Analisis Pengaruh Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Quality, Brand Prestige, dan Brand Purchase Likelihood Studi Kasus terhadap Merek Coca Cola.
ABSTRAK
Merek-merek global disukai oleh konsumen di banyak negara, bahkan tak jarang dijumpai merek global jauh lebih superior dibandingkan merek lokal yang sudah lama dominan lebih dulu di suatu negara. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap mengapa sebagian konsumen lebih menyukai merek global dibandingkan merek lokal menjadi krusial. Hal ini menyebabkan penulis mengambil tema mengenai Perceived Brand Globalness. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui riset yang dilakukan Steenkamp, Batra, Alden (2002) di konsumen Amerika Serikat dan Korea Selatan yang menemukan bahwa Preceived Brand Globalness (PBG) berhubungan positif dengan Perceived Brand Quality dan Brand Prestige, serta Brand Purchase Likelihood juga sama hasilnya dengan konsumen di Indonesia.
Coca Cola adalah merek global yang lebih tinggi PBG-nya dibanding merek lain (seperti Philips). Oleh karena itu, penulis memakai produk Coca Cola sebagai objek penelitian dalam penelitian ini. Kita akan lebih dapat mengerti dan memahaminya setelah melakukan analisis.
Untuk mengukur dan menganalisa hubungan antara variabel-variabel diatas, penulis menyebarkan kuesioner kepada 115 responden yang pernah mengkonsumsi Coca Cola dan kuesioner tersebut disebarkan dilingkungan Universitas Kristen Maranatha saja. Dalam penelitian ini metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala likert. Kemudian dari hasil tanggapan responden dihitung dengan mengunakan metode regresi sederhana dengan menggunakan SPSS 11,5.
Hasil penelitian menjukkan bahwa Perceived Brand Globalness mempunyai hubungan yang positif dengan Perceived Brand Quality, Brand Prestige, dan Brand Purchase Likelihood. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan dengan metode regresi sederhana yang menunjukkan bahwa Perceived Brand Globalness mempengaruhi Perceived Brand Quality, Brand Prestige, dan Brand Purchase Likelihood sebesar 16.9 % dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000, sedangkan sisanya 83.1 % dipengaruhi oleh faktor lain. Ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti antara Perceived Brand Globalness dengan Perceived Brand Quality, Brand Prestige, dan Brand Purchase Likelihood. Kata kunci: Perceived Brand Globalness, Perceived Brand Quality, Brand Prestige, dan Brand Purchase Likelihood.
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 5
1.3Tujuan Penelitian ... 5
1.4Kontribusi Penelitian...6
1.5Asumsi dan Batasan Penelitian ... 7
1.6Kerangka Pemikiran...7
1.7Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran ... 11
2.2 Bauran Pemasaran ... 13
2.3 Produk ... 15
2.4 Hirarki Produk ... 16
2.5. Merek………...……….18
2.6. Brand Equity...20
(3)
2.8 Perceived Brand Globalness...24
2.9 Perceived Brand Quality...24
2.10 Perceived Brand Prestige...25
2.11 Perceived Brand Purchase Likelihood...26
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ...28
3.2. Metodologi Penelitian...28
3.2.1. Desain Penelitian...28
3.2.2. Pengukuran dan Operasionalisasi Variabel...29
3.2.3. Populasi dan Sampel...32
3.2.3.1. Metode Pengambilan Sampel...32
3.2.3.2. Jumlah Sampel...32
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data...33
3.2.5. Validitas dan Reliabilitas...35
3.2.5.1. Uji Validitas...35
3.2.5.2. Uji Reliabilitas...36
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden...38
4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...38
4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...40
4.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran per Bulan...41
(4)
4.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah / Tidaknya
Mengkonsumsi Coca Cola...41
4.2. Tanggapan Responden Mengenai Perceived Brand Globalness, Perceived Brand Quality, Brand Prestige, Brand Purchase Likelihood...42.
4.2.1. Tanggapan Responden Perceived Brand Globalness...42
4.2.2. Tanggapan Responden Perceived Brand Quality...45
4.2.3. Tanggapan Responden Brand Prestige...46
4.2.4.Tanggapan Responden Brand Purchase Likelihood...47
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis……….49
4.3.1 Hipotesis 1...50
4.3.2 Hipotesis 2...52
4.3.3 Hipotesis 3...54
4.3.4 Hipotesis 4...55
4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...58
4.1.1. Hasil Pengujian Validitas…...58
4.1.2. Hasil Pengujian Reliabilitas………...60
4.5. Analisa Akhir ………...………..61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...62
5.2. Saran...64 DAFTAR PUSTAKA
(5)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Operasional Variabel ( Variabel Independent & dependent )
... 3 2
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
... .3 9
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...40
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran
Per Bulan...41 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Penah/Tidaknya Mengkonsumsi
Coca Cola……….42
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Perceived Brand Globalness...43 Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Perceived Brand Quality
…...45
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Perceived Brand Prestige...47
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Perceived Brand Purchase
Likelihood...48 Tabel 4.9 Model Coefficients Perceived Brand Globalness terhadap
(6)
Perceived Brand Quality...50
Tabel 4.10 Model Summary Coefficients Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Quality...51
Tabel 4.11 Model Coefficients Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Prestige...52
Tabel 4.12 Model Summary Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Prestige...53
Tabel 4.13 Model Coefficients Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Purchase Likelihood...54
Tabel 4.14 Model Summary Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Purchase Likelihood. ...55
Tabel 4.15 Model Coefficients Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Quality, Brand Prestige, Brand Purchase Likelihood...56
Tabel 4.16 Model Summary Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Quality, Brand Prestige, Brand Purchase Likelihood...57
Tabel 4.17 Uji validitas awal………...58
Tabel 4.18 Uji validitas akhir………..59
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 9 Gambar 2.1 Perceived Brand Globalness ... 28
(8)
1 BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan secara terus-menerus. Perkembangan teknologi dan ekonomi yang pesat menyebabkan persaingan yang ketat antara perusahaan-perusahaan yang ada. Hal ini juga mempengaruhi pasar dan praktisi dari pasar itu sendiri. Sebagian besar perusahaan menjaring pasarnya tidak hanya melalui produk yang diproduksi, melainkan dengan membangun citra merek yang baik di mata masyarakatnya..
Setiap produk mempunyai atribut dan merek yang serta karakteristik yang berbeda-beda. Kotler (1997) menjelaskan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang maupun sekelompok penjual dan untuk membedakannya dengan produk pesaing lain. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kualitas. Tetapi merek lebih dari sekedar simbol. Hubungan produk dan merek sangat erat, karena saling bisa mempengaruhi satu dengan lainnya.
Identitas brand merupakan panduan yang khusus dari positioning dan kepribadian yang memberikan suatu produk atau jasa yang berkarakter unique di benak konsumen. Pada kenyataannya, di pasar semua produk mempunyai identitas
(9)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
merek yang berbeda. Dari keperbedaan itu secara langsung maupun tidak langsung posisi mereka saling mengancam dan menyerang satu sama lainnya. Kotler (2004:13) berpendapat bahwa merek adalah tawaran dari suatu sumber yang sudah dikenal. Di kemukakan juga oleh Aaker (1997:9) bahwa suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen mengenai sumber produk tertentu, dan melindungi konsumen maupun produsen dari kompetitor yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik.
Memang harus diakui membangun sebuah brand image dan selalu menjaga image itu selalu baik tidaklah mudah karena diperlukan upaya mempengaruhi persepsi masyarakat akan suatu produk tertentu. Konsep mengenai persepsi dalam brand image sangat penting untuk mengupayakan pemasaran yang produktif. Kotler & Armstrong (2001) mengatakan bahwa persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Sedangkan Staton (1985:185) mengatakan bahwa persepsi dapat didefinisikan sebagai makna apa yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui kelima indera.
Jadi berhasil tidaknya suatu merek dalam melaksanakan fungsinya, sangat bergantung kepada persepsi konsumen terhadap merek tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus menciptakan merek yang menarik sesuai dengan keinginan konsumen serta menggambarkan karakteristik produk, sehingga konsumen memiliki persepsi yang positif terhadap merek tersebut
(10)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
Suatu perusahaan yang sudah berkembang pesat di negaranya, pasti ingin memperluas pasarnya dengan menjadikan produk dan mereknya menjadi global. Kasus untuk berbagai produk dan usaha pemasaran global telah ditentang oleh beberapa pemikir manajemen terkemuka termasuk Theodore Levitt dari Harvard, dan Kenichi Ohmae dari McKinsey Jepang. Mereka menyatakan bahwa aneka rasa dan gaya di seluruh dunia sedang menjadi homogen. Hal ini disebabkan oleh televisi, meningkatnya perjalanan antar negara, dan meluasnya pengaruh. Akibatnya, sebuah produk dan daya pikat yang efektif dalam satu wilayah mungkin efektif juga di wilayah lain. Di samping itu, semua wilayah menginginkan kualitas yang terbaik dan komponen yang paling canggih. Karena itu, perlu untuk menyediakan desain produk yang paling baik dan asosiasi-asosiasi penyerta di seluruh dunia.
Argumentasi utama bagi sebuah produk global adalah bahwa dengan volume untuk konsumsi seluruh dunia akan menghasilkan skala ekonomi (economic of scale). Sebuah merek global bisa mempunyai keuntungan besar dalam mendapatkan kesadaran merek jika para pelanggan melakukan perjalanan antar negara. Kehadiran periklanan dan distribusi bisa memberi dampak pada para pelancong antar negara. Di Eropa dan tempat-tempat lain dimana terjadi arus perjalanan antar negara yang besar-besaran, penampakan ini bisa menjadi penting bagi sebuah merek.
Salah satu persepsi yang biasa terjadi adalah anggapan bahwa globalisasi merupakan proposisi “semua atau tidak sama sekali”. Kenyataannya, globalisasi bisa melibatkan sebagian elemen merek tersebut (nama, simbol, slogan, kesan kualitas atau asosiasi-asosiasinya) dengan kata lain, tidak perlu mengglobalkan semua elemen
(11)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
itu. Bahkan Coca Cola mendapati bahwa ia semestinya tidak menggunakan Diet Coke di banyak negara Eropa karena restriksi lokal terhadap penggunaan kata “diet” dan karena kata itu mengandung konotasi pengobatan bagi beberapa pasar. Sebagai gantinya, minuman itu disebut Coca Cola Lighter di Eropa. Karena itu Coca Cola bisa jadi contoh paling baik dari upaya penciptaan merek global (tidak menggunakan sebuah merek global untuk sebuah produknya yang utama).
Dalam suatu riset yang dilakukan terhadap konsumen di Amerika Serikat dan Korea Selatan, Steenkamp, Batra, Alden (2002) menemukan bahwa Perceived Brand Globalness berhubungan positif terhadap Perceived Brand Quality dan Brand Prestige, serta Brand Purchase Likelihood.
Perceived Brand Quality mengacu pada kualitas dari produk yang bersangkutan. Kualitas suatu produk hendaknya diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan konsumen akan dapat melakukan pembelian ulang jika merasa produk tersebut bagus untuk di konsumsi. Brand prestige mengacu dari gengsi dengan memakai merek yang bersangkutan. Maksudnya, jika konsumen mengkonsumsi merek tersebut, adakah kebanggaan tersendiri atau gengsi yang dirasakan konsumen. Sedangkan yang terakhir adalah Brand Purchase Likelihood yang mengacu kepada ketersediaan konsumen untuk membeli produk tersebut. Karena akan percuma saja jika konsumen suka dengan produk kita namun tidak bersedia mengkonsumsinya.
Karena begitu pentingnya merek global di era globalisasi ini, kita perlu menganalisis dengan jelas merek global tersebut. Dengan adanya jurnal yang dilakukan terhadap konsumen di Amerika Serikat dan Korea Selatan, dimana
(12)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
Steenkamp, Batra, Alden (2002) menemukan bahwa Perceived Brand Globalness berhubungan positif terhadap Perceived Brand Quality dan Brand Prestige, serta Brand Purchase Likelihood. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian di Indonesia yang disusun dalam skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Perceived
Brand Globalness Terhadap Perceived Brand Quality, Brand Prestige, dan Brand Purchase Likehood”. Studi Kasus Terhadap Merek Coca Cola.
1.2. Identifikasi Masalah
Mengingat pentingnya suatu merek global terhadap persepsi konsumen, maka diidentifikasi beberapa masalah,yaitu:
1. Apakah Perceived Brand Globalness berpengaruh dengan Perceived Brand Quality?
2. Apakah Perceived Brand Globalness berpengaruh dengan Perceived Brand Prestige?
3. Apakah Perceived Brand Globalness berpengaruh dengan Perceived Brand Purchase Likelihood?
4. Apakah Perceived Brand Globalness berpengaruh dengan Perceived Brand Quality, Brand Prestige, Brand Purchase Likelihood?
(13)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
1.3. Tujuan penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah Perceived Brand Globalness berpengaruh dengan Perceived Brand Quality.
2. Untuk mengetahui apakah Perceived Brand Globalness berpengaruh dengan Perceived Brand Prestige.
3. Untuk mengetahui apakah Perceived Brand Globalness berpengaruh dengan Perceived Brand Purchase Likelihood.
4. Untuk mengetahui apakah Perceived Brand Globalness berpengaruh dengan Perceived Brand Quality, Brand Prestige, Brand Purchase Likelihood.
1.4. Kontribusi penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
1. Penulis
Untuk menambah wawasan berpikir dan mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari selama kuliah, yang dikaitkan dengan masalah yang diteliti. Selain itu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengadakan penelitian pemasaran (marketing research) untuk memahami peran penelitian pemasaran dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan pemasaran.
(14)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mempertahankan atau meningkatkan brand globalness, serta menerapkan strategi pemasaran untuk mempertahankan konsumen.
3. Pihak universitas
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi referensi yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak- pihak yang membutuhkan terutama yang tertarik masalah brand globalness.
4. Pihak- pihak lain
Rekan-rekan mahasiswa, khususnya bagi mereka yang membutuhkan dan berkepentingan dengan penelitian ini.
1.5. Asumsi dan Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membatasi objek penelitian yang akan dibahas sebagai Perceived Brand Globalness yaitu dengan menggunakan merek Coca Cola. Kuesioner juga akan dibagikan hanya di lingkungan Universitas Kristen Maranatha saja yang pernah mengkonsumsi Coca Cola.
1.6. Kerangka Pemikiran
Persaingan antar perusahaan di dunia bisnis kian menajam. Di dalam dunia pemasaran, para pesaing mempunyai strategi dan cara tertentu dalam menjaring konsumen mereka. Citra merek yang baik harus selalu dijaga, karena dengan citra merek yang baik akan mendorong pembelian ulang, dan dapat mempertahankan
(15)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
pelanggan lama. Selain itu dengan adanya merek, kita bisa terhindar dari pesaing kita yang produknya identik dengan produk kita.
Dengan menjadi merek global, kita bisa memperluas pasar kita sampai ke luar negeri. Kemudian dengan adanya distribusi dan promosi yang kuat , dapat membuat merek tersebut dikenal baik oleh masyarakat dunia. Salah satu contoh merek global yang baik adalah Coca Cola. Coca Cola dikenal baik oleh negara- negara di dunia. Diantaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, india, Amerika Serikat, Meksiko dan lain sebagainya.
Dalam risetnya terhadap konsumen di Amerika Serikat dan Korea Selatan, Steenkamp, Batra, Alden (2002) menemukan bahwa Perceived Brand Globalness berhubungan positif terhadap Perceived Brand Quality dan Brand Prestige, serta Brand Purchase Likelihood. (Hal ini akan samakah dengan merek global di Indonesia?). Untuk mengetahui hal itu, saya mengambil judul “Analisis Pengaruh
Perceived Brand Globalness Terhadap Perceived Brand Quality, Brand Prestige, dan Brand Purchase Likehood”. Studi Kasus Terhadap Merek Coca Cola.
(16)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
G a m b a r 1.1 Ske ma Pe m ikira n
Me re k
Me re k g lo b a l
p ric e p ro d uc t p la c e p ro mo tio n
Ma rke ting
Ma rke ting Mix
Pe rc e ive d Bra nd Glo b a lne ss
Bra nd Pre stig e
Bra nd Purc ha se Like ho o d
(17)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
1.7. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran dan inti pembahasan dari setiap bab dalam penelitian yang bersangkutan, berikut akan dilakukan penyusunan secara sistematis, yaitu: BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian.
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjabarkan semua prosedur dan instrumen dalam penelitian, diantaranya: desain penelitian, pengukuran dan operasionalisasi variabel, populasi dan sampel, kriteria pemilihan sampel, metode pengambilan sampel, jumlah sampel, teknik pengumpulan data, validitas dan reabilitas.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi sorotan objektif peneliti terhadap hasil- hasil penelitiannya. Selain itu juga membahas mengenai data, hasil pengolahan data, hasil pengujian hipotesis dan temuan penelitian.
(18)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, implikasi pemasaran, keterbatasan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
(19)
62
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN________________________________
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu hubungan Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Quality, Brand Prestige, dan Brand Purchase Likelihood, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Quality.
Hal ini ditunjukkan oleh konsumen yang mempunyai persepsimerek global akan mempunyai pendapat bahwa produk tersebut mempunyai kualitas yang tinggi pula. Contoh: di benak konsumen Coca Cola mempunyai persepsi merek global dalam pemasarannya, konsumen akan berpendapat bahwa Coca Cola mempunyai kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya seperti Cola-Cola.
Dilihat dari pembahasan pada bab IV, maka dapat diketahui bahwa responden lebuh banyak menjawab setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Quality.
2. Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Prestige.
(20)
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN________________________________
Hal ini dapat ditunjukkan oleh konsumen yang mempunyai persepsi merek global akan mempunyai gengsi dalam mengkonsumsi produk tersebut. Contoh: konsumen akan merasakan gengsi dengan mengkonsumsi Coca Cola dibanding merek Cola-Cola.
Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Prestige.
3. Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Purchase Likelihood..
Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab Setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Purchase Likelihood.
4. Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Quality, Perceived Brand Prestige, dan Perceived Brand Purchase Likelihood.
Berdasarkan penelitian dan analisis yang kita lakukan sebalumnya, kitadapat disimpulkan bahwa Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan
(21)
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN________________________________
hubungan yang positif dengan Perceived Brand Quality, Perceived Brand Prestige, dan Perceived Brand Purchase Likelihood. .
5.2. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai hal ini, penulis memberikan saran jika ada pihak yang tertarik mengenai topik ini juga, hendaknya dapat memperdalam lagi tentang Perceived Brand Globalness dengan mengaitkan Consumer Ethnocentrism, Brand Local Icon Value, Brand Familiarity, Country of Origin Perceptions, serta dikaitkan juga dengan Perceived Brand Quality, Brand Prestige, Brand Purchase Likelihood.
(22)
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Ang, Leong, dan Tan, 2000, “Manajemen Pemasaran”, Edisi Bahasa Indonesia, terjemahan Fandy Tjiptono.
Kotler, P., dan G. Armstrong. (2004). 10th edition. Principles of Marketing Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip, 2005, “Manajemen Pemasaran”, Edisi Milenium, Jilid Kesatu, PT. Prenhalindo, Jakarta.
Kotler, Philip, 2005, “Manajemen Pemasaran”, Edisi Milenium, Jilid Kedua, PT. Prenhalindo, Jakarta
Kotler, Armstrong, 2001, “Prinsip – Prinsip Pemasaran“, Edisi ke-8, Terjemahan Damos Sihombing, MBA, Erlangga, Jakarta.
Lamb, Hair, Mc.Daniel (2001). Pemasaran, Jilid 2, Jakarta: Salemba 4.
Lupiyoadi, Rambat (2001). Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, edisi pertama, Jakarta: Salemba Empat
Sekaran, U. (2003), Research Method for Bussiness A Skill- Building Approach, 4th ed., New York: John Wiley and Sons,Inc.
Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survei, LP3ES, 1989.
Stanton, Etzel, and Walker, (2001), “Marketing“, 12th edition, Mc Graw-Hill, New York.
Stanton, W.J. (1994). Edisi 7,jilid 1.PrinsipManajemen. Penerbit Erlangga. Sugiyono,2004, “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung.
(23)
Tjiptono, Fandy. (1997). Edisi 2. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tjiptono, Fandy (2000). Manajemen Pemasaran Peespektif Asia, edisi satu, Yogyakarta: Andi.
(1)
BAB I – PENDAHULUAN_________________________________________
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, implikasi pemasaran, keterbatasan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
(2)
62 BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN________________________________
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu hubungan Perceived Brand Globalness terhadap Perceived Brand Quality, Brand Prestige, dan Brand Purchase Likelihood, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Quality.
Hal ini ditunjukkan oleh konsumen yang mempunyai persepsimerek global akan mempunyai pendapat bahwa produk tersebut mempunyai kualitas yang tinggi pula. Contoh: di benak konsumen Coca Cola mempunyai persepsi merek global dalam pemasarannya, konsumen akan berpendapat bahwa Coca Cola mempunyai kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya seperti Cola-Cola.
Dilihat dari pembahasan pada bab IV, maka dapat diketahui bahwa responden lebuh banyak menjawab setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Quality.
2. Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Prestige.
(3)
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN________________________________
Hal ini dapat ditunjukkan oleh konsumen yang mempunyai persepsi merek global akan mempunyai gengsi dalam mengkonsumsi produk tersebut. Contoh: konsumen akan merasakan gengsi dengan mengkonsumsi Coca Cola dibanding merek Cola-Cola.
Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Prestige.
3. Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Purchase Likelihood..
Dilihat dari pembahasan pada bab IV maka, dapat diketahui bahwa responden lebih banyak menjawab Setuju, sehingga dapat disimpulkan bahwa Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Purchase Likelihood.
4. Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan hubungan yang positif dengan Perceived Brand Quality, Perceived Brand Prestige, dan Perceived Brand Purchase Likelihood.
Berdasarkan penelitian dan analisis yang kita lakukan sebalumnya, kitadapat disimpulkan bahwa Perceived Brand Globalness mempunyai pengaruh dan
(4)
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN________________________________
hubungan yang positif dengan Perceived Brand Quality, Perceived Brand Prestige, dan Perceived Brand Purchase Likelihood. .
5.2. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai hal ini, penulis memberikan saran jika ada pihak yang tertarik mengenai topik ini juga, hendaknya dapat memperdalam lagi tentang Perceived Brand Globalness dengan mengaitkan Consumer Ethnocentrism, Brand Local Icon Value, Brand Familiarity, Country of Origin Perceptions, serta dikaitkan juga dengan Perceived Brand Quality, Brand Prestige, Brand Purchase Likelihood.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Ang, Leong, dan Tan, 2000, “Manajemen Pemasaran”, Edisi Bahasa Indonesia, terjemahan Fandy Tjiptono.
Kotler, P., dan G. Armstrong. (2004). 10th edition. Principles of Marketing Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip, 2005, “Manajemen Pemasaran”, Edisi Milenium, Jilid Kesatu, PT. Prenhalindo, Jakarta.
Kotler, Philip, 2005, “Manajemen Pemasaran”, Edisi Milenium, Jilid Kedua, PT. Prenhalindo, Jakarta
Kotler, Armstrong, 2001, “Prinsip – Prinsip Pemasaran“, Edisi ke-8, Terjemahan Damos Sihombing, MBA, Erlangga, Jakarta.
Lamb, Hair, Mc.Daniel (2001). Pemasaran, Jilid 2, Jakarta: Salemba 4.
Lupiyoadi, Rambat (2001). Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, edisi pertama, Jakarta: Salemba Empat
Sekaran, U. (2003), Research Method for Bussiness A Skill- Building Approach, 4th ed., New York: John Wiley and Sons,Inc.
Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survei, LP3ES, 1989.
Stanton, Etzel, and Walker, (2001), “Marketing“, 12th edition, Mc Graw-Hill, New York.
Stanton, W.J. (1994). Edisi 7,jilid 1.PrinsipManajemen. Penerbit Erlangga. Sugiyono,2004, “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung.
(6)
Tjiptono, Fandy. (1997). Edisi 2. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tjiptono, Fandy (2000). Manajemen Pemasaran Peespektif Asia, edisi satu, Yogyakarta: Andi.