PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA : Studi pada Masyarakat Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.

(1)

(StudipadaMasyarakatDesaCilembu, KecamatanPamulihan

KabupatenSumedang)

SKRIPSI

DisusununtukMemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd)pada Program StudiPendidikanSosiologi, FakultasPendidikanIlmuPengetahuanSosial,

UniversitasPendidikan Indonesia

oleh

Sri Nurohim 1100727

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


(2)

(StudipadaMasyarakatDesaCilembu, KecamatanPamulihan KabupatenSumedang)

oleh

Sri Nurohim 1100727

Diajukanuntukmemenuhisebagaiansyarat gelarsarjanaPendidikanSosiologi

©Sri Nurohim 2015 UniversitasPendidikan Indonesia


(3)

PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA

(StudipadaMasyarakatDesaCilembu, KecamatanPamulihan KabupatenSumedang)

Disetujuidandisahkanolehpembimbing: Pembimbing I

Dr. EllyMalihah, M.Si NIP 196604251992032002

Pembimbing II

Drs.WahyuEridiana, M.Si NIP 19550505198601001

Mengetahui


(4)

PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA

(STUDIPADAMASYARAKATDESACILEMBU, KECAMATANPAMULIHAN KABUPATENSUMEDANG) Sri Nurohim (1100727) ABSTRAK

Pariwisata di kawasan wisata alam Pangjugjugan mengandalkan suasan alam yang masih asri dengan pepohonan yang rindang serta pemandangan Gunung Kareumbi sebagai latar belakangnya menjadi daya tarik tersendiri untuk dijadikan tujuan wisata.Perkembangan kawasan wisata alam Pangjugjugan yang dibuka sejak tahun 2009 ini menyebabkan perubahan pada kehidupan masyarakat sekitarnya yaitu perubahan dalam hal 1) aspek sosial-budaya yang meliputi nilai budaya seperti kegiatan gotong royong, tata kelakuan masyarakat, perubahan cara berpakaian dan bahasa,tradisi, lingkungan, pendidikan, serta kesehatan, 2) aspek ekonomi yaitu perubahan mata pencaharian, pendapatan dan fasilitas hidup.Tujuan penelitian ini untuk dapat mengambarkan seberapa besar pengaruh dari adanya kawasan wisata alam Pangjugjugan terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya yaitu dalam aspek sosial budaya masyarakat dan kondisi ekonomi masyarakat Desa Cilembu.Secara umum, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif, yang menggambarkan keadaan yang sedang terjadi sesuai kenyataan dilapangan yang dilihat oleh peneliti. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil sampel penelitian yang ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dan persyaratan tertentu (Pupposive sampling). Jumlah sampel adalah sebanyak 98 orang dari seluruh masyarakat Desa Cilembu. Pengambilan data dilakukan melalui pengedaran daftar pertanyaan kepada responden.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat pengaruh dari adanya kawasan wisata alam Pangjugjugan terhadap masyarakat, baik itu pengaruh yang bersifat positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh yang bersifatpositifantaralainadanyaperluasanwawasansosiokulturaldanadanyainteraksi berbagaikebudayaan, tumbuhnyasolidaritasantarmasyarakat, peningkatanpendidikan, sertapeningkatankualitaskesehatan. Pengaruhpariwisata yang bersifatnegatifantara lain bergesernyanilainorma, masuknyabudayabarudanmulaimelupakantradisi yang duluada,

adanyaperubahanbahasa, dancaraberpakaian.

Tidaksemuamasyarakatmerasakanpengaruhdarikawasanwisataalampangjugjugani ni.Hasildaripenelitianmenunjukanbahwamasyarakat yang

terkenapengaruhbesaradalahmasyarakat yang


(5)

Kata Kunci: Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan, Pengaruh Sosisal- Ekonomi, Masyarakat

THE INFLUENCE OF PANGJUGJUGAN NATURE TOURISM AREA TO THE LIFE OF THE SURROUNDING COMMUNITIES

(A STUDY IN THE COMMUNITIES OF DESA CILEMBU, KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG)

Sri Nurohim (1100727) ABSTRACT

The clear fresh air with shady trees and the view of Mount Kareumbi as the background are the reasons why Pajungjugan tourism area becomes a tourist destination. The development of this tourist area that has been opened since 2009 plays a huge role in the changing of the communities’ life around it in several aspects 1) social-culture aspect includes a traditional culture like gotongroyong (mutual cooperation usually among the villagers in Indonesia to work together for the purposes of community), communities behavior, the changing of the way the people dress, the way they speak, tradition, environmental, and health, 2) economic aspect includes the changing of the job, salary, and life facility. The purpose of this research is to present how big is the effect of Pangjugjugan nature tourism area for the life of DesaCilembu communities in social-culture aspect and economic aspect. In general, this research uses the quantitative approach and descriptive method which represents the circumstances happen in the field that is noticed by the researcher. This research is conducted by taking samples for the research that is determined based on consideration and requirement (Pupposive sampling). The amount of the sample is 98 communities of DesaCilembu. The data is taken by spreading the questionnaire for the respondents. This research shows there are both negative and positive effects. The positive effect includes the better understanding of social-culture and the interaction among different cultures, the solidarity among communities, the improvement in education, and the improvement of the health service. The negative effect includes the degradation of norm values and the traditional culture that has been forgotten, the changing of the spoken language and the way the communities dress. Though, not all of the community feel the influence of the Pajungjugan tourism area. The


(6)

research shows that the major influence is felt by the community that is directly interacting with the Pangjugjugan tourist area.

Key words: Pangjugjugan Tourist Area, Social-Economy Effect, Community


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN. . . i

ABSTRAK . . . ii

ABSTRACT. . . iii

KATA PENGANTAR . . . iv

UCAPANTERIMA KASIH . . . v

DAFTAR ISI . . . .. . . . viii

DAFTAR TABEL . . . .. . . . xii

DAFTAR DIAGRAM . . . xv

DAFTAR GAMBAR. . . xviii

DAFTAR SKEMA . . . xix

BAB 1 PENDAHULUAN . . . 1

A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Rumusan Masalah . . . 5

C. Tujuan Penelitian . . . 5

D. Manfaat Penelitian. . . 6

E. Struktur Organisasi Skripsi . . . .. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA. . . 8

A. KajianPustaka. . . 8


(8)

a. Pengertian Pariwisata, kawasanwisatadan Wisatawan . . . . . b. Interaksi Antar Wisatawan dengan Masyarakat Lokal ..

10 2. Perubahan Sosial . . .

a. Definisi Perubahan Sosial . . . b. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial . . . c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses

Perubahan... d. Perubahan Masyarakat... e. Proses Sosial sebagai Penyebab Perubahan

Masyarakat... f. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial dalam Masyarakat...

12 12 13

15 18

19 20

3. FungsionalismeStruktural. . . 21

4. Masyarakat . . . 5. Nilai dan Norma Sosial . . . 24 25 6. Pariwisata dan Pengaruhnya . . . a. Dampak Sosial Ekonomi . . . b. Dampak Sosial Budaya . . . 26 27 27 B. PenelitianTerdahulu . . . 29

C. KerangkaPemikiran. . . 32

BAB III METODEI PENELITAN . . . 35


(9)

B. Partisipan . . . 39 C. Lokasi Penelitian . . . 40 D. Populasi dan sampel Penelitian . . .

1. Populasi Penelitian . . . 2. Sampel Penelitian . . .

41 41 41 E. Intrumen Penelitian. . . 43

1. Observasi . . . .. . .

2. Angket . . .

a. Uji Validitas . . .

b. Uji Reliabilitas . . . .

3. Studi Litelatur . . .

4. Dokumentasi . . .

43 44 45 50 52 53 F. Prosedur Penelitian . . . .

1. Tahap Persiapan . . .

2. Tahap Pelaksanaan . . .

3. Tahap Penyusunan Laporan . . .

53 53 54 54 G. Analisis Data . . . .

1. Analisis Inferensial . . .

2. Analisis Statistika Kuantitatif . . .

a. Perhitungan Persentase . . .

b. Method of Successive Internal (MSI) . . . .

c. Uji Normalitas . . .

d. Regresi Sederhana . . . .

e. UjiHipotesis. . .

55 55 56 56 57 58 59 60


(10)

A. GambaranUmumLokasiPenelitian . . . . 62 1. Profil Desa Cilembu . . . 62 2. Peta Lokasi Penelitian

3. Profil Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan. . . a. Sejarah Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan . . .

b. FasilitasKawasan Wisata Alam Pangjugjugan . . . c. Visi dan Misi Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan . . .

64 65 65 66 67 B. Temuan. . . . . .

1. Karakteristik Responden . . . . . . 2. Analisis Persentase . . . . . . 3. Uji Normalitas . . . . . . 4. Analisi Regresi Sederhana . . . . . . 5. Analisis Korelasi Parson . . . . . .

67 67 69 135 136 138 C. Pembahasan . . . .. . . 139

1. Pengaruh Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Sekitarnya . . . 139 2. Pengaruh Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan Terhadap

Perkembangan Ekonomi Masyarakat Sekitarnya . . . 146

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. . .

A. Simpulan . . . B. Rekomendasi . . .

151 151 152

DAFTAR PUSTAKA . . . 151


(11)

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama di dalam pembangunan ekonomi berbagai negara.Salah satu negara yang menaruh harapan terhadap pariwisata adalah Indonesia.Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara yang memiliki potensi pariwisata yang besar dengan keanekaragaman budaya,tradisi,dan keindahan alamnya.Hal ini merupakan kekayaan Negara Indonesia yang sangat diakui oleh mancanegara.Oleh karena itu di Negara Indonesia begitu banyak objek wisata yang menjadi tujuan para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Objek wisata yang paling banyak menarik perhatian wisatawan adalah dari segi keindahan alam yang merupakan andalan Negara Indonesia di bidang pariwisata.Banyak daerah-daerah di Indonesia yang menawarkan keindahan alamnya. Salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat yang memiliki banyak potensi pariwisata, diantara terdapat keanekaragaman seperti pegunungan, rimba, laut, air, pantai, dan seni budaya. Letak geografis Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Ibukota Negara Indonesia, DKI Jakarta, menjadikan Jawa Barat memiliki potensi yang strategis bagi pengembangan pariwisata.Selain merupakan pintu gerbang utama Indonesia, DKI Jakarta juga merupakan sumber pasar wisatawan.Disamping itu, keragaman daya tarik wisata yang dimiliki kabupaten/kota di Jawa Barat memberikan alternatif pilihan berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan.

Perkembangan pariwisata terus berkembang dengan pesat, terlebih kawasan wisata alam yang biasanya menyuguhkan keindahan alam, objek wisata yang


(13)

menawarkan lingkungan yang masih asri, segar tanpa polusi dan fasilitas-fasilitas yang mendukung lainnya. Pengelolaan terhadap kawasan pariwisata alam jika dilakukan dengan bijak dapat memberikan keindahan panorama alam yang dapat menjadi potensi obyek wisata.Kegiatan-kegiatan di kawasan wisata yang dilakukan menekankan keterlibatan pada berbagai pihak seperti pemerintah setempat, pengelola, masyarakat sekitar dan pengunjung wisata. Dari kegiatan pariwisata ini tentunya membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya, seperti berpengaruh terhadap ekonomi, sosial, budaya dan ekologi yang akan berdampak pada kesejahteraan ekonomi dan kelestarian budaya serta lingkungan hidup.

Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, yaitu Bandung. Seperti halnya kabupaten lain, kabupaten yang memiliki luas wilayah 153.124 ha dan jumlah penduduk hampir 1 juta jiwa, juga menyimpan cukup banyak potensi sumber daya alam. Terutama potensi di sektor pariwisata yang tersebar di beberawa wilayah, makanan khas, kerajinan tradisional, disamping peternakan, kehutanan dan pertanian.

Salah satu wisata alam yang terdapat di Kabupaten Sumedang adalah kawasan wisata alam Pangjugjugan yang terletak di Kecamatan Pamulihan, Desa Cilembu.Kawasan wisata alam Pangjugjugan yang memiliki luas ± 12 hektar dibuka secara resmi oleh Bupati Sumedang tanggal 29 Februari 2009.Sampai sekarang, tempat wisata ini terus berkembang. Fasilitas yang terdapat di Pangjugjugan diantaranya playground, arena bermain anak, lesehan, terapi ikan, batu refleksi, curug, lapangan futsal, kolam renang, flying fox, becak mini, tunggang kuda dan perahu. Selain wisata alam terdapat ekowisata, dapat berkeliling kebun, peternakan ungas, kelinci, kambing, sapi perah dan sapi potong. Serta terdapat juga sekolah alam, outbond, pelatihan, dan pemancingan.


(14)

Kawasan wisata degan berbagai objek wisata yang ditawarkan mulai bermunculan dan mudah untuk dijumpai diberbagai daerah di Indonesia.Akan tetapi perlu ditekankan bahwa pariwisata merupakan fenomena kemasyarakatan yang menyangkut manusia, masyarakat, kelompok, organisasi, kebudayaan dan sebagainya.Kajian sosial terhadap kepariwisataan masih sangat minim, hal ini disebabkan pada awalnya pariwisata lebih dipandang sebagai kegiatan ekonomi dan tujuan pengembangan kepariwisataan adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, baik untuk pemerintah maupun masyarakat karena kepariwisataan menyangkut manusia dan masyarakat maka kepariwisataan dalam laju pembangunan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aspek sosial. Karena makin disadari bahwa pembangunan kepariwisataan tanpa memperhatikan pertimbangan aspek sosial yang matang akan membawa dampak negatif bagi masyarakat, khususnya di daerah pariwisata. Kepariwisataan adalah sesuatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat setempat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Dampak pariwisata terhadap masyarakat seringkali dilihat dari hubungan antara masyarakat dengan wisatawan yang menyebabkan terjadinya proses komoditisasi dan komersialisasi dari keramah-tamahan masyarakat lokal.

Pembangunan kawasan wisata memiliki aspek-aspek yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah aspek sosial, akan tetapi aspek sosial ini seringkali kurang mendapat perhatian. Hal ini dikarenakan pengembangan pariwisata umumnya memberikan penekanan pada aspek ekonomi.Salah satu tujuan setiap program pembangunan, terutama pariwisata adalah untuk mengejar produktivitas.Program-program yang memfokuskan perhatian pada aspek ekonomi sering kali bertentangan dengan program-program dengan penekanan aspek sosial.Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan pariwisata seringkali tidak memberikan perhatian serius


(15)

terhadap aspek sosial ini, padahal aspek sosial ini sangat erat kaitannya dengan masyarakat, terlebih masyarakat yang berada disekitar kawasan wisata tersebut.

Pariwisata selalu mempertemukan dua atau lebih kebudayaan yang berbeda, yang mempunyai perbedaan dalam norma, nilai, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya. Pertemuan masyarakat dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda akan menghasilkan berbagai proses akulturasi, dominasi, asimilasi, adopsi, adaptasi, dan seterusnya dalam kaitan hubungan antar budaya, yang tentu saja merupakan salah satu kajian dalam sosiologi.

“Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi kunjungan wisatawan karena

mempunyai sumberdaya tarik, baik alamiah, maupun buatan manusia, seperti keindahan alam atau pegunungan, pantai flora dan fauna, kebun binatang, bangunan kuno bersejarah, monumen-monumen, candi-candi, tari-tarian, atraksi dan kebudayaan khas lainnya” (Adisasmita, 2010).

Kegiatan pariwisata merupakan sektor yang dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan dan pertumbuhan pembangunan daerah, yaitu memberikan tambahan pendapatan bagi daearah untuk dapat memajukan daerah tersebut. Proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah dapat ditunjang oleh potensi wisata yang dimiliki.

Pembangunan kawasan wisata tidak jauh berbeda dengan pembangunan lainnya, dalam prosesnya pariwisata memiliki dampak atau akibat sosial dan ekonomi.Selain yang telah dibahas sebelumnya yaitu dapat menambah pendapatan daerah maupun masyarakat, pembangunan kawasan wisata pun berdampak pada perubahan sosial masyarakat sekitar kawasan wisata tersebut.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ritzer (Piötr Sztompka, 1993, hlm.5)

bahwa “perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial,


(16)

Kata perubahan sering dihubungkan dengan kata sosial dan budaya. Perubahan sosial dimaksudkan adanya proses yang dialami dalam kehidupan sosial yaitu perubahan yang mengenai sistem dan struktur sosial. Perubahan sosial dapat mengenai nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.Perubahan sosial dapat terjadi karena direncanakan dan tidak direncanakan.Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan dalam masyarakat, sedangkan perubahan yang tidak direncanakan terjadi seperti akibat dari perang, penjajahan, atau bencana alam (Soerjono Soekanto, 1982, hlm. 269-274).

Dengan datangnya peluang usaha di lingkungan masyarakat, menyebabkan terjadinya perubahan sosial di bidang ekonomi dan perilaku sosial yang terjadi pada masyarakat Desa Cilembu. Dampak adanya wisata alam Pangjugjugan ini baik langsung maupun tidak langsung, juga berpengaruh besar terhadap proses interaksi antara masyarakat lokal dengan pendatang atau wisatawan.

Sebelum melakukan studi mengenai pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap kehidupan masyarakat Desa Cilembu, maka dilakukanbeberapa identifikasi permasalahan yang ada yaitu terjadinya perubahan-perubahan sosial yang cukup berarti seperti adanya interaksi antara masyarakat lokal dengan wisatawan dan pendatang yang tidak dibatasi mengakibatkan perubahan kebiasaan hidup masyarakat Desa Cilembu, pergeseran nilai dan norma yang dialami oleh masyarakat pedesaan. Pola mata pencaharian penduduk mengalami perubahan.Perubahan ekonomi masyarakat Desa Cilembu. Serta adanya kesenjangan antara harapan masyarakat Desa Cilembu dan dengan apa yang dilakukan pihak pengelola wisata alam Pangjugjugan.


(17)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanapengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat Desa Cilembu?

2. Seberapa tinggi pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap perkembangan ekonomi masyarakat setempat?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai pengaruh kawasan wisata alam Pangjugjugan terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya.

2. Tujuan Khusus

Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengidentifikasi apa saja pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat Desa Cilembu.

b. Mengidentifikasi seberapa tinggi pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap perkembangan ekonomi masyarakat setempat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan dan bagi pengembangan ilmu Sosiologi.


(18)

b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang Sosiologi Desa dan Sosiologi Pariwisata.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti sejenis di masa yang akan datang.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan konsep keilmuan mengenai ilmu Sosiologi Pariwisata khususnya mengenai pengaruh kawasan pariwisata terhadap kehidupan masyarak sekitarnya, terutama dalam kehidupan sosial-budaya dan ekonomi masyarakat sekitarnya.

b. Bagi Program Pendidikan Sosiologi, sebagai media informasi dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kajian Sosiologi Pariwisata, khususnya pengaruh kawasan wisata terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya.

c. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah pengetahuan tentang pengaruh kawasan wisata terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya.

d. Bagi pembaca

Penelitian ini dapat memberi bekal pengetahuan sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dalam kehidupan, dimana masih banyak masyarakat yang belum sadar akanpengaruh dari kawasan wisata terhadap kehidupan sosialbudaya dan ekonomi.


(19)

Struktur oranisasi penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan truktur organisasi.

BAB II : Kajian Pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaiatan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai pengaruh kawasan wisata alam Pangjugjugan terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya.

BAB IV : Temuan dan Pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang pengaruhkawasan wisataPangjugjuganterhadap ekonomi masyarakat dan pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Cilembu.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriftif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.Metode deskriftif ini digunakan untuk melihat sebabakibatantara variabel bebas (kawasan wisata alam Pangjugjugan) dengan variabel terikat (kehidupan masyarakat sekitarnya).

West (dalam Darmawan, 2013, hal.38) mengungkapkan bahwa:

Metode deskriptif merupakan metode penelitian berupa pengumpulan data untuk mengetes hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Melaporakan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Tujuan metode deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Metode deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan survei, sehingga ada format deskriptif studi kasus atau format deskriptif survei. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan format deskriptif survei. Survei melihat apakah ada pengaruh dari adanya kawasan wisata alam terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya.Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melibatkan proses pengumpulan, analisis, interpretasi data serta penulisan hasil penelitian.Survei tentu digunakan pada masalah-masalah yang membutuhkan studi dengan objek yang luas.Di dalam metode survei terdapat unit-unit survei, unit-unit survei adalah individu (IS-1) dan kelompok (KS-2), (Bungin, 2013, hlm.45).


(21)

Individu (SI-1) sebagai unit survei dimaksud sebagai bagian populasi dan merupakan bagian yang utuh dari objek penelitian yaitu seluruh masyarakat Desa Cilembu yang berjumlah 4.524 orang.Dalam ungkapan penjelasan nantiyang ditonjolkan adalah potret keseluruhan populasi karena individu telah larut dalam populasi yang diwakilinya.Kelompok sebagai unit survei disini adalah Desa Cilembu yang terdiri dari beberapa kelompok kecil yang kemudian larut dalam analisis, sedangkan yang ditonjolkan adalah profil umum dari kelompok secara keseluruhan yaitu kelompok sebagai populasi.

Dilihat bentuk unit yang diteliti, maka unit-unit itu dapat digambarkan seperti pada table 3.1 (Bungin, 2013, hlm.45)

Tabel 3.1

Unit-Unit yang Diteliti Dalam Format Deskriptif

Unit yang diteliti

Format deskriftif

Individu Kelompok

1 2 3

Survey/Pemairan IS (1) KS (2)

Keterangan : kolom 2 adalah individu dan format penelitian Kolom 3 adalah kelompok dan format penelitian

Dalam penelitian ini, metode deskripsi survei digunakan penulis sebagai metode untuk mengetahui adakah pengaruh dari kawasan wisata alam Pangjugjugan terhadap kehidupan masyarakat di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang secara general dengan populasi yang cukup besar. Karena populasi yang cukup besar yaitu sebanyak 4.524 orang dimungkinkan pula peneliti menggunakan sampel yang dapat mewakili dan akan menggambarkan populasi secara keseluruhan.


(22)

Akibatnya survei tidak mempertahankan keutuhan dari objek yang diteliti, karena responden sebagai kesatuan yang utuh tenggelam dalam analisis dan yang muncul bukanlah wajah responden akan tetapi wajah keseluruhan populasi. Adapun desain studi yang digunakan dalam penelitian ini, penulis gambarkan sebagai berikut:

Rumusan masalah:

1.Bagaimana pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat Desa Cilembu?

2.Seberapa tinggi pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap perkembangan ekonomi masyarakat setempat?

Landasan Teori: 1.Kepariwisataan

2.Perubahan sosial (teori

fungsionalisme struktural)

Perumusan hipotesis:

Pengumpulan data: observasi, angket, studi litelatur dan dokumentasi

Populasi : 4524 orang Sampel : 98 orang


(23)

Skema 3.1

Model Desain Penelitian deskriptif

Modeldi atas terilhami oleh model desain penelitian kuantitatif dari Sugiyono (2012, hlm.30) dan dimaknai sebagai berikut:

Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa harus sudah jelas.Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti terhadap suatu masalah sosial yang berkaitan dengan dibangunnya kawasan wisata alam Pangjugjugan di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang yang berlokasi ditengah-tengah kawasan pemukiman penduduk. Kasus ini menjadi menarik karena sebelumnya di Desa Cilembu tidaklah terdapat kawasan wisata dan mayoritas penduduk hanya sebagai petani yang berfokus kepada peningkatan produktifitas pertanian serta tidak adanya pengalaman atau pengetahuan masyarakat mengenai pariwisata. Dengan demikian peneliti memiliki asumsi bahwa dengan adanya kawasan wisata alam Pangjugjugan akan menimbulkan pengaruh positif dan negatif terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya.

Setelah masalah diidentifikasi, dan dibatasi, maka selanjutnya masalah

KESIMPULAN

Pengembangan instrument:


(24)

dirancang oleh penulis diantaranya adalah (1) Bagaimana pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat Desa Cilembu?, (2) Seberapa tinggi pengaruh kawasan wisata Pangjugjugan terhadap perkembangan ekonomi masyarakat setempat?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti menggunakan sebuah teori untuk menjawabnya dan teori yang digunakan peneliti untuk menjawab rumusan masalah tersebut adalah teori perubahan sosial (fungsionalisme struktural).Jadi teori dalam penelitian kuantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut.

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori perubahan sosial tersebut dinamakan hipotesis. Hipotesis dari penelitian ini adalah H0-> µ1=µ2 (Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kawasan wisata terhadap masyarakat sekitarnya) dan H1-> µ1≠µ2 (terdapat pengaruh yang signifikan dari kawasan wisata terhadap masyarakat sekitarnya). Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data.

Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan peneliti yaitu masyarakat Desa Cilembu, karena populasi terlalu luas maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasidengan teknik Purposive Sampling.Agar data yang didapat akurat maka peneliti perlu menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis.Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan.Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberi pembahasan.Setelah penelitian diberi pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan, kesimpulan ini berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul.


(25)

Partisipan dalam penelitian mengenai pengaruh kawasan wisata alam pangjugjugan terhadap masyarakat sekitarnya adalah masyarakat Desa Cilembu yang tentunya berada disekitar kawasan wisata alam Pangjugjugan.

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan mendapatkan data primer yang berasal dari data Desa Cilembu yang menyebutkan bahwa jumlah penduduk Desa Cilembu sebanyak 4.524 orang, yang memiliki 3 Kedusunan, 11 Rukun Warga, dan 31 Rukun Tetangga.

Dalam penelitian ini tidak semua masyarakat Desa Cilembu menjadi partisipan dikarenakan populasinya yang besar, maka tidak mungkin seluruh populasinya diteliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga dan waktu yang tersedia. Dalam menentukan partisipan peneliti menerapkan beberapa karakteristik tertentu, yaitu sebagai berikut:

1. Berusia 20 tahun keatas

2. Masyarakat yang bertempat tinggal disekitar kawasan wisata alam Pangjugjugan, yaitu Dusun Babakan Anjun, Desa Cilembu yang menjadi lokasi penelitian. 3. Anggota keluarga yang terlibat dalam kegiatan di kawasan wisata baik secara

langsung maupun tidak langsung.

4. Tokoh-tokoh masyarakat Desa Cilembu yang mengetahui pembangunan dan perkembangan kawasan wisata alam Pangjugjugan.

Karakteristik yang telah ditentukan untuk menentukan partisipan dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti mendapatkan data dan informasi yang akurat dan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini. Selain itu menentukan masyarakat Desa Cilembu sebagai partisipan dalam penelitian ini adalah karena masyarakat Desa Cilembu yang berada disekitar kawasan wisata alam Pangjugjugan adalah pihak yang akan merasakan langsung pengaruh dari adanya kawasan wisata tersebut.


(26)

Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di kawasan wisata alam Pangjugjugan yang terletak di Dusun Babakan Anjun Rt 03 Rw 10 Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Desa Cilembu yang dipimpin oleh Kepala Desa Koko Komarudin dengan jumlah penduduk sebanyak 4.524 orang, laki-laki berjumlah 2.476 orang dan perempuan berjumlah 2.441 orang. Desa Cilembu ini memiliki luas wilayah 352,2 Hektar, dengan jumlah kedusunan sebanyak 3 dusun, 11 RW, 31 RT.

Kawasan wisata alam Pangjugjugan ini memiliki luas tanah ± 12 Hektar dan memiliki berbagai fasilitas rekreasi. Alasan pemilihan lokasi ini, karena sebelumnya Desa Cilembu adalah Desa yang mayoritas masyarakatnya berfokus terhadap pertanian dengan mayoritas penduduk sebanyak 75% sebagai buruh tani, dimana tidak ada kawasan wisata yang menjadi fokus lain di Desa Cilembu, oleh karena itu peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh kawasan wisatadi Desa Cilembuterhadap kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya.


(27)

Peta lokasi wisata alam Pangjugjugan

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian

Burhan (2005, hlm.109) mengatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan populasi adalah objek atau subjek yang berada disuatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang yang merasakan dampak dari adanya kawasan wisata Pangjugjugan.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:118) “… sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara menentukan sendiri sampel yang akan diambil sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti itu sendiri.

Teknik sampling untuk menentukan jumlah sampel dari masyarakat Desa Cilembu yang akan diteliti maka digunakan rumus Slovin.

Rumus slovin tersebut adalah sebagai berikut:


(28)

Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi

E = persen kelonggaran ketidakpastian dengan tingkat kesalahan 10% (0.10)

Sampel dari penelitian ini adalah sebagaian warga Desa Cilembu, dengan ukuran populasi 4.524 orang, dan nilai kelonggaran (e) 0,10. Maka dapat dicari sampel dengan rumus:

=

4.524 1+4.524×0.102

=

4.524

1 + 4.524 × 0.1

2

=

4.524

1 + 45,24

=

4.524

46,24

= 97,83

98

Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatlah ukuran sampel minimal dengan jumlah (n) = 98 orang

.

Dari penjelasan diatas sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang Jawa Barat yang memiliki 3 Kedusunan, 11 Rukun Warga, dan 31 Rukun Tetangga sebagai populasi, maka akan diambil satu dusun terdekat dengan kawasan pariwisata dari tiga dusun yang ada di Desa Cilembu. Dari satu dusun tersebut yaitu Dusun Babakan Anjun akan dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu masyarakat, pekerja di kawasan


(29)

pangjugjugan, dan tokoh-tokoh atau pejabat desa dengan jumlah minimal responden sebanyak 98 orang.

E. Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, karena data-data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian diperoleh melalui instrumen penelitian.

Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Purwanto (2008, hlm.183) “… instrument merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan peneliti yang objektif pula..”

Adapun instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini berfungsi sebagai alat pengumpul data adalah angket, observasi dan dokumenter.

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004, hlm.104). Sedangkan Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 145) menyatakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikholohis, dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Disini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan yaitu, observasi dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati, melainkan hanya sebagai pengamat indipenden. Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat


(30)

Peneliti melakukan observasi untuk penelitian ini di kawasan wisata alam Pangjugjugan, Dusun Babakan AnjunDesa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Disini peneliti melihat gejala-gejala sosial awal yang akan menjadi dasar rumusan masalah yang harus dipecahkan dalam penelitian ini.

2. Angket

Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.Setelah diisi angket dikembalikan kepada peneliti (Burhan 2005, hlm.133).Bentuk umum sebuah angket terdiri dari bagian pendahuluan, bagian identitas, dan bagian isi angket.

Diharapkan dengan angket ini peneliti dapat menggali informasi dari responden yang berkaitan dengan masalah penelitian. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali selain yang tertera sebagai alternatif jawaban. Skala yang digunkan dalam angket ini adalah skala likert.

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert.Deni (2013,

hlm.169) menyatakan “skala likert dugunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang tentang fenomena sosial.”

Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang bersangkutan. Kriteria penilaian dari pernyataan tersebut memiliki 5 alternatif jawaban, yaitu untuk pernyataan positif mempunyai nilai SB=5. B=4, R=3, KB=2, DAN STB=1 sedangkan untuk pernyataan negatif mempunyai nilai SB=1, B=2, R=3, KB=4, DAN STB=5.


(31)

Table 3.2 Rentang Skala Likert

Pernyataan sikap

Sangat baik / Selalu

Baik / Sering

Ragu-ragu Kurang baik / Pernah

Sangat tidak baik /

Tidak pernah

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

( Sumber: purwanto (2008, hlm. 220) ) Untuk memperoleh soal angket yang baik, maka soal-soal pada angket tersebut diujicobakan, agar dapat diketahui tingkat validitas dan reliabilitasnya.

a. Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.Sugiyono (2011, hlm.363) mengemukakan bahwa “data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.”

Validitas di sini menggunakan rumus Product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:

=

� −

� 2− 2 � 2− 2

Sumber : Burhan Bungin, 2013, hlm.217 Keterangan :


(32)

N = jumlah individu dalam sampel

X = angka mentah untuk variabel X (jumlah jawaban item) Y = angka mentah untuk variabel Y (jumlah item keseluruhan)

Harga menunjukan indeks korelasi antar dua variabel yang

dikorelasikan.Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna yaitu (1) tidak adanya korelasi, (2) arah korelasi, (3) besar korelasi.

Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: Jika > r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid Jika < r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid

Selanjutnya dihitung dengan uji signifikan.menurut Riduwan dan Sunarto (2013, hlm. 81) menggunakan rumus sebagai berikut:

thitung =

r n−2 1−r2 Dimana:

thitung = nilai thitung

r = nilai koefisien korelasi rhitung n = jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusan: jika thitung >ttabel berarti valid, sebaliknya

thitung <ttabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) seperti menurut Riduwan dan Sunarto (2013, hlm.80) diantaranya


(33)

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Angka Keterangan

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

0,60 - 0,799 Kuat

0,40 - 0,599 Cukup Kuat

0,20 - 0,399 Rendah

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

Pengujian validitas dilakukan terhadap 11 item angket keberadaan kawasan wisata alam Pangjugjugan, dan 38 item angket kondisi kehidupan masyarakat sekitar kawasan wisata alam Pangjugjugan. Dalam perhitungan sampel peneliti memakai 33 sampel dan pada uji coba kedua menggunakan 40 sampel yang kemudian disesuaikan dengan tabel nilai “r” product moment, pada taraf signifikansi 5% dan 1%.

Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus diatas menggunakan fasilitas Software SPSS Statistic 22, dengan hasil yang tercantum pada tabel dibawah ini:


(34)

Tabel 3.4.

Hasil Uji Validitas Angket Kawasan Wisata Alam Pangjugjugan (X)

No item (r hitung) r tabel Keterangan

1 0,637 0,355 Valid

2 0,644 0,355 Valid

3 0,706 0,355 Valid

4 0,664 0,355 Valid

5 0,555 0,320 Valid

6 0,793 0,355 Valid

7 0,751 0,355 Valid

8 0, 601 0,355 Valid

9 0,808 0,355 Valid

10 0,809 0,355 Valid

11 0,698 0,355 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS Statistic 22

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Angket Kehidupan Masyarakat Sekitarnya (Y)


(35)

12 0,618 0,355 Valid

13 0,473 0,355 Valid

14 0,466 0,355 Valid

15 0,283 0,320 Tidak Valid

16 0,687 0,355 Valid

17 0,584 0,355 Valid

18 0,402 0,355 Valid

19 0,101 0,320 Tidak Valid

20 0,448 0,320 Valid

21 0,324 0,320 Valid

22 0,515 0,320 Valid

23 0,488 0,355 Valid

24 0,518 0,355 Valid

25 0,437 0,355 Valid

26 0,409 0,320 Valid

27 0,537 0,355 Valid

28 0,374 0,355 Valid

29 0,156 0,320 Tidak Valid

30 0,400 0,320 Valid

31 0,336 0,320 Valid

32 0,347 0,320 Valid

33 0,429 0,355 Valid

34 0,547 0,355 Valid

35 0,180 0,320 Tidak Valid

36 0,590 0,355 Valid


(36)

38 0,527 0,355 Valid

39 0,432 0,355 Valid

40 0,390 0,320 Valid

41 0,284 0,320 Tidak Valid

42 0,387 0,355 Valid

43 0,306 0,320 Tidak Valid

44 0,376 0,355 Valid

45 0,380 0,355 Valid

46 0,273 0,320 Tidak Valid

47 0,481 0,320 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS Statistic 22

Pengujian Validitas instrumen pertama dalam penelitian ini dilakukan terhadap 33 responden dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 yaitu 33-2 = 31, sehingga diperoleh nilai sebesar 0,355, sedangkan pengujian validitas kedua dilakukan terhadap 40 responden dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 yaitu 40-2 = 38, sehingga diperoleh nilai sebesar 0,320. Pengujian validitas kedua ini dilakukan untuk menguji pertanyaan yang sebelumnya belum valid, berjumlah 17 pertanyaan. Dengan demikian setiap item pertanyaan dalam angket dapat dikatan valid, jika memiliki lebih besar dari . Artinya, pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.

Uji validitas pertama dilakukan terhadap 49 item pertanyaan dengan jumlah subjek 33 orang. Dari 49 item pertanyaan diperoleh 31 item pertanyaan yang valid dan 18 item pertanyaan tidak valid (data hasil pengolahan uji validitas terlampir). Dengan beberapa pertimbangan item pertanyaan yang tidak valid ini diganti dengan pertanyaan lain yang masih berkaitan dengan rumusan masalah dan dan beberapa


(37)

pertanyaan dihilangkan , sehingga didapat 20 pertanyaan. 20 Pertanyaan ini kemudian diujikan kembali kepada 40 responden. Dari 20 pertanyaan diperoleh 12 item yang valid dan 8 pertanyaan tidak valid. Sehingga jika digabungkan antara uji validitas pertama dan kedua pertanyaan berjumlah 47. 8 pertanyaan yang tidak valid ini kemudian diganti dengan pertanyaan lain yang masih berkaitan dengan penelitian, sehingga pertanyaan yang digunakan sebagai alat pengumpul data berjumlah 45 butir pertanyaan.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2010, hlm.221).Mendesain instrument penelitian yang reliabel adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap peneliti. Hal ini karena peneliti tidak ingin proses pengumpulan data akan gagal karena peneliti memiliki instrument yang buruk. Isntrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya merupakan rentang antara beberapa nilai (misal: 0-100 atau 0-10) atau yang berbentuk skala (missal: 3, 5, 1-7 dan seterusnya) maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut :

11 =

1 1− � 2

� 2 (Arikunto, 2010, hlm.239) Keterangan:

11 = relibilitas instrument

K = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal � = jumlah varians butir


(38)

2

=

varians total Rumus varians adalah:

2=

2 − 2 � �

(Arikunto, 2010, hlm.227)

Keterangan :

� 2 = harga varians total

2 = jumlah kuadran skor total

2 = jumlah kudran dari jumlah skor total N = jumlah responden

Keputusan uji relibilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: Jika > maka item pertanyaan dinyatakan reliabel Jika < maka item pertanyaan dinyatakan tidak reliable

Pengujian reliabilitas dengan rumus-rumus tersebut menggunakan fasilitas Software IBM SPSS 22 yang hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Kawasan wisata alam pangjugjugan (X)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,845 11

Tabel 3.7


(39)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,678 36

3. Studi Literatur

Studi litelatur yaitu mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dengan objek penelitian.Hal ini merujuk pendapat Kartono(1996, hlm.33) yang mengemukakan bahwa “studi literatur adalah teknik penelitian yang dapat berupa informasi data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang di dapat dari buku-buku, majalah, naskah-naskah, kisah sejarah, dokumentasi-dokumentasi, dan lain-lain.”

Sehingga dengan studi litelatur ini digunakan untuk memperoleh data empiris yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.Kemudian dalam penelitian ini, peneliti membaca dan mempelajari sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan karakteristik masyarakat desa dan pariwisata serta pengaruh terhadap masyarakat sekitarnya.

4. Dokumentasi

Bungin (2013, hlm.154) menyatakan bahwa “metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data histori.” Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberikan peluang pada peneliti untuk hal-hal yang telah silam.

Metodeinidigunakanuntukmemperoleh data tentang: a. Catatantentang profil dan lokasiDesa


(40)

b. Jumlah penduduk

c. Data keluarga (baik yang sejahtera maupun prasejahtera), dll. d. Data pendidikan penduduk

F. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan

a. Peneliti melakukan studi pendahuluan yang berupa observasi awal mengenai pengaruh kawasan wisata alam Pangjugjugan terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya dan wawancara dengan pengelola kawasan wisata tersebut.

b. Merumuskan masalah penelitian yang akan peneliti lakukan, dimana peneliti tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh suatu kawasan wisata alam terhadap kehidupan masyarakat.

c. Peneliti pun melakukan kajian teori yang relevan dari beberapa referensi untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis).

d. Untuk menguji hipotesis yang telah dibuat peneliti memilih metode/pendekatan/desain penelitian yang sesuai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif survei dengan pendekatan kuantitatif.

e. Menentukan dan menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang berbentuk angket / kuesioner.

f. Judgement instrumen

g. Uji coba instrumen yang dilaksanakan di Desa Cilembu. h. Analisis ujicoba instrumen berupa validitas dan realibilitas.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penyebaran angket kepada 33 orang sampel untuk melakukan uji coba validitas pertama dan 40 orang sampel untuk uji coba validitas yang kedua dan uji realibilitas pertanyaan pada instrumen angket.


(41)

b. Penyebaran angket yang telah diuji coba validitas dan realibilitasnya kepada 98 orang sampel yang telah ditentukan.

3. Tahap Penyusunan Laporan

a. Pengumpulan data pada objek baik yang berupa populasi maupun sampel. b. Menganalisis hasil data penelitian

c. Melihat apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak berdasarkan analisis data sebelumnya.

d. Menarik kesimpulan.

Skema 3.2Alur Kegiatan Penelitian Sumber Masalah

1. empiris 2. teoritis

Rumusan Masalah

Konsep & teori yang relevan Penemuan yang relevan Pengajuan hipotesis Penemuan Praduga terhadap hubungan antar variabel Metode / strategi pendekatan penelitian Menyusun intrumen penelitian Kesimpulan Uji coba validitas Uji coba reliabilitas


(42)

Dalam penelitian kuantitatif teknik analisis yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.

Analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data menurut Sugiyono (2012, hlm.147) adalah:

1. Mengelompokan data berdasarkan variabel dan seluruh responden. 2. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti.

3. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.

4. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

Menurut Bungin (2013, hlm.181) “terdapat dua model analisis statistikuntukpenelitian sosial, yaitu analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis data menggunakan statistik inferensial.” Analisis data menggunakan statistik deskriptif, yaitu penelitian kuantitatif yang bertujuanhanya menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan analisis data statistik inferensial, yaitu penelitian kuantitatif yang bertujuan tidak saja mendeskripsikan keadaan gejala sosial yang tampak, tetapi lebih jauh lagi ingin melihat hubungan-hubungan kausalitas antar gejala-gejala tersebut.

Biasanya masalah yang dikaji dalam statistik inferensial adalah masalah perbedaan, masalah hubungan, dan masalah-masalah korelasional. Dalam penelitian ini masalah yang dihadapi untuk dianalisis adalah masalah pengaruh kawasan wisata terhadap kehidupan masyarakat, yang masih dikelompokkan pada masalah perbedaan. Oleh karena itu teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial, yaitu sebagai berikut :


(43)

1. Analisis Inferensial

Teknik ini digunakan untuk menganalisis masalah perbedaan, hubungan dan masalah-masalah korelasi. Menurut Bungin (2013, hlm.192) mengatakan “statistik inferensial digunakan dalam penelitian sosial sebagai alat untuk mnganalisis data yang bertujuan melakukan generalisasi sampel terhadap populasi, dengan kata lain bahwa penelitian ini bertujuan utama untuk menguji hipotesis penelitian.”

Dalam pengujian hipotesis, ada beberapa kemungkinan yang muncul disaat pengujian hipotesis-hipotesis tersebut. pertama, kemungkinan hipotesis tersebut ditolak, artinya hipotesis yang dibangun tersebut ditolak oleh data dilapangan. Kedua, kemungkinan hipotesis tersebut diterima atau hasil penelitian membenarkan hipotesis penelitian.

2. Analisis Statistik Kuantitatif a. Perhitungan Persentase

Perhitungan presentase dimaksudkan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi dari setiap jawaban. Persentase diperoleh dengan membandingkan jumlah frekuensi jawaban dengan banyaknya sampel atau responden yang dikalikan dengan angka 100. Santoso (2001, hlm. 229) menjelaskan bahwa “ untuk mengetahui kecendrungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan analisis persentase dengan menggunakan formula.” Adapun persentasenya menggunakan formula sebagai berikut :

= 100% Keterangan:

p = persentase

f = data yang di dapatkan n = jumlah seluruh data 100% = bilangan konstan


(44)

Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.kriteria penafsiran nilai persentase menurut Effendi dan Manning (1991, hlm. 263) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Penilaian Persentase/Skor

Persentase Kriteria

100 % Seluruhnya

75 % - 99 % Sebagian besar

51 % - 74 % Lebih besar dari setengahnya

50 % Setengahnya

25% - 49 % Kurang dari setengahnya 1 % - 24 % Sebagian kecil

0 % Tidak ada/tak seorang pun Sumber: Effendi dan Manning 1991

b. Method of Successive Internal (MSI)

Data variabel sebelumnya menggunakan ordinal tetapi dikarenakan penggolahan data dengan penerapan statistik parametik mensyaratkan dan sekurang-kurangnya harus diukur dengan skala interval maka diperlukan dilakukan transformasi ke data interval menggunakan Method of Successive Internal (MSI) dengan langkah-langkah berikut:

1) Perhatikan setiap butir

2) Untuk setiap butir tersebut tentukan berapa orang yang menjawab skor 1,2,3,4,5. 3) Setiap frekuensi dibagi dengan banyak responden dan hasilnya disebut proposisi,

dengan menggunakan rumus: = / 4) Tentukan proporsi kumulatif.


(45)

5) Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6) Tentukan nilai dentitas untuk setiap nilai z yang diperoleh. 7) Tentukan Skala Value(SV) dengan rumus:

SV = � � � −� � �

� � − � �

Dimana :

Scala Value : Nilai Skala

Density at Lower Limit : Densit batas bawah

Density at Upper Limit : Densit batas atas

Area Below Upper Limit : Daerah dibawah batas atas

Area Below Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah

8) Tentukan nilai tarnsformasi dengan menggunakan rumus :

Y = NS + k K = [ 1+ | Nsmin | ]

Langkah-langkah diatas apabila dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat sebagai berikut :

Tabel 3.9

Pengubahan data ordinal ke interval

kriteria 1 2 3 4 5

frekuensi Proporsi Proporsi kumulatif Nilai Skala Value


(46)

c. Uji Normalitas

Sugiyono (2014, hlm.241) “penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berditribusi normal.” Untuk yang menggunakan analisis parametik seperti analisis perbandingan 2 rata-rata, analisis variansi satu arah, korelasi, regresi, dan sebagainya, maka perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Normalitas suatu data dianggap penting karena dengan data yang terditribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili suatu populasi. Dalam SPSS, uji validitas yang sering digunakan adalah uji Liliefors dan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov.

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika nilai sig (signifikansi) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika nilai sig (signifikansi) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

d. Regresi Sederhana

Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Riduwan dan Sunarto (2013, hlm.96) mengatakan bahwa “regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan, supaya tidak salah paham bahwa peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi.”

Kegunaan regresi dalam penelitian ini salahsatunya adalah untuk meramalkan atau memprediksikan variabel terikat (Y) yaitu kehidupan masyarakat Desa Cilembu, apabila variabel bebas (X) yaitu kawasan wisata alam pangjugjugan diketahui.


(47)

Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Persamaan regresi dalam buku Riduwan dan Sunarto (2013, hlm.96) dirumuskan :

Keterangan:

Y = Subjek variabel terikat (Y) yang diproyeksikan

X = Variabel bebas (X) yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Dimana :

b =

. − . .

. 2− 2

a

=

. − . .

e. Uji Hipotesis

1) Uji Hipotesis Asosiatif (hubungan)

Menurut Riduwan dan sunarto (2013, hlm.80) “teknik analisis korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistika parametik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu.” Berikut rumus uji hipotesis korelasi Pearson Product Moment:

=

� −

� 2 __ 2 � 2 − 2

Sumber: Burhan Bungin, 2013, hlm.2017 Y = a + bX


(48)

= koefisien korelasi Product Moment N = jumlah individu dalam sampel

X = angka mentah untuk variable X (jumlah jawaban item) Y = angka mentah untuk variable Y (jumlah item keseluruhan)

Rumus Pearson Product Moment dapat digunakan sekaligus untuk menghitung persamaan regresi. Berikut ini tabel untuk melihat interpretasi koefisien korelasi:

Tabel 3.10

Interpretasi Koefisien Korelasi

Angka Keterangan

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

0,60 - 0,799 Kuat

0,40 - 0,599 Cukup Kuat

0,20 - 0,399 Rendah

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

2) Uji –T

Uji T digunakan untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi Pearson Product Moment diuji dengan uji signifikan dengan rumus:

thitung =

r n−2 1−r2


(49)

t : ͭ hitung

n : jumlah sampel r : nilai koefisien parsial

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel independent (X) yaitu kawasan wisata alam Pangjugjugan dan variabel dependent (Y) yaitu kehidupan masyarakat (sosial budaya dan ekonomi), yang akan diuji adalah seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Nilai ͭ hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan ͭ tabel dengan kaidah pengujian sebagai berikut:

Terima Ho Jika ͭ hitung < dari ͭ table atau sig > 0,05 Tolak Ho Jika ͭ hitung > dari ͭ table atau sig < 0,05

�0:� = 0, (tidak ada pengaruh yang signifikan variabel X terhadap variabel Y) �1:� ≠0, (ada pengaruh yang signifikan variabel X terhadap variabel Y).


(50)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terhadap masyarakat Desa Cilembu untuk mengetahui pengaruh dari kawasan wisata alam Pangjugjugan terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya dan berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai teori-teori yang mendukung mengenai pengaruh kawasan wisata, maka dapat ditarik kesimpulam sebagai berikut:

1. Keberadaan kawasan wisata alam Pangjugjugan menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat sekitar kawasan wisata alam Pangjugjugan, hal ini terjadi karena dengan adanya pembangunan kawasan wisata alam Pangjugjugan akan membawa hal-hal yang baru kepada masyarakat Desa Cilembu, seperti berdatangannya wisatawan yang memiliki karaskteristik yang berbeda dengan masyarakat lokal, dengan membawa budaya, teknologi, dan kebiasaan baru.Berdasarkan pengeolahan dan analisis data, pembangunan kawasan wisata akan berpengaruh kepada kehidupan sosial budaya masyarakat sekitarnya. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Pengaruh positif sebesar 43,9% dan pengaruh negatif sebesar 17,3%. Pengaruh yang bersifat positif antara lain adanya perluasan wawasan sosio kultural dan adanya interaksi berbagai kebudayaan, tumbuhnya solidaritas antar masyarakat, peningkatan pendidikan, serta peningkatan kualitas kesehatan. Pengaruh pariwisata yang bersifat negatif antara lain bergesernya nilai norma, masuknya budaya baru dan mulai melupakan tradisi yang dulu ada, adanya perubahan bahasa, dan cara berpakaian.Tidak semua masyarakat merasakan pengaruh dari kawasan wisata


(51)

alam Pangjugjugan ini. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa masyarakat yang terkena pengaruh besar adalah masyarakat yang langsung berinteraksi dengan kawasan wisata alam Pangjugjugan, seperti masyarakat yang bekerja di kawasan wisata tersebut, pedagang yang berada di sekitar kawasan wisata, maupun masyarakat yang langsung berinteraksi dengan wisatawan. Sedangkan masyarakat yang tidak bersentuhan langsung dengan kawasan wisata ataupun jarak tempat tinggalnya jauh dari kawasan wisata tidak terlalu merasakan pengaruhnya dan cenderung bersikap tidak peduli bahkan berpendapat merasa terganggu dengan keberadaan dan aktivitas kawasan wisata alam Pangjugjugan.

2. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perubahan rata-rata terhadap kondisi ekonomi sebelum dan sesudah adanya kawasan wisata alam pangjugjugan. Dilihat pada kondisi ekonomi yaitu angka pendapatan yang meningkat, hal ini disebabkan karena masyarakat mendapatkan kesempatan kerja dikawasan wisata tersebut dan memanfaatkan peluang bisnis wisata, berkembangnya usaha-usaha kecil seperti warung atau pedagang-pedagang disekitar kawasan wisata alam Pangjugjugan, sehingga secara tidak langsung akan memberikan penambahan pendapatan bagi masyarakat Desa Cilembu, dengan bertambahnya pendapatan masyarakat maka kemampuan orang tua untuk menyekolahkan anaknyapun semakin tinggi, sehingga tingkat pendidikan masyarakat Desa Cilembu semakin baik pula. Akan tetapi selain pengaruh yang positif terdapat pula pengaruh negatif dari adanya kawasan wisata alam Pangjugjugan. Disamping pendapatan masyarakat yang meningkat, pengeluaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-haripun ikut meningkat, hal ini disebabkan karena dengan berkembangnya kawasan wisata dan banyaknya wisatawan yang berkunjung maka masyarakat akan lebih materialistis, segala hal yang bersangkutan dengan pariwisata akan lebih dikomersialisasikan. Selain itu masyarakat pun lebih konsumtif, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi.


(52)

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data serta memberikan kesimpulan atas hasilnya, maka penulis akan mencoba mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Perkembangan pariwisata akan terus memberikan pengaruh terhadap masyarakat, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negatif, oleh karena itu masyarakat harus paham bagaimana memanfaatkan dan mengembangkan pengaruh positif yang didapat dari kawasan wisata tersebut dan mampu meminimalisir bahkan menghilangkan pengaruh negatif dari kawasan wisata alam Pangjugjugan tersebut. Masyarakat harus pandai memilih dan memilah kebudayaan yang dapat diterima dengan kebudayaan yang tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat Desa Cilembu. Dan masyarakat harus dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan kawasan wisata alam Pangjugjugan, sehingga masyarakat tidak hanya sebagai penonton atau konsumen saja, akan tetapi masyarakat sekitar dapat menjadi produsen yang aktif dalam kegiatan pariwisata tersebut.

2. MasyarakatDesaCilembuharusikutsertamenjagakelestarianlingkungandi

kawasanwisataalamPangjugjugan, sehinggakeadaanalam di DesaCilembu pun akanterusterjagakeasriannya, meskipundenganbanyaknyawisatawan yang berkunjung.

KarenadenganadanyakerjasamaantarakawasanwisataalamPangjugjugandengan masyarakatsekitar, tujuanbersama pun akantercapai.

3. Mengadakan penyuluhan bagi masyarakat mengenai ekonomi kreatif, berhubung Desa Cilembu memiliki kekhasannya yaitu ibu Cilembu sehingga dapat dimanfaatkan untuk dijadikan ciri khas dari kawasan wisata tersebut dengan berbagai pengolahan menjadi makanan yang bermacam-macam. Selain bertujuan dapat meningkatkan kemajuan bisnis kecil akan tetapi diharapkan masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari kawasan wisata akan ikut merasakan pengaruh positif dari kawasan wisata alam Pangjugjugan.


(53)

4. Penelitian ini hanya mengungkapkan mengenai pengaruh kawasan wisata terhadap kehidupan sosial budaya dan ekonomi masyarakat saja, sehingga masih banyak aspek-aspek lain yang dapat diteliti secara mendalam, terutama kondisi sosial budaya dalam penelitian ini hanya membahas perilaku masyarakat dan gotong royong yang terjadi dalam masyarakat, sedangkan tradisi-tradisi dalam masyarakat tidak dibahas secara merinci. Hal tersebut dapat dikembangkan lagi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Semoga penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Basrowi. (2005). Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia

Bungin, Burhan. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bustaman, Zuraiman. (1994). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah Jambi. Jambi: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jambi.

Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Effendi, Sofian dan Manning Chris. (1985). Prinsip-prinsip Analisis Data.

Jakarta: L3PES

Fandeli,C. (2001). Perencanaan Kepariwisataan alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.

Kartono, Kartini. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju.

Martono, Nanang. (2012). Sosiologi Perbuahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers

Muin, Indrianto: (2013). Sosiologi. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Nazir, Moch. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pitana, G. dan Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.


(55)

Priyatna, Haris. (2013). Kamus Sosiologi: Deskriftif dan Mudah Dipahami. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia.

Pudjiwati, Sajogyo. (1995). Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Purwanto. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Radiawan, Hari. (1998). Pengembangan Jaringan Ekonomi di Kawasan Pariwisata. Jakarta: CV. Bupara Nugraha

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Riduwan. (2012). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2014). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Riduwan dan Sunarto. H. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto, H. (2013). Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta Ross, G.F. (1998). Psikologi Pariwisata. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Santoso. (2001). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Setiadi, E. M. dan Usman, K. (2011) Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana.

Shahab, Kurniadi. (2013). Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Silalahi, Ulber. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta


(56)

Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata: Konsep dan Aplikasnya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media

Susanto, P.S. (1983). Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Binacipta

Suwarsono dan Alivin. (2000). Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: LP3ES

Suwartono, Gamal. (2004). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Sztompka. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional

UPI

Utomo, C.B. (1993). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial di Daerah Jawa Tengah. Jawa Tengah: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah

Widiyanto, S. dan Renggo. (1998). Pengembangan Jaringan Ekonomi di Kawasan Wisata Nusa Tenggara Barat. Jakarta: CV. Bupara Nugraha

Dokumen

Data Profil Desa Cilembu. (2015). Daftar isian Data Profil Desa Cilembu. Sumedang: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Sumedang

Skripsi

Barunawati, A.T. (2012). Dampak Kawasan Wisata Terhadap Masyarakat Lokal Dalam Menangani Wisatawan Di Emite Highland Resort. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Putra, W.K. (2012). Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Ekonomi Dan Sosial Di Desa Cihideung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Ramadhani, Nurliani. (2014). Dampak Kegiatan Pariwisata Kampung Cikidang Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Desa Langensari


(57)

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Yussita, R.F. (2013). Atraksi Wisata Terhadap Motivasi Berkunjung Wisatawan Dikawasan Wisata Alam Telaga Remis Kabupaten Kuningan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Internet

Mahendra, I.P (2008, 11 September). Definisi tentang kawasan, dampak, dan wilayah[Forum online]. Diakses dari

http://tugaspariwisata.blogspot.com/2011/08/definisi-tentang-kawasan-dampak-dan.html. Padatanggal20 juni 2015.


(1)

Sri Wahyuni, 2015

PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA

(StudipadaMasyarakatDesaCilembu, KecamatanPamulihan KabupatenSumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data serta memberikan kesimpulan atas hasilnya, maka penulis akan mencoba mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Perkembangan pariwisata akan terus memberikan pengaruh terhadap masyarakat, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negatif, oleh karena itu masyarakat harus paham bagaimana memanfaatkan dan mengembangkan pengaruh positif yang didapat dari kawasan wisata tersebut dan mampu meminimalisir bahkan menghilangkan pengaruh negatif dari kawasan wisata alam Pangjugjugan tersebut. Masyarakat harus pandai memilih dan memilah kebudayaan yang dapat diterima dengan kebudayaan yang tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat Desa Cilembu. Dan masyarakat harus dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan kawasan wisata alam Pangjugjugan, sehingga masyarakat tidak hanya sebagai penonton atau konsumen saja, akan tetapi masyarakat sekitar dapat menjadi produsen yang aktif dalam kegiatan pariwisata tersebut.

2. MasyarakatDesaCilembuharusikutsertamenjagakelestarianlingkungandi

kawasanwisataalamPangjugjugan, sehinggakeadaanalam di DesaCilembu pun akanterusterjagakeasriannya, meskipundenganbanyaknyawisatawan yang berkunjung.

KarenadenganadanyakerjasamaantarakawasanwisataalamPangjugjugandengan masyarakatsekitar, tujuanbersama pun akantercapai.

3. Mengadakan penyuluhan bagi masyarakat mengenai ekonomi kreatif, berhubung Desa Cilembu memiliki kekhasannya yaitu ibu Cilembu sehingga dapat dimanfaatkan untuk dijadikan ciri khas dari kawasan wisata tersebut dengan berbagai pengolahan menjadi makanan yang bermacam-macam. Selain bertujuan dapat meningkatkan kemajuan bisnis kecil akan tetapi diharapkan masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari kawasan wisata akan ikut merasakan pengaruh positif dari kawasan wisata alam Pangjugjugan.


(2)

4. Penelitian ini hanya mengungkapkan mengenai pengaruh kawasan wisata terhadap kehidupan sosial budaya dan ekonomi masyarakat saja, sehingga masih banyak aspek-aspek lain yang dapat diteliti secara mendalam, terutama kondisi sosial budaya dalam penelitian ini hanya membahas perilaku masyarakat dan gotong royong yang terjadi dalam masyarakat, sedangkan tradisi-tradisi dalam masyarakat tidak dibahas secara merinci. Hal tersebut dapat dikembangkan lagi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Semoga penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan.


(3)

Sri Wahyuni, 2015

PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA

(StudipadaMasyarakatDesaCilembu, KecamatanPamulihan KabupatenSumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Basrowi. (2005). Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia

Bungin, Burhan. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,

Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Bustaman, Zuraiman. (1994). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap

Kehidupan Budaya Daerah Jambi. Jambi: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Jambi.

Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Effendi, Sofian dan Manning Chris. (1985). Prinsip-prinsip Analisis Data.

Jakarta: L3PES

Fandeli,C. (2001). Perencanaan Kepariwisataan alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.

Kartono, Kartini. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju.

Martono, Nanang. (2012). Sosiologi Perbuahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers

Muin, Indrianto: (2013). Sosiologi. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Nazir, Moch. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pitana, G. dan Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.


(4)

Priyatna, Haris. (2013). Kamus Sosiologi: Deskriftif dan Mudah Dipahami. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia.

Pudjiwati, Sajogyo. (1995). Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Purwanto. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Radiawan, Hari. (1998). Pengembangan Jaringan Ekonomi di Kawasan

Pariwisata. Jakarta: CV. Bupara Nugraha

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Riduwan. (2012). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2014). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Riduwan dan Sunarto. H. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto, H. (2013). Pengantar Statistika untuk Penelitian:

Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta

Ross, G.F. (1998). Psikologi Pariwisata. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Santoso. (2001). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Setiadi, E. M. dan Usman, K. (2011) Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta

dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya.

Jakarta: Kencana.

Shahab, Kurniadi. (2013). Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Silalahi, Ulber. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


(5)

Sri Wahyuni, 2015

PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA

(StudipadaMasyarakatDesaCilembu, KecamatanPamulihan KabupatenSumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata:

Konsep dan Aplikasnya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media

Susanto, P.S. (1983). Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Binacipta

Suwarsono dan Alivin. (2000). Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: LP3ES

Suwartono, Gamal. (2004). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Sztompka. (2011). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional

UPI

Utomo, C.B. (1993). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan

Sosial di Daerah Jawa Tengah. Jawa Tengah: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah

Widiyanto, S. dan Renggo. (1998). Pengembangan Jaringan Ekonomi di

Kawasan Wisata Nusa Tenggara Barat. Jakarta: CV. Bupara Nugraha

Dokumen

Data Profil Desa Cilembu. (2015). Daftar isian Data Profil Desa Cilembu. Sumedang: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Sumedang

Skripsi

Barunawati, A.T. (2012). Dampak Kawasan Wisata Terhadap Masyarakat Lokal

Dalam Menangani Wisatawan Di Emite Highland Resort. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia

Putra, W.K. (2012). Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi

Ekonomi Dan Sosial Di Desa Cihideung. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

Ramadhani, Nurliani. (2014). Dampak Kegiatan Pariwisata Kampung Cikidang


(6)

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia

Yussita, R.F. (2013). Atraksi Wisata Terhadap Motivasi Berkunjung Wisatawan

Dikawasan Wisata Alam Telaga Remis Kabupaten Kuningan. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia

Internet

Mahendra, I.P (2008, 11 September). Definisi tentang kawasan, dampak, dan

wilayah[Forum online]. Diakses dari

http://tugaspariwisata.blogspot.com/2011/08/definisi-tentang-kawasan-dampak-dan.html. Padatanggal20 juni 2015.


Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Suku Batak Toba Dan Batak Karo Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Masyarakat Suku Batak Toba di Desa Unjur Dan Masyarakat Batak Karo di Desa Surbakti Terhadap Suku Batak Toba Dalam Mempersepsi Nilai-Nilai Perkawinan Ant

1 91 173

Persepsi Masyarakat Tentang Pengobatan Tradisional Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004

0 27 124

Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh (Studi Kasus Di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

15 176 63

Persepsi Masyarakat Terhadap Pemakaian Gigitiruan Di Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Februari 2010

3 35 78

Analisis efisiensi pemasaran ubi jalar cilembu (Kasus di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat)

0 6 144

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA CILEMBU SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA DALAM UPAYA MENGANGKAT POTENSI MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN SUMEDANG.

0 5 32

PERUBAHAN FUNGSI SENI BELUK PADA MASYARAKAT KAMPUNG CIKARAMAS DESA SUKAWANGI KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG.

1 4 57

Strategi Masyarakat Terhadap Resiko Longsor (Masyarakat Kampung Lebakcara, Desa Citali, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang).

0 1 3

PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA : Studi pada Masyarakat Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang - repository UPI S SOS 1100727 Title

0 0 3

PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI DESA MANDIRI ENERGI BERBASIS BIOGAS LIMBAH TERNAK SAPI DI DESA HAURNGOMBONG KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG

0 0 24