PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT TANPA AGUNAN PADA X-TRA DANA DI BANK CIMB NIAGA TbkDIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERBANKAN.

ABSTRAK
PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT
TANPA AGUNAN PADA X-TRA DANA DI BANK CIMB NIAGA Tbk
DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERBANKAN
FARIESKA MA’RUF
110110100090
Pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) merupakan salah satu
produk yang sedang populer dalam kegiatan perbankan dan diminati oleh
masyarakat banyak. Pada umumnya, bank dalam memberikan kredit
memintakan agunan sebagai salah satu persyaratan sesuai dengan
prinsip 5C. Pemberian KTA ini di satu sisi memberikan pengaruh yang
baik bagi masyarakat dan di sisi lain dapat mengancam kelangsungan
hidup bank. Maka dari itu bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian.
Prinsip kehati-hatian merupakan salah satu prinsip penting dalam
pengelolaan sistem perbankan dimana bank dalam menjalankan fungsi
dan kegiatan usahanya dalam rangka melindungi dana-dana masyarakat
yang dipercayakan kepadanya. Prinsip kehati-hatian sebagai bentuk
perlindungan hukum terhadap nasabah secara tidak langsung untuk
mengantisipasi kerugian terhadap nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji dan menganalisis mengenai penerapan prinsip kehati-hatian dan
penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh bank dalam pelaksanaan

kredit tanpa agunan berdasarkan peraturan perbankan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
deskriptif analitis,melalui analisis dengan menggunakan data dan teoriteori berkaitan dengan pelaksanaan perbankan. Pendekatan yang
dilakukan yang dilakukan adalah yuridis normatif dengan tahap penelitian
melalui penelitian kepustakaan. Analisis data yang dilakukan dengan
metode kualitatif yaitu data yang telah diperoleh dianalisis, untuk
mengungkapkan kenyataan yang ada sesuai hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian KTA dapat
mengancam kelangsungan sistem perbankan Indonesia. Dengan
demikian dampak yang akan timbul yaitu apabila terjadi kredit macet akan
menyebabkan tingkat kesehatan bank menurun. Akibat hukum dari KTA
apabila terjadi wanprestasi yaitu berlaku bahwa semua harta kekayaan
debitur baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang sudah ada
maupun yang akan ada di kemudian hari, seluruhnya menjadi jaminan
pemenuhan pembayaran hutang. Pada praktiknya, pengaturan mengenai
KTA sama sekali belum diatur oleh Bank Indonesia

iv