CERITA RAKYAT MENGENAI KESAKTIAN TONGKAT TUNGGUL PANALUAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA TOMOK KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR.

CERITA RAKYAT MENGENAI KESAKTIAN TONGKAT TUNGGAL PANALUAN
PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA TOMOK KECAMATAN SIMANINDO
KABUPATEN SAMOSIR
(ANTARA FAKTA DAN MITOS)
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
SURYANA A. SILALAHI
NIM: 30812148

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

I,HESEA& P$,E$BET}J$AN PEMST&fiHSSS

$kipi ini &fukme*& $w3ram*A Si[d*i"HIM 3&8131148
fuspem Skadi &I "$tsussnl Fenrffidikaa S€jarch Fskldes $mu $ssial
Universius Negeri Medan"


T'sleh Pfiffi$kse

dm

Si@iui u*elk *ir4ii

Selffi Eljee& S*Iemp**area $kipi

Ivfedffi" Agushs

2SX2
i

Disetujui OIeh
Ketue Jumsan Fmd" Sejarsh

Sra' Lpkitpni+wib3{'Feq
Nm. 1964M$6 1990{X} 2 {ttr}


nCI$ffiSmbimbing

1${S

LgEffiAK PffiRSffiKW#€rAffi MAffi PEFIGESAffiAM

$kdps$ &Be& S{I&YAF€A

"&-

TeEsh Siper€*hau&em

$ffi"48",4ffi, NeE" Sffigg?A4g

di depsm

T'ima FemgaljE

p*da


Semgg*€ SGAgwsawsB&RB

Ydm ffemgwg!

S*x*tiRekffi

&*s*sa F*m&$mh{ag Skr$px*

sry#s@Sffitu&&a&ffi
Hlecen Pemgmj$

emM

Xles*m Pemgwg*.

f;lr" trflf;dsvet" &f-Sfr
Sesem FeagujE

..%


Bi*e*wfmi dam *frsekksm pade B'mmge3

ES Agmsemx BSES

PscaiS.f;ffi 4"*xem

/-$,

i?

HEP. gS61&7A9 ffiS?S3 X *Sf.

Ke*aae #ws,6€sega
Fem#$d6kmse Smgmryk

&caF&Wteefiffiffi&,#"mffip,
ffi6p, B$$&s3$9 .f.984&3

*


&83

ABSTRAK
Suryana Anggreani Silalahi, 308121148, Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian
Tongkat Tunggal Panaluan Pada Masyarakat Batak Toba di Desa Tomok
Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.
Salah satu kebudayaan bangsa adalah dengan adanya cerita-cerita
masyarakat yang berbentuk legenda dan mitos. Cerita rakyat mengenai kesaktian
tongkat Tunggal Panaluan merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa
Indonesia yang mengandung fakta namun dibalut dengan banyak mitos di
dalamnya. Cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan ini
menjadi kekayaan bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Batak Toba.
Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui asal-usul cerita
kesaktian tongkat Tunggal Panaluan pada masyarakat Batak Toba, (2) untuk
mengetahui fakta-fakta sejarah yang terdapat dalam cerita rakyat mengenai
kesaktian Tunggal Panaluan, (3) untuk mengetahui mitos-mitos yang terdapat dan
berkembang dalam cerita rakyat ini, (4) untuk mengetahui keterkaitan antara fakta
dan mitos dalam cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan, dan
(5) untuk mengetahui bagaimana persepsi Masyarakat Batak Toba terhadap
kebenaran cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan ini.

Untuk memperoleh data tersebut, penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Lapangan
(Field Research). Disamping itu, peneliti juga menggunakan Penelitian Pustaka
(Library Research) dengan menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan topik
penelitian ini. Adapun metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode observasi dan wawancara.
Dari hasil penelitian dari lapangan, diperoleh data bahwa memang benar
pada zaman dahulu ada cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal
Panaluan. Hal itu dibuktikan dengan adanya fakta bahwa peninggalan Tunggal
Panaluan tersebut masih ada sampai saat ini. Meskipun memiliki banyak unsurunsur mitos didalamnya, cerita rakyat ini telah menanamkan kepercayaan pada
sebagian besar masyarakat Batak Toba, khususnya mengenai kesaktian yang
dimiliki oleh Tunggal Panaluan.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi anugerah dan kasihnya, sehingga penulis dapat menyusun dan
merangkumkan skripsi ini dengan judul: ”pengaruh perkembangan pertanian padi
terhadap perekonomian masyarakat desa kayu Besar Kecamatan Bandar khalifah”.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas

Ilmu Sosial UNIMED. Sepenuhnya penulis menyadari atas kekurangankekurangan dalam skripsi ini sehingga belum dapat dikatakan sempurna. Untuk
itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
a. Ayahanda tercinta J. Silalahi dan Ibunda tercinta M. Hutabarat, dengan
rasa hormat yang paling dalam penulis mengucapkan terimakasih
karena telah banyak berkorban buat penulis dan memberikan doa dan
semangat serta bantuan material dan spiritual sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
b. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Unimed.
c. Bapak Drs.Restu,M.S. selaku Dekan FIS Unimed beserta stafnya.
d. Ibu Dra. Lukitaningsih,M.Hum Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fis
Unimed
e. Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M. Si sebagai Dosen Pembimbing
yang telah memberikan masukan-masukan dan arahan yang sangat
berharga terhadap penulis.
f. Ibu Dra. Hafnita S.D Lubis selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terimakasih atas bimbingan dan motivasi yang telah ibu berikan
selama ini kepada penulis.


g. Bapak Dr.Hidayat M,S selaku dosen penguji dan telah banyak
memberi masukan bagi penulis.
h. Ibu Dra.Flores Tanjung, M.A selaku dosen penguji dan telah banyak
memberikan masukan bagi penulis.
i. Bapak dan Ibu Dosen di Lingkungan Jurusan pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
j. Bapak Bitner Sidabutar selaku Sekretaris Desa Kayu Besar.
k. Buat adek Desi Christiani Silalahi, Try Agus Silalahi, Pebriani
Silalahi, Sartika Silalahi, Juwita Silalahi, Richard Silalahi dan Richo
Silalahi. Buat teman-teman Kelas A-Reguler 2008 smoga sukses
smuanya.
l. Terkhusus Nadirohakku Brighten Situmorang.
m. Buat Keluarga Besar Op. Lambok Hutabarat dan Op. Suryana Silalahi.

Medan, Juli 2012
Penulis,

Suryana A. Silalahi
Nim: 308121148


DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

BAB I

Latar Belakang Masalah………………………………………………. 1
Identifikasi Masalah………………………………………………… 5
Rumusan Masalah………………………………………………………6
Tujuan Penelitian……………………………………………………..7
Manfaat Penelitian……………………………………………………7

A.
B.
C.
D.
E.


KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………9

BAB II

Kerangka Konsep………………………………………………………9
I. Konsep Folklor……………………………………………………..9
II. Konsep Legenda………………………...………………………….10
III. Konsep Kesaktian……………………..…………………………...11
IV. Konsep Fakta………………………..……………………………..12
V. Konsep Mitos……………………..………………………………..13
VI. Konsep Persepsi………………..…………………………………..14
B.
Kerangka Berpikir………………….…………………………………17
A.

BAB III

Metode Penelitian………………………….…………………………18
Lokasi penelitian………………………….…………………………18

Populasi dan Sampel………………………….……………..……..19
Sumber Data…………………………………….……………………20
Teknik Pengumpulan Data……………………….………………….21
Teknik Analisa Data……………………………….………………...23

A.
B.
C.
D.
E.
F.
BAB IV
A.

METODOLOGI PENELITIAN……………………………………..18

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN……...……………..25

Identifikasi Lokasi Penelitian…………………………….………….25
I.
Gambaran Umum Desa……………………………...…………25

II.
III.
IV.

V.

B.

Sejarah Desa……………………………………………………27
Demografi……………………………………………………….29
Keadaan Sosial………………………………………………….31
1. Agama………………………………………………………..31
2. Sosial Politik…………………………………………….…...32
3. Sosial Ekonomi…………………………………………...…32
4. Sosial Budaya……………………………………………..…32
5. Kesehatan…………………………………………………….33
6. Pendidikan…………………………………………………...33
Keadaan Ekonomi……………………………………………….33
1. Pertanian……………………………………………………..34
2. Peternakan…………………………………………………...34
3. Perikanan…………………………………………………….34

Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………35
I.
Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan di
Tengah-tengah Masyarakat Batak Toba…………………………….35
II. Fakta yang Terkandung Dalam Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian
Tongkat Tunggal Panaluan…………………………………………..44
III.
Mitos yang Terkandung Dalam Cerita Rakyat Mengenai kesaktian
Tongkat Tunggal Panaluan…………………………………………47
IV.
Keterkaitan Antara Fakta dan Mitos dalam Cerita Rakyat
Mengenai Kesaktian Tunggal Panaluan…………………………….49
V. Persepsi Masyarakat Batak Toba Terhadap Cerita Rakyat Mengenai
Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan………………………………51

BAB V
A.
B.

KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………61
Kesimpulan…………………………………………………………..61
Saran………………………………………………………………….64

DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Wawancara
Daftar Riwayat Informan
Peta Lokasi Penelitian
Lampiran

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa Tomok per Dusun……………………..26
Tabel 1.2 Sarana dan Prasarana Desa…………………………………26
Tabel 1.3 Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan
Penduduk Menurut Dusun……………………………….……………29
Tabel 1.4 Sex Ratio Penduduk Desa Tomok………………………….29
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur…………30
Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Desa Tomok Berdasarkan Agama……..31
Tabel 1. 7 Persepsi Informan Terhadap Kisah Kesaktian Tongkat
Tunggal Panaluan……………………………………………………..59

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai jenis suku dan
budaya. Setiap daerah-daerah di Indonesia memiliki benda-benda hasil ciptaannya
sendiri. Benda-benda tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda sehingga
membedakan antara yang satu dengan yang lainnya.
Hal ini peneliti ungkapkan mengingat pola kehidupan masyarakat
Indonesia pada masa awal yang dipengaruhi oleh alam sekitar serta lingkungan
tempat masyarakat tersebut menetap. Oleh karena hal tersebut, tanpa disadari
mereka telah menciptakan peristiwa-peristiwa yang berkaitan erat dengan alam
sekitar dan menciptakan benda-benda yang dipercaya memiliki kekuatan ataupun
kesaktian diluar rasio manusia. Kegaiban-kegaiban tersebut oleh masyarakat
diapresiasikan dalam bentuk mitologi/cerita mitos. Menurut Kuntowijoyo
(1995:9) mitos tersebut adalah tradisi lisan yang dapat dijadikan sejarah, asal ada
sumber sejarah lainnya yang mendukung mitologi tersebut.
Perlu diketahui bahwa antara mitos-mitos dan sejarah terdapat perbedaan
yang sangat tipis, dan sangat sulit untuk membedakan keduanya. Akan tetapi satu
hal yang perlu diingat adalah bahwa sejarah bukanlah mitos. Karena sebuah mitos
menceritakan masa lalu atau kejadian yang telah lampau dengan waktu yang tidak
jelas dan kejadian yang tidak masuk akal pikiran manusia masa kini. Sehingga,
orang-orang yang mengandalkan rasio dalam berpikir sangat sulit untuk menerima

serta mempercayai cerita-cerita sejarah yang bercampur dengan mitos-mitos.
Dimana mitos ini selalu hadir dalam bentuk yang sulit diterima akal pikiran
manusia, dan biasanya berhubungan dengan kebudayaan.
Salah satu contoh yang dapat diteliti dalam kaitan mitos dan fakta sejarah
adalah “Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan Pada
Masyarakat Batak Toba di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten
Samosir”. Singarimbun (dalam B. A Simanjuntak 2009:1) mengatakan bahwa
Suku Batak sendiri terbagi menjadi 6 sub bagian lagi, yakni ;
1. Batak Toba
2. Batak Simalungun
3. Batak Pakpak
4. Batak Angkola
5. Batak Mandailing
6. Batak Karo
Selanjutnya Singarimbun (dalam B.A Simanjuntak) menyatakan bahwa
diantara keenam subsuku tersebut terdapat persamaan bahasa dan budaya.
Bungaran Antonius Simanjuntak, (2009:1)
“mengatakan bahwa meskipun memiliki persamaan, keenam suku
tersebut juga memiliki perbedaan, misalnya dalam hal dialek, tulisan,
istilah-istilah dan beberapa adat kebiasaan. Struktur sosiaal keenam
subsuku tersebut pada dasarnya sama, yakni terdiri atas tiga unsur utama.
Pada suku Batak Toba dinamakan dengan Dalihan Natolu yang terdiri atas
hulahula (sumber istri), dongan tubu (saudara semarga), dan boru
(penerima istri). Ketiga unsur social tersebut terdapat pada semua sub suku
dengan istilah yang sedikit berbeda, namun fungsi ketiganya sama.”

Suku Batak Toba khususnya, memiliki banyak benda-benda pusaka yang
dianggap bernilai historis, memiliki kekuatan gaib, sehingga terkesan berbau
mistis. Salah satu benda pusaka yang terkenal dari suku Batak Toba adalah
Tongkat Tunggal Panaluan. Konon ceritanya tongkat ini digunakan oleh seorang
datu (dukun) untuk membantunya melaksanakan hal-hal yang bersifat mistik.
Tongkat ini sendiri dipercaya memiliki kekuatan gaib diluar rasio manusia.
Menurut mitos, asal mula tongkat Tunggal Panaluan ini adalah bahwa ada
seorang raja yang memiliki anak kembar. Satu perempuan dan satu laki-laki. Anak
laki-laki diberi nama Aji Donda Hatahutan dan anak perempuan diberi nama Si
Tapi Raja Nauasan. Pada zaman itu, kelahiran bayi kembar berbeda jenis kelamin
merupakan suatu aib dan kemalangan besar. Hal ini dikarenakan bahwa mereka
telah dianggap berzinah sejak masih berada dalam rahim ibunya. Kedua anak
kembar tersebut kemudian bertumbuh besar dan sangat akrab seperti tidak bisa
dipisahkan. Hal ini membuat khawatir kedua orang tua mereka bahwa akan timbul
perasaan yang aneh diantara mereka berdua dan memutuskan untuk diam-diam
memindahkan anak perempuan mereka tersebut ke kampong seberang ke rumah
Tulangnya (paman/saudara kandung ibu).
Ketika si Aji Donda Hatahutan pergi ke pantai untuk menjual ternak, maka
orang tuanya membawa Si Tapi Raja Nauasan ke kampung tulangnya dan
mengabarkan kepada warga sekitar bahwa anak perempuannya telah meninggal.
Ketika pulang dari pantai, Aji Donda mendengar kabar tersebut dan sangat sedih
karena menyangka bahwa saudaranya itu benar-benar meninggal.

Namun, Aji Donda merasa curiga bahwa saudaranya itu tidak meninggal.
Maka dia mencari tahu keberadaan saudaranya itu kepada penduduk sekitar dan
menanyakan kuburan saudaranya itu, dan pergi mencarinya. Ketika tahu bahwa
saudaranya itu tinggal dirumah tulangnya, maka dia pun segera pergi
menjemputnya. Aji Donda berkata kepada pamannya bahwa dia disuruh oleh
ayahnya untuk menjemput saudarinya. Ketika perjalanan pulang dari rumah
tulangnya, mereka harus melewati hutan belantara. Di dalam hutan tersebut
mereka berbuat zinah, sesuatu yang pantang dan dilarang oleh dewata.
Setelah itu, Si Tapi Raja Nauasan merasa kehausan dan melihat ada pohon
piu-piu tanggulan dan ingin memakan buahnya, kemudian dia meminta kepada
saudaranya untuk memanjat pohon tersebut untuknya. Tapi tak disangka,
saudaranya itu lengket dipohon dan menyatu dengan kayu tersebut. Ternyata
mereka telah melanggar pantangan sehingga dewata marah terhadap mereka.
Karena kaget saudaranya lengket dan menyatu dengan pohon, maka Si Tapi Raja
Nauasan

juga ikut memanjat pohon tersebut dan nasib yang sama juga

menimpanya. Orangtua mereka di kampung merasa khawatir karena mereka
berdua hilang, mereka pun pergi ke hutan mencarinya. Ketika melihat anakanaknya menyatu di pohon, maka ayahnya pun memanggil dukun-dukun sakti
untuk membebaskan anank-anaknya itu tapi tidak berhasil. Maka seorang dukun
menyarankan agar pohon tersebut ditebang dan dijadikan sebuah tongkat, maka
tongkat tersebut akan memiliki kesaktian yang luar biasa.
Didalam cerita tersebut, terdapat banyak sekali mitos-mitos di luar rasio
manusia dan tidak dapat diterima akal sehat. Bagaimana mungkin manusia lengket

dan menyatu dengan pohon? Selain itu terdapat tanggapan ataupun persepsi yang
berbeda-beda diantara masyarakat, khususnya masyarakat desa Tomok dimana
cerita ini masih hidup ditengah-tengah mereka. Hal inilah yang membuat peneliti
merasa tertarik untuk mengetahui cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat
Tunggal Panaluan ini pada masyarakat Batak Toba serta untuk mengetahui
persepsi masyarakat terhadapnya mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mengandalkan rasio dan logika manusia.
Berangkat dari pemaparan mengenai latar belakang diatas, peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Cerita Rakyat Mengenai Kesaktian
Tongkat Tunggal Panaluan pada masyarakat Batak Toba di Desa Tomok,
Kecamatan simanindo, Kabupaten Samosir (Antara Fakta dan Mitos).
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan proses untuk merumuskan permasalahan
yang akan diteliti. Riduan (2004:9) menyatakan bahwa identifikasi masalah harus
menggambarkan permasalahan yang ada dalam topic atau judul penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut ;
1. Asal-usul cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan
ditengah masyarakat Batak Toba.
2. Tidak jelasnya antara fakta sejarah dengan mitos yang terdapat dalam
cerita rakyat mengenai kesaktian Tunggal Panaluan sehingga

berpengaruh terhadap persepsi masyarakat Batak Toba terhadap cerita
tersebut.
3. Fakta dan mitos yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut.
4. Keterkaitan antara fakta dan mitos yang terdapat dalam cerita rakyat
mengenai kesaktian Tunggal Panaluan.
5. Persepsi masyarakat Batak Toba di Tomok terhadap kebenaran cerita
rakyat mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan ditengah
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

C. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai
berikut ;
1. Bagaimanakah asal-usul cerita rakyat mengenai kesaktian Tongkat
Tunggal Panaluan pada masyarakat Batak Toba?
2. Fakta-fakta apa saja yang dapat dijadikan sebagai bukti dari cerita
kesaktian tongkat Tunggal Panaluan tersebut?
3. Hal-hal apa saja yang menjadi mitos dalam cerita rakyat tersebut?
4. Bagaimanakah keterkaitan antara fakta dan mitos dalam cerita rakyat
mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan tersebut?
5. Bagaimanakah persepsi masyarakat Batak Toba terhadap kebenaran
cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan tersebut?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang kita cari atau
ingin kita tentukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui asal-usul cerita kesaktian tongkat Tunggal Panaluan
pada masyarakat Batak Toba.
2. Untuk mengetahui fakta-fakta sejarah yang terdapat dalam cerita
rakyat ini.
3. Untuk mengetahui mitos-mitos yang terdapat dan berkembang dalam
cerita rakyat ini.
4. Untuk mengetahui keterkaitan antara fakta dan mitos dalam cerita
rakyat mengenai kesaktian tongkat Tunggal Panaluan ini.
5. Untuk mengetahui bagaimana persepsi Masyarakat Batak Toba di
Desa Tomok terhadap kebenaran cerita rakyat mengenai kesaktian
tongkat Tunggal Panaluan ini.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini nantinya adalah :
1. Dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai fakta dan
mitos yang terdapat dalam cerita rakyat kesaktian tongkat Tunggal
Panaluan.
2. Sebagai referensi tambahan terhadap penelitian-penelitian mengenai
cerita rakyat khususnya tentang kesaktian tongkat Tunggal Panaluan.
3. Memperkaya masyarakat untuk tetap melestarikan cerita-cerita rakyat
sebagai kakayaan budaya.

4. Sebagai bahan literatur bagi Jurusan Pendidikan Sejarah khususnya di
Fakultas Ilmu Sosial, Unimed.
5. Dapat memberikan informasi yang lebih obyektif kepada masyarakat
tentang perkembangan fakta dan mitos yang terdapat dalam cerita
rakyat, khususnya tentang kesaktian tongkat Tunggal Panaluan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1.

Cerita rakyat mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan diawali dari
kisah cinta terlarang dari dua orang saudara kembar berlainan jenis yaitu
Si Aji Donda Hatahutan dan Si Boru Tapi Na Uasan. Mereka melanggar
norma dengan melakukan hubungan badaniah sehingga Dewata marah dan
mengutuk mereka sehingga lengket dan menyatu dengan pohon. Sudah
banyak Datu yang berusaha membebaskan mereka namun gagal dan justru
ikut tertelan oleh pohon tersebut. sampai akhirnya seorang datu sakti
berhasil memotong pohon tersebut dan menjadikannya sebuah tongkat
dengan ukiran menyerupai rupa manusia dan hewan yang menyatu dengan
pohon tersebut. Tongkat tersebut kemudian diisi dengan ilmu mistis/gaib
dan dikenal memiliki kesaktian. Sejak saat itu tongkat Tunggal Panaluan
dipergunakan untuk penangkal dikala musim hujan, pemanggil hujan di
musim kemarau yang panjang, penasihat Raja dalam pemerintahan,
penolak bala, penolak setan, pengirim santet untuk mencelakai musuh,
meramal musim tanam dalam pertanian dan mengusut penjahat, pencuri
dan perampok.

2.

Mitos yang terdapat dalam cerita rakyat mengenai kesaktian tongkat
Tunggal Panaluan ini merupakan suatu hal yang menarik karena di dalam
kisahnya menceritakan tentang nilai moral dan mistik. Cerita ini dapat kita
1

masukkan sebagai fakta sejarah, namun ada sebagian cerita yang dianggap
tidak masuk akal yang akhirnya hanya dapat dimasukkan kedalam kategori
mitos dimana dalam kisah ini banyak cerita mitos yang berbau mistik dan
takhayul yang masih dipercayai oleh masyarakat. Dalam cerita kesaktian
Tongkat Tunggal Panaluan ini terdapat banyak sekali mitos-mitos yang
tidak dapat diterima secara logika oleh akal pikiran manusia zaman
sekarang. Diantaranya adalah bagaimana mungkin manusia-manusia yang
dikutuk oleh Dewata lengket dan menyatu dengan pohon? Bagaimana
mungkin sebuah Tongkat yang diisi dengan kekuatan mistis mampu
melakukan hal-hal gaib diluar batas kemampuan manusia seperti menolak
bala, menangkal maupun mendatangkan hujan, mengirim santet, dan
bahkan seringkali dipercaya bahwa tongkat Tunggal Panaluan tersebut
bisa terbang sendiri? Hal-hal seperti inilah yang tidak mampu
dikategorikan sebagai fakta sejarah, namun hanya dapat dijadikan sebagai
mitos yang seringkali keberadaannya dianggap benar-benar terjadi oleh
masyarakat yang mempercayai keberadaan cerita tersebut.
3.

Dalam kisah kesaktian tunggal Panaluan ini, tidak seluruhnya berupa
mitos belaka. Terdapat juga unsur fakta Sejarah didalamnya berupa
peninggalan Tongkat Tunggal Panaluan yang masih tersimpan di Museum
Batak Tomok. Sehingga peninggalan Tongkat Tunggal Panaluan itu
sendiri dapat dijadikan sebagai fakta yang mendukung kebenaran cerita
rakyat mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan tersebut.

2

4.

Dalam kisah kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan ini, terdapat
keterkaitan antara fakta dan mitos. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan
bahwa di dalam cerita ini terdapat fakta sejarah, yaitu berupa bukti
peninggalan Tunggal Panaluan itu sendiri dan berbagai mitos yang
membumbui dan menghiasi cerita tersebut sehingga menarik untuk
didengarkan. Dalam kisah kesaktian Tunggal Panaluan ini, fakta dan mitos
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaspisahkan dari kisah itu
sendiri. Fakta dan mitos telah membaur menjadi satu sehingga merupakan
kisah yang mengandung dua sisi yang saling berkaitan. Mitos mengenai
kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan didukung oleh fakta bahwa masih
ada bukti peninggalan Tongkat Tunggal Panaluan itu sendiri. Demikian
juga sebaliknya, fakta mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan ini
didukung oleh mitos-mitos yang membuatnya menjadi satu kisah yang
utuh.

5.

Dari semua hasil wawancara dari informan yang dipilih oleh penulis
maka ada sebagian masyarakat yang berpersepsi positif, ragu-ragu dan
negative terhadap kisah kesaktian Tunggal Panaluan ini. Hal itu
disebabkan oleh banyak factor seperti pengalaman, kepercayaan,
pendidikan dan lain-lain. Namun hal tersebut merupakan suatu hal yang
wajar jika masyarakat memiliki persepsi tersendiri terhadap kesaktian
Tunggal Panaluan tersebut baik berupa tanggapan positif maupun negatif.
Karena pada dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi dalam

3

pengamatan seseorang terhadap orang lain. Jadi setiap orang tidak terlepas
dari proses persepsi dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

B. Saran
1. Banyak masyarakat yang kurang mengerti bahwa adanya pencampuran
mitos dengan fakta Sejarah yang terdapat dalam kisah/cerita rakyat
mengenai kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan yang diceritakan secara
turun temurun. Maka dari itu diharapkan ketika dalam menerima kisah
yang berasal dari tradisi lisan sebaiknya harus dipilah-pilah terlebih dahulu
untuk dapat membedakan antara mitos dan fakta sejarah yang terkandung
di dalam cerita rakyat Tunggal Panaluan.
2. Bahwa sangat penting untuk mengetahui kisah-kisah dan legenda masa
lalu, apakah itu legenda yang mengandung mitos atau fakta sejarah karena
semuanya itu memperkaya kebudayaan kita. Sangat penting untuk
membuat suatu buku dengan judul kumpulan kisah/legenda masyarakat
Batak Toba yang dilengkapi dengan pembagian fakta dan mitos yang
terkandung didalamnya.

4

DAFTAR PUSTAKA

B.A Simanjuntak & S. Sosrodiharjo, Metode Penelitian Sosial, Medan: Bina
Media Perintis, 2009.
B.A Simanjuntak, Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2009.
Bimo Wagito, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1985.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999.
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2007.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2009.
James Dananjadja, Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-Lain,
Jakarta: Grafiti Press,1997.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya,
1995.

Michael Prager & Pieter ter Keurs, Tunggal Panaluan Tongkat Mistis Batak,
Medan: Bina Media Perintis, 2008.

Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfa-Beta, 2004.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Bima Aksara,1989.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta,2010.