Peranan Perencanaan Pajak Dalam Rangka Penghematan Pajak Terutang (PT. Rimba Karya Arta Sejati).
i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Setiap perusahaan yang ada tentu menghendaki supaya beban pajak terutang yang akan dibayarkan pada pemerintah berada pada titik seminimal mungkin. Untuk mencapai hal tersebut, perusahan harus melakukan manajemen pajak. Manajemen pajak adalah langkah awal perusahaan dalam rangka meminimalkan beban pajak terutang. Pengaplikasian manajemen pajak melalui beberapa langkah, salah satu langkahnya adalah dengan perencanaan pajak.
Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah PT. RIMBA KARYA ARTA SEJATI melakukan perencanaan pajak untuk dapat meminimalkan beban pajak terutangnya. Dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan mendapatkan serta mengolah data keuangan yang ada, diperoleh hasil bahwa perusahaan telah melakukan perencanaan pajak.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif Analitis yang menggambarkan perusahaan sesuai fakta yang ada dengan cara mengumpulkan menganalisis serta menyajikan data dengan bantuan berupa kuesioner, yang kemudian diolah sehingga diperoleh sebuah kesimpulan.
Pajak terutang sebelum dilakukan perencanaan adalah sebesar Rp 882.900.500 dan setelah dilakukannya perencanaan pajak sebesar Rp 754.650.500. Selisih jumlah tersebut adalah Rp 128.250.000. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa peranan perencanaan pajak sangat besar.
(2)
v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR……….. ii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR TABEL……… ix
Bab I PENDAHULUAN………... 1
1.1 Latar Belakang………. 1
1.2 Identifikasi Masalah……….. 3
1.3 Tujuan dan Maksud Penelitian……… 3
1.4 Kegunaan Penelitian……….. 3
1.5 Rerangka Pemikiran……….. 4
1.6 Metodologi Penelitian……… 7
1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian……… 8
Bab II TINJAUAN PUSTAKA……….. 9
2.1 Perencanaan Pajak……… 9
2.1.1 Definisi-Definisi Perencanaan Pajak……… 9
2.1.2 Tax Avoidance dan Tax Evasion……….. 10
2.1.3 Aspek Formal dan Administratif Perencanaan Pajak……… 11
2.1.4 Aspek Material dalam Perencanaan Pajak……….. 12
2.1.5 Penghindaran Sanksi Pajak……….. 12
(3)
vi Universitas Kristen Maranatha
2.2 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak……….. 16
2.3 Langkah-Langkah Pokok Dalam Perencanaan Pajak……… 18
2.4 Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak Pembukuan……… 19
2.4.1 Analisis Informasi (Data Base) Yang Ada……… 20
2.4.2 Buat Satu Model atau Lebih Rencana Kemungkinan Besarnya Pajak……….. 21
2.4.3 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pajak……… 23
2.4.4 Mencari Kelemahan dan Kemudian Memperbaiki Kembali Rencana Pajak……… 22
2.4.5 Memutakhirkan Rencana Pajak……… 24
2.5 Biaya yang Boleh Dikurangi Dari Penghasilan Bruto……… 24
2.6 Biaya yang Tidak Boleh Dikurangi Dari Penghasilan Bruto……… 26
2.7 Perencanaan Pajak untuk Pajak Penghasilan………. 28
2.7.1 Laba Akuntansi………. 28
2.7.2 Penghasilan Kena Pajak………. 29
2.8 Penghasilan yang Menjadi Objek Pajak……… 30
2.9 Penghasilan yang Dikecualikan Sebagai Objek Pajak……… 31
2.10 Penghasilan yang Pajaknya Dikenakan Secara Final……… 34
2.11 Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan Pajak………. 34
2.12 Tarif Pajak Penghasilan Untuk Badan atau Bentuk Usaha Tetap………….. 35
Bab III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……… 36
3.1 Objek Penelitian………. 36
(4)
vii Universitas Kristen Maranatha
3.1.2 Quality dan Manajemen Sistem………. 37
3.1.3 Karyawan, Fasilitas dan Lingkungan………. 37
3.1.4 Struktur Organisasi……… 38
3.2 Metode Penelitian……… 41
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data………. 41
3.2.2 Pengembangan Instrumen……….. 42
3.2.3 Operasional Variabel………. 43
3.2.4 Analisis Pengujian Hipotesis………. 45
3.3 Penarikan Kesimpulan……… 46
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 47
4.1 Perencanaan Pajak………. 47
4.1.1 Pengeluaran Perusahaan yang Dibebankan Sebagai Biaya……… 48
4.1.2 Penghasilan dan Pendapatan Lainnya……… 49
4.2 Perencanaan Pajak yang Dilakukan Perusahaan Untuk Menghemat Pajak Terutang Badan……….. 50
4.2.1 Penyusutan Aktiva Tetap……… 50
4.2.1.1 Penghitungan Biaya Penyusutan Menurut Kebijakan Perusahaan Dengan Penghitungan Menurut Ketentuan Perpajakan……….. 52
4.2.2 Pemberian Tunjangan Kesehatan……… 54
4.2.3 Pemberian Biaya Transportasi……… 54
4.2.4 Tunjangan Makan………. 55
(5)
viii Universitas Kristen Maranatha
4.4 Penghitungan PPh Terutang Setelah Adanya Perencanaan Pajak…………. 58
4.5 Analisis Hasil Penelitian……… 61
4.6 Analisis Pengujian Hipotesis………. 62
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 67
5.1 Kesimpulan……… 67
5.2 Saran……… 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(6)
ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 2.1 Tarif Pajak……… 35
Tabel 3.1 Struktur Organisasi……….…. 40
Tabel 3.2 Indikator Variabel………..……….. 43
Tabel 4.1 Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Kebijakan Perusahaan…... 50
Tabel 4.2 Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Ketentuan Pajak……... 51
Tabel 4.3 Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Kebijakan Perusahaan…………..……… 52
Tabel 4.4 Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Ketentuan Pajak... 53
Tabel 4.5 Selisih Penghitungan Penyusutan………. 53
Tabel 4.6 Laporan Laba Rugi Perusahaan Sebelum Dilakukan Perencanaan Pajak……… 56
Tabel 4.7 Laporan Laba Rugi Perusahaan Setelah Dilakukan Perencanaan Pajak……… 59
Tabel 4.8 Analisis Hasil Penelitian……….. 61
Tabel 4.9 Perhitungan Selilih Pajak Yang Dapat Dihemat Perusahaan…….. 62
Tabel 4.10 Tabel skor jawaban kuisioner Perencanaan Pajak……… 63
Tabel 4.11 Tabel skor jawaban kuisioner Penghematan Pajak Terutang…….. 64
(7)
(8)
KUISIONER PERENCANAAN PAJAK
Pertanyaan kuisioner Ya Tidak
Pemahaman peraturan perpajakan
• Meningkatkan pendapatan final
1. Apakah perusahaan selain menerima pendapatan dari penjualan produk juga menerima pendapatan bunga dari bank? 2. Apakah perusahaan melakukan penjualan saham di bursa efek? 3. Apakah perusahaan juga melakukan penjualan di bursa efek? 4. Apakah pendapatan-pendapatan di atas mampu
mengoptimalkan laba perusahaan?
5. Apakah perencanaan pajak berperan penting dalam peningkatan pendapatan-pendapatan di atas?
• Mengoptimalkan angsuran pajak
6. Apakah perusahaan membayar pajak dengan cara mengangsur pajak terutang menjadi beberapa kali pembayaran?
7. Apakah dengan sistem angsuran lebih menguntungkan daripada membayar penuh?
• Metode perhitungan penyusutan dan persediaan
8. Apakah perusahaan melakukan perencanaan pajak dengan melakukan penyusutan atas aktiva tetap perusahaan?
9. Apakah perusahaan menggunakan metode penyusutan garis lurus yang memberikan biaya yang lebih kecil dengan asumsi jika perusahaan memperkirakan pada awal tahun investasi belum mendapatkan keuntungan?
10.Apakah perusahaan memakai metode penyusutan saldo menurun dengan asumsi jika perusahaan mempunyai prediksi laba yang besar?
11.Apakah dengan metode penyusutan saldo menurun, biaya tersebut dapat mengurangi laba kena pajak?
12.Apakah dengan metode penyusutan garis lurus, biaya tersebut dapat mengoptimalkan laba perusahaan?
(9)
• Memaksimalkan celah peraturan perpajakan
13.Apakah perusahaan memahami dan menguasai peraturan perpajakan yang berlaku?
14.Apakah perusahaan sering mengalami kesusahan dalam memahami peraturan perpajakan?
15.Apakah dalam melaksanakan perencanaan pajak perusahaan telah menyesuaikan dengan peraturan perpajakan?
16.Apakah perusahaan telah memaksimalkan celah-celah peraturan perpajakan yang berlaku tanpa melanggar peraturan perpajakan?
17.Apakah perusahaan telah memaksimalkan pengurangan yang diperkenankan oleh Undang-Undang Perpajakan?
18.Apakah perusahaan menggunakan tenaga ahli yang memahami perpajakan?
• Penghindaran pajak degan cara yang benar
19.Apakah perusahaan taat pada peraturan perpajakan yang berlaku?Apakah perusahaan menghindari pemeriksaan pajak oleh Dirjen Pajak dengan asumsi dilakukan terhadap Wajib Pajak yang SPT lebih bayar?
20.Apakah perusahaan telah menghindari pemeriksaan pajak oleh Dirjen Pajak dengan asumsi dilakukan terhadap Wajib Pajak yang SPT rugi?
• Saat pembayaran pajak
21.Apakah perusahaan telah membayar pajak dengan tepat waktu? 22.Apakah perusahaan telah menyampaikan SPT tahunan secara
tepat waktu?
23.Apakah perusahaan telah menghindari pengenaan denda keterlambatan dalam membayar pajak?
24.Apakah perusahaan pernah diberikan sanksi atau peringatan karena terlambat membayar pajak?
(10)
KUISIONER PENGHEMATAN PAJAK TERUTANG
Pertanyaan Kuisioner Ya Tidak
Pengeluaran yang boleh dikenakan sebagai biaya
• Iuran dana pensiun
1. Apakah perusahaan mengalokasikan biaya untuk mengurangi penghasilan berupa iuran dana pension?
2. Apakah alokasi biaya berupa iuran dana pensiun dapat menghemat pajak terutang?
3. Apakah alokasi biaya berupa iuran dana pensiun dapat memperbesar laba perusahaan?
• Kerugian karena penjualan/ pengalihan harta
4. Apakah perusahaan mengalokasikan biaya untuk mengurangi penghasilan berupa kerugian karena penjualan/ pengalihan harta?
5. Apakah alokasi biaya berupa kerugian karena penjualan/ pengalihan harta dapat menghemat pajak terutang?
6. Apakah alokasi biaya berupa biaya kerugian karena penjualan/ pengalihan harta dapat meningkatkan laba?
• Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi
7. Apakah perusahaan mengalokasikan biaya untuk mengurangi penghasilan brupa penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi?
8. Apakah alokasi biaya berupa penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi dapat menghemat pajak terutang?
9. Apakah alokasi biaya berupa penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi dapat meningkatkan laba?
(11)
• Biaya bea siswa, magang
10.Apakah perusahaan mengalokasikan biaya untuk mengurangi penghasilan berupa biaya bea siswa dan magang?
11.Apakah alokasi biaya tersebut dapat menghemat pajak terutang?
12.Apakah alokasi biaya tersebut dapat meningkatkan laba perusahaan?
Menghindari pengenaan pajak pada transaksi yang bukan objek pajak
• Pemberian tunjangan dalam bentuk natuna
13.Apakah perusahaan memberikan tunjangan kepada karyawannya?
14.Apakah tunjangan yang diberikan perusahaan dalam bentuk natuna?
15.Apakah dengan pemberian tunjangan kepada karyawan dalam bentuk natuna akan memperbesar biaya?
16.Apakah perusahaan mengeluarkan biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa (upah, gaji, honorium, bonus dan tunjangan)?
• Mengkompensasi kerugian tahun sebelumnya
17.Apakan perusahaan mengalokasikan kerugian pada tahun sebelumnya?
18.Apakah kompensansi kerugian perusahaan ditujukan untuk mengurangi pajak penghasilan?
19.Apakan kerugian yang didapat perusahaan berasal dari pengurangan penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan? 20.Apakah kompensasi kerugian dapat menghemat pajak
(12)
Meminimalkan beban pajak terutang perusahaan
• Pembayaran pajak tepat waktu
21.Apakah perusahaan membayar pajak selalu tepat pada waktunya?
22.Apakah pembayaran pajak tepat waktu dapat menghemat pajak terutang?
• Penggunaan kembali laba yang didapatkan perusahaan
23.Apakah dengan penggunaan kembali laba yang didapat perusahaan dapat menghemat pajak terutang perusahaan?
24.Apakah perusahaan mengalokasikan kembali laba yang didapatnya?
PROFIL RESPONDEN
1. Nama : 2. Jabatan :
(13)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Salah satu sumber pendanaan utama negara Indonesia selain ekspor migas dan non migas adalah pajak. Pajak merupakan salah satu alat yang sangat penting bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, selain itu pajak juga merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja (spending power) sektor privat/perusahaan dan agar tidak terjadi gangguan terhadap jalannya perusahaan, maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola dengan baik dan benar.
Namun pemenuhan kewajiban pajak selalu terbentur pada hambatan yaitu perbedaan kepentingan antara wajib pajak dan kepentingan Negara. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih perusahaan yang berhubungan langsung dengan nilai perusahaan dan menggambarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, pajak sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan bisnis baik langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu perusahaan berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak berarti mengurangi kemampuan ekonomis perusahaan.
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2 yang memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan baik bagi negara maupun
(14)
2 Universitas Kristen Maranatha warganya. Dalam rangka meningkatkan pendapatan pemerintah dalam sektor pajak pada masa sekarang ini, maka pemerintah mengeluarkan undang-undang perpajakan yaitu UU No. 17 tahun 2000 yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara, diantaranya dengan meningkatkan pemeriksaan dan penerapan sanksi pajak yang jelas serta pengaturan tarif yang benar.
Sistem pemungutan pajak yang dianut berdasarkan Undang-Undang Perpajakan no 17 tahun 2000 adalah sistem self assessment, dimana wajib pajak dipercayakan menghitung, memperhitungkan dan membayar sendiri jumlah pajak serta melaporkan jumlah pajak yang terutang dan yang telah dibayar. Bagi perusahaan, sistem ini akan banyak memberi pengaruh, terutama pada jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Oleh karenanya, pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola dengan baik sehingga tidak menganggu jalannya perusahaan. Minimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari yang masih ada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai dengan yang melanggar peraturan perpajakan. Upaya minimalisasi pajak secara eufimisme (halus) sering disebut dengan perencanaan pajak (tax planning) atau tax management. Perencanaan pajak pada umumnya merujuk pada proses merekayasa usaha dari transaksi wajib pajak sehingga beban pajak menjadi lebih efisien tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Selain itu, perencanaan pajak dapat diartikan juga sebagai proses perencanaan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari denda-denda yang merupakan pemborosan sumber daya perusahaan.
(15)
3 Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PERANAN PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA PENGHEMATAN PAJAK TERUTANG.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan dibahas. Sebagai berikut:
1. Bagaimana perusahaan melakukan perencanaan pajak.
2. Seberapa besar peranan perencanaan pajak dalam menghemat pajak terutang yang akan dibayar perusahaan.
1.3 Tujuan dan Maksud Penelitian
Tujuan dan maksud dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui apakah pelaksanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan peraturan perpajakan.
2. Mengetahui seberapa besar peranan perencanaan pajak yang dijalankan perusahaan supaya dapat menghemat jumlah pajak terutang.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi penulis, agar dapat meningkatkan pemahaman mengenai masalah perpajakan yang nantinya dapat menjadi bekal untuk terjun ke dunia usaha
(16)
4 Universitas Kristen Maranatha serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sidang sarjana Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.
2. Bagi perusahaan, diharapkan lebih memahami hal mengenai perpajakan khususnya ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta perkembangannya agar dapat melihat peluang-peluang yang ada, sehingga dapat menghemat pajak terutang.
3. Bagi pihak lain, memberikan informasi tambahan dan bahan referensi mengenai perencanaan pajak dalam menghemat jumlah pajak terutang.
1.5 Rerangka Pemikiran
Pajak pada hakekatnya berasal dari sektor swasta ke sektor pemerintah berdasarkan Undang-Undang (dapat dipaksakan), tidak mendapat jasa timbal balik secara langsung dan digunakan untuk pembiayaan pemerintah. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan sehingga pajak mempunyai peranan yang penting sebagai sumber penerimaan negara. Masalah yang biasa timbul di sektor pajak disebabkan kesalahan dari wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Kelalaian dalam memenuhi kewajibannya perpajakan dapat menyebabkan kerugian bagi wajib pajak itu sendiri seperti kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut : surat paksa, sita, lelang, atau sanksi-sanksi pidana dengan ancaman penjara.
Hal yang menyebabkan kurangnya kesadaran pembayaran pajak dikarenakan adanya perbedaan tujuan perusahaan dengan pemerintah, dimana perusahaan berorientasi atas laba yang sebesar-besarnya. Semua pengeluaran yang
(17)
5 Universitas Kristen Maranatha mengurangi hak pemilik perusahaan dianggap sebagai beban atau biaya oleh karena itu perusahaan berusaha untuk meminimalkan beban pajaknya.
Berbagai upaya akan dilakukan wajib pajak dalam meminimalkan beban pajaknya meskipun pemerintah telah menetapkan berbagai peraturan perpajakan. Usaha yang dilakukan oleh wajib pajak dalam usaha menghemat pajak terutang, yaitu :
1. Tax Avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar Undang-Undang Perpajakan.
2. Tax Evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar Undang-Undang Perpajakan, dapat dikatakan sebagai penyelundupan pajak.
Perusahaan memerlukan manajemen pajak untuk menangani permasalahan dan kasus penyelundupan pajak yang semakin kompleks. Manajemen pajak meliputi : perencanaan pajak (tax planning), pelaksanaan pajak (tax execution), dan pengendalian pajak (tax control ).
Perencanaan pajak merupakan suatu hal mutlak yang dibutuhkan perusahaan dalam mengefisienkan pembayaran pajaknya. Perencanaan pajak merupakan upaya legal yang dapat dilaksanakan wajib pajak melalui penataan perpajakan. Hal ini dapat dilakukan setelah memahami secara mendalam peraturan perpajakan dan selalu mengikuti perkembangan dan perubahannya. Perencanaan pajak bertujuan mengestimasi jumlah pajak yang akan dibayar dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pembayaran pajak.
(18)
6 Universitas Kristen Maranatha Perencanaan pajak meliputi hal-hal bagaimana agar pajak yang harus dibayar serendah mungkin dengan memaksimalkan biaya-biaya yang menurut pajak dapat dikurangkan, dan memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan dari pengenaan pajak. Sasaran melakukan perencanaan pajak untuk meminimalkan beban pajak yang masih harus dibayar, contohnya adalah:
1. Mengambil keuntungan dari berbagai pilihan bentuk badan hukum yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan jenis usaha. Bentuk usaha perorangan, firma, dan kongsi adalah bentuk yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan perseroan terbatas.
2. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari berbagai pengecualian, potongan atau pengurangan atas penghasilan kena pajak yang diperbolehkan oleh undang-undang.
3. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha sehingga diatur mengenai penggunaan tarif pajak yang paling menguntungkan antara masing-masing badan usaha.
4. Pemilihan metode penilaian persediaan, ada dua metode penilaian persediaan yang diizinkan oleh peraturan perpajakan, yaitu metode rata-rata dan metode FIFO. Dalam kondisi perekonomian yang cenderung mengalami inflasi, metode rata-rata (average) akan menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih tinggi dibanding dengan metode FIFO.
5. Melalui pemilihan metode penyusutan yang diperbolehkan peraturan perpajakan yang berlaku.
(19)
7 Universitas Kristen Maranatha 6. Menghindari dari pengenaan pajak dengan cara mengarahkan pada
transaksi yang bukan objek pajak.
7. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan, untuk itu wajib pajak harus jeli untuk memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang dapat dikreditkan.
8. Penundaaan pembayaran kewajiban pajak yang dilakukan dengan cara melakukan pembayaran pada saat mendekati tanggal jatuh tempo.
9. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang berlaku dengan cara menguasai peraturan perpajakan yang berlaku.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha untuk mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis fakta sehingga diperoleh suatu gambaran yang cukup jelas, mengenai objek yang diteliti yang kemudian diolah menjadi suatu data untuk dianalisis sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan.
Penulis di sini menyusun laporan penelitian kualitatif karena penulis tidak menggunakan data statistik dan hasil penelitian kualitatif hanya dapat berlaku pada situasi dan keadaan yang sesuai dengan situasi dan keadaan dimana penelitian yang serupa dilakukan.
Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari pengumpulan data,
(20)
8 Universitas Kristen Maranatha pengembangan instrumen, penetapan variable penelitian, analisa data, dan pengujian hipotesis.
Tehnik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam meperoleh data sebagai berikut :
1. Penelitian lapangan (field research)
Penelitian langsung pada perusahaan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam peninjauan ini, penulis melakukan kegiatan observasi, wawancara dan pengumpulan tertulis seperti dokumen dan cacatan lainnya yang diperlukan sebagai bahan bukti pendukung dan penganalisaan dalam melakukan penelitian.
2. Penelitian kepustakaan (literature research)
Penelitian dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku referensi, majalah, berita pajak, dan catatan-catatan kuliah sebagai landasan teoritis, bahan kajian dan pembanding.
1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di sebuah perusahaan perkebunan, yang berlokasi di kota Palangkaraya (Kalimantan Tengah) pada April 2008 - sampai selesai.
(21)
67 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian di PT. RIMBA KARYA ARTA SEJATI, dan melalui pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. RIMBA KARYA ARTA SEJATI sudah melaksanakan perencanaan pajak dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan secara maksimal pengurangan-pengurangan yang diperkenankan oleh peraturan perpajakan. Pengurangan yang dilakukan oleh PT. RIMBA KARYA ARTA SEJATI adalah dengan mengalihkan pemberian dalam bentuk natura ke bentuk tunjangan-tunjangan yang dapat dikurangkan sebagai biaya.
2. Perencanaan pajak sangat berperan pada jumlah pajak penghasilan PT. RIMBA KARYA ARTA SEJATI. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pajak penghasilan badan sebelum adanya perencanaan pajak sebesar Rp 882.900.500 dan setelah adanya perencanaan pajak sebesar Rp 754.650.500 maka PPh badan terutang dapat diminimalkan sebesar Rp 128.250.000 .
(22)
68 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan untuk melaksanakan perencanaan pajak yang lebih baik, yaitu:
1. Dalam rangka menghemat pajak sebaiknya dilakukan konsultasi dengan konsultan pajak atau instansi pajak lainnya sehingga dapat ditetapkan jenis-jenis penghematan pajak yang dapat dilakukan perusahaan sesuai dengan kondisi dan perkembangan perusahaan. 2. Perusahaan dapat menghemat pajak dengan melakukan pembayaran
pajak dengan cara angsuran dimana dengan angsuran maka kas keluar menjadi lebih sedikit, sehingga kas dapat dialokasikan terlebih dulu untuk kegiatan lain yang mendatangkan keuntungan.
3. Dalam meyusun pajak sebaiknya perusahaan tetap memperhatikan kesejahteraan para karyawannya, karena karyawan merupakan asset utama dalam mendukung operasi perusahaan.
(23)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mardiasmo. 2002. Perpajakan Edisi Revisi, Andi. Yogyakarta.
Suandy Early. 2001. Perencanaan Pajak , Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Undang-Undang Perpajakan Republik Indonesia Nomor : 16, 17, 18 Tahun 2000.
Zain, Moh. 2003. Manajemen Pajak, Salemba Empat. Jakarta.
R Santoso Brotodihardjo, SH., Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung,
1995
Soemitro, Rochmat, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, PT Eresco,
Bandung ,1992
Tjahyono, Achmad dan Muhammad Fakhri Husein, SE, Perpajakan, Akademi
Manajemen PerusahaanYKPN,1997
Undang-undang Pajak tahun 2000, edisi pertama, Jakarta, Salemba Empat, 2001
Waluyo Wirawan, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, 2003
Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, Perpajakan Indonesia, edisi pertama, Jakarta,
Salemba Empat, 2002
(1)
6 Universitas Kristen Maranatha Perencanaan pajak meliputi hal-hal bagaimana agar pajak yang harus dibayar serendah mungkin dengan memaksimalkan biaya-biaya yang menurut pajak dapat dikurangkan, dan memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan dari pengenaan pajak. Sasaran melakukan perencanaan pajak untuk meminimalkan beban pajak yang masih harus dibayar, contohnya adalah:
1. Mengambil keuntungan dari berbagai pilihan bentuk badan hukum yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan jenis usaha. Bentuk usaha perorangan, firma, dan kongsi adalah bentuk yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan perseroan terbatas.
2. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari berbagai pengecualian, potongan atau pengurangan atas penghasilan kena pajak yang diperbolehkan oleh undang-undang.
3. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha sehingga diatur mengenai penggunaan tarif pajak yang paling menguntungkan antara masing-masing badan usaha.
4. Pemilihan metode penilaian persediaan, ada dua metode penilaian persediaan yang diizinkan oleh peraturan perpajakan, yaitu metode rata-rata dan metode FIFO. Dalam kondisi perekonomian yang cenderung mengalami inflasi, metode rata-rata (average) akan menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih tinggi dibanding dengan metode FIFO.
5. Melalui pemilihan metode penyusutan yang diperbolehkan peraturan perpajakan yang berlaku.
(2)
7 Universitas Kristen Maranatha 6. Menghindari dari pengenaan pajak dengan cara mengarahkan pada
transaksi yang bukan objek pajak.
7. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan, untuk itu wajib pajak harus jeli untuk memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang dapat dikreditkan.
8. Penundaaan pembayaran kewajiban pajak yang dilakukan dengan cara melakukan pembayaran pada saat mendekati tanggal jatuh tempo.
9. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang berlaku dengan cara menguasai peraturan perpajakan yang berlaku.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha untuk mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis fakta sehingga diperoleh suatu gambaran yang cukup jelas, mengenai objek yang diteliti yang kemudian diolah menjadi suatu data untuk dianalisis sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan.
Penulis di sini menyusun laporan penelitian kualitatif karena penulis tidak menggunakan data statistik dan hasil penelitian kualitatif hanya dapat berlaku pada situasi dan keadaan yang sesuai dengan situasi dan keadaan dimana penelitian yang serupa dilakukan.
Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari pengumpulan data,
(3)
8 Universitas Kristen Maranatha pengembangan instrumen, penetapan variable penelitian, analisa data, dan pengujian hipotesis.
Tehnik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam meperoleh data sebagai berikut :
1. Penelitian lapangan (field research)
Penelitian langsung pada perusahaan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam peninjauan ini, penulis melakukan kegiatan observasi, wawancara dan pengumpulan tertulis seperti dokumen dan cacatan lainnya yang diperlukan sebagai bahan bukti pendukung dan penganalisaan dalam melakukan penelitian.
2. Penelitian kepustakaan (literature research)
Penelitian dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku referensi, majalah, berita pajak, dan catatan-catatan kuliah sebagai landasan teoritis, bahan kajian dan pembanding.
1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di sebuah perusahaan perkebunan, yang berlokasi di kota Palangkaraya (Kalimantan Tengah) pada April 2008 - sampai selesai.
(4)
67 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian di PT. RIMBA KARYA ARTA SEJATI, dan melalui pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. RIMBA KARYA ARTA SEJATI sudah melaksanakan perencanaan pajak dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan secara maksimal pengurangan-pengurangan yang diperkenankan oleh peraturan perpajakan. Pengurangan yang dilakukan oleh PT. RIMBA KARYA ARTA SEJATI adalah dengan mengalihkan pemberian dalam bentuk natura ke bentuk tunjangan-tunjangan yang dapat dikurangkan sebagai biaya.
2. Perencanaan pajak sangat berperan pada jumlah pajak penghasilan PT. RIMBA KARYA ARTA SEJATI. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pajak penghasilan badan sebelum adanya perencanaan pajak sebesar Rp 882.900.500 dan setelah adanya perencanaan pajak sebesar Rp 754.650.500 maka PPh badan terutang dapat diminimalkan sebesar Rp 128.250.000 .
(5)
68 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan untuk melaksanakan perencanaan pajak yang lebih baik, yaitu:
1. Dalam rangka menghemat pajak sebaiknya dilakukan konsultasi dengan konsultan pajak atau instansi pajak lainnya sehingga dapat ditetapkan jenis-jenis penghematan pajak yang dapat dilakukan perusahaan sesuai dengan kondisi dan perkembangan perusahaan. 2. Perusahaan dapat menghemat pajak dengan melakukan pembayaran
pajak dengan cara angsuran dimana dengan angsuran maka kas keluar menjadi lebih sedikit, sehingga kas dapat dialokasikan terlebih dulu untuk kegiatan lain yang mendatangkan keuntungan.
3. Dalam meyusun pajak sebaiknya perusahaan tetap memperhatikan kesejahteraan para karyawannya, karena karyawan merupakan asset utama dalam mendukung operasi perusahaan.
(6)
Universitas Kristen Maranatha