Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(1)

GAMBARAN TINGKAT STRES

PADA MAHASISWA PENDIDIKAN SARJANA

KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh:

CAROLIN

070100074

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

GAMBARAN TINGKAT STRES

PADA MAHASISWA PENDIDIKAN SARJANA

KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

CAROLIN

NIM: 070100074

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN TINGKAT STRES

PADA MAHASISWA PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Nama : Carolin NIM : 070100074

Pembimbing Penguji I

(dr. Elmeida Effendi, Sp.KJ) (dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc) NIP. 19720501 199903 2 004 NIP. 19700109 199702 2 001

Penguji II

(dr. T. Azhar Johan, Sp.PK) NIP. 19490717 198011 1 001

Medan, 29 November 2010


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih sangat sederhana dan masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan tanggapan dari berbagai pihak guna memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut pada masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Elmeida Effendi, Sp.KJ selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak membantu dan memberikan saran-saran selama penulisan karya tulis ilmiah sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Para staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas partisipasi dan bantuannya dalam proses pengumpulan data penelitian ini.


(5)

5. Orang tua tercinta, bapak Drs. Eddyanto, Ak. MBA dan ibu Suriani, SE, serta adinda Billi yang sangat penulis sayangi, yang telah memberikan dukungan dan nasehat kepada penulis.

6. Ibu Silviana Realyta, M.Psi, Psikolog yang telah membantu dan memberikan dukungan serta nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Seluruh rekan mahasiswa/i yang telah membantu memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan pahala yang sebesar-besarnya.

Akhir kata dari penulis, semoga karya tulis ilmiah ini memiliki manfaat dan nilai bagi kita semua dan dimasa yang akan datang kiranya dapat menjadi rujukan untuk penulisan yang lebih baik lagi.

Medan, November 2010 Penulis

Carolin


(6)

ABSTRAK

Mahasiswa kedokteran diasumsikan sebagai populasi terpelajar yang memiliki banyak tekanan kerja. Mahasiswa ini akan mengalami masa perubahan dari seorang murid menjadi seorang praktisi. Selama masa perubahan ini, mahasiswa dapat mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungannya dan mengalami stres. Kemungkinan stres ini timbul dari berbagai faktor penyebab stres.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada mahasiswa fakultas kedokteran.

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi

cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 90 mahasiswa kedokteran Universitas

Sumatera Utara dengan tingkat kesalahan absolut (d) sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel adalah teknik stratified random sampling. Sampel kemudian didistribusikan secara merata. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan program Statistical Product and

Service Solutions (SPSS) versi 17.0.

Hasil penelitian menunjukkan persentase stres ringan, sedang, dan berat adalah 26,7%, 22,2%, dan 22,2%. Sekitar 28,9% mahasiswa kedokteran tidak mengalami stres.

Fakultas kedokteran sebaiknya menyediakan sarana program kesehatan mental. Program ini diharapkan dapat menurunkan efek negatif dari stres. Dengan menurunnya tingkat stres, mahasiswa kedokteran diharapkan akan mendapatkan pendidikan yang lebih optimal.

Kata Kunci: tingkat stres, mahasiswa, fakultas kedokteran, Universitas Sumatera


(7)

ABSTRACT

Medical students represent a highly educated population under significant pressure. They will have multiple emotions during the transformation from insecure student to young knowledgeable physician. During the transition to clinical settings, the students may experience a loss of external control and may counter this with an increase in stress. Thus, stress may result from many kinds of stressor.

This study aims to estimate the stress level among undergraduate medical students.

A descriptive observational study was done throughly cross sectional design method. The amount of subjects was 90 medical students at University of North Sumatra with the absolute fault (d) was 0.1. A stratified random sampling was chosen as sampling technique. There after, sample was distributed equally. Questionnaiers are used to collect the information from the subjects. Data was analyzed by using Statistical Product and Service Solutions (SPSS) program 17.0 version.

The findings showed mild, moderate and severe stress among 26.7%, 22.2% and 22.2% study subjects. 28.9% of medical students had no stress.

Provided that stress management courses are organized by medical schools, when the students arrive, they will cope up with the stress in coming years. These courses may reduce the negative effects of stress on medical students. By providing such courses and reducing the stress level, medical students may improve their medical education.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Bagi Mahasiswa ... 3

1.4.2 Bagi Fakultas Kedokteran ... 4

1.4.3 Bagi Peneliti ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Stres ... 5

2.1.1 Definisi Stres ... 5

2.1.2 Penyebab Stres ... 5


(9)

2.1.4 Tingkat Stres ... 8

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres ... 8

2.1.6 Patofisiologi Terjadinya Stres ... 10

2.1.7 Gejala Klinis Stres ... 11

2.2 Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran ... 13

2.2.1 Prevalensi Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran .... 13

2.2.2 Penyebab Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran .... 14

2.2.3 Hubungan Tingkat Kuliah dengan Tingkat Stres ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 15

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 15

3.2 Definisi Operasional ... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16

4.1 Jenis Penelitian ... 16

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

4.3.1 Populasi ... 16

4.3.2 Sampel ... 16

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 18

4.4.1 Data Primer ... 18

4.4.2 Data Sekunder ... 18

4.4.3 Uji Validitas dan Reabilitas ... 18


(10)

BAB 5 HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 20

5.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 20

5.3 Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 21

5.3.1 Hasil Analisis Data... 21

5.3.2 Pembahasan ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

6.1 Kesimpulan ... 27

6.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Efek positif dari stres 12

2.2 Efek negatif dari stres 12

4.1 Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner 19 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan 20

angkatan

5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin 21

5.3 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat stres responden 21 5.4 Distribusi jawaban kuesioner responden mengenai

tingkat stres 22

5.5 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat stres

berdasarkan karakteristik angkatan 23

5.6 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat stres


(12)

DAFTAR SINGKATAN

AIS American Institute of Stress

APA American Psychological Association


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Kuesioner

Lampiran 3. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 5. Lembar Persetujuan Komisi Etik


(14)

ABSTRAK

Mahasiswa kedokteran diasumsikan sebagai populasi terpelajar yang memiliki banyak tekanan kerja. Mahasiswa ini akan mengalami masa perubahan dari seorang murid menjadi seorang praktisi. Selama masa perubahan ini, mahasiswa dapat mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungannya dan mengalami stres. Kemungkinan stres ini timbul dari berbagai faktor penyebab stres.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada mahasiswa fakultas kedokteran.

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi

cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 90 mahasiswa kedokteran Universitas

Sumatera Utara dengan tingkat kesalahan absolut (d) sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel adalah teknik stratified random sampling. Sampel kemudian didistribusikan secara merata. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan program Statistical Product and

Service Solutions (SPSS) versi 17.0.

Hasil penelitian menunjukkan persentase stres ringan, sedang, dan berat adalah 26,7%, 22,2%, dan 22,2%. Sekitar 28,9% mahasiswa kedokteran tidak mengalami stres.

Fakultas kedokteran sebaiknya menyediakan sarana program kesehatan mental. Program ini diharapkan dapat menurunkan efek negatif dari stres. Dengan menurunnya tingkat stres, mahasiswa kedokteran diharapkan akan mendapatkan pendidikan yang lebih optimal.

Kata Kunci: tingkat stres, mahasiswa, fakultas kedokteran, Universitas Sumatera


(15)

ABSTRACT

Medical students represent a highly educated population under significant pressure. They will have multiple emotions during the transformation from insecure student to young knowledgeable physician. During the transition to clinical settings, the students may experience a loss of external control and may counter this with an increase in stress. Thus, stress may result from many kinds of stressor.

This study aims to estimate the stress level among undergraduate medical students.

A descriptive observational study was done throughly cross sectional design method. The amount of subjects was 90 medical students at University of North Sumatra with the absolute fault (d) was 0.1. A stratified random sampling was chosen as sampling technique. There after, sample was distributed equally. Questionnaiers are used to collect the information from the subjects. Data was analyzed by using Statistical Product and Service Solutions (SPSS) program 17.0 version.

The findings showed mild, moderate and severe stress among 26.7%, 22.2% and 22.2% study subjects. 28.9% of medical students had no stress.

Provided that stress management courses are organized by medical schools, when the students arrive, they will cope up with the stress in coming years. These courses may reduce the negative effects of stress on medical students. By providing such courses and reducing the stress level, medical students may improve their medical education.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan mengendalikan stresnya (Crampton, Hodge, & Mishra, 1995). Walaupun demikian, stres yang optimal akan menghasilkan tantangan dan motivasi untuk maju bagi individu (Spangenberg & Theron, 1998).

Mahasiswa, dalam kegiatannya, juga tidak terlepas dari stres. Stresor atau penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di kuliahnya, dan penyesuaian sosial di lingkungan kampusnya. Tuntutan ini juga termasuk kompetensi perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa dapat bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran (Heiman & Kariv, 2005).

Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh individu akan memunculkan dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran, dan sulit memahami pelajaran. Dampak negatif secara emosional antara lain sulit memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustrasi, dan efek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu, lemah, dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol,


(17)

terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebih-lebihan serta berisiko tinggi (Rice, 1992; Spagenberg & Theron, 1998; Heiman & Kariv, 2005).

Penelitian mengenai prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran telah dilakukan pada beberapa universitas. Di Amerika Utara, penelitian yang dilakukan terhadap 100 mahasiswa menunjukkan bahwa prevalensi stres pada mahasiswa adalah 38% (Shannone, 1999). Penelitian sejenis dilakukan oleh Firth (2004) pada salah satu fakultas kedokteran di Inggris. Penelitian yang melibatkan 165 partisipan tersebut menunjukkan prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 31,2%. Sementara itu, tiga penelitian yang dilakukan di Asia menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) Di Pakistan, dengan 161 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 30,84% (Shah, Hasan, Malik, & Sreeramareddy, 2010). (2) Di Thailand, dengan 686 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 61,4% (Saipanish, 2003). (3) Di Malaysia, dengan 396 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 41,9% (Sherina, 2004).

Berdasarkan penelitian tentang tingkat stres yang dilakukan oleh Abdulghani (2008) di Saudi Arabia terhadap 494 partisipan, diketahui bahwa prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 57% dimana 21,5% diantaranya merupakan stres ringan, 15,8% stres sedang, dan 19,6% stres berat. Di Iran, penelitian sejenis yang diikuti 129 partisipan menunjukkan prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 61,47% dimana 26,22% diantaranya merupakan stres ringan, 20,5% stres sedang, dan 14,75% stres berat (Marjani, Gharavi, Jahanshahi, dan Vahidirad, 2008).

Penelitian Abdulghani (2008) menunjukkan dampak stres terutama dirasakan oleh mahasiswa tahun pertama,kedua, dan ketiga. Stres pada mahasiswa kedokteran dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik, penurunan konsentrasi belajar, dan penurunan daya ingat.


(18)

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa stres merupakan kondisi yang umumnya dialami oleh mahasiswa fakultas kedokteran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat stres pada mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagaimanagambaran tingkat stres pada mahasiswa pendidikan sarjana kedokteran Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tingkat stres pada mahasiswa pendidikan sarjana kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran tingkat stres pada mahasiswa pendidikan sarjana kedokteran Universitas Sumatera Utara sesuai dengan perbedaan angkatan. 2. Mengetahui gambaran tingkat stres pada mahasiswa pendidikan sarjana

kedokteran Universitas Sumatera Utara sesuai dengan perbedaan jenis kelamin.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat memahami masalah tentang stres dan mengetahui cara pencegahan stres.


(19)

1.4.2 Bagi Fakultas Kedokteran

Data dan informasi hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukkan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam usaha pencegahan stres pada mahasiswa.

1.4.3 Bagi Peneliti

1. Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis peneliti.

2. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang stres dan mendapatkan gambaran tingkat stres pada mahasiswa kedokteran.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres

2.1.1 Definisi Stres

Menurut American Institute of Stress (2010), tidak ada definisi yang pasti untuk stres karena setiap individu akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap stres yang sama. Stres bagi seorang individu belum tentu stres bagi individu yang lain. Sedangkan menurut National Association of School Psychologist (1998), stres adalah perasaan yang tidak menyenangkan dan diinterpretasikan secara berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya.

Istilah stres digunakan untuk menunjukkan adanya reaksi fisik dan psikis seseorang terhadap keadaan tertentu yang mengancam (Carlson, 2005). Menurut Rasmun (2004), stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami oleh setiap orang. Stres memberi dampak secara total pada individu yaitu dampak terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan spiritual.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah reaksi fisik dan psikis yang berbeda-beda pada setiap individu dan terjadi dalam keadaan tertentu yang mengancam.

2.1.2 Penyebab Stres

Kondisi sehat dapat dipertahankan karena individu mempunyai ketahanan tubuh yang baik. Stres terjadi karena tidak adekuatnya kebutuhan dasar manusia yang akan bermanifestasi pada perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi, dan perilaku (Gunawan, 2007).

Menurut Brannon & Feist (2007) dan Myers (1996), stres dapat berasal dari tiga sumber, yaitu:


(21)

1. Katastrofi

Katastrofi adalah kejadian besar yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi. Contoh dari katastrofi adalah bencana alam dan perang.

2. Perubahan kehidupan

Perubahan kehidupan seseorang dapat memicu terjadinya stres. Contoh dari kejadian yang dapat mengubah hidup seseorang adalah perceraian, kematian orang yang dicintai, dan kehilangan pekerjaan.

3. Kejadian sehari-hari

Kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan stres misalnya jadwal kerja yang padat, lalu lintas yang macet, dan antrian yang panjang di kasir, loket, atau bank.

Menurut Rasmun (2004), stresor adalah variabel yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab timbulnya stres. Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Stres terjadi apabila stresor tersebut dirasakan dan dipersepsikan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis. Beberapa jenis stresor adalah sebagai berikut:

1. Stresor biologik

Stresor biologik dapat berupa bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan, dan berbagai macam makhluk hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan. Tumbuhnya jerawat, demam, dan digigit binatang dipersepsikan dapat menjadi stresor dan mengancam konsep diri individu.

2. Stresor fisik

Stresor fisik dapat berupa perubahan iklim, suhu, cuaca, geografi, dan alam. Letak tempat tinggal, demografi, jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi,


(22)

3. Stresor kimia

Stresor kimia dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Contoh stresor yang berasal dari dalam tubuh adalah serum darah dan glukosa sedangkan stresor yang berasal dari luar tubuh misalnya obat, alkohol, nikotin, kafein, polusi udara, gas beracun, insektisida, pencemaran lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan pengawet, pewarna, dan lain-lain.

4. Stresor sosial dan psikologik

Stresor sosial dan psikologik misalnya rasa tidak puas terhadap diri sendiri, kekejaman, rendah diri, emosi yang negatif, dan kehamilan.

5. Stresor spiritual

Stresor spiritual yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai ke-Tuhanan.

Tidak hanya stresor negatif yang dapat menyebabkan stres, tetapi stresor positif seperti kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh kembang, menikah, dan mempunyai anak juga dapat menyebabkan stres.

2.1.3 Tipe-tipe Stres

Stres memiliki efek negatif, tetapi kadang-kadang stres dapat memiliki efek positif yang menguntungkan kesehatan. Stres terbagi atas dua tipe yaitu

distress dan eustress. Distress adalah stres yang merugikan dan memiliki efek

negatif terhadap tubuh kita sedangkan eustress adalah stres positif yang menguntungkan kesehatan (Pinel, 2009).

Menurut Payne & Hahn (2002), stres dibagi menjadi stres akut, stres episodik, dan stres kronik. Stres akut adalah stres yang terjadi hanya sesaat setelah seseorang mengalami suatu kejadian. Stres episodik sering terjadi pada mahasiswa yang akan mengikuti ujian. Mereka akan mengalami stres yang dimulai pada saat pengumuman waktu ujian sampai ujian tersebut selesai. Stres kronik adalah stres yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.


(23)

2.1.4 Tingkat Stres

Menurut Rasmun (2004), stres dibagi menjadi tiga tingkatan. Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.

Stres sedang dan stres berat dapat memicu terjadinya penyakit. Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres

Menurut Atkinson & Hilgard (1996), tingkat stres tergantung pada sejumlah faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:

1. Kemampuan menerka

Kemampuan menerka timbulnya kejadian stres, walaupun yang bersangkutan tidak dapat mengontrolnya, biasanya akan mengurangi kerasnya stres.

2. Kontrol atas jangka waktu


(24)

3. Evaluasi kognitif.

Kejadian stres yang sama mungkin dihayati secara berbeda oleh dua individu yang berbeda, tergantung pada situasi apa yang berarti pada seseorang.

4. Perasaan mampu

Kepercayaan seseorang atas kemampuannya menanggulangi stres merupakan faktor utama dalam menentukan kerasnya stres.

5. Dukungan masyarakat

Dukungan emosional dan adanya perhatian orang lain dapat membuat seseorang sanggup bertahan dalam menghadapi stres.

Menurut Rasmun (2004), setiap individu akan mendapat efek stres yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu:

1. Kemampuan individu mempersepsikan stresor

Jika stresor dipersepsikan akan berakibat buruk bagi individu tersebut, maka tingkat stres yang dirasakan akan semakin berat. Sebaliknya, jika stresor dipersepsikan tidak mengancam dan individu tersebut mampu mengatasinya, maka tingkat stres yang dirasakan akan lebih ringan.

2. Intensitas terhadap stimulus

Jika intensitas serangan stres terhadap individu tinggi, maka kemungkinan kekuatan fisik dan mental individu tersebut mungkin tidak akan mampu mengadaptasinya.

3. Jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama

Jika pada waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah stresor yang harus dihadapi, stresor yang kecil dapat menjadi pemicu yang mengakibatkan reaksi yang berlebihan.


(25)

4. Lamanya pemaparan stresor

Memanjangnya lama pemaparan stresor dapat menyebabkan menurunnya kemampuan individu dalam mengatasi stres.

5. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi stresor yang sama.

6. Tingkat perkembangan

Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stresor yang berbeda sehingga risiko terjadinya stres pada tingkat perkembangan akan berbeda.

2.1.6 Patofisiologi Terjadinya Stres

Menurut Rasmun (2004), sesungguhnya tidak ada stresor yang dapat membahayakan kehidupan karena stresor tersebut akan menimbulkan kebosanan. Stresor diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan, kematangan pribadi, dan kompetisi dalam hidup.

Dalam jangka pendek, stres menghasilkan perubahan adaptif yang membantu seseorang untuk merespons stresornya (misalnya mobilisasi sumber energi), tetapi dalam jangka panjang ia menghasilkan perubahan-perubahan yang maladaptif (misalnya, kelenjar adrenal yang membesar). Respon stres bersifat kompleks dan bervariasi. Respon seseorang terhadap stres bergantung pada jenis stresornya, kapan waktunya, bagaimana sifat orang yang mengalami stres, dan bagaimana orang yang mengalami stres bereaksi terhadap stresornya (Pinel, 2009).

Menurut Davison (2006), terdapat tiga fase dalam proses terjadinya stres. Pada fase pertama, yaitu reaksi alarm, sistem saraf otonom diaktifkan oleh stres.


(26)

organisme tidak mampu merespons secara elektif, maka terjadilah fase ketiga, yaitu suatu tahap kelelahan yang amat sangat dan organisme akan mati atau mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Terjadinya stres dapat dijelaskan melalui teori biologis dan teori psikologis. Menurut teori biologis, stres terjadi akibat lemahnya organ tertentu. Contohnya, sistem pernafasan yang lemah sejak lahir dapat memicu seseorang menderita asma dan menjadi stres karenanya. Teori biologis yang lebih mutakhir menjelaskan bahwa stres terjadi akibat ketidakseimbangan hormon-hormon di dalam tubuh. Tubuh yang menderita stres akan mengalami peningkatan jumlah kortisol dan mengalami penurunan sistem imun sehingga mudah terserang penyakit.

Menurut teori psikologis, ancaman fisik akan menciptakan stres. Namun, manusia menerima lebih lebih dari sekadar ancaman fisik. Semua persepsi tersebut dapat merangsang aktivitas sistem simpatik dan sekresi hormon-hormon stres. Namun, emosi-emosi negatif, seperti kekecewaan, penyesalan, dan kekhawatiran, tidak dapat dilawan atau diabaikan dengan mudah seperti halnya ancaman eksternal, dan juga tidak mudah untuk dihilangkan. Emosi negatif membuat sistem biologis tubuh menjadi tegang dan tubuh selalu berada dalam kondisi darurat. Kadangkala hal ini berlangsung lebih lama dari yang dapat kita tanggung. Orang-orang yang selalu menilai bahwa berbagai pengalaman hidup yang terjadi melebihi kemampuan mereka sehingga mereka dapat mengalami stres kronik dan berisiko menderita suatu gangguan psikofisiologis.

2.1.7 Gejala Klinis Stres

Stres dapat menyebabkan banyak perubahan pada tubuh. Perubahan yang terjadi meliputi perubahan fungsi tubuh, perasaan, dan tingkah laku. Efek yang ditimbulkan stres misalnya sakit kepala, mual, muntah, sulit tidur, sesak nafas, sulit berkonsentrasi, mudah marah, sering buang air kecil, dan lain-lain (AIS, 2010 & APA, 2007). Efek yang ditimbulkan stres dapat berupa efek positif dan


(27)

efek negatif. Efek positif dari stres dapat dilihat pada Tabel 2.1 sedangkan efek negatif dari stres dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Efek positif dari stres

Mental Emosional Fisik

Kreativitas meningkat Kemampuan mengontrol diri meningkat

Tingkat energi meningkat

Kemampuan berpikir meningkat

Responsif terhadap lingkungan sekitar

Stamina meningkat

Memiliki orientasi kesuksesan yang lebih tinggi

Relasi interpersonal meningkat

Fleksibilitas otot dan sendi meningkat

Motivasi meningkat Moral meningkat Terbebas dari penyakit yang berhubungan dengan stres

Sumber: David (1997)

Tabel 2.2 Efek negatif dari stres

Fisik Pikiran Sikap

Sakit kepala Cemas Makan berlebihan

Sakit punggung Iritabilitas meningkat Tidak mau makan

Sakit dada Tidak dapat beristirahat Mudah marah

Palpitasi jantung Depresi Mengkonsumsi alkohol


(28)

Tabel 2.2 Efek negatif dari stres (sambungan)

Imunitas menurun Marah Kurang bersosialisasi

Sakit abdomen Sulit untuk fokus Sulit melafalkan kata-kata

Gangguan tidur Daya ingat menurun Masalah dengan orang-orang sekitar bertambah

Sumber: Mayo Clinic (2009)

2.2 Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

2.2.1 Prevalensi Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Penelitian mengenai prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran telah dilakukan pada beberapa universitas. Di Amerika Utara, penelitian yang dilakukan terhadap 100 mahasiswa menunjukkan bahwa prevalensi stres pada mahasiswa adalah 38% (Shannone, 1999). Penelitian sejenis dilakukan oleh Firth (2004) pada salah satu fakultas kedokteran di Inggris. Penelitian yang melibatkan 165 partisipan tersebut menunjukkan prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 31,2%. Sementara itu, tiga penelitian yang dilakukan di Asia menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) Di Pakistan, dengan 161 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 30,84% (Shah, Hasan, Malik, & Sreeramareddy, 2010). (2) Di Thailand, dengan 686 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 61,4% (Saipanish, 2003). (3) Di Malaysia, dengan 396 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 41,9% (Sherina, 2004).

Berdasarkan penelitian tentang tingkat stres yang dilakukan oleh Abdulghani (2008) di Saudi Arabia terhadap 494 partisipan, diketahui bahwa prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 57% dimana 21,5% diantaranya merupakan stres ringan, 15,8% stres sedang, dan 19,6% stres berat. Di


(29)

Iran, penelitian sejenis yang diikuti 129 partisipan menunjukkan prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 61,47% dimana 26,22% diantaranya merupakan stres ringan, 20,5% stres sedang, dan 14,75% stres berat (Marjani, Gharavi, Jahanshahi, dan Vahidirad, 2008).

2.2.2 Penyebab Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Stres dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar, misalnya stres karena besarnya tuntutan orang tua akan prestasi akademik, maupun dari lingkungan sekitar, misalnya kelas kuliah yang tidak nyaman (Daly & Willock, 2002). Menurut Sreeramareddy (2007), sumber stres pada mahasiswa paling banyak berasal dari masalah kualitas makanan di asrama, tuntutan prestasi dari orang tua, kelas kuliah yang tidak nyaman, frekuensi ujian, dan kurangnya waktu rekreasi.

Menurut Payne & Hahn (2002), stress pada mahasiswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu tuntutan institusi, masalah keuangan, tuntutan sosial, tuntutan yang berasal dari diri sendiri, tuntutan keluarga, manajemen waktu, konflik budaya, masalah agama, dan tuntutan fakultas.

2.2.3 Hubungan Tingkat Kuliah dengan Tingkat Stres

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Saudi Arabia, jumlah mahasiswa fakultas kedokteran yang mengalami stres akan menurun seiring dengan kenaikan tingkat kuliah. Dari hasil penelitian didapatkan jumlah mahasiswa fakultas kedokteran yang mengalami stres paling tinggi berada pada mahasiswa tahun pertama yaitu 74,2% sedangkan tahun kedua dan ketiga adalah 69,8% dan 48,6% (Abdulghani, 2008). Berdasarkan penelitian lainnya di Iran, jumlah mahasiswa fakultas kedokteran tingkat pertama yang mengalami stres adalah 33% sedangkan tahun kedua dan ketiga adalah 26% dan 16% (Marjani, Gharavi, Jahanshahi, Vahidirad, & Alizadeh, 2008).


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2 Definisi Operasional

Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres yang dialami oleh seseorang. Pada penelitian ini, tingkat stres dikategorikan menjadi stres ringan, stres sedang, dan stres berat. Tingkat stres responden diukur melalui jawaban pertanyaan yang dijawab responden pada kuesioner dengan menggunakan sistem skoring. Pengukuran tingkat stres dinilai dari 10 pertanyaan

Kessler Psychological Distress Scale yang diajukan kepada responden dengan

skor 1 untuk jawaban dimana responden tidak pernah mengalami stres, 2 untuk jawaban dimana responden jarang mengalami stres, 3 untuk jawaban dimana responden kadang-kadang mengalami stres, 4 untuk jawaban dimana responden sering mengalami stres, dan 5 untuk jawaban dimana responden selalu mengalami stres dalam 30 hari terakhir. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Tingkat stres dikategorikan sebagai berikut:

a. Skor di bawah 20 : tidak mengalami stres

b. Skor 20-24 : stres ringan

c. Skor 25-29 : stres sedang

d. Skor 30 dan di atas 30 : stres berat Mahasiswa FK

USU

Tingkat stres: tidak mengalami stres, mengalami stres ringan, stres


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional (studi potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada mahasiswa pendidikan sarjana kedokteran

.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara selama bulan Mei dan Juni 2010.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi target penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan sarjana kedokteran. Populasi terjangkau penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan sarjana kedokteran Universitas Sumatera Utara. Jumlah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007, 2008, dan 2009 adalah 1332 mahasiswa dimana angkatan 2007 terdiri dari 450 mahasiswa, angkatan 2008 terdiri dari 417 mahasiswa, dan angkatan 2009 terdiri dari 465 mahasiswa.

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian dari populasi terjangkau yang berada di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara selama penelitian berlangsung.


(32)

dan 2009. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah subjek yang menolak untuk berpartisipasi.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode stratified random sampling yang dilakukan dengan cara membagi mahasiswa fakultas kedokteran berdasarkan angkatan yaitu angkatan 2007, 2008, dan 2009. Dari setiap angkatan, sampel akan dipilih secara acak dan disesuaikan dengan jumlah mahasiswa setiap angkatan.

Besar sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini diperoleh berdasarkan jenis populasi yang terbatas dengan menggunakan rumus dibawah ini:

n = besar sampel minimum

Z 1-α/2

P = harga proporsi di populasi

= nilai distribusi normal baku (Tabel Z) pada α tertentu

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

N = jumlah di populasi

n = N x Z21-α/2 x P x (1-P)

(N-1) x d2 + [ Z21-α/2 x P x (1-P)]

n = 1332 x 1,962 x 0,5 x (1-0,5) 90 (1332-1) x 0,1 2 + [ 1,962 x 0,5 x (1-0,5)]


(33)

Berdasarkan rumus diatas, maka didapatkan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 90 subjek. Sampel tersebut akan didistribusikan secara merata pada mahasiswa sesuai dengan angkatan masing-masing.

4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bagian pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, berupa jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007, 2008, dan 2009.

4.4.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan tingkat stres. Kuesioner yang digunakan adalah Kessler

Psychological Distress Scale. Kuesioner ini telah diuji validitas dan reabilitasnya

dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (cronbach alpha) dengan menggunakan program Statistical Product and Service

Solutions (SPSS) versi 17.0.

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reabilitas kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 20 subjek. Hasil uji validitas dan reabilitas yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.1.


(34)

Tabel 4.1 Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner

Variabel Nomor Pertanyaan Total Pearson Correlation Status Alpha Status

Tingkat 1 0.781 Valid 0,914 Reliabel

Stres 2 0.516 Valid Reliabel

3 0.603 Valid Reliabel 4 0.838 Valid Reliabel 5 0.786 Valid Reliabel 6 0.854 Valid Reliabel 7 0.765 Valid Reliabel 8 0.717 Valid Reliabel 9 0.852 Valid Reliabel 10 0.774 Valid Reliabel

Setelah kuesioner valid, peneliti membagikan kuesioner pada subjek penelitian yang telah menyetujui informed consent-nya. Setelah jumlah subjek penelitian mencapai jumlah yang diinginkan, maka pencarian subjek dihentikan. Penelitian ini telah disetujui oleh komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.4.4 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan SPSS versi 17.0. Analisis statistik untuk data deskriptif dilakukan persentase (data kategorik).


(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang beralamat di jalan Dokter Mansyur nomor 5 Medan, Kecamatan Medan Baru dengan batas wilayah:

a. Batas Utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan b. Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU c. Batas Timur : Jalan Universitas, Padang Bulan d. Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada di tengahnya.

5.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Terdapat sebanyak 90 responden yang ikut serta dalam penelitian ini. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang diamati meliputi angkatan dan jenis kelamin. Tabel 5.1 mengambarkan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan angkatan sedangkan tabel 5.2 mengambarkan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan angkatan

Angkatan Jumlah %

2007 30 33,3

2008 30 33,3


(36)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Pria 46 51,1

Wanita 44 48,9

Total 90 100

Dari tabel 5.2 terlihat bahwa jumlah responden pria adalah 46 orang (51,1%) sedangkan jumlah responden wanita adalah 44 orang (48,9%).

5.3 Hasil Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1 Hasil Analisis Data

Hasil uji terhadap tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat stres responden

Variabel Kategori f %

Tingkat Stres Tidak Mengalami Stres 26 28,9

Stres Ringan 24 26,7

Stres Sedang 20 22,2

Stres Berat 20 22,2


(37)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keadaan dengan kategori tidak mengalami stres memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 26 orang (28,9%), tingkat stres yang dikategorikan stres ringan sebanyak 24 orang (26,7%), tingkat stres yang dikategorikan stres sedang sebanyak 20 orang (22,2%), dan tingkat stres yang dikategorikan stres berat sebanyak 20 orang (22,2%).

Untuk lebih jelasnya, data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden mengenai tingkat stres dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi jawaban kuesioner responden mengenai tingkat stres Pertanyaan Tidak Pernah Jarang Terkadang Sering Selalu

f % f % f % f % f %

Sangat lelah 15 16,7 20 22,2 31 34,4 22 24,4 2 2,2

Gugup 13 14,4 38 42,2 27 30 11 12,2 1 1,1

Gugup berlebihan 30 33,3 40 44,4 15 16,7 5 5,6 0 0

Putus asa 33 36,7 30 33,3 16 17,8 10 11,1 1 1,1

Gelisah 13 14,4 30 33,3 27 30 18 20 2 2,2

Sulit beristirahat 17 18,9 25 27,8 25 27,8 20 22,2 3 3,3

Banyak beban 15 16,7 22 24,4 23 25,6 26 28,9 4 4,4

Terpaksa bekerja 16 17,8 27 30 36 40 10 11,1 1 1,1

Sangat sedih 23 25,6 33 36,7 21 23,3 11 12,2 2 2,2


(38)

mengalami gugup, 44,4% responden jarang mengalami gugup berlebihan, 36,7% responden tidak pernah merasa putus asa, 33,3% responden jarang merasa gelisah, 27,8% responden terkadang tidak dapat beristirahat dengan tenang, 28,9% responden sering merasa banyak menanggung beban, 40% responden terkadang merasa terpaksa dalam mengerjakan pekerjaanya, 36,7% responden jarang merasa sangat sedih, dan 31,1% responden jarang merasa tidak dihargai.

Distribusi frekuensi tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berdasarkan karakteristik angkatan dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat stres berdasarkan karakteristik angkatan

Tingkat Stres

Angkatan Tidak Stres Ringan Sedang Berat Total

f % f % f % f %

2007 8 30,8 8 33,3 5 25 9 45 30

2008 6 23,1 11 45,8 6 30 7 35 30

2009 12 46,2 5 20,8 9 45 4 20 30

Total 26 100 24 100 20 100 20 100 90

Dari tabel diatas, terlihat bahwa dari 26 mahasiswa yang tidak mengalami stres, proporsi terbesarnya, yaitu 12 mahasiswa (46,2%), berasal dari angkatan 2009. Dari 24 mahasiswa yang mengalami stres ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 11 mahasiswa (45,8%), berasal dari angkatan 2008. Dari 20 mahasiswa yang mengalami stres sedang, proporsi terbesarnya, yaitu 9 mahasiswa (45%), berasal dari angkatan 2009. Dari 20 mahasiswa yang mengalami stres berat, proporsi terbesarnya, yaitu 9 mahasiswa (45%), berasal dari angkatan 2007.


(39)

Distribusi frekuensi tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi hasil uji tingkat stres berdasarkan karakteristik jenis kelamin

Jenis Tingkat Stres

Kelamin Tidak Stres Ringan Sedang Berat Total

f % f % f % f %

Pria 14 53,8 13 54,2 7 35 12 60 46

Wanita 12 46,2 11 45,8 13 65 8 40 44

Total 26 100 24 100 20 100 20 100 90

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 26 mahasiswa yang tidak mengalami stres, proporsi terbesarnya, yaitu 14 mahasiswa (53,8%), merupakan pria. Dari 24 mahasiswa yang mengalami stres ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 13 mahasiswa (54,2%), merupakan pria. Dari 20 mahasiswa yang mengalami stres sedang, proporsi terbesarnya, yaitu 13 mahasiswa (65%), merupakan wanita. Dari 20 mahasiswa yang mengalami stres berat, proporsi terbesarnya, yaitu 12 mahasiswa (60%), merupakan pria.

5.3.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah mahasiswa fakultas kedokteran yang mengalami stres adalah 71,1%. Hasil ini melebihi prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran di Thailand yaitu sebesar 61,4% (Saipanish, 2003). Sementara dari hasil penelitian di Amerika Utara didapatkan prevalensi


(40)

30,84% (Shah, Hasan, Malik, & Sreeramareddy, 2010), dan di Malaysia 41,9% (Sherina, 2004).

Berdasarkan penelitian Abdulghani (2008) di Saudi Arabia, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 57% dimana 21,5% merupakan stres ringan, 15,8% stres sedang, dan 19,6% stres berat. Penelitian sejenis oleh Marjani Gharavi, Jahanshahi, dan Vahidirad (2008) di Iran didapatkan prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran sebesar 61,41% dimana 26,22% merupakan stres ringan, 20,5% stres sedang, dan 14,75% stres berat. Sementara hasil penelitian ini adalah 26,7% stres ringan, 22,2% stres sedang, dan 22,2% stres berat.

Perbedaan berbagai hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan faktor penyebab stres misalnya tuntutan orang tua akan prestasi akademik, kenyamanan ruang kelas kuliah, kualitas makanan, frekuensi ujian, dan banyak sedikitnya waktu rekreasi (Sreeramareddy, 2007).

Dari hasil penelitian distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan angkatan didapatkan dari 26 mahasiswa yang tidak mengalami stres, 12 mahasiswa (46,1%) diantaranya berasal dari angkatan 2009. Dari 24 mahasiswa yang mengalami stres ringan, 11 mahasiswa (45,8%) diantaranya berasal dari angkatan 2008. Dari 20 mahasiswa yang mengalami stres sedang, 9 mahasiswa (45%) diantaranya berasal dari angkatan 2009, dan dari 20 mahasiswa yang mengalami stres berat, 9 mahasiswa (45%) diantaranya berasal dari angkatan 2007.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang mengalami stres berat berasal dari angkatan 2007 dan sebagian besar mahasiswa yang tidak mengalami stres berasal dari angkatan 2009. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Abdulghani (2008) dan Marjani, dkk (2008) dimana hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kuliah, semakin rendah tingkat stres yang timbul.

Ada banyak kemungkinan faktor yang menyebabkan perbedaan hasil dari berbagai penelitian misalnya perbedaan dalam tuntutan sosial, tuntutan keluarga,


(41)

masalah keuangan, manajemen waktu, dan berbagai tuntutan lain yang berasal dari diri sendiri (Payne & Hahn, 2002).

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 26 mahasiswa yang tidak mengalami stres, 53,9% diantaranya merupakan pria. Dari 24 mahasiswa yang mengalami stres ringan, 54,1% diantaranya merupakan pria. Dari 20 mahasiswa yang mengalami stres sedang, 65,1% diantaranya merupakan wanita dan dari 20 mahasiswa yang mengalami stres berat, 60% diantaranya merupakan pria.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Sebanyak 28,9% (26 orang) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dikategorikan tidak mengalami stres, 26,7% (24 orang) dikategorikan stres ringan, 22,2% (20 orang) dikategorikan stres sedang, dan 22,2% (20 orang) dikategorikan stres berat.

2. Berdasarkan karakteristik angkatan, 46,1% (12 orang) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tidak mengalami stres berasal dari angkatan 2009. Sementara 45,8% (11 orang) yang mengalami stres ringan berasal dari angkatan 2008, 45% (9 orang) yang mengalami stres sedang berasal dari angkatan 2009, dan 45% (9 orang) yang mengalami stres berat berasal dari angkatan 2007.

3. Tingkat stres berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa 53,9% mahasiswa yang tidak mengalami stres merupakan pria (14 orang), 54,1% mahasiswa yang mengalami stres ringan merupakan pria (13 orang), 65,1% mahasiswa yang mengalami stres sedang merupakan wanita (13 orang), dan 60% mahasiswa yang mengalami stres berat merupakan pria (12 orang).

6.2 Saran

1. Program kesehatan mental seperti konseling sangat diperlukan agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan cepat dan tepat terhadap lingkungannya. Mahasiswa harus diberitahu tentang tanda dan gejala stres seperti sulit berkonsentrasi, perubahan berat badan, atau perubahan pola tidur. Apabila mereka mengalami tanda dan gejala seperti itu maka mereka harus segera mencari pengobatan.

2. Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan memperluas variabel-variabel lainnya.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulghani, H.M., 2008. Stress and Depression Among Medical Students: A Cross Sectional Study at a Medical College in Saudi Arabia. Pak Journal

Medical Science, 24 (1): 12-17.

American Institute of Stress, 2010. Effects of Stress. USA: American Institute of

Stress. Available from: [Accessed

12th

American Institute of Stress, 2010. Stress, Definition of Stressor, and What is

Stress?. USA: American Institute of Stress. Available from:

March 2010].

th

American Psychological Association, 2007. Mind and Body Health: Stress. USA. American Psychological Association. Available from:

March 2010].

[Accessed 12th

American Psychological Association, 2007. Stress: A Major Health Problem. USA. American Psychological Association. Available from:

March 2010].

[Accessed 12th

Atkinson, R.L. & Hilgard, E.R., 1996. Stres. Dalam: Pengantar Psikologi Edisi

ke-8 Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 222-237.

March 2010].

Brannon, L. & Feist, J., 2007. The Nervous System and the Physiology of Stress.

In: Health Psychology: An Introduction to Behaviour and Health 6th

Carlson, N.R., 2005. Stress Disorders. In: Foundations of Physiological

Psychology 6

Edition. USA: Thomson Wadsworth, 99-122.

th

Crampton, Suzanne M., Hodge, J.W., & Mishra, J.M., 1995. Stress and Stress Management. Journal of Advance Management, 60 (3): 2.


(44)

David, A.J., 1997. Coping With and Managing Stress. In: Wellness: Concepts and

Applications 3rd

Davison, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M., 2006. Stres dan Kesehatan. Dalam:

Psikologi Abnormal Edisi ke-9. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 274-289. Edition. USA: Mc Graw Hill, 256-263.

Firth, C.J., 1987. Emotional Distress in Junior Hospital Doctors. British Medical

Journal, 295 (6): 533.

Gunawan, B. & Sumadjono, 2007. Stres dan Sistem Imun Tubuh: Suatu Pendekatan Psikoneurologi. Cermin Dunia Kedokteran, 154: 13-16.

Heiman & Kariv, 2005. Task-Oriented versus Emotion-Oriented Coping Strategies: The Case of College Students. College Student Journal, 39 (1): 72-89.

Marjani, A., Gharavi, A.M., Jahanshahi, M., Vahidirad, A., & Alizadeh, F., 2008. Stress among Medical Students of Gourgan (South East of Caspian Sea), Iran. Kathmandu University Medical Journal, 6 (3): 421-425.

Mayo Clinic, 2009. Stress Symptoms: Effect on Your Body, Feelings and

Behaviour. USA: Mayo Foundation for Medical Education and Research.

Avaliable from: 12th March 2010].

Myers, D.G., 1996. Stress and Health. In: Exploring Psychology 3rd

National Association of School Psychologists, 1998. Stress in Children. Bethesda: National Association of School Psychologists. Avaliable from:

Edition. New

York: Worth Publisher, 356-363.

[Accessed 12th March

2010].


(45)

Payne, W.A., & Hahn, D.B., 2002. Managing Stress. In: Understanding Your

Health 7th

Pinel, J.P.J., 2009. Stres dan Kesehatan. Dalam: Biopsikologi Edisi ke-7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 557-565.

Edition. USA: Mc Graw Hill, 54-66.

Rasmun, 2004. Pengertian Stres, Sumber Stres, dan Sifat Stresor. Dalam: Stres,

Koping, dan Adaptasi Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto, 9-26.

Rice, L.P., 1992. Stress and Health. California: Cole Publishing.

Riyanto, A., 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Mulia Medika.

Saipanish, R., 2003. Stress among Medical Students in a Thai Medical School.

Medical Teach, 25 (5), 502.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis

Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto.

Shah, M., Hasan, S., Malik, S., & Sreeramareddy, C.T., 2010. Perceived Stress, Sources and Severity of Stress among Medical Undergraduate in a Pakistani Medical School. BioMedCentral Medical Education, 10: 2.

Shannone, R., Bradley, C.N., & Teresa, M.H., 1999. Sources of Stress among College Student. College Student Journal, 33 (2): 312.

Sherina, M.S., Rampal, L., Kaneson, N., 2004. Psychological Stress among Undergraduate Medical Students. Malaysia Medical Journal, 59 (11), 207.

Spagenberg, J.J, & Theron, J.C., 1998. Stress and Coping Strategies in Spouses of

Depressed Patients, Iran University. Available from:

2010].


(46)

Sreeramareddy, C.T., et al, 2007. Psychological Morbidity, Sources of Stress and

Coping Strategies among Undergraduate Medical Students of Nepal,

BioMedCentral Medical Education. Available from:

th March


(47)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Lampiran 1

Nama : Carolin

Tempat/ Tanggal lahir : Medan/ 12 Februari 1991

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Sibolga No. 10 Medan

Nomor Telepon : (061) 4518204

Orang Tua (Ayah) : Drs. Eddyanto, Ak.MBA Orang Tua (Ibu) : Suriani, SE

Riwayat Pendidikan : 1. TK Sutomo 1 Medan 2. SD Sutomo 1 Medan 3. SMP Sutomo 1 Medan 4. SMA Sutomo 1 Medan

Kegiatan : 1. Anggota Pekerja Sosial Masyarakat Sumatera Utara 2008-2013

2. Peserta Bakti Sosial di Jl. Tenggiri Medan Agustus 2010


(48)

4. Wakil Ketua Bakti Sosial Pengabdian Masyarakat di Binjai Mei 2010

5. Peserta Bakti Sosial di Panti Jompo Binjai April 2009

6. Peserta Bakti Sosial Klinik “METTA” Maret 2009

7. Peserta Bakti Sosial Pengabdian Masyarakat di Pantai Labu Juli 2008


(49)

Lampiran 2

KUESIONER Identitas Subjek

Angkatan :

(wajib diisi)

Jenis Kelamin :

1. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa sangat lelah padahal anda tidak sedang mengerjakan hal-hal yang melelahkan ( feel tired

out for no good reason ) ?

Lingkarilah pada satu jawaban yang anda rasakan.

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Kadang-kadang d. Sering E. Selalu

2. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa gugup ( nervous ) ?

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Kadang-kadang d. Sering E. Selalu

3. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa gugup dan tidak ada seseorang/ kegiatan apa pun yang dapat menenangkan anda ( feel so

nervous that nothing could calm you down ) ?

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Kadang-kadang d. Sering E. Selalu

No. Subjek : Lokasi Penelitian :


(50)

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Kadang-kadang d. Sering E. Selalu

5. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa gelisah ( fidgety )?

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Kadang-kadang d. Sering E. Selalu

6. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa tidak dapat beristirahat dengan tenang ( feel so restless that you could not sit still ) ?

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Kadang-kadang d. Sering E. Selalu

7. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa banyak menanggung beban ( depressed ) ?

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Kadang-kadang d. Sering E. Selalu

8. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa terpaksa dalam melakukan segala hal ( feel that everything was an effort ) ?

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Kadang-kadang d. Sering E. Selalu

9. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa sangat sedih dan tidak ada seseorang/ kegiatan apa pun yang dapat menghibur anda ( feel so

sad that nothing could cheer you up ) ?

a. Tidak Pernah b. Jarang c. Kadang-kadang d. Sering E. Selalu

10. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa tidak dihargai (worthless) ?


(51)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Lampiran 3

Dengan hormat,

Saya yang bernama Carolin / NIM 070100074 adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Stres pada Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini dilakuka n sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada blok Community Research Programme.

Stres adalah reaksi fisik dan psikis yang berbeda-beda pada setiap individu dan terjadi dalam keadaan tertentu yang mengancam. Stres dapat memberikan efek positif, seperti meningkatnya semangat, ataupun efek negatif seperti lesu dan penurunan daya ingat.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada mahasiswa pendidikan sarjana kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bermanfaat agar mahasiswa dapat memahami masalah tentang stres dan mengetahui cara pencegahan stres. Selain itu, data dan informasi hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukkan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam usaha pencegahan stres pada mahasiswa.

Partisipasi saudara/saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Identitas pribadi saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Untuk penelitian ini saudara/saudari tidak dikenakan biaya apapun. Bila saudara/saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi peneliti:

Nama : Carolin

Alamat : Jl. Sibolga No. 10 Medan HP : 08126301588


(52)

Terima kasih saya ucapkan kepada saudara/saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudara/saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudara/saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2010

Peneliti,


(53)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

Lampiran 4

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Gambaran Tingkat Stres pada Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara” maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan,………….2010


(54)

Lampiran 6 Data Induk

Hasil Uji Reabilitas Kuesioner

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(55)

Data Jawaban Validitas Kuesioner

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total

4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 38

3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 16

1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 12

3 3 3 1 2 2 1 1 1 1 18

2 3 3 1 2 1 2 2 2 2 20

3 2 1 1 3 2 4 2 2 3 23

3 2 1 4 4 4 3 4 4 4 33

4 2 3 3 3 5 4 4 4 2 34

4 3 3 3 4 5 4 4 3 3 36

2 2 1 1 2 1 4 3 1 1 18

4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 34

4 2 2 3 3 2 2 1 3 3 25

3 2 2 3 4 2 4 4 3 3 30

5 2 3 3 2 4 3 3 2 3 30

3 2 1 1 3 3 3 2 2 1 21

3 2 2 1 2 2 2 3 2 1 20

3 3 2 2 4 2 2 2 3 2 25

5 3 3 2 4 4 4 4 3 2 34

5 3 3 2 4 4 4 3 4 3 35


(56)

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Responden

Statistics

Tingkat Stres

N Valid 90

Missing 0

Tingkat Stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak

mengalami stres

26 28.9 28.9 28.9

Stres ringan 24 26.7 26.7 55.6

Stres sedang 20 22.2 22.2 77.8

Stres berat 20 22.2 22.2 100.0


(57)

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Statistics

Angkatan

N Valid 90

Missing 0

Angkatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2007 30 33.3 33.3 33.3

2008 30 33.3 33.3 66.7

2009 30 33.3 33.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Statistics

Jenis Kelamin

N Valid 90

Missing 0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 46 51.1 51.1 51.1

Wanita 44 48.9 48.9 100.0


(58)

Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Mengenai Tingkat Stres

p1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 15 16.7 16.7 16.7

2 20 22.2 22.2 38.9

3 31 34.4 34.4 73.3

4 22 24.4 24.4 97.8

5 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 13 14.4 14.4 14.4

2 38 42.2 42.2 56.7

3 27 30.0 30.0 86.7

4 11 12.2 12.2 98.9

5 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 30 33.3 33.3 33.3

2 40 44.4 44.4 77.8

3 15 16.7 16.7 94.4

4 5 5.6 5.6 100.0


(59)

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 33 36.7 36.7 36.7

2 30 33.3 33.3 70.0

3 16 17.8 17.8 87.8

4 10 11.1 11.1 98.9

5 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 13 14.4 14.4 14.4

2 30 33.3 33.3 47.8

3 27 30.0 30.0 77.8

4 18 20.0 20.0 97.8

5 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 17 18.9 18.9 18.9

2 25 27.8 27.8 46.7

3 25 27.8 27.8 74.4

4 20 22.2 22.2 96.7


(60)

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 15 16.7 16.7 16.7

2 22 24.4 24.4 41.1

3 23 25.6 25.6 66.7

4 26 28.9 28.9 95.6

5 4 4.4 4.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 16 17.8 17.8 17.8

2 27 30.0 30.0 47.8

3 36 40.0 40.0 87.8

4 10 11.1 11.1 98.9

5 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 23 25.6 25.6 25.6

2 33 36.7 36.7 62.2

3 21 23.3 23.3 85.6

4 11 12.2 12.2 97.8

5 2 2.2 2.2 100.0


(61)

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 27 30.0 30.0 30.0

2 28 31.1 31.1 61.1

3 26 28.9 28.9 90.0

4 7 7.8 7.8 97.8

5 2 2.2 2.2 100.0


(62)

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Berdasarkan Karakteristik Angkatan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Angkatan * Tingkat stres

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Angkatan * tingkat Crosstabulation

Tingkat

Total Tidak stres Stres ringan Stres sedang Stres berat

Angkatan 2007 Count 8 8 5 9 30

% within tingkat 30.8% 33.3% 25.0% 45.0% 33.3%

2008 Count 6 11 6 7 30

% within tingkat 23.1% 45.8% 30.0% 35.0% 33.3%

2009 Count 12 5 9 4 30

% within tingkat 46.2% 20.8% 45.0% 20.0% 33.3%

Total Count 26 24 20 20 90


(63)

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis kelamin * Tingkat stres

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

kelamin * tingkat Crosstabulation

Tingkat

Total Tidak stres Stres ringan Stres sedang Stres berat

Kelamin Pria Count 14 13 7 12 46

% within tingkat 53.8% 54.2% 35.0% 60.0% 51.1%

Wanita Count 12 11 13 8 44

% within tingkat 46.2% 45.8% 65.0% 40.0% 48.9%

Total Count 26 24 20 20 90


(1)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 15 16.7 16.7 16.7

2 20 22.2 22.2 38.9

3 31 34.4 34.4 73.3

4 22 24.4 24.4 97.8

5 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 13 14.4 14.4 14.4

2 38 42.2 42.2 56.7

3 27 30.0 30.0 86.7

4 11 12.2 12.2 98.9

5 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 30 33.3 33.3 33.3

2 40 44.4 44.4 77.8

3 15 16.7 16.7 94.4

4 5 5.6 5.6 100.0


(2)

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 33 36.7 36.7 36.7

2 30 33.3 33.3 70.0

3 16 17.8 17.8 87.8

4 10 11.1 11.1 98.9

5 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 13 14.4 14.4 14.4

2 30 33.3 33.3 47.8

3 27 30.0 30.0 77.8

4 18 20.0 20.0 97.8

5 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 17 18.9 18.9 18.9

2 25 27.8 27.8 46.7

3 25 27.8 27.8 74.4

4 20 22.2 22.2 96.7

5 3 3.3 3.3 100.0


(3)

Valid 1 15 16.7 16.7 16.7

2 22 24.4 24.4 41.1

3 23 25.6 25.6 66.7

4 26 28.9 28.9 95.6

5 4 4.4 4.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 16 17.8 17.8 17.8

2 27 30.0 30.0 47.8

3 36 40.0 40.0 87.8

4 10 11.1 11.1 98.9

5 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 23 25.6 25.6 25.6

2 33 36.7 36.7 62.2

3 21 23.3 23.3 85.6

4 11 12.2 12.2 97.8

5 2 2.2 2.2 100.0


(4)

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 27 30.0 30.0 30.0

2 28 31.1 31.1 61.1

3 26 28.9 28.9 90.0

4 7 7.8 7.8 97.8

5 2 2.2 2.2 100.0


(5)

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Angkatan * Tingkat

stres

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

Angkatan * tingkat Crosstabulation

Tingkat

Total Tidak stres Stres ringan Stres sedang Stres berat

Angkatan 2007 Count 8 8 5 9 30

% within tingkat 30.8% 33.3% 25.0% 45.0% 33.3%

2008 Count 6 11 6 7 30

% within tingkat 23.1% 45.8% 30.0% 35.0% 33.3%

2009 Count 12 5 9 4 30

% within tingkat 46.2% 20.8% 45.0% 20.0% 33.3%

Total Count 26 24 20 20 90


(6)

Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Berdasarkan Karakteristik Jenis

Kelamin

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Jenis kelamin *

Tingkat stres

90 100.0% 0 .0% 90 100.0%

kelamin * tingkat Crosstabulation

Tingkat

Total Tidak stres Stres ringan Stres sedang Stres berat

Kelamin Pria Count 14 13 7 12 46

% within tingkat 53.8% 54.2% 35.0% 60.0% 51.1%

Wanita Count 12 11 13 8 44

% within tingkat 46.2% 45.8% 65.0% 40.0% 48.9%

Total Count 26 24 20 20 90