperoleh self understanding; 2). Pengetahuan mengenai sekolah lanjutan dunia kerja; 3). Mengintegrasikan self understanding dengan sekolah lanjutan dan dunia kerja.

1.2.2 Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini masih terbatas pada pengkajian kemampuan pembuatan keputusan karier, sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1.2.2.1Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan tema yang sama namun pada populasi yang berbeda. Jenjang yang dapat diambil yaitu SD, MTs, SMA, SMK atau Sederajat dan Perguruan Tinggi.

1.2.2.2Penelitian selanjutnya dapat melengkapi proses penelitian sampai pada pelaksanaan layanan konseling karier Myers-Briggs Type Indicator baik konseling kelompok maupun individual.


(3)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Administrator. (2013). ILO: Jumlah Pengangguran di Indonesia Meningkat. [Online]. Diakses dari: http://www.beritasatu.com/ekonomi-karier/156123-ilo-jumlah-pengangguran-di-indonesia-meningkat.html [ 07 Desember 2013]

Administrator. (2013). Pengangguran di Indonesia Mencapai 793 juta orang. [Online]. Diakses dari: http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/11/06/pengangguran-di-indonesia-mencapai-739-juta-orang. [07 Desember 2013]

Abivian, M. (2013). Program Bimbingan Karier untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Peserta Didik. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

ABKIN. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Departemen Pendidikan Nasional.

Aeni, N. (2013). Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kompetensi Karier Peserta Didik. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bhakti, dkk. (2013). “Standar Kompetensi Siswa di Indonesia (Landasan

Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif)”. Makalah pada Kongres XII dan Konvensi Nasional XVIII ABKIN, Denpasar.

Buboltz, W. C. (2001). Myers-Briggs Type Indicator Personality Types and SII Personel Style Scales. Journal of Career Assessment. 8 (2), hlm. 131-145 Dahlan, S. (2010). Model Konseling Karier untuk Memantapkan Pilihan Karier

Konseli. Disertasi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Dermawan, R. (2004). Pengambilan Keputusan. Bandung:Alfabeta.

Dillard, J.M. (1985). Life Long Career Planning. Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company.


(4)

108

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan membuat Keputusan Karier Peserta Didik. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Gani, R. (1987). Bimbingan Karier. Bandung; Angkasa.

Hake. (1999). Analizing change/Gain scores. [Online]. Diakses dari: (http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalizingChange-Gain.pdf, [18 November 2014]

Manrihu, M. (1988). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Manrihu, M. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara.

Mc.Murray. (1983). Career Planning and Development in Industry. Jakarta: The Fifth Avareg Conference.

Mudrika, N. (2009). MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). Yogyakarta: Ebook.

Nurrohmah, N. (2013). Program Bimbingan Karier Berbantuan Komputer untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Peserta Didik. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Jamilah, C. (2013). Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kemendikbud. (2013). Pedoman Peminatan Peserta Didik. Jakarta: Kemendikbud. Kelly, K.R. dan Pulver, C.A. (2008). The Selection of Students Undeciced the Validity

of the Myers-Briggs Type Indicator in Predicting Academic Major. Journal of Career Assessment, 16 (4), hlm. 441-455

Pamungkas, C. A. (2013). Program Bimbingan Karier untuk Meningkatkan Kematangan Karier Peserta Didik SMK. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Prayitno dan Amti, E. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.

Prihantoro, S. (2007). Program Bimbingan untuk Mengembangkan Kemampuan Perencanaan Karier Remaja. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ragasukmasuci, L. B. (2013). Program Bimbingan Karier untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rahayu, S. (2010). Pengaruh Layanan Genogram terhadap Kemampuan Perencanaan Karier Siswa. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Ruseffendi. ET. (2010).Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksak. Bandung: Tarsito

Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Jakarta: Gramedia.

Santrock, J. W. (2003). Life Span Development. Jakarta: Gramedia.

Safrudin, A. (2010). Profil Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karier. Thesis pada Jurusan jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sharf, R. S. (1992). Applying Career Development Theory to Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Subino. (1987). Konstruksi dan Analisis Terhadap Suatu Pengantar Kepada Teori Tes dan Pengukuran. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana (2005).Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, U. (2010) Konseling Karier Sepanjang Rentang Kehidupan. Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung.

Suherman, U. (2011). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi Press. Sukardi, D. K. (1989). Pendekatan Konseling Karier Dalam Bimbingan Karier (Suatu

Pendahuluan). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sukardi, D. K. (1993). Psikologi Pemilihan Karier. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriatna, M. dan Budiman, N. (2009). Layanan Bimbingan Karier di Sekolah Menengah. Bandung: Departemen Pendidikan Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

110

Rida Zuraida , 2014

Program Bimbingan Karier Berdasarkan Pendekatan Myers-Briggs Type Indicator Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surya, M. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Depdikbud.

Suryabrata.S. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Press.

Suherman, Erman et.all (2003).Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam UPI.

Unwanullah, A. (2008). “Evaluasi Program Penjurusan Siswa Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Tuban”. Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta.

Walgito, B. (2010). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier). Yogyakarta: Andi. Winkel W. S dan Hastuti. S (2012). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi.

Yusuf, S. dan Nurihsan, J. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. dan Nurihsan, J. (2008). Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusup, F. (2012). Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Permainan untuk Mengembangkan Perencanaan Karier Peserta Didik. Skripsi pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wicaksono, L. (t.t.) Pengaruh Informasi Karier Terhadap Pengambilan Putusan Karier Siswa SMA. IP FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.

Wikarta, D. P. dan Nursalim, M. (t.t.) Penerapan Konseling Trait and Factor pada Siswa yang Mengalami Kesulitan Memilih Program Penjurusan Bahasa.