KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN ANAK YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR ANAK (Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Orang Tua dengan Anak yang Tinggal di Rusunawa UPN “Vete

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN
ANAK YANG BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA UPN
“VETERAN” J AWA TIMUR DALAM MEMBANGUN
MOTIVASI BELAJ AR ANAK
(Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Interper sonal Orang Tua dengan Anak
yang Tinggal di Rusunawa UPN “Veteran” J awa Timur Dalam
Membangun Motivasi Belajar Anak)
SKRIPSI

Oleh :
DICA ADITYA PARAMITHA
0943010220

J URUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN ANAK YANG
BERTEMPAT TINGGAL DI RUSUNAWA UPN “VETERAN” J AWA TIMUR
DALAM MEMBANGUN MOTIVASI BELAJ AR ANAK
(Studi deskriptif Kualitatif Komunikasi Interper sonal Orang Tua dengan Anak
yang Tinggal di Rusunawa UPN “Veteran” J awa Timur Dalam
Membangun Motivasi Belajar Anak)
OLEH :
DICA ADITYA PARAMITHA
NPM. 0943010220
Telah Dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
Pada tanggal 09 Mei 2014
Pembimbing Utama :

Tim Penguji
1. Ketua

Dra. Diana Amalia, M.Si

NIP. 19630907 199103 2001

J uwito, S.Sos., M.Si
NPT. 3 6704 95 00361
2. Sekr etar is

Dra. Diana Amalia, M.Si
NIP. 19630907 199103 2001
3. Anggota

Zainal Abidin Achmad, M.Si, M.Ed
NPT. 3 7305 99 0170 1

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Hj. SUPARWATI, M.Si
NIP. 195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang
berjudul KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DENGAN ANAK
YANG TINGGAL DI RUSUNAWA BELA NEGARA UPN “VETERAN”
J AWA TIMUR.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Diana Amalia, MSi
selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, nasehat, serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga
banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik itu berupa moril, spiritual
maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto MP, Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Juwito S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.
4. Drs. Syaifudin Zuhri, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.
5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun staf karyawan FISIP
hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Keluarga penulis yang sudah memberikan dukungan baik itu dukungan
materi maupun dukungan semangat. Papa, Mama, Kak Aswin, Kak Lendra
7. Jesus Christ yang selalu membuka jalan
8. Teman-teman beserta sahabat yang membantu penulis menyelesaikan
proposal skripsi ini. Teman-teman kampus penulis : Muhammad Akbar
Jamal, Ria Rizki, Finna, Lunlun, Nunung, Nessa, Anna Annisa, Noviana
Liamsi, Made Witrianti, Sri Indriani, dan masih banyak lagi yang tidak bisa
penulis sebutkan satu-satu
9. Teman-teman SMA Astari, Ruliana Juhardini, Rizki Noer Fadilla, Arfi Prita
Sari, Aphrodita Rahmawati yang tak henti-hentinya memberikan semangat
kepada penulis
10. Teman-teman gereja. Ce Oktaf, Ce Onny, Claudia, Steph, Ko Mike, Ko Gun,
Olive, Elys, Hendra, Wida, Vinny yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis. Terima kasih teman-teman
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi ini banyak
terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya,
dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 11 Juni 2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................

i

KATA PENGANTAR ................................................................................

ii


DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

ABSTRAK ..................................................................................................

vii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ..........................................................


12

1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................

12

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................

12

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu .. .....................................................

14

2.2

Landasan Teori ..................................................................


16

2.2.1

Komunikasi Interpersonal .....................................

16

2.2.1.1 Definisi Komunikasi Interpersonal ........................

16

2.2.1.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal...........................

17

2.2.1.3 Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal .........................

19


2.2.1.4 Pengertian Komunikasi Interpersonal Orangtua Anak 20
2.2.1.5 Unsur Komunikasi Interpersonal Orangtua Anak ….. 21
2.2.1.6 Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal ….. 22
2.3

Keluarga ............................................................................

25

2.3.1

Pengertian Keluarga ...............................................

25

2.3.2

Pengertian Anak.....................................................


26

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4

2.5
BAB III

BAB IV

2.3.3

Peran Anak ............................................................

26

2.3.4


Pengertian Orang Tua ............................................

27

2.3.5

Peranan Orang Tua dalam Memotivasi Anak……..

28

2.3.6

Komunikasi Keluarga ............................................

29

2.3.7

Fungsi Keluarga .....................................................

31

2.3.8

Fungsi Komunikasi Keluarga .................................

33

Motivasi ..............................................................................

34

2.4.1

Pengertian Motivasi Belajar ...................................

34

2.4.2

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .........

35

2.4.3

Jenis-jenis Motivasi ...............................................

37

Kerangka Berpikir ..................................................................

39

METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ........................................................

41

3.2 Subyek Penelitian ..............................................................

41

3.2.1

Orang Tua dan Anak ..............................................

41

3.2.2

Komunikasi Interpersonal Orang tua Anak .............

42

3.3 Kriteria Informan ..............................................................

44

3.4

Metode Pengumpulan Data ................................................

46

3.5

Teknik Analisis Data .........................................................

47

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data .....

51

4.1.1

Gambaran Umum Objek Penelitian ........................

51

4.1.2

Penyajian Data .......................................................

52

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.3
4.2

Identitas Informan ..................................................

52

Analisis Data .....................................................................

53

4.2.1
4.3

Komunikasi Interpersonal Orangtua dengan Anak ..

53

Pembahasan .......................................................................

71

4.3.1
BAB V

Komunikasi Interpersonal ......................................

72

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan .......................................................................

78

5.2

Saran ..............................................................................

78

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
Dica Aditya Paramitha, 0943010220, Komunikasi Interper sonal Orangtua dengan Anak
yang Bertempat Tinggal di Rusunawa UPN “Veteran” J awa Timur dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Anak
Komunikasi Interpersonal antara Orangtua dengan Anak sangat penting dalam
meningkatkan motivasi belajar anak. Tetapi berbeda pada anak anak yang bertempat tinggal
jauh dengan orangtuanya. Orangtua yang sibuk dan anak yang juga sibuk dengan tugas tugas
kuliahnya agak sulit untuk berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana komunikasi interpersonal antara orangtua dengan anak dalam meningkatkan
motivasi belajar anak.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi Interpersonal.
Sementara metode yang digunakan adala metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan
metode wawancara mendalam.
Orangtua sebaiknya mendekatkan diri dengan anak sehingga anak bisa nyaman untuk
menceritakan masalah masalah yang terjadi. Komunikasi antara orangtua dan anak harus
berjalan dengan baik. Yaitu adanya rasa kepercayaan, rasa saling mendukung, dan adanya
rasa keterbukaan. Ketiga unsur ini harus terpenuhi agar komunikasi berjalan dengan baik dan
efektif.
Kata kunci : Komunikasi Interpersonal, Orangtua dengan Anak, Motivasi Belajar
ABSTRACT
Interpersonal Communication between parents and their child is very important to
increase study motivation of children. But in this case, child who placed far from their
parents are different. Their parents got many activities and their child was busy with many
tasks will make them hard to communicate. This research aim to determine interpersonal
communication between parents and their child to increase motivation of children.
In this case, researcher use interpersonal communication. The method used is
descriptive method with depth interview method.
Parents should approach their child until they comfortable to tell their problems.
Interpersonal communication between parents and child should do well. There is feeling of
faith, parents and their children supporting one another, and child must be honest with their
parents. All of this elements should be completed, so communication between parents and
their child become a good and effective communication
Keywords : Interpersonal Communication, Parents and Children, Study Motivation

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menurut kodratnya, manusia dilahirkan sebagai makhluk social.
Makhluk social ini adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa orang lain
di sekitarnya, seperti ayah, ibu, saudara, teman-teman,sahabat, dan masih
banyak lagi. Manusia membutuhkan orang lain untuk berinteraksi.
Interaksi antar manusia akan berlangsung melalui komunikasi, baik
komunikasi secara verbal maupun komunikasi secara nonverbal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang berlangsung dengan
menggunakan bahasa atau tutur kata. Sementara komunikasi nonverbal
adalah komunikasi yang dalam penyampaiannya menggunakan symbolsimbol tertentu atau gerakan tubuh tertentu (Mulyana, 2005 :4) . Manusia
berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas diri,
membangun kontak sosial dengan orang lain, dan untuk mempengaruhi
orang lain agar bertindak sesuai dengan apa yang kita inginkan (Mulyana,
2005:3)
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris
berasal

dari

kata

communis

yang

berarti

“sama”,

comunico,

communication, ataucommunicare yang berarti “membuat sama” (to
make common).Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan
bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi: keselamatan fisik,
meningkatkan kesadaran pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup
masyarakat,

tepatnya

untuk

memperbaiki

hubungan

social

dan

mengembangkan keberadaan suatu masyarakat (Mulyana, 2005 :41-42).
Dalam lingkungan keluarga, komunikasi antara orangtua dan anak juga
merupakan suatu hal yang sangat penting, dimana komunikasi sebagai
alat atau sebagai media penjembatan dalam hubungan antara anak dengan
orangtua. Buruknya kualitas komunikasi dalam hubungan ini akan
berdampak buruk bagi keharmonisan keluarga.
Komunikasi yang sering dilakukan antara anak dengan orangtua
adalah

komunikasi

interpersonal,

interpersonal.

dapat

terasingkan,kesepian,tidak

menjadikan
dihargai,

Tanpa

adanya

orang
dan

tidak

komunikasi

tersebut

merasa

diterima

(Bigner,

1979:102)
Menurut Irwanto (dalam Yatim dan Irwanto, 1997:71) keluarga
berperan penting dalam memberikan dan menggeneralisasikan nilai
norma pengetahuan sikap dan harapan terhadap anak-anak. Sehingga
komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak perlu dikembangkan
dan dibangun dalam suatu keluarga.
Yang

dimaksud

dengan

komunikasi

interpersonal

adalah

komunikasi antar dua orang atau lebih dengan menggunakan medium
suara (Bittner, 1985:10). Berdasarkan definisi tersebut, maka terdapat dua
kelompok dalam komunikasi interpersonal. Yaitu kelompok maya dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

kelompok factual (Burgon & Huffner, 2002:28). Contoh dari kelompok
maya yaitu orang-orang yang berkomunikasi interpersonal bermedia,
seperti

menggunakan

telepon

maupun

internet.

Berkembangnya

kelompok maya ini merupakan dampak dari berkembangnya teknologi
komunikasi. Keuntungan dari komunikasi interpersonal bermedia ini
antara lain menghemat waktu dan biaya. Jika seseorang ingin
berkomunikasi dengan orang lain yang jaraknya berjauhan, maka orang
tersebut harus membuang waktu untuk pergi ke tempatnya, kemudian
masalah biaya juga perlu diperhitungkan. Bagaimana transportnya, butuh
biaya yang berapa banyak, dan lain sebagainya.
Menurut Jalaludin Rahmat (2005 :34) komunikasi interpersonal
dipengaruhi oleh persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal,
dan hubungan interpersonal.
Komunikasi interpersonal dapat dikatakan berhasil apabila ada
keterbukaan, rasa saling menerima, kepekaan seseorang dalam membaca
gerak-gerik tubuh, dan adanya umpan balik dari pihak penerima. Aspekaspek dalam komunikasi interpersonal adal lima. Yaitu keterbukaan,
empati, dukungan, kepositifan, dan kesamaan (DeVito, 1997 :131).
Pada umumnya, setiap anak pasti menginginkan kedekatan
dengan orangtuanya. Agar bisa mengobrol berkomunikasi dengan
orangtuanya. Komunikasi memiliki banyak fungsi. Salah satunya adalah
untuk menghilangkan tekanan emosional/stress (Mulyana, 2005 :4).
Tidak semata-mata hanya mengobrol atau peenghilang stress saja,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

peranan komunikasi orangtua terhadap anak dapat memberikan masukan,
solusi, dan untuk mempengaruhi anak. Hal ini sesuai dengan pendapat
John Powell (1985:32) yang mengatakan bahwa komunikasi memiliki
lima tahap. Yaitu tahap basa-basi, tahap membicarakan orang lain, tahap
menyatakan gagasan dan pendapat, tahap hati atau perasaan, dan yang
kelima adalah tahap hubungan puncak. Komunikasi dalam tahapan
puncak inilah biasanya yang dimiliki oleh hubungan anak dan orangtua.
Dimana dalam tahap ini komunikasi ditandai dengan adanya kejujuran
dan keterbukaan, serta tidak ada lagi rasa malu-malu, ganjalan dalam
mengungkapkan sesuatu diantara kedua belah pihak. Mereka tidak hanya
basa-basi saja atau mengobrol tentang orang lain. Orang-orang yang
sudah berada dalam tahapan ini bisa saling bertukar pikiran di teras,
maupun bersatu hati saat di tempat tidur atau menceritakan masalahmasalah yang dialaminya saat ini pada saat makan malam bersama.
Dengan adanya kedekatan seperti inilah orangtua bisa mempengaruhi
anak untuk mengikuti kemauannya.
Gangguan dalam komunikasi interpersonalorangtua dan anak ada
banyak. Salah satunya adalah jarak. Jarak yang terlalu berjauhan dapat
menjadikan komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak berjalan
dengan tidak baik/tidak efektif dan akhirnya terjadi konflik antar
keduanya.Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2000 : 179) yang
mengatakan bahwa konflik yang terjadi antara orangtua dan anak dapat
terjadi karena komunikasi yang buruk antar keduanya. Selain itu,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

komunikasi yang buruk dapat mengakibatkan perilaku menyipang pada
anak. Namun gangguan-gangguan tersebut bisa diatasi dengan cara
memiliki keterampilan berkomunikasi. Menurut Johnson (1981:10)
beberapa keterampilan dasar yang dimaksud antara lain kita harus mampu
saling memahami. Untuk dapat saling memahami, kita harus memulainya
dengan

rasa

saling

percaya.

Kedua

kita

harus

mampu

mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita secara tepat dan jelas.
Kemudian yang ketiga kita harus saling menerima dan member dukungan
satu sama lain. Kemudian yang keempat kita harus mampu memecahkan
konflik dan masalah-masalan antarpribadi. Kemampuan keterampilan ini
sangat penting untuk menjaga dan mengembangkan komunikasi
interpersonal kita.
Namun sekarang ini, makin banyak anak-anak yang tinggal
berjauhan dengan orangtuanya. Anak ingin melanjutkan studinya di luar
kota, sehingga ia harus tinggal di asrama kampus. karena hal tersebut,
komunikasi orangtua dengan anak tidak berjalan dengan efektif. Karena
tidak bisa bertemu orangtua setiap saat. Orangtua pun juga tidak bisa
memberikan dukungan kepada anak secara maksimal.
Padahal sebagaimana kita ketahui, proses belajar yang berhasil
mengacu pada prestasi belajar anak. Prestasi belajar tersebut bisa diraih
dengan cara memotivasi anak dalam belajar.
Ketika tinggal di asrama, komunikasi terbatas lewat telepon atau
sms saja. Atau bahkan tidak ada komunikasi sama sekali. Si anak hanya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

menelepon atau mengirim sms kapada orangtua hanya saat butuh saja,
seperti waktu membayar uang bulanan asrama ,pada saat kekurangan
uang jajan, atau pada saat memerlukan uang untuk biaya kuliah.Selain itu,
banyaknya tugas-tugas kuliah juga membatasi anak untuk berkomunikasi
jarak jauh dengan orangtua. Si anak sibuk kuliah, setelah pulang kuliah
harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, setelah itu si anak
juga harus mencuci baju sendiri, masak/membeli makanan sendiri.
Sehingga waktu untuk berkomunikasi dengan orangtua juga berkurang.
Factor pergaulan pun juga berpengaruh. Misalnya si anak sering
bepergian dengan teman-temannya yang mengakibatkan tidak ada waktu
untuk belajar dan orangtua tidak mengerti hal itu karena mereka tinggal
berjauhan. Sehingga orangtua tidak bisa menegur anaknya. Di asrama pun
orangtua tidak diperbolehkan untuk menginap di kamar si anak. Padahal
komunikasi orangtua dan anak bisa terjadi dimana saja.
Kurangnya komunikasi ini bisa memberikan dampak yang buruk
bagi motivasi belajar anak. Anak yang sering berkomunikasi dengan
orangtuanya terbukti mempunyai motivasi belajar yang lebih tinggi bila
dibandingkan

dengan

anak

yang

jarang

berkomunikasi

dengan

orangtuanya. Karena orangtua memiliki ikatan batin dengan si anak. Hal
itulah yang menjadikan komunikasi mereka efektif. Padahal peranan
orangtua dalam memotivasi belajar anak sangat penting. Orangtua bisa
memberikan pengalaman pertama kepada anak. Pengalaman pertama ini
yang

bisa

mengembangkan dan

mengontrol emosional seorang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

anak.Terbukti, banyak anak-anak yang mengalami kegagalan dalam
studinya karena kurangnya perhatian dan komunikasi dengan orangtua.

Lain halnya dengan anak-anak yang tinggal berdekatan dengan
orangtuanya. Mereka bisa bertemu kapan saja dan komunikasi juga bisa
kapan saja terjadi. Pada saat makan bersama, pada saat menonton televise
bersama, atau bahkan saat sebelum tidur pun si anak bisa melakukan
komunikasi dengan orangtuanya. Sehingga orangtua bisa memahami apa
yang dihadapi oleh anak dan memberikan solusi untuk masalah anak
tersebut. Orangtua juga mengerti apa kegiatan yang dilakukan oleh
anaknya,karena orangtua yang jaraknya dekat bisa setiap hari mengawasi.
Ketika si anak terlalu sering bermain daripada belajar, orangtua bisa
menegur atau memberitahu. Ketika si anak memerlukan bantuan dalam
memecahkan masalah-masalah kuliahnya, orangtua bisa langsung
membantu.

Banyak anak-anak yang tinggal berjauhan dengan orangtuanya
akhirnya terjerumus kedalam pergaulan bebas dan tidak melanjutkan
kuliahnya. Sebagai contoh, ada seorang yang anak sering pergi ke kelab
malam, padahal sebelum tinggal berjauhan dengan orangtuanya, si anak
tidak pernah keluar lebih dari jam 10 malam. Orangtuanya yang tinggal
berjauhan dengan anaknya tersebut tidak mengetahui apa saja yang
dilakukan oleh anaknya. Akibat pergaulan bebas tersebut, studinya gagal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

dan ia tidak melanjutkan kuliah lagi. Padahal dulunya ia selalu menjadi
juara kelas (sumber : www.blogspot.com )

Ada juga seorang mahasiswi yang tinggal di suatu asrama, ketika
itu ia sedang mengerjakan tugas akhir. Mahasiswi ini akhirnya tidak
menyelesaikan tugas akhirnya karena stress dan tidak adanya dukungan
dari orangtua karena orangtuanya berjauhan tempat tinggal dengannya.

Berdasarkan survey pendahuluan dengan subjek yang bertempat
tinggal di asrama Bela Negara UPN Veteran Jatim, ada tiga mahasiswi
dari jumlah total 200 mahasiswa mengemukakan bahwa semenjak tinggal
di asrama, ia jarang berkomunikasi dengan orangtuanya. Dulunya ketika
ia ingin mengobrol dengan orangtuanya, bisa dilakukan kapan saja.
Ketika ada masalah ia mengatakan langsung mengetuk pintu kamar
orangtuanya dan menceritakan masalahnya. Karena mereka memang
tinggal serumah. Tetapi sekarang tidak bisa langsung bercerita begitu
saja. Karena harus menunggu waktu yang tepat. Mereka pun hanya
berkomunikasi melalui handphone saja. Durasi ketika berbicara lewat
telepon juga terbatas. Subjek mengaku setiap kali ia menelepon
orangtuanya, orangtua hampir selalu menanyakan kabar kuliahnya, tugastugas kuliahnya,

maupun barang-barang

yang diperlukan untuk

menunjang prestasi dalam kuliahnya. Tetapi, banyaknya tugas-tugas
kuliah yang menumpuk ditambah dengan tuntutan kemandirian di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

lingkungan asrama menyebabkan waktu untuk berkomunikasi dengan
orangtuanya terhambat.
Ternyata ia menyatakan bahwa kurangnya komunikasi dengan
orangtua mengakibatkan terhambatnya studinya. Orangtuanya yang dulu
tinggal serumah selalu memberikan semangat belajar agar nilainya bagus.
Tetapi sekarang karena jarak yang berjauhan dan waktu yang terbatas,
pemberian semangat itu tidak bisa maksimal. Menurut Rusyan dkk
(1994:196) perhatian dari keluarga/orangtua sebagai lingkungan utama,
pertama, dan yang paling dekat dengan anak. Menjadi hal terpenting.
Perhatian dan komunikasi orangtua dalam belajar anaknya merupakan
factor penting dalam membina kesuksesan belajar. Kurangnya perhatian
dan komunikasi dari orangtua dapat menyebabkan seorang anak menjadi
malas, acuh tak acuh, dan kurang minat belajar.
Berdasarkan jurnal penelitian eJournal Ilmu Komunikasi Volume
1 nomor 1 tahun 2013, seorang peneliti melakukan wawancara kepada
anak-anak yang memiliki prestasi dan motivasi belajar yang bagus.
Ternyata menurut pengakuan anak-anak tersebut, jika ada waktu
berkumpul bersama keluarga, maka orangtua mereka selalu menanyakan
keadaan belajar mereka di sekolah. Sementara itu, anak-anak yang
prestasi belajarnya standart adalah akibat dari kurangnya komunikasi dan
motivasi belajar dari orangtua mereka.
Menurut Sprinthall & Sprinthall (1990:170) anak yang memiliki
motivasi belajar tinggi cenderung memiliki banyak energy untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

melakukan kegiatan belajar. Anak dengan motivasi belajar tinggi
memiliki ciri-ciri seperti tekun menghadapi tugas, menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah, lebih sering bekerja mandiri, cepat
bosan pada hal-hal yang rutin, dan senang memecahkan suatu masalah.
Berdasarkan

uraian

diatas,

inilah

pentingnya

komunikasi

interpersonal orangtua dan anak dalam meningkatkan motivasi belajar
anak. Komunikasi interpersonal dapat terbentuk dalam sebuah kehidupan
keluarga yang melibatkan antara orangtua dengan anak. Anak
membutuhkan oranglain dalam berkembang. Dalam hal ini, yang paling
utama dan pertama bertanggung jawab adalah orangtua atau keluarga dari
anak itu sendiri (Mardiya, 2000:10)
Tetapi, sama seperti bentuk komunikasi yang lain, komunikasi
interpersonal juga bisa efektif dan tidak efektif . Salah satu unsur yang
penting dalam komunikasi interpersonal adalah waktu atau durasi, seperti
yang dikatakan oleh Mulyana (2005:253) dimana waktu akan sangat
mempengaruhi komunikasi efektif. Perbandingan waktu berbincang yang
hanya berdurasi satu

jam akan berbeda efeknya dengan waktu

berbincang dengan durasi dua jam atau lebih. Komunikasi interpersonal
antara orangtua dengan anak harus efektif karena akan sangat
berpengaruh terhadap keinginan dan motivasi belajar anak.
Menurut Effendy (2003 :8) komunikasi yang efektif dapat
menimbulkan pengertian, kesenangan, perubahan sikap dan perilaku,
hubungan dan tindakan yang makin baik. Demikian juga, diharapkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

akan timbul komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak agar dapat
menjadikan anak tersebut berprestasi di dalam studinya. Seperti yang
disebutkan diatas, komunikasi yang efektif bisa menimbulkan perubahan
perilaku. Demikian juga komunikasi interpersonal orangtua kepada anak
bisa membangkitkan motivasi belajar.
Komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak masingmasing jarang dipertemukan, misal oleh karena itu faktor waktu dan
metode yang saling berseberangan (Gunarsa, 2008 :36). Hal ini sesuai
dengan pernyataan bahwa orangtua dan anak yang tinggal di asrama akan
kesulitan untuk melakukan proses komunikasi dikarenakan jarak dan
waktu yang terbatas. Terkadang mereka memiliki kesibukan sendirisendiri yang tidak bisa ditinggal. Sehingga orangtua juga kesulitan untuk
memberikan motivasi untuk niat belajar anak tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditulis diatas,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “komunikasi interpersonal
antara orangtua dengan anak di rusunawa Bela Negara UPN Jatim dalam
meningkatkan motivasi belajar” dengan menggunakan teori komunikasi
interpersonal karena komunikasi interpersonal merupakan komunikasi
yang berlangsung antara dua orang yang bisa dilakukan dengan
menggunakan media internet atau telepon. Inilah yang disebut dengan
kelompok maya. Demikian juga kasus yang terjadi pada orangtua dan
anaknya yang tinggal di asrama Bela Negara UPN Veteran Jatim yang
berkomunikasi menggunakan media teknologi. Dijelaskan bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak sangat penting dijaga
untuk keharmonisan dalam rumah tangga dan memotivasi anak dalam
belajar.
Penulis mengambil lokasi penelitian di Rusunawa UPN “Veteran”
Jawa Timur karena dibandingkan dengan rusunawa yang lain, rusunawa
disini kurang memperhatikan cara mahasiswi untuk berkomunikasi
dengan dunia luar. Misalnya seperti di PESMI (Pesantren Mahasiswa) di
IAIN atau Rusunawa di Universitas Airlangga. Kedua rusunawa tersebut
memiliki alat komunikasi internet seperti wifi yang bisa memudahkan
mahasiswa untuk berkomunikasi dengan keluarga/orang tuanya melalui
skype. Selain alasan tersebut, Rusunawa UPN ini hanya menampung
mahasiswa semester awal saja. Dimana mahasiswa semester awal masih
membutuhkan orangtua dalam mencari jati dirinya.
1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terpapar diatas, maka
rumusan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimana komunikasi
interpersonal antara orangtua dengan anak yang bertempat tinggal di
rusunawa Bela Negara UPN Jatim dalam meningkatkan motivasi belajar.

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi interpersonal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

antaraorangtua dan anak yang bertempat tinggal di rusunawa Bela Negara
UPN Jatim dalam meningkatkan motivasi belajar.
1.4

Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Dapat digunakan untuk menambah wacana komunikasi interpersonal
atau antarpribadi.
b. Manfaat Praktis
Memberikan gambaran bagi masyarakat tentang pentingnya komunikasi
interpersonal atar orangtua dan anak dalam meningkatkan motivasi
belajar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapan dua jurnal yang
dijadikan sebagai referensi. Jurnal yang pertama berjudul “Pengaruh
Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Anak di SMA Negeri 4 Samarinda Semarang. Pada jurnal
ini berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMS Negeri 4 Samarinda
meengenai peran orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar anak,
maka diperoleh hasil penelitian melalui proses survey. Dengan demikian
dari hasil survey tersebut dapat ditarik kesimpulan :
1.

Terdapat

pengaruh

antara

komunikasi

interpersonal

Orangtua dan anak terhadap prestasi belajar anak. Menurut
hasil penelitian, komunikasi interpersonal antara siswa
SMA Negeri 4 Samarinda tergolong rendah. Hanya 37,2%
saja orangtua yang mau memulai pembicaraan seputar
kesulitan anak dalam belajar. Orangtua dari anak-anak
tersebut juga jarang mau mengerti apa yang dialami oleh
anaknya dalam pelajaran di sekolah. Hanya 17 orangtua
saja yang menanggapi keluhan anaknya ketika mereka
menceritakan kesulitannya dalam hal pelajaran. Orangtua
jarang menyetarakan diri dengan anaknya. kesetaraan

14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

adalah

kesamaan,sama-sama

(Salim,1991).

Dalam

bernilai

komunikasi

dan

berharga

interpersonal

yang

dimaksud dengan kesetaraan adalah kemauan orangtua
untuk duduk bersama-sama dengan anaknya membahas
pelajaran-pelajaran yang tidak dimengerti oleh anak.
2.

Perilaku komunikasi yang terjadi antara orangtua dan anak
mengenai prestasi belajar belum sepenuhnya efektif. Hal ini
disebabkan

oleh

kurangnya

intensitas

komunikasi

interpersonal antara orangtua dengan anak. Sehingga si
anak pun juga jarang mau terbuka mengenai prestasi belajar
di

sekolahnya.

Kurangnya

dukungan,

rasa

empati,

kurangnya sikap positif yang diberikan orangtua terhadap
anak juga berpengaruh terhadap hubungan interpersonal
orangtua dengan anak. Sehingga bisa mempengaruhi
prestasi belajar anak tersebut.
Penelitian

yang

kedua

berjudul

“Keterbukaan Komunikasi

Interpersonal Pasangan Suami Istri yang Berjauhan Tempat Tinggal”.
Keterbukaan dalam proses komunikasi interpersonal merupakan suatu hal
yang penting. Tetapi yang terjadi pada pasangan suami istri yang tinggal
berjauhan adalah kurangnya keterbukaan diantara mereka. Sehingga akan
muncul kecurigaan dan rasa tidak percaya diantara keduanya. Jarak yang
jauh juga membuat komunikasi menjadi tidak efektif dan tidak jarang
dapat terjadi miss communication. Dalam jurnal ini, peneliti mengambil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

tiga pasangan suami istri untuk menjadi informan penelitian. Hasilnya
adalah bahwa jarak yang jauh tidak menghambat ketiga pasangan ini
dalam membina hubungan. Karene mereka telah memiliki keterbukaan.
Kedua keterbukaan komunikasi pada ketiga pasangan tersebut dipengaruhi
oleh cara mereka dalam menjaga komunikasi satu sama lain. Adapun halhal yang

menjadi factor keterbukaan mereka antara lain

mau

mendengarkan, menjaga keintiman, sikap saling mendukung dan saling
percaya satu sama lain. Dari hal-hal itulah keterbukaan komunikasi
interpersonal dapat terbina dengan baik. Hasil dari penelitian ini juga
menunjukkan bahwa keterbukaan komunikasi lebih banyak dilakukan oleh
pihak istri. Sementara suami ada kalanya menjadi tidak terbuka kepada
pasangannya karena pengaruh kondisi dan

lingkungan. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar yang berperan lebih besar dalam
menjalin keterbukaan adalah istri.

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Komunikasi Interper sonal
2.2.1.1 Definisi Komunikasi Interper sonal
Ada beberapa definisi komunikasi interpersonal menurut sudut
pandang yang berbeda-beda, diantaranya :
a.

Berdasarkan komponen
Komunikasi

interpersonal

didefinisikan

dengan

mengamati

komponen-komponen utamanya, yaitu mulai dari penyampaian pesan oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

komunikator dan penerimaan pesan oleh komunikan, dengan berbagai
dampak yang akan diakibatkan oleh komunikasi tersebut.
b.

Berdasarkan hubungan diadik
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung

diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang dekat dan jelas.
Sebagai contoh adalah hubungan orangtua dengan anak, kakak dengan
adik, atau hubungan dua orang sahabat (DeVito, 1997 : 231)

2.2.1.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Menurut Suranto (2011 : 19) tujuan komunikasi interpersonal ada
macam-macam. Diantaranya adalah:
a.

Mengungkapkan perhatian kepada oranglain
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah mengungkapkan

perhatian
kepada oranglain. Dalam hal ini, seseorang menyapa dengan cara
tersenyum ataupun melambaikan tangan.
b.

Menemukan diri sendiri
Orang melakukan komunikasi interpersonal untuk mengetahui

tentang sifat-sifat dan karakter yang dimilikinya berdasarkan pendapat
oranglain. Seseorang tidak bisa dengan mudah mengetahui kesalahan pada
dirinya jika tidak diberitahu oleh orang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

c.

Menemukan dunia luar
Dengan berkomunikasi interpersonal, seseorang dapat
mengetahui informasi dari oranglain. Termasuk informasi yang
penting dan actual. Misalnya komunikasi dokter dengan pasien
dapat mengetahui penyakit apa yang diderita oleh pasien beserta
dengan penanganan dan pencegahannya.

d.

Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis
Maksud dari pernyataan ini adalah kita sebagai makhluk
social, tidak bisa hidup tanpa bantuan dari oranglain. Oleh karena
itu, kita mengabdikan sebagian hidup kita untuk berkomunikasi
interpersonal agar hubungan baik tetap terjaga.

e.

Mempengaruhi sikap dan tingkah laku
Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian suatu
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu
ataupun mengubah sikap. Baik secara langsung (tatap muka)
maupun secara tidak langsung (melalui media)

f.

Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
Kadang-kadang

seseorang

melakukan

komunikasi

interpersonal hanya untuk mencari kesenangan atau hiburan.
Berbicara dengan seseorang bisa membantu kita menghilangkan
stress

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

g.

Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi
Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan miss
communication yang terjadi antara pemberi pesan dan penerima
pesan. Karena melalui komunikasi interpersonal, dapat dilakukan
pendekatan dan

menjelaskan

berbagai pesan

yang

rawan

menimbulkan kesalahpahaman
h.

Memberikan bantuan (konseling)
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang memerlukan
komunikasi interpersonal bisa berguna untuk konseling. Tanpa
disadari, seseorang ternyata sering bertindak sebagai konselor
maupun konseli dalam komunikasi interpersonal. Misalnya saja
seorang remaja curhat kepada teman dekatnya. Tujuan melakukan
curhat tersebut adalah untuk mendapat bantuan pemikiran sehingga
ada solusi atau pemecahan masalah yang baik.

2.2.1.3 Ciri-Ciri Komunikasi Interper sonal
Menurut Judy C. Pearson (2002 : 21) menyebutkan ada beberapa
ciri komunikasi interpersonal. Yaitu:
a. Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi. Artinya adalah
segala bentuk penafsiran pesan maupun penilaian mengenai oranglain
berasal dari diri kita sendiri
b. Komunikasi interpersonal menyangkut aspek isi pesan dan hubungan
antarpribadi. Maksudnya efektivitas komunikasi interpersonal tidak hanya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

dari berkualitasnya isi pesan saja, tetapi juga tergantung dari kadar
hubungan antar individu.
c. Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang saling
berkomunikasi saling bergantung satu dengan yang lainnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan emosi.
Sehingga terjadi saling ketergantungan emossional antara satu dengan
yang lainnya.
d. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang. Artinya
ketika seseorang sudah terlanjur mengucapkan sesuatu kepada orang lain,
maka ucapan tersebut tidak dapat diubah ataupun diulang. Orang yang
sudah salah ucap memang bisa meminta maaf atas ucapannya, tetapi tidak
bisa menghapus apa yang bisa diucapkan.

2.2.1.4 Pengertian Komunikasi Interpersonal Orangtua dengan Anak
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan atau
rangsangan dengan menggunakan lambang-lambang

dan bahasa, oleh

seseorang kepada orang lain. Tujuannya adalah untuk memberi tahu atau
untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku. Baik secara langsung atau
melalui media (Effendy, 2003 : 5)
Fungsi komunikasi ada banyak. Diantaranya adalah untuk
berinteraksi, menyampaikan informasi, bersosialisasi, menyampaikan
pikiran dan perasaan, dan bahkan untuk mengurangi tekanan emosional
(stress). Tetapi, yang terpenting dalam komunikasi adalah untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

membangun kontak social dengan orang lain dan untuk menyatakan serta
mendukung identitas diri (Mulyana, 2005 : 4).
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia
sebagai makhluk social. Melalui komunikasi, kita bisa bertukar pikiran
dan pendapat, kita bisa saling menghibur, dan juga menceritakan
pengalaman-pengalaman kita kepada orang lain. Dalam hal ini adalah
komunikasi antara orangtua dan anak. Kedekatan orangtua dan anak yang
seharusnya menjadi lambang keharmonisan keluarga, serta komunikasi
yang intens merupakan hal yang paling penting dalam memotivasi anak
dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal antara orangtua dan anak adalah proses penyampaian isi
pesan, pendapat antara satu orang kepada orang yang lain. Proses
komunikasi ini berlangsung secara dua arah. Artinya adalah orangtua dan
anak, masing-masing memiliki hak yang sama dalam menyampaikan
pesan ataupun pendapat.

2.2.1.5 Unsur-Unsur Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak
Menurut Rahmat (2005 : 129), unsure-unsur komunikasi interpersonal
antara lain:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

a. Kepercayaan
Rasa percaya merupakan unsure komunikasi yang paling utama.
Adanya rasa percaya membuka kemungkinan komunikator mempertegas
maksud pesan yang ia sampaikan.
b. Supportive
Supportive adalah seseorang bisa menerima dengan jujur,
berempati dalam menghadapi masalah. Komunikasi akan menjadi efektif
apabila ada rasa supportive dalam diri seseorang.
c. Keterbukaan
Keterbukaan yaitu terbuka pada orang-orang yang diajak untuk
berinteraksi/berkomunikasi.

Sehingga

komunikan

bisa

mengetahui

pendapat atau pikiran yang disampaikan dan langsung memberikan
tanggapan kepada komunikator.
Berdasarkan uraian diatas, maka unsure-unsur komunikasi antara
orangtua dengan anak dalam meningkatkan motivasi belajar anak adalah
adanya rasa percaya, adanya rasa supportive, dan adanya saling
keterbukaan.

2.2.1.6 Komponen-komponen Komunikasi Interper sonal
Menurut Suranto (2011 : 9) ada beberapa komponen di dalam
komunikasi interpersonal. Diantaranya yaitu :
a.

Sumber atau komunikator. Komunikator merupakan orang yang
memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi. Kebutuhan ini dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan social sampai
kepada keinginan untuk mempengaruhi sikap atau tingkah laku
orang lain.
b.

Encoding.

Encoding

adalah

suatu

aktifitas

internal

pada

komunikator dalam menciptakan pesan melalui pemilihan symbolsimbol verbal dan nonverbal, yang disusun berdasarkan aturanaturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik
komunikan.
c.

Pesan. Pesan merupakan hasil dari encoding. Pesan adalah
seperangkat symbol-simbol baik verbal maupun nonverbal, atau
gabungan

dari keduanya

yang

mewakili

keadaan

khusus

komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktivitas
komunikasi interpersonal, pesan ini merupakan unsure yang sangat
penting.
d.

Saluran. Merupakan sarana penyampaian pesan dari sumber ke
penerima atau yang menghubungkan dari orang ke orang.

e.

Penerima/Komunikan. Penerima adalah seseorang yang menerima,
memahami, dan menginterpretasikan pesan. Dalam komunikasi
interpersonal, penerima bersikap aktif yaitu memberikan umpan
balik kepada pengirim pesan.

f.

Decoding. Decoding adalah kegiatan internal dalam diri penerima.

g.

Respon. Respon yaitu apa yang telah diputuskan oleh penerima
untuk dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

dapat berupa respon positif dan respon negative. Respon positif
bila sesuai dengan yang dikehendaki oleh komunikator, respon
netral yaitu berarti komunikan tidak menerima ataupun menolak
keinginan komunikator. Sementara respon negative adalah ketika
tanggapan yang diberikan berbeda dengan apa yang diinginkan
oleh komunikator.
h.

Gangguan. Seringkali terjadi pesan-pesan yang dikirim berbeda
dengan pesan-pesan yang diterima. Hal ini terjadi karena adanya
gangguan saat komunikasi berlangsung. Dalam komunikasi
interpersonal, gangguan dibagi menjadi tiga. Pertama adalah
gangguan fisik seperti kegaduhan, jarak, interupsi, dan lain
sebagainya. Kedua adalah gangguan psikologis. Gangguan
psikologis ini timbul karena perbedaan gagasan dari penilaian
subjektif

diantara

orang-orang

yang

terlibat

komunikasi.

Contohnya gangguan ini adalah status social ataupun perbedaan
nilai-nilai. Gangguan yang ketiga adalah gangguan semantic.
Gangguan ini terjadi karena kata-kata atau symbol-simbol yang
diberikan

memiliki

arti ganda.

Sehingga

penerima

gagal

menangkap maksud dari pengirim pesan (komunikator).
i.

Konteks Komunikasi. Dalam suatu komunikasi selalu ada konteks
tertentu. Setidaknya ada tiga dimensi, yaitu ruang, waktu, dan nilai.
Konteks ruang

yaitu

tempat

dimana komunikasi tersebut

berlangsung. Apakah di ruang tamu, di kamar tidur, di taman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Kemudian konteks Waktu yaitu kapan komunikasi tersebut
berlangsung. Pagi, siang, sore, atau malam. Sementara konteks
nilai adalah nilai social dan budaya yang mempengaruhi suasana
komunikasi. Seperti adat istiadat, norma-norma yang berlaku,
etika, tata krama, dan sebagainya.

2.3

Keluarga

2.3.1 Pengertian Keluarga
Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah
dan hubungan social. Dalam dimensi hubungan darah, merupakan
kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang
lainnya. Keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga inti yaitu terdiri dari
ayah,ibu,dan anak-anaknya. Sedangkan keluarga besar adalah satuan
keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan satu lingkungan
keluarga. Seperti dalam satu rumah terdapat banyak anggota keluarga
lainnya seperti kakek, nenek,ayah,ibu,paman,bibi, dan anggota keluarga
lainnya (Bahri, 2004 : 16)
Keluarga memiliki peranan penting dalam upaya mengembangkan
pribadi anak. Perawatan orangtua yang penuh dengan kasih sayang dan
pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun social
budaya yang diberikan adalah salah satu cara untuk mempersiapkan anak
menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat (Yusuf, 2004 : 37)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.3.2 Pengertian Anak
Pengertian anak menurut UU RI no. 4 tahun 1979 tentang
kesejahteraan anak adalah seorang yang belum mencapai usia 21 tahun
dan belum pernah menikah. Batasan 21 tahun ditetapkan karena
berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan social, kematangan pribadi,
dan kematangan mental seorang anak dicapai dalam usia tersebut.

2.3.3 Peran Anak
Anak merupakan rahmat Tuhan yang diamatkan kepada orang
tuanya yang membutuhkan peliharaan, penjagaan, kasih saying, dan
perhatian. Masa anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan
terjadinya perubahan dalam banyak aspek perkembangan (Yusuf, 2004 :
12)
Seorang anak mampu bersosialisasi secara sehat yakni ditandai
dengan kemampuan untuk memiliki hubungan secara emosional dengan
orang lain. Seorang anak akan dapat menyerap nilai-nilai, norma-norma,
dan etika dari budaya sosialnya terutama dari orangtuanya (Dariyo, 2004 :
114)
Karena memang dalam kenyataannya, anak suka meniru sikap dan
perilaku orang tua dalam keluarga. Anak secara kualitatif maupun
kuantitatif tidak sama dengan orang dewasa. Bahkan anak adalah orang
dewasa dalam bentuk kecil (miniature adult). Sehingga memperlakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

anak sama saja dengan memperlakukan orang dewasa (Sarwono, 2000 :
37)
Seorang

anak pandai

menyesuaikan diri dengan keadaan

lingkungan yang berubah-ubah secara dinamis (Djamarah, 2004 : 21)

2.3.4 Pengertian Orang Tua
Ada beberapa pengertian menurut para ahli mengenai definisi
orang tua. Orangtua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup
bersama dengan membawa pandangan, pendapat, dan kebiasaan-kebiasaan
sehari-hari (Gunarsa, 2008 : 27). Sementara itu menurut Nasution (1986 :
1) orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu
keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari
disebut “bapak” dan “ibu”. Menurut Wright (1991 :12) orang tua dibagi
menjadi tiga macam. Yaitu yang pertama orang tua kandung. Orang tua
kandung adalah ayah dan ibu yang memiliki hubungan darah secara
biologis. Kedua orang tua angkat. Yaitu pria dan wanita yang bukan
kandung tetapi dianggap sebagai orang tua sendiri berdasarkan ketentuan
hokum atau adat yang berlaku. Ketiga adalah orang tua asuh. Orang tua
asuh yaitu orang tua yang membiayai hidup seseorang yang bukan anak
kandungnya atas dasar kemanusiaan.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan tersebut, dapat
ditarik kesimpulan orang tua memiliki tanggung jawab dalam mendidik
dan membina anak-anaknya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

2.3.5 Peranan Orang Tua dalam Memotivasi Belajar Anak
Menurut Santrock (2007 : 56) siswa yang sukses mendapatkan
perhatian dari orang tua dan dukungan dari orang tua. Untuk itu, ada
beberapa peranan orang tua yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan
motivasi belajar anak. Diantaranya:
1.

Menghargai prestasi anak
Hal ini akan sangat memacu anak untuk lebih giat dalam belajar,
kemudian bagi anak yang belum tumbuh motivasi belajarnya,
maka akan termotivasi untuk mengejar