Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan

(1)

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL

BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR

PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DI KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Oleh

SYAMSUDIN 077017083/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL

BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR

PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DI KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SYAMSUDIN

077017083/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN ASAHAN Nama Mahasiswa : Syamsudin

Nomor Pokok : 077017083 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si.Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Telah diuji pada

Tanggal : 24 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si.Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, Ak 3. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang berjudul :

“PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN ASAHAN”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Kisaran, September 2009 Yang membuat pernyataan


(6)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh biaya Pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linier sederhana dan regresi berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel biaya pendidikan sebagai variabel independen, variabel mutu hasil belajar sebagai variabel dependen, dan variabel mutu proses belajar mengajar sebagai variabel intervening. Metode penarikan sampel menggunakan puposive sampling sebanyak 76 sekolah SMP di Kabupaten Asahan.

Hasil penelitian ini membuktikan pada model pertama bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam R2. Model kedua menyimpulkan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam R2. Pada model ketiga Mutu proses belajar mengajar berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam R2 . Sedangkan pada model keempat nilai pengaruh langsung biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar menunjukkan nilai negatif, akan tetapi biaya pendidikan berpengaruh positif terhadap mutu hasil belajar melalui intervening variabel mutu proses belajar mengajar. Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa mutu proses belajar mengajar merupakan variabel intervening sebagian


(7)

ABSTRACT

The aim of This research is to know the influence of cost of education on the quality of education result by the quality of learning process (Study in Junior High School in the Asahan Regency).

The analyze method employed in this research is quantitative method with ordinary and multiple linier regression analysis. The variables of this research are cost of education (X), the quality of education result (Y) and the quality of learning process (Z). The Tecnique sampling is used the purposive sampling as many 76 schools of Junior High School in The Asahan Regency .

The result of this research by the first model is cost of education influence on the quality of education result with explained by variation the expressed in R2 . The second model is cost of education influence on the quality of learning process with explained by variation the expressed in R2 . The Third model is the quality of learning process influence on the quality of education result with explained by variation the expressed in R2 . While at the fourth model is direct influence at cost of education on the quality of education result is negative but cost of education influence on the quality of education result by the quality of learning process . The result of this research explained too, that variable of the quality of learning process as show as some of intervening variables.

Keywords : Cost of Education, Quality of Learning Process , and Quality of Education Result.


(8)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

KATA PENGANTAR

Segala puji yang tidak terhingga kepada Allah SWT atas kurnia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan analisis tentang Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan.

Pada kesempatan ini tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp.A.(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, Selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, dan Ibu Dra. Tapi Andasari Lubis, M.Si, Ak selaku pembimbing I dan II, yang telah banyak membantu/membimbing saya dalam penyelesaian Tesis ini.

5. Ibu Dosen Penguji, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak dan Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Acc, Ak.

6. Drs. H. Ismail selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan yang banyak memberikan motivasi dan membantu agar pendidikan ini dapat diselesaikan.

7. Khususnya yang tercinta Hj.Rirawati Harahap S.Pd, Indah Pristina Sari, Dwi Maulida Sari, dan Heru Cara Asari (Istri dan anak-anakku) yang selalu memberikan energi dan spirit kebahagiaan.

8. Semua sahabat-sahabatku pada Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan dan Kepala Sekolah dijenjang Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Asahan yang selalu setia membantuku.


(9)

Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan jasa jasanya. Akhirnya penulis menyadari dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan proposal penelitian ini. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan penelitian ini.

Hormat Saya

SYAMSUDIN

RIWAYAT HIDUP

1. N a m a : Syamsudin

2. Tempat/tgl lahir : Pulau Simardan, Tanjung Balai, 16 Mei 1964 3. Pekerjaan : PNS Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan 4. Agama : Islam


(10)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

a. Ayah : Ajim b. Ibu : Salmiah

6. Istri : Hj. Rirawati Harahap, S.Pd 7. Anak : 1. Indah Pristina Sari

2. Dwi Maulida Sari 3. Heru Cakra Asari

8. Alamat : Jl. Willem Iskandar Gg. Keluarga Kisaran Kabupaten Asahan

9. Pendidikan

a. SD Negeri : SDN IX Tanjung Balai

b. SMP Negeri : SMPS Kemajuan Tanjung Balai c. SMA Negeri : SMA Negeri I Tanjung Balai

d. Fakultas : FKIP UMN Prodi Pendidikan Matematika - Medan e. Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU Tahun 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI... vi


(11)

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Originalitas ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 12

2.1 Landasan Teori ……… 12

2.1.1 Mutu Pendidikan ..………... 12

2.1.2 Biaya Pendidikan ..………... 14

2.1.3 Hubungan Biaya Pendidikan Dengan Mutu Proses Belajar dan Mutu Hasil Belajar ……… 15

2.2 Review Peneliti Terdahulu ………... 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 21

3.1. Kerangka Konsep ... 21

3.2. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN……… 24

4.1. Jenis Penelitian ... 24

4.2. Lokasi Penelitian ... 24

4.3. Populasi dan Sampel ... 24

4.4. Metode Pengumpulan data ... 25

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26

4.6. Metode Analisis Data ... 29

4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik... 29

4.7. Model Penelitian... 30


(12)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34

5.1. Deskripsi Data Penelitian ... 34

5.1.1. Profil Sampel Penelitian ... 34

5.1.2. Statistik Deskriptif ... 36

5.2. Analisis Data ... 38

5.2.1. Uji Asumsi Klasik ... 38

5.3. Pembahasan Hasil Hipotesis ... 42

5.3.1. Model Pertama (1) ... 42

5.3.2. Model Kedua (2) ... 44

5.3.3. Model Ketiga (3) ... 46

5.3.4. Model Keempat (4) ... 48

5.4. Model Uji Hipotesis ... 49

5.4.1. Uji Signifikansi F ... 49

5.4.2. Uji Signifikansi t ... 50

5.5. Pembahasan ... 53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

6.1. Kesimpulan ... 58

6.2. Keterbatasan Penelitian... 58

6.3. Saran ………... 59

DAFTAR PUSTAKA... 61

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1.1 Kondisi Umum Pendidikan Tingkat SMP Kabupaten Asahan ... 3

1.2 Kondisi Mutu Prestasi Belajar Siswa………... 4


(13)

4.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………... 28

5.1 Karakteristik Sampel Penelitian ... 34

5.2 Statistik Deskriptif……… 36

5.3 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test………… 40

5.4 Uji Multikolinieritas ……… 41

5.5 Pengujian Goodness of Fit ……….. 42

5.6 Hasil Regresi Uji t……… 43

5.7 Pengujian Goodness of Fit ……….. 44

5.8 Hasil Perhitungan Uji t ……….………. 45

5.9 Pengujian Goodness of Fit ………... 46

5.10 Hasil Penghitungan Uji t……….. 47

5.11 Pengujian Kelayakan Model ……… 48

5.12 Hasil Regresi Uji F………... 49


(14)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual………... 21

5.1 Grafik Uji Normalitas ……….. 39

5.2 Gambar Scatterplot ……… 42


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Data Sampel SMP Negeri/Swasta TP. 2008/2009 Kabupaten Asahan …. 64 2 Regresi (Biaya Pendidikan thd Mutu Hasil Belajar) ………... 65

3 Model 2 ………. 66

4 Model 3 ………. 67


(16)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa kunci keberhasilan pembangunan negara-negara maju adalah tersedianya penduduk yang terdidik dalam jumlah, jenis, dan tingkat yang memadai. Karena itu, hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan nasional mereka. Sumber daya manusia yang bermutu, yang merupakan produk pendidikan, merupakan kunci keberhasilan suatu negara.

Menyadari hal tersebut di atas pada tahun 1994 telah dicanangkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Program ini mentargetkan semua warga negara Indonesia memiliki pendidikan minimal setara Sekolah Menengah Pertama dengan mutu yang baik. Dengan bekal itu diharapkan seluruh warga negara Indonesia dapat mengembangkan dirinya lebih lanjut yang akhirnya mampu memilih dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki, sekaligus berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


(17)

Ketika dicanangkan pada tahun 1994, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun diharapkan dapat tuntas pada tahun 2003/2004. Namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 menyebabkan target tersebut tidak dapat tercapai. Target penuntasan wajar kemudian disesuaikan dari 2003/2004 menjadi 2008/2009 dengan indikator angka partisipasi kasar SMP 95 % dengan mutu pendidikan yang baik.

Sejalan dengan itu, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129/U/2004, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Bab III, Pasal 3 ayat (2) menyatakan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Sekolah Menengah Pertama terdiri atas : 90 persen anak dalam kelompok usia 13-15 tahun bersekolah di SMP, 90 persen sekolah memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan secara nasional, Angka Putus Sekolah (APS) tidak melebihi 1 persen dari jumlah siswa yang bersekolah., 80 persen sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya, 90 persen dari jumlah guru SMP yang diperlukan terpenuhi, 90 persen guru SMP memikili kualifikasi, sesuai dengan kompetisi yang ditetapkan secara nasional, 100 persen siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap setiap mata pelajaran, jumlah siswa SMP per kelas antara 30 – 40 siswa, 90 persen dari siswa yang mengikuti uji sampel mutu pendidikan standar nasional mencapai nilai > 8,00 (memuaskan) dalam mata pelajaran


(18)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan 70 persen dari lulusan SMP melanjutkan ke sekolah Menengah Kejuruan (SMK),dan Sekolah Menengah Atas ( SMA ).

Kondisi umum pendidikan tingkat SMP di Kabupaten Asahan dapat dilihat dari tabel 1.1. berikut :

Tabel 1.1 Kondisi Umum Pendidikan Tingkat SMP Kabupaten Asahan

No Uraian Kondisi

Umum Satuan

1 Luas Wilayah Kabupaten Asahan 371945 Ha

2 Jumlah Kecamatan Kabupaten Asahan 25 Kecamatan

3 Jumlah Desa 177 Desa

4 Jumlah Kelurahan 27 Kelurahan

5 Pertumbuhan Penduduk 1.94 Persen

6 Usia SMP ( 13 - 15 ) tahun 48488 Orang

* Laki-laki 20232 Orang

* Perempuan 28256 Orang

7 Angka Partisipasi Kasar SMP 78.19 Persen

* Tahun 2006/2007 82.53 Persen

* Tahun 2007/2008 82.53 Persen

8 Jumlah SMP Negeri 51 Sekolah

9 Jumlah SMP Swasta 40 Sekolah

10 Banyak ruang kelas SMP Negeri 518 Kelas

11 Banyak ruang kelas SMP Swasta 254 Kelas

12 Jumlah MTs Negeri 2 Sekolah

13 Jumlah MTs Swasta 73 Sekolah

14 Jumlah Guru SMP 2375 Orang

* PNS 943 Orang

* Non PNS 1432 Orang

15 Kualifikasi Guru DI, DII dan DIII 695 Orang

* S1/A4 1265 Orang

* S2 16 Orang

* Tamatan SLTA 399 Orang

Sumber : Profil Pendidikan di Asahan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan (2007)

Kondisi mutu prestasi belajar siswa SMP tahun 2006 dan 2007 dapat dilihat dari Tabel 1.2 dibawah ini.


(19)

Tabel 1.2 Kondisi Mutu Prestasi Belajar Siswa

No Uraian 2006 2007

1 Rata-rataNilai Ujian Nasional 7.03 7.07

2 Jumlah Siswa Mengulang 144 dari 36.205 orang (0.40%)

499 orang dari 39435 orang (0.25%)

3 Jumlah Siswa Putus Sekolah 767 orang dari 36205 orang (2.12%)

644 orang dari 39435 orang (1.62%)

4 Jumlah lulusan SMP yang melanjut ke SLTA

8897 orang dari 11121 orang (80%)

11098 orang dari 13213 orang (84%)

5 Jumlah lulusan SMP yang tidak

melanjut ke SLTA 20% 16%

Sumber : Profil Pendidikan di Asahan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan (2007)

Proses pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi .Ketiga hal tersebut merupakan rangkaian utuh yang tidak dapat dipisah – pisahkan. Sejalan dengan itu,


(20)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Supriadi (2001) menyatakan bahwa proses pembelajaran yang bermutu terjadi jika pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah dilakukan secara harmonis dan terpadu sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan , mampu mendorong motivasi dan minat belajar dan mampu memberdayakan peserta didik menguasai pengetahuan yang telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari hari. Dari hasil monitoring pengawas pendidikan Kabupaten Asahan menyatakan tidak semua guru menyusun perencanaan sebelum melaksanakan pembelajaran, pembelajaran masih didominasi guru melalui metode ceramah yang kurang melatih anak untuk berfikir kitis, kreatif, dan inovatif. Dari laporan bulanan setiap sekolah dinyatakan bahwa kehadiran guru dalam satu tahun pelajaran tidak mencapai 100 %.

Fatah (1998:136) menyatakan pembiayaan pendidikan merupakan faktor yang tidak dapat dihindarkan keberadaannya dalam menyediakan komponen-komponen input pendidikan. Karena pendidikan merupakan suatu proses, maka input yang bermutu akan membuat proses belajar mengajar yang bermutu, dan pada gilirannya akan membuat hasil belajar lebih baik. Sejalan dengan itu, Supriadi (2001) menyatakan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya pendidikan diperlukan untuk


(21)

memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, terlaksananya aktivitas sekolah ( intra dan ekstra), dan dapat mengembangkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bermutu. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu proses pembelajaran, pemerintah pusat maupun daerah terus meningkatkan biaya pendidikan. Sejalan dengan ini Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1) menyatakan : Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 % dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan da minimal 20 %dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah dan dinas pendidikan Kabupaten Asahan khususnya bagi Sekolah Menengah Pertama kegiatan yang dilakukan yaitu : (1) Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), (2) Pembangunan SD – SMP Satu Atap, (3) Pembangunan Ruang Kelas Baru ( RKB ), (4) Pelaksanaan Program SMP terbuka, Paket B Setara SMP,.(5) Pemberian Bea Siswa berprestasi. (6) Pemberian Dana Bantuan Operasional Sekolah melalui Program PKPS-BBM, (7) Sharing Dana Pendamping BOS bagi Siswa SMP Negeri dan MTs Negeri dari Dana APBD Pemkab Asahan , (8) Pelatihan Peningkatan Profesional guru SMP, tutor Paket B,(9) Pelatihan / Workshop peningkatan profesionalisme dan Kinerja Kepala Sekolah SMP., (10) Pelatihan / Workshop peningkatan profesionalisme Pengawas Sekolah


(22)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

(11) Pembekalan kepemimpinan dan manajemen sekolah bagi Calon Kepala Sekolah dan Pengawas., (12) Pelaksanaan KKG/MGMP Mandiri bagi Guru SMP di Kab. Asahan, (13) Pelaksanaan K 3 S / MKKS bagi Kepala Sekolah SMP se Kab. Asahan, (14) Pelaksanaan Kelompok Kerja Pengawas sekolah SMP Se Kab. Asahan.,(15) Pelaksanaan Pemilihan Pemberian Penghargaan untuk Siswa SMP berprestasi,(16) Pelaksanaan Olimpiade dan Lomba Mata Palajaran bagi siswa SMP, (17) Pelaksanaan Pemilihan dan Pemberian Penghargaan bagi guru, Kepala Sekolah dan Pengawas SMP, (18) Pelaksanaan program SMP Standart Nasional., (19) Pelaksanaan Akreditasi untuk SMP,(20) Pelaksanaan Sertifikasi guru / kepala sekolah., (21) Pemberian beasiswa bagi Guru SMP untuk mendapatkan kualifikasi S1 dan S2.

Biaya pendidikan khususnya untuk biaya pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan mengalami peningkatan misalnya pada tahun 2006 biaya pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama Rp. 32.654.750.500, dan tahun 2007 sebesar Rp. 35.755.650.800. Biaya pendidikan tersebut berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor : 48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan BAB I pasal 2 ayat (1) menyatakan : Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Biaya pendidikan yang diterima sekolah dituangkan dalam Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), yang


(23)

dalam melakukan perencanaan anggaran sekolah harus sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang, rencana jangka menengah, recana kerja pemerintah, rencana strategis pendidikan nasional, rencana strategis satuan pendidikan yang terdapt dalam rencana pengembangan sekolah, dan rencana kerja tahunan sekolah.

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa mutu hasil belajar masih belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal, sedangkan pemerintah terus meningkatkan biaya pendidikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan peneltian tentang pengaruh biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui variabel intervening mutu proses belajar mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini berangkat dari asumsi utama bahwa pendidikan mempunyai nilai ekonomi dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu memerlukan biaya secara memadai. Anggaran belanja pendidikan khususnya untuk Sekolah Menengah Pertama masih sangat terbatas, baik dalam besarnya maupun pengelolaannya. Disisi lain mutu pendidikan SMP relatif masih sangat rendah yang antara lain ditunjukkan oleh perolehan. Nilai Ujian Nasional, angka tinggal kelas, angka putus sekolah dan jumlah lulusan SMP yang melanjutkan ke SMA.

Keterkaitan antar faktor pembiayaan pendidikan dengan mutu pendidikan, baik dalam proses maupun hasil prestasi belajar siswa SMP tersebut merupakan fokus penelitian ini. Mengacu dari fokus penelitian ini dibuat


(24)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

perumusan masalah yaitu : Apakah biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :untuk mengetahui secara empiris bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Nilai praktis penelitian ini berhubungan dengan sumbangan dalam

cara-cara upaya perbaikan kebijakan anggaran yang lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan biaya pendidikan bagi Pemerintah Daerah dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan. Temuan penelitian diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti terhadap perbaikan mutu pendidikan Sekolah menengah pertama di Kabupaten Asahan.

b. Nilai akademis (teoritis) penelitian ini sangat berkepentingan untuk mengkaji dan menguji konsep ekonomi pendidikan, khususnya analisis biaya manfaat (cost benefit analysis). Konsep ekonomi pendidikan


(25)

berkaitan dengan pemilihan keputusan dalam mengalokasikan dan mendayagunakan sumber sumber yang relatif terbatas untuk mencapai tingkat efesiensi yang setinggi tingginya. Konsep ekonomi pendidikan semakin penting untuk dikaji dan dikembangkan dalam kaitan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (human capital). Konsep ini selain menganggap penting kaitan antara pendidikan dan pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia yang bermutu, baik untuk memenuhi pasar kerja maupun kebutuhan pembangunan. Dalam hubungan ini, pembiayaan pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi dalam Sumber Daya Manusia akan menentukan tingkat produktivitas.

c. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan pijakan untuk meneliti efektivitas pelaksanaan program program Pemerintah Kabupaten Asahan khususnya dalam menentukan biaya dan analisis manfaat biaya (cost benefit analysis) di sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

1.5. Originalitas

Penelitian ini terinspirasi dari pemikiran yang terdapat pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian dengan judul studi tentang pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar oleh Nanang Fatah tahun 1998. Penelitian Nanang Fatah merupakan penelitian analisis empiris yang dilakukan di


(26)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Bandung. Adapun variabel yang diteliti meliputi prestasi belajar (Y1), proses belajar mengajar (Y2), gaji/kesejahteraan (X1), biaya pendidikan profesional (X2), biaya pengadaan alat-alat pelajaran (X3), biaya pengadaan buku pelajaran (X4), biaya rehabilitasi gedung ruang belajar (X5), biaya pengadaan sarana kelas (X6), biaya pengadaan sarana sekolah (X7), biaya pembinaan kegiatan ekstrakurikuler (X8) dan biaya pengelolaan sekolah (X9). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sebagian biaya pendidikan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan SD, baik terhadap mutu proses maupun mutu hasil belajar, dimana komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap mutu hasil belajar adalah gaji /kesejahteraan pegawai, biaya pendidikan guru, pengadaan alat pelajaran, pengadaan bahan pelajaran, pengadaan sarana sekolah. Sedangkan komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap proses belajar siswa adalah gaji/kesejahteraan guru, pengelolaan sekolah, pengadaan alat pelajaran, dan pengadaan sarana sekolah. Selain itu Fatah menyimpulkan dalam penentuan besarnya alokasi biaya operasional pendidikan yang bersumber dari pemerintah untuk setiap sekolah didasarkan atas jumlah murid, jumlah kelas, dan jumlah pegawai.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana pada penelitian ini dengan mengambil sampel pada 76 (tujuh puluh enam) SMP


(27)

Negeri dan Swasta di Kabupaten Asahan dan melakukan pengujian secara empiris menggunakan alat uji statistik regresi sederhana dan regresi berganda. Variabel independen yang digunakan yaitu biaya pendidikan dan variabel dependen adalah mutu hasil belajar dengan mutu proses belajar sebagai variabel intervening.


(28)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1. Mutu Pendidikan

Program mutu sebenarnya berasal dari dunia bisnis. Dalam dunia bisnis baik yang bersifat produksi maupun jasa, program mutu merupakan program utama sebab kelangsungan dan kemajaun usaha sangat ditentukan oleh mutu sesuai dengan permintaan dan tuntutan penguna. Permintaan dan tuntutan pengguna terhadap produk dan jasa terus berubah dan berkembang. Sejalan dengan hal itu, mutu produk dan jasa yang diberikan harus selalu ditingkatkan. Dewasa ini, mutu bukan hanya menjadi masalah dan kepedulian dalam bidang bisnis saja, tapi juga dalam bidang-bidang lainnya seperti pemerintahan, layanan sosial, pendidikan, bahkan bidang keamanan dan ketertiban.

Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan seperti mutu proses belajar mengajar dan mutu hasil belajar. Mutu-mutu tersebut terkait erat dengan biaya pendidikan sebagaimana yang dikatakan Johns (1983) dalam Fatah (1998 : 108) yaitu biaya dan mutu pendidikan mempunyai keterkaitan secara langsung. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan yang terdiri atas standar isi, standar proses, standar


(29)

kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,standar pengelolaan,standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Peningkatan mutu mencakup hasil keluaran ( out put), proses, asupan/masukan (input). Sejalan dengan itu Adams dan Chapman (2002) dalam Bastian (2007 : 184) mendefenisikan mutu pendidikan sebagai target khusus dari tujuan pendidikan. Sanusi (1994) menyebutkan tiga dimensi mutu pendidikan khusus mutu hasil belajar yaitu :

a. Dimensi mutu mengajar yang sangat terkait dengan faktor-faktor kemampuan dan profesioanalitas guru, sehingga kajian terhadap mutu pendidikan berarti kajian masalah mutu guru dan mutu proses pendidikan. b. Dimensi bahan ajar, yang berbicara masalah kurikulum dalam arti sejauh

mana kurikulum suatu insitusi pendidikan relevan dengan kebutuhan anak di masyarakat dan kebutuhan lingkungan pendidikan yang berubah demikian cepat.

c. Dimensi hasil belajar. yang terakhir ini mencakup baik perolehan nilai-nilai hasil belajar maupun dalam cakupan yang luas, yaitu perolehan lapangan pekerjaan dan sekaligus perolehan pendapatan setiap lulusan.

Dalam penelitian ini fokus mutu proses belajar mengajar adalah mutu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses optimalisasi masing-masing peran, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang dilaksanakan selama pelajaran


(30)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

berlangsung yang dinyatakan dalam bentuk persentase kehadiran guru dalam mengelola pembelajaran, persentase guru yang menggunakan media dalam pembelajaran, nilai perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dari kepala sekolah atau pengawas pendidikan. Sedangkan mutu hasil belajar adalah prestasi akademik yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan masa belajarnya (lulus) yang dinyatakan dalam bentuk nilai ujian atau nilai evaluasi belajar, yang dipandang sebagai hasil murid setelah melalukan kegiatan belajar mengajar.

2.1.2. Biaya Pendidikan

Pendidikan memiliki nilai konsumtif dan nilai investatif. Nilai konsumtif pendidikan dalam bentuk jasa yang dapat memberikan kegunaan terhadap pemakai jasa pendidikan. Sedangkan nilai investatif pendidikan dapat diukur dengan pendapatan (income) seseorang yang terdidik sesuai dengan tingkat produktivitasnya. Biaya pendidikan diartikan sebagai jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup : gaji guru, peningkatan kemampuan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, pernbaikan ruang belajar, pengadaan perabot/meubiler, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku-buku pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan keuangan, dan supervisisi/pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan yang semuanya dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan


(31)

Belanja Sekolah (RAPBS) setiap tahun pelajaran. Menurut sifatnya biaya dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai proses pencapaian hasil dan tujuan suatu organisasi. Menurut Bastian (2007) bahwa biaya langsung di sekolah adalah biaya proses peningkatan kualitas siswa dan pencapaian tujuan utama sekolah yang tidak terpisahkan dari diri siswa serta berdampak terhadap siswa secara keseluruhan. Biaya langsung merupakan komponen utama dari biaya pendidikan ,atau dapat dikatakan biaya langsung merupakan biaya sesungguhnya dari pendidkan itu sendiri. Biaya tidak langsung adalah komponen biaya penunjang atau pelengkap .

Biaya dalam penelitian ini terbatas pada jenis biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung (indirect cost) terhadap proses belajar mengajar atau biaya yang diperoleh dan dibelanjakan oleh lembaga, artinya, biaya-biaya yang tidak dianggarkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, seperti yang dibelanjakan siswa untuk kepentingan sendiri dan biaya kesempatan (oppurtunity cost) tidak termasuk dalam pengertian biaya pendidikan dalam penelitian ini. Demikian juga biaya penyusutan/depresiasi atau nilai bangunan tidak diperhitungkan dalam penelitian ini, karena sulit diprediksi dan tidak tersedia.

Anggaran pendidikan merupakan rencana operasional keuangan pendidikan yang dibuat berdasarkan estimasi pengeluaran dalam periode


(32)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

waktu tertentu. Menurut Robert (1995) dan Ridder (1989) dalam Fatah (1998 : 113) bahwa anggaran memuat tentang kegiatan atau program yang akan dilaksanakan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter. Sementara, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (2002 : 41) menyatakan bahwa anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah untuk jangka waktu tertentu (periode) serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian aktifitas.

2.1.3. Hubungan Biaya Pendidikan dengan Mutu Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar

Biaya pendidikan yang merupakan dana sebagai salah satu input suatu kegiatan adalah sumberdaya yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa dukungan dana yang cukup ,akan sangat sulit mutu proses belajar mengajar dan mutu hasil belajar dapat dicapai. Sejalan dengan itu, Supriadi (2001) menyatakan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya pendidikan diperlukan untuk memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, terlaksananya aktivitas sekolah ( intra dan ekstra), dan dapat mengembangkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bermutu. Dalam buku panduan bantuan operasional sekolah Departemen Pendidikan Nasional, dinyatakan dana bantuan operasional sekolah diutamakan membiayai :


(33)

(1) Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya pendaftaran, Penggadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut, (2) Pembelian buku teks pelajaran (diluar buku yang telah dibeli dari dana BOS buku) dan buku referensi untuk dikoleksi diperpustakaan, (3) Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya, (4) Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah/madrasah/ponpes dan laporan hasil belajar siswa, (5) Pembelian bahan-bahan habis pakai : buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, kopi, teh, dan gula untuk kebutuhan sehari-hari disekolah/madrasah/ponpes, (6) Pembiayaan langganan daya dan jasa : listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar sekolah/madrasah/ponpes, (7) Pembiayaan perawatan sekolah/madrasah/ponpes: pengecetan, perbaikan atap bocor, perbaikan

pintu dan jendela, perbaikan meubilair, perbaikan sanitasi sekolah dan perawatan fasilitas sekolah lainya, (8) Pembayaran honorium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. Tambahan insentif rutin bagi kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintahan daerah, (9) Pengembangan profesi guru : pelatihan,


(34)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

KKG/MGMP dan KKKS/MKKS (dan sejenisnya untuk di madrasah), (10) Pemberian batuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah/madrasah/ponpes, (11) Pembiayaan pengelolaan BOS: alat tulis kantor (ATK), penggandaan, surat menyurat dan penyusunan laporan, (12) Khusus untk pesantren salafiyah dan sekolah kegamaan non islam, dana BOS dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan dan membeli peralatan ibadah, (13) Bila komponen 1 s/d 13 diatas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran dan meubilair sekolah/madrasah/ponpes. Fatah (1998) menyatakan faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan yaitu : (1) Komponen masukan, seperti karakteristik siswa, guru, biaya, sarana prasarana pendidikan, (2) proses pendidikan meliputi pengelolaan proses belajar mengajar dan pengelolaan sekolah.

Dari premis di atas, mutu pendidikan di sekolah akan sangat ditentukan oleh faktor pembiayaan pendidikan, baik dalam besarnya, pengalokasian yang tepat, maupun pemanfaatan realisasi biaya yang mengarah kepada kebutuhan proses belajar mengajar, kemampuan pengelolaan mutu guru, mutu alat, mutu bahan dan mutu siswa akan berkaitan satu sama lain dalam proses belajar mengajar di sekolah. Keterkaitan komponen-komponen tersebut akan menciptakan kondisi yang baik untuk proses belajar mengajar


(35)

dan pada gilirannya akan berpengaruh dan memberikan kontribusi dalam pencapaian prestasi belajar siswa (hasil belajar).

2.2. Review Peneliti Terdahulu

Fatah (1998) meneliti tentang pembiayaan pendidikan di sekolah dasar. Variabel yang digunakan meliputi : (1) Biaya pendidikan di sekolah dasar, (2) Mutu proses belajar mengajar, (3) Mutu hasil belajar siswa, (4) Pelaksanaan kebijakan anggaran pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah (1) Penerimaan biaya pendidikan yang dimanfaatkan untuk peningkatan mutu di sekolah dasar masih dominan dari pemerintah pusat, (2) Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap mutu hasil belajar adalah : (a) gaji/kesejahteraan pegawai, (b) biaya pendidikan guru, (c) pengadaan alat pelajaran, (d) pengadaan bahan pelajaran, dan, (e) pengadaan sarana sekolah, (3) Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar siswa adalah : (a) gaji/kesejahteraan guru, (b) Pengelolaan sekolah, (c) Pengadaan alat pelajaran, dan (d) Pengadaan sarana sekolah, (4) Dalam penentuan besarnya alokasi biaya operasional pendidikan yang bersumber dari pemerintah untuk setiap sekolah didasarkan atas jumlah murid, jumlah kelas dan jumlah pegawai.


(36)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Supriadi (2001) meneliti anatomi biaya pendidikan di SD, SMP, SMU, dan SMK.Penelitian ini menggunakan variabel- variabel : (1) Biaya pendidikan yang dikeluarkan pemeritah daerah dan pusat, (2) Biaya langsung dan tidak langsung yang dibayarkan keluarga untuk anaknya yang bersekolah, (3) Biaya partisipasi masyarakat ke sekolah. Hasil yang diperoleh adalah (1) Subsidi pemerintah meningkat seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan, (2) Kontribusi keluarga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi pemerintah, (3) Kontribusi masyarakat sangat rendah, (4) Jenjang pendidikan yang berlaku wajib belajar, studi lanjutan dari SD ke SMP menuntut keluarga untuk menanggung biaya yang jauh lebih besar.

Syam (2005) yang meneliti tentang interaksi antara partisifasi anggaran dan penggunaan anggaran sebagai alat ukur kinerja dengan orientasi manajerial. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel (1) Komitmen profesional yang meliputi mengajar, meneliti dan pemberian pelajaran kepada masyarakat, (2) Partisifasi dan pengguna anggaran, (3) Orientasi manajerial, (4) Kontak peran. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah (1) Orientasi profesional akan memberi pengaruh terhadap konflik peran utama jika dimodrenisasi oleh orientasi manajerial.(2) Perguruan tinggi hendaknya memisahkan antara orientasi profesional dan orientasi manajerial agar tidak terjadi konflik peran.


(37)

Sukmadinata, dkk (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisa Pengendalian Mutu Pendidikan dengan variabel: (1) Model pengendalian pengajaran dan bimbingan di SMK, (2) Model manajerial pendidikan di SMK, (3) Mutu proses pembelajaran dan hasil pendidikan di SMK. Hasil yang diperoleh yaitu Mutu pendidikan (proses dan hasil pembelajaran) dengan menerapkan model pengendalian lebih baik dari pada tidak menggunakan model pengendalian.

Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu

No Nama/ Tahun Penelitian Judul Variabel Penelitian Hasil yang Diperoleh

1. Fatah (1998) Studi Tentang Pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar

1. Prestasi belajar (Y1).

2. Proses belajar mengajar (Y2) 3. Gaji/kesejahteraan (X1). 4. Biaya pendidikan

profesional (X2).

5. Biaya pengadaan alat-alat pelajaran (X3).

6. Biaya pengadaan buku pelajaran (X4).

7. Biaya rehabilitasi gedung ruang belajar (X5).

8. Biaya pengadaan sarana kelas (X6).

9. Biaya pengadaan sarana sekolah (X7).

10. Biaya pembinaan kegiatan ekstrakurikuler (X8).

11. Biaya pengelolaan sekolah (X9)

1. Sebagian biaya pendidikan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan SD, baik terhadap mutu proses maupun mutu hasil belajar.

2. Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap mutu hasil belajar adalah :

a. gaji /kesejahteraan pegawai. b. biaya pendidikan guru. c. pengadaan alat pelajaran. d. pengadaan bahan pelajaran, dan e. pengadaan sarana sekolah.

3. Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap proses belajar siswa adalah :

a. Gaji/kesejahteraan guru. b. Pengelolaan sekolah

c. Pengadaan alat pelajaran, dan d. Pengadaan sarana sekolah


(38)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

2. Supriad i (2001) Analisis anatomi biaya pendidikan di SD,SMP, SMU, dan SMK.

1. Biaya pendidikan yang dikeluarkan pemeritah daerah dan pusat.

2. Biaya langsung dan tidak langsung yang dibayarkan keluarga untuk anaknya yang bersekolah.

3. Biaya partisifasi masyarakat ke sekolah (selain yang dibayarkan oleh keluarga).

1. Subsidi pemerintah meningkat seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan.

2. Kontribusi keluarga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi pemerintah.

3. Kontribusi masyarakat (selain yang dibayarkan oleh keluarga untuk anaknya yang bersekolah) sangat rendah.

4. Jenjang pendidikan yang berlaku wajib belajar, studi lanjutan dari SD ke SMP menuntut keluarga untuk menanggung biaya yang jauh lebih besar.

3. Syam (2005) Interaksi antara Partisifasi Anggaran dan penggunaan Anggaran sebagai alat ukur kinerja dengan Orientasi Manajerial

1. Komitmen profesional (X1) yang meliputi mengajar, meneliti dan pemberian pelajaran kepada masyarakat. 2. Partisifasi dan pengguna anggaran. (X2)

3. Orientasi manajerial (X3) 4. Kontak peran (Y)

1. Orientasi komitmen profesional akan memberi pengaruh terhadap kontak peran jika dimodenisasi oleh orientasi manajerial. 2. Perguruan tinggi hendaknya memisahkan

antara orientasi profesional dan orientasi manajerial agar tidak terjadi konflik peran.

4. Sukma dinata, dkk (2005) Analisis pengendalian mutu pendidikan 1.Model pengendalian pengajaran dan bimbingan di SMK (X1)

2. Model manajerial pendidikan di SMK (X2)

3. Mutu pendidikan (Y)

Model pengendalian pengajaran dan bimbingan serta model manajerial pendidikan di SMK berpengaruh terhadap mutu pendidikan.

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Pengaruh variabel biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar, dinyatakan dalam diagram alur sebagai berikut :


(39)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Keterangan :

a : Biaya pendidikan mempunyai pengaruh pada mutu hasil belajar. b : Biaya pendidikan mempunyai pengaruh pada mutu proses belajar. c : Mutu proses belajar mengajar mempunyai pengaruh pada mutu hasil

belajar.

d : Biaya pendidikan mempunyai pengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui

mutu proses belajar mengajar.

e1 : Jumlah varian variabel mutu hasil belajar mengajar yang tidak dapat.

dijelaskan oleh biaya pendidikan.

e2 : Jumlah varian variabel mutu hasil belajar yang tidak dapat dijelaskan

oleh mutu proses belajar mengajar

b c

a d

e1

Mutu Proses Belajar Mengajar

(Z)

Biaya Pendidikan

(X)

Mutu Hasil Belajar (Y)


(40)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Berdasarkan Gambar 3.1 diatas bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar. Biaya pendidikan merupakan sebagai salah satu input kegiatan dan sekaligus sebagai sumberdaya yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa dukungan dana yang memadai maka akan sulit memperoleh mutu hasil belajar. Mutu hasil belajar merupakan output dari sebuah proses dalam hal ini mutu proses belajar mengajar. Mutu pendidikan di sekolah akan sangat ditentukan oleh faktor pembiayaan pendidikan, baik dalam besarnya, pengalokasian yang tepat, maupun pemanfaatan realisasi biaya yang mengarah kepada kebutuhan proses belajar mengajar, kemampuan pengelolaan mutu guru, mutu alat, mutu bahan dan mutu siswa akan berkaitan satu sama lain dalam proses belajar mengajar di sekolah. Jika mutu proses belajar mengajar dicapai maka mutu hasil belajar maka akan mendapatkan hasil yang optimal berupa capaian nilai UAN yang memadai diperoleh oleh siswa, dengan demikian biaya pendidikan sebagai salah satu input sangat diperlukan untuk memfasilitasi pelaksanaan program sekolah sehingga terlaksananya aktifitas sekolah. Oleh karena pendidikan merupakan suatu proses, maka input termasuk biaya pendidikan akan membuat proses belajar mengajar lebih bermutu, dan pada gilirannya akan membuat hasil belajar menjadi lebih baik.


(41)

Berdasarkan pada masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah : bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar.


(42)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan disini adalah hubungan kausal, untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel biaya pendidikan sebagai variabel independen, variabel mutu hasil belajar sebagai variabel dependen, dan variabel mutu proses belajar mengajar sebagai variabel intervening.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Asahan yang terdiri dari 37 (tiga puluh tujuh) SMP Negeri dan 39 (tiga puluh sembilan) SMP Swasta yang berlokasi di Kabupaten Asahan.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama sebanyak 91 Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kabupaten Asahan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purporsive Sampling (pengambilan sampel bertujuan). Hal ini dilakukan karena ada anggota populasi yang tidak dapat dijadikan sampel disebabkan tidak adanya


(43)

data untuk melihat variabel dependen mutu hasil belajar yaitu hasil Ujian Nasional. Kriteria purposive sampling yaitu :

1. Sekolah yang telah melaksanakan Ujian Nasional (UN).

2. Memiliki izin operasional menjalankan kegaiatan pendidikan dari Kepala Daerah untuk sekolah negeri dan Kepala Dinas Pendidikan untuk sekolah swasta.

Berdasarkan kriteria tersebut, dari 91 Sekolah Menengah Pertama yang terdapat di Kabupaten Asahan maka terdapat 15 Sekolah Menengah Pertama yang belum mempunyai hasil Ujian Nasional dan 76 Sekolah Menengah Pertama yang telah mempunyai hasil Ujian Nasional, sehingga banyak sampel dalam penelitian ini adalah 76 (91-15) Sekolah Menengah Pertama.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data sekunder yang disusun oleh suatu entitas selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan (Indriantoro, 2002). Metode pengumpulan data sekunder secara manual langsung ke lokasi penelitian.

Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari Sekolah Menengah Pertama. Data yang diambil adalah biaya yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah, penilaian Kepala Sekolah terhadap


(44)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

kegiatan yang dilakukan guru (dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian), dan Nilai Ujian Nasional.

4.5.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel independen yaitu biaya pendidikan. Biaya pendidikan adalah sejumlah uang yang dibelanjakan sekolah untuk keperluan gaji/ kesejahteraan guru/pegawai, pembinaan profesional bagi guru/kepala sekolah/pegawai tata usaha, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar, pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja dan kursi), pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dan biaya pengelolaan sekolah (penyusunan rencana program, penerimaan siswa baru, pembuatan laporan) di SMP. Biaya pendidikan diukur berdasarkan jumlah biaya gaji/kesejahteraan, pembinaan profesional bagi guru/kepala sekolah/pegawai tata usaha, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar, pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja, kursi), pembinaan kegiatan ekstrakurikuler, dan biaya pengelolaan sekolah (penyusunan rencana program, penerimaan siswa baru, pembuatan laporan,pengadaan Alat Tulis Kantor) di SMP yang terdapat pada


(45)

laporan Realisasi anggaran sekolah tahun anggaran 2007. Skala yang digunakan adalah skala rasio.

2. Variabel dependen adalah mutu hasil belajar. Mutu hasil belajar adalah prestasi akademik yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan masa belajarnya (lulus) yang dinyatakan dalam bentuk nilai ujian atau nilai evaluasi belajar. Mutu hasil belajar diukur berdasarkan nilai rata – rata ujian nasional tahun 2008 dengan rumus :

a BanyakSisw

ruhNilai JumlahSelu

Variabel ini diperoleh dari laporan ujian nasional SMP dari setiap sekolah. Skala yang digunakan adalah skala rasio.

3. Variabel intervening yaitu mutu proses belajar mengajar. Mutu proses belajar mengajar adalah mutu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses optimalisasi masing-masing peran, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang dilaksanakan selama pelajaran berlangsung. Mutu proses belajar mengajar diukur berdasarkan hasil penilaian kepala sekolah atau pengawas sekolah tahun 2007 tentang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Skala yang digunakan adalah skala rasio.


(46)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel

Dependen Definisi Operasional Pengukuran Skala

Mutu hasil belajar (Y)

Prestasi akademik yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan masa belajarnya (lulus) yang dinyatakan dalam bentuk nilai ujian atau nilai evaluasi belajar.

Nilai rata rata ujian nasional tahun 2008.

Rasio

Intervening Mutu proses belajar

mengajar (Z)

Mutu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses optimalisasi masing-masing peran, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang dilaksanakan selama pelajaran berlangsung.

Hasil penilaian kepala sekolah atau pengawas sekolah tahun 2007 tentang perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Rasio Independen Biaya pendidikan (X)

Jumlah uang yang dibelanjakan sekolah untuk keperluan gaji/ kesejahteraan guru/pegawai, pembinaan profesional bagi guru/kepala sekolah/pegawai tata usaha, pengadaan alat-alat

Jumlah biaya gaji/ kesejahteraan, pembinaan profesional bagi guru/kepala sekolah/pegawai tata Rasio


(47)

pelajaran, pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar, pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja, kursi), pengadaan sarana sekolah (ruang belajar, praktikum, laboratorium, perpustakaan),

pembinaan kegiatan ekstrakurikuler, dan biaya

pengelolaan sekolah (penyusunan rencana program,

penerimaan siswa baru, pembuatan laporan,pengadaan Alat Tulis Kantor ) di SMP.

usaha, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar, pengadaan sarana kelas (papan tulis,

meja, kursi), pembinaan kegiatan ekstrakurikuler, dan biaya pengelolaan sekolah (penyusunan rencana program, penerimaan siswa baru, pembuatan laporan,pengadaan Alat Tulis Kantor ) di SMP yang terdapat pada laporan Realisasi anggaran sekolah tahun anggaran 2007.

4.6. Metode Analisis Data

4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan model regresi sederhana (ordianry regression) dan regresi berganda (multiple regression). Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi sering terjadi dalam mencocokkan model prediksi kedalam sebuah model yang telah dimasukkan ke dalam serangkaian data. Masalah ini sering disebut pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas dan heterokedastisitas.


(48)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distrbusi data dengan bentuk lonceng (bell shapped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan memakai uji Kolmogorov Smirnov, di mana data mendekati atau berdistribusi normal dapat di lihat dari : (1) Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal, (2). Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal. Selain melihat nilai signifikansi uji Kolmogorov Smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari grafik normalitas. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik.

4.6.1.2. Uji multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:111) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Suatu model regresi yang baik tidak ditemukannya hubungan atau korelasi di antara variabel independen. Dalam pengujian multikolinearitas penulis menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF). Metode ini menjelaskan hubungan variabel independen yang menjelaskan variabel independen yang lain. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah VIF>10.


(49)

4.6.1.3. Uji heterokedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homokedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik.

4.7. Model Penelitian

Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan, maka model penelitian

dapat dibuat sebagai berikut: Model 1 : Y = a1 + b1 X + e

Model 2 : Z = a2 + b2 X + e

Model 3 : Y = a3 + b3 Z + e

Model 4 : Y = a4 + b4 X + b5 Z + e

a1, a2, a3, a4 = Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien

e = error

X = Biaya Pendidikan Y = Mutu Hasil Belajar


(50)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Z = Mutu Proses Belajar Mengajar

4.8. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian model satu, dua, dan tiga.

Pengujian hipotesis penelitian model satu, dua, dan tiga menggunakan analisa regresi sederhana, karena hanya satu variabel independennya.

b. Pengujian model keempat.

Untuk menguji hipotesis penelitian model keempat untuk melihat pengaruh biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar yaitu dengan melihat pengaruh langsung biaya pendidikan (X) terhadap mutu hasil belajar (Y) tetapi juga melihat pengaruh tidak langsung melalui mutu proses belajar mengajar (Z) terlebih dahulu lalu ke mutu hasil belajar (Y).

Menurut Ghozali (2005: 160) untuk melihat pengaruh variabel intervening mutu proses belajar mengajar (Z) tersebut digunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Path analysis mengestimasi hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis jalur tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai subsitusi untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel. Analisis jalur menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel. Adapun koefesien jalur diperoleh dari hasil uji t dengan melihat nilai


(51)

standardized coefficients beta (Ghozali, 2005 : 161). Koefesien path disimbolkan dengan (p).

Untuk melihat apakah mutu proses belajar mengajar mempengaruhi hubungan antara biaya pendidikan dengan mutu hasil belajar sebagai variabel intervening penuh atau intervening sebagaian menggunakan analisis hirakikal yang digunakan oleh Baron dan Kenny (1986). Dari model penelitian yang dibuat:

Suatu variabel dikatakan sebagai variabel intervening penuh, jika : b1 ≠ 0

b2 ≠ 0

b3 ≠ 0 dan b4 ≠ 0

b5 ≠ 0

Suatu variabel dikatakan sebagai variabel intervening sebagian, jika : b1 ≠ 0

b2 ≠ 0

b3 ≠ 0 dan b4 ≠ 0 b5 ≠ 0 tetapi b4 < b1

Pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of Varian (ANOVA). Pengujian ANOVA atau Uji F bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat tingkat signifikansi atau dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Pengujian dengan tingkat


(52)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

signifikansi dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila hasil signifikansi pada tabel ANOVA < α 0,05, maka Ho ditolak (berpengaruh), sementara sebaliknya apabila tingkat signifikansi pada tabel ANOVA > 0,05, maka Ho diterima (tidak berpengaruh).

Pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel ( ∝ 0,05) maka Ho ditolak (berpengaruh), sementara sebaliknya apabila F hitung < F tabel (∝ 0,05) maka Ho diterima (tidak berpengaruh). Adapun F tabel dicari dengan memperhatikan tingkat kepercayaan (∝) dan derajat bebas (degree of freedom).

Pengujian dengan membandingkan t hitung dengan t table dilakukan dengan ketentuan apabila t hitung > t tabel ( ∝ 0,05) maka Ho ditolak dan t hitung < t tabel (∝= 0,05) maka Ho diterima.

BAB V


(53)

5.1. Deskripsi Data Penelitian

5.1.1. Profil Sampel Penelitian

Adapun karakteristik sampel penelitian terdapat pada Tabel 5.1 berikut :

Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Penelitian

N

o Nama Sekolah Status

APBS (Biaya Pendidikan) Dalam Rupiah Nilai KBM/ NPA M Nilai UN Ju mla h Gur u Jumlah

Siswa Akredi tasi

1 SMP NEGERI 1 BP

MANDOGE N 887433400 64,3 7.04

20 422 B 2 SMP NEGERI 2 BP

MANDOGE N 377879955 67,2 7.24

18 336 B 3 SMP NEGERI 3 BP

MANDOGE N 581602200 55,6 7.01

12 234 C 4 SMP NEGERI 4 SATU ATAP

BP MANDOGE N 164612000 54,2 6.82

11 172 - 5 SMP NEGERI 1 BANDAR

PULAU N 1371361264 66,5 7.24

30 468 B 6 SMP NEGERI 2 BANDAR PULAU N 227004086 50,2 5.76 16 272 B 7 SMP NEGERI 3 BANDAR

PULAU N 120006000 52,8 6.14

14 334 B 8 SMP NEGERI 4 SATU ATAP

BANDAR PULAU N 63231000 50,6 6.43

16 93 - 9 SMP NEGERI 1 AEK KUASAN N 1039534000 65,6 6.82 33 708 B 10 SMP NEGERI 1 PULAU

RAKYAT N 1716909720 59,2 6.76

41 728 B 11 SMP NEGERI 2 PULAU

RAKYAT N 648737563 60,1 6.88

29 382 B 12 SMP NEGERI 3 PULAU

RAKYAT N 1916739976 69,8 7.48

37 621 A 13 SMP NEGERI 1 SEI

KEPAYANG N 602365119 60,2 7.41

18 249 B 14 SMP NEGERI 2 SEI

KEPAYANG N 546450472 60,1 6.57

18 230 B 15 SMP NEGERI 3 SEI

KEPAYANG N 547601465 61,4 7.32

18 390 B 16 SMP NEGERI 1 TANJUNG

BALAI N 691766100 58,2 6.19

24 276 B 17 SMP NEGERI 2 TANJUNG BALAI N 147770000 55,4 6.48 14 85 C 18 SMP NEGERI 1 SIMP.EMPAT N 785500000 62,8 6.55 47 706 A 19 SMP NEGERI 2 SIMP.EMPAT N 584206528 63,1 6.92 23 317 B 20 SMP NEGERI 3 SIMP.EMPAT N 380146000 61,3 6.15 22 369 B 21 SMP NEGERI 1 AIR BATU N 1233272450 67,2 7.19 36 603 A 22 SMP NEGERI 2 AIR BATU N 114514000 60,1 7.09 15 67 B 23 SMP NEGERI 3 AIR BATU N 688432400 68,0 7.21 28 480 B 24 SMP NEGERI 1 BUNTU PANE N 259439400 58,6 6.18 27 433 B


(54)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

25 SMP NEGERI 2 BUNTU PANE N 662968500 60,2 7.12 22 421 B 26 SMP NEGERI 1 MERANTI N 602365419 65,8 7.16 35 525 B 27 SMP NEGERI 2 MERANTI N 607377400 69,1 8.09 20 397 B 28 SMP NEGERI 1 SEI BALAI N 368205000 60,5 6.79 47 670 B 29 SMP NEGERI 1 AIR JOMAN N 608252350 69,8 7.55 36 567 A 30 SMP NEGERI 2 AIR JOMAN N 120070000 60,4 6.62 24 348 B 31 SMP NEGERI 2 KISARAN N 985600000 72,8 8.44 50 841 A 32 SMP NEGERI 4 KISARAN N 1060159464 68,2 7.03 39 505 A 33 SMP NEGERI 5 KISARAN N 802000000 67,3 7.21 45 478 B 34 SMP NEGERI 1 KISARAN N 1672000000 70,1 7.92 69 1082 A 35 SMP NEGERI 3 KISARAN N 1605000000 70,0 7.12 76 1201 A 36 SMP NEGERI 6 KISARAN N 1536000000 75,1 8.18 40 570 A 37 SMP NEGERI 7 KISARAN N 1417304500 69,8 8.02 32 477 A 38 SMP PTPN IV BP MANDOGE S 290439658 62,6 7.06 18 258 B 39 SMP UMUM SENTOSA S 280250350 64,0 7.13 25 428 B 40 SMP TRIYADIKAYASA S 101688000 58,2 6.63 14 110 C 41 SMP HARAPAN S 96794000 54,6 6.84 14 120 C 42 SMP Swt Saniah Aek

Songsongan S 39900000 54,6 6.43 13

100 C

43 SMP KARYA BARGOT S 57348000 50,2 6.06 12 162 C 44 SMP SWADAYA PULAU

RAKYAT S 70252000 58,9 6.2

15

193 B

45 SMP RK MATAMUN S 54936000 55,2 6.67 8 84 C 46 SMP HKBP PARDOMUAN S 83854000 54,2 5.64 10 131 C 47 SMP DAERAH SIMPANG

EMPAT S 66196000 60,4 6.87

16

187 C

48 SMP AMAL BAKTI S 42108000 52,3 7.14 17 120 C 49 SMP ISLAMIYAH S 50200000 64,2 7.74 15 176 B 50 SMP DAERAH AIR BATU S 26320000 55,4 7.07 13 297 C 51 SMP YAPENDAK S 272400000 52,6 6.63 17 375 B 52 SMP YAPIM S 36200000 52,8 6.54 16 55 B 53 SMP DAERAH BUNTU PANE S 20400000 50,1 6.28 11 40 C 54 SMP AL WASHLIYAH 15 S 30100000 50,3 6.72 15 134 C 55 SMP MUHAMMADIYAH 38 S 18500000 50,0 6.59 10 80 C 56 SMP DHARMA PUTRA S 100208000 54,2 7.03 16 163 B 57 SMP BINA BAKTI S 30500000 52,0 6.84 11 58 C 58 SMP TAMAN SISWA S.DAMAI S 49050000 58,4 7.42 22 174 C 59 SMP TAMAN SISWA

RAWANG S 38232000 52,4 6.9

13

108 C

60 SMP KESATUAN S 40500000 56,2 7.1 13 240 C 61 SMP AL WASHLIYAH 10 S 20100000 52,4 7.83 13 76 C 62 SMP AL WASHLIYAH 22 S 75048000 50,1 6.81 19 213 C 63 SMP BINA BUDAYA S 16800000 50,3 6.85 10 37 C 64 SMP Swasta MERANTI S 68400000 50,2 7.89 19 324 C 65 SMP DAERAH AIR JOMAN S 59826000 50,3 6.61 15 169 C 66 SMP MUHAMMADIYAH 37 S 71053750 51,4 6.78 11 92 C 67 SMP MUHAMMADIYAH 23 S 16800000 50,3 5.43 11 44 C 68 SMP METHODIST 2 S 276720000 60,2 7.75 23 187 B 69 SMP TAMANSISWA KISARAN S 401432000 56,3 7.43 35 512 B 70 SMP PANTI BUDAYA

KISARAN S 188000000 64,2 7.68

17

296 B

71 SMP DIPONEGORO

KISARAN S 360800000 66,3 8.09

34

478 A

72 SMP AL WASHLIYAH 7 S 47727150 48,6 5.61 14 96 C 73 SMP DAAR ULUUM S 1116700000 66,2 8.14 15 237 B 74 SMP MUHAMMADIYAH 22

KISARAN S 358779000 56,4 7.5

39

502 B

75 SMP DAERAH KISARAN S 187648500 50,2 7.25 21 260 B 76 SMP NASIONAL KISARAN S 79053900 50,0 7.52 15 109 C N = Negeri; S = Swasta

Lanjutan Tabel 5.1


(55)

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan. 2009

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas jumlah guru pada sampel penelitian sebanyak 1.715 guru. Dari tabel tersebut juga jumlah murid sebanyak 24.400 siswa. Sedangkan Akreditasi yang memperoleh akreditasi A (9 sekolah); B (23); C (2) dan belum diakreditasi 2 sekolah untuk sekolah negeri. Sedangkan untuk sekolah swasta dalam perolehan akreditas A (1 sekolah), B (13 sekolah) dan C (27 sekolah).

Berdasarkan data diatas dari total 76 (tujuh puluh enam) sampel penelitian ini sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) SMP dengan status Negeri atau 48,7 % dan 39 (tiga puluh sembilan) merupakan SMP swasta atau 51,3 % dari total sampel. Dari data tersebut menunjukkan bahwa prestasi tertinggi nilai UAN untuk SMP diperoleh SMP Negeri 2 Kisaran dan yang terendah diperoleh oleh SMP Muhammadiyah 23 Kisaran.

5.1.2. Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka deskripsi statistik dari data penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation APBS_BP_X 76 16.800.000 1.916.739.976 434.014.237.36 490045273.443

KBM_MPBM_Z 76 48.60 75.10 58.9316 6.92237


(56)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation APBS_BP_X 76 16.800.000 1.916.739.976 434.014.237.36 490045273.443

KBM_MPBM_Z 76 48.60 75.10 58.9316 6.92237

UN_MHB_Y 76 5.43 8.44 6.9846 .62829

Valid N (listwise) 76

Sumber : Lampiran 5 (data diolah SPSS)

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah N sampel sebanyak 76 dimana rata-rata jumlah biaya pendidikan Tahun 2007/2008 sebanyak Rp. 434.014.237,36 dengan jumlah Biaya Pendidikan terendah Rp. 16.800.000 dan tertinggi sebanyak Rp.1.916.739.976 dengan standar deviasi Rp. 490.045.273,44 dari rata - rata. Jumlah biaya pendidikan tertinggi diperoleh oleh SMP Negeri 3 Pulau Rakyat dan biaya pendidikan terendah diperoleh oleh SMP Bina Budaya Kisaran. Dengan melihat standar deviasi yang begitu besar antara dana pendidikan yang di kucurkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan menunjukkan tingkat kesenjangan yang tinggi.

Rata-rata jumlah Mutu Proses Belajar Mengajar (MPBM) dengan nilai 58,93 dengan skor Mutu Proses Belajar Mengajar terendah sebesar 48.60 dan tertinggi sebanyak 75.10 dengan standar deviasi 6.92 dari rata - rata. Skor tertinggi yang dilakukan oleh penilik sekolah menunjukkan SMP Negeri VI Kisaran memperoleh skor yang tertinggi. Skor terendah diperoleh oleh SMP Alwashliyah 7 Kisaran dengan nilai 48.60. Nilai standar deviasi yang kecil menunjukkan rendahnya disparitas mutu


(57)

proses belajar antara SMP yang ada. Dengan demikian terjadi pemerataan mutu proses ajar mengajar pada SMP di Kabupaten Asahan.

Untuk perolehan nilai Ujian Nasional (UN) yang dicapai rata – rata mendapatkan nilai sebesar 6.98 dengan nilai Ujian Nasional (UN) terendah sebesar 5.33 dan tertinggi nilai Ujian Nasional (UN) sebesar 8.44 dengan standar deviasi dari nilai UN sebesar 0.63 dari rata – rata. Skor UAN tertinggi diperoleh oleh SMP Negeri 2 Kisaran. Skor UAN terendah diperoleh oleh SMP Muhammadiyah 23 Kisaran. Capaian nilai UAN yang diperoleh SMP Negeri/Swasta di Kabupaten Asahan cukup merata dimana nilai standar deviasi yang semakin rendah menunjukkan terjadinya pemerataan hasil belajar yang dicapai dengan melihat nilai UAN yang diperoleh. Nilai UAN yang diperoleh menunjukkan di Kabupaten Asahan lulus UAN 99.01 % pada akhirnya lulus 100 % karena ada yang ujian susulan dengan mengikuti ujian Paket B.

5.2. Analisis Data 5.2.1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Untuk model 1, 2 dan 3 merupakan model regresi sederhana (ordinary least square) oleh karena itu model 1, 2 dan 3 tersebut tidak memerlukan uji asumsi klasik,


(58)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

sedangkan pada model 4 merupakan model regresi berganda dimana sebelum mendapatkan model terbaik maka terlebih dahulu melewati uji asumsi klasik. Hal ini dilakukan sebelum pengujian hipotesis meliputi :

5.2.1.1 Uji normalitas model IV

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi melalui 2 cara yaitu Analisis Grafik dan analisis statistik (uji One sample Kolmogorov Smirnov).

a. Analisis Grafik


(59)

Berdasarkan pada Gambar 5.1 tersebut Ghozali (2005) menyatakan jika distribusi data adalah normal, maka terdapat titik titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Hasil grafik tersebut menunjukkan bahwa titik titik yang menyebar disekitar garis diagonalnya maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Statistik

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Untuk itu dilakukan uji one sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun hasil pengujian terdapat pada Tabel 5.3 berikut :

Tabel 5.3 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 76

Mean .0000000

Normal Parametersa

Std. Deviation .07464055

Absolute .052

Positive .052

Most Extreme Differences

Negative -.043

Kolmogorov-Smirnov Z .454

Asymp. Sig. (2-tailed) .986

a. Test distribution is Normal.


(60)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Dari hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.3 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0.454 dan signifikansinya pada 0.986 dan nilainya jauh diatas = 0.05 Dalam hal ini berarti H0 diterima yang berarti

data residual berdistribusi normal.

5.2.1.2. Uji multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Santoso (2002), pada umumnya jika VIF > 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

Tabel 5.4 Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

APBS_BP_X .425 2.354

KBM_MPBM_Z .425 2.354

Dependent Variabel : UN_MHB_Y

Sumber : Lampiran 5. Hasil Output SPSS 16

Dari Tabel 5.4 diatas, terlihat bahwa variabel independen yaitu Biaya Pendidikan dan Mutu Proses Belajar Mengajar (MPBM) mempunyai angka Variance


(61)

Inflation Factor (VIF) dibawah angka 10 (Ghozali, 2005 : 93). Hal ini berarti bahwa regresi yang dipakai untuk ke 2 (dua) variabel independen diatas tidak terdapat persoalan multikolinieritas.

5.2.1.3. Uji heteroskedastisitas

Dari grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada gambar 5.2 dibawah, terlihat titik-titik tidak menyebar secara acak dan membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tidak tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adapun bentuk grafik Scatterplot terdapat pada Gambar 5.2 berikut :

Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3)

Gambar 5.2. Gambar Scatterplot


(62)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

5.3.1 Model Pertama (1)

Hasil pengujian hipotesis penelitian model pertama yang menyatakan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dapat diterima. Pengujian

goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi.

Kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.5. di bawah ini :

Tabel 5.5 Pengujian Goodness of Fit

Model R R Square

Adjusted R Square

1 .409a .167 .156

a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X

Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 2)

Nilai R Square pada Tabel 5.5 diatas sebesar 0,167. Hal ini menunjukkan bahwa 16,7 % variabel biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar. Sedangkan sisanya sebesar 83,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

Indikator signifikansi parameter koefesien R2 signifikan atau tidak maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik t (Uji t) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 %. Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak; dan apabila

thitung ≤ ttabel maka Ho dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel


(63)

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Uji t

Coefficientsa Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 6.757 .089 76.166 .000

1

APBS_BP_X 5.239E-10 .000 .409 3.852 .000

a. Dependent Variable: UN_MHB_Y

Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 2)

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa thitung variabel biaya

pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar sebesar 3.852 sedangkan ttabel pada tingkat keyakinan 95 % adalah 1,980 (3.852 > 1,980).

Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak. Dengan demikian daerah penerimaan

hipotesis berada diluar daerah penerimaan H0.

Berdasarkan Tabel 5.6 diatas maka coefficient model regresi yang dapat dibentuk : Y = 6.757+ 5.239E-10 APBS_BP _X +i

a. Nilai konstanta sebesar 6.757 artinya apabila nilai biaya pendidikan bernilai nol, maka nilai mutu hasil belajar akan sebesar 6.757.

b. Koefisien regresi variabel biaya pendidikan sebesar 5.239E-10 bermakna jika variabel biaya pendidikan meningkat 1 %, maka akan menaikkan satu satuan nilai mutu hasil belajar sebesar 5.239E-10 % dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.


(64)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Hasil pengujian hipotesis penelitian model kedua yang menyatakan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.7. di bawah ini :

Tabel 5.7 Pengujian Goodness of Fit

Model R R Square

Adjusted R Square

1 .758a .575 .569

a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X

Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 4)

Nilai R Square pada Tabel 5.7 diatas sebesar 0,575. Hal ini menunjukkan bahwa 57,5 % variabel biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar. Sedangkan sisanya sebesar 42,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

Indikator signifikansi parameter koefesien R2 signifikan atau tidak maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik t (Uji t) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 %. Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak; dan apabila

thitung ≤ ttabel maka Ho dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel

5.8 dibawah ini :

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Uji t


(1)

47 SMP DAERAH SIMPANG EMPAT

S

66196000

60,4

6.87

68.7

48 SMP AMAL BAKTI

S

42108000

52,3

7.14

71.4

49 SMP ISLAMIYAH

S

50200000

64,2

7.74

77.4

50 SMP DAERAH AIR BATU

S

26320000

55,4

7.07

70.7

51 SMP YAPENDAK

S

272400000

52,6

6.63

66.3

52 SMP YAPIM

S

36200000

52,8

6.54

65.4

53 SMP DAERAH BUNTU PANE

S

20400000

50,1

6.28

62.8

54 SMP AL WASHLIYAH 15

S

30100000

50,3

6.72

67.2

55 SMP MUHAMMADIYAH 38

S

18500000

50,0

6.59

65.9

56 SMP DHARMA PUTRA

S

100208000

54,2

7.03

70.3

57 SMP BINA BAKTI

S

30500000

52,0

6.84

68.4

58 SMP TAMAN SISWA S.DAMAI

S

49050000

58,4

7.42

74.2

59 SMP TAMAN SISWA RAWANG

S

38232000

52,4

6.9

69

60 SMP KESATUAN

S

40500000

56,2

7.1

71

61 SMP AL WASHLIYAH 10

S

20100000

52,4

7.83

78.3

62 SMP AL WASHLIYAH 22

S

75048000

50,1

6.81

68.1

63 SMP

BINA

BUDAYA

S

16800000

50,3

6.85

68.5

64 SMP Swasta MERANTI

S

68400000

50,2

7.89

78.9

65 SMP DAERAH AIR JOMAN

S

59826000

50,3

6.61

66.1

66 SMP MUHAMMADIYAH 37

S

71053750

51,4

6.78

67.8

67 SMP MUHAMMADIYAH 23

S

16800000

50,3

5.43

54.3

68 SMP METHODIST 2

S

276720000

60,2

7.75

77.5

69 SMP

TAMANSISWA

KISARAN

S

401432000

56,3

7.43

74.3

70 SMP PANTI BUDAYA KISARAN

S

188000000

64,2

7.68

76.8

71 SMP

DIPONEGORO

KISARAN

S

360800000

66,3

8.09

80.9


(2)

73 SMP DAAR ULUUM

S

1116700000

66,2

8.14

81.4

74 SMP MUHAMMADIYAH 22 KISARAN

S

358779000

56,4

7.5

75

75 SMP DAERAH KISARAN

S

187648500

50,2

7.25

72.5


(3)

Lampiran 2 : Regression (Biaya Pendidikan thd Mutu Hasil Belajar)

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 APBS_BP_Xa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: UN_MHB_Y

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .409a .167 .156 .57730

a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 4.944 1 4.944 14.835 .000a

Residual 24.662 74 .333

1

Total 29.606 75

a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X b. Dependent Variable: UN_MHB_Y

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 6.757 .089 76.166 .000

1

APBS_BP_X 5.239E-10 .000 .409 3.852 .000


(4)

Lampiran 3 : Model 2

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 APBS_BP_Xa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KBM_MPBM_Z

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .758a .575 .569 4.54267

a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2066.890 1 2066.890 100.160 .000a

Residual 1527.054 74 20.636

1

Total 3593.944 75

a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X b. Dependent Variable: KBM_MPBM_Z

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 54.282 .698 77.757 .000

1

APBS_BP_X 1.071E-8 .000 .758 10.008 .000


(5)

Lampiran 4 : Model 3

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 KBM_MPBM_Za . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: UN_MHB_Y

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .581a .338 .329 .51483

a. Predictors: (Constant), KBM_MPBM_Z

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 9.993 1 9.993 37.700 .000a

Residual 19.614 74 .265

1

Total 29.606 75

a. Predictors: (Constant), KBM_MPBM_Z b. Dependent Variable: UN_MHB_Y

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 3.877 .510 7.609 .000

1

KBM_MPBM_Z .053 .009 .581 6.140 .000


(6)

Lampiran 4 : Model 3

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 KBM_MPBM_Za . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: UN_MHB_Y

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .581a .338 .329 .51483

a. Predictors: (Constant), KBM_MPBM_Z

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 9.993 1 9.993 37.700 .000a

Residual 19.614 74 .265

1

Total 29.606 75

a. Predictors: (Constant), KBM_MPBM_Z b. Dependent Variable: UN_MHB_Y

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 3.877 .510 7.609 .000

1

KBM_MPBM_Z .053 .009 .581 6.140 .000


Dokumen yang terkait

Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai

0 31 114

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap hasil belajar siswa bidang studi pkn

0 7 90

PENGARUH EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 7 4

PENGARUH EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 7 4

Pengaruh Sarana dan Biaya Pendidikan Terhadap Hasil Belajar di Sekolah Menengah

0 3 10

PENGARUH SUPERVISI DAN LESSON STUDY TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 5 45

PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG.

1 5 66

PENGARUH KINERJA MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-BANDUNG UTARA.

0 2 78

ANALISIS PENGARUH KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA DAN PENDIDIK TERHADAP IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAN DAMPAKNYA PADA MUTU HASIL PENDIDIKAN : Kasus pada Sekolah Menengah Pertama di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat.

0 1 76

PENGARUH MANAJEMEN KOMPUTER DAN KINERJA MENGAJAR GURU KOMPUTER TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN : Penelitian pada Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri di Kabupaten Purwakrta.

0 9 53