PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA.
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh : Erty Efrianti Juhariah
NIM. 0901686
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
(2)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(3)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Oleh:
Erty Efrianti Juhariah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Erty Efrianti Juhariah Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta © dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(4)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
(5)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
(6)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
(7)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PELAKSANAAN DAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini telah dipertahankan dalam Ujian Sidang pada :
Hari/Tanggal : Rabu/27 November 2013 Waktu : 08.00 s/d Selesai
Tempat : Ruang Lab.Pendidikan Akuntansi Gedung Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Panitia Ujian :
Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si NIP. 19600412 198603 1 002 Sekretaris : Dr. Kurjono, M.Pd
NIP. 19681020 199802 1 003 Anggota : 1. Dr. Kusnendi, M.S
NIP. 19600122 198403 1 003 2. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M NIP. 19611102 198603 1 002 Penguji :
1. Drs. H. Yayat Supriyatna, M.M NIP. 19601015 198503 1 003 2. Leni Yulianti, S.Pd, M.M
NIP. 19780724 200112 2 002 3. M. Arief Ramdhany, S.Pd, M.Pd
(8)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
NIP. 19711101 199903 1 001
"This world is a mountain, in which your works are echoed back to you." Mawlana Jalaluddin Rumi
“All you have shall some day be given; Therefore give now, that the season of giving may be yours and not your inheritors.” Kahlil Gibran
“Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony.” Mahatma Gandhi
It’s dedicated to my beloved parents were involved in everything I did, and anyone who loved me so. Thanks for love, support, advise, constructive ideas, and also encouraging me in all difficult situations.
I appreciate and very much thank you to all individuals who helped me. Special to Mawlana, my great master of , my inspirator all the way. God almighty bless all of us.
(9)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
Erty Efrianti J.
Pembimbing : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan aset tetap daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif-verifikatif. Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 36 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS Statistics 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka, ditunjukkan dengan nilai sebesar 3,363 ; (2) tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemahaman penatausahaan keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka, ditunjukkan dengan nilai sebesar 1,560 ≤ ; (3) tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemahaman pengelolaan aset tetap daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka, ditunjukkan dengan nilai sebesar 1,516 ≤ . Pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan aset tetap daerah secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 59,5% terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sedangkan 40,5% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian.
(10)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata Kunci: Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah, Pengelolaan Aset Tetap Daerah, Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The Influence of Understanding Local Financial Accounting System, Local Financial Administration and Local Fixed Assets Management on The Quality
of Local Government Financial Statements in Majalengka District
Erty Efrianti J.
Supervisor : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of understanding local financial accounting system, local financial administration and local fixed assets management on the quality of local government financial statements in Majalengka district.
The methods used in this study were descriptive and verificative methods. The sample in this study were taken by using purposive sampling. The number of samples that used were 36 respondens. The data obtained were analyzed by using multiple correlation analysis technique through the SPSS Statistics 20 software.
The results showed that : (1) there was a positive and significant related between the understanding of local financial accounting system on the quality of
(11)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
local government financial statements in Majalengka district, indicated by value of 3.363 ; (2) there was no a positive and significant related between understanding of local financial administration on the quality of local government financial statements in Majalengka district, indicated by value of 1,560 ≤ ; (3) there was no a positive and significant related between the understanding of local fixed assets management on the quality of local government financial statements in Majalengka district, indicated by value of 1,516 ≤ . The understanding of local financial accounting system, local financial administration, and local fixed assets management effected 59.5% on the quality of local government financial statements, while 40.5% explained by other variables not examined in the study.
Keywords : Local Financial Accounting System, Local Financial Administration, Local Fixed Assets Management, The Quality of Local Government Financial Statements.
(12)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... 010i KATA PENGANTAR ... 01 iii UCAPAN TERIMA KASIH ... 0 0iv DAFTAR ISI ... 01vii DAFTAR TABEL ... 0 0x DAFTAR GAMBAR ... xii BAB I PENDAHULUAN ... 00 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 0011 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 0013 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 0013 1.4 Kegunaan Penelitian ... 0014 BAB II LANDASAN TEORI ... 0015 2.1 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 0015 2.1.1 Definisi ... 0015 2.1.2 Pemakai Laporan Keuangan dan Kebutuhan Informasi ... 0017 2.1.3 Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 0019 2.1.4 Manfaat Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 0021 2.1.5 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 0022 2.1.6 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 0025 2.2 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ... 0029 2.3 Penatausahaan Keuangan Daerah ... 0032 2.3.1 Asas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah ... 0032 2.3.2 Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Daerah ... 0034 2.4 Pengelolaan Aset Tetap Daerah ... 0038 2.4.1 Definisi Aset Tetap ... 0038 2.4.2 Karakteristik Aset Tetap ... 0040 2.4.3 Klasifikasi Aset Tetap ... 0041 2.4.4 Pengelolaan Aset Daerah ... 0046
2.4.4.1 Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran Aset Daerah ... 0048 2.4.4.2 Pengadaan Aset Daerah ... 0049
(13)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.4.4.3 Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Aset Daerah ... 0050 2.4.4.4 Penggunaan Aset Daerah ... 0050 2.4.4.5 Penatausahaan Aset Daerah ... 0051 2.4.4.6 Pemanfaatan Aset Daerah ... 0053 2.4.4.7 Pengamanan dan Pemeliharaan Aset Daerah ... 0055 2.4.4.8 Penilaian Aset Daerah ... 0056 2.4.4.9 Penghapusan Aset Daerah ... 0058 2.4.4.10Pemindahtanganan Aset Daerah ... 0060 2.4.4.11Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Aset
Daerah ... 0060 2.4.4.12Pembiayaan Aset Daerah ... 0061 2.4.4.13Tuntutan Ganti Rugi Daerah ... 0062 2.5 Penelitian Terdahulu ... 0062 2.6 Kerangka Pemikiran ... 0067 2.7 Hipotesis Penelitian ... 0077 BAB III METODE PENELITIAN... 0078 3.1 Desain Penelitian ... 0078 3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel ... 0079 3.2.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya ... 0079 3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 0084 3.3 Populasi dan Sampel... 0089 3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 0091 3.5 Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis ... 0092 3.5.1 Koefisien Korelasi... 0093 3.5.2 Koefisien Determinasi... 098 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 00100 4.1 Gambaran Obyek Penelitian ... 00100 4.1.1 Gambaran Umum Daerah ... 00100 4.1.2 Gambaran Objek Penelitian ... 00102 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 0107 4.2.1 Statistik Deskriptif ... 0107 4.2.1.1Deskripsi Umum Variabel ... 0107
4.2.1.1.1 Deskripsi Variabel Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ... 0107 4.2.1.1.2 Deskripsi Variabel Pemahaman
(14)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.1.1.3 Deskripsi Variabel Pemahaman Pengelolaan Aset Tetap Daerah ... 0110 4.2.1.1.4 Deskripsi Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah... 0111 4.2.1.2Deskripsi Umum Dimensi ... 0112 4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian... 0124 4.3.1 Analisis Data ... 0124 4.3.1.1Koefisien Korelasi ... 0124 4.3.1.2Koefisien Determinasi ... 0129 4.3.2 Pengujian Hipotesis Penelitian... 0131 4.3.2.1Pengujian Hipotesis 1 ... 0131 4.3.2.2Pengujian Hipotesis 2 ... 0132 4.3.2.3Pengujian Hipotesis 3 ... 0132 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 0133
4.4.1 Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 0133 4.4.2 Pengaruh Pemahaman Penatausahaan Keuangan Daerah
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 0134 4.4.3 Pengaruh Pemahaman Pengelolaan Aset Tetap Daerah
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 0136 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 0138 5.1 Kesimpulan... ... 0138 5.2 Saran... ... 0140 DAFTAR PUSTAKA ... 0142 LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1. Surat Keterangan Judul Skripsi
2. Surat Keterangan Perubahan Judul Skripsi 3. Daftar Peserta Seminar Usulan Penelitian 4. Lembar Evaluasi Presentasi Usulan Penelitian 5. Surat Keputusan Pelaksanaan Ujian Sidang 6. Daftar Peserta Ujian Sidang Skripsi
7. Lampiran Revisi Ujian Sidang 8. Copy Lembar Frekuensi Bimbingan 9. Surat Izin Penelitian
10. Surat Keterangan Kesbangpol 11. Surat Pengantar Penelitian 12. Kuesioner Penelitian
(15)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13. Data Penelitian
14. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 15. Hasil Uji Asumsi Klasik
16. Daftar Tabel r 17. Daftar Tabel t 18. Daftar Tabel F 19. Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Opini LKPD Pemerintah Daerah Provinsi/Kota/ Kabupaten Se-Indonesia Tahun 2006-2011 ... 0018 Tabel 1.2 Opini BPK Terhadap LKPD Pemerintah Kabupaten Majalengka ... 0019 Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 0063 Tabel 3.1 Format Tabulasi Jawaban Responden ... 0084 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 0085 Tabel 4.1 Profil Responden ... 1105
(16)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah, Pengelolaan Aset Tetap Daerah, dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah... 1107 Tabel 4.3 Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Pemahaman Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah ... 1108 Tabel 4.4 Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Pemahaman Penatausahaan
Keuangan Daerah ... 1109 Tabel 4.5 Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Pemahaman Pengelolaan Aset
Tetap Daerah... 1110 Tabel 4.6 Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah ... 1111 Tabel 4.7 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi SAKD1 ... 1112 Tabel 4.8 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi SAKD2 ... 1113 Tabel 4.9 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi SAKD3 ... 1113 Tabel 4.10 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi SAKD4 ... 1114 Tabel 4.11 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PKD1 ... 1114 Tabel 4.12 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PKD2 ... 1115 Tabel 4.13 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD1 ... 1115 Tabel 4.14 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD2 ... 1116 Tabel 4.15 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD3 ... 1116 Tabel 4.16 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD4 ... 1117 Tabel 4.17 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD5 ... 1117 Tabel 4.18 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD6 ... 1118 Tabel 4.19 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD7 ... 1118 Tabel 4.20 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD8 ... 1119 Tabel 4.21 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD9 ... 1119
(17)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.22 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD10 ... 1120 Tabel 4.23 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD11 ... 1120 Tabel 4.24 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD12 ... 1121 Tabel 4.25 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi PATD13 ... 1121 Tabel 4.26 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi KLKPD1 ... 1122 Tabel 4.27 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi KLKPD2 ... 1122 Tabel 4.28 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi KLKPD3 ... 1123 Tabel 4.29 Tabulasi Jawaban Responden untuk Dimensi KLKPD4 ... 1123 Tabel 4.30 Korelasi Parsial antara Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 1124 Tabel 4.31 Korelasi Parsial antara Penatausahaan Keuangan Daerah terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 1125 Tabel 4.32 Korelasi Parsial antara Pengelolaan Aset Tetap Daerah terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 1126 Tabel 4.33 Coefficientsa ... 1126 Tabel 4.34 Model Summary ... 1127 Tabel 4.35 ANOVAa ... 1128
(18)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah ... 0032 Gambar 2.2 Bagan Alir Penatausahaan Penerimaan ... 0035 Gambar 2.3 Bagan Alir Pelaksanaan dan Penatausahaan Belanja ... 0036 Gambar 2.4 Siklus Pengelolaan Aset Daerah ... 0047 Gambar 2.5 Model Hubungan Antar Variabel Laten ... 0076 Gambar 4.1 Histogram Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 106 Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Profil Responden Berdasarkan Tingkat
(19)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sistem pemerintahan yang dilaksanakan pada masa pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam pelaksanaan sistem pemerintahan sentralistis ini semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah. Namun, penyelewengan dan penyimpangan pelaksanaan pemerintahan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945 banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru dan mengakibatkan krisis ekonomi. Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin memburuk menyebabkan munculnya tuntutan dari berbagai pihak untuk melakukan reformasi total di segala bidang. Salah satu unsur reformasi total ini adalah tuntutan pembagian wewenang atau pemberian otonomi yang luas kepada daerah kabupaten dan kota.
Suasana reformasi juga mendesak Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk melakukan serangkaian penyempurnaan terhadap Pemerintahan Daerah sebagaimana tertuang dalam TAP MPR No. XV/MPR/1998 tentang
(20)
2
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Negara yang Berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tuntutan baru, peraturan dan ketetapan baru (new rules). Sesuai dengan TAP MPR tersebut, Pemerintah bersama-sama DPR menetapkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 memberi kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri. Urusan pemerintahan menurut asas otonomi yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah. Dalam undang-undang tersebut
(21)
3
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dirumuskan bahwa daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah pun mengamanatkan otonomi daerah seluas-luasnya terutama dalam upaya penyediaan sumber-sumber pendanaan dengan adanya sistem keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan daerah, dan antar pemerintah daerah.
Misi utama dari kedua undang-undang tersebut ialah desentralisasi. Desentralisasi merupakan salah satu asas yang diatur dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia. Untuk mewujudkan pelaksanaan asas desentralisasi tersebut maka dibentuklah daerah otonom yang terbagi ke dalam daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota yang bersifat otonom. Daerah otonom dimaksudkan agar dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri dan tidak bergantung kepada pemerintah pusat. Oleh karena itu, daerah otonom harus mempunyai kemampuan sendiri untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya. Hal ini meliputi semua kekayaan yang dikuasai oleh daerah dengan batas-batas
(22)
4
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kewenangan yang ada dan selanjutnya digunakan untuk membiayai semua kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangganya sendiri.
Bersamaan dengan penyerahan atau pengalihan urusan daerah kepada daerah yang bersangkutan, maka reformasi tidak hanya mencakup reformasi kelembagaan tetapi juga reformasi manajemen. Salah satu hal yang paling krusial dalam penyelenggaraan pemerintahan ialah permasalahan mengenai keuangan. Baik itu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan atau bahkan pertanggungjawaban dan evaluasi.
Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam rangka memenuhi kewajibannya memberikan pertanggungjawaban kepada publik adalah menyediakan informasi mengenai kinerja pemerintah daerah kepada para pemangku kepentingannya. Setiap rupiah uang publik harus dipertanggungjawabkan kepada publik atau masyarakat yang telah memberikan uangnya untuk membiayai pembangunan dan berjalannya roda pemerintahan. Di tengah peradaban masyarakat yang semakin maju ini pertanggungjawaban tersebut tidak cukup hanya dengan laporan lisan saja, tetapi perlu didukung dengan laporan pertanggungjawaban secara tertulis. Salah satu bentuk pertanggungjawaban tertulis tersebut ialah dengan penyajian laporan keuangan.
Laporan keuangan daerah pada dasarnya merupakan pernyataan dari pihak manajemen pemerintah daerah kepada pihak lain, yaitu pemangku kepentingan
(23)
5
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ada mengenai kondisi keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan pada pemerintah daerah merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja bagi pemerintah daerah secara keseluruhan maupun unit-unit kerja didalamnya (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) juga merupakan bentuk pertanggungjawaban kepala daerah kepada masyarakat, investor, kreditor, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan harus disajikan secara wajar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan laporan keuangan. Baik buruknya suatu laporan keuangan dipengaruhi oleh sistem akuntansi yang membentuknya. Laporan keuangan yang buruk dihasilkan dari sistem akuntansi yang buruk sehingga di dalamnya mengandung kesalahan yang material dalam penyajian angka, tidak disusun sesuai dengan standar pelaporan, dan tidak tepat waktu dalam penyampaiannya yang akan berdampak buruk bagi para pengguna laporan dan penyaji laporan itu sendiri.
Sistem akuntansi pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sistem akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan standar akuntansi merupakan pedoman yang mengatur bagaimana laporan keuangan seharusnya disajikan. Apabila laporan
(24)
6
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi pemerintah daerah tidak sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, maka laporan keuangan tersebut menjadi kurang berkualitas.
Untuk melindungi para pengguna laporan keuangan agar terhindar dari laporan keuangan yang mengandung salah saji, maka diperlukan pihak ketiga yaitu auditor yang independen dalam menilai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dimana pemeriksaan berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Pemeriksaan adalah suatu kegiatan menyerap, mengolah, dan memproses data yang dilakukan oleh pihak yang dipercaya untuk disampaikan kepada pihak yang berkepentingan dan ditindaklanjuti. Sebelum laporan kinerja keuangan disampaikan kepada para konstituen, terlebih dahulu perlu diaudit oleh auditor independen yang berfungsi untuk memberikan jaminan bahwa laporan yang dibuat oleh pemerintah telah disajikan secara wajar dan sesuai standar akuntansi yang telah ditetapkan.
(25)
7
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sesuai dengan Pasal 23 UUD Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan lembaga negara Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Ada tiga jenis pemeriksaan yaitu pemeriksaan keuangan, kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Diantara ketiga jenis pemeriksaan tersebut, pemeriksaan keuangan telah menjadi agenda wajib BPK RI yang sifatnya tahunan atas pemerintah pusat dan seluruh pemerintah daerah dengan tujuan untuk menilai kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan auditee.
Pada pemeriksaan tersebut BPK akan memberikan opininya terhadap LKPD. Terdapat empat opini yang diberikan BPK yaitu : Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar, dan Pernyataan Menolak memberi Opini atau Tidak Memberi Pendapat (TMP).
Adapun kriteria dan unsur-unsur pembentuk kualitas laporan keuangan yang menjadikan informasi dalam laporan keuangan pemerintah mempunyai nilai atau manfaat terdiri dari relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
Mahmudi (2010) menyebutkan bahwa laporan keuangan yang disajikan pemerintah daerah dinilai berkualitas apabila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : 1. Relevan
(26)
8
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun maksud dari relevan ialah informasi dalam laporan keuangan yang disajikan memberikan manfaat bagi para pengguna untuk pengambilan keputusan. Relevansi laporan keuangan terkait dengan :
a. Laporan keuangan dapat memberikan manfaat untuk memprediksi (predictive value), yakni memprediksi kondisi keuangan, kebutuhan keuangan, serta kinerja di masa datang.
b. Laporan keuangan dapat memberikan manfaat untuk evaluasi kinerja masa lalu dan memberikan umpan balikan dalam rangka perencanaan keuangan dan perbaikan kinerja di masa datang (feed back value).
c. Laporan keuangan dipublikasikan tepat waktu (timeliness). Laporan keuangan yang baik harus disajikan tepat waktu, sebab nilai atau manfaat suatu informasi akan berkurang jika terlambat disampaikan.
2. Andal (reliability)
Maksud dari andal ialah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat diandalkan, tidak menyesatkan dan mengandung unsur manipulasi. Ciri-ciri laporan keuangan yang andal yaitu :
a. Disajikan secara jujur (faithfulness of presentation), yaitu laporan keuangan harus terbebas dari salah saji material dan tidak ada manipulasi laporan keuangan.
(27)
9
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Dapat diverifikasi (verifiability), yakni informasi dalam laporan keuangan dapat diverifikasi kebenarannya melalui proses audit laporan keuangan. c. Netral dalam penyajian (neutrality), yaitu penyajian laporan keuangan
tidak bersifat tendensius dan bias terhadap kepentingan kelompok tertentu. 3. Dapat dibandingkan (comparability)
Maksud dari comparability yaitu laporan keuangan dapat digunakan sebagai pembanding kinerja masa lalu atau pembanding kinerja organisasi lain yang sejenis.
4. Dapat dipahami (understandability)
Maksud understandability ialah laporan keuangan harus memberikan informasi yang jelas, sederhana, dan mudah dipahami oleh pihak-pihak pengguna laporan keuangan.
Pada dasarnya laporan keuangan disajikan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya dan bukan untuk mempersulit atau pun membingungkan pemangku kepentingan. Namun pada kenyataannya, dalam penyajian laporan keuangan tersebut masih saja terdapat permasalahan. Bahkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas LKPD pun masih saja ada temuan.
Tabel 1.1
Perkembangan Opini LKPD Pemerintah Daerah Provinsi/Kota/Kabupaten Se-Indonesia Tahun 2006-2011
(28)
10
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2012 BPK RI
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa sebagian besar laporan keuangan pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk tahun anggaran 2006-2011 memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Pada tahun 2011 seperti dilansir dalam harian lingkar jabar, 6/6/2012, terdapat delapan kota/kabupaten di Jawa Barat yang terindikasi bermasalah dalam penyusunan LKPD. Temuan BPK tersebut terungkap dalam LHP BPK RI atas LKPD tahun 2011 yang disampaikan kepada 8 DPRD kota/kabupaten di Jawa Barat. Kedelapan daerah bermasalah tersebut salah satunya ialah Pemerintah Kabupaten Majalengka.
Tabel 1.2
(29)
11
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Entitas Pemerintah Daerah Opini Tahun 2005 Opini Tahun 2006 Opini Tahun 2007 Opini Tahun 2008 Opini Tahun 2009 Opini Tahun 2010 Opini Tahun 2011 1 Kab.
Majalengka
WDP WDP WDP WDP WDP WDP WDP
Sumber: IHPS I dan II Tahun 2011 serta IHPS I Tahun 2012 BPK RI (data diolah)
Hasil opini BPK seperti yang tercantum dalam tabel 1.2 semestinya harus ditindaklanjuti. Salah satu bentuk tindaklanjutnya ialah dengan mencari faktor utama penyebab opini terhadap LKPD menjadi WDP.
Dari keempat kriteria laporan keuangan yakni relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami tersebut yang bermasalah ialah dalam hal andal. Andal (reliability) sebagaimana diungkapkan oleh Mahmudi (2010) meliputi disajikan secara jujur (faithfulness of presentation), yaitu laporan keuangan harus terbebas dari salah saji material dan tidak ada manipulasi laporan keuangan. Sedangkan untuk LKPD Majalengka seperti yang diungkap Sri, Kasubbag Akuntansi DPKAD Pemerintah Kabupaten Majalengka, pelaksanaan penyusunan LKPD di lapangan sudah baik, karena SKPD hanya tinggal mengisi pada format yang sudah disediakan. Namun, dalam neraca masih mengalami kendala, dimana penyajiannya masih terdapat salah saji, terlebih dalam hal aset sering mengalami salah penempatan.
(30)
12
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dari informasi laporan keuangan pemerintah daerah, seperti yang diungkap oleh Sukmaningrum (2012) yaitu :
1. Kualitas sumber daya manusia
Untuk mengurus dan mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengembangkan dan mempertahankan potensi daerah, serta memperoleh prospek yang baik di masa depan, membutuhkan manajemen dengan kinerja yang berkualitas tepatnya membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian yang berkualitas, sehingga aktivitas dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
2. Sistem pengendalian internal
Sistem pengendalian intern merupakan suatu tolak ukur dalam menilai sehat atau tidaknya suatu organisasi, tujuannya ialah untuk mengurangi atau menekan kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi di dalam organisasi, menjaga kekayaan organisasi, dapat dipercayanya data pembukuan, memeriksa ketelitian, meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, serta mendorong dipatuhinya politik manajemen yang ditetapkan. 3. Faktor eksternal
Adapun faktor eksternal atau lingkungan eksternal ialah suatu kondisi dimana lingkungan yang berada diluar kendali organisasi berpengaruh
(31)
13
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
signifikan pada rencana strategic dan rencana operasional, sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada kualitas output, dalam hal ini yakni laporan keuangan.
Likert (dalam Lubis, 2011 : 499) menegaskan bahwa ‘setiap aspek dari aktivitas suatu perusahaan ditentukan oleh kompetensi atau kemampuan, motivasi dan efektivitas umum dari organisasi manusianya.’ Hal senada juga tercermin dari hasil workshop LGSP-USAID pada bulan Mei 2007 di Jakarta dalam grup diskusi yang bertajuk "Tantangan untuk Pelaksanaan Reformasi Keuangan Pemerintah Daerah", yakni yang menjadi tantangan atau kendala bagi pelaksanaan pemerintahan di daerah salah satunya ialah kendala sumber daya manusia. Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas, koordinasi yang buruk dan penggunaan teknologi yang tidak memadai, serta terbatasnya jumlah lulusan perguruan tinggi dalam pelayanan sipil dan terutama di bidang teknis penganggaran, akuntansi dan manajemen keuangan, semakin menyulitkan pelaksanaan pemerintahan daerah.
Tuasikal (2008) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Pengawasan, Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Keuangan Terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Studi pada Kabupaten dan Kota Maluku) menyatakan bahwa dalam pengelolaan keuangan daerah masih
(32)
14
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membutuhkan pengkajian lebih mendalam, khususnya mengenai pengawasan, pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah serta manajemen atau pengelolaan keuangan daerah dalam kaitannya dengan pelayanan publik.
Ishak (2007) menyatakan bahwa pengelolaan aset keuangan daerah lebih jauh lagi perlu dikenali secara bijak dan benar dari aspek-aspek sumber daya manusia itu sendiri selaku subjek pengelola aset atau keuangan tersebut.
Mardiasmo (2002) menegaskan bahwa sistem pertanggungjawaban keuangan suatu institusi dapat berjalan dengan baik, bila terdapat mekanisme pengelolaan keuangan yang baik pula. Ini berarti penatausahaan keuangan daerah memiliki posisi strategis dalam mewujudkan manajemen pemerintahan yang akuntabel. Untuk dapat menyajikan informasi keuangan yang memadai dalam bentuk pelaporan keuangan yang dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan, maka penyajian harus dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi dibidangnya, serta harus memahami sistem akuntansi pemerintahan, khususnya akuntansi keuangan daerah.
Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka.
(33)
15
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dibahas dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah, dan pengelolaan aset tetap daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka.
2. Bagaimana pengaruh pemahaman penatausahaan keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka.
3. Bagaimana pengaruh pemahaman pengelolaan aset tetap daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka.
(34)
16
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara garis besar pengaruh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, pemahaman penatausahaan keuangan daerah dan pemahaman pengelolaan aset tetap daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kabupaten Majalengka. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab masalah penelitian yang diajukan dalam rumusan masalah penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoretis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan bidang ilmu akuntansi khususnya akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) dan akuntansi sektor publik mengenai sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan
(35)
17
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daerah, pengelolaan aset tetap daerah serta laporan keuangan pemerintah daerah.
2. Kegunaan Empiris
Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya dapat menambah pengetahuan bagi peneliti, tetapi juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang dalam hal ini yakni Pemerintah Kabupaten Majalengka guna meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang bersangkutan.
(36)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka yang menjadi dasar dalam melaksanakan penelitian. Dalam Umar (2008 : 6) beberapa ahli menerangkan bahwa :
1. Desain penelitian adalah suatu cetak biru (blue print) dalam hal bagaimana data dikumpulkan, diukur, dan dianalisis.
2. Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antarvariabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan proses yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian.
Metode penelitian secara umum merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif-verifikatif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan variabel yang diamati berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, sedangkan verifikatif
(37)
79
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan untuk menguji hipotesis dengan analisis statistik. Adapun data yang digunakan ialah data primer yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebarkan oleh peneliti kepada para pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Majalengka, yang lebih dikhususkan lagi yakni pada pegawai di Dinas-dinas Daerah. Data diolah dengan menggunakan teknik-teknik statistik baik dengan cara manual dan atau dengan bantuan perangkat lunak SPSS Statistics 20. Pengujian statistik yang digunakan adalah teknik korelasi berganda.
3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel 3.2.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya
Dalam setiap jenis penelitian tentunya tidak lepas dari istilah variabel. Variabel seperti dikemukakan oleh Arikunto (2010 : 169) bahwa “variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian.” Somantri dan Muhidin (2011 : 27) menyebutkan bahwa “variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan.” Sedangkan Sugiyono (2012 : 58) menerangkan bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
(38)
80
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan demikian, variabel penelitian adalah suatu karakteristik dari obyek yang akan diobservasi, dipelajari, dan ditarik kesimpulan darinya. Adapun variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yakni : 1. Variabel bebas atau independent variable (X), yaitu semua variabel
penyebab. Dalam penelitian ini ada tiga variabel bebas, yaitu : variabel pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah sebagai variabel bebas satu ( ), variabel pemahaman penatausahaan keuangan daerah sebagai variabel bebas dua ( ), dan variabel pemahaman pengelolaan aset tetap daerah sebagai variabel bebas tiga ( ).
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah sebagaimana yang diungkapkan Halim (2008 : 77) adalah “serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Variabel pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah ( ) terdiri dari empat dimensi, yakni : akuntansi penerimaan kas, akuntansi pengeluaran kas, akuntansi aset, dan akuntansi selain kas.
Sedangkan yang dimaksud penatausahaan keuangan daerah dalam penelitian ini ialah cara penyelenggaraan administrasi keuangan daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
(39)
81
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, penatausahaan keuangan daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pengelolaan keuangan daerah. Adapun variabel pemahaman penatausahaan keuangan daerah ( ) terdiri atas dua dimensi, yaitu : penatausahaan penerimaan dan penatausahaan pengeluaran.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Mahmudi (2010 : 91) aset daerah ialah “secara umum, aset pemerintah daerah adalah semua bentuk kekayaan atau sumber daya ekonomik yang dikuasai pemerintah daerah dan digunakan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.” Adapun pemahaman pengelolaan aset tetap daerah yang dimaksud dalam penelitian ialah memahami cara mengelola harta/kekayaan/sumber daya ekonomi yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah daerah, yang digunakan atau dikelola dengan harapan bisa memberikan manfaat bagi pemerintah daerah yang bersangkutan serta masyarakatnya. Variabel pemahaman pengelolaan aset tetap daerah ( ) terdiri dari 13 dimensi, yakni : perencanaan kebutuhan dan penganggaran aset daerah; pengadaan aset daerah; penerimaan, penyimpanan dan penyaluran aset daerah; penggunaan aset daerah; penatausahaan aset daerah; pemanfaatan aset daerah; pengamanan dan pemeliharaan aset daerah; penilaian aset daerah; penghapusan aset daerah; pemindahtanganan aset daerah; pembinaan, pengawasan dan
(40)
82
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengendalian aset daerah; pembiayaan aset daerah; dan tuntutan ganti rugi aset daerah.
Pengumpulan data mengenai variabel diperoleh dari kuesioner yang diajukan kepada responden. Variabel penelitian yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, dan sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Selanjutnya indikator-indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa uraian atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Instrumen untuk pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah terdiri dari delapan item, pemahaman penatausahaan keuangan daerah terdiri dari delapan item, dan pemahaman pengelolaan aset tetap daerah terdiri dari 24 item.
Skala jenis data menggunakan skala interval. Riduwan (2012 : 26) menyebutkan bahwa “skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama.” Sedangkan tipe skala pengukuran untuk uraian atau pernyataan-pernyataan dalam instrumen penelitian menggunakan skala likert lima poin (5-point likert scale).
Riduwan (2003 : 12) menyatakan bahwa “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.” Skala likert lima poin terdiri dari angka 1 yang menunjukkan sangat tidak paham, angka 2 tidak paham, angka 3 netral, angka 4
(41)
83
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
paham, dan angka 5 sangat paham. Semakin tinggi angka, semakin mendukung hipotesis yang diajukan oleh penulis.
2. Variabel terikat atau dependent variable (Y) adalah variabel tergantung atau variabel akibat. Dalam penelitian ini ada satu variabel terikat yakni kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (Y).
Adapun kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang dimaksud dalam penelitian ialah sebagaimana yang diungkapkan Mahmudi (2010) yakni meliputi : relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Yusuf (2013 : 1) mengemukakan bahwa :
Laporan keuangan pemerintah daerah adalah suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada stakeholders yang di dalamnya mencakup berbagai macam pekerjaan yang membutuhkan keuangan, termasuk komponen aset yang tercermin dalam neraca (kini dikenal sebagai “laporan posisi keuangan”) daerah di mana setiap tahun dibuatkan laporannya setelah pelaksanaan anggaran.
Adapun instrumen untuk kualitas laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari 11 item. Skala jenis data menggunakan skala interval. Sedangkan tipe skala pengukuran untuk uraian atau pernyataan-pernyataan dalam instrumen penelitian menggunakan skala likert lima poin (5-point likert scale). Skala likert lima poin terdiri dari angka 1 yang menunjukkan sangat tidak setuju, angka 2 tidak setuju, angka 3 netral, angka 4 setuju, dan angka 5 sangat setuju. Semakin tinggi angka, semakin mendukung hipotesis yang diajukan oleh penulis.
(42)
84
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang terkumpul dari responden dianalisis dan dilakukan pembobotan dengan cara menghitung frekuensi jawaban dari masing-masing responden. Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh kondisi dari setiap variabel maka dilakukan pengklasifikasian dengan cara sebagai berikut :
1. Menentukan Range (R), yaitu data terbesar dikurangi dengan data terkecil. R = Data terbesar - Data terkecil
2. Menentukan banyaknya kriteria yang akan dibuat, untuk penelitian ini hanya akan menggunakan tiga kriteria, yaitu : rendah, sedang, dan tinggi. 3. Menentukan panjang interval kelas (I)
I = R/Jumlah kategori
Selanjutnya data dibagi ke dalam kelas interval dan disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut.
Tabel 3.1
Format Tabulasi Jawaban Responden
Kriteria Interval Frekuensi
Frekuensi Presentase
(%) Rendah
Sedang Tinggi
(43)
85
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain itu, untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi dari masing-masing dimensi maka setelah data terkumpul dari responden dapat dilakukan dengan cara menghitung frekuensi jawaban dari masing-masing responden.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Cooper (dalam Supranto, 2009 : 42) menyatakan bahwa :
An operational definition is a definition started in terms of specific testing criteria on operation. These terms must have empirical referent (that is we must able to count, measure, or is some other way gather the information through our senses). Whether the object to be defined is physical (e.g., a machine tool) or a highly abstract (e.g., achievement motivation) the definition must specify the characteristic to study and how they are to be observed. The specification and procedures must be so clear that any competent person using them would classify the objects in the same way.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dirumuskan bahwa operasionalisasi variabel adalah rincian dari setiap variabel yang akan diukur dalam penelitian dengan menggunakan indikator-indikator yang jelas dan terukur. Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator-indikator dari setiap variabel penelitian, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar. Untuk mengetahui variabel dalam penelitian ini lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
(44)
86
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA NO.
ITEM Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah /SAKD) Akuntansi penerimaan kas (SAKD1)
1. Sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas
Interval 1,2
Akuntansi pengeluaran kas (SAKD2)
1. Sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas
3,4 Akuntansi aset
(SAKD3) 1. Sistem dan prosedur
akuntansi aset 5,6
Akuntansi selain kas (SAKD4)
Sumber: Mahmudi (2010:22)
1. Sistem dan prosedur akuntansi selain kas yang meliputi pencatatan,
pengikhtisaran,
sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua transaksi atau kejadian selain kas.
7,8 Pemahaman Penatausahaan Keuangan Daerah ( /PKD) Penatausahaan penerimaan (PKD1)
1. Sistem akuntansi penerimaan
2. Data kelengkapan bukti penerimaan dan/atau pembayaran diantaranya : Surat Ketetapan Pajak Daerah
(45)
87
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daerah), Surat Ketetapan Retribusi (SKR), Surat Tanda Setoran (STS), Surat
tanda bukti
pembayaran, dan Bukti penerimaan lainnya yang sah. Penatausahaan
pengeluaran (PKD2)
1. Sistem akuntansi pengeluaran
2. Prosedur penyediaan dana
11, 12, 13, 14, 15, 16
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA NO.
ITEM
Sumber: Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
3. Prosedur permintaan pembayaran
4. Prosedur perintah membayar
5. Prosedur pencairan dana 6. Prosedur pertanggungjawaban penggunaan dana Pemahaman Pengelolaan Aset Tetap Daerah ( /PATD)
Perencanaan kebutuhan dan penganggaran aset daerah (PATD1)
1. Proses merumuskan rincian kebutuhan aset daerah
2. Proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) sebagai bahan dalam penyusunan Rencana APBD
Interval 17, 18
Pengadaan aset daerah (PATD2)
1. Prosedur pemenuhan kebutuhan aset 19 Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran
1. Proses administrasi penerimaan aset daerah
2. Prosedur
20, 21, 22
(46)
88
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aset daerah (PATD3)
penyimpanan aset di gudang penyimpanan 3. Prosedur penyaluran/
pengiriman aset dari gudang ke unit kerja pemakai
Penggunaan aset daerah (PATD4)
1. Proses pengelolaan penatausahaan aset sesuai tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.
23
Penatausahaan aset daerah (PATD5)
1. Prosedur pencatatan aset daerah
2. Inventarisasi aset daerah
3. Pelaporan aset daerah mencakup laporan pengguna barang
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA NO.
ITEM semesteran, laporan
pengguna barang tahunan, dan laporan pengguna barang lima tahunan
24, 25, 26
Pemanfaatan aset daerah (PATD6)
1. Prosedur
pendayagunaan aset sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama
pemanfaatan, bangun guna serah, dan bangun serah guna
(47)
89
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengamanan dan
pemeliharaan aset daerah (PATD7)
1. Proses pengendalian dan pengurusan aset daerah secara administratif
2. Proses pengendalian dan pengurusan aset daerah secara fisik 3. Proses pengamanan
aset daerah melalui tindakan upaya hukum
28, 29, 30
Penilaian aset daerah
(PATD8)
1. Proses penilaian aset daerah
31
Penghapusan aset daerah (PATD9)
1. Prosedur
penghapusan aset dari daftar barang
32
Pemindahtang anan aset daerah
(PATD10)
1. Prosedur pengalihan
aset melalui
penjualan aset
2. Prosedur pengalihan
aset melalui
pertukaran aset 3. Prosedur pengalihan
aset melalui hibah 4. Prosedur pengalihan
aset melalui
33, 34, 35, 36
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA NO.
ITEM penyertaan modal. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian aset daerah (PATD11)
1. Proses penjaminan dan pengarahan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana yang ditetapkan
2. Proses penilaian kenyataan
3. Pelaksanaan kegiatan
(48)
90
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembiayaan aset daerah (PATD12)
1. Prosedur pembiayaan penyelenggaraan kegiatan
39
Tuntutan ganti rugi aset daerah
(PATD13) Sumber: Permendagri Nomor 17 Tahun 2007
1. Prosedur tuntutan ganti rugi aset daerah 40 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ) Relevan (KLKPD1)
1. Tepat waktu 2. Lengkap
3. Memiliki manfaat
umpan balik
(feedback value) 4. Memiliki manfaat
prediktif (predictive value) Interval 41, 42, 43, 44 Andal (KLKPD2)
1. Penyajian yang jujur (faithfulness of presentation)
2. Dapat diverifikasi (verifiability) 3. Netralitas 45, 46, 47 Dapat dibandingkan (KLKPD3)
1. Dapat dibandingkan (dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan daerah lain pada
48,49
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SKALA NO.
ITEM umumnya) serta
klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar
(49)
91
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
periode disajikan secara konsisten
Dapat dipahami (KLKPD4) Sumber: Mahmudi (2010 : 11)
1. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan jelas, sederhana, mudah dipahami oleh pengguna
karena dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna
50,51
3.3 Populasi dan Sampel
Sebagaimana pendapat Sugiyono (2012 : 115) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dalam Encyclopedia of Educational Evaluation (dalam Arikunto, 2010 :173) tertulis „A population is a set (or collection) of all elements prossessing one
or more attributes of interest.’ Berdasarkan definisi tersebut, maka populasi merupakan keseluruhan obyek atau subyek penelitian.
(50)
92
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Majalengka, yang lebih dikhususkan lagi yakni pada para pegawai di Dinas-dinas Daerah. Adapun dinas yang ada di Kabupaten Majalengka berjumlah 12 dinas. Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini berjumlah 12 dinas.
Sedangkan sampel seperti dikemukakan oleh Arikunto (2010 : 174) bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sugiyono (2012 : 116) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dengan kata lain, sampel ialah bagian dari populasi yang dipilih untuk dipelajari.
Teknik pengambilan sampel (sampling) dalam penelitian ini ialah dengan cara purposive sampling. Purposive sampling seperti yang diungkapkan Riduwan (2012 : 16) ialah “teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.” Sarwono & Suhayati (2010 : 50) mengungkapkan bahwa teknik penilaian (judgement) atau dikenal juga dengan purposive sampling dilakukan dengan cara memilih sampel dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia serta sesuai dengan penelitian yang sedang dilaksanakan, sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, purposive sampling adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan
(51)
93
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah para pegawai yang melaksanakan fungsi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan pelayanan umum, penyelenggaraan administrasi kesekretariatan serta pelaksanaan fungsi tata usaha keuangan. Dasar pertimbangannya adalah dengan wewenang yang dimilikinya maka para pegawai tersebut berkompeten sehingga mampu mengidentifikasi dan menentukan jawaban yang sesuai atas pernyataan dalam kuesioner terkait dengan variabel penelitian.
Pada tiap dinas disebar 3 kuesioner yang ditujukan kepada Kepala Dinas, Pejabat Sekretariat Sub Bagian Keuangan/Akuntansi dan atau Pelaporan, serta Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) atau Pejabat Sekretariat Sub Bagian Umum. Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian diperoleh dari data primer yakni sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) dan data sekunder yakni data yang diperoleh dari pihak atau sumber lain yang sudah diolah
(1)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hudayati, A. (2002). “Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi”, JAAI. 6, (2), 1-16.
Ishak, M. (2007). “Fenomenalogis Sumber Daya Manusia Dalam Konteks Pengelolaan Aset Daerah”. Inovasi. 4, (1), 1-6.
Kusuma, I. W. (2003). “Topik Penelitian Akuntansi Keperilakuan dalam Jurnal Behavioral Research In Accounting (BRIA)”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 5, (2), 147-166.
Nugraheni, P., dan Subaweh, I. (2008). “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan”. Jurnal Ekonomi
Bisnis. 13, (1), 1-11.
Ratih, A. E. (2012). “Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau”.
Universitas Sumatera Utara
Schultz, T. W. (1961). “Investment In Human Capital”. The American Economic
Review. 51, (1), 1-17.
Solikin, A. (2006). “Penggabungan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah: Perkembangan dan Permasalahan”. Jurnal Akuntansi Pemerintah. 2, (2), 1-15.
Sukmaningrum, T. (2012). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang)”. Universitas Diponegoro
Tuasikal, A. (2008). “Pengaruh Pengawasan, Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Keuangan Terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Studi pada Kabupaten dan Kota Maluku)”. Finance
and Banking Journal. 10, (1), 1-23.
Yuliani, S., Nadirsyah, Bakar, U., (2010). “Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kota Banda Aceh)”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. 3, (2), 206-220.
(2)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yuliarta. (2013). “Pengaruh Kompetensi Pejabat Penatausahaan Keuangan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada SKPD Kota Padang)”. Universitas Negeri Padang
Peraturan perundang-undangan dan Dokumen :
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2011). Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester I Tahun 2011. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia.
____________________________________________. (2012). Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester II Tahun 2011. Jakarta: Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia.
____________________________________________. (2012). Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester I Tahun 2012. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia.
Departemen Dalam Negeri. (2006). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta:
Departemen Dalam Negeri.
______________________. (2007). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Jakarta: Departemen Dalam Negeri.
______________________. (2007). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 Tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Departemen
Dalam Negeri.
______________________. (2011). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta:
(3)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat.
______________________.(2011). Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 . Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. (2005). Buletin Teknis Nomor 01 Tahun
2005 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Pusat sebagai pedoman bagi instansi pemerintah pusat dalam menyusun neraca awal sesuai dengan SAP. Jakarta: KSAP.
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. (1998). Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XV/MPR/1998 Tentang Penyeleggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan; serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta: MPR-RI.
Pemerintah Kabupaten Majalengka. (2008). Peraturan Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Majalengka. Majalengka:
Pemerintah Kabupaten Majalengka.
______________________________. (2009). Peraturan Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Majalengka: Pemerintah Kabupaten Majalengka.
______________________________. (2009). Peraturan Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka. Majalengka: Pemerintah Kabupaten Majalengka.
______________________________. (2011). Peraturan Bupati Majalengka
Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Majalengka. Majalengka: Pemerintah Kabupaten
Majalengka.
______________________________. (2012). Peraturan Bupati Majalengka
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Inventarisasi, Penilaian, Pelaporan dan Penertiban Barang Milik Daerah Kabupaten Majalengka. Majalengka: Pemerintah Kabupaten Majalengka.
(4)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
______________________________. (2012). Peraturan Bupati Majalengka
Nomor 13 Tahun 2012 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Majalengka. Majalengka: Pemerintah Kabupaten Majalengka.
Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (1999). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2000). Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000
Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2004 Tentang Perbendaharaan Negara. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
(5)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
________________. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Jakarta: Republik
Indonesia.
________________. (2008). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: Republik Indonesia.
________________. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Republik Indonesia.
Skripsi/Tesis/Disertasi :
Ningsih, W.Y. (2012). Pengaruh Penatausahaan Aset Tetap terhadap Kualitas
Laporan Keuangan dan Implikasinya terhadap Kewajaran Informasi Keuangan (Survey Pada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota di Wilayah IV Provinsi Jawa Barat). Skripsi. Bandung: Program Studi
Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Rosmawati, R. (2011). Pengaruh Kompetensi SDM Keuangan dan Peran Auditor
Internal Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Program Studi Akuntansi
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Sihombing, B. (2011). Pengaruh Penerapan SAP dan SAKD terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah (Penelitian Pada Pemerintah Kabupaten Kota Wilayah Priangan Jawa Barat). Skripsi. Bandung: Program Studi
Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
(6)
Erty Efrianti Juhariah, 2014
Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Penatausahaan Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abdurrahman, I. (2012). LHP BPK untuk Majalengka WDP. [Online]. Tersedia: http://www.majalengka.suarajabar.com/pemerintahan/pemkab/366-lhp-bpk-untuk-majalengka-wdp.html. [14 januari 2013]
Nasir. (2012). BPK Banyak Temukan Permasalahan dalam LKPD Majalengka 2011. [Online]. Tersedia: http://www.kangnasir.com/bpk-banyak-temukan-permasalahan-dalam-lkpd-majalengka-2011/. [6 februari 2013]