PEMANFAATAN SITUS INTERNET DAN MEDIA SOSIAL DALAM MENAMPILKAN KINERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA 112613780238. 112613780238
PEMBELAJARAN PELAKSANAAN
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
OSWAR MUNGKASA
PELATIHAN PEMANFAATAN SITUS INTERNET DAN MEDIA SOSIAL
DALAM MENAMPILKAN KINERJA DAN ANGGARAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA
BOGOR, 7 MEI 2013
PROGRAM DUKUNGAN PENGEMBANGAN
SITUS KEMENTERIAN DAN LEMBAGA PUBLIK
UNTUK PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
DAN TRANSPARANSI ANGGARAN (IMAGES)
Kisi-Kisi Presentasi
• Fakta
• Pentingnya Data
• Hambatan
• Tantangan
2
Fakta
• PPID yang dibentuk di tingkat kementerian/Lembaga baru mencapai
42%, Provinsi 54% , dan tingkat
Kota/Kab. 22%. Total 29% (2013).
Pelaksanaan
Keterbukaan
Informasi Publik
Belum Optimal
• Uji petik sebagai pengguna pada 1
(satu) kementerian permintaan
data ke email, sms, telepon bahkan
datang langsung tidak mendapat
tanggapan. Padahal PPID sudah
terbentuk.
3
Fakta
Pelaksanaan
Keterbukaan
Informasi Publik
Belum Optimal
• Pengalaman sebagai pengelola
data menunjukkan masih
sulitnya mengumpulkan data,
komitmen pimpinan belum
jelas, belum menjadi prioritas,
belum tersedianya SOP, belum
menjadi bagian penilaian
kinerja
4
Fakta
Pelaksanaan
Keterbukaan
Informasi Publik
Belum Optimal
• Situs Kementerian/Lembaga
masih banyak yang benarbenar ‘situs’. Cirinya: setelah
diluncurkan lalu tidak/jarang
diperbaharui; terkesan ‘kumuh’;
sulit diakses.
5
Padahal…
Data dan
Informasi (DI)
demikian
pentingnya
Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia PBB Bab 19 tentang hak
manusia yang paling dasar
menyatakan bahwa:
Setiap orang mempunyai hak atas
kebebasan mengemukakan pendapat
dan gagasan; hak ini mencakup hak
untuk memegang pendapat tanpa
campur tangan, dan mencari,
menerima dan menyebarkan
informasi dan gagasan melalui media
apapun tanpa mempertimbangkan
garis batas negara
6
Padahal…
Pasal 28 F UUD 1945:
Data dan
Informasi (DI)
demikian
pentingnya
Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya,
serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia
7
Padahal…
Ada sanksinya Pasal 52 UU 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik:
Data dan
Informasi (DI)
demikian
pentingnya
Badan publik yang dengan sengaja
tidak menyediakan, tidak
memberikan, dan/atau tidak
menerbitkan informasi publik……… ,
dan mengakibatkan kerugian bagi
orang lain dikenakan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak
Rp.5 juta.
8
Padahal…
• input bagi proses
perencanaan, termasuk
pemantauan dan evaluasi.
Data dan
Informasi (DI)
demikian
pentingnya
• bagian dari
pertanggungjawaban publik
transparansi, akuntabilitas.
• input bagi terbentuknya
pengetahuan
9
Jika mau…
Berbagi
Data dan
Informasi (DI)
Berdampak
besar
• mencegah timbulnya
penyalahgunaan
kekuasaan
• meningkatkan kinerja
individu, lingkungan
kerja, dan masyarakat
• memperbanyak pahala
10
Hambatan
•
Psikologis/Cara
Pandang
kekurangpahaman berujung
kurangnya komitmen
• sikap tidak mau ber-bagi
data dianggap sebagai milik
pribadi
• keterbukaan identik dengan
membuka kesalahan
ancaman
• dimaknai sekedar
komputerisasi data
11
Hambatan
• proses bertumpu pada regulasi –
UU, PP, Permen regulasi ada
semua pasti beres
Birokrasi
• masih dianggap pekerjaan
tambahan bukan bagian dari
penilaian kinerja belum
menjadi prioritas
12
Hambatan
• belum terinternalisasi dalam
pekerjaan
kegiatan institusi
bersifat adhoc (PPID vs struktural)
Birokrasi
• masih dilakukan secara normatif
tanpa adanya komitmen
lemahnya budaya
pendokumentasian informasi
layanan ala kadarnya
13
Tantangan (Agenda)
• menjadikan para pelaku (bagian humas)
memahami filosofi dari Keterbukaan
Informasi Publik ‘berbagi informasi’
menyatu dalam keseharian
• mendorong terjadinya internalisasi
Keterbukaan Informasi Publik kedalam
proses birokrasi institusi ditangani secara
struktural, tersedia SOP, indikator kinerja
14
Tantangan
• memantau dan mengevaluasi
Keterbukaan Informasi Publik secara
berkala
• meningkatkan kemampuan para pelaku
• membentuk forum Pemangku
Kepentingan Keterbukaan Informasi
Publik
15
Tantangan (kehumasan)
• Menjadi ‘communication facilitator’ tidak
sekedar menyampaikan, tetapi juga
berkomunikasi-membelajarkan masyarakat
• Sehingga ‘bagian kehumasan’ sebaiknya (i)
menguasai masalah, (ii) punya kredibilitas, (iii)
inisiatif-aktif-kreatif-cepat tanggap, (iv)
berjejaring.
16
LAMPIRAN
Sumber: Indriyatno Banyumurti
PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK
Pengumpulan
Informasi
• Mengenali tupoksi dan mendata kegiatan
SKPD
• Pencatatan informasi yang dihasilkan
• Kategorisasi jenis informasi dan dokumen
Klasifikasi
Informasi
• Wajib disediakan dan diumumkan secara berkala
• Wajib diumumkan secara serta merta
• Wajib tersedia setiap saat
• Dikecualikan
Dokumentasi
Informasi
Pelayanan
Informasi
• Deskripsi
• Verifikasi
• Otentifikasi
• Kodefikasi
• Penataan dan Penyimpanan
• Pengumuman
• Situs
19
Sumber: Indriyatno Banyumurti
Terima kasih
Kontak:
• E-mail sandi.putra61@gmail.com
• Perpustakaan on-line:
pittsburgh.academia.edu/oswarmungkasa
www.scribd.com/oswarmungkasa
www.slideshare.net/oswarmungkasa
• Tlp genggam 0815 130 232 44
21
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
OSWAR MUNGKASA
PELATIHAN PEMANFAATAN SITUS INTERNET DAN MEDIA SOSIAL
DALAM MENAMPILKAN KINERJA DAN ANGGARAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA
BOGOR, 7 MEI 2013
PROGRAM DUKUNGAN PENGEMBANGAN
SITUS KEMENTERIAN DAN LEMBAGA PUBLIK
UNTUK PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
DAN TRANSPARANSI ANGGARAN (IMAGES)
Kisi-Kisi Presentasi
• Fakta
• Pentingnya Data
• Hambatan
• Tantangan
2
Fakta
• PPID yang dibentuk di tingkat kementerian/Lembaga baru mencapai
42%, Provinsi 54% , dan tingkat
Kota/Kab. 22%. Total 29% (2013).
Pelaksanaan
Keterbukaan
Informasi Publik
Belum Optimal
• Uji petik sebagai pengguna pada 1
(satu) kementerian permintaan
data ke email, sms, telepon bahkan
datang langsung tidak mendapat
tanggapan. Padahal PPID sudah
terbentuk.
3
Fakta
Pelaksanaan
Keterbukaan
Informasi Publik
Belum Optimal
• Pengalaman sebagai pengelola
data menunjukkan masih
sulitnya mengumpulkan data,
komitmen pimpinan belum
jelas, belum menjadi prioritas,
belum tersedianya SOP, belum
menjadi bagian penilaian
kinerja
4
Fakta
Pelaksanaan
Keterbukaan
Informasi Publik
Belum Optimal
• Situs Kementerian/Lembaga
masih banyak yang benarbenar ‘situs’. Cirinya: setelah
diluncurkan lalu tidak/jarang
diperbaharui; terkesan ‘kumuh’;
sulit diakses.
5
Padahal…
Data dan
Informasi (DI)
demikian
pentingnya
Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia PBB Bab 19 tentang hak
manusia yang paling dasar
menyatakan bahwa:
Setiap orang mempunyai hak atas
kebebasan mengemukakan pendapat
dan gagasan; hak ini mencakup hak
untuk memegang pendapat tanpa
campur tangan, dan mencari,
menerima dan menyebarkan
informasi dan gagasan melalui media
apapun tanpa mempertimbangkan
garis batas negara
6
Padahal…
Pasal 28 F UUD 1945:
Data dan
Informasi (DI)
demikian
pentingnya
Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya,
serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia
7
Padahal…
Ada sanksinya Pasal 52 UU 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik:
Data dan
Informasi (DI)
demikian
pentingnya
Badan publik yang dengan sengaja
tidak menyediakan, tidak
memberikan, dan/atau tidak
menerbitkan informasi publik……… ,
dan mengakibatkan kerugian bagi
orang lain dikenakan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak
Rp.5 juta.
8
Padahal…
• input bagi proses
perencanaan, termasuk
pemantauan dan evaluasi.
Data dan
Informasi (DI)
demikian
pentingnya
• bagian dari
pertanggungjawaban publik
transparansi, akuntabilitas.
• input bagi terbentuknya
pengetahuan
9
Jika mau…
Berbagi
Data dan
Informasi (DI)
Berdampak
besar
• mencegah timbulnya
penyalahgunaan
kekuasaan
• meningkatkan kinerja
individu, lingkungan
kerja, dan masyarakat
• memperbanyak pahala
10
Hambatan
•
Psikologis/Cara
Pandang
kekurangpahaman berujung
kurangnya komitmen
• sikap tidak mau ber-bagi
data dianggap sebagai milik
pribadi
• keterbukaan identik dengan
membuka kesalahan
ancaman
• dimaknai sekedar
komputerisasi data
11
Hambatan
• proses bertumpu pada regulasi –
UU, PP, Permen regulasi ada
semua pasti beres
Birokrasi
• masih dianggap pekerjaan
tambahan bukan bagian dari
penilaian kinerja belum
menjadi prioritas
12
Hambatan
• belum terinternalisasi dalam
pekerjaan
kegiatan institusi
bersifat adhoc (PPID vs struktural)
Birokrasi
• masih dilakukan secara normatif
tanpa adanya komitmen
lemahnya budaya
pendokumentasian informasi
layanan ala kadarnya
13
Tantangan (Agenda)
• menjadikan para pelaku (bagian humas)
memahami filosofi dari Keterbukaan
Informasi Publik ‘berbagi informasi’
menyatu dalam keseharian
• mendorong terjadinya internalisasi
Keterbukaan Informasi Publik kedalam
proses birokrasi institusi ditangani secara
struktural, tersedia SOP, indikator kinerja
14
Tantangan
• memantau dan mengevaluasi
Keterbukaan Informasi Publik secara
berkala
• meningkatkan kemampuan para pelaku
• membentuk forum Pemangku
Kepentingan Keterbukaan Informasi
Publik
15
Tantangan (kehumasan)
• Menjadi ‘communication facilitator’ tidak
sekedar menyampaikan, tetapi juga
berkomunikasi-membelajarkan masyarakat
• Sehingga ‘bagian kehumasan’ sebaiknya (i)
menguasai masalah, (ii) punya kredibilitas, (iii)
inisiatif-aktif-kreatif-cepat tanggap, (iv)
berjejaring.
16
LAMPIRAN
Sumber: Indriyatno Banyumurti
PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK
Pengumpulan
Informasi
• Mengenali tupoksi dan mendata kegiatan
SKPD
• Pencatatan informasi yang dihasilkan
• Kategorisasi jenis informasi dan dokumen
Klasifikasi
Informasi
• Wajib disediakan dan diumumkan secara berkala
• Wajib diumumkan secara serta merta
• Wajib tersedia setiap saat
• Dikecualikan
Dokumentasi
Informasi
Pelayanan
Informasi
• Deskripsi
• Verifikasi
• Otentifikasi
• Kodefikasi
• Penataan dan Penyimpanan
• Pengumuman
• Situs
19
Sumber: Indriyatno Banyumurti
Terima kasih
Kontak:
• E-mail sandi.putra61@gmail.com
• Perpustakaan on-line:
pittsburgh.academia.edu/oswarmungkasa
www.scribd.com/oswarmungkasa
www.slideshare.net/oswarmungkasa
• Tlp genggam 0815 130 232 44
21