PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP EFIKASI DIRI, KECEMASAN, DAN PENGUASAAN KONSEP PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM KOLOID.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP EFIKASI DIRI, KECEMASAN, DAN PENGUASAAN KONSEP
PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM KOLOID
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh: Zikra Azizah NIM 1201454
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP EFIKASI DIRI, KECEMASAN, DAN PENGUASAAN KONSEP
PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM KOLOID
Oleh Zikra Azizah
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kimia
© Zikra Azizah
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
ZIKRA AZIZAH
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP EFIKASI DIRI, KECEMASAN, DAN PENGUASAAN KONSEP
PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM KOLOID disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
(4)
vi
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6
C. Perumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Pembatasan Masalah Penelitian ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP EFIKASI DIRI, KECEMASAN, DAN PENGUASAAN KONSEP PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM KOLOID A. Pembelajaran Kooperatif ... 9
B. Jigsaw II ... 11
C. Efikasi Diri ... 14
D. Kecemasan Peserta Didik ... 17
E. Penguasaan Konsep ... 20
(5)
vii
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Tinjauan Materi Sistem Koloid ... 24
H. Kerangka Pemikiran ... 33
I. Asumsi Penelitian ... 34
J. Hipotesis Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 35
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
C. Defenisi Operasional ... 36
D. Instrumen Penelitian ... 37
E. Prosedur Penelitian ... 42
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59
1. Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 59
a. Analisis Skor Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 60
b. Analisis Skor Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 63
c. Analisis Peningkatan Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 66
d. Analisis Skor Rata-rata Tiap Sub Topik Bahasan Soal Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 68
2. Kecemasan Peserta Didik ... 70
a. Analisis Skor Tes Awal Kecemasan Peserta Didik ... 72
b. Analisis Skor Tes Akhir Kecemasan Peserta Didik ... 74
c. Analisis Penurunan Kecemasan Peserta Didik ... 77
d. Analisis Skor Rata-rata Tiap Aspek Kecemasan Peserta Didik ... 80
3. Efikasi Diri Peserta Didik ... 81
a. Analisis Skor Tes Awal Efikasi Diri Peserta Didik ... 83
b. Analisis Skor Tes Akhir Efikasi Diri Peserta Didik ... 86
(6)
viii
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Analisis Skor Rata-rata Tiap Dimensi Efikasi Diri Peserta Didik ... 91
4. Hasil Wawancara Guru dan Peserta Didik ... 94
a. Deskripsi Hasil Wawancara Guru ... 94
b. Deskripsi Hasil Wawancara Peserta Didik ... 95
5. Hasil Observasi ... 96
B. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 97
1. Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 97
2. Kecemasan Peserta Didik ... 101
3. Efikasi Diri Peserta Didik ... 105
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 111
B. Saran ... 112
DAFTAR PUSTAKA ... 113
(7)
ix
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Kelompok ... 14
2.2 Penggolongan Sistem Koloid ... 25
3.1 Klasifikasi Skor N-Gain ... 52
4.1 Statistik Deskriptif Skor Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 59
4.2 Skor Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir, dan N-Gain Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 60
4.3 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 61
4.4 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik .. 62
4.5 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 62
4.6 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik... 64
4.7 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik . 64 4.8 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 65
4.9 Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 66
4.10 Hasil Uji Homogenitas Skor N-Gain Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 67
(8)
x
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.12 Skor Rata-rata Tiap Sub Topik Bahasan Soal Penguasaan Konsep Peserta
Didik ... 69
4.13 Statistik Deskriptif Skor Kecemasan Peserta Didik ... 71
4.14 Skor Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir, dan N-Gain Kecemasan Peserta Didik ... 72
4.15 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal Kecemasan Peserta Didik ... 73
4.16 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal Kecemasan Peserta Didik ... 73
4.17 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Tes Awal Kecemasan Peserta Didik ... 74
4.18 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kecemasan Peserta Didik ... 75
4.19 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kecemasan Peserta Didik ... 76
4.20 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Tes Akhir Kecemasan Peserta Didik ... 77
Tabel Halaman 4.21 Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain Kecemasan Peserta Didik ... 78
4.22 Hasil Uji Homogenitas Skor N-Gain Kecemasan Peserta Didik ... 79
4.23 Hasil Uji-t Kecemasan Peserta Didik ... 80
4.24 Skor Rata-rata Tiap Aspek Kecemasan Peserta Didik ... 80
4.25 Statistik Deskriptif Skor Efikasi Diri Peserta Didik ... 82
4.26 Skor Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir, dan N-Gain Efikasi Diri Peserta Didik ... 83
4.27 Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal Efikasi Diri Peserta Didik ... 84
4.28 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal Efikasi Diri Peserta Didik ... 85
4.29 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Tes Awal Efikasi Diri Peserta Didik ... 85
4.30 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Efikasi Diri Peserta Didik ... 86
4.31 Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Akhir Efikasi Diri Peserta Didik ... 87
4.32 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Tes Akhir Efikasi Diri Peserta Didik ... 88
4.33 Hasil Uji Normalitas Skor N-Gain Efikasi Diri Peserta Didik ... 89
4.34 Hasil Uji Homogenitas Skor N-Gain Efikasi Diri Peserta Didik ... 90
(9)
xi
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.36 Skor Rata-rata Tiap Dimensi Efikasi Diri Peserta Didik ... 92
4.37 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik ... 96
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Ilustrasi Kegiatan Kelompok Jigsaw II ... 12
2.2 Efek Tyndall ... 26
2.3 Gerak Brown ... 26
2.4 Elektroforesis Sol Fe(OH)3 ... 27
2.5 Adsorpsi Ion oleh Partikel Koloid (a) sol Fe(OH)3, (b) sol As2S3 ... 28
2.6 Koagulasi (a) partikel Fe(OH)3 dikelilingi ion Cl- (b) partikel Fe(OH)3 dikelilingi oleh ion PO43- ... 28
2.7 Peristiwa Dialisis ... 29
2.8 Busur Bredig ... 31
2.9 Kerangka Pemikiran ... 33
3.1 Desain Penelitian ... 35
(10)
xii
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1 Perbandingan Skor Rata-rata Tiap Sub Topik Bahasan Soal Penguasaan
Konsep Peserta Didik ... 70
4.2 Perbandingan Skor Rata-rata Tiap Aspek Kecemasan Peserta Didik ... 81
4.3 Perbandingan Skor Rata-rata Tiap Dimensi Efikasi Diri Peserta Didik ... 92
4.4 Skor Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Penguasaan Konsep, Efikasi Diri, dan Kecemasan Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 93
4.5 Hasil Diskusi Kelompok Ahli Aplikasi Sistem Koloid dalm Kehidupan Sehari-hari ... 100
4.6 Cuplikan Wawancara Peserta Didik Mengenai Kecemasan ... 104
4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Peserta Didik Saat Praktikum ... 108
4.8 Cuplikan Transkrip Video Pembelajaran ... 109
4.9 Cuplikan Wawancara Terhadap Peserta Didik 3 Mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 109
4.10 Cuplikan Wawancara Terhadap Peserta Didik 2 Mengenai Efikasi Diri ... 110
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A A. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 117
A. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 147
A. 3 Modul Pembelajaran Sistem Koloid ... 172
A. 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 189
A. 5 Analisis Konsep Sistem Koloid ... 198
Lampiran B B. 1 Kisi-Kisi Soal Sistem Koloid ... 204
B. 2 Contoh Lembar Validasi Soal Penguasaan Konsep ... 219
(11)
xiii
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. 4 Distribusi Skor Uji Coba Tes Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 224
B. 5 Soal Kimia Materi Sistem Koloid ... 229
Lampiran C C. 1 Kisi-Kisi Kuesioner Kecemasan Peserta Didik ... 236
C. 2 Contoh Lembar Validasi Kuesioner Kecemasan Peserta Didik ... 238
C. 3 Distribusi Skor Uji Coba Kuesioner Kecemasan Peserta Didik ... 240
C. 4 Kuesioner Kecemasan Peserta Didik ... 248
Lampiran D D. 1 Kisi-Kisi Kuesioner Efikasi Diri Peserta Didik ... 251
D. 2 Contoh Lembar Validasi Kuesioner Efikasi Diri Peserta Didik ... 253
D. 3 Distribusi Skor Uji Coba Kuesioner Efikasi Diri Peserta Didik ... 255
D. 4 Kuesioner Efikasi Diri Peserta Didik ... 258
Lampiran E E. 1 Format Observasi Pembelajaran Kelompok Ahli ... 261
E. 2 Format Observasi Pembelajaran Kelompok Asal ... 264
E. 3 Pedoman Wawancara Guru ... 266
E. 4 Pedoman Wawancara Peserta Didik ... 267
E. 5 Rekapitulasi Hasil Observasi Kelas Eksperimen ... 268
E. 6 Transkrip Wawancara Peserta Didik ... 271
E. 7 Transkrip Wawancara Guru ... 276
E. 8 Transkrip Video Pembelajaran ... 278
Lampiran F F. 1 Distribusi Skor Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 286
F. 2 Distribusi Skor Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas Eksperimen Tiap Sub Topik Bahasan ... 288
(12)
xiv
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. 3 Distribusi Skor Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas
Kontrol ... 290
F. 4 Distribusi Skor Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas Kontrol Tiap Sub Topik Bahasan ... 293
F. 5 Uji Statistik Skor Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 295
F. 6 Distribusi Skor Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 298
F. 7 Distribusi Skor Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas Eksperimen Tiap Sub Topik Bahasan ... 300
F. 8 Distribusi Skor Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas Kontrol ... 302
F. 9 Distribusi Skor Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas Kontrol Tiap Sub Topik Bahasan ... 304
F. 10 Uji Statistik Skor Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 306
F. 11 Skor N-Gain Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 309
F. 12 Skor N-Gain Penguasaan Konsep Peserta Didik Kelas Kontrol ... 311
F. 13 Uji Statistik Skor N-Gain Penguasaan Konsep Peserta Didik ... 313
F. 14 Penilaian Tugas Kelompok ... 315
Lampiran G G. 1 Distribusi Skor Tes Awal Kecemasan Peserta Didik Kelas Eksperimen .... 320
G. 2 Distribusi Skor Tes Awal Kecemasn Peserta Didik Kelas Kontrol ... 322
G. 3 Uji Statistik Skor Tes Awal Kecemasan Peserta Didik ... 324
G. 4 Distribusi Skor Tes Akhir Kecemasan Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 327
G. 5 Distribusi Skor Tes Akhir Kecemasan Peserta Didik Kelas Kontrol ... 329
G. 6 Uji Statistik Skor Tes Akhri Kecemasan Peserta Didik ... 331
G. 7 Skor N-Gain Kecemasan Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 334
G. 8 Skor N-Gain Kecemasan Peserta Didik Kelas Kontrol ... 336
(13)
xv
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran H
H. 1 Distribusi Skor Tes Awal Efikasi Diri Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 341
H. 2 Distribusi Skor Tes Awal Efikasi Diri Peserta Didik Kelas Kontrol ... 343
H. 3 Uji Statistik Skor Tes Awal Efikasi Diri Peserta Didik ... 345
H. 4 Distribusi Skor Tes Akhir Efikasi Diri Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 348
H. 5 Distribusi Skor Tes Akhir Efikasi Diri Peserta Didik Kelas Kontrol ... 350
H. 6 Uji Statistik Skor Tes Akhir Efikasi Diri Peserta Didik ... 352
H. 7 Skor N-Gain Efikasi Diri Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 355
H. 8 Skor N-Gain Efikasi Diri Peserta Didik Kelas Kontrol ... 357
H. 9 Uji Statistik Skor N-Gain Efikasi Diri Peserta Didik ... 359
Lampiran I I. 1 Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana UPI ... 362
I. 2 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Padang ... 363
I. 3 Surat Keterangan Penelitian dari SMA N 7 Padang ... 364
(14)
ii
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP EFIKASI DIRI, KECEMASAN, DAN PENGUASAAN KONSEP
PESERTA DIDIK SMA KELAS XI PADA MATERI SISTEM KOLOID Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap peningkatan efikasi diri peserta didik, penurunan kecemasan peserta didik, dan peningkatan penguasaan konsep peserta didik pada materi sistem koloid. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain pretest-posttest, nonequivalent control group design. Subyek penelitian berjumlah 79 peserta didik kelas XI IPA di salah satu SMAN di kota Padang, terdiri dari 40 peserta didik kelas eksperimen dan 39 peserta didik kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner efikasi diri peserta didik, kuesioner kecemasan peserta didik, tes penguasaan konsep peserta didik, pedoman wawancara, dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji perbedaan rata-rata yaitu Uji-t atau uji Mann-Whitney. Skor rata-rata N-Gain efikasi diri peserta didik kelas eksperimen sebesar 0,61 (kategori sedang) dan kelas kontrol sebesar 0,41 (kategori sedang). Aspek efikasi diri peserta didik yang mengalami peningkatan tertinggi adalah dimensi kemampuan psikomotor. Skor rata-rata N-Gain kecemasan peserta didik kelas eksperimen sebesar 0,45 (kategori sedang) dan kelas kontrol sebesar 0,36 (kategori sedang). Aspek kecemasan peserta didik yang mengalami penurunan paling tinggi yaitu aspek kecemasan belajar kimia dan aspek kecemasan peserta didik yang mengalami penurunan paling rendah yaitu aspek kecemasan ujian kimia. Skor rata-rata N-Gain penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen sebesar 0,60 (kategori sedang) dan kelas kontrol sebesar 0,49 (kategori sedang). Skor rata-rata sub topik aplikasi sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari merupakan sub topik yang mengalami peningkatan tertinggi dan sub topik yang mengalami peningkatan terendah yaitu sub topik pembuatan sistem koloid. Berdasarkan skor N-Gain terdapat perbedaan yang signifikan antara efikasi diri peserta didik, kecemasan peserta didik, dan penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan efikasi diri peserta didik, menurunkan kecemasan peserta didik, dan meningkatkan penguasaan konsep peserta didik pada materi sistem koloid. Hasil wawancara menunjukkan bahwa peserta didik dan pendidik memberikan tanggapan yang positif terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan antusiasme belajar peserta didik pada pembelajaran sistem koloid terlihat dari persentase rata-rata aktivitas peserta didik sebesar 72,38 pada hasil observasi.
Kata-kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Jigsaw II, Efikasi Diri, Kecemasan, Penguasaan Konsep, Sistem Koloid.
(15)
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The Effect of Jigsaw II Cooperative Learning on Self-Efficacy, Anxiety, and Student’s Understanding in Senior High School of The Colloidal System
The aims of this study were to determine the effect of Jigsaw II cooperative learning on the increase of student’s self-efficacy, the reduction of students’ anxiety, and the increase student’s understanding on colloidal system. The study adopted a quasi-experimental design (pretest-posttest nonequivalent control group design). In this study, 79 students of one senior high school in Padang city were participated. The participants were divided into two groups, 40 students for experimental group and 39 students for control group. The experimental group used Jigsaw II cooperative learning, while the control group used group discussion method. The instruments prepared to collect the relevant data were student’s self-efficacy questionnaire, student’s anxiety questionnaire, student’s understanding test, interview guidance, and observation sheets. The data were analyzed using t-test and Mann-Whitney test. The result indicated that the mean score of N-Gain for student’s self-efficacy for Jigsaw II group and for discussion group were 0,61( medium category) and 0,41 (medium category), respectively. The aspects of student’s self-efficacy that showed the highest increase were psychomotor skills. The mean score of N-Gain for student’s anxiety for Jigsaw II group and for discussion group were 0,45( medium category) and 0,36 (medium category), respectively. The aspects of student’s anxiety that showed the highest reduction was for learning chemistry aspect and the lowest reduction was for chemistry evaluation aspect. The mean score of N-Gain for student’s understanding on Jigsaw II group and for discussion group were 0,60 ( medium category) and 0,49 (medium category), respectively. The mean score of application on colloidal system in daily life topic gained the highest increase, while preparation of colloidal system gained the lowest increase. Based on mean score of N-Gain, there were significant differences between Jigsaw II group and discussion group on student’s self-efficacy, student’s anxiety, and student’s understanding. In summary, this study indicated that Jigsaw II cooperative learning was able to improve student’s self-efficacy, to reduce student’s anxiety, and to improve student’s understanding in colloidal systems. From the interview, it was found that teacher and students had positive respond on Jigsaw II cooperative learning and the observation result showed that the mean percentage of students activity was 72,38.
(16)
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keywords: Cooperative learning, Jigsaw II, student’s self-efficacy, student’s anxiety, student’s understanding, colloidal system
(17)
1
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan tidak hanya proses “transfer of knowledges” tetapi juga
“transfer of values”. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Kemendikbud, 2013). Kurikulum 2013 memfokuskan penekanan pembelajaran pada proses untuk membangun karakter. Diterapkannya pendidikan karakter di sekolah merupakan suatu upaya menginternalisasi suatu nilai dalam sikap dan perilaku sehingga membentuk karakter.
Menurut Lickona (2013), karakter merupakan ukuran yang paling baik dalam menilai individu sehingga dapat mengukur keberhasilan suatu negara. Salah satu tujuan dari pembentukan karakter adalah mengembangkan kepribadian yang berintegritas terhadap nilai atau aturan yang ada. Untuk mengembangkan kepribadian tersebut seseorang harus mengenali potensi diri dan memiliki keyakinan bahwa ia mampu. Pendidikan berbasis potensi diri (Khan, 2010) merupakan proses kegiatan pada peningkatan kualitas pendidikan yang selalu mengajarkan, membimbing, dan membina setiap manusia untuk memiliki kompetensi intelektual (kognitif), karakter (afektif), dan keterampilan (psikomotor).
Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi peserta didik yang dapat mempengaruhi konsep diri, keterampilan sosial, nilai, kematangan penalaran moral, perilaku proposional, dan pengetahuan tentang moralitas (Berkowitz, 2002). Meskipun sekolah merupakan lingkungan kedua bagi peserta didik dalam membentuk karakter, sekolah merupakan tempat untuk menanamkan dan mengembangkan nilai baik dengan pendidik maupun teman sebaya. Di sekolah, peserta didik saling berinteraksi dengan teman sebaya, pendidik dan lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, pendidik perlu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat memahami pelajaran. Pendidik memberikan
(18)
2
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesempatan kepada peserta didik agar peserta didik dapat aktif dengan cara mengadakan diskusi, penelitian, observasi, dan mengadakan kegiatan bersama.
Menurut Purwanto (2004), secara umum faktor yang mempengaruhi aktivitas peserta didik ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dalam diri peserta didik. Faktor internal terdiri dari aspek fisiologis maupun aspek psikologis. Salah satu aspek psikologis yang mempengaruhi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran adalah efikasi diri, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas peserta didik adalah keadaan keluarga, pendidik dan cara mengajar, materi pelajaran, motivasi sosial, lingkungan serta kesempatan. Secara garis besar, ada tiga aspek yang terlibat dalam menentukan aktivitas peserta didik di kelas yaitu efikasi diri peserta didik, kesempatan yang diberikan pendidik, dan materi ajar.
Berdasarkan survei terhadap beberapa SMA di kota Padang (Azizah, 2014) menggunakan angket aktivitas peserta didik di kelas, ditemukan fakta bahwa penyebab peserta didik kurang aktif di kelas adalah rendahnya efikasi diri peserta didik. Hal ini terbukti dari persentase rata-rata skor efikasi diri peserta didik sebesar 58,5. Persentase skor rata-rata efikasi diri termasuk kategori rendah. Ada tiga aspek yang diukur menggunakan angket aktivitas peserta didik, yaitu efikasi diri peserta didik, kesempatan yang diberikan pendidik, dan materi ajar. Penelitian ini dilakukan terhadap tiga SMA di kota Padang dengan kluster berbeda, yaitu kluster rendah, sedang, dan tinggi. Persentase rata-rata skor aspek kesempatan yang diberikan pendidik dan aspek materi ajar termasuk kategori tinggi, namun persentase rata-rata skor aspek materi ajar lebih rendah dibandingkan dengan persentase rata-rata skor aspek kesempatan yang diberikan pendidik. Persentase skor rata-rata aspek efikasi diri termasuk kategori rendah dibandingkan dengan persentase aspek kesempatan yang diberikan pendidik dan aspek materi ajar.
Peserta didik yang memiliki efikasi diri rendah cenderung menarik diri dari lingkungannya. Peserta didik masih memiliki masalah terhadap efikasi diri terutama dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil pengamatan pada proses pembelajaran, peserta didik mudah menyerah dan sering mengeluh jika dihadapkan pada materi pelajaran yang menurutnya sulit. Hal ini akan
(19)
3
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Efikasi diri penting untuk diteliti karena efikasi diri digunakan peserta didik untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri dan menguasai kegiatan akademik, sehingga akan berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi akademik (Bandura, 1993a). Efikasi diri berperan sebagai mekanisme kognitif yang memungkinkan seseorang untuk mengendalikan diri mereka terhadap tekanan atau situasi yang sulit (Bandura, 1997b). Jika seseorang yakin bahwa ia dapat menghadapi tekanan yang muncul, maka orang tersebut tidak merasa cemas.
Menurut Hilgrad (Atkinson, Atkinson, dan Hilgrad, 1996), kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut. Peserta didik yang merasa cemas akan cenderung menarik diri dari lingkungannya. Hubungan yang kuat antara aktivitas dan emosi peserta didik merupakan mediator untuk mengembangkan karakter. Peserta didik yang merasa cemas akan menarik diri dari lingkungannya, sehingga akan menghambat perkembangan karakter peserta didik tersebut. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu solusi untuk meningkatkan efikasi diri dan mengurangi kecemasan peserta didik, sehingga berpengaruh terhadap aktivitas peserta didik di kelas.
Solusi untuk masalah peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran yang disebabkan oleh rendahnya efikasi diri peserta didik adalah dengan mengubah metode pembelajaran dari yang berpusat pada pendidik menjadi berpusat pada peserta didik. Metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat meningkatkan efikasi diri sehingga peserta didik tidak merasa cemas dalam proses pembelajaran. Ada beberapa cara untuk mengatasi kecemasan peserta didik mempelajari IPA (termasuk kimia) salah satu diantaranya adalah belajar kelompok (Mallow, 2006). Pada pembelajaran kelompok, setiap anggota kelompok saling bekerjasama dan saling membantu dalam memahami materi yang ditugaskan, sehingga peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan tanggung jawab. Berdasarkan penelitian,
(20)
4
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran kooperatif dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan mengajarkan berbagai mata pelajaran (Slavin, 2005a).
Pembelajaran menggunakan strategi kooperatif dapat meningkatkan kompetensi sosial peserta didik, kemampuan peserta didik untuk berkolaborasi dengan peserta didik lain, dan peserta didik tersebut dapat meningkatkan kemampuan interaksi atau komunikasi antar peserta didik (Karacop dan Doymus, 2012). Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model dimana peserta didik bekerjasama dalam kelompok kecil untuk saling membantu dan berinteraksi dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang menekankan terhadap interaksi antar peserta didik adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.
Pada pembelajaran Jigsaw II, semua anggota kelompok bertanggungjawab menjelaskan bagian materi yang dipelajarinya, sehingga semua anggota adalah pemimpin. Jigsaw II dipilih karena model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II memiliki keunggulan dibandingkan dengan Jigsaw orisinal yaitu pada pembagian materi yang harus dibaca peserta didik sebelum pembelajaran. Pada pembelajaran Jigsaw II semua peserta didik membaca materi secara keseluruhan, sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami semua konsep materi yang dipelajari dibandingkan dengan Jigsaw orisinal. Pembelajaran Jigsaw orisinal, peserta didik hanya membaca topik yang menjadi tanggungjawab mereka tanpa membaca materi pelajaran keseluruhan (Slavin, 2005a).
Materi pelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah sistem koloid karena berdasarkan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai yaitu: (1) menunjukkan perilaku ilmiah (sikap kreatif, damai, toleran, bekerjasama, komunikatif, responsif, proaktif, dan disiplin) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari, (2) menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya, dan (3) mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid. Ketiga kompetensi dasar ini menuntut peserta didik untuk saling bekerjasama dalam menguasai materi pelajaran sehingga cocok jika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif
(21)
5
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tipe Jigsaw II. Oleh sebab itu, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat melatih peserta didik bertanggung jawab terhadap materi yang menjadi topik mereka dan bekerjasama dalam memecahkan masalah yang diberikan pada saat pembelajaran.
Analisis konsep merupakan suatu prosedur untuk menentukan konsep dan bertujuan mencari strategi yang cocok untuk mengajarkannya kepada peserta didik (Herron, 2007). Berdasarkan analisis konsep, jenis konsep pada materi sistem koloid banyak terdapat konsep yang atribut kritisnya abstrak tetapi contohnya konkrit. Jenis konsep seperti ini akan menyebabkan peserta didik menghafal materi sistem koloid tanpa memahami materi tersebut, sehingga akan menimbulkan kecemasan ketika peserta didik lupa materi yang telah mereka hafal pada saat ujian. Sistem koloid banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti kosmetik, namun berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pendidik kurang mengaitkan materi sistem koloid dengan kehidupan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyu (2010) bahwa kecenderungan pembelajaran kimia di sekolah bergantung pada buku teks dan metode yang digunakan menitikberatkan pada proses menghafal daripada memahami konsep. Peserta didik yang menghafal materi sistem koloid tanpa membangun konsep mengakibatkan peserta didik tidak paham terhadap konsep materi sistem koloid. Menurut Arifin, dkk (2005), melalui belajar hafalan umumnya peserta didik tidak mengerti apa yang mereka pelajari.
Beberapa penelitian telah mengkaji pengaruh model kooperatif terhadap efikasi diri dan kecemasan peserta didik. Hasil penelitian Darnon, Buchs, dan Desbar (2012) menyatakan bahwa model kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan efikasi diri peserta didik. Penelitian Oludipe dan Awokoy (2010) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat mengurangi kecemasan peserta didik belajar kimia dibandingkan dengan kelas konvensional. Penelitian yang mengkaji penguasaan konsep, efikasi diri, dan kecemasan peserta didik pada satu proses pembelajaran belum dilakukan. Oleh sebab itu, penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi penguasaan konsep, efikasi diri, dan kecemasan peserta didik pada proses pembelajaran dengan
(22)
6
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II. Adapun judul penelitian ini adalah
“Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap efikasi diri,
kecemasan, dan penguasaan konsep peserta didik SMA kelas XI pada materi sistem koloid”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah:
(1) Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran terhadap proses sehingga menuntut peserta didik untuk belajar aktif. Untuk mengaktifkan peserta didik di kelas dibutuhkan suatu metode atau model yang menitikberatkan pada interaksi peserta didik. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II mewadahi interaksi antar peserta didik dan dianggap berpengaruh terhadap efikasi diri peserta didik.
(2) Berdasarkan studi pendahuluan salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik kurang aktif di kelas adalah rendahnya efikasi diri peserta didik. Peserta didik yang memiliki efikasi diri yang rendah merasa cemas ketika diminta mengerjakan soal di depan kelas dan tidak yakin dengan jawabannya sendiri. Di samping itu, peserta didik yang memiliki efikasi diri yang rendah akan mudah menyerah dan mengeluh jika mendapatkan pelajaran yang menurut mereka sulit.
C. Perumusan Masalah Penelitian
Sesuai dengan paparan di atas dapat dirumuskan masalah penelitian adalah
“Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap efikasi diri, kecemasan, dan penguasaan konsep peserta didik SMA kelas XI pada materi sistem koloid?” Untuk mempermudah pengkajian terhadap masalah yang akan diteliti, maka rumusan masalah di atas dirinci menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:
(1) Bagaimanakah perbedaan peningkatan efikasi diri peserta didik SMA kelas XI yang memperoleh pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw II dengan pembelajaran diskusi kelompok?
(23)
7
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2) Bagaimanakah perbedaan penurunan kecemasan peserta didik SMA kelas XI yang memperoleh pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw II dengan pembelajaran diskusi kelompok?
(3) Bagaimanakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep peserta didik SMA kelas XI yang memperoleh pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw II dengan pembelajaran diskusi kelompok?
(4) Bagaimanakah tanggapan pendidik dan peserta didik SMA kelas XI terhadap pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II?
D. Pembatasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dari penelitian ini adalah:
(1) Penelitian dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II , sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran diskusi kelompok. (2) Pembagian materi koloid yang digunakan pada pembelajaran model
kooperatif tipe Jigsaw II berdasarkan kesetaraan kesulitan materi. Kelompok pertama, ahli pada sub materi sifat-sifat koloid efek Tyndall, gerak Brown, dan dialisis. Kelompok kedua, ahli pada sub materi sifat-sifat koloid elektroforesis, koagulasi, dan adsorpsi. Kelompok ketiga, ahli pada sub materi pembuatan sistem koloid. Kelompok keempat, ahli pada sub materi penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari. Kelas kontrol menggunakan pembelajaran diskusi kelompok. Masing-masing peserta didik kelompok kontrol tidak diberikan tanggungjawab untuk menguasai sub materi sistem koloid, sehingga masing-masing peserta didik mempelajari semua topik sistem koloid.
(3) Penguasaan konsep dimulai dari jenjang C1 sampai C6. Dimensi proses
kognitif yang di ukur adalah sebagai berikut C1 (mengingat), C2 (memahami),
C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6
(mencipta). Penilaian penguasaan konsep jenjang C1 sampai C4 merupakan
penilaian individu, sedangkan penilaian penguasaan konsep jenjang C5 dan C6
(24)
8
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(4) Kecemasan peserta didik diukur berdasarkan tiga aspek, yaitu kecemasan peserta didik saat pembelajaran kimia, kecemasan peserta didik saat ujian kimia, dan kecemasan peserta didik saat menangani zat kimia.
(5) Efikasi diri peserta didik diukur berdasarkan tiga aspek, yaitu kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor, dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dampak model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap penguasaan konsep, efikasi diri, dan kecemasan peserta didik serta membandingkannya dengan pembelajaran diskusi kelompok.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Bagi peserta didik, untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan efikasi diri peserta didik pada proses pembelajaran kimia yang selama ini dianggap sulit dipahami serta dapat meningkatkan penguasaan konsep kimia peserta didik.
(2) Bagi pendidik, memberikan alternatif suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan efikasi diri dan mengurangi kecemasan peserta didik belajar kimia sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang aktif.
(3) Peneliti lain, dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran yang dapat meningkatkan efikasi diri dan mengurangi kecemasan peserta didik belajar kimia.
(25)
35
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain
pretest-posttest, nonequivalent control group design. Pada penelitian kuasi
eksperimen, subyek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subyek seadanya. Pada penelitian ini digunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan kelas kontrol melakukan pembelajaran diskusi kelompok. Desain penelitian kuasi eksperimen yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Berdasarkan Gambar 3.1 kelas kontrol diberi tanda (-) karena diskusi kelompok merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas tersebut, sehingga dianggap tidak diberikan perlakuan terhadap kelas kontrol.
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Wiersma dan Jurs, 2009) Keterangan:
X : Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II O1, O3 : Tes awal
O2, O4 : Tes akhir
G1 : Kelompok eksperimen
G2 : Kelompok kontrol B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk diteliti (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas
G1 O1 X O2
G2 O3 - O4
(26)
36
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
XI IPA di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Padang. Pemilihan SMA ini didasarkan atas beberapa pertimbangan diantaranya, sekolah tersebut termasuk pada kluster kedua dan dibutuhkan suatu perlakuan.
Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik dari populasi yang telah ditentukan oleh peneliti. Teknik mengumpulan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti
jika peneliti mempunyai pertimbangan untuk tujuan tertentu. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah dua kelas yang memiliki kemampuan awal sama yaitu kelas XI IPA 1dan XI IPA 2. Alasan memilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol, yaitu: (1) kedua sampel memiliki kemampuan yang relatif sama, hal ini berdasarkan informasi pendidik bahwa kedua kelas merupakan kelas unggul di sekolah tersebut, (2) jumlah peserta didik hampir sama yaitu 39 dan 40 orang peserta didik, (3) jadwal belajar kimia di kedua kelas sama, dan (4) kedua kelas diajar oleh pendidik yang sama.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mendefinisikan istilah-istilah yang penting sebagai berikut:
1. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok beranggotakan 4-5 orang yang bekerjasama mengkonstruksi konsep dan menyelesaikan masalah (Suyatno, 2009).
2. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II merupakan pembelajaran yang membentuk kelompok asal kemudian membentuk ahli dan kembali ke kelompok asal. Setiap kelompok mendapatkan topik yang berbeda-beda. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang yang bekerjasama mengkontruksi konsep dan menyelesaikan masalah (Slavin, 2011b).
3. Pembelajaran diskusi kelompok merupakan pembelajaran yang membentuk kelompok. Salah satu anggota kelompok ditunjuk sebagai pemimpin diskusi
(27)
37
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi dalam mengerjakan tugas (Slavin, 2005a).
4. Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut ketika proses pembelajaran. Aspek kecemasan yang diamati (Eddy, 2000) adalah kecemasan belajar kimia, kecemasan ujian kimia, dan kecemasan menangani zat kimia.
5. Penguasaan konsep merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam memahami konsep setelah proses pembelajaran. Domain kognitif (Firman, 2013) untuk mengukur penguasaan konsep peserta didik terdiri dari enam tingkat yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3),
menganalisis (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6). Domain kognitif yang
diukur pada penelitian ini adalah C1 sampai dengan C6.
6. Efikasi diri merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan diri individu terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang dihadapinya sehingga dapat mengatasi rintangan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Indikator efikasi diri yang diukur (Uzuntiryaki dan Aydin, 2009) yaitu: (1) efikasi diri menjelaskan materi sistem koloid dan menghubungkannya dengan ilmu-ilmu lainnya (aspek kemampuan kognitif), (2) efikasi diri mengikuti kegiatan praktikum di laboratorium kimia (aspek kemampuan psikomotor), dan (3) efikasi diri menjelaskan suatu gejala atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan hari menggunakan konsep kimia (aspek aplikasi dalam kehidupan sehari- sehari-hari).
7. Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi (Ebbing dan Gammon, 2009). Koloid memiliki ukuran partikel 1 nm sampai 1000 nm.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes kemampuan kimia.
(28)
38
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Kuesioner kecemasan peserta didik.
4. Kuesioner efikasi diri. 5. Pedoman wawancara.
Selanjutnya penulis menguraikan secara rinci instrumen penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Tes Kemampuan Kimia
Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan konsep peserta didik. Tes ini diberikan pada awal dan akhir pelajaran kimia dengan bentuk soal pilihan ganda. Tes diberikan pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini disusun berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam kisi-kisi tes. Tes yang akan digunakan diuji validitas isi terlebih dahulu kepada 6 orang dosen kimia di Universitas Pendidikan Indonesia dan 2 orang pendidik kimia SMA. Tes direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh dosen dan pendidik, kemudian diuji cobakan. Tes ini diuji coba untuk mengetahui validitas butir soal dan nilai reliabilitas tes.
(a) Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan dari suatu tes. Suatu tes dikatakatan valid atau sahih apabila tes dapat mengukur apa yang hendak di ukur. Validitas yang diukur adalah:
(1) Validitas isi
Validitas isi adalah validitas dari alat ukur dari segi isi (content) materi pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut (Firman, 2013). Suatu tes memiliki validitas isi jika tes tersebut dapat mewakili keseluruhan materi pelajaran yang akan diukur. Cara untuk mencapai validitas isi yang diinginkan adalah dengan menyusun kisi-kisi tes dan menyesuaikannya dengan pedoman seperti kurikulum atau materi dari bahan ajar tersebut. Soal tes yang telah dirancang kemudian divalidasi oleh ahli kemudian di hitung nilai Lawshe CVR (content validity ratio) masing-masing butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
� = � − ( /2)
/2
(29)
39
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
CVR = Content Validity Ratio
ne = jumlah pakar yang mengatakan sesuai
N = jumlah pakar (2) Validitas item atau validitas butir soal
Validitas item dilakukan setelah dikonsultasikan dengan ahli, kemudian tes diujicobakan dan dianalisis setiap item soal. Suatu item tes dapat dikatakan memiliki validitas tinggi apabila memiliki kesesuaian dengan skor totalnya atau skor item memiliki korelasi positif dengan skor totalnya (Sudijono, 2007). Validitas item dapat dihitung menggunakan uji korelasi Pearson software IBM-SPSS 20 atau dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
r
pbi=
−Keterangan:
r pbi = koefisien korelasi point biserial
Mp = skor rata-rata hitung peserta didik yang menjawab betul.
Mt = skor rata-rata dari skor total
SDt = deviasi standar dari skor total
p = proporsi peserta didik menjawab benar item tersebut Q = proporsi peserta didik yang menjawab salah
(Sudijono, 2007) Pemberian interpretasi pada rpbi digunakan derajat kebebasan (db) dengan
rumus sebesar (N-2). Nilai derajat kebebasan yang diperoleh kemudian
dikonsultasikan dengan tabel nilai “r” product moment pada taraf signifikansi 5%. Jika rpbi > rt maka item tes tersebut valid. Jika menggunakan uji korelasi Pearson
IBM-SPSS 20, item tes dapat dikatakan valid jika nilai signifikansi sebesar (p) < α (0,05).
(b) Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar dan dapat dipercaya mengenai kemampuan seseorang (Firman, 2013). Hasil
(30)
40
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang-ulang terhadap subyek yang sama akan menunjukkan hasil yang tetap. Jadi tes dikatakan memiliki kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang stabil.
Untuk menentukan reliabilitas tes dapat digunakan IBM-SPSS 20 atau dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut.
r
1+2=
2. 12
1+ 12
Keterangan: (Firman, 2013)
r1+2 : reliabilitas tes keseluruhan
12 : koefisien korelasi antara belahan tes (korelasi antara skor pada soal bernomor genap dan soal-soal bernomor ganjil) Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 adalah rumus alpha (Arikunto, 2006).
r11 = ( −1) 1− � 2
�2
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
� 2 : jumlah varians butir
�2 : varians total
Jika menggunakan software IBM-SPSS 20, maka item tes dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.
c. Hasil Validasi Isi Soal Penguasaan Konsep Peserta Didik
Berdasarkan analisis lembar validasi oleh ahli yaitu 6 orang dosen kimia UPI dan 2 orang pendidik kimia SMA diperoleh skor CVR masing-masing item soal tes yang berjumlah 34 soal. Hasil CVR masing-masing item soal tes menunjukkan bahwa semua item tes valid dan dapat diujicobakan. Hasil CVR dapat dilihat pada Lampiran B.3.
(31)
41
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Hasil Uji Coba Soal Penguasaan Konsep Peserta Didik
Soal yang telah valid secara konten kemudian diujicobakan untuk menguji validitas item tes. Soal diujicobakan kepada peserta didik yang berjumlah sebanyak 68 orang peserta didik. Hasil uji coba soal penguasaan konsep peserta didik menunjukkan beberapa item tes memiliki nilai signifikansi sebesar (p) > 0,05 sehingga item tes tersebut tidak valid. Item tes yang tidak valid adalah nomor 1, 2, 6, 11, 24, 27, dan 33. Jadi terdapat 7 item tes yang tidak valid, sehingga tersisa 27 item tes yang dinyatakan valid. Dengan beberapa pertimbangan soal yang digunakan pada penelitian ini untuk mengukur penguasaan konsep peserta didik berjumlah 25 item tes. Hasil uji coba soal penguasaan konsep peserta didik dapat dilihat pada Lampiran B.4.
2. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik
Lembar observasi diberikan kepada observer untuk memperoleh gambaran secara langsung aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Observer pada penelitian ini adalah penulis sendiri dan beberapa orang pendidik. Lembar observasi aktivitas peserta didik digunakan pada kedua kelas penelitian yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Kuesioner Kecemasan Peserta Didik
Kuesioner kecemasan peserta didik digunakan untuk mengukur kecemasan peserta didik. Kuesioner kecemasan yang digunakan di adaptasi dari kuesioner kecemasan kimia dikembangkan oleh Eddy (2000) mencakup tiga aspek yaitu kecemasan saat pembelajaran kimia, kecemasan saat ujian kimia, dan kecemasan menangani zat kimia. Skala yang digunakan pada kuesioner adalah rating-scale. Skala pada instrumen kecemasan peserta didik terdiri dari 4 skala dimana 1
menunjukkan “tidak ada kecemasan”, 2 menunjukkan “kecemasan sedikit rendah”, 3 menunjukkan “kecemasan sedikit tinggi”, dan 4 menunjukkan “kecemasan tinggi”. Kuesioner kecemasan peserta didik diterjemahkan dari kuesioner asli kemudian divalidasi oleh 2 orang ahli. Instrumen ini terlebih dahulu diberikan kepada peserta didik yang bukan merupakan sampel penelitian untuk menghitung nilai reliabilitas tes.
(32)
42
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Kuesioner Efikasi Diri
Kuesioner efikasi diri peserta didik di adaptasi dari kuesioner efikasi diri yang dikembangkan oleh Uzuntiryaki dan Aydin (2009). Aspek efikasi diri yang diukur pada penelitian ini adalah aspek kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor, dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan afektif pada kuesioner ini lebih spesifik pada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kuesioner efikasi diri diterjemahkan dan disesuaikan dengan penelitian. Aspek kemampuan kognitif yang digunakan pada penelitian ini menyesuaikan dengan materi sistem koloid, sedangkan kemampuan psikomotor dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari hanya kesesuaian bahasa karena pertanyaan pada kuesioner asli telah sesuai dengan tujuan penelitian. Kuesioner efikasi diri digunakan untuk mengukur keyakinan peserta didik terhadap kemampuannya melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu persoalan. Kuesioner efikasi diri divalidasi oleh 2 orang ahli. Hasil revisi kuesioner kemudian diujicobakan kepada peserta didik yang bukan merupakan sampel penelitian untuk menghitung nilai reliabilitas tes.
5. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik dan pendidik mengenai pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan mendapatkan informasi tambahan yang mendukung data kuesioner dan observasi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara secara terstruktur, yaitu peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Wawancara dalam penelitian ini berisi pertanyaan singkat yang harus dijawab langsung oleh beberapa orang peserta didik dan pendidik.
E. Prosedur Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka diperlukan alur penelitian. Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi beberapa tahap seperti pada Gambar 3.2.
(33)
43
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian
Studi Pendahuluan Aktivitas Pembelajaran Kimia SMA
Studi Pustaka Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II melalui Jurnal, Buku, dan
Laporan Penelitian Analisis Materi
Koloid SMA Kelas XI
Identifikasi Permasalahan Pembelajaran Kimia di SMA
Identifikasi Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
tipe Jigsaw II Analisis
Konsep Materi Koloid SMA
Kelas XI
Pembuatan Instrumen
Tes Tertulis Penyusunan RPP, Lembar Observasi, Kuesioner Efikasi Diri, Kuesioner Kecemasan
Peserta didik, Pedoman Wawancara Validasi Uji Coba Hasil Revisi Revisi Validasi Hasil Revisi Revisi
Pemberian Kuesioner Efikasi Diri, Kuesioner Kecemasan
PelaksanaanTes Awal
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II (Kelas Eksperimen)
Pembelajaran Diskusi Kelompok (Kelas Kontrol)
Pelaksanaan Tes Akhir
Pemberian Kuesioner Efikasi Diri, Kuesioner Kecemasan Peserta
didik Pelaksanaan
Wawancara
Pengolahan dan Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Penyelesaian -Peserta didik Pasif
-Efikasi Diri Peserta didik Rendah -Kecemasan Peserta didik Tinggi -Penguasaan konsep Peserta didik
Rendah
(34)
44
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan alur penelitian pada Gambar 3.2, pada dasarnya penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
1. Tahap Perencanaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain: a. Analisis aktivitas pembelajaran peserta didik SMA di kelas kimia. b. Analisis karakteristik pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.
c. Analisis materi pelajaran yang sesuai dengan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II.
d. Penyusunan rencana pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II dan model pembelajaran diskusi kelompok.
e. Merancang instrumen penelitian. f. Melakukan validasi instrumen. g. Merevisi/ memperbaiki instrumen. h. Melakukan uji coba instrumen penelitian. i. Melakukan uji reliabilitas instrumen.
j. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: a. Memberikan kuesioner efikasi diri dan kecemasan peserta didik. b. Pelaksanaan tes awal.
c. Pelaksanaan pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan model pembelajaran diskusi kelompok.
d. Melakukan observasi pada proses pembelajaran. e. Pelaksanaan tes akhir.
f. Memberikan kuesioner kepada seluruh peserta didik. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini ada dua yaitu kuesioner kecemasan peserta didik dan kuesioner efikasi diri peserta didik.
g. Melakukan wawancara terhadap perwakilan tiap kelompok peserta didik dan pendidik mengenai pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II.
(35)
45
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Penyelesaian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap penyelesaian antara lain: a. Mengolah data hasil penelitian.
b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan.
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan dua cara pengumpulan data yaitu: 1. Penelitian Lapangan
Data primer diperoleh dengan melakukan penelitian langsung ke sekolah. Data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut.
a. Untuk menjawab rumusan masalah 1 tentang perbedaan efikasi diri peserta didik yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dengan pembelajaran diskusi kelompok, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner efikasi diri peserta didik.
b. Untuk menjawab rumusan masalah 2 tentang perbedaan kecemasan peserta didik yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dengan pembelajaran diskusi kelompok, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner kecemasan peserta didik.
c. Untuk menjawab rumusan masalah 3 tentang perbedaan penguasaan konsep peserta didik yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dengan pembelajaran diskusi kelompok, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah hasil tes awal dan tes akhir penguasaan konsep peserta didik.
d. Untuk menjawab rumusan masalah 4 tentang tanggapan peserta didik dan pendidik mengenai pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw II, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara. 2. Penelitian Kepustakaan
Data sekunder diperoleh dengan mengkaji berbagai sumber pustaka, yakni buku, jurnal, artikel yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Data yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir penguasaan konsep peserta didik dianalisis secara statistik. Data kuesioner efikasi diri dan kuesioner
(36)
46
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kecemasan peserta didik dianalisis secara deskriptif dan statistik. Sedangkan data hasil observasi dan hasil wawancara mengenai tanggapan terhadap pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw II dianalisis secara deskriptif. Untuk pengolahan data penulis menggunakan bantuan program sofware IBM-SPSS 20 dan Microsoft
Excell 2007.
1. Analisis Data Penguasaan Konsep Peserta Didik
Domain kognitif C1 sampai C4 diukur dengan menggunakan soal
penguasaan konsep peserta didik berupa tes pilihan ganda, sedangkan domain kognitif C5 sampai C6 diukur pada saat peserta didik berdiskusi mengenai masalah
yang diajukan pada penelitian ini yaitu pembuatan sirup. Penilaian domain kognitif C5 dan C6 dilakukan ketika peserta didik mampu menciptakan suatu cara
membuat sirup dan mengevaluasi dampak dari pemakaian CMC (carboxymethyl
cellulose) pada sirup. Penilaian domain kognitif C5 dan C6 merupakan penilaian
kelompok, sedangkan domain kognitif C1 sampai C4 merupakan penilaian
individu.
Untuk mengetahui penguasaan konsep yang dimiliki peserta didik sebelum dan sesudah perlakuan, dilakukan pengolahan data hasil tes awal dan tes akhir. Skor N-Gain digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum analisis data yaitu melakukan penskoran setiap jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban. Selanjutnya dilakukan analisis data tes awal, tes akhir, dan skor N-Gain penguasaan konsep peserta didik.
a. Analisis Data Tes Awal Penguasaan Konsep Peserta Didik
(1) Menguji normalitas skor tes awal penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program IBM-SPSS 20 atau dengan menggunakan rumus. Uji normalitas menggunakan rumus Shapiro-Wilk sebagai berikut.
W =
=1 � �(�) 2=1 (��−�)2
(37)
47
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
W: Rata-rata
xi: Statistik tatanan (x(1), x(2), ...., x(n)
�: Konstanta mean, variance, dan covariance
Pengujian normalitas untuk jumlah data kurang dari 30 orang digunakan rumus liliefors. Pada penelitian ini pengujian normalitas data digunakan uji statistik Shapiro-Wilk pada program IBM-SPSS 20. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: data skor tes awal penguasaan konsep peserta didik berdistribusi normal
H1: data skor tes awal penguasaan konsep peserta didik tidak berdistribusi
normal
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut.
Jika nilai signifikansi sebesar (p) < α (0,05) maka H0 ditolak
Jika nilai signifikansi sebesar (p) > α (0,05) maka H0 diterima
(2) Menguji homogenitas skor tes awal penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel yang digunakan homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dapat digunakan IBM-SPSS 20 dan menggunakan rumus. Rumus untuk menguji homogenitas sampel penelitian adalah sebagai berikut. (Sugiyono, 2012)
F =
� � � �� � � � �
Harga Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang
(n-1) dan dk penyebut (n–1). Taraf kesalahan 5% digunakan untuk membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Kriteria yang digunakan adalah jika
Fhitung < Ftabel, maka varians homogen dan jika Fhitung > Ftabel, maka varians
tidak homogen. Jika data terdistribusi normal dan homogen maka langkah selanjutnya adalah menggunakan teknik parametrik yaitu uji t. Jika data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen maka langkah selanjutnya adalah menggunakan teknik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney U.
Pada penelitian ini digunakan software IBM-SPSS 20 untuk menguji homogenitas sampel. Hipotesis yang diuji adalah
(38)
48
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H0: kedua kelompok memiliki varians yang sama
H1: kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut.
Jika nilai signifikansi sebesar (p) > α (0,05) maka H0 diterima
Jika nilai signifikansi sebesar (p) < α (0,05) maka H0 ditolak
(3) Menguji perbedaan skor rata-rata tes awal penguasaan konsep peserta didik. Pengujian ini untuk menentukan kemampuan awal peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau berbeda. Hipotesis yang digunakan untuk menentukan kemampuan awal peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau berbeda adalah
H0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor rata-rata tes awal
penguasaan konsep peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen H1: terdapat perbedaan yang signifikan skor rata-rata tes awal penguasaan
konsep peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen
Uji hipotesis dapat menggunakan program IBM-SPSS 20 atau rumus. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
t
=
� 1−� 2 ( 1)21 +
( 2)2
2 −2
1 1
2 2
(Sugiyono, 2012) Keterangan:
n = jumlah sampel
�1 = rata-rata sampel ke 1
�2 = rata-rata sampel ke 2 1 = varians sampel ke 1 2 = varians sampel ke 2
r = korelasi
thitung dibandingkan dengan ttabel dengan dk = n1+ n2– 2, taraf kesalahan 5 %.
Pada pengujian t berlaku ketentuan bahwa, jika thitung lebih kecil atau sama
dengan ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan kriteria pengujian
(39)
49
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jika nilai signifikansi sebesar (p) > α (0,025) maka H0 diterima
Jika nilai signifikansi sebesar (p) < α (0,025) maka H0 ditolak
b. Analisis Data Tes Akhir Penguasaan Konsep Peserta Didik
(1) Menguji normalitas skor tes akhir penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program IBM-SPSS 20 atau menggunakan rumus. Hipotesis yang digunakan adalah
H0: data skor tes akhir penguasaan konsep peserta didik berdistribusi normal
H1: data skor tes akhir penguasaan konsep peserta didik tidak berdistribusi
normal
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut.
Jika nilai signifikansi sebesar (p) < α (0,05) maka H0 ditolak
Jika nilai signifikansi sebesar (p) > α (0,05) maka H0 diterima
(2) Menguji homogenitas skor tes akhir penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data skor akhir penguasaan konsep peserta didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dapat digunakan program IBM-SPSS 20 atau dengan menggunakan rumus. Hipotesis yang diajukan untuk menguji homogenitas adalah
H0: kedua kelas memiliki varians yang sama
H1: kedua kelas memiliki varians yang tidak sama
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut.
Jika nilai signifikansi sebesar (p) < α (0,05) maka H0 ditolak
Jika nilai signifikansi sebesar (p) > α (0,05) maka H0 diterima
(3) Menguji perbedaan skor rata-rata tes akhir penguasaan konsep peserta didik. Pengujian ini untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan tes akhir penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian skor tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol mengindikasikan bahwa ada atau tidak pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap penguasaan konsep peserta didik. Jika terdapat perbedaan maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen
(1)
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan peningkatan efikasi diri peserta didik yang signifikan (α = 0,025) pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dengan pembelajaran diskusi kelompok. Peningkatan efikasi diri peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran diskusi kelompok. Skor rata-rata N-Gain efikasi diri peserta didik kelas eksperimen sebesar 0,61 (kategori sedang) dan kelas kontrol sebesar 0,41 (kategori sedang).
2. Terdapat perbedaan penurunan kecemasan peserta didik yang signifikan (α = 0,025) pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dengan pembelajaran diskusi kelompok. Penurunan kecemasan peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran diskusi kelompok. Skor rata-rata N-Gain kecemasan peserta didik kelas eksperimen sebesar 0,45 (kategori sedang) dan kelas kontrol sebesar 0,36 (kategori sedang).
3. Terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep peserta didik yang signifikan (α = 0,025) pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dengan pembelajaran diskusi kelompok. Peningkatan penguasaan konsep peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran diskusi kelompok. Skor rata-rata N-Gain penguasaan konsep peserta didik kelas eksperimen sebesar 0,60 (kategori sedang) dan kelas kontrol sebesar 0,49 (kategori sedang).
(2)
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
4. Berdasarkan tanggapan peserta didik dan pendidik, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II menarik dan sangat cocok digunakan pada materi kimia yang banyak terdapat jenis konsep abstrak dengan contoh konkrit seperti sistem koloid. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II membantu peserta didik memahami materi dan dapat meningkatkan efikasi diri peserta didik. B. Saran
Beberapa saran dan rekomendasi yang dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk diskusi dan dibutuhkan perencanaan pendidik yang matang, sehingga pendidik harus menambahkan alokasi waktu jika akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.
2. Pembagian materi disarankan tidak terlalu luas agar peserta didik fokus memahami materi dan mengajarkannya pada teman kelompok lainnya.
3. Penelitian mengenai efikasi diri peserta didik pada materi sistem koloid “tidak
selalu” menimbulkan kecemasan, sehingga untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya diteliti terlebih dahulu materi kimia yang menimbulkan kecemasan pada peserta didik.
4. Penelitian selanjutnya sebaiknya kemampuan peserta didik dikelompokan menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah agar diperoleh informasi yang lebih detail.
(3)
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (1987) Mengajarkan IPA dengan menggunakan metode “discovery
dan inquiry”bagian 1. Jakarta: Depdikbud.
Anderson, L.W. dkk. (2001) A taxonomi for learning, teaching, and assising: A revision of Blooms Taxonomi of Educational objectives. NY: Addision Wesley Longman Inc.
Arifin, M. dkk. (2005) Strategi belajar mengajar kimia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Arikunto, S. (2006) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, edisi revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta
Atkinson, R. L., Atkinson, R.C., dan Hilgard, E.R. (1996) Pengantar psikologi. Jakarta: Erlangga.
Auliya, R.N. (2013) Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CRH (Course, Review, Hurray) terhadap kemampuan pemahaman matematis dan kecemasan matematika siswa SMP. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Azizah, Z. (2014) Laporan studi pendahuluan. Bandung: Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Tidak diterbitkan.
Bandura, A. (1993a) Perceived self-efficacy in cognitive development and functioning. Educational Psychologist. 28 (2), hlm 117-148.
Bandura, A. (1997b) Self efficacy the exercise of control. New York: W. H Freeman and Company.
Baron, R.A. dan Byrne, P. (1994) Social psychology: Understanding human interaction. Boston: Allyn dan Bacon Inc.
Berkowitz, M. W. (2002) The science of character education. Dalam Damon (penyunting) Bringing in a new era in character education. USA: Hoover Press.
Brown, T.L., Lemay, H.E., dan Bursten, B.E. (1997) Chemistry the central science seventh edition. Prentice-Hall,Inc.
Cagatay,G., dan Demircioglu, G. (2013) The effect of jigsaw-I cooperative learning technique on students understanding about basic organic chemistry
concepts”. The International Journal of Educational Researchers. 4 (2), hlm. 30-37.
(4)
Dahar. R. W. (1996) Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.
Darnon,C., Buchs, C., dan Desbar, D. (2012) The jigsaw technique and self
efficacy of vocational training students: A practice report”. European Journal of Psychology of Education. 27 (3), hlm. 439-449.
Ebbing, D. D. dan Gammon, S. D. (2009) General chemistry. Edisi sembilan. Boston: Houghton Mifflin Company.
Eddy, R. M. (2000) Chemophobia in the college classroom: extent, sources, and student characteristics: Journal of Chemical Education. 77 (4), hlm 514-517.
Feist, J. dan Feist, G.J. (2002) Theories of personality. Edisi lima. Boston: McGraw Hill.
Firman, H. (2013) Evaluasi pembelajaran kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia.
Hake, R. R. (1999) Analyzing change/ gain scores. AERA-D-American
Educational Research Association’s Division, Measurment and Research
Methodology: Dept. Of Physics Indiana University.
Hasibuan, J. J. dan Moedjiono. (1993) Proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Herron, J.D. dkk. (1977) Problems associated with concept analysis. Journal of Science Education. 61 (2), hlm 185-199.
Hill, J.W. dan Petrucci, R.H. (1999) General chemistry an integrated approach. Edisi kedua. Prentice-Hall, Inc.
Ibrahim, M. dkk. (2008) Pembelajaran kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Irham, M. dan Wiyani, N. A. (2013) Psikologi pendidikan, teori dan aplikasi dalam proses pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Isjoni. (2009) Cooperative learning: Mengembangkan kemampuan belajar berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Karacop, A. dan Doymus, K. (2012) Effects of jigsaw cooperative learning
and animation techniques on students’ understanding of chemical bonding
and their conceptions of the particulate nature of matter. Journal of Science Education Technology.
(5)
Zikra Azizah, 2014
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ii Terhadap Efikasi Diri, Kecemasan, Dan Penguasaan Konsep Peserta Didik Sma Kelas Xi Pada Materi Sistem Koloid
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan. Jakarta: Kemendikbud.
Khan, D. Y. (2010) Pendidikan karakter berbasis potensi diri, mendongkrak kualitas pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing.
King, G. B. dan Caldwell, W. E. (1963) College chemistry. Edisi Kedua. New York: American Book Company.
Kurbanoglu, N.I. dan Akim, A. (2010) The relationship between university
students’ chemistry laboratory anxiety, attitudes, and self-sfficacy belief. Australian Journal of Teacher Education. 35 (8), hlm. 48-59.
Lickona, T. (2013) Educating for character: Mendidik untuk membentuk karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Lonning, R.A. (1993) Effect of cooperative learning strategies on student verbal interactions and achievement during conceptual change instruction in 10th grade general science. Journal of Research in Science Teaching. 30 (9), hlm 1087-1101.
Mallow, J.V. (2006) Science anxiety: Research and action. National Science Teachers Association.
Mehizadeh, S., Nojabaee, S.S., dan Asgari, M. H. (2013) The effect of cooperative learning on math anxiety, help seeking behavior. Journal of Basic and Applied Scientific Research. 3 (3), hlm. 1185-1190.
Oludipe, D. dan Awokoy, J.O. (2010) Effect of cooperative learning teaching
strategy on the reduction of students’ anxiety for learning chemistry”. Journal of Turkish Science Education. 7 (1), hlm. 30-36.
Ormrod, J. E. (2008) Psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh dan berkembang (A.Kumara, Trans). Jakarta : Erlangga.
Purwanto, N. (2004) Psikologi pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Scarlett, A. J. (1956) College chemistry. New York : Henry Holt and Company.
Slavin, R. E. (2005a) Cooperative learning, teori, riset, dan praktik (N. Yusron, Trans.). Bandung: Nusa Media
Slavin, R. E. (2011b) Psikologi pendidikan, teori dan praktek. Edisi Kesembilan. Jakarta: PT. Indeks.
Sorum, C. H. (1963) General chemistry, second edition. United States of America: Prentice-Hall,Inc.
(6)
Sudijono, A. (2007) Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2012) Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suyatno. (2009) Menjelajah pembelajaran inovatif. Sidoarjo: PT Masmedia Buana Pustaka.
Tenaw, Y. A. (2013) Relationship between self-efficacy, academic achievement and gender in analytical chemistry at debree markos college of teacher education. AJCE. 3 (1), hlm. 3-28.
Uyanto, S. (2009). Pedoman analisis dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Uzuntiryaki, E., dan Aydin, Y. C. (2009) Development and validation of chemistry self-efficacy scale for college students. Res Sci Edu. 39, hlm 539-551.
Wahyu, W. (2010) Pengembangan model pembekalan kemampuan generik kimia bagi calon guru melalui perkuliahan kimia dasar. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Widiatmojo, B. (2004) Peranan pola asuh orangtua dan bimbingan belajar terhadap self efficacy dan prestasi belajar siswa. Jurnal Ilmu Dakwah. 10 (2), hlm. 18
Wiersma, W. dan Jurs, G.S. (2009) Research methods in education (an introduction). Pearson: Boston.
Wilson, F.R., Pan, W., dan Schumsky, D.A. (2012) Recalculation of the
critical value for lawshe’s content validity ratio. Measurement and Evaluation in Counseling and Development. 45 (3), hlm 197- 210.
Woldeamanuel, M., Atagana, H., dan Engida, T. (2013) Students anxiety towards the learning of chemistry in some ethiopian universities. AJCE. 3 (2), hlm 28-38.