Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pemanfataan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Internal Terhdap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(1)

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH, PEMANFATAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

SKRIPSI

Ditujukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

ARLIA SARI ARTANA NIM :1112082000089

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M


(2)

ii

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH, PEMANFATAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

SKRIPSI

Ditujukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

ARLIA SARI ARTANA NIM :1112082000089

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Arlia Sari Artana

2. Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 23 Juni 1994 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Anak ke- dari : 1 dari 3 bersaudara

6. Alamat : Pamulang permai II Jl. Benda Timur 6 Blok F31 No. 3 RT 005/015 Kec. Pamulang, Kel. Benda Baru, Tangerang Selatan, 15418

7. Telepon : 083899961706

8. Email : arliasari2@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. TK (1999-2000) : TK Pertiwi 2. SD ( 2000-2006) : SDN SERUA 06 3. SMP (2006-2009) : SMPN 3 Serpong

4. SMA (2009-2012) : SMAN 6 Tangerang Selatan 5. S1 ( 2012-2016) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Ekskul Palang Merah Remaja (PMR) (2006-2007)

2. Ekskul Majalah Dinding (Mading) SMAN 6 Tangerang Selatan (2009-2010)

3. Humas Komunitas Tari Tradisional (KONTRAS) Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ( 2014-2015)


(8)

viii

IV. LATAR BELAKANG ORANG TUA

1. Ayah : Nyoman Artana, SH

2. Tempat, tangal lahir : Singaraja, 05 Oktober 1963

3. Pekerjaan : Pegawai Swasta

4. Ibu : Nurasiah

5. Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 09 Juli 1975

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

7. Alamat : Pamulang permai II Jl. Benda Timur 6 Blok F31 No. 3 RT 005/015 Kec. Pamulang, Kel. Benda Baru, Tangerang Selatan, 15418


(9)

ix

THE EFFECT OF UNDERSTANDING SAP, UTILIZATION SIA REGIONAL FINANCE AND SPI ON THE QUALITY OF LOCAL GOVERNMENT

FINANCE REPORT

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of government understanding of accounting standards, utilization of local financial information systems and internal control systems on the quality of financial reports of local government in Jakarta

Data used this study using primary data obtained from respondents who worked as an accounting section, finance, or administration. The sampling method using a convenience sampling method. The data processing methods used multiple regression analysis.

The results of this study showed that there are significant internal control system influence on the quality of local government finance report. While,

understanding of Government accounting standards and utilization of financial accounting information systems area there is no significant influence on the quality of local government finance report.

Key words : understanding government accounting standards, utilization of financial accounting information systems, internal control systems and quality of local government finance report


(10)

x

PENGARUH PEMAHAMAN SAP, PEMANFAATAN SIA KEUANGAN DAERAH DAN SPI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di DKI Jakarta

Data yang digunakan penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari responden yang bekerja sebagai pegawai dibagian akuntansi, keuangan, atau tatausaha. Metode penentuan sampel menggunakan metode convenience sampling. Metode pengolahan data yang digunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal yang ada pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sementara, pemahaman standar akuntansi pemerintah dan pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Kata kunci : pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, sistem pengendalian internal dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah


(11)

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim. Assalammualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Pemahaman SAP, Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah dan SPI terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada DKI Jakarta)” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua (Papa dan Mama) yang telah menjadi penyemangat terbesar dan terbaik dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan tiada henti baik berupa doa maupun kasih sayang berlimpah kepada penulis.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.


(12)

xii

7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

8. Kedua adik saya (Ayu Mutiara D.A dan Almaira Novia A.) yang telah memberikan doa, motivasi, inspirasi dan bantuan yang tiada hentinya kepada penulis.

9. Seluruh jajaran SKPD di DKI Jakarta, terima kasih atas bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

10. Nenek, Engkong, Tante, Om dan sepupu yang telah memberikan semangat dan senantiasa tidak pernah putus doa yang berikan kepada penulis. Terima kasih 11. Farisi Ilman Shah yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan

semangat kepada penulis serta mendengarkan keluh kesah penulis dalam proses penulisan skripsi dari awal hingga akhir. Terima kasih.

12. Sahabat tercinta dari SMA hingga sekarang alias Via, Agita, Dede, Sarah, Wiendi, Ade Irna, Wulan, Syifa, Rangga dan Rizky yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan doa kepada penulis terutama Agita yang rela mengorbankan waktunya untuk menemani penulis dalam menyebarkan kuesioner. Terima kasih banyak.

13. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias Detoakbocor (Andyn, Aniah, Annisa, Dina, Hani, Iha, Indah, Tanti dan Wiwi) yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini, memberikan bantuan, doa, dukungan serta meluangkan waktu untuk penulis terutama Dina, Indah, Iha, Hani dan Wiwi yang rela mengorbankan waktunya untuk menemani penulis dalam menyebarkan kuesioner. Terima kasih banyak. 14. Teman satu bimbingan alias Perempuan Tangguh (Dina, Desi, Hani, Inayah dan Indah) yang berjuang bersama, membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

15. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan Kelas Konsentrasi Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.

16. KKN SIAP (Agita, Ajeng, Adit, Ari, Bang Bedur, Dewi, Eja, Firdha, Ijal, Indah, Isna, Kiki dan Zein,) yang telah bekerja sama agar sertifikat KKN cepat keluar serta memberikan dukungan, pencerahan untuk membuat skripsi serta


(13)

xiii

bantuannya. Terutama Isna dan Dewi yang rela mengorbankan waktunya untuk menemani penulis dalam menyebarkan kuesioner.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, September 2016


(14)

xiv DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

COVER DALAM ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13


(15)

xv

1. Teori Agen ... 13

2. Teori Sinyal ... 15

3. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 17

4. Pemahaman SAP ... 26

5. Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah ... 31

6. Sistem Pengendalian Internal ... 34

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 39

C. Kerangka Pemikiran ... 47

D. Perumusan Hipotesis ... 50

1. Pemahaman SAP dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 50

2. Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 51

3. Sistem Pengendalian internal dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 54

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 54

B. Metode Penentuan Sampel ... 54

C. Metode Pengumpulan Data ... 55

1. Penelitian Pustaka (Library Research) ... 55

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ... 55

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 56

1. Pemahaman SAP (X1) ... 56

2. Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah (X2) ... 57

3. Sistem Pengendalian Internal (X3) ... 58

4. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y) ... 58

E. Metode Analisis Data ... 61

1. Statistik Deskriptif ... 61

2. Uji Kualitas Data ... 62

a. Uji Validitas ... 62


(16)

xvi

3. Uji Asumsi Klasik ... 63

a. Uji Multikolonieritas ... 63

b. Uji Normalitas ... 63

c. Uji Heteroskedastisitas ... 64

4. Uji Hipotesis ... 65

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 68

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 68

2. Karakteristik Profil Responden ... 69

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 71

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 71

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 72

a. Hasil Uji Validitas ... 73

b. Hasil Uji Reliabilitas ... 75

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 76

a. Hasil Uji Multikolonieritas ... 76

b. Hasil Uji Normalitas ... 77

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 80

BAB V PENUTUP ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Opini dan Temuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

di DKI Jakarta ... 5

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 39

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 60

4.1 Data Sampel Penelitian ... 69

4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 70

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja Sebagai PNS ... 71

3.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 72

3.8 Hasil Uji Validitas Pemahaman SAP ... 73

3.9 Hasil Uji Validitas Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah ... 74

3.10 Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Internal ... 74

3.11 Hasil Uji Validitas Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... ...75

3.12 Hasil Uji Reliabilitas... 76

3.13 Hasil Uji Multikolonieritas ... 77

3.14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ... 79

3.15 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ... 81

3.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2 dan X3 ... 82

3.17 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 82


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 48

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ... 78

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ... 78


(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 103

2 Surat Izin Penelitian Skripsi ... 105

3 Surat Izin Penelitian Skripsi dari DKI Jakarta ... 114

4 Surat Keterangan dari Kantor SKPD DKI Jakarta ... 123

5 Kuesioner Penelitian ... 126

6 Daftar Jawaban Responden ... 136

7 Output Hasil Pengujian Data ... 152


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sebagaimana diketahui bahwa permasalahan mengenai kualitas laporan keuangan kini semakin hangat untuk diperbincangkan, adanya kasus-kasus tentang buruknya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia khususnya di Provinsi DKI Jakarta menjadi isu hangat yang perlu dikaji lebih dalam. Hal ini merupakan bukti dari kurangnya memahami standar akuntansi pemerintah, kurangnya memanfaatkan sistem informasi akuntansi keuangan daerah serta buruknya sistem pengendalian internal sehingga mampu menimbulkan pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang dibuat.

Di Indonesia, salah satu bentuk konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntanbilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah yang ditetapkan (Susilawati & Riani, 2014).


(21)

2 Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tersebut, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia (Nugraheni & Subaweh, 2008).

Menurut Sari et al, (2014) Selain pemahaman terhadap standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah juga sangat penting dalam menciptakan laporan keuangan yang berkualitas. Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah merupakan penerapan sistem mulai dari pengelompokkan, penggolongan, pencatatan dan pemrosesan aktivitas keuangan pemerintah daerah ke dalam sebuah laporan keuangan sebagai suatu informasi yang nantinya dapat digunakan oleh pihak tertentu dalam pengambilan keputusan oleh masing-masing SKPD dalam proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

Sistem pengendalian internal merupakan salah satu tolak ukur yang harus di gencarkan pemerintah daerah dalam penyusunan laporan keuangan. Karena sistem pengendalian internal mampu membentuk struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan pemerintah daerah (Udiyanti et al, 2014).


(22)

3 Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak pihak yang akan mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang disajikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai dan informasi tersebut harus mempunyai nilai (Pujiswara et al, 2014).

Salah satu kasus mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah seperti yang dilansir dalam website Viva (www.viva.co.id), adalah pada semester I tahun 2012, Badan Pemeriksa Keuangan RI telah memeriksa sebanyak 527 laporan keuangan, yang terdiri atas 91 laporan keuangan di lingkungan pemerintah pusat, 430 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), serta 6 laporan keuangan badan lainnya, termasuk BUMN. Dalam pemeriksaan keuangan di lingkungan pemerintah daerah, BPK telah memeriksa 426 LKPD tahun 2011 dari 524 pemerintah daerah dan 4 LKPD tahun 2010. Hasil pemeriksaan BPK atas LKPD Provinsi selama semester I tahun 2012, menunjukkan kasus-kasus pemeriksaan yang sering terjadi antara lain permasalahan pengadaan barang dan jasa berupa kekurangan volume pekerjaan dan atau barang sebanyak 61 kasus senilai Rp. 21,44 miliar. Kekurangan penerimaan dari denda keterlambatan pekerjaan sebanyak 39 kasus senilai Rp. 9,09 miliar, serta aset daerah yang dikuasai pihak lain sebanyak 12 kasus senilai Rp. 108,08 miliar. Sementara itu, hasil pemeriksaan atas LKPD kabupaten/kota selama semester I tahun 2012 juga menunjukkan kasus-kasus pemeriksaan yang sering terjadi, antara lain kekurangan penerimaan daerah sebanyak 455 kasus senilai Rp. 230,55 miliar, kekurangan volume pekerjaan dan/ atau barang


(23)

4 sebanyak 322 kasus senilai Rp. 72,82 miliar, serta potensi kerugian daerah akibat piutang/pinjaman atau dana bergulir tidak tertagih sebanyak 80 kasus senilai Rp. 119,56 miliar. Secara umum, hasil pemeriksaan atas LKPD tahun 2011 menunjukkan perbaikan kualitas penyajian laporan keuangan dibanding LKPD tahun 2010 yang diperiksa pada semester I tahun 2011. Jumlah LKPD yang memperoleh opini WTP mengalami peningkatan, namun dibandingkan dengan jumlah seluruh LKPD, LKPD yang memperoleh opini WTP tersebut relatif masih kecil, yaitu 16 persen. BPK berharap agar pemerintah daerah perlu meningkatkan kualitas penyajian LKPD sehingga dapat memperoleh opini yang lebih baik di masa yang akan datang. BPK juga berharap agar pemerintah daerah melakukan perbaikan dengan menindaklanjuti rekomendasi BPK, antara lain, berkoordinasi dengan bank dalam mengelola rekening bendahara pengeluaran, meningkatkan pengelolaan, penatausahaan, pengendalian, dan pengawasan persediaan. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan menetapkan kebijakan akuntansi yang diperlukan untuk menyajikan investasi non permanen dana bergulir berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan serta menyusun kebijakan kapitalisasi aset tetap dan pengamanan aset melalui bukti kepemilikan. Kasus lain yang ada di Provinsi DKI Jakarta seperti yang dilansir dalam website Okezone (www.Okezone.com), adalah ada beberapa masalah signifikan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban Pemprov DKI, yakni sensus aset tetap dan aset lainnya kurang maksimal. Pencatatan realisasi belanja operasional tidak didukung bukti pertanggungjawaban yang lengkap serta permasalahan lainnya, yakni pengendalian dan pengamanan aset dan kemitraan dengan pihak


(24)

5 ketiga sebesar Rp. 3,58 triliun yang belum menandai dan tidak didukung dengan dokumen, sehingga membuat risiko pada keamanan aset. Selanjutnya, laporan piutang juga tidak dirinci. Pengendalian belanja modal atas paket lelang 85 paket senilai Rp. 214,29 miliar pun demikian. Pada semester II 2014 ditemukan ada 2.909 temuan dengan 6.481 rekomendasi senilai Rp. 2,65 triliun. Dari total tersebut, 4.453 rekomendasi senilai Rp. 565 miliar sudah ditindaklanjuti. Sementara 1.178 rekomendasi senilai Rp.1,29 triliun belum sesuai rekomendasi atau dalam proses tindak lanjuti. Daftar opini dan temuan yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah daerah DKI Jakarta dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1 Opini dan Temuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah DKI Jakarta

Bersambung pada halaman berikutnya

Tahun Opini Temuan

2011 Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas

Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

mengungkapkan terdapat 69 temuan yang ditemukan pada saat pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun 2011. Selain itu, terdapat temuan atas masalah administrasi, aset-aset yang belum dimanfaatkan,

serta masih belum

terintegrasinya data penerimaan kas dengan data SKPD penerima pajak dan retribusi.


(25)

6 Tabel 1.1 (Lanjutan)

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Berdasarkan contoh kasus tersebut, dapat dijelaskan bahwa masih adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan dan penyebab terjadinya hal tersebut adalah kurangnya pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan sistem

Tahun Opini Temuan

2012 Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas

Hasil pemeriksaan atas laporan keuangan tahun 2012 BPK menemukan adanya kelemahan SPI dalam menyusun laporan keuangan dan dalam hasil kepatuhan terhadap perundang-undangan terungkap ada 65 temuan senilai Rp 154,55 miliar.

2013 WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

Hasil pemeriksaan menjelaskan bahwa adanya kelemahan SPI dalam menyusun laporan keuangan. dan untuk hasil kepatuhan perundang-undangan mengungkapkan terdapat 86 temuan senilai Rp. 1,54 triliun.

2014 WDP (Wajar Dengan Pengecualian)

Pengendalian dan pengamanan aset dan kemitraan dengan pihak ketiga sebesar Rp3,58 triliun yang belum memadai dan tidak didukung dengan dokumen, sehingga membuat risiko pada keamanan aset. Selanjutnya, laporan piutang juga tidak dirinci. Pengendalian belanja modal atas paket lelang 85 paket senilai Rp214,29 miliar pun demikian. Pada semester II 2014, menemukan ada 2.909 temuan dengan 6.481 rekomendasi senilai Rp2,65 triliun


(26)

7 pengendalian internal terhadap laporan keuangan pemerintah daerah di suatu pemerintahan daerah, dimana kurangnya hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Penelitian yang dilakukan oleh Sari et al (2014) menyatakan bahwa unsur pemahaman akuntansi berperan penting dalam pengelolaan keuangan daerah. Terkait dengan penyusunan laporan keuangan daerah yang sesuai dengan SAP, maka perlu diperhatikan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dengan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah, seperti pemahaman akan SAP. Pemahaman terhadap SAP ini diperlukan agar hasil laporan keuangan daerah lebih berkualitas (relevan, andal, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan).

Pujiswara et al (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemerintah daerah wajib memperhatikan nilai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Rendahnya kualitas informasi laporan keuangan dapat disebabkan oleh sistem informasi akuntansi keuangan yang belum diterapkan secara maksimal dan pengawasan yang masih lemah. Sehingga perlu adanya peningkatan dalam pengaplikasian sistem informasi keuangan daerah serta pengawasan dalam pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan


(27)

8 akses antar unit kerja sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan keuangan.

Susilawati et al (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa fungsi pengendalian dilakukan oleh kepala daerah melalui sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan uraian di atas, motivasi untuk melakukan penelitian ini adalah Pertama, ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Kedua, ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu negara dalam menyusun laporan keuangan dengan baik dan jujur serta dilihat sejauh mana sebuah pemahaman standar akuntansi pemerintah maupun pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah yang dimiliki oleh para staf accounting di pemerintah daerah di ikuti dengan sejauh mana pengawasan dalam melakukan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah agar dapat dikatakan andal dan relevan. Ketiga, karena banyaknya kasus-kasus mengenai kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia salah satunya didaerah DKI Jakarta ini.


(28)

9 Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Yuliani, Nadirsyah, dan Bakar (2010). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Adanya penambahan variabel independen, penelitian ini menggunakan variabel independen sistem pengendalian internal. Sedangkan penelitian sebelumnya tidak menggunakan variabel independen sistem pengendalian internal.

2. Penelitian ini menggunakan variabel independen pemahaman standar akuntansi pemerintah sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan variabel pemahaman akuntansi.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Wilayah DKI Jakarta. Sedangkan penelitian sebelumnya adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Wilayah Kota Banda Aceh. 4. Selain itu, penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 sedangkan penelitian

sebelumnya pada tahun 2010.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Internal terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


(29)

10 B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pemahaman standar akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

2. Apakah pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

3. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

4. Apakah pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal secara simultan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang:

1. Pengaruh pemahaman standar akuntansi pemerintah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

2. Pengaruh pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

3. Pengaruh sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah


(30)

11 b. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Kontribusi Teoritis

a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.

b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kualitas laporan keuangan pemerintah daerah serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya tentang keuangan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informsi akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

2. Kontribusi Praktis

a. SKPD di lingkungan Pemda DKI Jakarta, sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan mengenai sumber daya manusia untuk dapat memiliki pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan sistem pengendalian internal, karena hal-hal tersebut sangat penting dalam menyajikan dan melaporkan laporan keuangan menjadi berkualitas.


(31)

12 b. Pihak lain, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian tentang kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Khususnya mahasiswa yang ingin membuat skripsi. Menambahkan variabel yang diduga dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


(32)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) adalah orang pertama yang memasukkan unsur manusia dalam model yang terpadu tentang perilaku perusahaan. Paper mengenai teori keagenan pada manajemen keuangan, menunjukkan hubungan keagenan atau agency relationship, muncul ketika satu atau lebih individu (majikan) menguji individu lain (agen atau karyawan) untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada agen atau karyawannya. Dalam konteks manajemen keuangan hubungan ini muncul antara: (1) pemegang saham (Shareholders) dengan para manajer dan (2) shareholders dengan kreditor (bondholders atau pemegang obligasi).

Masalah keagenan antara pemegang saham (pemilik perusahaan dengan manajer potensial) terjadi bila manajemen tak memiliki saham mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja bertindak tidak untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, tetapi memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri. Terjadilah conflict of interest. Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja sungguh-sungguh untuk kepentingan


(33)

14 pemegang saham, pemegang saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost yang meliputi antara lain: pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakan-tindakan manajer yang tak diinginkan serta opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham (Kodrat & Herdinata, 2009).

Teori keagenan membahas hubungan antara si agen dengan si prinsipal, dimana si agen menutup kontrak untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi si prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan pada agen. Dianalogikan antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan (Hendriksen, 2000 dalam Estrini et al, 2013).

Teori keagenan merupakan perjanjian antara satu atau lebih prinsipal dengan agen. Implementasi dari teori keagenan berupa perjanjian yang berisi proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak (Jensen and Meckling, 1976). Namun, dalam prakteknya terdapat kepentingan yang berbeda antara prinsipal dan agent sehingga menimbulkan konflik kepentingan atau agency problem. Untuk meminimumkan konflik tersebut pricipal dan agent sepakat untuk menjembatani konflik tersebut dengan pihak ketiga dengan menggunakan auditor (Angruningrum et al, 2013).

Teori ini digunakan untuk menjelaskan bahwa adanya hubungan antara rakyat sebagai prinsipal dan pemerintah sebagai agen. Pemerintah sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agen) untuk memberikan


(34)

15 pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada rakyat selaku pihak pemberi amanah (prinsipal) yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

Teori agen berpendapat bahwa dalam prakteknya terdapat kepentingan yang berbeda antara prinsipal dan agent sehingga menimbulkan konflik kepentingan atau agency problem. Untuk mengurangi konflik maka diperlukan monitoring oleh prinsipal atas apa yang dilakukan oleh agen. Laporan keuangan adalah salah satu bentuk alat memonitoring untuk mengurangi ada nya agency cost.

2. Teori Sinyal (Signalling)

Hartono (2005) mengungkapkan Teori Sinyal (Signalling Theory) merupakan bahan perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal tersebut baik maka harus dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan baik serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang memiliki kualitas yang buruk (Mengginson dalam Hartono, 2005). Perusahaan yang mempublikasi laporan keuangan akan memberikan informasi kepada pasar dan diharapkan pasar dapat merespon informasi sebagai suatu sinyal yang baik atau buruk (Estrini et al, 2013).

Teori sinyal merupakan tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih lengkap


(35)

16 dan akurat mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan daripada pihak investor. Oleh karena itu, manajer berkewajiban memberikan sinyal kepada pasar mengenai kondisi perusahaan kepada para stakeholder dengan cara mempublikasikan laporan keuangan perusahaan (Anggradewi et al, 2005).

Teori Sinyal (Signalling Theory) menjelaskan bahwa pemerintah sebagai pihak yang diberikan amanah dari rakyat berkeinginan menunjukkan signal kepada masyarakat. Pemerintah akan memberikan signal ke masyarakat dengan cara memberikan laporan keuangan yang berkualitas, peningkatan sistem pengendalian intern, pengungkapan yang lebih lengkap. Pemerintah daerah dapat juga mengemas informasi prestasi dan kinerja keuangan dengan lebih lengkap untuk menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah menjalankan amanat yang diberikan oleh rakyat (Puspita et al, 2010).

Teori ini digunakan untuk menjelaskan bahwa pemerintah selaku sebagai pihak yang diberikan amanah dan rakyat sebagai pemberi amanah dan adanya pihak luar selaku auditor yang mengaudit laporan keuangan sehingga dapat dikemas menjadi laporan keuangan yang berkualitas dengan memberikan salah satu dari lima opini atas laporan keuangan yang disajikan oleh pemerintah sehingga dapat memberikan informasi yang andal dan relevan sehingga mampu dipercaya oleh rakyat.


(36)

17 3. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu entitas pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas tersebut. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan (Wulandari & Jalil, 2015).

Laporan keuangan organisasi sektor publik merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntanbilitas sektor publik. Adanya tuntutan semakin besar terhadap pelaksanaan akuntanbilitas menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Meskipun demikian, informasi keuangan bukan merupakan tujuan akhir akuntansi sektor publik. Informasi akuntansi berfungsi memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan akuntanbilitas sektor publik secara efektif, bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Selama ini akuntansi identik dengan pelaksanaan akuntabilitas finansial saja. Tantangan yang dihadapi akuntansi sektor publik adalah mampukah akuntansi menyediakan


(37)

18 informasi yang dapat digunakan untuk memonitor akuntanbilitas manajemen, akuntanbilitas politik, dan kebijakan? Dapatkah akuntansi dijadikan sebagai alat untuk merencanakan dan memetakan arah pembangunan dan pertumbuhan sektor publik (Mardiasmo, 2009).

Menurut Nordiawan et al (2008) entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri atas :

a. Pemerintah pusat b. Pemerintah daerah

c. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah

d. Organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya. Laporan keuangan pemerintah disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna. Beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah adalah:

a. Masyarakat


(38)

19 c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi,

dan pinjaman d. Pemerintah

Menurut Bastian (2010) Secara spesifik, tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik adalah menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukkan akuntanbilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan dengan cara:

a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan

b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.

c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.

d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan yang terjadi.

e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

Menurut Ratmono & Sholihin (2015) Prinsip akuntansi dalam pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang harus dipahami dan ditaati oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan


(39)

20 pemerintah daerah serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan pemerintah daerah antara lain meliputi:

1. Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan dalam Laporan Operasional (Pendapatan-LO) beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.

2. Prinsip Nilai Historis

Aset dicatat sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain lebih objektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.

3. Prinsip Nilai Realisasi

Ketersediaan pendapatan daerah yang telah diotorisasikan melalui APBD selama satu tahun anggaran akan digunakan untuk membiayai belanja


(40)

21 daerah dalam periode tahun anggaran dimaksud. Prinsip layak temu biaya pendapatan (matching-cost against revenue principle) tidak menjadi penekanan dalam Akuntansi Pemerintah Daerah.

4. Prinsip Substansi Mengungguli Formalitas

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Prinsip Perioditisitas

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan daerah dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja pemerintah daerah dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode pelaporan keuangan adalah tahunan dan semesteran sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Prinsip Konsistensi

Perlakuan akuntansi yang sama akan diterapkan pada kejadian yang serupa dan periode ke periode oleh pemerintah daerah. Namun demikian perubahan metode akuntansi akan dilakukan apabila metode yang baru diterapkan dinilai dapat menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode


(41)

22 yang lama. Pengaruh dan pertimbangan atas perubahan penerapan metode ini diugkapkan dalam laporan keuangan.

7. Prinsip Pengungkapan Lengkap

Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan baik pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.

8. Prinsip Penyajian Wajar

Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan dengan wajar laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pemerintah daerah akan menggunakan prinsip kehati-hatian dan pertimbangan yang logis pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi serta kewajiban atau belanja tidak dinyatakan terlalu rendah.

Definisi kualitas menurut KBBI adalah “Tingkat baik buruknya

sesuatu, derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya) serta

mutu”. Dalam PP No. 71 tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi

Pemerintah Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:


(42)

23 a. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan memiliki karakteristik:

1. Memberikan manfaat umpan balik (feedback value), Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk evaluasi kinerja masa lalu dan memberikan umpan balik dalam rangka perencanaan keuangan dan perbaikan kinerja di masa datang.

2. Memberikan manfaat prediktif (predictive value), Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk memprediksi kondisi keuangan, kebutuhan keuangan, dan kinerja di masa datang.

3. Disajikan tepat waktu (timeliness), Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.


(43)

24 4. Lengkap, Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan

selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.

b. Andal (Reliability)

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

1. Penyajian jujur (faithfulness of presentation), Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Laporan keuangan yang berkualitas terbebas dari salah saji material dan tidak ada manipulasi laporan keuangan. 2. Dapat diverifikasi (verifiability), Informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan kesimpulan yang tidak berbeda jauh. Laporan keuangan berkualitas jika dapat diverifikasi kebenarannya melalui proses audit independen.


(44)

25 3. Netralitas, Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak

berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. Penyajian laporan keuangan tidak bersifat bias terhadap kepentingan kelompok tertentu.

c. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan dengan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadi perubahan.

d. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.


(45)

26 Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas laporan keuangan pemerintah daerah merupakan suatu laporan keuangan yang dapat memberikan manfaat bagi para pemakainya sehingga laporan keuangan tersebut harus mempunyai nilai informasi yang berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan.

4. Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah

Akuntansi pemerintahan merupakan bidang ilmu akuntansi yang saat ini sedang berkembang pesat. Tuntutan transparansi dan akuntanbilitas publik atas dana-dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan atas penggunaan akuntansi dalam mencatat dan melaporkan kinerja pemerintahan. Sebagai salah satu bidang dalam ilmu akuntansi, definisi akuntansi pemerintahan tidak akan terlepas dari pemahaman tentang akuntansi itu sendiri, termasuk perkembangannya di Indonesia. Sedangkan pengertian pemerintahan, meskipun tampaknya konotasi lembaga politik lebih menonjol, aspek ekonominya tidak dapat dikesampingkan (Nordiawan et al, 2008).

Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerja sama sektor publik serta swasta (Bastian, 2010).

Permasalahan yang telah diuraikan di atas memberikan keyakinan bahwa penyusunan pedoman akuntansi memang sangat diperlukan. Hal


(46)

27 tersebut semakin relevan mengingat adanya batas waktu bagi organisasi publik untuk menyajikan laporan pertanggungjawaban yang berisi laporan keuangan sudah semakin mendesak. Berdasarkan kebutuhan tersebut, pedoman akuntansi ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:

a. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang diharapkan dapat diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi sektor publik yang berlaku.

b. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan klasifikasi renkening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan organisasi sektor publik, yang mencakup penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporannya.

Standar akuntansi pemerintah merupakan panduan bagi pemakainya dalam melaksanakan fungsi terkait. Standar merupakan acuan yang telah disepakati dan ditetapkan oleh organisasi yang berkompetensi serta berwenang dalam bidang terkait (Bastian, 2010)

Definisi pemahaman menurut KBBI adalah pengertian, pengetahuan banyak dan kurang, pendapat, pandangan, mengerti benar, tahu benar, pandai dan mengerti benar (tentang suatu hal).

Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan akuntansi, dan audit di pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemda di Republik Indonesia, diperlukan sebuah Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang kredibel yang dibentuk oleh komite SAP.


(47)

28 Komite SAP merupakan sebuah cerita panjang seiring dengan perjalanan reformasi keuangan di Indonesia. Kebutuhan standar dan pembentukan komite penyusunnya mulai muncul ketika desakan untuk penerapan IPSAS semakin kuat. (Nordiawan et al, 2008).

Dari proses tersebut dihasilkan Exposure Draft Standar Akuntansi Sektor Publik yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik-IAI. Ada enam exposure draft yang dikeluarkan:

1. Penyajian laporan keuangan 2. Laporan arus kas

3. Koreksi surplus defisit, kesalahan fundamental, dan perubahan kebijakan akuntansi

4. Dampak perubahan nilai tukar mata uang luar negeri 5. Kos pinjaman

6. Laporan keuangan konsolidasi dan entitas kendalian.

Dalam PP No. 71 tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintah menjelaskan komponen laporan keuangan terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang di kelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicangkup secara langsung oleh LRA terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)


(48)

29 Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

3. Neraca

Menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas.

4. Laporan Operasional (LO)

Menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.

5. Laporan Arus Kas (LAK)

Menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.


(49)

30 CALK meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam LRA, Laporan Perubahan SAL, LO, LPE, Neraca, dan LAK. CALK juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar akuntansi pemerintah serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Publikasi tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah untuk segera bergerak mengeluarkan SAP. Sampai kemudian, sebelum UU tentang Keuangan Negara ditetapkan, Menteri Keuangan RI telah menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 308/KMK.012/2002 Tanggal 13 Juni 2002 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah (KSAP), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 379/KMK.012/2004 Tanggal 06 Agustus 2004. Komite ini bekerja dengan melibatkan banyak unsur yang secara formal dinyatakan terdiri atas unsur Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, dan unsur IAI (Nordiawan et al, 2008).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan sebuah proses untuk mengerti benar tentang prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dalam rangka penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus


(50)

31 kas dan catatan atas laporan keuangan sehingga, dengan adanya pemahaman atas aturan atau standar dalam pelaporan keuangan dapat memberikan laporan keuangan pemerintah yang berkualitas.

5. Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem informasi (information system) adalah serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Sistem informasi menerima input yang disebut transaksi, yang akan dikonversikan melalui berbagai proses menjadi informasi output, yang akan diberikan ke pengguna. Transaksi terbagi menjadi dua jenis: transaksi keuangan dan transaksi non keuangan (Hall, 2007)

Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri dari tiga subsistem: (1) sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system)-TPS), yang mendukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh perusahaan. (2) sistem buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/financial reporting system-GL/FRS), yang menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang diisyaratkan oleh hukum dan (3) sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS), yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan


(51)

32 keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban (Hall, 2007).

Definisi pemanfaatan menurut KBBI adalah tetap seperti keadaannya semula, tidak berubah, bertahan, kekal, melestarikan, menjadikan (membiarkan) tetap tidak berubah, membiarkan tetap seperti keadaan semula, mempertahankan kelangsungan (hidup dan sebagainya).

Menurut Wulandari & Jalil (2015) Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah serangkaian prosedur manual maupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Daerah. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua bagian utama, yaitu:

a. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah (BUD) pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), meliputi :

1. Prosedur Akuntansi Pemerintah Daerah 2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas 3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap 4. Prosedur Akuntansi Selain Kas

b. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), meliputi :

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Daerah 2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas 3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap


(52)

33 4. Prosedur Akuntansi Selain Kas

SAPD terdiri atas dua subsistem yaitu, pertama sistem pemerintah daerah yang dilaksanakan di dalam Pemda, yaitu sistem akuntansi yang dilaksanakan oleh pusat pemerintahan daerah dalam hal ini adalah Satuan Kerja Perangkat Keuangan Daerah (SKPKD) dan juga bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. Sistem akuntansi ini sering disebut Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah tingkat pemda (SAPD-PEMDA). Dalam SAPP, SAPD-PEMDA sama dengan SAP atau akuntansi yang berada di Departemen Keuangan. Kedua adalah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah untuk tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SAPD-SKPD). Dalam SAPP, SAPD-SKPD sama dengan SAI atau akuntansi yang berada di kementerian atau lembaga (Akbar, 2013).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) menyebutkan bahwa Sistem Informasi Keuangan Daerah adalah suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah (Yuliani et. al, 2010).

Menurut Yuliani et. al (2010) sistem informasi akuntansi keuangan daerah dapat membuka peluang dalam mengakses informasi keuangan dan


(53)

34 mengelola informasi tersebut secara cepat dan akurat hal tersebut dapat diwujudkan apabila dapat memanfaatkan teknologi informasi yang baik.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan pemerintah daerah adalah suatu pemanfaatan sistem terpadu yang menggabungkan prosedur manual dengan proses elektronis dalam pengambilan data pembukuan dan pelaporan semua transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas seluruh entitas Pemerintah Daerah.

6. Sistem Pengendalian Internal

IAPI (2011: 319.2) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Agoes, 2012).

Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan berikut:

a. Keandalan pelaporan keuangan

b. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan d. Efektivitas dan efisiensi operasi


(54)

35 Tujuan pokok struktur pengendalian intern tersebut dapat dipenuhi dengan pengendalian yang baik. Tujuan pertama dan kedua dapat dipenuhi dengan pengendalian akuntansi, sedangkan tujuan ketiga dan keempat dapat dipenuhi dengan pengendalian administrasi yang baik (Rahayu dan Suhayati, 2010).

Pengendalian internal merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan yang terdiri dari keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum-hukum dan peraturan-peraturan, serta efektivitas dan efisiensi operasi (Boynton & Kell, 1996).

Pengendalian internal klasik tidak terpisahkan dari perkembangan ilmu manajemen dan menekankan pada sistem pengendalian yang terdokumentasi dengan baik, mulai dari perencanaan (plan), pelaksanaan (do), evaluasi (check) dan pengembangan (act) (Kumaat, 2011).

Menurut Rahayu dan Suhayati (2010) didalam bukunya menjelaskan bahwa alasan pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor adalah:

1. Luas lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin besar dan kompleks. 2. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik

memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.


(55)

36 3. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan

audit sehingga dapat mengurangi biaya audit.

4. Digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun penyimpangan dalam organisasi.

5. Auditor menggunakan perolehan pemahaman atas struktur pengendalian intern untuk melakukan penaksiran risiko pengendalian untuk arsersi dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan.

Sejalan dengan berlalunya waktu, semakin disadari adanya berbagai faktor yang masih perlu di artikulasikan lebih jauh, seperti faktor manusia (falsafah hidup, gaya hidup, perilaku, kompetensi) yang saling berinteraksi dalam lingkungan bisnis yang membentuk tata nilai (budaya) perusahaan, adanya risiko intrinsik atau risiko potensial yang kurang terbaca pada historical/current data, dan kelemahan komunikasi internal. Jadi, sejak tahun 1992 Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan kerangka pengendalian (Control Framework) yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Lingkungan Pengendalian meliputi sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian internal organisasi. Lingkungan pengendalian ini sangat penting karena menjadi dasar bagi efektivitas unsur-unsur pengendalian internal yang lain.


(56)

37 2. Penilaian Risiko (Risk Assesment), Semua organisasi menghadapi resiko, yaitu dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non-profit) maupun non bisnis. Risiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis/dievaluasi sehingga bisa diperkirakan intensitas dan tindakan apa untuk meminimalkannya.

3. Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standardisasi proses kerja, sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan serta kesalahan.

4. Pemantauan (Monitoring), Pemantauan terhadap sistem Pengendalian Internal akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intrnal dapat dimonitor secara efektif melalui penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.

5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication), Informasi dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari pengendalian internal perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh manajemen, untuk pedoman operasi, dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturan-peraturan yang berlaku pada


(57)

38 perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal, hukum, peristiwa, dan kondisi yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan serta pelaporan eksternal (Kumaat, 2011).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam mencapai tujuan mengenai keandalan suatu laporan keuangan sehingga dapat dipercaya oleh pengguna laporan keuangan bahwa laporan tersebut telah dirancang sesuai dengan standar yang berlaku.

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1


(58)

39 Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. M. Ali Fikri Biana Adha Inapty, RR. Sri Pancawati Martiningsih (2016)

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, Kompetensi Aparatur Dan Peran Audit Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan

Keuangan

Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel independen: standar akuntansi pemerintah,

Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel dependen: kualitas laporan keuangan dan Respondennya menggunakan sama-sama pegawai yang bekerja di bagian keuangan

Penelitian ini menggunakan variabel dependen kompetensi aparatur dan peran audit internal, Penelitian ini menggunakan lokasi di Pemprov NTB dan Analisis data yang digunakan di penelitian ini menggunakan regresi dengan variabel moderating

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintahan penerapan standar akuntansi pemerintah, kompetensi aparatur, peran internal audit memiliki berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan dengan sistem pengendalian intern sebagai variabel moderating.


(59)

40 Tabel 2.1

(Lanjutan) No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

2. Ida Bagus Pujiswara, Nyoman Trisna Herawati, Ni Kadek Sinarwati (2014)

Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Nilai Informasi Pelaporan

Keuangan dan Akuntabilitas Pemerintah Daerah (studi pada satuan kerja perangkat daerah di kabupaten

klungkung)

Variabel independen yang sama yaitu Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah, Responden nya pada SKPD, dan Metode penelitian yang digunakan sama-sama menggunakan Purposive Sampling

Variabel dependen yang digunakan adalah Nilai Informasi Pelaporan Keuangan dan

Akuntabilitas Pemerintah Daerah, Responden yang digunakan pada SKPD di Kabupaten Klungkung dan Jumlah kuesioner yang disebar 90 dan yang kembali 88 buah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan

pengawasan keuangan daerah secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Kedua, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan

pengawasan keuangan daerah secara simultan berpengaruh positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Ketiga, pemanfaatan system informasi akuntansi keuangan daerah dan

pengawasan keuangan daerah secara parsial berpengaruh positif


(60)

41 Tabel 2.1

(Lanjutan)

Bersambung pada halaman berikutnya No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3. Dian Irma Diani (2014)

Pengaruh pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem Informasi akuntansi keuangan daerah dan peran Internal audit terhadap kualitas laporan Keuangan pemerintah daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Pariaman)

Variabel independen yang sama yaitu: Pemanfaatan Sistem Informasi

Akuntansi keuangan daerah , Variabel dependen yang sama yaitu Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Responden yang dipakai sama-sama SKPD

Pada penelitian ini tidak terdapat variabel

independen Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah dan Sistem Pengendalian Internal, Ruang lingkup

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah SKPD Kota Pariaman dan

Populasi yang didapat sebesar 28 SKPD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pemahaman akuntansi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, Pemanfaatan system informasi akuntansi keuangan daerah tidak Berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dan Peran internal audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


(61)

42 Tabel 2.1

(Lanjutan)

Bersambung pada halaman berikutnya No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan 4. Desy Sefri

Yensi, Amir Hasan, Yuneita Anisma, (2014)

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Intern (Internal Audit) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Kuantan Singingi)

Variabel independen yang digunakan sama-sama menggunakan Sistem Pengendalian Intern (Internal Audit), Variabel dependen yang digunakan sama-sama Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Respondennya sama-sama memakai pegawai yang bekerja di bagian keuangan/tatausaha. Variabel independen ini tidak terdapat Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Ruang Lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah SKPD Kabupaten Kuantan Singingi dan

Responden yang di dapat sebanyak 85

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kompetensi manusia sumber daya dan

penerapan keuangan daerah sistem akuntansi positif berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan sementara wilayah variable pengendalian internal (internal audit) tidak mempengaruhi kualitas local laporan keuangan pemerintah


(62)

43 Tabel 2.1

(Lanjutan)

Bersambung pada halaman berikutnya No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5. Susilawati, Dwi Seftihani Riana (2014)

Standar Akuntansi

Pemerintahan Dan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Anteseden Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Variabel independen penelitian ini sama-sama menggunakan variabel dependen Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern dan menggunakan jenis data kuesioner

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah menggunakan SKPD Jawa Barat, Populasi dalam penelitian ini adalah 17 Dinas Kota Bandung, Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh atau sensus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian intern secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 52,0%. Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebesar 13%, namun tidak signifikan.


(63)

44 Tabel 2.1

(Lanjutan)

Bersambung pada halaman berikutnya No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

6. Ni Putu Yogi Merta Maeka Sari, I Made Pradana Adiputra, Edy Sujana (2014)

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Dan Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi

Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(Studi Kasus Pada Dinas-Dinas Di Pemerintah Kabupaten Jembrana) Variabel independen sama-sama menggunakan Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Dan Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Metode penelitian sama-sama menggunakan

Purposive Sampling

Ruang lingkup yang digunakan pada penelitian ini adalah SKPD Kabupaten Jembrana, Variabel independen pada penelitian ini tidak menggunakan sistem pengendalian internal dan Populasi yang digunakan pada penelitian ini hanya ke dinas-dinas nya saja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jembrana, 2) Terdapat Pengaruh Yang Positif Dan Signifikan Antara Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jembrana, dan 3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan dan Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jembrana.


(64)

45 Tabel 2.1

(Lanjutan)

Bersambung pada halaman berikutnya No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7. Ijeoma, N. B. (2014)

The Impact Of International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) On Reliability, Credibility And Integrity Of Financial Reporting In State

Government Administration In Nigeria

Variabel dependen yang digunakan sama-sama tentang laporan keuangan

pemerintahan daerah.

Ruang lingkup yang digunakan pada penelitian ini adalah di pemerintahan Nigeria

Hasil menunjukkan bahwa pelaksanaan IPSAS oleh sector publik di Nigeria tidak hanya akan berdampak positif pada keandalan, kredibilitas dan integritas pelaporan keuangan namun diperkirakan untuk membuka jalan bagi seragam grafik pelaporan keuangan oleh tiga tingkatan pemerintah di Nigeria

8. Mu’azuSaidu

Badara dan SitiZabedah Saidin (2013)

Impact of the Effective Internal Control System on the Internal Audit

Effectiveness at Local Government Level

Variabel independen yang digunakan sama-sama tentang sistem pengendalian internal didalam pemerintahan daerah

Ruang lingkup yang digunakan pada penelitian ini adalah di pemerintahan Malaysia.

Hasil menunjukan bahwa bahwa sistem pengendalian internal yang efektif dapat mempengaruhi efektivitas auditor internal di tingkat lokal.


(65)

46 Tabel 2.1

(lanjutan) No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

9. Stephen Kwamena Aikins (2011)

An examination of

government internal Audits’

role in improving financial Performance

Variabel dependen yang digunakan sama-sama tentang laporan keuangan pemerintahan

Variabel independen di penelitian ini tidak terdapat Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pemanfaatan Sistem Informasi Keuangan daerah dan Sistem Pengendalian internal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, auditor pemerintah daerah melakukan audit lebih dalam wilayah operasional yang berhubungan dengan penerimaan fiscal dan pengeluaran


(66)

47 C. Kerangka Pemikiran

Salah satu upaya konkrit yang dilakukan dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan negara baik adalah dengan penyampaian laporan pertanggung jawaban keuangan pemerintah yang baik dan benar dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah yang baik dan benar, yaitu yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan presiden dalam PP No. 24 Tahun 2005, tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang disingkat dengan SAP (Wiraputra et. al, 2014)

Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak pihak yang akan mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang disajikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai dan informasi tersebut harus mempunyai nilai (Pujiswara et al, 2014).

Menurut Sari et. al (2014) menyatakan dalam penelitiannya bahwa fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LPKD) tahun anggaran 2012, Kabupaten Jembrana mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) (Sumber :http://metrobali.com/2013/08/28/bpkharapkan-60-persem-kabupaten-raih-wtp/ diakses pada tanggal 17 Oktober 2013). Hal ini mencerminkan bahwa pengelolaan keuangan daerah cukup baik, dan diharapkan kedepannya bisa ditingkatkan lagi melalui pembenahan dan pembinaan di


(67)

48 beberapa aspek seperti meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah mengenai pemahaman terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan integrasi sistem informasi akuntansi keuangan daerah yang lebih memadai melalui peningkatan sarana dan prasarana dalam menunjang pengelolaan keuangan daerah untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel. Belum tertibnya pengelolaan keuangan daerah dipengaruhi oleh masih terbatasnya sumber daya manusia yang menguasai dan memahami tentang ilmu akuntansi dalam pengelolaan keuangan daerah. Dengan kata lain, unsur pemahaman akuntansi berperan penting dalam pengelolaan keuangan daerah. Penelitian ini menguji mengenai pengaruh pemahaman standar akuntansi pemerintah, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan sistem pegendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan dapat disederhanakan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Bersambung pada halaman berikutnya Akuntan Harus Mematuhi

Standar Pembuatan Laporan Keuangan

Masih Terdapat Akuntan yang Tidak Mematuhi Standar Pembuatan

Laporan Keuangan GAP

Pengaruh Pemahaman SAP, Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah dan SPI terhadap Kualitas LKPD


(68)

49 Gambar 2.1 (Lanjutan)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah ( X1)

Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah

( X2)

Sistem Pengendalian Internal ( X3)

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(Y)

Metode Analisis :Regresi

Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


(69)

50 D. Perumusan Hipotesis

1. Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Penerapan standar akuntansi pemerintahan menjamin bahwa laporan keuangan disusun sesuai ketentuan yang berlaku. SAP merupakan standar yang menjamin laporan keuangan disusun memenuhi kualifikasi informasi keuangan yang berguna bagi para penggunanya. Informasi yang berguna merupakan indikator bahwa laporan keuangan memenuhi kualifikasi informasi (Adhi dan Suhardjo, 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susilawati dan Riana (2014) dan Inapty dan Martiningsih (2016) menyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah. Namun tidak demikian yang ditunjukkan pada hasil penelitian Sari et. al (2014) yang menyatakan bahwa pemahaman SAP secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan di Pemerintah Kabupaten Jembrana. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Lestari et. al (2014) dan Wiraputra et. al (2014) menyatakan bahwa pemahaman SAP secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilawati dan Riana (2014), Inapty dan Martiningsih (2016), Sari et. al (2014), Lestari et. al (2014) dan Wiraputra et. al (2014) maka keterkaitan antara pemahaman


(1)

185

KLKPD(8) 32,74 12,947 ,632 ,667 ,744

KLKPD(9) 32,86 13,371 ,589 ,658 ,751

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

36,91 17,326 4,162 9

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF


(2)

186

Coefficient Correlationsa

Model T.SPI T.PSIAKD T.PSAP

1 Correlations T.SPI 1,000 -,083 -,111

T.PSIAKD -,083 1,000 -,106

T.PSAP -,111 -,106 1,000

Covariances T.SPI ,002 ,000 ,000

T.PSIAKD ,000 ,017 -,001

T.PSAP ,000 -,001 ,006

a. Dependent Variable: T.KLKPD

T.PSAP ,076 ,077 ,109 ,986 ,328 ,974 1,026 T.PSIAKD ,109 ,131 ,092 ,833 ,408 ,980 1,021 T.SPI ,162 ,043 ,420 3,815 ,000 ,979 1,022 d. Dependent Variable: T.KLKPD


(3)

187


(4)

188

2. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 70

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation

3,68233380 Most Extreme Differences Absolute ,060

Positive ,048

Negative -,060

Test Statistic ,060

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


(5)

189 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2,041 4,047 -,504 ,616

T.PSAP ,037 ,048 ,096 ,781 ,437

T.PSIAKD ,083 ,081 ,125 1,023 ,310

T.SPI ,000 ,026 -,002 -,012 ,990

a. Dependent Variable: RES_2

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method 1

T.SPI, T.PSIAKD,

T.PSAPb . Enter

a. Dependent Variable: T.KLKPD b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,466a ,217 ,182 3,765

a. Predictors: (Constant), T.SPI, T.PSIAKD, T.PSAP b. Dependent Variable: T.KLKPD


(6)

190

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 259,875 3 86,625 6,111 ,001b

Residual 935,611 66 14,176 Total 1195,486 69

a. Dependent Variable: T.KLKPD


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

22 191 103

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

13 63 113

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH, PENGALAMAN KERJA DAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pengalaman Kerja Dan Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

0 2 14

PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 1 17

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

0 0 9

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

0 1 2

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

1 2 11

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

0 0 23

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP), PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PATI

1 3 17

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP), PENGENDALIAN INTERNAL, DAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas) - re

0 1 15