EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI : Penelitian Eksperimen Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tingkat II Tahun Ajaran 2012/2013).

(1)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

(Penelitian Eksperimen Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tingkat II Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Master Pendididkan Bahasa Jepang

OLEH:

AYU AMANDA, S.pd 1103448

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

(Penelitian Eksperimen Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tingkat II Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Ayu Amanda

S.Pd UPI Bandung 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Ayu Amanda 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini todak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian. Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lembar Pengesahan Pembimbing I

Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed NIP.195201281982031002

Pembimbing 2

Dr. Nandang Rahmat, M.A NIP.195706251983031002

Ketua Program Studi Bahasa Jepang

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed NIP.195201281982031002


(4)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

(Penelitian Eksperimen Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tingkat II Tahun Ajaran

2012/2013)

Ayu Amanda 1103448

ABSTRAK

Dalam pembelajaran bahasa Jepang, peristiwa menyimak yang disertai dengan pemahaman dari bahan simakan ini lah yang merupakan salah satu aspek keterampilan dalam berbahasa jepang (choukai). Akan tetapi untuk menyimak lalu dapat menangkap dan memahami pesan dalam bahasa Jepang tidaklah mudah. Pada pembelajaran menyimak/choukai dalam bahasa Jepang, pembelajar diharuskan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak dapat memahami secara mendalam. Maka dari itu, untuk dapat mencapai tujuan menyimak yang efektif dibutuhkanlah strategi pembelajaran. penulis mencoba membuat teknik story retelling dengan menggunakan media film, sebagai metode untuk mencapai tujuan pembelajaran menyimak dalam bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia.

Design eksperimen yang dipakai adalah pretest posttest with control group design. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa kelas B tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013 yang berjumlah 34 orang. Sampel dibagi kedalam 2 kelas, yaitu 16 orang kelas kontrol dan 18 orang kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, angket dan observasi.

Dari hasil analisis data, peningkatan nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen sebesar 38,8%, sedangkan pada kelas kontrol tidak mengalami perubahan. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan menyimak mahasiswa pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan peningkatan nilai rata-rata di kelas kontrol. nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel yaitu 2,18 > 2,04 untuk taraf

signifikansi 5%, maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Sedangkan pada taraf signifikansi 1% nilai t hitung lebih kecil dari pada nilai t tabel yaitu 2,18 < 2,75 maka

hipotesis nol (Ho) diterima.


(5)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI


(6)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Hipotesis Penelitian ... 8

1.6Metodologi Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 12

2.1 Menyimak ... 12

2.2Story Retelling ... 24

2.3Media Pembelajaran Film dalam Story Retelling ...` 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Variable Penelitian ... 41

3.3 Hipotesis Penelitian ... 41

3.4 Populasi dan Sampel ... 42

3.5 Instrumen Penelitian ... 42

3.6 Validitas Data Penelitian ... 44


(7)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.8 Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Profil Pembelajaran ... 52

4.2 Profil Media Pembelajaran ... 67

4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam ilmu bahasa kita mengenal empat keterampilan berbahasa (language skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, penulis tertarik meneliti mengenai keterampilan menyimak, karena pada proses pemerolehan keterampilan berbahasa urutan awalnya, ketika kita kecil adalah belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, setelah itu membaca lalu menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari disekolah (Tarigan: 2008).

Paul T.Rankin (1926) menyatakan bahwa 42% waktu penggunaa bahasa tertuju pada menyimak. pada tahun 1950 Miriam E. Wilt menyatakan bhwa jumlah waktu yang dipergunakan oleh anak-anak untuk menyimak di kelas-kelas sekolah dasar kira-kira 1-2 jam sehari. Tetapi pada kenyataanya tetap mengabaikan bagaimana cara yang terbaik untuk pengajaran menyimak, dan lebih terpaku pada

asumsi “menyimak merupakan kemampuan alamiah belaka” dan akan sulit untuk

melatihnya secara intensif. Ternyata faktanya Caffrey dalam Tarigan (2008) menyatakan bahwa latihan dalam menyimak akan mengakibatkan pengembangan


(9)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan peningkatan pada keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya, termasuk keterampilan menyimak.

Pengertian menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran (Tarigan; 1991). Menyimak berbeda dengan mendengar. Seperti dikemukakan oleh Tarigan (1994), pada kegiatan mendengar, memiliki unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti oleh unsur pemahaman. Sedangkan pada kegiatan menyimak memiliki unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman yang merupakan unsur utama dalam peristiwa menyimak. Kegiatan menyimak juga mencakup kegiatan mendengar, mendengarkan, dan memahami bahan yang disimak. Karena dalam menyimak tujuan utamanya adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahan simakan.

Dalam pembelajaran bahasa Jepang, peristiwa menyimak yang disertai dengan pemahaman dari bahan simakan ini lah yang merupakan salah satu aspek keterampilan dalam berbahasa jepang (choukai). Akan tetapi untuk menyimak lalu dapat menangkap dan memahami pesan dalam bahasa Jepang tidaklah mudah. Pada pembelajaran menyimak/choukai dalam bahasa Jepang, pembelajar diharuskan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak dapat memahami secara mendalam. Karena menurut Tarigan (2008) dalam proses menyimak, kesatuan pemahaman lebih tertuju pada frase, kalimat atau paragraf ketimbang pada kata tunggal itu sendiri (kosakata).


(10)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada kenyataannya, kesulitan menyimak dialami oleh pembelajar bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia, yang masih kurang memahami strategi pembelajaran menyimak yang baik, memahami langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyimak, dan bahan simakkan yang berguna bagi pembelajar dalam meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Jepang. Karena keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih kemampuan berpikir (Dawson, et all: 1963).

Suryanti, Yanti (2002) melakukan penelitian tindakan kelas mengenai penyebab pembelajar bahasa Inggris mengalami kesulitan menyimak di kelas. Penelitian ini dilakukan pada pembelajar bahasa Inggris di STKIP bale Bandung yang dalam uraian hasil penelitiannya menyatakan bahwa dari 55 orang pembelajar bahasa Inggris 38 orang (70%) pembelajarnya mengalami kesulitan dalam keterampilan menyimak (listening skills). Dalam hal ini dapat disimpulkan, walaupun menyimak merupakan kemampuan alamiah seseorang, tetapi pada hakikatnya menyimak dalam bahasa asing tetap akan dirasa memiliki kesulitan yang lebih dibandingkan ketika menyimak dalam bahasa Ibu.

Maka dari itu, untuk dapat mencapai tujuan menyimak yang efektif dibutuhkanlah strategi pembelajaran. Dick and Carey dalam (Sanjaya, Wina: 2010) mengatakan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran haruslah didukung oleh metode pembelajaran pada proses pelaksanaanya.


(11)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mengacu pada pendapat diatas, penulis mencoba membuat teknik story retelling dengan menggunakan media film, sebagai metode untuk mencapai tujuan pembelajaran menyimak dalam bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia. Seperti dijelaskan oleh Anderson dalam Tarigan (2008) bahwa menyimak dan membaca berhubungan erat sebagai alat untuk menerima komunikasi (input), sedangkan berbicara dan menulis berhubungan erat dalam hal mengekspresikan makna (output). Menyimak akan dijadikan input kepada pembelajar bahasa jepang dan output nya berupa lisan atau tulisan.

Pengertian story retelling itu sendiri adalah “a strategy in which a student retells or write the action of a story in his or own word. Story retelling can take many forms and be used for different purposes, such as recalling the sequence of

event or summarizing the story.” (http//id.m.termiwiki.com/EN:retelling). Dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah story retelling adalah sebuah strategi dimana pembelajar menceritakan kembali isi cerita atau menuliskannya dengan bahasa sendiri. Story retelling dapat digunakan dalam berbagai bentuk dan tujuan tertentu, seperti mengunakan urutan cerita atau merangkum isi cerita. (translator: Ayu Amanda). Media film dipilih penulis dengan alasan “menonton filem adalah salah satu kegiatan yang akan turut mempertinggi daya simak

pembelajar”. (Tarigan: 2008).

Beberapa penelitian mengenai teknik story retelling yang pernah dilakukan oleh Morrow (1986), Pelegrini & Galad (1982) menggunakan strategi story retelling dalam pembelajaran listening di taman kanak-kanak dan hasilnya dapat meningkatkan kemampuan pembelajar dalam berbicara dengan baik, benar dan


(12)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

logis, khususnya ketika menceritakan kembali bahan simakan. Lalu French (1988) menggunakan story retelling sebagai acuan dasar dalam mengajar pembelajaran bahasa selama 8 tahun di sekolah dasar dan hasilnya dapat meningkatkan kemampuan berbahasa terhadap pembelajar sekolah dasar tersebut. Kemudia Lin (2010) melakukan penelitian mengenai efektifitas teknik retelling di kelas reading pada 126 pembelajar China di universitas Taiwan. Penelitian ini dibagi kedalam 2 kelas, yaitu 65 kelas eksperimen dan 61 kelas Kontrol. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kelas eksperimen dapat lulus test EFL/ESL , dan dapat meningkatkan kemampuan membaca arti dari keseluruhan teks yang diberikan, dibandingkan dengan kelas Kontrol yang tidak menggunakan teknik story retelling. Oleh karena itu, teknik story retelling penulis pilih sebagai salah satu strategi pembelajaran yang akan diaplikasikan pada pembelajaran menyimak di Universitas Pendidikan Indonesia pada pembelajaran choukai.

Berdasarkan uraian diatas, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian menggunakan teknik story retelling pada pembelajaran choukai untuk meningkatkan kemampuan menyimak dalam bahasa Jepang, dengan judul

Efektifitas Teknik Story retelling dalam Meningkatkan Kemampuan Choukai (Penelitian Eksperimen Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tingkat II Tahun Ajaran 2012/2013)”.

1.2Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Peneliti merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, adalah sebagai berikut:


(13)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Kemampuan menyimak pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI sebelum dan sesudah menggunakan teknik story retelling.

2. Adakah perbedaan kemampuan menyimak pembelajar bahasa jepang tingkat II UPI yang menggunakan teknik story retelling dengan yang tidak menggunakan teknik story retelling.

3. Bagaimana respon atau sikap mahasiswa terhadap pembelajaran choukai menggunakan teknik story retelling.

Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu, penelitian ini hanya meneliti penggunaan teknik story retelling dengan media dorama pada pembelajaran choukai.

1.3Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Kemampuan menyimak pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI sebelum dan sesudah menggunakan teknik story retelling.

2. Perbedaan kemampuan menyimak pembelajar bahasa jepang tingkat II UPI yang menggunakan teknik story retelling dengan yang tidak menggunakan teknik story retelling.

3. Hasil kajian mengenai respon atau sikap pembelajar bahasa jepang tingkat II UPI terhadap pembelajaran choukai menggunakan teknik story retelling.


(14)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.4Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis, yakni dapat menjadi referensi dalam perkembangan penelitian dan pendidikan bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia, khususnya dalam menemukan alternatif strategi pengajaran yang efektif, variatif dan inovatif.

2. Manfaat praktis yakni:

a. Bagi mahasiswa teknik story retelling ini dapat dijadikan sebagai strategi untuk mempermudah pembelajaran menyimak dalam bahasa Jepang. b. Bagi pengajar, diharapkan teknik story retelling ini dapat dijadikan suatu

alternatif strategi pengajaran yang dapat meningkatkan efektifitas dalam hasil pembelajaran choukai.

c. Bagi lembaga pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pengayaan dalam membuat rancangan pembelajaran bahasa Jepang.

1.5Hipotesis Penelitian

Untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini, penulis membuat hipotesa berdasarkan pertanyaan pada rumusan masalah, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) berarti: Kemampuan menyimak berbahasa


(15)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jepang mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013 setelah diterapkan Teknik Story retelling tidak meningkat dan pengajaran choukai chuukyuu dengan menggunakan Teknik Story retelling tidak efektif dibandingkan dengan yang tidak menggunakan Teknik Story retelling.

1.6Metododologi Penelitian

1.6.1.1 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Dalam penelitian ini subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelompok dengan pembelajaran menggunakan story retelling, sementara kelompok kontrol adalah kelompok dengan pembelajaran yang tidak menggunakan story retelling.

Pada kedua kelompok tersebut akan diberikan pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan untuk mengukur kemampuan menyimak/choukai awal pembelajar. Sementara post-test dilakukan untuk mengetahui hasil dari penerapan story retelling serta mengetahui perbedaan hasil pada kelompok yang tidak menggunakan story retelling.


(16)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tingkat II. Dari populasi tersebut diambil sampel secara selektif sebanyak 20 mahasiswa yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen sebanyak 10 mahasiswa dan kelompok kontrol sebanyak 10 mahasiswa. Kelompok eksperimen adalah kelompok mahasiswa yang menggunakan teknik story retelling pada pembelajaran choukai. Sementara kelompok kontrol adalah mahasiswa yang tidak menggunakan teknik story retelling pada pembelajaran choukai.

1.6.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah test dan angket. Test yang diberikan berupa pretest dan postes. Pretest diberikan untuk mengukur kemampuan awal mahasiswa tingkat II sebelum penelitian dilakukan. Sedangkan postes diberikan untuk mengukur kemampuan akhir mahasiswa tingkat II setelah penelitian dilakukan. Angket diberikan kepada mahasiswa tingkat II bertujuan untuk mengetahui respon atau tanggapan mahasiswa setelah menggunakan teknik story retelling pada pembelajaran choukai.

1.6.4 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai pendahuluan dengan subbab:


(17)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Hipotesis Penlitian. 1.6 Metode Penelitian. 1.7 Populasi dan Sample 1.8 Instrumen Penelitian 1.9 Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil kajian teoritis yang dianggap memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, dengan subbab:

2.1 Menyimak

2.2 Story retelling

2.3 Media Pembelajaran Film dalam Story retelling

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan mengenai:

3.1 Metode Penelitian 3.2 Desain Penelitian 3.3 Tahapan Penelitian


(18)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5 Instrumen Penelitian

3.6 Teknik Pengolahan Data

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan penarikan kesimpulan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Penulis akan menarik kesimpulan mengenai teknik story retelling dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.


(19)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimen murni atau true eksperimental. Penelitian eksperimental menurut Syamsuddin (2009) adalah merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk melihat kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, dengan memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi tersebut. Berdasarkan kutipan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh suatu perlakuan terhadap sampel yang dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur penelitian ilmiah.

Nana (2005) menjelaskan bahwa penelitian eksperimental merupakan penelitian untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain. Variabel yang akan diukur adalah penggunaan teknik story retelling (variabel bebas) dan pengaruhnya terhadap kemampuan menyimak pada mata kuliah choukai (variable terikat).

Penelitian eksperimental murni berbeda dengan penelitian lain sebab penelitian ini menggunakan kelompok kontrol sebagai data dasar (base line), yang tujuannya untuk membandingkan dan mencari korelasi antara sampel yang diberi


(20)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perlakuan khusus atau diberi tindakan. Kelompok yang diberi tindakan menggunakan teknik story retelling.

Design eksperimen yang dipakai adalah pretest posttest with control group design, dalam design ini, sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu sampel diberi pretest (test awal) pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal pembelajar, dan posttest (test akhir) diberikan diakhir pembelajaran, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan akhir pembelajar. Kelompok eksperimen pada penelitian ini, diberi perlakuan (X) yaitu pembelajaran choukai dengan teknik story retelling, sedangkan kelompok kontrol yaitu kelompok yang pembelajarannya tidak menggunakan teknik story retelling. Design penelitian menurut Sugiono (2008) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Design penelitian Pretest-posttest with Control Group

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan:

O1 = Pretest (test awal)

O2 = Posttest (Test akhir)


(21)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.2Variabel Penelitian

Dalam penelitian eksperimental, kita dapat meneliti pengaruh suatu variabel (variabel bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat), yaitu dengan cara memanipulasi kedua variabel tersebut (Sutedi, Dedi :2011). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel bebas : Penggunaan teknik story retelling

Variabel terikat : Kemampuan menyimak pada mata kuliah choukai II

3.3Hipotesis Penelitian

Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel sebab akibat (Arikunto, 2006). Hipotesis dapat dibagi kedalam 2 jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif (Ha), menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Gambaran kedua variabel itu adalah sebagai berikut:

2. Hipotesis Nol (Ho), sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yang diuji secara statistik.

Dalam penelitian ini digunakan hipotesis nol (Ho), jadi kemampuan menyimak berbahasa Jepang mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa


(22)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013 setelah diterapkan Teknik Story retelling tidak meningkat dan pengajaran choukai chuukyuu dengan menggunakan Teknik Story retelling tidak efektif dibandingkan dengan yang tidak menggunakan Teknik Story retelling.

3.4Populasi dan Sampel

Populasi yang dijadikan sebagai sumber data pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013. Sampel pada penelitian ini, diambil secara purposif. Teknik penyampelan ini digunakan atas pertimbangan penulis, karena jumlah responden yang terbatas. Dan yang menjadi sampel penelitian ini adalah mahasiswa kelas B tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013 yang berjumlah 34 orang. Sampel dibagi kedalam 2 kelas, yaitu 16 orang kelas kontrol dan 18 orang kelas eksperimen.

3.5Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, Dedi :2011). Instrument penelitian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian ini adalah sebagai berikut:


(23)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Instrumen Test

Test merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur keterampilan individu atau kelompok, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010). Alat ukur atau prosedur yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest (test awal) dan posttest (test akhir). Bentuk test yang digunakan adalah test subjektif (essay). Karena menurut Zainul dan Nasoetion (1996) test seperti itu dirancang untuk mengukur hasil belajar dimana unsur-unsur yang diperlukan untuk menjawab soal dicari, diciptakan dan disusun sendiri melaui kata-kata dan kalimat-kalimat, yang dalam perumusan jawabannya tersebut harus dilakukan dengan cara megekspresikan pikiran peserta test. Dengan demikian, tujuan dari test yang berbentuk essay pada penelitian ini adalah dirancang oleh penulis agar dapat mengukur kemampuan menyimak pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI.

a. Pretest

Test awal pada penelitian ini dilakukan sebelum melakukan penelitian (4 kali treatment), yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyimak awal pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI. Data pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diambil melaui hasil UTS, atas persetujuan dosen pengampu kelas B tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013 yang dijadikan sampel penelitian.


(24)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Postest

Test akhir pada penelitian ini dilakukan setelah melakukan penelitian (4 kali treatment), yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyimak akhir pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI, dan untuk mencari perubahan kemampuan pembelajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Posttest yang diberikan berbentuk essay.

2. Instrument Angket

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang didapatkan dari daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden (Faisal:1981). Berdasarkan kutipan tersebut, peneliti membuat beberapa pertanyaan tertulis yang disusun berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui respon atau sikap pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI terhadap pembelajaran choukai menggunakan teknik story retelling. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket terbuka, agar responden dapat dengan leluasa untuk memberikan jawaban dari setiap pertanyaan. Jumlah pertanyaan dalam angket tersebut sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan.


(25)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Definisi validitas menurut Nurgiantoro (1998) kesahihan tes mengacu pada pengertian apakah alat tersebut itu mempunyai kesejajaran (kesesuaian) dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan. Jenis validasi yang digunakan pada penelitian ini adalah expert judgement atau atas dasar persetujuan ahli dan pembimbing.

3.7Prosedur Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2013 dan dilakukan melaui 2 tahapan. Yaitu tahap persiapan pengumpulan penelitian, dan tahap pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah dari kedua tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

3.7.1 Persiapan Pengumpulan Data Penelitian

a. Menentukan sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol, dari satu kelas dibagi menjadi 2 kelas, 16 orang kelas kontrol dan 18 orang kelas eksperimen

b. Melakukan konsultasi dengan dosen pengampu kelas tersebut

c. Membuat SAP dan sekenario pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk 4 kali pertemuan

d. Membuat kisi-kisi instrumen, seperti: kisi-kisi pretest, posttest dan angket

e. Membuat powerpoint untuk pelaksanaan penelitian dan mempersiapkan beberapa soal untuk evaluasi pada setiap satu kali pertemuan


(26)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

f. Mempersiapkan dorama 日本人知らない日本語 yang akan dijadikan

media pembelajaran dengan menggunakan teknik story retelling, film ini peneliti bagi kedalam 4 scene, 1 scene penayangan berdurasi 15 menit

3.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Table 3.2

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Diberikan pretest (tes awal) pada pertemuan pertama.

Diberikan pretest (tes awal) pada pertemuan pertama.  Teknik story retelling, pertama-tama

dilakukan secara individu kemudian berkelompok. Hasil diskusi kelompok inilah yang akan dijadikan bahan pembelajar berstory retelling

Pembelajaran choukai dilakukan tanpa teknik story retelling.

 Pengajar memberikan kisi-kisi untuk mempermudah pembelajar dalam menyusun story retelling dengan memberikan soal-soal yang berkaitan dengan isi cerita.

 Pengajar tidak memberikan kisi-kisi pembelajaran.


(27)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Pengajar menayangkan film 日本人

知らない日本語 , dengan tahapan:

1. film ditayangkan tanpa di pause, selama 15 menit

2. film ditayangkan kedua kalinya dan setiap 5menit penayangan, akan di pause.

3. film ditayangkan tanpa di pause kembali

 Pengajar menayangkan film

“日本人知らない日本語

hanya 2 kali penayangan dan tanpa di pause.

Diberikan evaluasi disetiap 1 scene penayangan film

 Diberikan evaluasi disetiap pertemuan 2 scene

penayangan film  Diberikan posttest (tes akhir) dan

angket diakhir pembelajaran

Diberikan posttes (tes akhir) di akhir pembelajaran.

3.8Teknik Analisis Data

Data yang akan penulis analisis pada penelitian ini berasal dari data tes (pretest dan postest) dan data angket. Langkah - langkah analisis data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:


(28)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes baik itu pretest dan posttest, dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Membuat Tabel Persiapan

Tabel 3.3

Table Persiapan Perhitungan

No X Y x y x2 y2

Keterangan:

X : Skor kelas eksperimen Y : Skor kelas kontrol x : Deviasi skor X y : Deviasi skor Y x2 : Kuadrat deviasi x y2 : Kuadrat deviasi y

b. Mencari Mean Variabel X dan Variabel Y dengan Rumus Berikut:

Mx =

My =

Keterangan:

Mx : Mean kelas eksperimen

My : Mean kelas kontrol

N1 : Jumlah sampel kelas eksperimen


(29)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Mencari Standar deviasi dari Variabel X dan Variabel Y dengan

Rumus Berikut:

Sdx =

Sdy =

Keterangan :

Sdx : Standar deviasi kelas eksperimen

Sdy : Standar deviasi kelas kontrol

d. Mencari Standar Eror Mean dari Variabel X dan Variabel Y dengan

Rumus Berikut:

SEMx =

SEMy =

Keterangan :

SEMx : Standar eror mean kelas eksperimen

SEMy : Standar eror mean kelas control

e. Mencari Standar Eror Perbedaan Mean X dan Mean Y dengan Rumus

Berikut:

SEMxy =

f. Mencari Nilai t hitung dengan Rumus Berikut:

t

o

=


(30)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan:

to : Nilai thitung yang dicari

SEMx-y : Standar eror perbedaan mean x dan mean y

g. Menguji Kebenaran t hitung dan Menbandingkannya dengan t tabel dengan rumus:

db = ( N1 + N2 ) - 1

Sumber: Sudijono dalam Sutedi (2011)

3.8.2 Data Angket

Data yang diperoleh dari angket, dianalisa dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

Keterangan :

P : Persentase jawaban

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : Jumlah responden (sampel)

100% : Bilangan tetap

Kemudian dilakukan pengkriteriaan (Permana : 2001) sebagai berikut:

0% : Tak seorang pun

0% < P ≤ 25% : Sebagian kecil 25% < P < 50% : Hampir setengahnya


(31)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

P = 50% : Setengahnya

50% < P ≤ 75% : Sebagian besar 75% < P < 100% : Hampir seluruhnya P = 100% : Seluruhnya


(32)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis yang diuraikan penulis pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut:

Dari hasil analisis data pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013 sebelum menggunakan teknik story retelling di kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata pretest 68 dan nilai rata-rata posttest 75, maka kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan teknik story retelling adalah 7 angka. Hal ini dapat disimpulkan, Kemampuan menyimak pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013 kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah menggunakan teknik story retelling.

Jika ditinjau dari perolehan nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan nilai yang cukup signifikan. Perolehan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah 75 sementara perolehan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 70. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil pembelajaran kelas kontrol. Dan ini membuktikan bahwa teknik story retelling dapat meningkatkan kemampuan pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013. Ditinjau dari


(33)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nilai t hitung yang diperoleh untuk db 33 adalah 2,18 > 2,04 untuk taraf signifikansi 5%, maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Sedangkan pada taraf signifikansi 1% nilai t hitung lebih kecil dari pada nilai t tabel yaitu 2,18 < 2,75 maka hipotesis nol

(Ho) diterima.

Dari hasil angket yang diperoleh setelah treatment dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan prilaku yang ditunjukan setelah menggunakan teknik story retelling, yaitu seperti perubahan strategi menyimak yang dilakukan dan pembelajar dapat menemukan media pembelajaran yang tepat yang dapat digunakan untuk bahan simakkan dalam bahasa Jpeang diluar jam mata kuliah yaitu dengan menonton dorama/film.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang perlu ditindak lanjuti untuk penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, hanya meneliti bagaimana kemampuan menyimak pembelajar bahasa Jepang dengan menggunakan teknik story retelling pada mata kuliah choukai tingkat chuukyu menggunakan media dorama. Alangkah lebih baik, jika sebelum menentukan pemilihan dorama kita sebagai peneliti mengadakan penelitian lapangan terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan untuk menjaga motivasi


(34)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajar didalam proses pembelajaran. Penulis memberikan saran perlu juga diadakan penelitian mengenai teknik story retelling pada pembelajar tingkat shokyuu dan tingkat joukyuu dengan mengganti media pembelajaran yang sesuai berdasarkan kemampuan pembelajar tersebut. Selain itu, perlu juga diadakan penelitian mengenai penggunaan teknik story retelling pada mata kuliah dokkai, alasannya yaitu karena membaca dapat dijadikan sebagai bahan input pembelajar yang kemudian dapat diimplementasikan hasil simakkan para pembelajar dengan menggunakan teknik story retelling.

Penerapan teknik story retelling memerlukan waktu dan proses yang berkesinambungan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih baik lagi. Diperlukan juga banyak latihan dalam proses pembelajarannya.


(35)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar.2009. Media pembelajaran. Available: griyadownload.com

Asfandiyar. 2007. Pengaruh Kegiatan Storytelling. Available: aprints.undip.ac.id

Dewi, Melia. 2013. Pemahaman Menyimak. Available: reposi tory.upi.edu.

Faisal. 1981. Metode Survey dengan Bantuan Angket. Available: repository.unej.ac.id

Karyati, Aloh. 2008.Efektivitas Metode Storytelling pada pembelajaran Kaiwa Bahasa Jepang. Tesis. Tidak diterbitkan

Nana. 2005. Metode Peneitian Pendidikan. Available: library.um.ac.id

Nurgiantoro. 1998. Macam – macam validitas. Available: www.docstoc.com.

Sutedi, Dedi. 2009. Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Sutedi, Dedi. 2011. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Suryanti, Yanti. 2002.

Sanjaya, Wina. 2010. Syamsuddin. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Available: reposi tory.upi.edu


(36)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiono. 2008. Pengertian Design Penelitian. Available: ebookbrowsee.net

Tarigan. (2008). Menyimak Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Zainul, Nasoetion. 1996. Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes. Available: file.upi.edu.


(1)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

P = 50% : Setengahnya

50% < P ≤ 75% : Sebagian besar

75% < P < 100% : Hampir seluruhnya


(2)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis yang diuraikan penulis pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut:

Dari hasil analisis data pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013 sebelum menggunakan teknik story retelling di kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata

pretest 68 dan nilai rata-rata posttest 75, maka kenaikan nilai rata-rata kelas

eksperimen yang menggunakan teknik story retelling adalah 7 angka. Hal ini dapat disimpulkan, Kemampuan menyimak pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013 kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah menggunakan teknik story retelling.

Jika ditinjau dari perolehan nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan nilai yang cukup signifikan. Perolehan nilai rata-rata

posttest kelas eksperimen adalah 75 sementara perolehan nilai rata-rata kelas

kontrol adalah 70. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil pembelajaran kelas kontrol. Dan ini membuktikan bahwa teknik story retelling dapat meningkatkan kemampuan pembelajar bahasa Jepang tingkat II UPI Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2012/2013. Ditinjau dari


(3)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nilai t hitung yang diperoleh untuk db 33 adalah 2,18 > 2,04 untuk taraf signifikansi 5%, maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Sedangkan pada taraf signifikansi 1% nilai t hitung lebih kecil dari pada nilai t tabel yaitu 2,18 < 2,75 maka hipotesis nol (Ho) diterima.

Dari hasil angket yang diperoleh setelah treatment dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan prilaku yang ditunjukan setelah menggunakan teknik story retelling, yaitu seperti perubahan strategi menyimak yang dilakukan dan pembelajar dapat menemukan media pembelajaran yang tepat yang dapat digunakan untuk bahan simakkan dalam bahasa Jpeang diluar jam mata kuliah yaitu dengan menonton dorama/film.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang perlu ditindak lanjuti untuk penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, hanya meneliti bagaimana kemampuan menyimak pembelajar bahasa Jepang dengan menggunakan teknik story retelling pada mata kuliah choukai tingkat chuukyu menggunakan media dorama. Alangkah lebih baik, jika sebelum menentukan pemilihan dorama kita sebagai peneliti mengadakan penelitian lapangan terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan untuk menjaga motivasi


(4)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajar didalam proses pembelajaran. Penulis memberikan saran perlu juga diadakan penelitian mengenai teknik story retelling pada pembelajar tingkat

shokyuu dan tingkat joukyuu dengan mengganti media pembelajaran yang sesuai

berdasarkan kemampuan pembelajar tersebut. Selain itu, perlu juga diadakan penelitian mengenai penggunaan teknik story retelling pada mata kuliah dokkai, alasannya yaitu karena membaca dapat dijadikan sebagai bahan input pembelajar yang kemudian dapat diimplementasikan hasil simakkan para pembelajar dengan menggunakan teknik story retelling.

Penerapan teknik story retelling memerlukan waktu dan proses yang berkesinambungan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih baik lagi. Diperlukan juga banyak latihan dalam proses pembelajarannya.


(5)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar.2009. Media pembelajaran. Available: griyadownload.com

Asfandiyar. 2007. Pengaruh Kegiatan Storytelling. Available: aprints.undip.ac.id

Dewi, Melia. 2013. Pemahaman Menyimak. Available: reposi tory.upi.edu.

Faisal. 1981. Metode Survey dengan Bantuan Angket. Available: repository.unej.ac.id

Karyati, Aloh. 2008.Efektivitas Metode Storytelling pada pembelajaran Kaiwa Bahasa Jepang. Tesis. Tidak diterbitkan

Nana. 2005. Metode Peneitian Pendidikan. Available: library.um.ac.id

Nurgiantoro. 1998. Macam – macam validitas. Available: www.docstoc.com.

Sutedi, Dedi. 2009. Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Sutedi, Dedi. 2011. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Suryanti, Yanti. 2002.

Sanjaya, Wina. 2010. Syamsuddin. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Available: reposi tory.upi.edu


(6)

Ayu Amanda,2014

EFEKTIFITAS TEKNIK STORY RETELLING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN CHOUKAI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiono. 2008. Pengertian Design Penelitian. Available: ebookbrowsee.net

Tarigan. (2008). Menyimak Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Zainul, Nasoetion. 1996. Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes. Available: file.upi.edu.


Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

26 115 63

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Dalam Menempuh Pendidikan Pada Jurusan Akuntansi Universitas HKBP Nommensen Medan

1 36 137

Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa Inggris

1 27 1

FREKUENSI PENGGUNAAN KANJI DALAM KARANGAN MAHASISWA (Penelitian Deskriptif terhadap Frekuensi Penggunaan Kanji dalam Karangan Bahasa Jepang Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang UNIKOM Tingkat III Tahun Ajaran 2006/2007)

2 28 19

Sistem Informasi Seleksi Calon Mahasiswa Pendidikan Luar Negeri Pada Universitas Komputer Indonesia

1 14 49

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 17

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 104

Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

1 1 109

Tindak Tutur Yang Digunakan Mahasiswa Tahun Satu Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Riau

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Terhadap Pelayanan Pembayaran Biaya Pendidikan Online Pada Bank SUMUT (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas S

0 0 14