PENGARUH SPORT EDUCATION MELALUI PERMAINAN NET GAMES TERHADAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

(1)

PENGARUH SPORT EDUCATION MELALUI PERMAINAN

NET GAMES TERHADAP KERJASAMA DAN HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH

MENENGAH ATAS

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh

Rama Kurniawan NIM 1302610

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

PENGARUH SPORT EDUCATION MELALUI PERMAINAN

NET GAMES TERHADAP KERJASAMA DAN HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH

MENENGAH ATAS

Oleh Rama Kurniawan

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga

pada Sekolah Pascasarjana

© Rama Kurniawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tesis in tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis.


(3)

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengaruh Sport

Education melalui Permainan Net Games terhadap Kerjasama dan Hasil Belajar

Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Atas” ini beserta seluruh isinya benar -benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 21 Mei 2015 Yang membuat pernyataan,


(5)

ABSTRAK

PENGARUH SPORT EDUCATION MELALUI PERMAINAN NET GAMES TERHADAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

JASMANI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan Sport Education terhadap kerjasama siswa dalam pembelajaran penjas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Sport Education terhadap hasil belajar permainan net games dalam pembelajaran penjas di Sekolah Menengah Atas. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi dengan menggunakan kelas kontrol sebagai kelompok pembanding. Sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri di Lamongan. Sampel terdiri dari 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol dengan jumlah keseluruhan 68 siswa. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah analisis kovarian (ankova) dan uji-t. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa pada penerapan Sport Education terbukti berpengaruh terhadap kerjasama siswa. Hasil lain juga menunjukkan pengaruh yang signifikan penggunaan Sport Education terhadap hasil belajar keseluruhan, dimensi pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk hasil belajar dimensi sikap tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan yang diperoleh oleh kelompok yang menggunakan Sport Education maupun kelompok yang menggunakan program konvensional kurikulum 2013. Hasil tersebut memberikan gambaran serta peluang penggunaan Sport Education sebagai alternatif program pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru penjas di sekolah menengah atas.


(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SPORT EDUCATION THROUGH NET GAMES TOWARD COOPERATION AND LEARNING OUTCOMES IN

PHYSICAL EDUCATION AT SENIOR HIGH SCHOOL

The purpose of this study is to investigate the effect of the application of Sport Education program on students’ cooperation in physical education. This study also aims to investigate the effect of the application of Sport Education program toward students’ learning outcomes of net games in physical education at senior high school. The method used in this study is the quasi-experimental method by using the control class as a comparison group. The samples of this study is grade XI students at one of senior high school in Lamongan. The sample is 68 students which is divided into 1 experimental group and 1 control group. In this study the data is analyzed by using analysis of covariate (ancova) and t-test to test the hypothesis. The findings indicate that the application of Sport Education program has the effect toward cooperation aspect. Furthermore, the findings also indicate the significant effect of the use of sport education toward students learning outcome in term of cognitive and psychomotor domain. Meanwhile, there is no significant difference of students’ learning outcome of psychomotor domain between group which is taught by using Sport Education program and group which is taught by using 2013 Curriculum conventional program. The findings provide the description and the opportunity of using Sport Education as the alternative program of learning which can be applied by physical education teachers at senior high school.

.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………..

PERNYATAAN ………..

KATA PENGANTAR ……….

UCAPAN TERIMA KASIH .……….…..…..

ABSTRAK ………...

ABSTRACT ………..

DAFTAR ISI ………..

DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR GAMBAR ... xii DAFTAR LAMPIRAN ... xiii BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... C. Rumusan Masalah …..………... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Struktur Organisasi………... 12

BAB II LANDASAN TEORETIS ………...

A. Hakekat Pendidikan Jasmani ... B. Hakekat Sport Education (SE) ……… C. Hakekat Permainan Net Games ………..

D. Hakekat Kerjasama ………

E. Hakekat Hasil Belajar ……….. F. Penelitian Yang Relevan ... 36 G. Kerangka Pemikiran ... 36 H. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Subyek Penelitian ... 42 B. Jenis dan Desain Penelitian ... 43 iii iv v vi viii ix x xii xiv xv 1 1 4 5 6 6 7 9 9 10 12 14 15 18 20 22 24 24 25


(8)

C. Prosedur Pelaksanaan ... D. Definisi Operasional ... E. Instrumen Penelitian ... F. Pengembangan Instrumen ... G. Teknik Pengumpulan Data ... H. Teknik Analisis Data ... I. Limitasi Penelitian ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Deskripsi Data ... 1. Kerjasama ... 2. Hasil Belajar ... B. Uji Normalitas ... 1. Uji Normalitas Angket Kerjasama ………. 2. Uji Normalitas Hasil Belajar ……… . 3. Uji Normalitas Kompetensi ………

C. Uji Homogenitas ………..

1. Uji Homogenitas Angket Kerjasama ………. 2. Uji Homogenitas Hasil Belajar ……… 3. Uji Homogenitas Kompetensi ………

D. Uji Hipotesis ………..

E. Pembahasan ...

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ………

A. Simpulan ... B. Implikasi dan Rekomendasi ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ... ARTIKEL PROSIDING ... BIODATA PENULIS ...

26 27 28 30 33 33 36 41 41 42 44 47 47 48 48 49 49 50 50 51 62 68 68 68 71 75 164 177


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kompetensi Inti kelas XI SMA/MA ………. Tabel 3.1. Skema Pelaksanaan Program Sport Education ………. Tabel 3.2. Indikator Angket Kerjasama ……… Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Ujicoba Angket ………..……… Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Angket ..……… Tabel 3.5. Analisis ancaman Non-equivalent Pretes Posttest Control

Group Design ……….……….

Tabel 4.1. Deskripsi Skor Kerjasama Kelompok Eksperimen ……….

Tabel 4.2. Deskripsi Skor Kerjasama Kelompok Kontrol ………

Tabel 4.3. Deskripsi Skor Hasil Belajar ………..……… Tabel 4.4. Deskripsi Skor Kompetensi Sikap …………..………. Tabel 4.5. Deskripsi Skor Kompetensi Pengetahuan …..………. Tabel 4.6. Deskripsi Skor Kompetensi Keterampilan ……..………. Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Angket Kerjasama ………. Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ……..……… Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas Kompetensi ………. Tabel 4.10. Hasil Uji Homogenitas Angket Kerjasama ………. Tabel 4.11. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ……… Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas Kompetensi ……… Tabel 4.13. Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson ………. Tabel 4.14. Hasil Uji Interaksi antara Perlakuan dengan Kovariat …..…………. Tabel 4.15. Hasil Uji Ankova Kerjasama ……….. …..……… Tabel 4.16. Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson ………. Tabel 4.17. Hasil Uji Interaksi antara Perlakuan dengan Kovariat …..…………. Tabel 4.18. Hasil Uji Ankova Hasil Belajar ……….…..……… Tabel 4.19. Hasil Uji Independent Sample t Test Kompetensi Sikap ……….... …. Tabel 4.20. Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson ……… Tabel 4.21. Hasil Uji Interaksi antara Perlakuan dengan Kovariat …..…………. Tabel 4.22. Hasil Uji Ankova Kompetensi Pegetahuan ……….. …. Tabel 4.23. Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson ………

2 18 26 29 31 33 37 43 43 44 45 45 46 47 48 48 49 50 50 52 52 53 54 55 56 56 57 58 59 60


(10)

Tabel 4.24. Hasil Uji Interaksi antara Perlakuan dengan Kovariat …..…………. Tabel 4.25. Hasil Uji Ankova Kompetensi Keterampilan ………..

60 61


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Desain Penelitian Non-Equivalent Pretest-Posttest Control

Group Design ………

Gambar 4.1. Persentasi Observasi Aktivitas Guru ……….

Gambar 4.2. Persentasi Observasi Aktivitas Siswa ……….

25 41 42


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ujicoba Angket ………..………. Lampiran 2. Data Ujicoba Kerjasama ……….………. Lampiran 3. Output Validitas Kerjasama ………. Lampiran 4. Hasil Reliabilitas Kerjasama …………..………. Lampiran 5. Instrumen Angket Kerjasama ……….…… Lampiran 6. Instrumen Kompetensi Sikap ……….……

Lampiran 7. Instrumen Kompetensi Pengetahuan ……….……

Lampiran 8. Instrumen Kompetensi Keterampilan ……….…… Lampiran 9. Contoh Pedoman Pelaksanaan Sport Education ……….…… Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ……. Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ………. Lampiran 12. Tabulasi Data Penelitian ………..…………. Lampiran 13. Uji Normalitas Data Angket Kerjasama ………... Lampiran 14. Uji Normalitas Data Hasil Belajar ……….. Lampiran 15. Uji Normalitas Data Kompetensi ……….. Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Angket Kerjasama ………... Lampiran 17. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar ……….. Lampiran 18. Uji Homogenitas Data Kompetensi ..……….. Lampiran 19. Output Uji Prasyarat Korelasi Product Moment Data

Kerjasama ……..……… Lampiran 20. Output Uji Prasyarat Ankova Data kerjasama ……..………….. Lampiran 21. Output Uji Ankova Data kerjasama ……..………..……….. Lampiran 22. Output Uji Prasyarat Korelasi Product Moment Kompetensi Sikap ……… Lampiran 23. Output Uji Prasyarat Ankova Data Hasil Belajar ……..………….. Lampiran 24. Output Uji Ankova Data Hasil Belajar ……..………..……….. Lampiran 25. Output Uji Prasyarat Korelasi Product Moment Data

Kompetensi Sikap ………

Lampiran 26. Uji Independent t Test Kompetensi Sikap ……….. Lampiran 27. Output Uji Prasyarat Korelasi Product Moment Data

75 78 80 82 83 85 86 90 91 110 121 133 137 138 139 140 141 142 144 145 146 147 148 149 150 151


(13)

Lanjutan

Kompetensi Pengetahuan ……..……….

Lampiran 28. Output Uji Prasyarat Ankova Kompetensi Pengetahuan………. Lampiran 29. Output Uji Ankova Data Kompetensi Pengetahuan ..………. Lampiran 30. Output Uji Prasyarat Korelasi Pearson Kompetensi

Keterampilan ………..………. Lampiran 31. Output Uji Prasyarat Ankova Kompetensi Keterampilan………. Lampiran 32. Output Uji Ankova Data Kompetensi Keterampilan ..………. Lampiran 33. Dokumentasi Penelitian …….……….. Lampiran 34. Surat Ijin Penelitian …….………..……….. Lampiran 35. Surat Bukti Telah Ujicoba Instrumen ……..……….. Lampiran 36. Surat Bukti Telah melakukan Penelitian …..………..

152 153 154

155 156 157 158 161 162 163


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sekaran yang berlokasi di kota Lamongan bagian dari Provinsi Jawa timur. Sekolah ini merupakan satu dari beberapa sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menerapkan kurikulum 2013 di tahun pertama pemberlakuannya. Alasan peneliti menjadikan sekolah tersebut sebagai tempat penelitian karena termasuk Piloting School untuk kurikulum 2013 sehingga sesuai dengan fokus penelitian.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Sekaran, Lamongan mulai dari kelas X sampai kelas XI yang terdiri dari 14 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas dari kelas XI SMA Negeri di Lamongan yaitu XI MIA 3 (34 siswa) dan XI MIA 4 (34 siswa). Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 68 siswa.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster

random sampling, yaitu dengan memilih tingkatan kelas kemudian

mencari kelompok (kelas) yang akan menjadi subjek penelitian dari populasi yang ada secara acak. Kelas yang telah menggunakan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 yaitu kelas X dan kelas XI. Dari kelas X dan kelas XI (14 kelas) dipilih kelas XI melalui cluster. Pemilihan kelas XI didasarkan pada kompetensi dasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas X yaitu pada tahap perbaikan keterampilan sehingga akan lebih memungkinkan untuk melakukan kompetisi dalam SE. Setelah itu dilakukan pemilihan sebanyak dua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Dari 7 kelas yang tersedia akhirnya terpilih 2 kelas yaitu kelas XI MIA 3 dan XI MIA 4. Pemilihan kelas dilakukan secara acak atau random.


(15)

25

Namun penentuan kelas atau kelompok yang mendapatkan pilihan program tidak dilakukan dengan random assignment.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment, yaitu penelitian yang memiliki karakteristik memberikan perlakuan, melibatkan kelompok kontrol namun tanpa menggunakan random assignment (Fraenkel dkk., 2012, hlm. 275). Karena hanya terdiri dari dua kelompok sampel, maka tidak dimungkinkan menggunakan random assignment (Wallhead & Ntoumanis, 2004).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain

Non-Equivalent Pretest-Posttest Control Group Design (Creswell, 2009, hlm.

242). Terdapat dua kelompok subjek yang digunakan. Satu kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa program Sport Education, sedangkan kelompok yang lain (kontrol) menggunakan program pembelajaran konvensional (sesuai kurikulum 2013). Kedua kelompok akan diobservasi baik pretest maupun posttest. Adapun gambaran mengenai desain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1. Desain Penelitian Non-Equivalent Pretest-Posttest Control

Group Design keterangan:

kelompok A = kelompok dengan menggunakan program SE

kelompok B = kelompok dengan menggunakan program konvensional O1 = observasi atau pengukuran pretest

O2 = observasi atau pengukuran posttest

X = perlakuan program SE.

Perlakuan (program SE) dilakukan selama 1 unit season (kompetisi) yang terdiri dari 15 lesson atau bisa juga disederhanakan istilahnya menjadi Jam Pelajaran (1 JP = 45 menit). Setiap pertemuan terdiri

Kelompok A O1 X O2


(16)

26

dari 3 JP sehingga pemberian perlakuan dilakukan total selama 5 pertemuan. Demikian halnya dengan kelompok konvensional, pembelajaran berlangsung selama 15 Jam Pelajaran (1 JP = 45 menit) dengan total durasi 5 pertemuan. Kedua kelompok masing-masing menerima pembelajaran permainan bola voli. Kelompok konvensional melakukan pembelajaran sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013 yang ada di sekolah penelitian.

C. Prosedur pelaksanaan

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan dua program yang berbeda. Tabel 3.1. berikut merupakan program untuk kelompok eksperimen.

Tabel 3.1. Skema Pelaksanaan Program Sport Education

Skema Sport Education

Durasi 5 minggu Pertemuan

JP

5 Pertemuan 15 JP Lama tiap lesson 45 menit

Materi Net games (bolavoli)

Model Pembelajaran -Langsung, koperatif, tutor sebaya

JP 1 - Pengenalan Program SE - Pengenalan Kejuaraan

2-3 - Keterampilan passing dan service

4-5 - Keterampilan Smashing, Bloking dan Set up 6-7 - Taktik dan Strategi bermain

8-9 -Persiapan organisasi/menejemen pertandingan - Simulasi pertandingan

10-11 Pertandingan Pre-season

12-14 - Pertandingan kompetisi sistem gugur - Grand Final


(17)

27

Penjelasan lebih lengkap mengenai kedua program sebagai berikut: 1. Program Sport Education

Program ini dilaksanakan selama 15 JP dimana setiap JP terdiri dari 45 menit. 1 pertemuan terdiri dari 3 JP yang memuat 3 materi khusus sesuai dengan pola program SE yang telah ada. Materi pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok program Sport Education bola voli (net

games/bola voli). Pelaksanaan dilakukan dengan memenuhi unsur season, affiliation, formal competition, culminating event, record keeping

dan festivy (Siedentop dalam Metzler, 2000, hlm. 256). 2. Konvensional

Pembelajaran ini dilaksanakan selama 5 pertemuan dengan ketentuan 1 pertemuan tiap minggunya. 1 pertemuan terdiri dari 3 jam pelajaran/JP (1 JP = 45 menit). Materi pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok konvensional seperti pedoman kurikulum 2013 yaitu permainan bola besar (bola voli).

Berikut ini merupakan skema pelaksanaan dari kelompok eksperimen

D. Definisi Operasional

1. Sport Educational (SE)

Program pembelajaran penjas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi pelaku kompetisi permainan. Siswa diberikan peran ganda yaitu selain ditugaskan menjadi, pemain juga menjadi penyelenggara/ panitia, dan pelatih.

Model ini memiliki Aspek struktural yang terdiri dari kompetisi resmi, musim, pesta perayaan, dll (Siedentop, 2002, hlm. 409) serta memiliki tujuan yaitu untuk memberikan pengalaman olahraga secara nyata kepada peserta didik. Dalam penelitian ini, tahapan yang dilakukan oleh siswa adalah tahapan mengenal program SE, tahap persiapan (pra pertandingan), periode pertandingan, dan pasca pertandingan.

2. Kerjasama

Definisi kerjasama menurut Coackley dalam (Attle & Baker, 2007, hlm. 77) merupakan proses sosial yang dilakukan untuk mencapai tujuan


(18)

28

kelompok yang ingin dicapai. Unsur kerjasama terdiri dari perilaku-perilaku sosial seperti perilaku-perilaku saling membantu dengan orang lain, mau berbagi apa yang dimiliki serta taat pada aturan yang berlaku. Kerjasama yang bisa diterapkan dalam lingkup aktivitas di sekolah menurut Jarolimek (1977, hlm. 6) memiliki karakteristik seperti berikut:

a. Bekerja sama dengan anggota yang lain dan mendiskusikan peran baik sebagai ketua kelompok, anggota maupun peran-peran yang lain. b. Ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok serta berupaya meraih

tujuan diskusi.

c. Ikut berkontribusi dalam pengambilan keputusan dalam sebuah kelompok.

Kerjasama dalam lingkup penelitian ini diartikan sebagai perilaku yang memperlihatkan kesenangan dalam melakukan aktivitas kelompok, dan juga melihat perilaku ketidaksenangan dalam aktivitas tersebut. Selain itu juga ditunjukkan melalui upaya mereka untuk mencapai tujuan kelompok. 3. Hasil Belajar

Hasil perubahan dari siswa akibat proses belajar yang telah dilakukan yang selama pembelajaran permainan bola voli. Perubahan tersebut dilihat melalui rubrik-rubrik penilaian serta lembar pengamatan yang dibuat oleh guru. Hasil belajar secara umum bisa dikategorikan ke dalam 3 ranah yaitu kognitif, psikomotor dan afektif (Kemp, J.E., 1977, hlm. 24).

E. Instrumen Penelitian

1. Angket

Instrumen penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah kuisioner kerjasama (lampiran 1) dalam pembelajaran yang diadopsi dari Cantwell & Andrews (2002) yang terdiri dari 3 indikator: (a)

preference for individual learning (b) preference for group learning, dan

(c) discomfort in group learning. Angket ini juga terdiri dari pertanyaan tambahan yang menganalisa keterkaitan antara kerjasama dengan umur, gender, tingkatan kelas maupun frekuensi melakukan kerjasama. Angket berisi 30 pernyataan dan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Dengan rentang ”Sangat Setuju” sampai dengan ”Sangat Tidak Setuju”.


(19)

29

Indikator dari kerjasama dapat diperlihatkan pada tabel 3.2. berikut:

Tabel 3.2. Indikator Angket Kerjasama

No. Variabel Indikator Item Soal

Positif Negatif

1. Kerjasama

preference for individual learning

1, 9, 20, 23, 25, 29

7

preference for group learning

4, 5, 8, 10, 12, 13, 15, 16, 19, 21, 22, 24, 30

-

discomfort in group learning 14

2, 3, 6, 11, 17, 18, 26, 27, 28, Sebelum diberikan kepada subjek penelitian, angket ini akan dialih bahasakan ke dalam bahasa indonesia kemudian dianalisis oleh pakar bahasa kemudian diujicobakan kembali untuk memperoleh nilai validitas dan reliabilitas yang terbaru.

2. Rubrik Penilaian Hasil Belajar

Masing-masing kelompok baik program SE maupun konvensional terdapat rubrik penilaian hasil belajar. Rubrik ini terdiri dari 3 macam penilaian, yaitu penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

a. Penilaian pengetahuan terdiri dari soal pilihan ganda yang memuat tentang materi permainan bola voli yang terdiri dari definisi, ciri permainan, konsep teknik, taktik dan strategi serta peraturan dalam permainan bolavoli. Penilaian ini akan diberikan kepada siswa pada akhir dari keseluruhan program/pembelajaran.

b. Penilaian sikap terdiri dari lembar pengamatan siswa yang memuat sikap kerjasama, toleransi, disiplin dan tanggungjawab. Indikator yang diamati adalah mengenai kesediaan berbagi peralatan dan kesempatan melakukan aktiitas serta saling membantu mengatasi kesulitan tugas gerak. Penilaian ini dilakukan di setiap pertemuan melalui self check oleh siswa.


(20)

30

c. Penilaian keterampilan dilakukan melalui tes keterampilan passing bawah bola voli. Siswa akan dinilai berdasarkan penampilan dari keseluruhan rangkaian gerakan mulai dari awalan, pelaksanaan hingga gerkana lanjutan. Penilaian ini dilakukan pada akhir dari keseluruhan program/pembelajaran.

F. Pengembangan Instrumen

Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket kerjasama yang diadopsi dari Cantwell & Andrews (2002) yang terdiri dari 3 indikator: (a), preference for individual learning (b) preference for group

learning, dan (c) discomfort in group learning. Setelah dialihbahasakan,

instrumen kemudian diujicobakan ke sekolah lalu dihitung nilai validitas dan reliabilitasnya.

Pelaksanaan ujicoba dilakukan di SMA N 1 Sukodadi di kabupaten Lamongan pada tanggal 26 Pebruari 2015. Sebanyak 62 siswa dari kelas XI dilibatkan dalam pengisian angket awal (ujicoba). Setelah dilakukan pengisian, hasil data kemudian dianalisis oleh penulis.

1. Uji Validitas

Dalam penelitian, hal yang sering ditekankan dalam penggunaan sebuah instrumen adalah valid dan reliabel. Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk memperoleh derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiono, 2013, hlm. 361).

Untuk memenuhi kaidah tersebut, uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for

Social Science (SPSS) 17.0. Angket kerjasama ujicoba terdiri dari 30

pernyataan. Adapun tahapan-tahapan analisis validitas yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Input data skor tiap item dan nilai total setiap responden b. Memindah data di excel ke File SPSS 17.0

c. Mengatur variable view dan memberikan label butir nomor untuk setiap item pernyataan


(21)

31

e. Memindahkan variabel semua butir nomor tanpa mengikutsertakan variabel TOTAL ke bagian operasi (kanan).

f. Klik menu statistic kemudian memastikan tanda centang pada menu

descriptive for untuk Scale if Item deleted.

g. Klik OK.

h. Melihat kolom Corrected item-Total Correlation untuk setiap butir nomor (1-30).

i. Membandingkan dengan nilai r tabel, jika butir nomor lebih kecil dari nilai koefisien r sebesar 0.200 maka butir nomor tersebut dibuang. j. Melakukan siklus ke 2 seperti tahapan diatas dengan catatan hanya

mengikutsertakan butir nomor yang VALID saja.

k. Melakukan siklus berikutnya hingga seluruh butir nomor telah memenuhi syarat VALID (jika diperlukan).

Berikut ini hasil perhitungan uji validitas angket:

Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Nomor Butir r Hitung Koefisien r Interpretasi

1 0.476 0.200 Valid 2 0.233 0.200 Valid 3 0.242 0.200 Valid 4 0.111 0.200 Tidak Valid 5 0.352 0.200 Valid 6 0.190 0.200 Tidak Valid 7 0.193 0.200 Tidak Valid 8 0.006 0.200 Tidak Valid 9 0.370 0.200 Valid 10 0.535 0.200 Valid 11 0.438 0.200 Valid 12 0.318 0.200 Valid 13 0.465 0.200 Valid 14 0.015 0.200 Tidak Valid 15 0.061 0.200 Tidak Valid 16 0.323 0.200 Valid 17 0.214 0.200 Valid 18 0.094 0.200 Tidak Valid 19 0.460 0.200 Valid 20 0.276 0.200 Valid 21 0.408 0.200 Valid 22 0.476 0.200 Valid 23 0.559 0.200 Valid


(22)

32

Nomor Butir r Hitung Koefisien r Interpretasi

24 0.375 0.200 Valid 25 0.585 0.200 Valid 26 0.133 0.200 Tidak Valid 27 0.128 0.200 Tidak Valid 28 0.636 0.200 Valid 29 0.136 0.200 Tidak Valid 30 0.572 0.200 Valid

Berdasarkan tabel 3.3. dapat disimpulkan bahwa dari 30 pernyataan yang diujicobakan terdapat 20 pernyataan yang valid yang digunakan dalam penelitian. Sebanyak 20 pertanyaan yang dinyatakan valid terdiri dari pernyataan nomor 1, 2, 3, 5, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28 dan 30, sedangkan item pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 4, 6, 7, 14, 15, 18, 26, 27 dan 29.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan guna melihat konsistensi hasil dari sebuah instrumen yang digunakan dalam penelitian (Wiersma & Jurs, 2009, hlm. 9). Uji reliabilitas angket dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0. yaitu dengan mnggunakan perhitungan Cronbach's Alpha. Adapun tahapan-tahapan analisis reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Input data skor tiap item dari pernyataan yang dinyatakan valid b. Memindah data di excel ke File SPSS 17.0

c. Mengatur variable view dan memberikan label butir nomor untuk setiap item pernyataan

d. Klik menu Analyze A- Scale – Reliability analysis

e. Memindahkan variabel semua butir nomor tanpa mengikutsertakan variabel TOTAL ke bagian operasi (kanan).

f. Klik menu statistic kemudian memastikan tanda centang pada menu

descriptive for untuk Scale if Item deleted.

g. Klik OK.

h. Melihat kolom Corrected item-Total Correlation untuk setiap butir nomor.


(23)

33

i. Melihat nilai reliabilitas pada perhitungan siklus yang terakhir pada kolom reliability statistic dengan melihat nilai Cronbach's Alpha. Berikut ini hasil perhitungan uji reliabilitas angket:

Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Angket

Cronbach's Alpha N of Items 0.835 17

Berdasarkan tabel 3.4. diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,835 yaitu lebih besar dari 0,6 atau 60% maka angket dinyatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner Kerjasama

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah memberikan angket kepada kedua kelompok siswa untuk kemudian diisi. Pelaksanaan pengisian angket dilakukan di awal (pretest) dan di akhir (posttest) dari program atau pembelajaran.

2. Self Assessment

Penilaian diri sendiri dilakukan untuk mengetahui hasil belajar dalam domensi sikap siswa. Pelaksanaan penilaian dilakukan di setiap pertemuan. 3. Tes keterampilan

Tes keterampilan digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa (psikomotor). Tes ini berbentuk praktik salah satu teknik dasar pada permainan bola voli yaitu passing bawah. Tes ini dilakukan di akhir program/pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis maka diperlukan sebuah teknik analisis data. Kumpulan data yang didapat kemudian diolah mengunakan analisis yang sesuai dengan konsep karakteristik penelitian. Untuk analisis data, Sugiyono (2011, hlm. 209) menegaskan bahwa “ …bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik yang digunakan adalah statistik inferensial”.


(24)

34

Setelah data terkumpul selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dan analisis data. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis statistik, yang digunakan adalah uji-t dan analisis kovarian (ankova).

Analisis menggunakan bantuan program SPSS 17.0 dengan urutan analisis data sebagai berikut:

1. Uji Normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov

Uji asumsi distribusi normal bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan distribusi sampel yang berasal dari distribusi populasi normal atau tidak normal (Kadir, 2015, hlm. 143). Uji asumsi ini juga menentukan uji statistik yang akan digunakan dalam menguji hipotesis penelitian. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika nilai signifikansi (sig.) < 0.05, maka H0 ditolak

b. Jika nilai signifikansi (sig.) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

2. Uji Homogenitas menggunakan Lavene’s test

Uji asumsi homogenitas bertujuan untuk mengetahui komparabilitas data sebelum diuji perbedaannya (Kadir, 2015, hlm. 143). Sama seperti halnya uji asumsi normalitas, uji asumsi ini juga menentukan uji statistik yang akan digunakan dalam menguji hipotesis penelitian. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

H0 : kedua kelas memiliki varians yang sama (homogen)

H1 : kedua kelas tidak memiliki varians yang sama (homogen)

kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika nilai signifikansi (sig.) < 0.05, maka H0 ditolak

b. Jika nilai signifikansi (sig.) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

3. Pengujian Hipotesis dengan menggunakan Uji-t

Uji-t digunakan untuk melihat perbedaan mean diantara kedua kelompok data. Sebelum dilakukan uji ini perlu dilakukan uji prasyarat yaitu uji


(25)

35

normalitas dan homogenitas. Hipotesis statistik untuk hipotesis 3 adalah sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol

H1 : terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol

kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika nilai signifikansi (sig.) < 0.05, maka H0 ditolak

b. Jika nilai signifikansi (sig.) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

4. Pengujian Hipotesis menggunakan Uji Ankova

Analisis statistik yang disarankan oleh Gall, M., dkk (2003, hlm. 403) untuk penelitian yang tidak menggunakan random assignment, dalam kasus penelitian ini Non-equivalent Pretes Posttest Control Group adalah analisis kovarian. Uji ankova dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan diantara dua kelompok data atau lebih dengan melibatkan variabel lain (kovariat) yang tidak terkontrol dalam penelitian. Sebelum melakukan uji ankova, ada beberapa uji prasyarat yang harus dipenuhi diantaranya sebagai berikut:

a. Variabel dependen dan kovariat berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Adanya hubungan antara kovariat dengan variabel dependen. c. Kemiringan (slope) garis regresi antar kelompok harus sama. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

- Uji Hipotesis 1

H0 : tidak terdapat pengaruh program (SE) terhadap kerjasama

H1 : terdapat pengaruh program (SE) terhadap kerjasama

kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika nilai signifikansi (sig.) < 0.05, maka H0 ditolak.

b. Jika nilai signifikansi (sig.) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

- Uji Hipotesis 2

H0 : tidak terdapat pengaruh program (SE) terhadap hasil belajar


(26)

36

kriteria pengujiannya adalah :

c. Jika nilai signifikansi (sig.) < 0.05, maka H0 ditolak.

d. Jika nilai signifikansi (sig.) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

- Uji Hipotesis 4

H0 : tidak terdapat pengaruh program (SE) terhadap kompetensi

pengetahuan

H1 : terdapat pengaruh program (SE) terhadap kompetensi

pengetahuan

kriteria pengujiannya adalah :

e. Jika nilai signifikansi (sig.) < 0.05, maka H0 ditolak.

f. Jika nilai signifikansi (sig.) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

- Uji Hipotesis 5

H0 : tidak terdapat pengaruh program (SE) terhadap kompetensi

keterampilan

H1 : terdapat pengaruh program (SE) terhadap kompetensi

keterampilan

kriteria pengujiannya adalah :

g. Jika nilai signifikansi (sig.) < 0.05, maka H0 ditolak.

h. Jika nilai signifikansi (sig.) ≥ 0.05, maka H0 diterima. I. Limitasi Penelitian

Dalam melaksanakan sebuah penelitian tentu akan banyak ancaman-ancaman yang bisa mengganggu kesahihan hasil penelitian. Pada beberapa penelitian ancaman biasanya datang dari sampling, instrumen dan treatment yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan untuk meminimalisir ancaman tersebut, diantaranya adalah melibatkan pretest untuk melihat persamaan kemampuan awal siswa. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah mengatasi sampling yang tidak bisa menggunakan random

assignment tetapi hanya menggunakan intact group. Untuk keterbatasan

instrumen dan program penelitian dilakukan upaya validasi baik dari pakar maupun secara empirik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain Non-equivalent Pretes Posttest Control Group. Ancaman


(27)

37

validitas internal yang bisa terjadi pada desain ini (McMillan & Schumacher, 2001, hlm. 347) dapat disajikan pada tabel 3.5. berikut:

Tabel 3.5. Analisis ancaman Non-equivalent Pretes Posttest Control Group

Design

No. Threat Keefektifan

1. History ?

2. Selection -

3. Statistical Regression ?

4. Pretesting +

5. Instrumentation ?

6. Subject Attrition ?

7. Maturation -

8. Diffusion of Treatment ?

9. Experimenter Effects ?

10. Treatment Replication ?

11. Subject Effects ?

12. Statistical Conclusion ?

Berdasarkan tabel 3.5. dapat disimpulkan bahwa ancaman pada validitas internal yang dapat dikontrol (+) pada metode penelitian ini adalah pretesting sedangkan yang berpeluang memberikan ancaman (?) adalah history,

statistical regression, instrumentation, subject attrition, diffusion of treatment, experimenter effects, treatment replication, subject effect, dan statistical conclusion. Beberapa ancaman yang terkontrol secara lemah adalah selection, dan maturation. Berikut penjelasan dari masing-masing ancaman

yang berpotensi mengurangi kevalidan hasil penelitian sekaligus langkah yang telah diambil penulis:

a. History

History dalam hal ini berkaitan dengan karakteristik budaya dari subjek

peneltian yang digunakan. Karena sebagian besar daerah asal subjek penelitian berasal dari daerah yang sama maka diasumsikan tidak terdapat perbedaan history diantara individu maupun antar kedua kelompok. Dalam pelaksanaan program, kedua kelompok sama-sama melakukannya pada pagi hari yaitu pada pukul 7 pagi.


(28)

38

b. Statistical regression

Statistical regression mengacu kepada kecenderungan subjek yang

memiliki skor tinggi atau rendah pada saat pretest untuk menjadi lebih dekat pada nilai rata-rata pada saat posttest. Dari hasil analisis deskrpsi data terlihat bahwa untuk kelompok eksperimen subjek-subjek yang memiliki nilai rendah pada pretest memiliki kecenderungan naik atau mendekati nilai-rata (mean), namun pada subjek-subjek dengan nilai tinggi pada saat pretest memiliki kecenderungan menjauhi nilai-rata (mean). Pola yang sama juga terjadi pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa untuk masing-masing program yang dilaksanakan oleh kedua kelompok memberikan dampak yang positif bagi keduanya.

c. Instrumentation

Instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap kerjasama diadopsi dari Cantwell & Andrews (2002) berupa angket kerjasama. Meskipun angket angket tersebut telah teruji validitas dan reliabilitasnya pada penelitian terdahulu, namun bahasa yang digunakan dalam angket tersebut harus disesuaikan dengan bahasa Indonesia. Upaya yang kemudian dilakukan adalah berkonsultasi dengan pakar bahasa yaitu dosen dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah melalui tahap konsultasi, baru dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kepada responden yang karakteristiknya menyerupai populasi penelitian. Untuk menghindari ancaman validitas internal pada instrumen, bentuk instrumen angket kerjasama yang digunakan pada saat pretest dan

posttest untuk kedua kelompok adalah angket yang sama.

Sedangkan untuk instrumen penilaian hasil belajar, hanya digunakan satu teknik penilaian untuk masing-masing kompetensi. Untuk kompetensi keterampilan hanya digunakan pengukuran terhadap satu teknik dasar saja yaitu passing bawah dan dilakukan melalui tes passing ke dinding. Selain berkaitan dengan keterbatasan penulis, hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari fokus penerapan program secara baik serta akurat dan pengaruh pelaksanaanya terhadap sikap kerjasama. Instrumen hasil belajar


(29)

39

digunakan sebagai data sekunder penelitian yang disusun berdasarkan kaidah penilaian pada kurikulum 2013.

d. Subject attrition

Selama pelaksanaan program berlangsung, jumlah subjek penelitian sama mulai dari awal hingga akhir. Tidak terdapat subjek yang drop out atau mengundurkan diri dari penelitian.

e. Diffusion of treatment

Pelaksanaan program pembelajaran untuk kelompok kontrol dan kelompok kontrol dilakukan pada hari yang berbeda sehingga tidak dimungkinkan adanya proses meniru (cheating) perlakuan oleh kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk menghindari perlakuan yang bercampur diantara kedua kelompok.

f. Experimenter effects

Guru (eksperimenter) yang menjadi pengajar dalam penelitian ini adalah guru penjas kelas XI yang berasal dari sekolah tempat penelitian. Hal ini dilakukan untuk menghindari respon baru terkait eksperimenter yang mengajar mereka. Guru tersebut memberikan pembelajaran terhadap kedua kelompok, sehingga perbedaan karakteristik dari eksperimenter tidak muncul pada masing-masing kelompok.

g. Treatment replication

Program pembelajaran untuk kelompok eksperimen dilaksanakan secara bersamaan dalam satu kelas. Artinya subjek penelitian tidak dipecah-pecah menjadi kelompok kecil. Hal yang sama juga berlaku pada kelompok kontrol. Kondisi tersebut menghindari treatment replication yang dapat memberikan perbedaan transfer perlakuan karena adanya pembagian kelompok dan pengulangan instruksi guru yang terjadi dalam proses peembelajaran (treatment).

h. Subject effect

Pada pra penelitian, penulis hanya sebatas memberikan informasi kepada subjek penelitian mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan (bola voli). Penulis tidak memberikan informasi mengenai tujuan atau capaian penelitian yang ingin diraih oleh penulis. Hal tersebut dilakukan untuk


(30)

40

mengindari subjektifitas subjek penelitian akibat pengaruh tujuan penelitian secara spesifik yang diketahui oleh mereka.

i. Statistical conclusion

Penulis telah melakukan uji statistik yang didasarkan pada literatur yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, perlakuan serta desain penlitian yang digunakan. Penulis juga berupaya berkonsultasi dengan pakar, dalam hal ini pembimbing untuk memperoleh masukan dan perbaikan terkait statistik yang digunakan.

j. Selection

Pemilihan sampel dilakukan pada dua kelas yang menerapkan pembelajaran penjas terutama pembelajaran bola voli yang didasarkan pada KI-KD kelas XI. Penelitian ini tidak melibatkan sampel sukarelawan (volunteers) yang memungkinkan terjadinya perbedaan respon terhadap perlakuan yang diberikan.

k. Maturation

Selama pelaksanaan pembelajaran, seluruh sampel tidak sedang mengikuti kegiatan tambahan berupa aktivitas ekstrakurikuler bola voli. Hal ini dikarenakan tidak adanya pelaksanaan ekstrakurikuler yang berlangsung selama penulis mengadakan penelitian di sekolah penelitian. Perubahan kemampuan pada subjek penelitian dimungkinkan tidak terpengaruh oleh hal-hal diluar penelitian.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Alderman, dkk. (2006). Enhancing motivation in physical education. Journal of

Physical Education, Recreation and Dance, 77(2), hlm. 41-51.

Alexander, K., dkk. (1996). A spring in their steps? Possibilities for professional renewal through sport education in Australian schools. Sport, Education

and Society, 1, hlm. 23-46. Abstrak.

Attle, S. & Baker, B. (2007). Cooperative Learning in a Competitive Environment: Classroom Applications. International Journal of Teaching

and Learning in Higher Education, 9(1), hlm. 77-83

Bailey, R. (2006). Physical education and sport in schools: A Review of benefits and outcomes. Journal of School Health, 76(8), hlm. 397-401.

Bayraktar, B. (2011). The effect of cooperative learning on students’ approach to

general gymnastics course and academic achievements. Educational

Research and Reviews, 6(1), hlm. 62-71.

Belka, D. (1994). Teaching children games. Becoming a master teacher. Champaign: Human Kinetics.

Butcher, C. A. (1972). Foundation of physical education. Sxth Edition. St. Louis: CV. Mosby Company.

Byra, M. (2006). Teaching styles and inclusive pedagogies. dalam D. Kirk, D. Macdonald & M. O'Sullivan (Eds.). Handbook of physical education. hlm. 449-467.

Cantwell, R. & Andrews, B. (2002). Cognitive and psychological factors underlying secondary school students' feelings towards group work.

Educational Psychology, 22(1), hlm. 75-91.

Carlson, T.B. dan Hastie, P. (1997). The student social system within sport education. Journal of Teaching in physical Education, 17, hlm 176-195. Creswell, J. W. (2009). Research design, pendekatan kualitatif, kuantitatif dan

mixed. Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dyson, B. (2001). Cooperative learning in an elemenetary physical education program. Journal of Teaching in Physical Education, 20, hlm. 264-283.


(32)

72

Dyson, dkk. (2004). Sport education, tactical games and cooperative learning: Theoritical and pedagogical considerations. Quest, 56, hlm. 226-240. Elliot, S.N., & Busse, R.T. (1991). Social skill assessment and intervention with

children adolescent. School Psychology International, 12, hlm. 63-83. Fraenkel, J.R., dkk. (2012). How to design and evaluate research in education.

Eighth edition. New York: McGraw-Hill.

Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. (2003). Educational research: An

Introduction. Boston: Allyn and Bacon Pearson Education

Hardini dan Puspitasari. (2012). Strategi pembelajaran Terpadu. (Teori, konsep

dan implementasi). Yogyakarta: Familia.

Hastie, P. A., dkk. (2013). The development of skill and knowledge during a sport education session of track and field athletics. Research Quarterly for

Exercise and Sport, 84, hlm. 336-344.

Heidorn, B. & Welch, M. (2010). Teaching affective qualities in physical education. Journal for Physical and Sport Educators, 23(5), hlm. 16-21. Jarolimek, J. (1977). Social studies competencies and skill. New York: MacMillan

Publishing.

Kadir. (2015). Statistika terapan : Konsep, contoh dan analisis data dengan

program SPSS/Lisrel dalam penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kemp, J.E. (1977). Instructional design: A plan for unit and course development. Second edition. California: David S. Lake Publisher.

Kinchin, G.D., Macphail, A., & Chroinin, D. N. (2009). Pupils' and teachers' perceptions of a culminating festival within a sport education season in Irish primary schools. Physical Education & Sport Pedagogy, 14(4), hlm. 391-406.

McMillan, J.H. & Schumacher, S. (2001). Research in education : A conceptual

introduction. Fifth Edition. New York: Longman.

Meilikhah. (2014). Beragamnya keluhan guru soal Kurikulum 2013. 10 Desember. Diakses dari http://www.m.metrotvnews.com/read/ [Online] pada tanggal 24 Desember 2014.

Metzler, M. W. (2000). Instructional models for physical education. Boston: Allyn and Bacon.


(33)

73

Pangrazi, R. P. dan Dauer, V. P. (1995). Dynamic physical education for

elementary school children. 11th Ed. New York: Macmillan Publishing

Company.

Penney, D. & Chandler, T. (2000). Physical education: what future(s)? Sport,

Education and Society, 5, hlm. 71–87.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Perlman, D. (2011). Examination of self-determination within the sport education model. Asia-Pacific Journal of Health, Sport and Physical Education, 2, hlm. 79-92.

Perlman, D. (2012). The influence of the sport education model on amotivated students' in-class physical activity. Europan Physical Education Review.

18, hlm. 335-345.

Pritchard, T., dkk. (2008). The effects of two instructional approaches on skill development, knowledge, and game performance. Measurement in

Physical Education and Exercise Science, 12, hlm. 219–236

Purwanto, S., Susanto, E., Pahalawidi, C. (2014). Pendidikan karakter dengan pendekatan sport education dalam perkuliahan di jurusan pendidikan olahraga UNY. Jurnal Pendidikan Karakter, IV(1), hlm. 48-60.

Purwanto. (2011). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rink, J.E. (1993). Teaching Physical Education for Learning. Second Edition. St. Louis: CV. Mosby Company

Sallis, J., dkk. (1997). The effect of a 2-year physical pducation program (SPARK) on physical activity and fitness in elementary school student.

American Journal of Public Health, 87(8), hlm. 1328-1334.

Samodra, Y. (2010). Model pembelajaran direct teaching dan Sport education model. Jurnal ILARA, I (2), hlm. 41-47.

Siedentop, D. (2002). Sport education: A retrospective. Journal of Teaching in


(34)

74

Siedentop, D., Hastie, P., Van der Mars, H. (2011). Complete guide to sport

education. 2th Edition. Champaign: Human Kinetics

Spittle, M dan Byrne, K. (2009.) The influence of sport education on student motivation in physical education. Physical Education and Sport Pedagogy.

14, hlm. 253–266.

Sudijono, A. (1996). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan. pendekatan kuantitatif kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi pengajaran dalam pendidikan jasmani. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Syarifuddin, A., & Muhadi. (1991). Pendidikan jasmani dan kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga kependidikan.

Tyler, R. W. (1957). The curriculum then and now. In Proceedings of the 1956

Invitational Conference on Testing Problems. Princeton, NJ: Educational

Testing Service.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wallhead, T. & Ntoumanis. (2004). Effects of a sport education intervention on

students’ motivational responses in physical education. Journal of

Teaching in Physical Education, 23, hlm. 4-18.

Wallhead, T., dkk. (2013). Sport Education and social goals in physical education: relationships with enjoyment, relatedness, and leisure time physical activity. Physical Education and Sport Pedagogy, 18(4), hlm. 427–441. Webb, P. I, Pearson, P. J., Forrest, G. (2004). Teaching Games for Understanding

(TGfU) in primary and secondary physical education. International

Conference for Health, Physical Education, Recreation, Sport. and Dance,

Wellington, New Zealand, 1-4 October.

Wiersma, W., & Jurs, S. G. (2009). Research methods in education: An


(1)

digunakan sebagai data sekunder penelitian yang disusun berdasarkan kaidah penilaian pada kurikulum 2013.

d. Subject attrition

Selama pelaksanaan program berlangsung, jumlah subjek penelitian sama mulai dari awal hingga akhir. Tidak terdapat subjek yang drop out atau mengundurkan diri dari penelitian.

e. Diffusion of treatment

Pelaksanaan program pembelajaran untuk kelompok kontrol dan kelompok kontrol dilakukan pada hari yang berbeda sehingga tidak dimungkinkan adanya proses meniru (cheating) perlakuan oleh kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk menghindari perlakuan yang bercampur diantara kedua kelompok.

f. Experimenter effects

Guru (eksperimenter) yang menjadi pengajar dalam penelitian ini adalah guru penjas kelas XI yang berasal dari sekolah tempat penelitian. Hal ini dilakukan untuk menghindari respon baru terkait eksperimenter yang mengajar mereka. Guru tersebut memberikan pembelajaran terhadap kedua kelompok, sehingga perbedaan karakteristik dari eksperimenter tidak muncul pada masing-masing kelompok.

g. Treatment replication

Program pembelajaran untuk kelompok eksperimen dilaksanakan secara bersamaan dalam satu kelas. Artinya subjek penelitian tidak dipecah-pecah menjadi kelompok kecil. Hal yang sama juga berlaku pada kelompok kontrol. Kondisi tersebut menghindari treatment replication yang dapat memberikan perbedaan transfer perlakuan karena adanya pembagian kelompok dan pengulangan instruksi guru yang terjadi dalam proses peembelajaran (treatment).

h. Subject effect

Pada pra penelitian, penulis hanya sebatas memberikan informasi kepada subjek penelitian mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan (bola voli). Penulis tidak memberikan informasi mengenai tujuan atau capaian penelitian yang ingin diraih oleh penulis. Hal tersebut dilakukan untuk


(2)

40

mengindari subjektifitas subjek penelitian akibat pengaruh tujuan penelitian secara spesifik yang diketahui oleh mereka.

i. Statistical conclusion

Penulis telah melakukan uji statistik yang didasarkan pada literatur yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, perlakuan serta desain penlitian yang digunakan. Penulis juga berupaya berkonsultasi dengan pakar, dalam hal ini pembimbing untuk memperoleh masukan dan perbaikan terkait statistik yang digunakan.

j. Selection

Pemilihan sampel dilakukan pada dua kelas yang menerapkan pembelajaran penjas terutama pembelajaran bola voli yang didasarkan pada KI-KD kelas XI. Penelitian ini tidak melibatkan sampel sukarelawan (volunteers) yang memungkinkan terjadinya perbedaan respon terhadap perlakuan yang diberikan.

k. Maturation

Selama pelaksanaan pembelajaran, seluruh sampel tidak sedang mengikuti kegiatan tambahan berupa aktivitas ekstrakurikuler bola voli. Hal ini dikarenakan tidak adanya pelaksanaan ekstrakurikuler yang berlangsung selama penulis mengadakan penelitian di sekolah penelitian. Perubahan kemampuan pada subjek penelitian dimungkinkan tidak terpengaruh oleh hal-hal diluar penelitian.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alderman, dkk. (2006). Enhancing motivation in physical education. Journal of Physical Education, Recreation and Dance, 77(2), hlm. 41-51.

Alexander, K., dkk. (1996). A spring in their steps? Possibilities for professional renewal through sport education in Australian schools. Sport, Education and Society, 1, hlm. 23-46. Abstrak.

Attle, S. & Baker, B. (2007). Cooperative Learning in a Competitive Environment: Classroom Applications. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 9(1), hlm. 77-83

Bailey, R. (2006). Physical education and sport in schools: A Review of benefits and outcomes. Journal of School Health, 76(8), hlm. 397-401.

Bayraktar, B. (2011). The effect of cooperative learning on students’ approach to

general gymnastics course and academic achievements. Educational Research and Reviews, 6(1), hlm. 62-71.

Belka, D. (1994). Teaching children games. Becoming a master teacher. Champaign: Human Kinetics.

Butcher, C. A. (1972). Foundation of physical education. Sxth Edition. St. Louis: CV. Mosby Company.

Byra, M. (2006). Teaching styles and inclusive pedagogies. dalam D. Kirk, D. Macdonald & M. O'Sullivan (Eds.). Handbook of physical education. hlm. 449-467.

Cantwell, R. & Andrews, B. (2002). Cognitive and psychological factors underlying secondary school students' feelings towards group work. Educational Psychology, 22(1), hlm. 75-91.

Carlson, T.B. dan Hastie, P. (1997). The student social system within sport education. Journal of Teaching in physical Education, 17, hlm 176-195. Creswell, J. W. (2009). Research design, pendekatan kualitatif, kuantitatif dan

mixed. Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dyson, B. (2001). Cooperative learning in an elemenetary physical education program. Journal of Teaching in Physical Education, 20, hlm. 264-283.


(4)

72

Dyson, dkk. (2004). Sport education, tactical games and cooperative learning: Theoritical and pedagogical considerations. Quest, 56, hlm. 226-240. Elliot, S.N., & Busse, R.T. (1991). Social skill assessment and intervention with

children adolescent. School Psychology International, 12, hlm. 63-83. Fraenkel, J.R., dkk. (2012). How to design and evaluate research in education.

Eighth edition. New York: McGraw-Hill.

Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. (2003). Educational research: An Introduction. Boston: Allyn and Bacon Pearson Education

Hardini dan Puspitasari. (2012). Strategi pembelajaran Terpadu. (Teori, konsep dan implementasi). Yogyakarta: Familia.

Hastie, P. A., dkk. (2013). The development of skill and knowledge during a sport education session of track and field athletics. Research Quarterly for Exercise and Sport, 84, hlm. 336-344.

Heidorn, B. & Welch, M. (2010). Teaching affective qualities in physical education. Journal for Physical and Sport Educators, 23(5), hlm. 16-21. Jarolimek, J. (1977). Social studies competencies and skill. New York: MacMillan

Publishing.

Kadir. (2015). Statistika terapan : Konsep, contoh dan analisis data dengan program SPSS/Lisrel dalam penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kemp, J.E. (1977). Instructional design: A plan for unit and course development.

Second edition. California: David S. Lake Publisher.

Kinchin, G.D., Macphail, A., & Chroinin, D. N. (2009). Pupils' and teachers' perceptions of a culminating festival within a sport education season in Irish primary schools. Physical Education & Sport Pedagogy, 14(4), hlm. 391-406.

McMillan, J.H. & Schumacher, S. (2001). Research in education : A conceptual introduction. Fifth Edition. New York: Longman.

Meilikhah. (2014). Beragamnya keluhan guru soal Kurikulum 2013. 10 Desember. Diakses dari http://www.m.metrotvnews.com/read/ [Online] pada tanggal 24 Desember 2014.


(5)

Pangrazi, R. P. dan Dauer, V. P. (1995). Dynamic physical education for elementary school children. 11th Ed. New York: Macmillan Publishing Company.

Penney, D. & Chandler, T. (2000). Physical education: what future(s)? Sport,

Education and Society, 5, hlm. 71–87.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Perlman, D. (2011). Examination of self-determination within the sport education model. Asia-Pacific Journal of Health, Sport and Physical Education, 2, hlm. 79-92.

Perlman, D. (2012). The influence of the sport education model on amotivated students' in-class physical activity. Europan Physical Education Review. 18, hlm. 335-345.

Pritchard, T., dkk. (2008). The effects of two instructional approaches on skill development, knowledge, and game performance. Measurement in

Physical Education and Exercise Science, 12, hlm. 219–236

Purwanto, S., Susanto, E., Pahalawidi, C. (2014). Pendidikan karakter dengan pendekatan sport education dalam perkuliahan di jurusan pendidikan olahraga UNY. Jurnal Pendidikan Karakter, IV(1), hlm. 48-60.

Purwanto. (2011). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rink, J.E. (1993). Teaching Physical Education for Learning. Second Edition. St. Louis: CV. Mosby Company

Sallis, J., dkk. (1997). The effect of a 2-year physical pducation program (SPARK) on physical activity and fitness in elementary school student. American Journal of Public Health, 87(8), hlm. 1328-1334.

Samodra, Y. (2010). Model pembelajaran direct teaching dan Sport education model. Jurnal ILARA, I (2), hlm. 41-47.

Siedentop, D. (2002). Sport education: A retrospective. Journal of Teaching in Physical Education. 21, hlm. 409-418.


(6)

74

Siedentop, D., Hastie, P., Van der Mars, H. (2011). Complete guide to sport education. 2th Edition. Champaign: Human Kinetics

Spittle, M dan Byrne, K. (2009.) The influence of sport education on student motivation in physical education. Physical Education and Sport Pedagogy.

14, hlm. 253–266.

Sudijono, A. (1996). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan. pendekatan kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi pengajaran dalam pendidikan jasmani. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Syarifuddin, A., & Muhadi. (1991). Pendidikan jasmani dan kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan Tenaga kependidikan.

Tyler, R. W. (1957). The curriculum then and now. In Proceedings of the 1956 Invitational Conference on Testing Problems. Princeton, NJ: Educational Testing Service.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wallhead, T. & Ntoumanis. (2004). Effects of a sport education intervention on

students’ motivational responses in physical education. Journal of Teaching in Physical Education, 23, hlm. 4-18.

Wallhead, T., dkk. (2013). Sport Education and social goals in physical education: relationships with enjoyment, relatedness, and leisure time physical activity. Physical Education and Sport Pedagogy, 18(4), hlm. 427–441. Webb, P. I, Pearson, P. J., Forrest, G. (2004). Teaching Games for Understanding

(TGfU) in primary and secondary physical education. International Conference for Health, Physical Education, Recreation, Sport. and Dance, Wellington, New Zealand, 1-4 October.

Wiersma, W., & Jurs, S. G. (2009). Research methods in education: An introduction. Boston: Allyn and Bacon.