T2 922009103 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian sosial yang bertujuan untuk
mengetahui
dan
menganalisis
penerapan
prinsip-prinsip
University
Governance di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Bertolak dari permasalahan tersebut, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Melalui penelitian deskriptif
diharapkan dapat memperoleh pemahaman secara cermat terhadap gejalagejala dan fakta-fakta aktual terkait dengan penerapan prinsip-prinsip
University Governance di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sedangkan
pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran secara
lengkap baik lisan maupun tertulis mengenai penerapan prinsip-prinsip
University Governance di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif didasarkan pada
dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang
transformasi nilai-nilai kearifan lokal khususnya filosofi Tri Hita Karana
membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifanya kontekstual. Kedua,
pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji
dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat
dipisahkan dari latar alamiahnya, tanpa ada rekayasa serta pengaruh dari
luar.
3.2. Penentuan Nara Sumber
Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dengan
pengelolaan Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan kriteria: 1) memiliki
pemahaman
atas
penyelenggaraan
tata
kelola
Universitas
Mahasaraswati Denpasar, 2) terlibat langsung dan memiliki tanggung jawab
87
atas jalannya kegiatan di Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan 3)
memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan sesuai dengan jabatan
tertentu yang diemban dalam pelaksanaan tata kelola Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
Nara sumber yang termasuk dalam kategori stakeholder eksternal
berjumlah tiga orang yaitu: Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Ketua
Alumni Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan orang tua mahasiswa.
Sedangkan nara sumber yang termasuk dalam kategori stakeholder internal
berjumlah 19 orang terdiri dari: Wakil Ketua Yayasan Perguruan Rakyat
Saraswati, Rektor dan Wakil Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar,
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Hukum
Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati
Denpasar,
wakil
Mahasaraswati
Dosen
Denpasar,
yang
menjadi
Kepala
LPPM
Anggota
Senat
Universitas
Universitas
Mahasaraswati
Denpasar, Ketua Badan Penjaminan Mutu Universitas Mahasaraswati,
Pembina Tri Hita Karana Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan Ketua
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar. Total nara
sumber dalam penelitian ini berjumlah 22 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Data dan informasi terkait dengan penerapan prinsip-prinsip
University Governance kedalam tata kelola perguruan tinggi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi dan keadilan dikumpulkan melalui teknik wawancara tidak
berstruktur yang dilaksanakan dengan menggunakan petunjuk umum
wawancara (pedoman wawancara) yang memuat garis besar yang akan
88
ditanyakan yang berkaitan dengan prinsip–prinsip university governance
dan tata kelola penyelenggaraan universitas. Wawancara dilakukan dengan
pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan tata kelola perguruan
tinggi dan penerapan Tri Hita Karana di Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Pelaksanaan wawancara dilakukan dengan membuat jadwal
wawancara terlebih dahulu dengan Wakil Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati, Rektor, Wakil Rektor dan setelah itu dengan para
Dekan, Ketua LPPM, Ketua BPM, Pembina Tri Hita Karana, dan Wakil
Ketua BEM. Peneliti merasa bersyukur karena hubungan baik dengan
pihak–pihak Universitas, sehingga hubungan ini juga mempermudah
peneliti untuk melaksanakan wawancara dengan suasana persaudaraan dan
tidak ada kecurigaan karena semua dilakukan untuk kepentingan akademis.
Pernah juga wawancara dilakukan, dan dalam perjalanan wawancara itu
responden menanyakan ini untuk kepentingan apa? Peneliti menjawab ini
untuk kepentingan akademik, akhirnya wawancara dapat dilanjutkan lagi.
Karena memang wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang bagaimana pihak-pihak terkait dalam melaksanakan tata kelola yang
baik berlandaskan prinsip-prinsip university governance dengan berlandaskan kepada filosofi Tri Hita Karana.
Wawancara dilakukan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan
lalu direkam dengan alat
perekam, yang selanjutnya peneliti segera untuk menyalin kedalam ketikan
supaya data-data dan maksud dari wawancara yang terjadi tidak kehilangan
makna. Suatu misal dalam wawancara ada ekspresi responden ketika ditanya
soal apakah pelaksanaan sudah transparan, dan ekspresi itu juga mencerminkan suatu kedaan dimana peneliti dapat menjelaskannya.
Kemudian, telaah dokumen digunakan untuk melengkapi atau
mendukung data penelitian yang diperoleh dari wawancara, sehingga hasil
penelitian akan lebih dapat dipercaya. Dokumen-dokumen yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah: a) Statuta Universitas Mahasaraswati Denpasar,
89
b) Rencana Strategis Universitas Mahasaraswati Denpasar Tahun 2013-2017,
c) Manual Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, d) Etika dan Tata
Krama Kehidupan Kampus Universitas Mahasaraswati Denpasar, e) Manual
Prosedur Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Akademik Universitas
Mahasaraswati Denpasar, f) Standar Akademik Universitas Mahasaraswati
Denpasar, g) Kebijakan Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, h)
Peraturan Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, i) Pokok-Pokok
Kepegawaian Universitas Mahasaraswati Denpasar, j) Borang AIPT dan k)
borang tentang penerapan Tri Hita Karana, l) buku pedoman di tiap-tiap
Fakultas, di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
3.4. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data berdasarkan model analisa
interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri atas
empat komponen yang saling berinteraksi, yaitu: pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Proses
siklusnya dapat dilihat pada gambar berikut (Sugiyono, 2007: 246):
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan dan
verifikasi
Gambar 3.1. Teknik Analisis Data
90
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dikemukakan sistematika
analisis data dalam penelitian ini yaitu: pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data-data lapangan yang diperoleh
kemudian dicatat dalam catatan lapangan berbentuk deskriptif tentang apa
yang dilihat, apa yang di dengar, dan apa yang dialami atau dirasakan oleh
subjek penelitian. Kemudian data yang diperoleh dari lapangan dilakukan
reduksi, dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok dan difokuskan pada halhal yang penting serta disusun secara sistematis dengan tujuan agar data
tersebut menjadi lebih mudah dipahami dan dikendalikan. Proses reduksi
data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung. Pada proses
reduksi data, data-data yang diperoleh selanjutnya dipilah dan data yang
tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian disisihkan terlebih dahulu.
Dengan demikian diperoleh data yang diperlukan untuk proses selanjutnya.
Setelah reduksi data selesai, dilakukan penyajian data atau display data
berupa tampilan atau laporan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
reduksi data yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Pada penelitian ini data disajikan secara sistematis
dalam bentuk uraian dekriptif. Hasil penyajian data selanjutnya digunakan
untuk membuat kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan telah dilakukan
sejak penelitian dimulai di mana peneliti mencari makna dan data yang
dikumpulkannya dan melakukan penarikan kesimpulan, pada awalnya
masih bersifat tentatif atau kabur dan diragukan akan tetapi dengan
bertambahnya data maka kesimpulan tersebut menjadi lebih mendasar.
Penarikan kesimpulan penelitian dilakukan sesuai dengan data-data yang
diperoleh dalam penelitian dan telah dianalisis. Kesimpulan dalam hal ini
merupakan jawaban dari rumusan pertanyaan penelitian yang dicari selama
proses penelitian.
91
3.5. Keabsahan Data
Agar data atau informasi yang diperoleh dapat menjadi valid, maka
data atau informasi dari satu pihak dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan
seterusnya. Untuk mendapatkan data yang absah peneliti juga membandingkan data-data hasil wawancara dengan Ketua Yayasan dan Rektorat yang
dibandingkan dengan para dekan dan dosen sedangkan data-data yang didapat dari para dekan dibandingkan dengan pendapat para dosen dan
mahasiswa. Satu contoh, misalnya dekan menyatakan bahwa mahasiswa
paling tidak mendapat pengajaran untuk satu mata kuliah dalam satu
semester dengan 16 kali pertemuan dan jika itu kurang maka seorang dosen
wajib untuk memberikan jam tambahan. Setelah dikonfirmasi dengan Ketua
BEM memang itu terjadi walaupun ada beberapa dosen yang tidak dapat
memenuhi kewajibannya. Untuk dosen yang tidak memenuhi kewajibanya
mahasiswa dapat menyampaikan kepada ketua program studi untuk
mendapatkan perkuliahan tambahan.
Tujuan mendapatkan informasi dari pihak lain ialah untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai
pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Metode ini disebut triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Selain untuk mengecek kebenaran data triangulasi juga dilakukan untuk memperkaya data.
Denzin (dalam Moleong, 2006: 330) membedakan empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi sumber yang membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
92
waktu dan alat yang berbeda. Hal ini menurut Moleong (2006:331) dapat
dicapai dengan jalan: 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan apa
yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakannya sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat
biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan, dan 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.
3.6. Definisi Operasional
Konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini merupakan lima
prinsip dari University
governance, yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, indepensensi dan keadilan. Berikut merupakan tabel yang
menunjukkan indikator untuk masing-masing konsep tersebut:
Tabel 3.1.
Definisi Operasional dan Indikator Prinsip-Prinsip University Governance
Prinsip
Transparansi
Definisi operasional
Universitas sebagai suatu
industri bertanggung jawab atas
kewajiban keterbukaan
informasi serta penyediaan
informasi pada stakeholders,
sehingga posisi pengelolaannya
dapat mencerminkan kondisi riil
(Muhi, 2010)
Indikator
Keterbukaan bidang keuangan
(laporan dan penggunaan dana)
Keterbukaan sistem dan prosedur
penerimaan mahasiswa baru
Keterbukaan prosedur rekrutmen
SDM
Keterbukaan pemilihan pejabat
struktural
Keterbukaan informasi kepada
pemangku kepentingan lain
(Wijatno, 2009)
93
Prinsip
Akuntabilitas
Responsibilitas
Independensi
Keadilan
94
Definisi operasional
Indikator
Universitas harus mempunyai
uraian tugas dan tanggung jawab
secara tertulis dan jelas dari
setiap pejabat struktural,
anggota senat, pengurus
yayasan, dosen, dan karyawan.
Termasuk kriteria dan
pengukuran kinerja pegawai.
Terdapat mekanisme audit
internal yang melakukan
penilaian kinerja secara
independen (Wijatno, 2009)
Terdapat uraian kerja yang jelas dan
tertulis dari setiap pejabat
struktural, anggota senat, pengurus
yayasan, dosen, dan karyawan
Universitas harus selalu
mengutamakan kesesuaian
pengelolaan yang dilakukan
dengan peraturan perundangundangan maupun prinsipprinsip yang dianut untuk
institusi berkualitas. Setiap
bagian memiliki tugas yang jelas
dengan alokasi tanggung
jawabnya masing-masing (Muhi,
2010)
Terdapat pembagian tugas yang jelas
Pelaksanaan peran dan tanggung
jawab pihak yayasan maupun
rektorat dalam pengelolaan
universitas terbebas dari setiap
bentuk benturan kepentingan.
Pengambilan keputusan dapat
dilakukan tanpa tekanan dari
pihak lain karena ditujukan
secara objektif untuk
kepentingan universitas
(Wijatno, 2009)
Terdapat kebebasan penuh yang
diberikan yayasan pada rektorat
untuk menjalankan Tri Dharma
Perguruan Tinggi
Perlakuan yang adil dan
berimbang kepada para
pemangku kepentingan terkait,
yaitu mahasiswa, masyarakat,
dosen, karyawan, serta pengurus
yayasan (Wijatno, 2009)
Menerapkan perlakuan yang sama
pada seluruh civitas akademika
tanpa diskriminasi
Terdapat susunan kriteria penilaian
kinerja
Terdapat audit kinerja (Wijatno,
2009)
Terdapat peraturan kode etik yang
berlaku.
(Wijatno, 2009)
Tidak terdapat konflik kepentingan
antara yayasan dan rektorat
(Wijatno, 2009)
Penerapan sistem reward and
punishment (Wijatno, 2009; Muhi,
2010)
Tabel berikut merupakan tabel yang menunjukkan indikator untuk
masing-masing dimensi Tri Hita Karana:
Tabel 3.2.
Definisi Operasional dan Indikator Dimensi Tri Hita Karana
Dimensi
Parhyangan
Definisi operasional
Mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan
Indikator
Punya tempat suci (pura) dan fasilitas
keagamaan lainnya
Bangunan tempat suci di utamaning
utama mandala
Tempat suci terawat dengan baik
Ada simbol-simbol agama dan benda
sakral yang ditempatkan sesuai dengan
ketentuan sastra agama
Menyelenggarakan hari raya keagamaan
Seluruh civitas akademika mendapatkan
kesempatan secara proporsional
melaksanakan kegiatan keagamaan
Pengadaan dan pembuatan
sarana/prasarana upakara serangkaian
dengan upacara keagamaan dilakukan di
kampus
Pawongan
Mengatur hubungan
manusia dengan sesama
manusia
Ada kepedulian terhadap hak-hak
dosen, pegawai non dosen, dan
mahasiswa
Ada kegiatan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia, misalnya kursus,
seminar, sarasehan, lokakarya dan
sejenisnya
Tugas dosen dilaksanakan sesuai aturan
yang berlaku
Ada sanski bagi dosen/pegawai yang
indisipliner
Ada partisipasi dosen/pegawai dalam
kegiatan kemanusiaan.
Memberikan pelayanan administrasi/
akademik yang optimal bagi mahasiswa
95
Dimensi
Palemahan
Definisi operasional
Mengatur hubungan
manusia dengan alam
lingkungan
Indikator
Memiliki program penyelamatan dan
pelestarian lingkungan.
Memanfaatkan lahan secara efisien dan
melakukan konservasi lahan dengan
baik.
Lingkungan kampus memiliki
keanekaragaman flora yang tinggi
Melestarikan tanaman langka/
dilindungi
Memiliki tanaman yang mencerminkan
unsur-unsur panca mahabuta
Memiliki serta menerapkan sistem
Manajemen Lingkungan
Struktur Kampus harus sesuai dengan tri
angga
Sumber: Yayasan Tri Hita Karana, 2015.
96
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian sosial yang bertujuan untuk
mengetahui
dan
menganalisis
penerapan
prinsip-prinsip
University
Governance di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Bertolak dari permasalahan tersebut, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Melalui penelitian deskriptif
diharapkan dapat memperoleh pemahaman secara cermat terhadap gejalagejala dan fakta-fakta aktual terkait dengan penerapan prinsip-prinsip
University Governance di Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sedangkan
pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran secara
lengkap baik lisan maupun tertulis mengenai penerapan prinsip-prinsip
University Governance di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif didasarkan pada
dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang
transformasi nilai-nilai kearifan lokal khususnya filosofi Tri Hita Karana
membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifanya kontekstual. Kedua,
pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji
dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat
dipisahkan dari latar alamiahnya, tanpa ada rekayasa serta pengaruh dari
luar.
3.2. Penentuan Nara Sumber
Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dengan
pengelolaan Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan kriteria: 1) memiliki
pemahaman
atas
penyelenggaraan
tata
kelola
Universitas
Mahasaraswati Denpasar, 2) terlibat langsung dan memiliki tanggung jawab
87
atas jalannya kegiatan di Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan 3)
memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan sesuai dengan jabatan
tertentu yang diemban dalam pelaksanaan tata kelola Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
Nara sumber yang termasuk dalam kategori stakeholder eksternal
berjumlah tiga orang yaitu: Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Ketua
Alumni Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan orang tua mahasiswa.
Sedangkan nara sumber yang termasuk dalam kategori stakeholder internal
berjumlah 19 orang terdiri dari: Wakil Ketua Yayasan Perguruan Rakyat
Saraswati, Rektor dan Wakil Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar,
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Hukum
Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Mahasaraswati Denpasar, Dekan Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati
Denpasar,
wakil
Mahasaraswati
Dosen
Denpasar,
yang
menjadi
Kepala
LPPM
Anggota
Senat
Universitas
Universitas
Mahasaraswati
Denpasar, Ketua Badan Penjaminan Mutu Universitas Mahasaraswati,
Pembina Tri Hita Karana Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan Ketua
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar. Total nara
sumber dalam penelitian ini berjumlah 22 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Data dan informasi terkait dengan penerapan prinsip-prinsip
University Governance kedalam tata kelola perguruan tinggi di Universitas
Mahasaraswati Denpasar seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi dan keadilan dikumpulkan melalui teknik wawancara tidak
berstruktur yang dilaksanakan dengan menggunakan petunjuk umum
wawancara (pedoman wawancara) yang memuat garis besar yang akan
88
ditanyakan yang berkaitan dengan prinsip–prinsip university governance
dan tata kelola penyelenggaraan universitas. Wawancara dilakukan dengan
pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan tata kelola perguruan
tinggi dan penerapan Tri Hita Karana di Universitas Mahasaraswati
Denpasar. Pelaksanaan wawancara dilakukan dengan membuat jadwal
wawancara terlebih dahulu dengan Wakil Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati, Rektor, Wakil Rektor dan setelah itu dengan para
Dekan, Ketua LPPM, Ketua BPM, Pembina Tri Hita Karana, dan Wakil
Ketua BEM. Peneliti merasa bersyukur karena hubungan baik dengan
pihak–pihak Universitas, sehingga hubungan ini juga mempermudah
peneliti untuk melaksanakan wawancara dengan suasana persaudaraan dan
tidak ada kecurigaan karena semua dilakukan untuk kepentingan akademis.
Pernah juga wawancara dilakukan, dan dalam perjalanan wawancara itu
responden menanyakan ini untuk kepentingan apa? Peneliti menjawab ini
untuk kepentingan akademik, akhirnya wawancara dapat dilanjutkan lagi.
Karena memang wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang bagaimana pihak-pihak terkait dalam melaksanakan tata kelola yang
baik berlandaskan prinsip-prinsip university governance dengan berlandaskan kepada filosofi Tri Hita Karana.
Wawancara dilakukan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan
lalu direkam dengan alat
perekam, yang selanjutnya peneliti segera untuk menyalin kedalam ketikan
supaya data-data dan maksud dari wawancara yang terjadi tidak kehilangan
makna. Suatu misal dalam wawancara ada ekspresi responden ketika ditanya
soal apakah pelaksanaan sudah transparan, dan ekspresi itu juga mencerminkan suatu kedaan dimana peneliti dapat menjelaskannya.
Kemudian, telaah dokumen digunakan untuk melengkapi atau
mendukung data penelitian yang diperoleh dari wawancara, sehingga hasil
penelitian akan lebih dapat dipercaya. Dokumen-dokumen yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah: a) Statuta Universitas Mahasaraswati Denpasar,
89
b) Rencana Strategis Universitas Mahasaraswati Denpasar Tahun 2013-2017,
c) Manual Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, d) Etika dan Tata
Krama Kehidupan Kampus Universitas Mahasaraswati Denpasar, e) Manual
Prosedur Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Akademik Universitas
Mahasaraswati Denpasar, f) Standar Akademik Universitas Mahasaraswati
Denpasar, g) Kebijakan Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, h)
Peraturan Akademik Universitas Mahasaraswati Denpasar, i) Pokok-Pokok
Kepegawaian Universitas Mahasaraswati Denpasar, j) Borang AIPT dan k)
borang tentang penerapan Tri Hita Karana, l) buku pedoman di tiap-tiap
Fakultas, di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
3.4. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data berdasarkan model analisa
interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri atas
empat komponen yang saling berinteraksi, yaitu: pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Proses
siklusnya dapat dilihat pada gambar berikut (Sugiyono, 2007: 246):
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan dan
verifikasi
Gambar 3.1. Teknik Analisis Data
90
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dikemukakan sistematika
analisis data dalam penelitian ini yaitu: pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data-data lapangan yang diperoleh
kemudian dicatat dalam catatan lapangan berbentuk deskriptif tentang apa
yang dilihat, apa yang di dengar, dan apa yang dialami atau dirasakan oleh
subjek penelitian. Kemudian data yang diperoleh dari lapangan dilakukan
reduksi, dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok dan difokuskan pada halhal yang penting serta disusun secara sistematis dengan tujuan agar data
tersebut menjadi lebih mudah dipahami dan dikendalikan. Proses reduksi
data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung. Pada proses
reduksi data, data-data yang diperoleh selanjutnya dipilah dan data yang
tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian disisihkan terlebih dahulu.
Dengan demikian diperoleh data yang diperlukan untuk proses selanjutnya.
Setelah reduksi data selesai, dilakukan penyajian data atau display data
berupa tampilan atau laporan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
reduksi data yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Pada penelitian ini data disajikan secara sistematis
dalam bentuk uraian dekriptif. Hasil penyajian data selanjutnya digunakan
untuk membuat kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan telah dilakukan
sejak penelitian dimulai di mana peneliti mencari makna dan data yang
dikumpulkannya dan melakukan penarikan kesimpulan, pada awalnya
masih bersifat tentatif atau kabur dan diragukan akan tetapi dengan
bertambahnya data maka kesimpulan tersebut menjadi lebih mendasar.
Penarikan kesimpulan penelitian dilakukan sesuai dengan data-data yang
diperoleh dalam penelitian dan telah dianalisis. Kesimpulan dalam hal ini
merupakan jawaban dari rumusan pertanyaan penelitian yang dicari selama
proses penelitian.
91
3.5. Keabsahan Data
Agar data atau informasi yang diperoleh dapat menjadi valid, maka
data atau informasi dari satu pihak dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan
seterusnya. Untuk mendapatkan data yang absah peneliti juga membandingkan data-data hasil wawancara dengan Ketua Yayasan dan Rektorat yang
dibandingkan dengan para dekan dan dosen sedangkan data-data yang didapat dari para dekan dibandingkan dengan pendapat para dosen dan
mahasiswa. Satu contoh, misalnya dekan menyatakan bahwa mahasiswa
paling tidak mendapat pengajaran untuk satu mata kuliah dalam satu
semester dengan 16 kali pertemuan dan jika itu kurang maka seorang dosen
wajib untuk memberikan jam tambahan. Setelah dikonfirmasi dengan Ketua
BEM memang itu terjadi walaupun ada beberapa dosen yang tidak dapat
memenuhi kewajibannya. Untuk dosen yang tidak memenuhi kewajibanya
mahasiswa dapat menyampaikan kepada ketua program studi untuk
mendapatkan perkuliahan tambahan.
Tujuan mendapatkan informasi dari pihak lain ialah untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai
pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Metode ini disebut triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Selain untuk mengecek kebenaran data triangulasi juga dilakukan untuk memperkaya data.
Denzin (dalam Moleong, 2006: 330) membedakan empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi sumber yang membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
92
waktu dan alat yang berbeda. Hal ini menurut Moleong (2006:331) dapat
dicapai dengan jalan: 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan apa
yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakannya sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat
biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan, dan 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.
3.6. Definisi Operasional
Konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini merupakan lima
prinsip dari University
governance, yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, indepensensi dan keadilan. Berikut merupakan tabel yang
menunjukkan indikator untuk masing-masing konsep tersebut:
Tabel 3.1.
Definisi Operasional dan Indikator Prinsip-Prinsip University Governance
Prinsip
Transparansi
Definisi operasional
Universitas sebagai suatu
industri bertanggung jawab atas
kewajiban keterbukaan
informasi serta penyediaan
informasi pada stakeholders,
sehingga posisi pengelolaannya
dapat mencerminkan kondisi riil
(Muhi, 2010)
Indikator
Keterbukaan bidang keuangan
(laporan dan penggunaan dana)
Keterbukaan sistem dan prosedur
penerimaan mahasiswa baru
Keterbukaan prosedur rekrutmen
SDM
Keterbukaan pemilihan pejabat
struktural
Keterbukaan informasi kepada
pemangku kepentingan lain
(Wijatno, 2009)
93
Prinsip
Akuntabilitas
Responsibilitas
Independensi
Keadilan
94
Definisi operasional
Indikator
Universitas harus mempunyai
uraian tugas dan tanggung jawab
secara tertulis dan jelas dari
setiap pejabat struktural,
anggota senat, pengurus
yayasan, dosen, dan karyawan.
Termasuk kriteria dan
pengukuran kinerja pegawai.
Terdapat mekanisme audit
internal yang melakukan
penilaian kinerja secara
independen (Wijatno, 2009)
Terdapat uraian kerja yang jelas dan
tertulis dari setiap pejabat
struktural, anggota senat, pengurus
yayasan, dosen, dan karyawan
Universitas harus selalu
mengutamakan kesesuaian
pengelolaan yang dilakukan
dengan peraturan perundangundangan maupun prinsipprinsip yang dianut untuk
institusi berkualitas. Setiap
bagian memiliki tugas yang jelas
dengan alokasi tanggung
jawabnya masing-masing (Muhi,
2010)
Terdapat pembagian tugas yang jelas
Pelaksanaan peran dan tanggung
jawab pihak yayasan maupun
rektorat dalam pengelolaan
universitas terbebas dari setiap
bentuk benturan kepentingan.
Pengambilan keputusan dapat
dilakukan tanpa tekanan dari
pihak lain karena ditujukan
secara objektif untuk
kepentingan universitas
(Wijatno, 2009)
Terdapat kebebasan penuh yang
diberikan yayasan pada rektorat
untuk menjalankan Tri Dharma
Perguruan Tinggi
Perlakuan yang adil dan
berimbang kepada para
pemangku kepentingan terkait,
yaitu mahasiswa, masyarakat,
dosen, karyawan, serta pengurus
yayasan (Wijatno, 2009)
Menerapkan perlakuan yang sama
pada seluruh civitas akademika
tanpa diskriminasi
Terdapat susunan kriteria penilaian
kinerja
Terdapat audit kinerja (Wijatno,
2009)
Terdapat peraturan kode etik yang
berlaku.
(Wijatno, 2009)
Tidak terdapat konflik kepentingan
antara yayasan dan rektorat
(Wijatno, 2009)
Penerapan sistem reward and
punishment (Wijatno, 2009; Muhi,
2010)
Tabel berikut merupakan tabel yang menunjukkan indikator untuk
masing-masing dimensi Tri Hita Karana:
Tabel 3.2.
Definisi Operasional dan Indikator Dimensi Tri Hita Karana
Dimensi
Parhyangan
Definisi operasional
Mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan
Indikator
Punya tempat suci (pura) dan fasilitas
keagamaan lainnya
Bangunan tempat suci di utamaning
utama mandala
Tempat suci terawat dengan baik
Ada simbol-simbol agama dan benda
sakral yang ditempatkan sesuai dengan
ketentuan sastra agama
Menyelenggarakan hari raya keagamaan
Seluruh civitas akademika mendapatkan
kesempatan secara proporsional
melaksanakan kegiatan keagamaan
Pengadaan dan pembuatan
sarana/prasarana upakara serangkaian
dengan upacara keagamaan dilakukan di
kampus
Pawongan
Mengatur hubungan
manusia dengan sesama
manusia
Ada kepedulian terhadap hak-hak
dosen, pegawai non dosen, dan
mahasiswa
Ada kegiatan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia, misalnya kursus,
seminar, sarasehan, lokakarya dan
sejenisnya
Tugas dosen dilaksanakan sesuai aturan
yang berlaku
Ada sanski bagi dosen/pegawai yang
indisipliner
Ada partisipasi dosen/pegawai dalam
kegiatan kemanusiaan.
Memberikan pelayanan administrasi/
akademik yang optimal bagi mahasiswa
95
Dimensi
Palemahan
Definisi operasional
Mengatur hubungan
manusia dengan alam
lingkungan
Indikator
Memiliki program penyelamatan dan
pelestarian lingkungan.
Memanfaatkan lahan secara efisien dan
melakukan konservasi lahan dengan
baik.
Lingkungan kampus memiliki
keanekaragaman flora yang tinggi
Melestarikan tanaman langka/
dilindungi
Memiliki tanaman yang mencerminkan
unsur-unsur panca mahabuta
Memiliki serta menerapkan sistem
Manajemen Lingkungan
Struktur Kampus harus sesuai dengan tri
angga
Sumber: Yayasan Tri Hita Karana, 2015.
96